Makalah Simulasi Bisnis Kel 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SIMULASI BISNIS Bisnis Global Pada Masa Pandemi Covid-19 Disusun oleh: Kelompok III Elfrida Simanullang



(7183343008)



Maruli R. Silaban



(7183143027)



Natalia Rosa Lina



(7183143022 )



A REGULER PEND. BISNIS Dosen Pengampu: Randeska Manullang, SE., M.Si



JURUSAN PENDIDIKAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya yang berjudul “Bisnis Global Pada Masa Pandemi Covid-19”. Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan tugas ini, dan Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada pihak- pihak yang telah membantu dan secara khusus saya berterimakasih kepada Bapak Randeska Manullang, SE., M.Si selaku Dosen pengampu mata kuliah Simulasi Bisnis karena telah memberikan bimbinganya kepada saya untuk menyelesaikan tugas makalah ini hingga selesai.



Medan, September 2021



Kelompok III



ii | S i m u l a s i B i s n i s



DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR



ii



DAFTAR ISI



iii



BAB I PENDAHULUAN



4



A. Latar Belakanng



4



B. Tujuan



4



BAB II PEMBAHASAN



5



A. Pengertian Bisnis Global



5



B. Keterlibatan Bisnis Global di masa Pandemi



6



C. Dampak Covid-19 di Sektor Usaha Global



11



D. Tantangan yang di hadapi Bisnis Global



15



BAB IV PENUTUP



16



A. Kesimpulan



16



Daftar Pustaka



17



.



iii | S i m u l a s i B i s n i s



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, pandemi global Covid-19 telah memberikan tantangan yang cukup berat yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi individu, ekonomi, pasar keuangan, lembaga keuangan dan pemerintah. Yang paling terlihat adalah gangguan ekonomi yang sangat besar diseluruh dunia termasuk di Indonesia sendiri. Dalam Laporan OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development) menyebutkan bahwa pandemi ini berimplikasi terhadap ancaman krisis ekonomi besar yang ditandai dengan terhentinya aktivitas produksi di banyak negara, jatuhnya tingkat konsumsi masyarakat, hilangnya kepercayaan konsumen, jatuhnya bursa saham yang pada akhirnya mengarah kepada ketidakpastian. Tentunya itu semua sangat mengancam juga perekonomian nasional Indonesia. Ketika dampak pandemi Covid-19 ini terus berkembang di Indonesia dan belahan dunia lainnya, ini sangat mempengaruhi orang dan komunitas yang berbeda dengan cara yang berbeda-beda. Menurut Pakpahan (2020) ada tiga sektor yang terkena imbas langsung pandemic Covid-19 ini, yaitu sektor pariwisata, perdagangan dan investasi. Salah satunya yang paling terkena dampak pada sektor perdagangan, karena adanya pandemi Covid-19 di Indonesia ini adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), yang mana UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Bisnis Global pada Masa Pandemi Covid-19? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk Mengetahui Bisnis Global pada Masa Pandemi Covid-19



BAB I PEMBAHASAN Pengertian Bisnis global Bisnis Global adalah kegiatan bisnis yang melampaui dan melewati batas-batas sebuah negara serta terkoneksi sedunia pada level kultural, politik, dan ekonomi dengan menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi dan perdagangan. Bisnis Internasional membuat perekonomian dunia menjadi sistem tunggal yang saling bergantung satu dengan yang lainnya. Karakteristik Bisnis Global Karakteristik Bisnis Global antara lain: 1. Bisnis dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. 2. Pembeli dan penjual terpisah atas batas-batas negara. 3. Barang harus dikirim atau diangkut dari suatu negara ke negara lainnya harus mengikuti dan memenuhi persyaratan peraturan pabean yang berlaku di masing-masing negara. 4. Bisnis terjadi karena ada perbedaan keunggulan-keunggulan (keunggulan absolut, keunggulan komparatif dan keunggulan bersaing nasional). 5. Antara negara yang satu dengan negara lainnya terdapat perbedaan dalam bahasa, mata uang, hukum, dan lain- lain. Keterlibatan bisnis global di Masa Pandemi a. Eksportir Eksportir adalah perusahaan yang mendistribusikan dan menjual produk kepada satu negara asing atau lebih. b. Importir Importir adalah perusahaan yang membeli produk si pasar asing dan kemudian mengimportnya kembali untuk dijual kembali di negaranya Pembatasan ekspor dapat memberikan efek negatif bagi eksportir maupun importir. Ketika negara melakukan larangan atau pembatasan ekspor, harga bahan makanan domestik akan 5|Simulasi Bisnis



mengalami kenaikan, yang kemudian ikut mempengaruhi harga di pasar global. Perubahan harga yang disebabkan oleh larangan ekspor umumnya bergantung pada seberapa besar konsentrasi impor dari negara-negara yang paling terkena dampak dari COVID-19, serta elastisitas permintaan ekspor. Diperkirakan bahwa ekspor yang lebih rendah akan mengakibatkan kenaikan harga sebesar empat kali lipat. Harga yang meningkat dan persediaan yang tidak mencukupi akan memberi dampak negatif terutama kepada negara-negara importir dengan kapasitas ekonomi yang rendah. Apabila dilihat dari sisi eksportir maupun importir, tindakan proteksionisme yang dilakukan oleh negara-negara telah mengancam ketahanan pangan mereka. Negara-negara importir perlu menetapkan



kebijakan-kebijakan



domestik



yang



mampu



mempertahankan



kebutuhan



masyarakatnya. Ini juga menjadi bukti bahwa pandemi COVID-19 merupakan salah satu bentuk ancaman terhadap keamanan negara tidak hanya bagi importir, tetapi juga eksportir. Negara eksportir memiliki kepentingan nasional untuk memberikan perlindungan bagi warga negaranya, baik dari segi ekonomi maupun sosial, terutama terkait dengan kebutuhan pangan. Selain itu, ketakutan akan kelangkaan pangan menghasilkan adanya peningkatan permintaan. Berdasarkan grafik di bawah, terlihat bahwa banyak negara mengalami peningkatan harga nasi dengan sangat drastis. Dampak Covid-19 Ke Berbagai Sektor Usaha Global Proyeksi terhadap winning sectors tetap harus memperhatikan beberapa pertimbangan berikut ini : ▪ Faktor kekurangan pasokan global yang menyebabkan kenaikan harga bahan baku / bahan input untuk produksi ▪ Kemampuan untuk menahan kenaikan biaya produksi agar tidak berdampak terhadap kenaikan harga yang diterima konsumen ▪ Masalah tersediaan / keandalan pasokan / layanan terkait dengan lonjakan permintaan ▪ Gangguan rantai pasokan global Pandemi Covid-19 berdampak pada gangguan terhadap keseluruhan proses bisnis, dari bahan baku, proses pembuatan, dan distribusi serta keseimbangan permintaan pasokan secara keseluruhan. Inovasi dan kreativitas Bisnis di Era New Normal Covid-19 6|Simulasi Bisnis



Membuat perusahaan dengan cepat membuang praktik industri lama dan menciptakan yang baru untuk tetap bertahan. Dengan melakukan hal itu, ia telah membuat pembaruan yang telah lama ditunggu yang diperlukan oleh sistem digital yang siap untuk dilaksanakan. Perusahaan harus mempercepat strategi ke realitas operasional baru dengan menggunakan virtual dan digital yang sekarang sedang digadang-gadang untuk menyelesaikan berbagai persoalan bisnis diasaat pandemi. Proses digitalisasi bisnis yang berhasil dilaksanakan selama krisis atau era New Normal akan mempunyai efek yang serius pada masa yang akan datang. Konsumen dan pemilik akan mempunyai manfaat praktik bisnis yang baru, sehingga bisnis dapat tetap bertahan. Dalam membuat inovasi bisnis di era New Normal ada beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu (Lararenjana, 2020). 1) Pembuatan Peta Peluncuran Ulang Bisnis yang Terperinci Covid-19 telah menghancurkan banyak asumsi dan alat yang diandalkan oleh para pemimpin bisnis dalam pengambilan keputusan. Maka untuk memulai kembali, mereka perlu membuat peta pelucuran ulang bisnis mereka dengan mendefnisikan kerangka kerja yang solid untuk bertindak. Hal ini juga akan memungkinkan para pemimpin bisnis untuk menilai kembali investasi dan prospek untuk mengubah geograf rantai nilai mereka, misalnya melalui relokasi aset. Mungkin tepat untuk membekukan beberapa proyek yang direncanakan atau sedang berlangsung sampai perusahaan memiliki kapasitas untuk kembali menanganinya. Jadwal restart akan tergantung pada pedoman pemerintah di berbagai negara. Di berbagai negara, beberapa aturan ketat tetap berlaku di sejumlah sektor tertentu yang rentan terkena persebaran virus secara masif. Di Cina, misalnya, sektor otomotif hampir kembali normal secara keseluruhan, tetapi bisnis restoran hanya 40% yang beroperasi. Dan perusahaan-perusahaan besar juga memulai langkah normalisasi lebih cepat daripada UKM. 2) Meyakinkan Pelanggan Mengenai Keamanan Produk dan Jasa Kedua dalam persiapan New Normal ini dapat dilakukan dengan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pelanggan. Hal ini dengan cara misalnya mengukur suhu tubuh saat mereka memasuki toko, menyediakan hand sanitizer dan air mengalir, mempraktikkan pembayaran tanpa kontak langsung, drive-thru dan sejenisnya. Perusahaan juga diharuskan untuk memberi tahu pelanggan mengenai langkah-langkah yang bertujuan untuk



7|Simulasi Bisnis



memastikan pekerja di kantor belakang, fasilitas produksi, dan rantai pasokan tetap aman. Jadi sistem keamanan akan berjalan dalam dua arah yang saling menguntungkan. 3) Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Karyawan Dalam persiapan new normal, didapati bahwa banyak karyawan yang ingin kembali bekerja, tetapi banyak juga yang khawatir tidak bisa melakukannya dengan aman. Maka dalam hal ini, perusahaan perlu meyakinkan para karyawannya tentang prosedur keselamatan dan menemukan cara untuk memotivasi mereka di dunia New Normal ini. Manajer perlu memastikan keselamatan karyawan di tempat kerja melalui peningkatan pengujian karyawan, memperbanyak frekuensi remote working atau kerja dari jarak jauh, dan pendesainan ulang ruang kerja. Dan untuk meyakinkan dan mengurangi kekhawatiran pekerja, perusahaan perlu menekankan kepedulian terhadap kesejahteraan hidup para pekerjanya. 4) Tinjau Ulang Sistem IT dan Teknologi Perusahaan Transformasi digital harus melayani kebutuhan pelanggan dan karyawan baru, misalnya membuat ruang pamer virtual yang memungkinkan pelanggan untuk ‘mengunjungi’ dealer atau toko dari rumah, dan meningkatkan pelatihan karyawan, terutama dalam keamanan siber; meningkatkan pengambilan keputusan berdasarkan data dan ketersediaan data, dan memikirkan kembali belanja IT dan teknologi untuk mencerminkan tekanan biaya, praktik kerja baru dan peningkatan e-commerce. 5) Arahkan Restart dengan Hati-hati Untuk persiapan new normal, perusahaan perlu meningkatkan kecepatan pengambilan keputusan saat mereka menangani sejumlah masalah dalam skala besar, kompleks, dan saling bergantung secara bersamaan. manajemen krisis yang dibentuk untuk menangani lockdown atau penutupan bisnis sementara dapat digunakan kembali untuk membantu hal ini. Perusahaan juga perlu memastikan mereka menggunakan modal secara bijak, guna memastikan mereka memiliki arus kas yang cukup untuk mengatasi volatilitas yang sedang berlangsung dan memastikan ketahanan bisnis. 6) Pertahankan Nilai yang Tercipta Saat Krisis Lalu Investasikan Kembali Pada Masa Pemulihan Banyak perusahaan yang mungkin dapat melanjutkan beberapa praktik yang mereka adopsi pada awal krisis kemarin saat mereka kembali ke operasi penuh di era new normal ini. Misalnya, memungkinkan lebih banyak orang untuk bekerja dari rumah secara lebih sering, meningkatkan 8|Simulasi Bisnis



jumlah konferensi lewat video dan mengurangi jumlah perjalanan bisnis. Sementara yang lain harus mengubah ukuran tim mereka, membuat model bisnis yang lebih feksibel, memperpendek rantai pengambilan keputusan, merampingkan proses, dan bahkan mengubah jalur produksi mereka. Bagi para pemimpin, era pandemi sekarang ini adalah saat yang penting untuk menentukan perkembangan mana yang telah menghasilkan nilai secara fnansial, operasional, dan menguntungkan semua pihak. Beberapa dari hal ini kemudian dapat dimasukkan ke dalam pemikiran masa depan tentang reorganisasi pekerjaan dan menciptakan kembali model bisnis. Strategi Inovasi dan Kreativitas Di Era New Normal Departemen pemasaran di era New Normal menghadapi tantangan berpikir kreatif dan inovatif untuk menavigasi bisnis melalui New Normal ini. Berbagai produk akan berurusan dengan perubahan pasar karena dampak ekonomi pada semua sektor industri, menghadapi peningkatan persaingan diberikan konsumen “New Normal”. Bisnis telah memfokuskan kembali pengeluaran mereka untuk pemasaran yang digerakkan oleh tujuan, pemasaran berbasis misi dan yang berhubungan dengan sebab-sebab pemasaran untuk memuaskan konsumsi konsumen yang meningkat dari media saat bekerja dari rumah. Misalnya, 45% konsumen global mencurahkan lebih banyak waktu untuk media sosial, streaming video online telah meningkat sebesar 26%, lalu lintas game online telah meningkat secara eksponensial di satu server perusahaan telekomunikasi, dan jumlah konsumen yang menggunakan pengiriman makanan online dan pengiriman barangbarang penting telah meningkat secara dramatis. Akibatnya, banyak produk mungkin berupaya mengoptimalkan praktik pemasaran mereka untuk lebih mencerminkan peningkatan transaksi online. Dalam mengembangkan pemasaran berbasis digitalalisasi ada beberapa langkah yang harus dilakukan (Hatta, 2020). Langkah pertama, melakukan riset pemasaran dengan perusahaan harus melakukan penelitian atau riset pemasaran kepada seluruh konsumen agar produk perusahaan bisa tetap memenuhi kebutuhan konsumen. Riset pemasaran merupakan bagian dari strategi pemasaran STP (segmentation, targeting dan positioning). Dengan melakukan riset pemasaran perusahaan akan mengetahui strategi mana yang lebih cocok dan tepat untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sudah banyak tool atau metode yang perusahaan dapat gunakan untuk melakukan riset pemasaran. Riset pemasaran berfungsi untuk memprediksi keadaan pasar di masa yang akan datang setalah kondisi era New Normal ini dimulai. Dan juga untuk mengevaluasi strategi pemasaran yang dahulu sehingga dapat melihat mana strategi yang paling tepat untuk perusahaan 9|Simulasi Bisnis



Langkah kedua, melakukan campaign di kalangan perusahaan untuk membantu konsumen melangkah ke digital. memasuki era New Normal, pendekatan yang tepat adalah melakukan campaign kepada para konsumen untuk memberikan edukasi secara masif agar para konsumen paham dengan ftur-ftur layanan digital. Contohnya dalam bidang perbankan edukasinya mencakup mencakup coaching melalui layanan virtual, misalnya penjelasan tertulis dan video tutorial untuk bagaimana menyelesaikan transaksi digital secara komprehensif. Didalamnya juga meliputi program corona virus digital yang terintegrasi dengan layanan perbankan, wealth management, tutorial dan konten nasihat pencegahan/kesehatan, Langkah ketiga, perluas jaringan digital channel, baik outlet digital non digital. Konsekuensi ekonomi dari coronavirus akan meningkatkan kebutuhan perusahaan untuk meningkatkan efsiensi dan pengalaman konsumen. Mereka dapat melakukannya dengan meningkatkan swalayan digital pada outlet digital serta dengan membuat trade-off operasional. Pemasaran produk melalui digital lebih murah daripada pendekatan berbasis non digital. Masalahnya bagi banyak perusahaan adalah bahwa terlalu sedikit konsumen menggunakan penawaran digital karena mereka merasa tidak terbiasa. Untuk mengatasi masalah ini dengan edukasi kepada konsumen mengenai cara menggunakan saluran digital. Langkah keempat, sebuah produk di perusahaan sesuaikan dengan tren. Pada 5 hingga 10 tahun mendatang, apalagi pada 2045 Indonesia akan mengalami bonus demograf dimana pasar bakal didominasi oleh kalangan milenial. Apabila produk tidak disesuaikan tren dengan diubah menggunakan digitalisasi maka perusahaan akan segera ditinggalkan oleh konsumen. Langkah kelima, peningkatan skill karyawan melalui training & workshop secara merata untuk kebutuhan bisnis di masa yang akan datang. Karyawan yang memiliki skill dan berpengalaman akan membentuk konsumen yang baik bahkan dalam dalam kondisi krisis ekonomi yang sebenarnya. Dalam upaya untuk memberikan pengalaman karyawan yang bermakna di tengah-tengah pandemi corona virus, perusahaan perlu mengakui dan mengapresiasi pengorbanan dan perjuangan yang dihadapi karyawan saat mereka menangani tanggung jawab pekerjaan langsung mereka dengan masalah yang mereka miliki tentang kesehatan keluarga dan ekonomi mereka. Ketika dilakukan dengan baik, programprogram pelatihan seperti itu merupakan sinyal kuat dari peran positif bank dalam berkomitmen kepada karyawan mereka.



10 | S i m u l a s i B i s n i s



Di era digital sekarang ini perkembangan yang terjadi pesat sekali, sehingga persaingan didalam dunia bisnis pun sangat ketat. Tantangan ini membuat perusahan-perusahaan memanfaatkan semua peluang dan kempatan yang ada supaya kelemahan yang dimiliki bisa teratasi. Persaingan pun tidak dirasakan oleh peusahaan besar saja namun juga perusahan kecil menenengah. Persaingan di pasar mendorong para pengrajin melakukan upaya inovasi guna meraih keunggulan kompetitif melalui adopsi teknologi informasi dan pengelolaan manajemen yang optimal, sehingga dapat memperluas pasar lokal menuju preferensi global, yang saat ini istilah trennya disebut ‘glokal’, yaitu cara pikir dan perilaku lokal untuk memenangkan persaingan global. Hal ini seperti dinyatakan bahwa strategi untuk mengembangkan keunggulan kompetitif perusahaan yaitu melalui manajemen inovasi strategis (MIS) (Lopez and P. Soto, 2010). Tiago and Veríssimo menjelaskan bahwa perkembangan jaringan sosial online merupakan salah satu faktor yang menyebabkan perubahan interaksi manusia. Dijelaskan pula penggunaan digitalisasi didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan, seperti efsiensi, kenyamanan, informasi akurat dan partisipatif, pilihan produk lebih luas, harga kompetitif, pengurangan biaya, dan keragaman produk. Upaya untuk meningkatkan persaingan bisa menggunakan e-commerce dan jugan melakukan digitalisasi komunikasi bisnis dengan memanfaatkan sebagai alat pemasaran seperti Blog, kontes online, media sosial dan lainlain. Digitalisasi pemasaran menjadi sumber keunggulan kompetitif yang semakin penting untuk pemasaran, dan memiliki implikasi dalam perencanaan dan implementasi pemasaran untuk mendukung perubahan model bisnis (Zahra and Das 1993). Era new normal seperti ini untuk mempertahankan dan mengembangkan perusahaan harus menggunakan digitalisasi sebagai bagian dari strategi pemasaran. Ada tiga cara adaptasi bisnis digital di era new normal (Huang, 2020): 1. Promosi Online Apalagi di era 4.0 tentunya digital mengambil porsi yang lebih banyak dalam kehidupan kita. Generasi milenial dan gen Z menjadi pangsa pasar yang cukup menjanjikan. Saat ini aplikasi seperti WhatsApp, Instagram, TikTok dan lainnya merupakan aplikasi terbaik sebagai sarana untuk mempromosikan produk. Selain itu juga bisa memanfaatkan infuencer marketing untuk menjangkau sebaran jangkauan. 2. Menjaga Higienis Produk dimasa New Normal. 11 | S i m u l a s i B i s n i s



Kebersihan produk saat ini menjadi isu utama dalam pandemi. Orang sekarang lebih mawas diri dengan kebersihan produk karena takut tertular virus corona. Dianjurkan setiap pemilik bisnis menjalankan panduan pencegahan untuk mengurangi resiko terinfeksi oleh virus Corona selama bekerja. Kebersihan yang dilakukan saat sebelum, saat dan selesai bekerja. Apabila sudah membuka perusahaan sebelum bekerja melakukan sterilkan alat kerja, pel lantai dengan desinfektan hingga menyediakan dua tempat untuk uang pembayaran dan uang kembalian. Saat bekerja tidak boleh lupa untuk melengkapi diri dengan APD seperti masker, face shield, dan aproon. Karyawan juga harus bisa jaga jarak dengan konsumen serta menyarankan untuk cuci tangan menggunakan sabun. Terakhir selepas bekerja, karyawan harus membersihkan kembali setiap peralatan yang digunakan, melepaskan APD bekerja, cuci tangan dan segera mandi. 3. Bekerjasama dengan Ekspedisi yang Cepat Terpercaya Ini merupakan tantangan penjualan secara online tentu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sampai di tangan konsumen. Estimasi waktu dan keamanan paket tentunya menjadi hal prioritas yang harus dicari Alasan Proteksionisme Bisnis Global Seiring dengan maraknya pandemi COVID-19, dunia ikut menyaksikan kembalinya kepentingan nasional sebagai prioritas utama masing-masing negara dalam panggung internasional. Apabila dianalisis menggunakan konsep kepentingan nasional milik Morgenthau, pandemi COVID-19 merupakan salah satu bentuk ancaman terhadap keamanan negara. Oleh sebab itu, negara bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan bagi warga negaranya, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Ada dua faktor yang mendasari kepentingan nasional selama pandemi COVID-19. Pertama, permintaan atau kebutuhan rasional. Persebaran virus yang cepat menuntut negara-negara untuk melakukan manajemen krisis dengan cara yang dianggap paling efektif dalam mencegah virus COVID-19 menyebar di wilayah mereka. Faktor kedua adalah kepentingan nasional yang bergantung pada situasi. Sebelum pandemi COVID-19 muncul, dunia internasional telah terbiasa dengan fenomena globalisasi yang dianggap mengaburkan batasbatas negara dan menciptakan interdependensi. Sayangnya, kini konsep tersebut harus mengalami rekaliberasi akibat banyak negara yang memilih untuk menutup diri demi mencegah masuknya virus COVID-19. Di tengah kepanikan yang dialami oleh negara-negara, peran badan internasional pun menjadi kurang relevan akibat dua hal. Pertama, kurangnya arahan yang dapat 12 | S i m u l a s i B i s n i s



diterapkan secara universal oleh seluruh negara anggota organisasi internasional. Keadaan ini kemudian dibarengi dengan situasi dan kondisi setiap negara yang berbeda satu dari lainnya, contohnya dari segi ekonomi. Situasi ini merupakan salah satu faktor utama penentu respon negara terhadap pandemi COVID-19. Kedua faktor tersebut membuat negara-negara sulit untuk mengadakan kerja sama internasional dalam menangani COVID-19. Pada akhirnya, sukses atau tidaknya upaya suatu negara dalam mencegah persebaran pandemi ditentukan oleh kompetensi nasional masing-masing. Pemikiran Morgenthau kemudian didukung oleh Plano dan Olton. Menurut Plano dan Olton, kepentingan nasional adalah kepentingan vital suatu bangsa yang harus diperjuangkan demi kelangsungan hidup bangsa dan negara. Ada dua indikator dalam menganalisis kepentingan nasional negara-negara selama pandemi COVID-19. 1. Self-preservation Selama pandemi COVID-19, setiap tindakan yang diambil oleh negara adalah bentuk dari upaya negara tersebut untuk mempertahankan eksistensinya. Salah satu bentuk respon pemerintah pada awal pandemi COVID-19 adalah memulangkan warga negara mereka yang berada di luar negeri, serta menutup negara dari kunjungan warga asing. Hal tersebut diwujudkan dengan larangan untuk penerbangan dalam maupun luar negeri. Ditambah lagi, banyak kota-kota besar yang memberlakukan mekanisme lockdown demi mencegah persebaran virus COVID-19. 2. Economic Well-Being Salah satu bentuk tanggung jawab negara terhadap warganya adalah dengan menciptakan kesejahteraan ekonomi nasional, sehingga negara akan melakukan segala cara demi melindungi keberlangsungan sektor ekonomi. Krisis ekonomi dan kesehatan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 membuat negaranegara yang awalnya menjunjung prinsip pasar bebas mengeluarkan ratusan ribu triliun subsidi untuk meningkatkan pertahanan mereka dari perusahaan asing.Selain itu, negara-negara berkembang termasuk Jepang, Australia, Jerman, Perancis, dan Italia juga memperketat investasi asing akibat rasa takut terhadap pandemi COVID-19. Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) memperkirakan bahwa investasi asing akan menurun sebesar 30% dibandingkan dengan tahun lalu akibat pandemi ini. Langkah ini diambil oleh negara-negara atas 13 | S i m u l a s i B i s n i s



dasar pertimbangan bahwa selama pandemi COVID-19, negara harus menjadikan sektor ekonomi dalam negeri sebagai prioritas utama. Ada beberapa contoh negara-negara yang menerapkan pembatasan ekspor selama pandemi COVID-19. Contoh pertama adalah negara Rumania, yang memutuskan untuk melarang ekspor gandum, jagung, beras, bunga matahari, biji-bijian lain, minyak sayur, gula, serta produk roti selama pandemi COVID-19 masih berlangsung. Sebagai salah satu eksportir biji-bijian terbesar di Uni Eropa, upaya ini dilakukan oleh Romania untuk melindungi persediaan pangan mereka selama pandemi COVID-19. Selanjutnya, larangan ekspor bahan makanan juga diberlakukan oleh Eurasian Economic Commission (EAEU), yaitu badan pengawasan kawasan ekonomi Armenia-Belarus-KazakhstanKyrgyzstan-dan Rusia. Komoditas yang dibatasi beragam seperti tepung, beras, gandum, dan lainlain. Kedua contoh tersebut hanya sebagian kecil dari total negara yang memberlakukan larangan atau pembatasan ekspor sejak pandemi COVID-19 terjadi. Tantangan yang di hadapi Bisnis Global Kasubdit Agro Direktorat Pengembangan Ekspor Kementrian Perdagangan Mila Karmila Bishry menjelaskan beberapa tantangan, diantaranya: 1. Perubahan perilaku konsumen dan pola perdagangan global. Mengingat pandemi ini membuat sikap konsumen lebih selektif akan keamanan pangan dan higienis menjadi prioritas. Serta, pandemi ini membuat sistem perdagangan harus bertransformasi dalam ekosistem digital. 2. Proteksionisme perdagangan dan meningkatnya hambatan perdagangan diantaranya pemberlakuan tarif oleh Negara mitra dagang, kewajiban lisensi impor dari Negara mitra dagang dan sustainable issues (yang mana produk ekspor harus bersifat ramah lingkungan) 3. Perundingan kerjasama yang dilakukan oleh Negara yang berkepentingan menjadi sulit terselesaikan. Ada beberapa factor sehingga perundingan ini sulit terselesaikam, misalnya saja tidak ada titik temu diantara kedua belah pihak atau karena sebab lain. Padahal dengan adanya perundingan yang baik maka akan mengurangi hambatan-hambatan dalam perdagangan baik dari aspek eliminasi tari f maupun pengurangan hambatan non tarif.



14 | S i m u l a s i B i s n i s



4. Potensi defisit dan resesi ekonomi, mengingat telah banyak Negara maju di berbagai benua yang mengumumkan masuk jurang lisesi pada tahun ini. Pun perang dagang antara cina dan amerika serikat yang kian memanas. Selain itu, sejak kabar covid 19 muncul, ketua umum Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI), Hasan Johnny Widjaja menyatakan bahwa para pembeli di Cina langsung menghentikan pembelian. Para eksportir buah yang paling “menangis” adalah mereka yang melakukan penjualan atau pengiriman barang dengan skema CNF (Cost and Freight/CFR) atau pemebayaran yang dilakukan setelah barang tiba dipelabuhan tujuan ekspor. Bahkan ada yang sudah mengirim barang di kapal, namun di tengah perjalanan terjadi pembatalan. Tak hanya impor, beberapa produk ekspor Indonesia ke Cina juga berpotensi melemah. Secara otomatis, negeri tirai bambu tersebut akan mengurangi jumlah permintaannya. Terlebih lagi secara global banyak pabrik Cina yang mengurangi jumlah permontaannya. Terlebih secara global banyak pabrik Cina yang mengurangi produksi karena penduduk tidak bisa bekerja akibat Virus COVID 19 ini.



15 | S i m u l a s i B i s n i s



BAB III PENUTUP Kesimpulan Proteksionisme



dilakukan oleh negara-negara di lakukan untuk menjaga ketahanan dan



kesehatan dimasa pandemi mereka. Negara-negara dalam bisnis Global perlu menetapkan kebijakan-kebijakan domestik yang mampu mempertahankan kebutuhan masyarakatnya. Ini juga menjadi bukti bahwa pandemi COVID-19 merupakan salah satu bentuk ancaman terhadap keamanan negara. Negara yang memiliki kepentingan nasional ( Usaha dan bisnis Global) untuk memberikan perlindungan bagi warga negaranya, baik dari segi ekonomi maupun sosial,



16 | S i m u l a s i B i s n i s



DAFTAR PUSTAKA Aslam, F. (2020). COVID-19 and Importance of Social Distancing. Preprints, (April). https://doi.org/10.20944/preprints202004.0078.v1 Habibi, A. (2020). Normal Baru Pasca Covid19. Journal.Uinjkt.Ac.Id, 4(1), 197–202. https://doi.org/10.15408/adalah.v4i1.15809



https://www.madaninews.id/11213/hadits-anjuran-rasulullahuntuk-tetap-di-rumah-selamawabah-penyakit.html



https://news.detik.com/berita/d-4943044/tuntunan-islamhadapi-virus-



corona-cuci-tangan-hingga-lockdown



17 | S i m u l a s i B i s n i s



18 | S i m u l a s i B i s n i s