Makalah Tokoh-Tokoh Pembaruan Islam - Syabilla H.S [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Syab
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH AGAMA ISLAM TOKOH-TOKOH PEMBARUAN ISLAM



Disusun Oleh: XI IPS D Syabilla Himaningtyas Sudarpo (33)



SMA NEGERI 3 JAKARTA Jl. Taman Setia Budi II No. 1 RT. 1/ RW 2, Kec. Setia Budi Jakarta Selatan 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tokoh-Tokoh Pembaruan Islam” Terima kasih saya ucapkan kepada bapak Zulhamdi yang telah membantu saya baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah bekerja sama sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang para tokoh yang dapat mempengaruhi ilmu dan membawa perubahan zaman untuk dibaca bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar saya bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.



Jakarta, 10 April 2021



Syabilla Himaningtyas Sudarpo



2|Makalah Agama Islam: Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2 DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3 BAB I ......................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4 A. LATAR BELAKANG................................................................................................... 4 B. RUMUSAN SALAH ..................................................................................................... 4 C. TUJUAN ........................................................................................................................ 4 BAB II ....................................................................................................................................... 5 ISI .............................................................................................................................................. 5 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Muhammad Ali Pasha (1769-1849 M) ...................................................................... 5 Rifa’ah Badawi Rafi’ al-Tahtawi (1801-1873 M)................................................... 5 Jamaludin Al-Afgani (1838-1897 M) ....................................................................... 6 Sir Sayyid Ahmad Khan (1817-1898 M) ................................................................. 7 Muhammad Iqbal (1877-1938 M)............................................................................ 8 Muhammad Abdul Wahhab (1701-1792 M) .......................................................... 8 Rasyid Ridha (1865-1935 M).................................................................................... 9



BAB III.................................................................................................................................... 11 PENUTUP............................................................................................................................... 11 KESIMPULAN ..................................................................................................................... 11 SARAN .................................................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12



3|Makalah Agama Islam: Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam sejarah peradaban Islam, abad ke-18 menempati posisi tersendiri. Ummat Islam pada itu, dipandang sebagai awal dari satu peradaban. kemudian era tersebut dikenal dengan masa modern. Di bawah dominasi budaya Barat, masa ini ditandai dengan adanya kemajuan pesat dalam bidang sains dan teknologi, yang dipandang mampu mengubah halhal fundamental dalam kehidupan manusia. Dalam Islam, istilah pembaruan dikenal dengan tajdid. Para mujaddid (pelaku pembaru) lahir sebagai reaksi atau tanggapan terhadap tantangan-tantangan internal maupun eksternal yang menyangkut keyakinan dan urusan sosial umat. Rasulullah SAW sendiri menjamin bahwa Allah SWT akan melahirkan seorang mujaddid dalam kurun waktu satu abad (seratus tahun). Seorang mujaddid akan mengembalikan umat kepada tuntunannya Alquran dan sunah serta membawa umat Islam keluar dari kesesatan. Jadi, istilah tajdid telah mendapatkan pengesahan dari Alquran dan hadis sendiri. Sepeninggal Rasulullah SAW akan ada seorang mujaddid yang tampil setiap seratus tahun sebagai mujaddid yang melakukan pembaruan. Ia akan menyelamatkan umat dari penyimpangan akidah. Istilah mujaddid baru terdengar nyaring setelah muncul gerakan dalam Islam sebagai kontak yang terjadi antara Islam yang dianggap mundur dan Barat yang dianggap maju. Seperti diterangkan dalam Ensiklopedi Hukum Islam, gerakan pembaruan dalam Islam memang terdapat pada periode modern. Namun, sebelum masa itu keinginan untuk mengadakan perubahan juga telah timbul.



B. RUMUSAN SALAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Bagaimana pemikiran pembaruan islam menurut Muhammad Ali Pasha? Bagaimana pemikiran pembaruan islam menurut Rifa’ah Badawi Rafi’ al-Tahtawi? Bagaimana pemikiran pembaruan islam menurut Jamaluddin Al-Afgani? Bagaimana pemikiran pembaruan islam menurut Sir Syed Ahmad Khan? Bagaimana pemikiran pembaruan islam menurut Muhammad Iqbal? Bagaimana pemikiran pembaruan islam menurut Muhammad Abdul Wahhab? Bagaimana pemikiran pembaruan islam menurut Rasyid Ridha?



C. TUJUAN • • • • • • •



Mengetahui pemikiran pembaruan islam menurut Muhammad Ali Pasha. Mengetahui pemikiran pembaruan islam menurut Rifa’ah Badawi Rafi’ al-Tahtawi. Mengetahui pemikiran pembaruan islam menurut Jamaluddin Al-Afgani. Mengetahui pemikiran pembaruan islam menurut Sir Syed Ahmad Khan. Mengetahui pemikiran pembaruan islam menurut Muhammad Iqbal. Mengetahui pemikiran pembaruan islam menurut Muhammad Abdul Wahhab. Mengetahui pemikiran pembaruan islam menurut Rasyid Ridha.



4|Makalah Agama Islam: Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam



BAB II ISI 1. Muhammad Ali Pasha (1769-1849 M) Muhammad Ali Pasha merupakan seoranng gubernur Mesir yang lahir pada tahun 1765 dan meninggal pada tahun 1849. Ia dikenal sebagai pelopor pembaharu Mesir kepada pemikiran modern. Sebelum menjadi gubernur, Muhammad Ali Pasha merupakan seorang wakil perwira Militer Mesir, yang berhasil mundur pasukan Perancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte. Pemikiran pertama Muhammad Ali Pasha di dalam bidang politik dan ideologi diawali dengan kedatangan pasukan Mamluk dari Turki setelah kekuasaan Perancis di Mesir sudah dikosongkan. Ia mencoba untuk memecah belah orang Mamluk dengan Bangsa Mesir, sehingga mereka berusaha untuk menghusir bangsa Mamluk keluar dari Mesir. Di dalam pendidikan, Muhammad Ali Pasha mencoba untuk menerapkan ajaran agama atau Syariah dan pendidikan moral yang identik di dalam sekularisme di dalam sistem pendidikan Mesir pada masa itu. Ia juga meminta bangsa barat untuk membangun angkatan bersenjata modern, mengirimkan pelajar-pelajar Mesir untuk belajar di Eropa, membangun sekolah teknik dan kedokteran modern yang mendatangkan guru-guru dari Eropa, serta membangun percetakan buku. Meskipun dikenal sebagai tuna aksara, Muhammad Ali Pasha menjadi salah satu penghasil karya berupa gagasan di dalam modernisasi islam dan administrasi negara. Dari gagasannya tersebut, Ia percaya bahwa kemajuan Eropa terletak pada kemajuan militer dan dan ekonominya. Artinya adalah bertahan lamanya kekuasaan bangsa Meisr tidak lepas dari sistem militer. Selain sistem militer, harus diimbangi dengan kekuatan ekonomi di suatu negara. Dari pandangan inilah ia memulai untuk mengirimkan pelajar Bangsa Mesir ke Eropa dan mendatangkan guru eropa untuk mengajar Pelajar-Pelajar Mesir tentang ekonomi, kedokteran, teknik dan sistem militer. Selian itu para pelajar Mesir belajar di Eropa untuk belajar ilmu penerjemahan yang kemudian berhasil menghasilkan karya-karya penerjemahan di dalam bidang ilmu teknik modern.



2. Rifa’ah Badawi Rafi’ al-Tahtawi (1801-1873 M) Rifa’ah Badawi Rafi’ al-Tahtawi adalah pembawa pemikiran pembaharuan yang besar pengaruhnya di pertengahan pertama dari abad ke sembilan belas di Mesir. Dalam gerakan pembaharuan Muhammad Ali Pasya, at-Tahtawi turut memainkan peranan. Ia lahir pada tahun 1801 di Tahta, suatu kota yang terletak di Mesir bagian selatan, dan meninggal di Cairo pada tahun 1873. Ketika Muhammad Ali mengambil alih seluruh kekayaan yang dikuasai itu, ia terpaksa belajar di masa kecilnya dengan bantuan dari keluarga ibunya. Ketika berumur 16 tahun ia pergi ke Cairo untuk belajar di al-Azhar. Setelah lima tahun menuntut ilmu ia selesai dari studinya di al-Azhar pada tahun 1922. 5|Makalah Agama Islam: Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam



Rif'at mengajak para pembaru Islam untuk mengembangkan fikih Islam kontemporer agar tetap sesuai dengan konteks zaman dan bisa menyelesaikan problematika masyarakat modern yang belum muncul sebelumnya. Tekad dia mengkaji peradaban Barat adalah untuk memberikan yang terbaik bagi Arab sebagaimana yang telah para pendahulunya lakukan dengan mentransfer ilmu pengetahuan dari Yunani, Persia, dan India ke dunia Arab. Rif'at memiliki cita-cita untuk membawa dunia Arab yang kedua kalinya ke gerbang kejayaan setelah hanyut akibat sistem feodalisme raja-raja Eropa. Berikut beberapa pemikiran pembaruan islam milik Rifa’ah Badawi Rafi’ al-Tahtawi: a) Jika umat Islam ingin maju harus belajar ilmu pengetahuan sebagaimana kemajuan yang terjadi Barat (Eropa). Untuk itu umat Islam harus berani belajar dari Barat. b) Negara yang baik adalah Negara yang pandai meningkatkan ekonomi rakyat, sebagaimana yang pernah terjadi pada zaman Fir’aun. c) Kekuasaan Raja sangat absolut, sehingga perlu dibatasi oleh Undang-undang Syariat yang yang dipimpin oleh majlis syura (ulama). Oleh karena antara Raja dengan ulama harus bisa berunding untuk melaksanakan hukum syariat. d) Umat Islam harus menguasai bahasa asing jika ingin maju di samping bahasa Arab. Bahasa Arab adalah berfungsi untuk memahami al-Qur’an dan al-Hadits, bahasa asing berfungsi untuk menerjemahkan dan memahami ilmu dan peradaban Barat. e) Ulama Islam harus memahami ilmu-ilmu pengetahuan modern jika tidak ingin umat Islam ketinggalan. f) Umat Islam tidak boleh bersikap fatalis (pasrah dengan keadaan) tanpa berusaha sekuat tenaga untuk mencapai cita-cita.



3. Jamaludin Al-Afgani (1838-1897 M) Jamaluddin al-Afghani as-Sayid Muhammad bin Shafdar Al-Husaini atau yang lebih dikenal dengan Jamaluddin al-Afghani lahir pada tahun 1838 dengan dua versi tempat kelahiran. Menurut pengakuannya bahwa ia dilahirkan di As’adabad dekat kanar wilayah kabul Afghanistan. Menurut pendapat yang lain bahwa ia lahir di As’adabad dekat hamadan wilayah persia. Al-Afghani mengaku orang Afghanistan untuk menyelamatkan diri dari kesewenang-wenangan penguasa Persia. Gelar sayid padanya menunjukkan bahwa ia berasal dari keturunan Husein bin Ali bin Abi Talib. Konsep-konsep pembaruan Afghani adalah Konsep-konsep pembaruan al-Afghani ialah a) Musuh utama adalah penjajahan Barat yang merupakan kelanjutan dari perang salib b) Umat Islam harus menentang penjajahan di mana dan kapan saja c) Untuk mencapai tujuan itu, umat Islam harus bersatu atau Pan-Islamisme. PanIslamisme merupakan ide pembaruan al-Afghani dalam bidang politik. Ide ini mengajarkan agar semua umat Islam seluruh dunia bersatu, untuk membebaskan mereka dari perbudakan asing. Bersatu bukan berarti leburnya kerajaan-kerajaan Islam menjadi satu, tapi mereka harus mempunyai satu pandangan hidup. Dalam pengertian yang luas, Pan-Islamisme berarti solidaritas antara seluruh muslim di dunia internasional. d) Tema perjuangan yang terus dikobarkan oleh al-Afghani dalam kesempatan apa saja adalah semangat melawan kolonialiasme dengan berpegang kepada tema-tema 6|Makalah Agama Islam: Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam



ajaran Islam sebagai stimulannya. Selain itu, beliau juga mengobarkan semangat untuk kembali ke teologi sunnatullah dengan pemikiran rasional, filosofis dan ilmiah guna mengejar ketertinggalan dari Barat. Ketika ia berada di India, Jamaluddin menulis buku dengan judul Refutation of the Materialists yang memaparkan pembelaan terhadap agama karena agama mampu meningkatkan stabilitas sosial, kejujuran dalam hubungan internasional, dan perdamaian antara kelas-kelas sosial. Selanjutnya, karya-karya Jamaluddin al-Afghani yang lengkap diterbitkan oleh al-Mu’assasah al-Arabiyyah li ad-Dirasah wa an-Nasyr dengan penyuntingnya adalah Muhammad Imarah.



4. Sir Sayyid Ahmad Khan (1817-1898 M) Sir Sayyid Ahmed Khan, KCSI adalah pendidik dan politikus India, serta reformer dan modernis Islam. Sir Syed Ahmad Khan dikenal sebagai seorang tokoh pembaru di kalangan umat Islam India pada abad ke-19. Ia dilahirkan di India pada tahun 1817. Nenek moyangnya berasal dari Semenanjung Arab yang kemudian hijrah ke Herat, Persia (Iran), karena tekanan politik pada zaman dinasti Bani Umayyah. Sir Sayyid mempelopori pendidikan modern bagi komunitas Muslim di India dengan mendirikan Muhammedan Anglo-Oriental College, yang nantinya berkembang menjadi Aligarh Muslim University. Sir Sayyid Ahmad Khan memiliki ide-ide yang cemerlang untuk membangkitkan umat Islam India dari keterpurukan. Diantara ide-ide yang cemerlang itu adalah sebagai berikut: a) Sir Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa jalan yang harus ditempuh ummat Islam untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang diperlukan itu bukanlah kerjasama dengan Hindu dalam menentang Inggris tetapi memperbaiki dan memperkuat hubungan baik dengan Inggris. Ia berusaha meyakinkan pihak Inggris bahwa dalam pemberontakan 1857, umat Islam tidak memainkan peranan utama. Atas usaha-usahanya dan atas sikap setia yang ia tunjukkan terhadap Inggris Sir Sayyid Ahmad Khan akhirnya berhasil dalam merubah pandangan Inggris terhadap umat Islam India. Dan sementara itu kepada umat Islam ia anjurkan supaya jangan mengambil sikap melawan, tetapi sikap berteman dan bersahabat dengan Inggris. Cita - citanya untuk menjalani hubungan baik antara Inggris dan umat islam, agar umat islam dapat di tolong dari kemunduranya, dapat di wujudkan di masa hidupnya. b) Sir Sayyid Ahmad Khan melihat bahwa ummat Islam India mundur karena mereka tidak mengikuti perkembangan zaman. Ia percaya pada kebebasan dan kemerdekaan manusia dalam menentukan kehendak dan melakukan perbuatan. Alam, berjalan dan beredar sesuai dengan hukum alam yang telah ditentukan Tuhan. Segalanya dalam alam terjadi menurut hukum sebab akibat. Tetapi wujud semuanya tergantung pada sebab pertama yaitu Allah SWT. Kalau ada sesuatu yang putus hubungannya dengan sebab pertama, maka wujud sesuatu itu akan lenyap. Sir Ahmad Khan pada tahun 1864 mendirikan The Scientific Society (Translation Society) sebagai lembaga penerjemahan ilmu pengetahuan modern ke dalam bahasa Urdu. la juga membentuk Panitia Peningkatan Pendidikan Umat Islam dan Panitia Dana Pembentukan Perguruan Tinggi Islam. Pada setiap kesempatan, Sir Ahmad Khan selalu mengemukakan 7|Makalah Agama Islam: Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam



pendapatnya bahwa satu-satunya cara untuk mengubah pola berpikir umat Islam India dari keterbelakangannya adalah melalui pendidikan.



5. Muhammad Iqbal (1877-1938 M) Muhammad Iqbal, dikenal juga sebagai Allama Iqbal, adalah seorang penyair, politisi, dan filsuf besar abad ke-20. Ia dianggap sebagai salah satu tokoh paling penting dalam sastra Urdu, dengan karya sastra yang ditulis baik dalam bahasa Urdu maupun Persia. Berikut beberapa pemikiran pembaruan milik Muhammad Iqbal, diantaranya: a) Berbeda dengan pembaharu-pembaharu lainnya, Iqbal adalah seorang penyair dan filosof sekaligus. Namun pemikirannya mengenai kemunduran dan kemajuan umat Islam mempunyai pengaruh pada gerakan pembaruan Islam. Syair-syair Iqbal memang berisikan gugatan yang menderu dalam membangkitkan semangat umat Islam untuk bergerak dan tidak diam. Salah satu pendapatnya yang brilian adalah “Orang kafir yang aktif dan dinamis lebih baik daripada muslim yang suka tidur”. Menurutnya, intisari hidup adalah gerak, sedangkan hukum hidup adalah menciptakan. Ia selalu mengajak umat Islam untuk senantiasa menciptakan dunia baru. b) Seperti disebutkan oleh Mukti Ali (1995), Iqbal adalah produk dari kekuatan yang satu sama lain saling bertentangan; seorang muslim sosialis, juga berpaham sangat reaksioner. Namun, pada dasarnya, ia adalah seorang pemikir yang kuat yang tidak terikat oleh adat kebiasaan, dan lebih menghadap ke depan daripada ke belakang. Ia benar-benar mencintai lembaga-lembaga Islam. c) Pemikiran Iqbal di bidang kenegaraan dan aktivitasnya dalam memajukan negara Islam, dimulai ketika ia dipilih menjadi presiden Liga Muslimin pada tahun 1930. Dengan kedudukannya ini, ia sebagai nasionalis yang sesungguhnya tetapi bukan dalam arti sempit. Ia dengan jeli melihat ketidakmungkinan bersatunya warga India yang amat berbeda ras, keyakinan, dan sosial itu. Karenanya golongan muslim mesti memisahkan diri dan membentuk negara sendiri. Dalam bentuk lain, pemikiran kenegaraan ini, sebenarnya mengambil inti gerakan Pan-Islamisme. Meskipun Iqbal seorang nasionalis, tetapi pertimbangan ini diarahkan semata-mata untuk keuntungan persatuan Muslim. d) Filsafat Iqbal adalah filsafat yang meletakkan kepercayaannya kepada manusia yang dilihatnya mempunyai kemungkinan yang tak terbatas, mempunyai kemampuan untuk mengubah dunia dan dirinya sendiri, serta mempunyai kemampuan untuk ikut memperindah dunia.



6. Muhammad Abdul Wahhab (1701-1792 M) Muhammad bin ʿAbd al-Wahhāb adalah seorang ahli teologi agama Islam dan seorang tokoh pemimpin gerakan keagamaan yang pernah menjabat sebagai mufti Daulah Su'udiyyah yang kemudian berubah menjadi Kerajaan Arab Saudi. Ia dilahirkan pada tahun 1115 H (1701 M) di kampung Uyainah (Najd), lebih kurang 70 km arah barat laut kota Riyadh, ibukota Arab Saudi sekarang. Ia tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang 8|Makalah Agama Islam: Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam



sangat terpelajar, ayahanya juga merupakan seorang tokoh agama dan saudara laki-lakinya adalah seorang qadhi (mufti besar). Ia membagi ketauhidan menjadi dua, yaitu tauhid uluhiyah dan tauhid rububiyah. Tauhid uluhiyahartinya tauhid untuk menetapkan bahwa sifat ketuhanan itu hanya milik Allah, dengan penyaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, yang dilahirkan dengan mengucapkan kalimat “Laa Ilaaha Illallah”. Selain itu hanya berbakti kepada-Nya saja. Dengan kata lain, kepercayaan bahwa Tuhan yang menciptakan alam ini adalah Allah dan hanya berbakti kepadanya. Sedangkan tauhid rububiyah artinya kepercayaan bahwa pencipta alam ini adalah Allah, tapi tidak dengan mengabdi kepada Allah. Dalam pemikiran Muhammad bin Abd. Wahhab, tauhid uluhiyah inilah yang dibawa oleh para nabi dan rasul, smentara tauhid rububiyah hanyalah bentuk penyelewengan pengabdian manusia kepada selain Allah. Dengan demikian ia berpendapat bahwa satusatunya cara untuk menyelamatkan manusia dari kemusyrikan dan kegelapan adalah kembali kepada kitabullah. Menurutnya, tauhid telah dirasuki berbagai hal yang hampir menyamai syirik. Seperti mengunjungi makam para wali, mempersembahkan hadiah dan meyakini bahwa mereka mampu mendatangkan keuntungan atau kesusahan. Seakan-akan Allah sama dengan penguasa dunia yang dapat didekati melalui para tokoh mereka.



7. Rasyid Ridha (1865-1935 M) Sosok intelektual satu ini bernama lengkap Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin Baha'uddin Al-Qalmuni Al-Husaini. Namun, dunia Islam lebih mengenalnya dengan nama Muhammad Rasyid Ridha. Ia lahir di daerah Qalamun (sebuah desa yang tidak jauh dari Kota Tripoli, Lebanon) pada 27 Jumadil Awal 1282 H bertepatan dengan tahun 1865 M. Muhammad Rasyid Ridha dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga terhormat dan taat beragama. Dalam sebuah sumber dikatakan bahwa Rasyid Ridha masih memiliki pertalian darah dengan Husin bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW. Berikut beberapa pemikiran pembaruan islam milik Rasyid Ridha: a) Di bidang agama, Rasyid Ridha mengatakan bahwa umat Islam lemah karena mereka tidak lagi mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang murni seperti yang dipraktekkan pada masa Rasulullah SAW dan para sahabat. Melainkan ajaran-ajaran yang menyimpang dan lebih banyak bercampur dengan bid'ah dan khurafat. Ia menegaskan jika umat Islam ingin maju, mereka harus kembali berpegang kepada Alquran dan Sunah. b) Di bidang pendidikan, Rasyid Ridha berpendapat bahwa umat Islam akan maju jika menguasai bidang ini. Oleh karenanya, dia banyak mengimbau dan mendorong umat Islam untuk menggunakan kekayaannya bagi pembangunan lembaga-lembaga pendidikan. Dalam bidang ini, Ridha pun berupaya memajukan ide pengembangan kurikulum dengan muatan ilmu agama dan umum. Dan sebagai bentuk kepeduliannya, ia mendirikan sekolah di Kairo pada 1912 yang diberi nama Madrasah Ad-Da'wah wa Al-Irsyad.



9|Makalah Agama Islam: Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam



c) Dalam bidang politik, Rasyid Ridha tertarik dengan ide Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam). Sebab, ia banyak melihat penyebab kemunduran Islam, antara lain, karena perpecahan yang terjadi di kalangan mereka sendiri. Untuk itu, dia menyeru umat Islam agar bersatu kembali di bawah satu keyakinan, satu sistem moral, satu sistem pendidikan, dan tunduk dalam satu sistem hukum dalam satu kekuasaan yang berbentuk negara. Namun, negara yang diinginkannya bukan seperti konsep Barat, melainkan negara dalam bentuk khilafah (kekhalifahan) seperti pada masa Al-khulafa ar-Rasyidin. Dia menganjurkan pembentukan organisasi Al-jami'ah al-Islamiyah (Persatuan Umat Islam) di bawah naungan khalifah. Pengaruh pemikiran Rasyid Ridha dan juga para pemikir lainnya berkembang ke berbagai penjuru dunia Islam, termasuk Indonesia. Ide-ide pembaharu yang dikumandangkan banyak mengilhami semangat pembaharuan di berbagai wilayah dunia Islam. Banyak kalangan ulama yang tertarik untuk membaca majalah Al-Manar dan mengembangkan ide yang diusungnya. Nama besarnya terus dikenang hingga beliau wafat pada Agustus 1935.



10 | M a k a l a h A g a m a I s l a m : T o k o h - T o k o h P e m b a h a r u a n I s l a m



BAB III PENUTUP



KESIMPULAN Pembaruan Islam adalah upaya upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Maka pembaruan Islam bukan berarti mengubah, mengurangi atau menambahkan teks Al Quran maupun teks alhadist. Melainkan hanya menyesuaikan paham atas keduanya sesuai dengan perkembangan zaman. Pembaruan Islam dapat pula berarti mengubah keadaan umat agar mengikuti ajaran yang terdapat didalam Al Quran dan al-sunnah. Diperlukan karena terjadi kesenjangan antara yang dikehendaki Al Quran dengan kenyataan di masyarakat. Al Quran misalnya mendorong umatnya agar menguasai pengetahuan agama dan pengetahuan modern serta teknologi secara seimbang: hidup bersatu, rukun dan damai yang bersifat dinamis, kreatif, inovatif, demokratis, terbuka.



SARAN Dengan adanya pembahasan tentang tokoh-tokoh pembaruan islam ini, diharapkan umat Islam khususnya mampu beradabtasi dengan baik. Yaitu dengan mempelajari perkembanganperkembangan yang ada saat ini baik ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi dan lainlain. Namun, tetap bagi umat Islam untuk tidak lepas dalam memperdalam pendidikan agama palin utama. Dengan begini umat Islam mampu meraih kemajuan yang lebih baik lagi seperti pada periode klasik. Namun, tidak semua peradaban modern yang lahir dari Barat dapat diadopsi di negara Islam. Maka dari itu umat Islam diwajibkan untuk selalu berfikir dan memanfaatkan akal pikiran agar tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang menyimpang dari ajaran Islam yang murni.



11 | M a k a l a h A g a m a I s l a m : T o k o h - T o k o h P e m b a h a r u a n I s l a m



DAFTAR PUSTAKA



Artikel 1: Biografi Singkat Muhammad Ali Pasha (1789-1807) Tautan : https://www.bacaanmadani.com/2018/02/biografi-singkat-muhammad-ali-pasha.html



Artikel 2: Biografi dan Pemikiran Tokoh Pembaruan Islam Al-Tahtawi Tautan : https://raidnhh.wordpress.com/2014/12/01/biografi-dan-pemikiran-tokoh-pembaruan-islamal-tahtawi/



Artikel 3: Biografi al-Afghani Bagian Dua: Karya dan Pemikiranya Tautan : http://pps.unida.gontor.ac.id/biografi-singkat-jamaluddin-al-afghani-bagian-dua/ Artikel 4: Rasyid Ridha, Tokoh Reformis Dunia Islam Tautan : https://republika.co.id/berita/71358/rasyid-ridha-tokoh-reformis-dunia-islam Artikel 5: Sir Sayid Ahmad Khan Tautan : https://republika.co.id/berita/6675/sir-sayid-ahmad-khan Artikel 6: Pemikiran Politik Cendekiawan Mesir, Rifaat Tahtawi Tautan : https://republika.co.id/berita/q7rzk2458/pemikiran-politik-cendekiawan-mesir-rifaattahtawi



Artikel 7: Biografi Singkat Muhammad Iqbal Tautan : http://santri-kisahsuksessantri.blogspot.com/2014/12/biografi-singkat-muhammadiqbal.html



12 | M a k a l a h A g a m a I s l a m : T o k o h - T o k o h P e m b a h a r u a n I s l a m