Makalah Variabel Dan Teknik Pengukuran (Bertahap) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “VARIABEL DAN TEKNIK PENGUKURAN”



DISUSUN OLEH: 1. 2. 3. 4. 5.



MUHAMMAD FURQON AISYAH PUTRI SITI ALDILA JANNATHAN ULFAH MAULIDA HASIBUAN DEWI LASMA RIAMA HUTARUK



18330097 18330120 18330136 18330139 18330150



FALKULTAS FAMASI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL



1



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah Metode Penelitian dengan judul Variabel dan Teknik Pengukuran ini tepat waktu. Makalah ini berisikan informasi mengenai definisi atau pengertian dari variable, ciriciri variabel, macam-macam variabel dalam penelitian, pengukuran variabel dan paradigm dari variabel  tersebut, dimana di dalamnya ada contoh-contoh yang memudahkan pembaca memahaminya. Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Variabel dalam sebuah penelitian. Dalam hal ini pun penyusun masih dalam tahapan belajar, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah dari awal sampai akhir.



Jakarta, 05 Oktober 2020



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2 DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3 BAB I....................................................................................................................................................4 PENDAHULUAN................................................................................................................................4 A.Latar Belakang...........................................................................................................................4 B. Rumusan masalah......................................................................................................................4 C. Tujuan........................................................................................................................................4 BAB II..................................................................................................................................................5 PEMBAHASAN...................................................................................................................................5 A.Definisi variabel........................................................................................................................5 B.



Jenis – Jenis variabel..............................................................................................................6



C.



Skala pengukuran variabel.....................................................................................................7



D.



Validitas Pengukuran...........................................................................................................10



E.



Reabilitas Pengukuran.........................................................................................................11



F.



Tingkat Cara menyusun indeks pengukuran dalam penelitian.............................................11



G.



Kolerasi Antar variabel........................................................................................................12



H.



Paradigma............................................................................................................................13



I.



Contoh penelitian untuk variable dan tekhnik pengukuran..................................................14



BAB III...............................................................................................................................................18 PENUTUP..........................................................................................................................................18 A.Kesimpulan..............................................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika ada pertanyaan tentang apa yang kita teliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang menyebabkan kita lupa mengenai apa dan seperti apa variabel  serta apa saja jenis variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah sebabnya mengupas dengan benar variabel akan menjadi suatu hal yang sangat penting.



B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan variable serta pengunaanya didalam penelitian? 2. Apa saja jenis – jenis varibel dalam penelitian? 3. Apa yang dimaksud dengan Skala pengukuran? 4. Bagaimana cara dari teknik pengukuran?



C. Tujuan 1. Memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian 2. Menjelaskan definisi variabel dan penggunaannya di dalam penelitian 3. Mempelajari majam-macam varibel dalam penelitian 4. Menjelaskan perbedaan dari berbagai skala pengukuran variable 5.  Menjelaskan definisi teknik pengukuran



4



BAB II PEMBAHASAN A. Definisi variabel Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau diobservasikan dalam suatu penelitian. Selain itu, beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Dari dua pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti. Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis suatu penelitian berbeda, akan berbeda pula variabelnya. Variabel-variabel yang ingin digunakan perlu ditetapkan, diidentifikasi, dan diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan bergantung pada luas serta sempitnya panelitian yang akan digunakan. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007) Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai berikut :  Hatch & Farhady (1981) Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.  Kerlinger (1973) ·         Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll. ·         Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, variabel itu adalah suatu yang bervariasi.  Kidder (1981) Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. 5



 Bhisma Murti (1996) Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.



B. Jenis – Jenis variabel a.       Variabel Dependen  variable dependen atau variabel tidak bebas adalah kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau pengganti variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain. b.      Variabel Independen Variable independen atau variabel bebas, adalah kondisi-kondisi atau karakteristik



yang



oleh



peneliti



dimanipulasikan



dalam



rangka



untuk



menerangkan hubungan-hubungan dengan fenomena yang diobservasi. Menurut fungsinya variabel ini mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh dalam variabel lain.contoh : motivasi belajar c.       Variabel intervening Yaitu variabel ini berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat ataupun pengaruh atau terpengaruh. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.contoh : lingkungan tempat tinggal dan penghasilan d.      Variabel Moderator Variable moderator adalah variabel yang mempengaruhi, memperkuat dan memperlemah hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel tersebut juga sebagai variabel independen ke dua. e.       Variabel kontrol  Variable control adalah variabel yang membatasi atau mewarnai variabel moderator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama yang berkaitan dengan variabel moderator dan bebas, ia juga berpengaruh terhadap variabel tergantung. 6



f.        Variabel acak atau random Variabel acak atau randon yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan dan pengaruhnya dapat tidak diperhatikan terhadap bebas maupun tergantung.



C. Skala pengukuran variabel Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh, misalnya timbangan emas sebagai instrumen untuk mengukur panjang dibuat dengan skala mm, dan akan menghasilkan data kuantitatif panjang dengan satuan mm. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrument tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien daan komunikatif. Misalnya berate mas 19 gram, berat besi 100 kg, suhu badan orang yang sehat 37 derajat celcius, IQ seseorang 150. Selanjutnya dalam pengukuran sikap, sikap sekelompok orang akan diketahui termasuk gradasi mana dari suatu skala sikap. Pengukuran Variabel Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 6 Skala Pengukuran, yaitu : A. Skala Nominal Skala nominal merupakan tingkat pengukuran paling rendah karena hanya mampu memberikan bentuk perbedaan atau kalsifikasi. Data yang diperoleh melalu pengukuran nominal hanyalah data kategorikal atau kalsifikasi. Pada ukuran nominal ini tidak ada perpanjangan maupun jarak antar variat, meskipun demikian ukuran nominal merupakan ukuran terbaik untuk atribut –atribut kualitatif, contoh variable yang berskala nominal adalah: a) Jenis Kelamin : dibedakan antara laki – laki dan perempuan b) Pekerjaan : dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang c) Golongan Darah : dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB d) Ras : dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid. e) Suku Bangsa : dpt dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak dsb. Skala Nominal, Variasinya tidak menunjukkan Perurutan atau Kesinambungan, tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah. Dalam Skala Nominal tidak dapat dipastikan apakah kategori satu mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau lebih buruk dari kategori yang lain.



7



B. Skala Ordinal Ukuran ordinal merupakan ukuran yang lebih tinggi dari ukuran nominal. Dalam ukuran ordinal ini angka yang diberikan tidak hanya menunjukkan pembeda antara satu jenis dengan jenis yang lain, melainkan angka tersebut juga menunjukkan urutan atau tingkatan dari jenis yang diukur Biasanya skala ordinal juga disebut Skala Data Kontinum yang batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama atau lebih rendah daripada nilai yang lain. Contoh : Untuk memberikan tingkatan pada kepuasan konsumen, Angka 1



= sangat tidak puas



Angka 2



= tidak puas



Angka 3



= kurang puas



Angka 4



= puas



Angka 5



= sangat puas



Urutan angka dalam ukuran ordinal ini selalu memiliki tingkatan atau selalu berurutan, baik dari kecil ke besar, atau besar ke kecil. Dalam ilmu sosial terdapat pula variabel ordinal yakni variabel yang disusun berdasarkan urutan atau tingkatan. Misalnya prestasis mahasiswa, ranking perlombaan, dan sebagainya. C. Skala Interval Skala Interval Adalah skala yang memiliki semua karakteristik yang dimiki oleh skala nominal maupun skala ordinal dan juga diurutkan menurut jarak yang sama antar kategori.hal tersebut mengakibatkan bahwa antar nilai yang satu dengan nilai yang lain terdapat selesih yang dapat dihitung dan dinyatakan dengan angka. Dalam skala interval titik nolnya tidaklah mutlak yang berarti angka nol tidak berarti tidak ada.Contoh suhu (00 celcius ≠00 farenheit ≠00 kelvin), index prestasi (Mahasiswa 8



dengan index prestasi nol bukan berarti tidak mempunyai tingkat intelegensia). Skala interval ini bisa juga digunakan untuk a) Temperature / Suhu Tubuh : sebagai skala interval, suhu 360 Celcius jelas lebih panas daripada suhu 240 Celcius. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa suhu 360 Celcius 1½ kali lebih panas daripada suhu 240 Celcius. Alasannya : Penentuan skala 00 Celcius Tidak Absolut (=00Celcius tidak berarti Tidak Ada Suhu / Temperatur sama sekali). b) Tingkat Kecerdasan, c) sikap d) Jarak, dsb. 4.    Skala Rasio = Skala Perbandingan Skala rasio merupan tingkat pengukuran yang paling tinggi, dimana semua sifat skala yang lain terangkun, dan mempunyai nilai nol yang mutlak yang berarti nilai nol adalah nilai yang tidak ada atau kosong, sehingga skala rasio dapat di multiplikasi, dibagi, maupun dioprasikan secara mateematis dengan fungsi – fungsi matematis yang lain.skala rasio juga memberi arti perbandingan atau perkalian. Tidak seperti pada ukuran nominal, ukuran rasio dapat diterapkan dalam operasi hitung. Ukuran ini biasanya digunakan dalam pengukuran berat badan atau tinggi badan. Misalnya : a) Tinggi Badan : sebagai Skala ratio, tinggi badan 180 Cm dapat dikatakan mempunyai selisih 60 Cm terhadap tinggi badan 120 Cm, hal ini juga dapat dikatakan bahwa : tinggi badan 180 adalah 1½ kali dari tinggi badan 120 Cm. b) Denyut Nadi : nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan tidak ada sama sekali denyut nadinya. c)  Berat Badan d) Dosis Obat, dsb 5. Skala Guttman Skala pengukuran dengn tipe ini. Akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”; “benar-salah” ; “pernah-tidak pernah”; “positif-negaatif” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa interval atau rasio dikotomi (dua alternative). Jadi kalau pada skala likert 9



terdapat 3, 4, 5, 6, 7 interval, dari kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”, maka pada skal guttman hanya ada skala interval yaitu “setuju” atau “tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang dinyatakan. 6. Skala defferensial Skala pengukuran yang berbentuk semantic differensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya saja bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya” terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negative” terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristiktertentu yang dipunyai oleh seseorang.



D. Validitas Pengukuran Membahas validitas suatu pengukuran adalah membahas apakah instrument atau alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu gejala yang ingin diukur dan tidak mngukur indicator lain. Secara metodologis hal ini disebut sebagai validitas. Hal ini berhubungan dengan ketelitian, kecermatan dan kesamaan dari instrument. Suatu instrument pengukur dikatakan teliti atau cermat apabila memiliki kemampuan menunjukan secara cermat dan teliti ukuran besar kecilnya objek yang akan diukur. Dua faktor yang mempengaruhi validitas pengukuran adalah : a)



Faktor internal Yaitu faktor yang berbeda didalam alat ukur itu sendir, ini berhungungan dengan perencanaan instrument pengukur yang telah benar – benar mengikuti langkah – langkah atau prosedur yang tepat. Hal ini dipengaruhi oleh dua hal  Operasional variable, atau menterjemahkan dan menguraikan variable dari tingakt teoritis yang abstrak menjadi variable oprasional (tingkat empirik) yang disebut sebagai indicator. Hal yang perlu diperhatikan adalah sub- variable dan variable oprasional.  Berhubungan dengan ketepatan penentuan skala pengukuran untuk variable atau indicator- indicator yang diukur. b) Faktor Eksternal Faktor eksternal yang berada diluar instrument pengukur, yang dapat disebabkan oleh :



10







 



Faktor pengumpul data yang kurang mengerti dan memahami masalah dan tujuan penelitian atau makna dari setiap intrumen pengukur Faktor unit observasi yang mampu memberikan jawaban secara obyrktif Faktor pelaksanaan yang menuntut momen yang benar- benar tepat ketika pengambilan data dilakukan



E. Reabilitas Pengukuran Reabilitas atau keterandalan dalam pengukuran mempertanyakan apakah instrument atau alat ukur yang digunakan secara berulang- ulang untuk mengukur objek yang sama pada responden yang sama, akan menghasilkan hasil yang sama. Dengan kata lain reliabilitas pengukuran mengindikasikan stabilitas dan konsistensi dalam pengukuran(Uma sekaran 200:204). Menurut Nazir dalam ulber silalahi (1999: 183), pertanyaan tentang reabilitas akan lebih mudah dipahami jika kita mampu menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut ini: a) Apakah diperoleh hasil yang sama jika kita mengukur set obyek yang sama secara berulang – ulang? b) Apakah hasil ukuran yang diperoleh dengan mengunakan alat ukur tertentu merupakan ukuran sebenarnya dari obyek tersebut? c) Berapa besar eror yang diperoleh dengan mengunakan alat ukur tersebut?



F. Tingkat Cara menyusun indeks pengukuran dalam penelitian Di Indonesia kebanyakan peneliti sosila belum memberikan perhatian yang cukup serius pada instrumen pengukur (skala atau indeks) yang mereka gunakan. Karena itulah kita sering kali memenuhi indeks dan skala yang kurang baik dan hasil penelitian yang kurang dapat dipercaya. Walaupun diatas dikatakan bahwa indeks lebih sering dipakai dalam penelitian sosial, sebenarnya penyusunan indeks bukanlah pekerjaan yang mudah. Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam penyusunan indeks adalah sebagai berikut: 1. Menyeleksi Pertanyaan Indeks adalah ukuran gabungan yang disusun untuk mengukur suatu variabel tertentu. Salah satu kri teria yang dipakai untuk menentukan “apakah pertanyaan dapat dimasukkan ke dalam suatu indeks”, adalah validitas-muka (face validity). 2. Hubungan antara pertanyaan (Item) melihat hubungan bivariate maupun multivariate dari pertanyaan-pertanyaan (items) yang hendak dimasukkan. Secara teoritis, pertanyaan-pertanyaan yang mengukur suatu 11



variabel harus berhubungan satu sama lain. Pada indeks nilai ekonomi anak, kelima pertanyaan



tersebut



mempunyai



korelasi



yang



cukup



tinggi



satu



sama



lain



(bivariate) maupun secara keseluruhan (multivariate), karena semuanya mengukur derajat ketergantungan responden kepada anaknya secara ekonomis. 3. Menentukan Skor Setelah pertanyaan-pertanyaan untuk suatu indeks ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah menetukan skor untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut. Skor ini kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan skor gabungan. Pada tahap ini, ada dua keputusan yang harus dibuat oleh peneliti. Pertama, peneliti harus membuat keputusan tentang jenjang (range)



skor



untuk



indeks



yang



disusunnya.



Biasanya



seorang



peneliti



menginginkan range yang cukup besar sehingga informasi yang dikumpulkan lebih lengkap. Keputusan kedua yang harus dibuat adalah mengenai skor yang akan diberikan pada setipa pertanyaan. Apakah setiap  pertanyaan akan diberi skor yang sama atau peerlu diberi penimbang (weight). Masalah ini perlu dipertimbangkan dalam penyusunan indeks kekayaan yang merupakan penjumlahan dari berbagai barang milik, yang mempunyai bobot nilai yang berbeda.



G. Kolerasi Antar variabel Korelasi antar Variabel, ada 3 yaitu : 1.   Korelasi Simetris Korelasi Simetris terjadi bila antar dua variable terdapat hubungan, tetapi tidak ada mekanisme pengaruh – mempengaruhi ; masing – masing bersifat mandiri. Korelasi Simetris terjadi karena : a) Kebetulan.         Misalnya :  Kenaikan gaji dosen dengan turunnya hujan deras. b) Sama – sama merupakan akibat dari faktor yang sama (Sebagai akibat dari Variabel Bebas) Contoh : Hubungan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya merupakan variable      terikat dari variable bebas yaitu “Pertumbuhan”. c) Sama – sama sebagai Indikator dari suatu konsep yang sama. Misalnya : Hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan ketahanan kontraksi otot; Keduanya merupakan indikator “Kemampuan” Kontraksi Otot. 12



2.      Korelasi Asimatris Korelasi Asimatris ialah Korelasi antara dua variable dimana variable yang satu bersifat mempengaruhi variable yang lain ( Variable Bebas dan Variable Terikat ) Contoh : Tingginya kadar lipoprotein dalam darah akan mengakibatkan arterosklerosis. 3.      Korelasi Timbal Balik Kolerasi Timbal Balik adalah Korelasi antar dua variable yang antar keduanya saling pengaruh – mempengaruhi. Contoh : a. Korelasi antara Malnutrisi dan Malabsorbsi. b. Malabsorbsi



akan



mengakibatkan



Malnutrisi,



sedangkan



Malnutrisi



mengakibatkan atrofi selaput lendir usus yang akhirnya menyebabkan malabsorbsi. H. Paradigma Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian. Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif (Indiantoro & Supomo, 1999: 12-13). Masing-masing paradigma atau pendekatan ini mempunyai kelebihan dan juga kelemahan, sehingga untuk menentukan pendekatan atau paradigma yang akan digunakan dalam melakukan penelitian tergantung pada beberapa hal di antaranya: (1)   jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada aspek detail yang kritis dan menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya dipakai adalah paradigma kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara empiris, maka sebaiknya digunakan paradigma kuantitatif, dan (2)   jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan obyek penelitian yang banyak, maka paradigma kuantitaif yang lebih tepat, dan jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang mendalam dan detail khusus untuk satu obyek penelitian saja, maka pendekatan naturalis lebih baik digunakan. Hasil penelitian akan



13



memberi kontribusi yang lebih besar jika peneliti dapat menggabungkan kedua paradigma atau pendekatan tersebut.             Penggabungan paradigma tersebut dikenal istilah triangulation. Penggabungan kedua pendekatan ini diharapkan dapat memberi nilai tambah atau sinergi tersendiri karena pada hakikatnya kedua paradigma mempunyai keunggulan-keunggulan.             Dalam penelitian kuantitatif/positivistic, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, den hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variable saja. Pola hubungan antara variable yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut paradigma penelitian. Jadi paradigma dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisa statistik yang akan digunakan. I. Contoh penelitian untuk variable dan tekhnik pengukuran 1) Contoh penellitian untuk variable Variabel merupakan atribut sekaligus objek yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Komponen dimaksud penting dalam menarik kesimpulan atau inferensi suatu penelitian. Berikut ini adalah contoh penelitian, yaitu : “PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROBOTIKA TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA” langkah- langkah dan metode yang harus dilakukan peneliti dalam membuat variabel pada judul diatas adalah: 



Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian expost facto. Hal ini disebabkan dalam penelitian tidak dibuat perlakuan atau manipulasi terhadap variabel penelitian, melainkan hanya mengungkap fakta-fakta yang ada berdasarkan pengukuran gejala yang telah terjadi pada diri responden sebelum penelitian ini dilakukan. Sukardi (2009: 165), menyatakan bahwa penelitian expost facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. 14



Subyek dan tempat penelitian ini adalah siswa SMK kelas X dan XI Jurusan Teknik Audio Video SMK N 3 Yogyakarta yang mengikuti ekstrakurikuler robotika sebanyak 35 siswa. 



Paradigma Penelitian x



y



r(X,Y) 



Populasi Suharsimi Arikunto (2010:174), menjelaskan bahwa penelitian populasi



dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi. Suharsimi Arikunto (2010:174), kemudian menambahkan, penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak. Populasi penelitian ini adalah siswa SMK kelas X dan XI Jurusan Teknik Audio Video SMK N 3 Yogyakarta yang mengikuti ekstrakurikuler robotika sebanyak 35 siswa. 



Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Teknik pengumpulan data yang



digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket atau kuesioner. 



Pengujian Instrumen Penelitian Uji coba instrumen menggunakan teknik uji coba terpakai, artinya



pelaksanaan uji coba dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan penelitian sesungguhnya. Uji validitas instrumen kegiatan ekstrakurikuler robotika tidak terdapat butir soal yang gugur, sedangkan instrumen kecerdasan emosional siswa terdapat 2 butir soal yang gugur. Uji Reliabilitas instrumen untuk variabel pengalaman Kegiatan ekstrakurikuler robotika sebesar 0.932 dan variabel kecerdasan emosional siswa sebesar 0.926. Besarnya nilai reliabilitas lebih besar dari alpha minimum yaitu ( = 0.70), maka dapat disimpulkan bahwa instrumen kegiatan ekstrakurikuler robotika dan kecerdasan emosional tersebut reliabel. 



Teknik Analisis Data







Pengujian hipotesis



15



2) Contoh penelitian tekhnik pengukuran “PENGUKURAN PENGARUH KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN BERBASIS EDUQUAL TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN” Didalam penelitian ini peneliti mengunakan langkah – langkah sebagai berikut : 



Kerangka Pikir Penelitian Kerangka pikir penelitian ini dibuat untuk memperjelas tahapan yang



dilakukan dalam menyelesaikan penelitian, sehingga apa yang menjadi tujuan penelitian dapat tercapai. 



Hipotesis Penelitian Sampai saat penelitian ini dilakukan belum ditemukan satu jurnal atau



penelitian yang menjelaskan hubungan antara dimensi EDUQUAL (Learning Outcome, Responsiveness, Physical Facilities, Personality Development, Academic) terhadap kepuasan pelanggan. Akan tetapi, karena dimensi EDUQUAL mengadopsi dimensi SERVQUAL, maka hipotesis dalam penelitian ini hanya baru dugaan. 



Jenis dan Tempat Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang menggunakan data



primer dengan metode survei, yaitu penelitian dengan pengambilan data langsung ke lapangan yang dilakukan pada populasi yang besar maupun kecil, tetapi data yang diambil adalah data sampel dari populasi yang dianggap memenuhi syarat untuk dijadikan sampel. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data primer dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para responden. 



Populasi dan Ukuran Sampel



Populasi dalam penelitian ini adalah para mahasiswa politeknik Banjarmasin dengan jumlah 2161 dan ukuran sampel adalah Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin (Consuelo dkk., 1993 : 161): Berdasarkan rumus tersebut, maka ukuran sampel diperoleh adalah: 2161 =95.57=96 2 1+ 2161(0.1) minimal untuk analisis SEM yaitu 100 – 200 sampel. 



Teknik Sampling



16



Pada penelitian ini teknik nonprobability sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan suatu kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel sebanyak 142 mahasiswa yang kebetulan ditemui tergolong dalam populasi(Sugiyono, 2008:4). 



Validitas Dan Reliabilitas Instrument Penelitian



Dalam penelitian ini mengunakan validitas instrument, reabilitas instrument dan tekhnik analisis Data. 



Pengujian hipotesis Hipotesis pada penelitian ini H1, H2, H3, H4, H5, dan H6 dianalisis dengan



menggunakan structural equation modelling (SEM) dengan program AMOS 16. Pengujian ini dilakukan sama dengan uji t terhadap regression weight loading factor coefisien ().



17



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007). Dalam melakukan pengukuran variable, maka langkah –langkah yang harus dilakukan adalah : 



Menentukan dimensi variable penelitian







Merumuskan ukuran masing – masing







Menentukan tingkat ukuran (skala) yang digunakan







Menguji tingkat validitas dan reabilitas dari alat ukur yang digunakan Pemahaman proses pengukuran variable dan penggunaan jenis skala yang digunakan dalam penelitian membantu para peneliti dalam melakukan perancangan kuesioner. Berdasarkan hubungannya variabel dibagi menjadi enam yaitu variabel dependen atau



variabel tidak bebas Variabel Independen atau variabel bebas, variabel intervening, variabel moderator, variabel control,  variabel acak atau random.  Sedangkan korelasi antar Variabel, ada 3 yaitu : korelasi simetris, korelasi asimatris, korelasi timbal balik dan Yang tidak kalah penting dalam bagian ini adalah paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian.



18



DAFTAR PUSTAKA



1. Ahmad



W.



Pratiknya. Dasar-Dasar



Metodologi



PenelitianKedokteran



dan



Kesehatan,Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007. 2. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta,2002. 3. Effendi, Sofian. Singarimbun, Masri, 1989, Metodologi Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta 4. Sugiyono,



2012, Metodologi



Penelitian



Kuantitatif



Kualitatif



dan



R&D, ALFABETA, Bandung 5. Sugiyono, 2007, Metodologi Penelitian Administrasi, ALFABETA, Bandung 6. Wardhono,wisnu,2005,pengukuran metodologi,Bina Ekonomi, Jakarta 7. Kelik,Raden,2017, jurnal penelitian PENGUKURAN PENGARUH KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN BERBASIS EDUQUAL TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN, politeknik negri, Banjarmasin 8. Wiratmoko,ario, jurnal penelitian pengaruh kegiatan ekstrakurikuler robotika terhadap kecerdasan emosional siswa di SMK Negri 3 Yogyakarta.2012, Yogyakarta



19