MFK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MFK 1. a. Klinik adalah suatu fasilitas kesehatan publik kecil yang didirikan untuk memberikan perawatan kepada pasien luar. Biasanya klinik hanya mengobati penyakit-penyakit ringan seperti demam dan sebagainya, sedangkan kasus-kasus yang lebih parah diajukan ke rumah sakit. Puskesmas merupakan “Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan”.Rumah Sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dinyatakan bahwa : “Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan”. b. Pelayanan Kesehatan Klinik : klinik yang menyelenggarakan pelayanan medic dasar baik umum maupun khusus Puskesmas : Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive, preventif, curative, dan rehabilitatif. Prioritas yang harus dikembangkan oleh PUSKESMAS harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health service) Rumah sakit : pusat pelayanan rujukan medik spsialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan Pemulihan (rehabilitatisi pasien)



c. Klasifikasi klinik : klinik pratama dan klinik utama Klinik pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medic dasar baik umum maupun khusus Klinik utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medic spesialistik atau pelayanan medic dasar dan spesialistik Klasifikasi Puskesmas : Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED), Puskesmas Pembantu, Polindes, Puskesmas keliling roda empat Klasifikasi Rumah Sakit : rumah sakit kelas A, Kelas B, ( Pendidikan dan Non Pendidikan ) kelas C dan Kelas D d. Akreditasi : Klinik :



3a. KONSEP PENATAAN FUNGSI DAN ZONASI RUMAH SAKIT KONSEP PENATAAN FUNGSI DAN ZONASI Rumah sakit adalah fasilitas yang sangat mementingkan sterilitas dan efisiensi ruang dalam mendukung kegiatan pelayanan yang ada di dalamnya. Sesuai dengan karakter kegiatan di dalamnya, penataan fungsi dan zonasi pada bangunan rumah sakit, diharapkan memenuhi kaidah-kaidah pemisahan zona publik-privat sebagai usaha untuk menjaga sterilitas ruang dan pencapaian yang lebih mudah. Fungsifungsi pelayanan yang karakternya cukup dekat dan berkaitan direncanakan berada pada satu zona untuk mempermudah operasional pelayanan. Prinsip Tata Fungsi



Fasilitas layanan dalam sebuah rumah sakit merupakan fasilitas yang sangat mementingkan sterilitas dan efisiensi ruang dalam mendukung kegiatan pelayanan yang ada di dalamnya. Sesuai dengan karakter kegiatan di dalamnya, penataan fungsi dan zonasi pada, diharapkan memenuhi kaidah-kaidah pemisahan zona publik-privat sebagai usaha untuk menjaga sterilitas ruang dan pencapaian yang lebih mudah. Fungsi-fungsi pelayanan yang karakternya cukup dekat dan berkaitan direncanakan berada pada satu zona untuk mempermudah operasional pelayanan. Prinsip Tata Zonasi Perancangan rumah sakit didesain dengan mempertimbangkan efisiensi kegiatan dan kapasitas sirkulasi akibat peningkatan kebutuhan penggunanya. Sehingga terdapat beberapa zonasi yang dapat mempengaruhi layout ruangan seperti zona primer, sekunder, tersier serta servis harus dibedakan. Adapun dalam penataan zonasinya rumah sakit ini dibagi menjadi 4 yaitu zona publik, semi publik, privat dan zona servis. Zona publik. Pada zona ini harus dapat diakses publik secara cepat dan langsung terhadap lingkungan luar. Fasilitas pada rumah sakit yang termasuk ruang publik adalah pelayanan gawat darurat, lobby, fasilitas rawat jalan yang dilengkapi dengan instalasi farmasi. Zona semi publik. Area ini merupakan area yang menerima limpahan beban kerja dari zona luar atau publik tetapi tidak langsng berhubungan dengan lingkungan luar, misalnya pelayanan medik sentral dan diagnostik, laboratorium, radiologi dan rehabilitasi medik. Zona privat. Ialah zona yang menyediakan perawatan dan pengelolaan pasien berupa pelayanan rawat inap yang memerlukan privasi tinggi, yaitu ruang operasi, ruang bersalin, ICU dan ICCU. Walaupun merupakan area privat namun dapat diakses oleh pengunjung. Zona servis atau penunjang. Ialah zona yang menyediakan fasilitas yang berguna untuk menunjang kelangsungan kegiatan di rumah sakit, seperti dapur, laundry, IPSRS, bengkel, IPAL, genset dan incenerator. Fasilitas ini letaknya jauh dari aktivitas normal tetapi mudah diakses oleh staf servis.



3b. Zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit terdiri dari : area dengan risiko rendah, diantaranya yaitu ruangkesekretariatan dan administrasi, ruang pertemuan, ruang arsip/rekam medis. area dengan risiko sedang, diantaranya yaitu ruang rawat inap penyakit tidak menular, ruang rawat jalan. area dengan risiko tinggi, diantaranya yaitu ruang ruang gawat darurat, ruang rawat inap penyakit menular (isolasi infeksi), ruang rawat intensif, ruang bersalin, laboratorium, pemulasaraan jenazah, ruang radiodiagnostik. area dengan risiko sangat tinggi, diantaranya yaitu ruang operasi.



3c Efisiensi fungsi, aksesibilitas, sirkulasi, dan penataan jalur utilitas menjadi faktor utama dalam menentukan keberhasilan atau keberlangsungan sinergi aktivitas di dalam sebuah rumah sakit. Misalnya area tempat tidur dapat dibuat saling berdekatan di mana hal yang tidak berhubungan secara langsung dengan tempat tidur dapat dikelompokkan agar bisa memberikan keuntungan yang memungkinkan bagi individu atau pengguna lainnya untuk mengaturnya menjadi lebih besar atau lebih kecil berdasarkan fungsi ruangan. Bagaimanapun, pada implementasinya terdapat faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi pengaturan suatu fungsi ruangan di dalam rumah sakit, antara lain :  Adanya kebutuhan aksesibilitas visual maupun fisik petugas ruang rawat terhadap situasi dan kondisi ruang rawat.  Keberadaan pintu darurat kebakaran pada setiap akhir bangsal (bangsal normal menggunakan terminal sub kompartemen untuk kebakaran).  Adanya jalur dari sistem komunikasi yang digunakan untuk perawat berkomunikasi dengan divisi lain dalam satu ataupun antar wilayah. Hal ini dapat dibuat sistem tombol pengaturan ganda, namun hal ini selalu terbentur dengan masalah biaya pelaksanaan yang tinggi. Bangsal untuk anak-anak Bagian ini biasanya memiliki ukuran yang lebih luas, dimaksudkan agar orang tua dapat menemani dan mengawasi kondisi putra-putrinya secara langsung sepanjang perawatannya. Sebagai tambahan disediakan ruang duduk dan pantry yang dibutuhkan oleh orang tua. Pembatasan waktu kunjungan dikurangi demi kenyamanan keluarga yang datang membesuk (biasanya dalam jumlah yang lebih dari dua orang). b. Bangsal geriatrik (Lansia) Bangsal ini biasanya memiliki ukuran dimensi ruang di atas rata-rata karena alat-alat perawatan yang besar ditempatkan didalam ruang perawatan ini. Fasilitas tambahan diruangan ini yang sangat penting dan perlu penekanan yang lebih aman dan nyaman adalah Extra day space, fasilitas WC dan bak mandi serta satu ruangan tambahan untuk fisiotherapy. Ruang perawatan (treatment room) secara normalnya belum terlalu dibutuhkan dalam bangsal ini. Bangsal bersalin Meskipun umumnya bayi yang baru dilahirkan selalu ditidurkan disisi ibunya sepanjang hari, tapi kamar anak-anak atau bayi tetap dibutuhkan untuk menghindari terjadinya gangguan pada pasien atau bayi yang sedang tidur. Bangsal ibu dan anak seharusnya saling terhubung dengan jarak yang dekat dan disarankan untuk membuatnya secara horizontal. Unsur penting lain dari instalasi ini adalah klinik pra kelahiran, dimana klinik pra kelahiran normalnya ditempatkan didalam atau berdekatan dengan bagian rawat jalan. Bangsal psychiatric Bangsal ini menekankan pada kenyamanan mental atau psikologis sehingga seringkali muncul penataan berupa kamarkamar kecil ntuk memberikan ruangan pribadi dan privasi bagi setiap pasien. Ruangan diletakkan berdekatan dengan tempat kunjung psikiater harian di rumah sakit. Sangat sedikit pasien yang akan menggunakan tempat tidur rawat inap dan mayoritas banyak pasien yang akan menggunakan tempat tidur rawat inap dan mayoritas banyak pasien yang memilih perawatan harian di rumah sakit.



4. Bangunan rumah sakit adalah “fasilitas” kesehatan yang membutuhkan perhatian sangat khusus dalam perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaannya terutama pada prasarana instalasi tata udara. Bangunan rumah sakit mempunyai kekhususan yang sangat berbeda dan tidak ditemui di bangunan gedung lain pada umumnya. Rumah sakit adalah tempat dimana orang yang sakit (dengan bermacam-macam penyakit) didiagnosa, diterapi, dirawat, dan dilakukan tindakan medik. Tindakan medik ini dimulai dari pemeriksaan biasa, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan dengan



sinar radioaktif, pemeriksaan dengan ultrasonic, tindakan pembedahan ringan, tindakan pembedahan berat dan sebagainya. Pasien datang dengan bermacam-macam penyakit dan masalah kesehatan seperti : sakit biasa, sakit khusus yang membutuhkan dokter dan tindakan khusus antara lain seperti sakit jantung, penyakit dalam, pasien luka bakar, pasien luka terbuka atau tertutup, pasien menular dan sebagainya. Dengan kondisi tersebut, maka faktor-faktor yang membedakan rumah sakit dengan bangunan gedung biasa terletak pada peralatan dan instalasi tata udaranya. Jam kerja yang 24 jam sehari, 7 hari seminggu, berarti terus menerus membutuhkan pengkondisian yang dilakukan oleh sistem tata udara. Mengingat rumah sakit bisa dikatakan sebagai pusat sumber dari berbagai jenis mikroorganisme yang bisa menimbulkan banyak masalah kesehatan baik kepada petugas, perawat, dokter serta pasiennya yang berada di rumah sakit tersebut, maka pengaturan temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan secara keseluruhan perlu mendapatkan perhatikan khusus. Hal ini untuk mencegah berkembang biak dan tumbuh suburnya mikroorganisme tersebut, terutama untuk ruangan-ruangan khusus seperti di ruang operasi, ruang Isolasi, dan lain-lain, dimana diperlukan pengaturan: (1). temperatur; (2) kelembaban udara relatif; (3). kebersihan dengan cara filtrasi dan udara ventilasinya; (4) tekanan ruangan yang positif dan Negatif (5) distribusi udara didalam ruangan.