Nabila Nur Latiefa - Laporan Praktikum Titroprocessor [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI KOMPLEKSOMETRI MENGGUNAKAN TITROPROCESSOR



Diajukan Sebagai Tugas Praktikum Mata Kuliah Elektroanalitik



Disusun oleh : Nabila Nur Latiefa ( 201431013 )



Kelas 2E - Analis Kimia



Dosen Pembimbing



: Sudrajat Haris Abdullah ,S.Si.M.T



Tanggal Praktikum



: 29 November 2021



PROGRAM STUDI D-III ANALIS KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2021



A. TUJUAN •



Melakukan titrasi kompleksometri dengan tepat dan benar







Menggunakan alat titroprocessor dengan benar







Menghitung kesadahan air sebagai sampel dalam titrasi kompleksometri



B. DASAR TEORI Titrasi ini melibatkan reaksi ion logam dengan zat pengompleks atau zat ligan disebut titrasi kompleksometri. Untuk menentukan titik ekivalen titrasi dapat menggunakan indikator logam atau secara elektrometri. Zat atau senyawa pengompleks yang banyak digunakan adalah EDTA (Ethylene diamine tetra acetic acid) yang mempunyai struktur molekul sebagai berikut:



Gambar 1. Struktur EDTA Senyawa EDTA ini merupakan ligan multi dentat karena mempunyai tangan atau gugus fungsi yang mampu mengikat ion logam, lebih dari satu gugus. Ligan yang mempunyai gugus pendonor elektron lebih dari satu disebut chelat. EDTA dapat membentuk chelat dengan hampir seluruh ion logam. Oleh karena itu EDTA banyak sekali digunakan. Garam dinatrium EDTA merupakan zat pengkhelat yang laruta dalam air dan biasanya tidak hidroskopis juga zat yang stabil (ligan yang merupakan chelat larut dalam air disebut zat pengasing). EDTA telah banyak digunakan untuk analisis karena mempunyai sifat penting seperti: • Harganya murah • Struktur anionnya khas yakni mempunyai 6 atom ligan • Membentuk cicncin segi 6 Beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi dengan EDTA adalah: • Sifat dan keaktifan ion logam • pH larutan yang akan di titrasi • Adanya ion pengganggu seperti CN- , sitrat, tartrat, Fdan zat pembentuk komplek lainnya • Pelarut organik menaikan kestabilan senyawa kompleks



Titrino Plus 848 848 Titrino plus adalah titrator untuk titrasi volumetrik. Metode yang digunakan dapat dibuat dan disimpan dengan nama baru. Hasil dari titrasi ini dapat diekspor ke flash drive USB yang terhubung. Fungsi ini memungkinkan anda untuk menyalin metode dengan cepat dan mudah dari satu perangkat ke perangkat lainnya. Konektor jarak jauh memungkinkan untuk mengintegrasikan perangkat ke dalam sistem otomatisasi Metrohm.



C. ALAT DAN BAHAN Peralatan yang digunakan : •



Spatula







Titrino plus 848







Gelas kimia 50 mL dan 100 mL







Pipet ukur 10 mL







Elektroda optrode







Pipet volume 50 mL







Magnetic stirrer







Bola hisap



Bahan-bahan yang digunakan: •



Larutan buffer Ph







Sampel air kran







Indikator EBT







Larutan Na2EDTA



D. CARA KERJA a. Standarisasi Larutan Na2EDTA ± 0,01 M Pipet sebanyak 10,0 mL larutan CaCO3 0,01 M, dimasukkan ke gelas kimia 100 mL



Tambah 10,0 mL larutan buffer pH 10



Tambahkan 30 mg – 50 mg indikator EBT(s)



sekitar seujung spatula



Dititrasi dengan larutan Na2EDTA 0,01 M sampai terjadi



perubahan warna dari merah keunguan → biru



Catat volume Na2EDTA yang digunakan



Titrasi diulangi secara duplo



b. Penentuan Kesadahan Total pada Sampel Air Kran Pipet sebanyak 50,0 mL sampel air keran, dimasukkan ke gelas kimia



Tambah 10,0 mL larutan buffer pH 10



Tambahkan 30 mg – 50 mg indikator EBT(s)



sekitar seujung spatula



Dititrasi dengan larutan Na2EDTA 0,01 M sampai terjadi



perubahan warna dari merah keunguan → biru



Catat volume Na2EDTA yang digunakan



Titrasi diulangi secara duplo



E. DATA PENGAMATAN 1. Standarisasi Larutan EDTA dengan CaCO3 Titrasi ke-



Volume TE (mL)



Konsentrasi EDTA (mol/L)



1



10,0727



0,09331



2



10,0533



0,09950



Rata-rata



10,0630



0,09640



Kurva Titrasi ke -1



Kurva Titrasi ke-2



2. Kesadahan Total (Sampel Air Kran) Volume sampel air kran yang dipipet = 50 mL Titrasi ke-



Volume TE (mL)



Konsentrasi CaCO3 (mol/L)



1



1,3000



0,0026



2



1,3000



0,0026



Rata-rata



1,3000



0,0026



Kurva Titrasi Sampel ke-1 dan ke-2 sama



F. PENGOLAHAN DATA •







Kesadahan sampel air kran dalam satuan ppm Titrasi ke-



Konsentrasi CaCO3 (ppm)



1



258,44



2



258,44



Rata-rata



258,44



Konversi dari ppm ke dH (satuan jerman) Konsentrasi 258,44 ppm = 14,51 °𝐷







Konversi dari ppm ke FH (satuan prancis) Konsentrasi 258,44 ppm = 25,84 °𝑓







Konversi dari ppm ke eH (satuan inggris) Konsentrasi 258,44 ppm = 18,07 °𝐸







Konversi dari ppm ke mEk/L mval Konsentrasi 258,44 ppm = 5,16 Mek/L mval







Konversi dari ppm ke mmol/L CaCO3 Konsentrasi 258,44 ppm = 2,58 mmol/L CaCO3



➢ Perhitungan Standarisasi Larutan EDTA VEDTA . MEDTA



= VCaCO3 . MCaCO3



10 mL . MEDTA



= 10 mL . 0,01 M



MEDTA



= 0,01 M



➢ Perhitungan Kadar Kesadahan Total (CaCO3) Kesadahan Total (CaCO3)



1000



= 𝑉𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 x VEDTA x MEDTA x MrCaCO3 1000



= 50 𝑚𝐿 x 10,0630 mL x 0,01 M x 100,09 gr/mol = 201,4411 mg CaCO3/L = 20,1 x 102 ppm G. PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini melakukan titrasi kompleksometri menggunakan titroprocessor yang bertujuan untuk melakukan standarisasi larutan EDTA menggunakan larutan baku CaCO3 dan menghitung kesadahan total dari sampel air kran. Titrasi kompleksometri adalah titrasi yang melibatkan reaksi ion logam dengan zat pengompleks/zat ligan. Dimana zat pengompleks yang digunakan pada praktikum ini yaitu EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) dan ion logamnya yaitu Ca2+ . Titrasi kompleksometri harus dilakukan pada pH tertentu (9-10) sehingga ketika pH larutan di bawah 9-10 tidak terjadi reaksi antara logam dengan zat pembentuk kompleks dan tidak terbentuk senyawa kompleks. Tahap pertama yaitu menyalakan alat titrasi yaitu titroprocessor yang sudah disambungkan ke alat print yang gunanya untuk mencetak hasil titrasi yang kami lakukan. Setelah dipastikan alat berfungsi dengan baik, cek pada selang yang fungsinya untuk mengeluarkan larutan Na2EDTA tidak terdapat gelembung udara yang bisa mempengaruhi kerja dari alat tersebut. Selanjutnya yaitu melakukan standarisasi larutan baku sekunder Na2EDTA ± 0,01 M menggunakan larutan baku primer CaCO3 , larutan buffer pH , dan indikator EBT sebanyak seujung spatula. Larutan buffer ini untuk menjaga pH larutan tetap 10 sedangkan fungsi penambahan indikator EBT dipakai cara titrasi tidak langsung, sebab ikatan kompleks antara logam tersebut dengan EBT cukup stabil. Dengan ditambahkannya indikator EBT, maka terbentuk CaIn - yang berwarna merah anggur (pink). Jika sudah terbentuk larutan berwarna merah anggur (pink), maka proses titrasi antara larutan EDTA dan larutan baku kalsium dapat langsung dilakukan. Pada proses standarisasi Na2EDTA dilakukan secara duplo supaya didapat hasil yang akurat. Karena titrasi yang kami lakukan menggunakan alat yang canggih, maka alat ini dapat mengukur titik ekivalen dengan otomatis saat larutan berubah warna dari



merah anggur menjadi biru. Maka didapat rata-rata titik ekivalen pada volume 10,063 mLdengan konsentrasi EDTA sebesar 0,09640 mol/L. Setelah melakukan proses pembakuan, tahap selanjutnya yaitu preparasi sampel untuk mengukur kesadahan total. Sampel yang kami gunakan yaitu sampel air kran. Prosesnya sama seperti standarisasi,hanya saja CaCO3 diganti dengan air kran sebanyak 50 mL. Atur alat titroprocessor sesuai yang kami inginkan, lalu masukkan sampel air, larutan buffer pH ,indikator EBT sebanyak seujung spatula , dan magnetic stirrer ke gelas kimia . Proses ini dinyatakan selesai saat terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi biru. Didapat titik ekivalen pada volume 1,3000 mL dengan konsentrasi sebesar 0,0026 mol/L. Lalu dihitung kadar kesadahan total sebesar 20,1 x 10 2 ppm.



H. KESIMPULAN Dari praktikum yang sudah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa : • Titrasi kompleksometri dapat dilakukan dengan lebih praktis menggunakan alat Titrino Plus 848 • Kesadahan total yang didapat sebesar 20,1 x 102 ppm



I. DAFTAR PUSTAKA •



Dar, R.A, Jr & Underwood, A.L. 1981. Quantitative Analysis. New Delhi: Prentice Hall of India.







Departement of Chemistry University of Kentucky. Experiment 3: Complexometric Titration



of



Zn



(II)



with



EDTA,



http:/www.owlnet.rice.edu/chem.353/ZnEDTA/353lab2b.pdf. 10 Mei 2010. •



---. Experiment VI: Complexometric Methods of Analysis Determination of Calcium



ion



in



hard



water



sampel,



http:/www.towson.edu/topping/experiment6chem210.doc. 15 Mei 2010. •



Hardness Convertor. https://www.lenntech.com/calculators/hardness/hardness.htm