Naskah Menyampaikan Berita Buruk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NASKAH SKENARIO MENYAMPAIKAN BERITA BURUK KEPADA PASIEN DAN KELUARGA MATA KULIAH: KEPERAWATAN PALIATIF



Nama : Ritana Sari NIM : 012212018



FAKULTAS KESEHATAN S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO TAHUN 2022



Skenario: Pasien (Ny.Susi) adalah penderita DM dengan luka membusuk pada telapak kaki kanan. Hasil akhir dari diagnosis dokter adalah kaki pasien tersebut harus segera diamputasi. Pasien dirawat di rumah sakit dengan ditemani suaminya. Karena pada saat itu dokter penanggung jawab pasien ada operasi cito dirumah sakit lain, perawat diminta untuk menjelaskan kepada pasien dan keluarga terkait tindakan yang akan dilakukan. (Sebelum ke pasien perawat menyiapkan catatan medis pasien) Perawat



:” Selamat siang ibu Susi”



Pasien



:” Selamat siang sus”



Perawat



:” Perkenalkan bu, saya perawat Ritana yang bertugas jaga pada siang hari ini, benar ini



dengan ibu Susi ya? “ Pasien



:” Iya benar”



Perawat



:” Bisa minta tolong sebutkan tanggal lahirnya ?”



Pasien



:” 12-07-1974”



Perawat



:” Oh ya, sudah sesuai dengan yang ada digelang ibu ya nama dan tanggal lahirnya? Saya



boleh ngobrol-ngobrol sebentar dengan ibu ?” Pasien



:” Iya sus boleh”



Perawat



:” Ibu mau sambil tiduran saja atau sambil duduk?



Pasien



:” Tiduran saja sus, saya agak pusing soalnya”



Perawat



:” Oh ya, saya boleh duduk disamping ibu disini ya?”



Pasien



:” Iya silahkan sus tidak apa-apa”



Perawat



:” Begini ibu saya ingin menyampaikan informasi terkait dengan penyakit yang ibu



derita, sebelumnya apa ibu ingin ditemani oleh salah satu anggota keluarga?”



Pasien



:” Iya sus, ada suami saya didepan boleh minta tolong dipanggilkan?”



Perawat



:”Tunggu sebentar bu, saya panggilkan (sambil berjalan keluar ruangan memanggil



suami pasien) (keluarga dipersilahkan untuk duduk di samping pasien disisi tempat tidur yang lain berhadapan dengan perawat) Perawat



:”Ini benar dengan suami ibu Susi ya?”



Suami



:” Iya sus benar”



Perawat



:”Mohon maaf dengan bapak siapa?”



Suami



:”Nama saya Bapak Roni sus”



Perawat



:”Baik bapak Roni, maksud kedatangan saya kemari adalah ingin membicarakan terkait



kondisi ibu Susi saat ini, sebelumnya saya ingin bertanya apa yang bapak dan ibu ketahui tentang kondisi ibu Susi saat ini?” Pasien



:” Yang saya tau saya sakit gula sus, terus ini kaki saya lukanya kok tidak sembuh-



sembuh malah tambah besar padahal cuma gara-gara kesandung,” Perawat



:” Ya, dengan kondisi ibu yang seperti ini, menurut ibu kenapa luka ibu tidak kunjung



sembuh?” Pasien



:” Saya kurang tau sus, yang pasti sejak lukanya tambah besar ini gula darah saya juga



jadi tidak stabil” Perawat



:” Jika kondisi ini mengarah pada suatu hal yang serius, apakah ibu dan bapak ingin



mengetahui lebih lanjut?” Suami



:”Saya ingin tau bagaimana kondisi istri saya”



Perawat



:”Bagaimana dengan ibu sendiri apa ibu siap mendengar apapun yang saya sampaikan



terkait kondisi ibu?” Pasien



:”Iya sus, saya siap”



Perawat



:”Baiklah bapak ibu, maafkan saya harus menyampaikan mengenai hal ini, saya khawatir



berita ini tidak baik, berdasarkan pemeriksaan lab dan perawatan luka berkala yang sudah kami lakukan beberapa hari disini, dokter menghendaki untuk melakukan tindakan amputasi pada kaki ibu, karena lukanya tidak kunjung membaik dan sudah mulai menyebar”(perawat sambil memegang tangan pasien) (Seketika pasien menangis dan suaminya merangkulnya, perawat pun diam sejenak untuk memberi jeda pada klien untuk meluapkan perasaannya) Perawat



:”Luapkan saja perasaan ibu dan bapak tentang apa yang baru saja saya sampaikan”



(pasien masih menangis tanpa berbicara begitu juga suaminya) Perawat



:”Ini coba ibu minum terlebih dulu supaya lebih tenang”(sambil meberi minuman yang



ada dimeja) Suami



:”Terima kasih sus” (sambil memberi minum ke istrinya)



Perawat



:”Saya dapat merasakan bahwa ini merupakan situasi yang sulit bagi bapak dan ibu tapi



ini merupakan kenyataan yang harus bapak dan ibu ketahui, supaya kita bisa segera melakukan tindakan selanjutnya” (perawat sambil menyodorkan tissue pada pasien dan suami) Suami



:”Saya ingin yang terbaik untuk istri saya sus”



Perawat



:”Iya pak, kami akan membantu dengan semaksimal mungkin”



Suami



:”Apa tidak ada cara lain sus, selain amputasi?”



Perawat



:”Karena gula darah ibu tidak stabil, membuat luka ibu lama untuk sembuhnya, apalagi



luka ibu ini sudah mulai menyebar, jaringan-jaringan dan saraf yang dikaki juga sudah mulai mati, kalau kalau tidak segera dilakukan tindakan justru akan memperburuk kondisi tubuh ibu. Bapak dan ibu tidak usah cemas setelah dilakukan amputasi dengan menstabilkan gula darah dan perawatan luka yang benar bisa mempercepat penyembuhan luka.” Pasien



:”Saya sedih sus, saya takut kalau harus kehilangan kaki saya”



Perawat



:”Saya paham bagaimana perasaan ibu, tapi ibu tidak boleh sedih dan putus asa seperti



itu, banyak keluarga yang mendukung terutama suami ibu. Ibu harus tetap semangat dan yakin bahwa kondisi ibu akan membaik, dari pada mempertahankan luka dikaki ibu yang berdampak memperburuk kondisi ibu, apakah tidak lebih baik kehilangan satu kaki supaya kondisi ibu membaik dan masih bisa



melanjutkan hidup yang lebih baik, kita hanya bisa berusaha yang terbaik dan sambil tetap berencana untuk kemungkinan terburuk, serahkan semua pada Tuhan.”(sambil memegang pundak pasien) Suami



:” Jika memang itu yang terbaik untuk istri saya, saya setuju untuk dilakukan tindakan



sus” Perawat



:”Baik, berarti bapak dan ibu setuju ya untuk dilakukan tindakan amputasi pada kaki



ibu?” Pasien



:”Iya sus, kami setuju”



Perawat



:”Baik bapak dan ibu cukup sampai disini pembicaraan kita pada hari ini, selanjutnya



saya akan laporkan kepada dokter penanggung jawab bahwa bapak dan ibu setuju untuk dilakukan tindakan, kemudian nanti bapak bisa keruang perawat untuk menandatangani formulir persetujuan tindakan operasi ya pak?” Suami



:”Baik sus, nanti saya kesana”



Pasien



:” Terima kasih banyak ya sus”



Perawat



:”Sama-sama ibu bapak saya permisi dulu”(sambil berjabat tangan dan senyum)