Nenden Novitasari - 220110180029 - Identifikasi Masalah Yang Terkait Dengan Komunikasi DLL [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Identifikasi masalah yang terkait dengan komunikasi, konsultasi, dan sumber daya interprofessional dan intraprofessional



Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga



Disusun oleh :  Nenden Novitasari 220110180029 Tutor B



FAKULTAS KEPERAWATAN



UNIVERSITAS PADJADJARAN 2020



Identifikasi masalah yang terkait dengan komunikasi, konsultasi, dan sumber daya interprofessional dan intraprofessional



A. Masalah komunikasi Komunikasi keperawatan merupakan dasar dan kunci bagi perawat dalam menjalankan tugasnya. Komunikasi adalah proses menjalin hubungan antara perawat dan klien serta dengan petugas kesehatan lainnya. Tanpa komunikasi, perawat akan merasa terasing. Tanpa komunikasi, tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien akan menemui kesulitan. Agar pasien dan keluarganya merasa puas dengan kinerja perawat, maka perlu dipahami hubungan terapeutik dan konstruktif antara perawat dan pasien, sehingga penerapan atau praktik komunikasi terapeutik diperlukan (Sasmito, Majadanlipah, Raihan, & Ernawati, 2019). Komunikasi ini sangat penting untuk dilihat lebih dekat, karena keluarga adalah agen sosial utama dan seseorang dapat memperoleh keterampilan komunikasi dan hubungan dari keluarga (Kusuma, 2017) Jika orang tua ingin berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain, terutama dengan anak di rumah, informasi yang disampaikan harus jelas dan spesifik, agar anggota keluarga yang mendengarkan dapat memahami dengan baik dan benar, dan dalam komunikasi tersebut tidak ada pemahaman ganda dan harus ada umpan balik di antara mereka serta tidak terlihat menggurui.. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dalam keluarga harus diwujudkan dengan baik untuk menghasilkan komunikasi yang efektif dan efisien, bukan saling menyalahkan. (Rahmawati, 2018). Masalah dalam komunikasi merupakan bagian dari setiap hubungan interpersonal antara orang tua dan remaja, saudara atau rekan kerja. Masalah komunikasi dengan orang lain adalah fakta kehidupan dan ini bukanlah hal yang buruk. Faktanya, hubungan yang sering konflik karena masalah komunikasi mungkin lebih sehat daripada hubungan yang tidak pernah konflik (Kusuma, 2017). Jika proses komunikasi dan masalah komunikasi dikaitkan pada kasus keluarga Tn.B terjadi masalah komunikasi antara Ny.D dan Tn.B dibuktikan dengan adanya data bahwa Ny.D dan Tn.B pernah mengalami perdebatan mengenai masalah anaknya dan hal tersebut terjadi dikarenakan komunikasi yang kurang efektif dan hal tersebut sejalan



dengan yang dikatakan oleh (Rahmawati, 2018) bahwa komunikasi yang baik dan efektif akan menghindarkan keluarga dari perdebatan. Namun Ny.D dan Tn.B ini belum selalu menerapkan komunikasi yang efektif sehingga terkadang masih terjadi perdebatan. Namun terkait Ny.D dan Tn.B dengan anak-anaknya jarang sekali terjadi perdebatan hal tersebut dikarenakan anak-anaknya selalu terbuka dan komunikasi diantara orang tua dan anak ini sangat santai sehingga adanya kenyamanan dalam berkomunikasi. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh (Rahmawati, 2018) bahwa orang tua dan anak akan mencapai komunikasi yang efektif bila informasi dijelaskan secara terbuka dan jelas. B. Masalah konsultasi Pada keluarga Tn.B tidak terdapat masalah konsultasi baik kepada pengkaji ataupun tenaga kesehatan lainnya, terlihat saat melakukan wawancara keluarga sudah terbuka dengan kondisi keluarganya dan beberapa kali menanyakan perihal masalah kesehatan kepada pengkaji karena keluarga Tn.B dengan pengkaji sudah mengenal lama dan sering berinteraksi sehingga mengurangi rasa kecanggungan dan meningkatkan rasa kepercayaan diantara keluarga Tn.B dan pengkaji bahkan dengan tenaga kesehatan lainnya di puskesmas terdekat. Sebuah jurnal mengatakan bahwa partisipasi pasien merupakan inti dari proses keperawatan, sehingga partisipasi pasien dalam proses keperawatan sangat penting untuk menentukan kualitas dan efektifitas pelayanan keperawatan. Membina hubungan ini didasarkan pada kepercayaan, rasa hormat, dan hubungan profesional, dengan tetap memperhatikan nilai-nilai etika dan disiplin profesi. (Purnamasari, Bachtiar, & Puspitha, 2019) Harapan pasien



atas



pelayanan



kesehatan



dibentuk



oleh banyak faktor,



diantaranya informasi yang diterima pasien dari lingkungan sekitarnya, pengalaman atas penggunaan jasa yang sama sebelumnya, dan kesan pasien atas organisasi yang menyediakan layanan jasa tersebut (Antari, Meriyani, & Suena, 2019). Saat dilakukan pengkajian Ny.D mengatakan bahwa ia dan keluarga sangat percaya terhadap tenaga kesehatan baik dokter, perawat, farmasi dan lainnya, dikarenakan ia tahu bahwa tenaga kesehatan yang turun lapangan pasti sudah terlatih sebelumnya dan melakukan perawatan berdasarkan ilmu yang telah dipelajari. Keluarga Tn.B tidak pernah memiliki masalah



tidak menyenangkan terhadap tenaga kesehatan saat melakukan konsultasi mengenai kesehatan keluarganya. Keluarga



Tn.B



jarang



melakukan



konsultasi



atau



pemeriksaan



terkait



kesehatannya kepada tenaga kesehatan dikarenakan keluarga menganggap bahwa penyakit yang terdapat di dalam keluarganya masih bisa ditangani sendiri dan tidak pernah mengalami kejadian sakit yang parah. C. Sumber daya interprofesional Menurut KKBI Kemendikbud bahwa sumber daya merupakan bahan atau keadaan yang dapat digunakan manusia untuk memenuhi keperluan hidupnya atau segala sesuatu, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang digunakan untuk mencapai hasil, misalnya peralatan, sediaan, waktu, dan tenaga. Sedangkan pengertian kolaborasi interprofesional adalah suatu kolaborasi internal yang terjadi bagi pelayan kesehatan dengan latar belakang pendidikan yang berbeda seperti perawat, dokter,farmasi, ahli gizi dan tenaga kesehatan lainnya yang dapat mendukung pelayanan kesehatan dalam mencapai kesehatan serta keselamatan pasien. Eratnya kolaborasi interprofesional memberikan manfaat yang sangat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan pasien. Salah satu cara yang dapat meningkatkan kolaborasi interprofesional ini ialah meningkatkan komunikasi yang efektif antar petugas pelayan kesehatan (Yessi Christiana, 2017) Jika dikaitkan dengan kasus pada keluarga Tn.B belum ada perawatan yang dilakukan dengan kolaborasi dari berbagai tenaga kesehatan dikarenakan keluarga yang jarang pergi berobat ke puskesmas atau rumah sakit dan lebih sering menggunakan pengobatan non-famakologi dirumah serta obat warung. Namun, jika dilihat dari pengkajian diperlukan adanya kolaborasi interprofessional dalam melakukan intervensi antara perawat dan ahli gizi, dikarenakan Ny.D dan An.V memiliki masalah obesitas sehingga hal tersebut perlu diberikan intervensi kolaborasi. D. Sumber daya Intraprofesional Kolaborasi intraprofessional merupakan suatu kolaborasi atau kerjasama yang dilakukan oleh lebih dari dua orang dengan latar belakang pendidikan atau profesi yang



sama untuk mencapai kesehatan serta keselamatan pasien (Yessi Christiana, 2017). Pada keluarga



Tn.B



berdasarkan



hasil



pengkajian



tidak



perlu



adanya



kolaborasi



intraprofessional perawat dikarenakan masalah yang dialami keluarga Tn.B masih bisa diatasi oleh anggota keluarga itu sendiri dan hanya perlu diberikan arahan serta bimbingan oleh satu perawat.



DAFTAR PUSTAKA Antari, N. P. U., Meriyani, H., & Suena, N. M. D. S. (2019). Communication factors that influence the trust level toward pharmacy tecnician. Jurnal Ilmiah Medicamento, 5(2), 63– 69. Kusuma, R. S. (2017). Komunikasi antar pribadi sebagai solusi konflik pada hubungan remaja dan orang tua di smk batik 2 surakarta. Warta LPM, 20(1), 49–54. https://doi.org/10.23917/warta.v19i3.3642 Purnamasari, N., Bachtiar, F., & Puspitha, A. (2019). The effectiveness of motoric-cognitive dual-task training in reducing risk of falls on elderly. Jurnal Mkmi, 15(September 2019), 284–291. Rahmawati, M. G. (2018). Pola komunikasi dalam keluarga. Al-Munzir, 11(2), 63–66. Sasmito, P., Majadanlipah, M., Raihan, R., & Ernawati, E. (2019). Penerapan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien. Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 11(2), 58. https://doi.org/10.32763/juke.v11i2.87 Yessi Christiana. (2017). Meningkatkan kolaborasi interprofesional untuk keselamatan pasien. Journal of Chemical Information and Modeling, 110(9), 1689–1699.