Nilai Eigen Dan Vektor Eigen Kelompok 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Pendahuluan Jika A adalah sebuah matriks n × n dan x adalah sebuah vektor pada Rn , maka Ax juga merupakan sebuah vektor pada Rn , namun biasanya tidak terdapat hubungan geometrik yang sederhana diantara x dan Ax. Akan tetapi, dalam kasus-kasus tertentu dimana x adalah sebuah vektor taknol dan Ax adalah sebuah kelipatan skalar dari x, terdapat suatu hubungan geometrik sederhana diantara keduanya. Sebagai contohnya, jika A adalah sebuah matriks 2 x 2, dan jika x adalah sebuah vektor taknol yang sedemikian rupa sehingga Ax adalah kelipatan skalar dari x, katakanlah Ax = λx, maka setiap vektor pada garis yang melewati titik asal yang ditentukan oleh x akan dipetakan kembali ke garis yang sama apabila dikalikan dengan A (Howard Anton, 1992). Definisi : Jika A adalah sebuah matriks n × n, maka sebuah vektor taknol x pada Rn disebut vektor eigen (eigenvector) dari A jika Ax adalah sebuah kelipatan skalar dari x. Ax = λx Untuk skalar sebarang λ. Skalar λ disebut nilai eigen (eigenvalue) dari A, dan x disebut sebagai vektor eigen dari A yang terkait dengan λ.



Dalam R2 dan R3 , perkalian dengan A memetakan setiap vektor eigen x dari A (jika memang ada) ke garis yang sama melewati titik asal tempat dimana x berada. Bergantung pada tanda dan besarnya nilai eigen λ yang terkait dengan x, operator linear Ax = λx akan memperkecil atau memperbesar x dengan faktor λ, dan membalikkan arahnya apabila λ adalah negatif (Gambar 1.1.1)



λx



x λx



x



x λx



(a) 0 ≤ λ ≤ 1



x



(b) λ ≥ 1



(c) -1 ≤ λ ≤ 0



λx



(d) λ ≤ - 1



Contoh 1 Vektor Eigen dari Matriks 2 x 2 1 Vektor x = [ ] adalah vektor eigen dari 2 3 A=[ 8



0 ] −1



Yang terkait dengan nilai eigen λ= 3, karena 3 Ax = [ 8



0 1 3 ] [ ] = [ ] = 3x −1 2 6



Untuk memperoleh nilai eigen dari sebuah matriks A , n x n, kita menuliskan kembali Ax = λx sebagai Ax = λIx atau secara ekuivalen , (λI – A)x = 0 Agar λ dapat menjadi nilai eigen, harus terdapat satu solusi taknol dari persamaan ini.



det (λI – A) = 0



Persamaan ini disebut persamaan karakteristik ( characteristic equation ) matriks A; skalar-skalar yang memenuhi persamaan ini adalah nilai-nilai eigen A. Apabila diperluas lagi, determinan det (λI – A) adalah sebuah polinamial p dalam variabel λ yang disebut sebagai polinomial karakteristik ( characteristic polynomial ) matriks A. CONTOH 2 Nilai Eigen dari Matriks 3 x 3 Tentukan nilai-nilai eigen dari 0 1 A = [0 0 4 −17



0 1] 8



Penyelesaian : Polinomial karakteristik A adalah 𝜆 −1 0 det (λI – A) = det [ 0 𝜆 −1 ] = λ3 - 8λ2 + 17λ- 4 = 0 −4 17 𝜆 − 8



Untuk menyelesaikan persamaan ini λ3 - 8λ2 + 17λ- 4 = 0 mulai dengan mencari solusi-solusi bilangan bulatnya. Sehingga didapatkan faktor-faktor bilangan bulatnya, (λ - 4) (λ2 - 4λ + 1) = 0 Sehingga solusi-solusi diatas yang masih belum diketahui memenuhi persamaan kuadratik λ 2 - 4λ + 1 = 0 yang dapat diselesaikan dengan rumus kuadratik. Dengan demikian , nilai nilai eigen dari A adalah : λ = 4, λ = 2 + √3, dan λ = 2 - √3 CONTOH 3 Nilai Eigen dari Segitiga Matriks Atas Tentukan nilai-nilai eigen dari matriks segitiga atas 𝑎11 0 A= [ 0 0



𝑎12 𝑎13 𝑎22 𝑎23 0 𝑎33 0 0



𝑎14 𝑎24 𝑎34 ] 𝑎44



Penyelesaian : Dengan mengingat bahwa determinan sebuah matriks segitiga adalah hasilkali entrientrinya yang terletak pada diagonal utama , maka diperoleh ; 𝜆 − 𝑎11 −𝑎12 −𝑎13 𝜆 − 𝑎22 −𝑎23 0 det (λI – A) = det [ 𝜆 − 𝑎33 0 0 0 0 0



−𝑎14 −𝑎24 −𝑎34 ] 𝜆 − 𝑎44



= (𝜆 − 𝑎11) (𝜆 − 𝑎22) (𝜆 − 𝑎33 ) (𝜆 − 𝑎44 ) Sehingga diperoleh persamaan karakteristiknya adalah (𝜆 − 𝑎11 ) (𝜆 − 𝑎22 ) (𝜆 − 𝑎33 ) (𝜆 − 𝑎44 ) dan nilai-nilai eigennya adalah λ = 𝑎11 ,



λ = 𝑎22 ,



λ = 𝑎33 ,



yang tepat merupakan entri-entri diagonal dari matriks A.



dan λ = 𝑎44



Teorema umum berikut ini dapat diketahui dengan jelas dari perhitungan-perhitungan yang dilakukan dalam contoh diatas.



Teorema 1 Jika A adalah sebuah matriks segitiga n × n (segitiga atas, segitiga bawah, atau diagonal), maka nilai-nilai eigen dari A adalah entri-entri yang terletak pada diagonal utama matriks A.



CONTOH 4 Nilai Eigen dari Matriks Segitiga Bawah Dengan memeriksa secara seksama, nilai-nilai eigen dari matriks segitiga bawah 1 2



A = −1 [5 1



2



adalah λ = 2 , λ = 3 , λ =



0 2 3



−8



0 0 −1 4



]



−1 4



.



CATATAN : Dalam soal-soal aplikatif, matriks A seringkali berukuran sedemikian besar sehingga penghitungan persamaan karakteristiknya menjadi tidak praktis. Sebagai akibatnya berbagai metode aproksimasi digunakan untuk memperoleh nilai-nilai eigennya. Nilai Eigen Kompleks Bukanlah hal yang mustahil apabila persamaan karakteristik sebuah matriks yang entrientrinya bilangan real memiliki solusi yang kompleks. Sebagai contoh, polinomial karakteristik dari matriks −2 −1 A=[ ] 5 2 adalah det (λI – A) = 0 1 0 −2 −1 det (𝜆 [ ]− [ ]) = 0 0 1 5 2 det ([



−2 −1 𝜆 0 ]− [ ]) = 0 5 2 0 𝜆



det ([



𝜆+2 1 ]) = 0 −5 𝜆 − 2



(λ+2)(λ-2) – (-5)(1) = 0 𝜆2 + 1 = 0 𝜆1,2= ±𝑖 Karena persamaan karakteristiknya adalah λ2 + 1 = 0, dan solusinya adalah bilangan imajiner λ= i dan λ= -i. Dengan demikian, harus berurusan dengan nilai eigen yang kompleks, bahkan untuk matriks real sekalipun. Adapun untuk memperoleh vector eigen kompleks nya adalah sebagai berikut : Karena nilai λ1,2 = ± 𝑖 , sudah diperoleh maka kita dapat menyelesaikan vector eigen dari matriks diatas . (λI – A) x = 0 1 (𝜆 [ 0 (𝑖 [



0 −2 −1 𝑥1 0 ]− [ ]) [𝑥 ] = [ ] 1 5 2 0 2



1 0 −2 −1 𝑥1 0 ]− [ ]) [𝑥 ] = [ ] 0 1 5 2 0 2



𝑖 ([ 0



0 −2 −1 𝑥1 0 ]− [ ]) [𝑥 ] = [ ] 𝑖 5 2 0 2 𝑥1 1 0 ]) [𝑥 ] = [ ] 𝑖−2 0 2



𝑖+2 ([ −5



untuk menyelesaikan matriks diatas, kita gunakan cara OBE (Operasi Baris Elementer) : 5



𝑖+2 2 𝑖+2 𝑏1+𝑏2 𝑖 + 2 [ ]→ [ 0 −5 𝑖 − 2



2 5



𝑖+2 𝑏2 5



]→



𝑖+2



𝑖+2 [ 0



2 ] 1



Sehingga, 𝑖+2 [ 0



2 𝑥1 0 ][ ] = [ ] 1 𝑥2 0



Karena, dari matriks diatas sudah berhenti mengunakan operasi baris elementer, maka diperoleh : (𝑖 + 2) 𝑥1 + 2 𝑥2 = 0 ….* 𝑥2 = 0 ….**



Dari persamaan * diperoleh bahwa (𝑖 + 2) 𝑥1 + 2 𝑥2 = 0 Substitusikan 𝑥2 = 0 maka diperoleh (𝑖 + 2) 𝑥1 = 0 sehingga, 𝑥1 = 0 Jadi, vektor eigen yang bersesuaian untuk matriks A = [



−2 −1 0 ] adalah [ ] 5 2 0



Teorema 2 ( Pernyatan-pernyataan yang Ekuivalen) Jika A adalah sebuah matriks n × n dan λ adalah sebuah bilangan real, maka pernyataan-pernyataan berikut ini adalah ekuivalen. (a) λ adalah sebuah nilai eigen dari A. (b) Sistem persamaan (λI – A)x = 0 memiliki solusi nontrivial. (c) Terdapat sebuah vektor taknol x pada Rn sedemikian rupa sehingga Ax = λx. (d) λ adalah sebuah solusi dari persamaan karakteristik det (λI – A) = 0.



DIAGONALISASI Definisi : Sebuah matriks bujursangkar A dikatakan dapat didiagonalisasi ( diagonalizable) jika terdapat sebuah matriks P yang dapat di balik sedemikain rupa sehingga P-1 AP adalah T sebuah matriks diagonal; matriks P dikatakan mendiagonalisasi ( diagonalizable) Teorema berikut ini menujukkan bahwa masalah vektor eigen dan masalah diagonalisasi adalah sama Teorema 3 Jika A adalah sebuah matriks n × n , maka kedua pernyataan berikut ini adalah ekuivalen. (a) A dapat didiagonalisasi (b) A memiliki n vektor eigen yang bebas linear



CONTOH 1 Menentukan Matriks P yang mendiagonalisasi matriks A Tentukan sebuah matriks P yang mendiagonalisasi A= [



2 −3 ] 2 −5



Penyelesaian Langkah pertama, tentukan nilai-nilai eigen dari matriks diatas : det (λI – A) = 0 1 0 2 −3 det (𝜆 [ ]− [ ]) = 0 0 1 2 −5 det ([



2 −3 𝜆 0 ]− [ ]) = 0 2 −5 0 𝜆



det ([



𝜆−2 3 ]) = 0 −2 𝜆 + 5



(𝜆 − 2) (𝜆 + 5) − (−2)(3) = 0 𝜆2 + 3λ − 4 = 0 (λ + 4)(λ− 1) = 0 𝜆1 = − 4 dan 𝜆2 = 1 Langkah kedua, tentukan vector eigen dari matriks diatas : Dengan 𝜆1 = − 4



(λI – A) x = 0 1 0 2 −3 𝑥1 0 ]− [ ]) [ ] = [ ] 0 1 2 −5 𝑥2 0 −4 0 2 −3 𝑥1 0 ([ ]− [ ]) [ ] = [ ] 0 −4 2 −5 𝑥2 0 0 −6 3 𝑥1 ([ ]) [𝑥 ] = [ ] 0 −2 1 2 (−4 [



−6𝑥1 + 3𝑥2 = 0……. * −2𝑥1 + 𝑥2 = 0……** Dari persamaan ** diperoleh −2𝑥1 + 𝑥2 = 0 𝑥2 = 2𝑥1 Misalkan , 𝑥1 = 𝑡 maka 𝑥2 = 2𝑡 Jadi , vector untuk 𝜆1 = − 4 adalah 𝑡 𝑣1 = [ ] 2𝑡 1 𝑣1 = [ ] t 2 Dengan 𝜆1 = 1 (λI – A) x = 0 1 0 2 −3 𝑥1 0 ]− [ ]) [ ] = [ ] 0 1 2 −5 𝑥2 0 1 0 2 −3 𝑥1 0 ([ ]− [ ]) [𝑥 ] = [ ] 0 1 2 −5 0 2 −1 3 𝑥1 0 ([ ]) [𝑥 ] = [ ] −2 6 0 2



(1 [



−𝑥1 + 3𝑥2 = 0……. * −2𝑥1 + 6𝑥2 = 0……** Dari persamaan * diperoleh −𝑥1 + 3𝑥2 = 0 3𝑥2 = 𝑥1 Misalkan , 𝑥2 = 𝑡 maka 𝑥1 = 3𝑡 Jadi , vector untuk 𝜆2 = 1 adalah 3𝑡 𝑣2 = [ ] 𝑡



3 𝑣2 = [ ] t 1 Jadi, vector eigen dari matriks A= [



2 −3 1 3 ] adalah P = [ ] 2 −5 2 1



Setelah diperoleh vector eigen dari matriks diatas, maka kita dapat menentukan matriks P yang mendiagonalisasi matriks A. P =[



1 3 ] 2 1



Maka, P -1 AP = 𝐷 1 𝑑 −𝑏 P -1 = (𝑎𝑑−𝑏𝑐) [ ] −𝑐 𝑎 1 1 −3 P -1 = (1)(1)−(3)(2) [ ] −2 1 1 1 −3 P -1 = −5 [ ] −2 1 -1



−1



3



5 2



5 −1]



5



5



P = [ Sehingga , P -1 AP = 𝐷 −1



[



3



5 2



5 −1]



5



5 −1



[



2 [ 2



−3 1 3 ][ ]=D −5 2 1



3



5 2



5 −1]



5



5



[



−4 [ −8



3 ]=D 1



−4 0 ]=D 0 1



Jadi , −1



1 3 −4 0 5 PDP = [ ][ ][ 2 1 0 1 2 5



−1



−4 3 5 PDP-1 = [ ][ −8 1 2 PDP-1 = [



5 −1]



2 −3 ] ∎ 2 −5



Terbukti bahwa matriks A dapat didiagonalisasi .



5 3



5



3 5 −1]



-1



5



CONTOH 2 Apakah matriks ini dapat didiagonalisasi? Jika dapat, tentukan matriks P dan matriks diagonalnya. A= [



1 0 ] 3 1



Penyelesaian: Langkah pertama, tentukan nilai-nilai eigen dari matriks diatas : det (λI – A) = 0 1 0 1 0 det (𝜆 [ ]− [ ]) = 0 0 1 3 1 det ([



1 0 𝜆 0 ]− [ ]) = 0 3 1 0 𝜆



det ([



𝜆−1 0 ]) = 0 −3 𝜆 − 1



(𝜆 − 1) (𝜆 − 1) − (−3)(0) = 0 𝜆2 -2λ + 1 = 0 𝜆1,2 = 1 Langkah kedua, tentukan vector eigen dari matriks diatas : Dengan 𝜆1,2 = 1 (λI – A) x = 0 1 0 1 0 𝑥1 0 ]− [ ]) [ ] = [ ] 0 1 3 1 𝑥2 0 1 0 1 0 𝑥1 0 ([ ]− [ ]) [ ] = [ ] 0 1 3 1 𝑥2 0 0 0 𝑥1 0 ([ ]) [𝑥 ] = [ ] −3 0 0 2



(1 [



-3𝑥1 + 0 = 0...* 𝑥1 = 0 Dimisalkan 𝑥2 = t maka 𝑥1 = 0 sehingga diperoleh vektor eigen dari matriks [ 0 0 [ ]t atau [ ]. 1 1



1 0 ] adalah 3 1



0 Nilai-nilai eigen dari A adalah 𝜆1,2 = 1 maka didapat vektor eigen x = [ ]. Karena vektor 1 eigen A hanya 1 sedangkan ordo (A) = 2 x 2 maka matriks A tidak dapat didiagonalisasikan.



Latihan Soal 1.Tentukan persamaan karakteristik dan nilai-nilai eigen dari matriks-matriks berikut ini . (a) A = [



3 0 ] 8 −1



(b) A = [



(c) A = [



1 1



(d) A = [



−1 ] 3



10 −9 ] 4 −2 1 0



0 ] 1



Penyelesaian : (a) A = [



3 0 ] 8 −1 det (λI – A) = 0 det (𝜆 [ det ([



1 0



0 3 0 ] − [ ]) = 0 1 8 −1 3 0 0 ] − [ ]) = 0 8 −1 𝜆



𝜆 0



0 ]=0 𝜆+1 (𝜆 − 3)(𝜆 + 1) - (−8. 0) = 0 det [



𝜆−3 −8



λ2 - 2𝜆 – 3 = 0 (𝜆 − 3)(𝜆 + 1) = 0 𝜆1 = 3 dan 𝜆2 = -1 Vektor Eigen : Jika 𝜆1 = 3 (λI – A)x = 0 1 0 1 (3 [ 0 3 ([ 0 (𝜆 [



𝑥1 0 3 0 0 ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 1 8 −1 0 2 𝑥1 0 3 0 0 ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 1 8 −1 0 2 𝑥1 0 3 0 0 ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 3 8 −1 0 2 𝑥 0 0 1 0 ([ ]) [ ] = [ ] −8 4 𝑥2 0 -8𝑥1 + 4𝑥2 = 0 4𝑥2 = 8𝑥1 8



𝑥2 = 4 𝑥1



𝑥2 = 2𝑥1 Misalkan, 𝑥1 = t maka 𝑥2 = 2t 𝑡 1 Sehingga untuk 𝜆1 = 3 vektor eigennya adalah [ ] atau [ ]t 2𝑡 2 Jika 𝜆2 = -1 (λI – A)x = 0 𝑥1 1 0 3 0 0 ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 0 1 8 −1 0 2 𝑥1 1 0 3 0 0 (−1 [ ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 0 1 8 −1 0 2 𝑥1 −1 0 3 0 0 ([ ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 0 −1 8 −1 0 2 𝑥 −4 0 1 0 ([ ]) [ ] = [ ] −8 0 𝑥2 0 (𝜆 [



-4𝑥1 = 0…….* -8𝑥1 = 0…...** Dari persamaan * dan ** diperoleh bahwa nilai 𝑥1 = 0 dan misalkan 𝑥2 = t 0 0 Sehingga untuk 𝜆2 = -1 vektor eigennya adalah [ ] atau [ ] t 𝑡 1 3 Jadi, vector eigen dari matriks [ 8 (b) A = [



10 4



0 1 0 ] adalah [ ]t dan [ ] t −1 2 1



−9 ] −2



det (λI – A) = 0 1 0 10 −9 ] − [ ]) = 0 0 1 4 −2 𝜆 0 10 −9 det ([ ] − [ ]) = 0 4 −2 0 𝜆 𝜆 − 10 9 det [ ]=0 −4 𝜆+2 (𝜆 − 10)(𝜆 + 2) - (−4. 9) = 0



det (𝜆 [



λ2 - 8𝜆 – 16 = 0 (𝜆 − 4)(𝜆 − 4) = 0 𝜆1 ,2 = 4 Vektor Eigen :



Jika 𝜆1,2 = 4 (λI – A)x = 0 1 0 1 (4 [ 0 4 ([ 0 (𝜆 [



0 0 10 −9 𝑥1 ]−[ ]) [ ] = [ ] 1 0 4 −2 𝑥2 0 0 10 −9 𝑥1 ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 1 0 4 −2 2 0 0 10 −9 𝑥1 ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 4 0 4 −2 2 𝑥 −6 9 1 0 ([ ]) [ ] = [ ] −4 6 𝑥2 0 -6𝑥1 + 9𝑥2 = 0….* -4𝑥1 + 6𝑥2 = 0….**



Dari persamaan ** diperoleh bahwa -4𝑥1 + 6𝑥2 = 0 6𝑥2 = 4𝑥1 4



𝑥2 = 6 𝑥1 2



𝑥2 = 3 𝑥1 Misalkan 𝑥1 = t maka 𝑥2 =



2 3



t



𝑡 1 Sehingga untuk 𝜆1,2 = 4 vektor eigennya adalah [2 𝑡] atau [ 2 ] t 3



Jadi, vector eigen dari matriks A = [ (c)A= [



1 1



3



1 −9 ] adalah [ 2 ] t −2 3



10 4



−1 ] 3 det (λI – A) = 0 1 0 1 −1 det (𝜆 [ ] − [ ]) = 0 0 1 1 3 det ([



1 0 ] − [ 1 𝜆



𝜆 0



−1 ]) = 0 3



1 ]=0 𝜆−3 (𝜆 − 1)(𝜆 − 3) - (−1) (1) = 0 det [



𝜆−1 −1



λ2 - 4𝜆 + 4 = 0 (𝜆 − 2)(𝜆 − 2) = 0



𝜆1,2 = 2 Jika 𝜆1,2 = 2 (λI – A)x = 0 0 1 −1 𝑥1 0 ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 1 1 3 0 2 𝑥 0 1 −1 1 0 ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 1 1 3 0 2 𝑥 0 1 −1 1 0 ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 2 1 3 0 2 𝑥1 0 1 1 ([ ]) [𝑥 ] = [ ] 0 −1 −1 2



1 0 1 (2 [ 0 2 ([ 0 (𝜆 [



𝑥1 + 𝑥2 = 0…..* −𝑥1 − 𝑥2 = 0….** Dari persamaan ** diperoleh bahwa −𝑥1 −𝑥2 = 0 −𝑥1 = 𝑥2 𝑥1 = −𝑥2 Misalkan 𝑥2 = t maka 𝑥1 = - t Sehingga, untuk 𝜆1 = 2 vektor eigennya adalah [ Jadi, vektor eigen dari matriks A = [ (d)



A=[



1 0



1 1



−𝑡 −1 ] atau [ ] t 𝑡 1



−1 −1 ] adalah [ ] t 3 1



0 ] 1 det (λI – A) = 0 1 0 1 0 det (𝜆 [ ] − [ ]) = 0 0 1 0 1 det ([



1 0 ] − [ 0 𝜆



𝜆 0



det [



𝜆−1 0



0 ]) = 0 1



0 ]=0 𝜆−1



(𝜆 − 1)(𝜆 − 1) = 0 λ2 - 2𝜆 + 1 = 0 (𝜆 − 1)(𝜆 − 1) = 0



𝜆1,2 = 1 Jika 𝜆1,2 = 1 (λI – A)x = 0 1 0 1 (1 [ 0 (𝜆 [



0 1 0 𝑥1 0 ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 1 0 1 0 2 𝑥 0 1 0 1 0 ]−[ ]) [ ] = [ ] 1 0 1 𝑥2 0 0 0 𝑥1 0 ([ ]) [ ] = [ ] 0 0 𝑥2 0



0 Sehingga, untuk Jika 𝜆1,2 = 1 vektor eigennya adalah [ ] 0 1 Jadi, vektor eigen dari matriks [ 0



0 0 ] adalah [ ] 1 0



2. Tentukan nilai eigen dan vektor eigen dari matriks A = [



1 1



−2 ]? 4



Nilai eigen 1 det (𝜆 [ 0 det ([



det (λI – A) = 0 0 1 −2 ] − [ ]) = 0 1 1 4



𝜆 0



0 1 ] − [ 1 𝜆



det [



𝜆−1 −1



−2 ]) = 0 4



2 ]=0 𝜆−4



(𝜆 − 1)(𝜆 − 4) − (−1)(2) = 0 λ2 - 5𝜆 + 6 = 0 (𝜆 − 2)(𝜆 − 3) = 0 𝜆1 = 2 dan 𝜆2 = 3 Vektor Eigen Jika 𝜆1 = 2 (λI – A)x = 0 1 0 1 (2 [ 0 (𝜆 [



0 0 1 −2 𝑥1 ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 1 0 1 4 2 𝑥 0 1 0 1 −2 ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 1 0 1 4 2



([



2 0 0 1 −2 𝑥1 ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 0 2 0 1 4 2 𝑥1 0 1 2 ([ ]) [𝑥 ] = [ ] 0 −1 −2 2 𝑥1 + 2 𝑥2 = 0……..* −𝑥1 − 2 𝑥2 = 0….**



Dari persamaan * diperoleh bahwa 𝑥1 + 2 𝑥2 = 0 𝑥1 = −2 𝑥2 Misalkan, 𝑥2 = t maka 𝑥1 = -2 t −2𝑡 −2 Sehingga, untuk 𝑥1 = 2 vektor eigennya adalah [ ] atau [ ] t 𝑡 1 Jika 𝜆1 = 3 (λI – A)x = 0 0 0 1 −2 𝑥1 ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 1 0 1 4 2 𝑥 0 1 0 1 −2 ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 1 0 1 4 2 𝑥 0 1 0 1 −2 ]−[ ]) [𝑥 ] = [ ] 3 0 1 4 2 𝑥1 0 2 2 ([ ]) [𝑥 ] = [ ] 0 −1 −1 2



1 0 1 (3 [ 0 3 ([ 0 (𝜆 [



2𝑥1 + 2 𝑥2 = 0……..* −𝑥1 − 𝑥2 = 0….** Dari persamaan * diperoleh bahwa 2𝑥1 + 2 𝑥2 = 0 𝑥1 = − 𝑥2 Misalkan, 𝑥2 = t maka 𝑥1 = -t −𝑡 −1 Sehingga, untuk 𝜆2 = 3 vektor eigennya adalah [ ] atau [ ] t 𝑡 1 Jadi, vektor eigen dari matriks A = [



1 1



−2 −2 −1 ] adalah [ ] t dan [ ] t 4 1 1



3. Tentukan sebuah matriks P yang mendiagonalisasi A dan tentukan P – 1AP . A=[



−14 −20



12 ] 17



A=[



1 0 ] 6 −1



Penyelesaian : A=[



−14 −20



12 ] 17



Langkah pertama, tentukan nilai eigen dari matriks diatas : det (𝜆𝐼 – 𝐴) = 0 1 det λ[ 0



0 −14 ]-[ 1 −20



12 ]=0 17



λ 0



−14 0 ]-[ −20 λ



12 ]=0 17



det [



det [



λ + 14 − 12 ]=0 20 λ − 17



(λ + 14) (λ − 17) – (20) (-12) = 0 λ2-17 λ+14 λ – 238 + 240 = 0 λ2- 3λ + 2 = 0 (λ-2) (λ-1) sehingga λ1 = 2 dan λ2 = 1 Langkah kedua, menentukan vektor eigen dari matriks diatas Dengan λ = 2 maka diperoleh vektor eigen :



( λI – A)x = 0 [



2 0



12 𝑥1 ][ ]=0 17 𝑥2 −12 𝑥1 ][ ] = 0 −15 𝑥2



0 −14 ]-[ 2 −20 [



16 20



16𝑥1 - 12𝑥2 = 0 ………… (*) 20𝑥1 - 15𝑥2 = 0 ………… (**) Dari (**) maka : 20𝑥1 - 15𝑥2 = 0 20𝑥1 = 15𝑥2 𝑥1 = ¾ 𝑥2 3



Misalkan 𝑥2 = t maka 𝑥1 = ¾ t . Jadi didapat dengan λ= 2 vektor eigennya adalah [ 4] 1 Dengan λ2 = 1 maka diperoleh vektor eigen :



( λI – A)x = 0 [



1 0



12 𝑥1 0 ] [𝑥 ] = [ ] 17 0 2 0 −12 𝑥1 ][ ] = [ ] 0 −16 𝑥2



0 −14 ] −[ 1 −20 [



15 20



15𝑥1 − 12𝑥2 = 0 ………… (*) 20𝑥1 − 16𝑥2 = 0 ………… (**) Dari persamaan (**) maka : 20𝑥1 − 16𝑥2 = 0 20𝑥1 = 16𝑥2 4



𝑥1 = 5 𝑥2 4



4



t . Jadi didapat dengan λ= 1 vektor eigennya adalah [ 5] . 5 1 Didapatlah matriks P yang mendiagonalisasi matriks A , yaitu Misalkan 𝑥2 = t maka 𝑥1



=



4



P= [



3 4]



5



1



1



Kemudian, tentukan P – 1AP . P–1 =



P



P



–1



–1



=



1 4 3 − 5 4



1 1 20



[



−3



1 −1



5



4 4



]



5 −3



1



4 4



−1



20 P–1 = [ −20



]



−3



1



[ −1



= 20 [



4 4



]



5



− 15 ] 16



Maka : D = P – 1AP 20 D=[ −20



− 15 −14 ][ 16 −20



4



12 ][ 5 17 1



3 4]



1



−56



20 D=[ −20



− 15 ][ 16



20 D=[ −20



5 −80 5



−42



+ 12



4 −60



+ 17



4



4



− 15 ][ 5 16 1



1 D=[ 0



+ 12 ] + 17



6 4]



2



0 ] 2



1 0 Diketahui :A = [ ] Tentukan sebuah matriks P yang mendiagonalisasi A dan tentukan 6 −1 –1 P AP . Penyelesaian : A=[



1 0 ] 6 −1



Langkah pertama, tentukan nilai eigen dari matriks diatas : det (𝜆𝐼 – 𝐴) = 0 1 det λ[ 0 det [



λ 0



det [



0 1 ]-[ 1 6



0 ]=0 −1



1 0 0 ]-[ ]=0 6 −1 λ λ−1 0 ]=0 −6 λ + 1



(λ + 1) (λ − 1) – (0) (-6) = 0 λ2-1 = 0 λ1,2 = 1 Langkah kedua, menentukan vektor eigen dari matriks diatas Dengan λ1,2 = 1 maka diperoleh vektor eigen :



( λI – A)x = 0 [



1 0



0 1 0 𝑥1 0 ]-[ ][ ]=[ ] 1 6 −1 𝑥2 0 0 0 𝑥1 0 [ ] [𝑥 ] = [ ] −6 2 0 2



-6𝑥1 + 2𝑥2 = 0 ………… (*)



0 0 ] terdapat satu variabel bebas maka dimisalkan 𝑥2 = t , maka 𝑥1 −6 2 0 0 = 0 sehingga, didapatlah vektor [ ] t atau [ ] 1 1 Karena pada matriks [



Dari * maka : -6𝑥1 + 2𝑥2 = 0 2𝑥2 = 6𝑥1 𝑥2 = 3 𝑥1 1



1



Misalkan 𝑥2 = t maka 𝑥1 = 3 t . Jadi didapat dengan λ= 1 vektor eigennya adalah [ 3] 1 1



1 0 0 Jadi, dari matriks A = [ ] diperoleh vektor eigennya [ 3] dan [ ] 6 −1 1 1



Didapatlah matriks P yang mendiagonalisasi matriks A , yaitu 1



P= [



0 ] 1



3



1



Kemudian, tentukan P – 1AP . P–1 =



1 1 − 3



1 [−1 0



0



1] 3



1 [−1



0



1 P – 1 = 3 [−1



0



P–1 =



1 1 3



1] 3 1] 3



3 0 P–1 = [ ] −3 1 Maka : D = P – 1AP 1



3 0 1 D=[ ][ −3 1 6



0 ][ 3 −1 1



3 0 1 D=[ ][ −3 1 6



0 ][ 3 −1 1



3 D=[ 3



1



1



0 ][ 3 −1 1



1 D=[ 0



0 ] −1



0 ] 1



0 ] 1 0 ] 1



DAFTAR PUSTAKA



Anton, Horward, C. Rorres(1992), Aljabar Linear Elementer Versi Aplikasi Edisi Kedelapan Jilid 1, terjemahan Penerbit Erlangga, Jakarta 1922. Imrona, Mahmud. 2009. Aljabar Linear Dasar. Jakarta : Erlangga.



Pertanyaan: 1. Muhammad Fikri - Apakah perbedaan matriks dan vektor? - Misalkan t sebarang nilai apakah hasilnya berpengaruh terhadap vektor eigennya? 2. Nurmaulia Ningsih - Kapan solusi nontrivial digunakan pada nilai eigen? 3. Eka Lestari - Mengapa pada matriks 3 x 3 harus ada identitas nya? - Mengapa solusi nontrivial ada di nilai eigen kompleks? 4. Utin Indah Lestari - Apakah sama hasil penyelesaian matriks segitiga bawah berdasarkan rumus dibandingkan dengan melihat diagonal utama ? 5. Bagaimana jika matriksnya berukuran 3 x 3 apakah elemen vektornya sama ? Jawaban: 1. Muhammad Fikri - Matriks merupakan kumpulan bilangan yang disajikan secara teratur dalam baris dan kolom yang membentuk persegi panjang sedangkan vektor merupakan bentuk matriks khusus yang hanya mempunyai satu baris dan satu kolom - Ya, karena t adalah sebarang skalar 2. Nurmaulia Ningsih - solusi nontvial adalah sebuah penyelesain yang memiliki banyak solusi .jadi solusi nontrivial digunakan apabila sebuah persamaan tidak dapat di selesaikan dengan satu solusi. 3. Eka Lestari - Karena berdasarkan rumus det (𝜆𝐼 – 𝐴) = 0 terdapat matriks identitas - Karena nilai-nilai yang terdapat di eigen kompleks biasanya membutuhkan banyak penyelesaian atau solusi.seperti cara operasi baris elementer 4. Utin indah lestari - Setelah dilakukan pembuktian berdasarkan contoh soal matriks segitiga bawah diperoleh hasil nilai eigen yang sama baik secara rumus maupun secara melihat dari diagonal utamanya. 5. Alvin Firdaus - Elemenya tergantung pada nilai eigen yang diperoleh. Dimana kita ketahui bahwa nilai eigen mempengaruhi vektor eigen.