Nurul Nafiatin Uas Psi Islam [PDF]

  • Author / Uploaded
  • May
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Nurul Nafi’atin



NIM Kelas



: 1607016051 : Psikologi 6B



MatKuliah



: Psikologi Islam



JAWABAN SOAL UAS



1.



Konsep “Model of Man” dalam prespektif Barat dan Islam: A. BARAT







Psikoanalisa Struktur jiwa manusia = dinamika perilaku manusia dipengaruhi oleh 3 komponen : Id (Dorongan biologis), Ego (Kesadaran realitas), dan Super ego (kesadaran normatif). Ada 3 tingkatan kesadaran; Alam sadar, Alam tidak sadar, Alam pra-sadar







Behavioristik Manusia makhluk yang netral Perilaku manusia ditentukan oleh kondisi lingkungan luar dan rekayasa. Asas-asas teori perilaku: Classical conditioning, Laweffect, Operant conditioning, Modelling.







Humanistik Pada dasarnya manusia mempunyai potensi-potensi baik Manusia mempunyai otoritas untuk mengatur kehidupannya sendiri. Manusia mempunyai hasrat mencari makna hidup. Logoterapi mengajarkan bahwa manusia harus dipandang dalam raga-jiwa-ruhani. B. ISLAM







Proses kejadian manusia Manusia diciptakan dari tanah- Awal pembentukannya dari sperma- Dibekali dengan ruh, Unsur materi & ruhani. Ciri-ciri manusia, merupakan sebaik-baik bentuk, memiliki fitrah, mempunyai kebebasan berkehendak







Adanya ruh (cahaya Illahi) Mempunyai nafsu, Mempunyai akal, Mempunyai qalbu (hati), Diberi pedoman hidup untuk menjaga kefitrahan. Fitrah secara etimologi : belahan (Fathir). Secara nasabi : suci, tauhid, kesanggupan menerima kebenaran (Islam), potensi beribadah, sifat-sifat



ketuhanan dalam diri manusiaTiada dosa warisan dan penyakit ruhaniah saat penciptaan dan sebagai bekal memegang amanah Tuhan. Nafsu : Potensi baik dan buruk, 2 kekuatan; Al gadhab & As syahwat, Daya reaksi untuk memenuhi kebutuhan. Dalam konteks jasmaniah berada di perut dan kemaluan. Perlu kekuatan untuk mengontrol dan mengarahkan gerak dari nafsu. Akal secara Etimologi : menahan, ikatan, mencegah atau melarang. Secara Maknawi : Pengikat antara cahaya kebenaran & nafsu yang cenderung kepada kejelakan. Dapat mengantarkan manusia pada potensi fitrahnya sebagai pembeda antara yang baik dan buruk. Qalbu : Bermakna membalik. Jika berfungsi dengan baik sesuai dengan fitrahnya akan mampu mengenal lingkungan spiritual (supra sadar).



2.



Fitrah manusia dimaknai sebagai kondisi asli dan sifat bawaan manusia. Kondisi asli dan sifat bawaan manusia adalah fitrah (fathara), suci dan kecenderungan menerima kebenaran. Maka hakikat manusia itu tidak terkotori oleh ucapan hina dan perilaku keji. Karena setiap manusia itu memiliki kondisi bawaan suci, bersih, dan tanpa dosa. Hanya saja ketika manusia lahir dan bergelut dengan kehidupan dunia, terjadi pertarungan antara nafsu dan akal. Kadang nafsu yang menang, akal yang kalah. Pun, kadang nafsu yang kalah, akal yang menang. Sekali-kali manusia laksana kehidupan malaikat, kadang laksana kehidupan binatang. Keberadaan fitrah pun bukan diperoleh dengan meminta dan mengusahakan. Namun fitrah merupakan pemberian Allah Swt kepada manusia sejak dalam alam ruh hingga lahir ke dunia.



3.



Tahapan Perkembangan Manusia menurut Psikologi Islam: A. FASE PERSAKSIAN Q.S Al A'raaf (7) : 172 - 174 Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Pencipta kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang



kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu [582]?" Maksudnya agar orang-orang musyrik itu jangan mengatakan bahwa bapak-bapak mereka dahulu telah mempersekutukan Tuhan, sedangkan mereka tidak tahu bahwa mempersekutukan Tuhan itu salah, tak ada lagi jalan bagi mereka, hanyalah meniru orang-orang tua mereka yang mempersekutukan Tuhan itu. Karena itu mereka menganggap bahwa mereka tidak patut disiksa karena kesalahan orang-orang tua mereka itu. B. DALAM KANDUNGAN Dari Abi Abd Rahman Abdillah Ibn Mas’ud r.a berkata,”Rasulullah SAW mengatakan kepada kami bahwa kejadian manusia sesungguhnya adalah seorang dari kalian dikumpulkan dari perut ibumu selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi alaqah dalam waktu yang sama, kemudian menjadi mudghah juga dalam waktu yang sama. Sesudah itu malaikat diutus untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan diutus untuk melakukan pencatatan empat hal, yaitu rizkinya, usianya, amal perbuatannya, dan celaka atau bahagianya” (H.R. Muslim). Sikap dan Perilaku Orang tua terhadap anak dalam kandungan sangat berpengaruh. Mulai dari fisik, apa yang dikonsumsi orang tua berpengaruh terhadap perkembangan fisik anak. Lalu kognisi, apa yang distimulasikan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak. Emosi, apa yang dirasakan, terutama oleh Ibu, berpengaruh terhadap perkembangan emosi anak. Terakhir spiritual, apa yang diamalkan orang tua berpengaruh terhadap perkembangan spiritual anak. C. BAYI (0-2 tahun) Kesiapan fungsi pendengaran saat lahir : Mendengarkan adzan dan iqomah oleh orang sholeh, peneguhan persaksian tauhid, rambut dicukur, bersedekah emas/perak seberat rambut yang telah dicukur (Aqiqah), menyembelih hewan untuk dibagikan. Hikmahnya adalah melakukan pengorbanan dan pendidikan bagi jiwa bayi agar kelak menjadi manusia yang



mampu mengatasi sifat-sifat yang cenderung berbuat tipu daya, kerusakan, dan kehancuran (hewani). Nama yang baik, nama adalah doa. Indera penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan perlu distimulasi agar berfungsi optimal. D. Kanak-kanak (2-7 tahun) Belajar tentang Islam Masa eksplorasi, ingin tahu terhadap dunia dan lingkungan, belajar tentang islam pendidikan yang bertauhid untuk menyelamatkan jiwa oleh orang tua atau lingkungan dengan keteladanan, pembiasaan, dan penciptaan lingkungan kondusif. E. Tamyiz (7-10 tahun) Persiapan menjadi hamba Allah (Abdullah) Memiliki



pengetahuan



cara



berinteraksi



dengan



AllahMemiliki



kemampuan untuk menjalin hubungan dengan Allah (sholat, puasa, dsb). Mampu membedakan hal yang baik dan buruk, mampu menalar apa yang Diperintahkan dan Dilarang Allah, membedakan tingkatan hukum (wajib, sunah, mubah, makruh, haram), bermain untuk memenuhi perkembangan fisik, emosi, dan sosial, mendapatkan pendidikan moral dari orang tua, pengenalan konsekuensi positif lebih didahulukan daripada konsekuensi negatif F. Remaja, Baligh, Amrad (10-17 tahun) Baligh; sampai masa kanak-kanak berakhir, mulai menginjak masa remaja. Sudah wajib melakukan hal-hal yang telah diatur agama, persiapan menjalankan tugas dan tanggung jawab manusia, muatan utama pendidikan adalah penguasaan dasar-dasar ilmu ketuhanan dan ilmu kemakhlukan G. Taklif (17-40 tahun) Bertanggung jawab atas semua sikap dan perilaku pribadi, ibadah, muamalah / kemasyarakatan, jinayah / hukum, munakahat. Fisik berfungsi secara maksimal, puncak pertumbuhan, menguasai ketrampilan motorik dan merespon. Menguasai penalaran, analogis, dan kreatif. Emosi stabil, siap menunaikan



tugas



Mengembangkan



dan



peran



tanggung sosial,



jawab



sebagai



sebagai



bagian



dari



khalifatullah. masyarakat.



Pengembangan



diri



dan



masyarakat,



dengan



tidak



memisahkan



(mendikotomikan) agama dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kehidupan. H. Futuh (40 tahun-maut) Futuh : kemenangan Mengalami berbagai pengalaman spiritual dan religius (spiritual / religius experiences)Mampu memahami esensi / hakikat segala sesuatuMampu melakukan kontemplasiPerasaan cinta kepada Sang Pencipta dan maklukNya semakin kuat I. Kebangkitan (pasca maut) Q.S. Al Hajj (22) : 5 “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.”



4.



Menurut ajaran Agama Islam, kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lain mempunyai berbagai macam ciri utamanya, diantaranya adalah : 1. Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang paling baik, ciptaan Allah SWT. yang paling sempurna. 2. Manusia



memiliki



potensi



(daya



atau



kemampuan



yang



mungkin



dikembangkan) beriman kepada Allah SWT. Sebab sebelum ruh (ciptaan)



Allah dipertemukan dengan jasad di rahim ibunya, ruh yang berada di alam gaib itu ditanyai oleh Allah. 3. Manusia diciptakan oleh Allah SWT. untuk mengabdi kepada-Nya 4. Manusia diciptakan oleh Allah SWT. untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. 5. Di samping akal, manusia dilengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan atau kehendak. Dengan akal dan kehendaknya manusia akan tunduk dan patuh kepada Allah, menjadi muslim. Tetapi dengan akal dan kehendaknya juga manusia dapat tidak percaya, tidak tunduk dan tidak patuh kepada kehendak Allah, bahkan mengingkari-Nya, menjadi kafir. 6. Secara individual manusia bertanggung jawab atas segala perbuatannya. 7. Berakhlak. Berakhlak adalah ciri utama manusia dibandingkan makhluk lain. Artinya manusia adalah makhluk yang diberikan oleh Allah SWT. kemampuan untuk membedakan yang baik dengan yang buruk. 5.



Apakah agama mempengaruhi perilaku seseorang?



Ajaran agama adalah ukuran‐ukuran yang menetapkan batas‐batas boleh tidaknya atau baik buruknya cara‐cara untuk meredakan ketegangan itu. Ini berarti ajaran agama membentuk secara aktif ego dan super ego, sehingga ketentuan agama menjadi suara hati atau ego ideal (qolbu, hati nurani). Dengan demikian maka jelas ajaran agama sangat berpengaruh terhadap pola sikap seseorang sebagai reaksi atas rangsangan‐rangsangan baik dari dalam maupun dari luar diri individu. Super Ego akan mengevaluasi Ego berdasarkan norma‐norma agama atau ajaran‐ajaran agama. Baik buruknya pemecahan masalah ditentukan berdasarkan ajaran agama sehingga semua keinginan, dorongan dari dalam diri akan mencari pemuasan dirinya dengan pertimbangan penilaian berdasar ajaran agama. Contoh, seseorang lapar ingin makan, ego mencari makan dengan peran Super Ego.