Operational Amplifier [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Operational Amplifier (Op-Amp)



Operational Amplifier (Op-Amp) Op-Amp adalah singkatan dari Operational Amplifier. Merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. IC Op-Amp adalah piranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal, baik sinyal DC maupun sinyal AC. Pada umumnya, Op-Amp disimbolkan ke dalam simbol skematik OpAmp seperti berikut ini :



Simbol Skematik Op-Amp Berikut adalah bentuk fisik dari Op-Amp :



Bentuk Fisik Op-Amp Fungsi Op-Amp Fungsi dari Op-amp adalah sebagai pengindra dan penguat sinyal masukan baik DC maupun AC juga sebagai penguat diferensiasi impedansi masukan tinggi, penguat keluaran impedansi rendah. OpAmp banyak dimanfaatkan dalam peralatan-peralatan elektronik sebagai penguat, sensor, mengeraskan suara, buffer sinyal, menguatkan sinyal, mengitegrasikan sinyal. Selain itu digunakan pula dalam pengaturan tegangan, filter aktif, intrumentasi, pengubah analog ke digital dan sebaliknya. Aplikasi Op-Amp Amplifier Inverting Berikut adalah rangkaian amplifier inverting :



Amplifier Inverting Untuk mencari penguatan / gain dari rangkaian amplifier inverting dengan Op-Amp dapat digunakan persamaan berikut :



Amplifier Non-Inverting Berikut adalah rangkaian Amplifier Non-Inverting



Amplifier Non-Inverting Untuk mencari penguatan / gain dari rangkaian amplifier non-inverting dengan Op-Amp dapat digunakan persamaan berikut :



Rangkaian Penjumlah (Adder) Berikut adalah rangkaian penjumlah (adder) :



Rangkaian Penjumlah (Adder)



Rangkaian Pengurang (Subtractor) Berikut adalah rangkaian pengurang (subtractor) menggunakan Op-Amp :



Subtractor 1 Op-Amp Untuk mencari tegangan keluaran dari rangkaian pengurang / subtractor dengan Op-Amp dapat digunakan persamaan berikut :



Selain subtractor dengan 1 Op-Amp, terdapat subtractor yang menggunakan 2 Op-Amp dan 3 Op-Amp. Berikut adalah rangkaian keduanya :



Substractor 2 Op-Amp



Substractor 3 Op-Amp Buffer Buffer pada suatu rangkaian elektronika digunakan untuk menjaga arus agar tetap pada nilai yang telah ditentukan. Berikut adalah rangkaian buffer :



Buffer Komparator Berikut adalah rangkaian komparator :



Komparator Untuk mendapatkan Vru dan Vrl, dapat digunakan persamaan berikut :



Differensiator Berikut adalah rangkaian differensiator :



Rangkaian Differensial Rangkaian differensial yang banyak digunakan dipasaran dapat dilihat pada gambar berikut :



Rangkaian Differensial Yang Banyak Digunakan Untuk mendapatkan tegangan keluaran dari rangkaian differensial, maka dapat digunakan persamaan berikut :



Untuk mencari nilai-nilai komponen yang digunakan dalam membuat rangkaian differensiator, maka dapat digunakan persamaan berikut :



Integrator Berikut adalah rangkaian integrator :



Rangkaian Integrator Rangkaian integrator yang biasa digunakan dapat dilihat pada gambar berikut :



Rangkaian Integrator Yang Banyak Digunakan Tegangan keluaran integrator dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut :



Untuk mencari nilai-nilai komponen yang digunakan dalam membuat rangkaian integrator, maka dapat digunakan persamaan berikut :



Rangkaian Pengendali Proporsional Integral (PI) Analog



Rangkaian Proporsional Integral (PI) Fungsi alih dari rangkaian proporsional integral (PI) dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut :



Keluaran dari rangkaian PI dapat diketahui dengan persamaan transformasi balik berikut :



Berikut adalah grafik keluaran dari rangkaian PI jika masukannya adalah berupa fungsi step :



Kurva Keluaran Rangkaian PID Masukan Fungsi Step Untuk mencari nilai-nilai komponen yang digunakan dalam membuat rangkaian PI, maka dapat digunakan persamaan berikut :



Rangkaian Pengendali Proporsional Integral Differensial (PID) Analog



Rangkaian Proporsional Integral Differensial (PID) Fungsi alih dari rangkaian proporsional integral (PI) dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut :



Keluaran dari rangkaian PID dapat diketahui dengan persamaan transformasi balik berikut :



Berikut adalah grafik keluaran dari rangkaian PID jika masukannya adalah berupa fungsi step :



Kurva Keluaran Rangkaian PID Masukan Fungsi Step Sumber Gambar : danm.ucsc.edu



FUNGSI DAN KARAKTERISTIK PENGUAT OPERASIONAL (OP AMP)



Penguat operasional atau op-amp adalah rangkaian elektronik yang dirancang dan dikemas secara khusus sehingga dengan menambahkan komponen luar sedikit saja dapat dipakai untuk berbagal keperluan. Hingga kini, op-amp yang dibuat dan komponen-komponen diskrit dan dikemas dalam rangkaian tersebut masih dirasakan begitu mahal oleh para insinyur atau teknisi yang pernah menggunakannya. Namun, kini dengan teknologi rangkaian terpadu (IC) yang telah ditingkatkan, op-amp dalam bentuk kemasan IC menjadi jauh lebih murah dan amat luas pemakaiannya. Pada mulanya op-amp digunakan untuk rangkaian perhitungan analog, rangkaian pengaturan dan instrumentasi. Fungsi utamanya adalah untuk melakukan operasi linier matematika (tegangan dan arus), integrasi dan penguatan. Kini op-amp dapat dijumpai di mana saja, dálam berbagai bidang: reproduksi suara, sistem komunikasi, sistem pengolahan digital, elektronik komersial, dan, aneka macam perangkat hobyist. Dalam konfigurasinya kita akan menemukan op-amp dengan masukan dan keluaran tunggal, masukan dan keluaran diferensial, atau masukan diferensial dan keluaran tunggal. Konfigurasi terakhir ini banyak digunakan dalam industri elektronika. Konflgurasi ini juga akan dipakai sebagai kerangka landasan dalam modul ini. Setiap orang yang terlibat dalam elektronika mau tak mau harus memahami kegunaan op-amp, mengetahui karakteristiknya, mampu mengenali konfigurasi dasar rangkaian op-amp dan mampu bekerjasama dengannya.



APAKAH OP-AMP ITU? Op-amp IC adalah peranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal masukan baik DC maupun AC. Op-amp IC yang khas terdiri atas tiga rangkaian dasar, yakni penguat diferensial impedansi masukan tinggi, penguat tegangan penguatan tinggi, dan penguat keluaran impedansi rendah (biasanya pengikut emiter push-pull). Penguat Diferensial Sebagai Dasar Penguat Operasional Penguat diferensial adalah suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang merupakan selisih dari kedua masukannya. Berikut ini adalah gambar skema dari penguat diferensial sederhana:



Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (Bipolar Junction Transistor) yang identik / sama persis sebagai penguat. Pada penguat diferensial terdapat dua sinyal masukan (input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identik (Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama sehingga Vod = 0. Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 – V2. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga IC1 berbeda dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai sesuai dengan besar penguatan Transistor. Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial (cascade). Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat diferensial tingkatan berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah hasil kali antara penguatan penguat diferensial pertama (Vd1) dan penguatan penguat diferensial kedua (Vd2). Dalam penerapannya, penguat diferensial lebih disukai apabila hanya memiliki satu keluaran. Jadi yang diguankan adalah tegangan antara satu keluaran dan bumi (ground). Untuk dapat menghasilkan satu keluaran yang tegangannya terhadap bumi (ground) sama dengan tegangan antara dua keluaran (Vod), maka salah satu keluaran dari penguat diferensial tingkat kedua di hubungkan dengan suatu pengikut emitor (emitter follower). Untuk memperoleh kinerja yang lebih baik, maka keluaran dari pengikut emiter dihubungkan dengan suatu konfigurasi yang disebut dengan totem-pole. Dengan menggunakan konfigurasi ini, maka tegangan keluaran X dapat berayun secara positif hingga mendekati harga VCC dan dapat berayun secara negatif hingga mendekati harga VEE. Apabila seluruh rangkaian telah dihubungkan, maka rengkaian tersebut sudah dapat dikatakan sebagai penguat operasional (Operational Amplifier (Op Amp)). Penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini akan dilakukan pada sub bab berikut.



Perhatikan, lazimnya op-amp, memerlukan catu positif dan catu negatif. Karena catunya demikian, tegangan keluarannya dapat berayun positif atau negatif terhadap bumi. Karakteristik op-amp yang terpenting adalah: Impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan praktis dapat diabaikan. Penguatan lup terbuka - amat tinggi. Impedansi keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguat tidak terpengaruh oleh pembebanan. Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal: ¨ Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = ~ ¨ Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0 ¨ Hambatan masukan (input resistance) RI = ~ ¨ Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0 ¨ Lebar pita (band width) BW = ~ ¨ Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik ¨ Karakteristik tidak berubah dengan suhu Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkin dapat dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal.



Simbol op-amp standar /dinyatakan dengan sebuah segitiga, seperti tampak pada Gambar



diatas. Terminal-terminal masukan ada pada bagian atas segitiga. Masukan membalik dinyatakan dengan tanda minus (-). Tegangan DC atau AC yang dikenakan pada masukan ini akan digeser fasanya 180 derajat pada keluaran. Masukan tak membalik dinyatakan dengan tanda plus (+). Tegangan DC atau AC yang diberikan pada masukan ini akan sefasa dengan, keluaran. Terminal keluaran diperlihatkan pada bagian puncak segitiga. Terminal-terminal catu dan kaki-kaki lainnya untuk kompensasi frekuensi atau pengaturan nol diperlihatkan pada sisi atas dan sisi bawah segitiga. Kaki-kaki ini tidak selalu diperlihatkan dalam diagram skematis, tapi secara implisit sudah dinyatakan. Hubungan daya mudah dipahami, hubungan-hubungan kaki lainnya belum tentu. terpakai semuanya. Tipe op-amp atau nomor produk berada di tengah-tengah segitiga. Rangkaian umum yang bukan menunjukkan op-amp khusus memiliki simbol-simbol A1, A2, dan seterusnya, atau OP-1, OP-2, dan seterusnya. Meskipun kita dapat menggunakan op-amp tanpa mengetahui secara tepat apa yang terjadi di dalamnya, tetapi akan lebih baik bila karakteristik kerjanya kita pahami dengan mempelajari rangkaian internalnya.



Gambar diatas menunjukkan diagram skematis IC op-amp 741 yang populer. Op-amp lainnya tak berbeda. Resistor dan kapasitor diusahakan sedikit mungkin dalam perancangan IC ini dan kalau mungkin digunakan transistor. Kapasitor kopling tidak dipakai di sini sehingga rangkaian dapat memperkuat sinyal DC sebagaimana sinyal AC. Kapasitor 30 pF yang diperlihatkan akan memberikan kompensasi frekuensi internal, kelak akan dibicarakan pula dalam bab ini. Op-amp pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan: penguat diferensial impedansi masukan tinggi, penguat tegangan berpenguatan tinggi dengan penggeser level (sehingga keluaran dapat berayun positif atau negatio, dan penguat keluaran impedansi rendah.



***** FUNGSI OP-AMP Mode loop terbuka Idealnya, penguatan op-amp adalah tak berhingga, namun kenyataannya penguatan op-amp hanya mencapai kurang lebih 200.000 dalam modus lup terbuka. Dalam keadaan demikian tidak ada umpan balik dari keluaran menuju masukan dan penguatan tegangan (Av) maksimum, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini.



Dalam rangkaian praktisnya, adanya perbedaan tegangan sedikit saja pada masukanmasukannya akan menyebabkan tegangan keluaran berayun menuju level maksimum catu. Tegangan maksimum keluaran kurang lebih 90 % tegangan catu, karena. ada jatuh tegangan internal pada op-amp. (Lihat Gambar skematik dari op amp 741 diatasdan perhatikan komponen Q14, R9, R10, dan Q20). Keluaran dikatakan berada dalani keadaan saturasi (jenuh), dan dapat dinyatakan (salah satu) sebagai + Vsat atau -Vsat. Sebagai contoh, rangkaian op-amp dalam modus lup terbuka dengan catu ( 15 V akan menghasilkan ayunan keluaran antara -13,5 V sampai +13,5 V. Dengan tipe rangkaian seperti ini op-amp amat tidak stabil, keluaran akan 0 V untuk selisih masukan 0 V juga,tapi bila ada sedikit beda tegangan pada masukannya, maka keluaran akan berada pada salah satu dari kedua level tegangan di atas. Modus lup terbuka terutama dijumpai pada rangkaian pembanding tegangan dan rangkaian detektor level. Mode loop tertutup Keserbagunaan op-amp dibuktikan dalam penerapannya pada berbagai tipe rangkaian dalam modus lup tertutup, seperti diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini.



Komponen luar digunakan untuk memberikan umpan balik keluaran pada masukan membalik. Umpan balik akan menstabilkan rangkaian pada umumnya dan menurunkan derau.



Penguatan tegangan (Av) akan lebih kecil daripada (