PCOS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)



Marleni 110.2010.156 Pembimbing : dr. Mathius S. Gasong, Sp.OG



Definisi • Sindroma Ovarium Polikistik adalah serangkaian gejala yang dihubungkan dengan hiperandrogenisme dan anovulasi kronik yang berhubungan dengan kelainan endokrin dan metabolik pada wanita tanpa adanya penyakit primer pada kelenjar hipofise atau adrenal yang mendasari.



Prevalensi • Prevalensi PCOS dapat dipengaruhi oleh faktor ras/etnik dan kondisi negara • Di Eropa, sebesar 26% wanita menderita PCOS pada usia 18-24 tahun • Prevalensi tertinggi sebesar 52% adalah pada warga imigran dari Asia yang menetap di Inggris • Obesitas didapatkan pada 35% - 50% wanita dengan SOPK



Etiologi • Faktor Genetik • Faktor Endokrine (kenaikan LH/FSH ratio, hiperandrogenisme) • Faktor Metabolik ( Resistensi insulin)



Manifestasi Klinis • Gejala SPOK : - Jarang atau tidak pernah mendapat haid (oligomenore, Amenore) - Rambut kepala rontok dan rambut tubuh tumbuh secara berlebihan - Pertumbuhan jerawat - Hiperinsulinemia dan resistensi insulin - Obesitas



Hirsutism Acne



Bulu dada



Chin hair



Patofisiologi LH ↑



Sel-sel Teka pada Ovarium



Aktivitas Aromatase ↓



FSH ↓



Folikel tidak matang ↑



Produksi Androgen ↑



Penuru n Andro an Konversi gen→E strogen



Androgen berdifusi ke dlm Sel Granulosa



-Produksi Androgen ↑ ↑ ↑ -Produksi Estrogen ↓



Anovulasi



Hirsutisme Folikel Atresia ↑



Patofisiologi Obesitas



Kadar Glukosa dalam darah ↑



hiperandrogeni sme ovarium melalui peningkatan LH hiperandrogen isme adrenal



Resistensi Insulin



Hiperinsulinemia



DM tipe 2



Pemeriksaan Diagnostik Untuk menegakkan diagnosa PCOS diperlukan sejumlah pemeriksaan antara lain anamnesa yang cermat, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan ultrasonografi.



Konsensus Diagnostik menurut konferensi National Institute of Health  and Human Development (NIH-NICHD) di Amerika Serikat:



• Kriteria Mayor :  Kriteria Minor : - Anovulasi - Resistensi Insulin - Hiperandrogenisme- Hirsutisme - Obesitas - Rasio LH/FSH lebih dari 2,5 - Gambaran Polikistik Ovarium Diagnosis SOPK ditegakkan jika memenuhi SATU pada USG kriteria mayor dan sekurangnya DUA kriteria minor, dengan menyingkirkan hiperandrogenemia



penyebab



lain



American Society for Reproductive Medicine (ASRM) dan European Society of Human Reproduction and Embryology (ESHRE) tahun 2003



1. Hiperandrogen 2. Gangguan siklus Menstruasi 3. Harus didapatkan gambaran ovarium polikistik dengan USG Diagnosis ditegakkan minimal memiliki 2 dari 3 gejala diatas.



Kriteria Laboratorium 1. β-hCG untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan 2. Pemeriksaan kadar Prolaktin 3. Pemeriksaan TSH (Thyroid Stimulating Hormon) 4. Pemeriksaan hormon adrenal, DHEA-S (Dehiydroepiandrosteron Sulfat) atau 17hydroxyprogesteron 5. Pemeriksaan kadar hormon androgen, insulin, dan LH/FSH (Luteinizing Hormone/FollicleStimulating Hormone)



Kriteria Ultrasonografis (USG)



Terapi • Gaya hidup • Kontrasepsi oral • Obat pemicu ovulasi • Obat antidiabetik oral • Gonadotropin • Diuretik • Pembedahan (surgery)



Gaya Hidup • • • •



Olahraga teratur Konsumsi makanan sehat Menghentikan kebiasaan merokok Mengendalikan BB



Kontrasepsi Oral • Kontrasepsi oral kombinasi menurunkan produksi adrenal dan androgen, dan mengurangi pertumbuhan rambut dalam 2/3 pasien hirsutisme. Terapi dengan kontrasepsi oral memiliki beberapa manfaat, antara lain : 1. Komponen progestin menekan LH, mengakibatkan penurunan produksi androgen ovarium 2. Estrogen meningkatkan produksi hepatik SHBG, menghasilkan penurunan testosteron bebas. 3. Mengurangi kadar androgen sirkulasi. 4. Estrogen mengurangi konversi testosteron menjadi dehidrotestosteron pada kulit dengan menghambat 5α-reduktase.



Obat Pemicu Ovulasi : Clomiphene Citrate (CC)



• • • • • •



Terapi pilihan utama induksi ovulasi pada SOPK Anti Estrogen menyebabkan FSH ↑ 50-100mg per hari, hari ke 2-6 siklus haid Dapat ditingkatan 50mg tiap siklus Dosis maksimal 200mg Efektifitas induksi ovulasi menurun, akibat: – Berat badan bertambah (obesitas) – Testosteron bebas meningkat (“free androgen index”) – Resistensi insulin • Angka kehamilan rendah, akibat efek antiestrogen terhadap : – Lendir serviks – Endometrium



Obat antidiabetik oral (Insulin sensitizers)  Golongan biguanida (Metformin) (Glucophage®) – Meningkatkan “intake” glukosa di jaringan – Menurunkan “output” glukosa di hati – meningkatkan sensitifitas insulin di jaringan perifer – Menurunkan hiperinsulinemia – Memperbaiki ovulasi – Dapat kombinasi dengan klomifen sitrat – Meningkatkan kehamilan



Dosis Metformin - Dosis Inisial 500 mg, diberikan menjelang tidur setiap malam selama 1 minggu untuk mengurangi efek samping pada gastrointestinal - Dosis selanjutnya dinaikkan 500 mg tiap minggu hingga mencapai dosis total 1500 mg per hari dalam dosis terbagi - Kadar insulin, glukosa, dan androgen diperiksa setelah 8 minggu - Jika tidak ada perbaikkan, dosis dinaikkan hingga 2550 mg



Agonis Gonadotropin releasing Hormone (Gn-rH) • GnRH agonis dapat diberikan : – Dosis tunggal 3 mg pada hari ke 8 siklus haid, atau – Dosis ganda setiap hari 0,25 mg mulai hari ke 7 siklus haid



Diuretik :  Spironolaktone • Spironolacton merupakan diuretik hemat kalium yang menginhibisi pertumbuhan rambut dengan menghambat aktivitas 5α-reduktase dan mengikat secara kompetitif terhadap reseptor intraseluler dari DHT • Dosis yang lebih besar mengganggu aktivitas sitokrom P-450, yang mengurangi jumlah total androgen



Terapi Bedah : “Laparoscopic Ovarian Drilling” (LOD) & “Wedge Resection”



• Terapi alternatif pada SOPK setelah kegagalan terapi CC



• Keberhasilan: 80% ovulasi dan 50-60% kehamilan • Reseksi “wedge” tidak dianjurkan