Pedoman Internal Program Gizi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEDOMAN INTERNAL PROGRAM GIZI DAN UNIT GIZI PUSKESMAS SILO II



Dinas Kesehatan Kabupaten Jember



Puskesmas Silo II Jl. Silo Sanen Silo- Jember Kode Pos 68184



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya Pedoman Internal Gizi ini dapat tersusun. Dalam rangka meningkatkan pengelolaan program perbaikan gizi di tingkat kecamatan (Puskesmas), perlu dilakukan berbagai upaya yang dapat membantu terlaksananya program gizi dan pelayanan gizi kepada masyarakat secara optimal. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah menyusun Pedoman Internal sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan program dan pelayanan gizi kepada masyarakat. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi tenaga pelaksana gizi dan tenaga kesehatan lain termasuk masyarakat dalam melakukan pelayanan gizi yang berkualitas di Puskesmas. Ucapan terima kasih disertai penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, saran dan kritik dalam penyusunan Pedoman Internal gizi ini. Jember, 02 Januari 2020 Nutrisionis Puskesmas Silo II Kabupaten Jember



Mudiyarto, SST NIP. -



DAFTAR ISI



Hal BAB 1 1.1 1.2 1.2.1 1.3 1.4 1.5 BAB 2 2.1



PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Tujuan Umum Sasaran Ruang Lingkup Batasan Operasional STANDAR KETENAGAAN Kualifikasi Sumber Daya



........................................ ........................................ ........................................ ........................................ ........................................ ........................................ ........................................ ........................................ ........................................



2.2 2.3 BAB 3.1 3.2 BAB 4.1 4.2 4.3 BAB BAB



Manusia Distribusi Ketenagaan Jadual Kegiatan STANDAR FASILITAS Denah Ruang Standar Fasilitas TATA LAKSANA PELAYANAN Lingkup Kegiatan Metode Langkah Kegiatan LOGISTIK KESELAMATAN SASARAN



........................................ ........................................ ........................................ ........................................ ........................................ ........................................ ........................................ ........................................ ........................................ ........................................ .....................................



KEGIATAN KESELAMATAN KERJA PENGENDALIAN MUTU PENUTUP



........................................ ....................................... .......................................



3 4



5 6



BAB 7 BAB 8 BAB 9



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi merupakan masalah kesehatan yang masih perlu ditanggulangi, antara lain : gangguan Akibat Kekurangan Yodium(GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Energi Protein (KEP) dan Kekurangan Vitamin A (KVA). Salah satu penyebab yang melatarbelakangi  timbulnya masalah tersebut adalah masyarakat



kurang memiliki pengetahuan dan perilaku gizi yang baik dan benar yang menunjang upaya perbaikan status gizi masyarakat Puskesmas adalah sarana kesehatan terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan termasuk Gizi kepada Masyarakat. Di Puskesmas Program Gizi Masyarakat dilaksanakan secara terintergrasi oleh berbagai macam petugas Puskesmas seperti, Ahli Gizi, Bidan, Perawat, Dokter dan Tenaga Kesehatan Lain yang disebut Tenaga Pengelola Gizi (TPG). Program Perbaikan Gizi Masyarakat  adalah salah satu  program pokok Puskesmas Silo II, dimana program perbaikan gizi masyarakat ini  terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung dan diluar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat individual, dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kegiatan di dalam gedung juga meliputi perencanaan program pelayanan gizi yang akan di lakukan di  luar gedung. Sedangkan pelayanan  gizi di luar gedung umumnya pelayanan gizi pada kelompok dan masyarakat yang dalam bentuk promotif dan preventif. Dalam pelaksanaan pelayanan gizi di Puskesmas, di perlukan pelayanan yang bermutu , sehingga dapat menghasilkan status gizi yang optimal dan mempercepat proses penyembuhan pasien. Program perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi serta konsumsi pangan, yang berdampak pada perbaikan keadaan atau status gizi, terutama status gizi kurang dan status gizi buruk serta mempertahankan keadaan status gizi baik, sehingga dapat menurunkan angka penyakit gizi kurang yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat berpenghasilan rendah (di pedesaan maupun perkotaan), terutama pada anak balita dan wanita.  Tujuan tersebut mendukung upaya penurunan angka kematian bayi, balita dan kematian ibu serta mendorong makin terwujudnya norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Program ini juga berusaha memperbaiki keadaan gizi masyarakat pada umumnya, melalui perbaikan pola konsumsi pangan yang makin beraneka ragam, seimbang dan bermutu gizi. Pelaksana program Gizi di Puskesmas dilakukan oleh  tenaga gizi berpendidikan  D1 (Asisten Ahli Gizi) dan DIII (Ahli Madya Gizi)  serta S1/D4 Gizi (Sarjana Gizi)  yang



khusus



dipersiapkan 



atau



mahir



dalam



Usaha



Perbaikan



Gizi



Keluarga/Masyarakat  atau sebagai tenaga profesinal di bidang gizi.  Pelaksana Program Gizi dapat juga dilakukan oleh tenaga kesehatan lain yang telah dilatih dalam pelaksanaan program gizi puskesmas. 1.2. Tujuan 1.2.1. Tujuan Umum Menanggulangi masalah Gizi dan meningkatkan Status Gizi Masyarakat khususnya di wilayah Puskesmas Tlogosari.



Tujuan ini akan dicapai dengan cara : a.



Penyuluhan Gizi Kepada Masyarakat



b.



Sosialisasi Gemas Kadarzi



c.



Sosialisasi PMBA



d.



Sosialisasi KP-ASI



e.



Sosialisasi 1000 HPK



f.



Sosialisasi Tablet Tambah Darah Remaja Putri



g.



Sosialisasi Gizi Seimbang



h.



Sosialisasi Piring Ku



i.



Sosialisasi Stunting



j.



Penilaian Status Gizi



k.



Pemetaan Kadarzi



l.



Pemberian Tablet Tambah Darah Remaja Putri



m. Pemberian Tablet Tambah Darah Ibu Hamil n.



Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi Umur 6-11 Bulan



o.



Pemberian Kapsul Vitamin A pada Balita Umur 12-59 Bulan



p.



Pemberian PMT pada Balita Kurus



q.



Pemberian PMT pada Ibu Hamil KEK



r.



Penanganan Gizi Buruk



s.



Penanganan Balita Stunting



t.



Pelaksanaan Posyandu



u.



Pelaksanaan Bulan Timbang



v.



Pelaksanaan Pelayanan Gizi



1.2.2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggota untuk mewujudkan perilaku gizi yang baik dan benar. b. Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatkan status gizi warga dari berbagai institusi pemerintah dan swasta. c. Meningkatkan



pengetahuan



dan



kemampuan



petugas



gizi



dalam



merencanakan, melaksanakan, membina, memantau dan mengevaluasi Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat. d. Terselenggaranya Pelayanan Gizi yang melibatkan Partisipasi Masyarakat. e. Terwujudnya rangkaian kegiatan Pencatatan dan pelaporan Gizi dan tersedianya situasi Pangan dan Gizi. 1.3. Sasaran



Sasaran Upaya Perbaikan Gizi adalah Kelompok yang berisiko menderita kelainan gizi, antara lain  : a. Bayi, Balita, Anak Prasekolah dan Anak Usia Sekolah. b. Wanita Usia Subur (WUS) c. Semua Penduduk daerah rawan gizi d. Semua anak dan dewasa yang mempunyai masalah gizi e. Pekerja berpenghasilan rendah 1.4. Ruang Lingkup Ruang Lingkup Pelayanan Program Gizi di Puskesmas Silo II meliputi 77 Posyandu, 120 Sekolah dan masyarakat sasaran di 5 Desa yang berada di wilayah Kerja Puskesmas Silo II. 1.5. Batasan Operasional Pelayanan di dalam gedung Program Gizi meliputi : a. Sosialiasi Program dan Kebijakan Program b. Pelatihan dan Workshop Program c. Rawat Jalan d. Rawat Inap Pelayanan di luar gedung Program Gizi meliputi : a. Edukasi Gizi b. Sosialisasi Gizi c. Pelaksanaan Posyandu d. Pelaksanaan Bulan Timbang e. Surveilens Gizi



BAB II STANDART KETENAGAAN 2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Tenaga kesehatan yang memiliki ijazah minimal DIII Gizi serta memiliki surat tanda registrasi ( STR ) dan SIK. 2.2. Distribusi Ketenagaan Dibawah ini merupakan distribusi Ketenagaan di Puskesmas Silo II :



KEPALA PUSKESMAS TLOGOSARI drg. Ita Wahyuni NIP. 19711005 200604 2 018



KOORDINATOR UKM ESENSIAL



KOORDINATOR UKP



Istri Rusnawati,. S. Kep. Ners NIP. 19691212 199203 2 007



dr. Diana Masfufah NIP. 19820404 200902 2 009



KOORDINATOR PROGRAM GIZI & UNIT GIZI Mudiyarto, SST NIP. -



PELAKSANA WILAYAH



PEKARYA



BIDAN DAN PERAWAT PELAKSANA WILAYAH



Fatmawati NIP. 19770612 200901 2 001



PEMBANTU PELAKSANA WILAYAH



KADER Distribusi Ketenagaan di Puskesmas Silo II di Bawah Pimpinan Kepala Puskesmas Silo II dr. Adi Widjaja, SE. Selanjutnya di bawah naungan Penanggung Jawab UKM Esensial dan Penanggung Jawab UKP yg kemudian dilaksanakan oleh Penanggung Jawab Program dengan dibantu masing – masing tenaga kesehatan dengan melibatkan lintas program. BAB III STANDART FASILITAS Untuk meningkatkan kualitas pelayanan Program Gizi maka diperlukan adanya standar fasilitas pelayanan yang meliputi :



NO SARANA



FUNGSI



1. 2. 3.



Tempat konseling Tempat pemeriksaan Dokumentasi hasil kegiatan



Ruangan untuk konseling Meja dan kursi pemeriksaan Formulir pencatatan hasil



KET



asuhan gizi, konseling, PSG, monev garam,pemetaan kadarzi Formulir rekapitulasi



4.



Dokumentasi hasil kegiatan



konseling, PSG, monev garam,pemetaan kadarzi Formulir pelaporan



5.



Dokumentasi hasil kegiatan



konseling, PSG, monev garam,pemetaan kadarzi Anthropometri Kit Laporan Elektrik Software Nutriclin Food Model Media promosi kesehatan



6. 7. 8. 9. 10.



Perlengkapan Kegiatan PSG Mengerjakan Laporan Sarana Konsultasi Sarana Konsultasi Memudahkan dalam menyampaikan informasi kesehatan



BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN 4.1. Lingkup Kegiatan Pelaksanaan kegiatan gizi meliputi : 1.



Kebijakan Pelayanan Gizi Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Pedoman Pelayanan Gizi Puskesmas Kementrian Kesehatan Tahun 2014 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standart Pelayanan Minimal



2.



Pedoman Pelayanan Gizi Puskesmas Kementrian Kesehatan Tahun 2019 Pelayanan Gizi di Dalam Gedung Meliputi : a. Sosialiasi Program dan Kebijakan Program b. Pelatihan dan Workshop Program c. Pelayanan Gizi Rawat jalan : Pengkajian Gizi, Penentuan Diagnosis Gizi, Intervensi Gizi, Monitoring dan Evaluasi Asuhan Gizi d. Pelayanan Gizi Rawat Inap : Pengkajian Gizi; Penentuan Diagnosis Gizi; Intervensi Gizi meliputi pelayanan makanan, pemantauan asupan,



3.



perubahan diet dan konseling; Monitoring dan Evaluasi Asuhan Gizi Pelayanan Gizi di Luar Gedung Meliputi : a. Edukasi Gizi b. Sosialisasi Gizi c. Pelaksanaan Posyandu d. Pelaksanaan Bulan Timbang e. Surveilens Gizi



4. 5.



f. Kerjasama lintas sektor dan lintas program Pencatatan dan Pelaporan Monitoring dan Evaluasi



4.2. Metode Untuk meningkatkan kualitas pelayanan program gizi maka diperlukan cara / metode yang tepat serta efisien, diantaranya 1. Penyuluhan Gizi 2. Konseling Gizi 3. Pemeriksaan anthropometri 4. Penentuan Status Gizi 5. Pembinaan Kader 4.3. Alur Kegiatan 6. Melakukan analisa pencapaian program, hambatan / kendala 7. serta rencana kegiatan tahunan



Menentukan sasaran program dengan 8. melibatkan peran serta lintas sector ( Ka Kecamatan,Ka UPT diknas ) untuk memperoleh data yang akurat



Berkoordinasi dengan lintas program (KIA, imunisasi,Promkes,Usila,Remaja), dan pelaksana kegiatan mengenai: 1. penyusunan jadwal kegiatan 2. cara pelaksanaan kegiatan,materi kegiatan 3. kegiatan pencatatan dan pelaporan.



Menyampaiakan jadwal / rencana kegiatan pada Sasaran ( Ka Kecamatan, Ka UPTD, Kepala desa, Kepala Sekolah,Siswa, dan remaja. Serta kepada lintas program dan pelaksana



Pelaksanaan kegiatan program



Pencatatan, dan pelaporan



Monitoring dan evaluasi hasil kegiatan, melakukan analisa kegiatan, serta menyusun RTL dan TL



BAB V LOGISTIK Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaanya oleh semua petugas penanggung jawab program kemudian di ajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing masing Puskesmas. Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan program Gizi direncanakan dalam lokarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan di laksanakan. 5.1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara lain: 5.1.1. Alat-alat : - Meja - Kursi



- Komputer - Printer - Software Nutriclin - Food Model - Anthropometri Kit 5.1.2. Bahan - Bahan Makanan 5.2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara lain: 5.2.1. Alat- alat : - Anthropometri Kit - Formulir Pencatatan dan Pelaporan - Konseling Kit - Media Promosi 5.2.2. Bahan : - PMT - MP-ASI - Iodina Test - Vitamin A - Tablet Tambah Darah



BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil. Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu: 1. Hak pasien 2. Mendidik pasien dan keluarga 3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan



4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien 5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien 6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien 7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien tindakan yang seharusnya diambil Dari segi keselamatan bagi sasaran kegiatan, segala bentuk resiko dan kerugian yang diakibatkan dari kegiatan upaya kesehatan penyakit tidak menular harus dihindari. Untuk itu perlu dilakukan segala upaya pencegahan terhadap resiko yang ditimbulkan .Mencegah atau membatasi penularan infeksi di sarana pelaksanaan kegiatan dan saran pelayanan kesehatan memerlukan penerapan prosedur dan protokol yang disebut sebagai “Pengendalian”. Dalam hal ini ada 6 Sasaran Keselamatan Pasien yang harus diperhatikan. 6 SKP tersebut meliputi : 1. SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN Pasien diidentifikasi sebelum pemberian konseling, diet dan tindakan/Prosedur. 2. SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF Kebijakan



dan



prosedur



mengarahkan



pelaksanaan



verifikasi



keakuratan



komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten 3. SASARAN III :PENINGKATAN KEAMANAN MAKANAN (MP-ASI,PMT, MAKANAN PASIEN) YANG PERLU DIWASPADAI Mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan makanan yang perlu diwaspadai 4. SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, TEPAT PASIEN Mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien 5. SASARAN V : PENGURANGAN RESIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN GIZI Mengembangkan susatu pendekatan untuk mengurangi resiko infeksi yang terkait pelayanan gizi 6. SASARAN VI : PENGURANGAN PASIEN CEDERA KARENA JATUH Mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko pasien jatuh



BAB VII KESELAMATAN KERJA Dari segi keselamatan kerja, segala bentuk resiko dan kerugian yang diakibatkan harus dihindari. Untuk itu perlu dilakukan segala upaya pencegahan terhadap resiko yang ditimbulkan .Mencegah atau membatasi penularan infeksi di sarana Pelayanan Kesehatan memerlukan penerapan prosedur dan protokol yang disebut sebagai “Pengendalian”. Tujuan dari Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah untuk membantu mengurangi penyebaran infeksi yang terkait dengan pelayanan upaya kesehatan indera Penglihatan. Kewaspadaan merupakan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi, kewaspadaan tersebut meliputi : a. Kebersihan tangan b. APD ( sarung tangan, masker, Celemek ) c. Peralatan makan pasien



d. Pengendalian lingkungan e. Diet pasien f. Hygiene sanitasi g. Praktik pengukuran anthropometri



BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Mutu pelayanan gizi di Puskesmas merupakan hasil akhir dari interaksi antara struktur, input, proses dan output. Puskesmas mempunyai program mutu internal dan ekternal, untuk mengevaluasi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan gizi yang diberikan. Program peningkatan mutu dilakukan dengan memantau Indeks Kepuasan Masyarakat, dengan cara wawancara/kuesioner dengan staf dan pelanggan. Pengendalian mutu dan upaya peningkatan mutu Puskesmas dapat dilakukan dengan : A. Pengawasan 1. Pengawasan internal dilakukan oleh Puskesmas maupun Dinas Kesehatan, melalui penilaian standar Puskesmas 2. Pengawasan Eksternal dilakukan melalui :



a. Pengawsan oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduan masyarakat b. Pengawasan dilakukan oleh institusi kesehatan yang terkait dengan pelayanan medik dasar B. Pembinaan Pembinaan berupa bimbingan, supervisi, konsultasi, pendidikan dan latihan, penyuluhan dan kegiatan pemberdayaan lain.



BAB IX SASARAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) 9.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional NO INDIKATOR 1 Menurunnya prevalensi wasting (kurus dan sangat kurus) anak balita 2 Menurunnya prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita Arah Kebijakan dan Strategi



2020 10.2 30.8



Percepatan perbaikan gizi masyarakat untuk pencegahan dan penanggulangan permasalahan gizi ganda, mencangkup a) percepatan penuruanan stunting dengan peningkatan efektifitas intervensi spesifik, perluasan dan penajaman intervensi sensitive secara integrasi; b) peningkatan jaminan asupan gizi mikro dan makro terutama pada ibu hamil dan anak dengan usia dibawah dua tahun termasuk peningkatan intervensi yang bersifat life saving dengan didukung bukti yang kuat



2024 7 19



termasuk fortifikasi pangan; c) penguatan advokasi, komunikasi social dan perubahan perilaku hidup sehat terutama mendorong pemenuhan gizi seimbang berbasis konsumsi pangan; d) penguatan system surveilens gizi; e) peningkatan pengetahuan ibu dan keluarga khususnya pengasuhan, tumbuh kembang anak dan gizi; f) peningkatan komitmen dan pendampingan bagi daerah dalam intervensi perbaikan gizi dengan strategi sesuai kondisi setempat; dan g) respon cepat perbaikan gizi dalam kondisi darurat. 9.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



INDIKATOR



2025 28 8 50 17 9.5 28 95 98 50 50 90 30



Anemia Bumil BBLR < 6 Bulan ASI Ekslusif Balita Kurang Gizi Balita Kurus < 2 Tahun Stunting Persentase Bumil KEK dapat PMT Persentase Bumil Dapat 90 TTD Persentase BAyi < 6 Bulan dapat ASI Eklusif Persentase Bayi IMD Persentase Balita Kurus Dapat Makanan Tambahan Persentase Remaja Putri Dapat TTD



9.3. Indikator Kinerja Kegiatan NO



INDIKATOR



6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16



Persentase bumil KEK dapat makanan tambahan Persentase bumil dapat TTD 90 tablet selama masa kehamilan Persentase bayi usia kurang dari 6 bln yg ASI Eksklusif Persentase bayi baru lahir mendapat IMD Persentase balita kurus dapat makanan tambahan Persentase remaja putri mendapat TTD Persentase BUMIL KEK % Kasus balita gibur dpt perawatan % D/S % Bayi < 6 bln ASI Eksklusif % RT mengkonsumsi Garam Yodium % balita 6 – 59 bln dapat vit.A % bumil dapat TTD min.90 tablet % bumil KEK dapat Makanan Tambahan % balita kurus dapat Makanan Tambahan % remaja putri dapat TTD



17



% ibu nifas dapat kapsul Vit A



18



% bayi baru lahir dapat IMD



19



% bayi BBLR [ < 2.500 gr ]



1 2 3 4 5



2015 13 82



Target (%) 2016 2017 2018 50 85



65 90



80 95



2019 95 98



39



42



44



47



50



38



41



44



47



50



70



75



80



85



90



10 24,2 100 75 39 90 85 82 13 70 10



15 22,7 100 77 42 90 85 85 50 75 15



20 21,1 100 79 44 90 85 90 65 80 20



25 19,7 100 80 47 90 85 95 80 85 25



30 18,2 100 80 50 90 85 98 95 90 30



38



41



44



47



50 8



20 21 22 23 24



% balita punya buku KIA/KMS [K/S] %N/D % T %2T % BGM



25



% Bumil Anemia



26 27 28 29



100 60 40 10 2,1



100 60 40 10 2,0



100 60 40 10 1,9



100 60 40 10 1,8



100 60 40 10 1,7 28



% Bayi 0 – 6 bln dapat ASI Eksklusif % Penyediaan buffer stok MPASI di daerah bencana Prevalensi balita gizi buruk Prevalensi balita Stunting



75



77



78



79



80



100



100



100



100



100



2,1 28,2



2,0 27,2



1,9 26,2



1,8 25,2



1,7 25,0



BAB X PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS 10.1. Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas 10.1.1. Manajeman Gizi No



Pelayanan Kesehatan/ Program/Variabel/Sub Variabel Program



(1)



(2)



1



Pedoman External Program



2



Pedoman Internal



3



Penetapan Indikator 1 Tahun



4



Rancangan Usulan Kegiatan Masing-Masing Program



5



Rencangan Pelaksanaan kegiatan Program



6



Standart Operasinal Prosedur Pelaksanaan Kegiatan



7



Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan



8



Analisia dan Tindak Lanjut Jumlah dan Kompetensi Petugas Program



9



Analisa Pelaksanaan Program serta Rencana Tindak Lanjut



10



Monitoring Rencana Tindak Lanjut dan Pelaksanaan Tindak Lanjut Serta Evaluasi Hasil Tindak Lanjut Perbaikan Pelaksanaan Program



10.1.2. Program Gizi



No



Pelayanan Kesehatan/ Program/Variabel/Sub Variabel Program



Target Tahun 2020 (dalam %)



Satuan sasaran



(1)



(2)



2.1.4.1.Pelayanan Gizi Masyarakat 1.Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi umur 6-11   bulan



(3)



(4)



85%



bayi



 



2.Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita umur 12-59 bulan 2 (dua) kali setahun



85%



balita



 



3.Pemberian 90 tablet Besi pada ibu hamil



95%



bumil



 



4.Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri



30%



orang



 2.1.4.2. Penanggulangan Gangguan Gizi  



1.Pemberian PMT-P pada balita kurus



85%



Balita



 



2. Ibu Hamil KEK yang mendapat PMT-Pemulihan



80%



Bumil



 



3..Balita gizi buruk mendapat perawatan sesuai standar tatalaksana gizi buruk



100%



Balita



80%



balita



2.Balita naik berat badannya (N/D)



60%



balita



3.Balita Bawah Garis Merah (BGM)



< 1,8%



Balita



90%



RT



< 19,7%



Bumil



6. Bayi usia 6 (enam ) bulan mendapat ASI Eksklusif



47



Bayi



7. Bayi yang baru lahir mendapat IMD (Inisiasi Menyusu Dini )



47



bayi



< 25,2



balita



Satuan sasaran



2.1.4.3. Pemantauan Status Gizi 1.Penimbangan balita D/S



4.Rumah Tangga mengkonsumsi garam beryodium 5.Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)



8 Balita pendek (Stunting )



10.1.3. Unit Gizi



No



Pelayanan Kesehatan/ Program/Variabel/Sub Variabel Program



Target Tahun 2019 (dalam %)



(1)



(2)



(3)



(4)



2.3.1. Pelayanan Non Rawat Inap 9.Pelayanan konseling gizi



5%



bumil



2.3.5.Pelayanan Rawat Inap 1. Pelayanan gizi rawat inap



80%



pasien



10.2. Devinisi Operasonal Indikator 10.2.1. Manajeman Gizi No



Pelayanan Kesehatan/ Program/Variabel/Sub Variabel Program



Definisi Operasonal



(1)



(2)



(3)



1



Pedoman External Program



Jelas



2



Pedoman Internal



Jelas



3



Penetapan Indikator 1 Tahun



Jelas



4



Rancangan Usulan Kegiatan Masing-Masing Jelas Program



5



Rencangan Pelaksanaan kegiatan Program



6



Standart Operasinal Kegiatan



7



Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan



8



Analisia dan Tindak Lanjut Jumlah dan Jelas Kompetensi Petugas Program



9



Analisa Pelaksanaan Program serta Rencana Jelas Tindak Lanjut



10



Monitoring Rencana Tindak Lanjut dan Jelas Pelaksanaan Tindak Lanjut Serta Evaluasi Hasil Tindak Lanjut Perbaikan Pelaksanaan Program



Prosedur



Jelas



Pelaksanaan Jelas Jelas



10.2.2. Program Gizi No



Pelayanan Kesehatan/ Program/Variabel/Sub Variabel Program



Definisi Operasinal



(1)



(2)



(3)



2.1.4.1.Pelayanan Gizi Masyarakat 1.Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi umur 6-11 bulan  



Bayi umur 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A biru (100.000 IU) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu pada kurun



 



2.Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita umur 12-59 bulan 2 (dua) kali setahun



waktu tertentu Anak balita umur



12-59



bulan



mendapat kapsul vitamin A merah (200.000 IU) 2 kali pertahun di wilayah kerja Puskesmas pada kurun



3.Pemberian 90 tablet Besi pada ibu hamil



waktu tertentu Ibu hamil yang selama kehamilannya mendapat 90 (sembilan puluh) tablet



 



Besi kumulatif di wilayah kerja Puskesmas



 



4.Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri



pada



kurun



waktu



tertentu Remaja Putri (SMP dan SMA) yang mendapat minimal 80% dari yang seharusnya diberikan 1 (satu) tablet



tambah darah per minggu sepanjang tahun



di



suatu



wilayah



kerja



Puskesmas



pada



kurun



waktu



tertentu



 2.1.4.2. Penanggulangan Gangguan Gizi 1.Pemberian PMT-P pada balita kurus



Balita kurus yang ditemukan dan mendapat PMT pemulihan (PMT-P) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.Balita kurus yaitu



 



balita



yang



secara



antropometri



berdasarkan berat badan menurut tinggi badan di bawah -2 SD 2. Ibu Hamil KEK yang mendapat PMTPemulihan  



(menurut Z-score) Bumil KEK dengan LILA 2,25 - 2,5 % = 25% 4.Rumah Tangga mengkonsumsi garam beryodium



> 2,5 % = 0% Jumlah rumah



tangga



mengkonsumsi beryodium.dibagi



yang garam



jumlah



rumah



tanngga yang disurvei di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu dikali 100%



5.Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)



Jumlah ibu hamil dengan



LiLA



kurang dari 23,5 cm dibagi jumlah ibu hamil diukur LiLA dikali 100% Catatan untuk kinerja Puskesmas: < 19,7= 100% 19,7 - 22,5%= 75% > 22,5 -25%= 50% > 25 -27,5%= 25% 6. Bayi usia 6 (enam ) bulan mendapat ASI Eksklusif



> 27,5 -30%= 0% Jumlah bayi usia 6 bln mendapat ASI Eksklusif di suatu wilayah pada periode tertentu di bagi jumlah bayi 6



7. Bayi yang baru lahir mendapat IMD (Inisiasi Menyusu Dini )



bulan yang di periksa Jumlah bayi baru



lahir



yang



mendapat IMD di satu wilayah pada periode tertentu di bagi jumlah seluruh bayi baru lahir di suatu wilayah pada periode tertentu di



8 Balita pendek (Stunting )



kalikan 100 % Jumlah balita stunting di bagi dengan jumlah balita yang di periksa dikali 100



%



Catatan



kinerja



Puskesmas:



< 25,2 = 100% 25.2 -