Pembahasan To Fdi Bonus 3 Batch Ii 2019 PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOAL



1



Laki-laki, 40 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak sejak 3 bulan yang lalu. Dahak dikatakan berwarna kehijauan. Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kanan, BB menurun, nafsu makan menurun dan keringat malam sejak 2,5 bulan yang lalu. Pasien merokok 20 batang sehari sejak usia 15 tahun. Pasien tidak ada mengkonsumsi obat secara rutin dan berkelanjutan sebelumnya. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, N 84x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 37,7C. Pada auskultasi didapatkan ronkhi pada apeks paru kiri, pemeriksaan BTA 2+ dan 3+. Foto thorax didapatkan infiltrate di lapang atas paru kiri. Terapi yang tepat adalah…. A. B. C. D. E.



2RHZ/4RHE 2RHZE/4(RH)3 2HRZES/HRZE/5RHE 2(HRZE)S/HRZE/5(RH)3E3 2RHZES/4RH WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. 2RHZE/4(RH)3 PEMBAHASAN



1



KEYWORDS: • Laki-laki, 40 tahun • keluhan batuk berdahak sejak 3 bulan yang lalu  berwarna kehijauan. • nyeri dada sebelah kanan, BB menurun, nafsu makan menurun dan keringat malam sejak 2,5 bulan yang lalu. • merokok 20 batang sehari sejak usia 15 tahun. • tidak ada mengkonsumsi obat secara rutin dan berkelanjutan sebelumnya. • PF: TD 120/80 mmHg, N 84x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 37,7C. Pada auskultasi didapatkan ronkhi pada apeks paru kiri, • pemeriksaan BTA 2+ dan 3+. • Foto thorax didapatkan infiltrate di lapang atas paru kiri • Dx: Kasus Baru TB



Terapi yang tepat adalah…. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Tuberkulosis PEMBAHASAN



1 • Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura (selaput paru) Sumber: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Tuberkulosis • Tuberkulosis Ekstra Paru PEMBAHASAN



1



TB di luar paru ringan



TB diluar paru berat



• Misalnya : TB kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal.



• Misalnya : meningitis, millier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kencing dan alat kelamin.



Sumber: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Tuberkulosis PEMBAHASAN



1 Sumber: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Pembagian Kasus TB Kasus baru PEMBAHASAN



1



• Penderita yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian)



Kasus kambuh (relaps) • Penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif. Sumber: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Pembagian Kasus TB Kasus lalai berobat PEMBAHASAN



1



• Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 minggu atau lebih, kemudian datang kembali berobat.



Kasus gagal • Penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan) • Penderita dengan hasil BTA negatif gambaran radiologik positif menjadi BTA positif pada akhir bulan ke-2 pengobatan dan atau gambaran radiologik ulang hasilnya perburukan



Kasus kronik • Penderita dengan hasil pemeriksaan dahak BTA masih positif setelah selesai pengobatan ulang kategori 2 dengan pengawasan yang baik Sumber: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Diagnosis TB PEMBAHASAN



1



• Gejala respiratorik : batuk ≥ 3 minggu, batuk darah, sesak napas, nyeri dada • Gejala sistemik: demam, malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun • Pemeriksaan fisik : suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma & mediastinum. • Penunjang: pemeriksaan dahak sewaktu-pagi-sewaktu, biakan, radiologi standar foto toraks PA dengan atau tanpa foto lateral. Sumber: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Alur Diagnosis Tb PEMBAHASAN



1 Sumber: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Con’t…. PEMBAHASAN



1 Sumber: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Tatalaksana Tuberkulosis PEMBAHASAN



1



OAT kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3



OAT 2: 2(HRZE)S/HRZE/5(RH)3E3



• Pasien Tb paru terkonfirmasi bakteriologis • Pasien Tb paru terkonfirmasi klinis • Pasien Tb ekstra paru



• Pasien Kambuh • Pasien gagal pada pengobatan dengan panduan OAT kategori 1 • Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat



Sumber: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



1



A. 2RHZ/4RHE  kurang tepat , walaupun mirip OAT kategori 1 namun seharusnya ethambutol tidak diberikan pada fase intensif C. 2HRZES/HRZE/5RHE  kurang tepat karena opsi mirip OAT kategori 2, namun RHE pada fase lanjutan diberikan 3 kali seminggu bukan setiap hari dan merupakan panduan oat katergori 2 D. 2(HRZE)S/HRZE/5(RH)3E3  OAT Kategori 2 E. 2RHZES/4RH  kurang tepat, walaupun mirip OAT kategori 1, namun streptomisin tidak diberikan pada fase intensif WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



1



Jadi, terapi yang tepat untuk pasien pada kasus diatas adalah…



B. 2RHZE/4(RH)3



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



2



Wanita, 24 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak. Pada pemeriksaan fisik terdengar wheezing. Pasien memiliki riwayat asma berulang sejak 6 bulan yang lalu. Terapi yang paling tepat untuk pasien diatas adalah…. A. B. C. D. E.



Beta 2 agonis kerja cepat oral Nebulisasi salbutamol Nebulisasi kortikosteroid Injeksi aminofilin Injeksi Kortikosteroid



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. NEBULISASI SALBUTAMOL PEMBAHASAN



2



KEYWORDS: • Wanita, 24 tahun datang ke IGD • keluhan sesak. • Pasien memiliki riwayat asma berulang sejak 6 bulan yang lalu • PF: terdengar wheezing.. • Dx: Asma Eksaserbasi akut



Terapi yang paling tepat untuk pasien diatas adalah…. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



2



Klasifikasi derajat berat asma berdasarkan gambaran klinis (sebelum pengobatan)



Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2004



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



2



Klasifikasi derajat berat asma pada penderita dalam pengobatan Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2004 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Pengobatan Sesuai berat Asma PEMBAHASAN



2 Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2004 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Klasifikasi berat serangan asma akut



PEMBAHASAN



2



Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2004 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Penatalaksanaan Serangan Asma Di Rumah Sakit



PEMBAHASAN



2



Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2004 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Con’t… PEMBAHASAN



2



Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2004 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Con’t… PEMBAHASAN



2



Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2004 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



2



Rencana pengobatan serangan asma berdasarkan berat serangan dan tempat pengobatan



Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2004 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Medikasi dalam tatalaksana Asma Controller



PEMBAHASAN



2



• • • • • • • • •



Kortikosteroid inhalasi Kortikosteroid sistemik Sodium kromoglikat Nedokromil sodium Metilsantin Agonis beta-2 kerja lama, inhalasi Agonis beta-2 kerja lama, oral Leukotrien modifiers Antihistamin generasi ke dua (antagonis -H1)



Reliever • Agonis beta2 kerja singkat • Kortikosteroid sistemik. (Steroid sistemik digunakan sebagai obat pelega bila penggunaan bronkodilator yang lain sudah optimal tetapi hasil belum tercapai, penggunaannya dikombinasikan dengan bronkodilator lain). • Antikolinergik • Aminofillin • Adrenalin



Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2004 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Onset dan Durasi (lama kerja) inhalasi agonis beta-2 Onset



PEMBAHASAN



2



Cepat



Durasi (lama kerja) Singkat



Lama



Fenoterol



Formoterol



Prokaterol Salbutamol/Albuterol Terbutalin Pirbuterol Lambat



Salmeterol



Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2004 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



2



A. Beta 2 agonis kerja cepat oral  kurang tepat karena lebih dianjurkan inhalasi C. Nebulisasi kortikosteroid  controller D. Injeksi aminofilin  pilihan terapi jika setelah terapi awal respon tidak sempurna atau buruk E. Injeksi Kortikosteroid  Steroid sistemik digunakan sebagai obat pelega bila penggunaan bronkodilator yang lain sudah optimal tetapi hasil belum tercapai, penggunaannya dikombinasikan dengan bronkodilator lain WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



2



Jadi, terapi yang paling tepat pada pasien diatas adalah….



B. NEBULISASI SALBUTAMOL



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



3



Wanita, 25 tahun datang dengan keluhan sesak napas ke UGD. Hal ini merupakan serangan ke 2 dalam satu minggu terakhir, pasien masih dapat menceritakan kondisinya namun dengan kalimat yang terputus-putus. Dari hasil pemeriksaan didapatkan, suara nafas wheezing di seluruh lapangan paru, TD 130/80 mmHg, N 110 x/Menit, RR 30 x/menit, Suhu 37,5C. Apakah diagnosis dari pasien tersebut? A. B. C. D. E.



Asma intermiten Ringan Asma intermiten Sedang Asma Persisten Ringan Asma Persisten Sedang Asma Persisten Berat



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. ASMA PERSISTEN RINGAN PEMBAHASAN



3



KEYWORDS: • Wanita, 25 tahun • keluhan sesak napas ke UGD. • serangan ke 2 dalam satu minggu terakhir • Pasien dapat menceritakan kondisinya namun dengan kalimat yang terputus-putus. • PF: suara nafas wheezing di seluruh lapangan paru, TD 130/80 mmHg, N 110 x/Menit, RR 30 x/menit, Suhu 37,5C. Apakah diagnosis dari pasien tersebut? WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



3



Klasifikasi derajat berat asma berdasarkan gambaran klinis (sebelum pengobatan)



Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2003



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



3



Klasifikasi derajat berat asma pada penderita dalam pengobatan Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2003 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Pengobatan Sesuai berat Asma PEMBAHASAN



3 Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2003 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Klasifikasi berat serangan asma akut



PEMBAHASAN



3



Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2003 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Penatalaksanaan Serangan Asma Di Rumah Sakit



PEMBAHASAN



3



Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2003 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Con’t… PEMBAHASAN



3



Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2003 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Con’t… PEMBAHASAN



3



Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI,2003 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



3



Rencana pengobatan serangan asma berdasarkan berat serangan dan tempat pengobatan



Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2003 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



3



A. Asma intermiten Ringan  tidak tepat, karena klasifikasi intermiten tidak dibedakan menjadi ringan ataupun sedang B. Asma intermiten Sedang  tidak tepat, karena klasifikasi intermiten tidak dibedakan menjadi ringan ataupun sedang D. Asma Persisten Sedang  kurang tepat, karena pada persisten ringan, serangan terjadi setiap hari E. Asma Persisten Berat  kurang tepat, karena pada persisten ringan, serangan terjadi terus menerus WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



3



Jadi, diagnosis yang tepat pada kasus diatas adalah…



C. ASMA PERSISTEN RINGAN



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



4



Laki-laki, 55 tahun mengeluhkan nyeri pinggang kiri sejak 2 minggu. Nyeri tidak menjalar dan demam disangkal. Pada pemeriksaan fisik diperoleh nyeri ketok CVA positif. Pemeriksaan radiologi pasien didapatkan lesi radioopak pada pyelum berbentuk tanduk rusa. Pemeriksaan baku emas untuk menyokong diagnosis di atas adalah... A. B. C. D. E.



USG ginjal MRI CT scan BNO lVP Biopsi ginjal Ig



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. CT SCAN PEMBAHASAN



4



KEYWORDS: • Laki-laki, 55 tahun • nyeri pinggang kiri sejak 2 minggu. • Nyeri tidak menjalar dan demam disangkal. • PF: nyeri ketok CVA positif. • Radiologi: lesi radioopak pada pyelum berbentuk tanduk rusa. Pemeriksaan baku emas untuk menyokong diagnosis di atas adalah... WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Urolithiasis PEMBAHASAN



4



• Lokasi batu ginjal dijumpai khas di kaliks atau pelvis • Batu ginjal sebagian besar mengandung batu kalsium. Batu oksalat, kalsiurn oksalat, atau kalsium fosfat, secara bersama dapat dijumpai sampai 65-85% dari jumlah keseluruhan batu ginjal.



Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Urolithiasis PEMBAHASAN



4



Calcium containing stones are radiopaque • calcium oxalate +/- calcium phosphate • struvite (triple phosphate) - usually opaque but variable • pure calcium phosphate



Lucent stones include • uric acid • cystine • lndinavir stones • pure matrix stones WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Urolitiasis PEMBAHASAN



4



• Tujuan pemeriksaan imaging pada kasus batu saluran kemih • • • • •



Menentukan adanya batu Evaluasi komplikasi Estimasi passage batu Konfirmasi passage batu Menilai beratnya batu dan aktivitas gangguan yang disebabkan batu



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



4



A. USG ginjal  hidronefrosis, gagal ginjal, pemeriksaan awal B. MRI ginjal  tidak dianggap baku emas D. BNO lVP  bukan gold standard E. Biopsi ginjal  ke arah massa tumor



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



4



Jadi, pemeriksaan baku emas pada kasus diatas adalah…



C. CT SCAN



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



5



Laki-laki, 20 tahun diantar ibunya berobat ke IGD karena tidak berkemih sejak 12 jam SMRS. Sebelumnya terdapat BAB encer 10 x/hari dan muntah setiap kali makan dan minum. Pada pemeriksaan fisik diperoleh TD 80/60 mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, pasien tampak Ietargi dan turgor kembali sangat lambat. Diagnosis yang sesuai dengan temuan di atas adalah... A. B. C. D. E.



Gagal Ginjal Akut derajat 0 Gagal Ginjal Akut derajat 1 Gagal Ginjal Akut derajat 2 Gagal Ginjal Akut derajat 3 Gagal Ginjal Akut derajat 4



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. GAGAL GINJAL AKUT DERAJAT 3 PEMBAHASAN



5



KEYWORDS: • Laki-laki, 20 tahun ke IGD • tidak berkemih sejak 12 jam SMRS. • BAB encer 10 x/hari dan muntah setiap kali makan dan minum. • PF: TD 80/60 mmHg, N116 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, pasien tampak Ietargi dan turgor kembali sangat lambat. Diagnosis yang sesuai dengan temuan di atas adalah... WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Derajat Dehidrasi PEMBAHASAN



5 Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, MenKes,2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Definisi Acute Kidney Injury PEMBAHASAN



5



Penurunan mendadak faal ginjal dalam 48 jam yaitu: • kenaikan kadar kreatinin serum 20. 3 mgl dl (> 26.4 pmol/l), atau • presentasi kenaikan kreatinin serum >50% (1.5 x kenaikan dari nilai dasar), atau • pengurangan produksi urin (oliguria yang tercatat < 0.5 ml/kg/jam dalam waktu lebih dari 6 jam).



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Klasifikasi AKI PEMBAHASAN



5



GGA Prerenal



Hipoperfusi yang disebabkan oleh hipovolemia atau menurunnya volume sirkulasi yang efektif



GGA Renal



Nekrosis Tubular Akut



GGA Post Renal



obstruksi intra-renal dan ekstra renal



hiponatremi, hipotesis, penggunaan diuretik, sirosis hati dan gagal jantung



vaskulitis, hipertensi maligna, glomerulus nefritis akut, nefiitis interstitial akut



Batu saluran kencing, Tumor,



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Klasifikasi AKI PEMBAHASAN



5 Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Derajat GGA (KDIGO) PEMBAHASAN



5



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Acute Kidney Injury PEMBAHASAN



5



Organ



Temuan Klinis



Kulit



Livido reticularis, iskemia jari-jari, butterfly rash, purpura, vaskulitis sistemik. Maculopapular rash ditemukan pada nefritis interstitial alergi.



Mata



Keratitis, iritis, uveitis, konjungtiva kering: ditemukan pada vaskulitis autoimun. Jaundice: penyakit liver. Band keratopathy (karena hiperkalsemia): mieloma multipel. Retinopati diabetes. Retinopati hipertensi. Atheroemboli.



Kardiovaskular



Nadi iregular: tromboemboli. Murmur: endokarditis. Pericardial friction rub: perikarditis uremikum. JVP meningkat, ronki basah basal, S3: gagal jantung.



Abdomen.



Massa pulsatil atau bruits: atheroemboli. Nyeri tekan abdomen atau CVA: nefrotlitiasis, nekrosis papilar, trombosis arteri atau vena renalis. Massa pada pelvis atau rektum, hipertorofi prostat, distensi bladder: obstruksi saluran kemih. Iskemia, edema ekstremitas: rabdimiolisis



Pulmo



Ronki: sindro Goodpasture, Wegener granulomatosis. Hemoptysis: Wegener granulomatosis.



Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



5 Sumber: Harrison's Principles of Internal Medicine, 18th Ed, 2011



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Terapi Pengganti Ginjal pada Pasien Kritis dengan GGA PEMBAHASAN



5 Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



5



A. Gagal Ginjal Akut derajat 0  tidak ada B. Gagal Ginjal Akut derajat 1  UO < 0,5 ml/kgBB/jam dalam 6-12 jam C. Gagal Ginjal Akut derajat 2  UO < 0,5 ml/kgBB/jam dalam ≥12 jam E. Gagal Ginjal Akut derajat 4  tidak ada



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



5



Jadi, diagnosis kasus diatas adalah….



D. GAGAL GINJAL AKUT DERAJAT 3



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Laki-laki, 45 tahun dirawat di RS dengan suatu penyakit infeksi dan dilakukan injeksi antibiotik. Setelah disuntik pasien merasa sesak, wajah bengkak dan kemudian tidak sadarkan diri. Apakah tatalaksana pada pasien ini? SOAL



6



A. B. C. D. E.



Epinefrin Salbutamol Ventolin Bronkodilator Steroid



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. EPINEFRIN PEMBAHASAN



6



KEYWORDS: • Laki-laki, 45 tahun • dirawat di RS dengan suatu penyakit infeksi dan dilakukan injeksi antibiotik. • Setelah disuntik pasien merasa sesak, wajah bengkak dan kemudian tidak sadarkan diri. • Dx: Syok Anafilaktik



Apakah tatalaksana pada pasien ini? WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Syok Anafilaksis



PEMBAHASAN



6



Reaksi tipe segera yang dimediasi oleh interaksi antara allergen dengan igE yang terikat pada permukaan sel mast atau basofil



Interaksi tersebut menimbulkan berbagai manifestasi yaitu gejla sistemik



Anafilaksis



Susah dibedakan dengan reaksi anafilaktoid namun nafilaktoid secara mekanisme tidak melibatkan igE



Manifestasi klinis yang timbul meliputi gejala pada kulit, pernapasan, kardiovaskuler, gastrointestinal dan gejala pada sistem organ lain seperti rhinitis, konjungtivitis



Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, MenKes,2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Anafilaksis PEMBAHASAN



6



Sumber: Emergency Treatment of Anaphylactic Reaction, 2008, Resuciation Council UK WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Anafilaksis PEMBAHASAN



6 Sumber: World Allergy Organization Anaphylaxis Guideline Summary WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Anafilaksis PEMBAHASAN



6 Sumber: World Allergy Organization Anaphylaxis Guideline Summary WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Tatalaksana Posisi trendelenburg atau berbaring dengan kedua tungkai diangkat (diganjal dengan kursi) akan membantu menaikkan venous return sehingga tekanan darah ikut meningkat. 2. Pemberian Oksigen 3–5 liter/menit harus dilakukan, pada keadaan yang sangat ekstrim tindakan trakeostomi atau krikotiroidektomi perlu dipertimbangkan.



PEMBAHASAN



6



Pemasangan infus, cairan plasma expander (Dextran) merupakan pilihan utama guna dapat mengisi volume intravaskuler secepatnya. Jika cairan tersebut tak tersedia, Ringer Laktat atau NaCl fisiologis dapat dipakai sebagai cairan pengganti Adrenalin 0,3 – 0,5 ml dari larutan 1 : 1000 i.m dapat diulangi 5–10 menit. Atau 0,1 – 0,2 ml adrenalin dilarutkan dalam spuit 10 ml dengan NaCl fisiologis, diberikan perlahan-lahan i.v jika masih terjadi bronkospasm setelah pemberian adrenalin, berikan 250 mg aminofilin i.v perlahan-lahan selama 10 menit. Dapat dilanjutkan 250 mg lagi melalui drips infus Antihistamin yang biasa digunakan adalah difenhidramin HCl 5–20 mg IV dan untuk golongan kortikosteroid dapat digunakan deksametason 5–10 mg IV atau hidrokortison 100–250 mg IV



Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, MenKes,2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



6 Sumber: Emergency Treatment of Anaphylactic Reaction, 2008, Resuciation Council UK WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



6



A. Salbutamol  kurang tepat, lebih dipilih aminofilin jika bronkospams blm membaik dengan adrenalin B. Ventolin  kurang tepat, lebih dipilih aminofilin jika bronkospams blm membaik dengan adrenalin C. Bronkodilator  kurang tepat karena tidak spesifik D. Steroid  kurang tepat, merupakan pilihan kedua setelah adrenalin, kurang manfaatnya pada tingkat syok anafilaktik, dapat diberikan setelah gejala klinik mulai membaik guna mencegah komplikasi selanjutnya berupa serum sickness atau prolonged effect. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



6



Jadi, tatalaksana pada pasien ini adalah…



A. EPINEFRIN



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



7



Wanita, 70 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada sendi lutut kiri sejak 2 hari SMRS. Pada pemeriksaan fisik tampak lutut kiri bengkak, nyeri dan panas. Tanda-tanda vital dalam batas normal. Analisis cairan sendi didapatkan leukosit 200.000/LBP. Tidak ditemukan Kristal oksalat maupun Kristal urat. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien adalah... A. B. C. D. E.



Rheumatoid artritis Osteoartritis Gout arthritis Pseudogout Arthritis septic



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. ARTHRITIS SEPTIC PEMBAHASAN



7



KEYWORDS: • Wanita, 70 tahun, • keluhan nyeri pada sendi lutut kiri sejak 2 hari SMRS. • PF: tampak lutut kiri bengkak, nyeri dan panas. Tanda-tanda vital dalam batas normal. • Analisis cairan sendi: leukosit 200.000/LBP. Tidak ditemukan Kristal oksalat maupun Kristal urat.



Diagnosis yang paling mungkin pada pasien adalah... WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Arthritis Septic PEMBAHASAN



7



lnfeksi sendi oleh mikroorganisme, paling sering bakteri • Stap aureus • N Gonorrhea • S epidermidis (prosthese)



Paling sering lutut melalui penyebaran hematogen Analisa cairan sendi • WBC > 50.000 • Neutrofi|> 75% • Glukosa rendah



Tatalaksana antibiotik WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Synovial Fluid Analysis PEMBAHASAN



7



Arthritis Type



Appearance



Viscosity



White cell/mm3



Crystals



Biochemistry Culture



Normal



Clear yellow



High



Few



-



As per plasma



-



Septic arthritis Purulent



Low



>>50,000



-



Glucose low



+



Tuberculous arthritis



Turbid



Low



< 2000



-



Glucose low



+



Rhematoid Arthritis



Cloudy



Low



 2000



-



-



_



Gout



Cloudy



Normal



 2000



Urate NBF



-



_



Pseudogout



Cloudy



Normal



 2000



Pyrophosph ate PBF



_



Osteoarthritis



Clear yellow



High



30 menit menyerang sendi kecil, simetris, RF (+) B. Osteoartritis  nyeri terutama saat beraktivitas, kaku pagi hari < 30 menit, krepitasi C. Gout arthritis  Bengkak, panas, merah (infamasi), Nyeri sendi mendadak, Lokasi tersering MTP 1, siku, lutut, dorsum pedis, dekat tendo Achilles, Biasanya malam hari atau ketika suhu lingkungan dingin, analisis cairan sendi, Kristal urat D. Pseudogout  analisis cairan sendi kristal pyrophospate WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



7



Jasi diagnosis pada pasien ini adalah…



E. ARTHRITIS SEPTIC



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



8



Wanita, 23 tahun datang ke praktek dokter umum dengan nyeri pada sendi kaki, bahun, siku, lutut, pergelangan kaki sejak 4 bulan yang lalu. Pasien juga sering merasa lemas, rambut rontok, kadang-kadang demam dan kedua pipi kemerahan jika terkena sinar matahari. Pada pemeriksaan fisik: TD 110/70 mmHg Nadi 80x/menit, RR 20x/menit, suhu 367°C. Tampak kanan kiri kemerahan, didapatkan luka di dalam mulut. Pemeriksaan darah: Hb 9 g/dl, leukosit 3400, trombosit 230000. Pada urin didapatkan protein +3. Apakah terapi yang dapat diberikan pada pasien? A. B. C. D. E.



Peroxicam Sulfasalazine Eritromisin Vitamin A Hidroxychloroquin WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. HIDROXYCHLOROQUIN PEMBAHASAN



8



KEYWORDS: • Wanita, 23 tahun • nyeri pada sendi kaki, bahun, siku, lutut, pergelangan kaki sejak 4 bulan yang lalu. • sering merasa lemas, rambut rontok, kadang-kadang demam dan kedua pipi kemerahan jika terkena sinar matahari. • PF: TD 110/70 mmHg Nadi 80x/menit, RR 20x/menit, suhu 367°C. Tampak pipi kanan kiri kemerahan, didapatkan luka di dalam mulut. • Lab: Hb 9 g/dl, leukosit 3400, trombosit 230000. Pada urin didapatkan protein +3. Apakah terapi yang dapat diberikan pada pasien? WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Klasifikasi Lupus Penyakit SLE dapat dikategorikan ringan atau berat sampai mengancam nyawa.



PEMBAHASAN



8



SLE Ringan • Secara klinis tenang • Tidak terdapat tanda atau gejala yang mengancam nyawa • Fungsi organ normal atau stabil, yaitu: ginjal, paru, jantung, gastrointestinal, susunan sarafpusat, sendi, hematologi dan kulit. • Contoh SLE dengan manifestasi arthritis dan kulit



SLE Sedang • Nefritis ringan sampai sedang ( Lupus nefritis kelas I dan II) • Trombositopenia (trombosit 20-50x103/mn13] • Serositis mayor Sumber: Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia Untuk Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik, 2011 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Klasifikasi Lupus PEMBAHASAN



8



SLE berat atau mengancam nyawa • Jantung: endokarditis Libman Sacks, vaskulitis arteri koronaria, miokarditis, tamponade jantung, hipertensi maligna. • Paru-paru: hipertensi pulmonal, perdarahan paru, pneunxonitis, emboliparu, infark paru, fibrosis interstisial, shrinking lung. • Gastrointestinal: pankreatitis, vaskulitis mesenterika • Ginjal: nefritis proliferatifdan atau membranous. • Kulit: vaskulitis bemt, mam diius disertai ulkus atau melepuh (blister). • Neurologi: kejang, acute confusionalstate, Roma, stroke, mlelopati transversa, mononeuritis, polineuritis, neuritis optik, psikosis, sindroma demielinasi. • Hematologi: anemia licmolitik, neutropenia (leukosit bukan penurunan C. Peningkatan AST dan ALT  kurang tepat, bisa menandakan pankreatitis akibat batu empedu D. Penurunan Feritin  kurang tepat terjadi jika anemia defisiensi besi E. Peningkatan LED dan penurunan CRP  kurang tepat, terjadi pada kasus infeksi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



10



Jadi, hasil pemeriksaan penunjang yang mungkin pada pasien adalah…



A. PENINGKATAN LIPASE



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



11



Laki-laki, 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan muntah darah berwarna hitam seperti bubuk kopi 2 jam yang lalu sebanyak 2 kali. Sejak 1 minggu yang lalu pasien mengalami nyeri ulu hati. Pasien riwayat mengonsumsi obat penghilang nyeri untuk sendinya yang dibeli di warung. Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis. TD110/70 mmhg. N 89x/m. RR 23x/m, T 36,6C, nyeri tekan epigastrium. Obat apa yang dapat mengurangi keluhan pasien?



A. B. C. D. E.



Natrium diklofenak Antasida Somatostatin Vitamin K Omeprazol



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. OMEPRAZOL PEMBAHASAN



11



KEYWORDS: • Laki-laki, 35 tahun datang ke IGD • keluhan muntah darah berwarna hitam seperti bubuk kopi 2 jam yang lalu sebanyak 2 kali. • Sejak 1 minggu yang lalu pasien mengalami nyeri ulu hati. • Riwayat mengonsumsi obat penghilang nyeri untuk sendinya yang dibeli di warung. • PF: konjungtiva anemis. TD110/70 mmhg. N 89x/m. RR 23x/m, T 36,6C, nyeri tekan epigastrium. • Dx: Suspek Gastritis Erosiva Obat apa yang dapat mengurangi keluhan pasien?



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Pendarahan Saluran Cerna Atas Penyebab tersering PEMBAHASAN



11



• • • •



ruptur varises gastroesofagus sekitar 50-60% gastritis erosif sekitar 25-30% tukak peptik sekitar 10-15% karena sebab lainnya 20 menu) • sering disertai diaforesis. mual/muntah,nyeri abdominal, sesak napas. dan sinkop. Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



15



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



EKG dan Lokasi Infark PEMBAHASAN



15 Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Biomarker PEMBAHASAN



15



Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Perbedaan Klasifikasi SKA Infark Miokard



PEMBAHASAN



15



UAP



NSTEMI



Gejala Tipikal



Kresendo, saat istirahat, atau onset baru angina yang berat



Nyeri dada yang memanjang, lebih berat dan luas radiasinya dari angina biasanya



Biomarker



Tidak



Ya



Ya



St depresi dan/atau inversi gelombang T



St depresi dan/atau inversi gelombang T



ST elevasi (dan kemudian gelombang Q



Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



STEMI



PEMBAHASAN



15



Sumber: American Heart Association, 2015



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



15



Sumber: American Heart Association, 2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Tatalaksana SKA: Oksigen PEMBAHASAN



15



Rekomendasi



Kelas



Level



Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (Sa0220 menu) • sering disertai diaforesis. mual/muntah,nyeri abdominal, sesak napas. dan sinkop. Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



19



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



EKG dan Lokasi Infark PEMBAHASAN



19 Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Biomarker PEMBAHASAN



19



Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Perbedaan Klasifikasi SKA Infark Miokard



PEMBAHASAN



19



UAP



NSTEMI



Gejala Tipikal



Kresendo, saat istirahat, atau onset baru angina yang berat



Nyeri dada yang memanjang, lebih berat dan luas radiasinya dari angina biasanya



Biomarker



Tidak



Ya



Ya



St depresi dan/atau inversi gelombang T



St depresi dan/atau inversi gelombang T



ST elevasi (dan kemudian gelombang Q



Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



STEMI



PEMBAHASAN



19



Sumber: American Heart Association, 2015



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



19



Sumber: American Heart Association, 2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Tatalaksana SKA: Oksigen PEMBAHASAN



19



Rekomendasi



Kelas



Level



Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia (Sa02 13 tahun: 2x75mg selama 5 hari dalam 2 hari setelah gejala influenza muncul • Profilaksis: diberikan jika ada riwayat kontak, 1x75mg minimal 7 hari (diberikan dalam 2 hari setelah kontak)



Sumber: Pharmaceutical Care Untuk Pasien Flu Burung, Depkes, 2007 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Zanamivir Inhalasi PEMBAHASAN



20



• Dosis terapi: pasien yang berusia lebih dari 7 tahun dan lebih 2x10mg (2 puff) selama 5 hari (jarak pemakaian 12 jam) • Belum ada kebijakan Departemen Kesehatan RI untuk menggunakan oseltamivir sebagai profilaksis.



Sumber: Pharmaceutical Care Untuk Pasien Flu Burung, Depkes, 2007 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



20



A. Oseltamivir 2x75 mg selama 5 hari  terapi C. Zanamivir inhalasi 2x10mg selama 5 hari  terapi D. Zanamivir 1x5 mg selama 7 hari  tidak ada sediaan oral E. Vaksinasi influenza  bukan profilaksis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



20



Jadi, medikasi yang direncanakan diberikan untuk keluarga pasien adalah…



B. OSELTAMIVIR 1X75 MG SELAMA 7 HARI



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



21



Wanita, 30 tahun datang ke poliklinik ingin mendapatkan pengobatan sebelum pasien berlibur ke Sulawesi 2 hari iagi. Dari dinas kesehatan diketahui bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah yang resisten klorokuin. Obat yang dapat diberikan kepada pasien terscbut adalah? A. B. C. D. E.



Meilokuin Primakuin Sulfadoksi-pirimetamin Doksisiklin Dihidroanemisinin



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. DOKSISIKLIN PEMBAHASAN



21



KEYWORDS: • Wanita, 30 tahun • ingin mendapatkan pengobatan sebelum pasien berlibur ke Sulawesi 2 hari iagi. • daerah yang resisten klorokuin. Obat yang dapat diberikan kepada pasien tersebut adalah?



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Kemoprofilaksis Malaria Daerah klorokuin sensitif PEMBAHASAN



21



• 2 tablet klorokuin (250 mg klorokuin diphosphat) tiap minggu I minggu sebelum berangkat dan 4 minggu setelah tiba kembali. • wanita hamil di daerah endemik ataupada individu yang terbukti imunitasnya rendah (sering terinfeksi malaria).



Daeah resisten klorokuin • doksisiklin 100 mgAan atau • mefloquin 250 mg/minggu atau • klorokuin 2 tablet/minggu ditambah proguanil 200 mgl hari.



Obat baru yang dipakai untuk pencegahan yaitu • primakuin dosis 0,5 mg,&g BB/ hari; • Etaquin, Atovaquone/ Proguanil (Malarone) dan Azitromycin.



Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Doksisiklin PEMBAHASAN



21



Alasan untuk consider • Baik untuk last minute, dimulai 1-2 hari • Daily medicine • Murah • Mencegah leptospira Alasan untuk menghindari penggunaan • Tidak bisa untuk wanita hamil • Fotosensitif • Tidak nyaman diperut • Konsumsi hingga 4 minggu pasca trips WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Meflokuin PEMBAHASAN



21



Alasan untuk menggunakan • Konsumsi weekly • Baik untuk long trips • Aman untuk ibu hamil Alasan untuk menghindari penggunaan • Tidak bisa pada pasien gang psikiatrik dan konduksi jantung • Konsumsi hingga 4 minggu setelah trip • Konsumsi 1-2 minggu sebelum trips WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Atovaquone/Proguanil PEMBAHASAN



21



Alasan untuk consider • Baik untuk last minute, dimulai 1-2 hari • Daily medicine • Baik untuk short trip, cukup sampai 7 hari pasca trip Efek samping jarang • Alasan untuk menghindari penggunaan • Tidak bisa untuk wanita hamil • Gangguan ginjal • mahal WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Chloroquin PEMBAHASAN



21



• • • • • • • • • • •



- Alasan untuk menggunakan - Konsumsi weekly - Baik untuk long trips - Pasien SLE dengan hidroksiklorokuin tidak perlu menggunakan - Aman untuk ibu hamil - Alasan untuk menghindari penggunaan - Banyak area resisten klorokuin - Eksaserbasi psoriasis - Konsumsi hingga 4 minggu setelah trip - Konsumsi 1-2 minggu sebelum trips WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



21



A. B. C. E.



Meflokuin tidak bisa untuk last minute Primakuin  untuk daerah endemis P.vivax Sulfadoksi-pirimetamin  jarang digunakan Dihidroartemisinin  terapi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



21



Jadi, obat profilaksis yang dapat diberikan kepada pasien tersebut adalah…



D. DOKSISIKLIN



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



22



Laki-laki, 28 tahun, datang dengan keluhan diare disertai lendir dan darah. Pasien juga mengeluh nyeri perut dan mual. Pada pemeriksaan fisik diketahui tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan feses didapatkan gambaran seperti berikut: Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien? A. B. C. D. E.



Metronidazole Tetrasiklin Klindamisin Paracetamol Ciprofloksasin



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. METRONIDAZOLE PEMBAHASAN



22



KEYWORDS: • Laki-laki, 28 tahun, • keluhan diare disertai lendir dan darah. • nyeri perut dan mual. • tanda vital dalam batas normal. • Pemeriksaan feses Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien? WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Disentri PEMBAHASAN



22



• Infeksi saluran cerna mengakibatkan diare berdarah • Bisa disertai dengan • Abdominal Cramp • Mual muntah • Demam



• Jenis disentri • Disentri basiler : shigella, salmonela. Yersinia • Disentri amuba



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Perbedaan disentri amoebic dan basiler Makroskopik PEMBAHASAN



22



Character



Amoeblc dysentery



Bacillary dysentery



Number



6-8 motions per day



> 10 motions per day



Amount



Copious



Small



Odour



Offensive



Odourless



Colour



Dark red



Bright red



Reaction



Acidic



Alkaline



Consistency



Non-adherent



Adherent



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Perbedaan disentri amoebic dan basiler Mikroskopik Character



Amoebic dysentry



Bacillary Dysentry



RBCs



In clumps



Discrete or in Rouleaux



Pus cells



Few



Numerous



Macrophages



Few



Numerous, many have RBCs and may mimic EH



Eosinophils



Present



Scarce



Charcot~Leyden crystals



Present



Absent



Pyknotic bodies



Present



Absent



Ghost cells



Absent



Present



Parasites



Trophozoites of EH



Absent



Bacteria



Many motile bacteria



Few or Absent



PEMBAHASAN



22



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



22



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Gambaran Klinis Disentri Klinis: PEMBAHASAN



22



• • • • •



Nyeri perut Diare Demam Turun berat badan Gejala gradual



Hematologi: leukositosis, anemia ringan, Mikroskopik tinja segar: trofozoit yang menelan eritrosit, leukosit lebih sedikit dibanding infeksi shigella, eritrosit banyak, occult blood test (+)



Terapi: Metronidazole 10 mg/kgBB (3x sehari)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



22



B. C. D. E.



Tetrasiklin  terapi kolera Klindamisin  antibiotik Paracetamol  simtomatik Ciprofloksasin  terapi pada kasus disentri basiler 2 x 500 mg/hari selama 3 hari



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



22



Jadi, tatalaksana yang tepat pada pasien adalah…



A. METRONIDAZOLE



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



23



Laki, 30 tahun, seorang pekerja di perkebunan yang sering tidak menggunakan alas kaki, datang dengan keluhan diare sejak 1 minggu terakhir. Pasien tampak lemas. Pada pemeriksaan didapatkan anemis. Pada pemeriksaan feses ditemukan seperti pada gambar disamping. Apakah terapi yang tepat pada kasus di atas? A. Albendazole 1x 400 mg B. Mebendazole 1x 500 mg C. Pirantel pamoat 1 x250 mg D. Prazikuantel 1x 250 mg E. Albendazol 1x 500 mg



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. ALBENDAZOLE 1X 400 MG PEMBAHASAN



23



KEYWORDS: • Laki, 30 tahun, seorang pekerja di perkebunan yang sering tidak menggunakan alas kaki • keluhan diare sejak 1 minggu terakhir. Pasien tampak lemas. • PF: anemis. • FL: telur bentuk oval dinding 1 lapis tipis dan transparan



Apakah terapi yang tepat pada kasus di atas? WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Cacing Tambang (hookworm) PEMBAHASAN



23



Hidup di usus halus dan menyebabkan anemia defisiensi besi • Ancylostoma duodenale • Necator americanus



Hidup di bawah kulit dan menyebabkan cutaneous larva migrans/creeping eruption • Ancylostoma braziliensis • Ancylostoma caninum WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Perbandingan Telur Cacing PEMBAHASAN



23



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Daur Hidup Cacing Tambang PEMBAHASAN



23



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



23



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Tatalaksana PEMBAHASAN



23



• Pemberian Pirantel pamoat dosis tunggal 10 mg/kgBB • Mebendazole 100 mg, 2 x sehari, selama 3 hari berturut-turut • Albendazole untuk anak di atas 2 tahun 400 mg, dosis tunggal, sedangkan pada anak yang lebih kecil diberikan dengan dosis separuhnya. Tidak diberikan pada wanita hamil. Creeping eruption: tiabendazol topikal selama 1 minggu. Untuk cutaneous laeva migrans pengobatan dengan Albendazol 400 mg selama 5 hari berturut-turut • Sulfasferosus Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, MenKes,2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



23



A. Mebendazole 1x 500 mg  2x100 mg B. Pirantel pamoat 20 mg/kgBB  dosis salah C. Prazikuantel 1x 250 mg  praziquantel digunakan untuk schistosoma dan taenia D. Albendazol 1x 500 mg  dosis salah



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



23



Jadi, terapi yang tepat pada kasus diatas adalah…



A. ALBENDAZOLE 1X 400 MG



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



24



Laki-laki, 45 tahun, datang dengan keluhan diare disertai lendir dan darah, Keluhan Iain berupa nyeri perut dan muai muntah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/70 mmHg, N 82x/menit, RR 18x/menit, Suhu 38 C. Pemeriksaan feses di media Mc Conkey terdapat bakteri gram negatif yang memfermentasikan laktosa. Apakah penyebab dari diare tersebut? A. B. C. D. E.



Salmonella sp Shigella sp E. Coli Proteus mirabilis Yersinia Sp



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. E. COLI PEMBAHASAN



24



KEYWORDS: • Laki-laki, 45 tahun, • keluhan diare disertai lendir dan darah, • nyeri perut dan muai muntah. • PF: TD 120/70 mmHg, N 82x/menit, RR 18x/menit, Suhu 38 C. • Pemeriksaan feses: media Mc Conkey terdapat bakteri gram negatif yang memfermentasikan laktosa. Apakah penyebab dari diare tersebut? WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E.coli PEMBAHASAN



24



• Flora normal, bisa menjadi patogenik • Penyebab diare paling sering • Basil gram (-), golongan enterobacteriaceae • Memfermentasi laktosa di agar MacConkey • Posilif tes indole • Starin pathogen yang hanya dapat diidentifikasi lab hanya jenis EHEC sisanya membutuhkan fasrlltas riset WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Kultur pada agar MAC (MacConkey) Kiri- fermentasi laktosa Kanan – tidak memfermentasi laktosa



Pathogenic E.coli PEMBAHASAN



24



E.coli dibagi menjadi 6 patotipe yang berhubungan dengan diare, disebut sebagai E.coli diaregenik • Shiga toxin producing E. coli (STEC) atau Verocytotoxin-producing E.coli (VTEC) atau enterohemorrhagic E.coli (EHEC) • Enterotoxigenic E.coli (ETEC) • Enteropathogenic E. coli (EPEC) • Enteroaggregaz‘ive E. coli (EAEC) • Enteroinvasivei E. coli (EIEC) • Diffuse/y adherent E. coli (DAEC) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E.Coli Patogen PEMBAHASAN



24



• Enterotoxigenic E coli (ETEC): watery without blood, mucous, or fecal leukocytes • Enterohemorrhagic E coli (EHEC): mild watery diarrhea to severe hemorrhagic colitis, abdominal cramping and vomiting. Fever is present in about a third of cases. • Enteroinvasive E coli (EIEC): watery diarrhea, dysentery, fever, vomiting, painful abdominal cramps, and tenesmus. Stools often contain bloc and leukocytes. • Enteropathogenic E coli (EPEC) and Enteroaggregative E coli (EAEC): watery diarrhea and dysentery. May cause dehydration or become chronic and lea to failure to thrive. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Classification of Enterobacteriaceae Enterobacteriaceae



PEMBAHASAN Lactose fermenters E.coli, citrobacter, klebsiella, enterobacter



24



Non-lactose fermenter salmonella, shigella, proteus, yersinia



• There are several selective and differential media used to isolate distinguishes between LF & LNF • The most important media are: • • • •



MacConkey agar Eosin Methylene Blue (EMB) agar Salmonella Shigella (SS) agar In addition to Triple Sugar Iron (TSI) agar WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



24



A. B. D. E.



Salmonella sp non-fermenting lactose Shigella sp  non-fermenting lactose Proteus mirabilis  non-fermenting lactose Yersinia Sp  non-fermenting lactose



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



24



Jadi, penyebab dari diare tersebut adalah…



C. E. COLI



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



25



Wanita, 45 tahun datang ke RS dengan keluhan sering terbangun malam hari untuk BAK dan menjadi lebih sering haus. Pasien juga mengeluh penurunan berat badan drastis, yaitu dari 53 kg menjadi 42 kg dalam 3 bulan terakhir meskipun nafsu makan meningkat. Riwayat hipertensi dan diabetes sebelumnya disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 78x/menit, RR 16x/menit, T 36,6°C. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan GDP 180 mg/dL, GD2PP, 320 mg/dL, GDS 320 mg/dL, HbAlC 12,1%. Terapi apakah yang tepat diberikan untuk pasien tersebut? A. B. C. D. E.



Rawat inap dahulu Diet dan olahraga tanpa medikamentosa dahulu Modifikasi gaya hidup dan kombinasi metformin + glimepirid Modifikasi gaya hidup dan insulin long acting Insulin rapid acting tiap kali makan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. MODIFIKASI GAYA HIDUP DAN INSULIN LONG ACTING PEMBAHASAN



25



KEYWORDS: • Wanita, 45 tahun • keluhan sering terbangun malam hari untuk BAK dan menjadi lebih sering haus. • penurunan berat badan drastis, yaitu dari 53 kg menjadi 42 kg dalam 3 bulan terakhir meskipun nafsu makan meningkat. • Riwayat hipertensi dan diabetes sebelumnya disangkal. • PF: TD 110/70 mmHg, HR 78x/menit, RR 16x/menit, T 36,6°C. • Lab: GDP 180 mg/dL, GD2PP, 320 mg/dL, GDS 320 mg/dL, HbAlC 12,1%. • Dx: Diabetes Melitus Tipe 2 Terapi apakah yang tepat diberikan untuk pasien tersebut?



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Patogenesis Diabetes Melitus PEMBAHASAN



25 Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus PEMBAHASAN



25 Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus PEMBAHASAN



25



Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria DM digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang meliputi: toleransi glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT). • Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam 200 mg/dL B. Trigliserida > 150 mg/dL C. HDL < 40 mg/dL D. Lingkar perut > 90 cm E. TD Sistolik > 130 mmHg dan TD diastolik > 85 mmHg



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. GDS > 200 MG/DL PEMBAHASAN



27



KEYWORDS: • Laki-laki, 45 tahun, • keluhan lemas sejak 1 minggu terakhir. • PF: TD 160/80 mmHg, HR 100x/menit, RR 20x/menit, T 36,9°C, BB 87 TB 175 cm dan lingkar perut 105 cm. • Lab: Kolesterol total 270 mg/dL, HDL 38 mg/dL, LDL 190 mg/dL, dan Trigliserida 230 mg/dL, GDS 250 mg/dL. Dari pemeriksaan penunjang diatas, manakah yang tidak terkait dengan patogenesis dari kondisi pasien? WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Kriteria Sindrom Metabolik



PEMBAHASAN



27



Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Tatalaksana Sindrom Metabolik



PEMBAHASAN



27



Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Tatalaksana Sindrom Metabolik PEMBAHASAN



27



Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



27



Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



27



Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



27



B. Trigliserida > 150 mg/dL  termasuk kriteria sindrom metabolik C. HDL < 40 mg/dL  termasuk kriteria sindrom metabolik D. Lingkar perut > 90 cm  termasuk kriteria sindrom metabolik E. TD Sistolik > 130 mmHg dan TD diastolik > 85 mmHg  termasuk kriteria sindrom metabolik



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



27



Jadi, penunjang yang tidak terkait dengan patogenesis dari kondisi pasien adalah…



A. GDS > 200 MG/DL



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



28



Laki-laki, 61 tahun, dibawa ke UGD dengan keluhan lemas dan pusing. Pasien juga mengaku terus berkeringat dingin. Pasien memiliki riwayat DM sejak 10 tahun dan rutin menggunakan insulin namun pagi ini lupa sarapan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, N 100x/menit, RR 22x/menit, Suhu 36,8°. Pemeriksaan GDS menunjukkan 52 mg/dL Apakah tatalaksana yang tepat diberikan kepada pasien? A. B. C. D. E.



Bolus Dextrose 40% 20cc IV Bolus NaCl 0.9% 1L secepatnya Bolus Dextrose 40% 30cc IV 110 Bolus Dextrose 20% 50 cc IV Bolus Ringer Lactate 1L secepatnya



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. BOLUS DEXTROSE 20% 50 CC IV PEMBAHASAN



28



KEYWORDS: • Laki-laki, 61 tahun, dibawa ke UGD • keluhan lemas dan pusing. • terus berkeringat dingin. • Riwayat DM sejak 10 tahun dan rutin menggunakan insulin namun pagi ini lupa sarapan. • PF: TD 100/70 mmHg, N 100x/menit, RR 22x/menit, Suhu 36,8°. • GDS menunjukkan 52 mg/dL • Dx: Hipoglikemia



Apakah tatalaksana yang tepat diberikan kepada pasien? WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Patogenesis Diabetes Melitus PEMBAHASAN



28 Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus PEMBAHASAN



28 Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus PEMBAHASAN



28



Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria DM digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang meliputi: toleransi glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT). • Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam 70 mg/dL pasien diminta utk makan • Masihh < 70 mg/dL  tambah 15 g lagi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Sumber: Kosensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia 2015



Tatalaksana Hipoglikemia PEMBAHASAN



28



• Hipoglikemia berat; pasien tidak sadar • Ada akses IV: 50 cc Dextrose 20% atau 25 cc Dextrose 40% bolus (dosis: 10 – 25 g glukosa) • Cek GDS 15 menit  ulangi 50 cc Dextrose 20% jika masih < 70 mg/dL • Monitoring gula darah 1 – 2 jam untuk mengantisipasi hipoglikemia berulang



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Sumber: Kosensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia 2015



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



28



A. Bolus Dextrose 40% 20cc IV  salah, seharusnya 50 cc B. Bolus NaCl 0.9% 1L secepatnya  kurang tepat, karena masalah utama pada kasus adalah hipoglikemia bukan hipovolemia C. Bolus Dextrose 40% 30cc IV  salah, seharusnya 25 cc E. Bolus Ringer Lactate 1L secepatnya  kurang tepat, karena masalah utama pada kasus adalah hipoglikemia bukan hipovolemia WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



28



Jadi, tatalaksana yang tepat pada pasien diatas adalah…



D. BOLUS DEXTROSE 20% 50 CC IV



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



29



Wanita, 42 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kedua tangan dan kakinya kram sejak 4 hari yang lalu. pasien riwayat operasi pengangkatan tiroid 2 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, N 55x/menit, RR 20x/menit, T pada pemeriksaan EKG didapatkan pemanjangan QT interval. Apakah temuan lain yang mungkin ditemukan pada pasien ini? A. B. C. D. E.



Buffalo hump Chovstek Gelombang T tinggi pada EKG Wartenberg sign Peningkatan berat badan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. CHOVSTEK PEMBAHASAN



29



KEYWORDS: • Wanita, 42 tahun • keluhan kedua tangan dan kakinya kram sejak 4 hari yang lalu. • pasien riwayat operasi pengangkatan tiroid 2 minggu yang lalu. • PF: TD 100/70 mmHg, N 55x/menit, RR 20x/menit, T pada pemeriksaan EKG didapatkan pemanjangan QT interval. Apakah temuan lain yang mungkin ditemukan pada pasien ini? WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



HIPOPARATIROID Defisiensi PTH mengakibatkan hipokalsemia



PEMBAHASAN



29



• Hipoparatiroid primer: aktivitas PTH tidak adekuat PTH rendah disertai kadar kalsium rendah • Hipoparatiroid sekunder : keadaan fisiologis dimana kadar PTH rendah sebagai respon terhadap hiperkalsemia PTH rendah dan kadar kalsium serum meningkat



• Pseudohipopratiroidism: gangguan genetic yang jarang terjadi dengan jaringan target yang resisten PTH. Konsentrasi PTH meningkat sebagai respon resisten PTH yang terjadi karena mutasi pada sistem reseptor PTH WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Manifestasi Klinis Hipoparatiroid PEMBAHASAN



29



The hallmark of hypocalcemia is tetany, which is characterized by neuromuscular irritability, resulting from decreased serum ionized calcium concentration. These findings can range from circumoral numbness or parestheslas (tingling) of the distal extremities and to life-threatening laryngospasm and generalized seizures.



The classic findings on physical examination of patients with neuromuscular irritability are chvostek sign and trousseau sign WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Tatalaksana Hipoparatiroid PEMBAHASAN



29



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



EKG pada Hipo/Hiperkalsemia Hipokalsemia Pemanjangan interval QT



Normal



PEMBAHASAN



29



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Hiperkalsemia Pemendekan interval QT



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



29



A. Buffalo hump  pada cushing syndrom C. Gelombang T tinggi pada EKG  pada kasus hyperkalemia, kelebihan PTH D. Wartenberg sign  myasthenia gravis E. Peningkatan berat badan  hipotiroid, tidak spesifik



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



29



Jadi, temuan lain yang ditemukan pada pasien diatas adalah…



B. CHOVSTEK



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



30



Wanita, 28 tahun mengeluhkan nyeri pinggang kanan disertai demam dan mual sejak 5 hari SMRS. Pada pemeriksaan fisik diperoleh suhu 39 0C dan nyeri ketok CVA positif. Pemeriksaan urinalisis diperoleh leukosit 1020/LPB, eritrosit 3-5/LPB, nitrit dan leukosit esterase positif. Dokter menyarankan rawat inap namun pasien menolak. Terapi yang anda berikan adalah... A. B. C. D. E.



Ceftriakson 1 gr dosis tunggal Ceftriakson 2 gr dosis tunggal Ciprofloksasin 2x500 mg selama 3 hari Levofloksasin 1x750 mg selama 5 hari Amoxiclav 3x625 mg selama 7 hari



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. AMOXICLAV 3X625 MG SELAMA 7 HARI PEMBAHASAN



30



KEYWORDS: • Wanita, 28 tahun • nyeri pinggang kanan disertai demam dan mual sejak 5 hari SMRS. • PF: Suhu 39C dan nyeri ketok CVA positif. • Urinalisis: leukosit 10-20/LPB, eritrosit 3-5/LPB, nitrit dan leukosit esterase positif. • Dokter menyarankan rawat inap namun pasien menolak. Terapi yang anda berikan adalah... WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Pyelonefritis PEMBAHASAN



30



• Onset penyakit akut dan timbulnya tiba-tiba dalam beberapa jam atau hari • Demam dan menggigil • Nyeri pinggang, unilateral atau bilateral • Sering disertai gejala sistitis, berupa: frekuensi, nokturia, disuria, urgensi, dan nyeri suprapubik • Kadang disertai pula dengan gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, diare, atau nyeri perut WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Faktor Risiko PEMBAHASAN



30



• Lebih sering terjadi pada wanita usia subur • Sangat jarang terjadi pada pria berusia 104 koloni/ml • Kultur urin dan tes sentifitasresistensi antibiotic • Darah perifer dan hitung jenis • Kultur darah • Foto polos abdomen (BNO)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Terapi Pyelonefritis PEMBAHASAN



30



Antibiotik Parenteral • pilihan terapi: ceftriaxone, cefepime, dan fluorokuinolon (ciprofloxacin dan levofloxacin) • basil Gram positif: ampisillin yang dikombinasi dengan Gentamisin, Ampicillin Sulbaktam, dan Piperacillin Tazobactam • diganti dengan obat oral setelah 24-48 jam,



Antibiotik oral empirik awal untuk pasien rawat jalan • fluorokuinolon untuk basil Gram negatif. • penyebab lainnya dapat digunakan Trimetoprimsulfametoxazole. • enterococcus, dapat diberikan Amoxicilin • Sefalosporin generasi kedua atau ketiga juga efektif, walaupun data yang mendukung masih sedikit. • Pengobatan selama 7-14 hari WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



30



A. Ceftriakson 1 gr dosis tunggal  tidak diberikan dosis tunggal B. Ceftriakson 2 gr dosis tunggal  tidak diberikan dosis tunggal C. Ciprofloksasin 2x500 mg selama 3 hari diberikan 7 hari D. Levofloksasin 1x750 mg selama 5 hari Amoxiclav 3x625 mg selama 7 hari  diberikan 2 minggu



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



30



Jadi, terapi yang diberikan pada pasien kasus diatas adalah…



E. AMOXICLAV 3X625 MG SELAMA 7 HARI



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



31



Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dibawa ke klinik oleh orang tua karena sang anak demam dan nyeri perut bawah. Nyeri dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Semenjak itu pasien lebih sering mengompol, sering menangis ketika ingin buang air kecil, dan ketika BAK pun jumlahnya sedikit namun frekuen, tidak ada darah pada urin. Dari tanda vital didapat suhu axilla 37,6 derajat celcius, nadi 100 x/menit, dan napas 20 x/menit. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan suprapubik. Tidak ditemukan hipospadia, epispadia, pimosis ataupun parapimosis. Apakah diagnosis pasien ini? A. GNAPS B. Sindrom Nefrotik C. Pyelonefritis D. Sistitis E. Batu saluran kemih WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. SISTITIS PEMBAHASAN



31



• KEYWORD • laki-laki berusia 3 tahun • demam dan nyeri perut bawah. Nyeri dirasakan sejak 4 hari • sering mengompol, sering menangis ketika ingin buang air kecil, dan ketika BAK pun jumlahnya sedikit namun frekuen • suhu axilla 37,6 derajat celcius • nyeri tekan suprapubik WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PEMBAHASAN



31



• DEFINISI



• Infeksi saluran kemih adalah keadaan bertumbuh dan berkembang biaknya kuman atau mikroba di dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna.



Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) ISK simpleks (simple UTI, uncomplicated UTI) adalah infeksi pada saluran kemih yang normal tanpa kelainan struktural maupun fungsional saluran



PEMBAHASAN



31



kemih yang menyebabkan stasis urin.



ISK kompleks (complicated UTI) adalah ISK yang disertai dengan kelainan anatomik dan atau fungsional saluran kemih yang menyebabkan stasis ataupun aliran balik (refluks) urin. Kelainan saluran kemih dapat berupa batu saluran kemih, obstruksi, anomali saluran kemih, kista ginjal, buli-



buli neurogenik, benda asing, dan sebagainya.



Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) ETIOLOGI Escherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering (60-80%) pada



PEMBAHASAN



ISK serangan pertama. Penelitian di dalam negeri antara lain di RSCM Jakarta juga menunjukkan hasil yang sama.



31



Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DIAGNOSIS PEMBAHASAN



31



Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium yang dipastikan dengan biakan urin.



Manifestasi klinis Gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi, ditentukan oleh intensitas reaksi peradangan, letak infeksi (ISK atas dan ISK bawah), dan umur pasien. Sebagian ISK pada anak merupakan ISK asimtomatik, umumnya ditemukan pada anak umur sekolah, terutama anak perempuan dan biasanya ditemukan pada uji tapis (screening programs). ISK asimtomatik umumnya tidak berlanjut menjadi pielonefritis dan prognosis jangka panjang baik.



Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PEMBAHASAN



31



Pada masa neonatus, gejala klinik tidak spesifik dapat berupa apati, anoreksia, ikterus atau kolestatis, muntah, diare, demam, hipotermia, tidak mau minum, oliguria, iritabel, atau distensi abdomen. Peningkatan suhu tidak begitu tinggi dan sering tidak terdeteksi. Kadang-kadang gejala klinik hanya berupa apati dan warna kulit keabu-abuan (grayish colour). Pada bayi sampai satu tahun, gejala klinik dapat berupa demam, penurunan berat badan, gagal tumbuh, nafsu makan berkurang, cengeng, kolik, muntah, diare, ikterus, dan distensi abdomen. Pada palpasi ginjal anak merasa kesakitan. Demam yang tinggi dapat disertai kejang. Pada umur lebih tinggi yaitu sampai 4 tahun, dapat terjadi demam yang tinggi hingga menyebabkan kejang, muntah dan diare bahkan dapat timbul dehidrasi. Pada anak besar gejala klinik umum biasanya berkurang dan lebih ringan, mulai tampak gejala klinik lokal saluran kemih berupa polakisuria, disuria, urgency, frequency, ngompol, sedangkan keluhan sakit perut, sakit pinggang, atau pireksia lebih jarang ditemukan.



Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PEMBAHASAN



31



Pada pielonefritis dapat dijumpai demam tinggi disertai menggigil, gejala saluran cerna seperti mual, muntah, diare. Tekanan darah pada umumnya masih normal, dapat ditemukan nyeri pinggang. Gejala neurologis dapat berupa iritabel dan kejang. Nefritis bakterial fokal akut adalah salah satu bentuk pielonefritis, yang merupakan nefritis bakterial interstitial yang dulu dikenal sebagai nefropenia lobar. Pada sistitis, demam jarang melebihi 38 derajat celcius , biasanya ditandai dengan nyeri pada perut bagian bawah, serta gangguan berkemih berupa frequensi, nyeri waktu berkemih, rasa diskomfort suprapubik, urgensi, kesulitan berkemih, retensio urin, dan enuresis.



Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Urinalisis PEMBAHASAN



31



Pada urinalisis akan didapatkan leukosituria, leukosit esterasi, nitrit, hingga hematuria B. Pemeriksaan darah Didapatkan leukositosis dengan peningkatan neutrofil, peningkatan laju endap darah, C-reaktif protein positif (tanda ISK atas), peningkatan prokalsitonin (tanda gromerulonefritis)



C. Biakan Urin 



Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PEMBAHASAN



31



• BIAKAN URINE • Teknik pengambilan sampel untuk biakan urin terdiri atas aspirasi supra pubik, kateterisasi urin, urin pancar tengah (midstream urine), dan pengambilan urin dengan urine collector.



Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PEMBAHASAN



31



ISK terkonfirmasi bila : a. Biakan urin dengan aspirasi supra pubik: didapatkan berapa pun jumlah kuman. b. Biakan urin dengan teknik kateterisasi urin: didapatkan kuman dengan jumlah > 50.000 cfu/mL c. Biakan urin dengan urin pancar tengah: didapatkan kuman dengan jumlah > 100.000 cfu/mL



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) • Diagnosis klinis ISK dapat ditegakkan sehingga dapat diterapi dengan antibiotik empiris meskipun belum ada hasil biakan urin, apabila: PEMBAHASAN



31



a. Anak dengan demam disertai kelainan pada urinalisis seperti leukosituria, uji nitrit positif, leukosit esterase positif. b. Anak dengan keluhan gangguan berkemih seperti disuria, polakisuria, urgency, frequency, ngompol, nyeri pinggang disertai dengan kelainan pada urinalisis seperti leukosituria, uji nitrit positif, leukosit esterase positif.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) Pemberian antibiotik sebagai terapi ISK: a. Untuk ISK bawah atau sistitis: 5 – 7 hari, per oral



PEMBAHASAN



31



b.



Untuk ISK atas atau pielonefritis akut: 7- 10 hari, parenteral. Jika setelah 3-4 hari pemberian antibiotik parenteral tampak perbaikan klinis, pengobatan dapat dilanjutkan dengan antibiotik oral sampai 7-10 hari



c.



Untuk ISK pada neonatus: 10 – 14 hari, parenteral



d.



Pemberian antibiotik parenteral harus dipertimbangkan pada anak yang toksik, muntah, dehidrasi, ataupun yang mempunyai kelainan pada sistem saluran kemih.



e.



Jika kondisi pasien tidak membaik dalam waktu 48 jam, perlu dilakukan biakan urin ulangan dan pertimbangkan melakukan pemeriksaan pencitraan segera untuk mengetahui kelainan urologi.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



31



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



31



A. GNAPS  pasien datang dengan keluhan kencing merah dengan riwayat infeksi tenggorokan yang tidak ditatalaksana dengan baik B. Sindrom Nefrotik  pasien datang dengan keluhan bengkak, sesak napas, bahkan perut membesar C. Pyelonefritis  pasien datang dengan demam tinggi dan menggigil, disertai riwayat sering kencing, nyeri kencing E. Batu saluran kemih  pasien datang dgn keluhan terkadang sulit kencing hingga batu yg keluar ketika kencing



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



31



Jadi, diagnosis pasien adalah



D. SISTITIS



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



32



Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dibawa ke klinik oleh orang tua karena sang anak demam sejak 2 hari yang lalu. Semenjak itu pasien lebih sering mengompol, sering menangis ketika ingin buang air kecil, dan ketika BAK pun jumlahnya sedikit namun frekuen. Dari tanda vital didapat suhu axilla 37,6 derajat celcius, nadi 100 x/menit, dan napas 20 x/menit. Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan hipospadia, epispadia, pimosis ataupun parapimosis. Namun pada gland penis pasien tampak smegma dan ketika diretraksipun harus dipaksa. Manakah interpretasi pemeriksaan penunjang yang tepat untuk kasus ini? A. Biakan urin dengan urin pancar tengah: didapatkan kuman dengan jumlah > 10^5 cfu/mL B. Biakan urin dengan urin pancar tengah: didapatkan kuman dengan jumlah > 10^4 cfu/mL C. Biakan urin dengan teknik kateterisasi urin: didapatkan kuman dengan jumlah > 10^5 cfu/mL D. Biakan urin dengan teknik kateterisasi urin: didapatkan kuman dengan jumlah > 10^5 cfu/mL E. Biakan urin dengan teknik aspirasi supraubik: didapatkan kuman dengan jumlah > 50.000 cfu/mL



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. BIAKAN URIN DENGAN URIN PANCAR TENGAH: DIDAPATKAN KUMAN DENGAN JUMLAH > 10^5 CFU/ML



PEMBAHASAN



32



• KEYWORD • Anak usia 3 tahun  demam  sering kencng, sering ngompol, nyeri kencing • Tanda vital : suhu 37,6 • Pemfis : sulit menarik prepotium penis, banyak smegma



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PEMBAHASAN



32



• DEFINISI



• Infeksi saluran kemih adalah keadaan bertumbuh dan berkembang biaknya kuman atau mikroba di dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna.



Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) ISK simpleks (simple UTI, uncomplicated UTI) adalah infeksi pada saluran kemih yang normal tanpa kelainan struktural maupun fungsional saluran



PEMBAHASAN



32



kemih yang menyebabkan stasis urin.



ISK kompleks (complicated UTI) adalah ISK yang disertai dengan kelainan anatomik dan atau fungsional saluran kemih yang menyebabkan stasis ataupun aliran balik (refluks) urin. Kelainan saluran kemih dapat berupa batu saluran kemih, obstruksi, anomali saluran kemih, kista ginjal, buli-



buli neurogenik, benda asing, dan sebagainya.



Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) ETIOLOGI Escherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering (60-80%) pada



PEMBAHASAN



ISK serangan pertama. Penelitian di dalam negeri antara lain di RSCM Jakarta juga menunjukkan hasil yang sama.



32



Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DIAGNOSIS PEMBAHASAN



32



Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium yang dipastikan dengan biakan urin.



Manifestasi klinis Gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi, ditentukan oleh intensitas reaksi peradangan, letak infeksi (ISK atas dan ISK bawah), dan umur pasien. Sebagian ISK pada anak merupakan ISK asimtomatik, umumnya ditemukan pada anak umur sekolah, terutama anak perempuan dan biasanya ditemukan pada uji tapis (screening programs). ISK asimtomatik umumnya tidak berlanjut menjadi pielonefritis dan prognosis jangka panjang baik.



Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PEMBAHASAN



32



Pada masa neonatus, gejala klinik tidak spesifik dapat berupa apati, anoreksia, ikterus atau kolestatis, muntah, diare, demam, hipotermia, tidak mau minum, oliguria, iritabel, atau distensi abdomen. Peningkatan suhu tidak begitu tinggi dan sering tidak terdeteksi. Kadang-kadang gejala klinik hanya berupa apati dan warna kulit keabu-abuan (grayish colour). Pada bayi sampai satu tahun, gejala klinik dapat berupa demam, penurunan berat badan, gagal tumbuh, nafsu makan berkurang, cengeng, kolik, muntah, diare, ikterus, dan distensi abdomen. Pada palpasi ginjal anak merasa kesakitan. Demam yang tinggi dapat disertai kejang. Pada umur lebih tinggi yaitu sampai 4 tahun, dapat terjadi demam yang tinggi hingga menyebabkan kejang, muntah dan diare bahkan dapat timbul dehidrasi. Pada anak besar gejala klinik umum biasanya berkurang dan lebih ringan, mulai tampak gejala klinik lokal saluran kemih berupa polakisuria, disuria, urgency, frequency, ngompol, sedangkan keluhan sakit perut, sakit pinggang, atau pireksia lebih jarang ditemukan.



Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PEMBAHASAN



32



Pada pielonefritis dapat dijumpai demam tinggi disertai menggigil, gejala saluran cerna seperti mual, muntah, diare. Tekanan darah pada umumnya masih normal, dapat ditemukan nyeri pinggang. Gejala neurologis dapat berupa iritabel dan kejang. Nefritis bakterial fokal akut adalah salah satu bentuk pielonefritis, yang merupakan nefritis bakterial interstitial yang dulu dikenal sebagai nefropenia lobar. Pada sistitis, demam jarang melebihi 38 derajat celcius , biasanya ditandai dengan nyeri pada perut bagian bawah, serta gangguan berkemih berupa frequensi, nyeri waktu berkemih, rasa diskomfort suprapubik, urgensi, kesulitan berkemih, retensio urin, dan enuresis.



Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Urinalisis PEMBAHASAN



32



Pada urinalisis akan didapatkan leukosituria, leukosit esterasi, nitrit, hingga hematuria B. Pemeriksaan darah Didapatkan leukositosis dengan peningkatan neutrofil, peningkatan laju endap darah, C-reaktif protein positif (tanda ISK atas), peningkatan prokalsitonin (tanda gromerulonefritis)



C. Biakan Urin 



Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PEMBAHASAN



32



• BIAKAN URINE • Teknik pengambilan sampel untuk biakan urin terdiri atas aspirasi supra pubik, kateterisasi urin, urin pancar tengah (midstream urine), dan pengambilan urin dengan urine collector.



Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PEMBAHASAN



32



ISK terkonfirmasi bila : a. Biakan urin dengan aspirasi supra pubik: didapatkan berapa pun jumlah kuman. b. Biakan urin dengan teknik kateterisasi urin: didapatkan kuman dengan jumlah > 50.000 cfu/mL c. Biakan urin dengan urin pancar tengah: didapatkan kuman dengan jumlah > 100.000 cfu/mL



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) • Diagnosis klinis ISK dapat ditegakkan sehingga dapat diterapi dengan antibiotik empiris meskipun belum ada hasil biakan urin, apabila: PEMBAHASAN



32



a. Anak dengan demam disertai kelainan pada urinalisis seperti leukosituria, uji nitrit positif, leukosit esterase positif. b. Anak dengan keluhan gangguan berkemih seperti disuria, polakisuria, urgency, frequency, ngompol, nyeri pinggang disertai dengan kelainan pada urinalisis seperti leukosituria, uji nitrit positif, leukosit esterase positif.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) Pemberian antibiotik sebagai terapi ISK: a. Untuk ISK bawah atau sistitis: 5 – 7 hari, per oral



PEMBAHASAN



32



b.



Untuk ISK atas atau pielonefritis akut: 7- 10 hari, parenteral. Jika setelah 3-4 hari pemberian antibiotik parenteral tampak perbaikan klinis, pengobatan dapat dilanjutkan dengan antibiotik oral sampai 7-10 hari



c.



Untuk ISK pada neonatus: 10 – 14 hari, parenteral



d.



Pemberian antibiotik parenteral harus dipertimbangkan pada anak yang toksik, muntah, dehidrasi, ataupun yang mempunyai kelainan pada sistem saluran kemih.



e.



Jika kondisi pasien tidak membaik dalam waktu 48 jam, perlu dilakukan biakan urin ulangan dan pertimbangkan melakukan pemeriksaan pencitraan segera untuk mengetahui kelainan urologi.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



32



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



32



B. Biakan urin dengan urin pancar tengah: didapatkan kuman dengan jumlah > 10^4 cfu/mL  yang tepat pada teknik urin pancar tengah adalah jumlah kuman > 10^5 cfu/mL C. Biakan urin dengan teknik kateterisasi urin: didapatkan kuman dengan jumlah > 10^5 cfu/mL  yang tepat pada teknik kateterisasi urin adalah jumlah kuman > 50.000 cfu/mL



D. Biakan urin dengan teknik kateterisasi urin: didapatkan kuman dengan jumlah > 10^5 cfu/mL  yang tepat pada teknik kateterisasi urin adalah jumlah kuman > 50.000 cfu/mL E. Biakan urin dengan teknik aspirasi supraubik: didapatkan kuman dengan jumlah > 50.000 cfu/mL  yang tepat pada aspirasi suprapubik adalah jumlah kuman brapapun



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



32



Jadi, interpretasi penunjang yang tepat adalah



A. BIAKAN URIN DENGAN URIN PANCAR TENGAH: DIDAPATKAN KUMAN DENGAN JUMLAH > 10^5 CFU/ML



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



33



Seorang anak perempuan berusia 20 bulan, dibawa oleh ibunya ke IGD Rumah Sakit dengan riwayat kejang. Dari anamnesis, didapatkan bahwa pasien demam mencapai 39 derajat Celcius, kejang terjadi seluruh tubuh, selama kejang pasien tidak sadar, namun setelah kejang berhenti pasien sadar dan rewel. Kejang hanya 1 kali, selama 2 menit, kemudian setelah kejang berhenti, ibu segera membawa pasien ke RS. Pada pemeriksaan tanda vital, didapatkan denyut nadi 124x/menit, dengan frekuensi nafas 32x/menit, suhu 38,7 C rektal dan tidak ditemukan kelainan neurologis. Apakah diagnosis yang paling mungkin? A. Kejang demam kompleks B. Ensefalitis C. Meningitis D. Kejang demam sederhana E. Epilepsi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. KEJANG DEMAM SEDERHANA PEMBAHASAN



33



Keyword : • Anak 20 bulan, kejang seluruh tubuh hanya 1x • Selama kejang tidak sadar, setelah kejang sadar • Riw demam 39 C • PF : N 124, R 32, S 38.7 • Kelainan neurologis (-)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



33



DEFNISI Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38 derajat Celcius, dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM Keterangan: 1. Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan karena gangguan elektrolit atau metabolik lainnya.



PEMBAHASAN



33



2. Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya maka tidak disebut sebagai kejang demam. 3. Anak berumur antara 1-6 bulan masih dapat mengalami kejang demam, namun jarang sekali. National Institute of Health (1980) menggunakan batasan lebih dari 3 bulan, sedangkan Nelson dan Ellenberg (1978), serta ILAE (1993) menggunakan batasan usia lebih dari 1 bulan. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain, terutama infeksi susunan saraf pusat. 4. Bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam rekomendasi ini melainkan termasuk dalam kejang neonatus



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



33



KLASIFIKASI 1. Kejang demam sederhana Kejang demam yang berlangsung singkat (kurang dari 15 menit), bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik), serta tidak berulang dalam waktu 24 jam. 2. Kejang demam kompleks Kejang demam dengan salah satu ciri berikut: 1. Kejang lama (>15 menit) 2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial 3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam. Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM Pungsi lumbal Indikasi pungsi lumbal : 1. Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal



PEMBAHASAN



33



2. Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis 3. Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam yang sebelumnya telah mendapat antibiotik dan pemberian antibiotik tersebut dapat mengaburkan tanda dan gejala meningitis.



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



33



TATALAKSANA SAAT KEJANG Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orangtua di rumah (prehospital)adalah diazepam rektal. Dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 12 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg. Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan ke rumah sakit. Di rumah sakit dapat diberikan diazepam intravena. Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



33



Dosis diazepam intravena adalah 0,2-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 10 mg. Jika kejang masih berlanjut, lihat algoritme tatalaksana status Epileptikus.



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



33



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari indikasi terapi antikonvulsan proflaksis.



33



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



33



TATALAKSANA SAAT DEMAM Antipiretik dokter neurologi anak di Indonesia sepakat bahwa antipiretik tetap dapat diberikan. Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam. Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



33



Pemberian obat antikonvulsan intermiten Yang dimaksud dengan obat antikonvulsan intermiten adalah obat antikonvulsan yang diberikan hanya pada saat demam. Proflaksis intermiten diberikan pada kejang demam dengan salah satu faktor risiko di bawah ini: • Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral • Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun • Usia 15 menit 3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis.



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



33



Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50% kasus. Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada sebagian kecil kasus, terutama yang berumur kurang dari 2 tahun, asam valproat dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. Dosis asam valproat adalah 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis. Pengobatan diberikan selama 1 tahun, penghentian pengobatan rumat untuk kejang demam tidak membutuhkan tapering of, namun dilakukan pada saat anak tidak sedang demam. Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



STATUS EPILEPTIKUS DEFNISI



PEMBAHASAN



33



kejang yang berlangsung terus-menerus selama periode waktu tertentu atau berulang tanpa disertai pulihnya kesadaran diantara kejang. batasan waktunya adalah selama 30 menit atau lebih.



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



STATUS EPILEPTIKUS PATOFSIOLOGI PEMBAHASAN



33



Status epileptikus terjadi akibat kegagalan mekanisme untuk membatasi penyebaran kejang baik karena aktivitas neurotransmiter eksitasi yang berlebihan dan atau aktivitas neurotransmiter inhibisi yang tidak efektif. Neurotransmiter eksitasi utama tersebut adalah neurotran dan asetilkolin, sedangkan neurotransmiter inhibisi adalah gamma-aminobutyric acid (GABA).



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



33



a. Kejang demam kompleks : durasinya lebih dari 15 menit, kejang lebih dari sekali dalam 24 jam, tipe kejang nya kejang fokal atau kejang fokal menjadi general b. Ensefalitis : terdapat penurunan kesadaran c. Meningitis : terdapat tanda meningeal sign e. Epilepsi : kejang karena adanya badai impuls sporadik (belum tentu dicetus oleh demam)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



33



Jadi diagnosis pasien adalah



D. KEJANG DEMAM SEDERHANA



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



34



Anak laki-laki 3,5 tahun mengalami kejang seluruh tubuh. Kejang disertai demam. Kejang kelonjotan di seluruh tubuh. Setelah kejang anak sadar baik. Ini merupakan yang pertama kali. Di rumah sudah diberikan diazepam per rektal oleh orangtuanya. Sewaktu sampai di RS, pasien kembali kejang dan perawat memberikan diazepam per rektal. Jika pasien kejang kembali, terapi apa yang diberikan? A. Diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB B. Diazepam oral 0,3-0,5 mg/kgBB C. Fenitoin bolus IV 15-20 mg/kgBB D. Fenobarbital IV 10-20 mg/kg BB E. Diazepam rektal 10 mg



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. DIAZEPAM IV 0,3-0,5 MG/KGBB PEMBAHASAN



34



• Anak usia 3,5 tahun • Kejang seluruh tubuh • Di rumah diberikan diazepam rektal • Di RS juga diberikan diazepam rektal



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



34



DEFNISI Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38 derajat Celcius, dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM Keterangan: 1. Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan karena gangguan elektrolit atau metabolik lainnya.



PEMBAHASAN



34



2. Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya maka tidak disebut sebagai kejang demam. 3. Anak berumur antara 1-6 bulan masih dapat mengalami kejang demam, namun jarang sekali. National Institute of Health (1980) menggunakan batasan lebih dari 3 bulan, sedangkan Nelson dan Ellenberg (1978), serta ILAE (1993) menggunakan batasan usia lebih dari 1 bulan. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain, terutama infeksi susunan saraf pusat. 4. Bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam rekomendasi ini melainkan termasuk dalam kejang neonatus



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



34



KLASIFIKASI 1. Kejang demam sederhana Kejang demam yang berlangsung singkat (kurang dari 15 menit), bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik), serta tidak berulang dalam waktu 24 jam. 2. Kejang demam kompleks Kejang demam dengan salah satu ciri berikut: 1. Kejang lama (>15 menit) 2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial 3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam. Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM Pungsi lumbal Indikasi pungsi lumbal : 1. Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal



PEMBAHASAN



34



2. Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis 3. Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam yang sebelumnya telah mendapat antibiotik dan pemberian antibiotik tersebut dapat mengaburkan tanda dan gejala meningitis.



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



34



TATALAKSANA SAAT KEJANG Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orangtua di rumah (prehospital)adalah diazepam rektal. Dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 12 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg. Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan ke rumah sakit. Di rumah sakit dapat diberikan diazepam intravena. Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



34



Dosis diazepam intravena adalah 0,2-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 10 mg. Jika kejang masih berlanjut, lihat algoritme tatalaksana status Epileptikus.



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



34



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari indikasi terapi antikonvulsan proflaksis.



34



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



34



TATALAKSANA SAAT DEMAM Antipiretik dokter neurologi anak di Indonesia sepakat bahwa antipiretik tetap dapat diberikan. Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam. Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



34



Pemberian obat antikonvulsan intermiten Yang dimaksud dengan obat antikonvulsan intermiten adalah obat antikonvulsan yang diberikan hanya pada saat demam. Proflaksis intermiten diberikan pada kejang demam dengan salah satu faktor risiko di bawah ini: • Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral • Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun • Usia 15 menit 3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis.



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



34



Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50% kasus. Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada sebagian kecil kasus, terutama yang berumur kurang dari 2 tahun, asam valproat dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. Dosis asam valproat adalah 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis. Pengobatan diberikan selama 1 tahun, penghentian pengobatan rumat untuk kejang demam tidak membutuhkan tapering of, namun dilakukan pada saat anak tidak sedang demam. Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



STATUS EPILEPTIKUS DEFNISI



PEMBAHASAN



34



kejang yang berlangsung terus-menerus selama periode waktu tertentu atau berulang tanpa disertai pulihnya kesadaran diantara kejang. batasan waktunya adalah selama 30 menit atau lebih.



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



STATUS EPILEPTIKUS PATOFSIOLOGI PEMBAHASAN



34



Status epileptikus terjadi akibat kegagalan mekanisme untuk membatasi penyebaran kejang baik karena aktivitas neurotransmiter eksitasi yang berlebihan dan atau aktivitas neurotransmiter inhibisi yang tidak efektif. Neurotransmiter eksitasi utama tersebut adalah neurotran dan asetilkolin, sedangkan neurotransmiter inhibisi adalah gamma-aminobutyric acid (GABA).



Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



34



B. Diazepam oral 0,3-0,5 mg/kgBB : saat kejang sulit memberikan diazepam per oral C. Fenitoin bolus IV 15-20 mg/kgBB : apabila setelah pemberian diazepam IV, kejang masih berlanjut D. Fenobarbital IV 10-20 mg/kg BB : apabila setelah pemberian diazepam IV, kejang masih berlanjut E. Diazepam rektal 10 mg : sudah diberikan 2x WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



34



Jadi tatalaksana yg tepat adalah



A. DIAZEPAM IV 0,3-0,5 MG/KGBB



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



35



Anak laki-laki usia15 tahun datang ke IGD diantar oleh ayahnya dengan keluhan sesak napas sejak 2 jam yang lalu dan tercium bau aseton. Dari pemeriksaan status vital didapatkan TD 130/90, nadi 115x/menit, napas 33x/menit cepat dan dalam, suhu 38,5 derajat celcius. Pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sesak, tidak tampak sianosis di mukosa bibir, pada pemeriksaan thorak dalam batas normal Pemeriksaan lab diperoleh Hb 11,4g/dL, AL 14000/uL, AT 219000/uL, GDS 400 mg/dL. Apakah etiologi kondisi tersebut? A. Penurunan Glukoneogenesis B. Peningkatan Kadar Glukagon C. Defisiensi Insulin Absolut D. Peningkatan Resistensi Insulin E. Penurunan Sensitivitas Insulin WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. DEFISIENSI INSULIN ABSOLUT PEMBAHASAN



35



• KEYWORD • Anak laki laki 15 tahun  sesak napas sejak 2 jam • TD 130/90, nadi 115x/menit, napas 33x/menit cepat dan dalam, suhu 38,5 derajat celcius • Pemeriksaan fisik  napas cepat dan dalam, berbau aseton • Pemeriksaan Lab  GDS 400 mg/dL



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



DIABETES MELITUS PEMBAHASAN



35



DEFINISI DM tipe-1 adalah kelainan sistemik akibat terjadinya gangguan metabolisme glukosa yang ditandai oleh hiperglikemia kronik. Keadaan ini disebabkan oleh kerusakan sel β pankreas baik oleh proses autoimun maupun idiopatik sehingga produksi insulin berkurang bahkan terhenti. Sekresi insulin yang rendah mengakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



DIABETES MELITUS PEMBAHASAN



35



DIAGNOSIS 1. Ditemukannya gejala klinis poliuria, polidipsia, nokturia, enuresis, penurunan berat badan, polifagia, dan kadar glukosa plasma sewaktu : 200 mg/ dL (11.1 mmol/L). Atau 2. Kadar glukosa plasma puasa : 126 mg/dL (7 mmol/L). Atau 3. Kadar glukasa plasma : 200 mg/ dL (11.1 mmol/L) pada jam ke-2 TTGO (Tes Tolerasansi Glukosa Oral). Atau 4. 4. HbA1c >6.5% (dengan standar NGSP dan DCCT) Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



DIABETES MELITUS PEMBAHASAN



35











Glukosa plasma puasa dianggap normal bila kadar glukosa darah plasma 200 mg/dL) harus dikonfi rmasi dengan kadar glukosa plasma puasa atau dengan tes toleransi glukosa oral yang terganggu. Diagnosis tidak ditegakkan berdasarkan satu kali pemeriksaan.



Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



DIABETES MELITUS PEMBAHASAN



35



Penilaian glukosa plasma puasa : Normal : < 100 mg/dL (5.6 mmol/L) Gangguan glukosa plasma puasa (Impaired fasting glucose = IFG): 100– 125 mg/dL (5.6–6.9 mmol/L)



Diabetes : > 126 mg/dL (7.0 mmol/L)



Penilaian tes toleransi glukosa oral : Normal : 200mg/dL E. Diabetes tipe 2 : kondisi ini bukan komplikasi akut dari DM tipe 1 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



36



Jadi, komplikasi akut yang dialami oleh pasien saat ini adalah



A. HIPOGLIKEMIA



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



37



Seorang anak usia 1,5 tahun tampak sesak napas setelah mengkonsumsi kacang. Pasien kemudian di posisikan tertelungkup di paha oleh sang dokter sembari punggungnya dipukul-pukul menggunakan tumit telapak tangan. Namun obstruksi belum membaik. Tindakan selanjutnya yang tepat adalah? A. Perasat back blow B. Perasat chest trust C. Perasat heimlich D. Memposisikan anak tidur terlentang sambil melakukan penekanan menggunakan 2 jari E. Suplementasi oksigen



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. PERASAT HEIMLICH PEMBAHASAN



37



• KEYWORD • Anak usia 1,5 tahun  tersedak • Sedang dilakukan perasat back blow  tidak membaik



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



37



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



37



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



37



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



37



A.Perasat back blow  tindakan yang sedang dilakukan oleh sang dokter B. Perasat chest trust  dilakukan pada anak usia < 1 tahun dan backblow belum membaik



D. Memposisikan anak tidur terlentang sambil melakukan penekanan menggunakan 2 jari  dilakukan pada anak usia < 1 tahun dan backblow belum membaik E. Suplementasi oksigen  kurang tepat sebagai tatalaksana selanjutnya bila back blow gagal



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



37



Jadi, tatalaksana selanjutnya yang tepat adalah



C. PERASAT HEIMLICH



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



38



Seorang bayi prematur lahir dengan berat badan 1200 gram. Ketika lahir bayi tidak menangis spontan. Setelah dilakukan 5 langkah awal, didapatkan bahwa laju denyut jantung bayi 80 x/menit. Diberikan VTP pada bayi, pengembangan dada adekuat, namun laju denyut jantung bayi menjadi 50 x/menit. Apa tindakan tepat selanjutnya? A. Ventilasi tekanan positif B. CPAP C. Suplementasi oksigen D. VTP+ kompresi dada E. Intubasi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. VTP+ KOMPRESI DADA PEMBAHASAN



38



• KEYWORD • bayi prematur  berat badan 1200 gram • LDJ bayi 80 x/menit  VTP  pengembangan dada adekuat  LDJ  50 x/menit



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



38



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



38



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



RESUSITASI NEONATUS LANGKAH AWAL PEMBAHASAN



38



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



38



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



38



A. Ventilasi tekanan positif  sudah dilakukan namun hasilnya belum adekuat B. CPAP  dilakukan bila bayi napas spontan namun terdapat distress napas C. Suplementasi oksigen  sianosis sentral tanpa distress napas



E. Intubasi  dipertimbangkan bila setelah VTP + kompresi dada selama 2 menit tidak terdapat perbaikan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



38



Jadi, tindakan tepat selanjutnya adalah



D. VTP+ KOMPRESI DADA



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



39



Seorang anak perempuan berusia 1,5 tahun dengan berat badan 12 kg terdiagnosis TB paru dengan sistem scoring TB. Pasien akan menjalani terapi. Manakah dosis kombinasi dosis tetap (KDT) yang tepat untuk pasien? A. RHZ 1 tablet (2 bulan) + RH 1 tablet (4 bulan) B. RHZ 2 tablet (2 bulan) + RH 2 tablet (4 bulan) C. RHZ 3 tablet (2 bulan) + RH 3 tablet (4 bulan) D. RHZ 4 tablet (2 bulan) + RH 4 tablet (4 bulan) E. RHZ 5 tablet (2 bulan) + RH 5 tablet (4 bulan)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. RHZ 3 TABLET (2 BULAN) + RH 3 TABLET (4 BULAN) PEMBAHASAN



39



• KEYWORD • Anak usia 1,5 tahun  BB 12kg  terapi KDT yg tepat?



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK PEMBAHASAN



39



• Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis]. • Sebagian besar kuman TB menyerang paru, telapi dapal juga mengenai organ tubuh lainnya.



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK 1. GEJALA SISTEMIK/UMUM a. Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya atau terjadi gagal tumbuh (failure to thrive) meskipun telah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik dalam waktu 1—2 bulan.



PEMBAHASAN



39



b. Demam lama (>2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, clan lain-lain). Demam umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesil'ik TB pada anak apabila Lidak disertai dengan gejaJa-gejala sistemik/umum lain. c. Batuk lama >2 minggu, batuk bersifat non—remitting [tidak pernah reda atau intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat disingkirkan. Batuk tidak membaik dengan pemberian antibiotika atau obat asma [sesuai indikasi). d. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK PEMBAHASAN



39



2. ALUR DIAGNOSIS TB PADA ANAK Secara umum penegakan diagnosis TB pada anak didasarkan pada 4 hal, yaitu: l. Konfirmasi bakteriologis TB 2. Gejala klinis yang khas TB 3. Adanya bukti infeksi TB (hasil uji tuberkulin positif atau kontak erat dengan pasien TB) 4. Gambaran foto toraks sugestif TB.



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK PEMBAHASAN



39



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK PEMBAHASAN



39



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK Parameter Sistem Skoring:



PEMBAHASAN



39



1.Kontak dengan pasien TB BTA positif djberi skor 3 bila ada bukti tertulis hasil laboratorium BTA dari sumber penularan yang bisa diperoleh dari TB 01 atau dari hasil laboratoriurn. 2. Penentuan status gizi:



a.Berat badan dan panjang/tinggi badan dinilai saat pasien datang (moment opname}. b. Dilakukan dengan parameter BB/TB atau 88/ U. Penentuan status gizi untuk anal: usia < 6 tahun merujuk pada buku KIA Kemenkes 2016, sedangkan untuk anak usia > 6 tahun merujuk pada standar WHO 2005 yaitu grafik IMT/ U. c. Bila BB kurang, diberikan upaya perbaikan gizi dan dievaluasi selama 1—2 bulan.



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK PEMBAHASAN



39



Beberapa hal penting dalam tata laksana TB Anak adalah: 1. Chat TB djberikan dalam paduan obat, tidak boleh diberikan sebagai monotcrapi. 2. Pengobatan diberikan setiap hari. 3. Pemberian gizi yang adekuat. 4. Mencari penyakit penyerta, jika ada ditata laksana secara bersamaan.



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK PEMBAHASAN



39



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK PEMBAHASAN



39



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK PEMBAHASAN



39



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



39



A. RHZ 1 tablet (2 bulan) + RH 1 tablet (4 bulan)  untuk BB 5-7kg B. RHZ 2 tablet (2 bulan) + RH 2 tablet (4 bulan)  untuk BB 8-11kg D. RHZ 4 tablet (2 bulan) + RH 4 tablet (4 bulan)  untuk BB 17-22kg E. RHZ 5 tablet (2 bulan) + RH 5 tablet (4 bulan)  untuk BB 23-30kg



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



39



Jadi, dosis KDT yg tepat adalah



C. RHZ 3 TABLET (2 BULAN) + RH 3 TABLET (4 BULAN)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



40



Seorang anak laki-laki usia 4,5 tahun dibawa ke puskesmas dengan keluhan batuk sejak sebulan terkahir. Pasien batuk berdahak. Pasien juga mengalami demam selama 2 minggu terkahir yang tidak kunjung hilang. Dalam 2 bulan terakhir berat badan anak juga tidak kunjung naik. Pasien dikatakan tidak pernah diasuh oleh penderita TB ataupun anggota keluarga pasien tidak ada penderita TB. Dari pemeriksaan didapatkan vital sign pasien dalam batas normal. Pasien tampak lesu. BB/U pasien < 80%. Dari uji tuberkulin didapatkan indurasi 10mm. Apa langkah selanjutnya? A. cek sputum BTA B. observasi C. pemberian mukolitik D. memberikan profilaksis E. langsung mulai terapi OAT WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. LANGSUNG MULAI TERAPI OAT PEMBAHASAN



40



• KEYWORD • Anak usia 4,5 tahun • Batuk kronis  score 1 • Demam tanpa sebab  score 1 • BB/U < 80%  score 1 • Uji tuberkulin (+)  score 3 • Riwayat kontak tidak ada  0



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK PEMBAHASAN



40



• Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis]. • Sebagian besar kuman TB menyerang paru, telapi dapal juga mengenai organ tubuh lainnya.



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK 1. GEJALA SISTEMIK/UMUM a. Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya atau terjadi gagal tumbuh (failure to thrive) meskipun telah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik dalam waktu 1—2 bulan.



PEMBAHASAN



40



b. Demam lama (>2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, clan lain-lain). Demam umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesil'ik TB pada anak apabila Lidak disertai dengan gejaJa-gejala sistemik/umum lain. c. Batuk lama >2 minggu, batuk bersifat non—remitting [tidak pernah reda atau intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat disingkirkan. Batuk tidak membaik dengan pemberian antibiotika atau obat asma [sesuai indikasi). d. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK PEMBAHASAN



40



2. ALUR DIAGNOSIS TB PADA ANAK Secara umum penegakan diagnosis TB pada anak didasarkan pada 4 hal, yaitu: l. Konfirmasi bakteriologis TB 2. Gejala klinis yang khas TB 3. Adanya bukti infeksi TB (hasil uji tuberkulin positif atau kontak erat dengan pasien TB) 4. Gambaran foto toraks sugestif TB.



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK PEMBAHASAN



40



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK PEMBAHASAN



40



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK Parameter Sistem Skoring:



PEMBAHASAN



40



1.Kontak dengan pasien TB BTA positif djberi skor 3 bila ada bukti tertulis hasil laboratorium BTA dari sumber penularan yang bisa diperoleh dari TB 01 atau dari hasil laboratoriurn. 2. Penentuan status gizi:



a.Berat badan dan panjang/tinggi badan dinilai saat pasien datang (moment opname}. b. Dilakukan dengan parameter BB/TB atau 88/ U. Penentuan status gizi untuk anal: usia < 6 tahun merujuk pada buku KIA Kemenkes 2016, sedangkan untuk anak usia > 6 tahun merujuk pada standar WHO 2005 yaitu grafik IMT/ U. c. Bila BB kurang, diberikan upaya perbaikan gizi dan dievaluasi selama 1—2 bulan.



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK PEMBAHASAN



40



Beberapa hal penting dalam tata laksana TB Anak adalah: 1. Chat TB djberikan dalam paduan obat, tidak boleh diberikan sebagai monotcrapi. 2. Pengobatan diberikan setiap hari. 3. Pemberian gizi yang adekuat. 4. Mencari penyakit penyerta, jika ada ditata laksana secara bersamaan.



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK PEMBAHASAN



40



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK PEMBAHASAN



40



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TB ANAK PEMBAHASAN



40



Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



40



A. cek sputum BTA  dilakukan ketika pasien dgn riwayat batuk kronis, demam tanpa sebab, BB tidak kunjung naik atau malah turun, serta lemas B. Observasi  dilakukan bila klinis (+) namun penunjang tidak dapat dilakukan (lihat bagan) C. pemberian mukolitik  tidak termasuk tatalaksana D. memberikan profilaksis  tidak termasuk tatalaksana



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



40



Jadi, langkah selanjutnya yg tepat adalah



E. LANGSUNG MULAI TERAPI OAT



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



41



Seorang anak usia 12 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan lemas, lesu dan mudah lelah sejak 2 bulan terakhir. Pasien diketahui sulit makan sejak kecil, cenderung memilih-milih makanan. Jarang makan sayur, daging. Lebih suka ngemil. Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal. Dari hasil lab didapatkan Hb 9, Leukosit 4.700, Trombosit 400.000, TIBC meningkat. Dokter memberikan suplemen besi pada pasien ini. Berapakah dosis suplementasi (bukan terapi) besi untuk anak usia remaja seperti kasus tersebut? A. 2mg/kgBB/hari selama 12 bulan B. dosis tunggal 2-4 mg/kg/hari selama 1-3 bulan C. 3-6 mg/kg bb/hari dibagi dalam dua dosis selama 1-3 bulan D. 30 mg/hari selama 3 bulan E. 60mg/hari selama 3 bulan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. 60MG/HARI SELAMA 3 BULAN PEMBAHASAN



41



• anak usia 12 tahun • lemas, lesu dan mudah lelah sejak 2 bulan • konjungtiva anemis • Hb 8, Leukosit 4.700, Trombosit 400.000, TIBC meningkat



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



41



DEFINISI Suatu kondisi berkurangnya kadar hemoglobin dalam darah akbat defisiensi kronis zat besi dalam tubuh



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PENYEBAB PEMBAHASAN



41



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI GEJALA KLINIS PEMBAHASAN



41



• Pasien akan iritabel, daya persepsi dan perhatian yang berkurang, sehingga menurunkan prestasi belajar. • mudah terserang infeksi karena defisiensi besi dapat menyebabkan gangguan fungsi neutrofil dan berkurangnya sel limfosit T yang penting untuk pertahanan tubuh terhadap infeksi. • Perilaku yang aneh berupa pika, yaitu gemar makan atau mengunyah benda tertentu • kuku berupa permukaan yang kasar, mudah terkelupas dan mudah patah. Bentuk kuku seperti sendok (spoonshaped nails) Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI GEJALA KLINIS PEMBAHASAN



41



• zat besi dapat menyebabkan gangguan dalam proses epitialisasi di saluran cerna  Papil lidah mengalami atropi  permukaan lidah rata karena hilangnya papil lidah. • Mulut memperlihatkan stomatitis angularis dan ditemui gastritis pada 75% kasus ADB.



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



41



DIAGNOSIS • (1) adanya riwayat faktor predisposisi dan faktor etiologi, • (2) pada pemeriksaan fisis hanya terdapat gejala pucat tanpa perdarahan atau organomegali, • (3) adanya anemia hipokromik mikrositer, • (4) adanya respons terhadap pemberian senyawa besi.



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI STADIUM PEMBAHASAN



41



• Stadium I: Hanya ditandai oleh kekurangan persediaan besi di dalam depot. Keadaan ini dinamakan stadium deplesi besi. Pada stadium ini baik kadar besi di dalam serum maupun kadar hemoglobin masih normal. • Stadium II: Mulai timbul bila persediaan besi hampir habis. Kadar besi di dalam serum mulai menurun tetapi kadar hemoglobin di dalam darah masih normal. Keadaan ini disebut stadium defisiensi besi. • Stadium III: Keadaan ini disebut anemia defisiensi besi. Stadium ini ditandai oleh penurunan kadar hemoglobin MCV, MCH, MCHC disamping penurunan kadar feritin dan kadar besi di dalam serum. Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



41



TATALAKSANA • pemberian preparat besi secara oral berupa garam fero (sulfat, glukonat, fumarat dan lainlain) • Pada bayi dan anak, terapi besi elemental diberikan dengan dosis 3-6 mg/kg bb/hari dibagi dalam dua dosis, 30 menit sebelum sarapan pagi dan makan malam; penyerapan akan lebih sempurna jika diberikan sewaktu perut kosong.



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



41



• Penggunaan secara intramuskular atau intravena berupa besi dextran dapat dipertimbangkan jika respon pengobatan oral tidak berjalan baik misalnya karena keadaan pasien tidak dapat menerima secara oral, kehilangan besi terlalu cepat yang tidak dapat dikompensasi dengan pemberian oral, atau gangguan saluran cerna misalnya malabsorpsi.



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



41



• Respons pengobatan mula-mula tampak pada perbaikan besi intraselular dalam waktu 12-24 jam. • Hiperplasi seri eritropoitik dalam sumsum tulang terjadi dalam waktu 36-48 jam yang ditandai oleh retikulositosis di darah tepi dalam waktu 48-72 jam, yang mencapai puncak dalam 5-7 hari. • Dalam 4-30 hari setelah pengobatan didapatkan peningkatan kadar hemoglobin dan cadangan besi terpenuhi 1-3 bulan setelah pengobatan. • Untuk menghindari adanya kelebihan besi maka jangka waktu terapi tidak boleh lebih dari 5



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



41



SUPLEMENTASI BESI PADA ANAK Rekomendasi terbaru menyatakan suplementasi besi sebaiknya diberikan mulai usia 4-8 minggu dan dilanjutkan sampai usia 12-15 bulan, dengan dosis tunggal 2-4 mg/kg/hari tanpa melihat usia gestasi dan berat lahir.



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



41



• Suplementasi pada Bayi Prematur • Diberikan mulai usia 2 bulan – 23 bulan  dosisnya 2mg/kgBB/hari • Suplementasi pada Bayi Aterm • Diberikan mulai usia 6 bulan – 23 bulan  dosisnya 2mg/kgBB/hari



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



41



• Fruktosa, asam askorbat (vitamin C), asam klorida dan asam amino memudahkan absorbsi besi • sedangkan • tanin (bahan di dalam teh), kalsium dan serat menghambat penyerapan besi.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



41



• Suplementasi pada Balita dan Anak Sekolah • Dosisnya 2mg/kgBB/hari (max 30 mg/hari)  selama 3 bulan • Suplementasi pada Remaja • Dosisnya 60mg/hari  selama 3 bulan, atau • 60mg/hari  2x seminggu  selama 17 minggu



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



41



A. 2mg/kgBB/hari selama 12 bulan  dosis suplementasi besi pada anak yg lahir aterm B. dosis tunggal 2-4 mg/kg/hari selama 1-3 bulan  dosis suplementasi besi pada anak secara umum C. 3-6 mg/kg bb/hari dibagi dalam dua dosis selama 1-3 bulan  dosis terapi pada anak dengan ADB D. 30 mg/hari selama 3 bulan  dosis maksimal suplementasi besi pada balita dan anak sekolah



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



41



Jadi dosis suplementasi yang tepat untuk kelompok usia remaja adalah



E. 60MG/HARI SELAMA 3 BULAN



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



42



Seorang anak berusia 8 tahun dibawa ke Puskesmas dengan keluhan pucat sejak 2 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, tidak didapatkan hepatosplenomegali. Pada pemeriksaan darah didapatkan Hb 7 g/dL, leukosit 10.800/mm3, trombosit 161.000/mm3, apusan darah tampak gambaran hipokrom mikrositer. Apakah vitamin yang paling tepat diberikan untuk membantu penanganan pasien? A. Vitamin A B. Vitamin B6 C. Vitamin B12 D. Vitamin C E. Vitamin E



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. VITAMIN C PEMBAHASAN



42



Keyword : • Anak usia 8 tahun • Pucat sejak 2 bulan yang lalu. • Konjungtiva anemis • Tidak didapatkan hepatosplenomegali • Lab = Hb 7 g/dL, leukosit 10.800/mm3, trombosit 161.000/mm3 • apusan darah = gambaran hipokrom mikrositer.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



42



DEFINISI Suatu kondisi berkurangnya kadar hemoglobin dalam darah akbat defisiensi kronis zat besi dalam tubuh



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PENYEBAB PEMBAHASAN



42



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI GEJALA KLINIS PEMBAHASAN



42



• Pasien akan iritabel, daya persepsi dan perhatian yang berkurang, sehingga menurunkan prestasi belajar. • mudah terserang infeksi karena defisiensi besi dapat menyebabkan gangguan fungsi neutrofil dan berkurangnya sel limfosit T yang penting untuk pertahanan tubuh terhadap infeksi. • Perilaku yang aneh berupa pika, yaitu gemar makan atau mengunyah benda tertentu • kuku berupa permukaan yang kasar, mudah terkelupas dan mudah patah. Bentuk kuku seperti sendok (spoonshaped nails) Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI GEJALA KLINIS PEMBAHASAN



42



• zat besi dapat menyebabkan gangguan dalam proses epitialisasi di saluran cerna  Papil lidah mengalami atropi  permukaan lidah rata karena hilangnya papil lidah. • Mulut memperlihatkan stomatitis angularis dan ditemui gastritis pada 75% kasus ADB.



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



42



DIAGNOSIS • (1) adanya riwayat faktor predisposisi dan faktor etiologi, • (2) pada pemeriksaan fisis hanya terdapat gejala pucat tanpa perdarahan atau organomegali, • (3) adanya anemia hipokromik mikrositer, • (4) adanya respons terhadap pemberian senyawa besi.



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI STADIUM PEMBAHASAN



42



• Stadium I: Hanya ditandai oleh kekurangan persediaan besi di dalam depot. Keadaan ini dinamakan stadium deplesi besi. Pada stadium ini baik kadar besi di dalam serum maupun kadar hemoglobin masih normal. • Stadium II: Mulai timbul bila persediaan besi hampir habis. Kadar besi di dalam serum mulai menurun tetapi kadar hemoglobin di dalam darah masih normal. Keadaan ini disebut stadium defisiensi besi. • Stadium III: Keadaan ini disebut anemia defisiensi besi. Stadium ini ditandai oleh penurunan kadar hemoglobin MCV, MCH, MCHC disamping penurunan kadar feritin dan kadar besi di dalam serum. Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



42



TATALAKSANA • pemberian preparat besi secara oral berupa garam fero (sulfat, glukonat, fumarat dan lainlain) • Pada bayi dan anak, terapi besi elemental diberikan dengan dosis 3-6 mg/kg bb/hari dibagi dalam dua dosis, 30 menit sebelum sarapan pagi dan makan malam; penyerapan akan lebih sempurna jika diberikan sewaktu perut kosong.



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



42



• Penggunaan secara intramuskular atau intravena berupa besi dextran dapat dipertimbangkan jika respon pengobatan oral tidak berjalan baik misalnya karena keadaan pasien tidak dapat menerima secara oral, kehilangan besi terlalu cepat yang tidak dapat dikompensasi dengan pemberian oral, atau gangguan saluran cerna misalnya malabsorpsi.



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



42



• Respons pengobatan mula-mula tampak pada perbaikan besi intraselular dalam waktu 12-24 jam. • Hiperplasi seri eritropoitik dalam sumsum tulang terjadi dalam waktu 36-48 jam yang ditandai oleh retikulositosis di darah tepi dalam waktu 48-72 jam, yang mencapai puncak dalam 5-7 hari. • Dalam 4-30 hari setelah pengobatan didapatkan peningkatan kadar hemoglobin dan cadangan besi terpenuhi 1-3 bulan setelah pengobatan. • Untuk menghindari adanya kelebihan besi maka jangka waktu terapi tidak boleh lebih dari 5



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



42



SUPLEMENTASI BESI PADA ANAK Rekomendasi terbaru menyatakan suplementasi besi sebaiknya diberikan mulai usia 4-8 minggu dan dilanjutkan sampai usia 12-15 bulan, dengan dosis tunggal 2-4 mg/kg/hari tanpa melihat usia gestasi dan berat lahir.



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



42



• Suplementasi pada Bayi Prematur • Diberikan mulai usia 2 bulan – 23 bulan  dosisnya 2mg/kgBB/hari • Suplementasi pada Bayi Aterm • Diberikan mulai usia 6 bulan – 23 bulan  dosisnya 2mg/kgBB/hari



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



42



• Fruktosa, asam askorbat (vitamin C), asam klorida dan asam amino memudahkan absorbsi besi • sedangkan • tanin (bahan di dalam teh), kalsium dan serat menghambat penyerapan besi.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



42



• Suplementasi pada Balita dan Anak Sekolah • Dosisnya 2mg/kgBB/hari (max 30 mg/hari)  selama 3 bulan • Suplementasi pada Remaja • Dosisnya 60mg/hari  selama 3 bulan, atau • 60mg/hari  2x seminggu  selama 17 minggu



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



42



• Zat besi nonheme yang berasal dari sayuran umumnya berbentuk senyawa inorganik Ferri (Fe3+). Sebelum diserap oleh usus, ini harus diubah dahulu menjadi bentuk Ferro ( Fe2+ ) . Konversi Fe3+ menjadi Fe2+ dipermudah oleh adanya faktor - faktor endogenus, seperti enzim "pepsin-HCl", dan komponen zat gizi yang berasal dari makanan seperti vitamin C dengan gugus –SH (sulfidril) (Derman dkk 1980) . • Besi yang akan di serap bergabung dahulu dengan protein (apoprotein) yang terdapatdalam dinding usus, sehingga terbentuklah feritin dan masih dalam plasma darah (Winarno, 1984). • Di dalam plasma, Fe2+ dioksidasi menjadi Fe3+ dan berikatan dengan transferitin. Transferitin mengangkut Fe2+ ke dalam sumsum tulang untuk bergabung membentuk hemoglobin.



Sumber : Yahya, yennida.1990. pengaruh kandungan vitamin C dalam penyerapan zat besi pada sayuran hijau.Bandung.Fakultas pertanian IPB. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANEMIA DEFISIENSI BESI PEMBAHASAN



42



• Zat besi dengan vitamin C membentuk askorbat besi kompleks yang larut dan mudah diserap oleh organ-organ pada tubuh manusia. Pengubahan zat besi nonheme dalam bentuk senyawa inorganik Ferri ( Fe3+) menjadi Ferro ( Fe2+ ) akan semakin besar bila pH di dalam lambung semakin asam. • Yang dimana vitamin C dapat menambah keasaman sehingga dapat membantu penyerapan zat besi dari sayuran di dalam lambung. Kehadiran vitamin C ini dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebanyak 30 persen.



Sumber : Yahya, yennida.1990. pengaruh kandungan vitamin C dalam penyerapan zat besi pada sayuran hijau.Bandung.Fakultas pertanian IPB. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



42



a. b. c. e.



Vitamin A : tidak terkait dalam penyerapan Fe Vitamin B6 : tidak terkait dalam penyerapan Fe Vitamin B12 : tidak terkait dalam penyerapan Fe Vitamin E : tidak terkait dalam penyerapan Fe



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



42



Jadi vitamin yg tepat untuk membantu penanganan pasien adalah



D. VITAMIN C



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



43



Seorang anak 8 bulan dibawa ke klinik dengan keluhan sesak.Sesak dikatakan sejak 3 hari yang lalu. Sebelum sesak muncul, pasien datakan sempat demam, batuk, pilek. Selama demam pasien diberikan paracetamol oleh orangtua. Dari tanda vital didapatkan suhu 36 derajat celcius, laju pernafasan 40x/menit, laju nadi 120x/menit. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang. Tidak didapatkan napas cuping hidung dan sianosis pada mukosa mulut. Pada pemeriksaan thorax didapatkan retraksi subkostal, perkusi hipersonor pada seluruh lapang dada, dan pada auskultasi suara napas vesikuler dengan suara napas tambahan berupa whezing. Diagnosis apakah yang paling mungkin untuk kasus ini? A. Bronchiolitis B. Infeksi Saluran Pernafasan Atas C. Bronchopneumonia D. Lobar pneumonia E. Asma WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. BRONCHIOLITIS PEMBAHASAN



43



• KEYWORD • anak 8 bulan  Sesak sejak 3 hari  diawali batuk pilek demam • suhu 36 derajat celcius, laju pernafasan 40x/menit, laju nadi 120x/menit • retraksi subkostal, perkusi hipersonor pada seluruh lapang dada, dan pada auskultasi suara napas vesikuler dengan suara napas tambahan berupa whezing



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BRONKIOLITIS DEFINISI PEMBAHASAN



43



Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah (bronkiolus terminalis) yang disebabkan virus, yang biasanya lebih berat pada bayi muda (epidemioogi pada anak usia kurang dari 2 tahun), terjadi epidemik setiap tahun dan ditandai dengan obstruksi saluran pernapasan dan wheezing. Penyebab paling sering adalah Respiratory syncytial virus. Infeksi bakteri sekunder bisa terjadi dan biasa terjadi pada keadaan tertentu. Penatalaksanaan bronkiolitis, yang disertai dengan napas cepat atau tanda lain distres pernapasan, sama dengan pneumonia. Episode wheezing bisa terjadi beberapa bulan setelah serangan bronkiolitis, namun akhirnya akan berhenti.



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BRONKIOLITIS MANIFESTASI KLINIS • Awalnya anak akan mengalami ISPA dengan gejala demam, batuk, pilek, bersin.



PEMBAHASAN



43



• Keluhan akan berlanjut dengan munculnya sesak (sulit ekspirasi) • Pada pemeriksaan fisis : • frekuensi nafas yang meningkat (takipnu) • ekspirasi yang memanjang • Mengi yg pada kasus yang berat mengi dapat terdengar tanpa stetoskop.



• Pemeriksaan penunjang • pemeriksaan radiologis : gambaran hiperinflasi, dengan infiltrat yang



biasanya tidak luas. • kecenderungan ketidaksesuaian antara gambaran klinis dan gambaran radiologis. Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BRONKIOLITIS



PEMBAHASAN



43



DIAGNOSIS • wheezing, yang tidak membaik dengan tiga dosis bronkodilator kerja-cepat • ekspirasi memanjang/expiratory effort • hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor pada perkusi • tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam • crackles atau ronki pada auskultasi dada • sulit makan, menyusu atau minum.



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BRONKIOLITIS



PEMBAHASAN



43



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BRONKIOLITIS TATALAKSANA • Antibiotik PEMBAHASAN



43



• Apabila terdapat napas cepat saja, pasien dapat rawat jalan dan diberikan kotrimoksazol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari, atau amoksisilin (25 mg/kgBB/kali), 2 kali sehari, selama 3 hari. • Apabila terdapat tanda distres pernapasan tanpa sianosis tetapi anak masih bisa minum, rawat anak di rumah sakit dan beri ampisilin/ amoksisilin (25-50 mg/ kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama. • Bila anak memberi respons yang baik maka terapi dilanjutkan di rumah atau di rumah sakit dengan amoksisilin oral (25mg/kgBB/kali, dua kali sehari) untuk 3 hari berikutnya.



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BRONKIOLITIS



PEMBAHASAN



43



• Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau terdapat keadaan yang berat (tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distres pernapasan berat) maka ditambahkan kloramfenikol (25mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 8 jam) sampai keadaan membaik, dilanjutkan per oral 4 kali sehari sampai total 10 hari • Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat (SEPERTI pneumonia berat) segera berikan oksigen dan terapi kombinasi ampilisin-kloramfenikol atau ampisilingentamisin. • Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100 mg/kgBB/kali IM atau IV sekali sehari). Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BRONKIOLITIS



PEMBAHASAN



43



• Oksigen • Beri oksigen pada semua anak dengan wheezing dan distres pernapasan berat. • Metode yang direkomendasikan untuk pemberian oksigen adalah dengan nasal prongs atau kateter nasal. Bisa juga menggunakan kateter naso-faringeal. • Pemberian oksigen terbaik untuk bayi muda adalah menggunakan nasal prongs. • Teruskan terapi oksigen sampai tanda hipoksia menghilang, Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… b. Infeksi Saluran Pernafasan Atas : tidak terdapat wheezing PEMBAHASAN



43



c. Bronchopneumonia : suara napas yg ditemukan adalah suara bronkial



d. Lobar pneumonia : akan ditemukan demam dengan rhonki pada lobus paru yg terlibat e. Asma : asma baru bisa didiagnosis setelah usia 2 tahun,



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



43



Jadi diagnosis pasien ini adalah



A. BRONCHIOLITIS



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



44



Seorang anak 1 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak. Sesak dikatakan sejak 2 hari yang lalu. Sebelum sesak muncul, pasien datakan sempat demam, batuk, bersin. Dari tanda vital didapatkan suhu 37,8 derajat celcius, laju nafa 42x/menit, laju nadi 122x/menit. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang. Tidak didapatkan napas cuping hidung dan sianosis pada mukosa mulut. Pada pemeriksaan thorax didapatkan retraksi interkostal, perkusi hipersonor pada seluruh lapang dada, dan pada auskultasi suara napas vesikuler dengan suara napas tambahan berupa whezing. Apakah etiologi yang paling mungkin untuk kasus ini? A. Measles virus B. Varicella zoster virus C. Herpes zoster virus D. Respiratory syncytial virus E. Rubella virus WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. RESPIRATORY SYNCYTIAL VIRUS PEMBAHASAN



44



• KEYWORD • Anak usia 1 tahun  sesak  demam batuk bersin • Sakit sedang • suhu 37,8 derajat celcius, laju nafas 42x/menit, laju nadi 122x/menit • Thorax • • • •



Inspeksi : retraksi interkostal Palpasi : focal fremitus normal Perkusi : hipersonor Auskultasi : wheezing WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BRONKIOLITIS DEFINISI PEMBAHASAN



44



Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah (bronkiolus terminalis) yang disebabkan virus, yang biasanya lebih berat pada bayi muda (epidemioogi pada anak usia kurang dari 2 tahun), terjadi epidemik setiap tahun dan ditandai dengan obstruksi saluran pernapasan dan wheezing. Penyebab paling sering adalah Respiratory syncytial virus. Infeksi bakteri sekunder bisa terjadi dan biasa terjadi pada keadaan tertentu. Penatalaksanaan bronkiolitis, yang disertai dengan napas cepat atau tanda lain distres pernapasan, sama dengan pneumonia. Episode wheezing bisa terjadi beberapa bulan setelah serangan bronkiolitis, namun akhirnya akan berhenti.



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BRONKIOLITIS MANIFESTASI KLINIS • Awalnya anak akan mengalami ISPA dengan gejala demam, batuk, pilek, bersin.



PEMBAHASAN



44



• Keluhan akan berlanjut dengan munculnya sesak (sulit ekspirasi) • Pada pemeriksaan fisis : • frekuensi nafas yang meningkat (takipnu) • ekspirasi yang memanjang • Mengi yg pada kasus yang berat mengi dapat terdengar tanpa stetoskop.



• Pemeriksaan penunjang • pemeriksaan radiologis : gambaran hiperinflasi, dengan infiltrat yang



biasanya tidak luas. • kecenderungan ketidaksesuaian antara gambaran klinis dan gambaran radiologis. Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BRONKIOLITIS



PEMBAHASAN



44



DIAGNOSIS • wheezing, yang tidak membaik dengan tiga dosis bronkodilator kerja-cepat • ekspirasi memanjang/expiratory effort • hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor pada perkusi • tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam • crackles atau ronki pada auskultasi dada • sulit makan, menyusu atau minum.



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BRONKIOLITIS



PEMBAHASAN



44



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BRONKIOLITIS TATALAKSANA • Antibiotik PEMBAHASAN



44



• Apabila terdapat napas cepat saja, pasien dapat rawat jalan dan diberikan kotrimoksazol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari, atau amoksisilin (25 mg/kgBB/kali), 2 kali sehari, selama 3 hari. • Apabila terdapat tanda distres pernapasan tanpa sianosis tetapi anak masih bisa minum, rawat anak di rumah sakit dan beri ampisilin/ amoksisilin (25-50 mg/ kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama. • Bila anak memberi respons yang baik maka terapi dilanjutkan di rumah atau di rumah sakit dengan amoksisilin oral (25mg/kgBB/kali, dua kali sehari) untuk 3 hari berikutnya.



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BRONKIOLITIS



PEMBAHASAN



44



• Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau terdapat keadaan yang berat (tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distres pernapasan berat) maka ditambahkan kloramfenikol (25mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 8 jam) sampai keadaan membaik, dilanjutkan per oral 4 kali sehari sampai total 10 hari • Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat (SEPERTI pneumonia berat) segera berikan oksigen dan terapi kombinasi ampilisin-kloramfenikol atau ampisilingentamisin. • Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100 mg/kgBB/kali IM atau IV sekali sehari). Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BRONKIOLITIS



PEMBAHASAN



44



• Oksigen • Beri oksigen pada semua anak dengan wheezing dan distres pernapasan berat. • Metode yang direkomendasikan untuk pemberian oksigen adalah dengan nasal prongs atau kateter nasal. Bisa juga menggunakan kateter naso-faringeal. • Pemberian oksigen terbaik untuk bayi muda adalah menggunakan nasal prongs. • Teruskan terapi oksigen sampai tanda hipoksia menghilang, Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



44



a. Measles virus  menyebabkan rubeola/ campak/ measles b. Varicella zoster virus – Menyebabkan cacar air/varisela, kalua reaktivasi menjadi herpes zoster c. Herpes zoster virus – Tidak ada e. Rubella virus – Menyebabkan rubela/ campak jerman



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



44



Jadi etilogi dari kasus ini adalah



D. RESPIRATORY SYNCYTIAL VIRUS



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



45



Seorang anak laki-laki usia 7 tahun dibawa ke puskesmas oleh orang tua nya dengan keluhan demam sejak tadi malam. Menurut ibu pasien, 3 hari yang lalu pasien mendapat imunisasi di sekolah. Sepulang sekolah pasien mengeluhkan nyeri dan kemerahan pada lokasi bekas imunisasi. Keluhan tidak membaik hingga akhirnya semalam pasien dikatakan demam. Dari pemeriksaan tanda vital, suhu pasien 37,7 derajat celcius. Keadaan umum pasien tampak baik. Pada lokasi imunisasi tampak eritema, edema ringan serta nyeri tekan. Apakah tatalaksana yg sebaiknya dilakukan tehadap pasien? A. Meresepkan antibiotik B. Memulangkan pasien tanpa memberi terapi obat C. Memberi terapi simtomatis serta KIE kondisi saat ini D. Merujuk ke rumah sakit E. Melakukan imunisasi ulang WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. MEMBERI TERAPI SIMTOMATIS SERTA KIE KONDISI SAAT INI PEMBAHASAN



45



• KEYWORD • Anak usia 7 tahun  demam setelah 3 hari lalu imunisasi • Tax 37,7 • Status lokalis : eritema, edema, nyeri tekan



• KIPI pasca imunisasi DT WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) PEMBAHASAN



45



• KIPI adalah kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa reaksi vaksin, reaksi suntikan, efek farmakologis, kesalahan prosedur, koinsiden atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan. (Akib, 2011; Kemenkes RI, 2013) • KIPI serius merupakan kejadian medis setelah imunisasi yang tak diinginkan yang menyebabkan rawat inap atau perpanjangan rawat inap, kecacatan yang menetap atau signifkan dan kematian, serta menimbulkan keresahan di masyarakat. (Kemenkes, 2013)



Sumber : Buku Bahan Ajar Imunisasi tahun 2014 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) PEMBAHASAN



45



• telaah laporan KIPI oleh Vaccine Safety Comittee, Institute of Medicine (IOM) United State of America (USA), menyatakan bahwa sebagian besar KIPI terjadi secara kebetulan saja (koinsidensi). • Kejadian yang memang akibat imunisasi tersering adalah akibat kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan (programmatic errors). (Akib, 2011)



Sumber : Buku Bahan Ajar Imunisasi tahun 2014 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



IMUNISASI DT Gejala KIPI:



PEMBAHASAN



45



Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam. Tatalaksana KIPI: • Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum anak lebih banyak. • Jika demam, kenakan pakaian yang tipis



• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin • Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam) • Anak boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.



Sumber : Buku Bahan Ajar Imunisasi tahun 2014 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



REAKSI KIPI DAN TATALAKSANA PEMBAHASAN



45



Sumber : Buku Bahan Ajar Imunisasi tahun 2014 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



45



Sumber : Buku Bahan Ajar Imunisasi tahun 2014 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



45



Sumber : Buku Bahan Ajar Imunisasi tahun 2014 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



45



Sumber : Buku Bahan Ajar Imunisasi tahun 2014 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



45



A. Meresepkan antibiotik  pemberian antibiotik pada KIPI ini belum dperlukan B. Memulangkan pasien tanpa memberi terapi obat  diperbolehka memberikan obat simtomatis dengan kenyamanan pasien D. Merujuk ke rumah sakit  derajat KIPI masih bisa ditangani di faskes pertama. Rujukan dilakukan bila memenuhi syarat seperti yg tertera di tabel pembahasan E. Melakukan imunisasi ulang  KIPI tidak membutuhkan imnisasi ulangan WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



45



Jadi, tatalaksana yg tepat adalah



C. MEMBERI TERAPI SIMTOMATIS SERTA KIE KONDISI SAAT INI



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



46



Anak laki-laki usia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke poliklinik dengan keluhan batuk sejak 2 minggu. Batuk lebih dari 10 kali per hari, makin lama makin sering. Ketika batuk, awalnya pasien menarik napas dalam kemudian batuk melengking, wajah membiru, lidah terjulur keluar dan mata membelalak. Pada pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, hipersalivasi, pembesaran vena leher, stridor (-), ronki (-), wheezing (-). Apakah diagnosis pasien? A. Epiglotitis B. Bronkhitis C. Pneumonia D. Croup E. Pertusis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. PERTUSIS PEMBAHASAN



46



• KEYWORD • Anak 2 tahun • batuk sejak 2 minggu • melengking, wajah membiru, lidah terjulur keluar dan mata membelalak • hipersalivasi, pembesaran vena leher, stridor (-), ronki (-), wheezing (-).



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PERTUSIS PEMBAHASAN



46



Etiologi : • Bordetella pertussis (cocobaccill gram negative) Manifestasi Klinis • Fase catarrhal : demam ringan, batuk pilek ringan, mata merah (fase infeksius) • Fase paroxysmal : whooping cough, batuk paroksismal disertai nada yang meninggi/ melengking, batuk yang sering hingga anak sulit bernafas/sianosis, pada akhir batuk anak menarik nafas dengan cepat, pada bayi seringkali diikuti muntah dan apnea • Fase convalescence : batuk berkurang Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PERTUSIS PEMBAHASAN



46



DIAGNOSIS Curiga pertusis jika anak batuk berat lebih dari 2 minggu, terutama jika penyakit diketahui terjadi lokal. Tanda diagnostik yang paling berguna: • Batuk paroksismal diikuti suara whoop saat inspirasi, sering disertai muntah • Perdarahan subkonjungtiva • Anak tidak atau belum lengkap diimunisasi terhadap pertusis • Bayi muda mungkin tidak disertai whoop, akan tetapi batuk yang diikuti oleh berhentinya napas atau sianosis, atau napas berhenti tanpa batuk • Periksa anak untuk tanda pneumonia dan tanyakan tentang kejang. Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PERTUSIS PEMBAHASAN



46



TATALAKSANA Kasus ringan pada anak-anak umur ≥ 6 bulan dilakukan secara rawat jalan dengan perawatan penunjang. Umur < 6 bulan dirawat di rumah sakit, demikian juga pada anak dengan pneumonia, kejang, dehidrasi, gizi buruk, henti napas lama, atau kebiruan setelah batuk.



Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PERTUSIS PEMBAHASAN



46



TATALAKSANA Antibiotik Beri eritromisin oral (12.5 mg/kgBB/kali, 4 kali sehari) selama 10 hari atau jenis makrolid lainnya. Hal ini tidak akan memperpendek lamanya sakit tetapi akan menurunkan periode infeksius.



Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PERTUSIS PEMBAHASAN



46



TATALAKSANA Oksigen • Beri oksigen pada anak bila pernah terjadi sianosis atau berhenti napas atau batuk paroksismal berat. • Gunakan nasal prongs, jangan kateter nasofaringeal atau kateter nasal, karena akan memicu batuk. Selalu upayakan agar lubang hidung bersih dari mukus agar tidak menghambat aliran oksigen.



• Terapi oksigen dilanjutkan sampai gejala yang disebutkan di atas tidak ada lagi. • Perawat memeriksa sedikitnya setiap 3 jam, bahwa nasal prongs berada pada posisi yang benar dan tidak tertutup oleh mukus dan bahwa semua sambungan aman. Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



46



a. Epiglotitis (tidak ditemukan suara tambahan, dengan laringoskop indirek dapat ditemukan peradangan pada epiglotis, pada xray ditemukan thumb sign) b. Bronkhitis (pada auskultasi akan ditemukan suara bronkial) c. Pneumonia (pada auskultasi khas diemukan suara rhonki) d. Croup (pada auskultasi ditemukan suara stridor)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



46



Jadi, diagnosis pasien ini adalah



E. PERTUSIS



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



47



Anak perempuan usia 13 bulan dibawa oleh ibunya ke praktik dokter mandiri dengan keluhan batuk sejak 18 hari. Batuk aman sangat sering. Ketika batuk disertai batuk melengking, wajah membiru, lidah terjulur keluar. Pada pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, pembesaran vena leher, stridor (-), ronki (-), wheezing (-). Apakah pilihan antibiotik yang tepat pada kasus ini? A. Ciprofloxacin B. Amoxicillin C. Metronidazole D. Cloramphenicol E. Erytromicyn



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. ERYTROMICYN PEMBAHASAN



47



• KEYWORD • Anak 13 bulan • batuk sejak 18 hari • melengking, wajah membiru, lidah terjulur keluar • pembesaran vena leher, stridor (-), ronki (-), wheezing (-).



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PERTUSIS PEMBAHASAN



47



Etiologi : • Bordetella pertussis (cocobaccill gram negative) Manifestasi Klinis • Fase catarrhal : demam ringan, batuk pilek ringan, mata merah (fase infeksius) • Fase paroxysmal : whooping cough, batuk paroksismal disertai nada yang meninggi/ melengking, batuk yang sering hingga anak sulit bernafas/sianosis, pada akhir batuk anak menarik nafas dengan cepat, pada bayi seringkali diikuti muntah dan apnea • Fase convalescence : batuk berkurang Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PERTUSIS PEMBAHASAN



47



DIAGNOSIS Curiga pertusis jika anak batuk berat lebih dari 2 minggu, terutama jika penyakit diketahui terjadi lokal. Tanda diagnostik yang paling berguna: • Batuk paroksismal diikuti suara whoop saat inspirasi, sering disertai muntah • Perdarahan subkonjungtiva • Anak tidak atau belum lengkap diimunisasi terhadap pertusis • Bayi muda mungkin tidak disertai whoop, akan tetapi batuk yang diikuti oleh berhentinya napas atau sianosis, atau napas berhenti tanpa batuk • Periksa anak untuk tanda pneumonia dan tanyakan tentang kejang. Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PERTUSIS PEMBAHASAN



47



TATALAKSANA Kasus ringan pada anak-anak umur ≥ 6 bulan dilakukan secara rawat jalan dengan perawatan penunjang. Umur < 6 bulan dirawat di rumah sakit, demikian juga pada anak dengan pneumonia, kejang, dehidrasi, gizi buruk, henti napas lama, atau kebiruan setelah batuk.



Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PERTUSIS PEMBAHASAN



47



TATALAKSANA Antibiotik Beri eritromisin oral (12.5 mg/kgBB/kali, 4 kali sehari) selama 10 hari atau jenis makrolid lainnya. Hal ini tidak akan memperpendek lamanya sakit tetapi akan menurunkan periode infeksius.



Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PERTUSIS PEMBAHASAN



47



TATALAKSANA Oksigen • Beri oksigen pada anak bila pernah terjadi sianosis atau berhenti napas atau batuk paroksismal berat. • Gunakan nasal prongs, jangan kateter nasofaringeal atau kateter nasal, karena akan memicu batuk. Selalu upayakan agar lubang hidung bersih dari mukus agar tidak menghambat aliran oksigen.



• Terapi oksigen dilanjutkan sampai gejala yang disebutkan di atas tidak ada lagi. • Perawat memeriksa sedikitnya setiap 3 jam, bahwa nasal prongs berada pada posisi yang benar dan tidak tertutup oleh mukus dan bahwa semua sambungan aman. Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… A. Ciprofloxacin  kontraindikasi pada anak PEMBAHASAN



47



B. Amoxicillin  bukan pilihan tatalaksana berdasar panduan terapi



C. Metronidazole  bukan pilihan antibiotik untuk tatalaksana D. Cloramphenicol  bukan pilihan tatalaksana berdasar panduan terapi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



47



Jadi, pilihan antibiotik yg tepat adalah



E. ERYTROMICYN



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



48



Anak laki-laki 4 tahun dibawa orang tuanya dengan keluhan sulit menelan sejak 4 hari lalu. Keluhan disertai demam ringan, lemas dan tidak nafsu makan. Riwayat imunisasi anak tidak lengkap. Pemeriksaan fisik didapatkan 38 C, ukuran tonsil T3-T4 dan selaput membran putih yang sulit diangkat. Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah… A. Tonsilitis difteri B. Rhinitis alergi C. Tonsilitis kronik D. Faringitis E. Rhinitis alergi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. Tonsilitis difteri PEMBAHASAN



48



• Keyword • Anak laki-laki 4 tahun • sulit menelan sejak 4 hari lalu • Keluhan disertai: demam ringan, lemas dan tidak nafsu makan. • Riwayat imunisasi anak tidak lengkap • PF: Tax: 38 C, ukuran tonsil T3-T4 dan leukoplakia berdarah jika diangkat



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Difteri PEMBAHASAN



48



• Penyebab : – toksin Corynebacterium diphteriae • Organisme: – Basil batang gram positif – Pembesaran ireguler pada salah satu ujung (club shaped) – Setelah pembelahan sel, membentuk formasi seperti huruf cina atau palisade Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



48



• Gejala: – Gejala awal nyeri tenggorok – Bull-neck (bengkak pada leher) – Pseudomembran purulen berwarna putih keabuan di faring, tonsil, uvula, palatum. Pseudomembran sulit dilepaskan. Jaringan sekitarnya edema. – Edema dapat menyebabkan stridor dan penyumbatan saluran napas Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



48



• Pemeriksaan : – Pemeriksaan Gram dan Kultur  sediaan berasal dari swab tenggorok, jika bisa diambil dibawah selaput pseudomembran – Kultur bisa menggunakan medium cystine tellurite blood agar (CTBA), medium hoyle dan medium tinsdale  medium selektif untuk kultur Corynebacterium diphtheriae – Untuk mengisolasi Corynebacterium digunakan agar darah telurit (Mc Leod), sebagai media selektif, setelah inkubasi selama 24 jam koloni bakteri terlihat berwarna abu-abu tuahitam – Selanjutnya untuk biakan murni Corynebacterium digunakan media perbenihan Loeffler dalam tabung Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



• Anti Difteri Serum diberikan segera tanpa menunggu hasil kultur,dengan dosis 20.000-100.000 unit tergantung umur dan jenis kelamin • Antibiotik  Penisillin prokain 50.000 Unit/kgBB IM per hari selama 7 hari atau eritromisin 25-50 kgBB dibagi 3 dosis selama 14 hari



PEMBAHASAN



48



• Antipiretik untuk simptomatis



• Hindari oksigen kecuali jika terjadi obstruksi saluran repirasi (Pemberian oksigen dengan nasal prongs dapat membuat anak tidak nyaman dan mencetuskan obstruksi) • Oksigen harus diberikan, jika mulai terjadi obstruksi saluran respiratorik dan perlu dipertimbangkan tindakan trakeostomi  Indikasi krikotirotomi/ trakeostomi/intubasi bila terdapat tanda tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam yang berat



Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Imunisasi



PEMBAHASAN



48



Sumber : Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam infoimunisasi.com WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



48



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… B. Rhinitis alergi : tidak sesuai gejala PEMBAHASAN



48



C. Tonsilitis kronik : tidak tampak kripte yang melebar dengan debris D. Faringitis : jika faringitis bakteri tidak disertai dengan selaput putih yg berdarah jika diangkat



E. Rhinitis alergi : tidak sesuai gejala



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



48



Jadi, diagnosis pasien ini adalah



A. Tonsilitis difteri



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



49



Seorang anak perempuan usia 3,5 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak. Keluhan memberat sejak petang tadi. Diketahui bahwa pasien batuk pilek sejak 4 hari yang lalu. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan suhu axilla 38,8 derajat celcius, laju napas 42x/menit, laju nadi 120x/menit. Pada pemeriksaan fisik tidak ada head nodding, tidak ada napas cuping hidung. Pada thorax : retraksi subcostal dan intercostal ada, focal fremitus meningkat, perkusi sonor, auskultasi terdengan rhonki di seluruh lapang paru. Pada pemeriksaan xray thorax ditemukan gambaran infiltratApakan antibiotik yang tepat untuk tatalaksana kasus ini? A. Kotrimoksasol (4 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari B. Amoksisilin (15 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari C. ampisilin(70mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam) D. amoksisilin(50 mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam) E. ciprofloxacin (15 mg/kgBB/kali) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. AMOKSISILIN(50 MG/KGBB/KALI IV ATAU IM SETIAP 6 JAM) PEMBAHASAN



49



• KEYWORD • Anak laki-laki 3,5 tahun  sesak • Demam batuk pilek sejak 4 hari • Tax 38,8, napas 42x, nadi 120x • Thorax : retraksi subcostal dan intercostal, focal fremitus meningkat, rhonki seluruh lapang paru • Xray thorax : infiltrat



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



49



DEFINISI • Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru • Pneumonia adalah sindrom klinis, sehingga didefinisikan berdasarkan gejala dan tanda klinis, dan perjalanan penyakitnya. • Salah satu definisi klinis klasik menyatakan pneumonia adalah penyakit respiratorik yang ditandai dengan batuk, sesak napas, demam, ronki basah, dengan gambaran infiltrat pada



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



49



ETIOLOGI • bakteri yang paling berperan penting dalam pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae, haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, streptokokus grup B, serta kumanatipik klamidia dan mikoplasma.



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



49



GEJALA KLINIS • Gejala dan tanda pneumonia dapat dibedakan menjadi gejala umum infeksi (nonspesifik), gejala pulmonal, pleural, atau ekstrapulmonal. • Gejala nonspesifik meliputi demam, menggigil, sefalgia, resah dan gelisah. • Gejala spesifik : demam dan batuk pilek, gejala napas cuping hidung, takipnu, dispnu, dan timbul apnu. Otot bantu napas interkostal dan abdominal mungkin digunakan.



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



49



PEMERIKSAAN PENUNJANG • DARAH LENGKAP : Leukositosis hingga >15.000/ul seringkali dijumpai. Dominasi neutrofil pada hitung jenis atau adanya pergeseran ke kiri menununjukkan bakteri sebagai penyebab. Leukosit >30.000/ul dengan dominasi neutrofil mengarah ke pneumonia streptokokus. • Laju endap darah dan C-reactive protein (CRP) indikator inflamasi yang tidak khas sehingga hanya sedikit membantu. Adanya CRP yang positif dapat mengarah kepada infeksi bakteri. • Biakan darah merupakan cara yang spesifik untuk diagnosis namun hanya positif pada 10%-15% kasus terutama pada anak kecil. Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



49



PEMERIKSAAN PENUNJANG • RONTGENT THORAX AP : tampal ilfiltrat luas hingga konsolidasi • Dapat pula ditemukan : menumpulnya sudut cotofrenikus bila terjadi komplikasi berupa efusi pleura



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PNEUMONIA BERDASARKAN ETIOLOGI



PEMBAHASAN



49



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA KLASIFIKASI PNEUMONIA PEMBAHASAN



49



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



49



Pneumonia Ringan • Diagnosis • Di samping batuk atau kesulitan bernapas, hanya terdapat napas cepat saja. • Napas cepat: • pada anak umur 2 bulan – 11 bulan: ≥ 50 kali/menit • pada anak umur 1 tahun – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit • pastikan bahwa anak tidak mempunyai tanda-tanda pneumonia berat



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



49



• Tatalaksana • Anak di rawat jalan • Beri antibiotik: Kotrimoksasol (4 mg TMP/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari atau Amoksisilin (25 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari.



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



49



Pneumonia Berat • Diagnosis • Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal berikut ini: • • • •



Kepala terangguk-angguk Pernapasan cuping hidung Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia (infiltrat luas, konsolidasi,dll)



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



49



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



49



• Tatalaksana  rawat rumah sakit • Terapi Antibiotik • Beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama. • Bila anak memberi respons yang baik maka diberikan selama 5 hari. • Selanjutnya terapi dilanjutkan di rumah atau di rumah sakit dengan amoksisilin oral (15 mg/kgBB/kali tiga kali sehari) untuk 5 hari berikutnya. Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



49



• Terapi Oksigen • Beri oksigen pada semua anak dengan pneumonia berat • Bila tersedia pulse oximetry, gunakan sebagai panduan untuk terapi oksigen (berikan pada anak dengan saturasi oksigen < 90%, bila tersedia oksigen yang cukup). • Lakukan periode uji coba tanpa oksigen setiap harinya pada anak yang stabil. • Hentikan pemberian oksigen bila saturasi tetap stabil > 90%. Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



49



A. Kotrimoksasol (4 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari  terapi pneumonia ringan B. Amoksisilin (15 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari  terapi pneumonia ringan C. ampisilin(70mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam)  terapi pneumonia berat E. ciprofloxacin (15 mg/kgBB/kali)  bukan pilihan terapi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



49



Jadi, pilihan antibiotik yg tepat adalah



D. AMOKSISILIN(50 MG/KGBB/KALI IV ATAU IM SETIAP 6 JAM)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



50



Seorang anak perempuan usia 2 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam dan sesak. Keluhan memberat sejak sore tadi sehabis mandi. Diketahui bahwa pasien batuk pilek sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan suhu axilla 38 derajat celcius, laju napas 44x/menit, laju nadi 120x/menit. Pada pemeriksaan fisik anak tampak sakit ringan, tidak ada head nodding, tidak ada napas cuping hidung. Pada thorax : retraksi tidak ada, focal fremitus meningkat, perkusi sonor, auskultasi terdengan rhonki di seluruh lapang paru. Apakah diagnosis pasien ini? A. Pertusis B. Bronkiolitis C. Asma D. Pneumonia E. TB Paru WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. PNEUMONIA PEMBAHASAN



50



• KEYWORD • Anak perempuan 2 tahun  demam dan sesak • Riwayat 3 hari batuk pilek • Tax : 38, napas 44x, nadi 120x • Thorax : focal fremitus meningkat, rhonki seluruh lapang paru



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



50



DEFINISI • Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru • Pneumonia adalah sindrom klinis, sehingga didefinisikan berdasarkan gejala dan tanda klinis, dan perjalanan penyakitnya. • Salah satu definisi klinis klasik menyatakan pneumonia adalah penyakit respiratorik yang ditandai dengan batuk, sesak napas, demam, ronki basah, dengan gambaran infiltrat pada



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



50



ETIOLOGI • bakteri yang paling berperan penting dalam pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae, haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, streptokokus grup B, serta kumanatipik klamidia dan mikoplasma.



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



50



GEJALA KLINIS • Gejala dan tanda pneumonia dapat dibedakan menjadi gejala umum infeksi (nonspesifik), gejala pulmonal, pleural, atau ekstrapulmonal. • Gejala nonspesifik meliputi demam, menggigil, sefalgia, resah dan gelisah. • Gejala spesifik : demam dan batuk pilek, gejala napas cuping hidung, takipnu, dispnu, dan timbul apnu. Otot bantu napas interkostal dan abdominal mungkin digunakan.



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



50



PEMERIKSAAN PENUNJANG • DARAH LENGKAP : Leukositosis hingga >15.000/ul seringkali dijumpai. Dominasi neutrofil pada hitung jenis atau adanya pergeseran ke kiri menununjukkan bakteri sebagai penyebab. Leukosit >30.000/ul dengan dominasi neutrofil mengarah ke pneumonia streptokokus. • Laju endap darah dan C-reactive protein (CRP) indikator inflamasi yang tidak khas sehingga hanya sedikit membantu. Adanya CRP yang positif dapat mengarah kepada infeksi bakteri. • Biakan darah merupakan cara yang spesifik untuk diagnosis namun hanya positif pada 10%-15% kasus terutama pada anak kecil. Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



50



PEMERIKSAAN PENUNJANG • RONTGENT THORAX AP : tampal ilfiltrat luas hingga konsolidasi • Dapat pula ditemukan : menumpulnya sudut cotofrenikus bila terjadi komplikasi berupa efusi pleura



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PNEUMONIA BERDASARKAN ETIOLOGI



PEMBAHASAN



50



Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA KLASIFIKASI PNEUMONIA PEMBAHASAN



50



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



50



Pneumonia Ringan • Diagnosis • Di samping batuk atau kesulitan bernapas, hanya terdapat napas cepat saja. • Napas cepat: • pada anak umur 2 bulan – 11 bulan: ≥ 50 kali/menit • pada anak umur 1 tahun – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit • pastikan bahwa anak tidak mempunyai tanda-tanda pneumonia berat



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



50



• Tatalaksana • Anak di rawat jalan • Beri antibiotik: Kotrimoksasol (4 mg TMP/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari atau Amoksisilin (25 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari.



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



50



Pneumonia Berat • Diagnosis • Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal berikut ini: • • • •



Kepala terangguk-angguk Pernapasan cuping hidung Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia (infiltrat luas, konsolidasi,dll)



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



50



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



50



• Tatalaksana  rawat rumah sakit • Terapi Antibiotik • Beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama. • Bila anak memberi respons yang baik maka diberikan selama 5 hari. • Selanjutnya terapi dilanjutkan di rumah atau di rumah sakit dengan amoksisilin oral (15 mg/kgBB/kali tiga kali sehari) untuk 5 hari berikutnya. Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PNEUMONIA PEMBAHASAN



50



• Terapi Oksigen • Beri oksigen pada semua anak dengan pneumonia berat • Bila tersedia pulse oximetry, gunakan sebagai panduan untuk terapi oksigen (berikan pada anak dengan saturasi oksigen < 90%, bila tersedia oksigen yang cukup). • Lakukan periode uji coba tanpa oksigen setiap harinya pada anak yang stabil. • Hentikan pemberian oksigen bila saturasi tetap stabil > 90%. Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



50



A. Pertusis  batuk paroksismal yang diikuti dengan whoop, muntah, sianosis atau apnu, bisa tanpa demam, imunisasi DPT tidak ada atau tidak lengkap, klinis baik di antara episode batuk B. Bronkiolitis  episode pertama wheezing pada anak umur < 2 tahun, hiperinflasi dinding dada, ekspirasi memanjang, gejala pada pneumonia juga dapat dijumpai, kurang/tidak ada respons dengan bronkodilator C. Asma  riwayat wheezing berulang, ada riwayat atopi pada keluarga, terpapar pencetus berupa dingin, debu, asap E. TB paru  riwayat kontak positif dengan pasien TB dewasa, uji tuberkulin positif (≥ 10 mm, pada keadaan imunosupresi ≥ 5 mm), pertumbuhan buruk/kurus atau berat badan menurun, demam (≥ 2 minggu) tanpa sebab yang jelas, batuk kronis (≥ 3 minggu)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



50



Jadi, diagnosis pasien adalah



D. PNEUMONIA



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



51



Seorang anak usia 8 tahun datang ke puskesmas diantar orang tua dengan keluhan kencing berwarna merah seperti teh. Keluhan ini pertama kali dialami oleh pasien. Selain kencing merah, pasien juga menjadi jarang kencing, kelopak mata bengkak. Diketahui riwayat 2 minggu lalu pasien mengalami batuk dan nyeri tenggorokan, namun dibiarkan hilang sendiri tanpa mendapat pengobatan. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 140/90 mmHg, Nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 36,6 derajat celcius. Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema palpebra, edema tangan dan tungkai. Hasil pemeriksaan urin ditemukan albumin +3, eritrosit 50/lpb, silinder eritrosit (+). Apakah diagnosa pasien? A. Pyeloneftis B. Sindroma nefrotik C. GNAPS D. Akut tubular nekrosis E. Nefrolithiasis WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. GNAPS PEMBAHASAN



51



• anak usia 8 tahun • kencing berwarna merah, sedikit kencing, bengkak kelopak mata • Riwayat nyeri tenggorokan 2 minggu lalu • TD 140/90 mmHg, Nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 36,6 • edema palpebra, edema tangan dan tungkai. • urin : albumin +3, eritrosit 50/lpb, silinder eritrosit (+) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS) BATASAN PEMBAHASAN



51



• GNAPS adalah snatu bentuk peradangan glomerulus yang secara histopatologi menunjukkan proliferasi & lnflamasi glomeruli yang didahului oleh infeksi group A B-hemolytic streptococci (GAB HS) dan ditandai dengan gejala nefritik seperti hematuria, edema, hipertensi, oliguria yang terjadi secara akut • Sindrom nefritik akut [SNA]: suatu kumpulan gejala klinik berupa proteinuria, hematuria, azotemia, red blood cast, oliguria & hipertensi (PHAROH) yang terjadi secara akut • Glomerulonefritis akut (GNA): suatu istilah yang lebih bersifat umum dan lebih menggambarkan suatu proses histopatologi berupa proliferasi & inflamasi sel glomeruli akibat proses imunologik. Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



51



GEJALA KLINIK : • GNAPS lebih sering terjadi pada anak usia 6 sampai 15 tahun dan jarang pada usia di bawah 2 tahun • GNAPS didahului oleh infeksi Grup A Beta Hemolitikus Streptokokus melalui infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atau infeksi kulit (piodermfa) dengan periode laten 1-2 minggu pada ISPA atau 3 minggu pada pioderma.



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



51



1. Periode laten : • Pada GNAPS yang khas harus ada periode laten yaitu periode antara infeksi streptokokus dan timbulnya gejala klinik. Periode ini berkisar 1-3 minggu;



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



51



2. Edema : • Merupakan gejala yang paling sering, umumnya pertama kali timbul, dan menghilang pada akhir minggu pertama. • Edema paling sering terjadi di daerah periorbital (edema palpebra), disusul edema tungkai. • Jika terjadi retensi cairan hebat, maka edema timbul di daemh perut (asites), dan genitalia eksterna (edema skrotum/vulva) menyerupai sindrom nefrotik. Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



51



3. Hematuria • Hematuria makroskopik terdapat pada 30-70% kasus GNAPS, sedangkan hematuria mikroskopik dijumpai hampir pada semua kasus.



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



51



4. Hipertensi : • Hipertensi merupakan gejala yang terdapat pada 60-70% kasus GNAPS. • Umumnya terjadi dalam minggu pertama dan menghilang bersamaan dengan menghilangnya gejala klinik yang lain. • Pada kebanyakan kasus dijumpai hipertensi ringan [tekanan diastolik 80-90 mmHg).



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



51



5. Oliguria • Keadaan ini jarang dijumpai, terdapat pada 510% kasus GNAPS dengan produksi urin kurang dari 350 ml/m2 LPB/hari. • Oliguria terjadi bila fungsi ginjal menurun atau timbul kegagalan ginjal akut.



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



51



6. Edema paru • Edema paru merupakan gejala yang paling sering terjadi akibat bendungan sirkulasi. • Kelainan ini bisa bersifat asimtomatik, artinya hanya terlihat secara radiologik. • Gejala-gejala klinik adalah batuk, sesak napas, sianosis. • Pada pemeriksaan fisik terdengar ronki basah kasar atau basah halus. • Keadaan ini disebut acute pulmonary edema Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



51



KELAlNAN LABORATORIUM • Urin : • Proteinuria: • Secara kualitatif protein uria berkisar antara negatif sampai dengan ++, jarang terjadi sampai dengan +++. • Secara kuantitatif proteinuria biasanya kurang dari 2 gram /m2 LPB/24 jam hingga lebih • Hematuria mikroskopik : • Hematuria mikroskopik merupakan kelainan yang hampir selalu ada



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



51



• Darah • Reaksi serologis • Titer ASO merupakan reaksi serologis yang paling sering diperiksa, karena mudah dititrasi. • Titer ini meningkat 70-80% pada GNAPS. • Kenaikan titer ini dimulai pada hari ke-10 hingga 14 sesudah infeksi streptokokus dan mencapai puncaknya pada minggu ke- 3 hingga 5 dan mulai menurun pada bulan ke-2 hingga 6. • Laju endap darah : • LED umumnya meninggi pada fase akut dan menurun setelah gejala klinik menghilang. Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS) DIAGNOSIS PEMBAHASAN



51



1. Secara klinik diagnosis GNAPS dapat ditegakkan bila dijumpai full blown case dengan gejala-gejala hematuria, hipertensi, edema, oliguria yang merupakan gejala-gejala khas GNAPSA5 2. Untuk menunjang diagnosis klinik, dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa ASTO (meningkat) & C3 (menurnn) dan pemeriksaan lain berupa adanya torak eritrosit, hematuria & proteinuria. 3. Diagnosis pasti ditegakkan bila biakan positif untuk streptokokus beta hemolitikus grup A.



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



51



TATALAKSANA 1. Istirahat • Istirahat di tempat tidur terutama bila dijumpai komplikasi yang biasanya timbul dalam minggu pertama perjalanan penyakit GNAPS. • Sesudah fase akut, tidak dianjurkan lagi istirahat di tempat tidur, tetapi tidak diizinkan kegiatan seperti sebelum sakit • Lamanya perawatan tergantung pada keadaan penyakit Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



51



2. Diet • garam dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari. • Protein dibatasi bila kadar ureum meninggi, yaitu sebanyak 0,5-1 g/kgbb/hari. • asupan cairan = jumlah urin + insensible water loss [20-25 ml/ kgbb/hari) + jumlah keperluan cairan pada setiap kenaikan suhu dari normal [10 ml/kgbb/hari).



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



51



• 3. Antibiotik • Terapi medikamentosa golongan penisilin diberikan untuk eradikasi kuman, yaitu Amoksisilin 50 mg/kgbb dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. • Jika terdapat alergi terhadap golongan penisilin, dapat diberi eritromisin dosis 30 mg/kgbb/hari.



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



51



• Bila terjadi edema berat atau tanda-tanda edema paru akut, harus diberi diuretik, misalnya furosemid. Bila tidak berhasil, maka dilakukan dialisis peritoneal. • Hipertensi sedang atau berat tanpa tanda-tanda serebral dapat diberi kaptopril (0,3 - 2 mg/ kgbb /hari) atau furosemid atau kombinasi  cukup baik dapat juga diberi nifedipin secara sublingual dengan dosis 0,25-0,5 mg/kgbb/hari yang dapat diulangi setiap 30-60 menit bila diperlukan.



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



51



a. Pyeloneftis : peradangan pada pyelum ginjal b. Sindroma nefrotik : kumpulan gejala berupa proteinuria masif, hipoalbumin, edema, serta hiperkolesterolemia d. Akut tubular nekrosis : nekrosis pada tubulus ginjal akibat hipoperfusi (misal ec. Syok hipovolemia) e. Nefrolithiasis : adanya batu pada ginjal



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



51



Jadi diagnosis pasien adalah



C. GNAPS



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



52



Seorang anak laki-laki usia 12 tahun datang ke puskesmas diantar orang tua dengan keluhan kencing berwarna merah. Selain kencing merah, pasien juga menjadi jarang kencing, kelopak mata bengkak. Diketahui riwayat 3 minggu lalu pasien mengalami bisul, namun dibiarkan hilang sendiri tanpa mendapat pengobatan. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 140/90 mmHg, Nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 36,6 derajat celcius. Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema palpebra. Hasil pemeriksaan urin ditemukan albumin +3, eritrosit 50/lpb, silinder eritrosit (+). Manakah terapi non farmakologi yang tepat? A. Pasien disarankan istirahat di kasur terus menerus B. Garam dibatasi sebanyak 5-10 gr/hari C. Protein dibatasi sebanyak 2,5-5,0 g/kgbb/hari D. Asupan cairan = (20-25 ml/ kgbb/hari) + (10 ml/kgbb/hari) E. Pemberian antibiotik serta antihipetensi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. ASUPAN CAIRAN = [20-25 ML/ KGBB/HARI) + [10 ML/KGBB/HARI) PEMBAHASAN



52



• KEYWORD • Anak laki-laki usia 12 tahun • Kencing merah, bengkak • Riwayat pioderma 3 minggu yang lalu • TD 140/90 mmHg, Nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 36,6 • Pemfis : edema palpebra. • Hasil pemeriksaan urin ditemukan albumin +3, eritrosit 50/lpb, silinder eritrosit (+) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS) BATASAN PEMBAHASAN



52



• GNAPS adalah snatu bentuk peradangan glomerulus yang secara histopatologi menunjukkan proliferasi & lnflamasi glomeruli yang didahului oleh infeksi group A B-hemolytic streptococci (GAB HS) dan ditandai dengan gejala nefritik seperti hematuria, edema, hipertensi, oliguria yang terjadi secara akut • Sindrom nefritik akut [SNA]: suatu kumpulan gejala klinik berupa proteinuria, hematuria, azotemia, red blood cast, oliguria & hipertensi (PHAROH) yang terjadi secara akut • Glomerulonefritis akut (GNA): suatu istilah yang lebih bersifat umum dan lebih menggambarkan suatu proses histopatologi berupa proliferasi & inflamasi sel glomeruli akibat proses imunologik. Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS) • Proses Imunologik yang terjadi dapat melalui : 1. Soluble Antigen-Antibody Complex PEMBAHASAN



52



• Kompleks imun terjadi dalam sirkulasi NAPl’r sebagai antigen dan antibodi anti NAPl’r larut dalam darah dan mengendap pada glomerulus. 2. lnsitu Formation : • Kompleks imun terjadi di glomerulus [insitu formation), karena antigen nefritogenik tersebut bersifat sebagai plantedantigen. Teori insitu formation lebih berarti secara klinik oleh karena makin banyak HUMPS yang terjadi makin lebih sering terjadi proteinuria masif dengan prognosis buruk.



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



52



GEJALA KLINIK : • GNAPS lebih sering terjadi pada anak usia 6 sampai 15 tahun dan jarang pada usia di bawah 2 tahun • GNAPS didahului oleh infeksi Grup A Beta Hemolitikus Streptokokus melalui infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atau infeksi kulit (piodermfa) dengan periode laten 1-2 minggu pada ISPA atau 3 minggu pada pioderma.



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



52



1. Periode laten : • Pada GNAPS yang khas harus ada periode laten yaitu periode antara infeksi streptokokus dan timbulnya gejala klinik. Periode ini berkisar 1-3 minggu;



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



52



2. Edema : • Merupakan gejala yang paling sering, umumnya pertama kali timbul, dan menghilang pada akhir minggu pertama. • Edema paling sering terjadi di daerah periorbital (edema palpebra), disusul edema tungkai. • Jika terjadi retensi cairan hebat, maka edema timbul di daemh perut (asites), dan genitalia eksterna (edema skrotum/vulva) menyerupai sindrom nefrotik. Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



52



3. Hematuria • Hematuria makroskopik terdapat pada 30-70% kasus GNAPS, sedangkan hematuria mikroskopik dijumpai hampir pada semua kasus.



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



52



4. Hipertensi : • Hipertensi merupakan gejala yang terdapat pada 60-70% kasus GNAPS. • Umumnya terjadi dalam minggu pertama dan menghilang bersamaan dengan menghilangnya gejala klinik yang lain. • Pada kebanyakan kasus dijumpai hipertensi ringan [tekanan diastolik 80-90 mmHg).



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



52



5. Oliguria • Keadaan ini jarang dijumpai, terdapat pada 510% kasus GNAPS dengan produksi urin kurang dari 350 ml/m2 LPB/hari. • Oliguria terjadi bila fungsi ginjal menurun atau timbul kegagalan ginjal akut.



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



52



6. Edema paru • Edema paru merupakan gejala yang paling sering terjadi akibat bendungan sirkulasi. • Kelainan ini bisa bersifat asimtomatik, artinya hanya terlihat secara radiologik. • Gejala-gejala klinik adalah batuk, sesak napas, sianosis. • Pada pemeriksaan fisik terdengar ronki basah kasar atau basah halus. • Keadaan ini disebut acute pulmonary edema Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



52



KELAlNAN LABORATORIUM • Urin : • Proteinuria: • Secara kualitatif protein uria berkisar antara negatif sampai dengan ++, jarang terjadi sampai dengan +++. • Secara kuantitatif proteinuria biasanya kurang dari 2 gram /m2 LPB/24 jam hingga lebih • Hematuria mikroskopik : • Hematuria mikroskopik merupakan kelainan yang hampir selalu ada



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



52



• Darah • Reaksi serologis • Titer ASO merupakan reaksi serologis yang paling sering diperiksa, karena mudah dititrasi. • Titer ini meningkat 70-80% pada GNAPS. • Kenaikan titer ini dimulai pada hari ke-10 hingga 14 sesudah infeksi streptokokus dan mencapai puncaknya pada minggu ke- 3 hingga 5 dan mulai menurun pada bulan ke-2 hingga 6. • Laju endap darah : • LED umumnya meninggi pada fase akut dan menurun setelah gejala klinik menghilang. Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS) DIAGNOSIS PEMBAHASAN



52



1. Secara klinik diagnosis GNAPS dapat ditegakkan bila dijumpai full blown case dengan gejala-gejala hematuria, hipertensi, edema, oliguria yang merupakan gejala-gejala khas GNAPSA5 2. Untuk menunjang diagnosis klinik, dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa ASTO (meningkat) & C3 (menurnn) dan pemeriksaan lain berupa adanya torak eritrosit, hematuria & proteinuria. 3. Diagnosis pasti ditegakkan bila biakan positif untuk streptokokus beta hemolitikus grup A.



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



52



TATALAKSANA 1. Istirahat • Istirahat di tempat tidur terutama bila dijumpai komplikasi yang biasanya timbul dalam minggu pertama perjalanan penyakit GNAPS. • Sesudah fase akut, tidak dianjurkan lagi istirahat di tempat tidur, tetapi tidak diizinkan kegiatan seperti sebelum sakit • Lamanya perawatan tergantung pada keadaan penyakit Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



52



2. Diet • garam dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari. • Protein dibatasi bila kadar ureum meninggi, yaitu sebanyak 0,5-1 g/kgbb/hari. • asupan cairan = jumlah urin + insensible water loss [20-25 ml/ kgbb/hari) + jumlah keperluan cairan pada setiap kenaikan suhu dari normal [10 ml/kgbb/hari).



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



52



• 3. Antibiotik • Terapi medikamentosa golongan penisilin diberikan untuk eradikasi kuman, yaitu Amoksisilin 50 mg/kgbb dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. • Jika terdapat alergi terhadap golongan penisilin, dapat diberi eritromisin dosis 30 mg/kgbb/hari.



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GNAPS



(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)



PEMBAHASAN



52



• Bila terjadi edema berat atau tanda-tanda edema paru akut, harus diberi diuretik, misalnya furosemid. Bila tidak berhasil, maka dilakukan dialisis peritoneal. • Hipertensi sedang atau berat tanpa tanda-tanda serebral dapat diberi kaptopril (0,3 - 2 mg/ kgbb /hari) atau furosemid atau kombinasi  cukup baik dapat juga diberi nifedipin secara sublingual dengan dosis 0,25-0,5 mg/kgbb/hari yang dapat diulangi setiap 30-60 menit bila diperlukan.



Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



52



A. Pasien disarankan istirahat di kasur terus menerus  bedrest hanya dilakuan pada fase akut gejala B. Garam dibatasi sebanyak 5-10 gr/hari  diet garam yang tepat adalah 0,5-1 g/hari C. Protein dibatasi sebanyak 2,5-5,0 g/kgbb/hari  diet protein yg tepat adalah 0,5-1 g/kgbb/hari



E. Pemberian antibiotik serta antihipetensi  bukan terapi non farmakologis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



52



Jadi, tatalaksana non farmakologis yang tepat adalah



D. ASUPAN CAIRAN = [20-25 ML/ KGBB/HARI) + [10 ML/KGBB/HARI)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



53



Anak laki-laki usia 9 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan sesak sejak tadi pagi. Awalnya sesak hanya dirasakan ketika pasien tidur, namun sesak memberat sejak tadi pagi. Selain sesak, badan pasien juga bengkak. Dikatakan mula 5 hari lalu, namun hanya di kelopak mata, ketka bangun tidur, dan menghilang ketika pasien berkativitas. Pada tanda vital didapatkan suhu axilla 36 derajat celcius, laju nadi 100x/menit, laju napas 35x/menit, tekanan darah 110/60 mmHg. Pemeriksaan fisik didapatkan edema anasarka bersifat pitting, rhongki basah halus pada kedua lapang paru, serta asites. Hasil pemeriksaan urinalisis : proteinuria +4, eritrosit (-), sedimen eritrosit (-). Hasil lab darah didapatkan albumin 1,7 mg/dL. Apakah diagnosis pasien ini? A. Pneumonia B. Asma C. Sindroma nefrotik D. GNAPS E. Gagal ginjal akut



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. SINDROMA NEFROTIK PEMBAHASAN



53



• KEYWORD • Anak laki-laki 9 tahun sesak dan bengkak selutuh tubuh • edema anasarka, rhongki basah halus dan ascites • UL: proteinuria +4, eritrosit (-), sedimen eritrosit (-) • albumin 1,2 mg/dL



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK PEMBAHASAN



53



Sindrom nefrotik (SN) adalah suatu sindrom klinik dengan gejala: 1. Proteinuria massif (≥ 40 mg/m2 LPB/jam atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik ≥ 2+) 2. Hipoalbuminemia ≤ 2,5 g/dL 3. Edema 4. Dapat disertai hiperkolesterolemia Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK DEFINISI/BATASAN



PEMBAHASAN



53



Beberapa definisi/batasan yang dipakai pada SN adalah: • Remisi : proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2 LPB/jam) 3hari berturut-turut dalam 1 minggu • Relaps : proteinuria ≥ 2+ (proteinuria ≥ 40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu • Relaps jarang : relaps terjadi kurang dari 2 kali dalam 6 bulan pertama setelah respons awal atau kurang dari 4 kali per tahun Pengamatan • Relaps sering (frequent relaps) : relaps terjadi ≥ 2 kali dalam 6 bulan pertama setelah respons awal atau ≥ 4 kali dalam periode 1 tahun • Dependen steroid : relaps terjadi pada saat dosis steroid diturunkan atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan, dan hal ini terjadi 2 kali berturut-turut • Resisten steroid : tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis penuh (full dose) 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu.



Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK PEMBAHASAN



53



GAMBARAN KLINIK • Edema palpebra atau pretibia • Asites, efusi pleura, dan edema skrotum • Oliguria dan gejala infeksi, • Nafsu makan berkurang, dan diare • Bila disertai sakit perut hati-hati terhadap kemungkinan terjadinya peritonitis.



Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMBAHASAN



53



1. Urinalisis dan bila perlu biakan urin 2. Protein urin kuantitatif, dapat berupa urin 24 jam atau rasio protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari 3. Pemeriksaan darah 3.1 darah tepi lengkap (Hemoglobin, leukosit, hitung jenis, trombosit, hematokrit, LED) 3.2 kadar albumin dan kolesterol plasma 3.3 kadar ureum, kreatinin,serta klirens kreatinin dengan cara klasik atau dengan rumus Schwarzt



Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK PEMBAHASAN



53



TATALAKSANA Diitetik • Pemberian diit tinggi protein tidak diperlukan karena akan menambah beban glomerulus • Diit protein normal sesuai dengan RDA (recommended daily allowances) yaitu 2 g/kgBB/hari • Diit rendah protein akan menyebabkan malnutrisi energi protein (MEP) • Diit rendah garam (1-2 g/hari) hanya diperlukan selama anak menderita edema. Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK PEMBAHASAN



53



TATALAKSANA Diuretik • Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema berat. Biasanya diberikan loop diuretic seperti furosemid 1-2 mg/kgBB/hari, • bila perlu dikombinasikan dengan spironolakton (antagonis aldosteron, diuretik hemat kalium) 2-3 mg/kgBB/hari. • Pada pemakaian diuretik lebih lama dari 1-2 minggu perlu dilakukan pemantauan elektrolit darah (kalium dan natrium). Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK PEMBAHASAN



53



TATALAKSANA Antibiotik Antibiotik diberikan jikalau terbukti terdapat infeksi, meliputi amoxicillin atau eritromicin



Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK PEMBAHASAN



53



TATALAKSANA Pengobatan dengan kortikosteroid Kortikosteroid merupakan pengobatan SN idiopatik pilihan pertama, kecuali bila ada kontraindikasi. Dapat diberikan prednison atau prednisolon.



Pasien SN yang sedang dalam pengobatan kortikosteroid atau dalam 6 minggu setelah steroid dihentikan, hanya boleh mendapatkan vaksin mati. Setelah lebih dari 6 minggu penghentian steroid, dapat diberikan vaksin hidup.



Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK PEMBAHASAN



53



Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



53



a. Pneumonia : sesak napas, demam, rhongki kasar, tidak ada ascites b. Asma : sesak napas, riwayat asma sebelumnya, wheezing, tidak ada edema anasarka d. GNAPS : sindroma nefritik yg muncul pasca infeksi streptokokus dengan ASTO (+)



e. Gagal ginjal akut : ditandai dengan berkurangnya produksi urine dalam 6 jam WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



53



Jadi diagnosis pasien adalah



C. SINDROMA NEFROTIK



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



54



Anak laki-laki 6 tahun dibawa ke dokter oleh orangtuanya karena terlihat bengkak di seluruh tubuh sejak 4 hari yang lalu. Awalnya hanya terlihat sembab di mata kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Orangtua juga mengatakan buang air kecil pasien terlihat keruh,berbusa dan sering. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital normal. Penampilan fisik ditemukan edema anasarka. Urinalisis menunjukkan protein +3 dan tidak ditemukan eritrosit. Diet yang tepat untuk kondisi pasien adalah? A. mengurasi asiupan protein untuk mengurangi kerja ginjal B. menambah jumlah cairan masuk karena pasien banyak kencing C. tidak perlu mengatur jumlah asupan garam D. asupan protein sesuai kebutuhan E. tidak perlu mengatur diet WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. ASUPAN PROTEIN SESUAI KEBUTUHAN PEMBAHASAN



54



• Keyword • Anak 6 tahun • Bengkak di seluruh tubuh sejak 4 hari yang lalu • Awalnya sembab di mata kemudian menyebar ke seluruh tubuh • Buang air kecil pasien terlihat keruh dan berbusa • Pemeriksaan fisik  edema anasarka • Urinalisis protein +3 dan tidak ditemukan eritrosit WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK PEMBAHASAN



54



Sindrom nefrotik (SN) adalah suatu sindrom klinik dengan gejala: 1. Proteinuria massif (≥ 40 mg/m2 LPB/jam atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik ≥ 2+) 2. Hipoalbuminemia ≤ 2,5 g/dL 3. Edema 4. Dapat disertai hiperkolesterolemia Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK DEFINISI/BATASAN



PEMBAHASAN



54



Beberapa definisi/batasan yang dipakai pada SN adalah: • Remisi : proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2 LPB/jam) 3hari berturut-turut dalam 1 minggu • Relaps : proteinuria ≥ 2+ (proteinuria ≥ 40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu • Relaps jarang : relaps terjadi kurang dari 2 kali dalam 6 bulan pertama setelah respons awal atau kurang dari 4 kali per tahun Pengamatan • Relaps sering (frequent relaps) : relaps terjadi ≥ 2 kali dalam 6 bulan pertama setelah respons awal atau ≥ 4 kali dalam periode 1 tahun • Dependen steroid : relaps terjadi pada saat dosis steroid diturunkan atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan, dan hal ini terjadi 2 kali berturut-turut • Resisten steroid : tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis penuh (full dose) 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu.



Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK PEMBAHASAN



54



GAMBARAN KLINIK • Edema palpebra atau pretibia • Asites, efusi pleura, dan edema skrotum • Oliguria dan gejala infeksi, • Nafsu makan berkurang, dan diare • Bila disertai sakit perut hati-hati terhadap kemungkinan terjadinya peritonitis.



Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMBAHASAN



54



1. Urinalisis dan bila perlu biakan urin 2. Protein urin kuantitatif, dapat berupa urin 24 jam atau rasio protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari 3. Pemeriksaan darah 3.1 darah tepi lengkap (Hemoglobin, leukosit, hitung jenis, trombosit, hematokrit, LED) 3.2 kadar albumin dan kolesterol plasma 3.3 kadar ureum, kreatinin,serta klirens kreatinin dengan cara klasik atau dengan rumus Schwarzt



Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK PEMBAHASAN



54



TATALAKSANA Diitetik • Pemberian diit tinggi protein tidak diperlukan karena akan menambah beban glomerulus • Diit protein normal sesuai dengan RDA (recommended daily allowances) yaitu 2 g/kgBB/hari • Diit rendah protein akan menyebabkan malnutrisi energi protein (MEP) • Diit rendah garam (1-2 g/hari) hanya diperlukan selama anak menderita edema. Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK PEMBAHASAN



54



TATALAKSANA Diuretik • Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema berat. Biasanya diberikan loop diuretic seperti furosemid 1-2 mg/kgBB/hari, • bila perlu dikombinasikan dengan spironolakton (antagonis aldosteron, diuretik hemat kalium) 2-3 mg/kgBB/hari. • Pada pemakaian diuretik lebih lama dari 1-2 minggu perlu dilakukan pemantauan elektrolit darah (kalium dan natrium). Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK PEMBAHASAN



54



TATALAKSANA Antibiotik Antibiotik diberikan jikalau terbukti terdapat infeksi, meliputi amoxicillin atau eritromicin



Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK PEMBAHASAN



54



TATALAKSANA Pengobatan dengan kortikosteroid Kortikosteroid merupakan pengobatan SN idiopatik pilihan pertama, kecuali bila ada kontraindikasi. Dapat diberikan prednison atau prednisolon.



Pasien SN yang sedang dalam pengobatan kortikosteroid atau dalam 6 minggu setelah steroid dihentikan, hanya boleh mendapatkan vaksin mati. Setelah lebih dari 6 minggu penghentian steroid, dapat diberikan vaksin hidup.



Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SINDROM NEFROTIK PEMBAHASAN



54



Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



54



A. mengurasi asiupan protein untuk mengurangi kerja ginjal  mengurangi asupan protein akan menyebabkan anak kekurangan protein B. menambah jumlah cairan masuk karena pasien banyak kencing  asupan cairan harus diatur ketat guna mencegah edema yang makin berat C. tidak perlu mengatur jumlah asupan garam  asupan garam juga harus dikurangi guna menceah retensi cairan



E. tidak perlu mengatur diet  diet protein, garam dan cairan perlu diawasi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



54



Jadi, diet yang tepat untuk kondisi pasien adalah



D. ASUPAN PROTEIN SESUAI KEBUTUHAN



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



55



Bayi usia 1 minggu dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak dan tidak mau menetek sejak 1 hari yang lalu. Riwayat sebelumnya lahir prematur usia kehamilan 35 minggu dan sempat dirawat di ruang intensif menggunakan CPAP selama 3 hari. Pada pemeriksaan fisik bayi terlihat sesak, sianosis (-), bunyi jantung S1 S2 tunggal, didapatkan bising kontinyu pada subklavikula kiri. Apakah diagnosis bayi tersebut? A. VSD B. Coartation of aorta C. ASD D. PDA E. TOF



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. PDA PEMBAHASAN



55



• KEYWORD • Bayi usia 1 minggu  sesak dan tidak mau menetek sejak 1 hari yang lalu. • Riwayat sebelumnya lahir prematur usia kehamilan 35 minggu • Pemfis bayi terlihat sesak, sianosis (-), bunyi jantung S1 S2 tunggal, didapatkan bising kontinyu pada subklavikula kiri.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PATEN DUCTUS ARTERIOSUS PEMBAHASAN



55



° Gejala Klinis: — Sesak — Kesulitan makan/minum — Sering ISPA berulang ° Pemeriksaan Fisik : — Murmur kontinyu / machinery di infraklavikula kiri atau subklavikula kiri atau ICS 2 midclavicular line kiri



Sumber : Konsep Terkini Diagnosis Dan Tatalaksana Gagal Jantung Pada Anak, Naskah Simposium Paralel dan Temu Ahli Pertemuan Ilmiah Tahunan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Jawa Timur, Surabaya. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PATENT DUCTUS ARTERIOSUS PEMBAHASAN



55



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



55



A. VSD  pemfis : Murmur sistolik gada ICS 3-4 Parasternal line kiri, meluas sepanjang tepi kiri sternum + Pada VSD besar dapat terjadi peningkatan tahanan vaskuler paru sehingga dapat menyebabkan takipneu dan retraksi B. Coartation of aorta  gejala dan tanda: Sesak napas, kesulitan minum, Tekanan darah di ekstremitas atas > ekstremitas bawah, Nadi Iebih keras di ekstremitas atas dibanding ekstremitas bawah, Sianosis pada ekstremitas bawah, Suara jantung S2 mengeras, cardiomegali C. ASD  pemfis : bunyi jantung S2 melebar dan menetap gada saat inspirasi maupun ekspirasi (splitting) + Murmur sistolik pada area katup pulmonal (ICS 2 parasternal line kiri) atau murmur diastolik pada area trikuspid (ICS 3-4 parasternal line kiri) E. TOF  gejala : sianosis, jari tabuh, RVH, murmur sistolik pada regio katup pulomnal



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



55



Jadi diagnosis pasien adalah



D. PDA



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



56



Laki-laki 30 tahun mengeluh keluar darah dari penis. Riwayat trauma pinggul terbentur stang motor. Didapatkan butterfly hematoma pada skrotum dan proximal penis. Diagnosis pasien? A. Rupture buli B. Rupture uretra anterior C. Rupture uretra posterior D. Rupture ureter anterior E. Rupture ureter posterior



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. Rupture uretra anterior PEMBAHASAN



56



• KEYWORD • Laki-laki 30 tahun • keluar darah dari penis • Riwayat trauma pinggul terbentur stang motor. Didapatkan butterfly hematoma pada skrotum dan proximal penis.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Trauma Uretra PEMBAHASAN



56



• Curiga adanya trauma pada traktus urinarius bag.bawah, bila: – Terdapat trauma disekitar traktus urinarius  terutama fraktur pelvis – Retensi urin setelah kecelakaan – Darah pada muara OUE – Ekimosis dan hematom perineal WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM http://urology.iupui.edu/papers/reconstructive_bph/s0094014305001163.pdf



Ruptur Urethra - Anatomi PEMBAHASAN



56



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Trauma Uretra Uretra Posterior : • Anatomy



Uretra Anterior: PEMBAHASAN • Anatomy:



56



– Bulbous urethra – Pendulous urethra – Fossa navicularis •



• Gejala Klinis: – – –



– –



• Etiologi: Etiologi: – Straddle type injuries – Intrumentasi – Fractur penis



Disuria, hematuria Hematom skrotal Hematom perineal akan timbul bila terjadi robekan pada fasia Buck’s sampai ke dalam fasia Colles  ‘‘butterfly’’ hematoma in the perineum – will be present if the injury has disrupted Buck’s fascia and tracks deep to Colles ’ fascia, creating a characteristic ‘‘butterfly ’’ hematoma in the perineum



• Therapy: – Cystostomi – Immediate Repair



Prostatic urethra Membranous urethra



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM







Fraktur tulang Pelvis



• Gejala klinis: – – – –



Darah pada muara OUE Nyeri Pelvis/suprapubis Perineal/scrotal hematom RT  Prostat letak tinggi atau melayang



• Radiologi: – –



Pelvic photo Urethrogram



• Therapy: – Cystostomi – Delayed Repair



Trauma Uretra PEMBAHASAN



56



Ruptur Urethra Anterior



Ruptur urethra Posterior



Trauma tumpul Perineum (Straddle injury), biasanya disertai fraktur penis



Trauma tumpul, biasanya disertai trauma pelvis



Meatal bleeding Retensi urin akut



Meatal bleeding Retensi urin akut



Hemotama penis, hematoma perineum (butterfly-shaped hematoma)



Floating Prostat



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Ruptur Uretra Anteriora PEMBAHASAN



56



Penyebab tersering : DIAGNOSIS straddle injury ( cedera Klinis : selangkangan ) • Perdarahan Jenis kerusakan : • Kontusio uretra • Ruptur parsial • Ruptur total



• • • •



peruretra/hematuri Hematom / butterfly hematom Kadang retensi urine Kontusio : ekstravasasi – Ruptur : ekstravasasi + bulbosa



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Sleeve Hematom PEMBAHASAN



56 Butterfly Hematom WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



RUPTUR URETRA POSTERIOR PEMBAHASAN



56



• Ruptur uretra pars prostato – membranasea. • Terbanyak disebabkan fraktur tulang pelvis • Robeknya ligamen pubo -prostatikum



COLAPINTO DAN MCCOLLUM (1976 ) : • Stretching (teregang) – Tidak ada ekstravasasi.



• Uretra putus diatas prostato membranasea – Diaphragma urogenital utuh – Ekstravasasi terbatas pada diaphragma urogenital.



• Uretra posterior, diaph.Urogenital & uretra pars bulbosa proksimal rusak. – Ekstravasasi sampai perineum



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Uretrografi PEMBAHASAN



56 Ruptur Parsial



Ruptur total WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



• Retrograde urethrography



56



Urethrografi pada ruptur urethra  ekstravasasi kontras WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Urethrografi normal



TATALAKSANA PEMBAHASAN



56



AKUT : SISTOSTOMI KOMPLIKASI STABIL : • Primary endoscopic • Striktura uretra realigment, 1 minggu • Disfungsi ereksi paska ruptur • Inkontinentia urine • Uretroplasti, 3 bulan paska ruptur. • Rail roading kateter dilakukan bila bersamaan dengan operasi lain. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Tatalaksana Ruptur Urethra PEMBAHASAN



56



Pungsi suprapubik



– Tindakan sementara  Pungsi suprapubik – Setelah kondisi gawat darurat tertangani  sistostomi suprapubic – KATETERISASI URIN TRANSURETHRAL -> KONTRAINDIKASI



Sistostomi suprapubik WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Tatalaksana Ruptur Urethra PEMBAHASAN



56



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



56



A. Rupture buli -> Hematuria, dapat merupakan gejala tunggal, nyeri perut bawah, kesulitan berkemih, pruduksi urin menurun C. Rupture uretra posterior -> meatal bleeding, retensi urin akut, floating prostat D. Rupture ureter anterior -> nyeri dapat menjalar ke selangkangan, jarang terjadi, hematuria E. Rupture ureter posterior -> nyeri dapat menjalar ke selangkangan, jarang terjadi, hematuria



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



56



Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .



B. Rupture uretra anterior



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



57



Ny. Ina 27 tahun, dibawa ke IGD setelah mengalami KLL. Status lokalis femur dekstra: Luka ukuran 7 cm, soft tissue baik Tidak tampak kerusakan saraf dan pembuluh darah. Tampak deformitas dan teraba krepitasi disertai ROM yang menurun. Arteri Dorsalis pedis +/+. Foto radiologi menunjukan diskontinuitas tulang pada 1/3 tengah femur dekstra. Diagnosis menurut klasifikasi fraktur terbuka Gustilo and Anderson adalah... A. Fraktur terbuka derajat 1, 1/3 tengah femur dekstra B. Fraktur terbuka derajat 2, 1/3 tengah femur dekstra C. Fraktur terbuka derajat 3A, 1/3 tengah femur dekstra D. Fraktur terbuka derajat 3B, 1/3 tengah femur dekstra E. Fraktur terbuka derajat 3C, 1/3 tengah femur dekstra



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. Fraktur terbuka derajat 3A, 1/3 tengah femur dekstra PEMBAHASAN



57



• KEYWORD • Ny. Ina 27 tahun KLL • femur dekstra: Luka ukuran 7 cm, soft tissue baik Tidak tampak kerusakan saraf dan pembuluh darah • deformitas dan teraba krepitasi disertai ROM yang menurun • Arteri Dorsalis pedis +/+ • Foto radiologi diskontinuitas tulang pada 1/3 tengah femur dekstra WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Fraktur Klasifikasi fraktur terbuka (Gustillo & Anderson) PEMBAHASAN



57



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Fraktur PEMBAHASAN



57



• Curiga fraktur jika – Look: shortening, angulasi, rotasi, – Feel: nyeri, krepitasi, pulsasi distal tidak teraba – Move: ROM terbatas



• Sindrom kompartemen 6P: – – – – – –



Pain Pulselessness Pallor Paresthesia Paralysis Poikilothermi WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Terapi PEMBAHASAN



57



• Pada fraktur terbuka, luka dibersihkan dengan cairan fisiologis jika terdapat benda asing pada luka, disingkirkan. • Jika ada perdarahan, dilakukan balut tekan. • Pada fraktur terbuka atau tertutup, sebisa mungkin posisi dikembalikan ke posisi normalnya. • Dilakukan bidai untuk fiksasi. Prinsip pemasangan bidai adalah melewati 2 sendi dan minimal pada 2 sisi. • Pemberian antibiotik, antitetanus, atau analgesik dapat dipertimbangkan • Konuslkan ke ortopedi WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



57



Koval, Kenneth J.; Zuckerman, Joseph D. Handbook of Fractures, 3rd Edition



Choice of fixation PEMBAHASAN



57



• several options to stabilize an open fracture • No consensus of what method to use – splinting, – casting, • Surgeons must make judgment of – and traction which method is appropriate – external fixation, – plating, and – intramedullary nailing



PEMBAHASAN



57



Koval, Kenneth J.; Zuckerman, Joseph D. Handbook of Fractures, 3rd Edition



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



57



A. Fraktur terbuka derajat 1, 1/3 tengah femur dekstra B. Fraktur terbuka derajat 2, 1/3 tengah femur dekstra D. Fraktur terbuka derajat 3B, 1/3 tengah femur dekstra E. Fraktur terbuka derajat 3C, 1/3 tengah femur dekstra



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



57



Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .



C. Fraktur terbuka derajat 3A, 1/3 tengah femur dekstra



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



58



Tn. Coco, 48 tahun, datang dengan keluhan benjolan pada anus disertai BAB berdarah. Awalnya benjolan dapat keluar masuk sendiri, 1 bulan yang lalu benjolan dapat masuk dengan tangan, namun semenjak 2 minggu yang lalu benjolan tidak bisa masuk kembali walaupun dengan bantuan tangan. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ? A. Hemorrhoid interna grade 1 B. Hemorrhoid interna grade 2 C. Hemorrhoid interna grade 3 D. Hemorrhoid interna grade 4 E. Hemorrhoid eksterna



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. Hemorrhoid interna grade 4 PEMBAHASAN



58



• KEYWORD • Tn. Coco, 48 tahun • keluhan benjolan pada anus disertai BAB berdarah • Awalnya benjolan dapat keluar masuk sendiri, 1 bulan yang lalu benjolan dapat masuk dengan tangan, • 2 minggu yll benjolan tidak bisa masuk kembali walaupun dengan bantuan tangan WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



HEMOROID PEMBAHASAN



58 Hemoroid interna dan eksterna dibatasi oleh linea dentata.



Hemoroideksterna



HemoroidInterna



Di luar anal canal, sekitar sphincter



Di dalam anal canal



Gejala terjadi karena thrombosis



Gejala timbul karena perdarahan atau Iritasi mukosa



Tidak dapat dimasukkan kedalam anal Dapat dimasukkan kedalam anal canal WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM canal Sampai grade III



ANATOMI PEMBAHASAN



58



Transisi epitel gepeng (kulit) ke epitel kolumnar (saluran cerna) Bila benjolan berasal dari atas linea dentata  hemoroid interna



Pada biopsi ditemukan epitel gepeng, artinya benjolan berasal dari bawah linea dentata  hemoroid eksterna



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



58



• Internal Hemorrhoids  Internal hemorrhoidal plexus – V. Rectus Inferior – V. Rectus Media



• External Hemorrhoids  external hemrroidal plexus – V. Rectus Inferior



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Gambaran Histologis • Hemoroid -> structur vaskular PEMBAHASAN



58



dalam anal canal



• Gambaran Histologis: Epitel skuomosa kolumnar simplex dan eptel skuomosa bertingkat dengan pelebaran vena pada lapisan lamina proria dan submukosa



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Grading Hemoroid Interna PEMBAHASAN



58







Grade I hemorrhoids project into the anal canal and often bleed but do not prolapse







Grade II hemorrhoids may protrude beyond the anal verge with straining or defecating but reduce spontaneously when straining ceases (ie, return to their resting point by themselves)







Grade III hemorrhoids protrude spontaneously or with straining and require manual reduction (ie, require manual effort for replacement into the anal canal)







Grade IV hemorrhoids chronically prolapse and cannot be reduced; these lesions usually contain both internal and external components and may present with acute thrombosis or strangulation



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



58



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



58



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GRADING HEMORRHOIDS PEMBAHASAN



58



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ACG (American College of Gastroenterology Guideline PEMBAHASAN



Treatment for internal hemorrhoids by grade: •



58 •











Grade I hemorrhoids – conservative medical therapy and avoidance of nonsteroidal anti- inflammatory drugs (NSAIDs) and spicy or fatty foods – Conservative therapy: • Increased fiber intake and adequate fluids reducing both prolapse and bleeding • Avoid straining and limit their time spent on the commode • Topical and systemic analgesics; proper anal hygiene • a short course of topical steroid cream Grade II or III hemorrhoids – initially treated with nonsurgical procedures, rubber band ligation, sclerotherapy, and infrared coagulation – Rubber band Ligation is the treatment of choice for second- degree hemorrhoids, and it is a reasonable first-line treatment for third-degree hemorrhoids Very symptomatic grade III and grade IV hemorrhoids – surgical hemorrhoidectomy, or stapled – Very symptomatic gr. III -> continous bleeding, intractable pain, large hemoroid gr. III Treatment of grade IV internal hemorrhoids or any incarcerated or gangrenous tissue requires prompt surgical consultation WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM Wald A, Bharucha AE, Cosman BC, et al. ACG clinical guideline: management of benign anorectaldisorders. Am J Gastroenterol Aug 2014



TATALAKSANA HEMORRHOIDS PEMBAHASAN



58



• Simptomatik (nyeri) • Sitz baths (duduk di air hangat, 10-20 menit, dapat mengurangi nyeri) • Perubahan gaya hidup (serat tinggi, hindari menahan BAB/BAB mengejan) • Tindakan operatif



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TATALAKSANA HEMORRHOIDS PEMBAHASAN



58



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM Lowry SF, Eisenstat TE. Perianal complaints. In: Lowry SF, Ciocca RG, Rettie CS. Learning surgery: the clerkship manual. New York: Springer; 2005. p. 468-78.



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



58



A. Hemorrhoid interna grade 1 -> hemoroid belum keluar B. Hemorrhoid interna grade 2 -> keluar namun dapat masuk spontan C. Hemorrhoid interna grade 3 -> benjolan masih dapat dimasukkan kembali dengan jari E. Hemorrhoid eksterna -> benjolan diluar rektum



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



58



Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .



D. Hemorrhoid interna grade 4



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



59



Tn. Dunahl. 40 tahun, datang dengan keluhan benjolan pada lipatan paha kanan. Benjolan dirasakan nyeri sejak 1 hari ini, benjolan sudah ada sejak 2 tahun yang lalu, bisa keluar masuk dan tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan benjolan berbentuk lonjong pada skrotum dextra, nyeri saat ditekan, tidak bisa masuk kembali dengan dorongan. Apakah dignosis pada pasien tersebut ? A. Hernia inguinalis lateralis B. Hernia inguinalis medialis C. Hernia femoralis D. Torsio testis E. Orchitis akut



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. Hernia femoralis PEMBAHASAN



59



• KEYWORD • Tn. Dunahl. 40 tahun • keluhan benjolan pada lipatan paha kanan. • nyeri sejak 1 hari ini, benjolan sudah ada sejak 2 tahun yang lalu, bisa keluar masuk dan tidak nyeri. • benjolan berbentuk lonjong pada skrotum dextra, nyeri saat ditekan, tidak bisa masuk kembali dengan dorongan WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Hernia PEMBAHASAN



59



TipeHernia



Definisi



Reponible



Kantong hernia dapat dimasukan kembali kedalam rongga Peritoneum secara manual atau spontan



Irreponible



Kantong hernia tidak dapat masuk kembali kerongga peritoneum



Inkarserata



Obstruksi dari pasase usus halus yang terdapat didalam kantong hernia



Strangulata



Obstruksi dari pasase usus dan obstruksi vascular dari kantong hernia tanda-tanda iskemi kusus: bengkak, nyeri, merah, demam



PEMBAHASAN



59



lnguinal hernia PEMBAHASAN



59



Test



Finger test



PEMBAHASAN



59



Keterangan Untuk palpasi menggunakan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak dapat Teraba isi dari kantong hernia, misalnya usus atau omentum(sepertikaret).Dari Skrotum maka jari telunjuk kearah lateral dari tuberculum pubicum, mengikuti Fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis internus. Dapat dicoba Mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui anulus Eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Pada keadaan normal jari tidak bias masuk. Dalam hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien piminta mengedan. Bila hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis, Dan bila hernia menyentuh samping ujung jari berarti hernia inguinalis medialis.



Siemen test



Dilakukan dengan meletakkan 3jari ditengah-tengah SIAS dengan tuberculum Pubicum dan palpasi dilakukan digaris tengah, sedang untuk bagian medialis Dilakukan dengan jari telunjuk melaluis krotum. Kemudian pasien diminta Mengejan dan dilihat benjolan timbul di annulus inguinalis lateralis atau annulus Inguinalis medialis dan annulus inguinalis femoralis.



Thumb test



Sama seperti siemen test, hanya saja yang diletakkan di annulus inguinalis lateralis, annulus inguinalis medialis, dan annulus inguinalis femoralis adalah ibu jari.



Valsava test



Pasien dapat diperiksa dalam posisi berdiri. Pada saat itu benjolan bias saja Sudah ada, atau dapat dicetuskan dengan meminta pasien batuk atau Melakukan maneuver valsava.



PEMBAHASAN



59



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



59



A. Hernia inguinalis lateralis -> Bila hernia menyentuh ujung jari pada finger test B. Hernia inguinalis medialis -> Bila hernia menyentuh samping ujung jari pada finger test D. Torsio testis -> nyeri hebat mendadak pada testis, phern sign (-) E. Orchitis -> nyeri testis, demam, phern sign (+)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



59



Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .



C. Hernia femoralis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Tn. Hyuga 23 tahun, dibawa ke IGD RS dengan keluhan rasa nyeri pada daerah bahu. Pasien jatuh ke sisi kanan mengenai bahu setelah terjadi kontak fisik saat pertandingan sepak bola. Pada foto rongtgen didapatkan hasil sebagai berikut ini. SOAL



60 Penatalaksanaan awal yang tepat untuk dilakukan pada pasien ini adalah... A. Gips B. ORIF dengan plate and screw C. ORIF dengan K-wire D. Figure of 8 E. Collar neck WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. Figure of 8 PEMBAHASAN



60



• KEYWORD • Tn. Hyuga 23 tahun, • rasa nyeri pada daerah bahu • Pasien jatuh ke sisi kanan mengenai bahu setelah terjadi kontak fisik saat pertandingan sepak bola. • DX: fraktur klavikula



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Fraktur Klavikula PEMBAHASAN



60



Tipe I: Fraktur mid klavikula (Fraktur 1/3 tengah klavikula) • Fraktur pada bagian tengah clavicula • Lokasi yang paling sering terjadi fraktur, paling banyak ditemui Tipe II : Fraktur 1/3 lateral klavikula Fraktur klavikula lateral dan ligament korakokiavikula , yang dapat dibagi: – – –



type 1: undisplaced jika ligament intak type 2: displaced jika ligamen korako-kiavikula ruptur. type 3: fraktur yang mengenai sendi akromioklavikularis.



Tipe III : Fraktur pada bagian proksimal clavicula . Fraktur yang paling jarang terjadi



MANIFESTASI PEMBAHASAN



60



Gejala • Bahu tampak lebih pendek, dan asimetris • Bengkak, ekimosis • Krepitus • Tenting: impending open fracture Komplikasi • Pneumothoraks • Trauma arteri subklavia • Trauma vena subklavia • Trauma pleksus brakhialis • Mal union



TATALAKSANA PEMBAHASAN



60



• Hasil baik dengan terapi nonoperatif, terutama fraktur medial, • Simple support dengan Sling • Reduksi dan Imobilisasi denan Figure 8 Indikasi operasi • Fraktur displacement komplet • Tenting • Pemendekan 2 cm • Fraktur kominutif • Gangguan neurovasklar



• Fraktur terbuka



PEMBAHASAN



60



Komplikasi PEMBAHASAN



60



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



60



A. Gips -> tidak relevant B. ORIF dengan plate and screw -> pada kasus tidak dijumpai indikasi oprasi C. ORIF dengan K-wire -> pada kasus tidak dijumpai indikasi oprasi E. Collar neck -> tidak relevant



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



60



Jadi, penganan awal pada pasien adalah . ..



D. Figure of 8



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



61



An. Famina, usia 3 hari, datang ke IGD bersama ibu dengan muntah hijau. Perut pasien buncit, kadang disertai diare berdarah. Pada pemeriksaan fisik : KU lemah, letargis, HR 160x/menit teraba lemah, RR 65x/menit. Pada pemeriksaan radiologi: spiral (corkscrew) duodenum dan jejunum proksimal. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut ? A. Hirsprung B. Invaginasi C. Volvulus D. Malformasi anorectal E. Hipertrofi stenosis pylorus



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. Volvulus PEMBAHASAN



61



• KEYWORD • An. Famina, usia 3 hari, • muntah hijau. Perut pasien buncit, kadang disertai diare berdarah • pemeriksaan fisik : KU lemah, letargis, HR 160x/menit teraba lemah, RR 65x/menit • radiologi: spiral (corkscrew) duodenum dan jejunum proksimal



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



EMBRIOLOGI INTESTINAL PEMBAHASAN



61



Bagian midgut tumbuh ke luar rongga abdomen dan kembali ke dalam rongga abdomen dengan melakukan putaran 270 derajat berlawanan arah jarum jam



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Midgut Volvulus PEMBAHASAN



61



• Obstruction caused by twisting of the intestines more than 180 degrees about the axis of the mesentery • 1-5% of large bowel obstructions – – – –



Sigmoid ~ 65% Cecum ~25% Transverse colon ~4% Splenic Flexure



Midgut volvulus PEMBAHASAN



61



Klinis • Children present with bilious



• Abdominal Plain Film, Upright



emesis (93%) and less often



– Dilated stomach



malabsorption, failure to thrive,



– Distal paucity of gas



biliary obstruction, GERD • In adults intermittent abdominal pain (87%) and less often nausea (31%)



• Contrast – cork-screw appearance – small bowel on the right side of abdomen that does not cross midline



MANIFESTASI KLINIS PEMBAHASAN



61



• Muntah bilier  obstruksi cairan empedu. • Nyeri abdomen difuse • Diare berdarah  nekrosis dinding usus yang mengalami strangulasi • Distensi abdomen • Tanda-tanda syok jika iskemia dinding usus berlangsung lama WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Volvulus Physical Examination PEMBAHASAN



61



• Abdominal distention commonly massive • characteristically tympanitic over the gas-filled, thin-walled colon loop



• Overlying or rebound tenderness raises the concern of peritonitis • signs of systemic toxicity may be apparent



• Progressive obstruction – Increased bowel sound – Metallic sound – DRE collapsed ampulla, no feces



PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMBAHASAN



61



• DPL: leukositosis • Barium swallow: corkscrew sign (kontras dari duodenum distal ke jejunum proksimal tidak melintasi garis tengah) • Gaster berada di kiri • kongenital • Bedakan dengan volvulus sigmoid (coffee bean) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



61 (coffee bean)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



61



corkscrew sign WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TATALAKSANA PEMBAHASAN



61



• Koreksi dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit • NGT untuk dekompresi • Drip dopamin jika terjadi syok  dopamin meningkatan aliran darah splanknik (mengurangi risiko iskemia) • Bedah cito  prosedur Ladd



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



61



A. Hirsprung -> aganglionik rectum, mega kolon, B. Invaginasi -> bab darah disertai lender, teraba masa seperti sosis D. Malformasi anorectal -> kelainan genetic dalam pembentukan rektal E. Hipertrofi stenosis pylorus -> tidak relevant



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



61



Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .



C. Volvulus



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



62



Tn. Azril 28 tahun mengalami kecelakaan sepeda motor ditemukan warga helm sudah terlepas. Saat kejadian, pasien sempat pingsan namun cepat kembali sadar. Dalam perjalanan ke rumah sakit, pasien mengalami penurunan kesadaran kembali. Hasil pemeriksaan, GCS: E3V3M5, tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 95 x /menit, frekuensi nafas 26 x/menit. Pupil bulat anisokor 3mm/5mm, refleks cahaya menurun dan melambat sebelah kanan, Diagnosis apakah yang sesuai dengan anamnesis dan hasil pemeriksaan di atas? A. Perdarahan epidural B. Perdarahan subdural C. Perdarahan subarakhnoid D. Perdarahan intra cerebral E. Perdarahan subkortex 7



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. Perdarahan epidural PEMBAHASAN



62



• KEYWORD • Tn. Azril 28 tahun • kecelakaan sepeda motor ditemukan warga helm sudah terlepas. • sempat pingsan namun cepat kembali sadar. Dalam perjalanan ke rumah sakit, pasien mengalami penurunan kesadaran kembali • GCS: E3V3M5, tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 95 x /menit, frekuensi nafas 26 x/menit. Pupil bulat anisokor 3mm/5mm, refleks cahaya menurun dan melambat sebelah kanan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TRAUMA KEPALA • Termasuk trauma pada: PEMBAHASAN



62



- Otak



- SCALP - Tengkorak • Mekanisme: 1. Akselerasi/deselerasi → coup/countra-coup, diffuse axonal injury 2. Lokal 3. Penetrasi 4. Crush



JEJAS PRIMER PEMBAHASAN



62



Diffuse Axonal Injury



TANDA PENINGKATAN TIK PEMBAHASAN



62



• Nyeri kepala • Muntah proyektil • Papiledema • Trias Cushing 1. Bradikardi 2. Hipertensi 3. Perubahan pola ventilasi • Herniasi



Epidural hematomma PEMBAHASAN



62



Epidural hematomma PEMBAHASAN



62



Epidural hematomma PEMBAHASAN



62



Epidural hematomma PEMBAHASAN



62



Epidural hematomma PEMBAHASAN



62



Cedera Kepala



PEMBAHASAN



62



TATALAKSANA PADA PENINGKATAN TIK PEMBAHASAN



62



• Hanya dilakukan bila: - Penurunan kondisi neurologis cepat - Tanda herniasi uncal - Peningkatan TIK progressif saat monitoring • Modalitas: - Drainase CSF → VP shunt - Intravenous manitol (20%) - Hyperventilation - Barbiturate - Hipotermia ringan - Kraniektomi dekompresi



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



62



B. Perdarahan subdural -> pendarahan bentuk bulan sabit C. Perdarahan subarakhnoid -> terdapat nyeri kepala hebat, kaku kuduk +, mendadak D. Perdarahan intra cerebral -> gangguan neurologis, ptekie app pada ct scan, tidak didapatkan gejala lucid interval E. Perdarahan subkortex -> tidak relevant



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



62



Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .



A. Perdarahan epidural



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



63



Tn. Pinto, 35 tahun, dibawa ke IGD setelah mengalami kecelakaan kepala membentur aspal. Pemeriksaan fisik normal. Pasien sempat muntah sebanyak 2 kali. Pada pemeriksaan fisik ditemukan raccoon eye (+), battle sign (+), tekanan darah 120/80 mmHg, nafas 18x/menit, nadi 87x/menit, suhu afebris. Kemungkinan diagnosis yang paling tepat adalah... A. Epidural hematom B. Subdural hematom C. Subarachnoid hematom D. Fraktur clavari cranii E. Fraktur basis cranii



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. Fraktur basis cranii PEMBAHASAN



63



• KEYWORD • Tn. Pinto, 35 tahun, • kecelakaan kepala membentur aspal • Pemeriksaan fisik normal • sempat muntah sebanyak 2 kali • pemeriksaan fisik : raccoon eye (+), battle sign (+), tekanan darah 120/80 mmHg, nafas 18x/menit, nadi 87x/menit, suhu afebris



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Fraktur basis cranii PEMBAHASAN



63



• Fraktur yg terjadi pd tulang yg membentuk dasar tengkorak. • Terbagi atas; fossa



anterior, fossa media dan fossa posterior • Fraktur pd masing2 fossa akan memberikan manifestasi yg berbeda WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Skull Base Anatomy PEMBAHASAN



63



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Classification



PEMBAHASAN



63



Anterior Skull Base Fracture



• Posterior frontal sinus, roof of ethmoid, cribriform, and orbital roof, sphenoid bone



Middle Skull Base Fracture



• Temporal bone



Posterior Skull Base Fracture



• Clivus occipital, condylus occipital



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Fr. basis cranii



(fossa anterior): PEMBAHASAN • Dibatasi oleh; os.spenoid, procesus



63



clinoidalis anterior, dan jagum spenoidalis. • Manifestasi / tanda gejalanya terjadi perlahan 12-24 jam



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



tanda-tanda klinis : PEMBAHASAN



63



• Ekimosis periorbital ( Racoon Eyes/brill hematome) , • Tidak disertai cedera lokal), • Hematome subconjungtiva; anosmia (Gg. N.olfactorius), Rhinorea (Kebocoran CSS) dg tanda pemeriksaan terdapat `Halo - sign` pada kertas tissue • Gangguan Visus (Gg.N.optikus) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Fraktur basis cranii



(fossa media) : PEMBAHASAN



63



• Dibatasi oleh; os.temporalis, procesus clinoidalis posterior, dan dorsum sella. • Tanda-gejala; echymosis mastoid (battle sign), othorrea, hematompanum, sakit kepala, Gg.visus dan gerak bola mata. • 25% Gg.N.VII, N.VIII. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Fraktur basis cranii



(fossa media) : PEMBAHASAN



63



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Fraktur basis cranii (fossa posterior) : PEMBAHASAN



63



• Merupakan dasar kompartemen infratentorial • Sering tidak disertai tanda yg jelas namun segera menimbulkan kematian Penekanan batang otak WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



63



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



63



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Halo Sign (Ring sign/Target sign) PEMBAHASAN



63 • Tanda CSF leak: – Glucose (+) – Halo sign (+) – Beta-2-transferrin (+) highly specific to CSF, not present in plasma, nasal secretion, tear, saliva, or other fluid. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



63



A. Epidural hematom > lucid interval, pada CT scan tampak bikonvek B. Subdural hematom -> pendarahan bentuk bulan sabit C. Subarachnoid hematom -> terdapat nyeri kepala hebat, kaku kuduk +, mendadak D. Fraktur clavari cranii



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



63



Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .



E. Fraktur basis cranii



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



64



Seorang laki-laki usia 45 tahun, datang mengeluh nyeri pada kedua jari tangan disertai kehitaman, edema, kemerahan, tidak dipengaruhi oleh aktivitas. Pasien seorang perokok berat. Apa kemungkinan diagnosis pasien? A. Burger disease B. Takayashu C. Varises D. Deep vein trombosis E. Tromboflebitis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. Burger disease PEMBAHASAN



64



• KEYWORD • Seorang laki-laki • nyeri pada kedua tungkai terutama bila berjalan dan keluhan sedikit membaik ketika pasien beristirahat, edema, kemerahan • Pasien seorang perokok berat



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Buerger ’s Disease (Thrombangiitis Obliterans PEMBAHASAN



64



• Secara khusus dihubungkan dengan merokok • Terjadi Oklusi pada arteri muskular, dengan predileksi pada pembuluh darah tibial • Presentation – Nyeri tidak dipengaruhi aktivitas – Gangrene – Ulceration



• Recurrent superficial thrombophlebitis (“phlebitis migrans ”) • Dewasa muda, perokok berat, tidak ada faktor risiko aterosklerosis yang lain • Angiography - diffuse occlusion of distal extremity vessels • Progresivitas – dari distal ke proximal • Remisi klinis dengan penghentian merokok



Buerger ’s treatment PEMBAHASAN



64



• Rawat RS • Memastikan diagnosis dan arterial imaging. • Vasoactive dilation is done during initial admission to hospital, along with debridement of any gangrenous tissue. • Tatalaksana selanjutnya diberikan bergantung keparahan dan derajat nyeri • Penghentian rokok menurunkan insidens amputasi dan meningkatkan patensi dan limb salvage pada pasien yang melalui surgical revascularisation



PEMBAHASAN



64 CT-angiografi menunjukan stenosis segmental arteri tungkai bawah



PEMBAHASAN



64



Vasoactive drugs • Nifedipine  dilatasi perifer dan meningkatkan aliran darah distal – Diberikan bersamaan dengan penghentian rokok, antibiotik dan iloprost



• Pentoxifylline and cilostazol have had good effects, although there are few supportive data. Pentoxifylline has been shown to improve pain and healing in ischaemic ulcers. Cilostazol could be tried in conjunction with or following failure of other medical therapies (e.g., nifedipine). http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/1148/treatment/step-bystep.html



Disease



Pathophysiology



Symptoms



Physical



Workup



Peripheral Artery Occlusive Disease



Claudication With exertion, in Arterial narrowing Severe occlusion Ischemic pain at Decreased rest. Blood flow=Pain Pain results from Pain reproduced By elevating the An imbalance leg. Between supply And demand of Blood flow



Ankle Brachial Abnormal Index. lower Duplex extremity Ultrasound. pulse Digital Mottling & Subtraction cyanosis Angiography BuergerTest: Gold Elevate the leg Standard Intervention To 45°-and Look for pallor At thesame time



Buerger



Pain or Tenderness not Combination of Affected by acute exercise Inflammation and Numbness and Thrombosis of the Tingling in the Arteries and veins limbs. In the hands and Skin ulcersor feet Gangrene of the digits.



Enlarged,red, tendercordlikeveins. Discoloration Twoormore limbsaffected



PEMBAHASAN



64



Anangiogram orarteriogram ofthe extremities. ADoppler ultrasound.



TakayasuArteritisGiantCellArteritisTromboangitisObliterans LokasiAorta&cabangutamaArterisedang-besar(kranial,Arterikecil-sedangdistal aorta+cabang)(inflamasisegmental) Prevalensi1-3per1juta24per100.000Pria50tahun,65%wanitaHLA-A9&HLAB-5+



PEMBAHASAN



64



GejalaMalaise&demamPolimialgiarheumatikaOklusiarteridistalfatigue, Iskemiaserebrovaskular,Nyerikepalaiskemia miokard,claudicationNyeriwajah+fatiguemengunyahFenomenaRaynaud lengan,hipertensiGangguanpenglihatanThrombophlebitis HistologiInflamasigranulomatosa,Infiltrasilimfosit+makrofag,Inflamasi&thrombosistanpa proliferasi&gangguanfibrosisintima,nekrosisfokal+nekrosis(keterlibatanvaskular elastisitasintima,fibrosisgranulomaminimal)



PemeriksaanESR&CRPmeningkatPenandainflamasi&penyakit USG:halohipoechoicsekitarautoimun(-) lumenarteristenosisArteriograf:stenosissegmental (distalberat),corkscrewkolateral, aterosklerosisproks(-) TatalaksanaSteroid&sitotoksik,SteroidsistemikdosistinggiPenghentianmerokok, pembedahanbypassdebridemen Prognosis5tahun80-90%Selflimiting1-5tahun Lilly LS. Pathophysiology of heart disease. 5 th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2011. p. 350 - 2



PEMBAHASAN



Fixed mottling & cyanosis



64 Discoloration and necrosis of finger tips



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



64



B. Takayashu -> vasculitis pembuluh darah besar, perbedaan tensi kanan dan kiri C. Varises -> tidak relevant D. Deep vein trombosis -> kaki teraba hangat, bengkak, riwayat stasis, Homan sign E. Tromboflebitis -> nyeri pada area yang terkena, eritema, inflamasi, edema, terkadang disertai demam & menggigil, dapat terjadi pada vena dalam ataupun superfisial



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



64



Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .



A. Burger disease



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



65



Wanita berusia 50 tahun datang ke klinik anda dengan keluhan terdapat massa pada payudara kirinya sejak 1 tahun lalu berdiameter 20 cm. benjolan dirasakan membesar dengan cepat. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan benjolan kenyal, berbatas tidak tegas, sedikit bergelombang, kulit tampak mengkilap. Tidak ditemukan pembesaran kelenjar pada aksila kiri. Diagnosis pada pasien ini adalah... A. Karsinoma mammae B. Tumor phylloides C. Infiltrating ductal carcinoma D. Fibroadenoma mammae E. Fibrokistik mammae



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. Tumor phylloides PEMBAHASAN



65



• KEYWORD • Wanita berusia 50 • keluhan terdapat massa pada payudara kirinya sejak 1 tahun lalu berdiameter 20 cm • benjolan dirasakan membesar dengan cepat. • benjolan kenyal, berbatas tidak tegas, sedikit bergelombang, kulit tampak mengkilap • Tidak ditemukan pembesaran kelenjar pada aksila kiri. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Breast Swelling Bilateral



PEMBAHASAN



65



Pregnancy, Lactation



Drug-induced Whole Breast Pubertal



Unilateral Breast Swelling



Mastitis / Abscess



Newborn Fibrocystic



Cystic Localized



Galactocele Fibroadenoma Solid lump Malignancy



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TUMOR PAYUDARA JINAK VS GANAS PEMBAHASAN



65



Tanda Retraksi papil



Jinak -



Ganas +



Perubahan kulit (peaue de orange)



-



+



Mobilitas Bentuk Konsistensi



Mobile Permukaan licin Kenyal



Terfiksir Berdungkul Keras



Kapsul Pembesaran KGB Regional



+ -



+



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Diagnosis Banding Benjolan Payudara PEMBAHASAN



65



Fibroadenoma Mammae (FAM) • Usia muda (15-25 tahun) • Benjolan soliter, bulat, ukuran 1-3 cm, batas tegas, kenyal, mobile, tidak nyeri (non tender) Lesi Fibrokistik Mammae • Usia reproduktif (25-40 tahun) • Benjolan kistik, batas tidak tegas, ireguler, tender, soliter / multiple, nyeri dan membesar saat menjelang haid Tumor Phyllodes • Usia 40-50an tahun • Secara klinis -> tumor jinak, mirip FAM • Massa payudara yang berukuran besar, ukuran dapat mencapai 20-30 cm • Pertumbuhan tumor cepat dan menyebabkan regangan kulit -> kulit payudara tampak mengkilap. Histopatologis -> “LEAF-LIKE PATTERN” WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Diagnosis Banding Benjolan Payudara PEMBAHASAN Mastitis



65



• Biasanya pada wanita menyusui • Tanda inflamasi lokal aktif -> eritema, edema, nyeri, teraba hangat pada payudara. • Gejala sistemik -> demam, malaise, sakit kepala, nyeri otot



Abses Mammae • Komplikasi mastitis • Benjolan FLUKTUATIF, nyeri, eritema, edema, hangat. Gejala sistemik (+) Galaktokele • Pada wanita menyusui • Massa berisi susu akibat sumbatan duktus laktiferus • Tanda inflamasi (-) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



65



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Fibrocystic Disease PEMBAHASAN • Dikenal juga sebagai mammary displasia



65



• benjolan payudara yang sering dialami oleh sebagian besar wanita. • Benjolan ini harus dibedakan dengan keganasan. • Umumnya terjadi pada wanita berusia 25-50 tahun (>50%). • Ditandai penambahan jaringan fibrous dan glandular.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Gejala dan Tanda PEMBAHASAN



65



• benjolan fibrokistik biasanya multipel dan keras • adanya kista, fibrosis, • benjolan konsistensi lunak, terdapat penebalan • Nyeri payudara siklik -> perubahan hormon estrogen dan progesteron. • Biasanya payudara teraba lebih keras dan membesar sesaat sebelum menstruasi • Menghilang seminggu setelah menstruasi selesai. • Benjolan biasanya menghilang setelah wanita memasuki fase menopause. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Diagnosis PEMBAHASAN



65



• Evaluasi harus dilakukan dengan seksama untuk membedakannya dengan keganasan. • Apabila didapatkan benjolan difus (tidak memiliki batas jelas), terutama berada di bagian atas-luar payudara tanpa ada benjolan yang dominan, • Diperlukan pemeriksaan USG, mammogram dan pemeriksaan ulangan setelah periode menstruasi berikutnya. • Apabila keluar cairan dari puting, baik bening, cair, atau kehijauan, sebaiknya diperiksakan tes hemoccult untuk pemeriksaan sel keganasan. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



65



• USG: – Multiple cysts – Well circumscribed thins walls – Increased fibrous stroma



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



• Mammogram PEMBAHASAN



– Gambaran kista dengan penambahan jaringan fibrosa.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



65



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



The Breast Lump PEMBAHASAN



65



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



65



A. Karsinoma mammae -> Peau d’orange , hard, Painful, not clear border, infiltrative, discharge/blood, Retraction of the nipple,Axillary mass C. Infiltrating ductal carcinoma -> mainly in large ducts, present with a serous or bloody nipple discharge D. Fibroadenoma mammae -> solid, round, rubbery lumps that move freely in E. Fibrokistik mammae -> Benjolan kistik, batas tidak tegas, ireguler, tender, soliter / multiple, nyeri dan membesar saat menjelang haid WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



65



Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .



B. Tumor phylloides



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



66



Laki-laki 72 tahun mengeluh tidak bisa buang air kecil sejak 1 hari yang lalu. Awalnya buang air kecil tidak lampias, harus mengejan, pancaran urin melemah, dan sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil. Apakah pemeriksaan selanjutnya yang dilakukan untuk menunjang diagnosis? A. Colok dubur B. PSA C. IVP D. Sistogram E. TAUS



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. Colok dubur PEMBAHASAN



66



• KEYWORD • Laki-laki 72 tahun • tidak bisa buang air kecil sejak 1 hari yang lalu. • Awalnya buang air kecil tidak lampias, harus mengejan, pancaran urin melemah, dan sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BPH BPH PEMBAHASAN



66



adalah pertumbuhan berlebihan dari sel-sel prostat yang tidak ganas. Pembesaran prostat jinak diakibatkan sel-sel prostat memperbanyak diri melebihi kondisi normal, biasanya dialami laki-laki berusia di atas 50 tahun yang menyumbat saluran kemih. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BPH NORMAL PEMBAHASAN



66



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TIDAK NORMAL



BPH PEMBAHASAN



66



 Angka kejadian BPH di Indonesia yang pasti belum pernah diteliti.  Penduduk Indonesia yang berusia tua jumlahnya semakin meningkat, diperkirakan sekitar 5% atau kira-kira 5 juta pria di Indonesia berusia 60 tahun atau lebih dan 2,5 juta pria diantaranya menderita gejala saluran kemih bagian bawah (Lower Urinary Tract Symptoms/LUTS) akibat BPH.  Prevalensi BPH yang bergejala pada pria berusia 40-49 tahun mencapai hampir 15%, usia 50-59 tahun prevalensinya mencapai hampir 25%, dan pada usia 60 tahun mencapai angka sekitar 43%.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Etiologi PEMBAHASAN



66



Umur Pria berumur lebih dari 50 tahun, kemungkinannya memiliki BPH adalah 50%. Ketika berusia 80 – 85 tahun, kemungkinan itu meningkat menjadi 90%.



Faktor Hormonal Testosteron – > hormon pada pria. Beberapa penelitian menyebutkan karena adanya peningkatan kadar testosteron pada pria (namun belum dibuktikan secara ilmiah) . WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Hipotesis penyebab timbulnya hiperplasia prostat PEMBAHASAN



66 Teori dihidrotest osteron



Ketidaksei mbangan antara estrogentestosteron



Interaksi stromaepitel



Berkurangnya kematian sel prostat



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Teori sel stem



PATOFISIOLOGI PEMBAHASAN



66



Kelenjar Prostat terdiri dari atas 3 jaringan : • Epitel atau glandular, stromal atau otot polos, dan kapsul. • Jaringan stromal dan kapsul ditempeli dengan reseptor adrenergik α 1.



Mekanisme patofisiologi penyebab BPH secara jelas belum diketahui dengan pasti. Namun diduga intaprostatik dihidrosteron (DHT) dan 5 α - reduktase tipe II ikut terlibat.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BPH secara umum hasil dari faktor statik (pelebaran prostat secara berangsurangsur) dan faktor dinamik (pemaparan terhadap agen atau kondisi yang menyebabkan konstriksi otot polos kelenjar.)



TANDA DAN GEJALA PEMBAHASAN



66



     



Sering kencing Sulit kencing Nyeri saat berkemih Urin berdarah Nyeri saat ejakulasi Cairan ejakulasi berdarah  Gangguan ereksi  Nyeri pinggul atau punggung



Tanda klinis terpenting BPH adalah ditemukannya pembesaran konsistensi kenyal, pool atas tidak teraba pada pemeriksaan colok dubur/ digital rectal examination (DRE) . Apabila teraba indurasi atau terdapat bagian yang teraba keras, perlu dipikirkan kemungkinan prostat stadium 1 dan 2.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Manifestasi Klinis PEMBAHASAN



66



Dapat dibagi ke dalam dua kategori : Obstruktif : terjadi ketika faktor dinamik dan atau faktor statik mengurangi pengosongan kandung kemih.



Iritatif : hasil dari obstruksi yang sudah berjalan lama pada leher kandung kemih.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Diagnosis of BPH •



Symptom assessment



– –



PEMBAHASAN



66



• • •



the International Prostate Symptom Score ( IPSS ) is recommended as it is used worldwide IPSS is based on a survey and questionnaire developed by the American Urological Association (AUA). It contains: • seven questions about the severity of symptoms; total score 0 – 7 (mild), 8 – 19 (moderate), 20 – 35 (severe) • eighth standalone question on QoL



Digital rectal examination(DRE) – inaccurate for size but can detect shape and consistency Prostat Volume determination- ultrasonography Urodynamic analysis –







Q max >15mL/second is usual in asymptomatic men from 25 to more than 60 years of age Measurement of prostate-specific antigen (PSA) – high correlation between PSA and Prostat Volume, specifically Trantitional Zone Volume 1 – men with larger prostates have higher PSA levels – –



PSA is a predictor of disease progression and screening tool for CaP as PSA values tend to increase with increasing PV and increasing age, PSA may be used as a prognostic marker for BPH WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



66



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BPH – Pemeriksaan Penunjang • Prostate Specific Antigen (PSA) PEMBAHASAN



66



– Spesifik ke prostat, tetapi tidak spesifik ke kanker – PSA tinggi  laju pertumbuhan prostat cepat, gejala BPH lebih berat, risiko retensi urin akut meningkat – Nilai normal di serum < 4 ng/mL – Berdasarkan usia, rentang normalnya : • • • •



40-49 tahun = 0-2,5 ng/mL 50-59 tahun = 0-3,5 ng/mL 60-69 tahun = 0-4,5 ng/mL 70-79 tahun = 0-6,5 ng/mL



• Flowmetri  Qmax turun, biasanya < 15 cc • Kateter  menilai volume urin residual • Transrectal / Transabdominal Ultrasonography (TRUS / TAUS)  menilai volume prostat, volume urin residual WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



• International Prostate Symptoms Score (IPSS)



PEMBAHASAN



66



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Kategori Keparahan Penyakit BPH Berdasarkan PEMBAHASAN



66



Keparahan penyakit



SkorgejalaAUA (AsosiasiUrologis Amerika)



Gejalakhasdantanda-tanda



•Asimtomatik(tanpagejala) •Kecepatanurinaripuncak 30 ml 8 CT Scan: • Tampak ukuran prostat membesar di atas ramus superior simfisis pubis. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Algoritma manajemen terapi BPH BPH



PEMBAHASAN



66



Menghilangkan gejala ringan



Menghilangkan gejala sedang



Menghilangkan gejala parah dan komplikasi BPH Operasi



Watchful waiting α -adrenergik antagonis atau 5- α Reductace inhibitor



Jika respon berlanjut



Jika respon tidak berlanjut, operasi



α -adrenergik antagonis dan 5- α Reductace inhibitor



Jika respon berlanjut



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jika respon tidak berlanjut, operasi



Terapi Farmakologi PEMBAHASAN



66



Jika gejala ringan -> maka pasien cukup dilakukan watchful waiting (perubahan gaya hidup). Jika gejala sedang -> maka pasien diberikan obat tunggal antagonis α adrenergik atau inhibitor 5α - reductase. Jika keparahan berlanjut -> maka obat yang diberikan bisa dalam bentuk kombinasi keduanya. Jika gejala parah dan komplikasi BPH, dilakukan pembedahan.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



antagonis α adrenergik PEMBAHASAN



66



• Mekanisme kerja : memblok reseptor adrenergik α 1 sehingga mengurangi faktor dinamis pada BPH dan akhirnya berefek relaksasi pada otot polos prostat.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



inhibitor 5α - reductase PEMBAHASAN



66



• Mekanisme kerja dari obat ini adalah mengurangi volume prostat dengan menurunkan kadar hormon testosteron. • 5α -reduktase inhibitor digunakan jika pasien tidak dapat mentolerir efek samping dari alfa blocker.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



66 • Alpha-1 Blocker  merelaksasikan otot polos di bladder neck, kapsul prostat, dan urethra prostatika  mengurangi obstruksi – Efek samping = hipotensi orthostatik dan dizziness. – Alpha-1A Blocker (tamsulosin, alfuzosin, silodosin)  SAMPING HIPOTENSI MINIMAL



lebih uroselektif, EFEK



• 5-Alpha Reductase Inhibitor (5-ARI)  menghambat enzim 5-Alpha Reductase yang mengubah testosteron menjadi dihidrotestosteron  mengurangi volume prostat jangka panjang & menurunkan kebutuhan pembedahan – Efek samping = penurunan libido dan disfungsi ereksi WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Terapi Non Farmakologi PEMBAHASAN



66



 Pembatasan Minuman Berkafein  Tidak mengkonsumsi alkohol  Pemantauan beberapa obat seperti diuretik, dekongestan, antihistamin, antidepresan  Diet rendah lemak  Meningkatkan asupan buah-buahan dan sayuran  Latihan fisik secara teratur  Tidak merokok WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BPH – Tatalaksana Bedah PEMBAHASAN



66



• Indikasi



• TURP (Trans Urethral Resection Prostatectomy) 90-95%



– Retensi urin akut – Retensi urin kronis (selalu >300 mL) – Volume residu urin >100 mL – ISK berulang • Open prostatectomy – Gross hematuria – 5-10 % – Gagal ginjal – Divertikulum buli yang besar – BPH besar (>50-100 gram, – Batu buli volume >80-100 cm3) – Keluhan pasien sedang-berat – Tidak ada perbaikan dengan terapi non-bedah yang WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM optimal



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



66



B. PSA -> setelah dilakukan RT C. IVP -> setelah dilakukan RT D. Sistogram -> setelah dilakukan RT E. TAUS -> tidak relevant



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



66



jadi, pemeriksaan awal yang dilakukan adalah . . .



A. Colok dubur



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



67



Tn. Mike, 46 tahun kecelakaan kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi tidak sengaja selip kemudian menabrak dinding tembok gedung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan luka lebam didaerah dinding thoraks dengan kesan trakea terdeviasi ke kiri serta didapatkan suara jantung meredup dengantensi 80/50 mmHg, nadi teraba lemah 120x/menit. Apa tindakan yang paling mungkin dilakukan pada pasien ini ? A. USG thoraks B. Incisi C. Needle thorakosintesis D. Pericardiosintesis E. Pasang WSD



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. Needle thorakosintesis PEMBAHASAN



67



• KEYWORD • Tn. Mike, 46 tahun • kecelakaan kendaraan bermotor • pemeriksaan fisik didapatkan luka lebam didaerah dinding thoraks dengan kesan trakea terdeviasi ke kiri, perkusi hiper sonor • serta didapatkan suara jantung meredup • tensi 80/50 mmHg, nadi teraba lemah 120x/menit



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Trauma Dada Diagnosis



PEMBAHASAN



67



Etiologi



TandadanGejala



Hemotoraks



Laserasi Pembuluh darah Dikavum toraks



•Ansietas/ gelisah, takipneu, tanda-tanda syok, takikardia, Frothy/ bloodysputum. •Suara napas menghilang pada tempat yang terkena, vena leher mendatar, perkusi dada pekak.



Simple pneumotoraks



Trauma tumpul spontan



•Jejas di jaringan paru sehingga menyebabkan Udara bocor kedalam rongga dada. •Nyeri dada, dispneu, takipneu. •Suara napas menurun /menghilang, perkusi Dada hipersonor



Open pneumotoraks



Luka penetrasi di areatoraks



•Luka penetrasi menyebabkan udara dari luar masukkeronggapleura. •Dispneu, nyeri tajam, empisema subkutis. •Suara napas menurun/ menghilang •Red bubbles saat exhalasi dari luka penetrasi •Sucking chest wound



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Trauma Dada Diagnosis



PEMBAHASAN



67



Etiologi



TandadanGejala •Tampak sakit berat, ansietas/ gelisah, •Dispneu, takipneu, takikardia, distensi Vena jugular, hipotensi, deviasitrakea. •Penggunaan otot-otot bantu napas, Suara napas menghilang, perkusi hipersonor.



Tension pneumotoraks



Udara yg terkumpul Dirongga pleura tidak Dapat keluarlagi (mekanisme pentil)



Flailchest



Fraktur segmental •Nyeri saat bernapas Tulang iga, •Pernapasan paradoksal Melibatkan minimal 3 Tulang iga.



Efusipleura



CHF, pneumonia, keganasan, TBparu, emboliparu



•Sesak,batuk,nyeridada,yang disebabkanolehiritasipleura. •Perkusi pekak,fremitus taktil menurun, Pergerakan dinding dada tertinggal Pada area yang terkena.



Pneumonia



Infeksi,inflamasi



•Demam, dispneu, batuk, ronki



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



67



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



67



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



67



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



67



A. USG thoraks -> Tidak ada indikasi B. Incisi -> Tidak ada indikasi D. Pericardiosintesis -> Tidak ada indikasi E. Pasang WSD -> setelah needle thorakosintesis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



67



Jadi, tindakan yang paling mungkin dilakukan pada pasien adalah



C. Needle thorakosintesis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



68



An. Yan 5 tahun, datang dengan keluhan orang tua merasa anaknya lebih pendek dibandingkan teman seusianya. Pada inspeksi tampak tampak kedua kaki melengkung membentuk busur. Tulang iga menonjol pada daerah costochondral junction menyerupai untaian manik-manik. Pemeriksaan lab menunjukan kadar vitamin D yang rendah. Pemeriksaan inspeksi mata dalam batas normal. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah... A. Osteoporosis B. Osteogenic imperfecta C. Displasia fibrosa D. Achondroplasia E. Rickets disease



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. Rickets disease PEMBAHASAN



68



• KEYWORD • An. Yan 5 tahun • lebih pendek dibandingkan teman seusianya. • inspeksi tampak tampak kedua kaki melengkung membentuk busur • Tulang iga menonjol pada daerah costochondral junction menyerupai untaian manik-manik. • kadar vitamin D yang rendah • inspeksi mata dalam batas normal WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



68



PEMBAHASAN



68



PEMBAHASAN



68



PEMBAHASAN



68



PEMBAHASAN



68



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



68



A. Osteoporosis -> tidak relevant B. Osteogenic imperfecta -> tidak relevant C. Displasia fibrosa -> tidak relevant D. Achondroplasia -> tidak relevant



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



68



Jadi, Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah...



E. Rickets disease



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



69



Bayi perempuan 1 hari datang dengan keluhan benjolan di punggung. Dijumpai gerakan tungkai bawah sedikit. Riwayat BBLR dan ibu tidak ANC. Pada pemeriksaan fisik tanda vital dbn dan dijumpai massa di punggung setinggi L3-L4 berisi cairan dilapisi membrane translusen. Pada pemeriksaan neurologis gerakan tungkai bawah minimal. Apa diagnosis pada pasien ini? A. Meningocele B. Cystic spina bifida C. Spina bifda okulta D. Mielomeningocele E. Meningoensefalocele



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. Mielomeningocele PEMBAHASAN



69



• KEYWORD • Bayi perempuan 1 hari • benjolan di punggung • gerakan tungkai bawah sedikit • Riwayat BBLR dan ibu tidak ANC • tanda vital dbn dan dijumpai massa di punggung setinggi L3-L4 berisi cairan dilapisi membrane translusen • neurologis gerakan tungkai bawah minimal WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SPINA BIFIDA PEMBAHASAN



69



• kelainan neural tube ( neural tube defect ) yang terjadi akibat kegagalan neural tube untuk menutup dengan sempurna • Spina bifida terdiri dari sebuah hiatus yang biasanya terletak dalam vertebra lumbosakralis, dan lewat hiatus ini menonjol sakus meningus sehingga terbentuk meningokel • Jika sakus tersebut juga berisi medulla spinalis, anomali tersebut dinamakan meningomielokel.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KLASIFIKASI



PEMBAHASAN



69



• Spina bifida okulta • Menunjukkan suatu cacat yang lengkung-lengkung vertebranya dibungkus oleh kulit • terjadi di daerah lumbosakral ( L4 – S1 ) dan biasanya ditandai dengan plak rambut • Spina bifida kistika • defek neural tube berat dimana jaringan saraf dan atau meningens menonjol melewati sebuah cacat lengkung vertebra dan kulit sehingga membentuk sebuah kantong mirip kista • Meningokel • bentuk spina bifida dimana cairan yang ada di kantong terlihat dari luar ( daerah belakang ), tetapi kantong tersebut tidak berisi spinal cord atau saraf. • Meningomielokel • dimana jaringan saraf ikut di dalam kantong tersebut. Bayi yang terkena akan mengalami paralisa di bagian bawah. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



69



SPINA BIFIDA PEMBAHASAN



69



• Spina bifida didiagnosis prenatal dengan : • Pemeriksaan kadar AFP di dalam serum ibu hamil dan cairan amnion • Ultrasonograf



• Pencegahan • Penggunaan suplemen Folic acid 400 micrograms ( 0,4 mg ) / hari sebelum hamil dan 800 micrograms / hari selama kehamilan.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



69



A. Meningocele -> kantong cairan tanpa serabut saraf B. Cystic spina bifida-> membentuk sebuah kantong mirip kista C. Spina bifda okulta-> lengkung-lengkung vertebranya dibungkus oleh kulit E. Meningoensefalocele -> tidak relevant



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



69



Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah



D. Mielomeningocele



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



70



Seorang laki – laki, datang dengan keluhan nyeri pinggang sebelah kiri, sejak 3 hari yang lalu. Disertai nyeri berkemih dan demam menggigil. Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80 x/menit, rr 24 x/menit, suhu 38.9 C dan terdapat nyeri ketok CVA kanan. Apa hasil pemeriksaan penunjang yang diharapkan ? A. Sel darah merah pada urin 2/LPB B. Sel darah putih pada urin 2/LPB C. Keton urin positif D. Leukosit esterase positif E. Oval fat body positif



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. Leukosit esterase 17positif PEMBAHASAN



70



• KEYWORD • Nyeri pinggang sebelah kiri • Nyeri berkemih • Demam menggigil • suhu 38.9 C dan terdapat nyeri ketok CVA.



ISK PEMBAHASAN



70



Etiologi • Non-komplikata: E. coli • Komplikata: E. coli, enterococci, pseudomonas • Uretritis: C. trachomatis, N. gonorrhoeae Penunjang • Urinalisis: pyuria, bakteriuria • Urinalisis penting pada wanita hamil untuk mencari bakteriuria asimptomatik • Kultur urin



Tata laksana • Sistitis: fluorokuinolon atau cotrimoxazole PO selama 3 hari (non-komp) atau 7-10 hari (komp) • Uretritis: ceftriaxon 125 mg IM 1x (untuk Neisseria) + doxycycline 2x100 mg PO atau azithromycin 1 g PO 1x (untuk Chlamydia) • Prostatitis: fluorokuinolon atau cotrimoxazole PO 2-4 minggu • Pielonefritis: ceftriaxone IV



PEMBAHASAN



70



tmedweb.tulane.edu



Pyelonefritis PEMBAHASAN



70



• Spektrum ISK  infeksi pada parenkim renal, umumnya o/k bakteri  ascending infection • Tanda & Gejala: • Demam • Nyeri ketok CVA • Mual , muntah, anoreksia



• Diagnosis: • UL ( leukosit esterase , nitrit, hematuria  mikroskopik, proteinuria  3 g/dL pikirkan glomerulonefritis). WBC > 10 / mL sensitif untuk infeksi saluran kemih. • Kultur urin  sensitivitas / resistensi antibiotik • Radiologi  tidak rutin dilakukan, kecuali curiga ada kelainan anatomi



Parenteral regimens for empiric treatment of complicated pyelonephritis Antimicrobial agent Dose, interval Mild to moderate pyelonephritis*



PEMBAHASAN



70



Ceftriaxone



1 g every 24 hours



Ciprofloxacin Levofloxacin Aztreonam ¶



400 mg every 12 hours 750 mg every 24 hours 1 g every 8 to 12 hours



Severe pyelonephritis Cefepime



2 g every 12 hours



Piperacillintazobactam Δ



3.375 g every 6 hours



Ceftolozanetazobactam Ceftazidimeavibactam Meropenem Imipenem Doripenem



Δ



1.5 g every 8 hours 2.5 g every 8 hours 500 mg every 8 hours 500 mg every 6 hours 500 mg every 8 hours



Suportif Definitif: antibiotik Pasien sebaiknya dirawat inap dan diberikan antibiotik parenteral Pilihan antibiotik oral:



Ciprofloxacin 2x500 mg, 7 hari PO Levofloxacin 1x750 mg, 5 hari PO Cotrimoxazole 2x960 mg, 14 hari PO Amoxiclav 2x625 mg, 14 hari PO



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



70



A. Sel darah merah pada urin 2/LPB -> tidak relevant B. Sel darah putih pada urin 2/LPB -> tidak relevant C. Keton urin positif -> tidak relevant E. Oval fat body positif -> tidak relevant



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



70



Jadi, hasil pemeriksaan penunjang yang diharapkan adalah. . . .



D. Leukosit esterase positif



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



71



laki-laki 40 tahun datang dengan keluhan tidak bisa BAB dan perut terasa kembung. Dari pemeriksaan fisik didapatkan darm contour dan darm steifung, bising usus meningkat. Apa diagnosis kasus ini? A. Ileus obstruksi B. Ileus paralitik C. Volvulus D. Hernia inguinalis E. Intususepsi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. Ileus obstruksi PEMBAHASAN



71



• KEYWORD • laki-laki 40 tahun • keluhan tidak bisa BAB dan perut terasa kembung • darm contour dan darm steifung, bising usus meningkat



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Ileus Obstruktif PEMBAHASAN



71



• Ileus: – Kelainan fungsional atau terjadinya paralisis dari gerakan peristaltik usus.



• Obstruksi: – Adanya sumbatan mekanik yang disebabkan karena adanya kelainan struktural sehingga menghalangi gerak peristaltik usus. – Obstruksi dapat parsial atau komplit – Obstruksi simple atau strangulated WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



71 Intususepsi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Anamnesis PEMBAHASAN



71



Hight • Pain is rapid • Vomiting copious and contains bile jejunal conte



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Pemeriksaan Fisik PEMBAHASAN



71



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



71



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Radiologi PEMBAHASAN



71



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TATALAKSANA PEMBAHASAN



71



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



71



B. Ileus paralitik-> obstruksi pada lumen usus akibat tidak ada kontraksi pada usus, bising usus (-) C. Volvulus-> usus terpelintir, nyeri kolik, muntah bilus, corkscrew apprearance D. Hernia inguinalis -> benjolan pada inguinal E. Intususepsi -> keadaan usus masuk kedalam, donut sign, portio like sign, bab lendir darah



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



71



Jadi, diagnosis kasus ini adalah . . .



A. Ileus obstruksi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



72



laki-laki, 27 tahun, dibawa ke RS setelah mengalami kecelakaan 2 jam yang lalu. Tanda vital: TD 70/palpasi, HR 120x/menit. Pemeriksaan fisik: konjungtivs anemis (+), pada punggung: tampak hematom pada flank area kanan. Mekanisme trauma: tertabrak sepeda motor, lalu terjatuh dengan punggung menghantam trotoar. Penyebab gejala pada pasien yang paling mungkin? A. Perforasi usus B. Ruptur mesentrika C. Ruptur hepar D. Ruptur ginjal kanan E. Ruptur pancreas



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. Ruptur ginjal kanan PEMBAHASAN



72



• KEYWORD • laki-laki, 27 tahun, • kecelakaan 2 jam yang lalu • TD 70/palpasi, HR 120x/menit. Pemeriksaan fisik: konjungtivs anemis (+), pada punggung: tampak hematom pada flank area kanan • Mekanisme trauma: tertabrak sepeda motor, lalu terjatuh dengan punggung menghantam trotoar.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KLASIFIKASI TRAUMA GINJAL: • GRADE I : KONTUSIO DAN SUBKAPSULAR HEMATOM PEMBAHASAN



72



GRADE II : LASERASI KORTEK DAN PERIRENAL HEMATOM



KLASIFIKASI TRAUMA GINJAL: PEMBAHASAN



72



GRADE III : LASERASI DALAM HINGGA KORTIKOMEDULARI JUNCTION



GRADE IV : LASERASI MENEMBUS KOLEKTING SISTEM



CT Scan non contrast Trauma ginjal grade I Tidak ada jejas parenkim ginjal



PEMBAHASAN



72



Hematom Subkapsular



Ginjal Normal



CT Scan non contrast Trauma ginjal grade II Laserasi Korteks Ginjal



PEMBAHASAN



72



Hematom Perirenal



CT Scan non contrast Trauma ginjal grade III



Panah merah menunjukan Laserasi dalam hingga kortiko-medulari junction



CT Scan non contrast Trauma ginjal grade IV



PEMBAHASAN



72



Laserasi mencapai collecting duct Huruf U: menggambarkan eksravasi urine ke peritoneal



CT Scan non contrast Trauma ginjal grade V



Perdarahan intraperiotenal masif Laserasi mengenai arteri renalis Gambaran perfusi ginjal menurun



BNO-IVP



Plain X-Ray



PEMBAHASAN



72 Demonstrating extravasation of contrast from the right kidney, and a functioning left kidney.



http://www.trauma.org/archive/abdo/renal/case.html



Blunt right renal trauma. Entire collecting system, ureter and bladder filled with a blood clot  radio-opac. (Plain X-Ray)



One shot-Intraoperative Intraveous Pyelography PEMBAHASAN



72



• Indikasi: pasien yang tidak stabil tidak dimungkinkan dilakukan CT scan, maka perlu dilakukan one shot-IVP di ruang operasi. • Teknik: injeksi kontras sebanyak 2 ml/KgBB dan diikuti dgn satu kali pengambilan plain foto tunggal 10 menit post injeksi. • Tujuan: memberikan informasi untuk tindakan laparotomi segera, dan data mengenai normal atau tidaknya fungsi ginjal kontralateral. • Pada trauma ginjal grade 5 (nonfunctioning kidney) tidak akan tampak zat kontras yang diekskresikan. Ekstravasasi zat kontras di jaringan sekitar ginjal mungkin terlihat pada grade 1-4. • One-shot IVP tidak memiliki manfaat yang signifikan untuk menilai pasien dengan trauma tembus ginjal yang akan menjalani operasi laparotomi.



BNO IVP Pemeriksaan didaerah abdomen atau pelvis untuk mengetahu kelainan – kelainan pada daerah tersebut khususnya pada system urinaria. Dibagi beberapa tahap. 1. Foto 5 menit PEMBAHASAN



72



2. 3.



– Tujuan :Untuk melihat fungsi ginjal dan untuk melihat pengisian media kontras pada pelvicocalises



Foto 15 menit post penyutikan – Tujuan: Untuk melihat pengisian media kontras pada ureter



Foto post 30 menit penyuntikan – Tujuan :Untuk melihat pengisian ureter bag bawah dan kandung kencing – Tampak media kontras pada kandung kencing, tampak kedua ginjal,dan ureter, daerah sympisis pubis masuk dalam radiograf. – Apabila pada 30 menit setelah penyuntikan media kontras , kandung kencing terisi penuh dengan media kontras , maka pasien dimohon untuk kencing/ buang air kecil – Apabila pada foto ke 30 menit media kontras belum mengisi penuh kandung kencing maka pemeriksaan dilanjutkan sampai 60 menit , 90 menit , 120 menit – Kemudian dilanjutkan dengan foto Post Miksi (PM )



PEMBAHASAN



72



1.



Foto 5 menit



3. Foto 30 menit



2. Foto 15 menit



4. Foto Post Miksi (PM)



PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI PEMBAHASAN



72



KONSERVATIF •



Trauma minor ( awasi vital sign)



AWAL



• • Absolut • • Hematom yg pulsatif • Laserasi mayor parenkim dan pembuluh • darah • Relatif OPERASI







Perdarahan Urinoma Abses peri renal Urosepsis Fistula renokutan



Ekstra vasasi,non viable tissue,inkomplet staging,trombosis arterial LATE



• • • •



Hipertensi Hidronefrosis Urolithiasis Pyelonefritis kronik



PEMBAHASAN



72



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



72



A. Perforasi usus -> tidak relevant B. Ruptur mesentrika -> tidak relevant C. Ruptur hepar -> tidak relevant E. Ruptur pancreas -> tidak relevant



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



72



Jadi, Penyebab gejala pada pasien yang paling mungkin adalah . . .



D. Ruptur ginjal kanan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



73



Wanita, 34 tahun, dibawa ke RS dengan keluhan sesak napss dan nyeri dada kanan. Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan. Tanda vital: TD 90/50mmHg, HR 98x/menit, RR 26x/menit. Inspeksi: dinding dada asimetris, hemithorax kanan tertinggal, jejas (-). Perkusi: dull sebelah kanan. Auskultasi: melemah di kanan. Diagnosis yang mungkin? A. Haemothorax B. Cardiac tamponade C. Efusi pleura D. Simple pneumothorax E. Tension pneumothorax



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. Haemothorax PEMBAHASAN



73



• KEYWORD • Wanita, 34 tahun, • sesak napss dan nyeri dada kanan • mengalami kecelakaan • TD 90/50mmHg, HR 98x/menit, RR 26x/menit. Inspeksi: dinding dada asimetris, hemithorax kanan tertinggal, jejas (-) • Perkusi: dull sebelah kanan. Auskultasi: melemah di kanan WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Trauma Dada Diagnosis



PEMBAHASAN



73



Etiologi



TandadanGejala



Hemotoraks



Laserasi Pembuluh darah Dikavum toraks



•Ansietas/ gelisah, takipneu, tanda-tanda syok, takikardia, Frothy/ bloodysputum. •Suara napas menghilang pada tempat yang terkena, vena leher mendatar, perkusi dada pekak.



Simple pneumotoraks



Trauma tumpul spontan



•Jejas di jaringan paru sehingga menyebabkan Udara bocor kedalam rongga dada. •Nyeri dada, dispneu, takipneu. •Suara napas menurun /menghilang, perkusi Dada hipersonor



Open pneumotoraks



Luka penetrasi di areatoraks



•Luka penetrasi menyebabkan udara dari luar masukkeronggapleura. •Dispneu, nyeri tajam, empisema subkutis. •Suara napas menurun/ menghilang •Red bubbles saat exhalasi dari luka penetrasi •Sucking chest wound



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Trauma Dada Diagnosis



PEMBAHASAN



73



Etiologi



TandadanGejala •Tampak sakit berat, ansietas/ gelisah, •Dispneu, takipneu, takikardia, distensi Vena jugular, hipotensi, deviasitrakea. •Penggunaan otot-otot bantu napas, Suara napas menghilang, perkusi hipersonor.



Tension pneumotoraks



Udara yg terkumpul Dirongga pleura tidak Dapat keluarlagi (mekanisme pentil)



Flailchest



Fraktur segmental •Nyeri saat bernapas Tulang iga, •Pernapasan paradoksal Melibatkan minimal 3 Tulang iga.



Efusipleura



CHF, pneumonia, keganasan, TBparu, emboliparu



•Sesak,batuk,nyeridada,yang disebabkanolehiritasipleura. •Perkusi pekak,fremitus taktil menurun, Pergerakan dinding dada tertinggal Pada area yang terkena.



Pneumonia



Infeksi,inflamasi



•Demam, dispneu, batuk, ronki



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Hemothorax PEMBAHASAN



73



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM







PEMBAHASAN



73



Hemotoraks ialah terdapatnya darah di dalam



rongga pleura. Kondisi tersebut disebabkan oleh laserasi pembuluh darah interkostal atau arteri mammaria interna atau laserasi paru, dapat dicetuskan oleh trauma tembus atau tumpul. Hemotoraks yang besar dan akut dapat terlihat pada foto toraks, seperti gambaran efusi pleura, yaitu radioopak • Tanda – dan gejala • Anxiety/Restlessness • Tachypnea • Signs of Shock • Frothy, Bloody Sputum • Diminished Breath Sounds on Affected Side • Tachycardia TATALAKSANA • Memerlukan pemasangan chest tube/water sealed drainage (WSD). Jika volume darah yang diperoleh 1500 ml dari tube atau lebih dari 200 ml/jam selama 2-4 jam, operasi eksplorasi direkomendasikan.



May put pressure on the heart WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



73



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



73



B. Cardiac tamponade-> Hipotensi, JVP meningkat, suara jantung menjauh (trias Beck) C. Efusi pleura->perkusi pekak, vocal fremitus menurun, sudut kostofrenikus tumpul, suara nafas menurun D. Simple pneumothorax -> Dispneu, takipneu, Suara napas menghilang, perkusi hipersonor E. Tension pneumothorax -> Dispneu, takipneu, takikardia, distensi Vena jugular, hipotensi, deviasitrakea, Suara napas menghilang, perkusi hipersonor WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



73



Jadi, kemungkinan diagnosis pasien adalah ...



A. Haemothorax



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



74



Seorang atlet mengeluhkan nyeri dan bengkak pada lutut. Keluhan nyeri dirasakan saat berjalan, berlari dan meluruskan kaki. Pada pemeriksaan ditemukan bengkak, nyeri dan ROM terbatas karena nyeri. Me Murray positif saat endorotasi sendi lutut. Diagnosis pada kasus ini adalah? A. Cedera ACL B. Cedera PCL C. Cedera meniskus medial D. Cedera meniskus lateral E. Tumor genu



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. Cedera meniskus lateral PEMBAHASAN



74



• KEYWORD • Seorang atlet mengeluhkan nyeri dan bengkak pada lutut • nyeri dirasakan saat berjalan, berlari dan meluruskan kaki • bengkak, nyeri dan ROM terbatas karena nyeri. Me Murray positif saat endorotasi sendi lutut.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Cedera Meniskus PEMBAHASAN



74



• Sering terjadi pada olahraga yang melibatkan gerakan berputar dan squat seperti pada bola basket, sepak bola atau bulu tangkis. • Mekanisme cedera meniskus – akibat gerakan berputar dari sendi lutut – akibat gerakan squat atau fleksi (menekuknya) sendi lutut yang berlebihan.



PEMBAHASAN



74



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Cedera Meniskus PEMBAHASAN



74



Tes-tes Meniskus Pada Regio Knee (Lutut) PEMBAHASAN



74



Tes Apley • Posisi pasien : telungkup, dengan lutut fleksi ± 90˚. • Pegangan : pada kaki disertai dengan pemberian tekanan vertikal ke bawah • Gerakan: •



Putar kaki ke eksorotasi -> kompresi pada meniscus lateralis • Putar kaki endorotasi -> kompresi pada meniscus medialis • Positif bila ada nyeri dan bunyi “ kIik ”.



Tes-tes Meniskus PEMBAHASAN



74



Tes McMurray







Posisi pasien : telentang dengan pancjgul ± 110˚ fIeksi, tungkai bawah maksimal feksi.







Pegangan : tangan pasif pada tungkai atas sedekat mungkin dengan lutut, tangan aktif memegang kaki.







Gerakan : • Tungkai bawah ekstensi disertai dengan tekanan ke valgus dan eksorotasi -> provokasi nyeri pada eksorotasi -> provokasi nyeri pada meniscus medial dan bunyi “ kIik ” • Gerakan tungkai bawah ekstensi disertai dengan tekanan ke varus dan endorotasi -> provokasi nyeri pada meniscus lateral dan bunyi “ kIik ”



Tes-tes Meniskus PEMBAHASAN



74



Tes Steinman •



Posisi pasien : telentang, dengan lutut lurus







Pegangan: tangan aktif pada kaki, tangan



pasif memegang lutut dari arah depan dengan ibu jari memberi tekanan pada celah sendi bagian medial (letak berpindah-pindah) untuk



provokasi nyeri tekan. •



Gerakan : •



Gerakkan tungkai bawah ke arah fleksi dan ekstensi • Positif bila ada nyeri tekan yang berpindah letak saat posisi lutut (ROM) berubah.



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



74



A. Cedera ACL -> ROM terbatas, Lachman test (+), B. Cedera PCL -> ROM terbatas, Drower posterior test (+) C. Cedera meniskus medial -> tes mcmuray pada eksorotasi (+) E. Tumor genu -> pembengkakan, progresif kronis,



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



74



Jadi, Diagnosis pada kasus ini adalah



D. Cedera meniskus lateral



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



75



Seorang atlet mengeluhkan nyeri dan bongkak pada lutut. Keluhan nyeri saat berjalan, berlari dan meluruskan kaki. Pada pemeriksaan ditemukan bengkak, nyeri dan ROM terbatas karena nyeri. Me Murray positif saat endorotasi sendi lutut. Tatalaksana awal pada kasus ini adalah.... A. Rest, Ice, Compression, Elevation B. Meniscectomy C. Fiksasi eksternal dan reduksi D. Arthroscopy E. Eatrhography



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. Rest, Ice, Compression, Elevation PEMBAHASAN



75



• KEYWORD • Seorang atlet mengeluhkan nyeri dan bengkak pada lutut • nyeri dirasakan saat berjalan, berlari dan meluruskan kaki • bengkak, nyeri dan ROM terbatas karena nyeri. Me Murray positif saat endorotasi sendi lutut.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Cedera Meniskus PEMBAHASAN



75



• Sering terjadi pada olahraga yang melibatkan gerakan berputar dan squat seperti pada bola basket, sepak bola atau bulu tangkis. • Mekanisme cedera meniskus – akibat gerakan berputar dari sendi lutut – akibat gerakan squat atau fleksi (menekuknya) sendi lutut yang berlebihan.



PEMBAHASAN



75



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Cedera Meniskus PEMBAHASAN



75



Tes-tes Meniskus Pada Regio Knee (Lutut) PEMBAHASAN



75



Tes Apley • Posisi pasien : telungkup, dengan lutut fleksi ± 90˚. • Pegangan : pada kaki disertai dengan pemberian tekanan vertikal ke bawah • Gerakan: •



Putar kaki ke eksorotasi -> kompresi pada meniscus lateralis • Putar kaki endorotasi -> kompresi pada meniscus medialis • Positif bila ada nyeri dan bunyi “ kIik ”.



Tes-tes Meniskus PEMBAHASAN



75



Tes McMurray







Posisi pasien : telentang dengan pancjgul ± 110˚ fIeksi, tungkai bawah maksimal feksi.







Pegangan : tangan pasif pada tungkai atas sedekat mungkin dengan lutut, tangan aktif memegang kaki.







Gerakan : • Tungkai bawah ekstensi disertai dengan tekanan ke valgus dan eksorotasi -> provokasi nyeri pada eksorotasi -> provokasi nyeri pada meniscus medial dan bunyi “ kIik ” • Gerakan tungkai bawah ekstensi disertai dengan tekanan ke varus dan endorotasi -> provokasi nyeri pada meniscus lateral dan bunyi “ kIik ”



Tes-tes Meniskus PEMBAHASAN



75



Tes Steinman •



Posisi pasien : telentang, dengan lutut lurus







Pegangan: tangan aktif pada kaki, tangan



pasif memegang lutut dari arah depan dengan ibu jari memberi tekanan pada celah sendi bagian medial (letak berpindah-pindah) untuk



provokasi nyeri tekan. •



Gerakan : •



Gerakkan tungkai bawah ke arah fleksi dan ekstensi • Positif bila ada nyeri tekan yang berpindah letak saat posisi lutut (ROM) berubah.



PEMBAHASAN



75



• Penatalaksanaan awal baik untuk cedara ACL maupun lesi menniskus adalah RICE (rest, ice, compression, elevation).



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



75



B. Meniscectomy -> tidak relevant C. Fiksasi eksternal dan reduksi -> tidak relevant D. Arthroscopy -> tidak relevant E. Eatrhography -> tidak relevant



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



75



Jadi, Tatalaksana awal pada kasus ini adalah....



A. Rest, Ice, Compression, Elevation



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



76



Seorang laki laki mengeluh benjolan di lipat paha kanan. Benjolan bertambah parah setelah menggendong benda berat. Keluhan dikatakan dapat masuk spontan ketika pasien istirahat Apakah diagnosisnya? A. Hernia inguinalis lateralis reponible B. Hernia inguinalis lateralis ireponible C. Hernia inkarserata D. Hernia ingunalis medlanus E. Hernia scrotalis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. Hernia inguinalis lateralis reponible PEMBAHASAN



76



• KEYWORD • Seorang laki laki • benjolan di lipat paha kanan • Benjolan bertambah parah setelah menggendong benda berat • dapat masuk spontan ketika pasien istirahat



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Hernia PEMBAHASAN



76



TipeHernia



Definisi



Reponible



Kantong hernia dapat dimasukan kembali kedalam rongga Peritoneum secara manual atau spontan



Irreponible



Kantong hernia tidak dapat masuk kembali kerongga peritoneum



Inkarserata



Obstruksi dari pasase usus halus yang terdapat didalam kantong hernia



Strangulata



Obstruksi dari pasase usus dan obstruksi vascular dari kantong hernia tanda-tanda iskemi kusus: bengkak, nyeri, merah, demam



PEMBAHASAN



76



lnguinal hernia PEMBAHASAN



76



Test



Finger test



PEMBAHASAN



76



Keterangan Untuk palpasi menggunakan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak dapat Teraba isi dari kantong hernia, misalnya usus atau omentum(sepertikaret).Dari Skrotum maka jari telunjuk kearah lateral dari tuberculum pubicum, mengikuti Fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis internus. Dapat dicoba Mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui anulus Eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Pada keadaan normal jari tidak bias masuk. Dalam hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien piminta mengedan. Bila hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis, Dan bila hernia menyentuh samping ujung jari berarti hernia inguinalis medialis.



Siemen test



Dilakukan dengan meletakkan 3jari ditengah-tengah SIAS dengan tuberculum Pubicum dan palpasi dilakukan digaris tengah, sedang untuk bagian medialis Dilakukan dengan jari telunjuk melaluis krotum. Kemudian pasien diminta Mengejan dan dilihat benjolan timbul di annulus inguinalis lateralis atau annulus Inguinalis medialis dan annulus inguinalis femoralis.



Thumb test



Sama seperti siemen test, hanya saja yang diletakkan di annulus inguinalis lateralis, annulus inguinalis medialis, dan annulus inguinalis femoralis adalah ibu jari.



Valsava test



Pasien dapat diperiksa dalam posisi berdiri. Pada saat itu benjolan bias saja Sudah ada, atau dapat dicetuskan dengan meminta pasien batuk atau Melakukan maneuver valsava.



PEMBAHASAN



76



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



76



B. Hernia inguinalis lateralis ireponible -> dapat dimasukan kembalu C. Hernia inkarserata-> penonjolan jaringan usus dari defek dinding abdomen, disertai tanda2 obsruksi D. Hernia ingunalis medianus E. Hernia scrotalis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



76



Jadi, diagnosis pasien adalah . . .



A. Hernia inguinalis lateralis reponible



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



77



Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dgn keluhan punggung nyeri sejak 1 bln yll. Nyeri diperberat jika aktivitas atau berdiri lama kadang disertai dengan kesemutan pada kaki. Pasien seorang atlet. Pada pemeriksaan rontgen didapatkan fraktur intraartikuler 1 vertebrae L4-L5. Diagnosis? A. Spondilosis B. Spondiolitis C. Spondilolisis D. Ankolitis Spondilosis E. Spondilolistesis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. Spondilolisis PEMBAHASAN



77



• KEYWORD • Seorang laki-laki usia 30 tahun • punggung nyeri sejak 1 bln yll • Nyeri diperberat jika aktivitas atau berdiri lama kadang disertai dengan kesemutan pada kaki. • Pasien seorang atlet • rontgen didapatkan fraktur intraartikuler 1 vertebrae L4-L5.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



77



PEMBAHASAN



77



Spondylolysis PEMBAHASAN



77



• Spondylolysis – – – –



Also known as pars defect Also known as pars fracture Dengan atau tanpa spondylolisthesis Fraktur atau defek pada vertebra , biasanya pada bag.posterior, paling sering pada pars interarticularis



PEMBAHASAN



77



• Spondylolisthesis • pergeseran vertebra kedepan terhadap segment yang lebih rendah, yang biasa terjadi pada lumbal vertebra ke 4 atau ke 5 akibat kelainan pada pars interartikularis. • Spondilitis • Inflamasi pada tulang vertebrae yang bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya proses infeksi, imunitas.



Vookshoor A, Spondilolisthesis, spondilosis and spondilysis



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



77



A. Spondilosis-> kelainan pada vertebra, namun sering merujuk pada kondisi terkait penuaan, berupa penyempitan diskus intervertebra B. Spondiolitis-> Inflamasi pada tulang vertebrae yang bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya proses infeksi, imunitas D. Ankolitis Spondilosis-> Merupakan penyakit autoimun -> peradangan pada tulang vertebra -> bamboo spine E. Spondilolistesis -> pergeseran vertebra kedepan terhadap segment yang lebih rendah WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



77



Jadi, diagnosis pasien adalah . . .



C. Spondilolisis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



78



Seorang laki-laki berusi 36 tahun, datang dengan dibawa temannya setelah mengalami KLL. Pasien mengeluhkan nyeri dan bengkak pada paha kiri disertai kesemutan, pucat, dan paresis. Pada ekstremitas distal didapatkan nadi yang melemah. Terdapat length discrepancy antara kaki kiri dan kanan. TD 120/80 mmHg, N: 90kali/menit. Kemungkinan penyebab keluhan pasien diatas adalah… A. Fraktur komplet femur kiri B. Sindrom kompartemen C. Fraktur inkomplet femur kiri D. Dislokasi panggul E. Ruptur arteri fermoralis sinistra



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. Sindrom kompartemen PEMBAHASAN



78



• KEYWORDS : • Laki-laki berusi 36 tahun • Mengalami KLL, mengeluh nyeri dan bengkak pada paha kiri disertai kesemutan, pucat, dan paresis • Pada ekstremitas distal didapatkan nadi yang melemah • Terdapat length discrepancy antara kaki kiri dan kanan. TD 120/80 mmHg, N: 90kali/menit.



Compartment Syndrome PEMBAHASAN



78



• Otot/jaringan membengkak atau perdarahan di dalam fascia yang tidak dapat ikut membesar • Tekanan meningkat di dalam kompartemen yang berisi otot, pembuluh darah, dan fascia. • Akibatnya pembuluh darah arteri terjepit dan alirah darah ke jaringan terhambat • Iskemia jaringan, nyeri, dan gejala 6P • Tatalaksana: fasciotomi untuk melepaskan tekanan



Compartment Syndrome PEMBAHASAN



78



• 6-P ofCompartment Syndrome o Pain o Pallor o Pulseless o Paresthesis o Paralysis o Poikilotermia/suhu dingin • Perbedaan lebar terhadap ekstremitas lainya • Lokasi tersering = antebrachii dancruris • Manajemen :Fasciotomy • Apabila compartment syndrome disebabkan karena pemasangan cast yang terlalu kuat -> longgarkan atau ganticast



Compartment Syndrome PEMBAHASAN



78



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



78



A. Fraktur komplet femur kiri -> pada kasus tidak dijelaskan tanda - tanda fraktur B. Fraktur inkomplet femur kiri kiri -> pada kasus tidak dijelaskan tanda - tanda fraktur C. Dislokasi panggul -> jarang menyebabkan kompartemen syndrome D. Ruptur arteri fermoralis sinistra-> pada kasus pulsasi femuralis masih teraba meskipun melemah



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



78



Jadi, Kemungkinan penyebab keluhan pasien adalah . . .



B. Sindrom kompartemen



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



79



Pasien laki-laki umur 19 tanun datang dengan keluhan nyeri pada lengan kanan atas, setelah terjatuh sejak setengah jam yg lalu, nyeri (+). Pada pemeriksaan radiologi ditemukan fraktur 1/3 ulna proksimal disertai dislokasi radio ulna proksimal, terapi awal yang dilakukan di IGD? A. Traksi dengan finger Chinese trap B. Reposisi C. Bidai D. Operasi E. orif



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. Reposisi PEMBAHASAN



79



• KEYWORD • Pasien laki-laki umur 19 tanun • nyeri pada lengan kanan atas, setelah terjatuh sejak setengah jam yg lalu, nyeri (+). • radiologi ditemukan fraktur 1/3 ulna proksimal disertai dislokasi radio ulna proksimal,



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jenis Fraktur PEMBAHASAN



•Galeazzi •Montegia •Colle’s •Smith’s



Jenis Fraktur PEMBAHASAN



79



• Montegia – Dislokasi head radius – Fraktur ½ proksimal ulna • Galeazzi – Dislokasi radioulnar – Fraktur 1/3 distal radius MU-GR = MAGER • Galeazzi fraktur Radius • Montegia fraktur Ulna



Colles vs Smith PEMBAHASAN



79



• Montegia



• Galeazzi



Colles vs Smith PEMBAHASAN



79



Colles • Fraktur distal radius, Displace posterior , Angulasi dorsal • Jatuh dengan pergelangan tangan dalam ekstrensi (dorsofleksi)



Smith • Fraktur distal radius, Displace anterior, Angulasi ventral/ palmar • Jatuh dengan pergelangan Tangan dalam fleksi (palmarfleksi)



Colles vs Smith PEMBAHASAN



79



PEMBAHASAN



79



Koval, Kenneth J.; Zuckerman, Joseph D. Handbook of Fractures, 3rd Edition



Choice of fixation PEMBAHASAN



79



• several options to stabilize an open fracture • No consensus of what method to use – splinting, – casting, • Surgeons must make judgment of – and traction which method is appropriate – external fixation, – plating, and – intramedullary nailing



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



79



A. Traksi dengan finger Chinese trap -> tidak relevant C. Bidai -> setelah reposisi D. Operasi -> bila ada indikasi E. orif -> bila ada indikasi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



79



Jadi, terapi awal yang dilakukan di IGD adalah . . .



B. Reposisi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



80



Seorang pasangan suami istri sudah menikah 5 tahun, namun belum memiliki anak. Selama ini istri memiliki riwayat menstruasi yang teratur dan tidak mengalami keluhan selama menstruasi. Si suami merasa baik baik saja pada dirinya, sehingga mereka berinisiatif untuk memeriksaan morfologi sperma. Dari hasil pemeriksaan, didapatkan cairan sperma sejumlah 3 juta/mL, motilitas 5%, dan morfologi normal 50%. Apakah diagnosa dari suami tersebut? a. Astenozoospermia b. Oligozoospermia c. Teratozoospermia d. Oligoastenozoospermia e. Oligoteratozoospermia



D. OLIGOASTENOZOOSPERMIA PEMBAHASAN



80



• KEYWORD • Seorang pasangan suami istri sudah menikah 5 tahun, namun belum memiliki anak. • cairan sperma sejumlah 3 juta/mL, motilitas 5%, dan morfologi normal 50%. Apakah diagnosa dari suami tersebut?



Tes Analisa Sperma Kriteria Semen Normal (WHO)



PEMBAHASAN



80



Kriteria



Nilai Normal



Volume



2 ml atau lebih



Ph



7,2-7,8



Jumlah sperma/ ml



20 juta sperma/ml atau lebih



Jumlah Sperma total/ejakulat



40 juta sprema/ejakulat atau lebih



Motilitas



50% atau lebih bergerak maju atau 25% lebih bergerak maju dengan cepat dalam waktu 60 menit setelah ditampung



Morfologi



30% atau lebih morfologi normal



Motilitas Sperma (WHO) PEMBAHASAN



80



• Kelas A : sperma yang berenang maju dengan cepat dalam garis lurus, seperti peluru kendali • Kelas B : sperma yang berenang maju dengan cepat dalam garis melengkung atau bergelombang atau garis lurus tetapi lambat • Kelas C: Sperma menggerakkan ekornya tapi tidak melaju • Kelas D : Sperma yang tidak bergerak sama sekali



Jawaban Lainnya PEMBAHASAN



80



a. Astenozoospermia Sperma yang mampu begerak 40% sperma memiliki bentuk yang tidak normal e. Oligoteratozoospermia Jumlah sperma < 15 juta/cc dan >40% sperma memiliki bentuk yang tidak normal



PEMBAHASAN



80



Jadi, diagnosis pasien adalah…



D. OLIGOASTENOZOOSPERMIA



Seorang wanita usia 23 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan menstruasi yang memanjang dan berlangsung selama 12-14 hari dan banyak. Diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut adalah?



SOAL



81



A. B. C. D. E.



Menoragia Metroragia Menometroragia Oligomenorea Polimenorea



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. MENORAGIA Keywords : PEMBAHASAN



81



• Seorang perempuan usia 23 tahun • Keluhan menstruasi memanjang • Berlangsung selama 12-14 hari dan banyak



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GANGGUAN HAID PEMBAHASAN



81



Jumlah Menoragia (hipermenorea) hipomenorea Kelainan interval siklus Polimenorea Oligomenorea Amenorea



Perdarahan di luar haid Metroragia Menometroragia Gangguan lain Premenstrual tension Mittelschmerz (nyeri ovulasi) Dismenorea



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GANGGUAN HAID Kelainan dalam banyak darah dan lama perdarahan pada haid :



PEMBAHASAN



81



 Hipermenorea atau menoragia • Perdarahan lebih banyak dari normal/lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari)  Hipomenorea • Perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasanya • Terkadang terjadi diluar siklus menstruasinya



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GANGGUAN HAID Kelainan siklus :  Polimenorea



PEMBAHASAN



81



• Siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari).



Jumlahj perdarahan kurang lebih sama/lebih banyak dari haid biasa  Oligomenorea • Sillus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari, perdarahan



biasanya berkurang 



Amenorea • Keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut - turut



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GANGGUAN HAID Perdarahan diluar haid : 



Metroragia •



berkepanjangan



PEMBAHASAN



81



Perdarahan yang terjadi di luar haid, bersifat bercak, terus-menerus, dan



Gangguan lainnya 



Premenstrual tension (ketegangan prahaid) •



Keluhan yang biasanya mulai 1 minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang setelah haid datang, walau kadangkadang berlangsung terus sampai haid berhenti







Mittelscherz (rasa nyeri pada ovulasi) •



Nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid pada saat ovulasi







Dismenorea •



Nyeri haid



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



81



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… B. Metroragia  perdarahan diluar siklus haid PEMBAHASAN



81



C. Menometroragia  perdarahan yang banyak dan diluar siklus haid D. Oligomenorea  siklus haid lebih panjang E. Polimenorea  siklus haid lebih pendek



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



81



Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



A. MENORAGIA



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



82



Seorang perempuan usia 31 tahun, G4P3A0 datang ke UGD dengan perdarahan dan nyeri perut hebat di bagian kanan yang terjadi tibatiba. Pasien mengaku telah terlambat haid 2 bulan. Keluhan disertai tubuh lemas dan pucat. Pada pemeriksaan vital didapatkan TD 90/50 mmHg, HR 100x/menit, frekuensi nafas 24x/menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, akral dingin. Pemeriksaan lab didapatkan Hb 7,5 g/dl. Tindakan awal yang dilakukan pada pasien ini adalah? A. B. C. D. E.



Rehidrasi cairan via IV line Pasang oksigen Laparotomi eksplorasi Drip oksigen Pemberian antibiotik IV



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. REHIDRASI CAIRAN VIA IV LINE Keywords : PEMBAHASAN



82



• Seorang wanita usia 31 tahun, G4P3A0 • Keluhan perdarahan dan nyeri perut kanan yang terjadi secara tiba-tiba • Terlambat haid 2 bulan • Keluhan disertai tubuh lemah dan pucat • TD 90/50 mmHg, HR 100x/menit, RR 24x/menit • Pemeriksaan fisik  konjungtiva anemis, akral dingin • Pemeriksaan lab  Hb 7,5 g/dl



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET) • Kehamilan ektopik  kehamilan dengan hasil konsepsi yang berimplantasi diluar endometrium rahim



PEMBAHASAN



82



• Kehamilan ektopik terganggu  kehamilan ektopik yang terganggu  dapat terjadi abortus Klasifikasi :  95% kehamilan ektopik terjadi di segmen tuba falopii : • Ampula (55%) • Isthmus (25%) • Fimbria (15%) • Interstitial (5%)  5% sisanya terdapat di ovarium, rongga peritoneum, atau di dalam serviks



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET) Etiologi :  Faktor Uterus :



PEMBAHASAN



82



• Tumor rahim yang menekan tuba • Uterus hipoplastis (uterusnya kecil)  Faktor Ovum :



• Migrasi eksterna dari ovum • Perlengketan membrana granulosa • Rapid cell division



• Migrasi internal ovum Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET) Etiologi:  Faktor Tuba



PEMBAHASAN



• Penyempitan lumen tuba karena infeksi • Tuba sempit, panjang, dan berlekuk



82



• Gangguan fungsi rambut getar atau silia tuba • Operasi dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna • Endometriosis tuba • Struktur tuba sempit • Tumor lain yang menekan tuba • Lumen kembar dan sempit • Perlekatan perituba dan lekukan tuba



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GEJALA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET) • Nyeri abdomen mendadak • Amenorea atau ganguan haid



PEMBAHASAN



82



• Bercak darah dan perdarahan pervaginam  syok hipovolemik • Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma) • Nyeri goyang portio servix dan rasa nyeri pada cavum douglas



• Nyeri pada palpasi  perut penderita terasa tegang dan kembung • Pembesaran uterus dan perubahan darah berwarna coklat Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET) PEMBAHASAN



82



Kuldosintesis • Dilakukan untuk memeriksakan cairan abnormal pada cavum douglas • (+) KET  jika keluar darah berwarna hitam - coklat



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TATALAKSANA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)



PEMBAHASAN



82



Tatalaksana Umum : • Resusitasi cairan kristaloid NaCl 0,9% atau Ringer Laktat (500 mL dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama.



Tatalaksana Khusus : • Laparotomi CITO



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… B.



PEMBAHASAN



82



Pasang oksigen  paling penting adalah resusitasi cairan



C. Laparotomi eksplorasi  tangani kegawatdaruratan dahulu D.



Drip oksigen  bukan pilihan utama yang tepat



E.



Pemberian antibiotik IV  tangani kegawatdaruratan dahulu



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



82



Jadi, tindakan awal yang paling tepat dilakukan untuk kasus diatas adalah ...



A. REHIDRASI CAIRAN VIA IV LINE



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Seorang perempuan usia 32 tahun G3P2A1, saat ini umur kehamilan 12 minggu. TFU setengah simpisis dan umbilikus. Saat ini mengeluh keluar cairan dari kemaluan, nyeri, dan muntah-muntah. Tampak keluar gelembung-gelembung dari kemaluan. Dokter mendiagnosis mola hidatidosa. Apa yang mendukung diagnosis mola?



SOAL



83



A. B. C. D. E.



Hiperemesis gravidarum Keluar gelembung-gelembung dari kemaluan Pendarahan pervaginam Nyeri perut bagian bawah Riwayat abortus spontan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. KELUAR GELEMBUNG-GELEMBUNG DARI KEMALUAN



Keywords : • Seorang perempuan usia 32 tahun, G3P2A1, UK 12 minggu PEMBAHASAN



83



• TFU setengah simpisis dan umbilikus • Mengeluh keluar darah dari kemaluan, nyeri, dan muntahmuntah • Tampak keluar gelembung-gelembung dari kemaluan • Dokter mendiagnosis mola hidatidosa



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



MOLA HIDATIDOSA DEFINISI PEMBAHASAN



83



Mola Hidatidosa (hamil anggur)  Adalah suatu kehamilan yang berkembang secara tidak wajar, dimana tidak ditemukan janin atau embrio tidak berkembang, dan hampir seluruh vili korealis mengalami perubahan berupa degenerasi hidrofik  membentuk anggur  Secara makroskopis  berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi, dari beberapa milimeter hingga 1 atau 2 cm



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA KLASIFIKASI PEMBAHASAN



83



Lengkap • Vili Hidropik • Tidak ada janin dan membran • Kromosom maternalhaploid • Paternal 2 haploid



Parsial • Janin tidak teridentifikasi • Campuran vili hidropik dan



normal • Kromosom paternal diploid



Invasif • Korioadenoma destruen • Menginvasi miometrium



• Terdiagnosis 6 bulan pasca evakuasi mola



www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA



PEMBAHASAN



83



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI



PEMBAHASAN



83



Penyebab belum diketahui secara pasti



Faktor Predisposisi antara lain : • Faktor ovum (ovum patologis sehingga mati, terlambat dikeluarkan) • Imunoselektif  trofoblast • Sosioekonomi rendah



• Paritas tinggi • Usia hamil > 45 tahun • Kekurangan protein • Infeksi virus • Faktor kromosom yang belum jelas Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



www.futuredoctorindonesia.com



DIAGNOSIS MOLA HIDATIDOSA



PEMBAHASAN



83



Gejala Klinis



• • • •



Besar uterus > UK (50% > UK) Perdarahan pervaginam Gerak janin (-), DJJ (-), Ballotment (-) Sering disertai hiperemesis gravidarum, toksimia, dan tirotoksikosis



USG



• MHL  tampak gambaran ekogenik merata seperti badai salju intra uterin dan tidak terlihat sakus gestasional • MHP  tampak gambaran daerah kistik yang disertai “echogenic chorionic material”. Terkadang terlihat saccus gestasional dengan fetus hidup seperti kehamilan normal



Lab



• Kadar ß-Hcg darah urin biasanya tingi



Histo patologi



• Degenerasi hidropik vili korealis • Berkurang atau hilangnya pembuluh darah vili, dan • Proliferasi sel-sel trofoblas www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA



PEMBAHASAN



83 Hasil USG Kasus Mola Hidatidosa



Gambaran Klinis Kasus Mola Hidatidosa Histopatologi Kasus Mola Hidatidosa www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA PRINSIP TATALAKSANA PEMBAHASAN Perbaikan Keadaan Umum



83 Evakuasi Mola Hidatidosa



Pengawasan Lanjut Pasca Evakuasi



www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA TATALAKSANA PEMBAHASAN



83



 Perbaikan Keadaan Umum : • Transfusi darah  memperbaiki syok atau anemia & menghilangkan / mengurangi penyulit seperti preeklamsia atau tirotoksikosis



• Waktu mengeluarkan mola dengan kuretage didahului dengan pemasangan infus dan uterotonika (10 UI oksitosin dalam 500 ml RL, 40-60 tetes / menit)  sehingga pengecilan rahim dapat mengurangi perdarahan  Pengeluaran jaringan mola : • (kuretage / vakum kuretase) • Histerektomi  bila umur tua dan / paritas banyak Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA TATALAKSANA PEMBAHASAN



83



 Pengobatan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi) : • Untuk mencegah atau menghindari terjadinya degenerasi ganas • Perlu diberikan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi)  Methotraxate (MTX) atau Actinomycin  Pemeriksaan tindak lanjut : • Tes Hcg harus mencapai nilai normal, 8 minggu setelah evakuasi (pengawasan 1 tahun)



• Bila setelah 8 minggu menjadi (naik atau positif lagi)  pikirkan keganasan • Pasien disarankan untuk tidak hamil selama periode ini  agar tidak mengacaukan hasil Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



www.futuredoctorindonesia.com



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



83



A.



Hiperemesis gravidarum  keluhan adalah mual dan muntah



B.



Pendarahan pervaginam  belum tentu, karena bisa saja KET atau



abortus C. Nyeri perut bagian bawah  belum tentu, karena bisa saja karena KET



D.



Riwayat abortus spontan  tidak ada hubungannya



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



83



Jadi, keluhan yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ... B. KELUAR GELEMBUNG-GELEMBUNG DARI KEMALUAN



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Seorang wanita usia 39 tahun P5A0 setelah melahirkan bayi 20 menit yang lalu, plasenta masih belum lahir. Perdarahan pervaginam dalam batas normal, tanda vital dalam batas normal. Tinggi fundus uteri 2 jari diatas pusat, kontraksi uterus baik. Diagnosis yang tepat untuk kasus diatas adalah?



SOAL



84



A. B. C. D. E.



Retensio plasenta Persalinan kala III Persalinan kala IV Persalinan kala III + retensio plasenta Persalinan kala IV + retensio plasenta



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. PERSALINAN KALA III Keywords : PEMBAHASAN



84



• Seorang perempuan usia 39 tahun, P5A0 setelah melahirkan bayi 20 menit lalu • Plasenta masih belum lahir



• Perdarahan pervaginam dalam batas normal, TTV dalam batas normal • TFU 2 jari diatas pusat, kontraksi uterus baik



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PROSES PERSALINAN KALA I • Dari mulainya tanda inpartu  pembukaan lengkap



PEMBAHASAN



84



• Terdapat 2 fase  fase laten dan fase aktif 



Fase laten  pembukan mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam







Fase aktif  pembukaan > 3cm hingga lengkap (10cm), berlangsung sekitar 6 jam. Terbagi atas :  Fase akselerasi (sekitar 2 jam)  pembukaan 3cm hingga 4cm  Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam)  pembukaan 4cm hingga 8cm  Fase deselerasi (sekitar 2 jam)  pembukaan 9cm hingga lengkap (10cm)



 Partograf dimulai saat fase aktif



Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.



www.futuredoctorindonesia.com



PROSES PERSALINAN KALA II • Disebut kala pengeluaran  terjadi pengeluaran bayi dengan batas waktu 60



PEMBAHASAN



84



menit (nulipara) dan 30 menit (multipara) • Dari pembukaan lengkap  kelahiran bayi • Tanda-tanda kala 2 :  Ibu ingin mengejan saat his  Perineum menonjol  Vulva menonjol  Anus membuka



Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.



www.futuredoctorindonesia.com



PROSES PERSALINAN KALA III • Disebut kala pengeluaran plasenta  dimulai sejak lahirnya bayi sampai



PEMBAHASAN



84



lahirnya plasenta • Maksimal ½ jam (30 menit) • Manajemen aktif kala III :  Oxytocin 10 IU/IM pada menit pertama, bisa diulang 1x pada menit ke-15  Rangsang puting susu  Masase uterus  Peregangan tali pusat terkendali



Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.



www.futuredoctorindonesia.com



PROSES PERSALINAN KALA III  Peregangan tali pusat berlebihan PEMBAHASAN



84



• Hentikan penarikan umbilicus bila :  Uterus ikut tertarik ke bawah  Ibu kesakitan  Uterus tidak berkontraksi • Tunggu beberapa saat, lalu coba ulangi peregangan tali pusat terkendali



Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.



www.futuredoctorindonesia.com



PROSES PERSALINAN KALA IV PEMBAHASAN



84



• Pemantauan keadaan ibu (tanda-tanda vital) • Dimulai sejak lahirnya plasenta hingga 2 jam setelahnya



• Masa nifas :  Dini  24 jam pertama  Lanjut  hari ke-2 – hari ke-40



Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.



www.futuredoctorindonesia.com



Jawaban lainnya… A. Retensio plasenta  plasenta tidak lahir diatas 30 menit PEMBAHASAN



84



C. Persalinan kala IV  pemantauan keadaan ibu D. Persalinan kala III + retensio plasenta  bukan pilihan yang tepat, karena belum 30 menit E. Persalinan kala IV + retensio plasenta  bukan pilihan



yang tepat karena plasenta belum lahir



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



84



Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



B. PERSALINAN KALA III



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Seorang perempuan usia 20 tahun G1P0A0 UK 32 minggu, datang untuk memeriksakan kehamilan ke dokter obgyn karena merasa gerakan janinnya berkurang. Dilakukan pemeriksaan CTG dengan hasil sebagai berikut :



SOAL



85 Interpretasi hasil CTG diatas adalah? A. B. C. D. E.



Deselerasi menurun Deselerasi memanjang Deselerasi lambat Kontraksi mencurigakan Kontraksi biasa



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. DESELERASI LAMBAT Keywords : • Seorang wanita usia 20 tahun, G1P0A0, UK 32 minggu PEMBAHASAN



85



• Datang ke dokter obgyn karena merasa gerakan janin berkurang



• Pemeriksaan CTG didapatkan :



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KARDIOTOKOGRAFI INDIKASI KTG • Ketuban mekoneal



PEMBAHASAN



• Ibu demam



85



• Induksi oxitocyn • Perdarahan persalinan • Fetal distress • Regional anesthesia • Permintaan ibu



Sumber: Buku Ajar Kebidanan FKUI, 2010



www.futuredoctorindonesia.com



KARDIOTOKOGRAFI : Normal vs Abnormal DJJ



PEMBAHASAN



85



DJJ < 120 DJJ > 160



120 < DJJ < 160



Pola



Deselerasi lambat Deselerasi variabel Deselerasi berkepanjangan



Akselerasi Deselerasi dini



Normal www.futuredoctorindonesia.com



Abnormal



KARDIOTOKOGRAFI



PEMBAHASAN



85



Kata kunci : Naik berbarengan



Sumber: Buku Ajar Kebidanan FKUI, 2010



www.futuredoctorindonesia.com



KARDIOTOKOGRAFI



PEMBAHASAN



85 Kata kunci : Cermin



www.futuredoctorindonesia.com



KARDIOTOKOGRAFI



PEMBAHASAN



85



Kata kunci : Telat



Sumber: Buku Ajar Kebidanan FKUI, 2010



www.futuredoctorindonesia.com



KARDIOTOKOGRAFI



PEMBAHASAN



85



Kata kunci : Berbeda-beda



www.futuredoctorindonesia.com



KARDIOTOKOGRAFI



PEMBAHASAN



85



Kata kunci : Pantang naik lagi



www.futuredoctorindonesia.com



Jawaban lainnya… A. Deselerasi menurun  tidak ada istilah ini PEMBAHASAN



85



B. Deselerasi memanjang  tidak ada istilah ini D. Kontraksi mencurigakan  tidak ada istilah ini E. Kontraksi biasa  tidak ada istilah ini



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



85



Jadi, hasil bacaan KTG yang paling untuk kasus diatas adalah ...



C. DESELERASI LAMBAT



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



86



Seorang perempuan usia 25 tahun, usia kehamilan 38 minggu datang ke RS mengeluh perutnya mulas-mulas yang semakin sering. Hasil pemeriksaan ditemukan KU baik, TD 110/70 mmHg. HR 80x/menit, RR 24 x/menit, TFU 30cm, kepala sudah masuk 2/5. Hasil VT didapatkan pembukaan serviks 9cm, selaput ketuban masih utuh, presentasi kepala, dan penurunan di hodge III. Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus diatas?



A. B. C. D. E.



Inpartu kala I fase laten Inpartu kala I fase aktif Inpartu kala I fase aktif akselerasi Inpartu kala I fase aktif deselerasi Inpartu kala I fase aktif dilatasi maksimal



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. INPARTU KALA I FASE AKTIF DESELERASI Keywords : • Seorang wanita usia 25 tahun, UK 38 minggu PEMBAHASAN



86



• Keluhan perut mulas-mulas • KU baik, TD 110/70 mmHg, HR 80x/menit, RR 24x/menit, TFU 30cm



• Kepala sudah masuk 2/5 • Hasil VT  pembukaan serviks 9cm, selaput ketuban masih utuh, presentasi kepala, penurunan di hodge III



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PROSES PERSALINAN KALA I • Dari mulainya tanda inpartu  pembukaan lengkap



PEMBAHASAN



86



• Terdapat 2 fase  fase laten dan fase aktif 



Fase laten  pembukan mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam







Fase aktif  pembukaan > 3cm hingga lengkap (10cm), berlangsung sekitar 6 jam. Terbagi atas :  Fase akselerasi (sekitar 2 jam)  pembukaan 3cm hingga 4cm  Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam)  pembukaan 4cm hingga 8cm



 Fase deselerasi (sekitar 2 jam)  pembukaan 9cm hingga lengkap



(10cm)  Partograf dimulai saat fase aktif Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.



www.futuredoctorindonesia.com



PROSES PERSALINAN KALA II • Disebut kala pengeluaran  terjadi pengeluaran bayi dengan batas waktu 60



PEMBAHASAN



86



menit (nulipara) dan 30 menit (multipara) • Dari pembukaan lengkap  kelahiran bayi • Tanda-tanda kala 2 :  Ibu ingin mengejan saat his  Perineum menonjol  Vulva menonjol  Anus membuka



Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.



www.futuredoctorindonesia.com



PROSES PERSALINAN KALA III • Disebut kala pengeluaran plasenta  dimulai sejak lahirnya bayi sampai



PEMBAHASAN



86



lahirnya plasenta • Maksimal ½ jam (30 menit) • Manajemen aktif kala III :  Oxytocin 10 IU/IM pada menit pertama, bisa diulang 1x pada menit ke-15  Rangsang puting susu  Masase uterus  Peregangan tali pusat terkendali



Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.



www.futuredoctorindonesia.com



PROSES PERSALINAN KALA III  Peregangan tali pusat berlebihan PEMBAHASAN



86



• Hentikan penarikan umbilicus bila :  Uterus ikut tertarik ke bawah  Ibu kesakitan  Uterus tidak berkontraksi • Tunggu beberapa saat, lalu coba ulangi peregangan tali pusat terkendali



Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.



www.futuredoctorindonesia.com



PROSES PERSALINAN KALA IV PEMBAHASAN



86



• Pemantauan keadaan ibu (tanda-tanda vital) • Dimulai sejak lahirnya plasenta hingga 2 jam setelahnya



• Masa nifas :  Dini  24 jam pertama  Lanjut  hari ke-2 – hari ke-40



Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.



www.futuredoctorindonesia.com



Jawaban lainnya… A.



Inpartu kala I fase laten  pembukaan mencapai 3cm, berlangsung selama 8 jam



PEMBAHASAN



86



B.



Inpartu kala I fase aktif  pembukaan berlangsung dari 3cm – 10cm berlangsung selama 6 jam



C. Inpartu kala I fase aktif akselerasi  pembukaan dari 3cm – 4 cm berlangsung 2 jam D.



Inpartu kala I fase aktif dilatasi maksimal  pembukaan dari 4cm – 8cm berlangsung 2 jam



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



86



Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



D. INPARTU KALA I FASE AKTIF DESELERASI



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



87



Seorang wanita usia 33 tahun, G3P2A0 hamil aterm, datang karena keluhan sakit kepala sejak kemarin. Keluhan juga disertai pandangan kabur dan nyeri ulu hati. Pasien memiliki riwayat hipertensi selama hamil yang sebelumnya tidak ada. Pada pemeriksaan didapatkan TD 160/110 mmHg, HR 89x/menit, RR 18x/menit, Tax afebris. Pemeriksaan lain didapatkan nyeri tekan epigastrium dan proteinuria +3. Diagnosis yang tepat pada kasus diatas adalah?



A. B. C. D. E.



Superimposed preeklamsia Pre-eklamsia ringan Pre-eklamsia berat Hipertensi gestasional Impending eklamsia



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. IMPENDING EKLAMSIA Keywords : • Seorang wanita usia 33 tahun, G3P2A0, aterm PEMBAHASAN



87



• Keluhan sakit kepala sejak, pandangan kabur, dan nyeri ulu hati sejak kemarin



• Memiliki riwayat hipertensi selama hamil yang sebelumnya tidak ada • TD 160/110 mmHg, HR 89x/menit, RR 18x/menit, Tax afebris • Proteinuria +3



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN • Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik



PEMBAHASAN



87



atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi.



• Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau seger setelah persalinan



• Eklamsia adalah preeklamsia yang disertai kejang tonik klonik disusul dengan koma Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, ed pertama, 2013



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN Hipertensi kronik : • Tekanan darah ≥140/90 mmHg



PEMBAHASAN



87



• Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya hipertensi pada usia kehamilan 20 minggu • Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >300 mg/24 jam



Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, ed pertama, 2013



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN Preeklampsia Berat



PEMBAHASAN



87







Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu







Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >5 g/24 jam







Atau disertai keterlibatan organ lain:







Trombositopenia ( 1,2 mg/dl



Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, ed pertama, 2013



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik : • Pasien dengan riwayat hipertensi kronik



PEMBAHASAN



87



• Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit 20 minggu



Impending eklamsia  PEB disertai salah satu gejala dari nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah2, nyeri epigastrium, atau kenaikan tekanan darah yang progresif



Eklampsia : • Kejang umum dan/atau koma • Tanda dan gejala preeklampsia • Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi, perdarahan



subarakhnoid, dan meningitis)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



87



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



87



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



DOSIS Dosis awal 4g MgSO4



PEMBERIAN • • •



PEMBAHASAN



87 Dosis rumatan 6g MgSO4







Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan dengan 10 ml akuades Berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama 5-10 menit Jika akses intravena sulit, memberikan masing-masing 5 g MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri dan kanan



Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan dalam 500 ml larutan Ringer Laktat/ Ringer Asetat, lalu berikan secara IV dengan kecepatan 28 tetes/menit selama 6 jam, dan diulang hingga 24 jam setelah persalinan atau kejang berakhir (bila eklampsia)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… A. Superimposed preeklamsia  hipertensi kronis + PEB PEMBAHASAN



87



B. Pre-eklamsia ringan  HT + proteinuri (+1) C. Pre-eklamsia berat  HT + proteinuri minimal (+2) D. Hipertensi gestasional  HT saat mulai hamil atau > 20 minggu tanpa proteinuri



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



87



Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



E. IMPENDING EKLAMSIA



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Seorang wanita usia 28 tahun, keluhan keluar air dari jalan lahir sejak 5 jam lalu. Saat ini ibu dengan G1P0A0 dan usia kehamilan adalah 34 minggu. Pemeriksaan fisik didapatkan kontraksi uterus tidak ada. Ada riwayat keputihan yang telah dialami sejak minggu lalu. Pemeriksaan apakah yang paling tepat dilakukan untuk menegakkan diagnosis tersebut?



SOAL



88



A. B. C. D. E.



USG CTG Nitrazin test Amniosintesis Inspeksi genitalia eksterna



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. NITRAZIN TEST Keywords : • Seorang wanita usia 28 tahun, G1P0A0, Uk 34 minggu PEMBAHASAN



88



• Keluhan keluar air dari jalan lahir sejak 5 jam lalu • Pemeriksaan fisik  kontraksi uterus (-)



• Memiliki riwayat keputihan yang dialami sejak minggu lalu



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KETUBAN PECAH DINI • Robeknya



selaput



korioamnion



dalam



kehamilan



(sebelum



onset



persalinan



berlangsung)



PEMBAHASAN



88



• PPROM (Preterm Premature Rupture of Membranes) : ketuban pecah saat usia kehamilan < 37 minggu • PROM (Premature Rupture of Membranes) : usia kehamilan > 37 minggu • Kriteria diagnosis :  Usia kehamilan > 20 minggu  Keluar cairan ketuban dari vagina  Inspekulo : terlihat cairan keluar dari ostium uteri eksternum



 Kertas nitrazin merah  biru (untuk memastikan ketuban)  Mikroskopis : terlihat lanugo dan verniks kaseosa



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KETUBAN PECAH DINI PEMBAHASAN



88 Pemeriksaan penunjang  USG (menilai jumlah cairan ketuban, menetukan usia kehamilan, berat janin, letak janin, kesejahteraan



janin dan letak plasenta) Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… A. USG  bukan untuk menegakkan kasus KPD PEMBAHASAN



88



B. CTG  bukan, untuk menilai kesejahteraan janin



C. Amniosintesis  untuk mengambil cairan ketuban D. Inspeksi genitalia eksterna  bisa dilakukan, namun untuk memastikan cairan ketuban harus diperikakan dengan nitrazin test



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



88



Jadi, pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



C. NITRAZIN TEST



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Seorang wanita usia 24 tahun dengan P2A0 datang ke IGD setelah melahirkan sejak 1 jam yang lalu di bidan. Plasenta dikatakan belum berhasil dikeluarkan walaupun sudah dilakukan manajemen aktif kala 3. Tindakan apakah yang paling tepat dilakukan?



SOAL



89



A. B. C. D. E.



Injeksi oksitosin Injeksi metilergometrin Misoprostol Sectio caesarea Manual plasenta



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. MANUAL PLASENTA Keywords : • Seorang wanita usia 24 tahun, P2A0 PEMBAHASAN



89



• Plasenta belum berhasil keluar setelah melahirkan 1 jam yang lalu



• Sudah dilakukan manajemen aktif kala 3



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TISSUE  RETENSIO PLASENTA



PEMBAHASAN



89



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TATALAKSANA RETENSIO PLASENTA • Plasenta yang belum keluar 30 menit setelah janin lahir dan



PEMBAHASAN



89



dilakukan manajemen kala III maka termasuk retensio plasenta • Pada kasus retensio plasenta, manajemen terbaru dari WHO meliputi : • Oksitosin IV • Manual plasenta



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



89



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… A. Injeksi oksitosin  pada kasus sudah dilakukan manajemen PEMBAHASAN



89



aktif kala III



B. Injeksi metilergometrin  untuk kasus atonia uteri C. Misoprostol  untuk kasus atonia uteri D. Sectio caesarea  bukan pilihan yang tepat



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



89



Jadi, tindakan yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



E. MANUAL PLASENTA



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Seorang wanita usia 28 tahun, datang dengan keluhan perdarahan pervaginam dan perut seperti diremas – remas. Riwayat menikah sejak 7 tahun lalu dan mengeluhkan bahwa 2 bulan terlambat haid. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri perut bawah. Pemeriksaan laboratorium yang sebaiknya dilakukan saat ini adalah?



SOAL



90



A. B. C. D. E.



Fungsi ginjal Fungsi hepar Plano test Urin lengkap Darah perifer lengkap



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. PLANO TEST Keywords : PEMBAHASAN



90



• Seorang wanita usia 28 tahun • Keluhan perdarahan pervaginam dan perut seperti diremas – remas • Riwayat menikah 7 tahun lalu • 2 bulan terakhir sudah terlambat haid • Pemeriksaan fisik  nyeri perut bawah



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET) • Kehamilan ektopik  kehamilan dengan hasil konsepsi yang berimplantasi diluar endometrium rahim



PEMBAHASAN



90



• Kehamilan ektopik terganggu  kehamilan ektopik yang terganggu  dapat terjadi abortus Klasifikasi :  95% kehamilan ektopik terjadi di segmen tuba falopii : • Ampula (55%) • Isthmus (25%) • Fimbria (15%) • Interstitial (5%)  5% sisanya terdapat di ovarium, rongga peritoneum, atau di dalam serviks



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET) Etiologi :  Faktor Uterus :



PEMBAHASAN



90



• Tumor rahim yang menekan tuba • Uterus hipoplastis (uterusnya kecil)  Faktor Ovum :



• Migrasi eksterna dari ovum • Perlengketan membrana granulosa • Rapid cell division



• Migrasi internal ovum Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET) Etiologi:  Faktor Tuba



PEMBAHASAN



90



• Penyempitan lumen tuba karena infeksi • Tuba sempit, panjang, dan berlekuk • Gangguan fungsi rambut getar atau silia tuba • Operasi dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna • Endometriosis tuba • Struktur tuba sempit • Tumor lain yang menekan tuba • Lumen kembar dan sempit • Perlekatan perituba dan lekukan tuba



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GEJALA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET) • Nyeri abdomen mendadak • Amenorea atau ganguan haid



PEMBAHASAN



90



• Bercak darah dan perdarahan pervaginam  syok hipovolemik • Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma) • Nyeri goyang portio servix dan rasa nyeri pada cavum douglas • Plano test (+)  pasien nyeri perut + terlambat haid wajib dicek • Nyeri pada palpasi  perut penderita terasa tegang dan kembung • Pembesaran uterus dan perubahan darah berwarna coklat



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET) PEMBAHASAN



90



Kuldosintesis • Dilakukan untuk memeriksakan cairan abnormal pada cavum douglas • (+) KET  jika keluar darah berwarna hitam - coklat



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TATALAKSANA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)



PEMBAHASAN



90



Tatalaksana Umum : • Resusitasi cairan kristaloid NaCl 0,9% atau Ringer Laktat (500 mL dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama.



Tatalaksana Khusus : • Laparotomi CITO



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… A. Fungsi ginjal  tidak diperlukan untuk mendiagnosis KET PEMBAHASAN



B. Fungsi hepar  tidak diperlukan untuk mendiagnosis KET



90



D. Urin lengkap  tidak diperlukan untuk mendiagnosis KET E. Darah perifer lengkap  tidak diperlukan untuk



mendiagnosis KET



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



90



Jadi, pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



C. PLANO TEST



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Seorang wanita usia 7 tahun dibawa ibunya karena keluhan bercak darah pada celana dalam. Pada anamnesis didapatkan bahwa sejak beberapa bulan yang lalu payudara mulai membesar, awalnya satu kemudian diikuti payudara satunya. Apakah yang menyebabkan kondisi tersebut?



SOAL



91



A. B. C. D. E.



Peningkatan kadar LH Penurunan kadar FSH Peningkatan T3 dan T4 Peningkatan kadar estrogen Peningkatan kadar ACTH



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. PENINGKATAN KADAR LH Keywords : • Seorang wanita usia 7 tahun



PEMBAHASAN



91



• Keluhan bercak darah pada celana dalam



• Beberapa bulan lalu payudara membesar • Awalnya satu, namun kemudian diikuti payudara satunya



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Pubertas Prekoks • Bila wanita pubertas muncul sebelum 8 tahun, laki PEMBAHASAN



91



laki sebelum 9 tahun • Dibedakan menjadi • Central  gonadotropin dependent  pematangan aksis hipotalamis-hipofisis-gonad • Peningkatan LH/FSH • Perifer atau pseudopuberty  non dependen gonadotropin Sumber : Sainsbury R. The breast. in: Williams NS, Bulstrode CJK, O’Connell PR, editors. Bailey & Love’s short practice of surgery. 25th ed. London: Hodder Arnold; 2008. p. 827-48.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



91



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… B. Penurunan kadar FSH  karena FSH harusnya naik PEMBAHASAN



91



C. Peningkatan T3 dan T4  karena biasanya dijumpai pada pasien hipertiroid D. Peningkatan kadar estrogen  karena lebih tepat LH



E. Peningkatan kadar ACTH  karena ini untuk premature adrenarche



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



91



Jadi, kondisi yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



A. PENINGKATAN KADAR LH



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



92



Seorang wanita usia 30 tahun, hamil 38 minggu G2P1A0 datang dengan keluhan keluar air sejak 12 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan demam dan nyeri perut. Dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/90 mmHg, HR 95x/menit, R 14x/menit, Tax 38,5oC. TFU sesuai usia kehamilan, belum ada pembukaan, nitrazin test (+), cairan ketuban berbau, DJJ 162x/menit. Apakah kemungkinan yang terjadi pada pasien?



A. B. C. D. E.



Sepsis berat ec ketuban pecah dini Salpingitis ec ketuban pecah dini Korioamnionitis ec ketuban pecah dini Vulvovaginitis ec ketuban pecah dini Ketuban pecah dini pada persalinan preterm



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. KORIOAMNIONITIS EC KETUBAN PECAH DINI Keywords : • Seorang wanita usia 30 tahun, hamil 38 minggu, G2P1A0 PEMBAHASAN



92



• Keluhan keluar air sejak 12 jam lalu • Keluhan disertai demam dan nyeri perut



• TD 130/90 mmHg, RR 14x/menit, HR 95x/menit, Tax 38,5oC • TFU sesuai usia kehamilan, pembukaan (-), nitrazin test (+) • Cairan ketuban berbau, DJJ 162x/menit



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Korioamnionitis • Infeksi korion dan amnion PEMBAHASAN



92



• Ditegakkan dari demam dan Leukosit > 15.000 Nadi ibu > 100 DJJ > 160 Nyeri tekan fundus Amnion berbau



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Faktor Risiko Korioamnionitis • Kelahiran prematur



PEMBAHASAN



92



• Ketuban pecah dini • Usia muda < 21 tahun • Kehamilan pertama • Proses persalinan yang berlangsung lama • Ibu hamil yang mengalami IMS



• Pemantauan kondisi janin atau rahim yang berlebihan



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… A.



Sepsis berat ec ketuban pecah dini  bukan pilihan yang tepat, karena sepsis harus ditemukan bakteri dan sepsis berat pasien



PEMBAHASAN



92



dalam kondisi syok B.



Salpingitis ec ketuban pecah dini  tidak ditemukan ada gejala seperti nyeri panggul dan tanda infeksi lainnya



D.



Vulvovaginitis ec ketuban pecah dini  bukan pilihan yang tepat



E.



Ketuban pecah dini pada persalinan preterm  bukan pilihan yang tepat karena pasien belum berada pada kondisi inpartu



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



92



Jadi, kondisi yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



C. KORIOAMNIONITIS EC KETUBAN PECAH DINI



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Seorang wanita usia 25 tahun, G1P0A0, hamil 6 minggu dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 jam lalu, mual (+), muntah (+). Uterus teraba setinggi pusat dan lembek, serviks uteri tertutup. Pemeriksaan apa yang dapat digunakan untuk menunjang diagnosis?



SOAL



93



A. B. C. D. E.



Amniosintesis Kuldosintesis Kuantitatif HCG Darah lengkap Kadar prolaktin



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. KUANTITATIF HCG Keywords : • Seorang perempuan usia 25 tahun, G1P0A0, hamil 6 minggu PEMBAHASAN



93



• Keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 jam lalu • Mual (+), muntah (+)



• Uterus teraba setinggi pusat dan lembek • Serviks uteri tertutup



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



MOLA HIDATIDOSA DEFINISI PEMBAHASAN



93



Mola Hidatidosa (hamil anggur)  Adalah suatu kehamilan yang berkembang secara tidak wajar, dimana tidak ditemukan janin atau embrio tidak berkembang, dan hampir seluruh vili korealis mengalami perubahan berupa degenerasi hidrofik  membentuk anggur  Secara makroskopis  berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi, dari beberapa milimeter hingga 1 atau 2 cm



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA KLASIFIKASI PEMBAHASAN



93



Lengkap • Vili Hidropik • Tidak ada janin dan membran • Kromosom maternalhaploid • Paternal 2 haploid



Parsial • Janin tidak teridentifikasi • Campuran vili hidropik dan



normal • Kromosom paternal diploid



Invasif • Korioadenoma destruen • Menginvasi miometrium



• Terdiagnosis 6 bulan pasca evakuasi mola



www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA



PEMBAHASAN



93



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI



PEMBAHASAN



93



Penyebab belum diketahui secara pasti



Faktor Predisposisi antara lain : • Faktor ovum (ovum patologis sehingga mati, terlambat dikeluarkan) • Imunoselektif  trofoblast • Sosioekonomi rendah



• Paritas tinggi • Usia hamil > 45 tahun • Kekurangan protein • Infeksi virus • Faktor kromosom yang belum jelas



www.futuredoctorindonesia.com



DIAGNOSIS MOLA HIDATIDOSA



PEMBAHASAN



93



Gejala Klinis



• • • •



Besar uterus > UK (50% > UK) Perdarahan pervaginam Gerak janin (-), DJJ (-), Ballotment (-) Sering disertai hiperemesis gravidarum, toksimia, dan tirotoksikosis



USG



• MHL  tampak gambaran ekogenik merata seperti badai salju intra uterin dan tidak terlihat sakus gestasional • MHP  tampak gambaran daerah kistik yang disertai “echogenic chorionic material”. Terkadang terlihat saccus gestasional dengan fetus hidup seperti kehamilan normal



Lab



• Kadar ß-Hcg darah urin biasanya tingi



Histo patologi



• Degenerasi hidropik vili korealis • Berkurang atau hilangnya pembuluh darah vili, dan • Proliferasi sel-sel trofoblas www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA



PEMBAHASAN



93 Hasil USG Kasus Mola Hidatidosa



Gambaran Klinis Kasus Mola Hidatidosa Histopatologi Kasus Mola Hidatidosa www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA PRINSIP TATALAKSANA PEMBAHASAN Perbaikan Keadaan Umum



93 Evakuasi Mola Hidatidosa



Pengawasan Lanjut Pasca Evakuasi



www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA TATALAKSANA PEMBAHASAN



93



 Perbaikan Keadaan Umum : • Transfusi darah  memperbaiki syok atau anemia & menghilangkan / mengurangi penyulit seperti preeklamsia atau tirotoksikosis



• Waktu mengeluarkan mola dengan kuretage didahului dengan pemasangan infus dan uterotonika (10 UI oksitosin dalam 500 ml RL, 40-60 tetes / menit)  sehingga pengecilan rahim dapat mengurangi perdarahan  Pengeluaran jaringan mola : • (kuretage / vakum kuretase) • Histerektomi  bila umur tua dan / paritas banyak Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA TATALAKSANA PEMBAHASAN



93



 Pengobatan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi) : • Untuk mencegah atau menghindari terjadinya degenerasi ganas • Perlu diberikan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi)  Methotraxate (MTX) atau Actinomycin  Pemeriksaan tindak lanjut : • Tes Hcg harus mencapai nilai normal, 8 minggu setelah evakuasi (pengawasan 1 tahun)



• Bila setelah 8 minggu menjadi (naik atau positif lagi)  pikirkan keganasan • Pasien disarankan untuk tidak hamil selama periode ini  agar tidak mengacaukan hasil



www.futuredoctorindonesia.com



Jawaban lainnya… A. Amniosintesis  bukan pilihan yang tepat PEMBAHASAN



93



B. Kuldosintesis  untuk kasus KET D. Darah lengkap  tidak ada indikasi E. Kadar prolaktin  tidak ada indikasi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



93



Jadi, pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



C. KUANTITATIF HCG



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Seorang wanita usia 25 tahun, G1P0A0, hamil 6 minggu dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 jam lalu, mual (+), muntah (+). Uterus teraba setinggi pusat dan lembek, serviks uteri tertutup. Tatalaksana yang paling tepat dilakukan adalah?



SOAL



94



A. B. C. D. E.



Histerektomi total Kuretase hisap Kuretase tajam Pemberian metrotrexat Pemberian prostaglandin



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. KURETASE HISAP Keywords : PEMBAHASAN



94



• Seorang perempuan usia 25 tahun, G1P0A0, hamil 6 minggu • Keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 jam lalu • Mual (+), muntah (+) • Uterus teraba setinggi pusat dan lembek • Serviks uteri tertutup



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



MOLA HIDATIDOSA DEFINISI PEMBAHASAN



94



Mola Hidatidosa (hamil anggur)  Adalah suatu kehamilan yang berkembang secara tidak wajar, dimana tidak ditemukan janin atau embrio tidak berkembang, dan hampir seluruh vili korealis mengalami perubahan berupa degenerasi hidrofik  membentuk anggur  Secara makroskopis  berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi, dari beberapa milimeter hingga 1 atau 2 cm



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA KLASIFIKASI PEMBAHASAN



94



Lengkap • Vili Hidropik • Tidak ada janin dan membran • Kromosom maternalhaploid • Paternal 2 haploid



Parsial • Janin tidak teridentifikasi • Campuran vili hidropik dan



normal • Kromosom paternal diploid



Invasif • Korioadenoma destruen • Menginvasi miometrium



• Terdiagnosis 6 bulan pasca evakuasi mola



www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA



PEMBAHASAN



94



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI



PEMBAHASAN



94



Penyebab belum diketahui secara pasti



Faktor Predisposisi antara lain : • Faktor ovum (ovum patologis sehingga mati, terlambat dikeluarkan) • Imunoselektif  trofoblast • Sosioekonomi rendah



• Paritas tinggi • Usia hamil > 45 tahun • Kekurangan protein • Infeksi virus • Faktor kromosom yang belum jelas



www.futuredoctorindonesia.com



DIAGNOSIS MOLA HIDATIDOSA



PEMBAHASAN



94



Gejala Klinis



• • • •



Besar uterus > UK (50% > UK) Perdarahan pervaginam Gerak janin (-), DJJ (-), Ballotment (-) Sering disertai hiperemesis gravidarum, toksimia, dan tirotoksikosis



USG



• MHL  tampak gambaran ekogenik merata seperti badai salju intra uterin dan tidak terlihat sakus gestasional • MHP  tampak gambaran daerah kistik yang disertai “echogenic chorionic material”. Terkadang terlihat saccus gestasional dengan fetus hidup seperti kehamilan normal



Lab



• Kadar ß-Hcg darah urin biasanya tingi



Histo patologi



• Degenerasi hidropik vili korealis • Berkurang atau hilangnya pembuluh darah vili, dan • Proliferasi sel-sel trofoblas www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA



PEMBAHASAN



94 Hasil USG Kasus Mola Hidatidosa



Gambaran Klinis Kasus Mola Hidatidosa Histopatologi Kasus Mola Hidatidosa www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA PRINSIP TATALAKSANA PEMBAHASAN Perbaikan Keadaan Umum



94 Evakuasi Mola Hidatidosa



Pengawasan Lanjut Pasca Evakuasi



www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA TATALAKSANA PEMBAHASAN



94



 Perbaikan Keadaan Umum : • Transfusi darah  memperbaiki syok atau anemia & menghilangkan / mengurangi penyulit seperti preeklamsia atau tirotoksikosis



• Waktu mengeluarkan mola dengan kuretage didahului dengan pemasangan infus dan uterotonika (10 UI oksitosin dalam 500 ml RL, 40-60 tetes / menit)  sehingga pengecilan rahim dapat mengurangi perdarahan  Pengeluaran jaringan mola : • (kuretage / vakum kuretase) • Histerektomi  bila umur tua dan / paritas banyak Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



www.futuredoctorindonesia.com



MOLA HIDATIDOSA TATALAKSANA PEMBAHASAN



94



 Pengobatan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi) : • Untuk mencegah atau menghindari terjadinya degenerasi ganas • Perlu diberikan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi)  Methotraxate (MTX) atau Actinomycin  Pemeriksaan tindak lanjut : • Tes Hcg harus mencapai nilai normal, 8 minggu setelah evakuasi (pengawasan 1 tahun)



• Bila setelah 8 minggu menjadi (naik atau positif lagi)  pikirkan keganasan • Pasien disarankan untuk tidak hamil selama periode ini  agar tidak mengacaukan hasil



www.futuredoctorindonesia.com



Jawaban lainnya… A. Histerektomi total  bila umur tua dan paritas banyak PEMBAHASAN



C. Kuretase tajam  kontraindikasi pada mola



94



D. Pemberian metrotrexat  tidak ada indikasi E. Pemberian prostaglandin  diberikan pada kasus atonia uteri yang tidak membaik dengan oksitosin



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



94



Jadi, tindakan yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



B. KURETASE HISAP



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Seorang wanita usia 25 tahun, G2P1A0 dengan usia kehamilan 32 minggu datang untuk pemeriksaan ANC pertama kali. Berat badan ibu adalah 40 kg dan tingi badan 159cm. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TFU setengah simfisis dan pusat. Apa kemungkinan yang terjadi ?



SOAL



95



A. B. C. D. E.



Mikrosefali Makrosefali Gemeli/bayi kembar Hidrosefalus Pertumbuhan janin terhambat



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT Keywords : • Seorang wanita usia 27 tahun, G2P1A0, UK 32 minggu PEMBAHASAN



95



• Datang untuk memeriksakan ANC pertama kali • BB 40kg, TB 159cm



• Pemeriksaan fisik  TFU setengah simfisis dan pusat



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Kehamilan Normal • Usia 32 minggu  TFU antara pusat dengan proc PEMBAHASAN



95



xyphoideus • Lebih kecil dari TFU normal  curiga pertumbuhan janin terhambat (Intrauterine Growth Retardation)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… A. Mikrosefali  dilihat dari USG PEMBAHASAN



95



B. Makrosefali  dilihat dari USG C. Gemeli/bayi kembar  teraba banyak bagian kecil, terdengar 2 djj



D. Hidrosefalus  bukan pilihan utama



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



95



Jadi, kondisi yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



E. PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Seorang wanita usia 33 tahun, datang dengan keluhan perdarahan pasca melahirkan sejak 1 jam lalu dirujuk ke dokter oleh bidan. Plasenta telah lahir dengan kotiledon lengkap. Pada pemeriksaan fisik TD 100/70 mmHg, HR 110x/menit, RR 28x/menit, Tax afebris. Pada pemeriksaan uterus teraba lunak. Apa tatalaksana farmakologi yang tepat pada kasus ini?



SOAL



96



A. B. C. D. E.



Resusitasi cairan + kortikosteroid Resusitasi cairan + antibiotik Resusitasi cairan + asam traneksamat Resusitasi cairan + MgSO4 Resusitasi cairan + oksitosin



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. RESUSITASI CAIRAN + OKSITOSIN Keywords : • Seorang wanita usia 33 tahun PEMBAHASAN



96



• Keluhan perdarahan pasca melahirkan sejak 1 jam lalu • Plasenta lahir dengan kotiledon lengkap



• Pemeriksaan fisik  TD 100/70 mmHg, HR 110x/menit, RR 28x/menit, tax afebris • Pemeriksaan uterus  teraba lunak



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TONUS : ATONIA UTERI Definisi :



PEMBAHASAN







Keadaan



terhadap



tonus/kontraksi



96



otot



lemah rahim



atau



yang



gagalnya



menyebabkan



uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir 



Uterus menjadi lunak dan pembuluh darah pada daerah bekas perlekatan plasenta terbuka lebar







Penyebab tersering perdarahan postpartum (2/3 dari semua perdarahan postpartum disebabkan oleh atonia uteri



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TONUS : ATONIA UTERI Faktor Risiko :



PEMBAHASAN



96







Distensi rahim yang berlebihan oleh karena kehamilan gemeli, polihidramnion, atau bayi makrosomia







Kelelahan karena persalinan lama atau persalinan kasep







Kehamilan grande multipara







Ibu dengan keadaan umum yang jelek seperti anemis atau menderita penyakit kronis







Adanya mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim







Memiliki riwayat atonia uteru sebelumnya



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TONUS : ATONIA UTERI PEMBAHASAN



96



TANDA DAN GEJALA



Gejala Yang Selalu Ada



• Kontraksi lembek • Perdarahan post partum



Gejala Yang Terkadang Timbul



Syok (TD rendah, Takikardia, gelisah)



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TATALAKSANA ATONIA UTERI 1. Oksitosin • Jika uterus tidak keras  diindikasikan untuk pemijatan fundus



PEMBAHASAN



96



secara kuat • Berikan 20 unit (2 ampul) oksitosin dalam 1000 ml cairan kristaloid dengan kecepatan 10 ml/menit bersamaan dengan pemijatan uterus. • Jangan diberikan bolus  Hipotensi dan aritmia



2. Ergotamin • Diberikan jika oksitosin yang disalurkan secara cepat melalui infus tidak terbukti efektif • Sebagian dokter memberikan metergin 0,2 mg secara intramuskuler



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TATALAKSANA ATONIA UTERI 3. Derivat Prostaglandin (Misiprostol) • Dalam keadaan uterus tidak berespon terhadap oksitosin/ergometrin  hal ini dapat dipergunakan



PEMBAHASAN



96



• Berikan prostaglandin F2a (250 mg) secara intramuskuler atau langsung pada miometrium (trans abdominal)



• Pemberian dapat diulang dalam 5 menit dan 2 atau 3 jam setelahnya



4. Kompresi Bianual • Jika obat-obatan tersebut tidak berespons untuk waktu yang singkat  kompresi bimanual



• Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam vagina dan sambil membuat kepalan yang diletakkan pada forniks anterior, sedangkan tangan kanan pada perut penderita dan memegang fundus dengan telapak tangan dan dengan ibu jari didepan serta jari-jari lain di belakang uterus WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TATALAKSANA ATONIA UTERI 5. Tampon uretrovaginal



PEMBAHASAN



96



• Selain kompresi bimanual  hal ini dapat digunakan • Namun sudah jarang digunakan  harus dilakukan secara sempurna



6. Tindakan Operatif • Jika semua usaha yang dilakukan gagal  Tindakan Operatif



• Dapat dilakukan laprotomi  mengikat arteri hipogastrika kanan dan kiri Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… A. Resusitasi cairan + kortikosteroid  tidak diperlukan PEMBAHASAN



96



B. Resusitasi cairan + antibiotik  tidak diperlukan C. Resusitasi cairan + asam traneksamat  bukan indikasi pada kasus atonia uteri



D. Resusitasi cairan + MgSO4  pada kasus preeklamsia dan eklamsia



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



96



Jadi, tatalaksana yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



E. RESUSITASI CAIRAN + OKSITOSIN



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



97



Seorang wanita usia 21 tahun merasa siklus menstruasi yang terlalu cepat. Biasanya pasien mengalami menstruasi dengan siklus 28 hari, namun saat ini setiap rentang 19 hari pasien sudah menstruasi. Hal ini terjadi sudah 4 bulan terakhir. Pasien ganti pembalut 2-3 kali sehari. Kelainan pada pasien ini adalah? A. B. C. D. E.



Masih dalam batas normal Menoragia Metroragia Polimenorea Oligomenorea



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. POLIMENOREA



Keywords : • Seorang wanita usia 21 tahun PEMBAHASAN



97



• Merasa siklus menstruasi yang terlalu cepat • Biasanya mens terjadi dengan siklus 28 hari, saat ini terjadi tiap rentang 19 hari • Sudah terjadi sejak 4 bulan terakhir • Pasien ganti pembalut sebanyak 2-3 kali perhari



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GANGGUAN HAID PEMBAHASAN



97



Jumlah Menoragia (hipermenorea) hipomenorea Kelainan interval siklus Polimenorea Oligomenorea Amenorea



Perdarahan di luar haid Metroragia Menometroragia Gangguan lain Premenstrual tension Mittelschmerz (nyeri ovulasi) Dismenorea



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GANGGUAN HAID Kelainan dalam banyak darah dan lama perdarahan pada haid :



PEMBAHASAN



97



 Hipermenorea atau menoragia • Perdarahan lebih banyak dari normal/lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari)  Hipomenorea • Perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasanya • Terkadang terjadi diluar siklus menstruasinya



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GANGGUAN HAID Kelainan siklus :  Polimenorea



PEMBAHASAN



97



• Siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari).



Jumlahj perdarahan kurang lebih sama/lebih banyak dari haid biasa  Oligomenorea • Sillus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari, perdarahan



biasanya berkurang 



Amenorea • Keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut - turut



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GANGGUAN HAID Perdarahan diluar haid : 



Metroragia •



berkepanjangan



PEMBAHASAN



97



Perdarahan yang terjadi di luar haid, bersifat bercak, terus-menerus, dan



Gangguan lainnya 



Premenstrual tension (ketegangan prahaid) •



Keluhan yang biasanya mulai 1 minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang setelah haid datang, walau kadangkadang berlangsung terus sampai haid berhenti







Mittelscherz (rasa nyeri pada ovulasi) •



Nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid pada saat ovulasi







Dismenorea •



Nyeri haid



Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



97



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… A. Masih dalam batas normal  normal siklus haid terjadi PEMBAHASAN



97



selama 7 hari B. Menoragia  perdarahan dalam jumlah banyak C. Metroragia  perdarahan diluar siklus haid



E. Oligomenorea  siklus haid memanjang



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



97



Jadi, kondisi yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



D. POLIMENOREA



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



98



Seorang wanita usia 30 tahun, hamil, datang dengan keluhan BAK sedikit nyeri, disertai dengan anyanganyangan. Tax 38,0Oc namun BAK tidak berdarah. Kemudian diberikan antibiotik oleh seorang dokter. Dari pilihan antibiotik, mana yang tidak boleh diberikan bagi pasien ini? A. B. C. D. E.



Siprofloksasin Fosfomisin Amoksisilin Kotrimoksazol Nitrofurantoin



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. SIPROFLOKSASIN



Keywords : • Seorang wanita usia 30 tahun PEMBAHASAN



98



• Datang keluhan BAK sedikit nyeri dan anyang-anyangan • Tax 38,0oC namun tidak berdarah



• Dokter memberikan antibiotik



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ISK pada kehamilan PEMBAHASAN



98



Sumber : Sainsbury R. The breast. in: Williams NS, Bulstrode CJK, O’Connell PR, editors. Bailey & Love’s short practice of surgery. 25th ed. London: Hodder Arnold; 2008. p. 827-48.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Alternatif terapi untuk Infeksi Saluran Kemih pada Kehamilan



PEMBAHASAN



98



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Antibiotik Ibu Hamil PEMBAHASAN



98



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… B. Fosfomisin  boleh PEMBAHASAN



98



C. Amoksisilin  boleh, pilihan utama D. Kotrimoksazol  boleh, trisemester 2 E. Nitrofurantoin  boleh, trisemester 1 dan 2



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



98



Jadi, obat antibiotik yang tidak boleh diberikan adalah ...



A. SIPROFLOKSASIN



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Seorang wanita dengan G4P3A0, merasakan perutnya kencangkencang, saat ini akan segera melahirkan. Pemeriksaan pertama ditemukan pembukaan 3cm, effacement 70%. Pemeriksaan kedua ditemukan pembukaan 5-6cm, effacement 80%, kontraksi dirasakan semakin berkurang, penurunan janin adalah 0/5, kesan inersia uteri. DJJ 140x/menit. Hal yang perlu dilakukan adalah?



SOAL



99



A. B. C. D. E.



Tanpa intervensi, observasi kemajuan persalinan normal Pimpin ibu meneran Persiapan untuk SC Drip oksitosin Menggunakan manuver Mc. Roberts



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. DRIP OKSITOSIN Keywords : • Seorang wanita G4P3A0 PEMBAHASAN



99



• Merasa perut kencang-kencang, saat ini akan melahirkan • Pemeriksaan pertama ditemukan pembukaan 3cm, efacement 70% • Pemeriksaan berikutnya pembukaan 5-6cm, effacement 80%, penurunan janin adalah 0/5, kesan inersia uteri, DJJ 140x/menit • Kontraksi dirasakan semakin berkurang



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INERSIA UTERI  Inersia uteri  Kelainan HIS



PEMBAHASAN



99



 HIS baik apabila : •



Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus







Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus







Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi







Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his







Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-



otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka. Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INDUKSI PEMBAHASAN



99







Induksi persalinan  inisiasi kontraksi untuk membantu persalinan pervaginam dalam 24-48 jam



• Induksi dikatakan sukses  persalinan pervaginam terjadi dalam 24-48 jam • Pematangan serviks  penggunaan agen medikamentosa untuk melunakan atau mendilatasi serviks



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PROSES INDUKSI PERSALINAN PEMBAHASAN



99



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PROSES INDUKSI PERSALINAN PEMBAHASAN



99



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PROSES INDUKSI PERSALINAN PEMBAHASAN



99



Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… A.



Tanpa intervensi, observasi kemajuan persalinan normal  tidak tepat karena janin masih berada pada posisi 0/5



PEMBAHASAN



99



B.



Pimpin ibu meneran  tidak tepat, karena kontraksi berkurang, bukaan belum lengkap, bayi masih di 0/5



C. Persiapan untuk SC  belum ada indikasi



E.



Menggunakan manuver Mc. Roberts  dilakukan pada kasus distosia bahu



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



99



Jadi, tindakan yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



D. DRIP OKSITOSIN



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



100



Seorang wanita usia hamil 38 minggu datang ke puskesmas dengan keluhan mules-mules sejak 6 jam lalu. Keluar sedikit darah sejak 1 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat persalinan 3 kali. Pemeriksaan leopold TFU 3 jari dibawah prosesus xiphoideus, teraba bagian yang keras pada fundus, dan bagian lunak dibawah. Serta bagian-bagian kecil pungung janin. Pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 2cm, ketuban sudah pecah. DJJ janin 145x/menit. Diagnosis kehamilan untuk pasien ini adalah? A. B. C. D. E.



G4P3A1 aterm, kala I fase laten G3P3A0 aterm, kala I fase laten G3P3A1 aterm, kala I fase aktif dengan KPD G4P3A0 aterm, kala I fase laten G4P3A0 aterm, kala I fase aktif dengan gawat janin



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. G4P3A0 ATERM, KALA I FASE LATEN Keywords : • Seorang wanita hamil 38 minggu PEMBAHASAN



100



• Keluhan mules-mules sejak 6 jam lalu • Keluar sedikit darah sejak 1 jam lalu. Memiliki riwayat persalinan 3 kali • Pemeriksaan leopold  TFU 3 jari dibawah prosesus xiphoideus, teraba bagian keras pada fundus, dan bagian lunak dibawah • Bagian-bagian kecil dan punggung janin



• Pembukaan 2cm, ketuban sudah pecah, DJJ 145x/menit



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PROSES PERSALINAN KALA I • Dari mulainya tanda inpartu  pembukaan lengkap



PEMBAHASAN



100



• Terdapat 2 fase  fase laten dan fase aktif 



Fase laten  pembukan mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam







Fase aktif  pembukaan > 3cm hingga lengkap (10cm), berlangsung sekitar 6 jam. Terbagi atas :  Fase akselerasi (sekitar 2 jam)  pembukaan 3cm hingga 4cm  Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam)  pembukaan 4cm hingga 8cm  Fase deselerasi (sekitar 2 jam)  pembukaan 9cm hingga lengkap (10cm)



 Partograf dimulai saat fase aktif



Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.



www.futuredoctorindonesia.com



PROSES PERSALINAN KALA II • Disebut kala pengeluaran  terjadi pengeluaran bayi dengan batas waktu 60



PEMBAHASAN



100



menit (nulipara) dan 30 menit (multipara) • Dari pembukaan lengkap  kelahiran bayi • Tanda-tanda kala 2 :  Ibu ingin mengejan saat his  Perineum menonjol  Vulva menonjol  Anus membuka



Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.



www.futuredoctorindonesia.com



PROSES PERSALINAN KALA III • Disebut kala pengeluaran plasenta  dimulai sejak lahirnya bayi sampai



PEMBAHASAN



100



lahirnya plasenta • Maksimal ½ jam (30 menit) • Manajemen aktif kala III :  Oxytocin 10 IU/IM pada menit pertama, bisa diulang 1x pada menit ke-15  Rangsang puting susu  Masase uterus  Peregangan tali pusat terkendali



Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.



www.futuredoctorindonesia.com



PROSES PERSALINAN KALA III  Peregangan tali pusat berlebihan PEMBAHASAN



100



• Hentikan penarikan umbilicus bila :  Uterus ikut tertarik ke bawah  Ibu kesakitan  Uterus tidak berkontraksi • Tunggu beberapa saat, lalu coba ulangi peregangan tali pusat terkendali



Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.



www.futuredoctorindonesia.com



PROSES PERSALINAN KALA IV PEMBAHASAN



100



• Pemantauan keadaan ibu (tanda-tanda vital) • Dimulai sejak lahirnya plasenta hingga 2 jam setelahnya



• Masa nifas :  Dini  24 jam pertama  Lanjut  hari ke-2 – hari ke-40



Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.



www.futuredoctorindonesia.com



Jawaban lainnya… A.



riwayat abortus



PEMBAHASAN



100



G4P3A1 aterm, kala I fase laten  tidak tepat, karena tidak ada



B.



G3P3A0 aterm, kala I fase laten  gravida harusnya 4, karena hamil ke-4



C. G3P3A1 aterm, kala I fase aktif dengan KPD  tidak ada riwayat abortus dan gejala KPD E.



G4P3A0 aterm, kala I fase aktif dengan gawat janin  tidak ada gawat janin



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



100



Jadi, diagnosis kehamilan yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



D. G4P3A0 ATERM, KALA I FASE LATEN



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



101



Seorang wanita usia 18 tahun dngan nyeri perut hebat yang terjadi mendadak sejak 1 jam yang lalu disertai mual dan muntah. Terdapat riwayat menstruasi tidak teratur, tidak ada riwayat perdarahan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, HR 120x/menit, RR 19 x/menit, suhu afebris. Pemeriksaan ginekologis didapatkan massa dneksa kenyal, unilateral, plano test (-). Pada USG didapatkan ovarium tampak membesar. Tatalaksana yang paling tepat pada pasien ini adalah? A. B. C. D. E.



Observasi saja Laparoskopi Histerektomi Tubektomi Pemberian analgetik



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. LAPAROSKOPI Keywords : • Seorang wanita usia 18 tahun PEMBAHASAN



101



• Keluhan nyeri perut hebat mendadak sejak 1 jam lalu • Keluhan lain  mual dan muntah



• TD 110/70 mmHg, HR 120x/menit, RR 19x/menit, suhu afebris • Pemeriksaan ginekologi  massa adneksa kenyal, unilateral, plano test (-) • USG  ovarium tampak membesar



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KISTA OVARIUM TERPUNTIR/TORSI 



Kantong berisi cairan yang terdapat pada ovarium yang mengalami torsi pada tangkai vaskulernya sehingga secara klinis pasien mengalami nyeri akut abdomen







Manifestasi



PEMBAHASAN







Nyeri perut bagian bawah onset mendadak dengan intensitas yang tinggi



101







Perut membengkak







Mual dan muntah







Nyeri saat menstruasi







Nyeri saat bersenggama







Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki







Siklus menstruasi tidak teratur







Teraba massa dalam rongga pelvis







Tatalaksana •



Bedah  laparotomi/laparoscopy



Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TREATMENT OF OVARIAN TORSION • Any patient with a typical history, positive physical



PEMBAHASAN



101



findings and ultrasound images suggestive of ovarian



torsion should be prepared for operation. Surgical treatment is the only treatment for ovarian torsion.



ensure its viability. The best outcomes are when the operation is within 8 hours from the onset of the



torsion. Laparoscopy (key-hole surgery) is diagnostic and only treatment of choice.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



101 USG findings  Ovarian enlargement secondary to impaired venous and lymphatic drainage is the most common sonographic finding in ovarian torsion . A coexistent mass is often seen. The ovary usually contains several cysts along its periphery; these are follicles that have likely been displaced peripherally because of ovarian edema and venous congestion.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… A. Observasi saja  tidak tepat, pasien sudah dalam PEMBAHASAN



101



kondisi kesakitan C. Histerektomi  bukan indikasi pada kasus torsi ovarium D. Tubektomi  dilakukan jika untuk strelisisasi atau KB



mantap E. Pemberian analgetik  bukan terapidefinitif



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



101



Jadi, tindakan yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



B. LAPAROSKOPI



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Seorang wanita usia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan keputihan sejak 5 bulan yang lalu. Dari anamnesis diketahui bahwa pasien pernah menikah sebanyak 4 kali dan mempunyai 8 orang anak. Pasien pertama kali menikah pada usia 16 tahun. Pada pasien dilakukan tes IVA dan ditemukan bercak putih. Pemeriksaan selanjutnya yang harus dilakukan adalah?



SOAL



102



A. B. C. D. E.



Kultur Darah lengkap Pemeriksaan virologi HPV IVA ulang Kolposkopi + biopsi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. KOLPOSKOPI + BIOPSI



Keywords : • Seorang wanita usia 45 tahun PEMBAHASAN



102



• Keluhan keputihan sejak 5 bulan lalu • Pernah menikah sebanyak 4 kali dan mempunyai 8 orang anak



• Pertama kali menikah usia 16 tahun • Tes IVA  ditemukan bercak putih



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



CA SERVIKS 



Definisi  Keganasan pada leher rahim



 Etiologi  HPV 16 dan 18 (paling sering)



PEMBAHASAN



102



 Faktor Risiko • Menikah/memulai aktivitas seksual pada usia muda ( 34 minggu • Pembukaan > 3cm • Ada tanda korioamnionitis, preeklamsia, atau perdarahan aktif • Gawat janin • Janin meninggal atau dengan kelainan kongenital yang kemungkinan hidupnya kecil



Sumber: Buku Ajar Kebidanan FKUI, 2010



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… A. Asam mefenamat  bersifat analgesik, bukan tokolitik PEMBAHASAN



104



B. Oksitosin  untuk manajemen aktif kala III, atonia uteri C. Metilergometrin  untuk kasus atonia uteri D. Misoprostol  bersifat analog prostaglandin, jika tidak



mempan dengan oksitosin pada kasus atonia uteri



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



104



Jadi, tatalaksana yang paling tepat untuk kasus diatas adalah ...



D. TERBUTALIN



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Seorang wanita usia 30 tahun dengan G2P2A0 hamil 18 minggu datang untuk periksa kehamilan, pasien merasa perut tidak semakin membesar. Riwayat keluar darah dan perut mules disangkal. Pada pemeriksaan obstetri didapatkan TFU teraba di simfisis, OUE tertutup, djj (-). Tatalaksana yang paling tepat dilakukan adalah?



SOAL



105



A. B. C. D. E.



Resusitasi cairan segera Observasi saja karena abortus sudah terjadi secara sempurna Evakuasi dengan sendok kuret Evakuasi dengan AVM Matangkan serviks, infus oksitosin, tunggu ekspulsi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. MATANGKAN SERVIKS, INFUS OKSITOSIN, TUNGGU EKSPULSI



Keywords : • Seorang wanita usia 30 tahun, G2P2A0, hamil 18 minggu PEMBAHASAN



105



• Datang periksa kehamilan dan mengeluh perutnya tidak bertambah besar



• Riwayat keluar darah dan perut mules disangkal • Pemeriksaan obstetri  TFU teraba di simfisis, OUE tertutup, djj (-)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ABORTUS • Definisi  pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat



PEMBAHASAN



105



hidup di luar kandungan  -9.00



• Tatalaksana:



• Koreksi lensa negatif, pilih sferis terkecil agar bayangan jatuh tepat di retina, bukan di belaakng retina



Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



MIOPIA PEMBAHASAN



106



Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



a. Titik fokus cahaya masuk sejajar ke depan retina b. Hanya benda dekat yang akan diteruskan fokus pada retina c. Miopia aksial: daya refraksi normal pada bola mata yang panjang d. Miopia refraktif: daya refraksi berlebih pada bola mata normal e. Katarak nuklear dengan titik fokus sekunder (pasien melihat diplopia)



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



106



A. B. D. E.



S -2.25 : bukan sferis terkecil S -2.00: bukan sferis terkecil S -1.5: tidak menghasilkan visus 6/6 S -1.25 : tidak menghasilkan visus 6/6



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



106



Jadi, koreksi lensa yang perlu diberikan pada pasien ini adalah…



C. S -1.75



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



107



Pasien perempuan berusia 35 tahun datang ke poli umum dengan keluhan mata merah sejak 3 minggu yang lalu. Mata nyeri, silau, dan penglihatan buram. Pasien merasakan keluhan serupa 2 bulan yang lalu. Riwayat trauma atau pemakaian lensa kontak disangkal. Pemeriksaan visus menunjukkan OD 20/200 dan OS 20/200. Pemeriksaan oftalmologi menunjukkan injeksi silier, keratik presipitat dan fibrin (+), sinekia posterior (+), dan pupil miosis. Diagnosa pada kasus ini adalah… A. B. C. D. E.



Keratitis Uveitis anterior Uveitis posterior Skleritis Endoftalmitis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. UVEITIS ANTERIOR PEMBAHASAN



107



KEYWORDS: • Perempuan, 35 tahun • mata merah, 3 minggu. Mata nyeri, silau, dan penglihatan buram. Riw. keluhan serupa 2 bulan yll. • VODS 20/200 • PF: injeksi silier, keratik presipitat dan fibrin (+), sinekia posterior (+), pupil miosis.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



UVEITIS PEMBAHASAN



107



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



UVEITIS ANTERIOR : IRIDOSIKLITIS • Inflamasi badan silier dan iris • Gejala dan tanda: PEMBAHASAN



107



Mata merah, nyeri, fotofobia, visus turun Injeksi silier Pupil miosis Keratik presipitat (deposit sel inflamasi di kornea) • Komplikasi = sinekia (posterior: perlengketan iris dengan lensa, anterior: perlengkatan iris dengan kornea) • Cell and Flare (kekeruhan cairan di bilik mata depan) • Hipopion (eksudat di dasar bilik mata) • • • •



Injeksi silier



• Tatalaksana



• Kortikosteroid • Midriatikum (sulfas atropin) → cegah sinekia Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Keratik presipitat



UVEITIS PEMBAHASAN



107



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



107



A. Keratitis : ukuran pupil normal, terdapat sekret C. Uveitis posterior : tidak nyeri, terdapat floaters pada lapang pandang, jarang ditemukan D. Skleritis : ukuran pupil normal, penglihatan normal, hiperemis pada lapisan sklera E. Endoftalmitis: terdapat kekeruhan vitreus, hipopion, biasanya post op katarak



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



107



Jadi, diagnosa pada kasus ini adalah…



B. UVEITIS ANTERIOR



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



108



Pasien perempuan berusia 18 tahun datang ke poli umum dengan keluhan sakit kepala sejak 1 minggu yang lalu. Pasien sering menggunakan komputer dalam kesehariannya. Pemeriksaan visus: OD: 2/60 terkoreksi dengan S -5.50 menjadi 6/6 OS: 6/15 terkoreksi dengan S -1.50 menjadi 6/6. Diagnosis pada kasus ini adalah… A. B. C. D. E.



Miopia sedang Hemeralopia Ambliopia Antimetropia Anisometropia



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. ANISOMETROPIA PEMBAHASAN



108



KEYWORDS: • Perempuan,18 tahun • sakit kepala, 1 minggu. Sering menggunakan komputer. • Visus OD: 2/60 terkoreksi dengan S -5.50 menjadi 6/6 OS: 6/15 terkoreksi dengan S -1.50 menjadi 6/6.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ANISOMETROPIA PEMBAHASAN



108



• Kekuatan refraksi kedua mata berbeda lebih dari atau sama dengan 4D. Apabila perbedaan refraksi kurang dari 4D, dapat dikoreksi untuk masing-maing mata dengan lensa yang berbeda. Tetapi jika perbedaannya ≥ 4D, akan menyebabkan terjadinya aniseikonia (gangguan pada penglihatan binokular, ukuran gambar di retina yang berbeda), yang pada akhirnya dapat terjadi ambliopia. • Keluhan utama: mata cepat lelah dan diplopia. • Tatalaksana: kacamata dengan koreksi iseikonik (penyesuaian besar gambar yang dihasilkan kedua mata) atau lensa kontak.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



108



A. Miopia sedang: kekuatan lensa antara -3 sampai -6 dan perbedaan kekuatan lensa kanan dan kiri tidak lebih dari 3D B. Hemeralopia: ketidakmampuan melihat dengan jelas pada cahaya terang C. Ambliopia: mata tidak dapat dikoreksi sampai 6/6 D. Antimetropia: salah satu mata miopia, sedangkan mata lain hipermetropia



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



108



Jadi, diagnosa pada kasus ini adalah…



E. ANISOMETROPIA



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



109



Anak laki-laki berusia 7 tahun, datang dengan keluhan mata merah sejak 5 hari yang lalu. Mata gatal dan terasa mengganjal. Penglihatan buram disangkal. Saat pagi tidak keluar kotoran mata. Riwayat ibu sering bersin-bersin dan hidung gatal di pagi hari. Tanda patognomonis yang dapat ditemukan pada pemeriksaan oftalmologi pasien ini adalah… A. B. C. D. E.



Cobble stone Folikel Papil Pseudomembran Kemosis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. COBBLESTONE PEMBAHASAN



109



KEYWORDS: • Anak laki-laKI, 7 tahun • mata merah, 5 hari . Mata gatal dan terasa mengganjal. Penglihatan buram (-) • Riwayat ibu sering bersin-bersin dan hidung gatal di pagi hari. → Diagnosis: konjungtivitis vernal



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KONJUNGTIVITIS Patologi



Etiologi



Tanda dan gejala



Tatalaksana



Bakteri



Staphylococci, streptococci, gonococci, corynebacterium strains



Mata merah, terasa berpasir, sensasi terbakar, biasanya bilateral, kelopak mata susah membuka, injeksi konjungtiva difus, discharge mukopurulen, papil (+)



Bakteri: kloramfenikol tetes 6 dd gtt 1 / salep mata 3 dd ue 3 hari Gonore: kloramfenikol tetes mata 0,5 – 1% 1 tetes/jam dan bayi: inj penicillin 50.000 U/kgbb/hari sampati tidak ditemukan kuman GO pada sediaan apus 3 hari berutut-turut.



Virus



Adenovirus, herpes simplex virus atau varicella-zoster virus



Mata berair unilateral, merah, rasa tidak nyaman, fotofobia, edema kelopak mata, limfadenopati preauriklar, injeksi konjungtiva folikular, pseudomembran (+/-) Memburuk pada hari 3-5, sembuh sendiri dalam 714 hari



Air mata buatan Antiviral → herpes simplex virus / varicella-zoster virus : salep acyclovir 3% 5 dd ue 10 hari



PEMBAHASAN



109



Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KONJUNGTIVITIS Patologi



Etiologi



Tanda dan gejala



Tatalaksana



Jamur



Candida sp, Blastomyces dermatitidis, Sporothrix schenckii



Jarang, pasien imunokompromais, pasien yang mendapat terapi antibiotik



Antijamur topikal



Vernal



Alergi



Peradangan konjungtiva kronis, riw keluarga atopi, gatal , fotofobia, sensasi benda asing, blefaropsame, cobblestone pappilae, horner trantas dot



Hindari alergen, antihistamin topikal, mast cell stabilizer, simptomatik, fluorometolon tetes mata 2 dd gtt 1 2 minggu



Inklusi



Chlamydia trachomatis



Mata merah dan nyeri selama beberapa minggu/bulan, sekret mukopurulen, lengket, sensasi benda asing, mata berair, kelopak mata bengkak, kemosis, folikel



Doxycycline 100 mg 2 dd 1 21 hari / eritromisi 240 mg 4 dd 1 21 hari Antibiotik topikal



PEMBAHASAN



109



Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KLASIFIKASI KONJUNGTIVITIS PEMBAHASAN



109



Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KONJUNGTIVITIS VERNAL vs ATOPIK PEMBAHASAN



109



Horner trantas dots



Cobblestone app



https://emedicine.medscape.com/article/1194480-differential WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



109



B. Folikel : ditemukan pada konjungtivitis viral dan chlamydial C. Papil : ditemukan pada konjungtivitis bakteri, chlamydial, alergi (tidak patognomonis) D. Pseudomembran: ditemukan pada konjungtivitis viral E. Kemosis: ditemukan pada konjungtivitis bakteri, viral, alergi (tidak patognomonis)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



109



Jadi, tanda patognomonis yang dapat ditemukan pada pemeriksaan oftalmologi pasien ini adalah…



A. COBBLESTONE



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



110



Anak laki-laki berusia 7 tahun, datang dengan keluhan mata merah sejak 5 hari yang lalu. Mata gatal dan terasa mengganjal. Penglihatan buram disangkal. Saat pagi tidak keluar kotoran mata. Riwayat ibu sering bersin-bersin dan hidung gatal di pagi hari. Pemeriksaan oftalmologi menunjukkan adanya cobble stone appearance dan horner trantas dot di konjungtiva tarsal. Tatalaksana pada kasus ini adalah… A. B. C. D. E.



Acyclovir salep mata Gentamycin salep mata Sodium cromolyn tetes mata Sodium hyaluronate tetes mata Tropikamid tetes mata



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. SODIUM CROMOLYN TETES MATA PEMBAHASAN



110



KEYWORDS: • Anak laki-laki, 7 tahun • mata merah, 5 hari . Mata gatal dan terasa mengganjal. Penglihatan buram (-) • Riwayat ibu sering bersin-bersin dan hidung gatal di pagi hari. • PF: cobble stone appearance dan horner trantas dot di konjungtiva tarsal. → Diagnosis: konjungtivitis vernal WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KONJUNGTIVITIS Patologi



Etiologi



Tanda dan gejala



Tatalaksana



Bakteri



Staphylococci, streptococci, gonococci, corynebacterium strains



Mata merah, terasa berpasir, sensasi terbakar, biasanya bilateral, kelopak mata susah membuka, injeksi konjungtiva difus, discharge mukopurulen, papil (+)



Bakteri: kloramfenikol tetes 6 dd gtt 1 / salep mata 3 dd ue 3 hari Gonore: kloramfenikol tetes mata 0,5 – 1% 1 tetes/jam dan bayi: inj penicillin 50.000 U/kgbb/hari sampati tidak ditemukan kuman GO pada sediaan apus 3 hari berutut-turut.



Virus



Adenovirus, herpes simplex virus atau varicella-zoster virus



Mata berair unilateral, merah, rasa tidak nyaman, fotofobia, edema kelopak mata, limfadenopati preauriklar, injeksi konjungtiva folikular, pseudomembran (+/-) Memburuk pada hari 3-5, sembuh sendiri dalam 714 hari



Air mata buatan Antiviral → herpes simplex virus / varicella-zoster virus : salep acyclovir 3% 5 dd ue 10 hari



PEMBAHASAN



110



Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KONJUNGTIVITIS Patologi



Etiologi



Tanda dan gejala



Tatalaksana



Jamur



Candida sp, Blastomyces dermatitidis, Sporothrix schenckii



Jarang, pasien imunokompromais, pasien yang mendapat terapi antibiotik



Antijamur topikal



Vernal



Alergi



Peradangan konjungtiva kronis, riw keluarga atopi, gatal , fotofobia, sensasi benda asing, blefaropsame, cobblestone pappilae, horner trantas dot



Hindari alergen, antihistamin topikal, mast cell stabilizer (sodium cromolyn 4%), simptomatik, fluorometolon tetes mata 2 dd gtt 1 2 minggu



Inklusi



Chlamydia trachomatis



Mata merah dan nyeri selama beberapa minggu/bulan, sekret mukopurulen, lengket, sensasi benda asing, mata berair, kelopak mata bengkak, kemosis, folikel



Doxycycline 100 mg 2 dd 1 21 hari / eritromisi 240 mg 4 dd 1 21 hari Antibiotik topikal



PEMBAHASAN



110



Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KLASIFIKASI KONJUNGTIVITIS PEMBAHASAN



110



Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KONJUNGTIVITIS VERNAL vs ATOPIK PEMBAHASAN



110



Horner trantas dots



Cobblestone app



https://emedicine.medscape.com/article/1194480-differential WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



110



A. Acyclovir salep mata : untuk konjungtivitis virus B. Gentamycin salep mata: untuk konjungtivitis bakteri D. Sodium hyaluronate tetes mata: untuk dry eyes (artificial tears) E. Tropikamid tetes mata: siklopegik, membuat pupil midriasis untuk pemeriksaan funduskopi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



110



Jadi, tatalaksana pada kasus ini adalah…



C. SODIUM CROMOLYN TETES MATA



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



Anak laki-laki berusia 13 tahun, datang dengan keluhan sering sakit kepala sejak 1 minggu terakhir. Pasien baru memakai kacamata sekitar 1 minggu yang lalu. Saat ini memakai kacamata S -2.50 D. Pemeriksaan visus ODS 6/12 terkoreksi dengan S -2.00 menjadi 6/6, S -2.25 menjadi 6/6, S 2.50 menjadi 6/6, dan S -2.75 menjadi 6/9. Penyebab sakit kepala pada pasien ini adalah…



111 A. Mata selalu berakomodasi karena kekuatan lensa terlalu rendah B. Mata selalu berakomodasi karena kekuatan lensa terlalu tinggi C. Ketegangan otot-otot periorbital D. Vasokonstriksi pembluh darah meningeal E. Peningkatan tekanan intraokuler karena lensa tidak sesuai WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. MATA SELALU BERAKOMODASI KARENA KEKUATAN LENSA TERLALU TINGGI PEMBAHASAN



111



KEYWORDS: • Anak laki-laki,13 tahun • sering sakit kepala, 1 minggu, baru memakai kacamata (S -2.50 D) sekitar 1 minggu. • VODS 6/12 terkoreksi dengan S -2.00 menjadi 6/6, S -2.25 menjadi 6/6, S -2.50 menjadi 6/6, dan S 2.75 menjadi 6/9.



→ Diagnosis: miopia ringan WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



MIOPIA PEMBAHASAN



111



• Rabun jauh • Bayangan jatuh di depan retina • Etiologi: • • • •



Kurvatura kornea atau lensa terlalu besar Diameter aksial bola mata terlalu panjang Indeks refraksi nukleus lensa Posisi lensa terlalu di depan



• Klasifikasi: • • • •



Ringan: -1.00 sampai -3.00 Sedang: > -3.00 Berat: > -6.00 Sangat berat: > -9.00



• Tatalaksana:



• Koreksi lensa negatif, pilih sferis terkecil agar bayangan jatuh tepat di retina, bukan di belakang retina



Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



MIOPIA PEMBAHASAN



111



Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



a. Titik fokus cahaya masuk sejajar ke depan retina b. Hanya benda dekat yang akan diteruskan fokus pada retina c. Miopia aksial: daya refraksi normal pada bola mata yang panjang d. Miopia refraktif: daya refraksi berlebih pada bola mata normal e. Katarak nuklear dengan titik fokus sekunder (pasien melihat diplopia)



MIOPIA PEMBAHASAN



111



• Pasien memakai kacamata berukuran -2.50 dioptri. Padahal seharusnya cukup dengan sferis terkecil, yakni S -2.00 dioptri. • Akibat bila menggunakan sferis minus terbesar, bayangan akan jatuh terlalu ke belakang → mata perlu terus berakomodasi agar bayangan tepat jatuh di retina kembali → memicu sakit kepala kronik



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



111



A. Mata selalu berakomodasi karena kekuatan lensa terlalu rendah : tidak tepat, kekuatan lensa yang rendah justru yang dipilih karena mata tidak perlu berakomodasi maksimal C. Ketegangan otot-otot periorbital : nyeri kepala pada cluster headache D. Vasokonstriksi pembuluh darah meningeal: nyeri kepala pada migrain E. Peningkatan tekanan intraokuler karena lensa tidak sesuai: nyeri kepala pada glaukoma



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



111



Jadi, penyebab sakit kepala pada pasien ini adalah…



B. MATA SELALU BERAKOMODASI KARENA KEKUATAN LENSA TERLALU TINGGI



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



112



Pasien laki-laki berusia 33 tahun, datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 1 bulan terakhir, memberat saat pasien bekerja di depan komputer dan membaca dekat. Penglihatan jauh kabur, terutama saat berkendara di malam hari. Sensitif jika melihat sinar. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pemeriksaan visus VODS 6/40, dikoreksi dengan S +3.00 menjadi 6/6, S +2.50 menjadi 6/6, dan S +2.25 menjadi 6/9. Ukuran koreksi lensa yang tepat pada kasus ini adalah… A. B. C. D. E.



S +3.25 S +3.00 S +2.75 S +2.50 S +2.25



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. S +3.00 PEMBAHASAN



112



KEYWORDS: • Pasien laki-laki, 33 tahun • nyeri kepala,1 bulan terakhir, memberat saat pasien bekerja di depan komputer dan membaca dekat. Penglihatan jauh kabur, sensitif jika melihat sinar • VODS 6/40, dikoreksi dengan S +3.00 menjadi 6/6, S +2.50 menjadi 6/6, dan S +2.25 menjadi 6/9. → Diagnosis: hipermetropia WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KELAINAN REFRAKTIF PEMBAHASAN



112



Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



HIPERMETROPIA PEMBAHASAN



112



Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



a. Titik fokus sinar sejajar masuk ke belakang retina. b. Sinar divergen difokuskan tepat di retina. Titik fokus virtual terletak di belakang retina (garis putus-putus). c. Agar titik fokus tepat di retina, penderita hipermeropia harus berakomodasi bahkan ketika melihat jauh d. Hipermetropia aksial: Daya refraktif normal tetapi bola mata terlalu pendek. e. Hipermetropia refraktif: Bola mata normal, tetapi daya refaktif kurang f. Bentuk khusus hipermetropia refraktif adalah afakia



BENTUK HIPERMETROPIA •



Hipermetropia manifes: •



PEMBAHASAN



112







Hipermetropia absolut: •











Kelainan hipermteropia yang dapat diimbangi dengan akomodasi atau dengan lensa positif Penglihatan penderita normal walau tidak memakai kacamat apositif, namun apabila diberi kacamata positif, oto akomodasinya dapat beristirahat



Hipermetropia laten: •







Hipermetropia yang dikoreksi dengan kacamata positif minimal yangmemberikan tajam penglihatan normal, penderita masih memiliki cadangan kemampuan akomodasi



Hipermetropia fakultatif: •







Hipermetropia yang dapat dikoreksi dnegan lensa positif maksimal yangmemberikan tajam penglihatan normal, tidak ada akomodasi sama sekali (koreksi yang ideal)



Hipermteropia yang didapat tanpa sikloplegia yang dapat diimbangin dengan akomodasi



Hipermetropia total: •



Hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah pemberian sikloplegia



Sumber: Ilmu Penyakit Mata. Universitas Indonesia. 2004 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



CONTOH PASIEN HIPERMETROPIA •



• • •



PEMBAHASAN



112



Tajam penglihatan 6/20







Dikoreksi dengan sferis +3.00 D → 6/6 Dikoreksi dengan sferis +3.50 D → 6/6 Diberikan siklopegia, dikroeksi +5.00 D → 6/6



Maka pasien ini memiliki: • • • • •



Hipermetropia absolut sferis +3.00 D Hipermetropia manifes sferis +3.50 D Hipermetropia fakultatif (manifs – absolut) +3.50 - +3.00 = +0.50 D Hipermetropia total sferis +5.00 D Hipermetropia laten sferis +5.00 - +3.50 = +1.50 D



Sumber: Ilmu Penyakit Mata. Universitas Indonesia. 2004 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SKEMA HIPERMETROPIA PEMBAHASAN



112



HIPERMETROPIA TOTAL HIPERMETROPIA MANIFES HIPERMETROPIA LATEN HIPERMETROPIA ABSOLUT



HIPERMETROPIA FAKULTATIF HILANG DENGAN AKOMODASI



HILANG DENGAN KACAMATA Sumber: Ilmu Penyakit Mata. Universitas Indonesia. 2004 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



112



A. C. D. E.



S +3.25 : visus tidak menjadi 6/6 S +2.75: bukan lensa terbesar S +2.50: bukan lensa terbesar S +2.25: visus tidak menjadi 6/6



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



112



Jadi, ukuran koreksi lensa yang tepat pada kasus ini adalah…



B. S +3.00



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



113



Anak laki-laki berusia 9 tahun, datang dengan keluhan tidak dapat menggambar garis lurus. Pemeriksaan visus ODS 6/9 dikoreksi dengan lensa C -4.50 S -1.00 90o menjadi 6/6. Diagnosa pada kasus ini adalah… A. B. C. D. E.



Astigmatisma hipermetropia simpleks Astigmatisma hipermetropia kompositus Astigmatisma miopia simpleks Astigmatisma miopia kompositus Astigmatisma mixtus



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. ASTIGMATISMA MIOPIA KOMPOSITUS PEMBAHASAN



113



KEYWORDS: • Anak laki-laki,9 tahun • tidak dapat menggambar garis lurus. • VODS 6/9 dikoreksi dengan lensa C -4.50 S -1.00 90o menjadi 6/6.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KELAINAN REFRAKTIF PEMBAHASAN



113



Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



ASTIGMATISMA PEMBAHASAN



113 • Kelainan pada kelengkungan kornea sehingga bayangan tidak jatuh tepat di retina • Pemeriksaan: keratometer, topografi kornea • Terapi: kontak lensa, kacamata, operasi LASIK Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KLASIFIKASI ASTIGMATISMA PEMBAHASAN



113



• Astigmatisma miopia simpleks → lensa C (-) aso • Astigmatisma hipermetropia simpleks → Lensa C (+) aso → hanya ada komponen silindris • Astigmatisma miopia kompositus → Lensa S (-), C (-) aso • Astigmatisma hipermetropia kompositus → Lensa S (+), C (+) aso → ada komponen siferis dan silindris, tanda sama • Astigmatisma mikstus → ada komponen siferis dan silindris, tanda beda



Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KLASIFIKASI ASTIGMATISMA PEMBAHASAN



113



Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



113



A. Astigmatisma hipermetropia simpleks : hanya komponen silindris B. Astigmatisma hipermetropia kompositus: ada komponen silindris dan sferis, tanda sama (+) C. Astigmatisma miopia simpleks: hanya ada komponen silindris E. Astigmatisma mixtus: ada komponens sferis dan silindris, tanda beda



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



113



Jadi, diagnosa pada kasus ini adalah…



D. ASTIGMATISMA MIOPIA KOMPOSITUS



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



114



Pasien laki-laki berusia 34 tahun datang dengan keluhan mata kanan merah dan nyeri sejak 2 hari yang lalu. Penglihatan kabur dan silau bila terkena cahaya. Mata pasien baru terkena daun padi saat dia sejak bekerja di sawah. Pemeriksaan visus OD 2/6 dan OS 6/6. Pemeriksaan oftalmologi menunjukkan terdapat injeksi silier dan lesi satelit di kornea pada mata kanan pasien. Diagnosis pada kasus ini adalah… A. B. C. D. E.



Keratitis bakterialis Ulkus kornea Keratitis jamur Keratitis viral Konjungtivitis bakterialis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. KERATITIS JAMUR



PEMBAHASAN



114



KEYWORDS: • laki-laki, 34 tahun • mata kanan merah dan nyeri sejak 2 hari yang lalu. Penglihatan kabur dan silau bila terkena cahaya. Mata pasien baru terkena daun padi • VOD 2/6 dan VOS 6/6. • PF: injeksi silier dan lesi satelit di kornea pada mata kanan pasien



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KERATITIS PEMBAHASAN



114



• Inflamasi pada kornea → kornea edema, injeksi silier, mata nyeri, visus turun • Etiologi: virus, bakteri, jamur, parasit (Acanthamoeba), atau non infeksi (trauma, garukan, defisiensi vit A, dll) • Pemeriksaan penunjang : • Uji fluoresens: kalau ada defek kornea (inflamasi, ulkus, perforasi): fluorescent test (+) karena fluorescent dye tidak menetap pada stroma/epitel kornea yang intak



Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KERATITIS PEMBAHASAN



114 Keratitis herpes simpleks: lesi dendritik



Keratitis jamur: ulkus kornea dan hipopion



Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Keratitis acanthamoeba: ringshaped corneal abscess



KERATITIS PEMBAHASAN



114



Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KERATITIS PEMBAHASAN



114



Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



114



A. Keratitis bakterialis : akibat pemakaian lensa kontak, sekret purulen B. Ulkus kornea: tes fluoresens (+), hipopion (+) D. Keratitis viral: lesi dendritik E. Konjungtivitis bakterialis: tidak ada penurunan visus



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



114



Jadi, diagnosa pada kasus ini adalah…



C. KERATITIS JAMUR



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



115



Pasien wanita berusia 55 tahun datang dengan keluhan mata kiri tiba-tiba kabur sejak 3 jam yang lalu. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala, mual, dan muntah. Pasien tidak mempunyai riwayat hipertensi. Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan mata kanan merah, injeksi silier, bilk mata depan dangkal, VOD 6/6, VOS 1/60, TIO mata kiri 49 mmHg. Diagnosis pada pasien ini adalah… A. B. C. D. E.



Glaukoma sudut terbuka kronik Glaukoma sudut tertutup akut Glaukoma primer Glaukoma sekunder Glaukoma kongenital



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP AKUT PEMBAHASAN



115



KEYWORDS: • Wanita, 55 tahun • mata kiri tiba-tiba kabur sejak 3 jam yang lalu. nyeri kepala, mual, dan muntah. riw hipertensi (-) • PF: mata kanan merah, injeksi silier, bilk mata depan dangkal, VOD 6/6, VOS 1/60, TIO mata kiri 49 mmHg



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GLAUKOMA AKUT PEMBAHASAN



115



• Disebabkan oleh peninggian tekanan intraokuler yang mendadak. Sering merupakan glaukoma primer sudut tertutup. • Tanda dan gejala: • Mata merah dan nyeri • Visus turun mendadak • Mual muntah – akibat tekanan bola mata yang sangat tinggi • Edema kornea • Bilik mata depan dangkal • Pupil middilatasi ,refleks pupil negatif • Iris bombe • Injeksi: silier, konjungtiva, mixed (silier+konjungtiva) • Pemeriksaan → tonometri: mengukur TIO • Normal : 16 ± 3 mmHg • Per palpasi: • N+1 = agak tinggi • N + 2 = tinggi • N – 1 = agak rendah



Sumber: PPK IDI 2017 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GLAUKOMA AKUT PEMBAHASAN



115



• Tatalaksana • Non medikamentosa • Pembatasan asupan cairan untuk menjaga agar tekanan intra okular tidak semakin meningkat • Medikamentosa • Asetazolamid HCl 500 mg, dilanjutkan 4 x 250 mg//hari • KCl 0,5% 2 x 1 tetes/hari • Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotik 4 -6 x 1 tetes sehari • Terapi simptomatik • Terapi definitif: iridotomi Sumber: PPK IDI 2017 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



GLAUKOMA AKUT PEMBAHASAN



115



• Kontraindikasi pada glaukoma akut sudut tertutup: midriatikum – siklopegik • Midriatiku : obat yang digunakan untuk memperbesar pupil mata → sudut COA semakin tertutup → memperberat glaukoma • Siklopelgia : untuk melemahkan otot sliaria sehingga memungkinkan mata untuk fokus pada objek yang dekat • Contoh: tropoicamide, atropin, homatropine



Sumber: PPK IDI 2017 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



115



A. Glaukoma sudut terbuka kronik: penurunan visus perlahan, lapang pandang sempit, tunnel vision, PF: mata tenang, TIO normal/agak tinggi, funduskopi: hilangnya cup/disc ratio (“menggaung”) C. Glaukoma primer : tidak disertai dengan penyakit mata lainnya D. Glaukoma sekunder: disebabkan oleh peradangan pada lapisan tengah mata (uveitis) atau cedera pada mata E. Glaukoma kongenital: kelainan pada mata sejak lahir



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



115



Jadi, diagnosa pada kasus ini adalah…



B. GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP AKUT



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



116



Tn. Ahmad, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri kepala berputar yang terjad selama 15 menit. Nyeri kepala berputar biasanya dicetuskan akibat perubahan posisi dari tidur kemudian bangun. Penurunan pendengeran disangkal. Suara berdengung di telinga disangkal. PF TV dbn. Pemeriksaan telinga luar dan otoskopi dbn. Manuever untuk home treatment yang dapat dilakukan pasien adalah ? A. Dix Halpike B. Epley C. Brandt daroff D. Tandem Gait E. Finger to nose to finger



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. Brandt Daroff PEMBAHASAN



116



KEYWORDS: • Keluhan nyeri kepala berputar → vertigo • Selama 15 menit → durasi singkat • Dicetuskan akibat perubahan posisi dari tidur kemudian bangun



 Diagnosis : BPPV



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BPPV PEMBAHASAN



116



• Menurut neurotologi secara umum Vertigo Perifer terdiri atas dua jenis gangguan yakni: BPPV dan Non-BPPV



• Manifestasi vertigo vestibuler perifer non-BPPV diantaranya adalah Penyakit Meniere, Labirinitis, akibat ototoksisitas, hingga neuroma akustik.



Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BPPV PEMBAHASAN



116



• BPPV is diagnosed based on medical history, physical examination, the results of vestibular and auditory (hearing) tests, and possibly lab work to rule out other diagnoses. • Vestibular tests include the Dix-Hallpike maneuver and the Supine Roll test. • These tests allow a physician to observe the nystagmus elicited in response to a change in head position. The problematic semicircular canal can be identified based on the characteristics of the observed nystagmus. • Dix-Hallpike (also referred to as the Nylen-Barany) manoeuvre is the definitive diagnostic test for posterior canal BPPV



Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Dix-Halpike PEMBAHASAN



116



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Terapi BPPV : Epley Maneuver PEMBAHASAN



116



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Terapi BPPV PEMBAHASAN



116



Home treatment for BPPV: Brandt Daroff maneuver • 3 sets x 5 repetitions/day for 2 weeks • Success rate 95% • Mostly complete relief after 30 sets (10 days)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Terapi BPPV : Epley Maneuver PEMBAHASAN



116



Symptomatic treatment: Antivertigo (vestibular suppressant) : • Ca channel blocker: flunarizin • Histaminic: betahistine mesilat • Antihistamin: difenhidramine, sinarisin Antiemetic: • prochlorperazine, metoclopramide Psycoaffective : • Clonazepam, diazepam for anxiety & panic attack WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



116



A. Dix Halpike : Px untuk mendiagnosa BPPV B. Epley : Terapi yang dilakukan oleh Dokter D. Tandem Gait : Px untuk gangguan keseimbangan sentral E. Finger to nose to finger : Px untuk gangguan keseimbangan sentral



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



116



Jadi, Manuever untuk home treatment yang dapat dilakukan pasien adalah . . .



C. BPPV



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



117



Tn. Ahmad, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri kepala berputar yang terjadi sudah lebih dari 30 menit yll. Selain itu pasien merasa pendengaran berkurang akhir2 ini dan terdapat suara berdenging di telinganya. Nyeri kepala berputar tidak dipengaruhi perubahan posisi. Riwayat keluar cairdan dari telinga disangkal. PF TV dbn. Pemeriksaan telinga luar dan otoskopi dbn, px audiometri didapatkan SNHL. Diagnosis ? A. Migrain B. Meniere Disease C. BPPV D. Labirinitis E. Neuritis Vestibular



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. Meniere Disease PEMBAHASAN



117



KEYWORDS: • Keluhan nyeri kepala berputar → vertigo • Lebih dari 30 menit → durasi panjang • Tidak dicetuskan perubahan posisi → non BPPV • Riwayat keluar cairan dari telinga disangkal → riw infeksi telingansebelumnya • Vertigo, SNHL dan tinitus → trias meniere



 Diagnosis : Meniere Disease WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Meniere Disease • Patofisiologi: akibat hidrops endolimfe



PEMBAHASAN



117



• Gejala meniere: sensorineural hearing loss, vertigo perifer, fluctuating aural fullness. • Menurut consensus ICVD (International Classification of Vestibular Disorders) didiagnosis sebagai definite meniere apabila terdapat:  Minimal terdapat 2 gejala vertigo vestibuler perifer spontan dengan durasi minimal 20 menit  SNHL (frekuensi rendah-sedang) yang terdokumentasi melalui audiometri yang terjadi saat atau setelah serangan episodik vertigo.  Fluctuating aural symptoms (seperti tinnitus, telinga terasa penuh) → biasanya unilateral



 Kemungkinan diagnosis vestibuler lain telah disingkirkan. Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Meniere Disease • Tatalaksana Umum



PEMBAHASAN



117



 Mengurangi konsumsi garam maksimal 1.5-2.0 gram per hari  Berhenti merokok  Membatasi konsumsi air  Membatasi konsumsi kopi, teh, alcohol. • Saat Serangan  Tirah baring dengan kepala lebih tinggi dari badan



 Dimenhydrinate atau promethazine



• Terapi Spesifik keluhan Kronis  Prochlorperazine 10 mg, 3x1  Asam nicotinic, 50 mg, 3x1 sebelum makan  Betahistin 8 mg, 3x1  Diuretic; furosemid 40 mg, diberikan selang seling • Terapi bedah  Prosedur konservatif misalnya; dekompresi kantung endolymphatic, operasi shunt endolymphatic, sacculotomy, pemotongan syaraf vestibular, labirynthectomy,



Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



117



A. Migrain : Bukan nyeri kepala berputar, melainkan nyeri kepala sebelah bersifat berdenyut C. BPPV : durasi vertigo singkat (30 menit), disertai MHL dengan atau tanpa tinitus, diawali infeksi (OMSK) kemudian menyebar ke labirin (otitis media internus) E. Neuritis Vestibular : durasi vertigo tidak singkat (>30 menit), TANPA SNHL



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



117



Jadi, Diagnosis untuk pasien adalah...



B. Meniere Disease



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



118



Tn. Joko, 25 tahun, datang dengan keluhan nyeri kepala berputar yang terjadi sudah lebih dari 30 menit yll. Selain itu pasien merasa pendengaran berkurang mendadak akhir2 ini. Nyeri kepala berputar tidak dipengaruhi perubahan posisi. Riwayat keluar cairdan dari telinga (+) sudah 3 bulan yll. PF TV dbn. Pemeriksaan telinga luar dan otoskopi dbn, px audiometri didapatkan CHL dan SNHL. Diagnosis ? A. Migrain B. Meniere Disease C. BPPV D. Labirinitis E. Neuritis Vestibular



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. Labirinitis PEMBAHASAN



118



KEYWORDS: • Keluhan nyeri kepala berputar → vertigo • Lebih dari 30 menit → durasi panjang • Tidak dicetuskan perubahan posisi → non BPPV • Riwayat keluar cairan dari telinga (+) → riw OMSK → penyebaran infeksi dari telinga tengah ke telinga dalam (labirint) → Labirinitis • CHL dan SNHL→ Mix Hearing loss mendadak



 Diagnosis : Labirinitis WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Labirinitis PEMBAHASAN



118



• Disebut juga sebagai otitis interna (inflamasi pada labirin atau saraf VIII ganglion koklearis)



• Biasanya menyebabkan vertigo dan tuli mendadak • Ketulian melibatkan sistem konduktif dan sensorineural • Etiologinya penyebaran infeksi dari cavum timpani ke labirint • Merupakan salah satu indikator dari OMSK Maligna



Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



118



A. Migrain : Bukan nyeri kepala berputar, melainkan nyeri kepala sebelah bersifat berdenyut B. Meniere Disease : durasi vertigo tidak singkat (>30 menit), disertai trias meniere (vertigo, SNHL, tinitus), tanpa riwayat infeksi telinga tengah(OMSK) sebelumnya C.BPPV : durasi vertigo singkat (30 menit), TANPA SNHL WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



118



Jadi, Diagnosis untuk pasien adalah...



D. Labirinitis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



119



Tn. Joko, 25 tahun, datang dengan keluhan nyeri kepala berputar yang terjadi sudah lebih dari 30 menit yll. Pendengaran berkurang disangkal. Nyeri kepala berputar tidak dipengaruhi perubahan posisi. Riwayat keluar cairdan dari telinga disangkal. PF TV dbn. Pemeriksaan telinga luar dan otoskopi dbn, px audiometri tidak didapatkan kelainan. Diagnosis ? A. Migrain B. Meniere Disease C. BPPV D. Labirinitis E. Neuritis Vestibular



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. Neuritis Vestibular PEMBAHASAN



119



KEYWORDS: • Keluhan nyeri kepala berputar → vertigo • Lebih dari 30 menit → durasi panjang • Tidak dicetuskan perubahan posisi → non BPPV • Riwayat keluar cairan dari telinga (-) → riw OMSK (-) • Tanpa disertai hearing loss→ menandakan yang terkena hanya komponen vestibular saja, komponen cochlear tidak terdapat kelainan. Perlu diingat N.VIII (vestibulocochlear) memiliki komponen vestibular dan cochlear, pada neuritis vestibular hanya komponen vestibular saja yang terganggu sehingga komponen cochlear tidak terdapat kelaianan.



 Diagnosis : Neuritis Vestibular



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Neuritis Vestibular • Disebut juga sebagai epidemic vertigo



PEMBAHASAN



119



• Etiologi terbanyak akibat infeksi virus pada ganglion vestibularis • Serangan vertigo mendadak dengan intensitas berat (sering ditemukan nistagmus spontan) disertai dengan gejala otonom hebat (mual/muntah) • Dapat ditemukan SNHL namun kasusnya sangat jarang ditemukan, biasanya pasien hanya mengeluhkan adanya tinnitus. • Penyebab tersering ke dua gangguan vestibuler perifer



Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



119



A. Migrain : Bukan nyeri kepala berputar, melainkan nyeri kepala sebelah bersifat berdenyut B. Meniere Disease : durasi vertigo tidak singkat (>30 menit), disertai trias meniere (vertigo, SNHL, tinitus), tanpa riwayat infeksi telinga tengah(OMSK) sebelumnya C. BPPV : durasi vertigo singkat (30 menit), disertai MHL dengan atau tanpa tinitus, diawali infeksi (OMSK) kemudian menyebar ke labirin (otitis media internus)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



119



Jadi, Diagnosis untuk pasien adalah...



E. Neuritis Vestibular



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



120



Tn. Ahmad, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri kepala berputar yang terjadi sudah lebih dari 30 menit yll. Selain itu pasien merasa pendengaran berkurang akhir2 ini dan terdapat suara berdenging di telinganya. Nyeri kepala berputar tidak dipengaruhi perubahan posisi. Riwayat keluar cairdan dari telinga disangkal. PF TV dbn. Pemeriksaan telinga luar dan otoskopi dbn, px audiometri didapatkan SNHL. Patofisiologi dari penyakit tersebut ? A. Canalolithiasis B. Cupulolithiasis C. Hydrops Endolimfe D. Infeksi pada Labirinth E. Infeksi pada Ganglion Vestibularis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. Hidrops Endolimfe PEMBAHASAN



120



KEYWORDS: • Keluhan nyeri kepala berputar → vertigo • Lebih dari 30 menit → durasi panjang • Tidak dicetuskan perubahan posisi → non BPPV • Riwayat keluar cairan dari telinga disangkal → riw infeksi telingansebelumnya • Vertigo, SNHL dan tinitus → trias meniere



 Diagnosis : Meniere Disease WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Meniere Disease • Patofisiologi: akibat hidrops endolimfe



PEMBAHASAN



120



• Gejala meniere: sensorineural hearing loss, vertigo perifer, fluctuating aural fullness. • Menurut consensus ICVD (International Classification of Vestibular Disorders) didiagnosis sebagai definite meniere apabila terdapat:  Minimal terdapat 2 gejala vertigo vestibuler perifer spontan dengan durasi minimal 20 menit  SNHL (frekuensi rendah-sedang) yang terdokumentasi melalui audiometri yang terjadi saat atau setelah serangan episodik vertigo.  Fluctuating aural symptoms (seperti tinnitus, telinga terasa penuh) → biasanya unilateral



 Kemungkinan diagnosis vestibuler lain telah disingkirkan. Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Meniere Disease • Tatalaksana Umum



PEMBAHASAN



120



 Mengurangi konsumsi garam maksimal 1.5-2.0 gram per hari  Berhenti merokok  Membatasi konsumsi air  Membatasi konsumsi kopi, teh, alcohol. • Saat Serangan  Tirah baring dengan kepala lebih tinggi dari badan



 Dimenhydrinate atau promethazine



• Terapi Spesifik keluhan Kronis  Prochlorperazine 10 mg, 3x1  Asam nicotinic, 50 mg, 3x1 sebelum makan  Betahistin 8 mg, 3x1  Diuretic; furosemid 40 mg, diberikan selang seling • Terapi bedah  Prosedur konservatif misalnya; dekompresi kantung endolymphatic, operasi shunt endolymphatic, sacculotomy, pemotongan syaraf vestibular, labirynthectomy,



Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



120



A. Canalolithiasis → BPPV B. Cupulolithiasis → BPPV D. Infeksi pada Labirinth → Labirinitis E. Infeksi Ganglion Vestibularis → Neuritis Vestibularis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



120



Jadi, Patofisiologi untuk kasus diatas adalah...



C. Hydrops Endolimfe



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



121



Ny. Luna, 25 tahun, datang dengan keluhan hidung tersumbat disertai gatal dan bersin-bersin. Selain itu pasien juga mengeluhkan keluar cairan encer dari hidungnya. Keluhan diatas dialami terutama pagi dan malam hari bahkan hingga mengganggu waktu tidur pasien. keluhan sudah berlangsung hampir setiap hari dan sudah dialami sejak 3 bulan yll. Riwayat alergi makanan sewaktu remaja (+). PF TV dbn. Status lokalis didapatkan chonca edema warna livid, cavum nasi sempit terisi discharge encer dan bening. Diagnosa ? A. Rhinitis Alergi intermitten ringan B. Rhinitis Alergi intermitten sedang-berat C. Rhinitis Alergi persisten ringan D. Rhinitis Alergi persisten sedang-berat E. Rhinitis Medikamentosa WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. Rhinitis Alergi persisten sedang-berat PEMBAHASAN



121



KEYWORDS: • Keluhan hidung tersumbat, gatal, bersin dan rhinorea • Mengganggu waktu tidur → intensitas sedang-berat • Berlangsung hampir tiap hari dan sudah 3 bulan yll → frekuensi persisten • Riwayat alergi makanan (+)→ Riwayat atopi • Chonca edema, livid, discharge serous



 Diagnosis : Rhinitis Alergi Persisten Sedang-Berat WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Rhintis Alergi PEMBAHASAN



121



• Rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan berulang.  Diagnosis : • Anamnesis: Serangan bersin berulang terutama bila terpajan alergen disertai rinore yang encer dan banyak, hidung tersumbat, gatal, lakrimasi, riwayat atopi • PF dan Rinoskopi anterior: Mukosa edema, basah, pucat/livid, sekret banyak, allergic shiner, allergic salute, allergic crease, facies adenoid, geographic tongue, cobblestone appearance • Penunjang: Darah tepi: eosinofil meningkat, IgE spesifik meningkat, Sitologi hidung, Prick test, Alergi makanan : food challenge test Sumber: Soepardi EA, et al, editor. Buku Ajar Ilmu THT-KL. Ed 6. Jakarta: FKUI. 2009 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Rhintis Alergi PEMBAHASAN



121



Klinis • Pada rhinoskopi anterior: mukosa edema, basah, pucat/livid • Allergic shiner: bayangan gelap dibawah mata akibat stasis vena • Allergic salute: anak menggosok-gosok hidung dengan punggung tangan karena gatal • Allergic crease: penggosokan hidung berulang akan menyebabkan timbulnya garis di dorsum nasi sepertiga bawah. Terapi • Hindari faktor pencetus • Medikamentosa (antihistamin H1, oral dekongestan, kortikosteroid topikal, sodium kromoglikat) • Operatif konkotomi (pemotongan sebagian konka inferior) → bila konka inferior hipertrofi berat. • Imunoterapi → dilakukan pada kasus alergi inhalan yang sudah tidak responsif dengan terapi lain. Tujuan imunoterapi adalah pembentukan IgG blocking antibody dan penurunan IgE. Sumber: Soepardi EA, et al, editor. Buku Ajar Ilmu THT-KL. Ed 6. Jakarta: FKUI. 2009 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Klasifikasi Rhintis Alergi PEMBAHASAN



121



Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Terapi RA PEMBAHASAN



121



Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



121



A. Rhinitis Alergi intermitten ringan : frekuensi 4 minggu dan tidak mengganggu aktivitas atau tidur E. Rhinitis Medikamentosa : Hidung tersumbat yang memburuk terkait penggunaan vasokonstriktor topikal WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



121



Jadi, Diagnosa untuk pasien adalah...



D. Rhinitis Alergi persisten sedang-berat



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



122



Tn. Budi 25 thn, keluhan hidung tersumbat dan keluar cairan bening dari hidungnya. Keluhan tsb awalnya hilang dengan pemakaian obat oxymetazolin semprot hidung namun semakin lama penggunaan mejadi semakin sering dan saat ini keluhan tidak hilang walaupun sudah disemprot berulang kali. Riwayat alergi sebelumnya (-), riwayat alergi pada orang tua (-). PF TV dbn. Status lokalis Rinoskopi anterior didaptkan edema konka disertai sekret serous. Diagnosa ? A. Rhinitis Alergi B. Rhinitis Akut C. Rhinitis Medikamentosa D. Rhinitis Atrofikans E. Rhinitis Vasomotor WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. Rhinitis Medikamentosa PEMBAHASAN



122



KEYWORDS: • Keluhan hidung tersumbat dan rhinorea • Pencetus pemakaian rutin oxymetazolin semprot hidung → dekongestan topikal • Riwayat atopik (-)→ Rhinitis Alergi



 Diagnosis : Rhinitis Medikamentosa



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Rhinitis Medikamentosa PEMBAHASAN



122



• Kelainan hidung berupa gangguan respons normal vasomotor akibat pemakaian vasokonstriktor topikal (tetes hidung atau semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan, sehingga menyebabkan sumbatan menetap →terjadi rebound dilatation dan rebound congestion • Anjuran: pemakaian obat topikal sebaiknya tidak lebih dari 1 minggu • Diagnosa :  Ax : Hidung tersumbat yang memburuk terkait penggunaan vasokonstriktor topikal  PF: edema/hipertrofi konka dengan sekret berlebihan. Apabila diberi tampon, edema tidak berkurang



• Tatalaksana: hentikan obat topikal hidung, steroid oral dosis tinggi jangka pendek dan tappering off, dekongestan oral Sumber: Soepardi EA, et al, editor. Buku Ajar Ilmu THT-KL. Ed 6. Jakarta: FKUI. 2009 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



122



A. Rhinitis Alergi : Riwayat atopi. Gejala: bersin, gatal, rinorea, kongesti. Tanda: mukosa edema, basah, pucat atau livid, sekret banyak. B. Rhinitis Akut : Sekret serosa, demam, sakit kepala, mukosa bengkak dan merah. D. Rhinitis Atrofikans : Sekret hijau kental, napas bau, hidung tersumbat, hiposmia, sefalgia. Rinoskopi: atrofi konka media & inferior, sekret & krusta hijau. E. Rhinitis Vasomotor : hidung tersumbat dipengaruhi posisi, rinorea, bersin. Pemicu: asap/rokok, pedas, dingin, perubahan suhu, lelah, stres. Tanda: mukosa edema, konka hipertrofi merah gelap WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



122



Jadi, Diagnosa untuk pasien adalah...



C. Rhinitis Medikamentosa



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



123



Ny. Inem 35 thn, keluhan hidung tersumbat dan keluar cairan hijau kental, dan nyeri kepala. Selain akhir akhir ini pasien merasa nafasnya bau sekali dan sulit untuk mencium bau bau masakan saat dia memasak. Riwayat alergi (-). PF TV dbn. Rinoskopi : atrofi konka media & inferior, sekret kental & krusta hijau. Diagnosa ? A. Rhinitis Alergi B. Rhinitis Akut C. Rhinitis Medikamentosa D. Rhinitis Ozaena E. Rhinitis Vasomotor



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. Rhinitis Ozaena PEMBAHASAN



123



KEYWORDS: • Keluhan hidung tersumbat, nyeri kepala, nafas bau dan hipoosmia • Riwayat atopik (-)→ Rhinitis Alergi • Rinoskopi : atrofi konka media & inferior, sekret kental & krusta hijau



 Diagnosis : Rhinitis Ozaena WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Rhinitis Ozaena PEMBAHASAN



123



• Rinitis atrofi adalah penyakit hidung kronik yang ditandai atrofi progresif mukosa hidung dan tulang penunjangnya disertai pembentukan sekret yang kental dan tebal yang cepat mengering membentuk krusta, menyebabkan obstruksi hidung, anosmia, dan mengeluarkan bau busuk. • Rinitis atrofi disebut juga rinitis sika, rinitis kering, sindrom hidungterbuka, atau ozaena.



• Disebabkan Klesiella ozaena atau stafilokok, streptokok, P. Aeruginosa pada pasien ekonomi/higiene kurang.



Sumber: Soepardi EA, et al, editor. Buku Ajar Ilmu THT-KL. Ed 6. Jakarta: FKUI. 2009 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Rhinitis Ozaena • Diagnosa :



PEMBAHASAN



 Anamnesis : Sekret hijau kental, napas bau, hidung tersumbat, hiposmia, sefalgia.



123



 Rhinoskopi : Atrofi konka media & inferior, sekret & krusta hijau. • Terapi :  Topikal : irigasi NaCl  Sistemik : Antibiotik adekuat  Bedah : jika gagal terapi topikal & sistemik



Sumber: Soepardi EA, et al, editor. Buku Ajar Ilmu THT-KL. Ed 6. Jakarta: FKUI. 2009 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



123



A. Rhinitis Alergi : Riwayat atopi. Gejala: bersin, gatal, rinorea, kongesti. Tanda: mukosa edema, basah, pucat atau livid, sekret banyak. B. Rhinitis Akut : Sekret serosa, demam, sakit kepala, mukosa bengkak dan merah. C. Rhinitis Medikamentosa : Hidung tersumbat yang memburuk terkait penggunaan vasokonstriktor topikal. Perubahan: vasodilatasi, stroma edema,hipersekresi mukus. Rinoskopi: edema/hipertrofi konka dengan sekret hidung yang berlebihan. E. Rhinitis Vasomotor : hidung tersumbat dipengaruhi posisi, rinorea, bersin. Pemicu: asap/rokok, pedas, dingin, perubahan suhu, lelah, stres. Tanda: mukosa edema, konka hipertrofi merah gelap WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



123



Jadi, Diagnosa untuk pasien adalah...



D. Rhinitis Ozaena



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



124



An. Paijo 12 thn, datang dengan keluhan hidung tersumbat dan keluar cairan kuning dari hidungnya. Keluhan disertai demam dan nyeri kepala yang sudah berlangsung 3 hari. Riwayat alergi (-). PF TV dbn. Rinoskopi : konka edema dan hiperemis, sekret mukopurulen. Diagnosa ? A. Rhinitis Alergi B. Rhinitis Akut C. Rhinitis Medikamentosa D. Rhinitis Ozaena E. Rhinitis Vasomotor



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. Rhinitis Akut PEMBAHASAN



124



KEYWORDS: • Keluhan hidung tersumbat dan rhinorea • Demam dan nyeri kepala → terdapat tanda infeksi • Riwayat atopik (-)→ Rhinitis Alergi • Rinoskopi : konka edema dan hiperemis, sekret mukopurulen warna kekuningan



 Diagnosis : Rhinitis Akut



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Rhinitis Akut PEMBAHASAN



124



• Rhinitis akut adalah peradangan pada mukosa hidung yangberlangsung akut(> Klasifikasi:



Faktor risiko:



• Veruka vulgaris (VV) dengan varian veruka filiformis



• Biasanya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa sehat



• Veruka plana juvenile (VPJ)



• Pekerjaan yang berhubungan dengan daging mentah



• Veruka plantaris (VP) • Veruka akuminatum (kondiloma akuminata)



• Imunodefisiensi



VERUKA VULGARIS Pemeriksaan fisik: PEMBAHASAN



126



• Tanda patognomonis papul berwarna kulit sampai keabuan, dengan permukaan kasar (verukosa), keratotik, ukuran sampoai 1cm. Lesi bisa berkonfluensi • Papul ini dapat dijumpai pada kulit, mukosa, dan kuku



• Apabila permukaannya rata, maka disebut dengan veruka plana • Dengan goresan dapat timbul autoinokulasi sepanjang goresan (fenomena Koebner)



VERUKA VULGARIS Tatalaksana: • Lini pertama umumnya barupa: PEMBAHASAN



126



• Krioterapi  dgn nitrogen cair, potensi tetap ada • Asam salisilat (destruktif)  konsentrasi tinggi (17-40%) Jumlah kutil



Kaki dan tangan



Wajah



Tempat lain



Sedikit



Cryotherapy Salicylic acid Adhesive tape Laser



Cryotherapy Excision



Cryotherapy Salicylic acid



Banyak



Salicylic acid Cryotherapy Squaric acid or DCNB Laser



Cryotherapy Tretinoin cream



Imiquinod Tretinoin cream Squaric acid or DCNB



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



126



A. Liquor carbonis detergent : untuk kasus psoriasis B. Gameksan : tidak ada indikasi pada kasus kutil (untuk kasus pedikulosis) C. Eksisi : sebaiknya dihindari, menyebabkan scar yang membekas E. Kortikosteroid super poten : tidak ada indikasi pada kasus kutil



PEMBAHASAN



126



Jadi, tatalaksana yang anda pertimbangkan adalah…



D. KRIOTERAPI



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Pasien laki-laki, usia 53 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan kuku. Kemudian anda sebagai dokter menduga kukunya terinfeksi jamur dengan gambaran klinis sebagai berikut.



SOAL



127 Kelainan yang ditemukan pada kasus diatas adalah… A. Onycholysis, edema periunguinal B. Onycholysis, skuama periunguinal, onychohauxis C. Onycholysis, edema periunguinal, onychomycosis D. Onycholysis, skuama periunguinal E. Onycholysis, onychorrhexis, onychohauxis WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. ONYCHOLYSIS, EDEMA PERIUNGUINAL, ONYCHOMYCOSIS PEMBAHASAN



127



KEYWORDS : • Pasien laki-laki, 53 tahun • Keluhan kuku seperti gambara berikut.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TERMINOLOGI KELAINAN KUKU • Onycholysis: bagian putih/kuning distal kuku terangkat. Penyebab: PEMBAHASAN



127



• Idiopatik, tirotoksikosis, DKI/DKA, infeksi kuku akibat jamur, fotosensitivitas obat • Onychorrhexis: garis-garis longitudinal. Kemungkinan penyebab:



• Lichen planus, psoriasis, infeksi kuku akibat jamur • Onychomycosis: infeksi kuku oleh jamur. Dapat disebabkan oleh dermatofita, candida, maupun golongan mould • Onychauxis: kuku tebal akibat psoriasis, trauma, atau infeksi kuku akibat jamur Sumber: Pedoman Infeksi Menular Seksual. DEPKES. 2011



ONIKOMIKOSIS (Kelainan kuku akibat infeksi jamur)



PEMBAHASAN



127



Onikomikosis subungual distal:



Onikomikosis subungual putih:



• Infeksi mulai di hiponikium  menyebar ke proksimal



• Invasi langsung lapisan superfisial lempeng kuku  bercak putih, kuku lunak, rapuh



• Hiperkeratosis subungual, onikolisis, kuku kekuningan



Onikomikosis candida: Onikomikosis subungual proksimal:



• Paronikia: menyerang matriks  depresi transversal kuku



• Infeksi mulai di kutikula  menjalar ke distal



• Kandidosis kronik mukokutan: bengkak lipat kuku proksimal dan distal



• Hiperkeratosis subungual, onikolisis proksimal, distruksi lempeng kuku proksimal



• Invasi pada kuku yang sudah onikolisis



Sumber: Infeksi Menular Seksual. DEPKES. 2011



ONIKOMIKOSIS (Kelainan kuku akibat infeksi jamur)



PEMBAHASAN



127



Diagnosis:



Tatalaksana:



• Sediaan KOH 20-30% untuk lisis keratin



• Flukonazole 100 mg/hari selama 6-12 bulan



• Ditambah zat warna tambahan untuk mempermudah visualisasi jamur: Parker blue-black atau pewarnaan PAS



• Itralonazole 200 mg/hari selama 3 bulan • Terbinafine 250 mg/hari selama 3 bulan



Sumber: Infeksi Menular Seksual. DEPKES. 2011



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



127



A. Onycholysis, edema periunguinal : bagian putih/kuning distal kuku terangkat dan terdapat pembengkakan pada daerah sekitar kuku saja B. Onycholysis, skuama periunguinal, onychohauxis : bagian putih/kuning distal kuku terangkat, terdapat skuama putih di sekitar kuku, dan adanya penebalan kuku D. Onycholysis, skuama periunguinal : bagian putih/kuning distal kuku terangkat dan terdapat skuama putih di sekitar kuku E. Onycholysis, onychorrhexis, onychohauxis : bagian putih/kuning distal kuku terangkat, terdapat garis-garis kekuningan pada kukus, dan adanya penebalan kuku



PEMBAHASAN



127



Jadi, kelainan yang ditemukan pada kasus diatas adalah…



C. ONYCHOLYSIS, EDEMA PERIUNGUINAL, ONYCHOMYCOSIS



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



128



Pasien laki-laki, usia 41 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan timbul bercak kemerahan pada kulit badan, lengan, dan kaki sejak 3 bulan yang lalu. Selain itu, pasien merasakan baal pada kedua telapak tangan dan kaki. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya plak eritematosa berbatas tegas, berukuran numular, berjumlah 8, tersebar pada badan, lengan, dan kaki. Terdapat pembesaran N. ulnaris bilateral. Hasil BTA kerokan kulit (+) dengan rata-rata 110 BTA dalam 1 lapang pandang. Indeks bakteri pasien tersebut adalah… A. +5 B. +4 C. +3 D. +2 E. +1



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. + 5 PEMBAHASAN



128



KEYWORDS : • Pasien laki-laki, 41 tahun • Timbul bercak kemerahan pada kulit badan, lengan, dan kaki, 3 bulan • Disertai baal pada kedua telapak tangan dan kaki • PF: plak eritematosa berbatas tegas, berukuran numular, berjumlah 8, tersebar pada badan, lengan, dan kaki. Pembesaran N. ulnaris (+) • Lab: Hasil BTA kerokan kulit (+) dengan rata-rata 110 BTA dalam 1 lapang pandang  Diagnosis : Morbus Hansen WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



MORBUS HANSEN / KUSTA / LEPRA • Infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium leprosum • Tanda kardinal PEMBAHASAN



128



• Bercak kulit yang mati rasa • Penebalan saraf tepi dengan/tanpa gangguan subyektif: mencakup n. aurikularis magnus, n. ulnaris, dan n. peroneus • Gangguan subyektif dapat berupa gangguan sensorik, motorik, maupun otonom • Pemeriksaan BTA • Spesimen: sayatan kulit • Jumlah: 3 spesimen, biasanya dari lesi kulit paling aktif, cuping telinga kanan dan kiri • Parameter: indeks bakteri (IB) yang dinilai dalam 100 lapang pandang (LP) Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI



MORBUS HANSEN / KUSTA / LEPRA Parameter Indeks Bakteri (IB) • +1 = 1 – 10 BTA dalam 100 LP PEMBAHASAN



128



• +2 = 1 – 10 BTA dalam 10 LP • +3 = 1 – 10 BTA rata-rata dalam 1 LP • +4 = 11 – 100 BTA rata-rata dalam 1 LP • +5 = 101 – 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP • +6 = > 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP



Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI



MORBUS HANSEN / KUSTA / LEPRA PEMBAHASAN



Gambaran pembesaran N. aurikularis magnus pada pasien MH



128



Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI



MORBUS HANSEN – KLASIFIKASI PB



PEMBAHASAN



128



Lesi kulit, dapat berupa: • Makula • Papul meninggi • Infiltrat, plak ertitematosa • Nodul



MB



• Jumlah 1 – 5 lesi • Jumlah > 5 lesi • Berupa • Lebih sering lesi yang hipopigmentasi/ meninggi eritematosa (lesi • Distribusi simetris cenderung tidak meninggi) • Distribusi tidak simetris



Kerusakan saraf, ditandai • Hilang sensasi jelas dengan: • Hanya melibatkan satu • Hilangnya sensasi cabang saraf • Kelemahan otot



• Hilang sensasi kurang jelas • Melibatkan banyak cabang saraf



Sumber: WHO: Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta. Kelompok Studi MH. 2003.



MORBUS HANSEN – KLASIFIKASI PEMBAHASAN



128



Sumber: WHO: Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta. Kelompok Studi MH. 2003.



MORBUS HANSEN – TATALAKSANA Regimen MB (lesi > 5 buah) atau BTA positif (terlepas klasifikasi klinis) Dapson



PEMBAHASAN



128



Rifampisin



Klofazimin



600 mg/bulan (diawasi)



• 50 mg/hari DAN • 300 mg/bulan, diawasi



Anak (10 – 14 tahun) 50 mg/hari



450 mg/bulan (diawasi)



• 50 mg selang sehari DAN • 150 mg/bulan, diawasi



Anak < 10 tahun



300 mg/bulan (diawasi) (5-15 mg/kg/hari)



• 50 mg 2x/minggu DAN • 100 mg/bulan, diawasi (1 mg/kg/hari)



Dewasa



100 mg/hari



25 mg/hari (1-2 mg/kg/hari)



Sumber: WHO: Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta. Kelompok Studi MH. 2003.



MORBUS HANSEN – TATALAKSANA Regimen PB (lesi 2 – 5 buah) Dapson



PEMBAHASAN



128



Rifampisin



Dewasa



100 mg/hari



600 mg/bulan (diawasi)



Anak (10 – 14 tahun)



50 mg/hari



450 mg/bulan (diawasi)



Anak < 10 tahun



25 mg/hari (1-2 mg/kg/hari)



300 mg/bulan (diawasi) (5-15 mg/kg/hari)



Sumber: WHO: Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta. Kelompok Studi MH. 2003.



MORBUS HANSEN – TATALAKSANA Regimen PB (lesi tunggal) • Rifampisin 600 mg dosis tunggal PEMBAHASAN



128



• Ofloksasin 500 mg dosis tunggal • Minoskilin 100 mg dosis tunggal



Sumber: WHO: Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta. Kelompok Studi MH. 2003.



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



128



B. C. D. E.



+4 : 11 – 100 BTA rata-rata dalam 1 LP +3 : 1 – 10 BTA rata-rata dalam 1 LP +2 : 1 – 10 BTA dalam 10 LP +1 : 1 – 10 BTA dalam 100 LP



PEMBAHASAN



128



Jadi, indeks bakteri pasien tersebut adalah…



A. + 5



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



129



Pasien perempuan, usia 30 tahun, G2P1A0 hamil 30 minggu, datang ke poliklinik dengan keluhan keputihan bergumpal sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan disertai rasa gatal dan panas. Pada pemeriksaan ginekologis didapatkan vulva hiperemis dengan sekret putih bergumpal. Apakah yang dapat ditemukan dari pemeriksaan mikroskopik diatas? A. Hifa sejati dan arthrospora B. Diplokokus intrasel gram negatif C. Parasit berflagel D. Hifa palsu dengan budding yeast dan blastospora E. Clue cell



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. HIFA PALSU DENGAN BUDDING YEAST DAN BLASTOSPORA PEMBAHASAN



129



KEYWORDS : • Pasien perempuan, 30 tahun, G2P1A0 hamil 30 minggu • Keputihan bergumpal, 3 minggu • Gatal (+) terasa panas (+) • Ginekologis: vulva hiperemis dengan sekret putih bergumpal  Kesan: Kandidiasis vulvovaginalis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS • Discharge: keputihan putih kekuningan kental/bergumpal seperti susu pecah PEMBAHASAN



129



• Gejala: gatal terutama pada vulva, tanda radang akut (+), dispareunia superfisial, asimptomatik (sampai dengan 20%) Faktor predisposisi: Tidak semata-mata sebagai penyakit menular seksual • Penggunaan antibiotik baru dan/atau jangka lama • Kehamilan



• Diabetes mellitus (terutama tidak terkontrol) • Penggunaan kortikosteroid • Imunokompromised Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 6th ed. 2016



PEMBAHASAN



129



Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Theraphy. 6th ed. 2016



KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS Pemeriksaan penunjang: PEMBAHASAN



• Pemeriksaan KOH 10%: pseudohifa dengan blastospora



129



Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 6th ed. 2016



BAKTERIAL VAGINOSIS (BV) PEMBAHASAN



129



DIAGNOSA BANDING PEMBAHASAN



129 Trikomoniasis



DIAGNOSA BANDING Trikomoniasis: • Discharge: keputihan kuning-kehijauan, berbau busuk, berbusa, banyak PEMBAHASAN



129



• Pemeriksaan mikroskopik: motile trichomonads dan leukosit • Pemeriksaan Amine Whiff Test: strong odor



Gambaran parasit Trichomonas vaginalis pada sediaan basah NaCl 0,9%



Gambaran inspekulo serviks



DIAGNOSA BANDING Bacterial Vaginosis (BV) PEMBAHASAN



129



• Discharge: putih keabuan dengan bau amis, Whiff test (KOH 10%) • Pemeriksaan NaCl: Clue cell (+)



• Pemeriksaan Amine Whiff Test: strong odor



Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 6th ed. 2016



DIAGNOSA BANDING PEMBAHASAN



129



Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 6th ed. 2016



TATALAKSANA PEMBAHASAN



129



Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 6th ed. 2016



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



129



A. Hifa sejati dan arthrospora : pada kasus tinea B. Diplokokus intrasel gram negatif : pada kasus gonorrhoe C. Parasit berflagel : pada kasus trikomoniasis (trofozoid dari Trichomonas vaginalis) E. Clue cell : pada kasus bakterial vaginosis



PEMBAHASAN



129



Jadi, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik pada kasus diatas adalah…



D. HIFA PALSU DENGAN BUDDING YEAST DAN BLASTOSPORA



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



130



Pasien laki-laki, usia 30 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan timbul kemerahan pada wajah sisi kanan dan kiri yang sangat gatal sejak 1 minggu yang lalu. Kemerahan semakin meluas dalam 2 hari terakhir. Gatal akan semakin bertambah apabila terpapar sinar matahari. Pasien memiliki hobi baru yakni berkebun untuk mengisi waktu luangnya. Pemeriksaan status dermatologis pada area antara zygoma dan preaurikularis kanan didapatkan plak eritematosa soliter berukuran plakat, dengan tepi yang lebih aktif dan tertutup skuama halus putih. Diagnosis yang tepat pada pasien adalah… A. Dermatitis venenata B. Dermatitis seboroik C. Tinea barbae D. Tinea fasialis E. Polymorphous light eruption



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. TINEA FASIALIS PEMBAHASAN



130



KEYWORDS : • Pasien laki-laki, 30 tahun • Timbul kemerahan pada wajah sisi kanan dan kiri yang sangat gatal, 1 minggu • Kemerahan semakin meluas dalam 2 hari terakhir • Gatal akan semakin bertambah apabila terpapar sinar matahari • PF: area antara zygoma dan preaurikularis kanan didapatkan plak eritematosa soliter berukuran plakat, dengan tepi yang lebih aktif dan tertutup skuama halus putih WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TINEA FASIALIS PEMBAHASAN



130



• Infeksi dermatofita pada kulit wajah, tidak termasuk area jambang, janggut, dan jumis (tinea barbae) • Transmisi: antrofilik, zoofilik, geofilik Etiologi:



Manifestasi klinik



• Tricophyton rubrum: antropofilik • Gatal • Microsporum canis: kucing dan • Paling sering: plak kemerahan anjing berbentuk bulat/oval, • T. verrucosum: dari hewan berskuama, dengan tepi lebih ternak aktif (central healing) • Pemeriksaan:



Sumber: Dermatomikosis Superfisialis. PERDOSKI. 2004



• Lebih jarang: bentuk yang kronis (inflamasi dewasa



• Predileksi: ekstremitas bawah • Patogenesis: kunci utama  ada port d’entry, higiene buruk, imunodefisiensi • Efloresensi: ulkus dangkal berbentuk cakram disertai perdarahan yang tertutup krusta tebal Etiologi: • Streptococcus beta-hemolitikus  paling sering • Staphylococcus aureus  jarang



EKTIMA Pemeriksaan penunjang: PEMBAHASAN



132



• Pengambilan dari discharge  dilakukan pengecatan gram  crystal violet dan safranin



• Hasil ditemukannya etiologi dari tiap penyakit  berbentuk bulat seperti buah anggur, warna biru/ungu



EKTIMA Tatalaksana: • Wound toilet  biasanya NaCl 0,9% PEMBAHASAN



132



• Lesi sedikit: • Antibiotik topikal  mupirocin, asam fusidat 2% salep, neomisin, bacitrasin • Lesi banyak



• Antibiotik sistemik • 1st line: oksasilin/kloksasilin/ dikloksasilin/flukoksasilin • Amoksasilin 3 x 500 mg selama 5-7 hari • Sefalosporin • Eritromisin



Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FKUI



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



132



B. Ulkus venosum akibat infeksi Streptococcus betahemolitikus : ulkus venosus paling sering di malleolus medialis; terdapat tanda-tanda insufisiensi vena kronis C. Ektima akibat infeksi Pseudomonas aeruginosa : bakteri anaerob, tidak menginfeksi luka superfisialis, dapat menyebabkan ektima gangrenosum D. Ulkus venosum akibat infeksi Pseudomonas aeruginosa : ulkus venosus paling sering di malleolus medialis; terdapat tanda-tanda insufisiensi vena kronis E. Ektima akibat infeksi Staphylococcus aureus : salah satu etiologi ektima, namun lebih jarang dibandingkan Streptococcus



PEMBAHASAN



132



Jadi, pernyataan yang benar adalah…



A. EKTIMA AKIBAT INFEKSI STREPTOCOCCUS BETAHEMOLITIKUS



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



133



Pasien laki-laki, usia 22 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan terdapat benjolan di kedua ketiak yang bergerombol sejak 1 minggu yang lalu. Benjolan terasa nyeri dan bila dipencet mengeluarkan nanah yang berbau tidak sedap. Keluhan disertai demam. Pasien memiliki kebiasaan mencukur rambut ketiaknya. Beberapa bulan sebelumnya pasien pernah mengalami hal yang sama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38,2C. Pemeriksaan status dermatologis pada ketiak bilateral didapatkan nodul multipel ukuran rata-rata 2 x 5 cm, berwarna merah, nyeri pada penekanan, fluktuasi (+), jika ditekan akan keluar nanah, dan berbau. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini? A. Furunkel B. Karbunkel C. Limfadenitis D. Skrofuloderma E. Hidradenitis supurativa WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. HIDRADENITIS SUPURATIVA PEMBAHASAN



133



KEYWORDS : • Pasien laki-laki, 22 tahun • Terdapat benjolan di kedua ketiak yang bergerombol, 1 minggu • Nyeri (+) mengeluarkan nanah berbau(+) demam (+) • Kebiasaan mencukur rambut ketiak • Riwayat sebelumnya (+) • PF: febris (suhu 38,2C) • St. dermatologis: pada ketiak bilateral didapatkan nodul multipel ukuran rata-rata 2 x 5 cm, berwarna merah, nyeri pada penekanan, fluktuasi (+), jika ditekan akan keluar nanah, berbauWWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM (+)



HIDRADENITIS SUPURATIVA PEMBAHASAN



133 • = Acne inversa • Penyakit inflamatorik pada kulit yang memiliki kelenjar apokrin • Didahului trauma/mikrotrauma, misalnya banyak keringat, pemakaian deodoran, atau rambut ketiak digunting



• Distribusi: ketiak, perineum • Disertai gejala konstitusi (demam, malaise) Manifestasi klinis: Terdapat 3 komponen yang penting untuk diagnosis • Lesi tipikal • Distribusi khas • Rekurensi Tatalaksana: • Antibiotik sistemik • Jika telah terbentuk abses, harus diinsisi



Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis PERDOSKI, 2011



HIDRADENITIS SUPURATIVA PEMBAHASAN



133



Lesi tipikal dapat berupa: • Papul/nodul eritema, nyeri (+) • Abses berisi nanah • Kontraktur kulit • Double-ended comedones



Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis PERDOSKI, 2011



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



133



A. Furunkel : pada permukaan nodus terdapat papul, lokasi biasanya di area yang banyak rambut B. Karbunkel : beberapa furunkel C. Limfadenitis : radang pada kelenjar getah bening (KGB). Jika infeksi bakterial, jarang melibatkan kedua sisi D. Skrofuloderma : penyebaran perkontinua limfadenitis TB ke jaringan subkutis dan kutis. Khas berupa ulkus dengan dinding bergaung dan kulit sekitar berwarna putihkeunguan (vivid)



PEMBAHASAN



133



Jadi, kemungkinan diagnosis yang tepat pada pasien adalah…



E. HIDRADENITIS SUPURATIVA



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



134



Pasien perempuan, usia 56 tahun, datang ke praktek dokter keluarga untuk melakukan pemeriksaan medis rutin 6 bulan sekali. Dokter menyadari bahwa pada kelopak mata bawah kanan dan kiri sisi medial terdapat beberapa benjolan sebesar biji jagung, berwarna coklat kekuningan. Pasien diketahui dalam pengobatan kaptopril dan metformin dengan tekanan darah serta kadar gula darah yang terkontrol. Hasil pemeriksaan laboratorium rutin pasien menunjukkan kadar kolesterol total 250 mg/dl, HDL 40 mg/dl, LDL 200 mg/dl, dan trigliserida 260 mg/dl. Pernyataan yang benar dibawah ini adalah… A. Diagnosa yang tepat adalah lipoma B. Hanya bermanifestasi pada kulit terutama kelopak mata C. Keluhan pasien adalah salah satu bentuk keganasan pada kulit D. Deposisi lipid akibat dislipidemia sebagai etiologi kelainan pada kasus E. Merupakan infeksi virus HPV WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. DEPOSISI LIPID AKIBAT DISLIPIDEMIA SEBAGAI ETIOLOGI KELAINAN PADA KASUS PEMBAHASAN



134



KEYWORDS : • Pasien perempuan, 56 tahun • Melakukan pemeriksaan rutin  ditemukan palpebra inferior bilateral sisi medial terdapat beberapa benjolan sebesar biji jagung, berwarna coklat kekuningan • Dalam pengobatan kaptopril dan TD terkontrol; dalam pengobatan metformin dan GDS terkontrol • Lab: kadar kolesterol total 250 mg/dl (↑), HDL 40 mg/dl, LDL 200 mg/dl (↑), dan trigliserida 260 mg/dl (↑)  Dislipidemia



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



XANTHOMA • Lesi kulit yang timbul akibat akumulasi lemak di dalam sel makrofag di kulit



PEMBAHASAN



134



• Sebagian besar menandakan gangguan metabolisme lipid  berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner dan pankreatitis Beberapa jenis xanthoma:



Beberapa jenis xanthoma lainnya:



• Xanthoma palpebrum/xanthelasma



• Tuberous xanthoma



• Paling sering: lesi simetris, pada kelopak mata, baik atas maupun bawah • Berupa plak atau papul beratap rata, berwarna kuning, velvety, lembut



• Dapat berhubungan dengan hiperlipidemia



• Tendinous xanthoma • Eruptive xanthoma



• Plane xanthoma



XANTHOMA PEMBAHASAN



134



Tendinous xanthoma



Xanthoma palpebrum/xanthelasma



Tuberous xanthoma



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



134



A. Diagnosa yang tepat adalah lipoma : salah, yang benar adalah xanthoma palpebrum atau xanthelasma B. Hanya bermanifestasi pada kulit terutama kelopak mata : salah, xanthoma dapat terjadi di berbagai tempat, misal tendon, otot C. Keluhan pasien adalah salah satu bentuk keganasan pada kulit : salah, selain itu tidak ada tanda-tanda keganasan baik pada lesi ataupun kondisi umum pasien E. Merupakan infeksi virus HPV : salah, ini bukan merupakan kutil/warts, ataupun veruka



PEMBAHASAN



134



Jadi, pernyataan yang benar adalah…



D. DEPOSISI LIPID AKIBAT DISLIPIDEMIA SEBAGAI ETIOLOGI KELAINAN PADA KASUS



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



135



Pasien laki-laki, usia 30 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan terdapat ruam di seluruh tubuh yang tidak kunjung sembuh sejak 2 minggu yang lalu. Ruam berupa bercak kemerahan, terutama pada lengan dan tungkai, termasuk telapak tangan dan kaki. Tidak ada gatal, nyeri, dan demam. Pasien sudah ke dokter, mendapatkan obat oles luar dan obat minum, tetapi belum ada perbaikan. Dua bulan sebelumnya, pasien menyadari ada luka kecil pada kemaluannya yang tidak nyeri dan hilang dengan sendirinya. Pada pemeriksaan fisik regio ekstremitas atas dan bawah bilateral didapatkan makula eritematosa berukuran numular hingga plakat, berbentuk bulat-oval, berbatas tegas, tepi ireguler, eksfoliasi kulit diatas lesi (+). Diagnosis yang tepat pada pasien adalah… A. Tinea korporis B. Sifilis stadium 2 C. Viral exanthema D. Erupsi obat E. Dermatitis kontak iritan WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. SIFILIS STADIUM 2 KEYWORDS : • Pasien laki-laki, 30 tahun PEMBAHASAN



135



• Ruam di seluruh tubuh yang tidak kunjung sembuh, 2 minggu, kemerahan pada tungkai, telapak kaki, dan tangan • Gatal (-) nyeri (-) demam (-)



• Obat oles luar dan minum dari dokter  belum ada perbaikan • 2 bulan sebelumnya ada luka kecil di kemaluan, nyeri (-), hilang sendiri



• PF: regio ekstremitas atas dan bawah bilateral didapatkan makula eritematosa berukuran numular hingga plakat, berbentuk bulat-oval, berbatas tegas, tepi ireguler, eksfoliasi kulit diatas lesi (+) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SIFILIS PEMBAHASAN



135



STADIUM SIFILIS PEMBAHASAN



135



Sifilis stadium I (primer) • Masa inkubasi: 2-4 minggu • Papul  erosi  ULKUS • Bulat, soliter • Dasar jaringan granulasi, bersih • Dinding tidak bergaung • Tidak ada tanda inflamasi • Indurasi  ULKUS DURUM • Sembuh sendiri 3-10 minggu



Stadium laten lanjut • Tidak menular • Asimptomatis



Sifilis stadium II (sekunder) • 6-8 minggu setelah stadium I • S II dini vs laten • Dini: distribusi lesi kulit generalisata • Laten: lokalisir • Variasi lesi kulit: • Roseola sifilitika • Papul  papuloskuamosa • Pustul: paling jarang Sifilis stadium III (tersier) Sistemik: berupa destruksi jaringan akibat guma Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI



BENTUK LESI SIFILIS STADIUM II PEMBAHASAN



135



Roseola • Makula eritematosa (merah tembaga), berbentuk bulat atau lonjong • Nama lain = roseola sifilitika • Lokasi: generalisata, bilateral simetris, telapak tangan dan kaki (+) • Dapat bertahan beberapa bulan Pustul • Jarang, biasanya vesikel  pustul Bentuk lain • Sifilis impetiginosa, ektima sifilitikum, rupia sifilitika, sifilis ostrasea, sifilis magna



Papul • Biasanya menyertai roseola  paling sering • Papul lentikular dengan skuama (+)  papuloskuamosa • Generalisata dan simetrik (pada stadium 2 dini) • Termasuk: kondiloma lata yaitu papul erosif dan eksudatif, terutama di area lipatan Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI



SIFILIS STADIUM 2 PEMBAHASAN



135



SIFILIS PEMBAHASAN



135



PEMBAHASAN



135



SIFILIS PEMBAHASAN



135



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



135



A. Tinea korporis : lesi eritematosa dengan tepi yang lebih aktif disertai gatal terutama saat berkeringat C. Viral exanthema : biasanya disertai gejala sistemik seperti demam, malaise, dan erupsi kulit yang biasanya sudah mereda dalam 2 minggu D. Erupsi obat : bentuk erupsi pada kulit setelah minum obat E. Dermatitis kontak iritan : lesi biasanya terlokalisir pada area yang terpapar iritan



PEMBAHASAN



135



Jadi, diagnosis yang tepat pada pasien adalah…



B. SIFILIS STADIUM 2



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



136



Anak perempuan, usia 5 tahun, dibawa ibunya ke poliklinik dengan keluhan muncul bruntusan dan gatal pada leher dan dada bagian atas sejak 5 hari yang lalu. Gatal sangat mengganggu hingga pasien kesulitan tidur. Ibunya mengaku bahwa jarang mengganti pakaian pasien bila berkeringat. Riwayat demam sebelum ruam muncul disangkal. Pemeriksaan status dermatologis pada leher sisi depan, serta dada bagian atas didapatkan papul-papul milier multipel berukuran 1-2 mm dengan dasar kulit eritematosa. Tatalaksana yang tepat pada pasien adalah… A. Bedak salisilat B. Bedak salisilat dan asiklovir C. Bedak salisilat dan prednison D. Bedak salisilat dan ketokonazol E. Bedak salisilat dan cetirizine



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. BEDAK SALISILAT DAN CETIRIZINE PEMBAHASAN



136



KEYWORDS : • Anak perempuan, 5 tahun • Muncul bruntusan dan gatal pada leher dan dada bagian atas, 5 hari • Gatal sangat mengganggu tidur • Riwayat demam disangkal • Ibunya mengaku bahwa jarang mengganti pakaian pasien bila berkeringat • PF: pada leher sisi depan, serta dada bagian atas didapatkan papul-papul milier multipel berukuran 1-2 mm dengan dasar kulit eritematosa WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



MILIARIA • = Liken tropikus/ biang keringat/ Prickle heat PEMBAHASAN



136



• Blokade saluran keluar kelenjar keringat ekrin yang terjadi akibat cuaca panas dengan kelembaban tinggi • Blokade  sekret kelenjar ekrin bocor ke lapisan kulit sekitarnya Jenis miliaria: • Miliaria kristalina



Karakteristik demografis: • M. kristalina: bayi < 2 minggu; org dewasa yang sedang demam • M. rubra: bayi 1-3 minggu; org dewasa baru pindah ke tropis



• Miliaria rubra  jika berubah menjadi pustula (miliaria pustulosa)



Faktor predisposisi:



• Miliaria profunda



• Pakaian



• Lingkungan panas • Daerah tropis



Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011



JENIS MILIARIA Miliaria Kristalina • Obstruksi di stratum korneum PEMBAHASAN



136



• Retensi keringat awal • Lesi berupa vesikel bergerombol berukuran 1-2 mm tanpa tanda radang



• Tempat predileksi terutama pada tempat tertutup pakaian



Tatalaksana:



• KIE  menghindari lingkungan yang terlalu panas dan lembab



• Muncul terutama saat setelah banyak berkeringat



• Umumnya tidak memberi keluhan dan sembuh dengan sisik yang halus Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011



JENIS MILIARIA Miliaria Rubra



PEMBAHASAN



136



• Obstruksi di epidermis yang lebih dalam • Retensi keringat akut • Lebih berat dari miliaria kristalina



• Terdapat pada badan yang sering terkena tekanan atau gesekan • Lesi berupa papul merah atau papul vesikuler ekstrafolikular



• Terasa sangat gatal dan pedih



Tatalaksana:



• KIE  menghindari lingkungan yang terlalu panas dan lembab • Bedak salisil 2% + Mentol 0,25-2% / Lusio Faberi • Antihistamin-1 per oral bila perlu



Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011



JENIS MILIARIA PEMBAHASAN



136 Miliaria pustulosa (miliaria rubra + pustul)



Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011



JENIS MILIARIA Miliaria Profunda



PEMBAHASAN



136



• Obstruksi di dermoepidermal junction • Retensi keringat kronis • Biasanya timbul setelah miliaria rubra, ditandai papul putih, keras, berukuran 1-3 mm



Tatalaksana:



• Terutama pada badan dan ekstremitas



• KIE  menghindari lingkungan yang terlalu panas dan lembab



• Lesi lebih banyak papul dibandingkan vesikel



• Losio calamin + Mentol 0,25% / Resorsin 3%



• Tidak gatal dan tidak terdapat eritema, tanda radang kronis (+)



• Antihistamin-1 per oral bila perlu



Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



136



A. Bedak salisilat : kurang tepat, karena pada kasus pasien mengalami kesulitan tidur karena gatalnya B. Bedak salisilat dan asiklovir : salah, karena etiologi pada kasus ini bukanlah virus C. Bedak salisilat dan prednison : tidak ada indikasi pemberian kortikosteroid D. Bedak salisilat dan ketokonazole : salah, karena etiologi pada kasus ini bukanlah jamur/fungi



PEMBAHASAN



136



Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…



E. BEDAK SALISILAT DAN CETIRIZINE



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



137



Pasien perempuan, usia 19 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan timbul jerawat kemerahan pada wajah. Keluhan akan semakin bertambah banyak dan bertambah merah saat menjelang menstruasi. Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan lesi papul kemerahan, nyeri (+), jumlah 12. Tatalaksana yang tepat pada pasien adalah… A. Retinoid topical 0,05% cream B. Retinoid topical 0,05% cream + clindamycin gel C. Retinoid topical 0,05% cream + eritromisin 4 x 250 mg PO D. Eritromisin 4 x 250 mg PO + etinil estradiol 1 x 50 mg PO E. Isotretinoin 0,5-1 mg/kgBB/hari



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. RETINOID TOPICAL 0,05% CREAM + CLINDAMYCIN GEL PEMBAHASAN



137



KEYWORDS : • Pasien perempuan, 19 tahun • Timbul jerawat kemerahan pada wajah  semakin >> saat menjelang menstruasi • PF: lesi papul kemerahan, nyeri (+), jumlah 12  Diagnosis : Akne derajat ringan tipe papular



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



AKNE VULGARIS PEMBAHASAN



137



AKNE VULGARIS PEMBAHASAN



137



AKNE VULGARIS



Klasifikasi  Lehman Ringan • Komedo 50, atau • Total lesi >125



TATALAKSANA AKNE VULGARIS PEMBAHASAN



137



TATALAKSANA AKNE VULGARIS PEMBAHASAN



137



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



137



A. Retinoid topical 0,05% cream : akne vulgaris derajat ringan tipe komedonal C. Retinoid topical 0,05% cream + eritromisin 4 x 250 mg PO : akne vulgaris derajat sedang D. Eritromisin 4 x 250 mg PO + etinil estradiol 1 x 50 mg PO : akne vulgaris derajat sedang (alternatif) E. Isotretinoin 0,5-1 mg/kgBB/hari : akne vulgaris derajat berat



PEMBAHASAN



137



Jadi, tatalaksana yang tepat pada pasien adalah…



B. RETINOID TOPICAL 0,05% CREAM + CLINDAMYCIN GEL



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



138



Pasien laki-laki, usia 26 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan wajah kemerahan dan berminyak sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai rambut yang berketombe, gatal, dan berminyak. Kondisi seperti ini sudah terjadi berulang kali, hilang timbul. Pemeriksaan status dermatologis pada kulit kepala didapatkan makula eritematosa minimal dengan skuama halus yang berminyak, pada area hidung, dahi, dan pipi terdapat papul eritematosa minimal dengan skuama halus yang juga berminyak. Tatalaksana yang tepat untuk pasien ini adalah… A. Shampo selenium sulfida untuk rambut dan krim betametason valerat untuk wajah B. Shampo selenium sulfida saja untuk rambut C. Shampo selenium sulfida untuk rambut dan krim urea 10% untuk wajah D. Krim urea 10% saja untuk wajah E. Prednisone 10 mg/hari oral saja WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. SHAMPO SELENIUM SULFIDA UNTUK RAMBUT DAN KRIM UREA 10% UNTUK WAJAH PEMBAHASAN



138



KEYWORDS : • Pasien laki-laki, 26 tahun • Wajah kemerahan dan berminyak , 1 bulan • Rambut berketombe, gatal, dan berminyak • Berulang, hilang timbul • St. Dermatologis: • Pada kulit kepala: makula eritematosa minimal dengan skuama halus yang berminyak • Pada area hidung, dahi, dan pipi: papul eritematosa minimal dengan skuama halus yang juga berminyak WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



DERMATITIS SEBOROIK • Kelainan kulit dengan faktor konstitusi pada “area seboroik” • Kelainan konstitusi = status seboroik



PEMBAHASAN



138



• Pertumbuhan berlebihan Pityrosporum ovale  metabolit masuk ke epidermis  inflamasi • Aktivasi glandula sebasea >>



Manifestasi klinis:



• Eritema dan skuama berminyak, agak kekuningan, batasnya agak kurang tegas • Yang ringan: pada kulit kepala = pitiriasis sika



• Yang berat: skuama tebal, berminyak dan luas (seluruh kulit kepala, dahi, glabella, telinga, leher) • Pada area pipi, hidung, dahi: papul multipel (+) Sumber: Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011



TATALAKSANA



PEMBAHASAN



138



Pengobatan topikal:



Pengobatan sistemik:



• Untuk pitiriasis sika: Shampo selenium sulfida 2-3x/minggu selama 5-15 menit



• Kortikosteroid: prednisone 20-30 mg/hari pada kasus berat



• Pilihan obat topikal:



• Krim urea 10% sbg emolien untuk tipe ringan dengan inflamasi minimal



• Isotretinoin 0,1-0,3 mg/kgBB/hari pada kasus rekalsitran



• Fototerapi NBUVB



• Likuor karbonas detergens 2-5% • Sulfur presipitatum 4-20% dapat digabung dengan asam salisilat 3-6% • Kortikosteroid: Hidrokortison 2,5%; betametason valerat hanya pada kasus yang berat!



• Ketoconazole 2% cream: hanya bila pada sediaan banyak P.ovale



Sumber: Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



138



A. Shampo selenium sulfida untuk rambut dan krim betametason valerat untuk wajah : salah, karena krim betametason valerat diberikan untuk kasus berat B. Shampo selenium sulfida saja untuk rambut : tidak cukup, karena ada lesi papul pada pipi, hidung, dll D. Krim urea 10% saja untuk wajah : tidak cukup, karena ada lesi pada kulit kepala E. Prednisone 10 mg/hari oral saja : dosis salah, dan diberikan untuk kasus berat



PEMBAHASAN



138



Jadi, tatalaksana yang tepat untuk pasien ini adalah…



C. SHAMPO SELENIUM SULFIDA UNTUK RAMBUT DAN KRIM UREA 10% UNTUK WAJAH



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



139



Pasien perempuan, usia 66 tahun, datang diantar anaknya ke poliklinik karena mengkhawatirkan bercak kecoklatan pada pipi kirinya yang terlihat berubah. Bercak tersebut sudah ada sejak lama, tetapi dalam beberapa minggu terakhir bercak menjadi lebih menonjol dan berwarna lebih gelap. Pemeriksaan status dermatologis pada pipi sisi kiri didapatkan papul hiperpigmentasi, berbatas tegas, permukaan verukosa, dengan perabaan kenyal. Diagnosis yang paling memungkinkan pada kasus diatas adalah… A. Squamous cell carcinoma B. Basal cell carcinoma C. Keratosis seboroik D. Nevus melanositik E. Melanoma maligna



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. KERATOSIS SEBOROIK PEMBAHASAN



139



KEYWORDS : • Pasien perempuan, 66 tahun • Bercak kecoklatan pada pipi kirinya yang terlihat berubah  lebih menonjol; warna lebih gelap • PF: pada pipi sisi kiri didapatkan papul hiperpigmentasi, berbatas tegas, permukaan verukosa, dengan perabaan kenyal



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KERATOSIS SEBOROIK (Basal Cell Papilloma) • Proliferasi sel epidermis dengan atau tanpa pigmentasi. PEMBAHASAN



139



• Berkaitan dengan proses aging  ditemukan ± 90% usia > 64 tahun • Predileksi: batang tubuh, punggung tangan, wajah dan leher • Manifestasi klinis: • Awalnya biasanya makula kecoklatan berbatas tegas • Berkembang menjadi papul/nodul dengan permukaan verukosa, lebih terpigmentasi



Tatalaksana: • Bedah listrik • Bedah beku • Bedah laser



• Folikel rambut sekitar lesi tidak berkembang Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



139



A. Squamous cell carcinoma : penonjolan dengan ulkus yang berkembang dari luka yang tidak kunjung sembuh, skuama (+) B. Basal cell carcinoma : destruktif lokal, berupa ulkus yang dasarnya perdarahan D. Nevus melanositik : makula hiperpigmentasi (biasanya warna nyaris hitam), tidak terbatas pada area yang terpapar sinar UV, tidak berhubungan dengan penuaan, permukaan rata E. Melanoma maligna : ada progresi (bertambah luas dalam waktu singkat), warna beragam, tepi ireguler, batas tidak tegas



PEMBAHASAN



139



Jadi, diagnosis yang paling memungkinkan pada kasus diatas adalah…



C. KERATOSIS SEBOROIK



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



140



Pasien perempuan, usia 30 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan muncul kemerahan pada bagian atas bibir sisi kanan dan kiri serta dagu sejak 1 minggu yang lalu. Ruam tersebut cukup gatal. Pasien baru saja membeli kosmetik baru dan mencoba memakainya saat hendak pergi ke pesta. Sempat menggunakan krim anti iritasi namun tidak ada perbaikan. Riwayat keluhan serupa sebelumnya ada. Pemeriksaan status dermatologis pada bibir bagian atas, tepi nostril hingga lipat nasolabial, dan dagu terdapat vesikel dan papul multipel eritematosa, berbatas tegas. Diagnosis yang tepat pada pasien adalah… A. Herpes zoster B. Dermatitis seboroik C. Dermatitis perioral D. Acne rosacea E. Fixed drug eruption WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. DERMATITIS PERIORAL PEMBAHASAN



140



KEYWORDS : • Pasien perempuan, 30 tahun • Muncul kemerahan pada bagian atas bibir sisi kanan dan kiri serta dagu, 1 minggu • Gatal (+) • Riwayat pakai kosmetik baru (+); riwayat berulang (+) • Tidak mempan dengan krim anti iritasi (kemungkinan kortikosteroid) • PF: pada bibir bagian atas, tepi nostril hingga lipat nasolabial, dan dagu terdapat vesikel dan papul multipel eritematosa, berbatas tegas WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



DERMATITIS PERIORAL PEMBAHASAN



140



• Merupakan masalah kulit wajah dengan karakteristik kumpulan papul eritematosa yang gatal Etiologi: • Kortikosteroid topikal, yang dioleskan langsung pada wajah • Steroid nasal, inhalan steroid, dan kortikosteroid sistemik • Krim kosmetika, sunscreen • Pasta gigi berflorin • Higiene buruk (jarang mencuci muka) • Perubahan hormonal dan/atau penggunaan kontrasepsi oral



DERMATITIS PERIORAL Karakteristik: PEMBAHASAN



140



• Erupsi uni/bilateral pada pipi, bibir bagian atas, lipatan nasolabial, perinasal dan periokular • Merenggangkan kulit yang membatasi bibir (yang kemudian berubah menjadi pucat), disekitar lipatan mata dan hidung • Timbul gerombolan papul-pustul eritematosa hingga 1-2 mm • Kulit kering



• Iritasi seperti terbakar



DERMATITIS PERIORAL Tatalaksana: PEMBAHASAN



140



• Hentikan semua penggunaan krim kosmetika/make-up pada wajah, termasuk kortikosteroid topikal, dan sunscreen • Antibiotika topikal diberikan untuk kasus sedang-berat, yaitu: • Eritromisin • Klindamisin • Metronidazole



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



140



A. Herpes zoster : lesi sesuai dermatom B. Dermatitis seboroik : kelainan kulit pada area seboroik (area berambut). Khasnya terdapat skuama kuning berminyak, dengan/tanpa gatal D. Acne rosacea : lesi berupa ruam papular, flushing, dan telangiektasis, namun tidak ada komedo E. Fixed drug eruption : lesi yang biasa timbul setelah mengonsumsi obat (riwayat alergi sebelumnya positif) pada lokasi yang sama dengan riwayat sebelumnya



PEMBAHASAN



140



Jadi, diagnosis yang tepat pada pasien adalah…



C. DERMATITIS PERIORAL



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



141



Laki-laki 57 tahun pusing berputar terutama bangun tidur. Keluhan lain terdapat mual, muntah, dan keringat dingin. Tidur biasa posisi miring kiri. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan THT dalam batas normal. Head roll test ke kiri sekitar 10 detik nistagmus horizontal dan mual muntah hebat. Diagnosis pada pasien ini adalah? A. B. C. D. E.



Vertigo servikal Vertigo nonvestibuler BPPV Hipotensi ortostatik Meniere disease



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. BPPV PEMBAHASAN



141



KEYWORDS: • Laki-laki, 57 tahun • Pusing berputar terutama bangun tidur, tidur biasa miring kiri  dipengaruhi posisi • Mual, muntah, keringat dingin  gejala penyerta BPPV • Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. • Pemeriksaan THT dalam batas normal • Head roll test ke kiri sekitar 10 detik nistagmus horizontal dan mual muntah hebat  BPPV tipe kanalis horizontal WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



BPPV PEMBAHASAN



141



• Vertigo yang dicetuskan oleh perubahan posisi kepala • Ada nistagmus rotatorik ke arah telinga yang mengalami gangguan pada pemeriksaan DixHallpike • Pemeriksaan yang menunjang diagnosis salah satunya adalah: Dix-Hallpike maneuver • Diagnosis Banding:



• Neuritis vestibuler : gejala vertigo perifer, riwayat infeksi viral (+), nistagmus horizontal ke arah telinga yang sehat, nyeri (+) • Labirinitis : vertigo (+), onset akut, penurunan pendengaran (+), tinnitus (-)



Sumber: Buku Ajar THT FKUI, Medscape.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TATA LAKSANA PEMBAHASAN



141



• Vestibulosupresan • CRP (canalith repositioning procedure) dengan maneuver Epley kanalitiasis pada kanal anterior dan posterior, dilakukan setelah Dix-Hallpike • Perasat Liberatory (Semont)  kupulolitiasis • Latihan Brandt-Daroff  untuk gejala sisa ringan, dapat dilakukan mandiri



Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



141



A. Vertigo servikal  vertigo akibat vertebra servikal, masih belum jelas patogenesisnya B. Vertigo nonvestibuler  bukan pusing berputar, lebih ke perasaan mengambang, tidak stabil. Lesi pada pengatur keseimbangan di luar sistem vestibuler. D. Hipotensi ortostatik  pusing ketika berubah posisi akibat perubahan tekanan darah E. Meniere disease  trias meniere: tinitus, pusing berputar, penurunan pendengaran WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



141



Jadi diagnosis pada pasien di atas yaitu….



C. BPPV



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



142



Seorang wanita, 36 tahun, datang ke IGD dengan keluhan penglihatan ganda yang semakin memburuk sejak 6 jam SMRS. Keluhan berulang kali dialami namun selalu kembali normal. Ia juga merasa tungkai kanannya sulit digerakkan disertai keluhan nyeri di telapak kaki sejak seminggu yang lalu. Demam (-), fatigue (+), inkontinensia uri (+). Pemeriksaan mata menunjukkan neuritis retrobulbar (+). Pemeriksaan motorik didapatkan motorik tungkai kanan yang sangat menurun disertai peningkatan refleks fisiologis dan refleks patologis (+). Diagnosis yang paling sesuai adalah… A. B. C. D. E.



Poliomielitis Guillain-Barre syndrome Amyotrophiclateral sclerosis Miastenia gravis Multiple sclerosis WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. MULTIPLE SCLEROSIS PEMBAHASAN



142



KEYWORDS: • wanita, 36 tahun • penglihatan ganda yang semakin memburuk sejak 6 jam SMRS • Sudah berulang, namun sebelumnya membaik sendiri. • Tungkai kanan sulit digerakkan, nyeri di telapak kaki sejak seminggu yang lalu • Demam (-), fatigue (+), inkontinensia uri (+) • Pemeriksaan mata: neuritis retrobulbar (+) • Pemeriksaan motorik: motorik tungkai kanan sangat menurun, refleks fisiologis (+) meningkat, refleks patologis (+) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



MULTIPLE SCLEROSIS PEMBAHASAN



142



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



MULTIPLE SCLEROSIS PEMBAHASAN



142



• Merupakan penyakit demielinisasi sistem saraf pusat oleh karena proses autoimun • Beberapa keluhan pasien dengan MS adalah: • • • • • • • •



Lemah otot (weakness) Numbness Tingling Paraparesis spastik Neuritis retrobulbar Diplopia Disekuilibrium Gangguan pada sfingter



•Biasanya tidak semua gejala atau keluhan ini muncul langsung tapi muncul setelah beberapa bulan atau tahun setelah keluhan pertama muncul (seperti relapse). Pemicu paling sering adalah infeksi atau kehamilan. Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



LHERMITTE SIGN PEMBAHASAN



142



• Pemeriksaan pada regio leher/cervical • Multiple Sclerosis, Herniasi discus, spondilitis cervical, dll • Pasien duduk dengan fleksi panggul dan leher • Nilai positif (+) bila: terdapat sensasi seperti aliran listrik atau parestesia/disestesia pada tangan atau kaki saat fleksi leher • Nama lain: Barber’s chair phenomenon Sumber: Ann Indian Acad Neurol, 2015. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



142



A. Poliomielitis  infeksi poliovirus terhadap cornu anterior medulla spinalis  kelumpuhan permanen B. Guillain-Barre syndrome  demielinisasi saraf perifer oleh karena proses autoimun C. Amyotrophiclateral sclerosis  penyakit degeneratif neuron motorik, berupa atrofi serat otot akibat degenerasi cornu anterior. Columna lateralis medula spinalis juga degenerasi dan terjadi gliosis. Berakibat fatal. D. Miastenia gravis autoantibodi terhadap reseptor asetilkolin di membran post sinaps WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



142



Jadi diagnosis yang paling sesuai pada pasien di atas yaitu….



E. MULTIPLE SCLEROSIS



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



143



Seorang laki-laki, 30 tahun, terjatuh dari pohon dan kepalanya membentur tembok. Setelah kejadian pasien sempat pingsan sebentar lalu sadar dan berjalan pulang ke rumah. Beberapa saat kemudian pasien ditemukan tidak sadar di rumah. Keluarga segera membawa ke IGD. Di RS dilakukan pemeriksaan CT scan kepala. Apa yang ditemukan pada pemeriksaan CT scan kepala pasien ini? A. B. C. D. E.



Subdural hematom Epidural hematom Sub arachnoid hemorrhage Intracranial hematom Hydrocephalus communicans



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. EPIDURAL HEMATOM PEMBAHASAN



143



KEYWORDS: • Terjatuh dari pohon dan kepala membentur tembok  riwayat trauma kepala (+) • Pasien sempat pingsan sadar sendiri dan bisa berjalan pulang  ditemukan tidak sadar kemudian. Ada lucid interval.  Gambaran EDH



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TRAUMA KEPALA PEMBAHASAN



143 EPIDURAL HEMATOM Sumber: Medscape, 2016



• Didahului riwayat trauma sebelumnya. • Ada periode tidak sadar – sadar – tidak sadar (lucid interval) • Gejala klasik: lucid interval, hemiparesis/hemiplegia, pupil anisokor • Penurunan kesadaran disebabkan oleh efek peningkatan tekanan intracranial karena desakan dari volume perdarahan yang aktif meningkat. • Sering akibat ruptur a. meningea media • Hematom terlihat sebagai gambaran hiperdens bikonveks (panah merah). Akumulasi darah terdapat di antara tabula interna calvaria dan bagian luar dari duramater yang terlepas dari tulang calvaria yang dilekatinya. • Biasanya disertai dengan fraktur tulang yang berkaitan dengan lokasi hematom



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TRAUMA KEPALA • Subdural hematom (SDH) merupakan jenis massa intrakranial akibat trauma yang tersering. • Didahului riwayat trauma sebelumnya. Baik trauma berat maupun yang tidak terlalu berat, terutama pada orang usia tua ataupun yang menerima pengobatan dengan antikoalgulan. • Sering akibat ruptur bridging veins • SDH dibedakan berdasarkan ukuran, lokasi, dan waktu terjadinya. (akut, subakut, kronik) • Hematom terlihat sebagai gambaran hiperdens semilunar (akut). Akumulasi darah terdapat di antara bagian dalam duramater dan luar parenkim otak dan arachnoid



PEMBAHASAN



143 SUBDURAL HEMATOM Sumber: Medscape, 2016



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TRAUMA KEPALA PEMBAHASAN



143 SUBARACHNOID HEMORRHAGE Sumber: Medscape, 2017



• Perdarahan subarachnoid (SAH) merupakan perdarah yang terjadi di antara cavum subarachnoid dan piamater. • SAH dapat terjadi dalam berbagai situasi klinis, salah satunya trauma kepala. • SAH spontan (nontraumatik) biasanya terjadi akibat ruptur aneurisma ataupun malformasi arteri-vena (AVM) • Ditandai dengan: nyeri kepala hebat (thunderclap headache), nyeri pada mata, bisa terdapat gangguan penglihatan ataupun diplopia, muntah, tanda rangsang meningeal (+), peningkatan suhu tubuh, takikardia • Gambaran CT scan berupa hiperdensitas yang terlihat di daerah cisterna subarachnoid mengikuti girus.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TRAUMA KEPALA PEMBAHASAN



143 INTRACEREBRAL HEMORRHAGE



• Intracerebral hemorrhage (ICH) merupakan akumulasi darah yang patologis di dalam parenkim otak. • ICH dapat disertai dengan edema yang kemudian dapat menimbulkan desakan terhadap daerah sekitarnya sehingga menyebabkan gangguan neurologis. • ICH nontraumatika paling sering akibat rusaknya pembuluh darah di otak karena hipertensi, namun dapat juga karena disfungsi autoregulasi otak yang menyebabkan aliran darah di otak menjadi berlebihan. • Bisa juga akibat ruptur AVM ataupun aneurisma, gangguan hemostasis, dan gangguan aliran vena



Sumber: Medscape, 2017 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



143



A. Subdural hematom  pasien usia muda, tidak ada riwayat terapi antikoagulan, mekanisme trauma bukan accelerate-decelerate C. Subarachnoid hemorrhage tidak disebutkan riwayat nyeri kepala hebat, adanya bruit D. Intracerebral hemorrhage  riwayat peningkatan tekanan darah sebelumnya, gangguan hemostasis E. Hydrocephalus communicans pelebaran sistem ventrikel, tanda peningkatan tekanan intracranial, riwayat trauma (-) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



143



Jadi, temuan CT Scan kepala pada kasus ini yaitu



B. EPIDURAL HEMATOM



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



144



Seorang anak laki-laki, usia 2 tahun dibawa keluarganya ke IGD RS karena kejang di rumah. Kejang sekitar 2 menit, kemudian berhenti sendiri. Sebelumnya pasien tidak pernah kejang. Saat ini pasien sedang demam, sejak 3 hari sebelumnya. Batuk (+), pilek (+). Menurut keluarga, saat kejang pasien kelojotan seluruh tubuhnya, sebelum dan setelah kejang pasien bisa diajak berkomunikasi, saat kejang tidak bisa. PF kesadaran CM, suhu 39.6, RR 30x/m. Sp.O2 99%, defisit neurologis (-). Diagnosis yang paling mungkin? A. B. C. D. E.



Epilepsi Epilepsi yang diinduksi demam Kejang demam sederhana Kejang demam kompleks Status konvulsivus WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. KEJANG DEMAM SEDERHANA PEMBAHASAN



144



KEYWORDS: • Anak laki-laki, 2 tahun • Kejang di rumah, durasi sekitar 2 menit, berhenti sendiri • Sebelumnya pasien tidak pernah kejang • Saat ini pasien demam(+)3 hari, batuk (+), pilek (+) • Saat kejang pasien kelojotan seluruh tubuhnya, sebelum dan setelah kejang pasien bisa diajak berkomunikasi, saat kejang tidak bisa • PF kesadaran CM, suhu 39.6, RR 30x/m. Sp.O2 99%, • defisit neurologis (-) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM PEMBAHASAN



144



• Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai dengan 5 tahun yang mengalami kenaika suhu tubah (suhu di atas 38C) dengan metode pengukura apapun, yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial. • Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan kelainan elektrolit ataupun metabolik lainnya • Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya  bukan kejang demam • Anak 1-6 bulan masih dapat mengalami kejang demam • Bila anak kurang dari 6 bulan kejang dengan didahului demam, pikirkan kemungkinan lain seperti infeksi SSP. • Bayi berusia kurang dari 1 bulan masuk dalam kejang neonatus Sumbe: Rekomendasi penatalaksanaan kejang demam IDAI 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KEJANG DEMAM SEDERHANA PEMBAHASAN



144



• = simple febrile seizure • Kejang demam yang berlangsung singkat (15 menit) • Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umu didahului kejang parsial • Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam



Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit, atau kejang berulang lebih dari 2 kalo dan di antara 2 bangkitan kejang anak tidak sadar.



Sumbe: Rekomendasi penatalaksanaan kejang demam IDAI 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



144



A. Epilepsi  2 bangkitan kejang tanpa pencetus, jarak antar 2 bangkitan lebih dari 24 jam B. Epilepsi yang diinduksi demam  sebelumnya ada riwayat epilepsi, lalu demam, epilepsinya jadi kumat. D.Kejang demam kompleks  penjelasan di slide sebelumnya E. Status konvulsivus  Kejang terus-menerus selama 30 menit atau berulang tanpa disertai pemulihan kesadaran diantara kejang WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



144



Jadi, diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini yaitu



C. KEJANG DEMAM SEDERHANA



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



145



Seorang laki-laki, 40 tahun, dibawa keluarga ke IGD karena penurunan kesadaran sejak 1 hari yang lalu. Sebelumnya, pasien demam, mengeluhkan sakit kepala, dan keluar cairan kekuningan dari telinga kanan. Pada pemeriksaan GCS 12, kaku kuduk (+). Hasil lab Hb 13, leukosit 18.000, trombosit 200.000. Diagnosis yang paling mungkin adalah? A. B. C. D. E.



Meningitis bakterial Meningitis viral Meningoensefalitis viral Ensefalitis toxoplasma Meningitis tuberculosis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. MENINGITIS BAKTERIAL PEMBAHASAN



145



KEYWORDS: • Laki-laki, 40 tahun • Penurunan kesadaran sejak 1 hari yang lalu • Demam (+), nyeri kepala (+), dan keluar cairan kekuningan dari telinga kanan  otitis media perforasi/OMSK/mastoiditis • GCS 12, kaku kuduk (+)  kelainan pada meninges • Hb 13, leukosit 18.000, trombosit 200.000  leukositosis, curiga infeksi bakterial WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



MENINGITIS BAKTERIAL PEMBAHASAN



145







Meningitis bakterialis akut adalah infeksi meningitis yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 hari dan umumnya disebabkan oleh bakteri banal.







Anamnesis: • Demam • Nyeri kepala Sumber: • Fotofobia Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016 • Penurunan kesadaran • Kejang • Kelemahan 1 sisi • Pada stadium lanjut dapat dijumpai tanda hidrosefalus: nyeri kepala berat, muntah, kejang. • Pasien dewasa biasa diawali dengan ISPA kemudian diikuti gejala-gejala SSP. • Meningitis Mengingokokus sering diawali dengan gejala septikemia dan syok septik (demam, nyeri lengan dan/atau tungkai). Riwayat berpergian haji atau orang lain yang mengalami hal yang sama epidemi meningitis. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



MENINGITIS BAKTERIAL • Pemeriksaan Fisik: PEMBAHASAN



145



 PF dan TTV  Pemeriksaan neurologis: GCS, kaku kuduk (+), motorik (bisa ditemukan hemiparesis)  Stadium lanjut  hidrosefalus, papiledema (+)  Meningitis meningokokus  septikemia dan syok septik. Kulit teraba dingin, bibir sianosis, papul-ekimosis pada ekstremitas



Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



LUMBAL PUNGSI • Mendukung diagnosis bila:



PEMBAHASAN



145



 Tanda dan gejala klinis meningitis (+) ditambah adanya penilaian hasil analisis LCS abnormal: predominan PMN, rasio glukosa LCS : darah 7 hari



< 7 hari



7 hari



Kejang



Umum/fokal



umum



umum



umum



Umum



Penurunan Kesadaran



Somnolensopor



apatis



Variasi, apatissopor



Cm-apatis



Apatissomnolen



Paresis



+/-



+/-



++/-



-



-



Perbaikan kesadaran



Lambat



cepat



lambat



cepat



Cepat/ lambat



Etiologi



Tdk dapat diidentifikasi



++/-



TBC/riw. kontak



-



Ekstra SSP



Terapi



Simptomatik /antiviral



Antibiotik



tuberkulostatik



Simptomatik



Atasi penyakit primer



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Sumber: Medscape



TEMUAN LCS PADA INFEKSI SSP PEMBAHASAN



152



Bacterial Meningitis



Viral Meningitis



TBC Meningitis



Encephalitis viral



Encephalopathy



Tekanan



↑↑



Normal/↑















Makros.



Keruh



Jernih



Xantokrom



Jernih



Jernih



Leukosit



>1000



10-1000



500-1000



10-500



2 minggu. Dulu pernah seperti ini tetapi didahalui kondisi ceria. Sekarang pasien masih ingin bunuh diri. Terapi yang tepat pada kasus di atas? A. Haloperidon B. Risperidon C. Diazepam D. Amitriptiline E. Gabapentin



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. Amitriptilin PEMBAHASAN



157



KEYWORDS : • Afek depresi, anhedonia, anergia • Percobaan bunuh diri • Dulu pernah mengalami hal seperti ini, tetapi sebelumnya sudah pernah ceria.  Mengarah ke Depresi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Episode Depresif • Gejala Utama :



PEMBAHASAN



157



• Afek depresif • Anhedonia  kehilangan minat dan kegembiraan • Anergia  hilangnya energi (mudah lelah)



• Gejala Lainnya : • • • • • • •



Konsentrasi dan perhatian berkurang Harga diri dan kepercayaan diri berkurang Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna Pandangan masa depan yang suram Gagasan/perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri Tidur terganggu Nafsu makan berkurang



• 2 minggu untuk penegakkan diagnosis Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) DSM IV-TR WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Obat-obat Antidepresan Golongan



PEMBAHASAN



157



Nama Generik



Amitriptilin Imipramin Trisiklik (TCA) Clomipramine Tianeptine Opipramol Maprotiline Tetrasiklik Mianserin Amoxapine MAOIReversible Atypical



Meclobemide Trazodone Tianeptine Mirtazapine Sertraline Fluoxetine



SSRI Fluvoxamine Paroxetine Citalopram



Sediaan



Dosis Anjuran 75 - 150 mg/h 75 - 150 mg/h 75 - 150 mg/h 25 - 50 mg/h



25 mg 25 mg 25 mg 12,5 mg



tab (10, 25, 50, 75 mg) drops 2% 50 ml ampul 25 mg/5 ml tab (10, 30 mg) 100 mg 150 mg 12,5 mg 30 mg 50 mg



75 - 150 mg/h 30 - 60 mg/h 200-300 mg/h 300 - 600 mg/h



Tidak ada 25 - 50 mg/h 15 - 45 mg/h 50 -100 mg/h



Caps ( 10-20mg, 20 - 40 mg/h 20 mg), Caplet 20 mg tab (50, 100 mg) 50 - 100 mg/h 20 mg 20 - 40 mg/h 20 mg



Warna Sediaan Merah



Putih Caps (Putih, hijau tosca)



20 - 60 mg/h



Sumber: Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ. Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Pemilihan Obat Antidepresan • Obat Antidepresan memiliki efek primer yang sama pada dosis ekuivalen, perbedaan terutama pada efek sekunder (efek samping)



PEMBAHASAN



157



• Mengingat profil efek sampingnya, untuk penggunaan pada sindrom depresi ringan dan sedang yang datang berobat jalan pada faskes umum, pemilihan obat antidepresan sebaiknya mengikuti step care : •



Step 1 = Golongan SSRI







Step 2 = Golongan Trisikilik







Step 3 + Golongan Tetrasiklik / atypical / MAOI-Reversible



• Pertama menggunakan golongan SSRI  efek samping minimal, spektrum efek anti depresi luas, dan gejala putus obat sangat minimal, dan lethal dose yang sangat tinggi • Setelah menggunakan dosis adekuat sekitar 3 bulan tidak efektif, bisa berganti ke trisiklik  efek sampingnya lebih besar, tp spektrum anti depresinya luas •



jika masih belum efektif bisa berganti ke golongan MAOI-Reversible  efek samping lebih ringan disbanding trisiklik, tp spektrum anti depresi yang sempit



• Pergantian SSRI ke MAOI membutuhkan waktu 2-4 minggu istirahat untuk “washout period” guna mencegah Serotonin Malignant Syndrome Sumber: Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ. Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Pemilihan Obat Antidepresan • Obat Antidepresan memiliki efek primer yang sama pada dosis ekuivalen, perbedaan terutama pada efek sekunder (efek samping)



PEMBAHASAN



157



• Mengingat profil efek sampingnya, untuk penggunaan pada sindrom depresi ringan dan sedang yang datang berobat jalan pada faskes umum, pemilihan obat antidepresan sebaiknya mengikuti step care : •



Step 1 = Golongan SSRI







Step 2 = Golongan Trisikilik







Step 3 + Golongan Tetrasiklik / atypical / MAOI-Reversible



• Pertama menggunakan golongan SSRI  efek samping minimal, spektrum efek anti depresi luas, dan gejala putus obat sangat minimal, dan lethal dose yang sangat tinggi • Setelah menggunakan dosis adekuat sekitar 3 bulan tidak efektif, bisa berganti ke trisiklik  efek sampingnya lebih besar, tp spektrum anti depresinya luas •



jika masih belum efektif bisa berganti ke golongan MAOI-Reversible  efek samping lebih ringan disbanding trisiklik, tp spektrum anti depresi yang sempit



• Pergantian SSRI ke MAOI membutuhkan waktu 2-4 minggu istirahat untuk “washout period” guna mencegah Serotonin Malignant Syndrome Sumber: Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ. Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



157



A. Haloperidol (obat antipsikotik tipikal) B. Risperidon (obat antipsikotik atipikal) C. Diazepam (obat golongan benzodiazepine, digunakan untuk obat anti cemas atau insomnia) E. Gabapentin (obat yang digunakan untuk nyeri neuropatik, bekerja dengan menstimulasi gaba pada sistem saraf)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



157



Jadi, terapi yang paling tepat yang diberikan kepada pasien ini adalah…



D. Amitriptilin



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



158



Ny. Ainun, 25 tahun datang ke klinik dengan keluhan mudah merasa lelah dan mengantuk jika sedang bekerja ataupun sedang dirumah, setiap hari, selama1,5 bulan terakhir. Pasien sehari hari tidur pukul 22.00 dan bangun pukul 06.00, namun pasien masih merasa badan terasa berat, mulut kering, dan tidak bersemangat. Pasien seing kali mengeluhkan jika sekitar pukull 09.00 atau 10.00 mata terasa mengantuk sekali dan lemas. Diagnosis apa yg tepat untuk kasus diatas? A. Insomnia B. Parasomnia C. Hipersomnia D. Katapleksi E. Narkolepsi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. Hipersomnia PEMBAHASAN



158



KEYWORDS : • Mudah lelah dan mengantuk • Setiap hari, selama 1 bulan terakhir • Tidur cepat dan bangun juga sudah cukup • Pagi hari pasien merasa mengantuk  sleep attacks



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Gangguan Tidur (F51) Dyssomnia Insomnia



PEMBAHASAN



158



Kriteria Waktu



Minimal 3 kali / 1 minggu selama 1 bulan



Penemuan Klinis







• •



Sulit masuk tidur/ mempertahank an/ kualitas tidur yg buruk Preokupasi tidak bisa tidur Ketidak puasan baik kualitas/ kuantitas tidur



Parasomnia



Hypersomnia Setiap hari dalam waktu 1 bulan • •







Sleep attacks Tidak ada gejala tambahan narcolepsy atau bukti klinis sleep apnoe Tidak ada gejala neurologis



Gangguan Jadwal Tidur-jaga Setiap hari dalam waktu 1 bulan •











Pola tidur-jaga dari individu tidak seirama dengan pola tidur-jaga yang normal Insomnia pada waktu orang tidur, hypersomnia waku orang jaga Ketidak puasan baik kualitas/ kuantitas tidur



Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Peristiwa episodik abnormal yang terjadi pada saat tidur



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



158



A. Insomnia (tidak dapat tidur di waktu tidur, selalu merasa lelah, minimal 3 hari dalam 1 minggu selama 1 bulan) B. Parasomnia (Peristiwa episodik abnormal yang terjadi pada saat tidur) D. Katapleksi (keadaan yang menyebabkan tiba-tiba jatuh walaupun kesadaran tetap terjaga pada saat emosinya meluap  kelemahan otot) E. Narkolepsi (gangguan neurologis dalam jangka waktu lama yang menyebabkan ketidakmampuan mengatur jadwal tidur-jaga)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



158



Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah …



C. Hipersomnia



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



159



Setelah melihat pertengkaran orang tuanya dengan mata kepalanya sendiri, seorang wanita muda mengalami kebutaan tiba-tiba, tetapi ia tidak tampak seperti putus asa dengan keadaannya sekarang. Lalu dia biawa keluarganya ke dokter, dan dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pupil dapat bereaksi dengan rangsangan cahaya, dan dia juga merasakan nyeri jika iya tersandung. Orang tua pasien, yang sedang berada ditengah-tengah perceraian, menyingkirkan perbedaan pendapat mereka dan focus terhadap keadaan anak perempuannya. Diagnosis yang paling tepat pada keadaan wanita ini adalah ? A. Body Dysmorphic Disorder B. Malingering C. Gangguan Somatisasi D. Gangguan Konversi E. Gangguan kepribadian Histerionik WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. Gangguan Konversi PEMBAHASAN



159



KEYWORDS : • Wanita muda mengalami kebutaan tiba-tiba • Setelah melihat pertengkaran orang tuanya  Stressor • Pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pupil dapat bereaksi dengan rangsangan cahaya, dan dia juga merasakan nyeri jika iya tersandung



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Gangguan Konversi (Disosiatif) PEMBAHASAN



159



• Gejala utama  kehilangan dari integrasi normal (dibawah kendali kesadaran) • Ingatan masa lalu • Kesadaran identitas dan peng-indera-an segera • Kontrol terhadap gerakan tubuh



• Gambaran sesuai dengan keluhan • Tidak ada bukti gangguan fisik • Bukti penyebab psikologi  kejadian stressful



Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Gangguan Konversi (Disosiatif) Gangguan Konversi



PEMBAHASAN



159



Amnesia Disosiatif



Fugue Disosiatif



Stupor Disosiatif



Hilangnya daya ingat (total atau parsial mengenai kejadian stressful



Melakukan perjalanan tertentu + ciri ciri amnesia disosiatif



Hilangnya gerakan volunteer dan respon luar thd rangsang luar



Ggn. Trans dan Kesurupan



Kehilangan identitas diri dan kesadaran thd lingkungan



Ggn. Motorik Disosiatif



Ketidakmampuan menggerakan sebagian atau seluruh anggota gerak



Konvulsi Disosiatif



Mirip kejang epilepsi



Anestesia dan Kehilangan Sonsorik Disosiatif



Anestesi kulit dan gangguan penglihatan



Pada kasus terdapat kejadian stressful dan pasien tersebut mengalami gangguan penglihatan



Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



159



A. Body Dysmorphic Disorder (salah memiliki keyakinan bahwa tubuhnya terdapat kecacatan) B. Malingering (mengeluarkan gejala fisik atau psikologis yang dilebih-lebihkan untuk menghindari suatu keadaan tertentu) C. Gangguan Somatisasi (Keluhan fisik yang lebih dari satu, tidak menerima penjelasan dokter, disabilitas sosial) E. Gangguan Kepribadian Histerionik (emosi yang dibuatbuat, suka bersandiwara, tidak ada keluhan gangguan fisik)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



159



Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah …



D. Gangguan Konversi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Seorang sekretaris berusia 34 tahun, selalu menaiki tangga 12 tingkat untuk mencapai kantornya, karena ia selalu merasa ketakutan terjebak di dalam lift. Apakah diagnosis yang sesuai dengan keadaan pasien di atas ?



SOAL



160



A. Fobia Sosial B. Gangguan Panik C. Gangguan Cemas Menyeluruh D. Fobia Spesifik E. Agorafobia



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. Fobia Spesifik PEMBAHASAN



160



KEYWORDS : • Selalu menaiki tangga untuk menuju kantor  menghindari ketakutan • Takut akan terjabak di lift  ketakutan yang abnormal terhadap sesuatu yang spesifik • mengarah ke ketakutan akan ruangan yang sempit  Claustrophobia



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Gangguan Anxietas Fobik Agorafobia Kunci



(House Bound)



• •



PEMBAHASAN



160



Fobia Sosial Keluar dari lingkungan keluarga Center of attention



Fobia Khas Situasi spesifik



Pencetus



Pergi : keluar rumah, sendiri, bertemu banyak orang



Situasi sosial tertentu, misalkan tampil di depan umum yang kemungkinan dinilai orang lain



Terbatas pada objek/situasi tertentu



Kriteria Kejadian



Takut, dengan beragam ciri fisik fisiologis ( Otonom ↑) jika ada/terpapar pencetus



Takut, dengan beragam ciri fisik fisiologis ( Otonom ↑) jika ada/terpapar pencetus



Takut, dengan beragam ciri fisik fisiologis ( Otonom ↑) jika ada/terpapar pencetus



Pembagian







-



Tidak terhitung banyaknya







Agorafobia dgn panic Agorafobia tanpa panik



Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Fobia Spesifik PEMBAHASAN



160



• Berdasarkan DSM IV-TR, fobia spesifik dibagi 4 spesifikasi utama



• Tipe binatang • Tipe lingkungan (Ketinggian, air, badai) • Tipe luka injeksi pengambilan darah • Tipe situasional (pesawat, tempat tertutup, lift) • Tipe lain (penyakit, tercekik, tokoh dengan pakaian seperti badut)



Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III), DSM IV-TR WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



160



A. Fobia Sosial (ketakutan yang terjadi jika sesorang berada dalam keadaan harus berdiri dihadapan orang banyak (center of attention) ) B. Gangguan Panik (munculnya serangan panik dalam beberapa waktu selama 1 bulan, pada keadaan yang tidak ada bahaya, tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau diduga sebelumnya, terdapat anxietas antisipatorik) C. Gangguan Cemas Menyeluruh(cemas terus menerus, tidak diketahui penyebab cemasnya) E. Agorafobia (fobia yang muncul jika berpergian keluar rumah di suasana ramai, sendiri seingga menimbulkan House Bound) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



160



Jadi, diagnosis yang sesuai dengan kondisi pasien ini ….



D. Fobia Spesifik



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



161



Ny. Vina, 25 tahun, seorang penjaga perpustakaan muda, selalu merasa malu dan takut jika bertemu dengan orang sejak kecil. Dia susah mencari teman dan jika melakukan kontak sosial dengan orang lain, dia masih merasa malu dan cemas. Dia tidak pernah datang ke pesta dan meminta untuk bekerja di bagian yang jarang bertemu dengan orang lain di perpustakaan tersebut, walaupun ini menyebabkan dia mendapatkan gaji yang kecil. Dia tidak dapat melihat pelanggannya tanpa malu dan dia yakin mereka dengan melihat dia sebagai seorang yang inkompeten dan ceroboh. Gangguan Kepribadian apa yang sesuai dengan kondisi pasien ini ? A. Skizotipal B. Menghindar C. Dependen D. Skizoid E. Paranoid WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. Menghindar PEMBAHASAN



161



KEYWORDS : • Merasa malu dan takut jika bertemu dengan orang sejak kecil • Susah mencari teman dan jika melakukan kontak sosial dengan orang lain • Tidak pernah datang ke pesta dan meminta untuk bekerja di bagian yang jarang bertemu dengan orang lain di perpustakaan tersebut • Dia yakin mereka dengan melihat dia sebagai seorang yang inkompeten dan ceroboh WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Gangguan Kepribadian PEMBAHASAN



161



• Tidak ada gangguan organik • Memenuhi kriteria :



• Disharmoni sikap dan perilaku yang berat • Pola perilaku abnormal berlangsung lama • Pola perilaku abnormal bersifat pervasive (mendalam) dan maladaptif • Manifestasi muncul pada masa kanak atau remaja hingga dewasa • Gangguan menyebabkan penderitaan pribadi • Ganguan ini juga mempengaruhi pekerjaan dan kinerja sosial



• Untuk budaya berbeda, dapat dihubungkan dengan norma khas Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Gangguan Kepribadian Cluster C Menghindar



PEMBAHASAN •



161



• •



Dependen



Menjauhi aktivitas yg berhubungan dengan kontak interpersonal  takut dikritik Berhubungan dengan orang yang ia suka Preokupasi perasaan dikritik atau dipermalukan



• • •



Tidak dapat mengambil • keputusan sendiri • Membutuhkan orang lain untuk melanjutkan • aktivitas Merasa tidak berguna jika sedang sendiri



Sumber : DSM IV-TR



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Obsesif-Kompulsif (Anankastik) Perfeksionis Preokupasi terhadap detil, peraturan, jadwal Selalu berusaha mendominasi jika berada dalam suatu kelompok



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



161



A. Skizotipal (berhubungan dengan magis mistis, ilusi yang berhubungan dengan magis mistis) C. Dependen (Selalu bergantung dengan orang lain, tidak dapat melakukan sendiri apapun jika tidak bersama orang lain) D. Skizoid (senang sendiri, sering menutup diri, cenderung dingin, afek datar) E. Paranoid (rasa curiga, kepekaan terhadap suatu kegagalan sehingga selalu menghindari akan suatu hal)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



161



Jadi, gangguan kepribadian yang sesuai dengan kondisi pasien ini ….



B. Menghindar



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



162



Sdr. Heru, 25 tahun, ditangkap oleh satpam setelah dilaporkan melakukan tindakan asusila terhadap penumpang kereta perempuan. Dia suka menggosokgosokkan alat kelaminnya di pantat perempuan terutama jika keadaan di kereta sedang penuh. Hal ini diakuinya karena membuat dia terasa terpuaskan jika melakukan hal tersebut. Kondisi apakah yang paling tepat pada laki-laki ini ? A. Fetishism B. Transvestic Fetishism C. Voyeurism D. Exhibitionism E. Frotteurism



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. Frotteurism PEMBAHASAN



162



KEYWORDS : • Menggosok-gosokan alat kelaminnya di pantat wanita muda • Hal ini membuat terpuaskan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Paraphilia PEMBAHASAN



162



• Paraphilia ada suatu penyimpangan rangsangan seksual dari perilaku seksual normal, hal ini dilakukan sebagian orang untuk meningkatkan gairah atau mendapatkan kepuasan seksual. • Orang-orang ini dapat mengalami kenikmatan seksual, tetapi terhambat untuk menanggapi rangsangan yang biasanya dianggap erotis. • Paraphilias dapat berkisar dari perilaku yang “hampir normal” ke perilaku yang bersifat merusak atau menyakiti diri sendiri atau ke orang lain atau pasangannya, dan akhirnya perilaku ini yang dianggap mengancam masyarakat pada umumnya Sumber: DSM IV-TR Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jenis-Jenis Paraphilia Sumber: DSM IV-TR Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010 Paraphilia



Pengertian



Exhibitionism



Memperlihatkan alat kelaminnya dihadapan orang lain yang berbeda jenis kelaminnya



Fetishism



mendapatkan kepuasan seksual dengan melihat dan menggunakan barang mati dari jenis kelamin yang berbeda (ex : Celana dalam, bra)



PEMBAHASAN



162



Transvestic Fetishism



Menggunakan barang serta berperilaku dari jenis kelamin yang berbeda (crossdressing) --> laki-laki menggunakan celana dalam atau bra perempuan



Frotteurism



menggesekkan alat kelamin ke tubuh lawan jenis tanpa meminta izin lawan jenis tersebut



Pedophilia



menyukai anak dibawah 13 tahun, dengan pelaku berusia > 16 tahun, dan 5 tahun lebih tua dari anak kecil tersebut



Sexual Sadism



Sadism : mendapatkan kepuasan dengan menyiksa orang lain



Sexual Masochism



Masochism : mendapatkan kepuasaan dengan disiksa atau disakiti



Voyeurism



Mengintip seseorang yang sedang telanjang atau berhubungan seksual



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Frotteurism



SadismMasochism



Voyeurism Transvestic Fetishism



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



162



A. Fetishism (mendapatkan kepuasan seksual dengan melihat dan menggunakan barang mati dari jenis kelamin yang berbeda (ex : Celana dalam, bra)) B. Transvestic Fetishism (Menggunakan barang serta berperilaku dari jenis kelamin yang berbeda (crossdressing) --> laki-laki menggunakan celana dalam atau bra perempuan) C. Voyeurism (Mengintip seseorang yang sedang telanjang atau berhubungan seksual) D. Exhibitionism (Memperlihatkan alat kelaminnya dihadapan orang lain yang berbeda jenis kelaminnya)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



162



Jadi, kondisi yang paling tepat pada lakilaki ini adalah …



E. Frotteurism



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



163



Sdr. Yogi, 21 tahun sudah beberapa tahun ini melakukan masturbasi dengan cara menunjukkan alat kelaminnya hadapan perempuan yang tidak dikenal. Hal ini dilakukan untuk memuaskan hasrat seksualnya. Dia mengaku tidak berani melakukannya kembali dalam waktu yang cukup lama karena takut tertangkap oleh pihak berwajib karena melakukan tindakan yang tidak senonoh tersebut. Tetapi akhir-akhir ini tidak dapat menahan untuk melakukannya kembali. Keadaan yang paling sesuai pada laki-laki ini adalah ?



A. Fetihism B. Transvestic Fetishism C. Voyeurism D. Exhibitionism E. Frotteurism



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. Exhibitionism PEMBAHASAN



163



KEYWORDS : • Menunjukkan alat kelaminnya hadapan perempuan yang tidak dikenal • Hal ini membuat terpuaskan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Paraphilia PEMBAHASAN



163



• Paraphilia ada suatu penyimpangan rangsangan seksual dari perilaku seksual normal, hal ini dilakukan sebagian orang untuk meningkatkan gairah atau mendapatkan kepuasan seksual. • Orang-orang ini dapat mengalami kenikmatan seksual, tetapi terhambat untuk menanggapi rangsangan yang biasanya dianggap erotis. • Paraphilias dapat berkisar dari perilaku yang “hampir normal” ke perilaku yang bersifat merusak atau menyakiti diri sendiri atau ke orang lain atau pasangannya, dan akhirnya perilaku ini yang dianggap mengancam masyarakat pada umumnya Sumber: DSM IV-TR Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jenis-Jenis Paraphilia Sumber: DSM IV-TR Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010 Paraphilia



Pengertian



Exhibitionism



Memperlihatkan alat kelaminnya dihadapan orang lain yang berbeda jenis kelaminnya



Fetishism



mendapatkan kepuasan seksual dengan melihat dan menggunakan barang mati dari jenis kelamin yang berbeda (ex : Celana dalam, bra)



PEMBAHASAN



163



Transvestic Fetishism



Menggunakan barang serta berperilaku dari jenis kelamin yang berbeda (crossdressing) --> laki-laki menggunakan celana dalam atau bra perempuan



Frotteurism



Menggesekkan alat kelamin ke tubuh lawan jenis tanpa meminta izin lawan jenis tersebut



Pedophilia



menyukai anak dibawah 13 tahun, dengan pelaku berusia > 16 tahun, dan 5 tahun lebih tua dari anak kecil tersebut



Sexual Sadism



Sadism : mendapatkan kepuasan dengan menyiksa orang lain



Sexual Masochism



Masochism : mendapatkan kepuasaan dengan disiksa atau disakiti



Voyeurism



Mengintip seseorang yang sedang telanjang atau berhubungan seksual



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Frotteurism



SadismMasochism



Voyeurism Transvestic Fetishism



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



163



A. Fetishism (mendapatkan kepuasan seksual dengan melihat dan menggunakan barang mati dari jenis kelamin yang berbeda (ex : Celana dalam, bra)) B. Transvestic Fetishism (Menggunakan barang serta berperilaku dari jenis kelamin yang berbeda (crossdressing) --> laki-laki menggunakan celana dalam atau bra perempuan) C. Voyeurism (Mengintip seseorang yang sedang telanjang atau berhubungan seksual) E. Frotteurism (Menggesekkan alat kelamin ke tubuh lawan jenis tanpa meminta izin lawan jenis tersebut)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



163



Jadi, kondisi yang paling tepat pada lakilaki ini adalah …



D. Exhibitionism



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



164



Ny. Hanin, 30 tahun, dianr oleh keluarganya dengan keluhan tangan gemetar tidak dapat dikontrol sejak 2 minggu yang lalu, keluhan ini juga tampak seperti sedang melintirmelintirkan jari, dan disertai mulut yang bergerak sendiri. 1 tahun sebelumnya pasien didiagnosis oleh dokter mengalami gangguan jiwa berat dan diberikan obat haloperidol. Terapi apakah yang dapat digunakan untuk mengurangi gejala pada pasien tersebut ? A. Clozapin B. Methampyron C. Trifluoperazine D. Chlorpromazine E. Trihexyphenidyl



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. Trihexyphenidyl PEMBAHASAN



164



KEYWORDS : • Tangan gemetar tidak dapat dikontrol • Sedang melintir-melintirkan jari • Mulut yang bergerak sendiri • 1 tahun sebelumnya pasien didiagnosis oleh dokter mengalami gangguan jiwa berat dan diberikan obat haloperidol • Mengarah ke Neuroleptic-Induced Parkinsonism



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Dopamine Pathway • Untuk mengetahui kerja dari obatobatan antipsikotik, maka perlu dipahami dopamine pathway



PEMBAHASAN



164



• • • •



Mesolimbic Mesocortical Nigrostriatal Tuberoinfundibular



• Berdasarkan penelitian bahwa pasien dengan schizophrenia memiliki kadar dopamine yang tinggi terutama pada reseptor dopamine D2  obat antipsikotik tipikal memblokir reseptor D2  efek samping ggn extrapiramidal besar Sumber: Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ. DSM IV-TR Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Obat Antipsikotik Tipikal vs Atipikal Tipikal



PEMBAHASAN



164



Atipikal



Blokade reseptor D2



Blokade reseptor 5HT2 (serotonin), D4, dan D2 (tetapi lemah)



Efek samping besar  gangguan extrapyramidal dan hyperprolactinemia (blokade reseptor D2)



Efek samping kecil  blockade reseptor D2 lemah



Efektif untuk gejala positif, memperburuk gejala negatif



Efektif untuk gejala positif dan negatif, terutama tidak memperburuk gejala negatif Efektif terhadap pasien yang tidak mempan terhadap obat tipikal



Sumber: Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ. DSM IV-TR Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Efek Samping Pemberian Obat Antipsikotik Distonia Akut •



PEMBAHASAN



164



• • • •



• • •



Parkinsonism



Muncul dalam beberapa hari minggu setelah pemberian/penaikan dosis antipsikotik Posisi abnormal kepala dan leher dalam hubungannnya dengan tubuh (retrokolis, tortikolis) Spasme otot rahang (trismus, menganga, menyeringai) Disfagia, gangguan berbicara, atau bernafas (spasme laringfaring, disfonia) Penebalan lidah atau bicara cadel akibat lidah hipertonik atau membesar (makroglosia atau disartria) Penonjolan lidah atau disfungsi lidah Mata deviasi ke atas, ke bawah, ke arah samping (krisis okulogirik) Posisi abnormal anggota gerak distal atau batang tubuh.











• •



Muncul dalam beberapa hari minggu setelah pemberian/penaikan dosis antipsikotik Tremor parkinsonisme (tremor kasar, ritmik, terjadi saat istirahat yang mengenai anggota gerak, kepala, mulut, atau lidah dapat berupa tremor fokal perioral seperti gerakan mengecap, mengunyah, atau menggulung pil. Rigiditas Akinesia (penurunan ekspresi wajah, gerak-gerik, bicara, atau gerakan tubuh spontan)



Sumber: Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ. DSM IV-TR



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Akathisia •



• • • • •



Muncul dalam beberapa hari - minggu setelah pemberian/penaikan dosis antipsikotik Keluhan subjektif kegelisahan Menggerakkan atau mengayunkan kaki yang resah Menggoyangkan kaki saat berdiri Berjalan bolak-balik untuk menghilangkan kegelisahan Tidak dapat duduk atau berdiri selama sekurangnya beberapa menit



Terapi Gangguan Extrapiramidal Golongan



PEMBAHASAN



Generik



Dosis Sehari



Benztropine



0,5-2 mg PO (3 kali sehari); 1-2 mg IM / IV



Biperiden



Antikolinergik



164



Procyclidine Trihexyphenidyl Orphenodrine



Diphenhydramine Antihistamin Amantadine I2-Adrenergik Antagonis



Propranolol



I1-Adrenergik Antagonis



Clonidine Clonazepam



Benzodiazepine



Lorazepam Buspirone Vitamin E



Indikasi



distonia akut, 2-6 mg PO (3 kali parkinsonism,aki sehari); 2 mg IM / IV nesia, akathisia 2,5-5 mg PO (2-4 kali sehari) 2-5 mg PO (3 kali sehari)



50-100 mg PO (2-4 kali sehari); 60 mg IV



Rabbit Syndrome



distonia akut, 25 mg PO (4 kali parkinsonism,aki sehari); 25 mg IM/IV nesia, akathisia, rabbit syndrome 100-200 mg PO (2 kali sehari)



parkinsonism, akinesia, Rabbit Syndrome



20-40 mg PO (3 kali Akathisia, tremor sehari) 0,1 mg PO (e kali Akathisia Sehari) Akathisia, 1 mg PO (2 kali distonia akut sehari) 1 mg PO (3 kali sehari) Tardive 20-40 mg PO (4 kali dyskinesia sehari) Tardive 1200-1600 mg PO dyskinesia IU/hari



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Sumber: Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ. DSM IV-TR Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



164



A. B. C. D.



Clozapine (Antipsikotik atipikal) Methampyron (analgetik) Trifluoperazine (Antipsikotik tipikal) Chlorpromazine(Antipsikotik tipikal)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



164



Jadi, terapi yang diberikan untuk mengurangi gejala tersebut adalah…



E. Trihexylphenidyl



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



165



Tn. Danu, 30 tahun, terancam akan dipecat oleh bosnya karena dia selalu datang terlambat ke kantor. Setelah dilakukan wawancara, dia mengaku bahwa dia selalu tidak tenang ketika keluar dari kamar mandi, selalu mengecek ulang berulang kali apakah keran air sudah mati, bahkan jika dihitung bisa sampai 10 kali bolak-balik ke kamar mandi. Jika dia tidak melakukan hal ini, dia tidak akan tenang. Neurotransmitter yang berpengaruh pada kelainan ini adalah ? A. Norepinephrine B. Dopamine C. Acetylcholine D. Serotonin E. Histamine



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. Serotonin PEMBAHASAN



165



KEYWORDS : • Selalu tidak tenang ketika keluar dari kamar mandi • Mengecek ulang berulang kali apakah keran air sudah mati, bahkan jika dihitung bisa sampai 10 kali bolak-balik ke kamar mandi  melakukan kegiatan repetitif • tidak melakukan hal ini,tidak akan tenang • Kasus di atas mengarah ke gangguan Obsesif Kompulsif WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Gangguan Obsesif Kompulsif PEMBAHASAN



165



• Harus ada gejala obsesif / kompulsif / keduanya • Setiap hari selama 2 minggu • Menyebabkan distress yang bemakna • Gejala Obsesif • • • •



Disadari dari pikiran atau impuls diri sendiri Ada 1 pikiran atau tindakan yang tidak dapat dilawan Memeberikan perasaan lega atau ketenangan Pengulangan yang tidak menyenangkan Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Gangguan Obsesif Kompulsif • Pola : PEMBAHASAN



165



• • • •



Kontaminasi (berhubungan dengan kotoran) Keraguan yang berlebihan (patologis) Pikiran Intrusif Simetris atau detail



• Tatalaksana pada pasien dengan gangguan ini : dengan psikoterapi serta pemberian farmakoterapi (SSRI  Fluoxetin) Buku Ajar: Psikiatri (Edisi 2): Silvia D. Elvira; Balai Penerbit FK UI, 2013



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Neurotransmitter pada Gangguan Obsesif Kompulsif PEMBAHASAN



165



• Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa disregulasi dari serotonin berhubungan dengan munculnya gangguan obsesif kompulsif • Serotonin tidak banyak yang masuk kedalam neuron post synapse. Banyak yang berada di celah synapse dan banyak yang ditarik kembali ke neuron pre synapse • Penelitian terdahulu melihat dari LCS ditemukan banyak metabolit serotonin pada pasien OCD  dan setelah diberikan obat clomipramine kadar metabolit serotonin menurun dalam LCS Sumber: Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ. DSM IV-TR Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Terapi pada Pasien Gangguan Obsesif Kompulsif PEMBAHASAN



165



• Secara patofisiologi pasien gangguan obsesif kompulsif terjadi karena disregulasi serotonin. • Terapi terbaik adalah kombinasi antara terapi perilaku + farmakoterapi • Farmakoterapi pada pasien obsesif kompulsif adalah obat antidepresan gol. SSRI (Fluoxetine, Sertraline, Fluvoxamine) • Clomipramine (antidepresan tetrasiklik/trisiklik) juga dapat digunakan sebagai obat Gangguan Obsesif Kompulsif WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Sumber: Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ. DSM IV-TR Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



165



A. Norepinephrine (berdasarkan penelitian tidak ditemukan pengaruh dari NE terhadap gangguan obsesif kompulsif) B. Dopamine (pada gangguan obsesif kompulsif NT dopamine tidak berpengaruh) C. Acetylcholine (tidak ada hubungan) E. Histamine(tidak ada hubungan)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



165



Jadi, neurotransmitter yang berpengaruh pada kelainan ini adalah ….



D. Serotonin



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



166



seorang wanita 15 thn setelah memeriksakan kehamilannya trrnyata positif, tetapi pasien tdk menghendaki kehamilannya, pasien datang ke klinik utk aborsi namun dokter menolak. Tetapi dokter yang bersangkutan memberitahukan tempat dimana tdp klinik yg dapat melakukan praktek aborsi, setalah beberap abulan kasus ini di proses oleh pihak berwajib, termasuk pelanggaran apakah yang dilakukan dokter a. pidana b. perdata c. administratif negara d. disiplin kedokteran e. kode etik kedokteran



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. Pidana PEMBAHASAN



166



• KEYWORD A. seorang wanita 15 thn setelah memeriksakan kehamilannya trrnyata positif, tetapi pasien tdk menghendaki kehamilannya B. pasien datang ke klinik utk aborsi namun dokter menolak. Tetapi dokter yang bersangkutan memberitahukan tempat dimana tdp klinik yg dapat melakukan praktek aborsi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Pembahasan PEMBAHASAN



166



Berdasarkan KUHP pasal 283mengenai Barangsiapa mempertunjukkan alat/cara menggugurkan kandungan kepada anak dibawah usia 17 tahun/dibawah umur Berdasarkan KUHP tersebut dapat disimpulkan kasus ini merupakan kasus pidana



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban Lain... PEMBAHASAN



166



b. Perdata: hukum perdata sendiri bersifat privat, yang menitikberatkan dalam mengatur mengenai hubungan antara orang perorangan, dengan kata lain menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan. c. administratif negara : Hukum Administrasi Negara yaitu/ Hukum Administrasi Negara merupakan/ yang dimaksud Hukum Administrasi Negara/ arti Hukum Administrasi Negara/ definisi Hukum Administrasi Negara. d. disiplin kedokteran : norma disiplin dan standar profesi diatur oleh KKI, diawasi oleh MKDKI e. kode etik kedokteran: seperangkat perilaki para dokter dan dokter gigi dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat dan mitra kerja. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



166



Jadi pelanggaran pada kasus ini adalah



A. Pidana



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



167



Perempuan 18 thn diculik dari kampus, 2 hari setelah itu ditemukan mayat perempuan mengapung di sungai tidak jauh dari kampus. Mayat sudah busuk. Korban dibawa ke rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan demi kepentingan visum. Dari hasil pemeriksaan ditemukan, mayat sudah mulai menggembung, terdapat beberapa luka lecet pada tungkai dan pada leher ditemukan bekas luka yang sudah mulai menghitam. Pada pemeriksaan getah paru tidak ditemukan tumbuhan air, pada selaput dara ditemukan robekan sampai ke dasar. Apakah kemungkinan sebab kematian korban tersebut? a. Kekerasan tumpul pada seluruh tubuh b. Kekerasan tumpul pada leher c. Perkosaan d. Mati lemas e. Tenggelam WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. Mati Lemas PEMBAHASAN



167



• KEYWORD A. terdapat beberapa luka lecet pada tungkai dan pada leher ditemukan bekas luka yang sudah mulai menghitam. B. Pada pemeriksaan getah paru tidak ditemukan tumbuhan air



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Pembahasan PEMBAHASAN



167



MEKANISME KEMATIAN



• Sumbatan jalan nafas Jerat yang menutup jalan napas →sumbatan jalan nafas + tekanan pada arteri → anoksik anoksia otak→hilangnya kesadaran • Syok karena reflek vagal Kompresi corpus caroticus →rangsangan pada reseptor nervus vagus →reflek vaso-vagal--> penghentian rangsang ritmik dari nodus SA →bradikardi + cardiac arrest • Fraktur dan dislokasi tulang vertebra cervicalis →penusukan medula oblongata oleh dens opis tropius • Kompresi pada arteri karotis Oklusi bilateral pada arteri karotisgangguan WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM kesadaran



Jawaban Lain... PEMBAHASAN



167



a. Kekerasan tumpul pada seluruh tubuh: kemungkinan kematian akibat asfiksia mekanik yaitu pencekikan. b. Kekerasan tumpul pada leher c. Perkosaan: kronologi kejadian kemungkinan terjadinya perkosaan diikuti dengan pencekikan. Hal ini terlihat adanya jejas intravital di leher. Kemungkinan kematian akibat afiksia mekanik e. Tenggelam: pada pemeriksaan getah paru tidak ditemukan tumbuhan air



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



167



Jadi penyebab kematian pada kasus ini adalah



D. Mati lemas



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



168



Seorang dokter menerima pasien baru di UGD. Dari peme riksaan pasien didiagnosa menderita tuberkolosis. Dokter muda pun menceritakan diagnose pasien tersebut saat makan di kantin. Keluarga pasien pun mendengar hal ters ebut dan melaporkan dokter muda ke polisi. Apa yang mendasari terjadinya pelaporan tersebut a. Terjadi kerugian moril pada pasien b. Terjadi kerugian materil pada pasien c. Pencemaran nama baik pasien d. Pencemaran nama baik keluarga pasien e. Pembocoran rahasia kedokteran



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. Pembocoran Rahasia Kedokteran PEMBAHASAN



168



• KEYWORD A. Dokter muda pun menceritakan diagnose pasien tersebut saat makan di kantin. B. Keluarga pasien pun mendengar hal tersebut dan melaporkan dokter muda ke polisi.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Pembahasan PEMBAHASAN



168



• PP No. 10 tahun 1966 mengenai kewajiban dokter untuk menyimpan rahasia kedokteran • Pasal 1 tentang rahasia kedokteran yaitu segala sesuatu yang diketahui pada waktu atau selama melakukan pekerjaan di lapangan kedokteran • Pasal 2 mengenai daya berlakunya wajib simpan rahasia kedokteran • Pasal 3 tentang subyek yang menyimpan rahasia kedokteran • KUHP pasal 32 mengenai mereka yang membuka rahasia pekerjaan maupun rahasia jabatan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban Lain... PEMBAHASAN



168



a. Terjadi kerugian moril pada pasien: tidak teapt pada kasus ini b. Terjadi kerugian materil pada pasien: tidak menimbulkan kerugian pada kasus ini c. Pencemaran nama baik pasien: Pasal 310 KUHP, menerangkan bahwa, “menghina” adalah “menyerang kehormatan dan nama baik seseorang”. Yang diserang ini biasanya merasa “malu” d. Pencemaran nama baik keluarga pasien : sama dengan pencemaran nama baik pasien



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



168



Jadi yang mendasari pelaporan pada kasus ini adalah



E. Pembocoran Rahasia Kedokteran



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



169



Pada suatu kasus terorisme pemboman, dengan dugaan pelaku seorang laki laki 17 tahun. Korban mengalami luka parah diwajah dan dada sehingga sulit dikenali. Penyidik meminta tes DNA. Sampel yang tidak bisa dijadikan pembanding adalah a. Orangtua b. Kakek dan nenek c. Paman dan bibi d. Anak e. Istri



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. Istri PEMBAHASAN



169



• KEYWORD A. Korban mengalami luka parah diwajah dan dada sehingga sulit dikenali. B. Penyidik meminta tes DNA.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



169 Sampel yang bisa digunakan sebagai pembanding adalah kerabat dengan hubungan darah. Pada kasus ini, istri korban tidak memiliki hubungan darah dengan korban sehingga tidak dapat digunakan. WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban Lain... PEMBAHASAN



169



a. Orangtua: bisa digunakan sebagai sampel pembanding b. Kakek dan nenek : bisa digunakan sebagai sampel pembanding c. Paman dan bibi : bisa digunakan sebagai sampel pembanding d. Anak : bisa digunakan sebagai sampel pembanding



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



169



Jadi yang tidak bisa menjadi sampel pembanding pada kasus ini adalah



E. Istri



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



170



Seorang narapidana usia 28 tahun yang berusaha kabur dari penjara mendapat tembakan pada perut dan keluar pada pinggang kiri. Narapida tersebut dibawa ke RSUD kota semarang dan dilakukan perawatan. Setelah perawatan 2 hari kondisi napi tersebut semakin memburuk sehingga meninggal dunia. Jenazah kemudian dibawa ke RSUP dr. Kariadi semarang untuk dilakukan otopsi. Pada pemeriksaan luka tembak masuk hanya didapatkan cincin lecet dan lubang luka. Pada pemeriksaan yang menunjukkan bahwa luka diperut merupakan luka tembak masuk adalah a. Ukuran lebih kecil dari ukuran luka b. Ukuran lebih besar dari ukuran luka c. Bentuk tidak beraturan d. Tidak terdapat cincin lecet e. Pakaian tidak ikut terkena



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. Ukuran lebih kecil dari ukuran luka PEMBAHASAN



170



• KEYWORD A. Seorang narapidana usia 28 tahun yang berusaha kabur dari penjara mendapat tembakan pada perut dan keluar pada pinggang kiri B. Pada pemeriksaan luka tembak masuk hanya didapatkan cincin lecet dan lubang luka.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Luka Tembak Masuk dan Keluar PEMBAHASAN



LUKA TEMBAK MASUK (LTM)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban Lain... PEMBAHASAN



170



b. Ukuran lebih besar dari ukuran luka: ukuran luka tembak masuk lebih kecil daripada keluar c. Bentuk tidak beraturan: bentuk beraturan d. Tidak terdapat cincin lecet: terdapar cicin lecet e. Pakaian tidak ikut terkena: jika memakai baju ikut terkena



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



170



Jadi kesimpulan pada kasus ini adalah



B. Ukuran lebih kecil dari ukuran luka



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



171



Seorang laki-laki 24 tahun ditemukan tewas meninggal di kos dalam posisi terlentang dilantai. Dari pemeriksaan luar didapatkan luka robek pada sela jari. Pe meriksaan kelenjar getah bening leher kanan dan kiri dengan ukuran terbesar 6x4x3 cm dan 3x2x1 cm yang terfiksir. Jenazah mempunyai riwayat suka batuk-batuk sebelumnya. Kemudian keluarga meminta untuk dilakukan otopsi. Teknik pengangkatan organ yang paling tepat dilakukan pada jenazah di atas adalah



a. Virchow b. Rokitanski c. Lenule d. Ghon e. Modifikasi lenule WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. Ghon PEMBAHASAN



171



• KEYWORD A. Pemeriksaan kelenjar getah bening leher kanan dan kiri dengan ukuran terbesar 6x4x3 cm dan 3x2x1 cm yang terfiksir B. Jenazah mempunyai riwayat suka batuk-batuk sebelumnya.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Tekhnik Ghon ORGAN-ORGAN DALAM DIKELUARKAN SEBAGAI KUMPULAN ORGAN: BLOK THORAK, BLOK INTESTINAL, BLOK COELIAC, BLOK UROGENITAL PEMBAHASAN



171



Dilakukan tekhnik ini karena kemungkinan pasien memiliki riwayat TB



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban Lain... PEMBAHASAN



171



TEKNIK ROKITANSKY MENGIRIS ORGAN SECARA IN SITU, KEMUDIAN DIPERIKSA SECARA LANGSUNG TEKNIK VIRCHOW MENGELUARKAN ORGAN SATU PER SATU KEMUDIAN LANGSUNG DIPERIKSA TEKNIK LETULE PENGANGKATAN ORGAN-ORGAN SECARA EN MASSES WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



171



Jadi teknik pengangkatan organ pada kasus ini adalah



D. Ghon



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



172



Sebuah tengkorak manusia ditemukan di kebun kopi Ungaran. Polisi kemudian membawa tengkorak tersebut ke bagian kedokterak Forensik dan Medikolegal FK Undip RSUP dr Kariadi Semarang untuk dilakukan identifikasi. Dari pemeriksaan didapatkan dahi curam dan kurang membundar, tonjolan supraorbital besar, orbital berbentuk segiempat, processus mastoideus besar. Sudah didapatkan obliterasi sutura lamdoidea. Apakah bagian tulang lain yang bisa digunakan untuk mengetahui jenis kelamin a. Processus mentalis b. Protuberentia occipitalis eksterna c. Arcus zygomaticus d. Protuberentia occipitalis interna e. Os vomer WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. Arcus Zygomaticus PEMBAHASAN



172



• KEYWORD A. Dari pemeriksaan didapatkan dahi curam dan kurang membundar, tonjolan supraorbital besar, orbital berbentuk segiempat, processus mastoideus besar. Sudah didapatkan obliterasi sutura lamdoidea.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Pembahasan PEMBAHASAN



172



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban Lain PEMBAHASAN



172



a. Processus mentalis: tidak bisa b. Protuberentia occipitalis eksterna: tidak bisa d. Protuberentia occipitalis interna: tidak bisa e. Os vomer: tidak bisa



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



172



Jadi bagian tulang lain untuk mengetahui jenis kelamin pada kasus ini adalah



C. Arcus Aygomaticus



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



173



Seorang wanita ditemukan tewas dikos-kosan beserta janin dan plasenta. Dari pemeriksaan luar didapatkan conjuctiva dan kulit tampak pucat, fundus uteri diatas simphisis,striae gravidarum, payudara tegang dan kencang, dinding perut kendor dan robekan pada perineum. Polisi kemudian melakukan penyelidikan pada tersangka yaitu pacar korban dan didapatkan ketrangan bahwa aborsi dilakukan sang pacar tersebut atas persetujuan korban. Jika kematian jenazah diatas dalam jangka waktu sedang (moderate), maka kemungkinan penyebabnya adalah a. Vagal refleks b. Emboli udara c. Pendarahan d. Sepsis e. Gagal ginjal akut WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. Perdarahan PEMBAHASAN



173



• KEYWORD A. Dokter diminta mempromosikan produk. B. Dokter tersebut berhati-hati dalam hal ini karena tidak berani mempromosikan sesuatu yang belum diuji kebenarannya



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Patofisiologi perdarahan PEMBAHASAN



173



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lain... PEMBAHASAN



173



a. Vagal refleks: kematian jangka waktu cepat (immediate) b. Emboli udara: kematian jangka waktu cepat (immediate) d. Sepsis: kematian jangka waktu lama e. Gagal ginjal akut: kematian jangka waktu lama



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



173



Jadi penyebab kematian pada kasus ini adalah



C. Perdarahan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



174



Seorang kakek ditemukan meninggal di belakang stasiun. Jenazah kemudian dilakukan pemeriksaan luar. Kemudian dilakukan pemeriksaan pada pukul 19.00 WIB tidak didapatkan tanda-tanda kekerasan tajam maupun tumpul, lebam mayat pada tengkuk, punggung, pinggang, warna merah keunguan, hilang dengan penekanan, kaku mayat pada kelopak mata dan rahang mudah dilawan, pembusu kan belum ada. Kemungkinan waktu kematian jenazah diat as adalah



a. Pukul 16.00-17.00 b. Pukul 14.00-15.00 c. Pukul 12.00-13.00 d. Pukul 10.00-11.00 e. Pukul 08.00-09.00 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. Pukul 16.00-17.00 PEMBAHASAN



174



• KEYWORD A. Jenazah dilakukan pemeriksaan pada pukul 19.00 WIB B. lebam mayat pada tengkuk, punggung, pinggang, warna merah keunguan, hilang dengan penekanan, kaku mayat pada kelopak mata dan rahang mudah dilawan, pembusukan belum ada.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Pembahasan PEMBAHASAN



174 Pada kasus ini lebam mayat hilang dengan penekanan ( jantung kiri)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lain... PEMBAHASAN



175



a. Hemokonsentrasi: terjadi pada tipe IIB tenggelam di air laut c. Hemokromogen: terjadi pada luka bakar d. Hemodifusi: volume darah bertambah. Terjadi fisiologis pada ibu hamil e. Hemoimbibisi: peristiwa masuknya air ke dalam suatu zat melalui pori-pori



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



175



Jadi mekanisme kasus ini adalah



B. Hemodilusi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Berikut adalah hasil uji statistik hubungan antara kebiasaan memakan sate dengan angka kejadian Ca Nasofaring dengan menggunakan metode case control. CA NASOFARING



SOAL



176



KEBIASAAN MAKAN SATE



Positif



Negatif



Iya



150



100



Tidak



50



200



Berapa Odds Rationya? A. (150*200)/(50*100) B. (150/(150+100))/(50/(50+200)) C. (50*100)/(150*200) D. (50/(50+200))/(150+(150+100)) E. (150/(150+100))



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. (150*200)/(50*100) PEMBAHASAN



176



KEYWORDS: • Case Control • Odds Ratio



 OR= ad/bc= (150*200)/(50*100)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



CASE CONTROL Penyakit



PEMBAHASAN



176



Faktor Risiko



Positif



Negatif



(+)



(a)



(b)



(-)



(c)



Odds Ratio= ad/bc



(d) Interpretasi • OR = 1 , faktor risiko bersifat netral; risiko kelompok terpajan sama dengan kelompok tidak terpajan. • OR > 1 ; Confient Interval (CI) > 1  faktor risiko menyebabkan sakit • OR < 1 ; Confient Interval (CI) <  faktor risiko mencegah sakit



Sumber: Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. 2008. Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



COHORT Penyakit



PEMBAHASAN



176



Faktor Risiko



Positif



Negatif



(+)



(a)



(b)



(-)



(c)



Relative Risk (RR)= (a/a + b)/ (c/c + d) Insiden Risk ( IR )= a/ (a+b)



(d) Interpretasi • RR = 1 , faktor risiko bersifat netral; risiko kelompok terpajan sama dengan kelompok tidak terpajan. • RR > 1 ; Confient Interval (CI) > 1 , faktor risiko menyebabkan sakit • RR < 1 ; Confient Interval (CI) < 1 , faktor risiko mencegah sakit



Sumber: Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. 2008. Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



CROSS SECTIONAL Penyakit



PEMBAHASAN



176



Faktor Risiko



Positif



Negatif



(+)



(a)



(b)



(-)



(c)



Prevalency Risk (PR)= (a/a + b)/ (c/c + d)



(d) Interpretasi • PR = 1 , faktor risiko bersifat netral; risiko kelompok terpajan sama dengan kelompok tidak terpajan. • PR > 1 ; Confient Interval (CI) > 1 , faktor risiko menyebabkan sakit • PR < 1 ; Confient Interval (CI) < 1 , faktor risiko mencegah sakit



Sumber: Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. 2008. Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



176



B. C. D. E.



(150/(150+100))/(50/(50+200)): Relative Risk (50*100)/(150*200): 1/ Odds Ratio (50/(50+200))/(150+(150+100)): 1/Relative Risk (150/(150+100)): Incidence Risk



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



176



Jadi, Odds Rationya adalah...



A. (150*200)/(50*100)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Berikut adalah hasil uji statistik hubungan antara kebiasaan meminum susu sapi dengan angka kejadian Asma pada anak dengan menggunakan metode cohort. ASMA



SOAL



177



KEBIASAAN MINUM SUSU SAPI



Positif



Negatif



Iya



350



150



Tidak



200



300



Berapa Relative Risknya? A. (350*300)/(150*200) B. (350/(350+150))/(200/(200+300)) C. (150*200)/(350*300) D. (200/(200+200))/(350+(350+300)) E. (350/(350+150))



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



B. (350/(350+150))/(200/(200+300)) PEMBAHASAN



177



KEYWORDS: • Cohort • Relative Risk



RR= (a/a + b)/ (c/c + d) RR= (350/(350+150))/(200/(200+300))



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



CASE CONTROL Penyakit



PEMBAHASAN



177



Faktor Risiko



Positif



Negatif



(+)



(a)



(b)



(-)



(c)



Odds Ratio= ad/bc



(d) Interpretasi • OR = 1 , faktor risiko bersifat netral; risiko kelompok terpajan sama dengan kelompok tidak terpajan. • OR > 1 ; Confient Interval (CI) > 1  faktor risiko menyebabkan sakit • OR < 1 ; Confient Interval (CI) <  faktor risiko mencegah sakit



Sumber: Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. 2008. Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



COHORT Penyakit



PEMBAHASAN



177



Faktor Risiko



Positif



Negatif



(+)



(a)



(b)



(-)



(c)



Relative Risk (RR)= (a/a + b)/ (c/c + d) Insiden Risk ( IR )= a/ (a+b)



(d) Interpretasi • RR = 1 , faktor risiko bersifat netral; risiko kelompok terpajan sama dengan kelompok tidak terpajan. • RR > 1 ; Confient Interval (CI) > 1 , faktor risiko menyebabkan sakit • RR < 1 ; Confient Interval (CI) < 1 , faktor risiko mencegah sakit



Sumber: Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. 2008. Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



CROSS SECTIONAL Penyakit



PEMBAHASAN



177



Faktor Risiko



Positif



Negatif



(+)



(a)



(b)



(-)



(c)



Prevalency Risk (PR)= (a/a + b)/ (c/c + d)



(d) Interpretasi • PR = 1 , faktor risiko bersifat netral; risiko kelompok terpajan sama dengan kelompok tidak terpajan. • PR > 1 ; Confient Interval (CI) > 1 , faktor risiko menyebabkan sakit • PR < 1 ; Confient Interval (CI) < 1 , faktor risiko mencegah sakit



Sumber: Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. 2008. Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



177



A. C. D. E.



(350*300)/(150*200): Odds Ratio (150*200)/(350*300): 1/ Odds Ratio (200/(200+200))/(350+(350+300)): 1/ Relative Risk (350/(350+150)): Incidence Risk



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



177



Jadi, Relative Risknya adalah...



B. (350/(350+150))/(200/(200+300))



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



178



Seorang dokter ingin meneliti tentang pengaruh hubungan antara kadar gula dengan kadar kolesterol dalam darah. Namun pada penelitian ini terdapat pasien yang merokok sehingga menganggu baik kadar gula maupun kadar kolesterol dalam darah. Merokok merupakan variabel? A. Bebas B. Terikat C. Intervening D. Confounding E. Kontrol



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. CONFOUNDING PEMBAHASAN



178



KEYWORDS: • Meroko mengganggu kadar gula (variabel bebas) dan kadar kolesterol darah (variabel terikat)



 Variabel perancu (Confounding)



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SKEMA VARIABEL Variabel Perancu (Confouding)



PEMBAHASAN



178 Variabel Bebas



Variabel Antara (Intervenin g)



Variabel Terikat



Sumber: Sastroasmoro, S. Sofyan I. (2014). DasarDasar Metodologi Penelitian Klinis



Edisi ke-5. Jakarta: Sagung Seto



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



JENIS-JENIS VARIABEL • Variabel bebas atau independent variables



PEMBAHASAN



178



• Variabel bebas adalah variabel yang nilainya mempengaruhi variabel lainnya, yaitu variable terikat.



• Variabel terikat atau dependent variabel



• Variabel terikat merupakan variabel yang nilainya tergantung dari nilai vaiabel lainnya.



• Variabel perancu (confounding variable)



• Variabel perancu merupakan variabel yang berhubungan variabel bebas dan variabel terikat, tetapi bukan variable antara.



• Variabel antara (Intervening)



• variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.



• Variabel Kontrol



• variabel yang dikendalikan / dibuat konstan sehingga pengaruh variabel Independen/ variabel bebas terhadap variabel dependen/ variabel tergantung, tidak dapat dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti



Sumber: Sastroasmoro, S. Sofyan I. (2014). DasarDasar Metodologi Penelitian Klinis



Edisi ke-5. Jakarta: Sagung Seto



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



178



A. Bebas: variabel yang nilainya mempengaruhi variabel lainnya, yaitu variable terikat. B. Terikat: variabel yang nilainya tergantung dari nilai vaiabel lainnya C. Intervening: variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur E. Kontrol: variabel yang dikendalikan / dibuat konstan sehingga pengaruh variabel Independen/ variabel bebas terhadap variabel dependen/ variabel tergantung, tidak dapat dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



178



Jadi, merokok merupakan variabel...



D. CONFOUNDING



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



179



Seorang dokter puskesmas di Desa X ingin mengetahui 10 besar penyakit terbanyak di wilayah kerjanya. Dokter tersebut ingin melakukan distribusi penyakit. Apa jenis penelitian yang paling tepat? A. Eksperimental B. Analitik C. Case Control D. Deskriptif E. Cohort



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. DESKRIPTIF PEMBAHASAN



179



KEYWORDS: • Distribusi data  Deskriptif



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



DESAIN PENELITIAN PEMBAHASAN



179



Laboratorium Experimental Hewan intervensi Manusia Deskriptif Case report (tanpa Case series pembanding) Paparan alami Case study Observasional Analitik Dengan Kelompok pembanding



Cross-sectional Case control Cohort



Sumber: Sastroasmoro, S. Sofyan I. (2014). DasarDasar Metodologi Penelitian Klinis



Edisi ke-5. Jakarta: Sagung Seto



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



DESAIN PENELITIAN PEMBAHASAN



179



• Rancangan Penelitian Deskriptif: digunakan untuk menggambarkan besarnya masalah dan distribusi data (variabel Orang, Tempat, Waktu) • Rancangan penelitian Analitik: digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel secara observasional, dimana bentuk hubungan dapat: perbedaan, hubungan atau pengaruh • Rancangan Penelitian Eskperimen: digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel, dimana sebabnya merupakan intervensi peneliti Sumber: Sastroasmoro, S. Sofyan I. (2014). DasarDasar Metodologi Penelitian Klinis



Edisi ke-5. Jakarta: Sagung Seto



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



DESAIN PENELITIAN ANALITIK PEMBAHASAN



179



CROSS SECTIONAL •Waktu singkat •Faktor Risiko dan Penyakit dianalisa secara BERSAMAAN saat itu juga •Faktor Risiko yang pertama diketahui baru Penyakit •Hubungan kausal paling lemah •Hubungan kausal diukur dengan Prevalensi Risk



CASE CONTROL •Retrospektif (Meninjau ke belakang) •Subyek biasanya digolongkan menjadi kelompok sakit dan sehat lalu dicari faktor risiko ke belakang •Artinya penyakit diketahui pertama baru Faktor Risiko •Hubungan kausal >kuat dr cross sectional •Kendala etik (-) •Hubungan kausal diukur dengan Odds ratio



COHORT •Prospektif(diikuti) & retrospektif (Meninjau ke belakang, ex: rekam medis) •Ada Durasi Waktu •Semua subyek berawal dari kondisi sehat •Kendala etik (+) •Waktu lama •Hubungan kausal diukur dengan Relative Risk



Sumber: Sastroasmoro, S. Sofyan I. (2014). DasarDasar Metodologi Penelitian Klinis



Edisi ke-5. Jakarta: Sagung Seto



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



179



A. Eksperimental: digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel, dimana sebabnya merupakan intervensi peneliti B. Analitik: digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel secara observasional, dimana bentuk hubungan dapat: perbedaan, hubungan atau pengaruh C. Case Control: penelitian analitik retrospektif untuk mencari faktor risiko dimana penyakit sudah terjadi E. Cohort: penelitian analitik dimana subyek diikuti dari awal sejak sehat baik yang terkena paparan faktor risiko maupun tidak diikuti sampai terjadinya penyakit



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



179



Jadi, jenis penelitian yang paling tepat adalah...



D. DESKRIPTIF



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



180



Prinsip BPJS dimana peserta mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta berisiko rendah membantu yang berisiko tinggi dan peserta sehat membantu yang sakit. Sesuai uraian diatas, prinsip BPJS yang diterapkan adalah? A. Nirlaba B. Portabilitas C. Dana Amanat D. Kegotongroyongan E. Kepesertaan wajib



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. KEGOTONGROYONGAN PEMBAHASAN



180



KEYWORDS: • Peserta mampu membantu yang kurang mampu • Peserta yang sehat membantu yang sakit • Peserta berisiko rendah membantu yang berisiko tinggi  Prinsip Kegotongroyongan



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



2. Manfaat 3. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia



1. Jaminan Kesehatan (BPJS Kesehatan) 2. Jaminan Kecelakaan Kerja 3. Jaminan Hari Tua 4. Jaminan Pensiun 5. Jaminan Kematian (BPJS Ketenagakerjaan



9 Prinsip



180



1. Kemanusiaan



5 Program



PEMBAHASAN



3 Azas



UU No 40/2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL .1. Kegotong-royongan 2. Nirlaba 3. Keterbukaan 4. Kehati-hatian 5. Akuntabilitas 6. Portabilias 7. Kepesertaan Wajib 8. Dana Amanat 9. Hasil Pengelolaan dana digunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta



Sumber: UU No 40/2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



9 PRINSIP BPJS PEMBAHASAN



180 Sumber: Buku Pegangan Sosialisasi JKN dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional



www.depkes.go.id/resources/download/jkn/buku-pegangan-sosialisasi-jkn.pdf WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya.. PEMBAHASAN



180



A. Nirlaba: prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh peserta. B. Portabilitas: Prinsip portabilitas adalah prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. C. Dana Amanat: Prinsip dana amanat adalah bahwa iuran dan hasil pengembangannya merupakan dana titipan dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan peserta Jaminan Sosial. E. Kepesertaan wajib: Prinsip kepesertaan bersifat wajib adalah prinsip yang mengharuskan seluruh penduduk menjadi peserta Jaminan Sosial, yang dilaksanakan secara bertahap.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



180



Jadi, prinsip BPJS yang diterapkan adalah...



D. KEGOTONGROYONGAN



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



181



Di Puskesmas A diketahui angka capain imunisasi rendah. Lalu dilakukan analisis penyebab masalah oleh dokter puskesmas. Menurut metode analisis masalah, metode yang mungkin digunakan dokter untuk menganalisis penyebab masalah adalah? A. Metode Fishbone B. Curah Pendapat C. Hanlon Kuantitatif D. Hanlon Kualitatif E. Delbeq



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. METODE FISH BONE PEMBAHASAN



181



KEYWORDS: • Analisis Penyebab Masalah  Fish Bone



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



METODE ANALISIS MASALAH PEMBAHASAN



181 Menentukan Masalah



Menentukan Prioritas Masalah



Mencari Penyebab Masalah



Mencari Prioritas Penyebab Masalah



Mencari alternatif pemecahan masalah



Menentukan prioritas pemecahan masalah



Sumber: Sukiarno, E. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan. 2013. Balai Pelatihan Kesehatan Semarang WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



METODE ANALISIS MASALAH PEMBAHASAN



181 Sumber: Sukiarno, E. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan. 2013. Balai Pelatihan Kesehatan Semarang WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



METODE HANLON KUANTITATIF : PRIORITAS MASALAH PEMBAHASAN



181



Tujuan



1. Identifikasi faktor-faktor luar yg dapat diikutsertakan dalam proses penentuan masalah 2. Mengelompokkan faktor-faktor yg ada dan memberikan bobot kepada kelompok faktor tersebut 3. Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor dan nilai sesuai dengan kebutuhannya Sumber: Sukiarno, E. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan. 2013. Balai Pelatihan Kesehatan Semarang WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



METODE FISH BONE UNTUK ANALISIS PENYEBAB MASALAH MAN



PEMBAHASAN



181



Kurang motivasi Dan terampil Dalam sosialisasi ASI Ekslusif



MONEY Dana alokasi Kurang



Beban tugas Terlalu berat



P1 : blm ada jdw penyul P2 : tdk ada keg penyul klp sec berkala P3 : kurang lengkapnya lap dari kader



Cakupan Bayi Mendapat ASI Ekslusif rendah Blm ada SOP utk keg ASI eksklu sif



PROSES



METHOD



Sumber: Sukiarno, E. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan. 2013. Balai Pelatihan Kesehatan Semarang WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



181



B. Curah Pendapat: teknik kualitatif membuat prioritas masalah C. Hanlon Kuantitatif: teknik kuantitatif membuat prioritas masalah D. Hanlon Kualitatif: teknik kualitatif membuat prioritas masalah E. Delbeq: teknik kuantitatif membuat prioritas masalah



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



181



Jadi, metode yang mungkin digunakan dokter untuk menganalisis penyebab masalah adalah...



A. METODE FISH BONE



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



182



Di puskesmas A terjadi Kejadian Luar Biasa penyakit Difteri. Lalu dokter puskesmas melakukan pelaporan ke Dinkes setempat. Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010 yang bukan termasuk KLB adalah? A. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah B. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya C. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya D. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 2 (dua) kurun waktu berturut-turut E. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. PENINGKATAN KEJADIAN KESAKITAN TERUS-MENERUS SELAMA 2 (DUA) KURUN BERTURUT-TURUT PEMBAHASAN



182



KEYWORDS: • Permenkes 1501 Tahun 2010 • KLB



 PENINGKATAN KEJADIAN KESAKITAN TERUSMENERUS SELAMA 2 (DUA) KURUN BERTURUT-TURUT



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



KRITERIA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) MENURUT PERMENKES 1501 TAHUN 2010 PEMBAHASAN



182



1)



Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah



2)



Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya



3)



Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya



4)



Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya



5)



Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya



6)



Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama



7)



Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama



Sumber: Permenkes 1501 Tahun 2010 tentang Kriteria Kejadian Luar Biasa WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya… PEMBAHASAN



182



A. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daera B. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya C. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya E. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



182



Jadi, Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010 yang bukan termasuk KLB adalah...



D. PENINGKATAN KEJADIAN KESAKITAN TERUS-MENERUS SELAMA 2 (DUA) KURUN BERTURUT-TURUT



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



183



Di suatu desa di wilayah kerja puskesmas dokter A diketahui angka kematian Angka kematian bayi tinggi dan angka PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) tinggi, Infrastruktur (tenaga, sarana, dana kurang) dan selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai target UCI (Universal Child Imunization). Sebagai dokter puskesmas tindakan imunisasi tambahan yang diperlukan oleh dokter A adalah? A. Crash Program B. Pekan Imunisasi Nasional C. Sub PIN D. Backlog Fighting E. Imunisasi akibat Kejadian Luar Biasa



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



A. CRASH PROGRAM PEMBAHASAN



183



KEYWORDS: • AKB tinggi dan angka PD3I tinggi • Infrastruktur kuranga • Desa selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai target UCI (Universal Child Imunization).  Crash Program



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



IMUNISASI TAMBAHAN PEMBAHASAN



183



Back Log Fighting



•Anak 1-3 Tahun tidak mencapai UCI selama 2 tahun berturutturut



Crash Program



•Intervensi cepat cegah KLB, tidak capai UCI 3 tahun berturutturut, IMR dan PD3I tinggi, infrastruktur jelek



Outbreak Response Immunization Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Sub PIN



•Penanggulangan KLB •Percepat pemutus siklus hidup virus polio •2x imunisasi polio (interval 1 bln), serentak pada anak < 1 rtahun



Catch Campaign Campak



•Vaksinasi semua anak usia 48 jam Saat RT, keluar feses menyemprot WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban Lainnya PEMBAHASAN



196



C. Hipertropi stenosis pylorus



Gejala



: non bilious vomiting, terjadi setelah makan



PF



: terdapat massa keras, dapat digerakkan, berukuran 2



cm terletak did aerah atas dan kanan umbilicus



D. Invaginasi Nyeri, red currant jelly stool, sausage shaped abdominal mass



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



197



Seorang perempuan 56 tahun mengalami penurunan kesadaran sejak 5 jam yang lalu disertai kelemahan anggota gerak kiri. Pasien sempat mengeluh nyeri kepala, mual dan muntah. Pemeriksaan fisik, TD 200/100 mmHg, HR 88 x/menit RR 21x/menit, suhu 37,5 C dan hemiparesis sinistra. Pemeriksaan penunjang yang tepat adalah ? A. MRI B. CT-Scan dengan kontras C. USG D. EEG E. CT-Scan tanpa kontras



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



E. CT SCAN TANPA KONTRAS PEMBAHASAN



197



KEYWORDS : • Perempuan, 56 tahun • PenUrunan kesadaran • Hemiparesis Sinistra • Riwayat nyeri kepala, mual, muntah • Hipertensi



Diagnosis : Stroke Hemorrhagic WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



STROKE ISKEMIK VS STROKE HEMORRHAGIC PEMBAHASAN



197



Stroke Iskemik



Stroke Hemorrhagic



Etiologi : thrombus (aterosklerosis) ; Emboli (pada gangguan irama jantung)



Etiologi : perdarahan intraserebral



Gejala : • Defisit neurologis akut • Kesadaran baik • Tanda lesi UMN (hiperreleks, ada refleks patologis)



Gejala : • Defisit neurologis akut • Penurunan kesadraan • Nyeri kepala • Muntah protyektil • Tanda lesi UMN, hipertensi, hiperthermi



CT scan non kontras : area hipodens seebrum



CT scan non kontras : area hiperdens di serebrum



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



TATALAKSANA PEMBAHASAN



197



Stroke Iskemik • rTPA dalam 3 jam/endovascular fibrinolysis • Antikoagulan tidak harus segera • Antiplatelet : aspirin, clopidogrel Stroke Hemorrhagic • Perbaiki faal hemostasis, tangani hipertensi • Antivasospasme • Operatif, bila Perdarahan >30cc Ancaman herniasi Perdarah sereblum Hydrosefalus



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban Lainnya… PEMBAHASAN



197



A. B. C. D.



MRI USG Doppler CT scan contrast EEG



: HNP : untuk pembuluh darah : perlu persiapan : epilepsi



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



198



Seorang wanita, 58 tahun datang dengan nyeri punggung hebat yang dialami 1 tahun terakhir dan memberat 1 minggu terakhir. Pasien sudah menopause 10 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan krepitasi di vertebra saat melakukan fleksi punggung. Pada x-ray ditemukan fraktur kompresi setinggi torakal dan penurunan densitas tulang. Diagnosis yang tepat adalah? A. Osteoartritis B. Gout Artritis C. Osteoporosis D. Rhematoid Artritis E. Fraktur Vertebra



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



C. OSTEOPOROSIS PEMBAHASAN



198



KEYWORDS : • Wanita, 58 tahun • Nyeri punggung hebat • Menopause • Krepitasi vertebra • X-ray : fraktur kompresi setinggi torakal dan penurunan densitas tulang



Diagnosis : Osteoporosis WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



OSTEOPOROSIS PEMBAHASAN



198



Osteoporosis primer : • Tipe 1 : kehilangan massa tulang yang terjadi sesuai proses penuaan, yaitu akibat kekurangan estrogen (menopause) dan akibat kekurangan testosterone, (andropause) • Tipe 2 : osteoporosis senil/ penuaan Osteoporosis sekunder : Akibat adanya penyakit dasar, obat-obatan. Osteoporosis idiopatik : Tidak diketahui penyebabnya, biasanya anak-anak (juvenile, remaja atau usia pertengahan) INFODATIN. DATA DAN KONDISI PENYAKIT OSTEOPOROSIS DI INDONESIA, 2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



OSTEOPOROSIS PEMBAHASAN



198



Modifying factors : Kurang aktivitas fisik Kurang asupan kalsium Kurang protein Kurang paparan sinar matahari Kurang asupan vitamin D Konsumsi minuman tinggi kafein dan tinggi alcohol • Merokok • Hormon estrogen rendah • Konsumsi steroid • • • • • •



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFODATIN. DATA DAN KONDISI PENYAKIT OSTEOPOROSIS DI INDONESIA, 2015



OSTEOPOROSIS PEMBAHASAN



198



Not modifying factors : • Riwayat keluarga • Jenis kelamin perempuan • Usia • Menopause



Manifestasi Klinis : • Asimptomatis • Fraktur hip • Fraktur kompresi vertebra • Fraktur radius ulna WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



INFODATIN. DATA DAN KONDISI PENYAKIT OSTEOPOROSIS DI INDONESIA, 2015



OSTEOPOROSIS PEMBAHASAN



198



Diagnosis : X-ray : mengidentifikasi keretakan tulang BMD : mengukur kepadatan tulang



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Tatalaksana PEMBAHASAN



198



• Pencegahan : Jauhi faktor resiko • First line : Bifosfonat • Second line Ibandronat Raloxifene Kalsitonin PTH INFODATIN. DATA DAN KONDISI PENYAKIT OSTEOPOROSIS DI INDONESIA, 2015 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban Lainnya… PEMBAHASAN



198



A. Osteoartritis : penyakit degenerasi yg terjadi karena inflamasi kronis pd sendi dan tulang B. Gout Artritis : penumpukan kristal MSU pada sendi dan jaringan lunak D. Rhematoid Artritis : penyakit autoimun yg ditandai oleh sinovitis erosive yg simetris E. Fraktur Vertebra : tidak tepat



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



199



Laki-laki, 27 tahun mengeluh nyeri punggung yang memberat sejak 2 miinggu terakhir. Ditemukan jejas di punggung belakang. Pada pemeriksaan X-ray vertebra ditemukan gambar seperti berikut : Diagnosis yang tepat? A. Spondilitis B. Spondilosis C. Spondilodesis D. Spondilolistesis E. Spondiloartritis



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. SPONDILOLISTESIS PEMBAHASAN



199



KEYWORDS : • Laki-laki, 27 tahun • Nyeri punggung hebat • Jejas di punggung belakang • X-ray : subluksasi ke depan dari satu korpus vertebra terhadap yang lain dibawahnya Diagnosis : Spondilolistesis WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



199



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban lainnya PEMBAHASAN



199



A. Spondilitis : radang pada spondylitis TB B. Spondilosis : kelainan pada vertebra yang biasanya terkait penuaan, berupa penyempitan diskus intervertebral C. Spondilodesis : jenis pembedahan (spinal fusion surgery) untuk mengurangi nyeri akibat spondilistesis E. Spondiloartritis : inflamasi yang menyerang vertebra WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



SOAL



200



Laki-laki, 30 tahun baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas datang ke UGD. Tanda vital yaitu TD 120/80 mmHg, HR 96x/menit, RR 32x/menit. Pasien kemudian mendapat okigen sebanyak 4L/menit dan dipasang peyangga leher serta infus. Saat ini pasien tidak menyahut ketika dipanggil, hanya menggumam, mata terbuka dengan rangsang nyeri, anggota gerak atas dalam posisi terlipat walaupun telah diberi rangsang nyeri. Pemeriksaan radiologi yang sebaiknya diberikan? A. Angiografi B. Rontgen Skull C. CT scan kepala dengan kontras D. CT scan kepala tanpa kontras E. MRI kepala



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



D. CT SCAN KEPALA TANPA KONTRAS PEMBAHASAN



200



KEYWORDS : • Laki-laki, 30 tahun • Post KLL • Takipneu • E2V2M3 Pemeriksaan Penunjang?



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



200



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



CT SCAN KEPALA TANPA KONTRAS PEMBAHASAN



200



• CT scan pada kepala sebenarnya bisa dilakukan dengan kontras atau tanpa kontras. • Ct scan dengan kontras terdapat beberapa syarat : - Dilakukan cek BUN dan kreatinin - Puasa 4 jam sebelum pemeriksaan • Pada kondisi gawat darurat, lebih mengarah ke CT scan tanpa kontras



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



Jawaban Lainnya PEMBAHASAN



200



A. Angiografi : untuk menilai pembuluh darah B. Rontgen Skull : untuk mengevaluasi tulang wajah, hidung dan sinus E. MRI kepala : untuk melihat kelainan intracranial dan ekstrakranial lebih lanjut seperti tumor, stroke, peradangan otak dan cairan otak.



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM



PEMBAHASAN



WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM