Penampilan Diri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN PENAMPILAN DIRI



OLEH: KELOMPOK III TINGKAT I.2



1. NI PUTU FITRIANI LESTARI



(P07120016047)



2. LUH PT. SHINTYA BAGASWARI K. (P07120016056) 3. NI KADEK DWI WULANDARI



(P07120016065)



4. NI KADEK VINA ARDIANI



(P07120016068)



KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2017



KATA PENGANTAR



Om Swastyastu, Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan Makalah Pengembangan Kepribadian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang uraian mengenai penampilan diri yang berhubungan dengan tugas mata kuliah Pengembangan Kepribadian. Sebagaimana dalam mendukung penyelesaian makalah ini, penulis mencari informasi melalui media bahan bacaan seperti buku-buku ajaran yang terkait serta jurnal resmi atau dokumen resmi dari sumber yang terpercaya. Makalah ini disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk mendapatkan nilai, namun dilatarbelakangi pula untuk memperluas wawasan khususnya tentang bagaimana berpenampilan yang baik dan menarik. Untuk itu penulis berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, sehingga sangat diharapkan kritik dan saran yang objektif yang bersifat membangun guna tercapainya kesempurnaan yang diinginkan. Penulis sepenuhnya menyadari tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak yang terkait, Makalah Pengembangan Kepribadian ini tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Ibu I. G. A. Harini selaku dosen mata kuliah Pengembangan Kepribadian yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan tuntunan dalam pembuatan makalah ini. Om Santhi, Santhi, Santhi Om Denpasar, 23 Februari 2017



Penulis



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR .................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2 C. Tujuan....................................................................................................... 2 D. Manfaat ..................................................................................................... 2



BAB II PEMBAHASAN A. Penampilan Menarik.. .............................................................................. 4 B. Etika Berbusana........................................................................................ 6 C. Do and Don’t dalam Penampilan.. .......................................................... 11 D. Tips Berpenampilan Nyaman .................................................................. 15



BAB III PENUTUP A. Simpulan.................................................................................................. 19 B. Saran ........................................................................................................ 19



DAFTAR PUSTAKA



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan diri seorang individu harus melakukan pengenalan diri secara keseluruhan terlebih dahulu sehingga individu harus memahami dengan benar mengenai kepribadian. Dalam pengembangan kepribadian, tercermin suatu perilaku individu yang pada dasarnya memiliki dua aspek yang saling berinteraksi. Aspek obyektif yang bersifat struktural yaitu aspek jasmaniah/fisik seperti penampilan diri seseorang yang sangat perlu diperhatikan (Hariwijaya, 2011). Kita dalam kehidupan sehari-hari, seringkali terdengar atau mungkin dijumpai seseorang yang dinyatakan memiliki penampilan yang menarik sehingga mencerminkan kepribadian yang baik, seperti misalnya; pakaiannya sangat rapi, pasti orangnya displin. Pernyataan tersebut apakah dapat dijadikan kriteria untuk menentukan seseorang dapat dinilai dari penampilannya saja? Penampilan adalah suatu bentuk citra diri yang terpancar dari diri seseorang dan juga menjadi saran dalam menilai kepribadian seseorang (Hutagalung, 2007). Tampil menarik adalah kunci utama yang akan menentukan nasib seseorang selanjutnya. Seseorang akan berpenampilan semenarik mungkin untuk menjadi sorotan utama bagi orang-orang di lingkungan sekitarnya. Berpenampilan menarik bukan berarti mewah, tetapi tergantung pada diri individu itu sendiri dalam kaitannya pengembangan diri seutuhnya secara baik (Hutagalung, 2007:81). Seseorang dapat melakukan usaha apa saja untuk berpenampilan menarik, baik meliputi sikap yang akan menimbulkan kesan yang baik dalam penampilan, ekspresi wajah seperti cara pandang seseorang yang dapat mengagumkan hati orang lain, bahkan sampai ke tata rambut, tata rias dan tata busana juga dapat menunjang penampilan seseorang. Hal tersebut mendasari seseorang lebih selektif dalam memilih gaya yang cocok untuk dirinya, baik itu gaya rambut, tatanan make-up dan gaya busana yang sesuai dengan penampilan fisik dan suasana hati yang mendukung. Hal yang diperhatikan dalam menghasilkan penampilan diri yang baik, perlu adanya pengetahuan match to match dalam menentuka pilihan gaya penampilan



1



seseorang. Berdasarkan hal tersebut, penulis menyusun makalah Pengembangan Kepribadian yang akan membahas mengenai penampilan diri.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah: 1) Apakah yang dimaksud dengan penampilan menarik tersebut? 2) Bagaimanakah etika berbusana? 3) Apakah Do and Don’t dalam penampilan? 4) Bagaimanakah tips berpenampilan nyaman?



C. Tujuan Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut. 1) Mengetahui penampilan menarik. 2) Mengetahui etika berbusana. 3) Mengetahui Do and Don’t dalam penampilan. 4) Mengetahui tips berpenampilan nyaman.



D. Manfaat Adapun manfaat dari penulisan makalah ini antara lain. 1. Manfaat Teoretis a.



Manfaat teoretis yang dimaksudkan agar makalah ini dapat dijadikan sebagai tambahan bahan bacaan serta sebagai dokumentasi bagi pembaca.



b.



Makalah ini dibuat sebagai pengaya wawasan yang menjadi motivasi bagi penulis untuk melakukan penulisan makalah yang



berbasis



keilmuan guna meningkatkan kualitas pendidikan khususnya tentang penampilan diri.



2



2.



Manfaat Praktis a.



Manfaat bagi mahasiswa yaitu dapat mengatahui penampilan diri yang berkaitan dengan pengembangan kepribadian.



b.



Manfaat bagi kampus, diharapkan penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan di dalam menyusun materi khususnya mengenai penampilan diri.



c.



Manfaat bagi dosen, diharapkan penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan di dalam mengajar sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa.



3



BAB II PEMBAHASAN



A.



Penampilan Menarik Penampilan adalah bentuk citra diri yang terpancar dari diri seseorang, dan



juga merupakan sarana komunikasi antar seseorang individu dengan individu lainnya (Hutagalung, 2007:81). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), penampilan adalah proses, cara, perbuatan menampilkan. Tampil menarik dapat menjadi salah satu kunci sukses dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Orang lain akan merasa nyaman, betah, dan senang dengan penampilan diri yang enak dipandang mata. Berpenampilan menarik bukan berarti mewah, tetapi tergantung pada diri individu itu sendiri dalam kaitannya dengan pengembangan



diri



seutuhnya secara baik. Ada kalimat “Apabila kita yakin akan penampilan kita sendiri, maka kita pun akan merasa nyaman” tampilah dengan gaya keberhasilan setiap hari karena anda tidak akan lagi mempunyai kesempatan mengalami “kesan pertama” (La Rose, 2003:102). Penampilan mengandung pengertian , antaranya: 1.



Enak dan menarik dipandang mata (a pleasing appearance)



2.



Kesempurnaan penampilan dalam warna (a perfect of form colour)



3.



Proporsi tubuh yang simetris yang menimbulkan kesan menarik (a pleasing proportion of symetri)



Suatu penampilan akan terlihat menarik nmanakala penampilan itu pleasing atau berbentuk sempurna dalam pengertian proporsi dari setiap bagian terstruktur secara harmonis. Hutagalung (2007, 81-83) menyatakan bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk dapat berpenampilan menarik meliputi: a. Sikap atau pembawaan Sikap yang baik akan menimbulkan kesan yang baik pula. Dalam hal ini, penampilan fisik seseorang memegang peranan penting melalui: cara berjalan, cara berbicara, cara makan , cara duduk, cara berdiri.



b. Ekspresi wajah dan bahasa tubuh Hal yang terkait dengan ekspresi wajah dan bahasa tubuh adalah :



4







Cara memandang, yaitu pandangan mata saat melihat atau berbicara dengan lawan bicara.







Sikap tubuh, meliputi sikap kepala ( tegak), sikap wajah (alis mata, bibir).



c. Berbicara Berbicara dengan baik dituntut bahasa tubuh yang sesuai dengan pembicaraan yang dilakukan. Suara juga harus disesuaikan dengan kondisi waktu, tempat, maupun inti pembicaraan. Misal : jika pembicaraan mengandung makna kemarahan maka ekspresi wajah, intonasi suara juga menyelaraskan dalam keadaan gusar.



d. Kesehatan Kesehatan merupakan hal penting yang harus diperhatikan dan diusahakan agar memberikan penampilan segar dan priima. Kesehatan harus dijaga dengan cara: makan dan tidur dengan teratur, jangan terlalu tegang dan lelah, olahraga yang teratur disesuaikan dengan kondisi tubuh, pandangan hidup yang optimis.



e. Kebersihan dan kerapian Bau badan (BB) dan bau mulut (BM) merupakan hal penting yang diperhatikan dan dihindarkan karena akan mengganggu penampilan secara



keseluruhan.



Cara-cara



yang



dapat



dilakukan



untuk



menghindari bau badan adalah : menghindari makanan yang berbau tajam dan merangsang , makan teratur dengan memperbanyak sayuran dan buah-buahan, secara teratur minum jamu. Adapun yang harus dilakukan dalam menghindari bau mulut adalah: menjaga kebersihan gigi, menghindari penyakit lambung, menjauhi makanan yang berbau merangsang seperti petai, bawang, durian dan sebagainya. Disamping bau badan dan



bau



mulut, maka kuku juga merupakan satu hal



penting yang harus dijaga kebersihan dan kerapiannya. Suatu hal yang sia-sia



apabila seseorang



5



telah berdandan serapi dan secantik



mungkin , namun kuku- kukunya kotor dan terkesan tidak terawat. Kebersihan kuku



baik tangan maupun kaki harus senantiasa



diperhatikan. Usahakan agar panjang kuku sama dan ujungnya tidak kuning. Kerapian pada sepatu dan pakaian juga merupakan factor penunjang penampilan seseorang. Pakailah sepatu yang sesuai dengan ukuran kaki, sesuaikan pula model dan warna dengan pertemuan yang akan dihadiri. Perhatikan agar sepatu selalu dalam keadaan bersih dan terawat.



f. Tata rambut dan tata rias. Penataan tata rambut, sesuaikan penataan rambut dengan bentuk muka, bentuk tubuh, profesi, waktu, factor kepribadian ( tidak memaksakan suatu mode tertentu), usia. Penataan tata rias, haruslah dibedakan berdasarkan waktu, usia, profesi, sifat pertemuan, (occasion). Jika tata rias untuk pagi hari maka gunakanlah warna teduh, pastel yang memberi kesan sederhana. Jangan menggunakan pemerah pipi dan warna lipstick yang terlalu mencolok. Garis mata jangan terlalu tajam, dan gunakan mascara ringan pada bulu mata. Adapun untuk tata rias di malam hari, dapatlah digunakan warna-warna yang menyolok, berkilap, dan terkesan tajam dan berat.



g. Tata busana Busana tidak saja berfungsi sebagai pelindung tubuh dan penutup bagaian tertentu dari tubuh, akan tetapi busana mempunyai fungsi lain yaitu meperindah diri. Kemampuan seseorang untuk dapat berbusana dengan tepat dan baik akan menampilkan kesan positif yang berkaitan erat dengan gairah hidup, sehingga menambah percaya diri. Berbusana dengan baik akan menampilkan pribadi yang menarik pula.



6



B.



Etika Busana Tampil menarik pada setiap kesempatan adalah dambaan setiap orang.



Menurut Sanggarwati (2006 dalam Hutagalung, 2007:83) menyatakan banyak factor yang harus diperhatikan seperti keserasian dari atas sampai bawah (rambut sampai kaki), aktivitas , situasi dan kondisi yang akan dihadiri, bentuk tubuh maupun warna yang sesuai dengan kulit. Hutagalung (2007:83) menyatakan untuk lebih memahami etika busana untuk tampil menarik, maka perlu diperhatikan penataan dalam berbusana yang mencakup kata : Se,Ra,Si.  Se:sepadan Sepadan adalah bahwa dalam berbusana, individu harus memperhatikan hal sebagai berikut : 1. Usia Usia adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya menyelaraskan busana. Usia sendiri dapat dibagi atas 25 tahun, 35 tahun, 45 tahun, 55 tahun, 65 tahun, 70 tahun keatas. Individu yang berada dalam golongan usia 25 tahun tentunya akan berbeda dalam penggunaan dengan individu yang berusia 65 tahun keatas, baik model, bahan maupunwarna busana terkait dengan



usia maka



timbul kesan negative pada pribadi pengguna busana terkait.



2. Bentuk tubuh Manusia dilahirkan dengan membawa bentuk tubuh yang berbedabeda dan harus disadari tidak semua orang memiliki bentuk bandan yang bagus. Penampilan yang menarik bukan saja milik mereka milik mereka yang memiliki bentuk tubuh indah, siapapun boleh tampil lebih menarik. Yang harus disadari dan dipahami adalah bagaimana agar individu dapat tampil menarik dengan apa yang dimilikinya, karena setiap orang tidaklah lepas dari kekurangan dan pasti memiliki kelebihan diri. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah menyadari “kekurangan dan kelebihan” dari diri sendiri, lalu berupaya menutupi untuk menutupi kekurangan yang ada



pada



diri



7



dan



tonjolkan



nilai



lebihnya



dengan



mempertimbangkan corak bahan dan model busana. Mengenali bentuk tubuh sangan membantu seseorang untuk menyadari ‘ kekurangan dan kelebihan diri. Hutagalung (2007:85) menyatakan bentuk tubuh wanita pada dasarnya ada empat tipe, yaitu : a. Bentuk bahu lebar b. Bentuk segitiga-pinggul besar c. Bentuk tubuh lurus d. Bentuk tubuh yang ramping-jarum pasir



Profil ideal adalah bentuk tubuh yang ramping dimana lingkar dada dan pinggul sama besar dan lingkar pinggang lebih kecil dari pinggul (Hutagalung, 2007:85). Kenalilah bentuk tubuh masing-masing, dan pakailah busana yang menonjolkan kelebihan bentuk tubuh dan menutupi kekurangan bentuk tubuh. Misal: bentuk bahu lebar hindari pemakaian bantalan pada bahu, bentuk segitiga hindarkan model busana dengan lipit besar karena akan memberikan kesan melebar pada pinggang dan pinggul, untuk tubuh lurus hindari penggunaan potongan simetris karena akan menambah kesan kurus dan tinggi, bentuk tubuh yang ramping akan terlihat menarik dengan model busana potongan dibawah dada (memberikan kesan tinggi) Hutagalung (2007:85) menyatakan adapun bentuk tubuh pria pada dasarnya ada tiga tipe, yaitu : a. Tipe segitiga terbalik-atletis b. Tipe kurus c. Tipe segitiga-perut besar/gemuk Profil ideal adalah tipe segitiga terbalik, yaitu bahu lebih lebar daripada pinggul.



8



3. Elemen – elemen berbusana Hutagalung (2007:86) yang dimaksud dengan elemen busana mencakup : elemen waktu ( pagi, malam), elemen tempat (kantor , pesta, sehari-hari), elemen jenis acara yang dihadiri (formal, informal, kenegaraan, santai).



4. Warna busana Penentuan warna busana yang sesuai maka perlu diperhatikan pula padanan dari warna kulit, warna rambut, warna mata. Warna dapat terbagi atas warna dasar, netral, dan warna terang. Warna dasar terdiri atas hitam, coklat tua, biru tua, abu-abu tua. Netral terdiri dari putih, cream,abu-abu muda, broken white. Warna terang, seperti kuning, hijau, merah, biru. Warna dasar dan netral dapat memberikan kesan langsing, mudah dipadu padankan, tidak menyolok, tidak menarik perhatian, dapat menutupi kekurangan tubuh, berkesan elegan dan professional. Sedangkan warna terang dapat dimanfaatkan untuk memfokuskan sesuatu yang positif dan menyamarkan yang negatif. Warna terang juga dapat menonjolkan bagian tubuh yang bermasalah, sulit dipadankan, saat penggunaannya harus rapid an cermat, dan memberikan kesan menggemukan.



5.Desain Busana Desain busana berbagai macam ragamnya, namun pada dasarnya desain berpatokan pada tiga aliran sebagai berikut : a. Klasik, merupakan desain yang tetap abadi sepajang zaman walau kadang terkesan kuno, namun pada dasarnya desain ini bertahan lama sehingga tetap cocok pada setiap kesempatan. Contoh : jas / blazer-single breasted dan double breasted



b. Trendy, suatu desain busana yang mengikuti mode pada waktu tertentu. Desain seperti ini akan berubah sesuai dengan pergantian



9



musim dan perkembangan mode. Contoh : mode sixties, beatles, eighties, dan lain-lain.



c. New Wave, biasa disebut juga contemporer style yaitu gaya desain yang kadang agak bersifat aneh dan tidak simetris. Desain seperti ini banyak digemari oleh para artis atau kalangan mode tertentu.Untuk bidang pekerjaan yang merupakan bidang serius, seperti perbankan, hukum, ansuransi, akuntansi, pemerintahan disarankan untuk memilih desain busana yang klasik konservatif.



6. Kelengkapan Busana Pelengkap busana berfungsi penting karena akan menambah prima penampilan seseorang. Pelengkap busana mempunyai fungsi beragam seperti : •



Bersifat melengkapi : misalnya pakaian dalam, alas kaki, stocking dan lainnya.







Bersifat menghias, misalnya asesoris,perhiasan







Bersifat ganda yaitu melengkapi sekaligus menghias, seperti ikat pinggang,dasi, dompet, tas, kacamata, jam tangan, manset, selendang, kerudung, saputangan, dan lainnya.







Pengharum tubuh atau wewangian. Setiap wewangian mempunyai ciri yang berbeda,



dan memberikan kesan tersendiri. Macam



wewangian: a. Wangi bunga, memberi kesan feminism b. Wangi buah , memberi kesan dinamis dan sportif c. Wangi rempah, memberi kesan ekslusif d. Wangi kayu-kayuan,memberi kesansegar/maskulin.  Ra: rapi Rapi mengandung pengertian sebagai berikut : • Tidak terlihat lusuh,lecek,kusam • Tidak sobek/berlubang • Tidak ada kancing lepas/hilang



10



• Tidak terlalu ketat/longgar/panjang/pendek • Tidak berbau • Tidak terlihat garis-garis pakaian dalam • Tidak terkena noda kotoran : make up , makanan, keringat, flek. • Tidak kusut, disetrika dengan baik  Si: sikap Hutagalung (2007:87) yang termasuk sikap dalam etika busana adalah pribadi si pemakai dan gaya penampilan pribadi. Yaitu bahwa manusia dilahirkan dengan tipe kepribadian yang berbeda – beda, dan siapapun ingin tampil menarik. Upaya tampil menarik yang perlu diperhatikan adalah bagaimana seseorang dapat tampil dengan apa yang dimiliki, karena setiap orang tidak lepas dari kekurangan



dan pastinya juga memiliki kelebihan- kelebihan.



Jangan memaksakan suatu model busana yang tidak sesuaai dengan kepribadian diri karena akan menimbulkan kesan penampilan diri yang negatif. Misalnya ; gadis desa yang cenderung memiliki kepribadian pemalu menggunakan baju tanpa potongan lengan , akan mengakibatkan gadis yang bersangkutan akan selalu berusaha menutupi lengannya dengan melakukan gerakan – gerakan tangan yang tidak semestinya, yang akhirnya akan menimbulkan kesan norak ataupun kampungan. Sikap dalam berbusana juga termasuk berdiri, cara duduk, dan gerak tubuh saat berjalan.



C.



Do and Don’t Dalam Penampilan Hutagalung (2007:88) menyatakan apa yang boleh dilakukan dan apa



yang tidak boleh dilakukan dalam upaya berpenampilan menarik anatar lain meliputi kesehatan, kerapian, kebersihan, berbusana, asesoris, stocking, sepatu dan lainnya, dengan uraian sebagai berikut: 1) Kebersihan, Kerapian dan Kesehatan a. Gigi putih bersih b. Nafas segar (hindarilah makanan beraroma menyengat)



11



c. Kuku terawat bersih dan terpotong rapi d. Tidak memiliki bau badan e. Rambut bersih dari ketombe f. Wajah terawat, bebas jerawat g. Rambut tidak menutupi wajah dan tertata rapi h. Bulu hidung, kumis tercukur rapi i. Telinga dan hidung bersih dari kotoran j. Kacamata bersih, nyaman dan sesuai ukuran. 2) Gerakan Tubuh a. Tidak meregangkan tubuh di depan umum b. Tidak bermain atau menarik-narik rambut c. Tidak mengorek gigi, kuping maupun hidung d. Tidak menggigit kuku, membersihkan kuku e. Tidak mengetuk-ngetuk meja f. Tidak menggoyang-goyangkan kaki g. Tidak menyisir, bermake-up di depan umum h. Tidak membasahi bibir berulang kali i. Tidak memainkan lidah ataupun ludah j. Tidak menguap tanpa ditutup k. Tidak bermain dengan pena l. Tidak bermain dengan permen karet m. Tidak melemaskan leher n. Tidak berbisik-bisik dengan tangan menutup o. Tidak membersihkan kacamata dan menggosok mata p. Berdiri dengan bertolak pinggang q. Duduk dengan meletakkan kedua siku di atas meja. 3) Gerakan Tangan a. Tidak membunyikan tangan b. Tidak terlalu sering menggerak-gerakkan tangan saat berbicara c. Saat berbicara jangan meremas jari kedua tangan d. Jangan melipat-lipat jari tangan hingga berbunyi



12



e. Jangan



membicarakan



orang



dengan



menunjuk



pada



yang



bersangkutan f. Jangan melambaikan tangan terlalu lebar sehingga terlihat ketiak. 4) Berbusana a. Hindari potongan dan warna yang menarik perhatian, terutama pada bagian yang menjadi kekurangan tubuh, misal: dada besar jangan menggunakan potongan pakaian di bawah dada (Empire Line). b. Busana harus pas; tidak boleh kesempitan ataupun kebesaran. Sempit akan memberikan kesan raamping, namun juga menimbulkan kesaan seronok, sementara kebesaran akan menimbulkan kesan besar, gemuk dan tidak rapi. c. Pilihlah model, warna dan motif yang sesuai dengan usia. Warna gelap memberikan kesan tua, sedangkan warna terang memberikan kesan cerah dan muda. d. Busana setengah resmi menampilkan kesan sederhana dengan menitikberatkan



pada



aksesoris.



Sedangkan,busana



resmi



memberikan kesan mewah, bahan mengkilap dengan jahitan halus. e. Celana yang memberikan kesan pendek: baggy, cut bray, palazzo, manset (ada lipatan di bawah). Celana dengan tempat ikat pinggang harus menggunakan ikat pinggang. Semakin pendek celana semakin tinggi kesan yang ada. f. Tekstur berat menambah kesan gemuk, sebaliknya tekstur halus akan menamilkan kesan melangsingkan. g. Bahan yang mengkilap berkesan besar. Motif besar memberikan kesan



lebar/gemuk.



Kotak



dan



bola-bola



mempunyai



efek



berpenampilan kuat. Motif sederhana sangat baik untuk desain rumit. Bahan kasar akan menampilkan kesan berat dan besar. h. Elemen vertikal (memanjang): garis-garis vertikal, lipit-lipit akan memberikan kesan semampai dan ramping. Elemen horizontal (melebar), memberikan kesan lebar dan gemuk. Garis diagonal atau serong, memberikan kesan melangsingkan.



13



i. Lipit/plits jika tidak terlalu lebar akan menampilkan kesan vertikal dan ramping. Rimpel yang banyak memberikan kesan semakin gemuk. Lipat besar memberikan kesan memperbesar pinggang dan pinggul. j. Potongan di pinggul memberikan kesan pendek. Potongan asimetris memberikan kesan kurus dan tinggi. Potongan di pinggang memberikan kesan memotong bentuk badan, kesan pendek. Potongan di bawah dada memberikan kesan tinggi. Potongan “v” jika terlalu dalam memberikan kesan pendek. Potongan princess kesan langsing. 5) Asesoris a. Panjang kalung tidak boleh berpotongan dengan garis leher atau terlalu dekat dengan garis leher. b. Bros merupakan pengganti kalung. c. Pada penggunaaan busana kerja tidak dianjurkan menggunakan kalung bertumpuk, choker, bersusun-susun. d. Busana yang telah bersulam, menggunakan manik-manik dianjurkan untuk tidak menggunakan kalung, karena sulaman dan bordir pada kain telah memberikan kesan meriah. e. Penggunaan cincin cukup dua buah saja. Pada jam kerja disarankan tidak menggunakan gelang kroncong. f. Busana warna panas; asesoris emas. Busana warna abu-abu; asesoris mutiara atau perak. Busana warna hitam; asesoris perak/emas/mutiara. Busana warna coklat; asesoris emas. Busana warna biru; asesoris perak/mutiara. Busana warna pastel; asesoris mutiara. g. Stocking, tidak digunakan pada sepatu model terbuka. Warna stocking yang digunakan, satu tingkat lebih gelap dari warna kulit asli. Stocking warna gelap tidak dikenakan dengan sepatu warna terang atau yang berbeda tone. Stocking warna hitam digunakan pada malam hari dan tidak boleh dipakai sebelum jam 18.00



14



h. Kaos kaki warna putih digunakan untuk kegiatan olahraga. Warna kaos kaki mengikuti warna celana. i. Mengikuti aturan “the rule of thirteen” (untuk wanita) dan “the rule of eight” (untuk pria). j. Warna asesoris emas dan perak dianjurkan digunakan pada sore ke malam hari.



6) Tas Kerja dan Sepatu a. Bahan tas kerja terbuat dari kulit, disarankan tidak mengkilap/lak. Model tas tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Tas dan briefcase senada dalam warna. Tas kerja tidak bermotif flora, fauna maupun etnik. b. Sepatu sewarna/senada/satu tone dengan ikat pinggang dan tas. Sepatu untuk kerja dengan model tertutup keseluruhan ataupun tertutup di depan. Hak minimum 5-7 cm. Sepatu terbuka untuk acara santai. Sol sepatu tidak boleh dari karet dan kayu. Motif sepatu jangan terlalu menyolok. c. Keperluan pesta, kenakan sepatu berhak tinggi atau runcing dengan tas kecil model fancy, dan bermake-up tebal tetapi tidak menyolok. Warna sepatu, tas maupun make-up disesuaikan dengan warna busana yang dikenakan. d. Acara santai kenakan sepatu dengan hak rendah, tas casual dengan ikat pinggang sportif (jika busana memang memerlukan ikat pinggang). e. Warna standar sepatu Warna hitam: busana hitam dan gelap Warna coklat tua: busana bernuansa kecoklatan Warna krem atau putih: busana pastel, soft.



D.



Tips untuk Berpenampilan Nyaman Seseorang pasti menginginkan untuk berpenampilan yang nyaman dengan



mencari beberapa tips untuk mendukung penampilannya. Dalam buku karangan



15



Hutagalung (2007:92) terdapat beberapa tips untuk berpenampilan nyaman adalah sebagai berikut. 1) Pilih busana dengan kualitas potongan dan jahitan yang baik. Hal ini akan sangat menentukan kenyamanan, ketahanan dan keindahan saat busana dikenakan. 2) Pilih jenis model busana yang sesuai dengan usia, warna kulit, kondisi acara dan profesi diri. 3) Untuk pekerjaan dalam bidang serius, hindarilah warna-warna terang yang mencolok, seperti shocking pink, orange. Gunakan warna pastel. 4) Perhatikan kode busana (Dress Code) saat menghadiri suatu acara secara cermat. 5) Jangan gunakan tas bertali panjang saat berkebaya/busana nasional. 6) Hindari busana kerja yang bercorak besar dan ramai, mengkilap, bertumpuk-tumpuk dan banyak asesoris. 7) Saat mengenakan busana resmi/formal, hindarilah penggunaan jas bermotif kotak-kotak, dasi berwarna mencolok dan ramai, jas dengan pantalon berbeda warna, tabrak motif. 8) Untuk pria: 



Hindari kaos kaki putih karena termasuk kaos kaki olahraga.







Dompet (kadang sisir) merusak pemandangan.







Ukuran dasi kupu-kupu jangan terlalu besar.







Ukuran dasi panjang kebarnya sesuai trend dan proporsi tubuh.







Pola dasi bergaris/kotak-kotak terkesan kaku dan kebapakan.







Panjang dasi pas pada atas ban pinggang.







Ikat pinggang sewarna sepatu.







Sepatu berketinggian tidak lebih dari 3 cm.







Kaos kaki sewarna dengan warna celana panjang.



Busana yang dikenakan akan menjadi menarik tergantung juga pada keadaan batin dan pikiran si pemakai. Jika pengguna busana sedang mengalami depresi atau menderita stres, maka akan terpancar dari raut wajah atau tingkah lakunya, yang mengakibatkan tampilan busana yang dikenakan menjadi tidak



16



menarik.



Untuk



itu



perhatikanlah



penyesuaian



antara



penampilan



dan



kebersihan/kejernihan jiwa, agar individu dapat tampil nyaman dan menunjang kesuksesan hidup bermasyarakat.  Tips Mengatasi Masalah Rambut Selain berpenampilan nyaman, Hutagalung (2007:94) juga memaparkan tips mengatasi masalah rambut. Adapun tips untuk mengatasi masalah rambut adalah sebagai berikut. 1) Rambut Suram Kesehatan yang baik, cara menyikat yang lembut, pemakaian vitamin dengan teratur dan tindakan perlindungan lain dari matahari dan angin, akan membuat rambut berkilau. Namun bila rambut tetap suram, gunakan ‘egg shampoo’, vitamin rambut dan rinse siap kali mencuci rambut apabila perlu gunakan rinse berwarna. 2) Ujung Rambut Terbelah Guntinglah seluruh ujung rambut. Matahari, cat rambut, udara panas adalah penyebab dari masalah ini; karena itu lindungi rambut dengan cara meminyaki rambut, memakai topi atau kerudung. Pakailah conditiner setiap kali keramas, kurangi pemakaian jepit rambut atau pakai saja jepit plastik.



3) Rambut Berketombe Ketombe adalah sisik yang terbentuk dari sel-sel mati yang akan segera rontok yang ditandai oleh penebalan lapisan di seluruh kepala. Ketombe timbul karena kurang terjaganya kesehatan dan kekurangan vitamin A. Pada dasarnya ketombe dapat hilang oleh shampoo anti ketombe dan dengan selalu menjaga kebersihan rambut. Menurut teori Dermatology terbaru, ketombe bukan disebabkan oleh bakteri tetapi karena sistem dan kulit kekurangan suatu zat, jadi pengobatan dari luar hanya dapat menyembuhkan ketombe untuk sementara, sampai ditemukannya penyembuhan medis. Penyebab lain adalah terlalu seringnya mencuci rambut,



17



pembilasan yang tidak bersih, pemakaian hair spray atau lacquer dan setting lotion yang terlalu banyak.



4) Rambut Rontok Rambut akan berumur antara 2-5 tahun kemudian rontok dan diganti dengan yang baru. Dalam menghadapi masalah seperti ini, jangan terlalu risau. Bila terlihat helai rambut pada sisir, dapat terjadi karena: shock hebat, setelah menderita dari sakit atau penghujung musim panas. Alam akan mengatur pertumbuhannya kembali. Namun, bila ditemukan sisik-sisik kuning pada kulit kepala, rambut berminyak, rasa gatal; maka waspadalah dan anda dianjurkan untuk menemui seorang Dermatologist.



5) Kebotakan Kecil (patches) Patches ini dapat disebabkan oleh shock (ketegangan-ketegangan) dan spots baru nampak setelah penderitaan berlalu, kadang-kadang disebabkan karena dermatitis. Dalam mengatasinya, kita harus berkonsultasi



dengan



dokter.



Penipisan



rambut



dapat



juga



disebabkan oleh pemakaian kerudung atau rambut palsu (wig) yang terus-menerus sehingga menghalangi peredaran udara di rambut yang menyebabkan keringat-keringat halus tidak dapat menguap, sehingga berkumpul pada kulit kepala dan akhirnya merusak sel.



18



BAB III PENUTUP A. Simpulan Berpenampilan menarik sangatlah penting, agar membuat diri lebih percaya diri. Namun dalam berpenampilan harus juga disesuaikan dengan usia, tempat dan keserasian warna pakaian dengan tubuh. Busana yang dikenakan akan menjadi menarik tergantung juga pada keadaan batin dan pikiran si pemakai. Jika pengguna busana sedang mengalami depresi atau menderita stres, maka akan terpancar dari raut wajah atau tingkah lakunya, yang mengakibatkan tampilan busana yang dikenakan menjadi tidak menarik. Pentingnya memperhatikan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan baik dalam memilih padanan busana atau asesories untuk mendukung penampilan diri seseorang sehingga akan terlihat menarik di mata orang lain. B. Saran Dalam memadupadankan busana, asesories, dan hal-hal lain yang mendukung penampilan seseorang, seharusnya lebih memperhatikan match to match dengan lebih update terhadap perkembangan gaya penampilan diri yang baik namun tidak lepas dari norma yang berlaku serta memberikan kenyamanan dalam diri seseorang.



19



DAFTAR PUSTAKA Hariwijaya, M. 2011. Menjadi Diri Sendiri: Mengoptimalkan potensi diri. Yogyakarta: Oryza Hutagalung, I. 2007. Pengembangan Kepribadian. Jakarta: PT. Indeks Tim Penyusun Pusat Kamus. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3 Cetakan 4. Jakarta: Balai Pustaka. Sanggarwati, R. 2006. Etika Berbusana. Jakarta: Seminar Kepribadian



20