Pengantar Komunikasi Pendidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 KONSEP DASAR KOMUNIKASI PENDIDIIKAN



A.KONSEP DASAR DAN DEFINISI KOMUNIKASI PENDIDIKAN Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare yang berarti sama, Warsita (2008: 96). Sama disini maksudnya adalah sama dalam hal pengertian dan pendapat antara komunikator dan komunikan. Jadi, ketika berkomunikasi dengan orang lain, sebaiknya terlebih dahulu menentukan suatu sasaran sebagai dasar untuk memperoleh pengertian yang sama. Jika persamaan pengertian dan pendapat telah dapat dicapai maka komunikasi akan berlangsung dengan lancer dan baik. Secara etimologis, komunikasi berasal dari kata to communicate.Menurut Longman Dictionary of Contemporary English yang dikutip oleh Warsita (2008: 96) menyatakan upaya untuk membuat pendapat, menyatakan perasaan, menyatakan informasi dan sebagainya agar diketahui oleh orang lain. Arti lain dari komunikasi adalah berbagi (to share) atau bertukar (to exchange) pendapat, perasaan, informasi dan sebagainya.Menurut Gurnitowati dan Maliki (2003) yang dikutip oleh Warsita (2008: 96) menyatakan“Seseorang berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata, dengan kualitas suaranya, dengan badannya, isyarat (gesture), dan raut muka (expression).Selain itu, seseorang tidak pernah tidak berkomunikasi. Dengan demikian, komunikasi merupakan proses menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain sehingga diperoleh pengertian yang sama.” Oleh karena itu, komunikasi adalah pertukaran informasi dari beberapa pihak yang menghasilkan pengertian, kesepakatan, dan tindakan bersama (Rogers & Kincaid, 1981: 55) yang dikutip oleh Warsita (2008: 96).Tindakan komunikasi dapat dilakukan secara verbal yaitu dengan menggunakan kata-kata baik lisan dan atau tulisan maupun secara nonverbal dalam bentuk isyarat (gesture), sikap, tingkah laku, gambar-gambar dan sebagainya.Tindakan komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung seperti berbicara tatap muka, berbicara melalui telepon dan lain-lain. Komunikasi juga dapat dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan media atau peralatan tertentu, seperti penyampaian informasi melalui surat, surat kabar, majalah, radio, TV, internet dan lain-lain.



Melihat pentingnya komunikasi tersebut sehingga terdapat banyak rumusan atau definisi tentang komunikasi.Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977, komunikasi adalah sebagai berikut. Suatu proses pertukaran informasi di antara individu-individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku. Dengan kata lain komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi dalam



diri seseorang dan/atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu (Djuarsa, 1999) yang dikutip oleh Warsita (2008: 98). 1.PENGERTIAN,CIRI, DAN PRINSIP KOMUNIKASI A.PENGERTIAN Hakikat komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk menyampaikan isi pesannya kepada manusia lain untuk mencapai tujuan tertentu. Manusia hidup dalam dunia komunikasi. Setiap hari dan setiap saat manusia melakukan aktifitas komunikasi antarpribadi, berbicara dengan anggota keluarga, tetangga, dan rekan sejawat. Pada saat berbicara dengan diri sendiri, meyakinkan diri dalam memutuskan sesuatu, manusia melakukan komunikasi intra pribadi. Pada sebuah organisasi, manusia memecahkan masalah atau mengembangkan ide-ide atau inovasi, saling berinteraksi dalam komunikasi kelompok atau organisasi. Jika berinteraksi dengan pihak lain yang mempunyai latar belakang budaya berbeda, maka manusia sudah melakukan komunikasi antarbudaya.Isi dari interaksi antarmanusia adalah komunikasi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masingmasing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia baik perseorangan, kelompok, atau pun organisasi dalam ilmu komunikasi disebut tindakan komunikasi. B.CIRI HAKIKAT KOMUNIKASI Ciri – Ciri Komunikasi Antarpribadi Menurut Deddy Mulyana : 1. Anggota dlm proses komunikasi tatap muka 2. Pembicaraan berlangsung scr terpotong2 karena peserta bebas berbicara, 3. ini disebabkan kedudukannya relatif sama (tidak ada yg mendominasi pembicaraan/pembicara tunggal) 4. Sumber dan penerima sulit dibedakan dan diidentifikasi, antar anggota saling mempengaruhi satu sama lain. Ciri- ciri KAP menurut Judy. C. Pearson) : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



KAP bersifat transaksional KAP mencakup aspek isi pesan dan hubungan antar pribadi KAP dimulai dg diri pribadi (self) KAP mensyaratkan adanya kedekatan fisik antar pihak2 yg berkomunikasi KAP melibatkan pihak2 yg saling bergantung satu sama lain KAP tidak dapat diubah maupun diulang



C. PRINSIP KOMUNIKASI Istilah prinsip oleh Wiliam B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A.Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy Mulyana,Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu : a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l)



Prinsip 1 : Komuniksi adalah suatu proses simbolik. Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi. Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan. Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan. Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu. Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi. Prinsip 7 : Komuniaksi itu bersifat sistematik. Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya sakin efektiflah komunikasi. Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonseksual. Prinsip 10 : Komuniaksi bersifat proseksual, dinamis dan transaksional. Prinsip 11 : Komunikasi bersifat irreversible. Prinsip 12 : Komunikasi bukan penaseht untuk menyelesaikan berbagai masalah komunikasi



2.PROSES KOMUNIKASI Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan. Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Di dalam teori komunikasi ada beberapaTahapan proses komunikasi yaitu sebagai berikut : Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting. Penyandian, pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: mengubah pesan abstrak menjadi konkret. Pengiriman, proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan. Perjalanan, pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan



komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan. Penerimaan, pada tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan. Apa yang bahas dalam Proses komunikasi itu memiliki kesimpulan yaitu bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan. Di dalam teori komunikasi ada beberapaTahapan proses komunikasi yaitu sebagai berikut : Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak)



3.FAKTOR PENUNJANG KOMUNIKASI EFEKTIF Beberapa faktor penunjang komunikasi, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Penampilan yang menarik Salah satu hal yang bisa mendukung komunikasi seseorang adalah apabila mereka memiliki penampilan yang menarik. Oleh karena itulah kebanyakan orang-orang yang bekerja dan harus berinteraksi dengan para pelanggan suatu perusahaan cenderung memiliki penampilan yang menarik. Mayoritas orang akan lebih menyenangi apabila mereka berkomunikasi dengan orang yang secara fisik memiliki penampilan yang menarik, walaupun hal ini bisa saja tidak akan berlangsung selamanya. Akan tetapi, memiliki penampilan yang menarik menjadi salah satu faktor penunjang komunikasi yang kita lakukan. Bahkan hal ini menjadi salah satu komunikasi nonverbal yang bagus. 2. Intonasi yang baik Selain memiliki faktor fisik yang baik, kita juga bisa melakukan komunikasi dengan lebih lancar apabila kita memiliki intonasi yang tidak terlalu cepat. Hal ini disebabkan karena orang akan lebih mudah menerima komunikasi yang dilakukan dengan tempo atau intonasi yang relatif pelan, khususnya bagi mereka yang memiliki kecepatan berpikir relatif sedang. Sekalipun mereka memiliki kemampuan berpikir yang sangat tinggi, tentunya mendengarkan orang berbicara dengan tempo yang relatif pelan merupakan salah satu hal yang akan membantu mereka dalam memahami pesan yang disampaikan. 3. Bahasa tubuh yang wajar Penggunaan bahasa tubuh yang wajar, atau tidak dilebih-lebihkan merupakan salah satu hal lain yang bisa dilakukan untuk membuat komunikasi yang kita lakukan jadi lebih baik. Apabila kita menggunakan bahasa tubuh yang tidak wajar, alias dilebih-lebihkan, maka hal ini akan membuat komunikan kita menjadi lebih risih apabila berkomunikasi dengan diri kita. Hal ini tentunya akan membuat komunikasi yang kita lakukan menjadi kurang efektif dan efisien.



4. Percaya diri Tahap tahap komunikasi di antaranya memiliki sikap percaya diri adalah salah satu faktor utama yang bisa menunjang keberhasilan banyak orang, termasuk juga dalam hal komunikasi. Percaya diri bisa membuat kita melakukan komunikasi dengan bahasa tubuh yang tepat, tempo yang baik dan berbagai macam keunggulan lainnya. Tentunya percaya diri tidak bisa didapatkan secara instan, kita harus melatihnya terus menerus seiring dengan tingkat kesulitan komunikasi yang akan kita lakukan. Dengan memiliki kepercayaan diri yang baik, orang-orang pasti bisa mendapatkan hasil komunikasi yang baik sesuai dengan yang diharapkan. 5. Senyum Senyum adalah salah satu jenis bahasa tubuh yang memudahkan kita dalam melakukan komunikasi. Tentunya yang dimaksud senyum di sini bukan berarti kita harus senantiasa tersenyum dalam komunikasi, akan tetapi yang dimaksud dengan senyum di sini adalah kecenderungan wajah kita untuk menunjukkan sifat ramah pada lawan bicara yang kita miliki. Dengan demikian, lawan bicara kita pasti bisa menerima komunikasi kita dengan relatif baik. 6. Gerakan tangan yang mendukung Salah satu jenis bahasa tubuh yang baik untuk dilakukan adalah dengan memanfaatkan gerakan tangan yang mendukung penjelasan atau proses komunikasi yang kita miliki. Bahkan, kecenderungannya, gerakan tangan kita adalah salah satu dari beberapa jenis bahasa tubuh dalam komunikasi yang secara alamiah kita lakukan untuk membantu kita dalam melakukan komunikasi terhadap orang lain. 7. Media komunikasi tidak bermasalah Media komunikasi yang mendukung juga bisa menjadi faktor penunjang komunikasi yang lain. Media komunikasi yang dimaksud di sini bisa sangat luas, mulai dari proyektor, sound speaker, dan berbagai hal lainnya. Apabila media-media tersebut mendukung, atau dalam arti berfungsi dengan baik, maka kita bisa melakukan komunikasi dengan lancar dan tentunya akan mempermudah komunikan dalam memahami komunikasi yang kita lakukan. 8.Kesamaan bahasa Faktor penunjang komunikasi berikutnya adalah adanya kesamaan dalam bahasa yang dikuasai. Tentu saja, apabila bahasa yang kita miliki berbeda, walaupun dalam taraf dialek atau kecenderungan pemilihan kata, tentunya komunikasi yang kita lakukan tidak akan selancar apabila kita memiliki bahasa yang sama. 9. Kesamaan pengetahuan Selain kesamaan bahasa, kesamaan pengetahuan terhadap suatu topik pembicaraan tertentu juga bisa menjadi salah satu hal yang bisa membuat komunikasi kita berlangsung dengan baik. Dengan memiliki pengetahuan yang sama tentang topik yang dibicarakan, maka komunikan ataupun komunikator bisa merespons dengan cepat dan tepat. 10. Empati yang baik Selain beberapa hal di atas salah satu hal lain yang bisa membantu proses komunikasi agar bisa berlangsung dengan lancar adalah adanya empati yang baik. Empati membuat komunikator bisa memahami komunikan dan sebaliknya, sehingga komunikasi yang mereka



lakukan bisa saling menyesuaikan dengan lawan bicara mereka dan mengurangi tingkat kesenjangan yang ada di antara komunikator dan komunikan. 11. Gangguan komunikasi yang sedikit Rendahnya tingkat gangguan komunikasi dari eksternal atau dari lingkungan merupakan salah satu faktor penunjang komunikasi yang utama. Misalnya, apabila kita berkomunikasi lisan, suara yang bising tidak ada, maka kita bisa melakukan komunikasi dengan lancar tanpa harus berteriak-teriak dan melakukan penyimakan terhadap lawan bicara dengan lebih tinggi lagi. 12. Suasana lingkungan yang mendukung Seperti yang telah disebutkan di atas, apabila gangguan komunikasi rendah atau sedikit, maka kita bisa melakukan komunikasi dengan lancar. Begitu pula apabila suasana lingkungan kita mendukung untuk melakukan komunikasi dengan seseorang. Misalnya, apabila kita hendak berkomunikasi dengan orang lain dengan tujuan untuk menyampaikan program sosial tertentu, maka kita bisa mendatangi mereka di saat mereka telah beristirahat dari sepulang kerja, dan lain sebagainya. 13. Hubungan yang baik Selain karena beberapa faktor di atas, faktor lain yang bisa mendukung kita dalam melakukan komunikasi dengan lawan bicara kita adalah dengan memiliki hubungan yang baik. Maksud hubungan di sini mengacu pada sifat relasi antara kita dengan orang lain. Apabila kita sedang mengalami konflik, tentunya hal ini akan membuat kita tidak mudah saat melakukan komunikasi dengan orang tersebut. 4.HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI PENDIDIKAN Dalam proses pembelajaran, ada beberapa faktor yang menjadi hambatan proses komunikasi atau dikenal dengan istilah barriers atau noises. Hambatan-hambatan tersebut adalah: A. Faktor internal Hambatan yang berasal dari dalam diri penerima pesan atau pembelajar itu sendiri, berupa:  Hambatan psikologis Hambatan ini meliputi minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, dan pengetahuan. Pembelajar yang senang terhadap mata pelajaran, topik, serta pengajarnya tentu lain belajarnya dibandingkan dengan pembelajar yang benci atau tidak menyukai semua itu.  Hambatan fisik Hambatan ini meliputi kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera, dan cacat tubuh.Seorang pengajar perlu untuk tidak memaksakan pesan yang disampaikan harus diterima dengan cepat oleh pembelajar. Guru perlu melihat kondisi di kelas tentang halhal yang dapat menghambat proses penerimaan pesan. B. Faktor eksternal Merupakan hambatan yang berasal dari pembelajar, seperti:  Hambatan kultural



Hambatan ini meliputi membedakan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan, dan nilai-nilai panutan. Perbedaan adat-istiadat, norma sosial dan kepercayaan kadang-kadang dapat menjadi sumber salah paham.Hambatan lingkungan Merupakan hambatan yang ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar. Proses pembelajaran ditempat yang tenang, sejuk, dan nyaman, tentu akan berbeda hasilnya jika dibandingkan proses yang dilakukan di kelas yang bising, panas dan berjubel. Adapun istilah-istilah hambatan dalam komunikasi efektif menurut Ron Ludlow & Fergus Panton yang dikutip oleh Hanifa (2012 yaitu sebagai berikut: 























Status effect Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh pada semua perintah yang diberikan atasan.Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasi atau pendapatnya. Semantic Problems Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan.Demi kelancaran komunikasi, seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai, dan lain-lain. Perceptual distorsion Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandang yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya. Cultural Differences Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama, dan lingkungan sosial.Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda.Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh: kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku Jawa mengartikan kata tersebut sebagai suatu jenis makanan berupa sup. Physical Distractions Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya: suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas. Poor choice of communication channels







Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: sambungan telepon yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, atau huruf ketikan yang buram pada surat, sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas. No Feed back Hambatan tersebut adalah ketika seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak ada respon dan tanggapan dari receiver .Maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh: seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan. Dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon. Dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan yang disampaikan seorang manajer.Berbagai jenis hambatan tersebut, baik pada diri pengajar maupun pada pembelajar, dapat mengakibatkan proses pembelajaran seringkali berlangsung secara tidak efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Maka bagi para pengajar perlu memerhatikan dan mengantisipasi hal-hal tersebut.



5.EVALUASI KOMUNIKASI Strategi Evaluasi Untuk Perencanaan Komunikasi Evaluasi, adalah latihan untuk memahami secara mendalam dan menginformasikan keputusan untuk menilai suatu program secara efektif, Evaluasi juga adalah sebuah aktivitas yang memiliki peran yang penting dalam Perencanaan komunikasi nasional. Evaluasi Perencanaan jarang dilakukan diberbagai sektor, seperti di bidang pendidikan, kesehatan atau pertanian, Saat ini tidak ada Satu atau lebih hal yang mengenai usulan strategi komunikasi sebaik unit evaluasi dan sejumlah mekanisme umpanbalik untuk mengawasi penetapan dari beberapa strategi di bidang tersebut. yang tidak mengusulkan satu atau lebih strategi komunikasi seperti halnya suatu unit evaluasi dan beberapa umpan balik mekanisme untuk monitoring pengundangan strategi seperti itu di dalam bidang tersebut. Kebutuhan akan informasi yang dapat dipercaya, untuk mengumpulkan aplikasi metoda penelitian evaluasi yang sistematis, namun jarang dilakukan, jika sekiranya, memperdebatkan. Dengan difusi media membantu jarak belajar strategi dan dorongan perencanaan komunikasi di tingkatan nasional,Seseorang dengan pengalaman evaluasi penelitian sudah menjadi tamu dihormati pada forum internasional dalam segala bentuk. Kehadiran mereka biasanya juga dbentuk pada misi perencanaan dan studi kelayakan kelompokyangmana misitersebut untuk membantu pemerintah menganalisis komunikasi yang mereka butuhkan dan merumuskan kebijakan inovasi untuk perluasan media massa dalam pembangunan Sekalipun begitu , kendati kebutuhan yang diperlukan untuk evaluasi sebagai sebuah alat untukkeefektifan sistem



perencanaan dan menejemen, kecemasan dan kecurigaan sering terjadi diantara pengurus dan perencana komunikasi pada satu pihak dan pengawas pada pihak lainnya. Kelompok ini kenyataannya sering ragu-ragu tentang usulan dan tujuan orang yang bebeda dengan mereka. Mereka yang ragu biasanya didasari pada sejumlah faktor. perencana dan administrator, apapun latar belakang mereka atau keanggotaan institusi yang tidak kebal dari tekanan politis dan serentak harus membenarkan tindakan mereka di dalam suatu milisi politis. Pada kelompok ini , penelitiannya tidak mendapat pengesahaan dan kekuatan politikyang menguntungkan. Yang seringkali dipandang tidak relevan,buruk, atau sebagai ancaman palsu. Pada gilirannya, penilai sering ditakutkan oleh sikap acuh tak acuh administrator dan perencana akan hasil Study evaluasi. Maka mereka terganggu oleh sebagian dari metodo;logi yang tidak sesuai dengan bidang mereka. terutama sebelum percobaan tingkat tinggi dan tehnik penelitian psycometrik. B. LINGKUP KOMUNIKASI 1. Bidang-Bidang Komunikasih Maksud dari bidang disini adalah aspek bidang kehidpan manusia itu sendiri, dimana diantara aspek kehidupan manusia berbeda antara bidang satu dengan lainnya. Bidang-bidang komunikasi tersebut mencakup beberapa jenis komunikasi berikut; 1. K o m u n i k a s i S o s i a 2. K o m u n i k a s i O r g a n i s a s i o n a l 3. K o m u n i k a s i B i s n i s 4. K o m u n i k a s i P o l i t i k 5. K o m u n i k a s i I n t e r n a s i o n a l 6. K o m u n i k a s i A n t a r b u d a y a 7. K o m u n i k a s i P e m b a n g u n a 8. K o m u n i k a s i T r a d i s i o n a l Selain komunikasi diatas, dalam literatur lain dapat pula kita temukan bidang-bidang komunikasi lainnya seperti, komunikasi keluarga, komunikasi kesehatan, komunikasi pendidikan dan sebagainya. Namun sebenarnya bidang komunikasi tersebut sudah termasuk pada bidang komunikasi yang sudah disebutkan sebelumnya. 1. komunikasi sosial Komunikasi sosial diartikan sebagai suatu proses interaksi dimana seseorang atau suatu lembaga menyampaikan amanat kepada pihak lain agar pihak lain dapat menangkap maksud yang dikehendaki penyampainya baik secara verbal maupun nonverbal.



Komunikasi sosial mengisyaratkan pada kita bahwa komunikasi itu sangat penting terutama untuk membangun konsep diri, demi kelangsungan hidup, aktualisasi diri, memperoleh kebahagiaan, serta terhindar dari tekanan dan ketergantungan. 2. kominikasih organisasional/manajemen Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hirarki antara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan kerja. Informasi memegang peranan penting dalam mendukung proses pengambilan keputusan yang berdampak pada kemajuan dan perkembangan organisasi. Tujuan utama komunikasi dalam lingkup organisasi adalah memajukan dan mengembangkan organisasi yang ditafsirkan sebagai upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen 3. komunikasi bisnis Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi di berbagai kegiatan internal organisasi bisnis. Seperti komunikasi pada umumnya, dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan yang disampaikan tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga bersifat persuasif Selain itu, komunikasi bisnis juga berperan dalam pembentukan pendapat umum dan sikap publik khususnya dalam membangun citra perusahaan. 4.komunikasi politik Komunikasi politik dalam arti sempit adalah setiap bentuk penyampaian pesan, baik dalam bentuk lambang-lambang maupun kata-kata tertulis dan terucap, ataupun dalam bentuk isyarat yang mempengaruhi kedudukan seseorang yang ada dalam suatu kekuasaan tertentu. Dalam arti luas, komunikasi politik adalah setiap jenis penyampaian pesan, khususnya bermuatan informasi politik dari suatu sumbe rkepada sejumlah penerima pesan. Komunikasi politik melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan dan kebijakan pemerintah. Jadi pengertian komunikasi politik dapat dirumuskan sebagai suatu proses pemindahan lambang-lambang atau simbol komunikasi yang berisi pesan-pesan poitik dari seseorang atay kelompok pada orang lain dengan tujuan membuka wawasan atau cara berfikir, serta mempengaruhi sikap dan tingkah laku kahalayak menjadi target politik. 5.komunikasi intrnasional Komunikasi internasional merupakan komunikasi yang dilakukan antara komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan berbagai kepentingan negaranya kepada komunikan yang mewakili negara lain dengan tujuan untuk memperoleh dukungan yang lebih luas.



Kegiatan komunikasi internasional bisa berlangsung antara peoletopeople ataupun goverment togovermet. Unit primer yang diamati dalam komunikasi internasional adalah interaksi antara dua negara atau lebih yang berbeda latar belakang budaya. 6. komunikasi antarbudaya Menurut StewarL. Tubbs , komunikasi antar budaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya. Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi kegenerasi. Pertumbuhan komunikasi antarbudaya dalam dunia bisnsis memiliki tempat yang utama, terutama perusahaan-perusahaan yang melakukan ekpansi pasar keluar negaranya yang memiliki aneka ragam budaya Selain itu, makin banyaknya orang bepergian ke luar negeri dengan beragam kepentingan mulia dari melakukan perjalanan bisnis, liburan, mengikuti pendidikan lanjutan, baik yang sifatnya sementara maupun dengan tujuan untuk menetap selamanya. 7. komunikasi pembangunan Secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan  sebagai suatu kehendak dari suatu bangsa, dan komunikasi merupakan dasar dari perubahan sosial. Perubahan yang dikehendaki dalam pembangunan tentunya perubahan yang lebih baik atau lebih maju dari sebelumnya. Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal 7. komunikasi Pembangunan Balik diantara masyarakat dengan pemerintah, dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan.  Sedangkan dalam arti terbatas, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara serta teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan diwujudkan pada masyarakat yang menjadi sasaran dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan. 8. komunikasi internasional Secara umum komunikasi tradisional adalah proses penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak lain dengan menggunakan media tradisional yang sudah lama digunakan di suatu tempat sebelum kebudayaan tersentuh oleh teknologi modern. 



Pada masa lalu komunikasi tersebut merupakan bagian dari tradisi, peraturanm upacara keagamaan, hal-hal tabu, dan lain sebagainya, yang berlaku pada masyarakat tertentu. Namun seiring perkembangan teknologi, komunikasi tradisional mulai luntur dan jarang digunakan. Media komunikasi tradisional yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara lain sebagai berikut:       



kentongan kulkul wayang ceritarakyat sendratari upacararakyat bedung



2. Sifat-Sifat Komunikasi a.    Verbal: 1. Oral (Ucapan) 2. Written (Tulisan) b.   Non-verbal: 1. Kinestetikal (bahasa tubuh) 2. Gestural (gerak-gerik tubuh) 3. Postural (sikap tubuh) 4. Facial Expressions (ekspresi muka) 3. Fungsi Komunikasi Adapun fungsi komunikasi, sebagai berikut: 1. Informasi: pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2. Sosialisasi (pemasyarakatan): penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan berpengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.



3.



4.



5.



6.



7.



8.



Motivasi: menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. Perdebatan dan diskusi: menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan buktibukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama di tingkat nasional dan lokal. Pendidikan: pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentuk watak dan pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. Memajukan kebudayaan: penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horison seseorang, membangun imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetikanya. Hiburan: penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan image dari drama, tari, kesenian, kesusasteraan, musik, olah raga, permainan dan lain-lain untuk rekreasi kesenangan kelompok individu. Integrasi: Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang merka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.



4. Tujuan Komunikasi Dalam kehidupan kita sehari-hari apalagi kalau kita sebagai seorang pejabat atau pimpinan maka kita sering berhubungan dengan masyarakat. Dalam hal ini kita betujuan unuk menyampaikan informasi dan mencari informasi kepada mereka, agar apa yang ingin apa yang kita sampaikan atau kita minta dapat dimengerti sehingga komunikasi yang kita laksanakan dapat tercapai. Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara lain : 1. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti. Sebagai pejabat ataupun komunikator kita harus menjelaskan kepada omunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaikbaiknya apa yang kita maksutkan. 2. Memahami orang lain. 3. Kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan arah untuk pergi ke Barat tetapi kita memeberikan jalan kearah Timur. 4. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain. Kita harus berusaha agar gagasan kita dapat dierima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasive bukan memaksakan kehendak.



5. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacammacam, mungkn berupa kegiatan. Kegiatan yang dimaksut disini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk melakukannya. Jadi secara singkat dapat kita katakana bahwa komunikasi itu bertujuan : mengharapkan pengertian, dukungan gagasan dan tindakan. Setiap kali kita bermaksud mengadakan komunikasi maka kita perlu meneliti apa yang menjadi tujuan kita. Tujuan kita tersebut : 1. Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu kepada orang lain. Ini dimaksudkan apakah kita mengiginkan supaya orang lain mengerti dan dapat memahami apa yang kita maksudkan. 2. Apakah kita ingin supaya orang lain menerima dan mendukung gagasan kita. Dalam hal ini tentunya cara penyampaian akan berbeda dengan cara yang dilakukan diatas. 3. Apakah kita ingin supaya orang lain tersebut mengerjakan sesuatu atau supaya mereka mau bertindak. 5. Teknik komunikasi Digunakan supaya komunikasi antar manusia terjalin secara efektif. Pengertian teknik adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan sesuatu hal. Sedangkan pengertian komunikasi adalah penyampaian informasi dari komunikator ke komunikan melalui media tertentu. Maka pengertian teknik komunikasi adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan informasi dari komunikator ke komunikan dengan media tertentu. Dengan adanya teknik ini diharapkan setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi satu sama lain dan secara tepat menggunakannya.             Beberapa teknik dalam komunikasi : 1. Ucapan yang jelas dan idenya tidak ada makna ganda, utuh. 2. Berbicara dengan tegas, tidak berbelit-belit 3. Memahami betul siapa yang diajak bicara, hadapkan wajah dan badan, pahami pikiran lawan bicara. 4. Menyampaikan tidak berbelit-belit, tulus dan terbuka. 5. Sampaikan informasi dengan bahasa penerima informasi. 6. Menyampaikan dengan kemampuan dan kadar akal penerima informasi 7. Sampaikan informasi dengan global dan tujuannya baru detailnya. 8. Berikan contoh nyata, lebih baik jadikan anda sebagai model langsung. 9. Sampaikan informasi dengah lembut, agar berkesan, membuat sadar dan menimbulkan kecemasan yang mengcerahkan. 10. Kendalikan noise dan carilah umpan balik untuk meyakinkan informasi anda diterima. Contoh dengan bertanya atau menyuruh mengulanginya. Dengan adanya beberapa teknik komunikasi ini diharapkan hambatan-hambatan dalam komunikasi dapat diminimalisasi.



Bukan hanya komunikasi antar individu saja yang membutuhkan teknik komunikasi, dalam berkomunikasi dengan stakeholder atau antar karyawan juga perlu teknik komunikasi tersendiri .



6. Model Dan Metode Komunikasi a.Model Stimulus - Respons Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Kita dapat  juga mengatakan bahwa proses ini merupakan perpindahan informasi ataupun gagasan. Proses ini dapat berupa timbal balik dan mempunyai efek yang banyak. Setiap efek dapat merubah perilaku dari komunikasi berikutnya. b. Model Aristoteles Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Bisa juga disebut sebagai model retorikal. Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang petama. Komunikasi terjadi saat pembicara menyampaikan  pesannya kepada khalayak dengan tujuan mengubah perilaku mereka. Aristoteles menerangkan tentang model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa setiap komunikasi akan berjalan jika terdapat 3 unsur utama : pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener). Model ini lebih berorientasi pada pidato. Terutama pidato untuk mempengaruhi orang lain. Menurut Aristoteles, pengaruh dapat dicapai oleh seseorang yang dipecaya oleh publik, alasan, dan juga dengan memainkan emosi publik. Tapi model ini juga memiliki banyak kelemahan. Kelemahan yang pertama adalah, komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis. Kelemahan yang kedua adalah, model ini tidak memperhitungkan komunikasi non verbal dalam mempengaruhi orang lain. c. Model Shannon dan Weaver Model ini membahas tentang masalah dalam mengirim pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini mengandaikan sebuah sumber daya informasi(source information) yang menciptakan sebuah pesan(message)  dan mengirimnya dengan suatu saluran (channel) kepada penerima (receiver)  yang kemudian membuat ulang (recreate) pesan tersebut. Dengan kata lain, model ini mengasumsikan bahwa  sumber daya informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang dipakai. Sasaran (destination)  adalah orang yang menjadi



tujuan pesan itu. Saluran adalah media yang mengirim tanda dari pemancar kepada penerima. Di dalam percakapan, sumber informasi adalah otak, pemancar adalah suara yang menciptakan tanda yang dipancarkan oleh udara. Penerima adalah mekanisme  pendengaran yang kemudian merekonstruksi pesan dari tanda itu. Tujuannya adalah otak si penerima. Dan konsep penting dalam model ini adalah gangguan. d. Model Schramm Wilbur Scheram membuat serangkai model komunikasi, dimulai dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu. Model pertama mirip dengan model Shannon dan Weaver Model yang kedua Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaranlah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. 1).Metode Komunikasi Efektifitas sebuah komunikasi sangat bergantung pada metode-metode penyampaiannya, di samping kerapian isi pesan itu sendiri dan kondisi khalayak yang menjadi sasaran komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Tujuannya untuk merubah pandangan, gagasan, sikap, pilihan bahkan perilaku seseorang(wikipedia) Bagi agan-agan yang dalam aktifitas kesehariannya banyak ingin mengubah  pandangan, gagasan, sikap, pilahan dan perilaku lawan komunikasinya, ini beberapa metode komunikasi yang dirangkum dari berbagai sumber antara lain : 2).Metode Redundan atau Repetisi Dalam  Mein Kampf  -nya, Adolf Hitler mengatakan, kebenaran adalah kebohongan yang diulang seribu kali. Bahwa ada pengaruh pengulangan atau repetisi sebuah pesan terhadap efektifitas tersampaikannya pesan tersebut. Dengan mengulang-ulang pesan, akan menarik perhatian lebih, lebih jauh akan tertanam dalam pikiran bawah sadar. Iklan produk di TV dan Radio menggunakan metode komunikasi macam ini. Meski begitu, pengulangan yang terlalu banyak juga akan mencapai titik kekenyangan/limit (  saturation point  ), lalu pesan menjadi hilang daya magisnya. Oleh karena itu, hendaknya pengulangan-pengulangan itu diberi variasi yang menarik agar tidak membosankan. 1. Metode Kanalisasi Penggunaan metode Kanalisasi (Canalizing  ) mengharuskan kita betul-betul mengenal khalayak sasaran. Kita harus mengidentifikasi persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan dengan khalayak, sehingga bisa menyesuaikan diri dengan khalayak. Hal ini dikarenakan metode kanalisasi ini sesungguhnya adalah metode yang



mengarahkan cara berfikir khalayak agar sesuai dengan apa yang kita inginkan. Ibarat air yang akan diarahkan pola alirannya, mesti dibuatkan saluran atau kanal (channel  ). Hal pertama yang harus dikenal dari khalayak adalah kerangka referensinya atau kerangka rujukan (  frame of reference). Komunikasi ini dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standar normatif khalayak, lalu mengubahnya sedikit demi sedikit menuju nilai-nilai dan standarisasi yang kita inginkan. Dalam bahasa sederhananya, bagaimana kita memunculkan empati agar dapat diterima oleh khalayak. Ketika kita diterima, pada saat itulah proses kanalisasi dimulai. 2. Metode Informatif Metode ini mungkin yang paling sederhana, yaitu cukup memberi penerangan sejelasjelasnya tentang maksud pesan kepada khalayak. Penerangan yang dimaksud adalah menyampaikan sesuatu apa adanya, apa yang sesungguhnya, berdasarkan data, fakta dan opini yang benar. Jadi, khalayak di sini bebas dalam merespon pesan. 3. Metode Persuasif Persuasif berarti mempengaruhi dengan bujukan. Sasaran utama metode ini adalah perasaan khalayak, bukan pikirannya. Dalam metode ini diupayakan, khalayak dikondisikan dalam keadaan mudah disugesti (  suggestible). 4. Metode Edukatif Metode ini pada dasarnya mirip dengan metode informatif. Keduanya sama-sama berlandaskan data, fakta dan pengalaman-pengalaman yang sebenar-benarnya. Namun perbedaannya dengan metode informatif, metode komunikasi ini lebih disengaja, teratur dan terencana dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang diinginkan. 5. Metode Kursif Kursif (coorsive) berarti memaksa. Dengan kata lain, metode kursi merupakan metode komunikasi dengan jalan memaksa. Oleh karena itu, isi pesan tidak hanya berisi pendapat pendapat, namun mengandung ancaman ancaman(  fear motivation ).Peraturan peraturan, perintah dan proses intimidasi lainnya merupakan perwujudan model komunikasi macam ini.Dalam aktualisasinya, metode-metode yang menjadi pilihan ini mencapai efektifitasnya, bergantung pada kondisi khalayaknya. Metode tersebut juga dapat digunakan secara bersama-sama guna menutupi kekurangan satu sama lainnya.



BAB 2 HAKIKAT PENDIDIKAN



Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari Sang Kholiq untuk beribadah. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran. Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut William F (tanpa tahun) Pendidikan harus dilihat di dalam cakupan pengertian yang luas. Pendidikan juga bukan merupakan suatu proses yang netral sehingga terbebas dari nilainilai dan Ideologi. Kosasih Djahiri (1980 : 3) mengatakan bahwa Pendidikan adalah merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan berlangsung kontinyu (terus menerus sepanjang hayat) kearah membina manusia/anak didik menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya (civilized).



 Menurut Ki Hadjar Dewantara terdapat lima asas dalam pendidikan yaitu :



1. Asas kemerdekaan; Memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi bukan kebebasan yang leluasa, terbuka (semau gue), melainkan kebebasan yang dituntun oleh kodrat alam, baik dalam kehidupan individu maupun sebagai anggota masyarakat. 2. Asas kodrat Alam; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang menjadi satu dengan kodrat alam, tidak dapat lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap orang diberi keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk berkembang secara wajar menurut kodratnya. 3. Asas kebudayaan; Berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti kebudyaan luar yang telah maju sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia terus diikuti, namun kebudayaan sendiri tetap menjadi acauan utama (jati diri). 4. Asas kebangsaan; Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam suka dan duka, perjuangan bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain, menciptakan keserasian dengan bangsa lain. 5. Asas kemanusiaan; Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan. Menurut Tilaar (2000 : 16) ada tiga hal yang perlu di kaji kembali dalam pendidikan. Pertama, pendidikan tidak dapat dibatasi hanya sebagai schooling belaka. Dengan membatasi pendidikan sebagai schooling maka pendidikan terasing dari kehidupan yang nyata dan masyarakat terlempar dari tanggung jawabnya dalam pendidikan. Oleh sebab itu, rumusan mengenai pendidikan dan kurikulumnya yang hanya membedakan antara pendidikan formal dan non formal perlu disempurnakan lagi dengan menempatkan pendidikan informal yang justru akan semakin memegang peranan penting didalam pembentukan tingkah laku manusia dalam kehidupan global yang terbuka. Kedua, pendidikan bukan hanya untuk mengembangkan intelegensi akademik peserta didik. Pengembangan seluruh spektrum intelegensi manusia baik jasmaniah maupun rohaniyahnya perlu diberikan kesempatan didalam program kurikulum yang luas dan fleksibel, baik didalam pendidikan formal, non formal dan informal. Ketiga, pendidikan ternyata bukan hanya membuat manusia pintar tetapi yang lebih penting ialah manusia yang berbudaya dan menyadari hakikat tujuan penciptaannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sindhunata (2000 : 14) bahwa tujuan pendidikan bukan hanya manusia yang terpelajar tetapi manusia yang berbudaya.



Dengan demikian proses pendidikan dapat kita rumuskan sebagai proses hominisasi dan humanisasi yang berakar pada nilai-nilai moral dan agama, yang berlangsung baik di dalam lingkungan hidup pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa, kini dan masa depan A. KONSEP DASAR PENDIDIKAN Pendidikan bagi sebagian orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa, sebaliknya bagi Jean Piaget (1896) pendidikan berarti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan yang lain. Pandangan tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umunya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam arti luas pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Artinya pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moral dari segala perbuatannya Adapun orang yang akan memberikan bibmbingan kepada anak disebt pembimbing atau ”pedagog”. Pedagog merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu ”pedagogics”. Pedagogics sendiri bersal dari bahasayunani yaitu ’pais” yang artinya anak-anak, dan ”again” yang artiya membimbing. Dalam dunia pendidikan kemudian tumbuh konsep pendidkan seumur hidup (lifelong education), yang berarti pendidikan berlanggsung sampai mati, yaitu pendidian berlanggsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada pengaruh lingkungan. Untuk memberi pemahaman akan batasan pendidian berikut ini dikemukakan sejumlah batasan pendidikan yang akn dikemumukakan para ahli yaitu:



a. Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dn tata laku seorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelaihan (kamus besar bahsa indonesia, 1991). b. Dalam pengertian yang sempit pendidikan berarti perbutan atau proses perbuatan untuk memperolah pengetahuan (McLeod, 1989). c. Pendidikan ialaha segala pengalaman belajar yang berlanggsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal (Mudyahardjo). d. Dalam pengertian yang agaka luas pendidikan diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertigka laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibinsyah, 2003:2010) e. Pendidikan berarti tahapan kegiatn yang bersifat kelembangaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan erkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya (Dictionary of Psychology) 1.



Pengertian Pendidikan Apa yang dimaksud dengan pendidikan? Secara umum, pegertian pendidikan adalah suau



proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekumpulan manusia yang diwariskan dari satu generasi kegenerasi selajutnya melalui pengajaran, peatihan, dan penelitian. Ada juga yang mengatakan definisi pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajar-mengajar agar para peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya. Dengan adanya pendidikan maka seseorang dapat memiliki kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian, kekuatan spiritual, dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Dalam bahasa Inggris, kata pendidikan disebut dengan Education dimana secara etimologis kata tersebut berasal dari bahasa Latin, yaitu Eductum. Kata Eductum terdiri dari dua kata, yaitu E yang artinya perkembangan dari dalam keluar, dan Duco yang artinya sedang



berkembang. Sehingga secara etimologis arti pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu. Jadi, secara singkat pengertian pendidikan adalah suatu proses pembelajaran kepada peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya menjadi seorang manusia yang kritis dalam berpikir. 



Pengertian pendidikan menurut para ahli Agar lebih memahami apa arti pendidikan, kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut:



1. Kj. Hajar Dewantara Menurut Kj. Hajar dewantara, pengertian pendidikan adalah proses menuntun segala kekuatan koodrat yang ada pada anak-anak peserta didik, agar mereka sebagai manusiadan sebagai anggota masyarakat dpt mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. 2. Martinus Jan Langeveld Menurut Martinus Jan Langeveld, pengertian pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat melakukn tugas hidupnya secara mandiri supaya dapat bertanggung jawab. Secara susila, pendidikan merupakan suatu usaha manusia dewasa dalam membimbig manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan. 3. Ahmad D. Marimba Menurut Ahmad D. Marimba, pengertian pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.



4. Stella Van Henderson Menurut Stella Van Henderson, arti penddikan adalah kombinasi pertumbuhan, perkembangan diri dan warisan sosial. 5. Carter V. Good Menurut Carter V. Good, pengertian pendidikan adalah proses perkembangan kecapan individu dalam sikap dan perilaku masyarakat. Proses sosial media dimana seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terogarnisis, seperti rumah atau sekolah, sehingga dapat mencapai perkembangan diri dan kecakapan sosial. 6. Undang-undang repbulik Indonesia Menurut UU No.29 tahun 2003, pengertian pendidikan adalah usah sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensinya untuk memilikikekuatan spiritual keagamaan., pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara. 2. Unsur-Unsur Pendidikan Apa saja unsur unsur pendidikan ditinjau dari berbagai aspek? Ada beberapa unsur dalam pendidikan yang meliputi peserta didik, pendidik, interaksi edukatif, tujuan pendidikan, materi pendidikan, alat dan metode pendidikan serta lingkungan pendidikan.. Berikut penjelasan unsur-unsur pendidikan selengkapnya. a. Peserta Didik Peserta didik berstatus sebagai subjek didik dalam suatu pendidikan. Peserta didik merupakan seseorang yang memiliki potensi fisik dan psikis, seorang individu yang berkembang serta individu yang membutuhkan bimbingan dan perlakuan manusiawi. Peserta didik juga memiliki kemampuan untuk mandiri. Peserta didik juga tidak memandang usia



b. Pendidik Pendidik adalah orang yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Pendidik bisa berasal dari lingkungan pendidikan yang berbeda, misalnya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, seorang pendidik bisa berupa orang tua, guru, pemimpin masyarakat dan lain-lain. Pendidik juga harus memiliki kewibawaan dan kedewesaan, baik rohani maupun jasmani.



c. Interaksi Edukatif Interaksi edukatif adalah adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang tearah kepada tujuan pendidikan. Pencampaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, serta alata-alat pendidikan. Ketika pendidik memberi bahan ajar berupa materi pembelajaran dan contoh-contoh diharapkan adanya respon yang baik dari peserta didik dengan tetap menjujung sifat saling menghargai satu sama lain. d. Tujuan pendidikan Tujuan pendidikan merupakan hal yang ingin dicapai dalam proses pebelajaran dan tujuan kearah mana bimbingan ditujunkan. Secara umum tuuan pendidikan bersifat abstrak. Tujuan demikian bersifat umum, ideal dan kadungannya sangat luas sehingga sulit untuk dilaksanakan dalam praktek.



Sedangkan pendidikan harus berupa tindakan yang di tunjukan kepada peserta didik dalam kondisi tertentu, tempat tertentu, dan waktu tertentu dengan menggunakan alat tertentu. Tujuan pendidikan juga bertujuan untuk membangkitkan, memicu, dan menyegarkan kembali materi-materi yang telah dibahas agar peserta didik semakin dalams meguasai pelajaran tersebut.



e. Materi pendidikan Materi pendidikan merupakan bahan ajar dalam suatu pendidikan dan merupakan pengaruh yang diberikan dalam bimbingan. Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencampaian tujuan. Kurikulum ini menampung materi-materi pedidikan secara terstuktur. Materi ini meliputi inti maupun local. f. Alat dan metode pendidikan Alat dan metode pendidikan adalah segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan merupakan jenisnya. Sedngkan, metode pendidikan melihat efisiensi dan efektifiasnya. Contoh alat pendidikan adaah komputer, sosial media, buku ajar, dan alat peraga. Sedangkan metode pendidikan merupakan cara penyampaian materi pendidikan dari pendidik pada peserta didik.



3.



Lingkungan Pendidikan Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman.



Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara efisien dan efektif itulah yang disebut dengan pendidikan. Dan latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah dan masyarakat (Umar Tirtaraharja et. al., 1990:390). Seperti diketahui, lingkungan pendidikan pertama dan utama adalah keluarga. Makin bertambah usia seseorang , peranan lingkungan pendidikan lainnya (yakni sekolah dan masyarakat) semakin penting meskipun pengaruh lingkungan keluarga masih tetap berlanjut. Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal adlam



satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial. Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu:   a. Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena manusia pertama kalinya memperoleh pendidikan di lingkungan ini sebelum mengenal lingkungan yang lain. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan. Pendidikan keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu:  Pendidikan Prenatal (pendidikan dalam kandungan)  Pendidikan Postnatal (pendidikan setelah lahir)



Dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan meliputi: 1. Motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orangtua dengan anaknya. 2. Motivasi kewajiban moral orangtua terhadap anak. 3. Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga.   b.



Lingkungan Sekolah Karena perkembangan peradaban manusia, orang tidak mampu lagi untuk mendidik anaknya. Pada masyarakat yang semakin komplek, anak perlu persiapan khusus untuk mencapai masa dewasa. Persiapan ini perlu waktu, tempat dan proses yang khusus. Dengan demikian orang perlu lembaga tertentu untuk menggantikan sebagian fungsinya sebagai pendidik. Lembaga ini disebut sekolah. Dasar tanggung jawab sekolah akan pendidikan meliputi: 1. Tanggung jawab formal kelembagaan 2. Tanggung jawab keilmuan



3. Tanggung jawab fungsional   3. Lingkungan masyarakat             Ada 5 pranata sosial (social institutions) yang terdapat di dalam lingkungan sosial yaitu: 



pranata pendidikan, bertugas dalam upaya sosialisasi







pranata ekonomi, bertugas mengatur upaya pemenuhan kemakmuran







pranata politik, bertugas menciptakan integritas dan stabilitas masyarakat







pranata teknologi, bertugas menciptakan teknik untuk mempermudah manusia







pranata moral dan etika, bertugas mengurusi nilai dan penyikapan dalam pergaulan masyarakat.



Seperti halnya di atas, yang dimaksud dengan lingkungan/sekitar ialah semua keadaan, bendabenda, orang-orang, kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang ada di sekeliling anak yang mempunyai pengaruh pada perkembangan dan pendidikan anak. Lingkungan seperti yang dimaksud diatas, pada dasarnya dapat kita bedakan dalam dua golongan, yaitu:   



      Lingkungan Alam Lingkungan ala mini dapat bersifat klimatologis, geografis, dan juga keadaan tanah. Yang dimaksud dengan lingkungan alam klimatologis adalah yang berhubungan dengan keadaan iklim. Karena pengaruh iklim maka menyebabkan orang mempunyai kebiasaankebiasaan dan sifat-sifat tertentu.



  



        Lingkungan Sosial Lingkungan sosial ini masih dibedakan lagi dalam dua macam, yaitu: Lingkungan Sosial Keluarga dan Lingkungan Sosial Masyarakat. Hal-hal dalam lingkungan keluarga yang turut berpengaruh pada pendidikan anak antara lain ialah: - Perlakuan orang tua terhadap anak. -   Kedudukan anak dalam keluarga.



-   Status anak dalam keluarga.         - Besar kecilnya keluarga.      - Ekonomi keluarga.     - Pendidikan orang tua. Hal-hal dalam lingkungan masyarakat yang turut berpengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak, di samping terdapat hal-hal yang memberikan pengaruh positif pada pendidikan dan perkembangan anak, juga banyak hal-hal yang memberikan pengaruh negatif. Sehubungan dengan pengaruh-pengaruh yang bersifat positif dan negative dari masyarakat ini, maka aktivitas pribadi memainkan peranan yang penting. Kemana aktivitas pribadi itu digerakkan, maka kesitu pula arah perkembangan dari seseorang. Disamping pengaruh positif dan negatif itu, masih ada juga hal-hal dalam masyarakat yang member pengaruh kepada perkembangan dan pendidikan anak. Seperti halnya situasi politik, ekonomi, sosial, dan juga situasi keamanan. Situasi politik, yang menyebabkan negara dalam keadaan perang  atau timbulnya banyak pemberontakkan-pemberontakkan, sering mengakibatkan hambatan dan kekecewaan bagi anak yang sedang membutuhkan pendidikan. Situasi ekonomi kacau, yang menyebabkan kacaunya perekonomian masyarakat, masyarakat menjadi tidak tenang, guru-guru tidak dapat tenang dalam menjalankan tugasnya, akan berpengaruh pula pada dunia pendidikan dan pendidikan anak-anak. Situasi sosial dalam masyarakat tidak tertib, banyak terjadi penyelewengan manipulasi dan korupsi, akan berpengaruh besar terhadap perkembangan jiwa anak kearah hal-hal yang negatif pula. Demikian juga, situasi keamanan yang tidak terjamin, hingga menyebabkan terjadinya banyak pelanggaran norma-norma susila, perampasan-penodongan dan lain sebagainya, akan berpengaruh pada anak kearah sifat-sifat tidak tertib seperti tidak disiplin, bandel, brandalan, dan sebagainya.    Fungsi Lingkungan Pendidikan Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Penataan lingkungan



pendidikan itu terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang secara efisien dan efektif. Seperti diketahui, proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya akan berlangsung secara alamiah dengan konsekuensi bahwa tumbuh kembang itu mungkin berlangsung lambat dan menyimpan dari tujuan pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan berbagai usaha sadar untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan itu sedemikian rupa agar dapat diperoleh peluang pencapaian tujuan secara optimal, dan dalam waktu serta dengan daya/dana yang seminimal mungkin. Dengan demikian diharapkan mutu sumber daya manusia makin lama semakin meningkat. Hal itu hanya dapat diwujudkan apabila setiap lingkungan pendidikan tersebut dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya.



1.  Keluarga Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Pendidikan keluarga berfungsi: a. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak b. Menjamin kehidupan emosional anak c. Menanamkan dasar pendidikan moral d. Memberikan dasar pendidikan sosial e. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah, merupakan peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain. Mengenai penanaman pandangan hidup keagamaan, masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik. Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama. Dalam hal ini biasakanlah anak-anak untuk pergi ke gereja/masjid untuk bersama-sama menjalankan ibadah, mendengarkan khutbah-khutbah atau ceramah-ceramah agama. Jangan



hendaknya penanaman dasar-dasar hidup beragama ini ditunda-tunda, dinanti sampai anak mencapai kedewasaan, dan dibiarkan memilih agama mana yang disukai. 2.  Sekolah Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Di sekolah, anak bercampur dan bergaul dengan anak-anak lain, yang tidak ada hubungan kodrati. Bercampur dan bergaul dengan anak-anak lain, yang bermacam-macam sifat dan perangainya. Bercampur dan bergaul dengan anak-anak lain, yang mempunyai hak-hak yang sama dengan dirinya. Di sekolah anak tidak mempunyai “hak-hak istimewa” seperti halnya dalam keluarga di rumah. Semua anak mempunyai hak yang sama. Semua anak mempunyai kewajiban yang sama. Semua anak diperlakukan yang sama. Di sinilah anak diperkenalkan dengan prinsip-prinsip kehidupan demokratis. Anak-anak dilatih untuk belajar hidup secara demokratis. Di sekolah, di bawah asuhan guru-guru, anak-anak memperoleh pengajaran dan pendidikan. Anak-anak belajar berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan, yang akan dijadikan bekal untuk kehidupannya nanti di masyarakat. Memberikan bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan kepada anak untuk kehidupannya nanti. Inilah sebenarnya tugas utama dari sekolah. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut: a. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik. b. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah. c. Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan. d. Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.



3.  Masyarakat Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan. Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ini ada yang bersifat positif terhadap pendidikan anak, tetapi sebaliknya banyak pula yang bersifat negatif. Yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat positif di sini ialah, segala sesuatu yang membawa pengaruh baik terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang baik dan berguna bagi anak itu sendiri, maupun baik dan berguna bagi kehidupan bersama.



Pengaruh yang positif dari masyarakat ini banyak kita jumpai dalam perkumpulanperkumpulan pemuda, organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa, maupun organisasiorganisasi lain. Baik perkumpulan atau organisasi itu bergerak dalam lapangan keseniankebudayaan, olahraga, politik maupun  yang merupakan organisasi biasa yang bersifat menghimpun dan menyatukan para anggota, seperti halnya organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa dari suatu jenis sekolah atau fakultas. Misalnya BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Tetapi, perlu ditekankan di sini, bahwa organisasi atau perkumpulan pemuda yang memberikan pengaruh positif ini ialah organisasi atau perkumpulan pemuda yang diorganisasi secara baik dan “legal”. Bukan organisasi atau perkumpulan pemuda yang diorganisasi secara baik dan penuh disiplin, tetapi tidak legal atau “illegal”. Seperti halnya dengan adanya banyak group-group pada akhir-akhir ini, yang gerak tingkah lakunya sebagian besar lebi mendekati dengan “gang-gang” di luar negeri.Sedang yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat negatif ialah, segala macam pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan merugikan baik, tidak baik dan merugikan bagi pendidikan dan perkembangan anak sendiri.



            Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya di dalam masyarakat. Dan anehnya, pengaruh yang negatif ini sangat mudah diterima oleh anak , dan sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah, setelah mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi anak berandalan. Oleh karena itu menjadi tugas dari orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan mengawasi selalu, dengan siapa anaknya itu bercampur gaul. Bukan maksudnya di sini untuk membedabedakan kawan, tetapi justru untuk menjaga, agar si anak tidak terlanjur memperoleh pengaruhpengaruh yang tidak menginginkan.    B.       PENGERTIAN SISTEM Sistem berasal bari bahasa Yunani, yakni systema yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan . Istilah sistem merupakan suatu konsep yang bersifat abstrak. Sistem dapat diartikan sebagai seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan. Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak acak, dan saling membantu untuk mencapai suatu hasil (produk). Sistem dapat pula diartikan sebagai suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh (Amirin: 1992). Mc. Ashan (1983) mendefinisikan sistem sebagai suatu strategi yang menyeluruh atau terencana dikomposisi oleh suatu set elemen yang harmonis, mempresentasikan kesatuan unit, masing-masing mempunyai tujuan sendiri yang semuanya berkaitan terurut dalam bentuk yang logis. Sementara itu Immegart (1772) menyatakan bahwa esensi sistem merupakan suatu keseluruhan yang memiliki bagian-bagian yang tersusun secara sistematis, bagian-bagian itu berelasi antara yang satu dengan yang lain, serta peduli terhadap konteks lingkungannya. Sebuah sistem memiliki struktur yang teratur. Sistem memiliki beberapa sub sistem, sub sistem dapat terdiri dari beberapa sub-sub-sistem, dan memiliki sub-sub-sistem, dan seterusnya hingga sampai pada bagian yang tidak dapat dibagi lagi yang disebut komponen atau elemen.



Komponen dapat pula berupa suatu sistem yang menjadi bagian dari sistem yang berada di atasnya. Komponen-komponen itu mempunyai fungsi masing-masing (fungsi yang berbedabeda) dan satu sama lain saling berkaitan sehingga merupakan suatu kesatuan yang hidup. Dengan kata lain, semua komponen itu saling berinteraksi dan saling mempengaruhi hingga membutuk sebuah sistem. Sebagai contoh, tubuh manusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen yang berupa kepala, perut, kaki, tangan dan sebagainya. Tiap-tiap komponen tersebut merupakan sub sistem yang memiliki komponen-komponen yang disebut sub-sub-sistem, misalnya tangan memiliki komponen-komponen seperti tulang, kulit, daging, urat, dan sebagainya. Demikianlah seterusnya sehingga sampai kepada komponen yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Tiap-tiap komponen, baik yang berupa sistem maupun yang berupa komponen yang tidak dabat dibagi-bagi lagi, kesemuanya menjalankan fungsinya masing-masing namun saling berkaitan atau saling berinteraksi satu sama lain sehingga merupakan suatu kesatuan yang hidup. Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan ciri-ciri umum suatu sistem sebagai berikut: 1.      Sitem merupakan satu kesatuan yang holistik 2.      Sistem memiliki bagian-bagian yang tersusun sistematis dan berhierarki 3.      Bagian-bagian sistem itu berelasi antara satu dengan lainnya 4.      Tiap-tiap bagian sistem konsen/peduli terhadap konteks lingkungannya. Sistem sebagai strategi, cara berpikir, atau model berpikir. Demikian ini berarti cara berpikir itu dapat dibedakan menjadi cara berpikir sistematis dan cara berpikir nonsistematis. Misalnya, berpikir untuk melaksanakan ajaran agama yang menekankan pada semua aspeknya secara berimbang dan proporsional seperti pemahaman, hafalan, penghayatan, pengamalan ibadah ritual, pengamalan ibadah dalam kehidupan sehari-hari pada kehidupan bermasyarakat, dan sebagainya merupakan cara berpikir yang sistematis. Sebaliknya, jika cara berpikir untuk melaksanakan ajaran agama itu hanya menekankan pada aspek tertentu dengan menomorduakan atau bahkan mengabaikan aspek-aspek yang lain, maka cara berpikir yang demikian ini dapat dikatakan sebagai cara berpikir nonsistematis. Misalnya, mengutamakan aspek ritual dengan



mengabaikan aspek sosial, mengutamakan aspek hafalan dengan mengabaikan aspek pemahaman, megutamakan aspek pengmalan dengan mengabaikan aspek pemahaman dan sebagainya. Secara konsep, cara berpikir sistematis dipandang lebih baik dari cara berpikir nonsistematis dalam melaksanakan atau menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.



 PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM Segala sesuatu yang ada di dunia ini, dari yang besar hingga yang kecil, dari tata surya hingga seekor semut, dapat dipandang sebagai sistem. Apabila pandangan ditujukan pada sebuah sistem tertentu maka sistem-sistem lain di luar sistem dimaksud di pandang sebagai supra sistem. Misalnya saja kita sedang menujukan pandangan kepada pendidikan maka sistem-sistem yang lain di luar sistem pendidikan seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial, sistem pasar, dan sebagainya dapat dipandang sebagai supra sistem. Berjalannya sebuah sistem adakalanya berhubungan dengan supra sistemnya dan adakalanya tidak berhubungan dengan supra sistemnya. Apabila berjalannya sebuah sistem berhubungan dengan supra sistemnya maka sistem tersebut dinamakan sistem terbuka. Misalnya sekolah, pasar, rumah sakit, manusia (orang), sapi, tanaman, dan sebagainya. Sebaliknya, jika sebuah sistem berjalan tanpa berhubungan dengan supra sistemnya melainkan hanya berhubungan dengan komponen-komponen yang ada di dalam sistem saja maka sistem yang demikian disebut sebagai sistem tertutup. Misalnya jam, kipas angin, AC, dan sebagainya. Namun demikian perlu disadari bahwa sebenarnya tidak ada sistem yang sepenuhnya terbuka dan tidak ada pula sistem yang sepenuhnya tertutup. Pendidikan merupakan salah satu sistem terbuka, karena pendidikan itu tidak akan dapat berjalan dengan sendirinya tanpa berhubungan dengan sistem-sistem lain di luar sistem pendidikan. Ciri-ciri pendidikan sebagai sebuah sistem terbuka antara lain: 1.      Mengimpor energi, materi, dan informasi dari luar. Pendidikan mendatangkan pengajar, uang, alat-alat belajar, para peserta didik, dan sebagainya dari luar lembaga pendidikan. 2.      Memiliki pemroses. Pendidikan memproses peserta didik dalam aktivitas belajar dan pembelajaran.



3.      Menghasilkan output atau mengekspor energi, materi, dan informasi. 4.      Merupakan kejadian yang berantai. Memproses peserta didik (input pendidikan) merupakan kegiatan yang beruang-ulang dan saling berkaitan.



 FAKTOR-FAKTOR (SUPRASISTEM) YANG MEMPENGARUHI PEDIDIKAN Sebagimana telah dikemukakan, pendidikan dikatakan sebagai sistem terbuka karena tidak mungkin sebuah sistem pendidikan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik apabila pendidikan itu tidak menjalin hubungan dengan lingkungannya (supra sistemnya) terlebih lagi bila jika pendidikan itu mengisolasi diri dari lingkungannya. Pendidikan itu ada di tengah-tengah masyarakat dan ia adalah milik masyarakat. Pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah/sekolah, orang tua, dan masyarakat. Oleh karena keberadaan pendidikan yang seperti itu maka apa yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat akan berpengaruh pula terhadap pendidikan. - Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan adalah sebagai berikut:   1.    Filsafat Negara 2.      Agama 3.      Sosial 4.      Budaya 5.      Ekonomi 6.      Politik 7.      Demografi Ketujuh faktor tersebut merupakan supra sistem dari sistem pendidikan. Pendidikan sebagai suatu sistem berada bersama, terikat, dan berada dalam tekanan supra sistemnya. Pendidikan tidak mungkin selalu mendahului gerak ketujuh sistem yang berada dilingkungannya. Namun demikian, jika pendidikan hanya menyesuaikan diri atau menjadi pengikut setia dari



supra sistem atau faktor-faktor tersebut maka pendidikan akan selalu berada di belakang tanpa kreativitas dan tanpa inisiatif apapun. Oleh karena itu, di samping mengikuti kemauan atau tekanan faktor-faktor yang ada dalam lingkungannya, pendidikan hendaknya dapat melakukan antisipasi terhadap arah gerak faktor-faktor luar atau supra sistemnya. Antisipasi ini dapat menjadi dasar untuk mengadakan pembaharuan di dalam tubuh pendidikan itu sendiri. Dengan demikian pendidikan tampak memiliki kreasi dan inisiatif yang bisa ditunjukkan kepada faktor-faktor luar (supra sistemnya) dan sekaligus dapat berfungsi sebagai mercusuar terhadap lingkungannya sehingga pendidikan dapat menjadi penerang, contoh, dan teladan bagi lingkungannya.



 LEMBAGA PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa sebuah sistem memiliki sejumlah komponen dan tiap-tiap komponen disebut sebagai sub-sistem. Ketika pendidikan dipandang sebagai suatu sistem, maka lembaga pendidikan berkedudukan sebagai salah satu sub-sistem dari sistem pendidikan. Selanjutnya, jika lembaga pendidikan itu dipandang sebagai sistem yang berdiri sendiri, maka ia memiliki sejumlah komponen yang menjadi sub-sistemnya. Sistem sekolah atau perguruan tinggi (lembaga pendidikan) secara garis besar memiliki komponenkomponen sebagai berikut: 1.      Subsistem tujuan 2.      Subsistem manajemen 3.      Subsistem prosesing peserta didik 4.      Subsistem lingkungan



      ANALISIS SISTEM DALAM PENDIDIKAN Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk memaksimalkan pencapaian tujuanpendidikan secara efektif dan efisien. Prinsip utama penggunaan analisis



sistem dipersyaratkan dalam menangani permasalahan pendidikan agar para pelaksana pendidikan berpikir secara sistematis, yakni memperhitungkan segenap komponen pendidikan dalam menangani permasalahan pendidikan. Cara demikian diperlukan agar setelah melihat adanya suatu alternatif tidak terburu-buru mengambil keputusan dengan menganggap atau menetapkan bahwa alternatif tersebut merupakan satu-satunya yang dapat digunakan. Jika seorang guru mendapati siswanya sering tidak hadir, tidak seharusnya sang guru langsung menetapkan pemecahan masalah dengan hukuman karena siswa tersebut dianggap pemalas. Anggapan bahwa hukuman tersebut merupakan satu-satunya cara atau alternatif yang paling ampuh disertai pelaksanaan hukuman yang terkesan terburu-buru, maka cara pemecahan masalah yang demikian itu sangatlah tidak bijaksana karena tidak didasarkan pada cara pemecahan masalah yang sistematis. Guru yang menempuh pendekatan sistematis (menyeluruh, terstruktur, teratur, dan terukur) baru mengambil keputusan setelah lebih dulu melacak semua hal yang diperkirakan menjadi penyebab terjadinya suatu masalah atau peristiwa. Terkait dengan permasalahan tersebut, patut diduga bahwa siswa yang bersangkutan memang benar-benar pemalas (komponen murid), atau ada guru yang tidak disukainya sehingga menimbulkan keengganan untuk belajar (komponen guru), atau ada sejumlah mata pelajaran tidak disukai sehingga enggan mempelajarinya (komponen kurikulum), atau karena ada sebab-sebab lain yang terdapat di lingkungan sekolah sehingga menimbulkan keengganan untuk hadir dan belajar di sekolah. Semua hal sebagaimana tersebut patut diduga dan perlu ditelusuri agar guru dapat mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan porsi dan proporsinya dalam mengmbil tindakan untuk memecahkan masalah. Misalnya saja, jika dari penelusuran ditemukan bahwa penyebab ketidkhadiran siswa adalah tugas-tugas rumah tangga yang terlalu banyak dari keluarga di mana siswa menumpang, maka pemecahan masalah yang tepat tidak dengan hukuman melainkan melakukan pendekatan kepada keluarga yang ditumpangi siswa dan memberikan pengertian agar keluarga tersebut memberikan waktu yang cukup untuk belajar kepada siswa  yang bersangkutan. Gambaran sebagaimana tersebut di atas menunjukkan bahwa untuk dapat memecahkan masalah pendidikan, berbagai komponen dalam pendidikan perlu dikenali secara tuntas agar dapat ditemukan komponen mana yang bermasalah dan perlu dibenahi atau dikembangkan



sehingga segenap komponen dapat berfungsi secara maksimal. Bila semua komponen sudah baik, mungkin saja hubungan antar komponen yang bermasalah. Jika demikian halnya, maka yang perlu diperbaiki adalah hubungan antar komponen, sementara itu komponen-komponennya sendiri belum memerlukan perbaikan. Jika tujuan sistem tidak tercapai sepenuhnya, maka hal-hal yang perlu diusahakan antara lain; menemukan komponen yang mengandung kelemahan, menemukan hubungan antar komponen yang mengandung kelemahan, dan memperbaiki komponen atau hubungan antar komponen yang mengandung kelemahan. Demikian inilah cara berfikir sistematis dalam memecahkan masalah, dan inilah arti efisiensi serta efektifitas analisis sistem. Dalam situasi tertentu, bukanlah hal yang mustahil jika analisis sistem terhadap permasalahan pendidikan membuahkan keputusan tentang perlunya dilakukan perombakan sistem secara total. Misalnya, jika komponen-komponen pokok sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan umum situasi dan hubungan antar komponen tidak lagi berjalan dengan baik. Dalam situasi seperti ini secara keseluruhan sistem harus diganti karena perbaikan terhadap komponenkomponen tertentu akan berarti pemborosan yang amat sangat. Penggunaan analisis sistem merupakan strategi yang sangat baik untuk memecahkan berbagai permasalahan pendidikan. Analisis sistem tidak sja berguna untuk memecahkan permasalahan pendidikan yang bersifat mikro meleinkan juga sangat berguna ntuk memecahkan permasalahan pendidikan yang bersifat makro.



BAB 3 TATANAN KOMUNIKASI A. KOMUNIKASI PRIBADI Komunikasi pribadi atau (personal communication) adalah kumunikasi seputar diri sesorang. Baik itu sebagai komunikator atau sebagai komunikan. Dalam tatanan komunikasi ini terdiri dari dua jenis yang terdiri dari, yaitu komunikasi intrapribadi dan komunikasi antar pribadi. 1. Komunikasi Intrapribadi KomunikasiIntrapribadi (Intrapersonalcommunication)  Komunikasi



intrapribadi



adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang tersebut berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berdialog dan bertanya jawab dengan dirinya sendiri, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Biasanya Komunikasi intrapribadi berlangsung ketika seseorang melakukan kegitan perenungan, perencanaan dan penilaian kepada diri sendiri. Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri sendiri diantaranya adalah; berdoa, bersyukur, instrospeksi diri, dan berimajinasi secara kreatif. Mampu berdialog dengan diri sendiri, menunjukkan bahwa berarti kita mampu mengenali diri kita. Dengan begitu kita dapat belajar bagaimana kita bisa mengamati dan memberikan makna (intelektual dan emosional) kepada lingkungan kita.



Fungsi komunikasi intrapribadi sebagai berikut : a. Untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda efektivitas proses komunikasi. Bayangkan bagaimana kalau tidak ada umpan balik, saat Anda berkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana kalau Anda sms ke orang lain tetapi tidak dibalas?



b. Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik. Contohnya, setelah apa yang akan kita lakukan setelah mengetahui lawan bicara kita kurang nyaman diajak berbincang. c.



Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat melakukan modifikasi



perilaku orang lain dengan cara persuasi. Misalnya, iklan yang arahnya membujuk orang lain. Keunggulan komunikasi intrapribadi : - Dan berlangsung Diberbagai tempat dan waktu - Isi pesan tidak dibatasi - Dapat menumbuhkan keakrapan antara pemberi pesan dengan penerima pesan - Sifatnya situasional dan konsidental - Masalah yang sifatnya rahasia dapat diungkapkan - Tidak ada kekhususan / keahlian tertentu - Keikhlasan menyampaikan pesan Kelemahan komunikasi intrapribadi : - Terbatasnya da’i yang komitmen untuk menyampaikan ajaran Islam. - Tidak harus menunggu otoritas. - Jangkauannya sempit.



2. Komunikasi Antarpribadi Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication), Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) atau komunikasi antar pribadi adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima dapat menanggapi secara langsung pula (Hardjana, 2007: 84). Artinya komunikasi Antarpribadi merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan



antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa umpan balik. Komunikasi antarpribadi dinilai lebih ampuh dibandingkan dengan komunikasi intrapribadi, sebab kegitan komunikasi antarpribadi memiliki keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan. Menurut sifatnya komunikasi antarpribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis: pertama, komunikasi diadik, yaitu komunikasi yang berlangsung antara dua orang. Kedua, komunikasi triadik, yaitu komunikasi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, satu orang sebagai komunikator dan dua orang lagi sebagai komunikan.



Fungsi komunikasi antarpribadi :



a.



Fungsi sosial



- Untuk kebutuhan biologis dan psikologis - Untuk memenuhi kewajiban sosial - Mengembangkan hubungan timbal balik - Untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu diri sendiri - Menangani konflik



b.



Fungsi pengambilan keputusan



- Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi - Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain.



B.KOMUNIKASI KELOMPOK 1. Pengertian Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan



komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggotaanggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok. Fungsi komunikasi kelompok : a. menjalin hubungan social antar anggota dan kelompok. Bagaimana individu dalam suatu kelompok bisa berhubungan social tanpa komunikasi atau sejauh mana suatu kelompok dapat memelihara hubungan social diantara anggota dengan anggota atau pun anggota dengan kelompok. b. fungsi pendidikan atau adukasi. Hal ini berkaitan dengan pertukaran informasi anatar anggota. Melalui fungsi ini kebutuhan anggota akan informasi baru dapat terpenuhi. Dan secara tidak langsung kemampuan para anggota dibidangnya masing-masing dapat embawa pengetahuan baru atau justru membawa keuntungan untuk para anggota lainnya ataupun bagi kelompok. c. kemampuan persuasi. Fungsi ini sebelumnya dapat menguntungkan atau merugikan pihak yang mem-persuasi. Misalnya, seorang anggota yang berusaha mem-persuasi anggota kelompok lainnya untuk tidak atau melakuakan sesuatu. Jika ia mem-persuasi suatu yang sejalan dengan kelompok, maka ia akan diterima dan menciptakan iklim yang positif di dalam kelompok, tapi sebaliknya jika ia mem-persuasi suatu yang bertentangan dengan kelompok, maka akan berpotensi menciptakan konflik dan perpecahan di dalam kelompok. d. masalah problem solving. Hal ini berkaitan erat dengan jalan-jalan alternative dari para anggota kelompok untuk memecahkan masalah. e. sebagai terapi. Pasti kalian pernah mendengar soal terapi kelompok bukan? Tapi memang fungsi yang kelima ini agak berbeda dengan fungsi-fungsi sebelumnya, karena dalam fungsi kelima ini lebih terfokus pada membantu diri sendiri, bukan membantu kelompok. Disini para individu yang memiliki masalah yang sama dikumpulkan, dan mereka diminta untuk saling terbuka dalam mengungkapkan diri mereka ataupun masalah mereka. Dalam kelompok ini juga tetap membutuhkan pemimpin sebagai pengatur atau penengah jika terjadi konflik atau perbedaan pendapat. Kelebihan komunikasi kelompok : Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi & pendapat anggota yang lain. Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi demi kepentingan kelompok.



Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan telah disepakati kelompok. Kekurangan komunikasi kelompok : Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat memengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan. 2. Pengertian Kelompok Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. C.KOMUNIKASI MASSA Komunikasih massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). 1. Kelebihan komunikasi massa Komunikasi Massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,heterogen, dan anonim melalui media cetak, atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secaraserentak dan sesaat.” (Rakhmat).Komunikasi massa memiliki beberapa kelebihan juga kekurangan jika dibandingkan dengan komunikasi lainnya,diantaranya: Kelebihan a. Komunikator terlambangkan Komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Apabila media komunikasi yang digunakan adalah internet, tentu akan melibatkan orang seperti IT (Informasi Teknologi) yang berkaitan dengan keamanan jaringan, data entry, fotografer, reporter, editor, redaksi, dan lain sebagainya. b. Pesan bersifat umum. Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat bersifak fakta, peristiwa, atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria



penting atau menarik, bahkan lebih baik lagi bila penting sekaligus menarik bagi sebagian besar komunikan. c. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan. Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama juga. Effendy mengartikan keserempakan media massa itu adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. (Effendy, 2003: 28)



d. Komunikasi anonim dan heterogen Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunkasi massa adalah heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. e. Efisiensi dan efektivitas informasi Dalam penukaran/berbagi informasi dengan yang lain Pesan yang disampaikan dengan komunikasi massa efektif karena komunikatornya terlambangkan, selain itu efisien karena bersifat global.



2. Kekurangan komunikasi massa a. Komunikasi massa bersifat satu arah Secara singkat komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa.Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan , komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanyatidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesona. Dengan demikian,komunikasi massa itu bersifat satu arah. b. Stimulasi alat indra terbatas Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indra yang“terbatas”. Dalam komuniaksi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis



komunikasi massa. Padasurat kabar dan majalah, pembacanya harus melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. c. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang himbauan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi massa yang penting adalah unsur isi. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. d. Mengandalkan peralatan teknis Artinya, media massa sebagai alat utama dalam penyampaian pesan kepada khalayaknya sangat memerlukan bantuan peralatan teknis. Agar proses pemancaran atau penyebaran pesan lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar. e. Umpan balik tertunda (delayed) Komponen umpan balik atau feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan komunikan. Umpan balik ini bersifat langsung (direct feedback ) atau umpan balik yang bersifat segera (immediate feedback ). f. Informasi itu sangat berpengaruh terhadap massa, entah itu baik maupun buruk informasi yang diberikan dalam komunikasi massa bersifat umum sehingga semua kalangan dapat menerima dampak dari informasi itu baik ataupun baik. g. Pembocoran informasi yang tidak diinginkan pada komunikasi massa, informasi yang disampaikan bersifat umum, tidak ditujukan hanya kepada suatu kelompok saja, sehingga ketika ada ketidak sengajaan penyebaran suatu informasi yang tidak diinginkan, maka akan agak sulit diatasi karena informasi sudah tersebar secara luas dikalangan umum. h. Biaya sangat tinggi karena terjadinya penyewaan ruang di media massa, tetapi jika diakumulasi, biaya dapat menjadi rendah. Ketepatan tergantung ketepatan waktu, dimana segmentasi yang dituju menyaksikan acara TV, majalah, atau surat kabar.



BAB 4 KOMUNIKASI PENDIDIKAN



A.HAKIKAT KOMUNIKASI PENDIDIKAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN Jika dilihat dari kata pembentuknya, komunikasi pendidikan dalam proses pembelajaran tersusun dari kata komunikasi, pendidikan, dalam, proses dan pembelajaran. Kata tersebut sebenarnya mengandung dua komponen dasar saja yaitu komunikasi pendidkan dan proses pembelajaran.Komunikasi pendidkan adalah suatau tindaka yang memberikan konstribusi yang sangat penting dalam pemahamaman dan pratik interaksi serta tindakan seuiruh individu yang terlibat dalam dunia pendidikan. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan belalar mengajar menyangkut kegiatan tenaga pendidik, kegiatan peserta didik, pola dan proses interaksi tenaga pendidik dan peserta didik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar dalam kerangka keterlaksanaan program pendidikan dengan menambah kata “dalam” diantara duka komponen dasar dari kata-kata tersebut maka dapat dimaknai bahwa komunikasi pendidikan tersebut terjadi dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa komunikasi pendidikan dalam proses pembelajaran adalah suatu tindakan yang terjadi antara pengajar dan pelajar dalam interaksinya membeli pemahaman yang terjadi didalam proses belajar mengajar.



B.KOMUNIKASI & RELASI ANTARA GURU & SISWA Adanya komunikasi guru dan siswa merupakan syarat terjadinya komunikasi yang mendidik. Komunikasi yang mendidik tersebut terjadi di dalam proses pembelajaran, baik di dalam kelas maupun tempat lain. Dimana proses pembelajaran sedang berlangsung disitu juga terjadi reaksi antara guru dan siswa. Komunikasi yang dilakukan oleh guru dan siswa bukan hanya untuk menyampaikan atau saling bertukar pesan atau informasi, melainkan ada tujuan untuk membangun dan memelihara reaksi. Dalam praktik pembelajaran pun, komunikasi yang dilakukan guru dan siswa bukan



hanya proses pertukaran dan penyampaian materi pembelajaran, melaikan ada dimensi relaksi guru dan siswa. Dalam prses pembelajaran, baiknya relaksi guru dan siswa menjadi syarat utama terjadinya proses pembelajran yang efektif . dengan demikian, relaksi yang terjadi antara guru dan siswa merupakan aspek yang penting bag tewujudnya komunikasi yang mendidik. Efektifitas pembelajaran sedikit banyak bergantung juga pada efektifitas komunikasi. Oleh sebab itu, seorang guru harus memiiki keterampilan berkomunikasi. Keterampilan berkomunikasi yang diharapkan tidak hanya untuk mentransfer pesan. Atau meteri pembelajaran tetapi juga untuk memelihara relaksi antara guru dan siswa . dengan terpeliharanya relaksi yang baik antara guru dan siswa, komunikasipun terasa mudah dilakukan dan efektifitas pembelajaran meningkat. Komunikasi dan relaksi yang terjadi di dalam proses pembelajaran sc.angat bergantung pada guru dan siswa. Oleh karena itu, kedua belah pihak harus menyadari arti penting menjaga komunikasi relaksi. Jika relaksi terjaga maka komunikasipun terjaga pula. Terjaganya relaksi dan komunikasi inilah yang mendorong efektifitas pembelajaran, prestasi dan motivasi belajaran siswa, sehingga dengan adanya komunikasi dan relaksi yang baik, tujuan komunikasi pendidikan dalam proses pembelajaran dapat dicapai.



C.PERANAN GURU DALAM MEWUJUDKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Komunikasi yang efektif adalah syarat terwujudnya interaksi edukatif. Interaksi edukatif adalah interaksi yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkahlaku dan perbuatan seseorang. Untuk mewujudkan semua ini dibutuhkan seorang guru yang terampil berkomukasi. Dalam hal ini, seorang guru harus menghindari gaya mengajar yang berpusat pada guru ( Teacher Center ). Untuk menghidari gaya mengajar yang demikian guru harus terlebih dahulu tahu apa perananya didalam kelas. Berikut ini beberapa peranan guru dalam kelas terkait peranan guru dalam mewujudkan komunikasi yang efektif. 1.Guru Sebagai Penceramah



Ceramah sering dilakukan oleh guru di dalam kelas. Ceramah adalah pidato oleh seseorang dihadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal atau pengetahuan.



2.Guru Sebagai Moderator Salah satu ciri kelas yang efektif adalah adanya interaksi positif antara guru dan siswa di antara sesama siswa. 3.Guru Sebagai Pembimbing Dalam pembelajaran yang menekankan aspek psikomotor, guru berperan menjadi pembimbing. 4.Guru Sebagai Manejer Sabagai Manejer, guru berperan dalam membimbing kelompok belajra yang dibentuknya, baik diskusi, debat, ataupun untuk kerja lainnya. 5.Guru Sebagai Koordinator dan Inovator Sebagai Coordinator, guru berperan menyelaraskan informasi yang samar-samar dari tiap-tiap kelompok agar tidak terjadi salah pengertian antara siswa yang belajar. D.PESAN KOMUNIKASI Pesan merupakan komponen terpenting dalam proses komunikasi. Begitu juga dengan komunikasi dalam proses pembelajaran dikelas, apa yang disampaikan merupakan komponen penting dalam komunikasi pembelajaran, didalam proses pembelajaran, selain menyampaikan materi pembelajaran juga penting untuk mengkomunikasikan ekspresi positif, tujuan dam hasil belajar, serta umpan balik dan evaluasi.



1 . mengkomunikasikan ekspresi positif Ekspresi positif guru terhadap siswanya membawa guru pada perilaku dan sikap yang menunjukkan pada pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian guru perlu bagi guru untuk mengkomunikasikan ekspektasi yang tinggi atas perilaku dan kemampuan akademik siswanya. Dengan adanya ekspektasi positif tersebut, siswa merasa dihargai, diperhatikan, sehinnga siswa terdorong untuk belajar. 2 . Mengkomunikasikan Tujuan Dan Hasil belajar Tujuan pembelajaran menunjukkan apa yang akan dikuasai oleh siswa setelah pembelajaran selesai. Tujuan pembelajaran bagi siswa karena tujuan tersebut memberi arah apa yang harus siswa siapkan atau lakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 3 . Mengkomunikasikan Umpan Balik Dan Evaluasi Dalam konunikasi, umpan balik merupakan komponen yang berharga untuk memperbaiki atau mengetauhi keberhasilan komunikasi yang kita lakukan, sedangkan evaluasi pembeajaran digunakan oleh guru untuk mengukur dan menilai pencapaian hasil belajar siswa.



BAB 5 MEDIA KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN



A.



PENGERTIAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN



Kata media, berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,‘perantara’ atau ‘pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photo grafis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (1987: 234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator, media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak yang utamadalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran. Sedangkan kata “komunikasi” berasal dari kata Latin Cum yaitu kata depan yang berarti dengan dan bersama dengan, dan Unus yaitu kata bilangan yang berarti satu, dari kedua kata itu terbentuk kata benda Communio yang dalam bahasa Inggris menjadi communion dan berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Komunikasi sebagai ilmu. Struktur ilmu (pengetahuan) mencakup aspek epistemologis, ontologis, aksiologis. Sedangkan komunikasi pendidikan dapat diartikan sebagai komunikasi yang terjadi dalam suasana pendidikan. Dengan demikian komunikasi pendidikan merupakan proses perjalanan pesan atau informasi yang merambah bidang atau peristiwa-peristiwa pendidikan. Dalam lingkup ini komunikasi tidak lagi bebas tetapi dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan pendidikan. Dalam dunia pendidikan, komunikasi menjadi kunci yang cukup determinan dalam mencapai tujuan. Betapa pun pandai dan luas pengetahuan seorang guru kalau tidak mampu mengkomunikasikan pikiran, pengetahuan dan wawasannya tentu tidak akan mampu memberikan transformasi pengetahuannya pada para siswanya. Sedangkan media komunikasi merupakan medium yang berguna sebagai perantara yang mengantar informasi dari sumber dan penerima. Contoh dari media komunikasi diantaranya, televisi, film, radio, foto, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan. Sedangkan media komunikasi dalam pendidikan dan pembelajaran diantaranya, media berbasis manusia, media berbasis cetakan, media berbasis visual, media berbasis Audio-Visual, media berbasis computer, dan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar.



B. MANFAAT MEDIA KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Adapun manfaat media komunikasi dalam pendidikan dapat dijabarkan sebagai berikut: 1.



Memberikan Pengetahuan Tentang Tujuan Belajar



Pada permulaan pembelajaran, siswa perlu diberi tahu tentang pengetahuan yang akan diperolehnya atau ketrampilan yang akan dipelajarinya. Kepada siswa harus dipertunjukkan apa yang diharapkan darinya, apa yang harus dapat ia lakukan untuk menunjukkan bahwa ia telah menguasai bahan pelajaran dan tingkat kesulitan yang diharapkan. Untuk pembelajaran dalam kawasan perilaku psikomotor atau kognitif, media visual khususnya yang menampilkan gerak dapat mempertunjukkan kinerja (performance) yanh harus dipelajari siswa. Dengan demikan dapat menjadi model perilaku yang diharapkan dapat dipertunjukkannya pada akhir pembelajaran.



2.



Memotivasi Siswa



Salah satu peran yang umum dari media komunikasi adalah memotivasi siswa. Tanpa motivasi, sangat mungkin pembelajaran tidak menghasilkan belajar. Usaha untuk memotivasi siswa seringkali dilakukan dengan menggambarkan sejelas mangkin keadaan di masa depan, dimana siswa perlu menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Jika siswa menjadi yakin tentang relevansi pembelajaran dengan kebutuhannya di masa depan, ia akan termotivasi mengikuti pembelajaran. Media yang sesuai untuk menggambarkan keadaan masa depan adalah media yang dapat menunjukkan sesuatu atau menceritakan hal tersebut. Bila teknik bermain peran digunakan (seperti lawak atau drama), pengalaman yang dirasakan siswa akan lebih kuat. Film juga sering kali diproduksi dan digunakan untuk tujuan motivasi dengan cara yang lebih alami.



3.



Menyajikan Informasi



Dalam sistem pembelajaran yang besar yang terdiri dari beberapa kelompok tantangan kurikulum yang sama, media seperti film dan televisi dapat digunakan untuk menyajikan informasi. Guru kelas bebas dari tugas mempersiapkan dan menyajikan pelajaran, ia dapat menggunakan energinya kepada fungsi-fungsi yang lain seperti merencanakan kegiatan siswa, mendiagnosa masalah siswa, memberikan konseling secara individual.



Ada tiga jenis variasi penyajian informasi: (a) Penyajian dasar (basic), membawa siswa kepada pengenalan pertama terhadap materi pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan diskusi, kegiatan siswa atau “review” oleh guru kelas (b) Penyajian pelengkap (supplementary), setelah penyajian dasar dilakukan oleh guru kelas, media digunakan untuk mebawa sumber-sumber tambahan ke dalam kelas, melakukan apa yang tidak dapat dilakukan di kelas dengan cara apapun. (c) Penyajian pengayaan (enrichment), merupakan informasi yang bukan merupakan bagian dari tujuan pembelajara, digunakan karena memiliki nilai motivasi dapat mencapainperubahan sikap dalam diri siswa.



4.



Merangsang Diskusi



Kegunaan media untuk merangsang diskusi seringkali disebut sebagai papan loncat, diambil dari bentuk penyajian yang relatif singkat kepada sekelompok siswa dan dilanjutkan dengan diskusi. Format media biasanya menyajikan masalah atau pertanyaan, sering kali melalui drama atau contoh pengalaman manusia yang spesifik. Penyajian dibiarkan terbuka (open-end), tidak ada penarikan kesimpulan atau saran pemecahan masalah. Kesimpulan atau jawaban diharapkan muncul dari siswa sendiri dalam interaksinya dengan pemimpin atau dengan sesamanya. Penyajian media diharapkan dapat merangsang pemikiran, membuka masalah, menyajikan latar belakang informasi dan memberikan fokus diskusi. Film atau video sering kali digunakan untuk tujuan ini.



5.



Mengarahkan Kegiatan Siswa



Pengarahan kegiatan merupakan penerapan dari metode pembelajaran yang disebut metode kinerja (performance) atau metode penerapan (application). Penekanan dari metode ini adalah pada kegiatan melakukan (doing). Media dapat digunakan secara singkat atau sebentar-sebentar untuk mengajak siswa mulai dan berhenti. Dengan kata lain program media digunakan untuk mengarahkan siswa melakukan kegiatan langkah demi langkah. Penyajian bervariasi, mulai dari pembelajaran sederhana untuk kegiatan siswa seperti tugas pekerjaan rumah sampai pengarahan langkah demi langkah untk percobaan laboratorium yang



kompleks. Permainan merupakan metode pembelajaran yang sangat disukai khususnya bagi siswa sekolah menengah, memiliki nilai motivasional yang tinggi, melibatkan siswa lebih baik daripada metode pembelajaran yang lain.



6.



Pelaksanakan Latihan Dan Ulangan



Penyajian latihan adalah proses mekanis murni dan dapat dilakukan dengan sabar dan tak kenal lelah oleh media komunikasi, khususnya oleh media yang dikelola komputer. Laboratorium bahasa juga salah satu contoh media yang digunakan untuk pengulangan dan latihan. Dalam belajar keterampilan, apakah itu bersifat kognitif atau psikomotor. Pengulangan responsrespons dianggap sangat penting untuk kemajuan kecepatan dan tingkat kemahiran. Istilah “drill” digunakan untuk jenis respons yang lebih sederhana seperti menerjemahkan kata-kata asing. “Practice” biasanya berhubungan dengan kegiatan yang lebih kompleks yang membutuhkan koordinasi dari beberapa keterampilan dan biasanya merupakan penerapan pengetahuan, misalnya latihan olahraga tim atau individual, memecahkan berbagai bentuk masalah



7.



Menguatkan Belajar



Penguatan seringkali disamakan dengan motivasi, atau digolongkan dalam motivasi. Penguatan adalah kepuasan yang dihasilkan dari belajar, dimana cenderung meningkatkan kemungkinan siswa merespon dengan tingkah laku yang diharapkan, setelah diberikan stimulus. Penguatan paling efektif diberikan beberapa saat setelah respon diberikan. Karena itu harus terintegrasi dengan fungsi media yang membangkitkan respons siswa, seperti fungsi 3, 4, 5, 6, 8. Jenis penguatan yang umum digunakan adalah pengetahuan tentang hasil. Suatu program media bertanya kepada siswa kemudian siswa menyusun jawabannya atau memilih dari beberapa kemungkinan jawaban. Setelah siswa menentukan jawaban, ia sangat termotivasi untuk segera mengetahui jawabanyang benar. Jika jawaban benar dan ia tahu, ia dikuatkan, bahkan jika jawabannya salah, evaluasi dari jawabannya, menunjukkan seberapa dekat jawabannya mendekato kebenaran, juga dapat menguatkan. Media apapun yang dapat digunakan untuk menyajikan informasi juga mampu menyajikan pertanyaan dan merangsang siswa untuk menjawab. Media apapun yang mampu melakukan fungsi ini, ia juga mampu memberikan jawaban benar terhadap responsnya, sehingga memberikan latihan terhadap perilaku yang kompleks yang membutuhkan lingkungan khusus. Contoh yang sering ditemui adalah simulator mobil yang digunakan dalam latihan mengendara dan simulatair pesawat.



8.



Memberikan Pengalaman Simulasi



Simulator adalah alat untuk menciptakan lingkungan buatan yang secara realistis dapat merangsang siswa dan bereaksi, seperti pilot. Instruktur biasanya menjadi bagian dari sistem, memberikan penilaian segera dan menyelipkan kerusakan pada sistem untuk memberikan siswa latihan mengatasi masalah. Media komunikasi seringkali memegang peranan penting dalam simulasi, sejak siswa harus mengkomunikasikan informasi kepada mesin dan sebaliknya mesin menginformasikan pengguna tentang pencapaiannya. Simulator tidak terbatas pada sistem yang konkret dan “self-contained”, tetapi dapat diaplikasikan pada sistem yang lebih abstrak seperti ekonomi nasional dari negara kuno, anggaran belanja sistem sekolah atau fungsi bantuan kedutaan dalam negara Afrika. Program komputer dapat memungkinkan simulasi sistem yang kompleks, menerima masukan dari siswa, menghitung hasil dan menginformasikan kepada siswa melalui media komunikasi tentang perubahan yang dilakukan dalam sistem. Jenis lain dari simulasi adalah permainan, mensimulasikan sistem yang kompetitif dengan dua atau lebih siswa atau kelompok belajar berinteraksi satu sama lain. Karena sangat mirip dengan simulator yang dapat merefleksikan kenyataan, permainan dapat mengembangkan respon yang siap ditransfer ke dunia yang sebenarnya. Bermain peran (role playing) juga meruapakan bagian dari teknik simulasi yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan tentang hubungan antar manusia. Media, biasanya film, video digunakan untuk merekam suatu pertemuan antara siswa dan seseorang yang mensimulasikan kehidupan nyata seseorang, siswa dilatih berinteraksi dengannya. Menurut Ensychlopedy of Educational Research, nilai atau manfaat media komunikasi pendidikan adalah sebagai berikut: 1.



Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir sehingga mengurangi verbalitas.



2.



Memperbesar perhatian siswa.



3. Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar oleh karena itu pelajaran lebih mantap. 4.



Memberikan pengalaman yang nyata.



5.



Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.



6.



Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu perkembangan bahasa.



7.



Memberikan pengalaman yang tidak diperoleh dengan cara yang lain.



8.



Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara guru dan murid.



9. Media pendidikan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya secara realita dan teliti. 10. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar.



Manfaat media dari sumber lain yaitu: 1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3.



Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.



4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungankunjungan ke museum atau kebun binatang 5. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). 6. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik



C.JENIS-JENIS MEDIA KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN Media komunikasi memiliki beberapa jenis yang di bagi berdasarkan beberapa kriteria seperti berdasarkan fungsi, bentuk, dan jangkauannya. Berikut adalah pembagian kelompoknya akan di jelaskan sebagai berikut 1.Berdasarkan Fungsinya Jenis media komunikasi yang di kelompokkan atau di dasarkan kepada fungsinya diantaranya adalah sebagai berikut:



a.Fungsi Produksi Jenis media komunikasi ini dapat menghasilkan segala macam bentuk informasi seperti aplikasi pengolah kata pada komputer atau word processor. b.Fungsi Penyimpanan Informasi Jenis media komunikasi ini dapat di gunakan untuk menyebarkan dan dapat menyampaikan pesan kepada para komunikasn yang menjadi target seperti telephone, tax, handphone, dan yang lainnya. c. Fungsi Reproduksi Jenis media komunikasi ini dapat di gunakan untuk membuat dan juga menggandakan informasi seperti video tape dan audio tape recorder.



2.Berdasarkan Bentuknya Jenis media komunikasi ini di kelompokkan berdasarkan kepada bentuknya diantanaya a.Media Cetak Merupakan jenis media komunikasi yang berbentuk barang cetak yang di gunakan menjadi sarana informasi atau penyampaian pesan seperti brosur, surat kabar, dan yang lainnya. b.Media Audio Merupakan jenis media komunikasi yang berbentuk audio sebagai sarana komunikasi yang menggunakan indra pendengaranuntuk menerimanya seperti radio, dan lain-lain. c.Media Visual Merupakan jenis media komunikasi yang berbentuk vusial dengan penyampaian informasi menggunkan indra pengelihatan seperti televisi, gambar, dan lainnya. d.Media Audio Visual Merupakan jenis media komunikasi yang dapat di lihat dan dapat di dengar juga dalam penyampaian pesan informasinya menggunakan indra pengelihatan dan juga pendengaranseperti video, televisi, dan yang lainnya.



BAB 6 ISTILAH-ISTILAH DALAM KOMUNUKASI



1. Action Languange – (Indonesia : bahasa tindakan) semua gerakan tubuh yang tidak digunakan secara eksklusif untuk memberikan sinyal, salah satu dari tiga klasifikasi pesan-pesan non-verbal oleh Jurgen Ruesch. Misal : berjalan. 2. Adaptasi – menyesuaikan diri dengan lingkungan. 3. Aksiologi – salah satu paradigma, yang mewakili tiga pertanyaan filosofis yang berkaitan dengan penelitian, yaitu pertanyaan mengenai apa yang layak untuk diketahui. 4. Analisis Kultivasi – Teori yang memprediksikan dan menjelaskan formasi dan pembentukan jangka panjang dari persepsi, pemahaman, dan keyakinan mengenai dunia sebagai akibat dari konsumsi akan pesan-pesan media. 5. Audiens – khalayak umum dalam jumlah besar yang menerima dan mengelola informasi, tidak bisa dikenali satu persatu (anonim), bersifat pasif, umpan balik terbatas, tersebar luas dan heterogen. 6. Arbiter – (Inggris : arbitrary) hubungan antara lambang dan makna itu bersifat asal-asalan dan terbentuk karena kesepakatan atau konvensi penutur atau pemakainya. 7. Argot – bahasa khas sebuah kelompok atau sub-kultur, merujuk pada bahasa rahasia yang digunakan kelompok menyimpang. Misal : bahasa kaum gay. 8. Argumen Kausal – pernyataan sebab-akibat, termasuk arah dari kausalitas 9. Atribusi – proses internal dalam diri kita untuk memahami penyebab perilaku orang lain. 10. Bahasa - suatu sistem kode verbal. Separangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas (Deddy Mulyana, 2012) 11. Bahasa Non-Verbal – segala bentuk isyarat yang bukan kata-kata. 12. Bahasa Tubuh – (disamakan dengan : Komunikasi Nonverbal) bahasa yang berupa bentuk lambang nonverbal untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran. Misal : mengacungkan tangan. 13. Bahasa Verbal – menggunakan kata-kata untuk mempresentasikan berbagai aspek realitas individual kita. 14. Bias Komunikasi – kekuatan membentuk yang dimiliki oleh teknologi terhadap masyarakat. Media komunikasi memiliki bias yang terdapat di dalam diri mereka untuk mengendalikan aliran ide di dalam sebuah masyarakat (Harold Adams Innis, 1951) 15. Bidang Pengalaman – (Inggris : Field of Experience) bagaimana budaya dan pengalaman mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. 16. Budaya – sebuah komunitas makna dan sistem pengetahuan bersama.



17. Channel ¬– (Indonesia : saluran) medium untuk mengrimkan sinyal (tanda), jalan untuk berkomunikasi. Misal : udara. 18. Communication Skill – 1) kemampuan komunikasi dalam bentuk lisan dan tertulis. 2)kemampuan (umumnya manusia) untuk membantu diri seseorang dalam meningkatkan perannya sebagai anggota masyarakat, baik melalui hubungan antarmanusia, maupun kreativitas yang bisa dijadikan sebagai lapangan pekerjaan. 3) kemampuan mengeluarkan ekspresi secara penuh, kemampuan menyampaikan informasi secara mendetail. 19. Culture Shock – (Indonesia : gegar budaya) suatu bentuk ketidakmampuan menyesuaikan diri (Personality mal-adjustment) yang merupakan reaksi terhadap upaya sementara yang gagal untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan orang-orang baru (Lundstedt). 2) trauma umum yang dialami seseorang dalam suatu budaya baru dan berbeda karena ia harus belajar dan mengatasi begitu banyak nilai budaya dan pengharapan baru, sementara nilai budayanya yang lama tidak lagi sesuai (P.Harris dan R.Moran). 20. Daya Tarik – faktor menarik perhatian komunikator karena kesamaan, dikenal baik, disukai dan fisiknya. 21. Decoder – alat untuk menyandi balik atau menafsirkan pesan. misal : earphone. 22. Decoding – melakukan penyandian balik atau menafsirkan pesan. 1) pengirim memasukan atau mengungkapkan pesannya ke dalam kode atau lambang dalam bentuk kata-kata atau nonkata, misal raut wajah dan gerak tubuh (Agus M. Hardjana) .2) Penerima pesan berdasarkan pola pikiran dan pengalaman menerjemahkan dan menafsirkan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal menjadi gagasan yang dapat ia pahami. 23. Derived Credibility – kredibilitas yang diperoleh seseorang pada saat komunikasi berlangsung. Misalnya : tepuk tangan ketika pembicara membakar semangat audiens. 24. Destination – (Indonesia : tujuan) sasaran atau target pengiriman pesan. 25. Efek – 1) perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. 2) pengaruh atau perubahan yang diharapkan komunikator terjadi pada diri komunikan setelah mengolah informasi. 26. Emblems – isyarat yang berarti langsung yang dibuat oleh gerakan badan. Misal : mengangkat jari V sebagai kemenangan atau damai. 27. Emotional Appeal – cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan berusaha menggugah emosional khalayak. 28. Encoder – alat yang melakukan penyandian dan pengemasan pesan. Misal : mikrofon. 29. Encoding – melakukan penyandian, pengemasan atau menciptakan pesan. Sumber mengubah perasaan atau pikiran ke dalam seperangkat simbol verbal dan atau simbol nonverbal yang idealnya dapat dipahami oleh penerima pesan (Deddy Mulyana). 30. Entropi 31. Ekspresif – bersifat memperlihatkan emosi. 32. Epistemologi - teori tentang pengetahuan, asal-usul pengetahuan, tempat pengalaman dalam membangkitkan pengetahuan. (Simon Blackburn)



33. Etika – 1) nilai-nilai dan moral-moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. 2) persepsi akan benar atau salahnya suatu tindakan atau perilaku (West & Turner). 34. Etika Komunikasi – ilmu yang mempelajari tentang pemahaman dan kebijaksanaan mengenai apa yang baik dan buruk dalam melakukan interaksi antar manusia melalui lambang dan media tertentu. 35. Fear Appeal – metode penyusunan atau penyampaian pesan dengan menimbulkan rasa ketakukan kepada khalayak. 36. Feedback – (Indonesia : umpan balik) 1) apa saja yang diberikan oleh komunikan kepada komunikator sebagai bentuk balasan terhadap informasi yang diterima. 2) komunikasi yang diberikan pada sumber pesan oleh penerima pesan untuk menunjukan pemahaman makna (West & Turner). 37. Field of Experiences – (Indonesia : bidang pengalaman) bagaimana budaya dan pengalaman mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. 38. Gangguan – (Inggris : noise) setiap rangsangan yang tidak diinginkan oleh peserta komunikasi dan dapat mengganggu proses komunikasi. 2) distorsi di dalam saluran yang tidak disengaja oleh pengirim (West & Turner) 39. Gangguan Semantik – pengaruh linguistik dalam penerimaan pesan. Misal : perbedaan bahasa. 40. Gangguan Fisik (Eksternal) – gangguan atau pengaruh dari luar tubuh penerima. Misal : suara bising konser musik. 41. Gangguan Psikologis – gangguan atau pengaruh kognitif dalam penerimaan pesan. Misal : rasa takut. 42. Ganggaun Fisiologis – gangguan atau pengaruh biologis dalam penerimaan pesan. Misal : lelah dan lapar. 43. Gatekeeper – (Indonesia : penjaga gerbang) individu atau kelompok yang menerima pesan dari sumber media massa atau menyoroti objek orientasi dalam lingkungannya dan kemudian dengan informasi tersebut mengirim kembali informasi tersebut. Seperti penyaringan dan bisa disamakan dengan Opinion Leader. 44. Hermeneutika – metode untuk menginterpretasikan teks-teks, tetapi juga kesulurahn dunia sosial, historis dan psikologis. 45. Hierarki – prinsip pengaturan yang menunjukan urutan terutama tingkat sosial. 46. Hipotesis – prediksi yang dapat diuji mengenai hubungan antara konsep-konsep yang mengikuti prediksi umum yang dibuat oleh sebuah teori. 47. Homophily – bentuk kesamaan yang dimiliki oleh seorang komunikator dengan khalayaknya. 48. Humorious Appeal – teknik penyusunan pesan yang disertai dengan humor, sehingga dalam penerimaan pesan khalayak tidak merasa jenuh. 49. Information Source – menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkingkan. 50. Informatif – bersifat menerangkan atau memberitahukan.



51. Initial Credibility – kredibilitas yang diperoleh komunikator sebelum proses komunikasi berlangsung. 52. Intrepretasi – meletakan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna. 53. Irreversible – kita dapat lagi berada dalam posisi semula (baik dalam pengetahuan, pengalaman maupun sikap), sebelum suatu pesan menerpa kita. 54. Isomorphism – (Indonesia : isomorfisme) isomorfisme, merujuk pada upaya membuat makna terkoodinasikan antara pengirim dan khalayak. 55. Jurnalistik - seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku khalayak sesuaia dengan kehendak para jurnalisnya. (Kustadi Suhandang) 56. Kata – unit lambang terkecil dalam bahasa yang merepresentasikan objek nyata maupun ide dan gagasan yang astrak. 57. Kinesik – kode nonverbal yang ditunjukan oleh gerakan-gerakan badan. 58. Kode Etik – kumpulan asas atau nilai moral, umumnya profesi. 59. Kohesif – rasa kebersamaan dalam suatu kelompok 60. Komunikan – peserta komunikasi yang menerima pesan. 61. Komunikasi – 1) proses Sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (West & Turner,2007) 2) suatu proses di mana kita dapat memahami dan dipahami oleh orang ain (Anderson,1959) 3) proses dimana suatu ide dialihkan dai sumper kepada suau penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Mulyana, 2002). 4) proses menciptakan makna antara dua orang atau lebih (Tubbs & Moss). 62. Komunikasi Antarpribadi – (sering di sebut komunikasi tatap muka) komunikasi yang terjadi antara dua orang atau kelompok kecil, 1) Komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peseranya menangkap reaksi orang lain, baik secara verbal maupun non verbal (Mulyana), 2) Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dari beberapa umpan balik seketika (Devito, 1989). 63. Komunikasi Diadik – komunikasi tatap muka yang hanya melibat dua orang peserta komunikasi dan mempunyai hubungan dan jarak yang dekat. Misal : pembicaraan pasangan suami istri dan dua orang sahabat. 64. Komunikasi Ekspresif – komunikasi menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaanperasaan (emosi) kita. Misal : laki-laki yang menyatakan cinta dan ayah yang memarahi anaknya. 65. Komunikasi Formal – komunikasi yang terjadi didalam organisasi besar, melalui jalur garis perintah, berdasarkan struktur lembaga, oleh pelaku yang berkomunikasi yang berkaitan dengan kepentingan disan yang berlaku pada lembaga resmi pada umumnya (Agus M. Hardjana)



66. Komunikasi Interaksional – komunikasi yang menganggap komunikasi untuk saling mempengaruhi (mutual influence) dan dua arah, sebagai sebab-akibat atau aksi-reaksi. Komunikasi dipandang. 67. Komunikasi Instrumental – komunikasi dengan tujuan menginformasikan, mengajar, mendorong, menghibur dan mengubah sikap atau perilaku. 68. Komunikasi Intrapribadi – komunikasi dengan diri sendiri, misal : melamun, berpikir, bisa di samakan dengan encoding pada proses komunikasi. 69. Komunikasi Kelompok – komunikasi yang terjadi didalam sebuah kelompok, misal : kelompok belajar, atau rapat kepanitiaan. 70. Komunikasi Linier – proses dimana pesan diibaratkan mengalir dari sumber dengan melalui beberapa komponen menuju kepada komunikan, di sebut juga komunikasi tindakan satu arah (Sendjaja, 1994). 78. Komunikasi Lintas Budaya – komunikasi yang terjadi antara individu-individu yang datang dari latar belakang budaya yang berbeda. 79.



Komunikasi Massa – komunikasi yang terjadi dengan menggunakan media massa. Melibatkan banyak komunikator, komunikator menguasai topik pembicaraan, berlangsung melalui sistem bermedia dan tidak memungkinkan umpan balik dengan segera. misal : radio, televisi, dan surat kabar.



80.



Komunikasi Medio – komunikasi yang menggunakan teknologi dan berlangsung dalam kondisi khusus dan melibatkan peserta yang dapat di identifikasi. Misal : email, sms, telepon dan telegram.



81. Komunikasi Nonformal – komunikasi yang tidak dilakukan secara resmi seperti komunikasi formal. 82. Komunikasi Organisasi – komunikasi yang terjadi didalam konteks organisasi yang besar, bersifat formal, mengenal hirearki. 83. Komunikasi Publik – komunikasi yang terjadi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar khalayak, misal : pidato, ceramah, seminar. 84. Komunikasi Ritual – komunikasi yang dilakukan secara kolektif untuk kegiatan ritual. Misal : mengucapkan selamat ulang tahun atau sungkem kepada orang tua. 85. Komunikasi Sosial – komunikasi dipandang penting untuk membangun konsep-konsep diri kita dan aktualisasi diri. 86. Komunikasi Transaksional – komunikasi yang mengasumsikan kedua peserta komunikasi sebagai pengirim dan sekaligus penerima pesan, komunikasi dianggap sebagai suatu proses yang aktif dan dinamis.



87. Komunikasi Verbal – komunikasi dengan menggunakan kata-kata baik lisan ataupun tertulis. 88. Komunikasi Vertikal – komunikasi dengan hirearki atas ke bawah atau tinggi ke rendah, misal : perbincangan bos dan karyawan, rapat presiden dengan seluruh perdana menteri. 89. Komunikator – peserta komunikasi yang mengirimkan pesan. 99. Kompetensi – penguasaan yang dimiliki komunikator pada masalah yang dibahasnya. 100. Konteks Komunikasi – situasi atau semua faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi. Aspek fisik, aspek psikologis, aspek sosial dan aspek waktu. 101. Konselor – individu yang membantu individu dan kelompok lain. 102. Konsultasi – proses individu atau kelompok membantu individu dan kelompok lain dalam mengambil keputusan, menyelesaikan masalah dan pelaksanaan keputusan. 103. Kredibilitas – seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber shingga diterima atau diikuti oleh khalayak (penerima). 104. Law of Primacy – (Indonesia : hukum keprimaan) kesan menyeluruh yang diperoleh dari kesan pertama, yang biasanya berpengaruh kuat dan sulit digoyahkan. Misal : ketika perempuan pertama kali jatuh cinta, kemudian dikhianati, dia kemudian menanggap bahwa semua laki-laki itu bajingan. 105. Lingkungan – faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi proses komunikasi. 106.



Logika – Ilmu tentang penyimpulan.



107.



Logika Pesan – logika dalam merancang pesan, untuk menjelaskan bagaimana proses berpikir yang terjadi sehingga munculnya pesan (Barbara O’Keefe)



108.



Logika Retorik – pandangan bahwa sejumlah individu yang terlibat dalam percakapan secara bersama-sama akan menciptakan realitas sosial bagi mereka. Bagi mereka yang berkomunikasi denan kategori ini memiliki pandangan bahwa : komunikasi adalah proses pembentukan dan negosiasi situasi sosial dan diri sosial (Morissan, dari Barbara O’Keffe)



109. Makna Denotatif – makna konseptual, makna biasa, atau umum. 110. Makna Konotatif – makna personal dan sosial, dimana pengertian pribadi dan sosial tercakup. 111. Media – alat atau saluran yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.



112. Media Massa – saluran-saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan massa. 113



Message – (Indonesia : Pesan) informasi berupa lambang atau simbol yang di kirim secara sengaja oleh pengirim pesan kepada penerima pesan.



114. Misscommunication – kesalahpahaman dan hambatan komunikasi yang dapat disebabkan oleh banyak hal. 115. Model – representasi sederhana dari proses komunikasi. Representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. 116. Model Komunikasi Linear – pandangan satu arah mengenai komunikasi yang berasumsi bahwa pesan dikirimkan oleh suatu sumber melalui penerima melalui saluran. 117. Motivational Appeal – teknik penyusunan pesan yang dibuat bukan karena janji-janji tetapi disusun untuk menumbuhkan internal psikologis khalayak sehingga mengikuti pesanpesan itu. Misalnya tema nasionalisme atau gerakan memakai produk dalam negeri. 118. Narasumber - orang yg memberi (mengetahui secara jelas atau menjadi sumber) informasi. 119. Nonpersuasif – tidak bersifat membujuk atau merayu. 120. Nonpurposif – pesan tidak bertujuan. 121. Orientasi Percakapan – skema hubungan keluarga yang mencangkup jenis orientasi tertentu dalam berkomunikasi, keluarga dengan skema percakap tinggi sering ngobrol, keluarga dengan skema percakapan rendah cenderung individualistis. 122. Over Disclose – sikap terlalu banyak mengungkapkan sesuatu, sehingga hal-hal yang seharusnya disembunyikan juga diutarakan. 123. Paradigmatik – kajian yang melihat bagaimana sebuah anda membedakan antara satu manusia dengan yang lain atau sebah tanda bisa saja dimaknai berbeda oleh masing-masing orang sesuai dengan latar belakang budayanya. 124. Pengaruh Sosiobudaya – pengaruh yang menyangkut proses penataan sosial (social ordering process) dalam penyandian dan penyandian balik pesan dalam model komunikasi Gudykunst dan Kim. 125. Penghargaan Diri – suatu orientasi positif yang dimiliki orang terhadap dirinya sendiri. 126. Percakapan – pembicaraan secara lisan dimana mereka saling mengungkapkan dan menanggapi perasaan dan gagasan. 127. Persepsi – proses pemberian makna kepada stimuli, misal : mencium wangi-wangian kemudian anda menebaknya sebagai parfum.



128. Persuasif – bersifat membujuk atau merayu dengan tujuan mengubah sikap dan perilaku. 129. Pesan – (Inggris : Message) informasi berupa lambang atau simbol yang di kirim secara sengaja oleh pengirim pesan kepada penerima pesan. 130. Peserta Komunikasi – setiap individu yang mengirim dan menerima pesan, mereka yang berpatisipasi didalam proses komunikasi. 131. Prasangka – (Inggris : Prejudice) suatu kekeliruan persepsi terhadap orang yang berbeda. Sikap yang tidak adil terhadap seseorang atau suatu kelompok (Deddy Mulyana). 132. Public Speaking – (disamakan dengan komunikasi publik) berbicara didepan publik, pembicara dengan sejumlah besar orang. 133. Psikologi – ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik gejala, proses maupun latar belakangnya. 134. Psikologi Komunikasi – (di samakan dengan Sosio-psikologi) ilmu yang mempelajari tentang bagaimana manusia berinteraksi dan berkomunikasi dari sudut pandang psikologi. 135. Reciever – (Indonesia : penerima) setiap peserta komunikasi yang dapat menerima dan mengolah pesan. 136. Reintegrasi – bentuk penolakan atas budaya baru (Adler). 137. Retorika – (Inggris : Rhetoric) kemampuan komunikasi seseorang di depan umum. komunikasi yang terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraanya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka (persuasif). Di samakan dengan public speaking dan komunikasi publik. 138. Reward Appeal – cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan menawarkan janjijanji kepada khalayak. 139. Saluran – (Inggris : Channel) medium untuk mengrimkan sinyal (tanda), jalan untuk berkomunikasi. Misal : udara. 140. Self Acceptance – menerima segala sesuatu dan kondisi sebagai suatu kenyataan. 141. Self Actualization – proses mengembangkan dirinya dengan segala potensi yang ia punya. 142. Self Awareness – proses menyadari diri tentang siapakah aku, di mana aku berada dan bagaimana orang lain memang diriku (Cangara). 143. Self Fulfiling Prophecy – ramalan yang menjadi kenyataan karena, sadar atau tidak, kita percaya dan mengatakan bahwa ramalan itu akan menjadi kenyataan.



144. Semantik – salah satu varian tradisi semiotika yang merujuk pada bagaimana hubungan antara tanda dengan objeknya atau tentang keberadaan dari tanda itu sendiri. (Syaiful Rohim, 2011) 145.



Semiotika – ilmu yang mempelajari tentang konsep dan lingkup studi teori tanda, makna linguistik dan visual, teks, konteks dan intertekstual.



145. Sender – (Indonesia : pengirim) asal atau sumber pesan. 147. Sensasi – proses menangkap stimuli atau rangsangan oleh tubuh dan indrawi. 148. Silogisme – (disamakan dengan berpikir deduktif) mengambil kesimpulan dari dua pernyataan. Misal : semua manusia suatu saat akan mati. socrates adalah seorang manusia. maka, suatu saat socrates akan mati. 149. Simbol – label arbiter yang diberikan pada sebuah fenomena (West & Turner). 150. Simbol Abstrak – simbol yang merepresentasikan sebuah ide atau pemikiran. 151. Simbol Konkret – simbol yang merepresentasikan sebuah objek. Misal : kursi & topi. 152. Sinkroni Interaksi – suatu pola saling bergantian yang terkoordinasi, bahwa perilaku individu mempengaruhi dan dipengaruhi perilaku individu lain yang menghasilkan polapola tertentu yang teratur. 153. Sintagmatik – kajian tentang hubungan antar tanda, di mana tanda hampir tidak dapat berdiri sendiri. 154. Sistem Eksternal – unsur-unsur dakam lingkungan di luar individu. Misal : isyarat fisik, cahaya dan penataan ruang. 156. Sistem Internal – sistem dasar yang beroperasi dalam transaksi komunikasi atau seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika berpatisipasi dalam komunikasi. Misal : pola pikir, sikap dan pengalaman 157. Sistem Komunikasi Indonesia – sekolompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan dan menuangkan ide, gagasan, simbol, dan lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan melah pesan itu menjadi sumber informasi di Indonesia (Nurudin). 158. Sosial – suatu konsep bahwa manusia dan interaksi adalah bagian dari proses komunikasi. 159. Source – (Indonesia : Sumber) – asal atau pengirim pesan.



160. Surat Kabar - suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. 161. Speaker – (Indonesia : Pembicara) siapapun yang berbicara didepan khalayak umum. 162. Spekulatif – bersifat menduga-duga, menebak. 163. Stereotipe – persepsi atau kepercayaan yang kita anut mengenai kelompok-kelompok atau individu-individu berdasarkan pendapat dan sikap yang lebih dulu terbentuk. Misal : ketika kita bertemu orang Surabaya yang kasar, kita akan menganggap bahwa orang-orang Surabaya itu kasar-kasar juga. 164. Stereotyping – menggenaralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi mengenai mereka berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok. 165. Stimulus – sering juga di sebut stimulai, rangsangan (atau apa saja) yang dapat ditangkap oleh tubuh dan indrawi organisme, misal : cahaya, suara, dan panas. 166. Stranger – (Indonesia : orang asing) orang yang tidak kita kenali, bisa berasal dari kebudayaan yang berbeda. 167. Strategi Interaktif – salah satu cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan informasi mengenai diri orang lain, yaitu dengan mengandalkan komunikasi secara langsung dengan orang lain tersebut. Strategi lainnya adalah strategi aktif dan strategi pasif (dalam strategi mengurahi ketidakpastian/Uncertainty Reduction Theory) 168. Strategi Persuasi – salah satu cara untuk mengubah sikap atau penilaian seseorang. 169. Sumber – (Inggris : Source) asal atau pengirim pesan.



170. Tanda – lambang atau simbol yang menggantikan kata-kata. 171. Teori – sebuah sistem yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena. 172. Terminal Credibility – kredibilitas yang diperoleh seorang komunikator setelah pendengar atau pembaca mengikuti ulasannya. 178. Transmisi Informasi – menerima dan mengirim (bertukar) informasi. Fungsi bahasa menurut Larry L. Barker.



179. Transmitter – pengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Misal : mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-kata yang terucapkan). 180. Umpan Balik - 1) apa saja yang diberikan oleh komunikan kepada komunikator sebagai bentuk balasan terhadap informasi yang diterima. 2) komunikasi yang diberikan pada sumber pesan oleh penerima pesan untuk menunjukan pemahaman makna (West & Turner). 181. Umpan Balik Negatif – umpan balik yang menunjukan bahwa penerima pesan tidak dapat mengerti pesannya dengan baik. 182. Umpan Balik Positif - umpan balik yang menunjukan bahwa penerima pesan dapat mengerti pesannya dengan baik. 183. Under Disclose ¬– sikap terlalu menyembunyikan sesuatu yang seharusnya dikemukakan. 184. Vokalika – (disamakan dengan parabahasa) merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami. Misal : intronasi, dialek, dan kualitas vokal. 185. Wartawan - seorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/ dimuat di media massa secara teratur. 186. Wawancara – bentuk komunikasi lisan yang seringkali di lakukan oleh wartawan untuk menggali informasi tertentu dengan tujuan tertentu pula.