Perilaku Organisasi Kesehatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPEMIMPINAN STRATEGIS DAN BERFIKIR SISTEM “PERILAKU ORGANISASI KESEHATAN”



Dosen Pengampu : Christiana Tuty Ernawati, S.K.M., M.Kes KELOMPOK 1 IKM A2 : 1.



Agustina Y Wakum



1411219002



2.



Putri Indah Nandini



1911211004



3.



Putri Salsabila



1911211006



4.



Tasya Zahrah Salsabiila



1911211014



5.



Dea Anggraini



1911211036



6.



Nadhifah Salsabila



1911212006



7.



Andini Febrian



1911212012



8.



Coralia Amorolla Dante



1911212014



9.



Dhea Rahmadani



1911212018



10.



Annisa Alifha Putri



1911212020



11.



Michelle Angela



1911212032



12.



Reta Prima Taiwa



1911212036



13.



Mishbah Aufa



1911212042



14.



Mutiara Sakhinah



1911213024



15.



Ghina Azaria Saldha



1911213028



16.



Shah Nazia Ulmi



1911219002



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita bersama, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Salawat beserta salam kita junjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW. Terimakasih kepada rekan-rekan yang sudah bekerjasama dalam pembuatan makalah mata kuliah Kepemimpinan dan Berpikir Sistem Kesehatan Masyarakat, yang berjudul Perilaku Organisasi Kesehatan. Makalah ini dibuat sebagai dasar penilaian dari ibu Christiana Tuty Ernawati, S.K.M., M.Kes. terhadap kelompok 1. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini baik dari segi isi materi, penulisan-penulisan kalimat yang tidak tepat, referensi yang kurang, dan sebagainya. Untuk itu, sumbangan kritik dan saran yang membangun penulis harapkan agar adanya perubahan terhadap penulisan makalah ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang.



Padang, 18 Oktober 2020



Tim Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI........................................................................................................... ii BAB I .......................................................................................................................1 PENDAHULUAN ...................................................................................................1 1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................1 1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................1 BAB II......................................................................................................................3 PEMBAHASAN ......................................................................................................3 2.1 Pengertian Perilaku Organisasi Kesehatan .....................................................3 2.2 Tujuan Perilaku Organisasi Kesehatan...........................................................4 2.3 Manfaat Perilaku Organisasi Kesehatan.........................................................5 2.4 Teori Dalam Organisasi..................................................................................9 2.5 Karakteristik Perilaku Organisasi...................................................................9 2.6 Ruang Lingkup Perilaku Organisasi.............................................................10 2.7 Tantangan Perilaku Organisasi Bagi Manajemen Pelayanan Kesehatan .....11 2.8 Pentingnya Mengetahui Perilaku Organisasi ...............................................12 BAB III ..................................................................................................................14 PENUTUP..............................................................................................................14 3.1 Kesimpulan...................................................................................................14 3.2 Saran .............................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................16



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan bagian fundamental keberadaan kita yang meliputi dan meresapi seluruh aspek kehidupan sekarang ini. Hampir semua orang menjadi anggota berbagai organisasi dan akan tanpa ragu-ragu saling bergabung dan bekerjasama di dalamnya. Perilaku organisasi menurut Larry L. Cummings ialah suatu cara berpikir, suatu cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata hasil-hasil penemuan berikut tindakan-tindakan pemecahan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu perilaku organisasi kesehatan? 2. Apa saja tujuan perilaku organisasi kesehatan? 3. Apa saja manfaat perilaku organisasi kesehatan? 4. Apa saja teori dalam organisasi? 5. Apa saja karakteristik perilaku organisasi? 6. Apa saja ruang lingkup perilaku organisasi? 7. Apa saja tantangan perilaku organisasi bagi manajemen pelayanan kesehatan? 8. Bagaimana pentingnya mengetahui perilaku organisasi? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Agar pembaca mengetahui pengertian perilaku organisasi kesehatan. 2. Agar pembaca mengetahui tujuan perilaku organisasi kesehatan. 3. Agar pembaca mengetahui manfaat perilaku organisasi kesehatan. 4. Agar pembaca mengetahui teori dalam organisasi. 5. Agar pembaca mengetahui karakteristik perilaku organisasi. 6. Agar pembaca mengetahui ruang lingkup perilaku organisasi. 7. Agar pembaca mengetahui tantangan perilaku organisasi bagi manajemen pelayanan kesehatan.



1



8. Agar pembaca mengetahui pentingnya mengetahui perilaku organisasi.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Perilaku Organisasi Kesehatan Istilah perilaku organisasi merupakan terjemahan dari organizational behavior. Menurut Thoha, Perilaku organisasi merupakan suatu studi yang menyangkut aspek- aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Perilaku organisasi meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia, serta aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap aspek organisasi. Sedangkan menurut Fred Luthans,



perilaku



organisasi



merupakan



pemahaman,



prediksi,



dan



manajemen perilaku manusia dalam organisasi. Tujuan praktis dari penelaahan dari studi ini adalah untuk mendeterminasi bagaimana perilaku manusia mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Perilaku Organisasi adalah studi mengenai tindakan dan sikap orangorang dalam organisasi yang dilakukan secara sistematik. Robbin dan Judge (2011) mendefinisikan perilaku organisasi sebagai sutdi yang mempelajari dampak dari perilaku individu, kelompok, dan struktur terhadap organisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Atau Perilaku organisasi (OB) didefinisikan sebagai bidang studi yang menyelidiki dampak individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi, untuk tujuan menerapkan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Dari definisi tersebut ada dua hal penting yang dipelajari dalam Perilaku Organisasi, yaitu: 1. Secara sistematik Pengertian secara sistematik menunjukkan bahwa dalam menjelaskan satu fenomena atau perilaku dalam organisasi tidak dilakukan dengan intuisi atau naluri, namun dengan menggunakan bukti-bukti empiris dan ilmiah. Penjelasan fenomena dilakukan dalam kondisi yang terkontrol, serta diukur dan diinterpretasikan secara secara ketat. 2. Tindakan dan sikap Meskipun perilaku organisasi mempelajari tindakan (atau perilaku) dan sikap, namun tidak semua jenis tindakan dan sikap



3



dibahas. Umumnya menurut Robbins (2003) ada tiga jenis perilaku yang menjadi fokus utama yaitu perilaku produktif, absensi, keluar-masuk organisasi (turn over), dan karakter positif (disebut organizational citizenship). Sedangkan sikap meliputi kepuasan kerja (job satisfaction) yang berhubungan dengan peningkatan produktivitas, pengurangan absensi dan turn-over, serta pemenuhan karyawan akan tantangan, penghargaan dan kepuasan. 3. Organisasi Perilaku organisasi mempelajari perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan yang terjadi dalam sebuah organisasi yang berbedabeda. Organisasi tersebut bisa berbentuk perusahaan manufaktur atau jasa, sekolah, rumah sakit, rumah ibadah, pangkalan militer, organisasi amal, dan kantor pemerintahan baik lokal maupun pusat. 2.2 Tujuan Perilaku Organisasi Kesehatan Menurut Robbins (2013) terdapat tiga tujuan mempelajari Perilaku Organisasi, yaitu: 1. Menjelaskan mengapa individu atau kelompok berbuat sesuatu. Tujuan ini merupakan yang paling penting bagi pimpinan kelompok/organisasi di antara tujuan lain, karena menjelaskan fakta yang sudah terjadi. Misalnya, mengapa sejumlah karyawan mengundurkan diri? Sebagai manajer perusahaan, tentu ia harus mendapatkan penjelasan alasannya agar dapat dilakukan pencegahan berikutnya. Tujuan ini disebut dengan explanation goal. 2. Memprediksi apa yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan dalam organisasi, sehingga tujuan ini berfokus pada kondisi masa depan. Misalnya manajer SDM rumah sakit akan mengganti sistem absensi karyawan dengan mesin pemindai jari (finger print), maka ia harus memprediksi respon atau perilaku karyawan yang akan timbul. Setiap anggota akan merespon perubahan yang terjadi dalam organisasi. Disiplin ilmu Perilaku Organisasi akan membantu manajemen dalam menentukan perubahan yang menimbulkan respon negatif sekecil mungkin. Tujuan ini disebut dengan prediction goal.



3. Mengontrol perilaku anggota organisasi. Tujuan ini bersifat kontroversial terutama pada masyarakat yang berbudaya demokratis tinggi yang menjunjung



tinggi



kebebasan



individual.



Beberapa



perusahaan



menerapkan teknologi (misal: CCTV) yang secara tidak langsung mengontrol perilaku karyawannya. Tujuan ini disebut dengan control goals. 2.3 Manfaat Perilaku Organisasi Kesehatan Pada organisasi secara umum, menurut Robbins (2003) studi perilaku organisasi memberikan manfaat bagi manajer antara lain: 1. Meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja 2. Meningkatkan keterampilan 3. Mengelola keberagaman pekerja 4. Menanggapi masalah globalisasi 5. Memberdayakan karyawan 6. Merangsang inovasi dan perubahan 7. Membantu masalah keseimbangan kerja dan rumah tangga 8. Mempertahankan loyalitas karyawan 9. Meningkatkan perilaku yang etis Sementara fokus kajian perilaku organisasi pada pelayanan kesehatan di Indonesia dari beberapa artikel penelitian terpilih, telah banyak dilakukan dengan topik yang bervariasi mulai dari kinerja, motivasi, kepuasan, quality work life, komitmen organisasi dan turn over karyawan, sehingga manfaat studi perilaku organisasi pada bidang kesehatan antara lain memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Meningkatkan Prestasi Kerja/Kinerja Tenaga Kesehatan dan NonKesehatan Era kompetisi menuntut Rumah Sakit untuk meningkatkan pelayanan melalui prestasi kerja karyawan baik medis maupun non-medis. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling sering dikaji dalam pemberian pelayanan di rumah sakit. Sebuah penelitian di RS Umum



menunjukkan prestasi kerja perawat dipengaruhi oleh pelatihan dan karakteristik dari pekerjaan, dan terdapat perbedaan prestasi sebelum dan sesudah diberikan pelatihan (Lumbanraja & Nizma, 2010). Kinerja perawat juga berhubungan dengan persepsi gaya kepemimpinan, dengan gaya kepemimpinan otoriter merupakan gaya yang paling berpengaruh (Rohayani, 2007), serta motivasi internal dan eksternal (Badi’ah dkk, 2008). Kajian kinerja juga dilakukan pada tenaga kesehatan lain seperti staff promosi kesehatan, yang menunjukkan terdapat pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan, pengetahuan, keterampilan, dan kepemimpinan (Yuniarti, Shaluhiyah & Widjanarko, 2012). Pada petugas gizi, kinerja karyawan berhubungan dengan kepemimpinan, pendidikan terakhir, pelatihan, dan motivasi (Purwanti dan Ayubi, 2008). Sementara pada bidan,



kinerja



dipengaruhi



oleh



pengetahuan,



keterampilan,



kepemimpinan, dan motivasi (Yulianti, 2012). Kajian kinerja karyawan juga dilakukan untuk staff kesehatan dan non-kesehatan baik di kantor administrasi kesehatan maupun Rumah sakit. Sebuah penelitian terhadap pegawai dinas kesehatan di kota Depok menunjukkan kinerja staff dipengaruhi oleh kepemimpinan, kompensasi, dan kompetensi. Namun kontribusinya tidak mencapai 50%, sehingga perlu dicari faktor penyebab lain (Widyamini & Hakim, 2008). Sementara kinerja pegawai rumah sakit dipengaruhi oleh motivasi kerja, disiplin kerja, dan budaya organisasi (Widiati, 2012), serta kompetensi, kompensasi, dan kepemimpinan (Posuma, 2013), modal sosial dan budaya organisasi (Edy, Mapua, & Edy, 2013). 2. Meningkatkan Motivasi Kerja Tenaga Kesehatan Kajian terhadap motivasi kerja pada tenaga kesehatan telah banyak dilakukan, salah satunya adalah dokter. Menggunakan teori motivasi Herzberg, Chotimah dan Kusnanto (2011) mengkaji faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pada dokter keluarga di sebuah pelayanan kesehatan milik perusahaan asuransi. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara faktor hygiene dengan motivasi kerja. Hasil analisis



kualtitatif menunjukkan adanya persepsi dokter terhadap ketidakadilan kompensasi gaji/upah, dan ketidakpuasan akan sarana prasarana. Kajian motivasi tenaga kesehatan juga ditujukan untuk mengetahui tingkat retensi saat penempatan di Puskesmas terpencil di Indonesia. Penelitian yang dilakukan Herman dan Hasanbasri (2008) menunjukkan tingkat retensi tenaga kesehatan sangat kecil untuk tinggal dan bekerja di puskesmas terpencil. Salah satu alasannya adalah kecilnya penghasilan yang diterima, faktor georgrafis, pengembangan karir, dan penghargaan yang tidak jelas. 3. Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan Kepuasan kerja merupakan topik perilaku organisasi yang cukup banyak dilakukan pengkajian di bidang kesehatan. Kepuasan kerja mempengaruhi kinerja karyawan pelayanan kesehatan dalam bentuk rendahnya tingkat absensi dan tingkat keterlambatan. Penelitian oleh Aini, Meiyanto, dan Meliala (2004) menunjukkan kepuasan kerja secara tidak langsung dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang partisipatif. Kepemimpinan partisipatif meningkatkan komitmen karyawan yang berujung pada kepuasan kerja yang tinggi. Sementara menurut Ilma, Hamzah



&



Amirudin



(2012)



kepuasan



kerja



tenaga



kesehatan



berhubungan dengan lingkungan kerja yang nyaman. Sedangkan menurut Lusiati & Supriyanto (2013) kepuasan kerja perawat dipengaruhi oleh desain atau rekayasa pekerjaan. Sistem pembayaran pasien dengan cara kapitasi kepada Puskesmas (saat ini diterapkan dalam JKN) ternyata berpengaruh kepada kepuasan tenaga kesehatan khususnya dokter. Wintera dan Hendrartini (2005) melakukan kajian kepuasan dokter terhadap sistem pembayaran kapitasi peserta wajib Askes di sebuah Puskesmas menunjukkan ketidakpuasan pada dokter. Tingkat kepuasan berhubungan dengan jumlah peserta dan masa kerja dokter. Sedangkan ketidakpuasan berdasarkan analisa kualitatif disebabkan oleh besaran kapitasi yang dianggap kecil, keterlambatan pembayaran, dan kesulitan klaim rawat inap. 4. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Kerja (Quality Worklife) Tenaga



Kesehatan Kualitas kehidupan kerja yang baik akan menciptakan sumber daya manusia yang produktif, berkualitas, berkomitmen, dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaan. Organisasi pelayanan kesehatan dituntuk menciptakan kualitas kehidupan kerja yang baik. Salah satu penelitian terhadap bidan di seluruh Puskesmas kota Tasikmalaya menunjukkan hanya 8 dari 14 puskesmas yang menunjukkan kualitas hidup kerja yang baik. Kualitas hidup ini mempengaruhi kinerja karyawan, dan berdasarkan penelitian aspek kompensasi yang seimbang, keselamatan lingkungan kerja, dan rasa bangga terhadap institusi merupakan faktor yang berpengaruh signifikan (Ayuningtyas, Suherman & Ryastuti, 2008). 5. Meningkatkan Komitmen Karyawan/Tenaga Kesehatan Salah satu kajian tentang komitmen kerja adalah studi tentang keterlekatan/kedekatan dokter atau physician engagement oleh Tjung, Meliala, dan Trisnantoro (2012). Hasil penelitian pada dokter spesialis di sebuah RS swasta di Tangerang menunjukkan physician engangement dipengaruhi oleh persepsi terhadap dukungan RS meliputi fasilitas dan staf pendukung, visi misi RS, dan peluang karir. Ternyata sistem remunerasi dan pola kemitraan tidak berpengaruh terhadap keterlekatan dokter spesialis. Studi komitmen juga dilakukan terhadap perawat oleh Asmaningrum, Keliat, dan Hastono (2011), yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan penerapan spiritual leadership terhadap komitmen perawat. 6. Menekan Tingkat Turn Over Tenaga Kesehatan Permasalahan



yang



sering



dikeluhkan



manajer



pelayanan



kesehatan adalah tingkat turn over yang tinggi pada tenaga kesehatan khususnya perawat. Faktor pekerjaan (afiliasi pekerjaa) berpengaruh signifikan terhadap tingkat turn over perawat (Lusiati & Supriyanto, 2013).



2.4 Teori Dalam Organisasi Pandangan klasik tentang organisasi: 1. Max Weber: mengemukakan pandangannya tentang birokrasi. Weber membedakan kelompok kerja sama dengan organisasi kemasyarakatan. Kelompok kerja sama adalah tata hubungan sosial yang dibatasi oleh aturan-aturan. Aturan tersebut dimaksudkan dapat memaksa seseorang untuk melakukan kerja sama secara kontinyu dalam organisasi. 2. Chester Barnard: menfokuskan pandangannya pada orang-orang sebagai anggota organisasi. Organisasi adalah sistem kegiatan yang terkoordinir secara sadar, atau kekuatan dari dua orang atau lebih. 3. Richard Scott: organisasi sebagai kolektivitas. Organisasi diciptakan sebagai suatu kolektivitas yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan khusus dan didasarkan pada asas kelangsungan. 4. Blake dan Mounton: organisasi memiliki tujuan, mempunyai struktur, mempunyai cara memberi kecakaan anggota, didalamnya terdapat proses interaksi hubungan kerja, mempunyai pola kebudayaan sebagai dasar cara hidup, dan mempunyai hasil-hasil yang ingin dicapainya. 2.5 Karakteristik Perilaku Organisasi Dalam



mempelajari



perilaku



organisasi,



dipusatkan



dalam



tiga



karakteristik yaitu: 1. Perilaku Fokus dari perilaku organisasi adalah perilaku individu dalam organisasi, sehingga untuk memahami perilaku organisasi maka terlebih dulu harus dipahami perilaku berbagai individu di dalam organisasi. 2. Struktur Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana pekerjaan-pekerjaan dalam organisai dirancang, bagaimana pekerjaan itu diatur dalam bagan organisasi. Struktur organisasi berpengaruh besar terhadap perilaku individu atau orang-orang dalam organisasi serta efektivitas dari organisasi tersebut. 3. Proses



Proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses organisasi antara lain meliputi komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan kekuasaan. Salah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi yang efektif adalah agar berbagai proses organisasi tersebut dapat dilakukan dengan efisien dan efektif. 2.6 Ruang Lingkup Perilaku Organisasi McShane and Glinow (2008), menyatakan bahwa dalam mempelajari perilaku organisasi perhatian dipusatkan pada tiga karakteristik yaitu; perilaku, struktur dan proses. 1. Perilaku Karakteristik pertama dalam mempelajari perilaku organisasi adalah perilaku. Fokus dari perilaku keorganisasian adalah perilaku individu



dalam



organisasi.



Untuk



dapat



memahami



perilaku



keorganisasian maka harus mampu memahami perilaku berbagai individu dalam organisasi. Tujuan pertama dari mempelajari perilaku keorganisasian adalah untuk dapat memahami dan menjelaskan kejadian-kejadian yang terjadi dalam organisasi. Dengan demikian kita dapat mengembangkan cara berpikir tentang



kejadian-kejadian



didalam



lingkungan



organisasi.



Memahami perilaku yang terjadi didalam organisasi saja belum cukup, karena harus meramalkan kejadian-kejadian tersebut. Setelah memahami perilaku-perilaku yang terjadi dalam organisasi, maka tujuan kedua mempelajari perilaku organisasi adalah, kita harus mampu untuk meramalkan dan menjelaskan kejadian- kejadian yang terjadi dalam organisasi. Jika kita menjumpai pola kejadian yang berulangulang dalam organisasi, kita tentu ingin mengidentifikasi kekuatankekuatan dan faktor-faktor kelemahan yang menyebabkan faktor tertentu terjadi. Hal ini penting karena dengan demikian kita akan dapat meramalkan apa yang akan terjadi dikemudian hari jika kondisi yang sama muncul, sehingga membuat lingkungan kita menjadi lebih stabil.



Selanjutnya tujuan ketiga yang paling penting dalam mempelajari perilaku organisasi adalah mengendalikan perilaku-perilaku dalam organisasi. Jika manajer/pimpinan organisasi dapat memahami dan menjelaskan secara seksama perilaku-perilaku yang terjadi dalam organisasi, maka dia akan dapat menciptakan situasi yang menghasilkan perilaku-perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku-perilaku yang tidak diinginkan. Kemampuan kita untuk mengendalikan moral dan perilaku dalam organisasi menjadi isu penting sekarang ini. 2. Struktur Karakteristik



yang



kedua



dalam



mempelajari



perilaku



keorganisasian adalah struktur dari organisasi dan kelompok. Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi dirancang, bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu diatur dalam organisasi. Struktur organisasi berpengaruh besar terhadap perilaku organisasi atau orang-orang dalam organisasi serta efektivitas dari organisasi tersebut. 3. Proses Karakteristik yang ketiga dari perilaku keorganisasian adalah proses organisasi. Proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses organisasi antara lain meliputi komunikasi,



kepemimpinan,



proses



pengambilan



keputusan



dan



kekuasaan. Salah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi yang efektif adalah agar berbagai proses tersebut dapat dilakukan dengan efisien dan efektif. 2.7 Tantangan Perilaku Organisasi Bagi Manajemen Pelayanan Kesehatan Perkembangan organisasi secara umum



pada dewasa ini telah



mengubah perilaku orang-orang yang terlibat dalam organisasi seperti karyawan, pelanggan, mitra kerja, hingga pemilik perusahaan, tidak terkecuali pada organisasi pelayanan kesehatan. Perkembangan teknologi melahirkan generasi milenial kelahiran tahun 1900an yang hampir segala tindakannya tergantung pada media sosial.



Populasi wanita dalam lingkungan pekerjaan terus meningkat dari tahun ke tahun. Kompetisi yang terjadi secara global dan keberagaman budaya serta karakter pekerja kesehatan juga menjadi salah satu tantangan bagi pelayanan kesehatan pada masa yang akan datang. Kesemua ini membutuhkan kajian yang mendalam pada perilaku organisasi di bidang kesehatan. 2.8 Pentingnya Mengetahui Perilaku Organisasi Seperti telah disebutkan sebelumnya, organisasi adalah bentuk lembaga yang dominan bagi masyarakat modern kita, (Reksohadiprodjo dan Handoko, 2000). Organisasi merupakan bagian fundamental keberadaan kita yang meliputi dan meresapi seluruh aspek kehidupan sekarang ini. Hampir semua orang menjadi anggota berbagai organisasi dan akan tanpa ragu-ragu saling bergabung dan bekerja bersama didalamnya. Memang benar bahwa kita semua mempunyai gagasan umum tentang bagaimana organisasi berfungsi, tetapi hanya dengan mempelajarinya kita dapat memperoleh perspektif atau pandangan yang diperlukan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman kita mengenai cara-cara organisasi beroperasi. Cormin dan Edelfelt dalam Reksohadiprodjo dan Handoko (2000) menyatakan setiap orang diantara kita mempunyai berbagai gagasan tentang bagaimana organisasi-organisasi beroperasi berdasarkan pada “pengetahuan jalanan” dari pengalaman-pengalaman pribadi. Kita pernah menukarkan cek disuatu bank, atau memesan tempat disuatu hotel, atau berobat kerumah sakit. Bila kita dihadapkan pada bermacam-macam masalah tersebut, maka kita dipaksa untuk mengunakan “teori” tentang bagaimana organisasi beroperasi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan tertentu. Jadi, apakah teori- teori organisasi beguna atau tidak, tetapi kita telah menggunakannya setiap hari. Pertanyaannya adalah apakah kita dapat mengembangkan teori-teori kita dengan mempelajari dan memikirkan organisasi. Atas dasar uraian tersebut, ada beberapa alasan untuk mempelajari organisasi secara formal: 1. Organisasi adalah suatu bagian dasar keberadaan kita, yang mencakup seluruh aspek masyarakat sekarang. Kompleksitas kehidupan modern



membuat kita semua tergantung pada berbagai organisasi. Tidak menjadi persoalan dari mana kita memandang organisasi, kita adalah objek dan subjek pengaruhnya. Ini berarti merupakan justifikasi usaha kita untuk mempelajari organisasi. 2. Dengan mempelajari organisasi kita akan dapat secara lebih baik mengembangkan



pemahaman



kita



terhadap



bagaimana



organisasi



beroperasi dan banyak cara dengan mana organisasi dapat dirancang atau disusun. Pengetahuan tentang hal ini, tentu saja, sangat diperlukan bila kita akan menghadapi tantangan perancangan organisasi yang sedang berkembang. 3. Studi organisasi mempunyai nilai praktis yang sangat besar, baik untuk para manajer sekarang maupun masa depan. Pengetahuan tentang bagaimana organisasi berfungsi, meningkatkan kemampuan kita untuk mengantisipasi berbagai jenis masalah yang mungkin akan kita hadapi dalam pekerjaan dan pada saat yang sama akan memperbesar probabilitas keberhasilan kita dalam situasi-situasi tersebut. Bagi semua pembaca, baik yang masih dalam pendidikan, maupun yang berkecimpung dalam dunia bisnis, pemerintahan, atau pelayanan kesehatan, studi mengenai organisasi formal memberikan kesempatan penting untuk mempelajari keterampilanketerampilan tertentu yang akan terbukti sebagai suplemen vital pada pengalaman yang akan diperoleh dari praktik



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Perilaku organisasi (OB) didefinisikan sebagai bidang studi yang menyelidiki dampak individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi,



untuk



tujuan



menerapkan



pengetahuan



tersebut



untuk



meningkatkan efektivitas organisasi. Manfaat studi perilaku organisasi pada bidang kesehatan antara lain meningkatkan prestasi kerja/kinerja tenaga kesehatan dan non-kesehatan, meningkatkan motivasi kerja tenaga kesehatan, meningkatkan kepuasan kerja karyawan, meningkatkan kualitas kehidupan kerja tenaga kesehatan, meningkatkan komitmen karyawan/ tenaga kesehatan, serta menekan tingkat Turn Over tenaga kesehatan. McShane and Glinow (2008), menyatakan bahwa dalam mempelajari perilaku organisasi perhatian dipusatkan pada tiga karakteristik yaitu; perilaku, struktur dan proses. Perkembangan teknologi melahirkan generasi milenial kelahiran tahun 1900an yang hampir segala tindakannya tergantung pada media sosial. Populasi wanita dalam lingkungan pekerjaan terus meningkat dari tahun ke tahun. Kompetisi yang terjadi secara global dan keberagaman budaya serta karakter pekerja kesehatan juga menjadi salah satu tantangan bagi pelayanan kesehatan pada masa yang akan datang. Ada beberapa alasan untuk mempelajari organisasi secara formal yaitu organisasi adalah suatu bagian dasar keberadaan kita, yang mencakup seluruh aspek masyarakat sekarang, dengan mempelajari organisasi kita akan dapat mengembangkan pemahaman kita terhadap bagaimana organisasi beroperasi dan banyak cara dengan mana organisasi dapat dirancang atau disusun, serta studi organisasi mempunyai nilai praktis yang sangat besar, baik untuk para manajer sekarang maupun masa depan. 3.2 Saran Di era kompetisi disarankan agar Rumah Sakit meningkatkan pelayanan melalui prestasi kerja karyawan baik medis maupun non-medis. Begitu juga dengan adanya tantangan perilaku organisasi bagi manajemen pelayanan



kesehatan, terutama di masa yang akan datang, diharapkan hal tersebut membutuhkan kajian yang mendalam pada perilaku organisasi di bidang kesehatan.



DAFTAR PUSTAKA Pitaloka, E., 2013. Modul Perilaku Organisasi. Tangerang Selatan : Universitas Pembangunan Jaya. Heryana, A., 2018. Perilaku Organisasi di Bidang Kesehatan. Jakarta : FIKES Univ. Esa Unggul. Robbins, Stephen P. (2003). Essentials of Organizational Behavior, 7th edition. NJ: Pearson Education. Davis, Keith, John W. 1985. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: ERLANGGA Supartha WG, Sintaasih DK. Pengantar Perilaku Organisasi. Denpasar Timur: CV. Setia Bakti; 2017. 10-2 p. Thoha, Miftah. 2005. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada