Profil Puskesmas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROFIL PUSKESMAS TETEWATU



PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE UTARA DINAS KESEHATAN TAHUN 2019



1



BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 28 B, bahwa setiap orang berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Pembangunan kesehatan adalah integral dari pembangunan nasional. Untuk tercapainya keberhasilan pembangunan nasional tersebut diperlukan kebijakan pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan proaktif dengan melibatkan semua sektor terkait, pemerintah, swasta, dan masyarakat. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Undang – Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009), oleh karena itu pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan nasional yang antara lain untuk mencapai atau mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, sejahtera lahir dan batin melalui strategi paradigma sehat yang mengutamakan upaya Promotif dan Preventif tanpa mengabaikan upaya Kuratif dan Rehabilitatif. Salah satu sasaran pembangunan kesehatan yang ingin dicapai pada akhir tahun 2009 (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009 ) diantaranya penurunan angka kematian bayi dari 35 per 1.000 kelahiran hidup (SKDI 2002 – 2003 ) menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2009. Sebagai tindak lanjut dari RPJMN , Rencana Aksi Nasional ( RAN ) pencegahan dan penanggulangan gizi buruk tahun 2005 – 2009 telah menyusun sejumlah kegiatan dengan harapan seluruh kegiatan perbaikan gizi yang dilakukan dapat menurunkan masalah gizi kurang dari 27,3 % tahun 2003 menjadi 20 % tahun 2009, dan masalah gizi buruk dari 8,0 % tahun 2003 menjadi 5 % tahun 2009. Tingginya angka kematian neonatal, bayi dan balita, bumil serta penyakit – penyakit baik yang degeneratif maupun yang berbasis lingkungan hal ini antara lain di sebabkan oleh rendahnya jangkauan dan kualitas pelayanaan kesehatan, belum meratanya penempatan dan penyebaran tenaga medis maupun paramedis. Tenaga kesehatan yang ada umumnya memiliki keterampilan dan kompetensi klinis yang terbatas dalam memberikan pelayanan kesehatan, obatobatan dan alat kesehatan serta sarana dan prasarana yang masih terbatas. Untuk mencapai target diatas serta terlaksananya semua program – program kesehatan yang telah direncanakan mau tidak mau kita harus memacu, meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat, memperkuat kelembagaan seperti PKK, Posyandu, Saka Bakti Husada, UKS/ UKGS dan kegiatan – kegiatan lainya. 2



Penyuluhan Kesehatan Masyarakat merupakan salah satu kegiatan yang rutin dilakukan, oleh sebab itu kita wajib memberikan informasi masalah kesehatan kepada masyarakat, dari beberapa Program wajib Puskesmas seperti kesehatan ibu dan anak serta KB, peningkatan Gizi keluarga, manfaat Imunisasi pada bayi dan balita, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), meningkatkan kesehatan lingkungan termasuk gerakan 3M kepada masyarakat. sehingga masyarakat sadar dan mengetahui serta diharapkan dapat mengubah perilaku yang buruk menjadi baik menurut standar kesehatan walaupun memakan waktu yang panjang dan lama. Selain kegiatan promotif dan preventif seperti diatas perlu ada juga kegiatan berupa pembinaan kader kesehatan sehingga kader tersebut mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang cukup mengenai masalah kesehatan, dan diharapkan kader yang telah dibina tersebut dapat membantu menyuluh kepada masyarakat dan membantu menjaring/ menemukan masalah-masalah kesehatan di lingkungannya, sehingga masalah kesehatan di masyarakat dapat cepat di tangani oleh dokter dan petugas kesehatan/pemegang program terkait. Guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dilakukan melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social support) dan gerakan masyarakat (empoverment), sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya ini semua diharapkan dapat memberikan sumbangan yang nyata dalam pembangunan kesehatan pada khususnya dan pembangunan kesehatan millenium (MDGs) 2016 pada umumnya. Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan. Untuk itu, Puskesmas harus mampu mewujudkan Visi Puskesmas yaitu Menjadikan Puskesmas Yang Terpercaya dan Profesional untuk Mewujudkan Kebanggaan dan Kemandirian Masyarakat di Bidang Kesehatan dengan 6 misinya yaitu : 1. Memberikan Pelayanan Medic dasar yang Berkualitas 2. Meningkatkan Profesionalisme SDM dalam bidang kesehatan 3. Menyediakan Sarana dan Prasarana yang memadai 4. Membangun suasana kerja yang nyaman dan Kondusif 5. Meningkatkan kerja sama lintas Sektoral 6. Mendorong masyarakat wilayah Puskesmas Tetewatu untuk hidup sehat 1. 2 PERMASALAHAN Luasnya wilayah, sebaran penduduk yang tidak merata, tingkat pendidikan dan sosial budaya serta kendala factor alam sangat berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan dan timbulnya penyakit. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan terutama tenaga yang handal di lapangan serta keterbatasan alat kesehatan yang ada dan kurangnya alat penunjang diagnostik di Puskesmas menambah panjang permasalahan kesehatan yang ada.



3



Keadaan jalan yang kurang baik merupakan salah satu masalah dalam memberikan pelayanan kesehatan di lapangan. Termasuk tidak adanya mobil Pusling untuk rujukan pasien dan keperluan pengambilan logistik ke Kabupaten setiap bulannya. Rendahnya kompetensi yang dimiliki petugas kesehatan di lapangan diharapkan dapat ditingkatkan dengan program pelatihan maupun tugas belajar sehingga permasalahan dibidang kesehatan dapat ditangani dengan sebaik- baiknya.



4



BAB II GAMBARAN UMUM A. Geografis Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Tugas (UPT) dari Dinas Kesehatan yang berperan sebagai penyelenggara dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan dan merupakan ujung tombak pembangunan Kesehatan di daerah. Puskesmas Tetewatu merupakan salah satu unit pelaksana tugas kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara yang memiliki wilayah kerja di Kecamatan Wiwirano. Puskesmas Tetewatu memiliki tanggung jawab upaya kesehatan di bidang promotif, pereventif, kuratif dan rehabilatif dengan wilayah kerja yang terdiri dari 6 desa yang merupakan sebagian dari Kecamatan Wiwirano. Fungsi dari Puskesmas Tetewatu



tersebut



adalah sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga menuju masayarakat yang mandiri dan sehat serta pusat pelayanan strata I (pelayanan tingkat dasar). Puskesmas Tetewatu adalah salah satu dari puskesmas yang ada di Kabupaten Konawe Utara, terletak di Wilayah Kecamatan Wiwirano, dengan luas wilayah



kerja



seluruhnya



mencapai



91,



56



Km2



5



Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Puskesmas Tetewatu



Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Tetewatu adalah sebagai berikut: Utara



: berbatasan dengan Sulawesi Tengah



Barat



: berbatasan dengan Kab. Konawe



Timur



: berbatasan dengan Kecamatan Langgikima



Selatan



: berbatasan dengan Kecamatan Landawe



Jarak Puskesmas Tetewatu ke Ibu kota Kabupaten ± 9 0 km. Sedangkan ke Ibu Kota Provinsi 180 km. Luas wilayah kerja Puskesmas Tetewatu adalah 91, 56 Km2 dan mewilayahi 6 desa ,yaitu Desa Lamparinga (9, 98 Km2), Desa Wacupinodo (9.21 Km2), Desa Tetewatu(20,08 Km2), Desa Padalere (13, 25 Km2), Desa Padalere Utama (16, 64 Km2) dan Desa Pondoa (22, 40 Km2) Tabel 1. 1 Luas Wilayah Kerja Puskesmas Tetewatu Luas No.



Desa/Kelurahan (km2)



1



Lamparinga



9, 98



2



Wacupinodo



9,21



6



3



Tetewatu



20, 08



4



Padalere



13, 25



5



Padalere Utama



16, 64



6



Pondoa



22,40



Puskesmas



91, 56



Sumber : Kecamatan Wiwirano, 2018



Wilayah kerja Puskesmas Tetewatu merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 400 meter di atas permukaan laut, dengan keadaan tanah sebagian berpasir yang dijadikan daerah perladangan untuk menanam merica dan persawaha. Pada Umumnya Wilayah kerja Puskesmas Tetewatu dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. B. Demografi Tabel 1.2 Penduduk Wilayah kerja Puskesmas Tetewatu Menurut Jenis Kelamin Tahun 2018 Jumlah penduduk No.



Nama Desa Laki-laki



Perempuan



Jumlah



Persen (%)



1



Lamparinga



336



416



752



27,65



2



Wacupinodo



66



93



159



5,84



3



Tetewatu



245



327



572



21,03



4



Padalere



106



168



274



10,07



5



Padalere Utama



245



361



606



22,28



6



Pondoa



126



230



356



13,09



1124



1595



2719



100



Total



Sumber : Data Sasaran Puskesmas Tetewatu



7



Pada tabel 2.2 diatas persebaran jumlah penduduk terbesar berada di Desa Lamparinga sebanyak 752 jiwa atau sebesar 27, 56%, sedangkan jumlah peduduk terendah berada di Desa Wacupinodo yaitu sebesar 159 jiwa atau 5, 84%. Tabel 1. 2 Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di Wilayah kerja Puskesmas Tetewatu Tahun 2018



NO.



KELOMPOK UMUR (TAHUN)



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.



0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75 +



JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI + LAKI-LAKI PEREMPUAN PEREMPUAN 98 106 204 90 101 191 87 96 183 89 72 161 96 87 183 89 87 176 66 71 137 57 53 110 45 36 81 41 43 84 53 57 110 52 40 92 27 34 61 17 19 36 6 4 10 2 3 5



Jumlah



915



909



1.824



C. Bidang Kewenangan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 75 tahun 2014 pasal 35 ayat 1 dan 2 menyebutkan bahwa Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan tingkat pertama yang dimaksud adalah upaya kesehatan Esensial dan Pengembangan. Upaya kesehatan esensial meliputi : 1. Pelayanan Promosi Kesehatan. 2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan. 3. Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana. 4. Pelayanan Gizi. 5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 6. Pelayanan Pengobatan Upaya kesehatan pengembangan, meliputi : Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut, Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), 8



Kesehatan mata, jiwa, lansia, PKPR, Kesehatan Lansia, makanan dan minuman (makmin), pengobatan teradisional (Battra), Penyakit tidak menular (PTM) dan rawat jalan. D. Aspek Strategis Program dan indikasi kegiatan dalam pembanguan kesehatan ditujukan upaya pencapaian visi dan misi Puskesmas Tetewatu yang dapat memberikan kontribusi kepada pencapaian visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara. Program dan kegiatan prioritas yang terakomodir di setiap lini pelayanan dapat diharapkan mampu mencerminkan pelayanan kesehatan secara komprehensif, efektif, efisien dapat diakses dengan mudah dan terjangkau masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tetewatu khususnya, sehingga dapat memberikan kepuasan terhadap para pengguna jasa Puskesmas. Prioritas



pelayanan



kesehatan adalah peningkatan pelayanan kesehatan kepada kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi dan lain-lain. E. Aspek Organisasi Sesuai dengan Peraturan Bupati Kabupaten Konawe Utara Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pembentukan Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara tertanggal 05 Januari 2015, bahwa Puskesmas mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas teknis Dinas di bidang pengelolaan Puskesmas sesuai dengan wilayah dan lingkup tugasnya. Struktur organisasi dari Puskesmas terdiri dari Kepala Puskesmas, Kepala Sub bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional. Struktur organisasi merupakan bagian yang sangat menentukan pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif dan produktif. Dalam pelaksanaan tugas administrasi dan ketatausahaan, Kepala Puskesmas dibantu oleh seorang Kepala Tata Usaha dengan tiga Sub Bagian yakni Sub Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan, dan Sub bagian inventaris barang dan informasi. Masing -masing Sub Bagian dapat dibantu oleh beberapa staf sebagai pengelola urusan atau kegiatan sesuai dengan kebutuhan. Dalam pelaksanaan tugas manajemen dan



tatalaksana program, Kepala



Puskesmas dibantu oleh 3 orang Koordinator, yakni : 1. Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat Wajib dengan 6 pelaksana yaitu : Pelaksana Promosi Kesehatan, Pelaksana Kesehatan Lingkungan, Pelaksana Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana, Pelaksana Pemberantasan Penyakit Menular, Pelaksana Gizi, dan Pelaksana Pengobatan.



9



2. Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan dengan 4 Pelaksana yaitu : Pelaksana lansia, Penyakit tidak menular (PTM) , kesehatan kerja dan PKPR 3. Koordinator Upaya Kesehatan Penunjang dengan 3 Pelaksana yaitu : Pelaksana SP2TP, Farmasi, dan Pelaksana Laboratorium Sederhana. Koordinator Jejaring Pelayanan dengan 5 Pelaksana yaitu : R u m a h S a k i t , Pelaksana Pustu, Bides, Pelaksana Poskesdes, dan Pusling. F. Aspek Sumber Daya Manusia Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peran yang sangat penting terhadap pembangunan dan pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas Tetewatu. Sumber Daya Manusia Puskesmas Tetewatu terlihat pada tabel di bawah : Tabel 1.3 Jumlah Sumber Daya Manusia Tahun 2019 Status Ketenagaan No.



Jenis Nakes



Jumlah PNS



Nusantara



Honorer



Sehat



1.



Dokter Umum



1



-



1



2.



D II1 Farmasi



-



1



-



-



3.



S1 Kesmas



-



1



1



1



4.



S1 Keperawatan



1



-



1



2



5



S1 Ekonomi



1



-



-



1



6.



D IV Kebidanan



3



-



-



3



7



D III Perawat Gigi



1



8



D III Analisis



-



1



-



1



9.



D III Keperawatan



1



1



5



7



10.



D III Kebidanan



1



-



5



6



11



D III Gizi



-



-



-



-



12



D III Kesling



-



1



-



1



13.



SMA



1



-



1



1 10



Jumlah



10



5



12



27



Sumber : Kepegawaian Puskesmas Tetewatu Berdasarkan tabel diatas, jumlah ketenagaan di Puskesmas belum memadai, sehingga dibutuhkan penambahan tenaga kesehatan lainnya. G. Aspek Ketersediaan Obat Obat adalah salah satu komponen dalam sarana kesehatan yang sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan. Di Puskesmas Tetewatu kebutuhan obat terbesar adalah obatobatan jenis antibotik dan golongan analgetik-antiphiretik, mengingat jumlah



kasus



penyakit terbesar adalah penyakit infeksi. Kebutuhan obat- obatan jenis lain disesuaikan dengan jumlah kasus penyakit, Namun secara umum kebutuhan obat terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan obat berasal dari Dinas Kesehatan Konawe Utara, yang disuplai secara periodik setiap 3 bulan sekali untuk jenis obat rutin, sedangakan untuk jenis obat program dapat diambil kapan saja sesuai kebutuhan program terkecuali untuk vitamin A yang selalu secara periodic didistribusikan setiap bulan Februari dan Agustus. H. Aspek Sarana Pelayanan Kesehatan Di wilayah puskesmas Tetewatu sampai dengan tahun 2018 terdapat beberapa sarana yang masih belum mencukupi. Sedangkan fasilitas lain yang belum memadai adalah Poskesdes dan Pustu, karena adanya kerusakan ringan. Tabel 1.4 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Tahun 2019 JUMLAH DI BUTUHKAN



JUMLAH YG ADA



KEADAAN



Puskesmas



1



1



Baik



2.



Pukesmas pembantu



4



4



Baik



3.



Rumah Dinas



3



2



Baik



4.



Gudang obat



1



1



Baik



5.



Laboratorium sederhana



1



1



Baik



6.



Poskesdes/bangunan fisik



2



4



Baik



7.



Apotik



1



1



Baik



8.



Pusling



1



1



Baik



9.



Kendaraan Dinas roda 2



3



2



Baik



10.



Kendaraan Dinas roda 4



2



2



Baik



NO.



JENIS FASILITAS



1.



11



11.



Komputer



1



1



Baik



12.



Laptop



3



3



Baik



13.



LCD



1



1



Baik



12



I. Aspek Peran Serta Masyarakat (UKBM) Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Pengertian Desa ini dapat berarti Kelurahan atau Nagari atau istilah-istilah lain bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa. Di wilayah Puskesmas Tetewatu dari 6 desa, ada belum satu pun menjadi desa siaga aktif. Keadaan UKBM wilayah Puskesmas Tetewatu adalah sebagai berikut : Tabel 1.5 Keadaan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) Tahun 2019 PERAN SERTA MASYARAKAT NO



DESA POSYANDU



KADER



DUKUN BAYI



TOMA



1



Lamparinga



1



5



1



2



Wacupinodo



1



5



1



3



Tetewatu



1



5



1



4



Padalere



1



5



1



5



Padalere Utama



1



5



1



6



Pondoa



1



5



1



6



30



6



Puskesmas



KET



J. Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan sektor kesehatan sangat penting untuk pelaksanaan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Tetewatu.



Pembiayaan sektor kesehatan bersumber antara lain dari dana



DAU, Kapitasi JKN, dan, BOK. Pembiayaan di Puskesmas Tetewatu Kecamatan Wiwirano Kabupaten Konawe Utara sepenuhnya bersumber dari APBD dan APBN.



13



K. Sosial Budaya 1. Distribusi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan dapat dilihat pada grafik di bawah ini: a. Tidak lulus SD : 37 % b. Lulus SD : 32 % c. Lulus SLTP : 16 % d. Lulus SLTA : 10 % e. Sarjana : 5 %



5; 5% 10; 10% 37; 37%



16; 16%



32; 32%



Tidak lulus SD



Lulus SD



Lulus SLTP



Lulus SLTA



Sarjana



2. Distribusi Penduduk berdasarkan mata Pencaharian :



PNS Pedagang 6% 5% Peternak 28%



Petani



Petani 61%



Peternak



Pedagang



PNS



Keterangan : - Petani : 55 % - Peternak : 25 % - Pedagang : 5 % - PNS : 5 % 14



- Buruh : 10 % 3. Distribusi Penduduk berdasarkan Agama :



Distribusi Berdasarkan Agama 0% Hindu 23%



Kristen 10% Islam 67%



Islam



Kristen



Hindu



Keterangan : - Islam : 67 % - Kristen : 10 % - Hindu : 23 %



L. Sarana Perhubungan Sarana perhubungan di Wilayah Puskesmas Tetewatu sebagian besar menggunakan transportasi darat dan sebagian kecil lainnya menggunakan transportasi air. Jarak terjauh daerah binaan ± 15 km, dan berdasarkan kemudahan untuk menjangkau daerah binaan maka dapat dikelompokan menjadi 3 daerah : a. Daerah mudah : 1 desa ( ds.Tetewatu,) b. Daerah sedang : 2 desa ( ds.Lamparinga. ds. Wacupinodo ) c. Daerah sulit : 3 desa ( ds.Padalere Utama dan ds. Pondoa, ds. Padalere ) M. Sarana Pendidikan Tingkat pendidikan masyarakat akan mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan program. Dengan tingkat pendidikan yang cukup program-program yang dilaksanakan dapat mencapai hasil yang optimal. Begitu juga sebaliknya. Sarana- sarana pendidikan yang ada di wilayah Puskesmas Tetewatu yaitu : Tabel 1. 6. Data Sarana Pendidikan di Wilayah kerja Puskesmas Tetewatu Tahun 2019 No. 1. 2. 3.



DESA Lamparinga Tetewatu Wacupinodo



Nama Sekolah SDN 5 Wiwirano 1. SDN 3 Wiwirano 2. SMPN Satap 3 Wiwirano 15



4. 5. 6.



Pondoa Padalere Padalere Utama



SDN 7 Wiwirano SDN 2 Wiwirano 1. SDN 8 Wiwirano 2. SMPN Satu Atap 2 Padaler Utama



Sumber : PKM Tetewatu Tahun 2019 N. Peran serta masyarakat Puskesmas Tetewatu yang mempunyai 6 desa binaan, kesemuanya merupakan desa siaga.Masih kurangnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan di desa merupakan kendala bagi tenaga kesehatan untuk mengaktifkan desa siaga menjadi Desa Siaga Aktif, mengaktifkan GSI. Upaya kami untuk lebih menggerakan masyarakat dengan melaksanakan SMD/MMD, pembinaan kader posyandu agar UKBM aktif, kemitraan Kader-Dukun, dan membina desa unggulan untuk menjadi Percontohan.Puskesmas Tetewatu mempunyai 6 buah posyandu. O. Sturuktur Organisasi Puskesmas Tetwatu Gambar 2. Struktur Organisai Puskemas Tetewatu



Sumber Puskesmas Tetewatu 2019



16



BAB III JENIS PELAYANAN DAN UPAYA KESEHATAN Akuntabilitas Upaya Kesehatan 1. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat dan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Puskesmas Tetewatu dimana salah satu strategi utamana adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka untuk mencapai keadaan tersebut telah dilakukan berbagai upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan.



Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan



yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, swasta dalam rangka untuk memelihara, meningkatkan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.



Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan adalah setiap



kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, maupun swasta untuk memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah, menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan. Penyelenggaraan upaya kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Tetewatu pada tahun 2018 belum memberikan hasil yang optimal terhadap peningkatan kinerja Puskesmas Tetewatu. Hasil penilaian terhadap penyelenggaraan Upaya Kesehatan diperoleh nilai capaian sebesar 45,63 %. Dengan melihat kriteria penilaian kinerja tersebut dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas Tetewatu dikategorikan belum maksimal. Pencapaian kinerja tersebut diperoleh dari 7 (tujuh penilaian) dan dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Gambar 3. Grafik Laba-Laba Kegiatan Upaya Pelayanan Kesehatan Tahun 2018



UPAYA PROMOSI KESEHATAN 100 80



UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN



80



100



UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN



60



33 40 20



UPAYA KESEHATAN PERORANGAN/PEN GOBATAN



75 67



25



UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT…



87



37



0



35



34



90



75



CAKUPAN UPAYA KESEHATAN TARGET IBU DAN ANAK TERMASUK KELUARGA…



90



UPAYA PERBAIKAN



88 GIZI MASYARAKAT



17



Dari gambaran kinerja diatas, maka dapat kita kelompokkan pada pelayanan kesehatan wajib dan pelayanan kesehatan pengembangan dengan hasil kinerja sebagai berikut : Tabel 3.1 Cakupan Program Kesehatan Wajib Dan Pengembangan Puskesmas Tetewatu Tahun 2018 No.



Program



Capaian



Kriteria



I



Promosi kesehatan



67 %



Kurang



II



Kesehatan lingkungan



37 %



Kurang



III



KIA dan KB



34 %



Kurang



IV



Perbaikan gizi



88 %



cukup



V



Pencegahan dan Pemberantasan



35 %



Kurang



25 %



Kurang



33 %



Kurang



45, 63 %



Kurang



penyakit menular VI



Pengobatan dan Pemulihan Kesehatan



VII



Kesehatan pengembangan Rata rata capaian kerja



Dari Tabel 3.1, tampak bahwa rata rata nilai capaian kinerja program kesehatan wajib dan pengembangan berkisar diantara 25 % sampai dengan 88 % dengan nilai rata-rata 45,63% (kurang), terendah diperoleh dari pengobatan dan pemulihan kesehatan dan tertinggi



diperoleh dari



program



Pelayanan



perbaikan Gizi



Masyarakat. Dengan membandingkan terhadap kriteria penilaian kinerja, tampaknya semua program masuk kategori kurang. Menurut Permenkes RI nomor 75 tahun 2014, bahwa upaya kesehatan yang diselenggarakan puskesmas dikelompokan ke dalam 2 (dua) yaitu program kesehatan essensial (wajib) dan program kesehatan pengembangan. Program kesehatan wajib harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas untuk mendukung pencapaian standar minimal



kabupaten/kota



bidang



pengembangan merupakan upaya



kesehatan.



Sedangkan



program



kesehatan masyarakan yang



kesehatan kegiatannya



memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan 18



intensifikasi pelayanan disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas. Program kesehatan wajib yang terlihat dari tabel 3. 1 adalah program promosi kesehatan, program kesehatan lingkungan, program kesehatan ibu anak dan dan KB, program perbaikan gizi masyarakat, program pemberantasan penyakit dan program pengobatan dasar. Hasil penilaian kinerja terhadap program kesehatan pengembangan diperoleh nilai 33 % bila capaian kinerja tersebut dibandingkan terhadap kriteria penilaian kinerja diperoleh bahwa untuk program kesehatan wajib dan program kesehatan pengembangan dikatagorikan nilai pencapaianya cukup baik. a. Program promosi kesehatan Mengubah perilaku tentunya tidaklah mudah, apalagi bila hal tersebut berkaitan dengan



perilaku masyarakat. Karena itu penyelenggaraan program



promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tetewatu memiliki tujuan memberikan pengalaman



belajar



atau



menciptakan



kondisi



bagi



perorangan, kelompok dan masyarakat, dalam berbagai tatanan, dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi serta melakukan edukasi. Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Penyelenggaraan program promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tetewatu tahun 2018 belum memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja program kesehatan wajib. Dari hasil pernilaian kinerja terhadap program promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tetewatu pada tahun 2018 sebesar 67 % pencapaian kinerja tersebut diperoleh dari hasil penilaian 5 (Lima) kegiatan, sebagaimana terlihat pada tabel 4.2 dibawah ini. Tabel 3.2 Capaian Kinerja Program Promosi Kesehatan Tahun 2018 No. 1



Kegiatan Penyuluhan Perilaku hidup Bersih dan



Capaian %



Kriteria



77



Kurang



Sehat 2



Asi Eksklusif



67



Kurang



3



Mendorong untuk terbentuknya UKBM



20



Kurang



4



Penyuluhan Napza



100



Baik



Rata rata capaian kinerja



67



Kurang 19



Dari tabel 4.2, tampak bahwa rata rata capaian kinerja kegiatan Penyuluhan



PHBS sebesar 77%, Asi Ekslusif 67%, Mendorong untuk



terbentukn y a



U K B M 2 0%.



Dengan



membandingkan



terhadap



kriteria



penilaian kinerja, tampaknya semua kegiatan termasuk kategori kurang baik.



b. Program Kesehatan Lingkungan Program kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan sehat bebas



dari



unsur-unsur



yang



menimbulkan



gangguan



kesehatan, seperti Iimbah cair, limbah padat, limbah gas, sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah, binatang pembawa penyakit, zat kimia yang berbahaya melebihi ambang batas, radiasi sinar pengion dan non pengion, air yang tercemar, udara tercemar dan makanan yang terkontaminasi. Karena itu, upaya kesehatan lingkungan merupakan salah satu upaya



kesehatan



wajib



yang



perlu



diselenggarakan



setiap



Puskesmas.



Penyelenggaraan Program Kesehatan Lingkungan pada tahun 2018 belum cukup memberikan kontribusi yang baik terhadap peningkatan kinerja Puskesmas Tetewatu. Hasil penilaian kinerja terhadap Program Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Tetewatu pada tahun 2018 adalah sebesar 37%. Dengan melihat kriterla penilaian kinerja, tampaknya Program Kesehatan Lingkungan dikategorikan



nilai



capaiannya kurang. Terdapat 8 (delapan) kegiatan yang



digunakan untuk menilai kinerja Program Kesehatan Lingkungan, sebagaimana terlihat pada tabel 4.3 di bawah ini. Tabel. 3.3 Capaian kinerja program kesehatan lingkungan Puskesmas Tetewatu tahun 2018 No.



Kegiatan



1



Penyehatan Air



2



Hygiene dan Sanitasi Makanan dan



Capaian %



Kriteria



50



Kurang



100,0



Baik



0



Kurang



Minuman 3



Penyehatan tempat pembuangan sampah dan limbah



20



4



Penyehatan Lingkungan Pemukiman



8,3



kurang



dan Jamban Keluarga 5



Penyehatan Tempat-tempat Umum



100.0



Baik



6



Pengamanan Tempat Pengelolaan



0,0



Kurang



Pengendalian Vektor



0,0



Kurang



Rata-rata capaian



37



Kurang



Pestisida 7



Dari Tabel 3.3, tampak bahwa capaian kinerja tertinggi diperoleh dari kegiatan Hygiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman dan Penyehatan Tempattempat Umum sebesar 100% sedangkan cakupan terendah dari kegiatan Penyehatan Tempat Pembuangan Sampah dan Limbah sebesar 0.0% dan Pengamanan Tempat Pengelolaan Pestisida sebesar 0.0%. c. Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan dan penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa bermasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat antara lain Anemia Gizi Besi (AGB), Kekurangan Vitamin A (KVA) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Program tersebut memberikan kontribusi yang baik terhadap peningkatan kinerja Puskesmas Tetewatu. Hasil penilaian kinerja terhadap Program Perbaikan Gizi Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tetewatu pada tahun 2018 adalah sebesar 88 %. Dengan nilai capaian tersebut, maka Program Perbaikan Gizi Masyarakat tersebut dikatagorikan cukup. Tabel. 3.4 Capaian kinerja program perbaikan gizi masyarakat Puskesmas Tetewatu tahun 2018 No. 1



Kegiatan Pemberian capsul vitamin A (dosis



Capaian %



Kriteria



100



Baik



61



Kurang



95



Baik



200.000 SI) pada balita 2x/tahun 2



Pemberian Tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil



3



Pemberian PMT pemulihan balita gizi buruk pada gakin



21



4



Balita Naik berat badannya



97



Rata-rata capaian



88



Dari Tabel 3.4, tampak terdapat 4



Baik Cukup



(empat) kegiatan untuk menilai



capaian kinerja Program Perbaikan Gizi Masyarakat, yaitu kegiatan Pelayanan gizi pada ibu dan pelayanan gizi pada anak balita. Pelayanan gizi pada ibu terdiri dari pemberian tablet Fe (90 tablet) pada ibu hamil dengan capaian kinerja (61%) dengan kategori capaian kinerja kurang. Pelayanan gizi pada balita terdiri dari Pemberian kapsul vitamin A pada balita 2x setahun dengan capaian 100%, Pemberian PMT pemulihan pada balita gizi buruk 95%, dan Jumlah balita naik berat badannya 97% dengan kategori capaian baik. Dibandingkan terhadap kriteria penilaian kinerja, tampaknya kegiatan Pelayanan Gizi Masyarakat dikatagorikan nilai capaiannya cukup. d. Program KIA-KB Program Kesehatan lbu dan Anak merupakan upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup, pengem-bangan dan perlindungan bayi, anak bawah lima tahun (BALITA) dan anak usia pra sekolah dalam proses tumbuh kembang. Penyelenggaraan Program Kesehatan Ibu-Anak dan Keluarga Berencana sudah berkontribusi dengan baik terhadap peningkatan kinerja Puskesmas Tetewatu tahun 2018. Hasil penilaian kinerja terhadap Program Kesehatan Ibu- Anak dan Keluarga terlihat pada tabel berikut ini : Tabel. 3.5 Capaian kinerja program Kesehatan Ibu dan anak serta KB tahun 2018 No.



Kegiatan



Capaian %



Kriteria



1



Kesehatan Ibu



66



Kurang



2



Kesehatan bayi



0,0



Kurang



3



Upaya



Pra



41



Kurang



Upaya kesehatan anak sekolah dan



50



Kurang



13, 8



Kurang



Kesehatan



Anak



Sekolah 4



remaja 5



Pelayanan Keluarga Berencana



22



Rata-rata capaian



34



Kurang



Dari Tabel 3.5, tampak terdapat 5 (lima) indikator untuk menilai capaian kinerja



kegiatan



Pelayanan



Kesehatan



lbu,



yaitu



kesehatan



ibu (66%),



Kesehatan bayi (0%), Upaya kesehatan anak prasekolah (41%), upaya kesehatan anak sekolah dan remaja (50%) dan pelayanan keluarga berencana (13,8%). Hasil penilaian kinerja program KIA dan KB mempunyai rata-rata sebesar 34% dengan kategori kurang. e. Program Pencegahan Pemberantasan Penyakit Penyakit Menular memiliki kontribusi yang yang sangat besar terhadap tingginya Angka Kesakitan (Morbiditas) Penduduk. Bahkan penyakit menular pun memberikan dampak yang siginifikan terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah. Karena itu penyelenggaraan Program Pemberantasan Penyakit di wilayah kerja Puskesmas Tetewatu bertujuan untuk mengurangi resiko kejadian kesakitan, kejadian Iuar biasan dan bahkan tingkat kematian karena penyakit menular. Program tidak hanya untuk penyakit menular saja tetapi juga untuk penyakit tidak menular. Tabel. 3.6 Capaian kinerja program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular tahun 2018 No.



Kegiatan



Capaian %



Kriteria



1



P2 TB Paru



0



Kurang



2



P2 Malaria



0



Kurang



3



Pelayanan Imunisasi



76,9



Kurang



4



P2 Kusta



0



Kurang



5



P2 Diare



100



Kurang



6



P2 Ispa



100



Kurang



7



P2 DBD



0



Kurang



8



Pencegahan



0



Kurang



dan



Penanggulangan PMS dan HIV / AIDS



23



9



Pencegahan



dan



0



Kurang



dan



0



Kurang



35



Kurang



Penanggulangan Rabies 10



Pencegahan



Penanggulangan Filariasis dan Schistozomiasis Rata-rata capaian



Program Pemberantasan Penyakit sudah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja Puskesmas Tetewatu. Hasil penilaian kinerja terhadap Program Pemberantasan Penyakit diperoleh nilai capaian 35% . Dengan melihat kriteria penilaian kinerja, tampaknya penyelenggaraan Program Pemberantasan Penyakit tersebut dikategorikan kurang. Capaian kinerja tertinggi diperoleh dari kegiatan Diare dan ISPA. f. Program Pengobatan (Program pelayanan primer) Program Pengobatan ini merupakan upaya kuratif dan rehablitatif yang diberikan kepada masyarakat yang datang berobat ke Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.



Penyelenggaraan Program



Pengobatan



memberikan



kontribusi



terhadap peningkatan kinerja Puskesmas Tetewatu. Hasil penilaian kinerja terhadap melihat



Program Pengobatan diperoleh nilai capaian sebesar 25%. Dengan kriteria



penilaian



kinerja,



tampaknya



penyelenggaraan



Program



Pengobatan di wilayah kerja Puskesmas Tetewatu pada tahun 2018 dikategorikan nilai capaiannya kurang. Tabel. 3.7 Capaian kinerja program pengobatan (pelayanan kesehatan primer) tahun 2018 No.



Kegiatan



Capaian %



Kriteria



1



Pengobatan



50



Kurang



2



Pemeriksaan Laboratorium



0



Kurang



Rata-rata capaian



25



Kurang



g. Program Kesehatan Pengembangan Kebutuhan masyarakat antara daerah yang satu dengan yang lain berbedabeda,



sehingga



diperlukan



upaya



Program



kesehatan



pengembangan 24



merupakan program



yang



diselenggarakan berdasarkan permasalahan yang



ditemukan



di masyarakat. Dengan kata lain program yang disesuaikan dengan



kebutuhan



Puskesmas



pengembagan



itu



sendiri.



Penyelenggaraan



program



kesehatan



berkontribusi baik terhadap peningkatan kinerja Puskesmas



Tetewatu. Program Pengembangan di Puskesmas Tetewatu berdasarkan prioritas terdiri dari 2 (dua) yaitu Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja dan Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Hasil penilaian kinerja terhadap penyelenggaraan tersebut sebesar 33 %. Tabel. 3.8 Capaian kinerja program pengembangan tahun 2018 No. 1



Kegiatan Upaya Kesehatan Anak Usia



Capaian %



Kriteria



100



Baik



Sekolah dan Remaja 2



Upaya Kesehatan Usia Lanjut



32



Kurang



3



Upaya Kesehatan Tradiosinal



0



Kurang



4



Upaya Kesehatan Kerja & Olah



0



Kurang



33



Kurang



raga Rata-rata capaian



2. Penilaian Kinerja Manajemen Puskesmas Untuk terselengaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan, puskesmas perlu ditunjang oleh manajemen Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas merupakan rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Dalam kaitannya dengan penilaian kinerja Puskesmas, terdapat 4 (empat) komponen Manajeman Puskesmas yang harus dinilai pencapaian kinerjanya. Keempat komponen tersebut antara lain (1) Manajemen Operasional, (2) Manajemen Alat dan Obat (3) Manajemen Keuangan dan (4) Manajemen Ketenagaan. Capain kinerja Manajemen puskesmas sebesar 9,17%. 3. Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu pelayanan kesehatan merupakan derajat sempurnaan dari pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di Rumah Sakit atau Puskesmas secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika, 25



hukum dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah serta masyarakat konsumen. Hasil penilaian kinerja terhadap mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Tetewatu, sebagaimana terlihat pada Tabel 3.9 dibawah ini. Tabel. 3.9 Capaian Mutu Pelayanan Kesehatan Tahun 2018



NO



JENIS VARIABEL



NILAI HASIL



1



Drop out pelayanan ANC (K1-K4)



10



2



Persalinan oleh Tenaga Kesehatan



10



3



Penaganan Komplikasi Obstetri / Resiko Tinggi



10



4



Error rate pemeriksaan BTA



7



5



Error Rate Pemeriksaan darah Malaria



7



6



Kepatuhan terhadap standar ANC



7



7



Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru



10



8



Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan



7



9



Penderita yang terdeteksi Malaria Berat di Puskesmas yang



10



dirujuk ke RS*) (