Program Kia PKM Beringin Raya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROGRAM –PROGRAM PUSKESMAS PERAWATAN BERINGIN RAYA KOTA BENGKULU



DI SUSUN OLEH HENI LESTARI APRIANI



1726040322.p



DEKA SANUSI



1726040123.p



MITA RAHMADEWI



1726040279.p



NETI HERAWATI



1726040276.p



SISKA FITRIANI



1726040079.p



ENDAH KUSUMA



1726040005.P



Dosen Pengampuh



: TRIA NOPI H,SST, M. Kes



PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRI MANDIRI SAKTIBENGKULU 2017/2018



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting diIndonesia. Puskesmas merupakan unit



yang strategis dalam mendukung



terwujudnya perubahan status kesahatan masyarakat menuju peningkatan derajat kesehatan yangoptimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tentu diperlukan upaya pembangunan system pelayanan kesehatan dasar yang mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat selaku konsumen dari pelayanan kesehatan dasar tersebut(Profil Kesehatan Indonesia, 2007).Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas adalah UPTDkesehatan Kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunankesehatan di suatu wilayah keja. Depkes RI 1991, puskesmas adalah organisasikesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakatyang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secaramenyeluruh dan terpadu pada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya.Yang dimaksud dengan unit pelaksana adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas yangselanjutnya disebut UPTD, yakni unit organisasi di lingkungan Dinas KesehatanKabupaten / Kota yang melaksanakan tugas teknis operasional.Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Di dalam pembangunankesehatan



meliputi



pembangunan



yang berwawasan



kesehatan,



pemberdayaanmasyarakat dan keluarga serta pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu.Sedangkan yang dimaksud dengan wilayah kerjanya adalah batasan wilayah kerja puskesmas dalam melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan kesehatan, yangditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota berdasarkan keadaan geografis,demografis, sarana transportasi, masalah kesehatan setempat, keadaan sumber daya, beban kerja puskesmas dan lain-lain, selain itu juga harus memperhatikan dalam upayauntuk meningkatkan koordinasi, memperjelas tanggung jawab



pembangunan



dalamwilayah



kecamatan,



meningkatkan



sinergisme



pembangunan dalam wilayah kecamatan, meningkatkan sinergisme kegiatan dan meningkatkan kinerja. Apabiladalam satu wilayah kecamatan terdapat lebih dan satu



Puskesmas maka kepala DinasKesehatan Kabupaten / Kota dapat menunjuk salah satu Puskesmas sebagai coordinator pembangunan kesehatan di kecamatanPusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah organisasifungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peranserta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuandan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah danmasyarakat.



Salah satu pusat kesehatan masyarakat yang ada di bengkulu adalah Puskesmas Perawatan Beringin Raya Kota Bengkulu, puskesmas beringin raya kota bengkulu memiliki beberapa program diantaranya, program kesehatan ibu dan anak m (KIA) meliputi: program Anak, program Bias, program Ibu, program KB, Program PTM (penyakit tidak menular) meliputi: Posbindu, Prolanis Dan Lansia, dan masih ada beberapa program lagi yang terdapat di puskesmas perawatan beringin raya kota bengkulu, namun kami di sini fokus pada kesehatan Ibu dan Anak sampai Lansia. Program-program tersebut berjalan dengan baik dan lancar di puskesmas perawatan beringin raya kota bengkulu, program yang di laksanakan secara rutin setiap bulan ini juga mendapat apresiasi dari masyarakat sekitar. Satu tahun terahir ini dari bulan januari-oktober



mungkin program yang



belum maksimal atau belum tercapai ialah program KB, di mana kemauan dari masyarakat untuk ber KB masih rendah dan kebanyakan dari masyarakat yang enggan berKB dalam katagori resti usia rata-rata 38 tahun ke atas, pihak puskesmas yang bekerja sama dengan BKKBN sudah menyelenggarakan KB masal gratis di alokasikan di puskesmas perawatan beringin raya kota bengkulu, namun tak sedikit juga dari ibu-ibu yang tergolong resti tidak datang, alasan mereka yang bekerja, menjaga anak dan alasan jauh tidak ada yang mengantar karena suami juga bekerja, sehingga karena kurangnya kemauan ibu-ibu untuk berKB kami dari tenaga puskesmas mencoba melakukan pendekatan kepada ibu-ibu serta para suami untuk memberikan penyuluhan, pengetahuan dan informasi terkait kebanyakan usia para ibu di sana yang resiko tinggi jika melahirkan kembali, kami juga memberikan pelayanan KB gratis di desa tersebut, tim medis dari puskesmas juga bekerja sama dengan para kader desa untuk memantau atau memonitoring apakah masih ada warga dengan resiko yang belum berKB, sehingga jika ada kader melaporkan kepada pihak



puskesmas, dan pihak puskesmas melakukan swiping rumah yang di laporkan beresiko dan belum berKB.



B. RUMUSAN MASALAH Dari kasus di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut: 1. Program apa saja yang ada di puskesmas perawatan beringin raya kota bengkulu? 2. Program apa saja yang belum tercapai di puskesmas perawatan beringin raya kota bengkulu? 3. Tindakan apa yang di lakukan pihak puskesmas untuk menyelesaikan program yang belum tercapai?



C. TUJUAN MAKALAH 1. Untuk mengetahui program apa saja yang terdapat di puskesmas perawatan beringin raya kota bengkulu 2. Untuk mengetahui program apa saja yang belum tercapai di puskesmas perawatan beringin raya kota bengkulu 3. Untuk mengetahui solusi dari puskesmas untuk mengani program yang belum tercapai



BAB II TEORI PROGRAM



A. PENGERTIAN DAN TUJUAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) Pengertian Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. a.



Tujuan Khusus Program KIA Adalah :



 Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya.  Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.  Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu menyusui.  Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki, bayi dan anak balita.  Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.



b. Target Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat pada tahun 2014 dalam program gizi serta kesehatan ibu dan anak yaitu :



-



Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar 100%.



-



Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%.



-



Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%.



-



Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar 90% dan KN Lengkap (KN1, KN2, dan KN3) sebesar 88%.



-



Pelayanan kesehatan anak Balita sebesar 85%.



-



Balita ditimbang berat badannya (jumlah balita ditimbang/balita seluruhnya (D/S) sebesar 85%).



-



ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 80%.



-



Rumah Tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium sebesar 90%.



-



Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah sebesar 85% dan Balita usia 6-59 bulan mendapatkan Kapsul Vitamin A sebanyak 85%.



-



Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap kepada bayi 0-11 bulan sebesar 90 %.



-



Penguatan Imunisasi Rutin melalui Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional (GAIN) UCI, sehingga desa dan kelurahan dapat mencapai Universal Child Immunization (UCI) sebanyak 100%.



-



Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mendukung terwujudnya Desa dan Kelurahan Siaga aktif sebesar 80%



B. Pengertian dan Tujuan Keluarga Berencana (KB) DokterSehat.Com – Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.



Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain: 1. Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu hubungan seksual dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan resikonya sangat kecil. 2. Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan juga mempunyai keuntungan seperti klien tidak perlu menyimpan obat suntik dan jangka pemakaiannya bias dalam jangka panjang. 3. Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan atas bawah kulit dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna tinggi, tidak mengganggu produksi ASI dan pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. 4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai keuntungan efektivitas dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat. 5. Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Manfaatnya kondom sangat efektif bila digunakan dengan benar dan murah atau dapat dibeli secara umum. 6. Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau memasang cincin pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang perempuan. Manfaatnya sangat efektif, baik bagi klien apabila kehamilan akan terjadi resiko kesehatan yang serius dan tidak ada efek samping dalam jangka panjang.



C. PROGRAM BIAS Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi anak-anak usia sekolah dasar terhadap penyakit campak, difteri dan tetanus. Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan bagi masyarakat melalui pembangunan kesehatan dengan perencanaan terpadu. Pembangunan kesehatan di Indonesia memiliki beban ganda (double burden), dimana penyakit menular masih masalah karena tidak mengenal batas wilayah administrasi sehingga tidaklah mudah untuk memberantasnya. Dengan tersedianya vaksin mampu mencegah penyakit menular



sebagai salah satu tindakan pencegahan yang efektif dan efisien. Pemberian vaksin melalui program imunisasi merupakan salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat. Program imunisasi mengacu kepada konsep Paradigma Sehat, dimana prioritas utama dalam pembangunan kesehatan yaitu upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa program imunisasi sebagai salah satu upaya pemberantasan penyakit menular. Upaya imunisasi telah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Upaya ini merupakan upaya kesehatan yang terbukti paling cost effective. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi dikembangkan menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), yaitu tuberculosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus dan hepatitis B.  Mengapa pemerintah menyelenggarakan BIAS? Imunisasi yang telah diperoleh pada waktu bayi belum cukup untuk melindungi terhadap penyakit PD3I (Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) sampai usia anak sekolah. Hal ini disebabkan karena sejak anak mulai memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan terhadap tingkat kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi. Oleh sebab itu, pemerintah menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia sekolah dasar atau sederajat (MI/SDLB) yang pelaksanaannya serentak di Indonesia dengan nama Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Penyelenggaraan BIAS ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004 dan mengacu pada himbauan UNICEF, WHO dan UNFPA tahun 1999 untuk mencapai target Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) pada tahun 2005 di negara berkembang (insiden dibawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun). BIAS adalah salah satu bentuk kegiatan operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan sasaran seluruh anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) atau sederajat (MI/SDLB) kelas 1, 2, dan 3 di seluruh Indonesia. Imunisasi lanjutan sendiri adalah imunisasi ulangan yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan diatas ambang perlindungan atau memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi yang diberikan berupa vaksin Difteri Tetanus (DT) dan Vaksin Campak untuk anak kelas 1 SD atau sederajat (MI/SDLB) serta vaksin Tetanus Toksoid (TT) pada anak



kelas 2 atau 3 SD atau sederajat (MI/SDLB). Pada tahun 2011, secara nasional imunisasi vaksin TT untuk kelas 2 dan kelas 3 SD atau sederajat (MI/SDLB) ditambah dengan Antigen difteri (vaksin Td). Pemberian imunisasi ini sebagai booster untuk mengantisipasi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri. Perubahan pemberian imunisasi dari vaksin TT ditambah dengan vaksin Td ini sejalan dengan rekomendasi dari Komite Ahli Penasehat Imunisasi Nasional atau Indonesia Technical Advisory Group on Immunization. Hal ini disebabkan adanya perubahan trend kasus infeksi difteri pada usia anak sekolah dan remaja. Pemberian imunisasi bagi para anak usia SD atau sederajat (MI/SDLB) ini merupakan komitmen pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).



 Kapan BIAS dilaksanakan? Setiap tahun BIAS dilaksanakan pada bulan Agustus untuk Campak dan pada bulan November untuk DT (kelas I) dan Td (kelas II dan III). Pelayanan imunisasi di sekolah dikoordinir oleh tim pembina UKS. Peran guru menjadi sangat strategis dalam memotivasi murid dan orangtuanya. Ketidak hadiran murid pada saat pelayanan imunisasi akan merugikan murid itu sendiri dan lingkungannya karena peluang untuk memperoleh kekebalan melalui imunisasi tidak dimanfaatkan. Pemberian imunisasi pada anak sekolah bertujuan sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif, meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Pelaksanaan BIAS merupakan keterpaduan lintas program dan lintas sektor terkait sebagai salah satu upaya mengurangi angka morbiditas dan mortalitas. Diselenggarakan melalui wadah yang sudah ada yaitu Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (TP UKS), dimana imunisasi merupakan salah satu komponen kegiatan UKS. Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat population immunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi sehingga dapat memutuskan rantai penularan PD3I. Dengan berbagai kemajuan pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, upaya imunisasi menjadi semakin efektif dan efisien dengan harapan dapat memberikan langkah nyata bagi kesejahteraan anak, ibu, serta masyarakat secara umum.



D. PROGRAM PTM (PENYAKIT TIDAK MENULAR) Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang terjadi karena faktor keturunan, atau juga karena faktor gaya hidup yang tidak sehat. Ingat bahwa penyakit tidak menular berarti tidak bisa ditularkan seperti pengertian dari penyakit menular. Dimana penyakit atau kumanya bisa menular ke orang lain dari meia udara, cipratan ludah, bersin, air, baju yang dipakai, alat makan dll. Penyakit tidak menular sebenarnya juga memiliki pengaruh yang sama bahayanya jika tidak di manaj dengan baik. Misalnya diabetes jika orang yang mengalami DM tidak rajin kontrol maka yang terjadi adalah kondisi gula darahnya bisa sangat tinggi, atau juga bisa sangat rendah. Dia juga tidak bisa memperkirakan berapa asupan makan yang bisa dia konsumsi setiap harinya. Maka dari itu Kita harus bisa merubah pola hidup tidak sehat kita menjadi pola hidup sehat sebagai upaya pencegahan. 1. obesitas meningkatkan resiko PTM Di Puskesmas saat ini juga sudah ada program tersendiri untuk menjaring dan untuk memanajemen penyakit tidak menular di masyarakat, wadahnya bisa disebut dengan Posbindu, pesertanya bisa dari kader dan masyarakat yang biasanya menjadi tempat dan wadah share mengenai keluhan keluhan yang dirasakan, pemriksaan lab sederhana, dan juga rujukan jika diperlukan pengobatan lebih lanjut. Nah seperti judul di atas saya juga akan memberikan contoh jenis jenis penyakit PTM yang mungkin juga di alami oleh orang orang di sekitar kita : 



Diabetes Melitues







Hipertensi







Jantung







Sariawan







Rematik







Osteoporosis, dll



Beberapa penyakit tidak menular di atas pastinya sangat membutuhkan tenaga kesehatan dalam rangka upaya pencegahan, misalkan dengan penyuluhan dengan orang tersebut karena dengan pengetahuan akan dapat merubah mindset dai tidak baik menjadi lebih baik, Prinsip utama dalam rangka pencegahan PTM adalah dengan merubah gaya hidup yang tidak sehat



menjadi gaya hidup sehat, misal dengan jalan santai, lari pagi, senam dll. Jangan hanya mengandalkan obat karena terlalu banyak obat juga akan merusak organ karena efek sampngnya.



BAB III PEMBAHASAN A. PROGRAM KIA PUSKESMAS PERAWATAN BERINGIN RAYA KOTA BENGKULU 1. PROGRAM ANAK a. SDIDTK ( stimulasi dini intervensi dan tumbuh kembang ) -



Di laksanakan per triwulan



-



Tempak pelayanan di psyandu dan TK



-



Sasaran bayi-balita dan anak sekolah taman kanak-kanak



program ini terlaksana dengan baik dan tidak ada kendala dalam program SDIDTK. b. Kunjungan neonatus -



Di lakukan setiap bulan setelah ibu post partum di puskesmas



-



Di lakukan pemeriksaan pada bayi,tali pusat di periksa dan di pantau



-



Asupan gizi bayi juga di pantau apakah bayi di berikan ASI atau tidak



Dalam kunjungan neonatus ini tidak ada kendala yang fatal, mungkin kendalanya bayi di berikan susu formula oleh orang tua karena alasan ASI sang ibu tidak keluar. Solusi dalam masalah ASI ini kami dari tenaga kesehatan tidak bosan-bosannya untuk terus memberikan motivasi dan arahan-arahan kepada ibu atau keluarga tentang manfaat dan pentingnya ASI. c. Pelacakan kasus kematian bayi dan balita -



Setiap ada kematian bayi atau balita selalu di adakan kunjungan



-



Memberikan dukungan kepada orang tua



-



Memberikan doa dan santunan kepada keluarga



Pelacakan kasus kematian pada bayi dan balita ini di lakukan di puskesmas d. Posyandu -



Di lakukan satu bulan satu kali



-



Sasaran bayi dan balita



-



Melakukan penimbangan pada bayi dan balita dan melakukan iminisasi



-



Terdapat 11 posyandu



 Mawar l kandang limun  Mawar ll kandang limun  Teratai lV bandar raya  Teratai V rawa makmur  Teratai VI rawa makmur  Teratai siaga rawa makmur  Melati l rawa makmur permai  Teratai l rawa makmur permai  Latulip rawa makmur permai  Anggrek beringin raya  Mawar lll medan baru Di posyandu ini tidak ada kendala, semua berjalan dengan lancar dan tepat waktu e. BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) -



Di lakukan 2 kali dalam setahun



-



Di lakukan di bulan agustus dan november



-



Sasaran anak SD kelas 1 dan kelas 2



-



Kelas 1 BIAS campak di bulan agustus



-



Kelas 1 BIAS DT di bulan november



-



Kelas 2 BIAS TD di bulan november



-



Terdapat 5 sekolah dasar yang di lakukan BIAS oleh puskesmas perawatan beringan raya kota bengkulu  SDN 68  SDN 69  SDN 86  SDN 85  MIM



Tidak ada kendala dalam program BiAS semua terlaksana dengan baik 2. PROGRAM IBU a. Kelas ibu hamil -



Di laksanakan setiap bulan



-



Di lakukan pemeriksaan ANC meliputi 10 T







Timbang berat badan dan ukur tinggi badan







Pemeriksaan tekanan darah







Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas )







Pemeriksaan puncak rahim ( tinggi fundus uteri)







Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)







Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid (TT) bila di perlukan







Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan







Test laboratorium ( rutin dan khusus)







Tatalaksana kasus







Temu wicara ( konseling ), termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi ( P4K) serta KB pasca persalinan



-



Kegiatan senam hamil dilakukan satu bulan sekali



-



Melakukan kunjungan bumil resti setiap bulan



b. Pertolongan persalian -



Pertolongan persalianan sesuai APN



-



Pertolongan persalinan di lakukan di poned puskesmas



-



Memberikan kenyamanan pada pasien saat proses melahirkan



-



Memberikan asuhan sayang ibu  Tidak memecahkan ketuban  Tidak melakukan episiotomi  Melakukan anastesi jika ada robekan jalan lahir



-



Segera berikan bayi kepada ibu segera setelah bayi lahir



c. Kunjungan ibu nifas dan BBL, kunjungan di lakukan 4 x  0-3 hari, usia o hari dilakukan penyuntikan vitamin K, HB0 dan salep mata  4-7 hari, memastikan involusi uterus, memantau tanda-tanda perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapatkan istirahat yang cukup, memastikan ibu mendapatkan gizi yang baik, memastiakan ibu menyusui dengan baik  8-28 hari, memastikan ivolusi uterus berjalan dengan normal, terap pantau perdarahan, memastikan istirahat dan gizi ibu, memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar



 29-42 hari, menanyakan pada ibu tentang penyulit dan membrikan konseling KB Program ibu sampai saat ini berjalan dengan lanjar dan tidak ada kendala 3. PROGRAM KB a. Penyuluhan PUS ( pasangan usia subur ) b. Pelayanan alat kontrasepsi c. Pelayanan di lakukan di puskesmas Di program KB kendalanya masih rendahnya penggunaan alat kontrasepsi IUD, masalah yang biasa terjadi pada masyarakat antara lain: -



Adat istiadat



-



Kurangnya pengetahuan



-



Faktor agama, ada sebagian masyarakat yang kental dengan agamanya berpendapat bahwa KB itu haram



Dalam menangani kasus kurangnya kesadaran ibu-ibu untuk memakai IUD terutama ibu yang resti, tenaga puskesmas beringin raya melakukan penyuluan kepada ibu-ibu terutama melibatkan suami, serta melibatkan aparatur kampung seperti RT dan juga kader untuk membantu kelancaran penyuluhan. Kendala lain karena pemasangan harus di lakukan di puskesmas atau Rumah sakit, sehingga ibu tidak bisa datang dengan alasan bekerja dll.



B. PROGRAM PPTM PUSKESMAS PERAWATAN BERINGIN RAYA KOTA BENGKULU



1. POSBINDU -



Di laksanakan satu bulan sekali



-



Sasarannya usia 15 tahun ke atas laki-laki dan perempuan



-



Melakukan penyuluhan



Tidak ada kendala di program PISBINDU 2. PROLANIS -



Sasaran usia 45 tahun ke atas



-



Dilakukan pemeriksaan 



Tekanan darah







Pemeriksaan gula darah







Pemeriksaan kolesterol







Pemeriksaan asam urat



-



Pemberian obat rutin PRP ( program rujuk balik )



-



Senam di lakukan satu minggu satu kali di puskesamas



-



Penyuluhan tentang penyakit hipertensi dan diabetes



Tidak ada kendala di program PROLANIS 3. LANSIA -



Posyandu lansia



-



Sasaran usia 45 tahun ke atas



-



Pemeriksaan tekanan darah



-



Kegiatan senam jantung dilakukan satu mimnggu 1 kali di puskesmas



-



Pemantauan lansia resti usia 60 tahun keatas



-



Dilakukan 2 bulan sekali



Kendala dari PPTM hanya pesertanya yang malas dateng kepuskesmas dengan alasan jauh, tidak ada yang ngantar dll Solusinya kami sarankan untuk datang ke POSBINDU terdekat



BAB IV PENUTUP 1. KESIMPULAN Salah satu pusat kesehatan masyarakat yang ada di bengkulu adalah Puskesmas Perawatan Beringin Raya Kota Bengkulu, puskesmas beringin raya kota bengkulu memiliki beberapa program diantaranya, program kesehatan ibu dan anak m (KIA) meliputi: program Anak, program Bias, program Ibu, program KB, Program PTM (penyakit tidak menular) meliputi: Posbindu, Prolanis Dan Lansia, dan masih ada beberapa program lagi yang terdapat di puskesmas perawatan beringin raya kota bengkulu, namun kami di sini fokus pada kesehatan Ibu dan Anak sampai Lansia. Satu tahun terahir ini dari bulan januari-oktober mungkin program yang belum maksimal atau belum tercapai ialah program KB, di mana kemauan dari masyarakat untuk ber KB masih rendah dan kebanyakan dari masyarakat yang enggan berKB dalam katagori resti usia rata-rata 38 tahun ke atas,



pihak



puskesmas yang bekerja sama dengan BKKBN sudah menyelenggarakan KB masal gratis di alokasikan di puskesmas perawatan beringin raya kota bengkulu.



2. SARAN A. Untuk tenaga puskesmas Supaya lebih meningkatkan lagi mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak serta lansia terutama dalam bidang KB supaya lebih seing melakukan pendekatan-pendekatan dan penyuluhan yang melibatkan kader dan aparatur kampung supaya kegiatan bisa lebih mudah terlaksana.