Program Survei Budaya Keselamatan Pasien [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROGRAM SURVEI BUDAYA KESELAMATAN PASIEN



RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU JL.MERDEKA NO.17. LHOKSEUMAWE TAHUN 2019



BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit terus berupaya meningkatkan mutu dan keselamatan pasien, pimpinan rumah sakit semakin menyadari pentingnya membangun budaya keselamatan pasien. Dalam mencapai budaya keselamatan pasien dibutuhkan kepemimpinan, dokter dan staf untuk memahami nilai-nilai organisasi, keyakinan dan norma-norma tentang apa yang penting, sikap dan perilaku yang sesuai dan diharapkan. Budaya keselamatan suatu organisasi adalah produk dari nilai-nilai, sikap, persepsi, kompetensi dan pola perilaku individu dan kelompok yang menentukan komitmen, gaya dan kemampuan dari manajemen organisasi kesehatan dan keselamatan. Organisasi dengan budaya keselamatan yang baik mempunyai karakteristik dengan ditemukannya komunikasi dan persepsi yang sama akan pentingnya keselamatan pasien dan dengan kepercayaan terhadap keberhasilan terhadap tindakan pencegahan. Budaya keselamatan pasien, orang tidak hanya didorong untuk bekerja ke arah perubahan, mereka akan mengambil tindakan bila diperlukan. Dalam tindakan menghadapi masalah keselamatan adalah hal yang tabu dan tekanan datang dari semua arah dari rekan-rekan sampai dengan atasan. Disana tidak ada ruang untuk budaya keselamatan bagi mereka yang menunjuk tangan dan mengatakan “keselamatan bukan tanggung jawab saya”. Meski begitu, sebuah organisasi dapat memperbaiki keselamatan hanya ketika pemimpin tampak berkomitmen untuk berubah dan ketika mereka memungkinkan staf secara terbuka berbagi informasi keselamatan. Ketika sebuah organisasi tidak memiliki budaya seperti itu, staf sering tidak mau melaporkan kejadian buruk dan kondisi yang tidak aman karena mereka takut akan pembalasan atau percaya pelaporan tidak akan mengahsilkan perubahan. Pemimpin senior harus mendorong perubahan budaya dengan menunjukkan komitmen mereka sendiri untuk keselamatan dan menyediakan sumber daya untuk mencapai hasil. Pesan mereka tentang keselamatan harus konsisten dan berkelanjutan karena membutuhkan waktu yang lama untuk merubah budaya.



BAB II LATAR BELAKANG The Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ) dan Medical Errors Workgroup of the Quality Interagency Coordination Task Force (QuIC) membiayai pengembangan dari survei rumah sakit terhadap budaya keselamatan pasien. Survei rumah sakit dirancang secara spesifik untuk staf rumah sakit dan bertanya terhadap opini mereka tentang budaya keselamatan pasien di rumah sakit mereka. Survei ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran staf akan keselamatan pasien, menilai keadaan sekarang terhadap budaya keselamatan pasien, identifikasi kekuatan dan area untuk peningkatan budaya keselamatan pasien. Menilai kecenderungan dalam budaya keselamatan pasien dari waktu ke waktu, evaluasi dampak dari inisiatif dan intervensi budaya keselamatan pasien dan melakukan perbandingan dengan dalam maupun luar organisasi. Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas prima dan komprehensif yang ditunjang dengan tenaga yang professional profuktif berkomitmen tinggi serta manajemen yang efektif dan mandiri merupakan tujuan dari PT. Rumah Sakit Umum Kasih Ibu. Salah satu unit yang mendukung tercapainya tujuan PT. Rumah Sakit Umum Kasih Ibu adalah adanya instalasi rekam medis yang masuk kedalam pelayanan penunjang medik sesuai kelas rumah sakit yaitu kelas C. Kompleksitas pelayanan kesehatan yang ada serta tenaga kerja dari berbagai profesi berpotensi untuk adanya perilaku yang mengabaikan budaya keselamatan pasien. Identifikasi, laporan dan investigasi terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan budaya keselamatan pasien serta upaya peningkatan budaya keselamatan pasien belu terlaksana sepenuhnya di PT. Rumah Sakit Umum Kasih Ibu. Oleh karena itu, dengan adanya program budaya keselamatan pasien ini dapat meningkatkan budaya keselamatan pasien di PT. Rumah Sakit Umum Kasih Ibu.



BAB III TUJUAN



A. TUJUAN UMUM Meningkatnya budaya keselamatan pasien di PT. Rumah Sakit Umum Kasih Ibu. B. TUJUAN KHUSUS 1. Terbentuknya komitmen unsur pimpinan terhadap budaya keselamatan pasien. 2. Timbulnya kesadaran dan inisiatif staf akan pentingnya budaya keselamatan pasien dan bebas melaporkan perilaku yang tidak sesuai dengan budaya keselamatan pasien. 3. Menilai keadaan organisasi sekarang terhadap budaya keselamatan pasien. 4. Identifikasi kekuatan dan area untuk peningkatan budaya keselamatan pasien. 5. Evaluasi dampak dari inisiatif dan intervensi budaya keselamatan pasien.



BAB IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN



A. KEGIATAN POKOK Melakukan survei budaya keselamatan pasien B. RINCIAN KEGIATAN 1. Komitmen pimpinan rumah sakit terhadap budaya keselamatan pasien 2. Pembentukan tim survei 3. Survei budaya keselamatan pasien 4. Membuat rencana peningkatan budaya keselamatan pasien 5. Sosialisasi rencana peningkatan budaya keselamatan pasien 6. Investigasi laporan terkait budaya keselamatan pasien 7. Pendidikan akan budaya keselamatan pasien



BAB V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN



Keselamatan dan mutu berkembang dalam suatu lingkungan yang mendukung kerja sama dan rasa hormat terhadap sesama tanpa melihat jabatan mereka dalam rumah sakit. Direktur rumah sakit menujukkan komitmen nya tentang budaya keselamatan dan mendorong budaya keselamatan untuk seluruh staff rumah sakit. Perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan adalah : 



Perilaku yang tidak layak ( inappropriate) seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang merendahkan atau menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengupat dan memaki;







Perilaku yang mengganggu (Disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang dilakukan secara berulang, bentuk tindakan verbal atau non verbal yang membahayakan atau mengintimidasi staf lain, dan “ celetukan maut” adalah komentar semberono didepan pasien yang berdampak menurunkan kredibilitas staf klinis lain. Contoh mengomentari negative hasil tindakan atau pengobatan staf lain didepan pasien, misalnya “ obatnya ini salah, tamatan mana dia….?”, melarang perawat untuk membuat laporan tentang kejadian tidak diharapkan, memarahi staf klinis lainnya didepan pasien, kemarahan yang ditunjukkan dengan melempar alat bedah di kamar operasi, serta membuang rekam medis di ruang rawat;







Perilaku yang melecehkan ( harassment) terkait dengan ras, agama, dan suku termasuk gender;







Pelecehan seksual.



Hal – hal penting menuju budaya keselamatan: 1. Staf rumah sakit mengetahui bahwa kegiatan operasional rumah sakit beresiko tinggi dan bertekad untuk melaksanakan tugas dengan konsisten serta aman. 2. Regulasi serta lingkungan kerja mendorong staf tidak takut mendapat hukuman bila membuat laporan tentang kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera. 3. Direktur rumah sakit mendorong tim keselamatan pasien melaporkan insiden keselamatan pasien ketingkat nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 4. Mendorong kolaborasi antar staf klinis dengan pimpinan untuk mencari penyelesaian masalah keselamatan pasien. Komitmen pimpinan rumah sakit terhadap budaya keselamatan pasien a. Pimpinan rumah sakit bersama Panitia PMKP akan melakukan sosialisasi kebijakan, program dan SPO Pelaporan terkait budaya keselamatan pasien. b. Membangun komitmen bersama Direktur Utama, Direktur Divisi, Kepala Bidang, Kepala Instalasi / Unit, Kepala Ruangan ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama akan budaya keselamatan pasien



Pembentukan tim survei a. Melakukan rapat b. Identifikasi staf terkait menjadi anggota tim a. Membuat panduan survei budaya keselamatan pasien c. Membuat daftar pertanyaan sesuai dengan acuan dari AHRQ Survei budaya keselamatan pasien b. Mengidentifikasi staf di masing-masing Unit / Instalasi untuk dilakukan survei c. Membagikan daftar pertanyaan survei untuk diisi d. Mengumpulkan kembali hasil pertanyaan yang sudah dijawab oleh staf e. Melakukan rekapitulasi hasil survei Membuat rencana peningkatan budaya keselamatan pasien a.



Menetapkan area yang akan difokuskan untuk peningkatan budaya keselamatan pasien



b.



Menetapkan hasil yang ingin dicapai



c.



Membuat rencana terhadap inisiatif yang akan dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diinginkan



d.



Identifikasi orang yang akan terpengaruh secara langsung atau tidak langsung oleh inisiatif tersebut.



e.



Pemilihan penanggung jawab terhadap pelaksanaan inisiatif tersebut



f.



Perencanaan terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan inisiatif terssebut



g.



Identifikasi hambatan dan masalah yang mungkin terjadi



h.



Menetapkan alat ukur untuk memonitor pelaksanaan inisiatif tersebut yang menunjukkan tingkat perkembangan dan keberhasilan



i.



Menetapkan target waktu untuk melaksanakan rencana untuk mencapai hasil yang diinginkan



Sosialisasi rencana peningkatan budaya keselamatan pasien Melakukan diseminasi rencana peningkatan budaya keselamatan pasien dengan komunikasi dan implementasi. Investigasi laporan terkait budaya keselamatan pasien Laporan terkait perilaku yang tidak sesuai dengan budaya keselamatan pasien akan dilakukan investigasi dan dilakukan perbaikan Pendidikan akan budaya keselamatan pasien Seluruh staf akan diberikan pendidikan dan informasi terkait budaya keselamatan pasien di rumah sakit.



BAB VI SASARAN 1. Adanya komitmen pimpinan rumah sakit terhadap budaya keselamatan pasien yang tertuang dalam kebijakan, program dan SPO 2. Adanya pelaporan terkait perilaku yang tidak sesuai dengan budaya keselamatan pasien. 3. Lebih dari 80 % staf PT. Rumah Sakit Umum Kasih Ibu berpartisipasi dalam survei budaya keselamatan pasien. 4. Adanya analisa dan perbaikan di area yang menjadi fokus peningkatan budaya keselamatan pasien 5. Terjadi penigkatan budaya keselamatan pasien pada area yang akan dilakukan perbaikan dengan hasil di atas 50 %



BAB VII JADWAL KEGIATAN No



Kegiatan Jan



1



Komitmen pimpinan rumah sakit terhadap budaya keselamatan pasien a. Pimpinan rumah sakit bersama komite PMKP akan melakukan sosialisasi kebijakan, program dan SPO Pelaporan terkait budaya keselamatan pasien. b. Membangun komitmen bersama Direktur Utama, Direktur Divisi, Kepala Bidang, Kepala Instalasi / Unit, Kepala Ruangan ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama akan budaya keselamatan pasien



2



Pembentukan tim survei a. Melakukan rapat b. Identifikasi staf terkait menjadi anggota tim c. Membuat panduan survei budaya keselamatan pasien d. Membuat daftar pertanyaan sesuai dengan acuan dari AHRQ



3



Survei budaya keselamatan pasien a. Mengidentifikasi staf di masing-masing Unit / Instalasi untuk dilakukan survei b. Membagikan daftar pertanyaan survei untuk diisi c. Mengumpulkan kembali hasil pertanyaan yang sudah dijawab oleh staf d. Melakukan rekapitulasi hasil survei



4



Membuat rencana peningkatan budaya keselamatan pasien a. Menetapkan area yang akan difokuskan untuk peningkatan budaya keselamatan pasien b. Menetapkan hasil yang ingin dicapai c. Membuat rencana terhadap inisiatif yang akan dilaksanakan untuk



Feb



Mar



Apr



Mei



Tahun 2019 Jun Jul Agsts



Sept



Okt



Nov



Des



d. e. f. g. h. i.



mencapai hasil yang diinginkan Identifikasi orang yang akan terpengaruh secara langsung atau tidak langsung oleh inisiatif tersebut. Pemilihan penanggung jawab terhadap pelaksanaan inisiatif tersebut Perencanaan terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan inisiatif terssebut Identifikasi hambatan dan masalah yang mungkin terjadi Menetapkan alat ukur untuk memonitor pelaksanaan inisiatif tersebut yang menunjukkan tingkat perkembangan dan keberhasilan Menetapkan target waktu untuk melaksanakan rencana untuk mencapai hasil yang diinginkan



5



Sosialisasi rencana peningkatan budaya keselamatan pasien Melakukan diseminasi rencana peningkatan budaya keselamatan pasien dengan komunikasi dan implementasi



6



Investigasi laporan terkait budaya keselamatan pasien Laporan terkait perilaku yang tidak sesuai dengan budaya keselamatan pasien akan dilakukan investigasi dan dilakukan perbaikan



7



Pendidikan akan budaya keselamatan pasien Seluruh staf akan diberikan pendidikan dan informasi terkait budaya keselamatan pasien di rumah sakit.



BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN



Evaluasi program dilakukan akhir tahun. Hasil pelaksanaan program akan dilaporkan oleh Tim Budaya Keselamatan Pasien kepada Komite Mutu dan Keselamatan Pasien. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien akan membuat laporan ke Direktur.



BAB IX PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Pencatatan kegiatan dilakukan oleh tim survei budaya keselamatan pasien kemudian dilaporkan kepada Komite Mutu dan Keselamatan Pasien per bulan. Data tersebut dilakukan proses analisis dan evaluasi per triwulan dan dilaporkan kepada Direktur rumah sakit untuk rencana tindak lanjut. Direktur akan melaporkan hasil kegiatan Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien per tahun kepada Pemilik.



Lhokseumawe, 07 Januari 2019 KETUA PMKP



Diketahui oleh Direktur,



dr. Fitri Maiyani



dr.Muhammad Saiful Ahyar