6 0 255 KB
PENGARUH PENGETAHUAN, KEMAMPUAN, PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA SDM DI KOPI JANJI JIWA SEMARANG PROPOSAL
Disusun Oleh : Nama
: Arnita Melgawati
NPM
: 17.51.1773
Program Studi
: S1 Manajemen
Jurusan
: MSDM
PROGRAM SARJANA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INDONESIA (STIEPARI) SEMARANG 2021
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL Judul Proposal: Pengaruh Pengetahuan, Kemampuan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja SDM Di Kopi Janji Jiwa Ungaran Nama
: Arnita Melgawati
NPM
: 17.51.1773
Program Studi : S1 Manajemen Konsentrasi
: Manajemen SDM PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama
Henry Yuliamir, S.S., M.M.Par Pembimbing
Tanda Tangan
……………
Tanggal
(07 Agustus 2021)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL.....................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1
1.2 Identifikasi Masalah
6
1.3 Pembatasan Masalah
7
1.4 Rumusan Masalah
9
1.5 Tujuan Masalah
9
1.6 Manfaat Penelitian
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori
11
2.3. Kerangka Berpikir
23
2.4. Pengajuan Hipotesis
24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
25
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
26
3.3. Definisi operasional
27
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
28
3.5. Instrumen Penelitian
28
3.6. Teknik Analis Data
29
DAFTAR PUSTAKA
33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adanya Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau biasa disebut dengan UMKM,diharapkan dapat memberi konstribusi yang cukup baik terhadap upaya penanggulangan masalah-masalahekonomiyang sering dihadapi seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan.
Peranan
mengurangi tingkat pengangguran tahun,
UMKM yang
di
Indonesia
semakin
harus
bertambah
dari
dapat tiap
menanggulangi kemiskinan dengan membantu masyarakat yang
kurang
mampu
dan
pemerataan pendapat
yang
dapat
memperbaiki
kehidupan masyarakat yang memiliki keterbatasan dalamkeuangan khususnya. Meningkatnya kemiskinan pada saat krisis ekonomi akan berdampak positif terhadap
pertumbuhan
output
bagian UMKM.
Pembangunan
dan
pertumbuhan UMKM merupakan salah satu penggerak yang krusial bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di banyak negara
di
dunia.
Karakteristik yang melekat pada UMKM bisa merupakan kelebihan atau kekuatan yang justru menjadi penghambat perkembangan ekonomi. Salah satu UMKM yang tengah berkembang adalah kedai kopi. Bisnis kedai kopi di Indonesia belakangan ini berkembang begitu pesat. Perubahan gaya hidup dan tren ikut membuat kopi semakin diminati konsumen. Hasil riset TOFFIN, perusahaan penyedia solusi bisnis berupa barang dan jasa di industri HOREKA (Hotel, restoran, dan kafe), bersama Majalah MIX MarComm mencatat
1
2
jumlah kedai kopi di Indonesia pada Agustus 2019 mencapai lebih dari 2.950 gerai. Demikian dilansir dari hasil riset resminya, Selasa (17/12/2019). Angka itu ternyata meningkat hampir tiga kali lipat atau bertambah sekitar 1.950 gerai dari 2016 yang hanya sekitar 1000. Angka riil jumlah kedai kopi ini bisa lebih besar karena sensus kedai kopi itu hanya mencakup gerai-gerai berjaringan di kota-kota besar, tidak termasuk kedai-kedai kopi independen yang modern maupun tradisional di berbagai daerah. Tren pendirian kedai kopi semakin marak sebagai bagian sekala UMKM yang merupakan usaha yang dirintis oleh rakyat dengan tenaga kerja dan laba yang disesuaikan secara umum kriteria dari kedai kopi bukan usaha yang menghasilkan laba besar, tetapi kedai kopi banyak memiliki kontribusi bagi perekonomian Indonesia, salah satu bentuk nyata kerja kedai kopi sebagai bagian dari UMKM untuk Indonesia adalah menyumbangkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 56,6% dari keseluruhan Produk Domestik Bruto di Indonesia. Kedai
Kopi
di
Indonesia
mendapatkan
perhatian
lebih
karena
pertumbuhannya yang semakin pesat dan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang memiliki peran, kedudukan, serta potensi yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan pembangunan ekonomi baik secara regional maupun nasional. Sementara itu, konsumsi kopi domestik Indonesia juga terus meningkat. Data Tahunan Konsumsi Kopi Indonesia 2019 yang dikeluarkan oleh Global Agricultural Information Network menunjukkan proyeksi konsumsi domestik (Coffee Domestic Consumption) pada 2019/2020 mencapai 294.000 ton atau meningkat sekitar 13,9% dibandingkan konsumsi pada 2018/2019 yang mencapai
3
258.000 ton. Namun, secara per kapita, konsumsi kopi masyarakat Indonesia relatif masih rendah dibandingkan negara lain, yaitu hanya sekitar 1 kilogram pada 2018. Jika dibandingkan dengan Vietnam yang tingkat pendapatannya di bawah Indonesia, konsumsi kopi per kapitanya mencapai 1,5 kilogram pada tahun yang sama. Kemudian daya serap tenaga kerja merupakan salah satu ukuran penting dalam menilai peran sektor ekonomi. Hal tersebut membuktikan bagaimana peran sektor
ekonomi
dalam
menyediakan
lapangan
kerja
dan
mengurangi
pengangguran, dan mengatasi mesalah sosial lainnya selain dibidang ekonomi. Menurut data Kementrian Negara Koperasi dan UKM, pada tahun 2015 sektor kedai kopi memiliki daya serap tenaga kerja sebesar 97% terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Kontribusi UKM terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia adalah 56%. Diharapkan dengan pemberdayaan koperasi dan UKM ekonomi kita akan semakin baik dan tumbuh.” Dari sisi bisnis, penjualan produk Ready to Drink (RTD) Coffee atau kopi siap minum, seperti produk kopi yang dijual di kedai kopi terus meningkat. Menurut data Euromonitor, kalau pada 2013 retail sales volume RTD Coffee Indonesia hanya sekitar 50 juta liter, pada 2018 menjadi hampir 120 juta liter. Dengan jumlah gerai yang terdata saat ini dan asumsi penjualan rata-rata per outlet 200 cup per hari, serta harga kopi per cup Rp 22.500, TOFFIN memperkirakan nilai pasar kedai kopi di Indonesia mencapai Rp 4,8 triliun per tahun. UMKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan
4
kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas pada masyarakat. Hal ini dapat berperan dalam proses pemerataan dan meningkatkan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional pada umumnya dan stabilitas ekonomi pada khususnya. Ketersediaan bahan baku lokal bagi industri kecil dan menengah merupakan keunggulan tersendiri yang memungkinkan dapat beroperasi secara efisien. Semangat kewirausahaan dan peningkatan produktivitas yang didukung keahlian, teknologi, dan pemasaran oleh SDM UMKM masih sangat terbatas, maka pengembangan Sumber Daya Manusia khususnya pengrajin Kopi harus diperhatikan, sehingga mampu menciptakan tenaga kerja yang mampu bersaing secara terbuka di pasar global. Kopi yang merupakan produk warisan budaya yang sangat penting untuk dilestarikan dan dikembangkan. Menjadikan Kopi sebagai ikon Indonesia mensyaratkan adanya penguatan Kopi sebagai warisan budaya sekaligus penggalian potensi ekonominya sebagai industri. Kopi sudah ada sejak zaman nenek moyang Indonesia. Dalam perkembangannya usaha kedai kopi menjadi usaha yang menjanjikan dewasa ini. Bentuknya sangat beragam, dari kedai kopi yang terkesan eksklusif hingga kedai kopi yang standar. Kedai –kedai tersebut memiliki spesifikasi dalam menjual produknya. Saat ini, usaha kedai kopi muncul menjadi usaha yang memiliki konsep tempat, konsep jualan (marketing), konsep kemasan, konsep menu, dan konsep pelayanan yang menarik. Suasana di setiap kedai kopi yang memiliki ciri khas berbeda
5
-beda menjadi salah satu daya tarik bagi para konsumen. Kenikmatan khas kopi memberikan menyeruputnya.
Tidakheran
jika
sensasi
banyak orang
tersendiri yang
saat
secara
kita rutin
menyediakan waktu untuk menikmatinya. Bahkan, jika dulu kopi identik dengan orang tua, sekarang kopi telah menjadi bagian gaya hidup
anak
muda untuk menghabiskan waktunya bersantai dan berkumpul bersama teman-teman. Saat ini tidak sulit bagi kita untuk mencari kedai kopi di Kota Semarang. Tabel 1.1 Jumlah Kedai Kopi (Coffee Shop) di kota Semarang tahun 2019 No
Nama
Daerah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Salwa Coffee House Coffee Time Kayu Manis Coffee Toffe Coffee Grove Indonesia Coffe Shop (I-COS) Cozi
Tembalang Tembalang Tembalang Tembalang Tembalang Tembalang Tembalang
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20 21. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Syndicate Coffee Hybrid Coffee 70s Coffee Green D’Cappucino CF Coffe Classic Deoholic Rumah Coklat Hans Kopi Peacock Coffee Candi Bistro & Coffee shop Dante Boskaf Coffe Starbuck Coffee Excelso Coffee J.co Coffee Kopi Luwak Coffe break Pharahita Coffee
Tembalang Tembalang Tembalang Tembalang Tembalang Tembalang Gombel Pleburan Pleburan Pleburan S. Parman S. Parman S. Parman Moh Suyudi Paragon Mall Paragon Mall Paragon Mall Paragon Mall Ngalian Mugas
6
27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41 42. 43. 44. 45.
Jozz Coffee Cult. Momow Kopi Klotok Terrakota Iridium Ndelik Lubuay Coffee and Leker Kopi Miring Jakwier Coffee Coffee kita Coffelate Bliz Nana Cute CF coffee Black Canyon Coffee Kopi tiam BMC coffe Coffee Bean KFC coffee
Veteran Veteran Veteran Veteran Veteran Pamularsih Pamularsih Pamularsih Kusuma Wardani Pedurungan Kedungmundu Kedungmundu Unnes Unnes Candi Menteri Supeno. Siliwangi Kampung kali Pandanaran
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan 2019
Fenomena ketatnya persaingan kedai kopi yang ada, membuat UMKM kedai kopi semakin dituntut agar bergerak lebih cepat dalamhal menarik konsumen, sehingga UMKM tersebut harus menganalisis faktor -faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumennya dalam upaya menarik minat konsumen untuk berkunjung. Kepuasan sebuah
produk
konsumen
sejauh
mana
manfaat
dirasakan (perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan
pelanggan (Amir, 2005). Kotler (2010) konsumen
adalah
merupakan
tingkat
mengatakan
bahwa
kepuasan
perasaan seseorang setelah membandingkan
antara kinerja produk yang ia rasakan dengan harapannya. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah respon terhadap evaluasi
ketidak sesuaian
atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian. Kesemua hal itu dirasakan tentunya terkait dengan aktivitas kinerja sumber daya manusia atau SDM kedai
7
kedai kopi tersebut. Kinerja SDM pada sebuah kedai kopi dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga mampu menjawab tantangan persaingan kedai kedai kopi yang semakin ketat, khusunya di kota Semarang. SDM dituntut untuk lebih faham dan mengerti berbagai macam jenis kopi yang disajikan minimal yang banyak disuaki konsumen, faktor pengetahuan karyawan dan pengelola kedai kopi menjadi faktor yang penting. Kemudian adanya faktor kemampuan SDM kedai kopi tersebut sehingga mampu menghasilkan produk kopi yang berkualitas dan bermutu tinggi. Semakin mampu sebuah kedai kopi menghasilkan produk minuman yang digemari maka semakin besar potensi pasar mereka. Kemudian tidak kalah pentingnya adalah faktor pengalaman kerja sangat mempunyai pengaruh terhadap banyaknya produksi, besar kecilnya dan efisiensi yang dapat dilihat dari hasil produksi tenaga kerja yang diarahkan. Dalam pengertian lain, pengalaman kerja SDM juga dapat diperoleh dengan melewati masa kerja SDM yang telah dilakui disuatu tempat kerja. Pengalaman kerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang sangat perlu dimanifestasikan dalam jumlah masa kerja akan meningkatkan kemampuan dan kecakapan kerja seseorang sehingga hasil kerja akan semakin meningkat. Pengalaman kerja tidak hanya menyangkut jumlah masa kerja, tetapi lebih dari juga memperhitungkan jenis pekerjaan yang pernah atau sering dihadapi. Sejalan dengan bertambahnya pekerjaan, maka akan semakin bertambah pula pengatahuan dan ketrampilan seseorang dalam bekerja. Hal tersebut dapat dipahami karena terlatih dan sering mengulang suatu pekerjaan sehingga
8
kecakapan dan ketrampilan semakin dikuasai secara mudah, tetapi sebelumnya tanpa latihan, pengalaman-pengalaman yang pernah dimiliki akan menjadi berkurang bahkan terlupakan. Berangkat dari uraian fenomena tersebut tentunya juga banyak dialami banyak kedai kopi di Kota Semarang. Sehingga penulis tertarik meneliti kinerja SDM di Kopi Janji Jiwa Semarang, sebagai salah satu kedai kopi representative di kawasan jalan Erlangga Raya Kota Semarang. Kedai kopi yang memiliki lokasi yang strategis di pusat keramaian Kota Semarang, sehingga memiliki pangsa pasar yang cukup luas. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui pengaruh pengetahuan, kemampuan dan pengalaman terhadap kinerja SDM di Kopi Janji Jiwa Semarang. Dari uraian tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Pengetahuan, Kemampuan, Pengalaman Kerja terhadap Kinerja SDM di Kopi Janji Jiwa Semarang. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat di identifikasi beberapa masalah penelitian sebagai berikut : 1. Pengembangan kinerja karyawan (SDM) harus dilakukan tidak hanya kepada kedai kopi sebagai pemilik usaha, tetapi juga para pekerjanya. 2. Kondisi kedai kopi belum mencapai skala produksi yang maksimal salah satu penyebabnya adalah pengelolaan SDM yang belum optimal. 3. Pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman SDM kedai Kopi belum sesuai yang diharapkan dunia usaha.
9
4. Promosi masih perlu ditingkatkan. Dengan promosi yang baik diharapkan akan terjadi komunikasi antara produsen dengan konsumen. 1.3 Pembatasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup masalah tentang kedai kopi maka dalam penelitian ini dibatasi pada masalah pengetahuan kemampuan dan pengalaman karyawan terhadap kinerja SDM kedai kopi saja. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh pengetahuan, yang dimiliki karyawan di Kopi Janji Jiwa Semarang mempengaruhi kinerja SDM? 2. Bagaimanakah pengaruh kemampuan, yang dimiliki karyawan di Kopi Janji Jiwa Semarang mempengaruhi kinerja SDM? 3. Bagaimanakah pengaruh pengalaman kerja yang dimiliki karyawan di Kopi Janji Jiwa Semarang mempengaruhi kinerja SDM? 4. Variabel apa yang berpengaruh paling dominan terhadap kinerja SDM di Kopi Janji Jiwa Semarang? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, yang dimiliki karyawan di Kopi Janji Jiwa Semarang mempengaruhi kinerja SDM? 2. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan, yang dimiliki karyawan di Kopi
10
Janji Jiwa Semarang mempengaruhi kinerja SDM? 3. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja yang dimiliki karyawan di Kopi Janji Jiwa Semarang mempengaruhi kinerja SDM? 4. Untuk mengetahui variabel apa yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap kinerja SDM di Kopi Janji Jiwa Semarang? 1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah kota semarang Sebagai masukan agar bisa melakukan dan memberikan penyuluhan, pelatihan bagi para kedai kopi khususnya di Semarang 2. Bagi peneliti Diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan bekal jika suatu saat peneliti membuka kedai kopi dapat menerapkan pengetahuan dan pengalamannya di dalam kedai kopi, serta memberikan informasi mengenai kedai kopi di Semarang. 3. Bagi Akademisi Diharapkan dapat memberi masukan bagi peneliti berikutnya yang merencanakan penelitian pada bidang kedai kopi, serta dapat menjadi bahan pustaka untuk peneliti berikutnya.
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1
Kinerja SDM a.
Pengertian Kinerja Menurut Hasibuan (2012), kinerja adalah merupakan suatu hasil
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha dan kesempatan. Berdasarkan paparan diatas kinerja adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu menurut standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Mangkunegara (2006), mengemukakan pengertian kinerja (motivasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan kinerja menurut Mathis dan Jackson (2016), adalah apa yang
dilakukan
atau
tidak
dilakukan
oleh
pegawai.
Menurut
Mangkuprawira dan Hubeis (2017), pengertian kinerja pegawai adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu secara berencana pada waktu dan tempat dari pegawai serta organisasi bersangkutan. Sedangkan kinerja pegawai menurut Faustino Cardosa Gomes (2003) kinerja pegawai sebagai ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas. Kinerja menurut Simamora (2007), bahwa untuk
11
12
mencapai agar organisasi berfungsi secara efektif dan sesuai dengan sasaran organisasi, maka organisasi harus memiliki kinerja pegawai yang baik yaitu dengan melaksanakan tugas-tugasnya dengan cara yang handal. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan kinerja yang dimaksud dalam
penelitian
ini
adalah
menurut
Mangkunegara
(2006),
mengemukakan pengertian kinerja (motivasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
b.
Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain adalahsebagi berikut ini: 1) Efektifitas dan efisiensi Prawirosentono (1999), efektifitas dan efisiensi yaitu apabila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibatakibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efesien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien. 2) Otoritas (wewenang)
13
Otoritas menurut Prawirosentono (2009), adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seoranganggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya Perintah tersebut mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam organisasi tersebut. 3) Disiplin Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi menurut Prawirosentono (2009), disiplin pegawai adalah kegiatan
pegawai
yang
bersangkutan
dalam
menghormati
perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja. 4) Inisiatif Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Menurut Timpe (2002), mengemukakan faktor-faktor kinerja dapat dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal, yang dijelaskan sebagai berikut : 1) Faktor Internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang yang mempunyai kinerja jelek disebabkan
14
orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaiki kemampuannya. 2) Faktor Eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seeorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi
c.
Karatketistik Kinerja Pegawai Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi menurut
Mangkunegara (2012), adalah sebagai berikut: 1) Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. 2) Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi. 3) Memiliki tujuan yang realistis. 4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya. 5) Memanfaatkan umpan balik (feedback) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. 6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
d.
Indikator Kinerja Sehubungan dengan ukuran penilaian motivasi kerja dalam
penelitian ini maka indokator kinerja pegawai, menurut Chishty (2010), Ia
15
berpendapat untuk mengukur apakah pegawai berkinerja baik pada pekerjaan
mereka.
pengukuran
kinerja
pegawai
dapat
bervariasi
berdasarkan sifat pekerjaan, jenis organisasi dan sektor organisasi. Secara umum, kinerja diukur dari: 1) Ketepatan Waktu Suatu jenis pekerjaan tertentu menuntut kehadiran pegawai dalam mengerjakannya sesuai dengan waktu yang ditentukan. 2) Deskripsi Pekerjaan Pernyataan tertulis yang menjelaskan tentang tanggung jawab yang harus dilaksanakan dari suatu pekerjaan tertentu. 3) Kuantitas Seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dalam periode waktu yang telah ditentukan 4) Kualitas Setiap pegawai dalam mampu mengenal dan manyelesaikan masalah yang relevan serta memiliki sikap kerja yang positif di tempat kerja. 5) Efek Kinerja Menurut Umam (2010), beberapa efek dari adanya kinerja adalah: a) Pencapaian target Pada saat pegawai dan pimpinan bertindak efektif dengan energi positif, untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab masingmasing sesuai dengan arahan dari tarrget. Maka pada saat itu, energi positif setiap orang akan berkolaborasi dan berkontribusi untuk menghasilkan karya dan kinerja terbaik.
16
b) Loyalitas pegawai Loyalitas memiliki beberapa unsur, yaitu adanya sikap kesetiaan, kesadaran melaksanakan tanggung jawab, serta berusaha menjaga nama baik perusahaan. semakin tinggi tingkat loyalitasnya, maka akan semakin baik kinerja pegawai tersebut. c) Pelatihan dan Pengembangan Semakin baik kinerja pegawai, semakin mudah dalam pelatihan dan pengembangan. Sebaliknya, bila semakin buruk kinerja pegawai tersebut, akan semakin tinggi kebutuhan pegawai tersebut untuk mendapatkan pelatihan dan pengembangan. d) Promosi Kinerja dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk promosi pegawai. e) Berperilaku Positif Mendorong orang lain agar berperilaku positif atau memperbaiki tingkatan mereka yang berada di bawah standar kinerja. f) Peningkatan Organisasi Memberikan dasar yang kuat bagi pembuatan kebijakan untuk peningkatan organisasi. 2.1.2
Pengetahuan Pengetahuan
untukmengembangkan
merupakan kemampuan
faktor dan
penting daya
bagi
organisasi
saingnya
untuk
mendayagunakanpengetahuan secara optimal perlu dilakukan pengelolaan
17
pengetahuan secaraoptimal. Namun, terdapat indikasi kelemahan, banyak manajer dalam mengelolapengetahuan dalam organisasi. (Wibowo,2016:71) Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu.Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo,2007). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt Behavior). Menurut Jujun S. Suriasumantri (1993: 104), “pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek termasuk ke dalamnya adalah ilmu”. Lebih lanjut Jujun S. Suriasumantri (1993: 50) mengungkapkan terdapat dua cara yang pokok bagi manusia untuk
mendapatkan
pengetahuan
yang
benar.
Pertama
adalah mendsarkan diri pada rasio dan yang kedua mendasrkandiri kepada pengalaman.Secara adalah keseluruhan
sederhana
keterangan
dan
pengetahuan ide
yang
pada terkandung
dasarnya dalam
pertanyaan-pertanyaan yang dibuat mengenai suatu gejala atau peristiwa yang bersifat ilmiah, sosial maupun perseorangan (The Liang Gie, 1987: 66). Sedangkan menurut Soedjono Soekamto (1987: 16) pengertian pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul
(superstitions),
dan
penerangan-penerangan
yang
keliru
18
(misinformation) yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian serta menghilangkan prasangka-prasangka sebagai akibat ketidakpastian.Menurut Bloom
yang
dikutip
oleh
Sri
Rusmini,dkk
(2005:47), pengetahuan
disama artikan dengan aspek kognitif. Secara garis besar aspek kognitif dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Mengetahui,
yaitu mengenali hal-hal
yang umum dan khusus,
mengenali kembali metode dan proses, mengenali kembali pada struktur dan perangkat. 2) Mengerti, dapat diartikan sebagai memahami. 3) Mengaplikasikan, merupakan kemampuan menggunakan abstrak di dalam situasi konkrit. 4) Menganalisis, yaitu menjabarkan sesuatu ke dalam unsur bagian-bagian atau komponen sederhana atau hirarki yang dinyatakan dalam suatu komunikasi. 5) Mensintesiskan, merupakan kemampuan untuk menyatukan unsurunsur atau bagian-bagian sedemikian rupa sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh. 6) Mengevaluasi, yaitu kemampuan untuk menetapkan nilai atau harga dari suatu bahan dan metode komunikasi untuk tujuan-tujuan tertentu. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya
19
akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.Berdasarkan beberapa pengertian pengetahuan di atas, yang dimaksud pengetahuan
dalam
penelitian
ini
adalah
penguasaan terhadap sesuatu yang dalam hal ini penguasaan terhadap strategi
pembelajaran
oleh
guru pendidikan jasmani.
Penguasaan
pengetahuan merupakan salah satu tujuan pokok dari kegiatan pendidikan, bahkan penguasaan pengetahuan telah dijadikan ukuran untuk menilai berhasil tidaknya tujuan akhir dari suatu proses pembelajaran. Seseorang dapat bersikap terhadap suatu objek bila orang tersebut menguasai pengetahuan
mengenai
objek
tertentu.
Dengan adanya
pengetahuan
mengenai objek tersebut maka seseorang dapat melakukan penilaian terhadap objek itu, tahu manfaatnya, untung ruginya, sehingga akhirnya akan menimbulkan reaksi perasaan yang bersifat positf atau negatif terhadap objek itu. a. Indikator Pengetahuan Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk megevaluasi keadaan
atau
kemungkinan
dilakukan
pengukuran
terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Dimensi dan indikator yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi teori yang diutarakan oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:23) yang dibagi kedalam dimensi dan indikator seperti berikut: 1) Dimensi Pendidikan dengan indikator sebagai berikut:
20
a) Kesesuaian latar belakang pendidikan pegawai dengan pekerjaan. b) Pengetahuan pegawai tentang prosedur pelaksanaan tugas c) Pemahaman pegawai terhadap prosedur pelaksanaan tugasnya 2) Dimensi Pengalaman dengan indikator sebagai berikut: a) Pengalaman kerja yang dimiliki pegawai b) Prestasi kerja yang dimiliki pegawai c) Ketenangan pegawai saat bekerja 3) Dimensi Minat dengan indikator sebagai berikut: a) Kehadiran b) Kepatuhan terhadap atasan c) Sikap terhadap pekerjaan 2.1.3
Kemampuan Moenir (dalam Abdul & Kumara 2018) “bahwa kemampuan
mempunyaihubungan dengan tugas atau pekerjaan, yang berarti dapat melakukan tugas atau pekerjaan sehingga menghasilkan barang dan jasa sesuai yang diharuskan dan atas dasar ketentuan yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa untuk melakukan pekerjaan dapat mendukung
memerlukan
kemampuan
sehingga
dan melaksanakan pekerjaan yang pada akhirnya dapat
menghasilkan barang dan jasa sesuai yang diharapkan”. Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989: 552-553). Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu
21
untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. (Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge, 2009: 57). Dari
pengertian-pengertian
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam menguasai suatu keahlian dan digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. 1. Indikator Kemampuan Lebih (2009:
lanjut,
Stephen
57-61) menyatakan
P.
Robbins
& Timonthy
bahwa kemampuan
A.
keseluruhan
Judge seorang
individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok indikator yaitu a) Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability), merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental (berfikir, menalar dan memecahkan masalah). b) Kemampuan Fisik (Physical melakukaan
tugas-tugas
Ability),
yang
merupakan
menuntut
kemampuan
stamina,ketrampilan,
kekuatan, dan karakteristik serupa. 2)
Pengalaman Manulang (dalam Rattu & Adolfina 2019) mengungkapkan bahwa
pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatannya dalam pelaksanaan tugaspekerjaan. Ranupandojo (dalam Rattu & Adolfina: 2009) juga mengungkapkan bahwa pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama waktu
22
atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik. Pengalaman merupakan kejadian yang dialami secara pribadi saat merespon beberapa stimuli (seperti saat diberikan usaha pemasaran sebelum dan setelah pembelian). Suatu pengalaman melibatkan keseluruhan kehidupan dan dapat mempertinggi
jasa
ditanamkan
dalam
produk,
digunakan
untuk
atau membuat pengalaman itu sendiri. Konsumsi
memiliki aspek pengalaman. Definisi terbaru dari pengalaman pelanggan termasuk bahwa pengalaman berasal dari satu set interaksi antara pelanggan dan produk, perusahaan atau bagian dari organisasi yang memprovokasi reaksi. Pengalaman ini benar-benar pribadi dan menyiratkan keterlibatan pelanggan pada tingkat yang berbeda (rasional, emosional, sensorik, fisik dan spiritual) (Gentile et al., 2007). Definisi kedua dan yang terkait adalah bahwa pengalaman pelanggan merupakan respon internal dan subyektif pelanggan
yang
kontak
langsung maupun tidak langsung dengan
perusahaan. Kontak langsung umumnya terjadi dalam proses pembelian, penggunaan dan layanan yang biasanya diprakarsai oleh pelanggan. Kontak tidak langsung paling sering melibatkan pertemuan yang tidak direncanakan dengan perwakilan dari produk, jasa atau merek sebuah perusahaan dan berbentuk rekomendasi word-of-mouth atau kritik, iklan, berita, ulasan (Meyer & Schwager, 2007). Pengalaman terjadi ketika konsumen mencari produk, berbelanja dan menerima layanan, serta saat mereka menggunakan layanan tersebut
23
(Brakus, 2009). Pengalaman produk terjadi ketika konsumen berinteraksi dengan
produk, misalnya
saat
konsumen
mencari,
memeriksa
dan
mengevaluasinya. Pengalaman produk bisa terjadi langsung saat kontak fisik dengan produk atau tidak langsung bila produk disajikan secara virtual atau dalam sebuah iklan (Brakus, 2009). Pengalaman berbelanja dan layanan terjadi saat konsumen berinteraksi dengan lingkungan fisik toko, para pegawai serta kebijakan dan penerapannya. Penelitian di menyelidiki
bagaimana
mempengaruhi
variabel
pengalaman.
konsumen mengkonsumsi konsumsi
dan
bersifat multidimensi
atmosfer
dan
tenaga
Pengalaman
juga
menggunakan
produk.
dan
mencakup
bidang
ini
penjualan
terjadi
saat
Pengalaman
dimensi
hedonis
seperti perasaan, fantasi dan kesenangan (Brakus, 2009). Pengalaman dapat dirasakan dan dialami melalui tiga dimensi yaitu: 1)Pengalaman Sensorik (sensory experience) hal ini pengalaman
kepada
konsumen
merupakan
pemberian
yang memberikan pengaruh kepada
kelima panca indera konsumen meliputi penglihatan, penciuman, perasa, pendengaran dan peraba atau sentuhan. Gentile et al.(2007) mengungkapkan tujuan dari pengalaman sensorik ini adalah
untuk
memberikan
kesan
keindahan, kesenangan, kecantikan, dan kepuasan melalui stimulus sensorik. Pengalaman Emosional (emotional experience) adalah suasanahati dan emosi menentukan hasil ketika melakukan pembelian dan suasana hati positif dapat memberikan rasa kepuasan.3)Pengalaman Sosial (social experience) Schmitt
(2003) menyatakan
bahwa setiap
pengalaman
sosial
akan
24
berdampak
pada
individu
yang
akan mengubah
perilaku
dalam
bersosialisasi, sedangkan Kartajaya (2006) menyatakan bahwa manusia merasabangga ketika bisa diterima di komunitasnya karena manusia adalah bagian dari kelompok sosial tertentu. Pada dasarnya manusia memiliki sifat sosialis sehingga pengalaman sosial yang positif dapat meningkatkan kualitas seseorang dalam bersosialisasi. Pengalaman
pelanggan
dibangun
secara
menyeluruh
dan
melibatkan kognitif, afektif, emosional, sosial serta respon fisik pelanggan. Pengalaman tidak hanya dibuat oleh unsur-unsur yang dapat dikontrol penyedia barang atau jasa (misalnya layanan antarmuka, suasana ritel, harga, bermacam-macam barang), tapi juga unsur-unsur yang tidak dapat dikontrol (seperti pengaruh orang lain dan tujuan berbelanja). Pengalaman pelanggan meliputi pengalaman total termasuk pencarian, pembelian, konsumsi dan fase purna jual dari pengalaman, serta mungkin melibatkan beberapa saluran rite l(Verhoef et al., 2009 1. Indikator Pengalaman kerja Menurut Sedarmayanti (2013) indikator pengalaman kerja yaitu: a) Lama waktu/masa kerja, ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugastugas dengan baik dan mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik. b) Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki c) Penguasaan
terhadap
pekerjaan
dan
peralatan
tingkat
penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek-aspek teknik
25
peralatan
dan teknik
pekerjaan
yang
mampu
dalam
melaksanakan pekerjaanya dengan adanya pengalaman.. 2.2 Kerangka Pikir Setelah melalui kajian teori maka kerangka pikir dalam pnelitian ini dapat ditampilkan sebagai berikut ini:
Pengetahuan (X1) Ketepatan Waktu Deskripsi Pekerjaan Kuantitas Seseorang Kualitas
Kinerja SDM (Y)
Efek Kinerja
Kemampuan (X2)
1)
Ketepatan Waktu
Intelektual (Intelectual Ability), (berfikir, menalar dan memecahkan masalah).
2)
Deskripsi Pekerjaan
3)
Kuantitas Seseorang
Kemampuan Fisik
4)
Kualitas pegawai
5)
Efek Kinerja
(Physical Ability),
Pengalaman (X3) Lama waktu/masa kerja Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
26
2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan pendapat tersebut maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) yaitu : 1. Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan pengetahuan terhadap kinerja SDM di Kopi Janji Jiwa Semarang 2. Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan kemampuan terhadap kinerja SDM di Kopi Janji Jiwa Semarang 3. Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan pengalaman terhadap kinerja SDM di Kopi Janji Jiwa Semarang 4. Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman secara simultan terhadap kinerja SDM di Kopi Janji Jiwa Semarang
27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. penelitian kuantitatif yaitu yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Dengan metode penelitian kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variable yang diteliti. Pendekatan kuantitatif dapat menggali data dengan cara penyebaran kuesioner yang kemudian akan dilakukan analisa dengan program SPSS. Sugiyono (2012:2) Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode Asosiatif Kausal. Dengan menggunakan assosiatif kausal dapat diketahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Pendekatan penelitian yang di gunakan adalah asosiatif yang bersifat menanyakan hubungan antar dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/timbal balik. Pada penelitian ini menggunakan hubungan kausal. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. (Sugiyono,2012) 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Objek penelitian ini adalah tempat di mana penelitian ini akan dilakukan, yaitu di di Kopi Janji Jiwa Semarang jalan Erlangga Raya
27
28
Semarang. Penelitian dilakukan dalam kurun waktu tiga bulan mulai bulan November 202 3.3 Metode Pengumpulan Data 1. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Sedangkan istilah dokumentasi berarti “pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi. Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi
maupun
dari
perorangan.
Dokumentasi
penelitian
ini
merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2012:240), dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumentel dari seseorang. 2. Angket atau Kuesioner Menurut sugiyono (2012: 199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan
responden.
Jika
dilihat
dari
cara
menjawabnya,
angket/kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket tertutup,
29
karena telah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih mana yang sesuai dengan dirinya. Menurut
Bachtiar
kuesioner
atau
angket
merupakan
alat
pengumpulan data dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Diharapkan dengan
menyebarkan
daftar
pertanyaan-pertanyaan
kepada
setiap
responden, peneliti dapat menghimpun data yang relevan dengan tujuan penelitian dan memiliki tingkat reliabilitas serta validitas yang tinggi. (Bakhtiar,2007) Dalam penelitian ini peneliti menggunkan kuesioner/angket tertutup, dimana responden hanya memilih jawaban yang tersedia. Skala pengukuran yang digunakan dalam instrument ini dalah skala likert. Skala likert merupakan skala pengukuran yang pertama kali dikembangkan oleh Rensis Likert, dan sering disebut sebagai methode of summated ratings, yang berarti nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan itu dijumlahkan sehingga mencapai nilai total. Skala likert secara umum menggunakan peringkat 5 angka. Sangat setuju, skor
:5
Setuju, skor
:4
Tidak pasti/netral, skor
:3
Tidak setuju, skor
:2
Sangat tidak setuju, skor
:1
30
3.4 Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2012: 115). Secara keseluruhan (Sugiyono, 2012: 61) mengartikan populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada perusahaan yang berjumlah 40 orang. 2. Sampel Penentuan sampel menggunakan teknik acak sederhana (simple random sampling). Sugiyono dan Hair (1998:123) berpendapat bahwa pada teknik sampel random sederhana, apabila subjek penelitian jumlahnya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih, sehingga jumlah sampel ditentukan sebanyak 10% dari jumlah populasi yakni 40 orang sampel, sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 40 orang sampel kuisioner. 3.5 Jenis Data Jenis dan sumber data dalam penelitian dibagi menjadi dua, yaitu : Data
primer
adalah
responden. Sumber
sumber
data
yang
diperoleh
langsung
dari
31
a. Data primer, Diperoleh dengan cara membagikan kuesioner (angket penelitian) kepada obyek yang akan diteliti dalam hal ini pembeli di Kopi Janji Jiwa Semarang. b. Data sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara. Misalnya data yang diperoleh dari arsip bagian pengelolaan sumberdaya manusia dan bagian pengembangan di Kopi Janji Jiwa Semarang. Selain itu juga diperoleh dari penelitian terdahulu, literature, dan jurnal yang berhubungan dengan permasalahan penelitian ini. 3.6 Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas Menurut Suharsimi Arikunto (2012: 144) yang dikatakan validitas adalah “Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevaliditan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas rendah”. Uji validitas merupakan prosedur pengujian untuk mengetahui apakah instrumen dapat mengukur dengan tepat atau tidak. Kriteria pengajuan suatu butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi rxy berharga positif dan sama atau lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikasi 5%, jika koefisien lebih kecil dari harga r tabel 5% maka korelasi dikatakan tidak signifikan.
32
2. Uji Reliabilitas Instrumen yang baik selain valid juga harus reliabel, artinya dapat diandalkan. Suharsimi Arikunto (2012: 152) menyatakan bahwa “instrumen dapat dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang tepat atau ajeg walaupun oleh siapa dan kapan saja”. Suatu instrumen dikatakan reliabel atau dapat dipercaya apabila pada taraf signifikansi 5% harga r11 semakin mendekati 1 dan sebaliknya apabila 0 atau bahkan negatif, maka instrumen tersebut dapat dikatakan rendah tingkat kepercayaannya atau tidak reliabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70”. 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Teknik analisis data yang perrtama kali dilakuakan adalah uji normalitas data. Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2012) “Apabila data yang dihasilkan normal, maka menggunakan statistik parametrik, dan apabila tidak berdistribusi normal maka menggunakan data
statistik
nonparametrik”.
Uji
Normalitas
ini
menggunakan
Kolmogorov Smirnov dengan bantuan SPSS. b. Uji Linieritas Dalam menguji lineritas hubungan digunakan teknik uji – F. Tujuan uji linearitas adalah untuk mengetahui apakah antara variabel X dengan variabel Y memiliki hubungan linear atau tidak. Harga Fhitung
33
kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikan 5 % . Hubungan dapat dikatakan linear apabila diperoleh Fhitung> Ftabel. Atau hubungan dikatakan linier jika harga “p beda” sama atau lebih besar dari 0,05. 4. Pengujian Hipotesis Analisis korelasi parsial ini digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan anatara korelasi kedua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). Karena variabel yang diteliti adalah data interval maka teknik statistik yang digunakan adalah Pearson Correlation Product Moment (Sugiyono, 2012). Menurut Sugiyono (2012) penentuan koefisien korelasi dengan menggunakan metode analisis korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
rxy
N XY ( X )( Y )
N X
2
( X ) 2 N Y 2 ( Y ) 2
Keterangan: r XY
= koefisien korelasi antara Y dan X
N
= jumlah sampel
∑X1
= jumlah produk X
∑Y
= jumlah produk Y
∑X1Y
= jumlah produk X dengan Y
2
∑X 1
= jumlah produk kuadrat X
34
∑Y2
= jumlah kuadrat produk Y Kriteria pengujian apabila rxy > rtabel maka antara X dengan Y
ada hubungan yang berarti. a. Uji Parsial (Uji t) Untuk membuktikan hipotesis dilakukan uji t, yaitu menguji pengaruh antara variabel-variabel bebas secara satu persatu (parsial) terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara parsial dapat diketahui dari besarnya probabilitas signifikansi tiap variabel pada tabel coeficient. 1) Jika probabilitas signifikansi > 0,05, maka H0 diterima. 2) Jika probabilitas signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak. b. Uji Simultan (Uji F) Uji simultan digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen dependen
secara bersama-sama terhadap variabel
35
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2013. Manajemen Pemasaran. cet. II. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bilson, Simamora. 2003. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Ekawati Rahayu Ningsih.2010.Perilaku Konsumen, Nora Media Enterprise, Kudus Engel, Blackwell, dan Miniard. 2015. Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa. Aksara. Ginting, Nembah F. 2011. Manajemen Pemasaran. Bandung: CV Yrama Widya Gitosudarmo. 2005, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi Revisi, Yogyakarta :BPFE Hasibuan, Melayu S.T. 2009. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksarah. Khoirudin.2017.Pengaruh Atribut Produk Dan Harga Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Smartphone Xiaomi Di Bandar Lampung. Skripsi Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13 Jakarta: Erlangga Mahmudah, Risma Nurul. 2015. Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Pakaian Wanita Di Media Sosial Pada Toko Vieney Online Shop (Studi Kasus Di Akbid Al-Suaibah Palembang). Jurusan Administrasi Bisnis Polsri. Laporan Akhir Polsri. Mangkunegara. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Maria.2016. Kualitas Produk, Desain Produk, Harga Produk, Dan Merek Produk Terhadap Perilaku Pembelian Konsumen Sepatu Olahraga Basket Nike. Skripsi Muflih, Muhammad.2009.Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
36
Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. 2002. Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasarann. Terjemahan. Jakarta: Erlangga. Schiffman dan Kanuk. 2008. Perilaku konsumen. Edisi 7. Jakarta: Indeks. Setiadi, Nugroho, SE., MM., 2003, ”Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran”. Jakarta: Kencana Simamora. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi Offset. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suyanto.2007.Marketing Strategi Top Brand Indonesia.Yogyakarta:CV. Andi Offset Tjiptono, Fandy. 2008. Stategi Pemasaran Edisi Pertama. Andi Ofset : Yogyakarta.
37
LEMBAR BIMBINGAN PROPOSAL Nama
: Arnita Melgawati
NPM
: 17.51.1773
Program studi
: S1 Manajemen
Dosen pembimbing I : Henry Yuliamir, S.S., M.Par. Judul Skripsi
: Pengaruh Pengetahuan, Kemampuan, dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja SDM di Kopi Janji Jiwa Semarang
Tanggal
Uraian
Sabtu, Pengajuan Judul Proposal 20 Februari 2021
Senin, 15 Maret 2021
Pengajuan BAB I Revisi Tanggal 16 Maret 2021 1. Format penulisan diperbaiki
Sabtu, 10 April 2021
Pengajuan BAB II Revisi Tanggal 11 April 2021 1. Hipotesis disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian
Selasa, 15 Juni 2021
Pengajuan BAB III Revisi Tanggal 16 Juni 2021 1. Populasi yang akan dibuat sampel harus seluruh karyawan
Selasa, 03 Agustus 2021
ACC Proposal, Siap Sempro
Tanda Tangan