Proposal Kelompok 6 C Saponin [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Rian
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Uji Aktivitas Antifungi Senyawa Saponin Daun Bidara (Zhizipus Mauritania L.) Pada Candida Albicans



Disusun oleh : 1. Prista Siva Nareswari 1041811099 2. Tri Wahyuni



1041811126



3. Trias Styaningsih



1041811128



4. Vania Ardiyanti



1041811129



PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG 2021



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara berkembang dengan masyarakat yang masih hidup pada garis kemiskinan, sehingga kebersihan lingkungan, sanitasi dan pola hidup sehat kurang diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan data dari berbagai rumah sakit pendidikan, angka kejadian infeksi jamur mencapai 27,6% (Adiguna, 2004). Candida albicans adalah salah satu jamur yang dapat menginfeksi dan menyebabkan kandidiasis (Komariah, 2012). Pemberian obat antijamur dilakukan untuk mengatasi infeksi Candida albicans, akan tetapi penggunaan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan resistensi (Ravankar, 1998). Ketokonazol merupakan salah satu obat yang sering digunakan dalam pengobatan kandidiasis dengan mekanisme kerja menghambat sintesis ergosterol (Katzung, 2004). Ketokonazol dibuat dalam bentuk sediaan oral karena termasuk golongan obat yang arbsorbsinya cukup baik. Pemakaian obat ketokonazol tidak dianjurkan kepada penderita gangguan hepar karena bersifat toksik (Rex & Arikan, 2003). Usaha untuk mencari alternatif pengobatan dilakukan dengan serangkaian penelitian guna menemukan obat baru untuk mengatasi kejadian infeksi jamur yang lebih baik dan dengan toksisitas lebih rendah. Penggunaan bahan alam sudah banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Khasiat tanaman obat pada umumnya disebabkan oleh aktifitas senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan. Saponin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang berfungsi sebagai antifungi dan antimikroba (Martins et al., 2015). Tanaman bidara adalah sejenis pohon kecil yang selalu hijau, penghasil buah yang tumbuh di daerah afrika utara dan tropis serta asia barat, tumbuh di Israel di lembah-lembah sampai ketinggian 500 mdpl. Khususnya di Indonesia tanaman ini banyak tumbuh di daerah sumbawa (Nusa Tenggara Barat) (Heyne, 1987). Bidara banyak digunakan dalam pengobatan tradisional antara lain semua bagiannya (daun, buah, biji, 2



akar, dan batang). Manfaat yang lain yaitu daun bidara dapat menghasilkan busa jika diremas, dan menghasilkan aroma yang sangat wangi seperti sabun dan digunakan untuk memandikan orang yang sakit demam. Tanaman daun bidara dalam hukum islam disunahkan untuk digunakan memandikan jenazah. Seperti yang dijelaskan dalam penelitian sebelumnya kandungan kimia yang berperan sebagai pengobatan dalam tanaman bidara antara lain alkaloid, fenol, flavonoid, saponin, kuercetin, dan terpenoid. Tanaman daun bidara memiliki senyawa saponin yang kaya akan manfaat. Senyawa saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu terdiri dari senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon). Struktur saponin tersebut menyebabkan saponin bersifat seperti sabun atau deterjen sehingga saponin disebut sebagai surfaktan alami (nama saponin diambil dari sifat utama ini yaitu “sapo” dalam bahasa latin yaitu sabun. Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui metode ekstraksi. Berdasakan hasil penelusuran pustaka yang didapat dan masalah yang ada sehingga perlu dilakukan penelitian untuk melihat adanya senyawa saponin yang terdapat pada daun bidara dari ekstrak etil asetat. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi total menggunakan pelarut etil asetat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas saponin daun Bidara (Zizipus Mauritania) terhadap pertumbuhan C. albicans ATCC 10231.



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana metode esktraksi senyawa saponin dari Bidara (Zizipus Mauritania)? 2. Bagaimana daya hambat senyawa saponin dariBidara (Zizipus Mauritania)terhadap pertumbuhan Candida albicans?



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui metode ekstraksi senyawa saponin dari daun Bidara (Zizipus Mauritania). 3



2. Mengetahui kandungan senyawa saponin dari daunBidara (Zizipus Mauritania)dan efektivitas senyawa tersebut pada pertumbuhan C. albicans.



1.4 Batasan Masalah 1. Ekstraksi senyawa saponin dalam daunBidara (Zizipus Mauritania). 2. Isolasi senyawa saponin dalam daun Bidara (Zizipus Mauritania). 3. Uji daya hambat senyawa saponin terhadap pertumbuhan Candida albicans dengan metode Kirby-Bauer. 4. Pemanfaatan tanaman daun Bidara (Zizipus Mauritania)sebagai alternatif untuk antifungi.



1.5 Manfaat Penelitian 1. Dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang aktivitas antifungi daun Bidara (Zizipus Mauritania). 2. Dapat mengembangkan pemanfaatan daun Bidara (Zizipus Mauritania)sebagai alternatif antifungi.



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS



2.1 Tinjauan Tentang Daun Bidara 2.1.1 Klasifikasi daun bidara



Gambar 1 Daun Tanaman Bidara (Ziziphus spina-cristhi L) (Sumber:



https://flowerian.com/2756/9-manfaat-daun-bidara-



kesehatankecantikan-tubuh.html) A. Taksonomi tanaman salam adalah sebagai berikut Kingdom : Plantae Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Rosales



Famili



: Rhamnaceae



Genus



: Ziziphusa



Spesies



: Ziziphus spina-christi L ( Tjitrosoepomo, 2010)



B. Morfologi tanaman daun bidara 1. Batang



5



Batang pada tanaman bidara yaitu bulat dan berkayu, memiliki warna hijau keabu-abuan, dan pada setiap ruas pada batang tersebut terdapat duri yang tajam berwarna kemerahan.



2. Daun Daun pada tanaman bidara berbentuk bundar atau bulat telur oval, memiliki tulang daun 3, berwarna hijau muda dan hijau tua, tepi daun tumpul atau membulat dari bawah daun berwarna putih (Van Steenis, 2008 dalam Sareng, 2018). 3. Buah Buah pada bidara berbentuk bulat meyerupai buah tomat, daging buah berwarna putih serta memiliki rasa yang manis, memiliki biji yang kecil berwarna coklat, kulit buah halus berwarna hijau mengkilat jika masih muda akan berwarna hijau dan berwarna merah ketika sudah matang. Pada tanaman bidara bunga tumbuh disekitar ketiak daun, berwarna putih kekuningan, bentuk bunga seperti bintang, jenis bunga pada tanaman bidara termasuk bunga tunggal.



C. Kandungan Kimia Tanaman Bidara Tanaman bidara memiliki tiga kandungan kimia yaitu polifenol, saponin dan tannin (Chang 2002).” Senyawa kimia yang terkandung pada tanaman bidara yang digunakan sebagai pengobatan antara lain: alkaloid, fenol, flavanoid, dan terpenoid” (Adzu dkk, 2001 dalam Raden, 2017). 2.1.2 Tinjauan Tentang Candida albicans Klasifikasi Candida albicans Candida albicans diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Fungi Phylum



: Ascomycota



Subphylum : Saccharomycotina Class : Saccharomycotales Ordo : Saccharomycetaceae 6



Genus : Candida Species : Candida albicans (C.P. Robin) Berkhout 1923 Sinonim : Candida stellatoidea dan Oidium albicans (Hendrawati, 2008)



2.1.3 Tinjauan senyawa antifungi Candida albicans adalah sel ragi bertulang tipis, gram positif, tidak memiliki kapsul, berbentuk oval hingga bulat dengan ukuran 3–4 μm. Candida albicans juga membentuk pseudohifa ketika tunas-tunasnya terus bertumbuh, tetapi gagal melepaskan diri sehingga menghasilkan rantai-rantai sel panjang yang bertakik atau menyempit pada lokasi penyekatan di antara sel. Candida albicans bersifat dimorfik, selain ragi dan pseudohifa Candida albicans juga dapat menghasilkan hifa sejati (Brooks et al., 2013). Candida albicans berkembang biak dengan cara memperbanyak diri dengan spora yang tumbuh dari tunas yang disebut dengan blastospora (Siregar, 2004). Organisme Candida tumbuh dengan mudah dalam botol kultur darah dan pada plate agar. Pada kultur media, spesies Candida terbentuk halus, berwarna putih krem, dengan koloni berkilau. Banyak spesies Candida mudah diidentifikasi berdasarkan karakteristik pertumbuhan dan kit komersial yang mengevaluasi asimilasi karbohidrat dan reaksi fermentasi serta memberikan identifikasi spesies dari isolat Candida selama 2-4 hari (Dismukes, Pappas and Sobel, 2003). Dalam mengisolasi jamur Candida menggunakan media agar yaitu media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) atau pada media Potato Dextrose Agar (PDA) dan diinkubasi dalam waktu 24 jam pada suhu 370C (Brooks et al., 2013). Pertumbuhan koloni Candida pada media Sabouraud memiliki sifat-sifat khas yaitu: koloni menonjol dari permukaan medium, permukaan pada koloni halus, licin, berwarna putih kekuning-kuningan, dan memiliki bau ragi (Siregar, 2004).



7



BAB III METODE PENELITIAN



3.1 Objek Penelitian Obyek penelitian ini adalah Uji Aktivitas Antifungi Senyawa Saponin Daun Bidara (Zhizipus Mauritania L.) Pada Candida Albicans



3.2 Sampel dan Teknik Sampling Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun bidara yang diperoleh dari daerah daun bidara (Ziziphus mauritania L.) yang diperoleh dari daerah Tegal Cabe, kecamatan Citangkil kota Cilegon. Teknik sampling pada daun bidara (Ziziphus mauritania L.) yaitu Teknik sampling yang digunakan yaitu random sampling atau pengambilan secara acak. Bakteri yang digunakan adalahCandida Albicans yang diperoleh dari Balai Laboratorium Kesehatan Kota Semarang.



3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Bebas Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak daun bidara 3.1.2 Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Candida albicans 3.1.3 Variabel Terkontrol Lama waktu ekstraksi, suhu inkubasi



3.4 Alat dan Bahan 3.4.1 Alat 8



Blender, erlenmeyer, pinset, autoklaf, timbangan analitik, pipet ukur, hot plate, pipet tetes, inkubator, tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan Petri, kapas, cotton swab steril, aluminium foil, sarung tangan, bunsen dan jarum ose 3.4.2 Bahan Ekstrak daun bidara (Ziziphus mauritania L.) yang berasal dari daerah Tegal Cabe, kecamatan Citangkil kota Cilegon, larutan metanol, jamur C. albicans yang diperoleh dari koleksi Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, larutan NaCl 0,9%, alkohol 70%, Media PDA, akuades, kertas saring, tisu, dan ketokonazol.



3.5 Rancangan Penelitian 3.5.1 Pembuatan Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus mauritania L.) Sampel daun bidara dibersihkan dengan air, dirajam kemudian dikeringkan di udara terbuka selama 2 hari, kemudian dilanjutkan pengeringan menggunakan oven pada suhu 40 oC selama 7 jam. Setelah kering dihancurkan menggunakan blender agar didapatkan serbuk sampel atau simplisia.Serbuk daunbidara kemudian ditimbang seberat 1000 g dan direndam dalam metanol sebanyak 3 L, selama 5 hari. Larutan kemudian disaring dengan corong bucher dan kertas saring kemudian diuapkan dari sisa pelarutnya dengan evaporator pada suhu 40°C menghasilkan 20 g ekstrak kering. Setelah itu, ekstrak murni yang didapat dimasukan ke dalam oven dengan suhu 40°C lalu dituang ke dalam botol steril kaca tertutup dan disimpan di lemari pendingin. 3.5.2 Isolasi saponin Sebanyak 2 mL sampel ekstrak metanol daun bidara dilarutkan dalam akuades pada tabung reaksi kemudian ditambahkan 10 tetes larutan KOH, selanjutnya dipanaskan pada penangas air suhu 50°C selama 5 menit. Setelah itu dikocok selama 15 menit sampai terbentuk busa yang menandakan adanya senyawa saponin (Mills, 2000). Busa yang terbentuk selanjutnya diambil dan diletakkan di dalam tabung reaksi untuk selanjutnya digunakan dalam uji daya hambat. 9



3.5.3 Uji Daya Hambat Senyawa Saponin terhadap Pertumbuhan Candida albicans dengan Metode Kirby-Bauer Kertas cakram ukuran 6 mm Whatmann No.42 yang sudah disterilisasi disediakan sebanyak 15 buah. Masing-masing 5 buah direndam dalam cawan Petri yang berisi senyawa saponin daun bidara yang berasal dari uji busa, metanol dan obat jamur sintetis ketokonazol (sediaan salep) 2% selama 30 menit. Pembuatan suspensi jamur uji dilakukan dengan diambil C. albicans dengan cotton swab dan dimasukan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaCl 0,9% sebanyak 3 mL, kemudian dicampur hingga homogen ditandai dengan cairan berubah menjadi keruh. Jamur ditanam pada masing-masing cawan Petri berisi media Potato Dextrose Agar (PDA) dengan cara suspensi jamur diambil menggunakan cotton swab untuk masing-masing cawan Petri (Sari dan Sumadewi, 2019). Setelah permukaan media mengering, cakram yang telah direndam diletakkan masingmasing pada permukaan media PDA, diinkubasi pada suhu 37°C, selama 48 jam, diamati zona hambat yang terbentuk. Kontrol positif dibuat dengan menggunakan cakram yang mengandung ketokonazol 2%. Sedangkan kontrol negatif menggunakan cakram kosong yang mengandung metanol sebagai pelarut. Setiap perlakuan diuji dalam lima kali ulangan. Zona hambat yang terbentuk di sekitar kertas cakram diukur diameter vertikal dan diameter horizontal dengan menggunakan jangka sorong.



10



DAFTAR PUSTAKA Adzu B, Haruna AK. 2007. Studied on the use of Ziziphus spina-christi against pain in rats and mice. Afr. J. Biotechnol, 6(11), 1317-1324 Adiguna, M.S., 2004. Epidemiologi Dermatomikosis Superfisialis. Dalam : Budimulja, U.,et al. Dermatomikois Superfisialis. Jakarta; Balai Penerbit. FKUI Aan Komariah, Djam'an Satori. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta AA Ravankar, Y Hoshino, T Emaru, Y Kobayashi. International Journal of Advanced Robotic Systems 13 (3), 98, 2016. 46, 2016. Brooks, GF., Carroll KC, Butel JS, Morse, and all (2013). Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick, & Adelberg. Ed. 25. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta Dismukes, W. E., Pappas, P. G. and Sobel, J. D. 2003. Clinical Mycology. New York: Oxford University Press. Hendrawati, Y., 2008. Candida albicans. mikrobia.files.wordpress.com/ 2008/05/yosephine-dianhendrawati-078114110.pdf. Diakses tanggal 20 November 2016 pukul 16.30. Komariah and Sjam, R. 2012. Kolonisasi Candida dalam Rongga Mulut, XXVIII(1). Katzung, B. G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi Delapan. Bagian farmakologi fakultas kedokteran universitas airlangga. Martin H, et al. (2015) Differential genetic interactions of yeast stress response MAPK pathways. Mol Syst Biol 11(4):800. Raden, P. Z. A. (2017). Uji Aktivitas Daun Bidara Arab (Ziziphus spina-cristi L) Sebagai Antikanker Pada Sel Kanker Kolon (WiDr) Melalui Metode MTT dan Identifikasi Senyawa Aktif Dengan Metode LC-MS. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, (6), 67–72. Rex JH, Arikan S. 2003. Antifungal agents. Di dalam : Murray PR, Baron EJ,. Jorgensen JH, Pfaller MA, Yolken RH, ed. Manual Of Clinical Microbiology. Siregar, R. S. 2004. Penyakit Jamur Kulit. edisi 2. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: Gajah Mada University press. 11



12