Proposal Timbang Terima (Kelompok B) [PDF]

  • Author / Uploaded
  • RIKA
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL PRAKTEK MANAJEMEN TIMBANG TERIMA DI RUANG HEMODIALISA RUMAH SAKIT UMUM DHARMA YADNYA



OLEH : KELOMPOK B 1. Ni Kadek Rika Indriani



(21103110013)



2. Ni Wayan Risa Andayani



(21103110014)



3. Ni Putu Ridian Nita Sari



(21103110015)



4. Ni Putu Septiari



(21103110016)



5. I Gusti Ayu Putu Sinta Pradnyasari B



(21103110017)



6. Ni Made Suryaningsih



(21103110018)



7. Ida Ayu Wiwin Apsari Wahyuni



(21103110019)



8. Ni Made Wistita Dewi



(21103110020)



9. I Kadek Ade Krisna Yanto



(21103110021)



10. Ni Putu Silvia Ana Pertiwi



(21103110022)



11. I Putu Agus Edi Putrawan



(21103110023)



PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES ADVAITA MEDIKA TABANAN 2022



BAB 1 PENDAHULUAN



A. Latar Belakang. Pengoptimalan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri merupakan satu upaya dalam meningkatkan profesionalisme pelayanan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan belajar tentang konsep pelayanan keperawatan dan langkah- langkah konkret dalam pelaksanaannya. Langkah- langkah tersebut dapat berupa penataan ketenagaan dan pasien, penerapan MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan. Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat.  Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi



yang



harus



ditingkatkan



efektifitasnya



adalah



saat



pergantian shift, yaitu saat timbang terima klien.Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (informasi) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima klien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan klien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer antar shift secara tulisan dan lisan. Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima informasi yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima



harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan komplit tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer antar shift secara tulisan dan lisan. Perawat melakukan timbang terima dengan berjalan bersama dengan perawat lainnya dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat didekat pasien. Cara ini lebih efektif dari pada harus menghabiskan waktu orang lain untuk membaca dan akan membantu perawat dalam menerima timbang terima secara nyata. Clair dan Trussel (dalam Kerr, 2001) menyusun pengertian dari handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga Selama ini timbang terima sudah dilakukan. Isi dan substansi timbang terima yang dilakukan selama ini adalah identitas pasien, diagnosa medis, diagnosa keperawatam, program terapi yang sudah dilakukan dan rencana tindakan yang akan dilakukan. Timbang terima dilakukan secara lisan dan tertulis kemudian keliling ke semua pasien. Timbang terima perlu terus ditingkatkan baik teknik maupun alurnya karena timbang terima merupakan bagian penting dalam menginformasikan permasalahan klien sehari- hari. Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting, karena dengan timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan akan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan tanggungjawab dan tanggunggugat dari seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan tigkat kepuasan pasien. Kegiatan timbang terima yang telah dilakukan perlu dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya (Frisen, 2008). Oleh karena itu, pada kesempatan praktik manajemen ini kami mahasiswa STIKES Advaita Medika Tabanan kelompok B akan mencoba



melaksanakan timbang terima pasien berdasarkan konsep asuhan keperawatan di ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Dharma Yadnya. B. Tujuan. Tujuan umum : Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting. Tujuan khusus : 1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus). 2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam askep pada pasien 3. Menyampaikan hal-hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya. 4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya. 5. Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum. C. Manfaat. 1.



Bagi Perawat. a) Meningkatkan kemampuan komunikasi antara perawat. b) Menjalin hubungan suatu kerjasama dan bertanggung jawab antara perawat. c) Pelaksanaan askep terhadap penderita yang berkesinambungan d) Perawat dapat mengikutu perkembangan penderita secara paripurna.



2.



Bagi Pasien. a) Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Timbang Terima Timbang terima pasien (operan) sebagai teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan secara efektif dengan singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan saat perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggungjawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan (Nursalam 2015). Timbang terima pasien adalah salah satu bentuk komunikasi perawat yang merupakan bagian dari aktivitas manajemen keperawatan. Timbang terima mencakup keseluruhan fungsi manajemen. Timbang terima pasien dirancang sebagai salah satu metode untuk memberikan informasi yang relevan pada tim perawat setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas pelayanan (Rushton 2010). B. Tujuan Timbang Terima a) Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus) b) Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada klien c) Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya. d) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya. Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifin dalam bekerja. Timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:



a. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan perasaan perawat. b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan Tindakan keperawatan. C. Langkah-langkah dalam Timbang Terima a) Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap b) Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan. c) Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanngung jawab shift selanjutnya meliputi: a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan d) Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru D. Faktor-faktor dalam Timbang Terima 1. Komunikasi yang objectif antar sesama petugas kesehatan 2. Pemahaman dalam penggunaan terminology keperawatan. 3. Kemampuan menginterpretasi medical record 4. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien 5. Pemahaman tentang prosedur klinik E. Prosedur dalam Timbang Terima 1. Persiapan a. Kedua kelompok dalam keadaan siap b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan 2. Pelaksanaan Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung jawab: a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan



c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya sicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya. d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah: a) Identitas pasien dan diagnose medis b) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul c) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan d) Intervensi kolaborasi dan dependen e) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya,



misalnya



operasi,



pemeriksaan



laboratorium



atau



pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas f. Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci g. Pelaporan untuk timbang terima ditulis secara langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat. Timbang Terima memiliki 3 tahapan yaitu: a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggung jawab. Meliputi factor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya b. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara perawat yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang datang. c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang akan datang tentang tanggung jawab dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien langsung.



F. Metode dalam Timbang Terima 1. Timbang terima dengan metode tradisonal Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) disebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah: a. Dilakukan hanya di meja perawat b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date 2. Timbang terima dengan metode bedside handover Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya: a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi penyakitnya secara up to date b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien secara khusus Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi medis yang lain. Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranta: a. Menggunakan Tape Recorder



Melakukan perekaman data pasien kemudian diperdengarkan kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way communication. b. Menggunakan komunikasi oral atau spoken Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi c. Menggunakan komunikasi tertulis-written Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau media tertulis lain. Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, Menyusun pedoman implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut: 1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya pertanyaan dari penerima informasi pasien 2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi, pelayanan, kondisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi 3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat penerima dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang atau mengklarifikasi. 4. Penerima harus mendapatkan data tentang Riwayat penyakit, termasuk perawatan dan terapi sebelumnya. 5. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan kegagalan informasi atau terlupa.



BAB III PELAKSANAAN



A. Pelaksanaan Timbang Terima. Hari / tanggal



: Senin, 27 Februari 2021



Pukul



: 13.00 WITA - selesai



Topik



: Aplikasi peran, pelaksanaan timbang terima



Tempat



: Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Dharma Yadnya



B. Metode. 3.



Diskusi.



4.



Tanya jawab.



C. Media. 1. Status Klien 2. Buku timbang terima. 3. Alat tulis. 4. Sarana dan Prasarana perawatan D. Pengorganisasian. 1.



Kepala ruangan



: Ni Putu Septiari



2.



PP 1



: Ida Ayu Wiwin Apsari Wahyuni



3.



PA 1



: I Gusti Ayu Putu Sinta Pradnyasari B



4.



PA 1



: Ni Wayan Risa Andayani



5.



PA 1



: I Kadek Ade Krisna Yanto



6.



PA 1



: I Putu Agus Edi Putrawan



7.



PP 2



: Ni Made Suyaningsih



8.



PP 2



: Ni Putu Silvia Ana Pertiwi



9.



PP 2



: Ni Made Wistita Dewi



10.



PA 2



: Ni Kadek Rika Indriani



11.



PA 2



: Ni Putu Ridian Nita Sari



12.



Pembimbing Ruangan



: Ns. Ni Wayan Nanik K., S.Kep



13.



Pembimbing Pendidikan : Desak Made Firsia Sastra Putri., S. Kep., MPH.



E. Uraian Kegiatan. 1. Prolog Pada hari Senin, 27 Februari 2022 pukul 13.00 WITA seluruh perawat (PP dan PA) shift pagi dan sore serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan timbang terima. 2. Session I di Nurse Station Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa dan kemudian mempersilakan PP dinas pagi untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (siang). PP dan PA Shift pagi memberikan klarifikasi keluhan, Intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum), Intervensi kolaboratif dan dependent, hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan timbang terima di nurse station berupa laporan tertulis dan lisan. 5.



Epilog Kembali ke Ners Station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia. Setelah



proses



timbang



terima



selesai



dilakukan,



maka



kedua



PP



menandatangani laporan timbang terima dengan diketahui oleh karu. F. Hal – hal Yang Perlu Diperhatikan. 1. Dilaksanakan tepat pada waktu, setiap pergantian sift. 2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab penderita (PP). 3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas. 4. Adanya unsur bimbingan, pengarahan serta tanggung jawab. 5. Informasi



yang



disampaikan



harus



akurat,



singkat,



sistematis



dan



menggambarkan kondisi penderita saat ini serta menjaga kerahasiaan penderita. 6. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan penderita.



G. Alur Timbang Terima. PASIEN DIAGNOSA MEDIS MASALAH KOLABORATIF



DIAGNOSA KEPERAWATAN



RENCANA TINDAKAN YANG TELAH DILAKUKAN



YANG AKAN DILAKUKAN PERKEMBANGAN /KEADAAN PASIEN



MASALAH : TERATASI BELUM TERATASI TERATASI SEBAGIAN MUNCUL MASALAH BARU



1. 2. 3. 4.



H. Prosedur Timbang TAHAP



KEGIATAN



WAKTU



TEMPAT



PELAKS ANA



Persiapan.



1.



Timbang



terima



dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan. 2.



Prinsip



timbang



terima,



semua pasien dilakukan timbang terima khususnya penderita yang memiliki permasalahan yang belum atau dapat teratasi



serta



yang



membutuhkan



observasi lebih lanjut. 3.



Perawat



yang



melaksanakan timbang terima mengkaji secara



penuh



terhadap



masalah



5 MENIT



NERS STATION



PP, PA



keperawatan, kebutuhan dan tindakan yang telah/ belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya selama masa perawatan. 4.



Hal-hal



yang



sifatnya



khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk



kemudian



diserahterimakan



kepada petugas berikutnya. Pelaksanaan.



1. Kedua kelompok dinas sudah siap 20 MENIT (sihift jaga). 2. Kelompok



yang



akan



bertugas



menyiapkan buku catatan. 3. Kedua kelompok sudah siap. 4. Kepala ruang membuka acara timbang terima. 5. PP menyampaikan timbang terima pada PP



berikutnya,



hal



yang



perlu



disampaikan dalam timbang terima: a) Jumlah pasien b) Identitas klien dan diagnosa medis c) Data



(keluhan/



subyektif



dan



obyektif) d) Masalah keperawatan yang masih muncul. e) Intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum) f) Intervensi



kolaboratif



dan



dependent g) Rencana umum dan persiapan



NERS



KARU,



STATION



PP, PA



yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dll) 6. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas. 7. Kepala ruangan/ PP menanyakan kebutuhan dasar pasien. 8.



Sedapat



dapatnya



mengupayakan



penyampaian yang jelas, singkat dan padat. 9. Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi



khusus



dan



memerlukan



keterangan yang rumit. 10. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada format timbang terima yang ditandatangani oleh pp yang jaga saat itu dan pp yang jaga berikutnya. Post timbang 1.



Diskusi.



terima



Penandatanganan oleh PP



2.



5 MENIT



NURSE



KARU,



STATION



PP, PA



dan diketahui KARU. 3.



Ditutup oleh KARU



I. Evaluasi. 1. Evaluasi Struktur a. Penanggung jawab timbang terima telah ditentukan b. Teknik timbang terima disusun bersama-sama dengan staf keperawatan c. Materi timbang terima ditentukan dengan jelas



d. Status pasien disiapkan sebelum timbang terima dimulai e. Buku laporan dan buku pesanan khusus telah disiapkan. 2. Evaluasi Proses a. Timbang terima dilaksanakan bersama dengan kepala ruangan, perawat primer dan perawat pelaksana pada pergantian shift. b. Timbang terima dipimpin oleh Perawat Primer sebagai penanggung jawab shift c. Timbang terima diikuti oleh perawat yang berdinas dan perawat yang akan memulai berdinas d. Timbang terima dilaksanakan di nurse station paling lama 30 menit dan 3 menit di setiap pasien dengan keadaan istimewa. 3. Evaluasi Hasil a.



Perawat mampu menyelesaikan dokumentasi secara lengkap yang berisi (identitas, diagnosis medis, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan, intervensi kolaboratif, rencana umum pasien).



b. Perawat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna. c.



Peningkatan kemampuan komunikasi antar perawat.



d. Terjalin hubungan kerja sama yang bertanggung jawab antarperawat.



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain lapran antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan. Timbang terima bertujuan untuk kesinambungan informasi mengenai keadaan pasien secara menyeluruh sehingga tercapai asuhan keperawatan yang optimal B. Saran Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat kiranya lebih mematuhi SOP yang ditetapkan, menerapkan kerjasama dengan tim kesehatan dalam pemberian pelayanan kesehatan, menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarga serta tenaga kesehatan lainnya, peka dalam menyelesaikan masalah terhadap kejadian tidak diharapkan, mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dan keluarga. Pada laporan timbang terima hendaknya dilengkapu dengan tanda tangan PP pagi dan PP siang sebagai dokumentasi keperawatan.



DAFTAR PUSTAKA



Gillies, (1989). Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta. Kaasean M, Jagoo, 2005, Managing change in the nursing handover from tradisional to bedside handover-a case study from mauritius. BMC Nursing 4: 1 Nursalam, 2017, Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional, Salemba Medika, Jakarta . Nursalam, 2017, Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Salemba Medika; Jakarta PSIK, (2003). Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan Ners. Surabaya.