PT. Gudang Garam, Tbk. 7 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengaruh Harga Pokok Produksi Terhadap Laba Kotor Pada Industri Rokok PT. Gudang Garam, Tbk. Herera Himawari1, Mulik Afiani Silmi2, Vivi Indah Yani3, Yemima Margaretha4 18310168, 18310180, 18310266, 18310177 [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]



Disusun untuk memenuhi Ujian tengah Semester mata kuliah Metode Penelitian Dosen Pembimbing: Iman Supriadi, ST., MM



PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAHARDHIKA SURABAYA 2019-2020 Abstrak PT. Gudang Garam, Tbk didirikan tahun 1958 adalah salah satu produsen penghasil rokok kretek terbesar yang berada di Indonesia dan berkembang pesat dengan memiliki jumlah karyawan mencapai total 500 ribu orang yang setiap bulannya mampu memproduksi sebanyak 50 juta batang kretek rokok. Sebagai perusahaan manufaktur, PT. Gudang Garam, Tbk. sangat memperhatikan harga pokok produksinya dalam memaksimalkan labanya. PT. Gudang Garam, Tbk. established year 1958 is one of bigger cigarettes in Indonesia and has major developed with have employees almost 500 thousand and billion cigarettes each month. As a manufactur company, TP. Gudang Garam, Tbk. have concerned cost of good sold to maximize the profit. Kata kunci: Harga pokok produksi dan laba kotor. Key word: Cost of Production and Gross profit.



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Semakin berkembang pesatnya persaingan dunia indutri saat ini, khususnya perusahaan yang sejenis akan semakin ketat. Persaingan pasar telah menciptakan pergejolakan, tekanan, resiko, serta ketidakpastian organisasi. Puncak tuntutan organisasi yaitu menjawab segala ancaman dan kesempatan dalam lingkungan bersaing, dan mereka mendesain serta menggunakan sistem pengendalian yang tepat untuk mencapai tujuan (Ikhsan & Rasdianto, 2005).Salah satu tujuan yang penting untuk dicapai oleh perusahaan adalah pencapaian laba yang optimum.Laba dalam suatu perusahaan merupakan salah satu alat yang harus dicapai oleh perusahaan. Pada dasarnya, setiap perusahaan yang menjalankan usahanya bertujuan memperoleh laba yang maksimal, serta perusahaan akan selalu mengusahakan supaya laba dapat selalu meningkat. Perolehan laba yang besar akan mengundang investor untuk bergabung dan menanamkan modalnya di perusahaan. Untuk memperoleh laba yang maksimal, perusahan wajib menghasilkan produk dalam bentuk volume penjualan sehingga akhirnya akan mendapatkan pendapatan penjualan. Volume penjualan diartikan sebagi seluruh jenis barang yang disediakan untu konsumen atau pelanggan tanpa memandang jumlah rupiah relative tiap jenis produk tersebut ataupun sering tidaknya produk tersebut dihasilkan, sedangkan pendapatan penjualan adalah kenaikan modal pemilik karena adanya penjuala produk kepada konsumen (Guntur & Widyawati, 2014). Untuk menentukan harga jual yang tepat, terlebih dahulu harus diketahui harga pokok produksi (Perusahaan manufaktur), karena harga pokok produksi merupakan dasar bagi perusahaan untuk menentukan harga jual. Harga pokok produksi merupakan komponen biaya yang langsung berhubungan dengan produksi. Penetapan harga pokok produksi memegang peranan yang sangat penting pada suatu perusahaan, sebab dari harga pokok dapat dibuat analisa rencana dan kekuatan pemasaran, penentuan harga jual dan penentuan nilai persediaan. Harga pokok produksi (HPP) adalah salah satu komponen dari aporan laba rugi, yang menjadi perhatian dari manajemen perusahaan dalam mengendalikan



operasional perusahaan.Harga pokok produksi dikeluarkan untuk tujuan mendapatkan barang dagangan atau menghasilkan produk jadi karena harga pokok produksi terjadi dalam usaha mendapatkan aktiva maka pengeluaran tersebut membentuk harga perolehan.Harga pokok produksi merliputi semua biaya produksi baik itu biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, maupun biaya overhead pabrik.Elemen-elemen yang membentuk Harga Pokok Produksi dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan besar, yakni Bahan Langsung, Tenaga Kerja Langsung, dan Overhead Pabrik. Harga Pokok Produksi yang baik akan meningkatkan laba pada perusahaan, oleh karena itu kegiatan yang dilakukan perusahaan haruslah sejalan dengan apa yang menjadi dasar perusahaan itu sendiri (Mulyadi, 2001). PT. Gudang Garam, Tbk. didirikan pada tahun 1958 adalah sebuah perusahaan produsen rokok populer asal Indonesia yang kemudian berkembang pesat dengan jumlah karyawan mencapai 500.000 orang yang menghasilkan 50 juta batang kretek setiap bulannya. Pada tahun 1958, Gudang Garam telah tercatat sebagai pabrik kretek terbesar di Indonesia.Sebagai perusahaan manufaktur, PT. Gudang Garam, Tbk. sangat memperhatikan harga pokok produksinya dalam memaksimalkan labanya. 1.2



Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh harga pokok produksi terhadap laba kotor pada industri rokok PT. Gudang Garam, Tbk?



1.3



Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh harga pokok produksi terhadap laba kotor pada PT. Gudang Garam Tbk.



1.4



Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat sebagai berikut:



1. Aspek akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk menjadi referensi penelitian lain yang mempunyai kaitan dalam bidang yang sama. 2. Aspek pengembangan ilmu pengetahuan. Hasil penelitian ini diharapkan data memberikan informasi tentang adanya pengaruh harga pokok produksi terhadaplaba kotor. 1.5



Sistematika Penulisan Penelitian Penulisan penelitian ini dibagi dalam beberapa bab, dimana bab yang satu dan yang lainnya saling berkaitan. Penulisan penelitian ini disusun secara sistematis sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab ini mencakup dan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Kajian Teori Bab ini mencakup dan menjelaskan mengenai landasan teori, hubungan antar variabel, kerangka konsep, hipotesis penelitian, dan penelitian terdahulu. Teori akan dijelaskan secara sistematis sehingga dapat menyusun kerangka pemikiran dan selanjutnya dapat diformulasikan menjadi sebuah hipotesis. Bab III : Metodelogi Penelitian Bab ini mencakup dan menjelaskan mengenai rancangan penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan untuk penelitian.



Bab IV : Analisis Data dan Pembahasan Bab ini mencakup dan menjelaskan tentang gambaran objek penelitian, data penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan dari hasil penelitian yang selanjutnya digunakan untuk mengambil kesimpulan. Bab V : Penutup Bab ini mencakup kesimpulan dari penelitian yang menjadi hasil akhir dalam penulisan penelitian ini.



BAB II KAJIAN TEORI 2.1



Landasan Teori 2.1.1



Pengertian dan Sifat Akuntansi Menurut Harahap (2012: 4), menjelaskan bahwa akuntansi adalah habsa atau



laat komunikasi bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang, modal, dan suatu yang hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu. Sifat dasar yang mendasari akuntansi keuangan merupakan konsep yang harus diyakini kebenarannya sebagai dasar ilmu akuntansi itu dibangun. Menurut Harahap (2012: 9), berikut beberapa sifat dasar dari akuntansi yang dikutip dari Accounting Principle Board (APB): 1. Accounting Entity Dalam menyusum informasi akuntansi, yang menjadi fokus pencatatan akuntansi adalah entity atau lembaga, unit organisasi tertentu harus jelas sebagai lembaga yang terpisah dari badan atau lembaga yang lain. 2. Going Concenr Dalam menyusun laporan keuangan harus dianggap suatu lembaga atau entity yang dilaporkan akan terus berkelanjutan beroperasi di masa-masa yang akan dating, tapi prinsip ini menjadi dasar bagi kewajaran nilai yang dicantumkan dalam informasi keuangan. 3. Accrual Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan. 2.1.2



Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Carter (2009: 11), masa sekarang akuntansi biaya memperlengkapi



manajemen dengan alat yang diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikan kualitas dan efisiensi, serta pengambilan keputusan baik yang bersifat rutin maupun yang bersifat strategik. Pengumpulan, penyajian, dan



analisis dari informasi mengenai biaya dan manfaat untuk membantu tugas-tugas manajemen keuangan sebagai berikut: 1. Membuat dan melaksanakan rencana dan anggaran untuk beroperasi dalam kondisi kompetitif dan ekonomi yang telah diprediksi sebelumnya. 2. Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan pengendalian aktivitas, mengurangi biaya, dan memperbaiki kualitas. 3. Mengendalikan kuantitas fisik dari persediaan dan menentukan biaya dari setiap produk dan jasa yang dihasilkan untuk penetapan harga dan untuk evaluasi kinerja dari suatu produk, departemen, atau divisi. 2.1.3



Pengertian Biaya, Beban, dan Klasifikasi Biaya Menurut Dunia dan Wasillah (2012: 9), mengatakan bahwa biaya (cost) adalah



pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang dan jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi. Sedangkan beban (expense) merupakan biaya yang telah memberikan suatu manfaat dan termasuk pula penurunan dalam aset atau kenaikan liabilitas sehubungan dengan penyerahan barang dan saja dalam rangka memperoleh pendapatan, serta pengeluaran-pengeluaran yang hanya memberi manfaat untuk tahun buku yang berjalan. Klasifikasi biaya diperlukan untuk menyampaikan dan menyajikan data biaya agar berguna bagi manajemen dalam mencapai tujuannya. Berikut klasifikasi biaya yang dapat dibedakan menurut Dinia dan Wasillah Abdullah (2012: 23): 1. Klasifikasi Biaya atas Dasar Obyek Biaya Obyek biaya (cost object) merupakan suatu dasar yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan biaya. Oleh karena itu, dalam sebuah perusahaan terdapat banyak hal yang dapat dijadikan sebagai obyek biaya, antara lain: produk, jasa, proyek, konsumen, merek, aktivitas, departemen. Namun yang paling umum dilakukan perusahaan adalah berdasarkan produk dan departemen. 2. Klasifikasi Biaya berdasarkan atau Perilaku Biaya Ditinjau dari perilaku biaya terhadap perubahan dalam tingkat kegiatan atau volume, maka biaya-biaya dapat dikategorikan dalam tiga jenis, antara lain:



a. Biaya Variabel, adalah biaya-biaya yang dalam total berubah secara langsung dengan adanya perbahan tingkat kegiatan atau volume produksi dan volume penjualan. b. Biaya Tetap, adalah biaya yang secara total tetap tidak berubah dengan adanya perubahan tingkat atau volume dalam batas-batas dari tingkat kegiatan yang relevan atau dalam periode waktu tertentu. c. Biaya Seni Variabel, adalah biaya-biaya yang mempunyai atau mengandung unsur tetap dan unsur variable. Salah satu contoh adalah biaya listrik, biaya telepon, dan biaya transportasi. 3. Klasifikasi Biaya berdasarkan Fungsi Manajemen atau Jenis Kegiatan Fungsional Pengklarifikasian biaya dalam jenis ini bertujuan untuk membantu menejemen dalam perencanaan, analisis, dan pengendalian biaya atas dasar fungsi-fungsi yang ada dalam suatu organisasi perusahaan. 2.1.4



Pengertian Harga Pokok Harga pokok adalah jumlah pengeluaran dan beban yang diperkenankan,



langsung atau tidak langsung untuk menghasilkan barang atau jasa didalam kondisi dan tempat dimana barang tersebut dalat digunakan atau dijual. Harga pokok hanya dapat dihitung apabila dilakukan klasifikasi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan. Harga pokok dibedakan atas: 1. Harga Pokok Produksi Menurut Winardi (1990:79), menjelaskan bahwa harga pokok produksi adalah suatu produksi jumlah pengorbanan-pengorbanan, dapat diduga, dan kuantitatif dapat diukur berhubungan dengan proses produksi, yang dilakukan pada saat pertukaran dan dalam kebanyakan hal harus didasarkan atas nilai pengganti kesatuan-kesatuan nilai yang telah dikorbankan. 2. Harga Pokok Penjualan Berdasarkan prinsip akuntansi Indonesia, menjelaskan bahwa harga pokok penjualan adalah saldo awal dari persediaan ditambah harga pokok barang-barang yang dibeli untuk dijual dikurangi jumlah persediaan akhir adalah harga pokok barang yang harus dibandingkan pendapatan untuk masa yang bersangkutan, untuk



perusahaan industri dalam harga pokok penjualan termasuk semua upah baru langsung dan biaya bahan-bahan ditambah seluruh biaya pabrik (produksi) tak langsung dikoreksi dengan jumlah-juemlah saldo awal dan akhir persediaan. Dari pengertian diatas, jelas menunjukkan harga pokok penjualan mencakup semua biaya bersifat langsung atau tidak langsung sampai barang tersebut siap untuk dijual. 2.1.5



Pengertian Laba Menurut Horngren (1997), Laba adalah kelebihan dari total pendapatan



dibandingkan dengan total beban. Disebut juga laba bersih.Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2001: 38), Laba adalah pendapatan operasional dikurangi pajak, biaya bunga, biaya penelitian, dan pengembangan.Laba bersih disajikan dalam laporan laba rugi denganmembandingkan pendapatan dan biaya. Laba memiliki beberapa jenis sebagai berikut: 1. Laba kotor adalah perbedaan positif antara penjualan dikurangi pengembalian penjualan dan pengurangan penjualan. 2. Laba usaha (Operasi) adalah laba kotor dikurangi harga pokok penjualan dan pengeluaran untuk bisnis. 3. Laba bersih sebelum pajak adalah laba yang diperoleh setelah laba usaha dikurangi oleh biaya bunga. 4. Laba bersih adalah jumlah yang diperoleh setelah pengurangan pajak. Laba memiliki beberapa unsur. Unsur-unsur laba adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan aset perusahaan atau penurunan kewajiban yang terjadi dalam periode akuntansi, yang berasal dari kegiatan operasi dalam hal ini penjualan barang (kredit) yang merupakan unit bisnis utama perusahaan. 2. Beban Beban adalah arus keluar atau penggunaan aset atau peningkatan kewajiban dalam periode akuntansi yang terjadi dalam aktivitas operasi.



3. Biaya Biaya adalah uang tunai atau nilai setara dari uang yang dikornabkan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa manfaat bagi masa kini dan masa depan bagi organisasi.biaya kadaluarsa disebut sebagai biaya, setiap periode biaya dikurangkan dari pendapatan dalam laporan laba rugi untuk menentukan laba periode. 4. Untung – Rugi Keuntungan adalah peningkatan ekuitas atau aktiva bersih yang berasal dari transaksi incidental yang terjadi di perusahaan dan semua transaksi atau peristiwa yang mempengaruhi perusahaan dalam periode akuntansi, terlepas dari orangorang dari pendapatan investasi pemilik. 5. Pendapatan Pendapatan adalah hasil akhir dari perhitungan pendapatan dan laba dikurangi biaya dan kerugian pada periode tersebut. Sebagai yang sudah dijelaskan dalam PASK No. 23 Ikatan Akuntansi Indonesi (IAI) 2007 paragraf 70 menyatakan bahwa: “Penghasilan (pendapatan) adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode, jika aliran masuk tersebut menghasilkan peningkatan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi investasi”. Selanjutnya dalam paragraf 74 disebutkan bahwa: “Definisi penghasilan mencakup pendapatan (laba) dan laba (laba). 2.1.6



Laba Kotor (Gross Profit) Laba kotor adalah jumlah penjualan bersih setelah dikurangi Harga Pokok



Penjualan (HPP). Dengan kata lain, jumlah laba atau pendapatan yang tersisa setelah semua biaya pembutan produk telah dipertanggungjawabkan. Jenis biaya seperti biaya penjualan, administrasi, atau pajak tidak termasuk dalam perhitungan laba kotor.Laba kotor digunakan untuk mengitung jumlah sisa pendapatan yang dapat digunakan untuk membayar biaya-biaya tersebut. 2.2



Hubungan Antar Variable Variabel dalam penelitian ini hanya terdiri dari variabel X yang mana variabel X berupa harga pokok produksi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan menggunakan uji regresi linier sederhana yaitu mencari tahu apakah ada pengaruh harga pokok produksi terhadap laba kotor pada perusahaan PT.



Gudang Garam, Tbk. dengan berdasarkan laporan keuangan periode 2014 sampai dengan 2018. 2.3



Kerangka Konseptual Menurut Sugiyono (2014: 132) Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan beberapa variabel dengan hubungan yang sudah dirumuskan. Pada penelitian ini variabel yang diteliti yaitu Harga Pokok Produksi yang digunakan untuk memprediksi perkembangan Laba Kotor pada industri rokok pada PT. Gudang Garam, Tbk. tahun 2014 sampai dengan 2018. Harga Pokok Produksi (X)



2.4



Laba Kotor (Y)



Hipotesis Hipotesis penelitian adalah prediksi yang diturunkan dari teori yang sedang diuji, bila dikehendaki membuat keputusan mengenai perbedaan, diuji H0 terhadap H1, maka H1 merupakan pernyataan yang diterima jika H0 ditolak. Berdasarkan rumusan masalah dan uraian teoritis di atas, maka dapat di tarik hipotesis sebagai berikut : H0 = Harga pokok produksi berpengaruh terhadap laba kotor perusahaan. H1= Harga pokok produksi tidak berpengaruh terhadap laba kotor perusahaan.



2.5



Penelitian Terdahulu 1. Purnama (2007) dengan judul Pengaruh harga pokok produksi terhadap laba kotor pada PT. Gudang Garam Tbk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui harga pokok produksi dan laba kotor pada perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. 2. Rasuandi (2008) dengan judul Analisis perubahan laba kotor (gross profit) pada CV. Agung Jaya Art Palembang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perkembangan perusahaan dalam menganalisa laporan laba rugi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus.



BAB III METODELOGI PENELITIAN



3.1



Rancangan Penelitian HPP (X)



Laba Kotor (Y)



Populasi: Laporan keuangan harga pokok produksi dan laporan laba kotor pada PT. Gudang Garam, Tbk. pada periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2018. Sampel: Laporan keuangan harga pokok produksi dan laporan laba kotor pada PT. Gudang Garam, Tbk. pada periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2018.



Pengambilan data: Dokumen Laporan Keuangan



Analisis: Uji Regresi



Hasil Penelitian dan Pembahasan



Simpulan dan Saran



3.2



Populasi dan Sample 3.2.1



Populasi Populasi adalah wilayah gereralisasi yang tediri atas objek dan subjek yang



mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang dietapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono (2015 :61), populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda yang alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada



pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karateristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek yang diteliti. Objek yang digunakan dipenelitian ini adalah PT. Gudang Garam, Tbk. sedangkan populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan harga pokok produksi dan laporan laba kotor pada PT. Gudang Garam, Tbk. pada periode 2014 sampai dengan 2018. 3.2.2



Sampel Menurut Sugiyono (2015 :62), sampel adalah bagian dari jumlah dan



karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin memperlajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu yang diambil dari populasi harus betul-betul representative mewakili. Teknik pengambilan sampel pada peneitian ini adalah sampling total atau sensus. Menurut Sugiyono (2015 :76), sampling total yaitu teknik penentuan anggota sampel bila semua populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi yang relatif kecil.Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan harga pokok produksi dan laporan keuangan laba kotor selama periode tahun 2014 sampai dengan 2018, yaitu selama 5 tahun. 3.3



Definisi Oprasional Variabel Defisini variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Harga Pokok Produksi (X) Merupakan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melakukan segala bentuk produksi yang melekar pada persediaan barang jadi sebelum barang tersebut laku dijual (dalam satuan rupiah). 2. Laba Kotor (Y) Sisa pendapatan dari produk setelah penjualannya digunakan untuk menutupi segala pengeluaran yang dilakukan untuk menjual suatu produk.



3.4



Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1



Sumber Data Sumber data ada dua jenis, yaitu sumber data primer dan sumber data



sekunder. 1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari pelaku usaha, perusahaan, melalui wawancara dengan pemilik sekaligus pimpinan perusahaan. 2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen dan laporan tertulisa dari perusahan serta informasi yang berhubungan dengan perusahaan. Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder. 3.4.2



Pengumpulan Data Pengumpulan



data



dilakukan



dengan



melakukan



pengumpulan



dan



pemeriksaan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan harga pokok produksi serta laba kotor pada industri rokok PT. Gudang Garam, Tbk. melalui web PT. Gudang Garam, Tbk. dengan jumlah pengamatan sebanyak lima tahun, yaitu dari tahun 2014 sampai dengan 2018. 3.5



Teknik Analisa Data Pada dasarnya suatu metode penelitihan dibagi menjadi 2 golongan, yaitu metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif.Penelitian ini lebih cenderung menggunakan metode penelitian kuantitatif dikarekana penelitian ini menggunakan teknik perhitungan berupa angka-angka dan menggunakan alat uji statistic sehingga melalui perhitungan tersebut dapat diketahui pengaruh, gambaran, dan penarikan kesimpulan dari data tersebut. Dalam pengujian pengaruh harga pokok produksi terhadap laba kotor pada indstri PT. Gudang Garam, Tbk. ini, maka perlu dilakukan analisis uji regresi sederhana.



3.5.1



Uji Regresi Sederhana Uji regresi sederhana digunakan untuk mengetahui apakah variabel



independen yaitu harga pokok produksi (X) berpengaruh secara signifikan terhadpat variabel dependen laba kotor (Y).Signifikan berarti berpengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digenerlisasikan). Berikut adalah rumus pada analisis regresi sederhana: Y = a + bX Keterangan: Y :subjek dalam variabel dependen yang diprediksi a : harga Y ketika X = 0 (harga konstan) b : koefisien regresi X : subjek pada variabel independen yang memiliki nilai tertentu. Berikut adalah langkah pengujian regresi sederhana: 1. Menentukan hipotesis yang akan diuji. H0 = Ada pengaruh yang signifikan H1 = Tidak ada pengaruh yang signifikan 2. Menentukan tingkat signifikan Menggunakan level of signifikan (α) sebesar 5% atau 0,05. 3. Kriteria pengujian Adapun yang menjadi dasar pengambilan keputusan dalam analisis regresi dengan melihat nilai signifikansi (Sig.) hasil output spss adalah: 1. Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil < dari probabilitas 0,05 mengandung arti bahwa ada pengaruh dari harga pokok produksi (X) terhadap laba kotor (Y). 2. Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar > dari probabilitas 0,05 mengandung arti bahwa tidak ada oengaruh dari harga pokok produksi (X) terhadap laba kotor (Y).



BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian 4.1.1 Tentang PT. Gudang Garam, Tbk Perusahan rokok Gudang Garam adalah salah satu industri rokok terkemuka di Indonesia. Terletak di Kota Kediri, Jawa Timur pada tahun 1958. Gudang Garam memproduksi rokok kretek yang berkualitas tinggi yang sudah dikenal di dalam negeri maupun di mancanegara. Produk yang dihasilkan oleh Gudang Garam memiliki variasi yang cukup beragam seperti sigaret kretek klobot (SKL), sigaret kretek linting-tangan (SKT), hingga sigaret kretek linting-mesin (SKM). 4.1.2 Struktur Organisasi PT. Gudang Garam, Tbk



4.1.3 Struktur Perusahaan



4.1.4



Produk PT. Gudang Garam,



Tbk Berikut adalah produk dari PT. Gudang Garam, Tbk: Gudang Garam Family Gudang Garam PATRA (12 Sigaret kretek) Gudang Garam Merah King Size (12 Sigaret Kretek) Gudang Garam Djaja King Size (12 Sigaret Kretek) Gudang Garam Internasional (12 Filter Kretek Cigarettes) Gudang Garam Signature (12 Premium Filter Kretek Cigarettes) Gudang Garam Signature Mild (16 Premium Filter Kretek Cigarettes) King Size Taman Sriwedari (12 Sigaret Kretek)



Nama Produk Surya Family Surya Gudang Garam (12 Filter Kretek Cigarettes) Surya Gudang Garam (16 filter Kretek Cigarettes) Surya Exclusive (16 Filter Kretes Cigarettes) Surya Professional Mild (16 Mild Kretek) Surya Professional (16 Filter Kretek Cigarettes)



GG Family GG Move (12 Kretek Cigarettes) GG Mild (10 Mild Kretek) GG Mild Shiver (16 Kretek)



4.2 Data Penelitian Adapun data dari penelitian ini adalah laba kotor (Y) dan harga pokok produksi (X) pada industri rokok PT. Gudang Garam, Tbk. periode 2014 sampai dengan periode 2018. Berikut data harga pokok produksi dan laba kotor pada tahun 2018 sampai dengan 2018. Tahun



Harga Pokok Produksi (HPP)



Laba Kotor



2014 2015 2016 2017 2018 Total



Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.



51.806.284 54.879.962 59.657.431 65.084.263 77.063.336 334,491276



Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.



13.379.566 15.485.611 16.616.716 18.221.662 18.644.327 82.347882



Dari tabel diatas, dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut: Biaya harga pokok produksi dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Seperti pada tahun 2014 ke tahun 2015, pada tahun 2014 harga pokok produksi sebesar Rp. 51.806.284 mengalami kenaikan sebesar Rp. 3.703.678 sehingga pada tahun 2015 harga pokok produksi sebesar Rp. 54.879.962.-



4.3 Hasil Penelitian 4.3.1



Uji Hipotesis dalam Analisis Regresi Linier Sederhana Bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu harga pokok



produksi (X) berpengaruh secara signifikan terhadpat variabel dependen laba kotor (Y). Untuk memastikan apakah koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak (variabel X berpengaruh terhadap variabel Y), dapat dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis dengan cara membandingkan nilai signifikasi (Sig.) dengan probabilitas 0,05. Berikut adalah hasil output menggunakan SPSS 23.



Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1



B



Coefficients



Std. Error



(Constant)



-6852636.969



19796528.893



LabaKotor



4.162



1.194



Beta



T



.896



Sig.



-.346



.752



3.486



.040



a. Dependent Variable: HPP



Berdasarkan hasil output diatas, diketahui nilai Sig. sebesar 0,040 lebih kecil < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Yang berarti bahwa ada pengaruh harga pokok produksi (X) terhadap laba kotor (Y).



4.3.2



Melihat Besarnya Pengaruh Variabel X Terhadap Variabel Y Untuk mengetahui besarnya pengaruh harga pokok produksi (X) terhadap laba



kotor (Y) dalam analisis regresi linear sederhana, dapat berpedoman pada nilai R Square atau R2 yang terdapat pada output SPSS bagian Model Summary. Berikut adalah hasil output model summary menggunakan aplikasi SPSS 23: Model Summary



Model 1



R .896a



R Square .802



a. Predictors: (Constant), LabaKotor



Adjusted R



Std. Error of the



Square



Estimate .736



5112464.98706



Dari output diatas diketahui nilai R Square sebesar 0,802. Nilai ini mengandung arti bahwa pengaruh harga pokok produksi (X) terhadap laba kotor (Y) adalah sebesar 80,2 % sedangkan 19,8 % laba kotor dipengaruhi oleh variabel yang lain yang tidak diteliti.



BAB V PENUTUP 5.1



Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada Bab IV dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Variabel harga pokok produksi (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel laba kotor (Y) pada industri rokok PT. Gudang Garam, Tbk periode 2014 sampai dengan 2018 dikarenakan nilai signifikasi lebih kecil dari nilai probabilitas.



5.2



Saran Berdasarkan dari hasil penelitian diatas, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Bagi PT. Gudang Garam, Tbk Dari penelitian yang sudah dilakukan, alangkah baiknya apabila perusahaan lebih selektif dalam melakukan perencanaan dalam peningkatan harga pokok produksi karena dapat berpengaruh besar terhadap laba yang akan diterima oleh perusahaan. Serta meminimalisir biaya-biaya yang tidak terlalu diperlukan didalam produksi. 2. Bagi pembaca Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan perbandingan dalam mengembangkan dan melakukan penelitian yang berhubungan dengan harga pokok produksi terhadap laba kotor.



DAFTAR PUSTAKA Harahap, Sofyan Syafri. 2012. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Rajawali Pers. Jakarta. 4, 9. Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Keempat Belas. Salemba Empat. Jakarta. 11. Dunia, Firdaus Ahmad dan Wasilah Abdullah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta. 9, 23. Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Penelitian. CV. ALFABETA. Bandung. 61-62, 76.



Raharjo, Sahid. 2017. Paduan Lengkap Uji Analisis Regresi Linier Sederhana dengan SPSS. https://www.spssindonesia.com/2017/03/uji-analisis-regresi-linear-sederhana.html diakses pada 30 Maret 2020. Website PT. Gudang Garam, Tbk. https://www.gudanggaramtbk.com/ diakses pada 19 Maret 2020.