Rancangan Aktualisasi Evan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III



PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI UNIT GAWAT DARURAT PUSKESMAS RAYA



Disusun Oleh : Ns. Evan Agustiar, S.Kep NIP 19880808 201903 1 004



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATANBALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM 2019



LEMBAR PERSETUJUAN PENETAPAN ISU RANCANGAN AKTUALISASI LATIHAN DASAR CPNS KEMENTERIAN KESEHATAN DI BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM TAHUN 2019 Nama



:



Ns. Evan Agustiar, S.Kep



NIP



:



19880808 201903 1 004



Pangkat/Golongan



:



III/a



Jabatan



:



Perawat Ahli Pertama



Instansi



:



Puskesmas Raya



Mentor



:



dr. Kartika Eka Dwi Putri



Coach



:



Ns. Syamrina, M.Aris, S.ST, S.Kep, M.Kes



DISAMPAIKAN PADA SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI Hari/tanggal



:



12 Oktober 2019



Tempat



:



Balai Pelatihan Kesehatan Batam Menyetujui,



PENGESAHAN COACH DAN MENTOR Coach



Mentor



Ns. Syamrina, M.Aris S.ST, S. Kep, M. Kes



dr. Kartika Eka Dwi Putri



NIP 19720324 199203 2 001



NIP 19890519 201412 2 001



Tanggal,12 Oktober 2019



Tanggal,12 Oktober 2019



i



LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………..



i



DAFTAR ISI……………………………………………………………………..



ii



DAFTAR TABEL……………………………………………………………….



iii



DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….



iv



KATA PENGANTAR…………………………………………………………… vi BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..



1



A. Latar Belakang…………………………………………………………...



1



B. Analisis Isu……………………………………………………….............



3



a. Enviromental Scanning……………………………………………………



4



b. Alat Bantu Analisis………………………………………………….



7



C. Rumusan Isu……………………………………………………………...



10



D. Identifikasi Sumber Isu…………………………………………………..



10



E. Analsis dampak………………………………………………………….



11



F. Ruang lingkup……………………………………………………………



12



G. Lembar Konfirmasi………………………………………………………



14



H. Judul Laporan Aktualisasi………………………………………………..



15



BAB II PELAKSANAAN AKTUALISASI…………………………………….



16



A. Rancangan Kegiatan……………………………………………………... 18 B. Jadwal Kegiatan………………………………………………………….



24



BAB III PENUTUP………………………………………………………………



27



A. Simpulan…………………………………………………………………



27



B. Saran……………………………………………………………………...



27



DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….



29



LAMPIRAN………………………………………………………………………



30



DAFTAR ISI



DAFTAR TABEL ii



Tabel 1.1 Rentang Penilaian Metode AKPL.................................................... 6 Tabel 1.2 Analisis Penilaian Isu dengan AKPL............................................... 7 Tabel 1.3 Rentang Penilaian Metode USG ...................................................... 8 Tabel 1.4 Analisis Penilaian Isu dengan USG.................................................. 8 Tabel 1.5 Lembar Konfirmasi Isu..................................................................... 13 Tabel 2.1 Gagasan Pemecahan Isu................................................................... 15 Tabel 2.2 Rancangan Aktualisasi..................................................................... 15 Tabel 2.3 Jadwal Kegiatan..................................................................................... 24



DAFTAR LAMPIRAN



iii



1.



Resume materi Agenda II dan III



2.



Profil UPT Puskesmas Galang



3.



Data diri peserta, mentor dan coach



4.



Formulir pengendalian oleh coach



5.



Formulir pengendalian oleh mentor



iv



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNYa, sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan. Rancangan aktualisasi ini disusun sebagai salah satu persyaratan yang diperlukan untuk kelulusan Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Lingga golongan III. Dalam proses pembuatan laporan rancangan aktualisasi ini penulis banyak mendapat bantuan dan perhatian yang tidak terhingga dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.



dr. Kartika Eka Dwi Putri selaku mentor atas masukan, bimbingan dan arahannya atas penyusunan rancangan aktualisasi ini.



2.



Ibu Ns. Syamrina M.Aris, S.ST, S.Kep, M.Kes selaku coach atas bimbingan dan arahannya selama penyusunan laporan aktualisasi ini.



3.



Bpk Ruliadi, selaku Kepala BPKSDM yang telah memberikan kesempatan dan motivasi kepada kami agar terus dapat berkarya dan mengabdikan diri sepenuh hati demi Indonesia tercinta.



4.



Bapak Asep Zaenal Mustofa, SKM, M. Epid selaku Kepala Bapelkes Batam yang telah memberikan kesempatan dan motivasi kepada kami agar dapat terus berkarya dan mengabdikan diri sepenuh hati demi Indonesia.



v



5.



Para pelatih, fasilitator,



dan panitia lainnya atas dukungan dan



motivasinya 6.



Staf di lingkup Puskesmas Raya atas kerjasama dan bimbingannya



7.



Peserta pelatihan dasar CPNS Golongan III Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2019 yang sama-sama berjuang menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari



sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi sempurnanya rancangan aktualisasi ini. Demikian laporan ini dibuat, semoga bermanfaat bagi sesama demi kemajuan generasi ASN sebagai Agen of change untuk memajukan bangsa dan negara. Batam, September 2019 Peserta



vi



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG   Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah unit fungsional



yang



menyelenggarakan



upaya



kesehatan



yang



bersifat



menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Menurut PERMENKES nomor 75 tahun 2014 Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya di wilayah kerjanya. Dinas Kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab menyelenggarakan urusan pemerintah dalam bidang kesehatan di kabupaten/kota. Puskesmas juga merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah untuk melaksanaka program-program kesehatan yang telah dibuat oleh pemerintah. Puskesmas Raya terletak di Kampung Tengah Kelurahan Raya Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga, yang berdiri sejak tahun 2002 dan mulai beroperasi pada tanggal 05 Februari 2003, dengan wilayah kerja meliputi seluruh wilayah kerja Kecamatan Singkep Barat. Wilayah kerja UPT Puskesmas Raya mencakup 11 desa dan 1 kelurahan yang ada di Kecamatan Singkep Barat terdapat 5 buah Pustu dan 9 buah Polindes yang meliputi Desa Bakong, Desa Tinjul, Desa Langkap, Desa Tanjung Irat, Desa Kuala Raya, Desa Marok Tua, Desa Sungai Buluh, Desa Sungai Raya, Desa Sungai



1



Harapan, Desa Bukit Belah, Desa Jagoh dan kelurahan Raya. sehingga masyarakat masih bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal yang siap melayani masyarakat selama 24 jam. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kompetensi dan kemampuan tenaga medis dan sarana yang tersedia di masing-masing jaringan pelayanan. Apabila diperlukan, tenaga medis dapat melakukan rujukan pasien ke puskesmas induk untuk penanganan pasien lebih lanjut. Puskesmas Raya memiliki jenis pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Unit rawat jalan Puskesmas Raya terdiri dari UGD serta beberapa poli seperti Poli Umum, Poli KIA, Poli Geriatri, Poli Pediatrik, serta Poli Gigi, pelayanan promkes, pelayanan kesehatan Tuberkulosis, pelayanan laboratorium, farmasi dan rawat inap. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Di Puskesmas Raya (tenaga medis) masih sangat rendah, untuk dokter umum ada 2 orang sedangkan untuk dokter gigi ada 1 orang. Pada tahun 2018, 1 Orang Dokter sebagai Kepala Puskesmas, 1 Orang Dokter poli . Jumlah seluruh Tenaga Keperawatan di Puskesmas Raya sebanyak 52 orang yang terdiri dari



tenaga perawat



sebanyak 19 orang dan bidan sebanyak 22 orang. Tenaga Kefarmasian sebanyak 1 orang tenaga asisten Apoteker, Laboratorium sebanyak 1 Orang. Tenaga ahli gizi 1 orang. Tenaga kesehatan lingkungan 2 orang dengan rasio terhadap 100.000 penduduk. Saat ini peserta adalah CPNS yang memiliki jabatan Perawat Ahli Pertama di Puskesmas Raya, yang memiliki salah satu tugas pokok adalah pelayanan UGD. Selain itu, peserta juga diberi tugas tambahan sebagai penanggung jawab Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi (PPI). Berdasarkan Instrument Akreditasi Puskesmas Tahun 2018. Setiap puskesmas wajib membentuk komite atau Tim PPI guna sebagai penunjang



2



dalam penilaian akreditasi. Pencegahan dan pengendalian infeksi dirumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan suatu upaya kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit. Salah satu program pencegahan dan pengendalian infeksi ( PPI) adalah kegiatan surveilans, disamping adanya kegiatan lain seperti pendidikan dan latihan,kewaspadaan isolasi serta Kegiatan surveilans infeksi difasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu kegiatan yang penting dan luas dalam program pengendalian infeksi dan suatu hal yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan dari program PPI. Infeksi Rumah Sakit (IRS) atau Healthcare Assosiated infections (HAIS) adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di Rumah Sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lain, yang tidak terjadi infeksi dan tidak dalam masa inkubasi saat pasien masuk Rumah Sakit. IRS juga mencakup infeksi yang didapat di Rumah Sakit tetapi bisa juga muncul setelah keluar Rumah Sakit dan juga infeksi akibat kerja pada fasilitas kesehatan. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 27 tahun 2017, tentang pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan



kesehatan,



Bahwa



keputusan



menteri



kesehatan



no



270/Menkes/SK/III/2007 Tentang pedoman manajerial pencegahan dan pengendalian Infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainya, dan keputusan menteri kesehatan 382/ Menkes/SK/III/2007 tentang pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainya, perlu dilakukan peruban sesuai dengan perkembangan mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan lainya. B. ANALISIS ISU Isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusanya. Isu mempresentasikan suatu kesenjangan antara praktik organisasi dengan harapan-harapan para stakeholder. Berdasarkan definisi tersebut isu merupakan suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar 3



organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negative terhadap organisasi bahkan dapat berlanjut pada tahap krisis. Berkaitan rancangan aktualisasi ini, sumber isu yang diangkat berasal dari sasran kinerja perawat (SKP), perintah pimpinan dan tugas kreatif (kreatifitas) melalui persetuan coach dan mentor. Dalam hal ini organisasi tempat peserta bertugas adalah Puskesmas Raya Singkep Barat. a. Enviromental Scanning Enviromental scanning adalah sebuah proses pengumpulan informasi tentang berbagai peristiwa dan hubungannya dengan lingkungan internal dan eksternal



organisasi.



Berkaitan



dengan



rancangan



aktualisasi



ini,



Enviromental Scanning didapatkan dari hasil observasi dan pengalaman peserta selama 6 bulan masa percobaan CPNS di Puskesmas Raya Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) peserta sebagai Perawat, Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), kreatifitas dan juga tugas tambahan dari atasan peserta. Dikaitkan dengan Manajemen ASN, Whole of Government (WoG), dan Pelayanan Publik, peserta menemukan beberapa isu sebagai berikut: a. Belum optimalnya pemisahan sampah medis & non medis di Puskesmas Raya. Upaya kesehatan lingkungan rumah sakit bertujuan untuk mewujudkan lingkungan rumah sakit baik in door ataupun out door yang aman, nyaman, dan sehat bagi para pasien, pekerja, pengunjung dan masyarakat di sekitar rumah sakit, kejadian pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh rumah sakit dapat ditekan sekecil mungkin atau bila mungkin dihilangkan. Pengelolaan limbah dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan terhadap limbah mulai dari tahap pengumpulan di tempat sumber, pengangkutan, penyimpanan serta tahap pengolahan akhir yang berarti pembuangan atau pemusnahan. b. Belum optimalnya kesadaran pegawai puskesmas raya untuk melakukan hand hygiene.



4



Hand hygiene atau praktik cuci tangan saat ini dipertimbangkan sebagai salah satu elemen kunci terpenting dalam upaya pencegahan infeksi. Praktik hand hygiene telah memiliki bukti ilmiah yang cukup bahwa apabila dilakukan dengan benar dapat secara signifikan mengurangi risiko perpindahan iinfeksi di fasilitas kesehatan. CDC menerbitkan pedoman praktik cuci tangan di rumah sakit, dan di tahun 1995, Hospital Infection Control Practices Advisory Committee (HICPAC) melakukan advokasi penggunaan sabun antimikroba atau waterless antiseptic untuk mencuci tangan ketika meninggalkan ruangan pasien terinfeksi dengan multidrug-resitant pathogen. Pada tahun 2002, CDC menerbitkan pedoman yang telah direvisi dimana perubahan besarnya adalah rekomendasi penggunaan alkohol sebagai bahan dasar hand-rub untuk situasi tertentu. Di tahun 2005 diperkenalkan first Global Patient Safety Challenge “Clean Care is Safer Care (CCiSC) sebagai bagian dari aliansi dunia akan keselamatan pasien. Tahun 2006 draft pedoman “Hand Hygiene in Health Care” dipublikasikan. c. Belum optimalnya kesadaran tenaga medis untuk menggunakan APD dalam melakukan tindakan aseptik Puskesmas Raya. Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada tugas yang berat untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan yang membahayakan. Kini, resiko pekerjaan yang umum dihadapi oleh petugas pelayanan kesehatan adalah kontak dengan darah dan duh tubuh sewaktu perawatan rutin pasien. Pemaparan terhadap patogen ini meningkatkan resiko mereka terhadap infeksi yang serius dan kemungkinan kematian. Petugas kesehatan yang bekerja di kamar bedah dan kamar bersalin dihadapkan kepada resiko pemaparan terhadap patogen yang lebih tinggi daripada bagian – bagian lainnya    ( Gershon dan Vlavov 1992 ). Karena resiko yang tinggi ini, panduan dan praktik perlindungan infeksi yang lebih baik diperlukan untuk melindungi staf yang bekerja di area ini. Lagi pula, anggota staf yang tahu cara melindungi diri mereka dari pemaparan



5



darah dan duh tubuh dan secara konsisten menggunakan tindakan tindakan ini akan membantu melindungi pasien – pasiennya juga. d. Belum optimalnya petugas kebersihan dalam penanganan limbah infeksi Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut: Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif). Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular. Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi. Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.Limbah farmasi ini dapat berasal dari obatobat kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat- obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat- obatan. e. Belum Tersedianya Standar Operasional Prosedur (SOP) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Unit Gawat Darurat Puskesmas Raya. Dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan sangat penting bila terlebih dahulu petugas dan pengambil kebijakan memahami konsep dasar penyakit infeksi. Oleh karena itu perlu disusun pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatanagar terwujud pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat menjadi acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di dalam fasilitas pelayanan kesehatan serta dapat melindungi masyarakat dan mewujudkan patient safety yang pada akhirnya juga akan berdampak pada efisiensi pada manajemen fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan.



6



b. Alat Bantu Analisis Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, maka perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan prioritas isu yang akan dicari solusinya. Proses analisa isu terdiri atas 2 tahapan, yaitu tahap pertama untuk mendapatkan 3 isu prioritas dari 5 isu yang telah diidentifikasi, dimana kriteria yang digunakan adalah metode AKPL (Aktual, Khalayak, Problematika, Layak). Tahapan kedua adalah untuk mendapatkan core issue dari 3 isu prioritas yang didapatkan pada tahap pertama, dimana kriteria yang digunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth).



1.



Metode AKPL AKPL merupakan kepanjangan dari Aktual, Khalayak, Problematik



dan Layak. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam lingkungan kerja. Khalayak artinya isu yang diangkat menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik berarti isu yang diangkat memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya. Layak artinya isu yang diangkat masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Metode ini memiliki rentan penilaian 1 hingga 5 seperti tabel 1.1 di bawah ini : Tabel 1.1 Rentang Penilaian Metode AKPL No



Nilai



Keterangan



1



5



Sangat kuat pengaruhnya



2



4



Kuat pengaruhnya



3



3



Sedang pengaruhnya



4



2



Kurang pengaruhnya



5



1



Sangat kurang pengaruhnya



7



Analisis penetapan kriteria isu aktualisasi dengan metode AKPL dapat dilihat pada tabel 1.2 di bawah ini: Tabel 1.2 Analisis Penilaian Isu dengan Metode AKPL No 1



Identifikasi Isu Belum



Tersedianya



Kriteria AKPL



pemisahan



Total



Nilai



A



K



P



L



4



4



3



5



16



III



5



4



3



5



17



II



2



4



3



4



13



V



4



4



3



4



15



IV



4



5



5



5



19



I



sampah medis & non medis di Puskesmas



Raya.



(pelayanan



Publik dan manajemen ASN) 2



Belum



optimalnya



pegawai



puskesmas



kesadaran raya



untuk



melakukan hand hygiene. (pelayanan



Publik



dan



manajemen ASN) 3



Belum optimalnya kesadaran tenaga medis untuk menggunakan APD dalam melakukan tindakan aseptik Puskesmas



Raya



(pelayanan



publik) 4



Belum kebersihan



optimalnya dalam



petugas penanganan



limbah infeksi di Puskesmas Raya (pelayanan



publik



dan



manajemen ASN) 5



Belum



optimalnya



Standar



Operasional Prosedur (SOP) tentang Pencegahan



dan



Pengendalian



Infeksi (PPI) di Unit Gawat Darurat Puskesmas



Raya



(pelayanan



publik dan manajemen ASN)



8



2.



Metode USG Setelah didapatkan peringkat tiga besar berdasarkan metode AKPL,



isu-isu tersebut selanjutnya dianalisis dengan metode USG kepanjangan dari Urgency, Seriousness dan Growth. Urgency adalah seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. Seriousness adalah seberapa serius suatu isu harus di bahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Sedangkan Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani. Metode USG memiliki rentang penilaian 1 hingga 5 , seperti tabel 1.3 dibawah ini: Tabel 1.3 Rentang Penilaian Metode USG No



Nilai



Keterangan



1



5



Sangat penting



2



4



Penting



3



3



Cukup penting



4



2



Kurang penting



5



1



Tidak penting



Adapun analisis terkait penetapan core issue tampak pada tabel 1.4 dibawah ini: Tabel 1.4 Analisis Penilaian Isu dengan Metode USG No 1



Identifikasi Isu Belum



Tersedianya



Standar



U



S



G



Total



Peringkat



4



5



5



5



19



5



4



3



5



17



4



4



3



5



16



Operasional Prosedur (SOP) tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Unit Gawat Darurat Puskesmas Raya



(pelayanan



publik



dan



manajemen ASN) 2



Belum optimalnya kesadaran pegawai puskesmas raya untuk melakukan hand hygiene.



(pelayanan



Publik



dan



manajemen ASN) 3



Belum optimalnya pemisahan sampah



9



medis & non medis di Puskesmas Raya. (pelayanan Publik dan manajemen ASN) C. RUMUSAN ISU Berdasarkan hasil analisis prioritas masalah yang telah dilakukan sebelumnya, maka didapat core issue yang akan dianalisis lebih lanjut dan di rancang kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikannya yaitu Belum Tersedianya Standar Operasional Prosedur (SOP) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Unit Gawat Darurat Puskesmas Raya (pelayanan publik dan manajemen ASN) D. IDENTIFIKASI SUMBER ISU Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Dalam forum Asian Pasific Economic Comitte (APEC) atau Global health Security Agenda (GHSA) penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan telah menjadi agenda yang di bahas. Hal ini menunjukkan bahwa HAIs yang ditimbulkan berdampak secara langsung sebagai beban ekonomi negara. Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas pelayanan kesehatan secara konsisten melaksanakan program PPI. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk memastikan perlindungan kepada setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat umum dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pelayanan kesehatan, perawatan pasien tidak hanya dilayani di rumah sakit saja tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, bahkan di rumah (home care). Dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan sangat penting bila terlebih dahulu petugas dan pengambil kebijakan



10



memahami konsep dasar penyakit infeksi. Oleh karena itu perlu disusun pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatanagar terwujud pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat menjadi acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di dalam fasilitas pelayanan kesehatan serta dapat melindungi masyarakat dan mewujudkan patient safety yang pada akhirnya juga akan berdampak pada efisiensi pada manajemen fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan. Berdasarkan pengamatan peserta selama bertugas di Puskesmas Raya selama 5 bulan, yaitu dari bulan



April – Agustus 2019, peserta belum



Menemukan Standar Operasional Prosedur (SOP), belum adanya sosialisasi tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas Raya. E. ANALISA DAMPAK Isu ini dianggap penting oleh peserta dengan mempertimbangkan dampak yang akan terjadi jika isu “Belum optimalnya Standar Operasional Prosedur (SOP) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Unit Gawat Darurat Puskesmas Raya” tidak segera dicarikan solusinya, antara lain: 1. Dampak bagi pasien 



Resiko tinggi pasien yang berkunjung ke Puskesmas Raya rentan tertular HAIs (Healthcare Associated Infections).



2. Dampak bagi tenaga medis 



Jika tidak adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas Raya akan beresiko tinggi penularan HAIs (Healthcare Associated Infections), baik itu penularan dari pasien kunjungan maupun dari lingkungan puskesmas itu sendiri.



3. Dampak bagi masyarakat



11



 Dampak



bagi



masyarat



apabila



program



pencegahan



dan



penanggulangan infeksi belum berjalan sesuai SOP maka tidak menutup kemungkinan resiko Healtcare Associated Infection (HAis) terhadap masyarakat / pengunjung Puskesmas akan meningkat. 4. Dampak bagi organisasi 



Karena tidak tersedianya SOP maka, pengetahuan di ruang lingkup organisasi terhadap PPI kurang, dan akan mempengaruhi organisasi terhadap



penerapan



program-program



pencegahan



dan



penanggulangan infeksi (PPI) tersebut. 



Tidak adanya kelengkapan perangkat dalam pelaksanaan programprogram pencegahan dan penanggulangan infeksi (PPI) maka akan Mempersulit dalam proses re-Akreditasi puskesmas. perangkat yang dimaksud seperti SOP dan Daftar tilik untuk monitoring pelaksanaan SOP



F. RUANG LINGKUP Pada LATSAR CPNS ini peserta membuat rancangan aktualisasi melalui tahapan analisis isu, rumusan isu, identifikasi sumber isu serta kegiatan pemecahan isu. Kegiatan ini sesuai dengan



hasil observasi dan



pengalaman penulis selama bekerja sebagai CPNS, tugas pokok dan fungsi penulis sebagai dokter pelayanan yang dituangkan dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), Tugas tambahan dari pimpinan serta kreatifitas penulis. Kegiatan pemecahan isu mencerminkan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) serta dengan mempertimbangkan aspek pelayanan publik, manajemen ASN serta whole of government. Pendidikan dan pelatihan dasar CPNS Pemerintah Kota Batam Golongan III diselenggarakan selama 51 hari kerja dari tanggal 23 September 2019 hingga 22 November 2019 yang terdiri dari 3 tahap:



12



1. Tanggal 23 September – 12 September



2019 on campus di Balai



Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Batam. 2. Tanggal 14 Oktober – 18 November 2019 off campus untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi di unit kerja masing-masing, dalam hal ini untuk peserta di Puskemas Raya Singkep Barat 3. Tanggal 19 – 23 September 2019 evaluasi aktualisasi di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Batam. Berdasarkan hasil analisis prioritas masalah yang telah dilakukan sebelumnya, maka didapat core isu yang akan dianalisis lebih lanjut dan dirancang



kegiatan-kegiatan



untuk



menyelesaikannya



yaitu



“Belum



Tersedianya Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Unit Gawat Darurat Puskesmas Raya ”. Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi berfokus pada pemecahan isu yang terjadi di unit kerja, yaitu optimalisasi penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang



Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).



Kegiatan aktualisasi ini meliputi penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Pencegahan



Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, sosialisasi tentang



dan



Pengendalian



Infeksi



(PPI),



dan



program-program



Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) tersebut.



13



G. LEMBAR KONFIRMASI ISU



Tabel 1.5 Lembar Konfirmasi Isu PENGESAHAN COACH DAN MENTOR Coach



Mentor



Ns. Syamrina, M.Aris S.ST, S. Kep,



dr. Kartika Eka Dwi Putri



M. Kes



NIP 19890519 201412 2 001



NIP 19720324 199203 2 001



Tanggal, 12 Oktober 2019



Tanggal, 12 Oktober 2019



H. JUDUL AKTUALISASI 14



Berdasarkan analisis, rumusan dan identifikasi isu peserta membuat judul yaitu “Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Unit Gawat Darurat Puskesmas Raya ”



15



BAB II PELAKSANAAN AKTUALISASI A. RANCANGAN AKTUALISASI 1.



Unit Kerja



: Puskesmas Raya, Singkep Barat



2.



Identifikasi isu



: Belum optimalnya Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Ruang Unit Gawat Darurat Puskesmas Raya disebabkan belum adanya Standar Operasional Prosedur



(SOP)



tentang



Pencegahan



dan



Pengendalian Infeksi (PPI) 3.



Isu



Yang : Berdasarkan hasil analisis penilaian isu, didapatkan



Diangkat



satu



isu



yang



menjadi



Core



Issue,



yaitu



“Penyususnan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Ruang Unit Gawat Darurat Puskesmas Raya” 4.



Gagasan Pemecahan Isu



: Gagasan penyelesaiaan yang akan dikerjakan selama 30 hari



kerja off campus terlihat seperti tabel



dibawah ini : Tabel 2.1 Gagasan Pemecahan Isu No



Kegiatan



Sumber Kegiatan



1



Konsultasi kegiatan aktualisasi dengan pimpinan



2



Penyusunan SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik Kreatifitas SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)



3



SKP &



Tugas Tambahan



Sosialisasi tentang Pencegahan dan Pengendalian SKP Infeksi (PPI) dan SOP tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)



4



Monitoring dan evaluasi kegiatan Pencegahan dan Tugas tambahan Pengendalian Infeksi (PPI)



16



17



1.



Rancangan Kegiatan Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan



No 1



Kegiatan Konsultasi kegiatan aktualisasi dengan pimpinan



Tahapan Kegiatan



Output



Keterkaitan Sustansi Mata Pelatihan



1.



Membuat janji/jadwal pertemuan dengan pimpinan



Jadwal pertemuan ditentukan



Peserta mengatur jadwal pertemuan dengan pimpinan dengan cara bermusyawarah dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan mudah dimengerti (Nasionalisme). Peserta berbicara kepada atasan dengan sopan, santun dan ramah (Etika Publik). Jadwal pertemuan ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan di rancangan aktualisasi ini (komitmen mutu)



2.



Melakukan Pemaparan kegiatan Aktualisasi Kepada pimpinan



Kegiatan aktualisasi dipaparkan



3.



Meminta persetujuan pimpinan untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi



Lembar persetujuan



Peserta bertemu dengan pimpinan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati (Komitmen mutu). Memasuki ruangan dengan meminta izin kepada pimpinan dengan sopan, mengetuk pintu, mengucapkan salam, dan berjabat tangan dengan pimpinan (Etika publik). Peserta memaparkan kegiatan aktualisasi dengan tegas, jelas, transparansi dan penuh tanggung jawab (Akuntabilitas), menggunakan tutur bahasa Indonesia yang baik dan mudah dipahami (Nasionalisme). permintaan izin dan persetujuan kepada pimpinan dilakukan sikap hormat, sopan, dan bertutur kata yang baik (Etika Publik). Persetujuan yang didapat merupakan hasil dari kerjasama dan sikap saling menghargai (Nasionalisme), meminta persetujuan secara tertulis (Akuntabilitas)



Kontribusi terhadap



Penguatan Nilai



Visi Misi Organisasi



Organisasi



Kegiatan ini sesuai dengan misi puskesmas Raya yaitu : Kegiatan ini sesuai dengan misi Puskesmas Raya yaitu: 1. Memberikan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat 2. Menjamin keselamatan dan meningkatkan profesionalisme petugas 3. Mengembangkan kerja sama dengan unsur-unsur terkait dibidang kesehatan 4. Meningkatkan pastisipan masyarakat di bidang kesehatan



Bersama-sama dengan pimpinan meningkatkan mutu layanan dengan cara saling mendukung yang akan menguatkan nilainilai organisasi Puskesmas Raya yaitu: "CERIA” Cepat, Empati, Ramah, Inovatif, Akuntabel.



18



1.



Rancangan Kegiatan Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan



No 2



Kegiatan Penyusunan SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)



Tahapan Kegiatan



Output



1.



Mengumpulkan dan menelaah referensi terkait SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)



Referensi terkumpul



2.



Menyusun SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)



SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)



3.



Membuat jadwal/janji Focus Group Discussion dengan tim PPI untuk berdiskusi membahas SOP, Form surveilans, dan Daftar



Jadwal ditentukan



Keterkaitan Sustansi Mata Pelatihan Dalam mencari referensi, dilakukan dengan semangat(Nasionalisme), dimana pengumpulan dan penelaahan berbagai jenis literatur dilakukan secara teliti dan bertanggung jawab untuk memperoleh kejelasan informasi (Akuntabilitas), bersungguh-sungguh agar didapatkan hasil yang efektif dan efisien (Komitmen Mutu) serta terhindar dari intervensi kepentingan pribadi (Anti Korupsi). Kegiatan ini memiliki target yang jelas, yaitu membuat SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) sebagai perangkat untuk pelaksanaan kegiatan PPI (Akuntabilitas). Peserta menyusun draft dengan benar dan teliti dengan berorientasi pada peningkatan mutu pelayanan melalui pemenuhan pada standar yang berlaku (Komitmen Mutu), serta penuh rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan (Akuntabilitas). Penyusunan draft mengunakan tata bahasa Indonesia yang benar (Nasionalisme) Membuat jadwal dengan berkoordinasi dengan tim PPI mencerminkan sikap menghormati (Etika Publik), menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan kehendak (Nasionalisme), kegiatan untuk meningkatkan mut /kinerja puskesmas (Komitmen Mutu )



Kontribusi terhadap



Penguatan Nilai



Visi Misi Organisasi



Organisasi



Kegiatan ini sesuai dengan misi di Puskesmas Raya yaitu: 1. Memberikan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat, 2. Menjamin keselamatan dan meningkatkan profesionalisme petugas, 3. Mengembangkan kerja sama dengan unsur-unsur terkait dibidang kesehatan, 4. Meningkatkan pastisipan masyarakat di bidang kesehatan



Berupaya meningkatkan kemampuan diri dan beradaptasi dengan dinamika perubahan dan modernisasi untuk kemajuan organisasi. Kegiatan ini akan menguatkan nilainilai organisasi Puskesmas Raya yaitu: "CERIA” Cepat, Empati, Ramah, Inovatif, Akuntabel.



19



1.



Rancangan Kegiatan Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan



No



Kegiatan



Tahapan Kegiatan



4.



5.



6.



7.



Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Melakukan Focus Group Discussion sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan



Memperbaiki SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Meminta persetujuan kepada pimpinan terkait SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Mencetak SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan



Output



Hasil diskusi dalam bentuk catatan



Keterkaitan Sustansi Mata Pelatihan



SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) disetujui



Focus Group Discussion dilakukan dengan tujuan mengkaji ulang draft untuk peningkatan mutu pelayanan (Komitmen mutu). Dalam berdiskusi peserta bersikap sopan, santun dan ramah (Etika Publik), serta menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan kehendak (Nasionalisme) Menyusun kembali draft dengan benar dan teliti ( Komitmen mutu), yang merupakan hasil dari diskusi bersama (Nasionalisme), menggunakan tata bahasa Indonesia yang benar (Nasionalisme), dan sesuai dengan standar penulisan dokumen resmi (Komitmen mutu) Permintaan izin dan persetujuan kepada pimpinan dilakukan dengan sikap hormat, sopan, dan ramah (Etika Publik). Persetujuan yang didapat merupakan hasil dari kerjasama dan sikap saling menghargai (Nasionalisme), tidak ada keuntungan pribadi yang didapat (Anti korupsi)



SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan



Peserta mencetak draft sesuai dengan prosedur yang baik dan benar (Akuntabilitas) agar menghasilkan cetakan yang baik dan bermutu (Komitmen Mutu). Peserta bekerja tanpa



Draft hasil perbaikan tersedia



Kontribusi terhadap



Penguatan Nilai



Visi Misi Organisasi



Organisasi



20



1.



Rancangan Kegiatan Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan



No



Kegiatan



Tahapan Kegiatan Pengendalian Infeksi (PPI) 8.



Berkoordinasi dengan bagian Tata Usaha (TU) untuk penomoran SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 9. Meminta pimpinan untuk menandatangani SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 10. Menduplikatkan dan memberikan cap “terkendali” SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)



Output



Keterkaitan Sustansi Mata Pelatihan



Pengendalian Infeksi (PPI)tercetak SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) telah diberi nomor



mengharapkan imbalan agar terhindari dari intervensi kepentingan pribadi (Anti Korupsi)



SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)telah ditandatangani



Dalam menyampaikan permintaan pada pimpinan dilakukan dengan sikap sopan, santun serta hormat (Etika publik). Penandatanganan ini penting sebagai bentuk pertanggungjawaban pengarsipan (Akuntabilitas), dalam usaha untuk melengkapi dokumentasi arsip puskesmas dalam peningkatan mutu puskesmas yang telah terakreditasi (Komitmen mutu) Pengarsipan ini merupakan wujud pertanggungjawaban peserta dalam mencapai tujuan kegiatan (Komitmen mutu), permintaan pemberian cap ke TU dengan sikap sopas, santun, ramah (Etika publik), merupakan bentuk pertanggungjawaban pengarsipan (Akuntabilitas)



SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) terarsipkan



Kontribusi terhadap



Penguatan Nilai



Visi Misi Organisasi



Organisasi



Dalam berkoordinasi diperlukan sikap sopan, santun serta sikap hormat (Etika publik). Penomoran ini penting sebagai bentuk pertanggungjawaban pengarsipan (Akuntabilitas), dalam usaha untuk melengkapi dokumentasi arsip puskesmas dalam peningkatan mutu puskesmas yang telah terakreditasi (Komitmen mutu)



21



1.



Rancangan Kegiatan Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan



No 3



Kegiatan Sosialisasi tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan SOP tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)



Tahapan Kegiatan 1.



Output



Berkoordinasi dan berdiskusi dengan Ka Bag TU untuk menetukan jadwal dan mencetak undangan sosialisasi Meminta persetujuan pimpinan terkait pelaksanaan sosialisasi yang telah dijadwalkan



Jadwal dan undangan ditentukan dan dicetak



3.



Menyebarkan undangan sosialisasi melalui media Whatsapp group



Undangan tersebar



4.



Menyusun materi sosialisasi dalam bentuk power point



Materi sosialisasi tersedia



2.



jadwal kegiatan disetujui



Keterkaitan Sustansi Mata Pelatihan Dilakukan dengan penuh semangat (akuntabilitas) Berkoordinasi dan berdiskusi dengan sikap sopan, santun serta sikap hormat (Etika publik). menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan kehendak (Nasionalisme). Permintaan izin dan persetujuan kepada pimpinan dilakukan dengan sikap hormat, sopan, dan ramah (Etika Publik). Persetujuan yang didapat merupakan hasil dari kerjasama dan sikap saling menghargai (Nasionalisme), tidak ada keuntungan pribadi yang didapat (Anti korupsi ) Menyebarkan undangan dengan menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh semua pihak (Nasionalisme), penyebaran dengan menggunakan media Whatsapp lebih efektif fan efisien dalam hal waktu dan dana (Komitmen Mutu), dilakukan dengan penuh semangat (akuntabilitas) Peserta menyiapkan materi sosialisasi dengan Teliti dan penuh tanggung jawab (Akuntabilitas), menggunakan bahasa yang mudah dipahami hal ini mencerminkan nilai (Nasionalisme). Peserta membuat dan menyusun materi sosialisasi dalam bentuk power point dengan inovasi yang semenarik mungkin sehingga sosialisasi lebih efisien dan efektif (Komitmen mutu).



Kontribusi terhadap



Penguatan Nilai



Visi Misi Organisasi



Organisasi



Kegiatan ini sesuai dengan misi Puskesmas Raya yaitu: 1. Memberikan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat, 2. Menjamin keselamatan dan meningkatkan profesionalisme petugas, 3. Mengembangkan kerja sama dengan unsur-unsur terkait dibidang kesehatan, 4. Meningkatkan pastisipan masyarakat di bidang kesehatan



Sosialisasi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam menambah wawasan petugas bentuk pembelajaran bersama untuk memajukan mutu pelayanan. Kegiatan ini akan menguatkan nilainilai organisasi Puskesmas Raya yaitu: "CERIA” Cepat, Empati, Ramah, Inovatif, Akuntabel.



22



1.



Rancangan Kegiatan Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan



No



4



Kegiatan



Monitoring dan evaluasi kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi



Tahapan Kegiatan



Output



Keterkaitan Sustansi Mata Pelatihan



5.



Mempersiapkan sarana dan prasarana kegiatan sosialisasi (ruangan, infokus, LCD, mic, materi sosialisasi, kamera HP, lembar absensi, lembar notulen)



Sarana dan prasarana sosialisasi telah tersedia



Mempersiapkan sumber daya (sarana dan prasarana) secara efektif dan efisien agar tujuan dari sosialisasi ini tersampaikan dengan baik (Komitmen Mutu). Dalam mempersiapkan alat-alat tersebut berkoordinasi dengan bagian perlengkapan, menggunakan bahasa yang baik, sopan, ramah (Etika publik). Dalam persiapan ini, menghindari adanya kepentingan pribadi (Anti korupsi)



6.



Melakukan kegiatan sosialisasi sesuai dengan jadwal undangan yang telah disebarkan



Kegiatan sosialisasi terlaksana



1.



Melakukan monitoring SOP menggunakan Daftar Tilik PPI



Daftar tilik hasil monitoring tersedia



2.



Melakukan evaluasi kegiatan



Laporan hasil evaluasi kegiatan



Melaksanakan kegiatan sosialisasi sesuai dengan jadwal undangan yang telah disebarkan (Komitmen mutu). Peserta melakukan sosialisasi dengan penuh tanggungjawab memenuhi target yang telah ditentukan (Akuntabilitas), menunjukkan sikap yang sopan, santun dan ramah (Etika Publik), memberikan kesempatan bertanya kepada rekan kerja tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lainnya (Nasionalisme) Monitoring SOP dengan Daftar Tilik dilakukan dengan semangat, penuh tanggung jawab, jujur, (Akuntabilitas dan nasionalisme), mandiri dan menghindari konflik kepentingan (Anti Korupsi). Pelaksanaan monitoring ini dilakukan sebagai wujud peningkatan kinerja mutu dari Rujukan Internal (Komitmen Mutu). Peserta melakukan evaluasi kegiatan sesuai dengan keadaan sebenarnya dan transparan



Kontribusi terhadap



Penguatan Nilai



Visi Misi Organisasi



Organisasi



Kegiatan ini sesuai dengan misi Puskesmas Raya yaitu: 5. Memberikan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat 6. Menjamin



Daftar tilik dan evaluasi merupakan usaha untuk memperbaiki diri dan pelayanan. Kegiatan ini akan menguatkan nilai-



23



1.



Rancangan Kegiatan Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan



No



Kegiatan



Tahapan Kegiatan



Output tersedia



3.



Membuat janji/jadwal pertemuan dengan pimpinan terkait pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan aktualisasi



Jadwal ditentukan



4.



Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada pimpinan dan meminta tandatangan pimpinan



Hasil kegiatan telah dilaporkan dan laporan telah ditandatangani pimpinan



Keterkaitan Sustansi Mata Pelatihan (Akuntabilitas), tidak berorientasi pada kepentingan pribadi melainkan pada kepentingan publik (Anti Korupsi) demi mencapai visi misi puskesmas (Komitmen Mutu) Peserta mengatur jadwal pertemuan dengan pimpinan dengan cara bermusyawarah dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan mudah dimengerti (Nasionalisme). Peserta berbicara kepada atasan dengan sopan, santun dan ramah (Etika Publik), tidak ada keuntungan priadi yang didapat (anti korupsi) Peserta menyampaikan hasil evaluasi kegiatan yang akurat, jujur dan terpercaya (Akuntabilitas) dengan sikap yang sopan, santun dan ramah (Etika Publik) dan menggunakan bahasa Indonesia yang mudah dipahami (Nasionalisme) serta penuh tanggung jawab dan berorientasi pada peningkatan mutu pelayanan publik sesuai dengan visi misi puskesmas (Komitmen Mutu)



Kontribusi terhadap



Penguatan Nilai



Visi Misi Organisasi



Organisasi



keselamatan dan meningkatkan profesionalisme petugas 7. Mengembangkan kerja sama dengan unsur-unsur terkait dibidang kesehatan 8. Meningkatkan pastisipan masyarakat di bidang kesehatan



nilai organisasi Puskesmas Raya yaitu: "CERIA” Cepat, Empati, Ramah, Inovatif, Akuntabel.



24



JADWALKEGIATAN Tabel 2.3 Jadwal Kegiatan Waktu No 1



2



Kegiatan



Tahapan kegiatan



Konsultasi kegiatan aktualisasi dengan Pimpinan



1.



Penyusunan SOP, Form surveilans, dan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)



1.



2. 3.



2. 3.



4. 5. 6. 7.



Oktober november 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8



Membuat janji/jadwal pertemuan dengan pimpinan Melakukan Pemaparan kegiatan Aktualisasi Kepada pimpinan Meminta persetujuan pimpinan untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi Mengumpulkan dan menelaah referensi terkait SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Menyusun SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Membuat jadwal/janji Focus Group Discussion dengan tim PPI untuk berdiskusi membahas draft SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Melakukan Focus Group Discussion sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan Memperbaiki draft SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Meminta persetujuan kepada pimpinan terkait SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Mencetak SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)



25



Waktu No



Kegiatan



Tahapan kegiatan



Oktober november 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8



8. Berkoordinasi dengan bagian Tata Usaha (TU) untuk penomoran SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 9. Meminta pimpinan untuk menandatangani SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 10. Menduplikatkan dan memberikan cap “terkendali” pada SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)



3



Sosialisasi tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan SOP tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PP



1. Berkoordinasi dan berdiskusi dengan 2. 3. 4. 5.



6.



Ka Bag TU untuk menetukan jadwal dan mencetak undangan sosialisasi Meminta persetujuan pimpinan terkait pelaksanaan sosialisasi yang telah dijadwalkan Menyebarkan undangan sosialisasi melalui media Whatsapp group puskesmas Menyusun materi sosialisasi dalam bentuk power point Mempersiapkan sarana dan prasarana kegiatan sosialisasi (ruangan, infokus, LCD, mic, materi sosialisasi, kamera HP, lembar absensi, lembar notulen) Melakukan kegiatan sosialisasi sesuai dengan jadwal undangan yang telah disebarkan



26



Waktu No 4



Kegiatan Monitoring dan evaluasi kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)



Tahapan kegiatan



Oktober november 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8



1. Melakukan



monitoring SOP menggunakan Daftar Tilik PPI 2. Melakukan evaluasi kegiatan



3. Membuat



janji/jadwal pertemuan dengan pimpinan terkait pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan aktualisasi 4. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada pimpinan dan meminta tandatangan pimpinan 5. Mencetak Leaflet & barner penunjang PPI 6. Memasang Leaflet & barner penunjang PPI



Keterangan Tabel : Warna



Keterangan hari minggu Kegiatan aktualisasi



27



32



III PENUTUP A. SIMPULAN Rancangan aktualisasi merupakan langkah awal peserta LATSAR CPNS agar dapat memahami dan menginternalisasi nilai-nilai dasar ASN serta peran dan kedudukan ASN. Rancangan aktualisasi ini dirancang berdasarkan tugas pokok fungsi peserta sebagai dokter umum dan juga tugas tambahan dari pimpinan sebagai penanggungjawab UKP dan jaringan pelayanan puskesmas. Dari hasil kegiatan



analisis isu didapatkan core issue tentang



belum optimalnya



pelaksanaan rujukan internal unit pelayanan medis di Puskesmas Raya. Untuk menyelesaikan core issue di atas, peserta merencanakan beberapa kegiatan yaitu: konsultasi kegiatan aktualisasi dengan pimpinan, Prosedur (SOP) tentang



Menyusun Formulir Standar Operasional



Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Ruang Unit Gawat Darurat



Puskesmas Raya, , Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Penyusunan Daftar Tilik SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Sosialisasi tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan SOP tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Monitoring dan evaluasi kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI),



Sumber kegiatan-



kegiatan tersebut berasal dari SKP, kreatifitas peserta , dan tugas tambahan dari pimpinan. Kegiatan - kegiatan tersebut akan diaktualisasikan dengan merujuk pada nilai-nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi, sesuai dengan fungsi dan peran peserta sebagai ASN. Gagasan pemecahan isu akan dilaksanakan pada kegiatan off campus, yaitu dimulai pada tanggal 14 Oktober 2019 hingga 18 November 2019. B. SARAN 



Dengan adanya rancangan aktualisasi ini, peserta diharapkan dapat melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pelayan publik, dan menerapkan nilainilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA) dalam menyelesaikan masalah yang ada di Puskesmas Raya sehingga dapat mendorong terwujudnya visi dan misi Puskesmas.







Peserta diharapkan dapat mendorong lingkungan kerja untuk dapat juga menerapkan nilai ANEKA dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masingmasing







Pimpinan dan seluruh staf Puskesmas Raya diharapkan dapat memberikan dukungan dan memfasilitasi kegiatan aktualisasi peserta agar kegiatan tersebut dapat dihabituasi di lingkungan kerja Puskesmas Raya



28



DAFTAR PUSTAKA Fatimah, E., Irawati, E. 2017. Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Kumorotomo,



Wahyudi.,



Wirapradja,



NRD.,



Imbaruddin,



Amir.



2015.



EtikaPublik: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Kusumasari, B., Dwiputrianti, S., Allo, EL. 2015. Akuntabilitas : Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Latief, Y., Suryanto, A., Muslim AA. 2015. Nasionalisme: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Purwanto, EA., Tyastini, D., Taufiq, A., Novianto, W. 2017. PelayananPublik: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Suwarno, Y., Sejati, TA. 2017. Whole of Government: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Tim KomisiPemberantasanKorupsi. 2014. Anti Korupsi: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Yuniarsih, T., Taufiq, Muhammad. 2015. KomitmenMutu: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Permenkes No.001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan Permenkes No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Permenkes No 27 Tahun 2017 PDF Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi



LAMPIRAN



PROFIL PUSKESMAS RAYA A. Keadaan Geografis Puskesmas Raya terletak di Kampung Tengah Kelurahan Raya Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga, yang berdiri sejak tahun 2002 dan mulai beroperasi pada tanggal 05 Februari 2003, dengan wilayah kerja meliputi seluruh wilayah kerja Kecamatan Singkep Barat. Kondisi geografis Kecamatan Singkep Barat yang tidak merata dan dikelilingi oleh perbukitan dan perairan menyebabkan akses masyarakat untuk ke Puskesmas Raya sedikit terganggu. Oleh karena itu, dari 11 desa dan 1 kelurahan yang ada di Kecamatan Singkep Barat terdapat 5 buah Pustu dan 9 buah Polindes sehingga masyarakat masih bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal. Pertumbuhan penduduk Kecamatan Singkep Barat terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2018, jumlah penduduk Kecamatan Singkep Barat sebanyak 14.058 jiwa. Berikut rincian jumlah penduduk di kecamatan Singkep Barat pada tahun 2018. Gambar 3.1 Jumlah Pustu dan Polindes Di Puskesmas Raya Tahun 201 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0



a a a a n h ay ay ay Tu pa Bela R R R . a r l. M S. K. Ha kit Ke S. Bu



Sumber: Puskesmas Raya Tahun 2018



l g h p ju lu ka on g k Tin . bu n Ba S La



h go Ja



Ir T.



at



Gambar 5.1 diatas menunjukkan bahwa puskesmas induk yaitu Puskesmas Raya terletak di Kelurahan Raya. Sedangkan Pustu, Polindes dan Poskesdes terletak di wilayah Desa yang tersebar di Kecamatan Singkep Barat. Salah satu faktor penting dalam melaksanakan pelayanan kesehatan adalah adanya tenaga kesehatan yang cukup untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Peningkatan SDM tenaga kesehatan baik dari segi kuantitas dan kualitas yang ditempatkan pada sarana dan prasarana dalam rangka menunjang kelancaran pelayanan tersebut. B. Gambaran Wilayah Kerja Menurut PERMENKES nomor 75 tahun 2014 Pusat Kesehatan Masyarakat



(PUSKESMAS)



adalah



fasilitas



pelayanan



kesehatan



yang



menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dinas Kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab menyelenggarakan urusan pemerintah dalam bidang kesehatan di kabupaten/kota. Puskesmas juga merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah untuk melaksanaka programprogram kesehatan yang telah dibuat oleh pemerintah, Puskesmas Raya terletak di Kelurahan Raya Kecamatan Singkep Barat. Pada 2018, jumlah puskesmas yang ada di Kecamatan Singkep Barat berjumlah 1 (satu) yaitu Puskesmas Raya dan merupakan puskesmas rawat inap yang siap memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kondisi geografis Kecamatan Singkep Barat yang tidak merata dan dikelilingi oleh perbukitan dan perairan menyebabkan akses masyarakat untuk ke Puskesmas Raya sedikit terganggu. Oleh karena itu, dari 11 desa dan 1 kelurahan yang ada di Kecamatan Singkep Barat terdapat 5 buah Pustu dan 9 buah Polindes sehingga masyarakat masih bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal.



31



Pada tahun 2001 Kecamatan Singkep Barat dimekarkan dari kecamatan induk yaitu Kecamatan Singkep menjadi Kecamatan Definitif yang sebelumnya merupakan Kecamatan Pembantu Singkep, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Riau Nomor 22 Tahun 2001 tentang pembentukan Kecamatan Singkep Barat dan Kecamatan Gunung Kijang, dengan batas wilayah :  Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lingga  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung  Sebelah Barat berbatasan Kabupaten Indra Giri Hilir  Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Singkep & Kec. Singkep Selatan. Kecamatan Singkep Barat memiliki 11 desa dan 1 Kelurahan, meliputi Desa Bakong, Desa Tinjul, Desa Langkap, Desa Tanjung Irat, Desa Kuala Raya, Desa Marok Tua, Desa Sungai Buluh, Desa Sungai Raya, Desa Sungai Harapan, Desa Bukit Belah, Desa Jagoh dan kelurahan Raya.



Gambar 2.1 Peta Pulau Singkep



32



C. Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai Puskesmas Galang mempunyai visi, misi, motto dan tata nilai yang diterapkan didalam lingkungan UPT Puskesmas Galang: 



Visi “Menjadi Puskesmas yang mampu memberikan Perlayanan Prima dan Berorientasi pada Keselamatan Pelanggan”.







Misi : -



Memberikan Pelayanan yang Bermutu bagi Masyarakat



-



Menjamin Keselamatan dan Meningkatkan Profesionalisme Petugas



-



Mengembangkan kerja sama dengan Unsur-unsur terkait dibidang Kesehatan



-



Meningkatkan Partisipasi Masyarakat di Bidang Kesehatan







Motto : “Menjadi Puskesmas Tujuan dan Rujukan Masyarakat”.







Tata Nilai: Ceria, Empati, Ramah, Inovatif, Akuntabel.



33



DATA DIRI Data Diri Peserta Nama



: Ns. Evan Agustiar, S.Kep



NIP



: 19880808 201903 1 004



Tempat/ tgl lahir



: Tempilang, 08 Agustiar 1988



Jenis kelamin



: Laki-laki



Pangkat/Gol



: Penata Muda / IIIa



Jabatan



: Perawat ahli pertama



Unit kerja



: Puskesmas Raya



Instansi



: Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Lingga



Alamat



: Jl.Diponegoro Kp.Raya, RT 001/RW 009,



No telp



: 081261310410



Alamat email



: [email protected]



Asal pendidikan



: Universitas Malahayati



Data Diri Mentor Nama



: dr. Kartika Dwi Eka Putri



Tanggal Lahir



: 19 Mei 1989



NIP



: 19890519 201412 2 001



Jabatan



: Plt. Puskesmas Raya



Pangkat/Golongan



: Penata/III.c



Agama



: Islam



Jenis Kelamin



: Perempuan



Data Diri Coach Nama



: Ns. Syamrina M. Aris, S.ST.,S.Kep.,M.Kes



Tanggal Lahir



: 24 Maret 1972



NIP



: 19720324 199203 2 001



Pangkat/Golongan



: Widyaiswara Ahli Muda/III.c



Agama



: Islam



Jenis Kelamin



: Perempuan



Email



: [email protected] 34



Peserta adalah peserta pelatihan dasar (Latsar) CPNS Kabupaten Lingga Golongan III Angkatan 4 di Pemerintah Kota Batam yang mengikuti program pelatihan dasar pada bulan September hingga Novemer 2019, bertugas di Puskesmas Raya sebagai Perawat Ahli Pertama. Tugas jabatan dan target yang harus dicapai oleh seorang Perawat Ahli Pertama dimuat dalam sasaran kinerja pegawai (SKP). Peserta mendapatkan tugas tambahan dari pimpinan sebagai penanggung jawab Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).



35