Referat Promkes Dalam Bencana Alam - Anindya Andoko [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFERAT PROMOSI KESEHATAN DALAM BENCANA



Oleh : Anindya Andoko 1815019 Pembimbing : dr. July Ivone, M.Kes



FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG 2020



1



DAFTAR ISI JUDUL ........................................................................................................................ 1 DAFTAR ISI .............................................................................................................. 2 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 4 2.1 Definisi Bencana ........................................................................................ 4 2.2 Definisi Promosi Kesehatan………………………………………………. 4 2.3 Tujuan Promosi Kesehatan Dalam Bencana ........................................................ 5 2.4 Kegiatan Promosi Kesehatan ..................................................................... 5 2.4.1 Kajian dan Analisis Data ................................................................... 5 2.4.2 Perencanaan Kegiatan ........................................................................ 6 2.4.3 Implementasi Kegiatan ...................................................................... 6 2.5 Sasaran Promosi Kesehatan ...................................................................... 7 2.6 Perilaku Hidup Bersih Sehat di Pengungsian ........................................... 7 BAB III KESIMPULAN ........................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12



2



BAB I PENDAHULUAN



Indonesia merupakan salah satu negara yang secara geografis rawan bencana, baik bencana alam maupun bencana karena ulah manusia. Selain itu Indonesia juga rawan terhadap gempa bumi, tsunami, letusan gunung api dan beberapa jenis bencana tektonik lainnya karena dikelilingi oleh 3 lempengan tektonik. Potensi bencana alam dengan frekuensi yang cukup tinggi lainnya adalah bencana hidrometerologi, yaitu banjir, longsor, kekeringan, puting beliung dan gelombang pasang. Frekuensi bencana hidrometeorologi di Indonesia terus meningkat dalam 10 tahun terakhir. Bencana ini mengancam seluruh wilayah indonesia dalam skala kecil maupun besar. Bencana dapat merusakkan kehidupan keluarga dan melumpuhkan tatanan sosial. Terlebih lagi jika terjadi pada masyarakat dengan sosial ekonomi rendah, potensial terjadi diskriminasi, kejahatan dan tindak kekerasan lainnya. Selain hal tersebut bencana juga akan menyebabkan masalah kesehatan seperti diare, influensa, tifus dan penyakit yang lainnya. Situasi bencana membuat kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, anak-anak dan lanjut usia mudah terserang penyakit dan malnutrisi. Akses terhadap pelayanan kesehatan dan pangan menjadi semakin berkurang. Air bersih sangat langka akibat terbatasnya persediaan dan banyaknya jumlah orang yang membutuhkan. Sanitasi menjadi sangat buruk, anak-anak tidak terurus karena ketiadaan sarana pendidikan. Dalam keadaan yang seperti ini risiko dan penularan penyakit meningkat.



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Definisi Bencana Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yg mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyrakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis (UU No. 24/2007).



Gambar 1. Data informasi bencana Indonesia Februari 2015 – Februari 2020



2.2 Definisi Promosi Kesehatan Promosi Kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi kesehatan ini mencakup 2 dimensi yaitu kemauan dan kemampuan. Sehingga tujuan dari Promosi Kesehatan itu sendiri adalah memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka



4



dan menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. (Ottawa Charter, 1986)



2.3 Tujuan Promosi Kesehatan Dalam Bencana Sehubungan dengan terjadinya bencana maka perlu dilakukan promosi kesehatan, dengan tujuan: a. Kesehatan dapat terjaga b. Mengupayakan agar lingkungan tetap sehat c. Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada d. Anak dapat terlindungi dari kekerasan e. Mengurangi stres



2.4 Kegiatan Promosi Kesehatan 2.4.1 Kajian dan Analisis Data Kajian dan analisis data meliputi : a. Sarana dan prasarana klaster kesehatan meliputi sumber air bersih, jamban, pos kesehatan klaster, Puskesmas, rumah sakit lapangan, dapur umum, sarana umun seperti mushola, posko relawan, jenis pesan dan media dan alat bantu KIE, tenaga promkes/tenaga kesmas, kader, relawan dan lain sebagainya b. Data sasaran : jumlah Ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, remaja, lansia/ orangtua, orang dengan berkebutuhan khusus dan orang sakit c. Jumlah titik pengungsian dan hunian sementara d. Jumlah pengungsi dan sasaran di setiap titik pengungsian e. Lintas program, lintas sektor, NGO, Universitas dan mitra lainnya yang memiliki kegiatan promkes dan pemberdayaan masyarakat f. Regulasi pemerintah setempat dalam hal melakukan upaya promotif dan preventif. Dilanjutkan dengan analisis data berdasarkan potensi dan sumber daya yang ada diwilayah terdampak bencana.



5



2.4.2 Perencanaan Kegiatan Berdasarkan kajian dan analisis data, akan menghasilkan berbagai program dan kegiatan, yang akan disusun menjadi sebuah perencanaan kegiatan dengan mempertimbangkan sumberdaya yang ada.



2.4.3 Implementasi Kegiatan Implementasi kegiatan mencakup: a) Rapat koordinasi klaster kesehatan termasuk dengan pemerintah setempat, NGOs, dan mitra potensial lainnya untuk memetakan program dan kegiatan yang dapat diintegrasikan /kolaborasikan. b) Pemasangan media promosi kesehatan berupa spanduk, poster, stiker c) Pemutaran film kesehatan, religi, pendidikan, hiburan dan diselingi pesan kesehatan, d) Senam bersama (masyarakat umum)termasuk senam lansia e) Konseling, penyuluhan kelompok, keluarga dan lingkungan dengan berbagai pesan kesehatan (PHBS di pengungsian) f) Penyelenggaraan Posyandu (darurat) integrasi termasuk Posyandu Lansia di pengungsian atau di tempat hunian sementara. g) Advokasi pelaksanaan gerakan hidup sehat kepada pemerintah setempat. h) Pendekatan



kepada



tokoh



agama/tokoh



masyarakatuntuk



menyebarluaskan informasi kesehatan. i) Penguatan kapasitas tenaga promkes daerah melalui kegiatan orientasi promosi kesehatan paska bencana.



6



j) Kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha melalui program CSR, LSM kesehatan, kelompok peduli kesehatan, donor agensi. k) Monitoring dan evaluasi program.



2.5 Sasaran Promosi Kesehatan Sasaran promosi kesehatan adalah: 1) Petugas kesehatan 2) Relawan 3) Tokoh masyarakat, tokoh agama 4) Guru 5) Lintas sektor 6) Kader 7) Kelompok rentan: ibu hamil, anak-anak, lanjut usia 8) Masyarakat 9) Organisasi masyarakat 10) Dunia usaha



2.6 Perilaku Hidup Bersih Sehat di Pengungsian Promosi kesehatan dalam kondisi darurat untuk meningkatkan pemahaman keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS di pengungsian, yaitu: 1) ASI Terus Diberikan Pada Bayi ASI terus diberikan pada bayi usia 0-6 bulan tanpa disertai makanan atau cairan lain karena ASI mengandung zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi, mengandung zat kekebalan, dapat melindungi bayi dari alergi, aman dan terjamin kebersihannya, dan dapat diberikan kapan saja dan dimana saja sehingga ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi apalagi dalam keadaan darurat. Bila ada bayi yang piatu, bayi terpisah dari ibunya, atau ibunya tidak dapat memberikan ASI maka upayakan bayi mendapat bantuan dari pendonor



7



ASI dengan syarat atas permintaan keluarga bayi bersangkutan, identitas dan alamat pendonor ASI jelas, pendonor ASI dinyatakan sehat, dan ASI tidak diperjualbelikan. Pada kondisi darurat bayi yang diberikan susu formula mengalami diare >2 kali dibandingkan bayi yang tidak menerima bantuan susu formula. Hal ini disebabkan karena lingkungan yang tidak bersih, fasilitas memasak air terbatas, air dan peralatan mudah terkontaminasi bakteri. 2) Biasakan Cuci Tangan Pakai Sabun Membiasakan diri mencuci tangan menggunakan sabun menolong dalam menjaga kebersihan tangan dari kotoran dan kuman dan mencegah penularan penyakit seperti diare, koleram disentri, tifus, cacingan, influenza, dan penyakit kulit. Sebaiknya cuci tangan dilakukan sesudah buang air, setelah menceboki bayi atau anak, sebelum makan dan menyuapi anak, setelah memegang hewan, setelah bermain tanah atau di tempat kotor, dan setelah bersin atau batuk. 3) Menggunakan Air Bersih Dalam keadaan darurat terjadi kekurangan air bersih, sanitasi lingkungan, dan kebersihan perorangan sehingga dapat menimbulkan penyakit yang kemudian menjadi wabah. Oleh karena itu beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan air adalah air dapat diolah dengan menyaring menggunakan saringan pasir (bio sand filter), memurnikan air dengan pemurni atau purifier, memasak air sampai mendidih selama 2 menit, menyimpan air yang sudah dimasak ditempat yang bersih dan tertutup, dan dapat menggunakan air kemasan untuk sementara waktu. 4) Buang Air Besar Dan Kecil di Jamban Membuang air besar dan kecil di jamban dilakukan untuk menjaga lingkungan tetap bersih, sehat, dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang ada disekitar, dan tidak mengundang lalat, kecoa, dan tikus yang dapat menularkan penyakit.



8



5) Buang Sampah Pada Tempatnya Dalam kondisi darurat membuang sampah sembarang dapat menyebarkan penyakit dan membuat bau yang tidak enak di sekitar pengungsian sehingga di pegungsian harus tersedia tempat sampah yang tertutup dan menyediakan tempat sampah basah (organik) dan tempat sampah kering (non organik) yang mudah dijangkau agar tempat pengungsian tetap bersih dan nyaman. 6) Memanfaatkan Layanan Kesehatan Pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh dalam kedaruratan adalah pemeriksaan kehamilan sebanyak paling sedikit 4 kali dan dilakukan pemberian imunisasi tetanus, pemeriksaan kesehatan bayi dan balita yang meliputi penimbangan berat badan, pemberian vitamin A dosis tinggi, dan imunisasi dasar lengkap, pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan kesehatan lansia dan orang cacat, dan pelayanan kesehatan mental 7) Melindungi Anak Yang dimaksud dengan melindungi anak yang dimaksud adalah melindungi



anak dari



kekerasan, perlakuan



salah, eksploitasi,



dan



penelantaran selama di pengungsian. Anak-anak yang rentan adalah anakanak yang terpisah dari orangtua, mengalami tekanan psikologis dari orang dewasa, dan yang orangtua atau keluarganya berkurang kemampuan untuk mengasihi atau menjaga mereka. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk melindungi anak adalah dengan cara membangun komunikasi yang baik, memberi dukungan yang sesuai, memastikan perawatan untuk anak yang terpisah dari keluarganya, menyediakan tempat bermain sesuai usia, melibatkan anak-anak remaja dalam kegiatan olahraga, kegiatan Ibadah, pendidikan kesehatan reproduksi dan penyalahgunaan



napza



dan



rokok,



dan



kegiatan



membangun



atau



mengorganisir tempat. 8) Makan Makanan Bergizi



9



Kekurangan gizi sangat rentan pada anak-anak, ibu menyusui, dan ibu hamil selama kondisi kedaruratan oleh karena itu penting untuk menambah makanan yang dikonsumsi. 9) Tidak Merokok Pengungsian adalah tempat berkumpulnya anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia dalam kondisi lemah sehingga kondisi pengungsian biasanya padat, lembab, dan panas maka bila ada yang merokok dapat menyebabkan kelompok orang diatas menjadi rentan terhadap penyakit saluran pernapasan. Selain menyebabkan penyakit, merokok juga dapat menyebabkan kebakaran. 10) Mengelola Strees Dalam kedaruratan baik orang dewasa dan anak-anak dapat mengalami stress oleh karena itu orang tua perlu dibekali cara sederhana untuk mengatasi stress mereka sebelum mereka dapat melakukannya kepada anak-anaknya. Yang bisa dilakukan untuk memberi dukungan adalah dengan cara menyadarkan penyintas untuk mengakui dan menerima keadaan yang dialaminya, membuka diri untuk menerima dukungan orang lain, berbagi dengan orang yang mengalami peristiwa serupa, melakukan kegiatan positif, menjaga kesehatan, dan mengingatkan untuk melakukan kegiatan ibadah. 11) Bermain Sambil Belajar Ditengah keadaan kedaruratan anak-anak tetap berhak mendapatkan pendidikan, dengan adanya kebiasaan rutin dan tertib seperti jam sekolah, waktu makan, waktu tidur, dan waktu bermain dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada anak-anak. Sehingga sekolah darurat dapat menjadi sarana yang menyenangkan dan menghilangkan rasa cemas.



10



BAB III KESIMPULAN



Promosi kesehatan dalam bencana merupakan hal penting yang harus diperhatikan dan harus dilakukan sehubungan dengan tingginya angka kejadian bencana di Indonesia, untuk dapat melakukan promosi kesehatan dalam bencana kita harus mengetahui tujuan, kegiatan, sasaran promosi kesehatan, dan juga perilaku hidup bersih sehat di pengungsian.



11



DAFTAR PUSTAKA 1. http://promkes.kemkes.go.id/promosi-kesehatan-dalam-bencana 2. http://bnpb.cloud/dibi/tabel1 3. Undang Undang RI. 2007. Kementerian Kesehatan



Bencana no. 24. Jakarta : Sekretariat Jenderal



12