Resume Current Liabilities, Provisions, Contingncies [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME CURRENT LIABILITIES, PROVISIONS, AND CONTINGENCIES



Disusun oleh : Vira Anesta Amalia



(11190820000100)



Yuyun Suryani



(11200820000155)



Marshanda Berlianti



(11200820000100)



KELOMPOK 10 AKUNTANSI3D



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TANGERANG SELATAN 2021



A. Nature and Type Current Liabilities IASB mendefinisikan liabilitas sebagai kewajiban perusahaan saat ini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan menghasilkan arus keluar dari sumber daya perusahaan, mewujudkan manfaat ekonomi. Dengan kata lain, kewajiban lancar memiliki tiga karakteristik penting: 1. Merupakan kewajiban sekarang. 2. Muncul dari peristiwa masa lalu. 3. Menghasilkan arus keluar sumber daya (uang tunai, barang, jasa). Karena kewajiban melibatkan pencairan aset atau layanan di masa depan, salah satu fitur terpentingnya adalah tanggal pembayarannya. Perusahaan harus memenuhi kewajiban yang jatuh tempo saat ini dalam kegiatan bisnis biasa untuk terus beroperasi.Kewajiban dengan tanggal jatuh tempo yang lebih jauh biasanya tidak mewakili klaim atas sumber daya perusahaan saat ini.Karena itu, mereka berada dalam kategori yang sedikit berbeda. Fitur ini memunculkan pembagian dasar kewajiban menjadi: 1. Kewajiban lancar Aset lancar adalah uang tunai / aset lain yang diharapkan oleh perusahaan untuk diubah menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam operasi dalam satu siklus operasi atau dalam satu tahun (jika menyelesaikan lebih dari satu siklus setiap tahun). Demikian pula, kewajiban lancar dilaporkan jika ada salah satu dari dua kondisi : a) Kewajiban tersebut diselesaikan dalam satu siklus operasi normalnya; atau b) Kewajiban diharapkan akan selesai dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan. 2. Kewajiban tidak lancar. a. Account Payable Hutang dagang adalah saldo yang terhutang kepada orang lain untuk barang, perlengkapan, atau jasa yang dibeli pada rekening terbuka. Hutang usaha timbul karena jeda waktu antara penerimaan jasa atau perolehan hak milik atas aset dan pembayarannya.Persyaratan penjualan (misalnya, 2/10, n / 30 atau 1/10, E.O.M.) biasanya menyatakan periode perpanjangan kredit ini, biasanya 30 hingga 60 hari. b. Notes Payable Wesel bayar adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu di masa depan. Mereka dapat muncul dari pembelian, pembiayaan, atau transaksi lainnya. Beberapa industri memerlukan wesel bayar (sering disebut sebagai hutang wesel bayar) sebagai bagian dari transaksi penjualan / pembelian sebagai pengganti perpanjangan normal kredit rekening terbuka. Wesel bayar kepada bank atau perusahaan pinjaman umumnya berasal dari pinjaman tunai. Wesel dapat dikategorikan sebagai utang lancar, atau utang tidak lancar.Wesel juga bisa berbunga, atau tidak berbunga. c. Current Maturities of Long Term Debt



Bagian dari obligasi, catatan hipotek, dan hutang jangka panjang lainnya yang jatuh tempo dalam tahun fiskal berikutnya.Ini mengkategorikan jumlah ini sebagai utang jangka panjang yang jatuh tempo saat ini. Perusahaan mengecualikan utang jangka panjang yang saat ini jatuh tempo dari kewajiban lancar jika mereka: 1. Diselesaikan dengan menggunakan aset tetap. 2. Dibiayai kembali, atau menerbitkan utang baru yang jatuh tempo lebih dari 1 tahun. 3. Dikonversi menjadi saham biasa. d. Short Term Obligation Expexted to be Refinanced Kewajiban jangka pendek adalah hutang yang dijadwalkan jatuh tempo dalam waktu satu tahun setelah tanggal laporan posisi keuangan perusahaan atau dalam siklus operasi normalnya. Beberapa kewajiban jangka pendek diharapkan untuk dibiayai modal kerja selama tahun depan (atau siklus operasi). Dalam hal ini, apakah pinjaman merupakan utang jangka panjang atau kewajiban lancar? Itu tergantung pada kriteria pembiayaan kembali (refinancing criteria): 



Kriteria Pembiayaan Kembali Untuk mengatasi masalah klasifikasi ini, IASB telah mengembangkan kriteria untuk menentukan keadaan di mana kewajiban jangka pendek dapat dikecualikan dari kewajiban lancar. Secara khusus, perusahaan dapat mengecualikan kewajiban jangka pendek dari kewajiban lancar jika kedua kondisi berikut terpenuhi: 1) Harus berniat untuk mendanai kembali kewajiban tersebut dalam jangka panjang; dan 2) Harus memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah tanggal pelaporan. Niat untuk membiayai kembali secara jangka panjang berarti bahwa perusahaan bermaksud untuk membiayai kembali kewajiban jangka pendek sehingga tidak memerlukan penggunaan modal kerja selama tahun fiskal berikutnya (atau siklus operasi, jika lebih lama). Membuat perjanjian pembiayaan yang secara jelas mengizinkan perusahaan untuk membiayai kembali hutang dalam jangka panjang dengan syarat-syarat yang dapat ditentukan sebelum tanggal pelaporan berikutnya adalah salah satu cara untuk memenuhi kondisi kedua. Selain itu, fakta bahwa perusahaan memiliki hak untuk membiayai kembali setiap saat dan bermaksud untuk melakukannya memungkinkan perusahaan untuk mengklasifikasikan kewajiban tersebut sebagai tidak lancar.



e. Dividends Payable Utang dividen tunai adalah jumlah yang terhutang oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya sebagai hasil dari otorisasi dewan direksi (atau dalam kasus lain, suara pemegang saham).  



Umumnya dibayar dalam waktu 3 bulan. Dividen bersifat kumulatif; yang berarti jika dividen pertama belum dapat dibayar, maka dividen pertama harus ditambahkan pada pembayaran dividen kedua







Dibayarkan dalam bentuk saham tambahan, dividen tidak diakui sebagai kewajiban. Dan dilaporkan pada ekuitas.



f. Costumer Advances and Deposits  



Deposito tunai yang akan dikembalikan diterima dari pelanggan dan karyawan. Dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar atau tidak lancar; tergantung pada waktu antara tanggal simpanan dan pemutusan hubungan yang membutuhkan simpanan.



g. Unearned Revenues Pendapatan diterima di muka adalah pembayaran yang diterima sebelum perusahaan mengirimkan barang atau menyerahkan jasa.Berikut macam-macam pendapatan yang diterima di muka.



Berikut contoh soal dari pendapatan yang diterima dimuka: Pada tanggal 1 Agustus 2010, Sports Pro Magazine menjual dengan cara berlangganan tahunan sebanyak 12,000 dengan harga $18 per pelanggan. Bagaimana jurnalnya? 1 Agustus 31 Desember



Cash Unearned revenue (12.000 x $18) Unearned revenue Sales revenue ($216.000 x 5/12)



216.000 90.000



216.000 90.000



h. Sales and Value-Added Taxes Payable Secara umum pajak konsumsi adalah pajak penjualan atau pajak penambahan nilai.Kedua sistem ini menggunakan metode yang berbeda dalam memenuhi tujuannya. Sales Taxes Payable Berikut contoh pajak penjualan: Supermarket Halo menjual roti dengan harga Rp25.000. asumsikan tarif pajak penjualannya sebesar 10%.Berikut jurnalnya. Cash Sales revenue Sales Taxes Payable



27.500



25.000 2.500



Value Added Taxes Payable Pajak Penambahan Nilai merupakan pajak konsumsi yang dikenakan pada setiap transaksi jual beli barang atau jasa dalam negeri oleh wajib pajak orang pribadi, badan dan pemerintah.Berikut contoh ilustrasi dari pajak penambahan nilai. Hill farms menjual gandumnya ke Sunshine Baking sebesar $1.000. Hill Farms membuat jurnal berikut (asumsikan PPN = 10%) Cash Sales revenue VAT payable



1.100



1.000 100



Kemudian Hill Farms menyerahkan $100 ke pemungut pajak. i. Income Taxes Payable Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak.Penghasilan yang dimaksud dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan yang lainnya. Di Indonesia terdapat berbagai macam pajak penghasilan, seperti PPh pasal 15, PPh pasal 19, PPh pasal 21, PPh pasal 22, PPh pasal 23, PPh pasal 24, PPh pasal 25, PPh pasal 26, PPh pasal 29 dan PPh final pasal 4 ayat 2. j. Employee-Related Liabilities Liabilitas yang menyangkut karyawan adalah jumlah yang terhutang kepada karyawan untuk gaji atau upah yang dicatat sebagai liabilitas lancar. Liabilitas lacar dapat mencakup: 



Pemotongan Gaji, yang paling umum adalah pajak, premi asuransu, tabungan karyawan dan iuran serikat kerja. Selama perusahaan belum mengirimkan junlah tersebut maka dikurangkan ke otoritas yang tepat pada akhir periode akuntansu dan diakui sebagai liabilitas lancar.







Ketidakhadiran yang dikompensasi, adalah ketidakhadiran yang dibayar dari pekerjaan, seperti liburan, sakit,dan melahirkan.







Bonus, adalah tambahan diluar gaji regular.



B. Provision Profisi (provision) adalah liabilitas yang waktu atau jumlahnya belum pasti (sering disebut sebagai liabilitasyang diestimasi). Provisi (penyisihan) sangat umum dan dapat dilaporkan sebagai lancar maupun tidak tergantung pada tanggal pembayaran yang diharapkan. Jenis umum dari provisi adalah kewajiban yang berkaitan dengan litigasi, jaminan atau garansi produk,restrukturisasi bisnis, dan kerusakan lingkungan.



Misalnya, Vodafone (GBR) melaporkan 906 juta terkait dengan provisi untuk biaya pembersihan situs yang terkontaminasi dan perselisihan hukum dan peraturan. Nokia (FIN) melaporkan 3.593 juta untuk garansi, untuk sengketa pelanggaran kekayaan intelektual, dan untuk biaya restrukturisasi. Nestle Group (CHE) melaporkan CHF 3.663 juta terutama untuk biaya restrukturisasi dan litigasi. Pengakuan Provisi Perusahaan mengakui beban dan liabilitas terkait untuk provisi hanya jika tiga syarat berikut terpenuhi 1. Perusahaan memiliki kewajiban kini (hukum atau konstuktif) sebagai akibat perstiwa masa lalu 2. Kemungkinan besar memerlukan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaiikan kewajiiban dan 3. Perkiraan yang dapat diandalkan dapat dibuat untuk jumlah kewajiban. Jika ketiga kondisi ini tidak terpenuh, tidak ada provisi yang diakui. Dalam menerapkan kondisi pertama, peristiwa masa lalu (sering disebut sebagai peristwa masa lalu wajib) pasti terjadi. Dalam menerapkan kondisi kedua, istilah kemungkinan besar (probablen) didefiinisikan sebaga “lebih mungkin dari pada tidak terjadi.”frasa ini di tafsirkan untuk mengidentifikasikan kemungkinan terjadinya lebih besar dari 50 persen, jika kemungkinannya 50 persen atau kurang, maka provisi tidak diakui Pengukuran Provisi Bagaiimana perusahaan seperti Toyota (JPN), misalnya, menentukan jumlah yang harus dilaporkan untuk biaya garansi pada mobilnya? Bagaimana perusahaan seperti Carrefour (FRA) menentukan liabilitasnya untuk mengembalikan uang pelangganya? Bagamana Novartis (CHE) menentukan jumlah yang harus dilaporkan untuk melaporkan kemungkinan besar kerugian perkara pengadilan? Bagaimana perusahaan seperti Total S.A. (FRA) menentukan jumlah yang akan dilaporkan sebagai provis biaya remediasi yang berkaitan dengan pembersihan lingkungan? IFRS memberikan jawaban: jumlah yang dakui harus menjad estimasi terbak dari pengeluaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban kini. Estimasi terbaik mempresentasikan jumlah yang akan dibayarkan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban pada tanggal laporan posisi keuangan. Berikut adalah bagamana penilaian ini dapat digunakan dalam tiga jenis situasi yang berbeda untuk sampai pada estimasi terbaik. -



Garansi toyota. Toyota menjual banyak mobiil dan harus membuat perkraan jumlah garansi perbaikan dan jumlah terkait yang akan timbul. Pengambilan uang carrefour. Carrefour menjual banyak barang dengan harga jual yang beragam.



-



Gugatan novartis. Perusahaan besar seperti novartis terlibat dengan banyak masalah latigasi terkait produknya.



Dalam setiap situasi ini, pengukuran liabilitas harus mempertimbangkan nilai waktu uang, jika material. Selain itu, kejadan masa depan yang mungkin berdampak pada pengukuran biaya harus dipertimbangkan. C. Contingent, and Contingent Assets Contingent Liabilities Liabilitas kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan, sebab: 1) Kemungkinan kewajiban (belum dikonfirmasi), 2) Kewajiban saat ini yang kemungkinan besar tidak akan terjadi pembayaran yang akan dilakukan, atau 3) Kewajiban saat ini yang tidak dapat dilakukan estimasi andal atas kewajiban. Pedoman Kewajiban Kontijensi



Contingent Assets Aset kontinjensi adalah aset yang mungkin timbul dari peristiwa masa lalu dan yang keberadaannya akan dikonfirmasi oleh terjadinya atau tidak terjadinya peristiwa masa depan yang tidak pasti tidak sepenuhnya dalam kendali perusahaan. Aset kontijensi tidak diakui pada neraca. Berikut adalah jenis aset kontinjensi: 1) Kemungkinan penerimaan uang dari hadiah, sumbangan, bonus. 2) Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah dalam sengketa pajak. 3) Kasus pengadilan yang tertunda dengan kemungkinan hasil yang menguntungkan Pedoman Aset Kontijensi



Aset kontinjensi diungkapkan ketika arus masuk ekonomi manfaat dianggap lebih mungkin tidak terjadi (lebih besar dari 50 persen) D. Presentation and Disclosure of Current Liabilities and Contingent Presentation Current Liabilities Biasanya dilaporkan sebesar nilai jatuh tempo penuh (full maturity value). Selisih antara present value dan nilai jatuh tempo dianggap tidak material (considered immaterial).



Analysis Current Liabilities Likuiditas atas suatu kewajiban adalah waktu yang diharapkan untuk berlalu sebelum pembayarannya. Dua rasio untuk membantu menilai likuiditas adalah: Current Assets Current Liabilities







Current Ratio=







Acid Test Ratio=



Cash+ Short Term Inv estment+ Net receivable Current Liabilities