RPP KD 3.2 Fisika Kelas X [PDF]

  • Author / Uploaded
  • sri
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



Sekolah



: SMA Islam Cipasung



Mata Pelajaran



: Fisika



Kelas/Semester



: X/Ganjil



Materi Pokok



: Pengukuran



Alokasi Waktu



: 9JP x 45 menit (1 pertemuan, 3JP)



A. Kompetensi Inti KI 1 :



Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.



KI 2 :



Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.



KI 3 :



Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.



KI 4 :



Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu memnggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.



B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar (KD) Pengetahuan 3.2



Menerapkan



Keterampilan



prinsip-prinsip 4.2 Menyajikan hasil pengukuran besaran



pengukuran besaran fisis, ketepatan,



fisis



berikut



ketelitian, dan angka penting, serta



menggunakan peralatan dan teknik



notasi ilmiah



yang tepat serta mengikuti kaidah angka



ketelitiannya



penting



dengan



untuk



suatu



penyelidikan ilmiah Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.2.1 Membandingkan besaran pokok 4.2.1 Mengamati pembuatan daftar (tabel) dan besaran turunan



nama



3.2.2 Menentukan alat ukur yang tepat dalam mengukur besaran fisis 3.2.3 Menerapkan



alat



ukur,



cara



mengukur



4.2.2 Mendiskusikan



prinsip-prinsip



prinsip-prinsip



pengukuran (ketepatan, ketelitian,



pengukuran besaran fisis



dan



3.2.4 Menerapkan angka penting dalam



angka



penting),



menggunakan



pengukuran besaran fisis



alat



ukur,



cara cara



membaca skala, cara menuliskan



3.2.5 Menerapkan notasi ilmiah dalam pengukuran besaran fisis



besaran,



hasil pengukuran 4.2.3



Mengolah data hasil pengukuran dalam



bentuk



penyajian



data,



membuat grafik, menginterpretasi data dan grafik, dan menentukan ketelitian



pengukuran,



serta



menyimpulkan hasil interpretasi data 4.2.4



Membuat



laporan



tertulis



dan



mempresentasikan hasil pengukuran



C. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan ekspositori, demonstrasi, diskusi dan praktikum, siswa mampu menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan angka penting, serta notasi ilmiah dan mampu menyajikan hasil pengukuran besaran fisis



berikut ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka penting untuk suatu penyelidikan. Siswa juga mampu menunjukkan sikap bertanggung jawab, teliti, jujur, percaya diri dan rasa ingin tahu.



D. Materi Pembelajaran Fakta



Prinsip



β€’ Notasi ilmiah, dapat β€’ Pengukuran



Pengukuran dapat ditemukan



ditulis



dalam kehidupan



berikut.



sehari-hari



kayu,



mengukur massa padi,



sebagai β€’ Besaran



𝐴, … Γ— 10𝑛



seperti mengukur panjang



Konsep



mengukur



suhu tubuh dan



β€’ Aturan angka penting β€’ Penulisan ketidakpastian dalam



β€’ Mengukur besaran



suatu dengan



β€’ Satuan



menggunakan alat



β€’ Besaran



ukur



pokok β€’ Besaran turunan β€’ Dimensi



pengukuran:



yang



tepat



dengan menerapkan prinsip pengukuran seperti



ketepatan,



ketelitian,



x = x0 Β± βˆ†x



lain-lain.



Prosedur



angka



penting, dan notasi ilmiah.



E. Metode Pembelajaran Pertemuan



Pendekatan



Model



1



Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) 2



3



Inquiry Learning



Metode ο‚·



Ekspositori



ο‚·



Demonstrasi



ο‚·



Diskusi



ο‚·



Pengamatan



ο‚·



Studi literature



ο‚·



Penugasan



ο‚·



Diskusi



ο‚·



Studi literatur



ο‚·



Praktikum



ο‚·



Presentasi



ο‚·



Evaluasi



F. Media dan Alat Pembelajaran Media 1. PPT



Alat/Bahan 1. Alat ukur panjang : penggaris. jangka sorong dan mikrometer



tentang materi



sekrup. 2. Alat ukur massa : neraca



pengukuran 3. Alat ukur waktu : arloji, stopwatch 4. Koin 5. Cincin 6. Batu kerikil 7. Proyektor 8. Laptop



G. Sumber Belajar 1. Buku Fisika untuk SMA dan MA Kurikulum 2013 2. Sumber lain yang relevan (misalnya internet).



H. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama Struktur



Kegiatan Pembelajaran



Pembelajaran Pendahuluan



Waktu



1. Guru membuka pelajaran dan mengucapkan salam. 2. Siswa mengkondisikan dirinya masing-masing untuk mengawali kegiatan pembelajaran: merapikan tempat duduk dan berdoa. 3. Guru melakukan presensi. 4. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya memahami konsep pengukuran dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. 5. Guru



memberikan



apersepsi



untuk



mengingat



kembali dan mendorong rasa ingin tahu 6. Mengingat kembali tentang besaran, satuan dan alat ukurnya



10 menit



Struktur



Kegiatan Pembelajaran



Pembelajaran



Waktu



7. Mengingat kembali mengukur besaran panjang, massa dan waktu dengan alat ukur yang sesuai. 8. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,



yaitu



menerapkan



prinsip-prinsip



pengukuran besaran fisis. Kegiatan Inti



90 menit



Mengamati 1. Siswa melengkapi daftar (tabel) nama besaran, alat ukur, cara mengukur, dan satuan yang digunakan secara individu, termasuk yang berlaku di daerah setempat. 2. Siswa mengamati



beberapa alat ukur panjang,



massa dan waktu yang ada di sekitar (mistar milimeter, jangka sorong, mikrometer, neraca lengan,



neraca



menemukan



pegas,



cara



dan



stopwatch)



bagaimana



alat



dan



tersebut



bekerja/digunakan Menanya 3. Siswa diberi kesempatan untuk mempertanyakan tentang cara menggunakan alat ukur, cara mebaca skala, dan cara menuliskan hasil pengukuran 4. Siswa diberi kesempatan untuk mempertanyakan aspek ketelitian, ketepatan, dan keselamatan kerja alat



yang digunakan



dalam



mengukur,



serta



ketentuan membuat laporan praktek Mengasosiasi 5. Siswa diberi kesempatan untuk membaca skala beberapa alat ukur. Mengomunikasikan 6. Perwakilan dari siswa menyampaikan hasil dari pengukuran secara lisan



Struktur



Kegiatan Pembelajaran



Waktu



1. Guru bersama siswa menyimpulkan ketelitian dan



35 menit



Pembelajaran Kegiatan Penutup



penggunaan beberapa alat ukur 2. Siswa melengkapi catatannya 3. Memberikan gambaran pembelajaran yang akan mendatang dan tugas membca lembar kerja praktik 4. Guru menutup pembelajaran dan mengucapkan salam.



Pertemuan 2 Struktur



Kegiatan Pembelajaran



Pembelajaran Pendahuluan



Waktu



1. Guru membuka pelajaran dan mengucapkan salam.



10 menit



2. Siswa mengkondisikan dirinya masing-masing untuk mengawali kegiatan pembelajaran: merapikan tempat duduk dan berdoa. 3. Guru melakukan presensi. 4. Guru menagih dan mengingatkan tentang tugas membaca lembar kerja praktik 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yaitu praktikum pengukuran. Kegiatan Inti



90 menit



Mengamati 1. Siswa membaca kembali lembar kerja praktik Menanya 2. Memberikan



kesempatan



kepada



siswa



untuk



bertanya tentang prosedur/langkah kerja praktik yang perlu dikonfirmasi Mencoba /eksperimen/explore 3. Siswa dibagi dalam kelompok, masing-masing terdiri dari 4 orang siswa 4. Siswa



pada setiap kelompok diminta untuk



Struktur



Kegiatan Pembelajaran



Pembelajaran mengukur



masa



jenis



kelereng



Waktu (pengukuran



dilakukan satu kali) dan batu kerikil (dilakukan berulang dengan ukuran beda dan jenis yang sama) secara berkelompok dengan menggunakan neraca, jangka sorong atau mikrometer, dan gelas ukur 5. Guru menilai keterampilan menggunakan alat, mengolah, dan menyaji data, serta kejujuran dan ketelitian dlam memperoleh data, serta kerjasama dalam kelompok Asosiasi 6. Mengolah data hasil pengukuran berulang (diberikan oleh guru) dalam bentuk penyajian data, membuat grafik, menginterpretasi data dan grafik, dan menghitung kesalahan, serta menyimpulkan hasil interpretasi data 7. Guru menilai kerjasama dan tanggungjawab siswa dalam kerja kelompok Mengomunikasikan 8. Dua perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok 9. Guru menanggapi hasil presentasi untuk memberi penguatan pemahaman dan/atau mengklarifikasi miskonsepsi 10. Setiap siswa menyiapkan laporan hasil praktikum dengan perbaikan dan penyempurnaan berdasarkan hasil diskusi 11. Siswa menyerahkan laporan praktikum, paling lambat dikumpulkan seminggu kemudian. 12. Guru menilai keeterampilan menyaji dan menalar, serta kesantuan dan kemampuan berkomunikasi



Struktur



Kegiatan Pembelajaran



Pembelajaran Kegiatan Penutup



1. Guru



bersama



siswa



menyimpulkan



Waktu hasil



35 menit



pengukuran 2. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik. 3. Siswa melengkapi catatannya 4. Memberikan gambaran pembelajaran yang akan mendatang. 5. Guru menutup pembelajaran dan mengucapkan salam.



Pertemuan 3 Struktur



Kegiatan Pembelajaran



Pembelajaran Pendahuluan



1. Guru membuka pelajaran dan mengucapkan salam.



Waktu 10 menit



2. Siswa mengkondisikan dirinya masing-masing untuk mengawali kegiatan pembelajaran: merapikan tempat duduk dan berdoa. 3. Guru melakukan presensi. 4. Guru bersama siswa mengingat kembali apa yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yaitu presentasi dan tes. Kegiatan Inti



90 menit



Mengomunikasikan 1. Dua orang siswa dari kelompok berbeda yang dipilih secara



acak



diminta



untuk



mempresentasikan



tugasnya 2. Siswa lain dari kelompok berbeda bertanya dan menanggapi presentasi 3. Guru menilai kemampuan menyaji dan menalar,



Struktur



Kegiatan Pembelajaran



Pembelajaran



Waktu



serta komunikasi 4. Siswa melaksanakan tes tertulis dalam bentuk uraian Kegiatan



1. Satu siswa diminta merefleksi pengalaman belajar



Penutup



tentang mengukur 2. Memberikan gambaran pembelajaran yang akan mendatang. 3. Guru menutup pembelajaran dan salam.



I. Penilaian 1. Penilaian Sikap



: Observasi (dilampirkan)



2. Penilaian Pengetahuan



: Post-test (dilampirkan)



3. Penilaian Keterampilan : Penilaian kinerja/praktik (dilampirkan)



J. Lampiran



Tasikmalaya, Juli 2019 Mengetahui Kepala SMA Islam Cipasung,



Guru Mapel Fisika



Hj. N. Ina Mutmainnah S. S.Pd., M.SI



Sri Mulyani, S.Pd



NIP. 19820528200902 2 003



35 menit



Lampiran 1. Isi Materi Pembelajaran



PENGUKURAN Pengukuran atau β€œmengukur” adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang ditetapkan sebagai standar satuan. Dengan satuan adalah suatu besaran dengan nilai tertentu yang dijadikan sebagai pembanding dalam pengukuran. A. Besaran dan Satuan Besaran adalah nilai suatu benda yang dapat ditentukan dari hasil pengukuran yang dinyatakan dengan satuan. Berdasarkan asal mula satuannya, besaran-besaran dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: 1. Besaran Pokok Besaran pokok merupakan besaran yang dijadikan dasar bagi besaran yang lain dan dapat diukur secara langsung. Besaran- besaran pokok tersebut dapat dinyatakan dengan satuan pokok atau satuan dasar seperti pada tabel berikut : Tabel 1. Besaran pokok



2. Besaran Turunan Besaran turunan merupakan besaran-besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok. Dapat juga diartikan besaran turunan adalah besaran yang tersusun dari beberapa besaran pokok, seperti besaran volume berasal dari satu besaran pokok, yaitu meter kubik, Besaran kecepatan berasal dari dua besaran pokok, yaitu panjang dan waktu. Perhatikan Tabel 2 besaran turunan berikut ini.



Tabel 2. Besaran Turunan



3. Satuan Satuan adalah ukuran pembanding yang telah diperjanjikan terlebih dahulu. Sistem Internasional (SI) dibagi menjadi dua sistem, yaitu sistem MKS dan CGS (Nurhayat Nufusi, 2009). a. Sistem MKS (meter, kilogram, sekon) yaitu cara menyatakan besaran dengan memakai satuan meter, kilogram, dan sekon. b. Sistem CGS (centi, gram, sekon) yaitu cara menyatakan besarandengan memakai satuan centimeter, gram, dan sekon.



B. Dimensi Besaran Satuan suatu besaran yang telah ditetapkan dalam sistem satuan internasional merupakan ciri khas suatu besaran. Selain satuan ciri khas besaran lainnya adalah dimensi. Dimensi adalah cara penulisan suatu besaran dengan menggunakan simbol besaran pokok. Dapat juga diartikan bahwa dimensi suatu besaran mengungkapkan cara besaran itu tersusun atau didefinisikan dari besaran pokok.



Tabel 3. Dimensi besaran pokok



Nurhayati 2009, hlm 8



Dimensi suatu besaran turunan dapat ditentukan dari dimensi besaran pokok. Dengan metode sebagai berikut:(anthon j. esomar, 1995) 1. Menuliskan rumus dari besaran yang akan ditentukan dimensinya 2. Menyatakan satuan besaran tersebut dalam satuan internasional, dan 3. Menggunakan notasi dimensi yang sesuai dengan satuan besaran. Berikut adalah beberapa contoh penentuan dimensi dari besaran turunan. a. kecepatan =



perpindahan waktu



dimensi kecepatan =



dimensi panjang = dimensi waktu



 L  ο€½ L T ο€­1    T 



b. Volume = panjang x lebar x tinggi Dimensi volume =  L  L  L  ο€½  L 



3



Dengan dasar pemikiran yang sama, diperoleh dimensi-dimensi seperti pada tabel berikut: Tabel 4. Dimensi besaran turunan



Indrajit, dudi 2009, hlm 23



C. Notasi Ilmiah dan Angka Penting Dalam fisika, sering dijumpai bilangan yang sangat kecil atau sangat besar. Misalnya atom yang tersusun dari proton elektron serta neutron, massa proton dan elektron kirakira 0,000000000000000000000000000000911 kg. Kita tentunya akan merasa kesulitan jika harus menuliskan massa elektron dan proton tersebut. Dalam hal ini ada satu cara mudah untuk menuliskan bilangan tersebut, yaitu dengan notasi ilmiah. 1. Notasi Ilmiah Notasi Ilmiah adalah suatu cara menuliskan suatu bilangan dalam bentuk sebagai berikut: A,.... X10n



Keterangan :



a = bilangan asli dari 1 sampai 9 (bilangan penting) n = pangkat, dengan n adalah bilangan bulat (orde)



berdasarkan notasi tersebut, massa proton dan elektron dapat ditulis 9,11 x 10-31 untuk mencari a dan n, kita dapat mengikuti cara berikut :(Nurhayat Nufusi, 2009) a. Untuk bilangan β‰₯ 10, beri tanda koma desimal diawal bilangan, kemudian pindahkan tanda koma desimal kekiri sampai tertinggal 1 angka (a,...). hitunglah angka yang terlewati saat memindahkan koma desimal. Jumlah angka yang terlewati merupakan pangkat (n) dan bernilai positif b. Untuk bilangan ≀ 1, pindahkan tanda koma desimal ke kanan sampai ke satu angka yang bukan nol. Hitunglah angka yang terlewati saat memindahkan tanda koma tersebut. Jumlah angka yang terlewati merupakan pangkat (n) dan bernilai negatif



Tabel berikut contoh penerapan notasi ilmiah dalam pengukuran. Tabel 5. Notasi ilmiah



Indrajit, dudi 2009, hlm 13



2. Angka Penting Angka penting adalah angka hasil pengukuran yang diperoleh dari angka pasti dan angka taksiran. Angka pasti diperoleh dari perhitungan skala alat ukur sedangkan angka taksiran diperoleh dari setengah skala terkecil a. Aturan-aturan angka penting Untuk



menentukan



angka



penting,



digunakan



aturan



sebagai



berikut.(Nurhayat Nufusi, 2009) 1) Semua angka bukan nol adalah angka penting Contoh: 1997 mengandung empat angka penting 2) Semua angka nol yang terletak diantara angka bukan nol melainkan angka penting, Contoh: 20,231 g mengandung lima angka penting 3) Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tanpa tanda desimal adalah bukan angka penting, kecuali diberi tanda khusus (garis bawah/atas). Contoh: 502.000 mempunyai 3 angka penting 502.000 mempunyai 4 angka penting 502.000 mempunyai 5 angka penting 4) Angka nol di sebelah kanan tanda desimal, dan di sebelah kiriangka bukan nol adalah bukan angka penting. Contoh: 0,0034 mempunyai 2 angka penting. 5) Semua angka di sebelah kanan tanda desimal dan mengikutiangka bukan nol adalah angka penting. Contoh: 12,00 mempunyai 4 angka penting 0,004200 mempunyai 4 angka penting b. Operasi Angka Penting Berikut



aturan-aturan



yang berlaku di dalam peng-oprasian angka



penting(indrajit, 2009) 1) Pembulatan Angka Aturan dalam pembulatan angka penting adalahsebagai berikut. ο‚· Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas dan angka kurang dari 5 dihilangkan. Contoh: 456,67 dibulatkan menjadi 456,7 456,64 dibulatkan menjadi 456,6



ο‚· Apabila tepat angka 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya angka ganjil, dan dihilangkan jika angkasebelumnya angka genap. Contoh: 456,65 dibulatkan menjadi 456,6 456,55 dibulatkan menjadi 456,6. 2) Penjumlahan Pengurangan dan Perkalian ο‚· Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka-angka penting hanya boleh terdapat Satu Angka Taksiran saja. Contoh: 2,34



angka 4 = angka taksiran



0,345 +



angka 5 = angka taksiran



2,685



angka 8 dan 5 (dua angka terakhir) taksiran maka ditulis: 2,68 (Untuk penambahan perhatikan angka di belakang koma yang paling sedikit).



6,34



angka 4 = angka taksiran



0,524-



angka 4 = angka taksiran



5,816



angka 3 dan 6 (dua angka terakhir) taksiran maka ditulis: 5,82 (Untuk pengurangan perhatikan angka di belakang koma



yang paling sedikit).



ο‚· Angka penting pada hasil perkalian, sama banyaknya dengan angka penting yang paling sedikit. Contoh: 8,141



(empat angka penting)



0,22 x



(dua angka penting)



1,79102



Penulisannya: 1,79102 ditulis 1,8 (dua angka penting)



3. Penulisan Angka Penting Hasil Eksperimen Di dalam eksperimen, pengukuran panjang sebuah penghapus dengan mistar berbeda hasilnya jika menggunakan jangka sorong. Hal ini disebabkan nilai ketidakpastian mistar 0,05 cm, sedangkan jangka sorong 0,005 cm. Banyaknya angka penting di belakang koma pada penulisan ketidakpastian pengukuran tidak boleh melebihi



perolehan hasilnya. Misalnya, nilai yang diperoleh kedua alat ukur tersebut dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Angka penting



Indrajit, dudi 2009, hlm 13



Panjang sebuah penghapus yang diukur dengan mistar l= (6,15 Β± 0,05)cm. Panjang sebuah penghapus diukur dengan jangka sorong l = (6,1520 Β± 0,0025) cm. Pengukuran dengan mistar dapat dilaporkan sebanyak tiga angka penting dan pengukuran dengan jangka sorong dapat anda laporkan sebanyak lima angka penting. Semakin tinggi ketelitian semakin banyak angka penting yang dilaporkan.



D. Pengukuran Fisika lahir dan berkembang dari hasil percobaan dan pengamatan. Percobaan (eksperimen) dan pengamatan (observasi) memerlukan pengukuran (measurement) dengan bantuan alat-alat ukur, sehingga diperoleh data/hasil pengamatan yang bersifat kuantitatif. Pengukurandiartikan sebagai kegiatan membandingkan suatu benda dengan benda lain. Misalnya, ketika mengukur panjang meja menggunakan mistar, berarti kita membandingkan panjang meja dengan panjang mistar. Ketika kita mengukur massa benda dengan anak timbangan, berarti kita membandingkan massa benda dengan massa anak timbangan. 1. Kesalahan dalam pengukuran Dalam pengukuran kita tidak mungkin mendapatkan nilai benar. Hasil pengukuran yang kita peroleh selalu mempunyai ketidakpastian yang disebabkan oleh kesalahankesalahan dalam pengukuran. Berikut adalah macam-macam kesalahan dalam pengukuran: a. Kesalahan Umum Kesalahan tersebut disebabkan oleh kesalahan pengamat karena kurang terampilnya dalam mengunakan instrumen, seperti halnya posisi mata saat membaca skala. b. Kesalahan Sistematis



Kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan alat ukur atauinstrumen disebut kesalahan sistematis. Kesalahan sistematis dapatterjadi karena: ο‚· Kesalahan titik nol yang telah bergeser dari titik yang sebenarnya. ο‚· Kesalahan kalibrasi yaitu kesalahan yang terjadi akibat adanyapenyesuaian pembubuhan nilai pada garis skala saat pembuatan alat. ο‚· Kesalahan alat lainnya. Misalnya, melemahnya pegas yang digunakan ο‚· pada neraca pegas sehingga dapat memengaruhi gerakjarum penunjuk. c. Kesalahan Acak Kesalahan acak terjadi karena kondisi lingkungan yang mempengaruhi dalam melakukan eksperimen



2. Ketidakpastian pengukuran Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran menyebabkan hasil pengukuran tidak bisa dipastikan sempurna. Hal ini yang membuat adanya ketidakpastian dalam pengukuran. Berikut rumusan untuk menuliskan ketidakpastian dalam pengukuran.



x = x0 Β± βˆ†x Keterangan : x = hasil pengamatan x0 = pendekatan terhadap nilai benar. Ξ”x = nilai ketidakpastian. Arti dari penulisan tersebut adalah hasil pengukuran (x) yang benarberada di antara x – Ξ”x dan x + Ξ”x. Penentuan x0 dan Ξ”x tergantung padapengukuran tunggal atau pengukuran ganda atau berulang. a. Ketidakpastian pengukuran tunggal Jika mengukur panjang meja dengan sebuah penggaris, kalianmungkin akan mengukurnya satu kali saja. Pengukuran yang kalianlakukan ini disebut pengukuran tunggal. Dalam pengukuran tunggal,pengganti nilai benar (x0) adalah nilai pengukuran itu sendiri.Apabila kalian perhatikan, setiap alat ukur atau instrumenmempunyai skala yang berdekatan yang disebut skala terkecil.



Nilai ketidakpastian (Ξ”x) pada pengukuran tunggal diperhitungkandari skala terkecil alat ukur yang dipakai. Nilai dari ketidakpastianpada pengukuran tunggal adalah setengah dari skala terkecil padaalat ukur.



βˆ†x = Β½ x skala terkecil b. Ketidakpastian pengukuran berulang Dalam praktikum fisika, terkadang pengukuran besaran tidakcukup jika hanya dilakukan satu kali. Ada kalanya kita mengukurbesaran secara berulang-ulang. Ini dilakukan untuk mendapatkannilai terbaik dari pengukuran tersebut. Pengukuran berulang adalahpengukuran yang dilakukan beberapa kali atau berulang-ulang. Dalam pengukuran berulang, pengganti nilai benar adalahnilai rata-rata dari hasil pengukuran. Jika suatu besaran fisis diukursebanyak N kali, maka nilai ratarata dari pengukuran tersebut dicaridengan rumus sebagai berikut x =



keterangan :



οƒ₯x



i



N



x = nilai rata-rata



Ξ£xi = jumlah keseluruhan hasil pengukuran N = jumlah pengukuran Nilai ketidakpastian dalam pengukuran berulang dinyatakansebagai simpangan baku, yang dapat dicari dengan rumus:



1 sy ο€½ N



N οƒ₯ xi 2 ο€­ (οƒ₯ xi )2 N ο€­1



keterangan : sy = simpangan baku.



Dengan adanya ketidakpastian dalam pengukuran, maka ketelitian hasil pengukuran dapat dilihat dari ketidakpastian relatif. Ketidakpastian relatif diperoleh dari hasil bagi antara nilai ketidakpastian (βˆ†x) dengan nilai benar dikalikan dengan seratus persen.



Ketidakpastian relatif =



βˆ†π‘₯ π‘₯



x 100 %



Ketidakpastian relatif dapat digunakan untuk mengatahui tingkat ketelitian pengukuran. Semakin kecil nilai ketidakpastian relatif maka semakin tinggi ketelitian pengukuran.



3. Penggunaan alat ukur panjang a. Mistar Mistar memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala terkecilnya yaitu 0,5 mm. Contoh pengukuran:



b. Jangka sorong Jangka sorong juga merupakan alat pengukur panjang dan biasa digunakan untuk mengukur diameter suatu benda juga bisa digunakan untuk mengukur kedalaman. Penemu jangka sorong adalah seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis, Pierre Vernier. Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan geser (sorong). Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap adalah skala utama,



sedangkan



skala



pendek



pada



rahang



geser



adalah



skala nonius atau vernier, diambil dari nama penemunya. Skala utama memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius memiliki panjang 9 mm dan dibagi 10 skala. Sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Contoh:



Gambar (a) menunjukkan bagianbagian dari jangka sorong dan gambar (b) menunjukkan skala jangka sorong.



Panjang benda diukur dengan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar (b). ada gambar di atas skala utama (sku) 62 skala dan skala nonius (skn) 4 skala.Sehingga dapat diketahui panjang benda yang diukur dengan cara berikut: Panjang benda = sku . 1 mm + skn . 0,1 mm = 62 . 1 mm + 4 . 0,1 mm = 62 mm + 0,4 mm = 62,4 mm c. Mikrometer sekrup Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur benda-benda yang tipis, seperti tebal kertas dan diameter rambut. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu selubung (poros tetap) dan selubung luar (poros ulir). Skala panjang pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan pada poros ulir merupakan skala nonius. Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 Γ— 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup memiliki ketelitian yang lebih tinggi dari dua alat yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm. Contoh:



(anashir) Pada mikrometer sekrup di atas, ditunjukkan bahwa sku = 9 skala dan skn = 43 skala, maka panjang benda yang diukur dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut: Panjang benda = (sku . 0,5 + skn . 0,01) mm = (9 . 0,5 + 43 . 0,01) mm = (4,5 + 0,43) mm = 4,93 mm 4. Penggunaan alat ukur massa Untuk mengukur massa benda, kita dapat menggunakan timbangan.Timbangan dalam fisika sering disebut neraca. Ada beberapa macamneraca, antara lain neraca pegas, neraca sama lengan, neraca O Hauss atauneraca tiga lengan, neraca lengan gantung, dan neraca duduk. a. Neraca Pegas Neraca pegas sering disebut dinamometer berfungsi untukmengukur massa dan atau berat benda. Neraca ini mempunyai duaskala, yaitu skala N (newton) untuk mengukur berat benda dan skalag (gram) untuk mengukur massa benda Sebelum menggunakan neraca pegas kalian harus menentukanposisi angka 0 terlebih dahulu dengan memutar sekrup yang ada diatasnya, baru kemudian menggantungkan benda pada pengait Gambar 4. Neraca pegas dapat digunakan untuk mengukur massa benda sekaligus berat benda



Nurhayati 2009, hlm 23



b. Neraca Sama Lengan Neraca sama lengan biasa digunakan untuk menimbang emas.Neraca ini mempunyai dua piringan. Satu piringan sebagai tempat beban dan satu piringan lagi sebagai tempat anak timbangan. Dalam keadaan seimbang berat beban sama dengan berat anak timbangan. Gambar 5. Neraca lengan digunakan untuk menimbang berat



Nurhayati 2009, hlm 24



c. Neraca O Hauss Neraca O Hauss terdiri dari tiga lengan, sehingga sering disebutjuga neraca tiga lengan. Neraca ini mempunyai tiga buah lengan,yaitu lengan pertama yang berskala ratusan gram, lengan kedua yangberskala puluhan gram, dan lengan ketiga yang berskala satuan gram. Gambar 6. Neraca o haus sering diguanakan untuk mengukur massa di lab



Nurhayati 2009, hlm 24



5. Pengukuran alat ukur waktu Alat untuk mengukur waktu sering kalian jumpai dalam kehidupansehari-hari. Bisakah kalian menyebutkan dan menggunakannya? Padazaman dahulu, sebelum ditemukan jam, orang menentukan waktu denganmelihat bayangan dari benda. Sekarang, alat untuk mengukur waktu dapatkita jumpai dengan mudah, antara lain jam tangan atau arloji, stop wacth,dan pengukur waktu digital. Gambar 7. Berbagai alat yang digunakan untuk mengukur waktu



Nurhayati 2009, hlm 25



Lampiran 2. Instrumen Penilaian Sikap INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP PADA KEGIATAN DISKUSI Sekolah



: SMA PGRI Parakan Muncang



Mata Pelajaran



: Fisika



Kelas/Semester



: X/Ganjil



Materi Pokok



: Pengukuran



1 2 3 4 5 ...



tahu



diri Rasa Ingin



Percaya



Teliti



Nama



Kerjasama



No



jawab



Sikap



Tanggung



1. Format Penilaian Sikap



2. Rubrik Penilaian Sikap Sikap



Skor



Indikator



Tanggung



3



Siswa bertanggung jawab dengan aktif mengikuti diskusi.



jawab



2



Siswa kurang bertanggung jawab dengan kurang mengikuti aktivitas diskusi.



1



Siswa tidak bertanggung jawab dengan tidak ikut serta dan mengganggu aktivitas diskusi.



Teliti



3



Siswa melakukan praktikum dan menghitung data hasil praktikum dengan teliti. Siswa menghitung jawaban permasalahan dengan teliti.



2



Siswa melakukan praktikum dan menghitung data hasil praktikum dengan kurang teliti. Siswa menghitung jawaban permasalahan dengan kurang teliti.



1



Siswa melakukan praktikum dan menghitung data hasil praktikum dengan tidak teliti. Siswa menghitung jawaban permasalahan dengan tidak teliti.



Jujur



3



Siswa mengerjakan praktikum dengan jujur (data yang didapatkan benar berdasarkan hasil praktikum). Siswa menyelesaikan permasalahan dengan jujur.



2



Siswa mengerjakan praktikum dengan kurang jujur (data yang didapatkan beberapa berasal dari hasil praktikum kelompok lain/internet). Siswa menyelesaikan permasalahan dengan kurang jujur.



1



Siswa mengerjakan praktikum dengan tidak jujur (data yang didapatkan



berasal



dari



hasil



praktikum



kelompok



lain/internet). Siswa menyelesaikan permasalahan dengan tidak jujur. Percaya Diri



3



Siswa menyampaikan hasil praktikum dan diskusi kelompok dengan percaya diri.



2



Siswa menyampaikan hasil praktikum dan diskusi kelompok dengan kurang percaya diri.



Sikap



Skor



Indikator



1



Siswa menyampaikan hasil praktikum dan diskusi kelompok dengan tidak percaya diri.



Rasa Ingin



3



Tahu



Siswa



aktif dalam bertanya atau melakukan pengamatan



dengan baik selama proses pembelajaran 2



Siswa kurang aktif dalam bertanya atau kurang melakukan pengamatan selama proses pembelajaran



1



Siswa tidak aktif dalam bertanya atau tidak melakukan pengamatan selama proses pembelajaran



Lampiran 3. Penilaian Pengetahuan



Instrumen Tes Tulis: Digunakan untuk menilai pengetahuan siswa pada materi pokok pengukuran



Soal Uraian: Jawablah semua pertanyaan di bawah ini! 1. Perhatikan gambar pengukuran panjang balok dengan jangka sorongdi bawah ini! Berapa hasil pengukuran yang diperoleh? Lengkapi dengan ketidakpastian!



2. Tentukan satuan SI dan dimensi dari besaran-besaran berikut. a. Percepatan = b. Daya =



kecepatan waktu



gayaΓ—jarak waktu



c. Tekanan =



gaya luas



d. Momentum sudut = jarak Γ— massa Γ— kecepatan 3. Seorang siswa mengukur diameter kelereng pada 5 sisi berbeda dari kelereng dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil bacaan berturut-turut adalah : 11,38 mm; 11,28 mm; 11,32 mm; 11,42 mm; dan 11,30 mm. Laporkan hasil pengukuran siswa tersebut lengkap dengan ketidakpastiannya! 4. Tulis bilangan-bilangan berikut dalam notasi ilmiah. Sebutkan juga bilangan penting dan orde besarnya. a. 200 300 000 m b. 0,00000054 kg



Kunci Jawaban: No.



Kunci Jawaban



Skor



1.



(3,165 Β± 0,005) cm



5



2.a



ms-2 / [L][T]-2



1



2.b



kgm2s-3 = W / [M][L]2[T]-3



1



No.



Kunci Jawaban



Skor



2.c



kgm-1s-2 = Pa / [M][L] -1[T]-2



1



2.d



kgm2s-1 / [M][L]2[T]-1



1



3.



No.



xi



xi2



1



11,38



129,504



2



11,28



127,238



3



11,32



128,142



4



11,42



130,416



5



11,3



127,69



βˆ‘x



56,7



642,992



x=



5



βˆ‘ xi 56,7 = = 11,34 cm N 5



N βˆ‘ xi 2 βˆ’ (βˆ‘ xi )2 βˆ†x = SxΜ… = Nβˆ’1 √N 1



βˆ†x = SxΜ… =



√



5(642,992) βˆ’ (56,7)2 √ 5βˆ’1 √5 1



βˆ†x = 0,059 cm Kesalahan relatif βˆ†x 0,059 Γ— 100% = Γ— 100% = 0,5% x 11,34 Kesalahan relatif 0,5% berhak atas 4 angka, maka x = xΜ… Β± βˆ†x x = (11,34 Β± 0,059 )cm x = (11,34 Β± 0,06 )cm 4.a



2,003Γ—108



3



Bilangan penting 2, 0, 0, dan 3 Orde besar 108 4.b



5,4Γ—10-7



3



Bilangan penting 5 dan 4 Orde besar 10-7 Skor maksimum



20



Lampiran 4 : Lembar Kerja Siswa



Tes Praktik 1: Digunakan untuk menilai keterampilan siswa dalam hal: Menyajikan hasil pengamatan dan Mengomunikasikan hasil pengamatan secara tertulis dan lisan. Lembar Kerja 1 a



Judul : Massa jenis kelereng



b Tujuan : - menentukan massa jenis kelereng - mengolah data hasil percoban c



Landasan teori : .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... ..........................................................................................................................



d Alat dan bahan:



e



-



Kelereng



-



Mikrometer skrup / jangka sorong



-



Neraca tiga lengan



Langkah kerja 1. Ukur diameter kelereng dengan alat ukur panjang, nyatakan dalam cm. 2. Lakukan pengukuran diameter secara berulang (5 kali) 3. Ukur massa kelereng, dan nyatakan dalam gram. 4. Lakukan pengukuran massa secara berulang (5 kali) 5. Olah dan sajikan data pengukuran anda.



f



Data percobaan No. 1 2 3 4 5 N=5



Diameter (d)



Massa (kg)



Volume (V)



g Jawaban pertanyaan : 1. Apa yang dimaksud dengan massa jenis? Jawab: ........................................................................................................ ................................................................................................................... ................................................................................................................... 2. Bagaimana hubungannya antara massa kelereng dengan volume berdasarkan grafik hasil pengukuran ? Jawab: ......................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... h Kesimpulan : 1. Berapa hasil pengukuran kelereng? Jawab: ........................................................................................................ ................................................................................................................... ................................................................................................................... 2. Berdasarkan analisis data, sebutkan tingkat ketelitian dari neraca tiga lengan! Jawab: ........................................................................................................ ................................................................................................................... ...................................................................................................................



Lampiran 5. Penilaian Keterampilan



Instrumen Tes Praktik 1 Hasil Penilaian No.



Indikator



3 (baik)



1



Menyiapkan alat dan bahan



2



Deskripsi pengamatan



4



Melakukan praktik



5



Mempresentasikan hasil praktik



2



1



(cukup) (kurang)



Jumlah Skor yang Diperoleh



Rubrik Penilaian No 1



Indikator



Rubrik



Menyiapkan alat dan 3.



Menyiapakan



bahan



diperlukan. 2.



seluruh



alat



dan



bahan



yang



Menyiapakan sebagian alat dan bahan yang diperlukan.



1.



Tidak menyiapakan seluruh alat dan bahan yang diperlukan.



2. Deskripsi pengamatan 3.



Memperoleh deskripsi hasil pengamatan secara lengkap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.



2.



Memperoleh deskripsi hasil pengamatan kurang lengkap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.



1.



Tidak memperoleh deskripsi hasil pengamatan kurang lengkap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.



3. Melakukan praktik



3.



Mampu melakukan praktik dengan menggunakan seluruh prosedur yang ada.



2.



Mampu melakukan praktik dengan menggunakan sebagian prosedur yang ada.



1.



Tidak



mampu



melakukan



praktik



dengan



No



Indikator



Rubrik menggunakan prosedur yang ada.



4. Mempresentasikan



3.



hasil praktik



Mampu mempresentasikan hasil praktik dengan benar secara substantif, bahasa mudah dimengerti, dan disampaikan secara percaya diri.



2.



Mampu mempresentasikan hasil praktik dengan benar secara substantif, bahasa mudah dimengerti, dan disampaikan kurang percaya diri.



1.



Mampu mempresentasikan hasil praktik dengan benar secara substantif, bahasa sulit dimengerti, dan disampaikan tidak percaya diri.



Kriteria Penilaian: 𝐍𝐒π₯𝐚𝐒 =



Jumlah skor yang diperoleh Γ— 100 Skor maksimum



Lampiran 5 : Penilaian Keterampilan (Portofolio) Portofolio 1 : Digunakan untuk menilai keterampilan siswa dalam hal menyajikan hasil pengukuran: 1) panjang; 2) massa; dan 3) volume dalam bentuk laporan tertulis.



Petunjuk Kerja 1 a. Periksa kembali data-data hasil pengukuran: panjang, massa, dan volume yang pernah kalian lakukan beberapa waktu sebelumnya. b. Nyatakan hasil-hasil pengukuran tersebut dalam bentuk tabel yang mudah dipahami dan memuat satuan yang relevan. c. Lakukan perhitungan nilai rata-rata terhadap data besaran panjang, massa, dan volume tersebut. d. Buatlah kesimpulan terhadap hasil pengukuran yang telah diperoleh tersebut. e. Buatlah laporan hasil pengukuran tersebut dalam bentuk laporan tertulis (ditulis tangan/diketik dengan rapi) dengan memuat: (1) Judul Laporan, (2) Tabel Data Pengukuran, (3) Perhitungan Data, (4) Kesimpulan, dan (5) Daftar Pustaka.



InstrumenPortofolio 1 Hasil Penilaian No.



1



Indikator



Melengkapi komponen laporan: Judul, Tabel data, Perhitungan Data, Kesimpulan, dan Daftar Pustaka



2



Penyajian Data Pengukuran panjang, massa, dan volume dalam bentuk tabel yang relevan.



3



Menentukan



rata-rata



data



pengukuran:



panjang, massa, dan volume 4



Menyimpulkan data hasil pengukuran yang telah dilakukan.



5



Menyerahkan laporan hasil pengukuran sesuai



3



2



1



(baik)



(cukup)



(kurang)



dengan waktu yang telah ditentukan. Jumlah Skor yang Diperoleh



Rubrik Penilaian No 1



Indikator



Rubrik



Melengkapi



3.



Komponen laporan mengandung 5 komponen.



komponen laporan:



2.



Komponen laporan mengandung 3 komponen.



Judul, Tabel Data,



1.



Komponen laporan mengandung 1 komponen.



3.



Memuat tabel dan satuan yang relevan.



2.



Memuat salah satu dari tabel atau satuan yang



Perhitungan Data, Kesimpulan, dan Daftar Pustaka 2. Penyajian Data Pengukuran panjang, massa, dan volume dalam bentuk tabel



relevan. 1.



Tidak memuat tabel dan satuan yang relevan.



yang relevan. 3. Menentukan rata-rata 3. data



pengukuran:



menentukan



rata-rata



seluruh



data



pengukuran: panjang, massa, dan volume dengan



panjang, massa, dan volume.



Mampu



benar. 2.



Mampu



menentukan



rata-rata



sebagian



data



pengukuran: panjang, massa, dan volume dengan benar. 1.



Tidak mampu menentukan rata-rata sebagian data pengukuran: panjang, massa, dan volume dengan benar.



4. Menyimpulkan hasil



data 3.



pengukuran



yang telah dilakukan.



Mampu menyimpulkan seluruh besaran hasil pengukuran dengan benar.



2.



Mampu menyimpulkan sebagian besaran hasil pengukuran dengan benar.



1.



Tidak mampu menyimpulkan seluruh besaran hasil pengukuran dengan benar.



No



Indikator



5. Menyerahkan laporan



Rubrik 3.



hasil pengukuran sesuai dengan waktu



Mampu menyerahkan laporan hasil pengukuran tepat waktu.



2.



yang telah ditentukan.



Mampu menyerahkan laporan hasil pengukuran terlambat satu jam.



2.



Mampu menyerahkan laporan hasil pengukuran terlambat dua jam.



Kriteria Penilaian: 𝐍𝐒π₯𝐚𝐒 =



Jumlah skor yang diperoleh Γ— 100 Skor maksimum



SOAL ULANGAN HARIAN KE-1 (BAB 1 dan BAB 2)



Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf A, B, C, atau D! 1. Memberikan gambaran mengenai bagaimana cara para fisikawan bekerja melakukan penemuan-penemuan, merupakan fisika sebagai ... a. Fisika sebgai proses b. Fisika sebagai produk c. Fisika sebagai sikap d. Fisika sebagai proses, produk, dan sikap 2. Hasil-hasil penemuan tersebut dikelompokkan menurut bidang kajiannya, yang dimaksud dengan hukum adalah ... a. Kejadian yang dapat dilihat dan teramati oleh indra manusia b. Jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga c. Hipotesis yang telah terbukti kebenarannya d. Generalisasi ilmiah dari suatu fenomena fisika berdasarkan pada pengamatan yang telah dilakukan 3. A way of thinking maksudnya adalah fisika sebagai ... a. Proses b. Produk c. Sikap d. Ilmu 4. Berapa tebal pelat logam yang diukur dengan mikrometer berikut 0



20 15



a. (4,518Β±0,005) cm b. (4,518Β±0,005) mm c. (5,180Β±0,005) cm d. (5,180Β±0,005) mm



5. Berapakah panjang balok yang diukur dengan jangka sorong berikut.



a. (3,165±0,005) cm b. (3,265±0,005) cm c. (3,165±0,005) mm d. (3,265±0,005) mm 6. Diantara kelompok besaran berikut, yang termasuk besaran pokok dalam sistem internasional adalah ... a. Panjang, luas, waktu, jumlah zat b. Kuat arus, intensitas cahaya, suhu, waktu c. Volume, suhu, massa, kuat arus d. Kuat arus, panjang massa tekanan 7. Basaran fisika A bergantung pada besaran fisika B dan besaran fisika C menurut 𝐡



persamaan 𝐴 = √𝐢 . Jika B memiliki satuan dyne dan C memiliki satuan g/cm, maka A merupakan besaran ... a. Kecepatan b. Percepatan c. Massa per satuan panjang d. Massa jenis 8. Besaran yang dimensinya [M][L]-1[T]-2 adalah ... a. Gaya b. Energi c. Tekanan d. momentum 9. Dari empat besaran berikut ini, manakah yang berbeda dimensinya? a. Gaya per satuan luas b. Tekanan c. Percepatan kali massa per satuan luas



d. Energi per satuan volume 10. Sebuah kawat lurus panjang dipanasi salah satu ujungnya. Ternyata, temperatur titik-titik pada kawat itu (dalam℃) bergantung pada jarak dari ujung yang 𝛼



dipanasi menurut persamaan 𝑑 = 𝑑0 (π‘₯ + 𝛽π‘₯ 2 ), dengan x adalah jarak titik yang ditinjau dari ujung yang dipanasi (dalam meter), 𝑑0 , 𝛼 dan 𝛽 tetapan-tetapan. Satuan untuk 𝑑0 , 𝛼 dan 𝛽 berturut-turut adalah ... a. ℃, meter, dan meter-2 b. ℃, meter-1, dan meter-2 c. ℃, meter-1, dan meter2 d. ℃, meter, dan tak bersatuan 11. Manakah dari pernyataan berikutyang benar tentang kesalahan dalam pengukuran. a. Kesalahan titik nol termasuk kesalahan acak b. Suatu pengukuran akurat adalah suatu pengukuran yang kesalahan acaknya secara relatif kecil c. Kesalahan acak dapat diminimalkan dengan mengurangi pengukuran beberapa kali d. Suatu kesalahan sistematis bisa terjadi karena kurangnya kepekaan (sensitivitas) instumen pengukur 12. Notasi ilmiah dari 456 000 adalah ... a. 4560 Γ— 102 b. 456 Γ— 103 c. 45,6 Γ— 104 d. 4,56 Γ— 105 13. Hasil pengukuran dibawah ini memiliki 3 angka penting, kecuali ... a. 0,00580 km b. 0,0903 A c. 870 g d. 34 540 cm 14. Sebuah silinder pejal mempunyai diameter 7 mm dan tinggi 1,5 cm. Jika massanya 115,5 g, massa jenisnya adalah ... (ambil πœ‹ =



22 7



)



a. 3,0 Γ— 102 g/cm3 b. 3 Γ— 102 g/cm3 c. 2,0 Γ— 102 g/cm3 d. 2 Γ— 102 g/cm3 15. Suatu benda dijatuhkan dari sebuah menara dengan selang waktu untuk tiba di tanah adalah t = (3,0 Β± 0,1) s. Jika percepatan gravitasi g diambil 10 m/s2, ketinggian menara diatas tanah dilaporkan sebagai ... (ketinggian menara h 1



dirumuskan sebagai β„Ž = 2 𝑔𝑑 2 ) a. (45,0 Β± 0,1) m b. (45,0 Β± 0,3) m c. (45,0 Β± 0,5) m d. (45,0 Β± 1) m



KUNCI ULANGAN HARIAN KE-1 1.



A



6.



B



11.



B



2.



D



7.



A



12.



D



3.



C



8.



C



13.



D



4.



B



9.



D



14.



C



5.



A



10. C



15.



B



Kriteria Penilaian: 𝐍𝐒π₯𝐚𝐒 =



Jumlah skor yang diperoleh Γ— 10 Skor maksimum