Ruang Lingkup Konsep Keamanan Rumah Sakit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Ruang Lingkup Konsep Keamanan Rumah Sakit A. Kemananan Diri Sendiri Keamanan ini berhubungan dengan bagai mana seorang perawat untuk bisa melindungi dirinya dari keamanan yang mungkin terjadi ketika perawat melakukan tugas keperawatannya ke pasien , misal keamanan terhadap terjadinya kemungkinan terjadinya infeksi silang dari pasien selama prose perawatan. Keamanan ini biasanya berbentuk tindakan pencegahan terhadap terjadinya infeksi silang baik dari perawat ke pasien maupun dari pasien ke perawat. Biasanya tindakan keamanan yang perlu diperhatikan seperti hal ini : 



Melakukan tindakan Septik aseptik ketika hendak melakukan tindakana terhadap pasien misal mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan



 Memakai Masker ketika hendak interaksi kepada pasien . B. Keamanan Pasien dan keluarganya Keamanan ini berhubungan dengan bagaimana Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan memberikan keamanan terhadap pasien dan keluarganya ketika di Rumah sakit . Bentuk keamanan biasanya berhubungan dengan pasien diantaranya tentang keamanan dan keselamatan ketika memberikan asuhan keperawatan, terapi maupun tindakan yang bertujuan untuk memberikan rasa aman dan keyakinan terhadap pelayanan Rumah sakit. Berupa penyediaan fasilitas standar pelayanan kesehatan di Rumah sakit , mulai dari sarana, prasarana, perawat, dan dokter pelaksana. C. Keamanan Dilingkungan sekitar rumah sakit Keamanan ini berhubungan dengan menciptakan suasana aman di lingkungan sekitar sumah sakit baik dari kebisingan ataupun keamanan dari efek limbah dari rumah sakit yang mungkin bisa menyebabkan penularan berbagai penyakit.untuk itu manajemen keamanan lingkungan di rumah sakit selalu memperhatikan resiko ini demi terciptanya keamanan dari lingkungan sekitar rumah sakit. Konsep keamanan ini berupa bagaimana cara mengolah limbah , atau bahan-bahan yang mungkin terkontaminasi berbagai penyakit agar tidak menimbulkan terjadinya tertular baik ke pasien, keluarga pasien maupun ke lingkungan sekitar sumah sakit. 2.3 Standar Konsep Keamanan Rumah sakit A. Patient Safety: Pendekatan Sistematik Mutu Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Keselamatan pasien (patien-safety) merupakan salah satu dimensi mutu yang saat ini menjadi perhatian para praktisi pelayanan kesehatan, baik dalam skala nasional maupun global. Untuk menjamin keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan, patient safety tidak hanya berhenti sebagai jargon atau wacana, tetapi harus diangkat dalam agenda kebijakan lembaga pelayanan kesehatan dan diwujudkan dengan penerapan secara praktis pada lembaga pelayanan kesehatan. sesi ini akan menjadi overview awal mengenai pasient safety dan perkembangannya selama ini



B. Clinical Pathway: sebagai salah satu kunci menuju patient safety A clinical pathway is a patientfocused tool, which describes the timeframe and sequencing of routine, predictable multidisciplinary interventions and expected patient outcomes, for a group of patients with similar



needs.



Clinical



pathways



juga



digunakan



untuk



mendeskrisikan



dan



mnegimplementasikan standar klinik sehingga dapat mendukung peningkatan kualitas keselamatan pasien. C.



Membangun budaya ‘safety’ di Rumah Sakit Implementasi pasien safety tak bisa dipisahkan dari budaya safety yang mendukung dilingkungan lembaga pelayanan kesehatan. oleh karena itu,perlu ada peningkatkan budaya safety dan sistem yang mendukung pelaksanaan budaya itu untuk pelayanan berkualitas terhadap pasien.



D. Medication Safety Mengapa medication safety itu penting bagi setiap rumah sakit? Ada dua alasan yang dapat dikemukakan. Pertama, penggunaan obat-obatan secara aman mensyaratkan adanya perencanaan yang sangat hati-hati dan hal itu tidak mungkin dicapai jika semua sumber daya organisasi hanya diarahkan pada pencapaian orientasi jangka pendek semata. Kedua, kesalahan yang berkaitan dengan obat-obatan menempati posisi terbesar dalam medical error di rumah sakit. E.



Audit Medis dan Patient Safety Di Indonesia, telah dikeluarkan Kepmen nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit, yang tujuan utamanya adalah untuk tercapainya pelayanan medis prima di rumah sakit yang jauh dari medical error dan memberikan keselamatan bagi pasien.



F.



Komunikasi dalam Patient Safety Komunikasi memegang peran penting dalam patient safety. Pengembangan pola komunikasi yang terbuka dengan pasien dan keluarganya adalah hal yang harus dilakukan oleh dokter maupun staf medis lainnya. Dari proses ini pasien akan mandapatkan informasi dan penjelasan yang detail sejak awal akan kemungkinan-kemungkinan bila terjadi insiden. Proses ini secara tidak langsung juga memberikan pendidikan yang baik untuk pasien dan keluarganya untuk bisa menerima akan kemungkinan insiden dan menempuh-menempuh prosedur yang sebagaimana mestinya jika terjadi ketidak puasan terjadap tindakan dokter. Pola komunikasi ini akan membantu dokter melakukan analisis akar masalah dan untuk belajar bagaimana & mengapa suatu kejadian itu timbul.



G. Sistem Informasi Pencatat dan Pelaporan insiden Salah satu dari 7 langkah penerapan keselamatan pasien adalah mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan insiden. Bagaimana implementasi dari sistem ini? Sesi ini akan mengkaji secara mendalam bagaimana penyusunan dan penerapan dari sistem informasi pencatat dan pelaporan insiden ini. H. Monitoring dan evaluasi



Untuk mengimplementasikan standar keselamatan pasien, maka rumah sakit harus merancang proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melaui pengumpulan data, menganalisis secara intensif Kejadian Tidak Diharapkan, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien. 2.4 Upaya Penerapan konsep Keamanan di Rumah Sakit Konsep keamanan di Rumah Sakit berhubungan erat dengan resiko keselamatan pasien dan keluarga ketika berada di Rumah Sakit. Upaya yang dilakukan seperti berikut ini : 1.



Mengkaji tingkat tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri sendiri.



2.



Mengkaji keselamatan klien yang gelisah selama berada di tempat tidur.



3.



Menjaga keselamatan klien dari infeksi dengan mempertahankan tehnik aseptik dan



menggunakan alat kesehatana sesuai tujuan. 4. Melindungi semaksimal mungkin kien dari infeksi nosokomial seperti penempatan secara terpisah pasien terinfeksi dan non terinfeksi dengan menempatkan di ruangan masing-masing . 5.



Mempertahankan Cahaya dan Ventilasi yang adekuat.