Konsep Dan Ruang Lingkup Larutan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP DAN RUANG LINGKUP LARUTAN



DISUSUN OLEH:



1.RIMA ANNISA HAQI



4.SUPPRIANTO BERUTU



2.SRI CINTA SINURAT



5.ALEX BINTANG SIANTURI



3.HERNA SAGALA



6.CHANIA SIRNIP PAKPAHAN



UNIVERSITAS NEGERI MEDAN FAKULTAS ILMU SOSIAL PENDIDIKAN GEOGRAFI 2019



KATA PENGANTAR



Marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya kepada kita semua. Terkhususnya atas berkatnya yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah kami ini sehingga dapat disajikan kepada pembaca. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada beliau selaku dosen pengampu pada mata kuliah IPA DASAR yaitu ibu Dra.Elfayety,M.P Yang telah mendukung kami dalam menulis dan menyelesaikan makalah ini. Kami berharap melalui makalah tentang “KONSEP DAN RUANG LINGKUP LARUTAN” ini dapat mejadi referensi bacaan dan informasi bagi pembaca. Kami juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kedepannya dapat lebih lagi menampilkan hasil yang lebih baik lagi. Selamat membaca…



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................... BAB I ....................................................................................................................... PENDAHULUAN...................................................................................................... A. Latar belakang masalah ..................................................................................... B.



Tujuan penulisan.............................................................................................



C.



Manfaat............................................................................................................



BAB II ..................................................................................................................... PEMBAHASAN ...................................................................................................... A.PENGERTIAN LARUTAN ............................................................................. B.KONSENTRASI LARUTAN ........................................................................ C.ASAM DAN BASAH D.KEKUATAN ASAM DAN BASA .................................................................. BAB III .................................................................................................................... PENUTUP ................................................................................................................. A. KESIMPULAN .................................................................................................. B. SARAN ...............................................................................................................



BAB II PEMBAHASAN



A.PENGERTIAN LARUTAN Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikelpartikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar. Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu: a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun. b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik. Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu: a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut). b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan



konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh. c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap). Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent. b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.



.B.KONSENTRASI LARUTAN Konsentrasi larutan dapat dibedakan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, larutan dapat dibedakan menjadi larutan pekat dan larutan encer. Dalam larutan encer, massa larutan sama dengan massa pelarutnya karena massa jenis larutan sama dengan massa jenis pelarutnya. Secara kuantitatif, larutan dibedakan berdasarkan satuan konsentrasinya. Ada beberapa proses melarut (prinsip kelarutan), yaitu: a) Cairan- cairan Kelarutan zat cair dalam zat cair sering dinyatakan “Like dissolver like” maknanya zat- zat cair yang memiliki struktur serupa akan saling melarutkan satu sama lain dalam segala perbandingan. Contohnya: heksana dan pentana, air dan alkohol => H- OH dengan C2H5- OH. Perbedaan kepolaran antara zat terlarut dan zat pelarut pengaruhnya tidak besar terhadap kelarutan. Contohnya: CH3Cl (polar) dengan CCl4 (non- polar).Larutan ini terjadi karena terjadinya gaya antar aksi, melalui gaya dispersi (peristiwa menyebarnya zat terlarut di dalam zat pelarut) yang kuat. Di sini terjadi peristiwa



soluasi, yaitu peristiwa partikel- partikel pelarut menyelimuti (mengurung) partikel terlarut. Untuk kelarutan cairan- cairan dipengaruhi juga oleh ikatan Hydrogen. b)Padat- cair Padatan umumnya memiliki kelarutan terbatas di cairan hal ini disebabkan gaya tarik antar molekul zat padat dengan zat padat >zat padat dengan zat cair. Zat padat non- polar (sedikit polar) besar kelarutannya dalam zat cair yang kepolarannya rendah. Contohnya: DDT memiliki struktur mirip CCl4 sehingga DDT mudah larut di dalam non- polar (contoh minyak kelapa), tidak mudah larut dalam air (polar). c) Gas- cairan Ada 2 prinsip yang mempengaruhi kelarutangas dalam cairan, yaitu: ØMakin tinggi titik cair suatu gas, makin mendekati zat cair gaya tarik antar molekulnya. Gas dengan titik cair lebih tinggi, kelarutannya lebih besar. ØPelarut terbaik untuk suatu gas ialah pelarut yang gaya tarik antar molekulnya sangat mirip dengan yang dimiliki oleh suatu gas. Titik didih gas mulia dari atas ke bawah dalam suatu sistem periodik, makin tinggi, dan kelarutannya makin besar. Pengaruh temperatur (T) dan tekanan (P) terhadap kelarutan, yaitu peningkatan temperatur menguntungkan proses endotermis, sebaliknya penurunan temperatur menguntungkan proses eksotermis. Proses kelarutan zat padat dalam zat cair umumnya berlangsung endoterm akibatnya kenaikan temperatur menaikkan kelarutan. Proses kelarutan gas dalam cair berlangsung eksoterm akibatnya kenaikan temparatur menurunkan kelarutan. Proses melarut dianggap proses kesetimbangan, Solute + SolventLarutanDH = - (eksoterm) DH = + (endoterm) Faktor tekanan sangat besar pengaruhnya pada kelarutan gas dalam cair. Hubungan ini dijelaskandengan Hukum Henry, yaitu Cg = k . Pg (tekanan berbanding lurus dengan konsentrasi).



Panas pelarutan yaitu banyaknya energi/ panas yang diserap atau dilepaskan jika suatu zat terlarut dilarutkan dalam pelarut. Ada beberapa 3 tahap pada proses melarutkan suatu zat, yaitu: Tahap 1, yaitu: Baik zat terlarut maupun zat pelarut masih tetap molekulmolekulnya berikatan masing- masing. Tahap 2,yaitu:Molekul- molekul yang terdapat pada zat terlarut memisahkan diri sehingga hanya terdiri dari 1 molekul tanpa adanya ikatan lagi dengan molekulmolekul yang terdapat di dalamnya, begitu pula molekul- molekul yang terdapat pada zat pelarut. Tahap 3, yaitu: Antara molekul pada zat terlarut akan mengalami ikatan dengan molekul pada zat pelarut. Pada umumnya: Tahap 1 memerlukan panas. Tahap 2 memerlukan panas. Tahap 3 menghasilkan panas. 4.Kemolaran atau molaritas (M) 5.Kemolalan atau molalitas (m)



C.ASAM BASA Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak.



TEORI ASAM BASA MENURUT ARRHENIUS



Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859–1897) seorang ilmuwan Swedia yang memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH–. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut. HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx– Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam. Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel 5.1.



Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai berikut. M(OH)x ⎯⎯→ Mx+ + x OH– Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa. Beberapa contoh basa diberikan pada tabel 5.2.



Asam sulfat dan magnesium hidroksida dalam air mengion sebagai berikut. H2SO4 ⎯⎯→ 2 H+ + SO42– Mg(OH)2 ⎯⎯→ Mg+ + 2 OH–



D.KEKUATAN ASAM DAN BASA 1.kekuatan asam Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya ion — ion H+ yang dihasilkan oleh senyawa asam dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion H+ yang dihasilkan, larutan asam dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut. a. Asam Kuat Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi asam kuat dirumuskan sebagai berikut. HA(aq) ⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq)



b. Asam Lemah Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan. Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut. HA(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq) Makin kuat asam maka reaksi kesetimbangan asam makin condong ke kanan, akibatnya Ka bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan ukuran kekuatan asam, makin besar Ka makin kuat asam. Berdasarkan persamaan di atas, karena pada asam lemah [H+] = [A–], maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:



KEKUATAN BASA 



Kekuatan basa dipengaruhi oleh banyaknya ion — ion OH– yang dihasilkan oleh senyawa basa dalam larutannya.







Berdasarkan banyak sedikitnya ion OH yang dihasilkan, larutan basa juga dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.



1. Basa Kuat 



Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan.







Secara umum, ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai berikut.



M(OH)x(aq) ⎯⎯→ Mx+(aq) + x OH–(aq)



dengan: x = valensi basa M = konsentrasi basa 2. Basa Lemah 



Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya.







Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan.







Secara umum, ionisasi basa lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.



M(OH)(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ M+(aq) + OH–(aq)







Makin kuat basa maka reaksi kesetimbangan basa makin condong ke kanan, akibatnya Kb bertambah besar.







Oleh karena itu, harga Kb merupakan ukuran kekuatan basa, makin besar Kb makin kuat basa.







Berdasarkan persamaan di atas, karena pada basa lemah [M+] = [OH–], maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:



BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikelpartikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar. B.Saran Agar pemahaman tentang larutan ruang lingkup maka seharusnya perlu banyak media pembelajaranya seperti buku,majalah ,dan internet