Sap Edukasi Pasien Pulang Dengan Luka Postop Laparatomi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN EDUKASI PASIEN PULANG DENGAN LUKA CA MAMMAE



OLEH Nur Cholifah Rachmawati 9102320014



PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2020



Prodi Pendidikan Ners



No. Dok



Fakultas Keperawatan Unika Widya



01/KDII/PK/13



Mandala Surabaya FORM



SATUN



PENYULUHAN



ACARA Revisi ke Halaman



1 1 dari 17



SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik



: Edukasi pasien pulang dengan luka ca mammae



Sub topik



: penatalaksanaan perawatan luka dirumah



Sasaran



: Pasien dan Keluarga Pasien



Waktu



: Pukul 12.00 – 12.20



Tempat



: Poli Paliatif



Penyuluh



: Nur Cholifah Rachmawati



I.



Latar belakang Pasien dengan luka ca mammae seringkali dihadapkan pada permasalahan



baik dalam proses penyembuhan luka, perawatan luka, nyeri, keterbatasan gerak, serta nutrisi yang tidak dapat dihindari tetapi ini merupakan komplikasi bermakna pada sebagian besar pasien. Melakukan edukasi pasien dapat membantu pasien dalam mengetahui dan melakukan penatalaksanaan perawatan luka secara mandiri dirumah. II.



Tujuan umum Pasien dan keluarga memahami tentang penatalaksanaan pada pasien dengan luka ca mammae serta mau dan mampu melaksanakan secara mandiri dirumah.



III. Tujuan khusus Setelah diberikan penjelasan selama 20 menit diharapkan sasaran dapat : 1. Menyebutkan pengertian luka ca mammae dengan benar 2. Menyebutkan fase penyembuhan luka dengan benar



3. Menyebutkan komplikasi dengan benar 4. Menyebutkan tanda dan gejala infeksi dengan benar 5. Menyebutkan dan menjelaskan menanganan pasien dengan luka dirumah dengan benar IV.



Metode Ceramah, Tanya jawab



V.



Media Leaflet



VI.



Isi materi (Materi terlampir)



VII. Proses pelaksanaan Prodi Pendidikan Ners



No. Dok



Fakultas Keperawatan Unika Widya Mandala Surabaya FORM SATUN ACARA PENYULUHAN



II/PK/13 Revisi ke Halaman



1 5 dari 17 MEDIA Leaflet



TAHAP I



URAIAN KEGIATAN 1. Memberi salam pembuka.



METODE Ceramah,



Pendahuluan



2. Memperkenalkan diri.



tanya jawab



(membuka



3. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan



pertemuan) 2 menit.



01/KD-



dan topik yang akan dibahas 4. Menumbuhkan motivasi dengan cara: a. Menjelaskan manfaat dari materi yang akan dibahas b. Menunjukkan hasil-hasil penelitian yang terkait dengan topik secara sederhana c. Menjelaskan dampak negatif 5. Menjelaskan metode yang akan digunakan. 6. Melakukan kontrak waktu. memberitahukan bahwa waktu yang akan



II Menyampaik an isi materi 15 menit.



digunakan selama 20 menit. 1. Menjelaskan materi dengan menggunakan Ceramah leaflet: a. Menyebutkan



Diskusi pengertian



luka



ca



mammae dengan benar b. Menyebutkan fase penyembuhan luka dengan benar c. Menyebutkan komplikasi dengan benar d. Menyebutkan tanda dan gejala infeksi dengan benar



Leaflet



e. Menyebutkan



dan



menjelaskan



menanganan pasien dengan luka dirumah dengan benar 2



Memberi kesempatan untuk bertanya selama proses pemberian materi.



III Penutup 3 menit.



1. Memberi



kesempatan



peserta



untuk Ceramah,



bertanya. 2. Melakukan evaluasi secara lisan melalui tanya jawab 3. Menyimpulkan hasil penyuluhan 4. Memberikan salam penutup



tanya jawab



Daftar pertanyaan



VIII. Setting tempat IX.



Evaluasi 1. Evaluasi struktur a. Tempat, materi dan media b. Peran dan tugas organisasi sesuai perencanaan Setting tempat :



Poli Paliatif



Keterangan gambar : Perawat, Pasien, Keluarga 2. Evaluasi proses a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan b. Peserta penyuluhan hadir 70% c. Audiens mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir d. Audiens berperan aktif selama penyuluhan e. Daftar pertanyaan peserta  Jelaskan tanda dan gejala infeksi?  Bagaimana cara perawatan luka dirumah?  Sebutkan managemen nyeri yang dapat dilakukan?  Makanan apa saja yang dianjurkan untuk pasien? 3. Evaluasi hasil a. Peserta dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menjelaskan tanda dan gejala infeksi 80% b. Peserta dapat menyebutkan cara perawatan luka dengan benar 80% c. Peserta dapat menyebutkan managemen nyeri dari luka 80%



d. Peserta dapat menyebutkan makanan apa saja yang dianjurkan untuk pasien 80%



X.



Pengorganisasian Pembawa acara Pembicara Observer Fasilitator Pembimbing



: Nur Cholifah Rachmawati : Nur Cholifah Rachmawati : Nur Cholifah Rachmawati : Nur Cholifah Rachmawati : Made Indra Ayu Astarini, S. Kep.,Ns.,M.Kep



MATERI PENYULUHAN A. Pengertian Luka Ca Luka Ca adalah luka yang menonjol keluar kulit umumnya berupa benjolan yang keras, sukar digerakkan, berbentuk seperti bunga kol, mudah terinfeksi sehingga menyebabkan lendir, cairan, darah dan bau yang tidak sedap (Schiech, 2002). Oleh sebab itu gejala yang paling sering ditemukan pada luka kanker adalah malodor, eksudat, nyeri, dan perdarahan. B. Fase-fase Penyembuhan Luka Fase penyembuhan luka menurut Kozier (2010) 1 Fase inflamatori Fase ini terjadi setelah luka 3-4 hari. Dalam fase ini terjadi proses hemostatis (perhentian darah) akibat fase konstriksi pembuluh darah besar di daerah luka dan fase pagositosis dimana proses yang merangsang pembentukan pembuluh darah baru untuk membantu dan mempercepat proses penyembuhan. 2 Fase proloferatif Fase kedua ini berlangsung dari hari ke-3 atau 4 sampai hari ke-21 setelah pembedahan. Dalam fase ini terjadi proses fibroblast (menghubungkan sel-sel jaringan) yang berpindah ke daerah luka mulai 24 jam pertama setelah pembedahan yang perlahan membentuk jaringan berwarna merah disebut granulasi. 3 Fase maturasi Fase maturasi dimulai hari ke 21 dan berakhir 1-2 tahun setelah pembedahan. Proses yang terjadi adalah jaringan luka menyatu dalam struktur yang lebih kuat, bekas luka menjadi kecil, kehilangan elastisitas dan meninggalkan garis putih. C. Komplikasi-komplikasi Penyembuhan Luka Komplikasi penyembuhan luka menurut Syamsurihidayat (2010) meliputi infeksi, perdarahan, dehiscence dan evisverasi. 1. Infeksi Infeksi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma selama pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2-7 hari setelah pembedahan. Gejalanya berupa adanya purulent, peningkatan drainase, nyeri, kemerahan, dan bengkak disekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah putih.



2. Perdarahan Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi pembuluh darah oleh benda asing seperti drain. 3. Dehiscence dan evisverasi Adalah komplikasi operasi yang paling serius. Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka partial atau total. Eviscerasi adalah keluarnya pembuluh melalui daerah irisan. Sejumlah faktor meliputi, kegemukan, kurang nutrisi, multiple trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan, muntah, dan dehidrasi, mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence luka. Dehiscence luka dapat terjadi 4 –5 hari setelah operasi sebelum kollagen meluas di daerah luka. Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera ditutup dengan balutan steril yang lebar, kompres dengan normal saline. Klien disiapkan untuk segera dilakukan perbaikan pada daerah luka. D. Tanda dan Gejala Infeksi pada Luka Infeksi luka operasi (ILO) merupakan salah satu contoh infeksi nosokomial yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari pasca operasi. Menurut Utami (2019) tanda-tanda infeksi adalah sebagai berikut : 1. Rubor (Kemerahan) Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan. 2. Calor (Panas) Kalor adalah rasa panas pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas, ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi. 3. Tumor (Bengkak) Tumor dalam konteks gejala infeksi bukan sel kanker seperti yang umum dibicarakan akan tetapi pembengkakan yang terjadi pada area yang mengalami infeksi karena meningkatnya permeabilitas sel dan meningkatnya aliran darah. 4. Dolor (Nyeri) Dolor adalah rasa nyeri yang dialami pada area yang mengalami infeksi, ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal jadi jangan abaikan nyeri karena mungkin saja ada sesuatu yang berbahaya.



E. Penanganan Pasien dengan Luka dirumah 1. Perawatan luka Menurut Utami (2019) perawatan luka dapat membantu dalam penyembuhan luka dan menghindarkan dari resiko infeksi. Cara perawatan luka dirumah menurut Panduan Perawataan Luka Departemen Kesehatan RI tahun (2019) antara lain: 1. Persiapan Alat  Cairan infus NaCl 0,9 %.  Kassa steril.  Plester.  Gunting.  Kayu putih.  Betadine/ antiseptik. 2. Langkah-Langkah 1) Atur posisi senyaman mungkin. 2) Siapkan alat yang diperlukan dan dekatkan kepada pasien. 3) Keluarga yang akan melakukan ganti balutan sebelumnya harus mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun. 4) Buka plester atau perban 5) Balutan lama dibuka dan dibuang ke kantong plastik. 6) Bersikan luka : 7) Cuci luka dengan kassa steril yang dibasahi NaCl 0,9% atau air hangat. 8) Keringkan luka dengan kassa steri. 9) Untuk luka yang masih basah, kompres luka dengan kassa yang telah dibasahi betadine. 10) Tutup luka yang telah dikompres kassa betadine dengan kassa kering. 11) Plester balutan tersebut agar tidak mudah lepas. 12) Bereskan peralatan. 13) Cuci tangan. 2. Menegemen nyeri Menurut Hutahean (2019) luka operasi memberikan efek nyeri yang biasanya disebabkan trauma bedah atau inflamasi sehingga membutuhkan penanganan khusus untuk nyeri. Menejemen nyeri dibagi menjadi dua yakni farmakologi dan nonfarmakologi: 1) Farmakologi Menurunkan rasa nyeri mulai dari berat hingga ringan dapat menggunakan analgesik. Analgesik yang sering digunakan yaitu jenis analgesik non narkotik



2) a)



b)



c)



d)



e)



dan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID), analgesik narkotik atau opiate dan tambahan atau adjuvant (Andarmoyo 2013). Nonfarmakologi Menejemen nyeri dengan terapi nonfarmakologi yaitu: Akupuntur Akupuntur adalah memerlukan insersi jarum halus dan tipis ke tangan, kaki, dan telinga untuk mengurangi nyeri persalinan. Akupuntur dapat menghambat sinyal nyeri sehingga tidap dapat mencapai medulla spinalis dan otak atau akupuntur tampak menstimulus pelepasan endorphin, yang bekerja seperti opoid endorphin (Murray & Huelsman, 2013). Kompres dingin Membasuh lengan bagian dalam atau wajah juga dapat menyegarkan, Ketika kain kompres yang diisi dengan es diusapkan ke area sela jari antara jari telunjuk dan ibu jari (poin Hoku), dapat menurunkan nyeri (Murray & Huelsman, 2013). Distraksi Tindakan dengan cara memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain nyeri, atau dapat diartikan lain bahwa distraksi adalah suatu tindakan pengalihan perhatian pasien ke hal-hal diluar nyeri. Jenis Teknik Distraksi, antara lain : a. Disraksi Visual/penglihatan Pengalihan perhatian selain nyeri yang diarahkan kedalam tindakan-tindakan visual atau melalui pengamatan. Misalnya melihat pertandingan olahraga, menonton TV, membaca koran, melihat pemandagan/gambar yang indah, dsb. b. Distaksi Audio/pendengaran Pengalihan perhatian selain nyeri yang diarahkan kedalam tindakan-tindakan melalui organ pendengaran. Mendengarkan musik yang disukai atau mendengarkan kicauan burung serta gemericik air. Bacaan AlQuran secara murottal mempunyai irama yang konstan, teratur, dan tidak ada perubahan yang mendadak. Tempo murottal Al-Quran juga berada antara 60/70 menit, serta nadanya rendah sehingga mempunyai efek relaksasi dan dapat menurunkan nyeri (Widayarti, 2011). Relaksasi nafas dalam Suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stres sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadat nyeri. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas napas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernapas dengan perlahan dan nyaman Aromaterapi Aromaterapi merupakan terapi menggunakan essential oil atau sari minyak murni dengan beragam manfaat seperti membantu menjaga kesehatan, menyegarkan serta menenangkan jiwa dan raga, membangkitkan semangat dan menimbulkan perasaan gembira.



3. Nutrisi Menurut Dictara (2018) Nutrisi sangat penting bagi pasien untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien. Diet yang disarankan adalah:  Makanan yang mengandung cukup protein dan vitamin c 1. Makanan Berprotein  Protein Nabati (Tempe, Tahu, Kacang-Kacangan).  Protein Hewani (Hati, Telur, Ayam). 2. Makanan Yang Bervitamin C (Jeruk, jambu, daun papaya, bayam )  Menghindari makanan yang pedas, asam 5. Minum obat teratur dan kontrol kedokter sesuai jadwal yang telah ditentukan G. Pertanyaan 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi? -



-



-



-



Rubor (Kemerahan) Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan. Calor (Panas) Kalor adalah rasa panas pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas, ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi. Tumor (Bengkak) Tumor dalam konteks gejala infeksi bukan sel kanker seperti yang umum dibicarakan akan tetapi pembengkakan yang terjadi pada area yang mengalami infeksi karena meningkatnya permeabilitas sel dan meningkatnya aliran darah. Dolor (Nyeri) Dolor adalah rasa nyeri yang dialami pada area yang mengalami infeksi, ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal jadi jangan abaikan nyeri karena mungkin saja ada sesuatu yang berbahaya.



2. Bagaimana cara perawatan luka dirumah?



-



Atur posisi senyaman mungkin. Siapkan alat yang diperlukan dan dekatkan kepada pasien. Keluarga yang akan melakukan ganti balutan sebelumnya harus mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun. - Buka plester atau perban - Balutan lama dibuka dan dibuang ke kantong plastik. Bersikan luka : - Cuci luka dengan kassa steril yang dibasahi NaCl 0,9% atau air hangat. - Keringkan luka dengan kassa steri. - Untuk luka yang masih basah, kompres luka dengan kassa yang telah dibasahi betadine. - Tutup luka yang telah dikompres kassa betadine dengan kassa kering. - Plester balutan tersebut agar tidak mudah lepas. - Bereskan peralatan. - Cuci tangan. 3. Sebutkan managemen nyeri yang dapat dilakukan? analgesik, akupuntur, kompres dingin, disktaksi, relaksasi, aromaterapi



DAFTAR PUSTAKA Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri, Ar- Ruzz, Yogyakarta. Dictara, A. (2018). Efektivitas Pemberian Nutrisi Adekuat dalam Penyembuhan Luka Paska Laparatomi. Majority. Volume 7 Nomor 2 Hutatean,S. (2019). Penerapan Prosedur Teknik Relaksasi Terhadap Intensitas Nyeri Di RSUD Kooota Jakarta Utara. Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya. Vol 5 No 1 Kemenkes RI. (2019). Perawatan Luka Bagi Praktisi Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta Kozier. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Edisi 5. Jakarta : EGC Murray M. L., Huelsman G. M. (2013). Persalinan & Melahirkan: Praktik Berbasis Bukti. Jakarta: EGC. Sjamsuhidajat. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta: EGC Utami, A. (2019). Studi Deskriptif Perawatan Luka Pasien Dengan Infeksi Post Op Laparatomi Di Kabupaten Sumedang. Jurnal Kesehatan Holistic Voolume 3 Nomor 1 Widayarti. (2011). Pengaruh bacaan Al-Quran terhadap intensitas kecemasan pasien sindroma koroner akut di RS Hasan Sadikin. Unpublised thesis. Universitas Padjajaran. World Health Organization (WHO) (2018) . Surgical Care at the District Hospital. Switzerland