Sejarah Macapat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MACOPAT Untuk memenuhi tugas yang dibina oleh bapak Muhammad ali humaidi



Oleh kelompok Ali fikri 18 09 13 066 Putri sari 18 09 13 394 Ina wati 18 09 13 212 M. Mukhlis 18 09 13 333



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN PAMEKASAN DESEMBER 2010



BAB 1 PENDAHULUAN Selain kami melakukan observasi kita mencari tema yatng bagus tentang hal yang akan kami observasi setelah pemantapan tema. pada hari sabtu, 16 oktober 2010 sekitar jam 08:00. Kami Pergi ke Pakong untuk menemui narasumber, kami meminta izin untuk melakukan observasi tentang macapat, kepada kyi Fahrudin, akhirnya beliau langsung menyetujui hal tersebut dan menyuruh kami untuk langsung mendatangi rumahnya keesokan harinya setelah di temukan kesepakayan kamipun berpamitan untuk pulang. Kami langsung menemui narasumber Tersebut karena narasumber itu masih ada hubungan family dengansalah satu anggota kelompok kami, sehingga hal itu mempermudah kami untuk melakukan observasi. Pada hari minggu , 17 oktober 2010 sekitar jam 07:30 kami berangkat observasi ke daerah Pakong, tepatnya desa Bejeng. Kami berempat kesana putri,mukhlis,dan ina mengengdarai motor, sementara fikri dia naik taxi menuju ketempat tersebut, sekitar jam 08:30 kami tiba di pom bensi pakong, kami berhenti sejenak untuk menunggu fikri Pada awalnya kami sepakat dengan fikri untuk bertemu di pasar, karena terlalu jauh kami memumutuskan untukmenunggu di pom,mukhlis mengabari fikri untuk berhenti dipom, sekitar 15 menit kami menunggu fikri, diapun sms bahwasannya dia telah tiba di pasar, kami bingun kenapa dia berhenti di pasar? Akhirnya mukhlis menjemputnya sementara putridan ina berangkat dan menunggu mereka diperempatan jalan yang menuju desa cenlelecen. Tiba-tiba mukhlis dan fikri datang. Kami pun melanjutkan perjalanan.



2



Setelah jam 10:00 kami tiba di rumah mukhlis tepatnya di desa cenlecen pakong, kami ber iatirahat untuk melepas lelah. Kurang lebih 15 menit kami dirumah mukhlis, kamipun memutuskan untuk melaksanakan observasi di daerah bejeng, setibanya di desa itu, kami bertemu dengan kyi fahruddin, di desa itu beliau biasa di panggil kyi din, setelah kami di persilahkan duduk, dan saling memperkenalkan diri kami pun langsung menanyakan tentang macapat tersebut, setelah kami selesai melakukan interview dengan narasumber, kira-kira jam 13:00 wib, kami bergegas mohon pamit, karena waktu itu langit sedang tidak bersahabat, kami tergesa-gesa untuk sampai ke rumah muklis, namun sebelum kami sampai kerumah muklis, rintik-rintik hujan mulai turun, akan tetapi kami tetap melanjutkan perjalanan, setibanya di rumah mukhlis hujan turun dengan derasnya, tapi meskipun hujan-hujanan kami merasa lega karena telah selesai observasi, kami pun makan siang dan sholat di rumah mukhlis, kita menunggu hujan reda untuk kembali lagi ke pamekasan sekitar jam 15:00 wib kami pulang dari rumah mukhlis perjalanan kami menyerah dan putus asa, keberhasilan obsevasi membuat kami senang dan dapat menghilangkan rasa penat. Di tengah perjalanan



mukhlis menyuruh putri



dan ina untuk berada di bagian depan sambil menikmati ke indahan di sekitar pakong, putri dan ina pun tertawa bersama, karena tiba-tiba mukhlis melaju dengan cepat dan berteriak “your friend is sleep” Akhrinya putri menyuruh mukhlis untuka berhenti setelah itu mukhlis bercerita, kitaka dia melaju cepat tiba-tiba fikri



akan jatuh karena dia



tertidur di atas motor, untungnya kakinya terjepit pada bagian sepedanya mukhlis kami mendengar cerita itu tertawa terbahak-bahak, fikri memang selalu membuat keanehan. Sesampainya di terminal yang lama tepatnya di jalan stadion kami pun berpisah menuju rumah masing-masing begitulah perjalanan kami ketika observasi lucu, menegangkan, dan menarik.



3



BAB II TEMUAN SEJARAH MACAPAT 1. Librarary Approuch / Referensi Secara umum di perkirakan bahwa macapat muncul pada akhir masa majapahit dan di mulainya pengaruh wali songo. Tembang macapat telah hadir di kalangan masyarakat peminat setidaknya tahun 1541 M perkiraan itu atas dasar angka tahun yang terdapat pada kidung subrata, juga rasa dadi jalma yaitu 1648 atau 1541 M. Secara majapahit



umum di perkirakan bahwa macapat muncul pada akhri masa



dan di mulainya pengaruh walisanaga, namun hal ini hanya bisa di



katakan untuk situasi di jawa tengah. Sebab di jawa Timur dan Bali macapat telah dikenal sebelum datangnya islam. Sebagai contoh ada sebuah teks dari Bali atau Jawa Timur yang di kenal dengan judul kidung Ranggalawe’ di katakana telah di tulis pada tahun



1334Masehi. Namun di sisi lain, tarikh ini di sangsikan karena



karya ini hanya dikenal versinya yang lebih mutakhir dan semua naskah yang memuat teks ini berasal dari Bali.1 Sementara itu mengenai usia macapat, terutama hubungan dengan kakawin, nama yang lebih tua, terdapat dua pendapat yang berbeda. Prijohoetomo berpendapat bahwa macapat merupakan turunan kakawin dengan tembang geghe’ sebagai perantara. Pendapat ini di sangkal oleh poerbatjaraka dan zoetmulder. 1



Saputra,Karseno.H.2001.sekar macapat.Jakarta:Widatama widya,hal:23



4



Menurut kedua pakar ini macapat sebagai metrum puisi asli jawa lebih tua usianya dari pada kakawin. Maka macapat baru muncul setelah pengaruh India semakin pudar Namun berdasarkan kajian ilmiah ada pendapat yang memiliki sedikit perbedaan tentang timbulnya macapat : a. Tembang macapat lebih tua dari tembang Gede bahwa tembang macapat timbul pada zaman majapahit akhri ketika pengaruh kebudayaan islam mulai surut, menurut purbatjakarta bahwa timbulnya macapat bersamaan dengan kidung, dengan anggapan bahwa tembang tengahan tidak ada. b. Tembang macapat lebih muda dari pada tembang gede pendapat kedua beranggapan



bahwa



tembang



macapat



timbul



pada



waktu



pengaruh



kebudayaan hindu semakin tipis dan rasa kebanggsaan mulai tumbuh, yaitu pada masa majapahit ahirnya. Lahirlah macapat berurutan dengan kidung muncullah tembang gede berbahasa jawa pertengahan, berikutnya muncul macapat berbahasa jawa baru. Dan pada zaman Surakarta awal timbul tembang gede kawi miring. Bentuk gubahan berbahasa baru banyak digemari kidung dan macapat. Proses pemunculannya bermula dari lahirnya karya-karya berbahasa jawa pertengahan yang biasa di sebut juga kitap-kitap kidung, kemudian muncul karya-karya berbahasa jawa baru berupa kitap-kitap suluk dan kitap-kitap niti. Kitap suluk dan kitap niti itu memberikan sumbangan yang besar terhapat perkembangan marcapat. c. Tembang



macapat



berdasarkan



perkembangan



bahasa



dan



hipotesis



zoetmolder di sebutkan bahwa secara lingkuistik bahasa jawa pertengahan bukan merupakan pangkal bahasa jawa baru. Melainkan merupakan dua cabang yang terpisah dan divergen pada bahasa kuno. Bahasa jawa kuno merupakan bahasa umum selama periode hindu-jawa sampai runtuh nya majapahit. Sejak datang nya pengaruh islam , bahasa jawa kuno berkembang menurut dua arah yang berlainan yang menimbulkan bahasa jawa pertengahan dan bahasa baru. Kemudian bahasa jawa pertngahan dengan kidung nya berkembang di bali dan bahasa jawa baru dengan macapatnya berkembang di jawa bahkan, sampai sekarang tradisi penulisan karya sastra jawa kuno dan pertengahan masih ada di bali. Hal demikianlah yang mempengaruhi karya dan pemikiran manusia tersebut tidak terlepas dari nuansa tradisi dan budaya daerah tertentu, dimana individu 5



tersebut pernah mengalami suatu komonikasi bermakna dalam kehidupan nya. Kemampuan imajinasi dan kreatifitas individu tersebut kemudian di tuangkan melalui segenap daya ciptayang dimiliki dengan gaya kekhasan nya sehingga pikiran-pikiran yang dianggap memiliki arti penting pada zaman kehidupan sosiobudaya nya mampu dinikmati orang lain. Kemampuan untuk menangkap dan memaknai fenomena social-budaya yang diujud kan dalam gagasan, pikiran, dan karya nya tersebut menunjukan bahwa individu adalah mahluk social yang tidak dapat terlepas dari campur tangan orang lain, budaya terdapat tradisi dimana hal itu hidup dan dihayati dalam suatu komonitas tertentu. Dengan demikian individu tersebut telah menjadi subjek dalam suatu kelompok mnasyarakat atas gagasan,ide, pikiran-pikiran yang ada didalam karya nya. Sehingga dapat dianggap mewakili suatu kelompok masyarakat tertentu, hal demikian dapat dimaknai bahwa karya individu dapat difahami kompleks, tidak hanya terbatas pada struktur karya itu saja namun lebih pada unsure sosiologi kemunculan karya tersebut. Berikut ini penulisan rangkaian urutan dari jenis tembang macopat. 1. Maskumambang Maskumambang adalah gambaran dimana manusia masih di alam ruh, yang kemudian ditanamkan dalam rahim ibu kita. Dimana pada waktu dialam ruh Allah SWT telah pada ruh-ruh kita: “alastuubirobbikum”, bukanlah aku(Allah) ini tuhanmu, dan pada waktu ruh-ruh kita telah menjawabnya : “qoolu balaa sahidna”, Benar (Ya Allah engkau adalah tuhan kami) dan kami semua menjadi saksinya. 2. Mijil Mijil adalah ilustrasi dari proses kelahiran manusia, mijil/mbrojol/mencolot dan keluarlah cabang bayi bernama manusia. Ada yang mbrojol di India, ada yang di Cina, di Afrika,di Eropa, di Amirika dan lain sebagainya. Maka beruntunglah kita lahir di bumi pertiwi yang konon katanya gernah Ripah Loh Jinawi Tata Tentram Karta Raharjo lirsaka sambikla. Dan bukan terlahir di Somalia, Etiopia ataw Negara-negara baergizi lain nya. 3. Sinonim Sinonim adalah lukisan dari masa muda, masa yang indah, penuh dengan harapan dan angan-angan. 4. Kinanti 6



Masa pembentukan jati diri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanthi berasal dari kata kanthi atau tuntunan yang berarti bahwa kita membutuhkan tuntunan atau jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud. Misalnya belajar dan menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.”In ashantum Ilaikum, Walain Asaktum Falaha, jika kamu berbuat kebaikan maka kebaikan itu akan kembali padamu, tapi jika kamu berbuat jahat itu akan kembali pada mu juga. 5. Asmaranda Mengambarkan



masa-masa



di



rundung



asmara,



di



mabuk



cinta,



ditenggelamkan dalam lautan kasih. Asmara artinya cinta, dan cinta adalah ketulusan hati, meminjam istilahnya kang Ebeit G.Ade dalam lagunya:”cita yang kuberi setulus hatiku entah apa yang kuterima aku tak peduli. Cita adalah anugrah



terindah



dari



gusti



Allah



dan



bagian



dari



tanda-tanda



keagungannya.”…..Wajak Alana bainakum Warahmah, Inni fi dzazlika Lak aayatil Liqoumi Yatafakkarun, ”…..dan kujadikan diantara kalian cinta dan kasih sayang,sesungguh nya didalam nya merupakan tanda-tanda (ke agungan-Ku) bagi kaum yang berfikir”. 6. Gambuh Awal kata gambuh adalah jumbuh/ bersatu yang artinya komitmen untuk menyatukan cinta dalam biduk rumah tangga dan inti dari kehidupan berumah tangga:”Huna



Li



bessalukum



Wa



Antum



Libasullahum”,”istri-istrimu



itu



merupakan pakaian bagimu, dan kamu adalah merupakan pakaian baginya,”. Lumrahnya fungsi pakaian untuk menutupi aurat, untuk melindungi dari panas dan dingin. Dalam berumah tangga, seharus nya, saling menjaga, melindungi dan mengayomi satu sama lain, agar biduk rumah tangga menjadi harmonis dan sakinah dalam naungan ridho-Nya. 7. Dhandhanggula Gambaran dari kehidupan yang telah mencapai tahap kemapanan social, kesejahteraan telah tercapai, cukup sandang, papan dan pangan (serta tentunya terbebas dari hutang piutang) Kurangi keinginan agar terjauh dari hutang, sebab kata iwan fals “Keinginan adalah sumber penderitaan” hidup bahagia itu adalah kuncinya rasa syukur, yakni bersyukur atas rezeki yang di anuggrah kan oleh Allah SWT kepada kita. 8. Durma 7



Durma wujud dari rasa syukur kita kepada allah maka kita harus sering berderma, durma berasal dari kata darma/sedekah berbagi kepada sesama. Denag berderma kita tingkatkan empat social kita kepada saudara-saudara kita yang kekurangan, mengulurkan tangan berbagi kebahagiaan, dan meningkatkan kepekaan jiwa dan kepedulian kita terhadap kondisi-kondisi masyarakat di sekitar kita “barang siapa mau meringan kan beban penderitaan saudara kita sewakta di dunia, maka Allah SWT akan meringankan bebannya sewaktu akhirat kelak. 9. Pangkur Pangkur ataw mungkur artinya menyingkirkan hawa nafsu ankara murka, nafsu negative yang menggrogoti jiwa kita. Menyingkir kan nafsu angkara murka, memerlukan ridoknya/upaya yang sungguh-sunguh, dan khususnya di bulan rhomadan ini mari kita gembleng hati kita agar bisa meminimilisasi serta mereduksi nafsu-nafu angkara yang telah mengotori dinding-dinding kalbu kita. 10.Mengetroh Mengetroh atau menget roh berarti terpisah nyawa dari jiwa kita, terlelapnya ruh atau nyawa menuju keabadian (entah itu keabadian yang indah di syurga atau keabadian yang celaka di neraka). Kullu Nafsin Dzaikotl maut, “setiap jiwa akan mati”. Kullu Manal Alaiha Faan, “setiap manusia pasti binasa”. Akan kah kita menjumpai kematian yang indah (khusnol hotimah) atau sebaliknya? Seperti kematian pujangga kita WS Rendra disaat bulan sedang bundar-bundarnya (bulan purnama) di tengh malam bulan syakban tepat pada tanggal 6 agustus atau tanggal 15 syakban (nisfu syakban) “Aku ingin kembali pada jalan alam, Aku ingin meningkatkan pengabdian kepada Allah, Tuhan aku cinta kepada-Mu” 11.Pacung (pacong atau di bungkus kain putih) Manakala yang tertinggal hanya jasa belaka, di bungkus dalam balutan kain kapan/ muro putih, di usung di pangkul laksana raja-raja, itu prosesi penguburan jasad kita menuju liang lahat, rumah terahir kita di dunia. Inna Maiyitun Wainnahum Maiyituna, ”sesungguhnya kamu itu akan mati dan mereka juga akan mati” Sementara arti macapat itu sendiri yaitu salah satu kesenian tradisional, dalam bentuk ragam puisi jawa yang di tembangkan dalam beraga cengkok. 8



Menurut Helene Bouvier: membaca dalam bahasa Madura didapatkan dalam bahasa jawa “macapat”(yang sudah masuk dalam bahasa Indonesia) macapat yaitu acara tembang tembang yang dinyanyikanyaitu dituturkan suatu cerita (careta) dengan dinyanyikan dalam tembang (tempeng) sambil menambah penjelasan(tegges).2 Berdasarkan jenis dan urutannya tembang dan macapat ini sebenarnya menggambarkan kehidupan manusia, tahap-tahap kehidupan manusia dari alam ruh sampai meninggalnya.



2.Lokal atau temuan Menurut kyai Fahrudin macapat dari Allah SWT kemudian diturunkan kepada Nabi. Kemudian diturunkan kepada Wali songo. Sedangkan kyai Fahrudin itu sendiri mendapatkan ilmu macapat dari nyai banyuanyar yang bernama “Bintang”. Pelaksanaan itu pada malam hari pukul 21.00-04.00 WIB. Macapat ini tujuan yaitu untuk selamat menuju kejalan syurga. Fungsi macapat yaitu bisa untuk anak yang baru lahir yang akan diletakkan ditanah “nyabhek tana”, untuk 7 bulanan “ pellet kandung “, ramalan, “ parembhun”, dan pandawa, “ pandhebheh”. Menurut kyai Fahruddin macam-macam macopat itu : 1. Nor buwat: menceritakan tentang keselamatan dunia dan akhirat, serta rejeki, perjalanan kehidupan nabi Muhammad waktu isra’ mi’raj perjalanan Firaun Abu tholib, Abu jahal. 2. Kasmaran : yaitu menceritakan orang yang sedang jatuh cinta dan dilanda asmara (panglebhuren). 3. Artateh : yaitu untuk alat kesenangan. 2



Bouvier,helene.2002.LEBUR.Jakarta:yayasan obor indonesia,hal:158



9



4. Senom : yaitu menceritakan keindahan masa muda. 5. Pancor : yaitu menyingkirkan hawa nafsu yang melekat dalam diri kita. 6. Durmah : yaitu wujud syukur kepada Allah. 3.Prosesi Pandhebheh dalam macapat •



Property a. Sarabhih



dan



kocor



disusun



dengan



tali



setinggi



orang



yang



di



pandhebheh ketika duduk : sebagai pembuka rezeki. b. Uang Rp 100.000,00: sebagai kunci kesuksesan prosesi tersebut. c. Uang kertas disusun setinggi orangnya ketika duduk : agar sujses dalam menjalani kehidupan. d. Air kembang : sebagai pengganti air zam-zam. e. Ayam : sebagai memindah penyakit yang ada pada orang tersebut. f. Kain kafan 3 meter : sebagai tanda bahwa setiap manusia akan meninggal. g. Pisang emas : tingkah lakunya bisa menyesuaikan dengan masyarakat sekitar. h. Gayung yang terbuat dari kulit kelapa (sewur) : agar memiliki prinsip yang kuat. i.



Kendi besar sebagai tempat air yang telah tercampur kembang : agar orang tersebut memberikan kesejukan bagi keluarganya.







Prosesi dalam upacar pandhebheh a. Si anak pandhebheh tersebut di dudukkan dikursi, kemudian sarabhih, kocor dan uang diletakka disebelah kana atau kiri anak tersebut dengan memangku ayam.



10



b. Pisang emas digantung keatap tepat diatas anak tersebut. c. Si anak ditutupi dengan kain kafan. d. Pembaca macapat (pamaos) membacakan pengesah (paneghes) dengan mengelilingi si anak sampai selesai. e. Si anak disiram, orang pertama yang menyiran adalah pamaos (macopat), kemudian kedua orang tua, saudara, dan para tetangga yang bersedia. f. Kemudian



pamaos



meminta



tebusan



atas



anak



Rp.100.000,00. Setelah uang tebusan diberikan



tersebut



sebesar



kepada pamaos maka



selesai upacara adat pandhebheh tersebut. g. Setelah



upacara



selesai



kemudian



diadakan



pengamblan



oghem



(nyandhek oghem). Ogem itu sendiri adalah mencari jawaban atas hal-hal yang sulit dipecahkan dalam kehidupan. Contohnya : kerja, nasib seseorang yang akan datang. Praktiknya



yaitu



membuka



kitabnya



dihalaman



apapun,



kemudian



meletakkkan uang didalam kitab, halaman kanan untuk laki-laki dan halaman kiri untuk perempuan. Setelah itu pembaca macopat atau (pamaos) membacakan isi dari kitab yanr telah dibuka, kemudian memberikan penjelasan makna dari isi kitab tersebut .



3.Nilai-nilai islam yang terkandung :  Menuju keselamatan untuk jalan kesurga  Menolak balak  Melancarkan rezeki  Memberi ketenangan dalam hidup.



11



12



BAB III PENUTUP Kesimpulan Secara umum diperkirakan bahwa macapat muncul pada akhir masa majapahit dan dimulainya pengaruh walisongo. pada umumnya macapat diartikansebagai



macapapat



papat(membaca



empat-empat)yaitu



cara



membaca terjalin tiap empat suku kata. Namun ini bukan satu-satunya arti, penafsiran lainnya ada pula yang mengatakan bahwa pat merujuk kepada jumlah tanda diakritis (sandhengan) dalam aksara jawa yang relevan dalam panembhengan macapat. Kemudian menurut kyai Fahrudin macapat berasal dari Allah swt kemudian diturunkan



kepada



nabi



setelah



itu



kepada



walisongo.



Walisongo



menyebarkan kepada umat islam yang ada di Nusantara. Sedangkan kyai Fahrudin itu sendiri memiliki ilmu macapat diberikan oleh “Nyai Banyu Anyar yang bernama Bintang”. Pelaksanaan itu biasanya dari pukul 21.00-04.00. macapat itu tujuannya yaitu untuk selamat menuju jalan syurga. Fungsi macapat yaitu untuk anak yang baru lahir yang akan diletakkan ketanah (nyabhek tana) untuk 7 bulanan (pellet kandung), ramalan,( parembhun) dan pandawa(pandhebeh).



13



LAMPIRAN-LAMPIRAN



Bapak Fahruddin ketika membacakan



bacaan panegges macopat



panengges dalam pandhebheh



Ketika interview tentang macapat



kitab macapat”sinom”



Ketika membaca Macapat



foto kami ketika Interview



14



DAFTAR PUSTAKA  Bouvier,helene.2002.LEBUR.Jakarta:yayasan obor indonesia  Saputra,Karseno.H.2001.sekar macapat.Jakarta:Widatama widya



15