Seminar Kasus Ny.g Ca Mammae [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NY. G DENGAN CARSINOMA MAMMAE DI RUANGAN RAWAT INAP DAHLIA RSUD ARIFIN AHMAD



Disusun oleh: DESTY WULANDARI 21030005 RICHI OCKTALYA 21030019



PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES PMC T.A 2022



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini untuk memenuhi tugas dinas mata kuliah Keperawatan Medical Bedah dengan tema “Asuhan Keperawatan Klien Ny. G Dengan Carsinoma Mammae Di Ruangan Rawat Inap Dahlia Rsud Arifin Ahmad” Salam dan salawat semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, dimana beliau adalah sosok yang sangat dimuliakan dan dirindukan oleh seluruh umatnya, kami sampaikan terima kasih kepada dosen dan rekan-rekan yang telah berperan serta dalam penyusunan Laporan Studi Kasus ini. Kami menyadari bahwa penulisan laporan studi kasus ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan proposal yang akan kami buat selanjutnya.



               Pekanbaru, 4 Januari 2022



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang...........................................................................................................1 B. Rumusan Masalah......................................................................................................4 C. Tujuan.........................................................................................................................4 D. Manfaat.......................................................................................................................5 BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Teori 1. Defenisi................................................................................................................6 2. Klasifikasi.............................................................................................................6 3. Etiologi.................................................................................................................8 4. Manifestasi Klinis...............................................................................................10 5. Pathway..............................................................................................................11 6. Komplikasi.........................................................................................................12 7. Pemeriksaan Penunjang......................................................................................12 8. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan..........................................................13 9. Skrinning............................................................................................................15 B. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian..........................................................................................................17 2. Diagnosa Keperawatan.......................................................................................22 3. Intervensi Keperawatan......................................................................................23 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian................................................................................................................35 B. Analisa Data.............................................................................................................35 C. Diagnosa Keperawatan.............................................................................................41 D. Intervensi Keperawatan............................................................................................43 E. Implementasi............................................................................................................44 F. Evaluasi ...................................................................................................................53



ii



BAB IV PEMBAHASAN A. Pembahasan..............................................................................................................57 BAB V PENUTUP



A. Kesimpulan...............................................................................................................60 B. Saran.........................................................................................................................61 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................62



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan tumor ganas pada payudara yang menginvasi daerah sekitar payudara dan menyebar keseluruh tubuh (American Cancer Society, 2014). Kanker payudara secara global menyebabkan angka kematian tertinggi untuk wanita dan epidemiologinya menyebar merata tanpa terkendali, prevelensi angka kejadian kanker payudara cukup tinggi mulai dari luar negeri sampai dalam negeri. Menurut data GLOBOCAN, International Agency For Reserch On Cancer (IARC) (2012), diketahui bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia. Kasus kanker pada penduduk laki-laki dan perempuan dengan persentase kasus tertinggi, kanker payudara 43,3%, kanker prostat 30,7%, dan kanker paru 23,1%. Sementara itu untuk kasus kanker yang dialami penduduk laki-laki, kanker paru ditemukan pada penduduk laki-laki yaitu sebesar 34,2%, sedangkan kematian akibat kanker paru pada penduduk laki-laki sebesar 30,0%. Pada penduduk perempuan, kanker payudara masih menempati urutan pertama yaitu sebesar 43,3% dan kematian akibat kanker payudara 12,9%. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2020 dan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Tahun 2020, kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh perempuan. Kanker payudara saat ini merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak di derita oleh perempuan dengan prevalensi yang sangat tinggi di seluruh negara di dunia (American Cancer Society, 2015). Hal ini dikarenakan belum ditemukan terapi untuk membunuh sel kanker tersebut dari tubuh manusia. Kejadian kanker meningkat dari tahun ke tahun dan terjadi hampir di seluruh dunia. Kanker menduduki urutan ke dua penyakit terbesar di dunia. Data jumlah penderita kanker di seluruh dunia mencapai 14 juta kasus dengan angka kematian 8,2 juta setiap tahunnya (WHO, 2018). Data Global Cancer Observatory menyebutkan bahwa terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian juga meningkat menjadi 9,6 juta setiap tahun. Dari data tersebut, dapat



4



diambil kesimpulan bahwa kanker payudara adalah salah satu penyakit yang memiliki persentase kematian yang cukup tinggi terutama pada wanita (Kemenkes RI, 2018). Di Indonesia kanker payudara berada diurutan nomor dua setelah kanker leher rahim jumlah pasien kanker payudara didapatkan prevelensi sebesar 26 per 100.000 wanita, penderita sekitar 60-70% datang pada stadium tiga, yang kondisinya terlihat semakin parah (Depkes, 2013). Tingginya jumlah kanker payudara di Indonesia disebabkan karena perubahan gaya hidup masyarakat. Faktor-faktor risiko yang menyebabkan tingginya kejadian kanker di Indonesia menurut jenis kelamin yaitu pada laki- laki prevensi merokok 56,7%, sering konsumsi makanan berlemak 39,4%, sering konsumsi makanan hewani berpengawet 4,4%, kurang konsumsi sayur dan buah 96,9%, sering konsumsi makanan dibakar atau dipanggang 4,7%, kurang aktivitas 26,3%. Faktor risiko tinggi penyebab kanker payudara meliputi jenis kelamin, usia, riwayat



keluarga, genetik, siklus mentruasi, melahirkan dan riwayat kanker



sebelumnya (Breast Care Indonesia, 2017). Di Indonesia jenis penanganan yang dilakukan pada pasien kanker termasuk didalamnya kanker payudara, tercatat pada tahun 2018 tertinggi pembedahan 61,8%, kemotrapi 24,9%, radiasi atau penyinaran 17,3% (Riskesdas, 2018) Kanker payudara bukanlah kasus yang dapat diabaikan karena prevelensi kejadian kanker payudara yang tinggi maka diperlukan solusi yang tepat untuk menghadapi kanker payudara baik cara penatalaksanaan kanker payudara maupun pencegahannya. Secara garis besar penatalaksanaan kanker payudara dibagi menjadi dua, terapi lokal yaitu berupa konservatif, mastektomi dengan rekontruksi, mastektomi dengan radikal yang dimodifikasi. Yang kedua yaitu terapi sistemik yang berupa kemotrapi dan terapi radiasi (Astana, 2009). Upaya pencegahan tersebut berupa dengan edukasi pemeriksa payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) (Kemkes RI, 2017). SADARI dan SADANIS bertujuan untuk menemukan benjolan pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secara dini (Kemenkes RI, 2015). Selain dari SADARI dan SADANIS pemeriksaan yang akurat bisa dari mammografi. Keefektifan mammografi dalam mendeteksi kanker payudara sekitar 90%. Mammografi mendeteksi kanker payudara kecil dalam 2 tahun sebelum kanker dapat dipalpasi, dengan adanya massa payudara yang mencurigakan biopsi harus dilakukan meskipun sudah ada hasil mamografi karena mamografi tidak bisa mendeteksi kanker payudara 5



sangat padat (Martin dan Griffin, 2014). Pasien yang menderita kanker payudara sangat penting membutuhkan perawatan berupa asuhan keperawatan. Perawat sebagai salah satu anggota tim yang terlibat langsung dalam memberikan asuhan keperawatan, sehingga harus bisa memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup pasien dengan memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan komprehensif, melalui proses keperawatan yang dimulai dengan pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi tindakan keperawatan, evaluasi tindakan keperawatan dan dokumentasi keperawatan. Berdasarkan survey awal melalui wawancara dengan salah satu klien di ruang rawat inap dahlia RSUD ARIFIN AHMAD klien mengatakan bahwa mayoritas klien dirawat diruangan ini adalah klien dengan Ca Mammae dan hampir semua klien juga sudah di operasi . Berdasarkan yang dijelaskan di latar belakang penulis tertarik melakukan asuhan keperawatan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien Ny G Dengan Carsinoma Mammae di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD Arifin Ahmad”. B. Rumusan Masalah Bagaimana asuhan keperawatan klien Ny. G Dengan Carsinoma Mammae di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD Arifin Ahmad. C. Tujuan 1.



Tujuan Umum Melaksanakan Asuhan Keperawatan Klien Ny. G Dengan Carsinoma Mammae di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD Arifin Ahmad.



2. Tujuan Khusus a. Mengetahui konsep dasar sectio caesarea b. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. G Dengan Carsinoma Mammae di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD Arifin Ahmad c. Menetapkan diagnosis keperawatan pada Ny. G Dengan Carsinoma Mammae di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD Arifin Ahmad d. Menyusun perencanaan keperawatan pada Ny. G Dengan Carsinoma Mammae di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD Arifin Ahmad e. Melaksanakan tindakan keperawatan pada Ny. G Dengan Carsinoma Mammae di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD Arifin Ahmad 6



f. Melakukan evaluasi pada Ny. G Dengan Carsinoma Mammae di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD Arifin Ahmad. D. Manfaat 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan Diharapkan dapat melengkapi pengetahuan dalam bidang keperawatan mengenai asuhan keperawatan Carsinoma Mammae. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Pendidikan Dapat



digunakan



sebagai



media



pembelajaran



mengenai



asuhan



keperawatan pada klien Carsinoma Mammae. b. Bagi Perawat Dapat memberikan masukan kepada perawat dalam menentukan intervensi yang tepat pada asuhan keperawatan darah pada klien Carsinoma Mammae. c. Bagi Klien dan Keluarga Diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan pada klien dan keluarga tentang menjaga gula darah agar tetap stabil pada klien Carsinoma Mammae.



7



BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar 1. Defenisi Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jarinagan limfe dan pembuluh darah (Nurarif, 2015). Kanker payudara adalah suatu tumor (maligna) yang berkembang dari sel- sel di payudara. Biasanya kanker payudara tumbuh di lobulus yaitu kelenjar yang memproduksi susu, atau pada duktus saluran kelenjar susu yaitu saluran yang menghubungkan lobulus ke puting susu. Kanker payudara tumbuh dan berkembang dengan cepat tanpa terkoordinasi di dalam jaringan



dan menyebar ke pembuluh



darah (Putra, 2015). Kanker payudara adalah pertumbuhan sel di jaringan payudara yang tidak normal. Sel tersebut mengalami mutasi, tumbuh lebih cepat dan tidak terkendali serta dapat tumbuh lebih lanjut menyebar ke bagian tubuh lainnya. 2. Klasifikasi Secara umum jenis kanker payudara dapat dibagi menjadi tiga yaitu kanker payudara non-invasive, kanker payudara invasive dan kanker payudara paget’s disease. Uraian lengkapnya sebagai berikut: (Putra, 2015) a. Kanker payudara non-invasive Kanker terjadi pada kantong (tube) susu (penghubung antara alveolus, kelenjar yang memproduksi susu, dan puting payudara). Jenis kanker ini biasanya disebut dengan kanker carsinoma insitu, dimana kanker payudara belum menyebar ke bagian luar jaringan kantong susu. b. Kanker payudara invasive Sel kanker merusak seluruh kelenjar susu serta menyerang lemak dan jaringan di sekitarnya. Pada tahap ini kanker telah menyebar keluar dari kantong susu dan menyerang jaringan disekitarnya, bahkan menyebabkan metastase seperti ke jaringan kelenjar limfe.



8



c. Paget’s Disease Kanker bermula tumbuh di saluran susu, kemudian menyebar ke kulit areola dan puting. Tandanya terlihat kulit pecah-pecah, memerah, dan mengeluarkan cairan. Penyembuhan pada jenis kanker ini lebih baik jika tidak disertai dengan massa. Klasifikasi kanker payudara menurut stadium dan harapan hidup: (National Cancer Institute-surveilance, Epidemiology and Result (SEER), 2001 dalam NANDA, 2015). a.



Stadium 0 Tidak terbukti adanya tumor primer, tidak ada tumor dalam kelenjar getah bening region, tidak ada metastase ke bagian lain, dan memeiliki harapan hidup 99% selama 5 tahun kedepan.



b.



Stadium I Tumor berukuran kurang atau sama dengan 2 cm, tidak ada tumor dalam kelenjar getah bening region, tidak ada metastase jauh dan memiliki harapan hidup 92% selama 5 tahun kedepan.



c.



Stadium IIA Tumor tidak ditemukan pada payudara, tetapi sel-sel kanker ditemukan dikelenjar getah bening di ketiak yang terletak di bawah lengan dapat berpindah- pindah, tidak mengalami metastase jauh dan memiliki harapan hidup 82% selama 5 tahun kedepan.



d. Stadium IIB Tumor berukuran lebih besar dari 2 cm tidak lebih dari 5 cm, sel-sel kanker ditemukan di kelenjar getah bening di ketiak yang terletak di bawah lengan dapat berpindah-pindah dan tidak mengalami metastase jauh e. Stadium IIIA Tumor tidak ditemukan di payudara, tetapi ditemukan di kelenjar getah bening melekat bersama atau pada struktur yang lain, tidak ada metastase jauh dan memiliki harapan hidup 47% selama 5 tahun kedepan. f. Stadium IIIB Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan, juga terdapat luka bernanah di payudara atau didiagnosis sebagai 9



inflammatory breast cancer, menyebar ke kelenjar getah bening dan memiliki harapan hidup 44% selama 5 tahun kedepan. g. Stadium IV Ukuran tumor sudah tidak dapat ditentukan dan telah menyebar atau bermetastasis ke lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver, tulang rusuk, atau organ-organ tubuh lainnya dan memiliki harapan hidup 15% selama 5 tahun kedepan. 3. Etiologi Menurut Brunner dan Suddart dalam NANDA, (2015), penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan, tetapi terdapat beberapa faktor genetik. Kanker payudara memeperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara. Pada awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel yang atipikal dan kemudian berlanjut menjadi karsinoma insitu dan sel menjadi massa. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium juga berperan dalam pembentukan kanker payudara (estradiol dan progesteron mengalami perubahan dalam lingkungan seluler). Menurut Putra (2015) faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker payudra terbagi menjadi dua kelompok yaitu faktor resiko yang dapat diubah dan faktor resiko tidak dapat diubah. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut : Faktor risiko yang dapat diubah 1. Obesitas Obesetitas adalah kegemukan yang diakibatkan oleh kelebihan lemak dalam tubuh. Jaringan lemak dalam tubuh merupakan sumber utama estrogen, jadi jika memiliki jaringan lemak lebih banyak berarti memiliki estrogen lebih tinggi yang meningkatkan risiko kanker payudara. 2. Pecandu alkohol Alkohol bekerja dengan meningkatkan kadar darah didalam insulin darah, seperti faktor pertumbuhan atau insulin like growth factors (IGFs) dan estrogen. Oleh karena itu alkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara. 4. Perokok berat Rokok merupakan salah satu faktor risiko kanker payudara pada perempuan, rokok mengandung zat-zat kimia yang dapat mempengaruhi organ – organ tubuh. Menurut penelitian WHO menyatakan setiap jam tembakau rokok membunuh 560 oranng di seluruh Dunia. Kematian tersebut tidak terlepas dari 10



3800 zat kimia yang sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker). 5. Stres Stres dapat menjadi faktor risiko kanker payudara karena stres pisikologi yang berat dan terus menerus dapat melemahkan daya tahan tubuh dan penyakit fisik dapat mudah menyerang. 6. Terpapar zat karsinogen Zat karsinogen di antaranya yaitu zat kimia, radiasi, dan pembakaran asap tembakau. Zat karsinogen dapat memicu tumbuhnya sel kanker payudara (Depkes, 2015). Faktor risiko yang tidak dapat diubah 1. Faktor genetik atau keturunan Kanker payudara sering dikatakan penyakit turun temurun, ada dua gen yang dapat mewarisi kanker payudara maupun ovarium yaitu gen BRCA1 (Brest Care Susceptibility Gene 1) dan BRCA2 (Brest Care Susceptibility Gene 2) yang terlibat dari perbaikan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). Kedua gen ini hanya mencapai 5% dari kanker payudara, jika pasien memiliki riwayat kelurga kanker payudara uji gen BRCA dapat dilakukan. Jika memiliki salah satu atau kedua gen BRCA1 dan BRCA2 risiko terkena kanker payudara akan meningkat, BRCA1 berisiko lebih tinggi kemungkinan 60%-85% berisko kanker payudara sedangkan BRCA2 berisiko 40% - 60% berisiko kanker payudara. 2. Faktor seks atau jenis kelamin Perempuan memiliki risiko lebih besar mengalami kanker payudara, tetapi lakilaki juga dapat terserang kanker payudara. Hal ini disebabkan laki-laki memiliki lebih sedikit hormon estrogen dan progesteron yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker, selain itu payudara laki-laki sebagian besar adalah lemak, bukan kelenjar seperti perempuan. 3. Faktor usia Faktor risiko usia dapat menentukan seberapa besar risko kanker payudara. presentase risiko kanker payudara menurut usia yaitu, dari usia 30-39 tahun berisiko 1 dari 233 perempuan atau 0,43%, usia 40-49 tahun berisiko 1 dari 69 perempuan atau 1,4%, usia 50-59 tahun berisiko 1 dari 38 perempuan atau 2,6%, usia 60-69 tahun berisiko 1 dari 27 perempuan atau 3,7%. Jadi, Semakin 11



tua usia seseorang kemungkinan terjadinya kanker payudara semakin tinggi karena kerusakan genetik (mutasi) semakin meningkat dan kemampuan untuk beregenerasi sel menurun. 4. Riwayat kehamilan. Perempuan yang belum pernah hamil (nullipara) memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi. Pertumbuhan sel payudara pada usia remaja bersifat imatur (belum matang) dan sangat aktif. Sel payudara yang imatur lebih rentan mengalami mutasi sel yang abnormal, ketika seseorang hamil akan mengalami kematuran sel pada payudaranya dan menurunkan risiko kanker payudara. 5. Riwayat menstruasi Perempuan yang mendapatkan menstruasi pertama kali sebelum umur 12 tahun (menarche dini) berisiko 2-4 kali lebih tinggi terkena kanker payudara. Risiko yang sama juga dimiliki perempuan yang menopause pada usia di atas 55 tahun. Setelah wanita menstruasi akan mengalami perubahan bentuk tubuh tidak terkecualai payudara, payudara akan mulai tumbuh dan terdapat hormon yang dapat memicu pertumbuhan sel abnormal. 7. Riwayat menyusui Perempuan yang menyusui anaknya, terutama selama lebih dari satu tahun, berisiko lebih kecil menderita kanker payudara. Selama menyusui, sel payudara menjadi lebih matang (matur). Dengan menyusui mentruasi akan mengalami penundaan. Hal ini akan mengurangi paparan hormon estrogen terhadap tubuh sehingga menurunkan risiko kanker payudara. 4. Manifestasi Klinis Tanda dan gejala kanker payudara pada stadium awal biasanya massa tunggal, massa teraba keras dan padat, dapat digerakan atau terfiksasi pada kulit atau jaringan yang berada dibawahnya, tidak memiliki batasan yang jelas atau tidak teratur. Tanda lanjutan lainnya berupa adanya rabas pada puting atau terjadi retraksi pada puting, edema atau cekungan pada kulit, payudara tidak simetris, dan pembesaran nodus limfe aksila. Pasien yang menderita Carsinoma mamme biasanya ada yang merasakan nyeri dan ada yang tidak merasakan nyeri, dan berat badan menurun menunjukan adanya metastase (Nurarif, 2015).



12



5.



Patofisiologi



13



6. Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit kanker payudara stdium lanjut atau pasca mastektomi yaitu, metastase ke organ lain seperti tulang rusuk menjadi kanker tulang, terjadi limfederma karena saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak berfungsi dengan adekuat karena nodus eksilaris dan sistem limfe diangkat 7. Pemeriksaan Penunjang Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan : (Nurarif, 2015) a. Scan (misalnya, MRI, CT). Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi. b. Termografi yaitu suatu cara yang menggunakan sinar infra red. c. Mamografi untuk mendeteksi massa maligna kecil dalam 2 tahun sebelum kanker dapat dipalpasi d. Biopsi untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2 (Breast Cancer Susceptibility Gene). e. USG (ultrasonografi) untuk membedakan lesi solid dan kistik. f. Pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap dan kimia darah. .



14



8. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan Penanganan pada pasien kanker payudara meliputi: a.Mastektomi Mastektomi adalah pmbedahan yang dilakukan untuk mengangkat payudara. Tipe-tipe mastektomi menurut Martin dan Griffin (2014) terbagi menjadi 7 yaitu: 1)Mastektomi radikal luas Terdiri prosedur di atas di tambah eksisi klenjar limfe mammae internal. Beberapa bagian rusuk harus diangkat untuk mencapai kelenjar mammae internal. Operasi ini jarang dilakukan 2)Mastektommi radikal (haisted klasik) Melalui insisi vertikal, seluruh payudara diangkat dengan batas kulit yang bermakna disekitar puting, areola, dan tumor. Otot pektoralis mayor dan minor diangkat, vena aksila dipotong. Dalam pembedahan kulit yang tipis ditinggalkan. 3)Mastektomi radikal modifikasi Seluruh payudara dan sebagian besar kelenjar limfe pada aksila diangkat,vena aksila dipotong, otot pektoralis dipertahankan. 4) Mastektomi sederhana (total) Seluruh payudara diangkat, tetapi kelenjar aksila dan otot pektoralis tidak. Apabila kanker telah menyebar, aksila diradiasi atau dilakukan mastektomi radikal. 5) Mastektomi sebagian (reseksi segmen, reseksi potongan) Tumor dan besar segmen di sekitar jaringan payudara, dibawah fasia, dan kulit di atasnya diangkat biasanya sekitar sepertiga payudara. 6) Lumpektomi, tilektomi atau eksisi lokal Tumor berukuran 3 cm sampai 5 cm jaringan pada kedua sisi diangkat, memepertahankan jaringan dan kulit payudara lainnya.



15



7) Mastektomi subkutan Jaringan payudara, termasuk kedua aksila, diangkat melalui insisi di bawah payudara. Semua kulit payudara, termasuk puting dan areola serta tonjolan jaringankecil di bawah puting, dibiarkan ditempatnya. Implan silikon disisipkan, baik pada saat pembedahan awal atau beberapa bulan sesudahnya. b. Radioterapi Radiotrapi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudaar menghitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan ini biasanya diberikan bersamaan dengan lumpektomi atau mastektomi (Putra, 2015). c. Kemoterapi Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil, kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi (Putra, 2015). d. Terapi Hormonal Terapi ini biasa disebut trapi anti-estrogen yang sistem kerjannya memblok kemampuan estrogen dalam menstimulus perkembangan kanker payudara (Putra, 2015). e. Lintas metabolisme Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorbsi tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh ovarian suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukan evektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang. Penggunaan asam bifosfonat dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal (Nurarif, 2015). 16



9. Skrining Skrining untuk kanker payudara berguna untuk mendeteksi seorang atau kelompok orang yang mempunyai kelainan atau abnormalitas yang mungkin kanker payudara dan selanjutnya memerlukan diagnosa konfirmasi. Skrining juga ditujukan untuk mendapatkan kanker payudara dini sehingga hasil pengobatan menjadi efektif dengan demikian menurunkan mortalitas dan memperbaiki kualitas hidup. Tindakan untuk skrining antara lain sebagai berikut: a. Pemeriksa payudara sendiri (SADARI) SADARI adalah pengembangan kepedulian seorang perempuan terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakanan ini dilengkapi dengan langkahlangkah khusus untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker payudara untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada payudara. SADARI dilakukan setiap bulan sekitar 7-10 hari setelah mentruasi (Putra, 2015). b. Pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) Pemeriksaan payudara klinis dilakukan oleh tenaga kesehatan yang profesional dengan cara seperti pemeriksaan payudara sendiri biasanya dilakukan setiap setahun sekali. Pemeriksaan SADANIS sangat penting untuk umur 40 tahun lebih saat risiko kanker payudara mulai meningkat, untuk perempuan usia 20-30an tahun di anjurkan pula untuk melakukan pemeriksaan ini disamping tenaga kesehatan menguatkan SADARI (Martin dan Griffin, 2014). c. Termografi (clinical infrared imaging) Termografi adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi dan mencatat perubahan suhu pada permukaan kulit. Pencitraan termal inframerah digital digunakan dalam skrining kanker payudara, menggunakan kamera termal inframerah untuk memotret area suhu yang berbeda di sekitar payudara. Area payudara yang terkena kanker biasanya memiliki suhu lebih tinggi yang akan terdeteksi melalui prosedur termografi.



d. Mammografi 17



Mammografi



adalah



prosedur



skrining



dan



diagnostik



yang



menggunakan sinar X untuk mengetahi kondisi payudara. Lebih dari 90% kanker payudara dapat terdeteksi dengan mammografi tetapi hanya 20% sampai 50% lesi pada payudara hanya dapat terdeteksi oleh mammografi. Mammografi lebih dini menemukan kanker yang lebih kecil dalam 2 tahun sebelum kanker dapat dipalpasi, dengan lebih sedikit metastase ke nodus limfe (Martin dan Griffin, 2014). Skrining mammografi dianjurkan untuk perempuan berusia 40 tahun dengan resiko standar dan untuk wanita yang berisiko tinggi dapat dilakukan pada umur 25 tahun.



18



B. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan upaya untuk mengumpulkan data pasien secara lengkap dan sistematis mulai dari pengumpulan data, identitas pasien, dan validasi status kesehatan pasien. Pengkajian bertujuan untuk menegaskan drajat kesehatan atau kesakitan pasien dan untuk mendiagnosa kemungkinan masalah (Martin dan Griffin, 2014). Pengkajian kanker payudara berfokus pada hal-hal berikut: berapa lama muncul massa, penebalan massa atau gejala kanker lain dan apakah telah mengalami perubahan payudara, karakteristik nyeri payudara, rabas dari puting, adanya ruam, atau eksem pada puting, riwayat trauma pada payudara, dan riwayat keluarga memiliki penyakit kanker (Martin dan Griffin, 2014). Pengkajian dalam proses keperawatan meliputi: a. Anamnesis Anamnesis atau wawancara merupakan metode pengumpulan data secara langsung antara perawat dan pasien. Data wawancara merupakan semua ungkapan perasaan yang dirasakan pasien atau orang lain yang berkepentingan termasuk keluarga pasien, teman dan orang terdekat pasien. Data yang mencakup wawancara meliputi: 1)



Identitas pasien Identitas pasien mencakup nama pasien, tanggal lahir/usia, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, jam masuk rumah sakit, nomor rekam medik dan diagnosa medis



2)



Keluhan utama Keluhan utama terbagi menjadi dua yaitu keluhan utama saat masuk rumah sakit dan keluhan saat pengkajian. Keluhan utama pada pasien dengan kanker payudara dapat nerupa adanya massa tumor di payudara, rasa sakit di payudara, keluar cairan pada puting, kemerahan pada payudara, payudara terasa restraksi.



19



3)



Riwayat penyakit a) Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit yang dialami pasien dari penjelasan sebelum terjadinya keluhan utaman sampai terjadi keluhan utama dan hingga pada saat pengkajian. Riwayat kanker payudara dari tanda gejala munjul, penetapan biopsi, keluhan yang paling dirasakan hingga penanganan yang sudah diberikan untuk menangani keluhan tersebut. b) Riwayat penyakit terdahulu Riwayat penyakit dahulu adalah riwayat penyakit yang pernah di derita oleh pasien dan berhubungan dengan penyakit yang sekarang ini. c) Riwayat penyakit keluarga Riwayat penyakit kelurga adalah berisi tentang semua anggota kelurga pasien yang memiliki penyakit kronis, menular, menurun dan menahun seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, TBC, HIV, hepatits B, penyakit kelamin, dan apakah kelurga ada yang memiliki riwayat kanker payudara. d) Perilaku yang mempengaruhi kesehatan Prilaku yang mempengaruhi kesehatan berisi tentang aktivitas atau prilaku sebelum pasien sakit yang dapat mempengaruhi kesehatan pasien, seperti peminum alkohol atau tidak, merokok atau tidak, ketergantungan obat-obatan atau tidak, dan bagaimana dengan aktivitas berolahraga. e) Data pisikososial Data pisikososial diperlukan untuk mengetahui koping yang dimiliki pasien, persepsi pasien tentang penyakitnya dan untuk mengetahaui apakah terjadi gangguan konsep diri pada pasien. f) Personal hygine Data personal hygine diperlukan untuk mengetahui frekuensi mandi, kramas, menyikat gigi, memotong kuku dan ganti pakaian dalam sehari. g) Pengkajian spiritual Pengkajian spiritual dapat ditanyakan bagaimana kebiasaan 20



beribadah selama sebelum sakit dan sesudah sakit ini. Biasanya pada



pasien



yang mengalami penyakit kronis akan lebih



mendekatkan diri kepada tuhan guna untuk



mencari ketenangan



hidupnya. b. Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melihat kondisi pasien maupun lingkungan sekitar pasien atau respon pasien dengan penyakit kanker, biasanya terdapat nyeri sehingga respon pasien terlihat meringis menahan nyeri. c.



Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik merupakan proses pemeriksaan fisik dengan



menggunakan metode head to toe yaitu dari ujung rambut hingga ujung kaki untuk menemukan tanda tanda klinis atau kelainan pada suatu sistem. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan teknik inspeksi, palpasi, auskutasi dan perkusi: Pemeriksaan fisik meliputi: Keadaan umum berupa keadaan kesadaran pasien, apakah pasien dalam keadaan sadar, apatis, somnolen, sopor atau koma. Pemeriksaan tanda-tanda vital untuk mendapatkan data objektif dari keadaan pasien, pemeriksaan ini meliputi tekanan darah, suhu, respirasi, dan jumlah denyut nadi. Pada pemeriksaan pertama di mulai dari kepala sampai leher meliputi pemeriksaan bentuk kepala, penyebaran rambut, warna rambut, struktur wajah , warna kulit, kelengkapan dan kesimetrisan mata, kelopak mata, kornea mata, konungtiva dan sklera, pupil dan iris, ketajaman penglihatan, lapang pandang penglihatan, keadaan lubang hidung, kesimetrisan septum nasal, ukuran telinga



21



kanan dan kiri, ketajaman pendengaran, keadaan bibir, keadaan gusi dan gigi, keadaan lidah, keadaan platum dan orofaring, posisi trakea, apakah ada tiroid, kelenjar limfe, apakah ada penonjolan vena jugularis, dan cek denyut nadi karotis. Pada payudara meliputi inspeksi (biasanya terjadi perubahan pigmentasi kulit seperti kemerahan,papila mamae tertarik kedalam, hiperpigmentasi aerola maame, ada atau tidak pengeluaran cairan pada puting susu, ada atau tidak oedem, dan ansimetris payudara serta apakah terlihat adanya ulkus pada bagian payudara). Jika terdapat ulkus pada payudara lakukan pengkajian luka meliputi jenis luka, panjang luka, lebar luka, kedalaman luka, warna luka. Palpasi hasil (biasanya teraba ada massa pada payudara, ada atau tidak pembesaran kelenjar getah bening, kemudian disertai dengan pengkajian nyeri tekan). Pada pemeriksaan dada atau torak meliputi ispeksi (bentuk payudara simetris atau tidak, apakah terlihat mempergunakan otot bantu pernafasan dan lihat bagaimana pola nafas), plapasi (penilaian vokal premitus), perkusi (melakukan perkusi di semua lapang paru), auskultasi (penilaian suara nafas, suara uacapan suara). Pada pemeriksaan kardiovaskuler meliputi inspeksi dan palpasi melihat bagaimana bentuk dada, mengamati pulsasi dan ictus cordis, dan palpasi menentukan batas-batas jantung untuk mengetahui ukuran jangtung, auskultasi mendengarkan bunyi jantung, bunyi jantung tambahan ada atau tidak. Cantumkan juga apakah pasien menggunakan alat bantu pernapasan



22



Pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi (melihat bentuk abdomen, ada atau tidak benjolan, ada atau tidak bayangan pembuluh darah), auskultasi (bising usus dengan hasil yang normal 5-35x/menit), palpasi (teraba ada atau tidak massa, ada atau tidak pembesaran limfe dan line serta ada atau tidak nyeri tekan) dan perkusi (penilaian suara abdomen suara normalnya berupa timpani dan jika abdomen terlihat membesar lakukan pemeriksaan shifting dullnes). Pemeriksaan genetalia dan perkemihan meliputi pemeriksaan bagian-bagian genetalia apakah ada kelainan atau tidak, kebersihan genetalia, kemempuan berkemih, intake dan output cairan serta menghitung belance cairan. Pemeriksaan muskuloskeletal meliputi pemeriksaan kekuatan otot, kelainan pada tulang belakang, dan kelainan pada ekstremitas. Pemeriksaan integumen meliputi kebersihan kulit, warna kulit, kelembaban, turgor kulit, apakah ada lesi dan apakah ada penyekit kulit serta berapa hasil penilaian resiko dekubitus. Sistem persyafan meliputi pemeriksaan glasgow coma scale and score (GCS) cantum kan hasil pemeriksaan hasil eye, verbal, dan best motor, pemeriksaan ingatan memory, cara berkomunikasi, kognitif, orientasi (tempt,waktu,orang), saraf sensori (nyeri tusuk, suhu, san senetuhan), pemeriksaan syaraf otak (NI-NXII), fungsi motorik dan sensorik, serta pemeriksaan ferleks fisiologis



23



2. Diagnosa Keperawatan a.



Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas dinidng dada, hambatan upaya nafas (misalny nyeri saat bernafas). Kategori: fisiologi, subkategori: respirasi, kode: D.0005



b.



Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan tampak meringis



c.



Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien ke jaringan. Kategori: fisiologi, subkategori: Nutrisi dan cairan Kode: D.0019.



d.



Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (penekanan massa kanker). Kategori: lingkungan, subkategori: keamanan dan proteksi, kode: D.0139.



e.



Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri. Kategori: fisiologi, subkategori: aktivitas dan istirahat, kode: D.0054.



f.



Gangguan cinta tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh. Kategori: psikologi, subkategori: integritas ego, kode: D.0083.



g.



Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian. Kategori: psikologi, subkategori: integritas ego, kode: D.0080.



h.



Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur.Kategori: fisiologi, subkategori: aktivitas dan istirahat, kode: D.0055.



i.



Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi. Kategori: perilaku, subkategori: penyuluhan dan pembelajaran, kode: D.0111.



j.



Resiko infeksi berhubugan dengan faktor resiko tindakan invasif. Kategori: lingkungan, subkategori: keamanan dan proteksi, kode: D.0142.



24



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKes PEKANBARU MEDICAL CENTER Jln. Lembaga Pemasyarakatan No, 25 Gobah, Telp (0761) 848100



Tanggal pengkajian



: 4 Januari 2022



Jam



: 10.00 wib



Tanggal MRS



: 16 Desember 2022



No.RM



:01020498



Diagnosa Masuk



: Ca Mammae



1. Identitas pasien Nama



: Ny. Giatmi Binti



Usia



: 39 Th



Nama



: Kusmanto



Jenis Kelamin



: Perempuan



Alamat



: Galang Sakti/Dayun Siak



Suku



:



Hub. Keluarga : Suami



Agama



: Islam



Telepon



Pendidikan Alamat



Penanggung Jawab Biaya:



: 082173125861



: SD : Galang Sakti/Dayun Siak



2. Riwayat penyakit sekarang a. Keluhan utama Klien mengeluh semua badan terasa sakit, ketika menggerakan seluruh anggota tubuh terasa sangat nyeri dibagian luka post op mamae sebelah kiri Ukuran luka panjang ±15 cm dan lebar ±10 cm b. Riwayat penyakit sekarang Ny G saat ini menderita ca mammae 3. Riwayat penyakit dahulu a. Riwayat penyakit kronik dan menular



□ya, jenis:



□tidak



b. Riwayat penyakit alergi



□ya, jenis:



□tidak



c. Riwayat operasi



□ya, jenis:biopsi eksisi 25



4. Riwayat penyakit keluarga(Genogram)



X



Ket :



: Laki- Laki : Perempuan X



: Klien : Laki- laki meninggal : Perempuan Meninggal



: Serumah 5. Riwayat Alergi:



□ ya



□ Tidak



Jelaskan:



6. ROS (Review of System) Keadaan umum



:



□ baik



Kesadaran



: Composmentis



□ sedang 26



□ lemah



Tanda vital TD : 110/90 Nadi: 93



Suhu: 34,2



RR: 20



Masalah Keperawatan: Tidak ditemukan masalah keperawatan a. Pernapasan Bentuk dada □ simetris



□ asimetris



□ barrel chest



□ funnel chest □ Pegeon chest Pola napas



Irama:



□ Teratur



□ Tidak teratur



Jenis



□ Dispnoe



□ Kusmaul



□ Ceyne Stokes



Suara napas



□ Vesikuler



□ Stridor □ Wheezing □ Ronchi



Keluhan



□ sesak napas □ batuk



□ Lain-lain: □Bronchial



□ nyeri waktu bernapas



Lain – lain : Masalah keperawatan: Nyeri akut b. Kardiovaskuler Irama jantung □ Reguler S1/S2 tunggal □ ya



□ tidak



Nyeri dada



□ tidak



□ ya



□ Irreguler



Bunyi jantung □ Normal



□ Murmur



CRT



□ > 3 dt



□ < 3 dt



Akral □ Hangat



□ Panas



Konjungtiva anemis □ ya JVP



□ normal



□ Gallop



□ Dingin kering



□ lain – lain: □ Dingin basah



□ tidak



□ meningkat □ menurun



Lain – lain : Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan c. Persyarafan dan penginderaan Kesadaran □ composmentis □ apatis □ somnolen □ sopor □ koma GCS



Eye:4 Verbal: 5



Motorik: 6



Total: 15



Refleks fisiologis:



□ patella



□ triceps



□ bicep



lain-lain



Refleks patologis



□ babinsky



□ budzinsky



□ kernig



lain –lain



Istirahat/tidur : 8 jam/hari Pusing



□ ya



Nyeri



□ tidak



Gangguan tidur: tidak ada



□ tidak □ya, skala nyeri: 6 27



Lokasi: payudara sebelah kiri



Lain – lain: Masalah keperawatan: Nyeri Akut Penglihatan Pupil



□ isokor



□ anisokor



□ lain-lain



Sclera/konjungtiva



□ anemis



□ icterus



□lain-lain



Lain – lain: Gangguan pendengaran □ ya □ tidak



Jelaskan :



Lain – lain: Bentuk hidung



□ Normal



Gangguan penciuman □ ya



□ tidak



Jelaskan:



□ tidak



Jelaskan:



Lain – lain: Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan d. Perkemihan Keluhan: □ urin menetes □ disuria



□ inkontinensia □ Retensi □ gross hematuri □ poliuri



□ oliguri



Alat bantu: □ kateter



□ lain-lain:



Bladder :



□ nyeri tekan



□ membesar



□ anuri



Produksi urin: 7500 ml/hari Warna: kuning muda Bau: aroma amonia Intake cairan: 1500



□ oral:



cc/hr



□ parenteral:



cc/hr



Lain – lain: Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan e. Pencernaan 1) TB: 156



cm



2) Mukosa mulut: 3) Tenggorokan



BB: 65 kg □ lembab



□ kering



□ merah



□ bersih



□ kotor



□ berbau



□ nyeri menelan



□stomatitis



□ sulit menelan







pembesaran tonsil □ lain – lain: 4) Abdomen: □ hepatomegali



□ supel □splenomegali



□ tegang □ mual



tekan, lokasi: 5) Peristaltik:



20



x/i 28



□ kembung



□asites



□ muntah □terpasang NGT □ nyeri



6) BAB:...1....x/hr, konsistensi: □ lunak □ lendir/darah



□ inkotinensia



Bau:



Warna:



7) Diet



□ padat



Frekuensi:.......x/hr



□ cair □ konstipasi □ kolostomi



□ lunak



□ cair



Jumlah:.............Jenis:.........



8) Lain – lain: Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan f. Muskuloskletal/integrumen 1) Pergerakan sendi



□ bebas



□ terbatas



2) Kekuatan otot 3) Temuan



□ kelainan ekstremitas/tulang belakang □ fraktur □ kompartemen sindrom



Jelaskan : 4) Kulit 5) Akral 6) Turgor



□ ikterik □ sianosis □ kemerahan □ hiperpigmentasi □ pucat □ hangat □ panas □ baik



□ dingin



□ kurang



□ kering



□ basah



□ jelek



7) Edema:............................ 8) Luka:



jenis: luka terbuka luas: lebih kurang 15 cm □ bersih □ kotor



9) Lain – lain: luka berlemak Masalah Keperawatan: gangguan intregitas kulit g. Endokrin □ tyroid membesar



□ hiperglikemia



□ hipoglikemia



□ pembesaran kelenjar getah bening Lain – lain: Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan 7. Pers. Higiene Mandi



:1 x/hari



Sikat gigi: 2 x/hari



Keramas



: 1x/hari



kuku : Bersih



Ganti pakaian



: 1 x/hari 29



□ luka ganggren



8. Psiko-sosio-spritual 1) Persepsi klien terhadap penyakitnya □ cobaan tuhan



□ hukuman



□ lainnya:



2) Ekspresi klien terhadap penyakitnya □ murung



□ gelisah



□ tegang



□ marah/menangis



3) Reaksi saat interaksi □ kooperatif □ tidak kooperatif □ curiga 4) Gangguan konsep diri : □ tidak □ ya, jelaskan: 5) Kebiasaan beribadah



□ sering



□ kadang – kadang □ tidak pernah



6) Lain – lain: Masalah keperawatan: gangguan citra tubuh 9. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan



Hasil



Nilai normal



Hemoglobin



10.1



12.0-16.0



Leukosit



11.61



4.80-10.80



208



150-450



Trombosit



10. Terapi Tanggal Obat



Penggunaa



Dosis



Kegunaan



n ketrolac



9



januari



I amp



nyeri



januari



40 mg



lambung



1 gr



antibiotik



2022 Omeprazole



9 2022



ceftriaxon



9 januari



30



B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan Klien Ny. G dengan Carsinoma Mammae di Ruangan Dahlia RSUD Arifin Ahmad N o



1.



Tangga



Dat



l



Proble



a



Etiologi



m



(Penyeba



Ditemuk



(Masala



b)



an



h)



Selasa,



DS:



04/01/20



-



22



Klien mengatakan nyeri



Nyeri



Agen



akut



pencedera



ketika pada bagian



fisik



operasi payudara sebelah kiri DO: -



Terlihat luka post op payudara ±20 hari ukuran luka panjang ±15cm dan lebar 10cm



-



Klien tampak meringis



-



P : Nyeri payudara sebelah kiri



-



Q : nyeri seperti ditusuk- tusuk



-



R : Nyeri terasa diarea dada sampai kelengan tangan kiri



-



S : skala nyeri 6



-



T : nyeri muncul ketika dilakukan perawatan luka



2.



Selasa, 04/01/20 22



-



DS: - klien mengatakan nyeri



Gan



Faktor mekanis(



DO:



ggua



penekanan



Terdapat luka post op



n



massa kanker)



31



payudara sebelah kiri -



Lebar luka ± 15 cm



-



Luka tampak berwarna pink



3.



Selasa,



DS: - klien mengatakan tidak



04/01/2022



nyaman dengan perubahan kondisi tubuhnya apalagi setelah operasi -



Klien mengatakan hanya mempunyai payudara DO:



-



Klien terlihat telah menjalankan mastektomi ( pengangkatan Payudara kiri )



32



intre gitas kulit



Gang guan citra tubuh



Perubahan struktur bentuk/bentuk tubuh



Diagnosa keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan tampak meringis 2.Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan faktor mekanis ( penekanan massa kanker) 3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh dibuktikan dengan fungsi / struktur tubuh berubah/hilang C. Intervensi Keperawatan No 1.



Dx keperawatan



Tujuan dan Kriteria Hasil



Intervensi



(SDKI)



(SLKI)



(SIKI)



Nyeri



akut



Setelah dilakukan intervensi



berhubungan dengan



keperawatan selama 1x24



agen pencedera fisik



jam



ditandai



tingkat nyeri menurun



dengan



tampak meringis



maka



diharapkan



Kriteria hasil: - Skala



nyeri mampu



mengontrol



nyeri manajemen



nyeri non farmakologi -



Klien



mampu



menyatakan



nyaman



setelah nyeri berkurang



2.



Gangguan kulit



intregitas



berhubungan



Setelah dilakukan tindakan keperawatan



dengan faktor mekanis



selama 3 x 24 jam



(



diharapkan Integritas



penekanan



kanker)



massa



kulit pasien membaik Kriteria hasil: - Tidak



ada tanda –



tanda infeksi 33



karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, - Identifikasi



Klien dengan



- Identifikasi lokasi,



intensitas nyeri



berkurang -



Manajemen nyeri



-



respon nyeri non



verbal - Berikan analgesik sesuai terapi - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri



Perawatan luka - Monnitor karakteristik luka (mis. Drainase, warna, ukuran, bau) - Monitor tandatanda infeksi - Pertahankan teknik steril saat melakukan



perawatan luka



-Menunjukan proses



-



Ajarkan prosedur



penyembuhan



perawatan luka



luka



secara mandiri



Pasien menunjukan pemahaman dalam perawatan luka 3.



Gangguan citra tubuh



Setelah dilakukan



berhubungan dengan



tindakan keperawatan



perubahan



selama 2x24 jam



struktur/bentuk tubuh



diharapkan pasien



ditandai



mampu beradaptasi



dengan



fungsi / struktur tubuh



dengan perubahan



berubah/hilang



tubuhnya Dengan



Promosi citra tubuh dan koping -



kemampuan yang dimiliki -



Body image positif Mampu



terhadap diri sendiri -



-



Mampu menerima keadaannya



-



Koping keluarga adekuat



34



Anjurkan keluarga ter;ibat untuk



mengidentifikasi kekuatan personal



Monitor frekuensi pernyataan kritik



kriteria hasil : -



Identifikasi



memotivasi pasien -



Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya



D. Catatan Perkembangan



Hari



/tgl



jam Rabu 05/01/2022 09.00



Implementasi



Evaluasi



TTD



Keperawatan Do : - klien terlihat



Manajemen nyeri



meringis



- Identifikasi lokasi,



menahan



nyeri



karakteristik, durasi,



Ds:



frekuensi, kualitas,



-klien



mengatakan nyeri di



intensitas nyeri



dada



- Identifikasi - respon nyeri non verbal - Berikan analgesik sesuai



kiri



belum



berkurang -



P:



nyeri



akibat



terapi (memberikan



benjolan



ketorolac 1 amp sesuai



didada kiri



anjuran dokter )



-



- Ajarkan teknik



Q:



nyeri



seperti



nonfarmakologis untuk



ditusuk-



mengurangi nyeri ( mengajarkan teknik nafas dalam)



tusuk -



R:nyeri terasa diarea dada sampai kelengan tangan kiri



-



S:



skala



nyeri 6 -



T:nyeri berlangsung terus menerus



35



Desty



Do:



klien



tampak



berhati-hati



saat



bergerak memiringkan tubuhnya Ds:



-



klien



mengatakan



dapat



melakukannya -klien



mengatakan



merasa lebih nyaman namun



tidak



mengurangi nyeri Rabu 05/01/2022 10.30



-



Ds:



Perawatan luka



- Monnitor karakteristik luka (mis. Drainase,



senang



-luka klien terlihat



infeksi - Pertahankan teknik steril saat melakukan



bersih -panjang luka ±15cm -lebar luka : ±10cm



perawatan luka



perawatan



merasa Ds :



- Monitor tanda- tanda



Ajarkan



mengatakan



lukanya dibersikan



warna, ukuran, bau)



-



-klien



Richi



prosedur luka



secara



mandiri Rabu 05/01/2022 12.30



-



Ds:



Promosi citra tubuh dan koping



- Identifikasi kemampuan yang dimiliki - Monitor frekuensi 36



Richi & Desty



-klien



mengatakan



masih



belum



menerima



pernyataan kritik terhadap diri sendiri - Anjurkan keluarga terlibat untuk memotivasi pasien -



Diskusikan



keadaannya Ds: -klien



mengatakan



perubahan bersyukur



masih



diberikan



nafas



tubuh dan fungsinya



sampai saat ini -klien



mengatakan



bersyukur



keluarga



masih



mau



mendampingi di RS



Hari



/tgl



jam



Implementasi



Evaluasi



TTD



Keperawatan



Kamis 06/01/202 2 09.00



Do : - klien terlihat



Manajemen nyeri



meringis



- Identifikasi lokasi,



menahan



nyeri



karakteristik, durasi,



Ds:



frekuensi, kualitas,



-klien



intensitas nyeri



mengatakan



nyeri di dada kiri



- Identifikasi - respon nyeri non verbal - Berikan analgesik sesuai



belum berkurang -



P:



nyeri



akibat



terapi (memberikan



benjolan



ketorolac 1 amp sesuai



didada kiri



anjuran dokter )



-



- Ajarkan teknik



Q:



nyeri



seperti



nonfarmakologis untuk



ditusuk-



mengurangi nyeri ( mengajarkan teknik nafas dalam)



tusuk -



R:nyeri terasa diarea dada sampai



37



Richi



kelengan tangan kiri -



S:



skala



nyeri 5 -



T:nyeri berlangsung terus menerus



Do:



klien



tampak



berhati-hati



saat



menggerakan tubuhnya Ds: - klien mengatakan dapat melakukannya -klien



mengatakan



merasa lebih nyaman namun



tidak



mengurangi nyeri



Kamis 06/01/202 2



Ds:



Perawatan luka -



-klien



Monnitor karakteristik luka



10.00



(mis. Drainase, warna, ukuran, bau) -



Monitor tanda-



mengatakan



merasa senang dan tenang



lukanya



dibersikan Ds : -luka klien terlihat



tanda infeksi -



Desty



Pertahankan teknik steril saat



bersih -panjang luka ±15cm -lebar luka : ±10cm



melakukan perawatan luka 38



-



Ajarkan



prosedur



perawatan



luka



secara mandiri Kamis 06/01/202 2 13.30



Ds:



Promosi citra tubuh dan koping - Identifikasi kemampuan yang dimiliki



mengatakan



sudah



mulai



menerima seiring



berjalannya waktu



pernyataan kritik terhadap diri sendiri



Ds:



- Anjurkan keluarga



-klien



terlibat untuk



mengatakan



bersyukur



memotivasi pasien Diskusikan



-klien



keadaannya



- Monitor frekuensi



-



Richi



masih



diberikan hidup yang



perubahan baik



tubuh dan fungsinya



- -klien mengatakan bersyukur



keluarga



masih



mau



mendampingi di RS



Hari



/tgl



jam Jumat 07/01/2022 08.30



Implementasi



Evaluasi



TTD



Keperawatan Do : - klien terlihat



Manajemen nyeri



meringis



- Identifikasi lokasi,



menahan



nyeri



karakteristik, durasi,



Ds:



frekuensi, kualitas,



-klien



mengatakan nyeri di



intensitas nyeri



dada



- Identifikasi - respon nyeri non verbal - Berikan analgesik sesuai 39



kiri



belum



berkurang -



P:



nyeri



Richi



terapi (memberikan



akibat



ketorolac 1 amp sesuai



benjolan



anjuran dokter )



didada kiri



- Ajarkan teknik



-



nonfarmakologis untuk



Q:



nyeri



seperti



mengurangi nyeri



ditusuk-



( mengajarkan teknik nafas



tusuk



dalam)



-



R:nyeri terasa diarea dada sampai kelengan tangan kiri



-



S:



skala



nyeri 4 -



T:nyeri berlangsung terus menerus



Do:



klien



tampak



berhati-hati



saat



bergerak memiringkan tubuhnya Ds:



-



klien



mengatakan



dapat



melakukannya -klien



mengatakan



merasa lebih nyaman sedikit 40



mengurangi



nyeri Jumat 06/01/2022 10.00



Ds:



Perawatan luka - Monnitor karakteristik luka (mis. Drainase,



senang



-luka klien terlihat



infeksi - Pertahankan teknik steril saat melakukan



bersih -panjang luka ±15cm -lebar luka : ±10cm



perawatan luka



perawatan



merasa Ds :



- Monitor tanda- tanda



Ajarkan



mengatakan



lukanya dibersikan



warna, ukuran, bau)



-



-klien



Richi



prosedur luka



secara



mandiri Jumat 06/01/2022 12.30



Ds:



Promosi citra tubuh dan koping - Identifikasi kemampuan yang dimiliki - Monitor frekuensi terhadap diri sendiri - Anjurkan keluarga terlibat untuk memotivasi pasien Diskusikan



-klien



mengatakan



sudah



menerima



keadaannya Ds:



pernyataan kritik



-



Desty



-klien



mengatakan



bersyukur



masih



diberikan kesempatan



untuk



perubahan hidup



tubuh dan fungsinya



-klien



mengatakan



bersyukur masih



keluarga mau



mendampingi di RS



41



E. Evaluasi Hari/tgl Rabu



No Dx I



Evaluasi S: klien mengatakan nyeri didada kiri belum berkurang



05/01/202



P: nyeri akibat post op dipayudara sebelah kiri



2



Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk R: nyeri terasa diarea dada sampai kelengan tangan kiri S: skala nyeri 6 T: nyeri berlangsung terus menerus O: -klien terlihat meringis menahan nyeri -klien terlihat berhati-hati saat bergerak terutama saat menggerakan tubuhnya A: masalah nyeri belum teratasi P: lanjutkan intervensi II



S: O: -terdapat luka post op MRM pada payudara kiri A: masalah gangguan integritas kulit belum teratasi P: lanjutkan intervensi



III



S: klien mengatakan belum bisa sekarang 42



menerima keadaannya



O: klien tampak tidak terlalu banyak berbicara A: masalah gangguan citra tubuh belum teratasi P: lanjutkan intevensi Kamis



I



S: klien mengatakan nyeri didada kiri belum berkurang



06/01/202



P: nyeri akibat post op dipayudara sebelah kiri



2



Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk R:nyeri terasa diarea dada sampai kelengan tangan kiri S: skala nyeri 5 T: nyeri berlangsung terus menerus O: -klien terlihat meringis menahan nyeri -klien terlihat berhati-hati saat bergerak terutama saat menggerakan tubuhnya A: masalah nyeri belum teratasi P: lanjutkan intervensi II



S: O: -terdapat luka post op MRM pada payudara kiri A: masalah gangguan integritas kulit belum teratasi P: lanjutkan intervensi



III



S: klien mengatakan seiring berjalannya waktu ia harus menerima keadaannya dan tidak perlu malu O: klien tampak senang ketika diajak bicara A: masalah gangguan citra tubuh teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan



Jumat



I



S: klien mengatakan nyeri didada kiri belum berkurang



07/01/202



P: nyeri akibat post op dipayudara sebelah kiri



2



Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk R: nyeri terasa diarea dada sampai kelengan tangan kiri S: skala nyeri 4 T: nyeri berlangsung terus menerus 43



O: -klien terlihat meringis menahan nyeri -klien terlihat berhati-hati saat bergerak terutama saat menggerakan tubuhnya A: masalah nyeri belum teratasi P: lanjutkan intervensi II



S: -klien tampak senang dan tenang saat luka dibersihkan O: -terdapat luka post op MRM pada payudara kiri A: masalah gangguan integritas kulit belum teratasi P: lanjutkan intervensi



III



S: klien mengatakan ia menerima keadaannya dan tidak perlu malu O: klien tampak senang ketika diajak bicara A: masalah gangguan citra tubuh teratasi P: intervensi dihentikan



44



BAB IV PEMBAHASAN Asuhan keperawatan pada pasien (Ny.G) ddengan diagnosa medis Carsinoma nmammae di ruang Dahlia RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru terhitung dari tanggal 05 Januari 2022 sampai 08 Januari 2022. Dalam pembahasan ini penulis akan mebahas mengenai kesenjangan anatara teori dan kenyataan yang diperoleh sebagai hasil pelaksanaan studi kasus. Dignosa kemungkinan muncul menurut teori Nurarif (2015) ada 10 (sepuluh) diagnosa keperawatan pada pasien Carsinoma mammae, yaitu: Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas dinidng dada, hambatan upaya nafas (misalny nyeri saat bernafas) (D.0005), nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologi (D.0077), defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien ke jaringan (D.0019), gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (penekanan massa kanker) (D.0139), gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054), gangguan cinta tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh (D.0083), ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian (D.0080), gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur (D.0055), defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0111) resiko infeksi berhubugan dengan faktor resiko tindakan invasif (D.0142). Dari 10 (sepuluh) diagnosa keperawatan yang sesuai dengan teori, pada pasien 1 (Ny.S) terdapat 4 (empat) diagnosa keperawatan yang muncul, yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologi (D.0077), gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (penekanan massa kanker) (D.0139),



gangguan cinta tubuh berhubungan dengan perubahan 45



struktur/bentuk tubuh (D.0083). Berikut uraian dari masing-masing diagnosa yang muncul pada kedua pasien dalam studi kasus ini, sebagai berikut:



a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologi (D.0077) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik dibuktikan dengan tampak meringis yaitu yang dilakukan perencanaan adalah lakukan



pengkajian



nyeri,



komprehensif



yang



meliputi



lokasi,



karekteristik, durasi, frekuensi, intensitas dan faktor penyebab. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan terutama pada mereka yang dapat berkomunikasi secara efektif, pastikan perawatan analgesic bagi klien dilakukan pemantauan dengan ketat, gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui nyeri dan sampaikan penerimaan nyeri klien, bagi pengetahuan tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri dirasakan, dan intensitas nyeri, dorong klien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri dengan tepat, dan anjurkan klien menggunakan obat-obat penurun nyeri. b. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (penekanan massa kanker) (D.0139) Gangguan



integritas



kulit



merupakan



kerusakan



pada



kulit/jaringan, biasanya pada penyakit Carsinoma mammae masalah ini lazim muncul akibat adanya ulkus atau tindakan pengonatan yang dilakukan. Tanda dan gejala yang muncul berupa adanya keursakan jaringan dan/lapisan kulit, nyeri luka, perdarahan, hematoma dan kemerahan (SDKI,2015). Pada saat pengkajian ditemukan data pada pasien (Ny.G) berupa luka pada area dada sebelah kiri karen post oprasi MRM (Mastektomi Radikal Modifikasi) dengan panjang luka ±10 cm



lebar ±15 cm,



sehingga penulis harus menegakkan diagnosa ini kedalam prioritas 46



kedua setelah nyeri akut Menurut NIC (2015) tujuan dari masalah gangguan integritas kulit, yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam diharapkan Integritas kulit pasien membaik dengan kriteria hasil: tidak ada tanda-tanda infeki, menunjukan proses penyembuhan luka dan pasien menunjukan pemahaman dalam perawatan luka. Menurut SIKI (2018) terdapat beebrapa tindakan keperawatan yang dapat dilakukan, yaitu monnitor karakteristik luka (mis. drainase, warna, ukuran, bau), monitor tanda-tanda infeksi, pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka dan ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri. Jadi, berdasarkan hasil evaluasi keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis masalah keperawatan gangguan integritas kulit/jaringan pada pasien (Ny.G) teratasi sebagian. C. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh (D.0083) Gangguan citra tubuh merupakan persepsi mengenai penampilan, struktur dan fungsi tubuh karena trauma atau karena efek samping pengobatan. Pada pasien Carsinoma mammae hal ini lazim terjadi karena ketidak mampuan pasien dalam menerima keadaannya, tanda dan gejala yang muncul berupa mengucapkan kecacatan, mengungkapkan perasaan negatif dari perubahan tubunya, kehilangan bagian tubuh, fungsi struktur tubuh berubah, fokus berlebihan pada perubahan tubuh (SDKI,2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oetami,dkk (2014) perubahan fisik yang ditemukan berupa kerontokan rambut akibat kemotrapi, penurunan berat badan yang drastis akibat kurang nutrisi, gangguan integritas kulit akibat terapi radiasi, nyeri pada massa yang membesar, perubahan bentuk payudara akibat dari pertumbuhan massa kanker atau efek dari mastektomi. Pada saat pengkajian data yang ditemukan pada pasien (Ny.G), yaitu pasien mengatakan tidak nyaman dengan perubahan kondisi tubuhnya apalagi setelah melakukan operasi, pasien mengatakan tidak menyangka sekarang hanya memiliki satu payudara dan mengatakan bahwa dirinya telah cacat, sehingga penulis mengangkat diagnosa ini 47



menjadi prioritas empat setelah nyeri kronis, gangguan intergritas kulit dan ansietas. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan selama 4x24 jam yaitu mendiskusikan kemampuan positif yang pasien miliki, melihat apakah masih ada kritikan diri yang pasien katakan, meminta kelurga pasien untuk memotivasi pasien, mendiskusikan mengenai manfaat pengobatan yng pasien jalani. Adapun hasil dari tindakan keperawatan gangguan imobilisasi pada pasien (Ny.G ) pada hari rabu 05 Januari dan kamis 06 Januari yaitu pasien mengatakan telah menerima keadaannya, mampu mengidentifikasi hal positif yang pasien miliki dan koping kelurga adekuat. Jadi, berdasarkan hasil evaluasi keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis masalah gangguan citra tubuh pada pasien (Ny.G ) telah teratasi karena menunjukan perubahan sesuai dengan tujuan



48



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Kesimpulan Berdasarkan studi kasus dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien Carsinoma Mammae selama kurang lebih empat hari di ruang Dahlia RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengkajian yang didapat dari anamnesa pasien dengan Carsinoma mammae yang dikelola dalam studi kasus ini menunjukan adanya kesesuaian dalam teori yang telah dibuat, hasil pengkajian sesuai dengan tingkat keparahan penyakit pasien berupa data subjektif dan objektif. Pemeriksaaan fisik dilakukan dengan cara head to toe pada Ny. G ditemukan keadaaan luka post op payudara sebelah kiri 2. Diagnosa keperawatan, tidak semua diagnosa keperawatan yang ada pada teori muncul pada masing-masing pasien. Ada 3 diagnosa yang muncul 1.nyeri akut, 2. Gangguan intregitas Kulit, 3.Gangguan citra tubuh. 3. Perencanaan pada studi kasus ini pada dasarnya sesuai dengan teori, karena penulis menggunakan buku sumber yang ada dan sesuai dengan diagnosa



keperawatan



yang



didapatkan,



di



dalam



perencanaan



keperawatan memuat unsur SMART, yaitu Specific (rumusan tujuan harus jelas), Measurabel (dapat diukur), Achievable (dapat dicapai bersma pasien), Realistic (dapat dicapai dan nyata), dan Timing (harus ada target waktu). Adanya penambahan dan pengurangan dari rencana asuhan keperawatan dengan teori yang ada dikarenakan penulis berusaha untuk 49



menyesuaikan antara rencana dengan kondisi klien dan fasilitas yang tersedia. 4. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada studi kasus ini dilaksanakan selama kurang lebih 4x24 jam dan sesuai dengan intervensi yang sudah dibuat. Pada dasarnya rata-rata intervensi yang telah direncanakan dapat diimplementasikan dengan baik, penulis juga menemukan faktor penunjang yaitu respon dan tanggapan yang baik dari klien dan keluarga serta kerjasama yang baik antara penulis, dokter dan perawat yang ada di Ruang Dahlia. 5. Akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang telah dilakukan kurang lebih 4x24 jam. Pada asuhan keperawatan Ny.G didapatkan bahwa ada 3 (Tiga) masalah keperawatan yang belum teratasi yaitu, nyeri akut, dan gangguan intregitas kulit. B. Saran Diharapkan keluarga dapat memabntu pemulihan pada klien. Klien dan keluarga saling memotifasi agar klien tidak berputus asa dalam melakukan proses pengobatan dan perawatan jika sudah berada dirumah.



50



DAFTAR PUSTAKA Astuti, P., dkk. (2016). Pengaruh Teknik Relaksasi Hand Massage Terhadap Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara di Yayasan Kanker Indonesia Surabaya. Journal Ilmiah Kesehatan Volume 9 nomor 2, (221-226) Auran, K., P., isfandiarti, M., A. (2015). Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Pengobatan Kanker Payudara Di Yayasan Kanker Wisnuwardhana. Journal Promkes Volume 3 Nomor 2, (218-228) Diyono. (2013). Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Penurunan Skala Nyeri Post Operasi. https://docplayer.info/31788404-Pengaruh-teknikrelaksasi- terhadap-penurunan-skala-nyeri-post-operasi-di-rumah-sakit-droen- surakarta.html. (diakses 30 mei 2019) Boki Majapoh.A.,dkk. (2013). Pengaruh Pemberian Posisi Semi Fowler Terhadap Kestabilan Pola Nafas. Journal Keperawatan Volume 3 Nomor 1 Brest Care Indonesia. (2017). Kanker payudara. https://www21.ha.org.hk/smartpatient/EM/MediaLibraries/EM/Diseases/ Ca ncer/Breast%20Cancer/Cancer-Breast-Cancer-Indonesian.pdf? ext=.pdf. (diakses 2 Desember 2018) Dinas Kesehatan Kalimantan Timur. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015. http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVI NSI_2015/23_KALTIM_2015.pdf. (diakses 06 Desember 2018) Doenges, Marilynn, E. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman Untuk Perencanaan Keperawatan Pasien, Edisi 2. Jakarta:EGC. Dyanna, Lenny. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Mekanisme Koping Pasien Post Op Operasi Mastektomi. Journal Keperawatan volume 2 nomor 1 Hananta. (2014). Gangguan Tidur Pada Pasien Kanker Payudar di Rumah Sakit Dharmais Jakarta. Journal Dharmais Volume 13 Nomor 2, (84-94) Indotang, Farach, E., F. (2015). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Mekanisme Koping Pada Pasien Ca Mamae. Journal Keperawatan Volume 2 Nomor 4 Kementrian Kesehatan Republik indonesia. (2015). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Situasi Penyakit Kanker



51



https://www.google.com/search?q=buletin+jendela+data+dan+informasi+k esehatan+situasi+penyakit+kanker&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b- ab. (diakses 19 November 2018) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. https://drive.google.com/file/d/1Vpf3ntFMm3A78S8Xlan2MHxbQhqyMV 5i/view. (diakses 2 Desember 2018) Kusmawardani, Nunik. (2017). Penanganan Nutrisi Pada Penderita Kanker. https://media.neliti.com/media/publications/238464-penanganan-nutrisi- padapenderita-kanker-71770d9a.pdf. (diakses 30 mei 2019) Kristina. (2017). Pengaruh Kegiatan Mewarnai Pola Mandala Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Akademi Keperawatan Dirgahayu Samarinda. Journal Nurseline Volume 2 Nomor 1 Marmi. (2016). Penatalaksanaan pola nafas. http://eprints.ums.ac.id/download/52333/1/karya%20tulis%20ilmiah.pdf. (diakses 30 mei 2019) Martin, Reeder, G., Koniak. (2014). Keperawatan Maternitas, Volume 1. Jakarta:EGC. Noorhidayah. (2015). Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Kanker Payudara Pada Pasien Yang Dirawat di Ruang Kemotrapi Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Journal Citra Keperawatan Volume 3 Nomor 1, (45-56) Nurarif, Amin H., Kusuma, Hardi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Jakarta:Medication. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : PPNI Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi danTindakan Keperawatan. Jakarta : PPNI Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta : PPNI



52



DOKUMENTASI



Pengkajian awal pada Ny.G



Memberikan injeksi obat nyeri ketorolac 1 amp sesuai arahan dokter



Kondisi luka dari Ny. G panjang : ±15 cm dan lebar ±10cm



53



Melakukan Perawatan Luka Pada Ny.G



54