Sesi 8-12 DR Djoni [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Nama : Phoespha Mayangsarie Kuliah : Pelayanan Berfokus Pasien NIM : 20220309047 Pengajar : Dr Djoni Darmadjaja,SpB,MARS,FISQua



SESI 8 PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN (DISCHARGE PLANNING) Rencana yang dibuat untuk pasien sebelum dia meninggalkan RS, yang meliputi pengkajian, rencana asuhan, implementasi dan evaluasi. Discharge Planning juga suatu pendekatan interdisiplin yang disertai dengan kerjasama antar pasien dan keluarga dalam rangka rencana perawatan setelah pulang dari RS. Manfaatnya : 1. Hari rawat lebih singkat 2. Persiapan pulang lebih komperhensif 3. Latihan perawatan mandiri lebih terstruktur 4. Keluarga dapat melakukan persiapan di rumah Discharge Planning dalam standart Akreditasi RS : - Standar ARK 3 : Assessment awal termasuk menetapkan kebutuhan perencanaan pemulangan pasien Elemen Penilaian ARK.3 1. Rumah sakit menetapkan proses penyusunan perencanaan pemulangan pasien (P3), dimulai pada asesmen awal rawat inap dan menetapkan kriteria pasien yang membutuhkan P3 (R) 2. Proses P3 dan pelaksanaannya dicatat di rekam medis sesuai dengan regulasi rumah sakit (lihat AP 1,7; ARK 4). (D,W) - Standar ARK 4 : Rumah sakit menetapkan regulasi melaksanakan proses pemulangan pasien (discharge) dari rumah sakit berdasar atas kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan kesinambungan asuhan atau Tindakan Elemen Penilaian ARK.4 1. Ada regulasi tentang pemulangan pasien disertai kriteria pemulangan pasien dan pasien yang rencana pemulangannya kompleks (discharge planning) untuk kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien. (R) 2. Ada bukti pemulangan pasien sesuai dengan kriteria pemulangan pasien. (D,W) 3. Ada regulasi yang menetapkan kriteria tentang pasien yang diizinkan untuk keluar meninggalkan rumah sakit selama periode waktu tertentu. (R) 4. Ada bukti pelaksanaan tentang pasien yang diizinkan untuk keluar meninggalkan rumah sakit selama periode waktu tertentu. (D,W) Yang terlibat dalam Discharge Planning : 1. DPJP 3. Nutrisionis 2. Perawat 4. Farmasis



5. Fisioterapi 6. Case Manajer



SESI 9 ASUHAN GIZI TERINTEGRASI (INTEGRATED NUTRITIONAL CARE)



Pelayanan Makanan di Rumah Sakit



Terapi Gizi Pasien dengan resiko nutrisi (berisiko malnutrisi) menerima terapi gizi terintegrasi. Pada asesment awal di skrining untuk risiko nutrisi. Pasien dikonsultasikan ke ahli gizi untuk dilakukan asesmen lebih lanjut. Jika ditemukan resiko malnutrisi maka dibuat rencana terapi gizi dan dilaksanakan. Kemajuan dimonitor dan dicatat. DPJP, perawat, ahli gizi, dan kel pasien bekerjasama dalam konteks asuhan gizi terintegrasi. Golongan pasien dengan peningkatan dan penurunan zat gizi karena kondisi penyakitnya diantaranya : 1. Diabetes Melitus 2. Penyakit Ginjal Kronik (pre Dialisis, Dialisis, Transplantasi ) 3. Cancer 4. Jantung 5. Stroke 6. Penyakit paru obstuksi menahun 7. Bedah ( post operasi bedah digestif) 8. Penyakit saluran cerna 9. Geriatri, Psikiatri, anak, dl



SESI 10 ALUR KLINIS TERINTEGRASI (INTEGRATED CLINICAL PATHWAY)



UU NO: 44 TH 2009 TENTANG RUMAH SAKIT PASAL 36 “SETIAP RUMAH SAKIT HARUS MENYELENGGARAKAN TATA KELOLA RUMAH SAKIT DAN TATA KELOLA KLINIS YANG BAIK”



Clinical pathway Definisi : konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang dilaksanakan pada pasien mulai masuk sampai keluar rumah sakit berdasarkan standar pelayanan kedokteran, standar asuhan keperawatan, dan standar pelayanan tenaga kesehatan lainnya, yang berbasis bukti dengan hasil yang dapat diukur dan dalam jangka tertentu selama di rumah sakit Tujuan : 1. Mengurangi variasi dalam pelayanan, sehingga biaya lebih mudah diprediksi. 2. Pelayanan lebih terstandarisasi, meningkatkan kualitas pelayanan (Quality of Care) 3. Dasar penghitungan “real cost” suatu kasus. 4. Meningkatkan kualitas dari informasi yang telah dikumpulkan. 5. Diharapkan dapat mengurangi biaya dengan menurunkan length of stay, dan tetap memelihara mutu pelayanan 6. Sebagai pembanding pada CBG cost. Terutama pada kasus-kasus “high cost, high volume”



SESI 11 KETERLIBATAN PASIEN & KELUARGA DALAM PROSES ASUHAN Spektrum keterlibatan keluarga 1. 2. 3. -



Keluarga tidak terlibat sama sekali Keputusan / pilihan pasien : jika pasien menolak, keluarga pasien menolak atau tidak ada keluarga Keputusan / pilihan tenaga Kesehatan : berdasarkan pertimbangan Keluarga berpertisipasi Pasien Bersama tenaga Kesehatan meminta keterlibatan keluarga dan menerima keinginannya Keluarga membuat keputusan secara penuh Dengan persetujuan pasien : pasien mendelegasikan pembuat keputusan pada keluarga yang di tunjuk Tanpa persetujuan pasien : keputusan yang diambil tanpa diketahui pasien atau yang berlawanan dengan keinginan pasien



Model dan Unsur komunikasi 1. Pasien 2. DPJP 3. PPA 4. Staf Klinis lain 5. Penanggung jawab pasien 6. Keluarga pasien Menerapkan asuhan komunikasi yang bepusat pada pasien, menjamin bahwa pilihannya dihargai. Melibatkan keluarga dalam proses komunikasi terstruktur dengan memilih siapa yang paling bertanggung jawab atas pasien.



SESI 12 KEPEMIMPINAN KLINIS CLINICAL LEADERSHIP Kepemimpinan klinis adalah istilah untuk menggambarkan dokter sebagai pemimpin dalam pelayanan Kesehatan yang diikuti dengan visi membawa perubahan dalam kepentingan terbaik pasien. Kepemimpinan efektif mensyaratkan individu-individu untuk bertindak di atas nilai-nilai, kekuatan dan kemampuan untuk menyampaikan pelayanan dengan standar tinggi, dengan cara : 1. Menunjukan kualitas pribadi 2. Bekersa dengan orang lain 3. Mengelola layanan 4. Meningkatkn pelayanan 5. Menertapkan arah layanan 6. Keterampilan komunikasi 7. Keterampilan persuasi 8. Kredibilitas klinis