Sindrom Nefritik Akut [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SINDROM NEFRITIK AKUT



Di Susun Oleh : Kelompok III 1. 2. 3. 4. 5.



La Jasan Saputra Sugiarti Agustinus Indra Nur Hidaya A. Paskalina T. Romsumbre



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AMANAH MAKASSAR PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 2013 KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga makala ini dapat terlaksana sebagaimana mestinya, adapun pembahasan makala ini kami selaku penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam pembahasan makala ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan referensi yang menjadi kendala, untuk itu dengan besar hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makala ini selanjutnya. Sebagai penulis tentunya kami harap semoga makala ini dapat bermanfaat bagi penbaca dan pendengar dalam mengembangkan potensi diri sebagai insan akademis yang berkualitas, akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen sebagai pembimbing dalam mewujudkan makala ini.



Makassar, 06 Mei 2013



DAFTAR ISI



Halaman judul...................................................................................................... Kata Pengantar ...................................................................................................



i



Daftar isi..............................................................................................................



ii



BAB I A. Pendahuluan.................................................................................................. B. Tujuan............................................................................................................ C. Rumusan masalah..........................................................................................



1 2 2



BAB II A. B. C. D. E. F. G. H. I. J.



Pengertian ..................................................................................................... Etiologi.......................................................................................................... Patofisiologi .................................................................................................. Tanda dan Geja ............................................................................................. Manifestasi Klinis ......................................................................................... Diagnostik Keperawatan............................................................................... Penatalaksanaan Medis ................................................................................. Pengkajian...................................................................................................... Diagnosa ....................................................................................................... Intervensi ......................................................................................................



3 3 4 5 5 5 5 7 9 10



BAB III A. Kesimpulan ................................................................................................... B. Saran ............................................................................................................. Daftar Pustaka .................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN



15 15 16



A. Latar belakang Sindrom nefrotik dapat terjadi pada usia berapapun tetapi paling umum antara usia 1-1/2 dan 8 tahun. Penyakit ini lebih banyak mempengaruhi anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Beberapa istilh lain yang sering digunakan untuk sindrom nefrotik antara lain nefrotik syndrom, sindroma nefrotik, dan lain sebagainya. Seorang anak dengan sindroma nefrotik memiliki tanda-tanda ini antara lain tingginya kadar protein dalam urin, rendahnya tingkat protein dalam darah, pembengkakan akibat penumpukan garam dan air. Perlu menjadi catatan bahwa nefrotik syndrom bukanlah penyakit yang berdiri sendiri, tetapi dapat menjadi tanda pertama dari penyakit yang merusak unit penyaringan darah kecil (glomeruli) di ginjal dimana urin dibuat. Nefrotik sindrom merupakan penyakit yang berhubungan dengan ginjal, dimana kita ketahui bahwa orgna kecil yang disebut ginjal berperan dalam membersihkan darah dengan menyaring kelebihan air dan garam dan produk-produk limbah dari makanan. Ginjal yang sehat menjaga protein dalam darah, yang membantu darah menyerap air dari jaringan. Tapi ginjal dengan filter yang rusak mungkin membiarkan kebocoran protein ke urin. Akibatnya, tidak cukup protein yang tersisa di dalam darah untuk menyerap air. Air yang kemudian bergerak dari darah ke jaringan tubuh inilah yang akhirnya menyebabkan pembengkakan. Pembengkakan yang terjadi pada sindrom Nefrotik terjadi di sekitar mata, perut,dan kaki. Sangat umum terjadi pada penderita nefrotiksindrom buang air kecil lebih sering dari padda biasanya. Hal ini merupakam kelainan fisiologis yang wajar pada penderita sindrom nefrotik.



B. 1. 2. 3. 4.



Tujuan Penulisan Untuk mengetahui pegertian sindrom nefritik akut. Untuk mengetahui penyebab sindrom nefritik akut. Untuk mengetahui patofisiologi sindrom nefritik akut. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan sindrom nefritik akut.



C. 1. 2. 3. 4.



Rumusan Masalah Apa pegertian sindrom nefritik akut. Apa penyebab sindrom nefritik akut. Bagaimana patofisiologi sindrom nefritik akut. Bagaimana proses asuhan keperawatan sindrom nefritik akut.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA SINDROM NEFRITIK AKUT A. Pengertian Sindrom Nefritis Akut (SNA) adalah sekumpulan gejala-gejala yang timbul secara mendadak, terdiri atas hematuria, proteinuria, silinderuria (terutama silinder eritrosit), dengan atau tanpa disertai hipertensi, edema, gejala-gejala dari kongesti vaskuler atau gagal ginjal akut, sebagai akibat dari suatu proses peradangan yang ditimbulkan oleh reaksi imunologik pada ginjal yang secara spesifik mengenai glomeruli. Penyakit ini paling sering diakibatkan oleh glomerulonefritis akut pasca streptokokus, oleh karena itu istilah sindrom nefritis akut sering disamakan dengan glomerulonefritis akut. B. Etiologi Sebab yang pasti belum diketahui: akhir-akhir ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Jadi merupakan suatu reaksi antigen-antibodi. Umumnya para ahli membagi etiologinya menjadi: 1. Sindrom Nefrotik Bawaan Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal, resisten terhadap semua pengobatan. Gejalanya adalah edema pada masa neonatus.



2. Sindrom Nefrotik Sekunder Disebabkan oleh: a) Malaria kuartana atau parasit lain b) Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus diseminata, purpura anafilaktoid c) Glomerulonefritis akut atau glomerulonefritis kronis, trombisis vena renalis d) Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, sengatan lebah, racun oak, air raksa e) Amiloidosis, penyakit sel sakit, hiperprolinemia, nefritis membranoproliferatif hipokonplementemik



C. Patofisiologi Kondisi dari sindrom nefrotik adalah hilangnya plasma protein, terutama albumin ke dalam urine. Meskipun hati mampu meningkatkan albumin, namun organ ini tidak mampu untuk terus mempertahankannya jika albumin terus-menerus hilang melalui ginjal sehingga terjadi hipoalbuminemia. Terjadinya penurunan tekanan onkotik menyebabkan edema generalisata akibat cairan yang berpindah dari system vaskuler ke dalam ruang cairan ekstraseluler. Penurunan sirkulasi volume darah mengaktifkan sisten rennin-angiotensi menyebabkan retensi natrium dan edema lebih lanjut. Manifestasi dari hilangnya protein dalam serum akan menstimulasi sintesis lipoprotein di hati dan terjadi peningkatan kosentrasi lemak dalam darah (hiperlipidemia).



Sindrom nefrotik dapat terjad di hampir setiap penyakit renal instrinsik atau sistemik yang mempengaruhi glomerulus. Namun secara umum penyakit ini dianggap menyerang anak-anak, namun sindrom nefrotik juga terjadi pada orang dewasatermasuk lansia. Penyebab sindrom nefrotik mencakup glomerulonefritis kronis, diabetes militus disertai glomerulosklerosis interkapiler, amiloidosis ginjal, penyakit lupus erythematosus sistemik dan thrombosis vena renal. Respon perubahan patologis pada glomerulus secara fungsional akan memberikan berbagai masalah keperawatan pada pasien yang mengalami glomerulus progresif cepat. D. Tanda dan Gejala Sindrom nefrotik adalah suatu kumpulan gejala klinis, meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Edema (bengkak) 2. Pada urin terdapat protein (proteinuria)



3. Albumin yang rendah dalam darah (hipoalbuminemia) 4. Kadar lemak yang tinggi dalam darah (hiperlipidemia)



E. Manifestasi Klinis Manifestasi sindrom nefrotik adalah edema. Edema biasanya lunak dan cekung bila ditekan (piting), dan umumnya ditemukan disekitar mata (periorbital), pada area ekstremitas (sacrum, tumit dan tangan), dan pada abdomen (acites). Gejala lain seperti malaise, sakit kepala, irritabilitas dan keletihan umumnya terjadi. F. Diagnostik Keperawatan Urinalisis di dapatkan hematuria secara mikroskopik, proteinuria, terutama albumin. Keadaan ini terjadi akibat meningkatkan permeabilitas membrane glomerulus.



G. Penatalaksanaan Medis Tujuan terapi adalah mencegalanjut terjadinya kerusakan ginjal lebih dan menurunkanh risiko komplikasi. Untuk mencapai tujuan terapi, maka penatalaksanaan tersebut meliputi hal-hal berikut : 1. 2. 3. 4. 5.



Tira baring. Diuretic. Adenokortikosteroid, golongan prednisone. Diet rendah natrium tinggi protein. Terapi cairan. Jika klien di rawat di rumah sakit, maka inatake dan output di ukur secara cermat dan di catat. Cairan di berikan untuk mengatasi kekurangn cairan dan berat badan harian.



KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN SINDROM NEFRITIK AKUT



A. Pengkajian Kelihan utama yang sering di keluhkan wajah atau kaki. Pada pengkajian riwayat kesehatan sekarang, perawat menanyakan ahal berikut : 1. Kaji berapa lama keluhan adanya perubahan urine output. 2. Kaji onset keluhan bengkak pada wajah atau kaki, apakah disertai dengan adanya keluhan pusing dan cepat lelah. 3. Kaji adanya anoreksia pada klien. 4. Kaji adanya keluhan sakit kepalah dan malaise. Pada pengkajian Riwayat kesehatan dahulu perawat perlu mengkaji apakah pasien perna menderita penyakit edema, apaka ada riwayat dirawat dengan penyakit diabetes mellitus dan penyakit hipertensi pada masa sebelumnya. Penting dikaji riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat dan dokumentasikan. Pada pengkajia Psikososiokultural adanya kelemahan fisik, wajah dan kaki yang bengkak akan memberikan dampak rasa cemas dan koping yang maladaftif pada pasien. Pemeriksaan fisik Keadaan umum klien lemah dan terlihat saki berat dengan tingkat kesadaran biasanya composmentis. Pada TTV sering tidak didapatkan adanya perubahan. B1 (Breatihing). Biasanya tidak didapatkan adanya gangguan pola nafas dan jalan nafas walau secara frekuensi mengalami peningkatan terutama pada fase akut. Pada fase lanjut di dapatkan adanya gangguan pola nafas dan jalan nafas yang merupakan respons edema pilmonerdan efusi fleura.



B2 (Blood ). Sering ditemukan penurunan cura jantung respons sekunder dari peningkatan beban volume. B3 (Branin). Didapatkan adanya edema wajah terutama periorbital, seklera tidak ikteri status neurologi mengalami perubahan sesuai dengan tingkat paranya azotemia pada sistemsaraf pusat. B4 (Bladder). Perubahan warna urine output seperti warna urune warnanya kola. B5 (Bowel). Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia sehingga sering didapatkan penurunan intake nutrisi kurang dari kebutuhan. Didapatkan asites pada abdomen. B6 (Bone). Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum, efek sekunder dari edema tungkai dari keletihan fisik secara umum.



B. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan volume cairan : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan akumulasi cairan pada jaringan tubuh. 2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang menurun, cairan overload. 3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema, penurunan pertahanan tubuh. 4. Perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan. 5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan 6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan.



C. Intervensi Keperawatan



No 1.



Diagnose Gangguan volume cairan : lebih dari kebutuhan tubuh b.d akumulasi cairan pada jaringan tubuh.



Rencana Tindakan Keperawata Intervensi R  Perlu untuk men Gejala akumulasi cairan 1. Kaji intake dan output cairan. kebutuhan pengg tidak terjadi dengan penurunan resiko kriteria hasil :  Untuk mengkaji 2. Timbang berat badan setiap hari. Tidak ada edema. 3. Kaji perubahan edema :  Untuk mengkaji  Ukur lingkar lingkar abdomen  Memonitor edema di sekitar mata dan daerah edema lainnya  Catat adanya pitting jika ada.  Catat warna dan texture dari kulit. Tujuan



4. Pantau infus intra vena



5. Berikan kortikosteroid sesuai ketentuan.  Untuk mempert 6. Kolaborasi pemberian diuretik jika yang diresepkan. di instruksika.  Untuk menguran dalam urine.  Untuk menguran Tidak menunjukkan 1. Lindungi anak dari orang yang  Untuk meminim adanya bukti infeksi terkena infeksi organisme infekt Kriteria hasil : 2. Gunakan teknik mencuci tangan  Untuk memutus Tanda-tanda infeksi yang baik penyebaran infek tidak ada. 3. Jaga agar anak tetap hangat dan  Karena kerentan Anak dan keluarga akan kering pernapasan menggunakan kegiatan- 4. Monitor suhu  Rasional : Dete kegiatan yang 5. Ajari orang tua tentang tanda dan Memberi penge meningkatkan kesehatan gejala infeksi tanda dan gejala



2.



Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang  menurun, cairan overload. 



3.



Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema, penurunan  pertahanan tubuh. 



Kulit anak tidak menunjukkan adanya kerusakan integritas :kemerahan atau irritasi. Kriteria hasil : Mempertahankan kulit utuh. Menunjukkan perilaku untuk mencegah kerusakan kulit.



Perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan



Klien mendapatkan nutrisi yang optimal Kriteria hasil : Porsi makan di habiskan.2. Batasi natrium selama edema dan terapi kortokosteroid



4.



1. Berikan perawatan kulit



 



2. Bersihkan dan bedaki permukaan kulit beberapa kali sehari 3. Ubah posisi dengan sering  ;pertahankan kesejajaran tubuh dengan baik 4. Gunakan penghilang tekanan atau matras tempat tidur penurun tekanan sesuai kebutuhan 1. Beri diet yang bergizi 



 3. Beri lingkungan yang menyenangkan, bersih, dan rileks pada saat makan



Memberikan ke dan mencegah ke Untuk mencega pada kulit karena tenun Karena anak den selalu letargis, m saja Untuk mencega



Membantu pem dan meningkatka anak Asupan natrium edema dan usus hilangnya nafsu Agar anak lebih makan



5.



6.



Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan



Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan



4. Beri makan special dan disukai  anak 5. Beri makanan dengan cara  menarik Agar dapat 1. Gali masalah dan perasaan  mengekspresikan mengenai penampilan. perasaan dan masalah 2. Tunjukkan aspek positif dari  dengan mengikuti penampilan dann bukti penurunan aktivitas yang sesuai edema. dengan minat dan 3. Dorong sosialisasi dengan  kemapuan anak. individu tanpa infeksi aktif. Kriteria hasil : 4. Beri umpan balik positif.  Klien tidak malu dengan bentuk/penamilan yang di alaminya. Anak dapat melakukan 1. Pertahankan tirah baring awal bila aktivitas sesuai dengan terjadi edema hebat. kemampuan dan 2. Rencanakan dan berikan aktivitas mendapatkan istirahat tenang. dan tidur yang adekuat 3. Instruksikan istirahat bila anak Kriteria hasil : mulai merasa lelah  Klien bias beraktifitas 4. Berikan periode istirahat tanpa  sepertia sediakala. gangguan.



Untuk mendoro makan Untuk merangsa



Untuk memudah



Meningkatkan h mendorong pene kondisinya. Agar anak tidak terisolasi. Agar anak mera



Tirah baring yan gravitasi dapat m Aktivitas yang t penggunaan ener menyebabkan ke Meng dekuatkan Anak dapat men istirahatnya.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sindrom nefrotik merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan adanya edema. Kadang-kadang disertai hematuri, hipertensi dan menurunnya kecepatan filtrasi glomerulus. Sebab pasti belum jelas, dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Secara umum etiologi dibagi menjadi sindrom nefrotik



bawaan, sekunder, idiopatik dan sklerosis glomerulus. Penyakit ini biasanya timbul pada 2/100.000 anak setiap tahun. Primer terjadi pada anak pra sekolah dan anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sangat penting karena pada pasien sindrom nefrotik sering timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan manusia. Perawat diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai. Fokus asuhan keperawatan adalah mengidentifikasi masalah yang timbul, merumuskan diagnosa keperawatan, membuat rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan yang telah diberikan apakah sudah diatasi atau belum atau perlu modifikasi.



B. Saran Kami dari kelompok 3 menyarankan kepada teman-teman selaku pembaca atau pendengar untuk lebih banyak menggali dan mengkaji masalah “Sindrom Nefritik Akut” karena dalam pembahasan makalah ini kami merujuk pada refrensi yang kurang memadai. Untuk itu perlu banyak kesadaran dan motivasi untuk mengkaji hal tersebut.



Daftar Pustaka



Muttaqin A, Sari Kumala, 2012, Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan, Penerbit Salemba Medika, Jakarta. Nugroho T, 2011, Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit Dalam, Nuha Medika,Yogyakarta