14 0 165 KB
PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA UPTD PUSKESMAS TAHUNAN
KEPALA PUSKESMAS TAHUNAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TAHUNAN NOMOR …/.../…/…/2019 TENTANG PANDUAN PENGUKURAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI UPTD PUSKESMAS TAHUNAN KEPALA UPTD PUSKESMAS TAHUNAN, Menimbang
: a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Tahunan, diperlukan suatu proses pelayanan yang professional, cepat dan tepat serta sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku; b. bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, perlu diterbitkan Keputusan Kepala Puskesmas Tentang Panduan Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien di UPTD Puskesmas Tahunan;
Menginga t
: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 .
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983 Tahun 1992 tentang Pedoman OrganisasiRumahSakit Umum Daerah; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran; PeraturanMenteriKesehatanRepublikIndonesiaNomor11 Tahun 2017 tentangKeselamatan Pasien; PeraturanMenteriKesehatanRepublikIndonesiaNomor34 1 Tahun 2017 tentangAkreditasi Rumah Sakit; Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 1994; Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP), KomiteKeselamatanPasienRumahSakit(KKPRS)Tahun 2015; PanduanNasionalKeselamatanPasienRumahSakit(Patien t Safety), Depertemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2008;
11 .
PetunjukPelaksanaanIndikatorMutu PelayananRumah Sakit, WHO-Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2001;
MEMUTUSKAN: Menetapkan
KESATU KEDUA
KETIGA
: KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUMDAERAH TOBELOTENTANGPANDUAN PENGUKURAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUMDAERAH TOBELO : Panduan Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Umum DaerahTobelo sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini. : Panduan Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo ini harus dibahas sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di pada tanggal
Tobelo 11 Juni 2019
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TOBELO, KABUPATEN HALMAHERA UTARA, IRWANTO TANDAAN
2
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TOBELO NOMOR 445/237/KEP DRSUD/IX/2019 TENTANG PANDUAN PENGUKURAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI
RUMAH TOBELO
SAKIT
UMUMDAERAH
BAB I DEFINISI A.Budaya Keselamatan Pasien Penerapan budaya keselamatanpasienyangadekuat akan menghasilkan pelayanan kesehatanyang bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu tidak cukup dinilai darikelengkapan teknologi, sarana prasarana yang canggih dan petugas kesehatan yang profesional, namun juga ditinjau dari proses dan hasil pelayanan yang diberikan (Ilyas, 2009). Budayakeselamatanyangbaikdapatmemperkecil insidenyang berhubungan dengan keselamatan pasien. PenelitianHarvard School ofPublic Health (HSPH)(2011) menyebutkan bahwa dari seluruh dunia 43 juta orang dirugikan setiap tahun akibat perawatanyang tidak aman.Sekitar 70% dari pasien yang mengalami kesalahan medis menderita cacat ringan atau sementara, 7% pasien cacat permanen dan 13,6% kasus berakibat fatal (Collinson, Throne,Dee, MacIntyre, & Pidgeon, 2013). Menurut Blegen (2006) dalam Hamdani (2007), budaya keselamatan pasienadalahpersepsiyangdibagikan diantaraanggota organisasiditujukan untukmelindungi pasiendarikesalahantatalaksanamaupuncideraakibat intervensi. Persepsi ini meliputi kumpulan norma, standar profesi, kebijakan, komunikasi dan tanggung jawab dalam keselamatanpasien. Budaya ini kemudianmempengaruhikeyakinan dantindakanindividudalammemberikan pelayanan. Budaya keselamatan pasien merupakan bagian penting dalam keseluruhan budaya organisasi yang diperlukan dalam institusi kesehatan. Budaya keselamatan didefinisikan sebagai seperangkatkeyakinan, norma, perilaku,perandan prakteksocialmaupunteknisdalammeminimalkanpajanan yang membahayakan atau mencelakakan karyawan, manajemen, pasien, atau anggota masyakat lainnya. Menurut Fleming (2006) dalam Hamdani (2007), budaya keselamatan pasien merupakan suatu hal yang penting karena membangun budaya keselamatan pasien merupakan suatu cara untuk membangun program keselamatan pasien secara keseluruhan, karena apabila kita lebih focuspada budaya keselamatan pasien maka akan lebih menghasilkan keselamatan yang lebih apabila dibandingkan hanya dengan memfokuskan programnya saja. Konsep budaya keselamatan berasal dari luar pelayanan kesehatan.Rumah sakitmerupakan organisasiyangkompleksdanberisikoterjadicedera padapasien,pengunjungmaupun 3 stafmakaorganisasirumahsakitperlu menjagakomitmenterhadap keselamatandisemuatingkat,mulaidarifrontline, PPA, staf klinis hingga manajer dan eksekutif. B.Komponen Budaya Keselamatan Pasien Menurut Reason (1997) dalam Hamdani (2007) budaya keselamatan terdiri dari empat komponen (subculture) yaitu :
1.Informed Culture. Budayadimana pihak yang mengatur dan mengoperasikan system memiliki pengetahuan terkini tentang factor-faktor yang menjelaskan keselamatan dalam suatu system 2.Reporting culture. Budaya dimana anggota di dalamnya siap untukmelaporkankesalahanataunearmiss.Padabudayaini organisasidapat belajardaripengalamansebelumnya.Konsekuensinya makinbaikreporting culture maka laporan kejadian akan semakin meningkat 3.Just culture.Budayamembawaatmosfertrustsehinggaanggotabersediadan memilikimotivasiuntukmemberikan data dan informasiserta sensitive terhadap perilaku yang dapat diterimadan tidak dapat diterima. Termasukdi dalamnyalingkungannonpunitive (no blame culture)bilastafmelakukan kesalahan. Penting bagi setiap level di organisasi untuk bersikap jujur dan terbuka. 4.Learningculture.Budayadimanasetiapanggotamampudanbersediauntu kmenggalipengetahuandaripengalamandandatayang diperolehserta kesediaanuntukmengimplementasikanperubahan danperbaikanyang berkesinambungan(continuousimprovement).Learningculture merupakan budaya belajar dari insiden dan near miss. C.Perilaku/Hal-hal yang mempengaruhi Budaya Keselamatan Pasien Perilakuperilakudirumahsakityangtidakmendukungbudayakeselamatan adalah :
pasien
1.Perilaku yg tidaklayak (Inappropriate), seperti kata-2 atau bahasa tubuh yang merendahkan atau menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengumpat, memaki 2.
Perilakuygmengganggu(disruptive)a.l.perilakutidaklayakygdilakukan secara berulang, bentuk tindakan verbal atau non verbal yg membahayakan atau mengintimidasi staf lain, komentar sembrono didepan pasien yg berdampak menurunkan kredibilitas staf klinis lain, melarang perawat utk membuat laporan tentang KTD,memarahi staf klinis lainnyadidepan pasien, kemarahanygditunjukkandenganmelemparalatbedah dikamaroperasi, membuang rekam medis diruang rawat, dll
3.Perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras,agama, sukutermasuk gender 4.Pelecehan Seksual Hal-hal penting untuk menuju budaya keselamatan pasien : 1.Stafrumahsakitmengetahuibahwakegiatanoperasional RSberisikotinggi dan bertekad untuk melaksanakan tugas dengan konsisten dan aman. 2. Regulasi dan lingkungan kerja4 mendorong staf tidak takut mendapat hukuman bilamembuatlaporantentangkejadiantidakdiharapkan dan kejadian nyaris cedera 3.Direktur rumah sakit mendorong tim keselamatan pasien melaporkan insiden keselamatan pasien ke tingkat nasional sesuai peraturan perundang- undangan. 4.Mendorong adanya kolaborasi antar staf klinis dengan pimpinan untukmencari penyelesaian masalah keselamatan pasien.
5.Komitmen organisasi menyediakan sumber daya, seperti staf, pelatihan, metode pelaporan yang aman, dan sebagainya untuk menangani masalah keselamatan.
D.Tujuan 1.Umum MenjadipanduandalampengukuranbudayakeselamatanpasiendiRSU D Tobelo 2.Khusus a.Terlaksananya RSUD Tobelo
pengukuran
budaya
keselamatan
pasien
di
b.Tergalinya permasalahan terkait budaya keselamatan pasien di RSUD Tobelo c. Terwujudnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat d.Terlaksananya pelaporan insiden dan belajar dari insiden yang terjadi untuk mengurangi berulangnya dan keparahan dari insiden keselamatan
5
BAB II RUANG LINGKUP
Pengukuran Budaya Keselamatan pasien diRSUD Tobelo, dilaksanakan secara periodik(setiap 6bulan). Pengukuran budaya keselamatan pasien ini bertujuan untuk melihat gambaran budaya keselamatan pasien di empat tingkatanyangberjejaringdiRSyaituindividual,unit kerja,manajemen dan organisasi sehingga mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang kondisi budaya keselamatan pasien yang ada di RS menggunakan instrument berupa kuesionerdan diskusi kelompok. Pengukuran budaya keselamatan pasien dilatarbelakangi oleh tidak tercapainya indikator mutu RS tentang pelaporan insiden keselamatan pasien. Kuesioner dari AHRQ ini menilaibudaya keselamatan pasien dipengaruhi oleh 3 aspek yang dibagi kedalam 12 dimensi, diantaranya (AHRQ, 2004) : 1.Tingkat unit, terdiriatas dimensi : a.Supervisor/manageraction promoting safety Pertimbangan supervise/manajer terhadap saran stafuntuk meningkatkan keselamatan pasien, pujian staf untuk mengikuti prosedur keselamatan pasiendantidakmengabaikan masalahkeselamatanpasienpadapetugasdi unit RS yang ditunjukkan dengan jawaban pada kuesioner b.Organizational learning– perbaikan berkelanjutan Proses pembelajaran dari kejadian kesalahan, bagaimana terjadi dan tindakan pencegahan yang harus dilakukan supaya tidak lagi terjadi error yang kemudian membuat proses perbaikanberkelanjutan sehingga membawa perubahan yang positif c. Kerja sama dalam unit di rumah sakit Kondisi dimana individu dalam satu unit saling mendukungmemperlakukan satu sama lain dengan hormat dan bekerja sebagai tim yang ditunjukkan dengan jawaban pada kuesioner d.Komunikasi terbuka Suatu proses penyampaian pesan (informasi, ide, gagasan, pernyataan) dari staftanpa rasa takut/bebas baik mengenai tindakan yang diputuskan maupun jika mereka melihat sesuatu dengan negative yang dapat mempengaruhi pasien yang ditunjukkan dengan jawaban pada kuesioner e. Umpan balik dan komunikasi mengenai kesalahan Proses dimana setiap anggota bersediauntuk mengkomunikasikan kesalahan yangterjadidalam unitdalammenggalipengetahuandari pengalamandan data 6
yang diperoleh dan membuat upaya pencegahan ditunjukkan dengan jawaban pada kuesioner
padapetugas
yang
f. Respon tidak mempersalahkan terhadap kesalahan (Respon Non Punitive) Sikap tidak menghukum/menuduh/memojokkan terhadap kejadian yang tidakdharapkandankejadiannyariscederayangdibuatataudilaporkanoleh staf yang ditunjukkan dengan jawaban pada kuesioner g. Staffing Proses penataan staff dalam unit untukmenangani beban kerja dan jam kerja yang sesuai untuk memberikan perawatan yang baik bagi pasien 2.Tingkat rumah sakit, terdiri atas dimensi : a.Dukungan manajemen terhadap upaya keselamatan pasien Sikap dan prioritasmanajemen rumahsakit dalam menyediakan iklimkerja terhadap upaya pelaksanaan keselamatan pasien di rumah sakit yang ditunjukkan dengan jawaban pada kuesioner b.Kerja sama antar unit di rumah sakit Kondisi dimana individu antar unit atau berlainan unit saling membantu, berkoordinasi, dan saling mendukung satu sama lain untuk memberikan perawatanterbaik bagipasienyang ditunjukkandenganjawabanpada kuesioner
c. Handsoff/perpindahan dan transisi pasien Proses berpindahnya pasien dari satu unit ke unit lain ataupun perpindahan informasi mengenai pasien ketika terjadi pergantian shift antara petugas 3.Keluaran, terdiri atas dimensi : a.Persepsi keseluruhan staf di rumah sakit terkait keselamatan pasien Pemahaman staf mengenai program patient safety (keselamatan pasien) kesalahan secara keseluruhan berupaya prosedur dan system yang baik untuk mencegah kejadian keselamatan pasien yang ditunjukkan dengan jawaban pada kuesioner b.Frekuensi pelaporan kejadian Seberapaseringpelaporanmengenaikejadianyangtidakdiharapkan (KTD) dankejadiannyariscedera(KNC)yangditunjukkan denganjawabanpada kuesioner. Hasilkuesionerbudayakeselamatanpasienakandianalisadandilaporkankepada Direktur RSUD Tobelo.
7
BAB III
TATA LAKSANA
A.Metode Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Pengukuran budaya keselamatanpasienmenggunakan metodekuesionerdan diskusi kelompok pada saat Ronde Keselamatan Pasien (RKP). Kuesioner dibagikankepada responden seluruhunitpelayanan.Responden dalamhalini adalah seluruh karyawan rumah sakitdari petugas keamanan, administrasi, perawat,dan dokter. Kuesioner dibagikansetiap bulan menggunakan jumlah sampelberdasarkan untuk setiapunitpelayananperbulan.Sedangkan Ronde Keselamatan Pasien dilakukan setiap bulan oleh Tim RKP. Proses PengumpulanData: a.Verifikasijumlahresponden b.Tentukan jumlah sampelsecarastatistik : Jumlah Populasi Sebulan (N) ≥ 640
Jumlah Sampel Sebulan (n) 128
320 – 639
20 % Total populasi
64 –319
64
< 64
100 % populasi
B.Evaluasi Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien Kuesioner yang digunakan memiliki pernyataan positif dan negatif. Berikut distribusi pernyataan positif dan negatifpada kuesioner No 1 2 3 4 5 6
Dimensi
No. Pernyataan Positif Negatif Kerja sama dalam unit A1,A3,A4,A11 Harapan dan tindakan manajer B1, B2 B3, B4 dalam mempromosikan patient safety Organizational learning-Perbaikan A6, A9, A13 berkelanjutan Dukungan manajemen terhadap E1, E8 E9 patientsafety Persepsiperawatterhadappatient A15, A18 A10,A17 safety Umpan dan komunikasi C1, C3, C5 8
Total 4 4 3 3 4 3
7 8 9 10 11 12
terhadap Komunikasi terbuka Frekuensi pelaporan kejadian Kerja sama antar unit Staffing Handsoff dan transisi Respon punitive terhadap kesalahan Total Pernyataan
C2, C4 D1, D2, D3 E4, E10 A2 -
C6 E2,E6 A5, A7, A14 E3,E5,E7, E11 A8, A12, A16
3 3 4 4 4 3 42
Kuesioner pada penelitian ini menggunakanskalaLikest. JawabanSkala Likestpadakuesioneriniterdiridarisangattidaksetuju,tidaksetuju,setuju dan sangat setuju. a.Mengkodedata,yaitumembuatklasifikasidatadanmemberkodeataunilaipad ajawabandarisetiappertanyaandalamkuesioner.Pemberian nilaitergantungpadapernyataanpositifataunegativepadakuesioner. Pada pernyataan positif maka aturan pemberian nilai jawaban responden sebagai berikut : Sangat Setuju / Selalu Diberi nilai 4 Setuju /Sering
Diberi nilai
3
Tidak Setuju / Jarang
Diberi nilai
2
Sangat Tidak Setuju/Tidak pernah
Diberi nilai
1
Padapernyataannegatifdiberinilaisebaliknyadariaturanpemberiannilaipada pernyataan positif. b.Menyunting data Kuesioner yang telah diisidilihatkelengkapan jawabannya, sebelum dilakukan proses pemasukan data ke dalam komputer. Sehingga ketika terdapat data yang salah atau meragukan dapat ditelusuri kembali ke responden yang bersangkutan.
C.Analisa data pengukuran budaya Setelahdilakukanpengolahandata,dilakukanpengklasifikasiandatamenjadi2 kategoriyaituresponpositifdanresponnegatif.Responpositifadalahjawabanrespo nden berupa setuju/sering dan sangat setuju/selalu pada pernyataan positif dan jawaban negatif berupa tidak setuju/jarang dan sangat tidak setuju/tidakpernahpadapernyataannegatif.Responnegatifadalahmerupakan kebalikandariresponpositifadalahjawabanrespondenberupasetuju/sering dan sangat setuju/selalu pada pernyataan negatif dan jawaban tidak 9
setuju/jarang dan sangat tidak setuju/tidak pernah pada pernyataan positif. Untuk menghitung persentase budaya keselamatan pasien adalah sebagai berikut : Langkah1.Identifikasiitempernyataanyangmengukurdalamsatudimensi budaya keselamatan pasien yang terdiri dari pernyataan positif dannegatif Langkah 2. Hitung jumlah respon positif dan respon negative pada satu dimensi Langkah 3. Hitung jumlah total respon pada satu dimensi Langkah 4. Bagi jumlah respon positif pada satu dimensidengan total respon pada satu dimensi kemudian hasilnya dijadikan dalam bentuk persentase respon positif. Hasil tersebut merupakan persentase respon positifpada setiap budaya keselamatan pasien. Pengkategorian budaya keselamatan pasien dibagi menjadi 3 kategori yaitu budaya lemah,budayasedang,danbudayakuatberdasarkanpedomanpada HospitalSurvey OnPatient Safety CultureyangdilakukanAHRQ.Suatubudaya keselamatan pasien dikatakan kuat apabila jumlah rata-rata responden yang memiliki respon positif 75% atau lebih, dikatakan sedang apabila rata-rata responden memilikirespon positifsebesar 50%-75%, dikatakan membudaya lemahapabilarata-ratajumlahresponden yangmemilikiresponpositifkurang dari 50%. Untuk melihat gambaran budaya keselamatan pasien secara keseluruhan langkahnya pada dasarnya sama dengan langkah di atas, perbedaannya hitung jumlah seluruh respon positif pada semua dimensi kemudian dibagi dnegan jumlah seluruh respon yang didapat.
10
BAB IV DOKUMENTASI
Dokumentasipengukuranbudayakeselamatanpasiendibuatperdimensi rekapitulasi persentase respon positif dari semua dimensi. A.Kuesioner pengukuran kelompok :
budaya
keselamatan
pasien,
dibagikan
dan
kepada
2
1. Unit kegiatan yang berhubungan langsung dengan pelayanan pasien 2. Unitkegiatanyangtidakberhubunganlangsungdenganpelayananpasien (pelayanan penunjang) B.Hasil pengukuran budaya keselamatan pasien tiap dimensi 1.Kerja sama dalam unit Kode A1
Pernyataan
Respon positif
A3
Kami sesama staf di unit ini saling mendukung satu sama lain Jika banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dengan cepat, kami saling bekerja sama sebagai tim
A4
Sayamerasasetiaporangdiunitinisaling
Respon negatif
Total
menghargai satu sama lain A11
Bilasuatuareadiunitinisibuk,maka petugas di area lain akan membantu Total Persentase (%)
2.Dimensi Harapan keselamatan pasien Kode B1
dan
Tindakan
Manajer/atasan
Pernyataan
Respon positif
Atasan saya memberikan pujian jika melihat pekerjaan diselesaikan sesuai prosedur untuk keselamatan pasien 11
mempromosikan Respon negatif
Total
B2
B3
B4
Saya merasa Atasan saya sudah mendengardanmempertimbangkansaran dari staf untuk meningkatkan keselamatan pasien dengan serius Bilabebankerjatinggi,makaatasankami memintakamibekerjadenganlebihcepat walaupun harus mengambil jalan pintas Atasan saya gagal mengantisipasi masalah keselamatan pasien (KTD maupun KNC) yg telah terjadi berulang-2 Total Persentase (%)
3.Organizational Learning– Perbaikan berkelanjutan Kode A6
A9
A13
Pernyataan
Respon positif
Dalam unit ini kami secara aktif melakukan kegiatan untuk keselamatan pasien (sosialisasi, bertukar informasi, diskusi mengenaikeselamatan pasien) Kesalahan yang terjadi di unit ini dijadikan pemicu untuk perubahan ke arah yang lebih baik Setelah kami melakukan pelayanan kepadapasiendemikeselamatanpasien, maka kami senantiasa mengevaluasi keefektifannya Total Persentase (%)
4.Dukungan Manajemen terhadap patient-safety
12
Respon negatif
Total
Kode E1
E8
E9
Pernyataan
Respon positif
Respon negatif
Total
Manajemen rumah sakit menyediakan iklim kerja yang mendukung bagi keselamatan pasien Kebijakan manajemen rumah sakit menunjukkanbahwakeselamatanpasien merupakan prioritas Manajemen rumah sakit harus peduli terhadapkeselamatanpasienjikaterjadi KTD maupun KNC Total Persentase (%)
5.Persepsi petugas terhadap patientsafety Kode A10
A15
A17 A18
Pernyataan
Respon positif
JikaadaKejadianTidakDiharapkan(KTD) pada pasien terjadi di unit ini adalah suatu hal yang kebetulan Staf di unit kami tidak pernah mengorbankan keselamatan pasien dengan alasan banyak pekerjaan Kami memiliki masalah mengenai keselamatan pasien di unit ini Prosedur dan sistem kami sudah baik dalam mencegah terjadinya kesalahan/error (KTD atau KNC) Total Persentase (%)
13
Respon negatif
Total
6.Umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan Kode C1
C3
C5
Pernyataan
Respon positif
Respon negatif
Total
Respon
Respon
Total
positif
negatif
Atasansayamemberikanumpanbalikke arah perbaikan berdasarkan laporan kejadian (KTD maupun KNC) Kami diberitahu mengenai kesalahankesalahan KTD (Kejadian Tidak DIharapkan) maupun KNC (Kejadian Nyaris Cedera) yang terjadi di unit kami Diunitinikamimendiskusikandengan sesamapetugas/dokterbagaimanacara untuk mencegah error/KTD dan KNC supaya tidak terjadi kembali Total Persentase (%)
7.Komunikasi terbuka Kode C2 C4
C6
Pernyataan Kami bebas mengungkapkan pendapatnya jika melihat sesuatu yang bisa berdampak negativeterhadap pelayanan pasien Kami merasa bebas untuk bertanya kepada sesama petugas lain/dokter tentang keputusan maupun tindakan yang diambil di unit ini Kamimerasatakutuntukbertanyaketika mengetahuiadayangtidakberesdalam pelayanan pasien Total Persentase (%)
14
8.Frekuensi pelaporan kejadian Kode
Pernyataan
D1
Ketika kesalahan terjadi, tetapi hal tersebut segera diketahui dan dikoreksi sebelum mempengaruhi atau berdampak pada pasien, seberapa hal tersebut sering dilaporkan ?
D2
Ketika kesalahan terjadi, namun tidak berpotensiuntukmembahayakanpasien, seberapa sering hal tersebut dilaporkan ?
D3
Ketikakesalahanterjadi,yangberpotensi membahayakan pasien, walaupun hal yang buruk tidak terjadi pada pasien, seberapa sering hal ini dilaporkan? Total Persentase (%)
Respon positif
Respon negatif
Total
Respon positif
Respon negatif
Total
9.Kerja sama antar unit Kode E2
Pernyataan Unitsatudenganunitlaindirumahsakit ini tidak berkoordinasi dengan baik
E4
E6
E10
Saya sering kali merasa tidak nyaman bila harusbekerjasamadenganstafunitlain di rumah sakit ini Kamimerasaadakerjasamayangtidak baik antar unit di rumah sakit saat menyelesaikan pekerjaan bersama Unit-unit di rumah sakit bekerja sama dengan baik untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien Total 15
Persentase (%)
10.Staffing Kode A2
Pernyataan
Respon positif
Respon negatif
Total
Kami memiliki jumlah staf yang cukup untukmenanganibebankerjayangberat unit ini
A5
di
Perawatdiunitinibekerjasampailembur untuk melayani pasien
A7 A14
Unit ini sering menggunakan tenaga honorer/cadangan untuk melayani pasien Kami merasa pada unit kami bekerja dalam“modelkrisis”dimanakamiharus melakukan banyak pekerjaan dengan terburu-buru dalam melayani pasien Total Persentase (%)
11.Handsoffdan transisi Kode E3
Pernyataan Masalah sering terjadi saat pemindahan pasien dari satu unit ke unit lainnya
E5
Saat pergantian shift, informasi penting mengenai pasien sering hilang
E7
Masalah sering terjadi saat pertukaran informasi antar unit-unit di rumah sakit
16
Respon
Respon
positif
negatif
Total
E11
Pergantian shift di rumah sakit menyebabkan masalah bagi pasien di rumah sakit ini Total Persentase (%)
12.Respon Non Punitiveterhadap kesalahan Kode A8
Pernyataan Bilamelakukankesalahandalammelayani
Respon positif
Respon negatif
Total
pasien kami merasa kesalahan tersebut akan memojokkan/mengancam kami A12
A16
Bilasuatukejadiandilaporkan(baikKNC atau KTD) maka yang menjadi fokus pembicaraan adalah orang yang berbuat salah, bukan masalahnya Kami merasa khawatir kesalahan yang kami buat akan dicatat di dokumen pribadi kami oleh pimpinan Total Persentase (%)
C.Hasil pengukuran budaya keselamatan pasien semua dimensi No.
Dimensi
1
Harapan dan tindakan manajer dalam mempromosikan patientsafety Organizational LearningPerbaikan berkelanjutan
2
Respon Positif
Respon Negatif
17
Jumlah Persentase Respon Respon Positif
Kategori Budaya
3 4 5
6 7 8
9 10 11 12
Kerja sama dalam unit Komunikasi terbuka Umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan Respon Non Punitive terhadap kesalahan Staffing Dukungan manajemen terhadap patient safety Kerja sama antar unit Handsoff dan transisi Persepsi perawat mengenai patient safety Frekuensi pelaporan kejadian Total Persentase
18
Lampiran
KUESIONER SURVEY BUDAYA KESELAMATAN PASIEN RSUD KANJURUHAN KABUPATEN MALANG
Instruksi SurveyinidilakukanuntukmengetahuipersepsiandamengenaiPatientSafety, medical error danpelaporan insiden di RSUD Tobelo. Isi kuesioner ini dalam waktu 15 menit. Isilahkuesionerinidenganjujursesuaikeadaan/suasanakerjadiunitdanRSanda. Keselamatan Pasien (PatientSafety): menghindari dan mencegah cedera pasien atauKejadianTidakDiharapkan(KTD)padapasienyangdiakibatkanolehproses pemberian pelayanan kesehatan. Harap diisi pernyataan-pernyataan di bawah ini sesuai pendapat anda. Beri centang pada kolom jawaban anda. Kode
Pernyataa n
Sangat Tidak Setuju Sangat *Diisi
A1
Kami sesama staf di unit ini saling mendukung satu samalain
A2
Kamimemilikijumlahstafyangcukup untuk menangani beban kerja berat diunit ini Jika banyak pekerjaan yang harus diselesaikandengancepat,kamisaling bekerjasama sebagai tim Saya merasa setiap orang di unit ini
A3
A4 A5 A6
Perawat di unit ini bekerja lemburuntuk melayani pasien Dalam unit ini kami secara aktif
19
tidak setuj
Setuju
setuju
Tim [ ] A1 [ ] A2 [ ] A3 [ ] A4 [ ] A5 [ ]
A7 A8
melakukankegiatan untuk keselamatan pasien(sosialisasi,bertukar informasi, diskusi mengenai keselamatan Unit ini sering menggunakan tenaga honorer/cadangan untuk pasien Bila melakukan kesalahan dalam melayanipasien kami merasakesalahan tersebutakan memojokkan/mengancam kami
A9
Kesalahan yang terjadi di unit ini dijadikanpemicuuntukperubahanke arah yang lebih baik A10 JIka ada Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) pada pasien terjadi di unit ini adalah suatu halyang kebetulan A11 Bilasuatuareadiunitinisibuk,maka A12 Bila suatu kejadian dilaporkan (baik KNC atau KTD) maka yang menjadi fokus pembicaraanadalahorangyang berbuat salah,bukan masalahnya A13 Setelah kami melakukan pelayanan kepada pasien demi pasien, maka kami senantiasa
20
A6
[ ] A7 [ ] A8
[ ] A9 [ ] A10
[ ] A11 [ ] A12
[ ] A13
Kode
Pernyataa n
mengevaluasi keefektifannya A14 Kami merasa pada unit kami bekerja dalam “modelkrisis”dimana kamiharus melakukanbanyak pekerjaandengan terburu-buru A15 Staf di unit kami tidak pernah mengorbankan keselamatan dengan alasan banyakpekerjaan A16 Kamimerasakhawatirkesalahanyang kami buat akan dicatat di dokumen pribadi kami oleh pimpinan A17 Kami memiliki masalah mengenai keselamatan pasien diunitini A18 Prosedurdansistemkamisudahbaik dalam mencegah kesalahan/error(KTD atau KNC) B1 Atasan saya memberikan pujian jika B2
B3
B4
C1 C2
C3
melihat pekerjaan diselesaikan sesuai proseduruntuk keselamatan Saya merasa Atasan saya sudah mendengar dan saran dari staf untuk meningkatkan keselamatan pasien dengan serius Bila beban kerja tinggi, maka atasan kami meminta kami bekerja dengan lebihcepatwalaupunharusmengambil jalan pintas Atasan saya gagal mengantisipasi masalah keselamatan pasien maupun KNC) yang telah terjadi berulang-ulang Atasansayamemberikanumpanbalik kearahperbaikanberdasarkanlaporan kejadian (KTD maupun KNC) Kami bebas pendapatnyajikamelihatsesuatuyang bisa berdampak negative terhadap pelayanan pasien Kami diberitahu mengenai kesalahankesalahan KTD (Kejadian Tidak
Sangat Tidak Setuju Sangat *Diisi tidak setuj
Setuju
setuju
Tim [ ] A14 [ ] A15 [ ] A16 [ ] A17 [ ] A18 [ ] B1 [ ] B2 [ ] B3 [ ] B4 [ ] C1 [ ] C2 [ ] C3
Kode
Pernyataan
C4
DIharapkan) maupun KNC (Kejadian Nyaris Cedera) yang terjadi di unit kami Kami merasa bebas untuk bertanya
C5
Diunitinikamimendiskusikandengan
kepada sesama petugas lain/dokter tentang keputusan maupun tindakan yang diambil di unitini sesama petugas/dokter bagaimana cara untukmencegah error/KTDdanKNC supaya tidak terjadi kembali
Sangat Tidak Setuju Sangat *Diisi tidak setuj u
Setuju
setuju
Tim KPRS
[ ] C4
[ ] C5
C6
Kami merasa takut untuk bertanya ketikamengetahuiadayangtidakberes dalampelayanan pasien
[ ] C6
D1
Ketika kesalahan terjadi, tetapi hal tersebutsegeradiketahuidandikoreksi sebelum mempengaruhi atau berdampak pada pasien, seberapa hal tersebut sering dilaporkan ?
[ ] D1
D2
Ketikakesalahanterjadi,namuntidak berpotensi untuk pasien, seberapa sering hal tersebut dilaporkan ?
[ ] D2
D3
Ketika kesalahan terjadi, yang berpotensi membahayakan walaupunhal yangburuktidakterjadi padapasien, seberapasering halini dilaporkan?
[ ] D3
E1
Manajemen rumah sakit iklim kerja yang mendukung bagi keselamatan pasien
[ ] E1
E2
Unit satu dengan unit lain di rumah sakit ini tidak berkoordinasi dengan baik
[ ] E2
E3
Masalahseringterjadisaatpemindahan
E4
Sayasering kalimerasatidak nyaman bila harus bekerja sama dengan staf unit lain di rumah sakit ini
[ ] E3 [ ] E4
E5
Saatpergantianshift,informasipenting
[ ] E5
Kode
Pernyataan
Sangat tidak setuju
E6
E7 E8
E9
Kamimerasa ada kerja sama yangtidak baikantarunitdi rumahsakitsaat menyelesaikan pekerjaan bersama
Tidak
Setuju Sang *Diisi at Setuju Tim setuj KPRS u E6
Masalahseringterjadisaatpertukar an Kebijakan manajemen rumah menunjukkan bahwa pasien merupakan prioritas
[ ] E7 [ ] E8
Manajemen rumah sakit harus peduliterhadapkeselamatanpasie njikaterjadiKTD maupun KNC
[ ] E9
E10 Unitdengan baik untuk pelayanan yang terbaik bagi E11 pasien Pergantian shift di rumah menyebabkan masalah bagi pasien di rumah sakit ini T o
[ ] E10 [ ] E11