Soal UKOM Gabungan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAKTERIOLOGI Kasus (vignette) Hasil pemeriksaan dari sampel pus ulkus diabetikus dilakukan kultur pada media Blood Agar yang diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam, dihasilkan koloni yang mampu memecah eritrosit. Kemudian koloni tersebut dilakukan pengecatan Gram, dengan hasil sel berbentuk kokus, susunan bergerombol, sifat pengecatan Gram positif dan mempunyai enzim katalase. Pertanyaan soal: Uji lanjutan apakah yang paling sesuai dilakukan untuk membedakan spesies dari bakteri tersebut? Pilihan Jawaban : A. MSA B. CAMP C. Bacitrasin D. Koagulase E. Novobiosin Kunci Jawaban: D. Koagulase Referensi: Gary W, Procop MD, MS, Koneman EW. 2016. Koneman's Color Atlas and Textbook of Diagnostic Microbiology,Walters kluwer, Netherlands Kasus (vignette) Hasil pemeriksaan dari sampel pus ulkus diabetikus dilakukan kultur pada media Blood Agar yang diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam, dihasilkan koloni yang mampu memecah eritrosit. Kemudian koloni tersebut dilakukan pengecatan Gram, dengan hasil sel berbentuk kokus susunan bergerombol sifat pengecatan Gram positip, mempunyai enzim katalase dan koloni berwarna keemasan Pertanyaan soal: Spesies bakteri apakah yang mempunyai ciri-ciri demikian? Pilihan Jawaban : A. Staphylococcus aureus B. Streptococcus pyogenes C. Streptococcus agalactiae D. Staphylococcus epidermidis E. Staphylococcus saprofiticus A. Staphylococcus aureus Kunci Jawaban: Kasus (vignette) Sampel pus ulkus diabetikus dilakukan kultur pada media Blood Agar yang diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam, dihasilkan koloni yang tidak memecah eritrosit. Kemudian koloni tersebut dilakukan pengecatan Gram, dengan hasil sel berbentuk kokus, susunan bergerombol sifat pengecatan Gram positif, mempunyai enzim katalase, koloni putih porselin dan sensitif terhadap novobiosin. Pertanyaan soal: Spesies bakteri apakah yang mempunyai ciri-ciri demikian? Pilihan Jawaban : A. Staphylococcus aureus B. Streptococcus pyogenes C. Streptococcus agalactiae D. Staphylococcus epidermidis E. Staphylococcus saprofitikus D. Staphylococcus epidermidis Kunci Jawaban: Kasus (vignette) Hasil pemeriksaan dari sampel pus ulkus diabetikus dilakukan kultur pada media Mac Conkey yang diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam, dihasilkan koloni yang berwarna merah jambu dengan konsistensi mukoid. Koloni juga dilakukan pengecatan Gram, menunjukkan sifat Gram negatif. Kemudian koloni tersebut dilakukan uji biokimia yang meliputi Indol, MR, VP, Sitrat, Motilitas, Urea, TSIA, glukosa, laktosa, dan sukrosa. Pada media TSIA terbentuk asam pada lereng dan dasar, gas positif, tidak terdapat endapan hitam, serta mempunyai enzim katalase, oksidase negatif.



Pertanyaan soal: Spesies bakteri apakah yang mempunyai ciri-ciri demikian ? Pilihan Jawaban : A. Eschericia coli B. Klebsiella oxytoca C. Enterobacter aerogenes D. Klebsiella pneumonia E. Pesudomonas aeruginosa D. Klebsiella pneumonia Kunci Jawaban: Kasus (vignette) Sampel sputum dari pasien yang menunjukkan gejala klinis batuk tidak sembuh setelah tiga minggu, faring mengalami peradangan dan demam. Setelah sampel diinokulasi hasil menunjukkan BTA (-). Pemeriksaan lanjut dilakukan dengan menginokulasi sputum pada media BAP yang diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Hasil menunjukkan morfologi koloni dengan tipe hemolisis β dan pemeriksaan mikroskopis ditemukan bentuk sel kokus berderet. Pertanyaan soal: Apakah bakteri yang paling mungkin menyebabkan penyakit tersebut? Pilihan Jawaban : A. Streptococcus mutan B. Streptococcus faecalis C. Streptococcus viridans D. Streptococcus pyogenes E. Streptococcus pneumoniae D. Streptococcus pyogenes Kunci Jawaban: Referensi: Jawetz et al. 2007. Medical microbiology 24th ed. McGraw-Hill Companies:USA Kasus (vignette) Kultur bakteri dari sampel darah penderita demam, ditanam pada media SSA dan diinkubasi 370C selama 24 jam didapat koloni bakteri berbentuk bulat, transparan dengan black center. Jika ditanam pada media TSIA hasilnya: K/A, G+, H2S+. Pertanyaan soal: Genus bakteri apa yang terdapat dalam sampel tersebut? Pilihan Jawaban : A. Shigella B. Klebsiella C. Escherichia D. Salmonella E. Pseudomonas Kunci Jawaban: D. Salmonella Leboffe, M.J. & Pierce, B.E. 2011. A Photographic Atlas for The Microbiology Referensi: Laboratory. 4Th Edition. Morton Publishing Company. USA Kasus (vignette) Hasil pembuatan preparat sampel sputum penderita batuk dengan pengecatan ZN diketahui bahwa: bakteri berbentuk batang berwarna merah. ditemukan 50 sel berwarna merah dalam 100 lapang pandang. Pertanyaan soal: Apakah hasil interpretasi pemeriksaan mikroskopis sampel tersebut? Pilihan Jawaban : A. 1+ B. 2+ C. 3+ D. Scanty E. Negatif



Kunci Jawaban:



A. 1+



Kasus (vignette) Dokter meminta pihak laboratorium untuk menganalisis sampel muntahan dari pasien yang diketahui mengalami muntah-muntah setelah mengonsumsi udang asam manis. Pertanyaan soal: Media Agar selektif apakah yang paling tepat untuk inokulasi? Pilihan Jawaban : A. MacConkey B. Salmonella Shigella C. Chromocult Coliform D. Eosine Methylene Blue E. Thiosulfate Citrat Bile Salt Sucrose E. Thiosulfate Citrat Bile Salt Sucrose Kunci Jawaban: Kasus (vignette) Sampel urin penderita ISK. Setelah dilakukan pengecatan Gram, bakteri berbentuk batang gram negatif, dan ditanam pada media MC suhu 370C selama 24 jam diperoleh bakteri Non laktosa fermenter. Hasil jika ditanam pada media TSIA: K/A, G, H2S+ dan Urea positif. Pertanyaan soal: Bakteri apakah yang paling tepat terdapat pada sampel tersebut? Pilihan Jawaban : A. Proteus B. Providentia C. Escherichia D. Salmonella E. Pseudomonas Kunci Jawaban: A. Proteus Kasus (vignette) Pemeriksaan dilakukan pada feses seorang laki-laki 25 tahun yang mengalami muntah berak, sejak satu hari yang lalu. Observasi makroskopis feses tampak cair, berwarna seperti cucian beras, darah tidak ada, bau amis, ampas ada. Mikroskopis didapatkan organisme bentuk batang, gram negatif, soliter. Pertanyaan soal: Apa bakteri penyebab paling mungkin dari diare tersebut? Pilihan Jawaban : A. Escherichia coli B. Salmonella paratyphi A C. Salmonella typhi D. Shigella dysentriae E. Vibrio cholerae E. Vibrio cholerae Kunci Jawaban: Referensi: Koneman Kasus (vignette) Pemeriksaan mikrobiologi air sumur yang jaraknya 8 meter dari septic tank menunjukkan total E.coli 57 koloni tiap mL air, total coliform 725 koloni/mL air. Pertanyaan soal: Media apakah yang dapat digunakan langsung untuk menghitung coliform dan E. coli sekaligus? Pilihan Jawaban : A. ENDO agar B. Mac-Conkey C. Plate Count Agar D. Cromocalt Coliform Agar E. Eosin Methylene Blue Agar Kunci Jawaban: D. Cromocalt Coliform Agar



Kasus (vignette) Seorang anak laki-laki terjatuh saat naik sepeda, mengalami luka-luka cukup banyak di bagian kakinya, dibawa ke Puskesmas oleh orang tuanya. Setelah diperiksa dokter langsung dilakukan tindakan untuk menghindari terjadinya infeksi oleh mikroorganisme yang dapat menyebabkan kejang-kejang. Pertanyaan soal: Sampel apakah yang dibutuhkan untuk pemeriksaan mikrobiologi yang tepat? Pilihan Jawaban : A. Pus B. Darah C. Swab luka D. Swab kulit E. Biopsi jaringan Kunci Jawaban: C. Swab luka Kasus (vignette) Dilakukan pemeriksaan feses seorang laki-laki 25 tahun yang mengalami muntah berak, sejak satu hari yang lalu. Observasi makroskopis feses tampak cair, berwarna seperti cucian beras, darah tidak ada, bau amis, ampas ada. Mikroskopis didapatkan organisme bentuk batang, gram negatif, soliter, fakultatif anaerob. Pertanyaan soal: Apakah media yang tepat digunakan sebagai media enrichment untuk mikroorganisme tersebut? Pilihan Jawaban : A. APW B. BHI C. Oxgall D. Selenit E. Tyoglycolat Kunci Jawaban: A. APW Kasus (vignette) Hasil kultur pada media BAP dan MSA didapat hasil seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Setelah dilakukan uji katalase dan koagulase didapat hasil positif.



Sumber: dokumentasi pribadi Pertanyaan soal: Apa nama bakteri hasil identifikasi tersebut? Pilihan Jawaban : A. Staphylococcus aureus B. Streptococcus pyogenes C. Streptococcus agalactiae D. Staphylococcus epidermidis E. Staphylococcus saprophyticus A. Staphylococcus aureus Kunci Jawaban: Leboffe, M.J. & Pierce, B.E. 2011. A Photographic Atlas for The Microbiology Referensi: Laboratory. 4Th Edition. Morton Publishing Company. USA



Kasus (vignette) Hasil kultur pada media BAP didapat koloni β-hemolisis, kemudian dilakukan uji lanjutan, dan diperoleh hasil seperti gambar berikut ini.



Sumber : Madigan et al.(2013) Pertanyaan soal: Reagen apa yang digunakan dalam uji tersebut? Pilihan Jawaban : A. O2 B. H2O C. H2O2 D. Plasma citrate E. Tetramethyl -p-phenilediamine Kunci Jawaban: C. H2O2 Madigan, M.T., Martinko, J.M., Stahl, D.A. & Clark, D.P. 2013. Brock Biology of Referensi: Microorganisms. Thirteenth Edition. Benjamin Cummings. New York Kasus (vignette) Hasil pengecatan endospora bakteri diperoleh hasil seperti pada gambar berikut ini.



Sumber: Leboffe (2011) Pertanyaan soal: Apa nama metode pengecatan yang digunakan? Pilihan Jawaban : A. ZN B. Gram C. Negatif D. Klein E. Schaeffer–Fulton Kunci Jawaban: E. Schaeffer–Fulton Leboffe, M.J. & Pierce, B.E. 2011. A Photographic Atlas for The Microbiology Referensi: Laboratory. 4Th Edition. Morton Publishing Company. USA Kasus (vignete): Seorang laki-laki datang di laboratorium mikrobiologi dengan membawa surat pengantar dari dokter. Keluhan pasien adalah batuk sudah lebih dari 3 minggu, pada malam hari keluar keringat dingin, berat badan menurun, batuk dengan dahak cukup banyak dan disertai dengan darah. Dokter meminta supaya diperiksa BTA selama 3 hari berturut-turut. Pertanyaan soal: Jenis pewarnaan apakah yang sesuai untuk memeriksa sampel tersebut ?



Pilihan Jawaban : A. Ziehl Nelsen B. Neisser C. Schaeffer Fulton D. Gram E. Burri Kunci Jawaban: A. Ziehl Nelsen Referensi: Case, C.L., 2004. Laboratory Experiments in Microbiology. The Benyamin Cummings Publishing, Menlo Park. Kasus (vignete): Seorang laki-laki datang ke laboratorium untuk memeriksakan dirinya karena ada keluhan berupa batuk lama tidak sembuh-sembuh, keringat dingin pada malam hari, batuk kadang disertai darah. Bahan pemeriksaan yang diperlukan berupa dahak untuk dilakukan pewarnaan Ziehl Neelsen, dan dilakukan pembiakan untuk menentukan jenis kumannya. Pertanyaan soal: Media apakah yang paling tepat digunakan untuk menanam kuman yang diperoleh dari hasil positif pewarnaan tersebut? Pilihan Jawaban : A. Mac Conkey B. TCBS C. Loffler D. Endo Agar E. Lowenstein Jensen Kunci Jawaban: E. Lowenstein Jensen Kasus (vignete) Seorang analis akan melakukan pengambilan sampel darah sejumlah 3 ml pada seorang pasien dengan diagnosis demam typhoid. Pertanyaan soal: Jenis media diperkaya dan selektif apakah yang sesuai untuk sampel tersebut? Pilihan Jawaban : A. SS Agar B. Selenit Agar C. Media Gall D. Brillian Green Laktosa Agar E. Endo Agar Kunci Jawaban: A. SS Agar Kasus (vignete) Sebelum melakukan pemeriksaan bakteriologis, peralatan dan bahan yang digunakan harus suci hama/steril, agar spora yang mungkin terdapat pada peralatan tersebut bisa mati, salah satunya menggunakan metode uap air. Pertanyaan soal: Peralatan apakah yang digunakan dalam tindakan tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Autoclave B. Pasteurisasi C. Perebusan D. Tyndalisasi E. Oven Kunci Jawaban: A. Autoclave Kasus (vignete) Pasien rujukan dari dokter praktik swasta meminta diperiksa secara laboratorium dengan catatan keluhan sakit di tenggorokan dan muncul ruam-ruam pada dada bagian atas. Hasil pemeriksaan kultur pada agar darah menunjukkan terjadinya hemolisis total dan uji katalase menunjukkan hasil negatif.



Pertanyaan soal: Bakteri apakah yang menginfeksi pasien tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Streptococcus pyogenes B. Staphylococcus aureus C. Streptococcus mutans D. Streptococcus pneumonia E. Streptococcus agalactie A. Streptococcus pyogenes Kunci Jawaban: Kasus (vignete) Seorang wanita usia 22 tahun, pekerja wiraswasta datang ke poli umum RS Swasta di Surakarta. Keluhan utama pasien keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina, demam, muntah-muntah, rasa sakit pada sendi, dan munculnya ruam pada telapak tangan. Pertanyaan soal: Media kultur yang digunakan dalam diagnosis penyakit tersebut? Pilihan Jawaban : A. Mueller Hinton Agar B. Mac Conkey Agar C. Loeffler D. Thayer Martin E. Nutrien Agar Kunci Jawaban: D. Thayer Martin Kasus (vignete) Seorang pasien dengan bercak/kelainan kulit yang merah atau putih di beberapa bagian tubuh namun tidak gatal, kulit mengkilap, lepuh tidak nyeri. Setelah didiagnosa, pasien tersebut terkena penyakit kusta. Pertanyaan soal: Apa nama bakteri penyebab penyakit tersebut? Pilihan Jawaban : A. Mycobacterium tuberculosis B. Mycobacterium leprae C. Corynebacterium diptheri D. Neisseria gonorhoea E. Streptococcus pyogenes B. Mycobacterium leprae Kunci Jawaban: Kasus (vignete) Seorang anak usia 3 tahun datang ke Laboratorium dengan membawa surat permohonan pemeriksaan swab tenggorokan dari Dokter spesialis THT, hasil pewarnaan dengan cat Neisser adalah kuman bentuk batang berwarna kuning ujung terdapat granula berwarna ungu. Pertanyaan soal: Apa nama bakteri tersebut di atas? Pilihan Jawaban : A. Leptospira icterohemorrhagica B. Mycobacterium tuberculosa C. Corynebacterium diphteriae D. Pseudomonas aeruginosa E. Staphylococcus aureus C. Corynebacterium diphteriae Kunci Jawaban: Referensi: G.Bonang, 1982 Kasus (Vignete) Penderita infeksi saluran kemih datang ke unit gawat darurat dengan keluhan rasa terbakar saat berkemih disertai urgensi dan peningkatan frekuensi berkemih. Indikasi lain adalah urin berbau seperti amonia dan hasil uji hidrolisis urea dinyatakan positif.



Pertanyaan soal: Apa penyebab infeksi tersebut? Pilihan Jawaban : A. Pseudomonas aeruginosa B. Proteus mirabilis C. Serratia marcescens D. Neisseria gonorrhoe E. Treponema pallidum B. Proteus mirabilis Kunci Jawaban: Jawetz, Melnick, Aldenberg. 2011. Mikrobiologi Kedokteran. EGC: Jakarta Referensi: Kasus (Vignete) Seorang tunawisma, berusia 50 tahun, memiliki kecanduan terhadap alkohol, datang ke rumah sakit dengan diagnosa pneumonia multilobaris berat. Hasil pengecatan gram sampel sputum menunjukkan adanya leukosit polimorfonukleus dan bakteri batang gram negatif berkapsul, bersifat nonmotil. Organisme tersebut memfermentasi laktosa pada media agar Mac-Conkey dengan koloni yang tampak sangat mukoid. Hasil pemeriksaan lisin dekarboksilasi menunjukkan hasil positif. Hasil positif juga ditunjukkan pada uji urease, uji sitrat dan uji voges proskauer. Pertanyaan soal: Berdasarkan diagnosa dan hasil laboratorium tersebut, mikroba apakah yang mungkin menjadi penyebab penyakit pada tunawisma tersebut? Pilihan Jawaban : A. Mycobacterium tuberculosis B. Proteus mirabilis C. Klebsiella pneumoniae D. Serratia marcescens E. Pseudomonas aeruginosa C. Klebsiella pneumoniae Kunci Jawaban:  Jawetz, Melnick, Aldenberg. 2011. Mikrobiologi Kedokteran. EGC: Jakarta Referensi:  Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI. 2008. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher Kasus (Vignette) Bakteri penyebab infeksi nosokomial yaitu Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri batang gram negatif dan berflagel. Bakteri ini dapat menginfeksi pada jaringan atau bagian dari tubuh. Lesi lokal terjadi pada luka atau luka bakar. Ciri koloni bakteri ini memiliki pigmen berwarna hijau kebiruan yang larut dalam air kloroform. Pertanyaan soal: Apa nama pigmen dimaksud? Pilihan Jawaban : A. Piosianin B. Flurescein C. Pioverdin D. Piomelanin E. Piorubin Kunci Jawaban: A. Piosinanin Referensi:  Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI. 2008. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher  Madigan, T., Martinko, J., Stahl, D & Clark, D. 2012. Brock Biology of Microorganisms. Sanfransisco : Pearson Kasus (vignette) Salah satu spesies bakteri dari kelas Betaproteobacteria merupakan agen penyebab meningitis. Bakteri tersebut merupakan bakteri patogen bagi manusia yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Karakteristik bakteri ini adalah Gram negatif batang, diplokokus, dapat memfermentasi glukosa dan maltosa. Bakteri ini menyebabkan peradangan meninges yang merupakan batas pada sistem syaraf pusat. Salah satu pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan antibiotik penicilin G. Bakteri ini



memiliki bagian struktur sebagai pelindung bakteri terhadap fagositosis antibodi penderita, sehingga bakteri tersebut sulit untuk dilemahkan. Pertanyaan soal: Apa nama struktur dimaksud? Pilihan Jawaban : A. Kapsul B. Pili C. Flagella D. Pili reseptor spesifik E. Spora Kunci Jawaban: A. Kapsul  Madigan, T., Martinko, J., Stahl, D & Clark, D. 2012. Brock Biology of Referensi: Microorganisms. Sanfransisco : Pearson  Leboffe, M& Pierce, B. 2011. A Photographic Atlas for The Microbiology Laboratory 4th Edition. USA : Morton Publishing Company Kasus (Vignete) Seorang wanita dibawa ke unit gawat darurat dengan keluhan pengelihatan ganda dan sulit berbicara, mulut terasa kering dan bdan terasa lemah. Malam sebelumnya wanita tersebut mengkonsumsi sarden kalengan buatan industri rumahan. Ia mencicipi sarden sebelum dididihkan. Pada pemeriksaan terhadap wanita tersebut dijumpai paralisis desenden simetris saraf kranial, ekstremitas atas, dan badan. Pertanyaan Soal: Apa diagnosis yang tepat dari kejadian tersebut? Pilihan jawaban: A. Tetanus B. Keracunan striknin C. Overdosis morfin D. Botulisme E. Intoksikasi Kunci Jawaban: D. Botulisme Jawetz, Melnick, Aldenberg. 2011. Mikrobiologi Kedokteran. EGC: Jakarta Referensi: Kasus (vignette) Seorang pasien datang ke laboratorium mikrobiologi dengan membawa catatan dari dokter berupa kepala pusing, demam, mual, muntah, dan nyeri perut. Dalam catatan tersebut dijelaskan bahwa pasien mengkonsumsi nasi goreng pada malam sebelumnya. Hasil pemeriksaan pewarnaan Gram pada muntahan pasien terdapat bakteri berbentuk batang, berwarna ungu dan memiliki spora. Pertanyaan soal: Apa nama species bakteri yang menginfeksi pasien tersebut? Pilihan Jawaban : A. Bacillus aerius B. Bacillus cereus C. Bacillus subtillis D. Bacillus antraxis E. Bacillus barbaricus B. Bacillus cereus Kunci Jawaban: Referensi: Sears,B.W., Spear, L., Saenz,R., 2012., Intisari Mikrobiologi dan Imunologi,EGC, Jakarta Kasus (vignette) Seorang anak perempuan mengalami diare cair yang berat. Sampel faesesnya berwarna putih seperti air cucian beras. Diare sangat banyak, lebih dari 1 liter dalam 90 menit terakhir. Pasien tidak mengalami demam dan tampak normal kecuali kehilangan cairan dan elektrolit. Pertanyaan soal: Apa penyebab hal tersebut? Pilihan Jawaban : A. Shiga toksin Shigella



B. Shiga toksin Salmonella C. Enterotoksin Choleragen D. Enterotoksin Clostridium E. Enterotoksin Staphylococcus C. Enterotoksin Choleragen Kunci Jawaban: Referensi: Jawetz, Melnick, Adelberg., 2008, Mikrobiologi Kedokteran, EGC, Jakarta Kasus (vignette) Seorang pria di diagnosis Plaque oleh dokter dan diterapi dengan antibiotik. Keesokan harinya pasien lemas, sesak nafas dan pingsan kemudian dibawa ke UGD dan dinyatakan meninggal beberapa saat setelah sampai di UGD. ATLM segera mengambil sampel darah pasien dan dikulturkan. Hasil Biakan sampel darah memberikan hasil positif untuk bakteri Yersinia pestis. Pertanyaan soal: Bagaimana cara mengendalikan penyakit tersebut? Pilihan Jawaban : A. Membasmi Tikus B. Membersihkan Kutu C. Memberitahu Dinas Kesehatan D. Mengisolasi Keluarga Penderita E. Memberikan Vaksin Pada Orang Sehat Kunci Jawaban: A. Membasmi Tikus Kasus (vignette) Seorang perempuan dibawa ke rumah sakit dengan kondisi diare, demam, muntah, sakit kepala dan lemas. Dari hasil wawancara diketahui bahwa pasien tersebut seorang pramugari dengan rute penerbangan antara Asia Tenggara dan Australia. Hasil biakan darah pasien ditemukan bakteri batang, gram negatif yang memfermentasikan laktosa. Pertanyaan soal: Apa penyebab penyakit pada pasien tersebut? Pilihan Jawaban : A. Enteroinvasif Escherichia coli (EIEC) B. Enteroagregatif Eschericia coli (EAEC) C. Enteropatogenik Escherichia coli (EPEC) D. Enterotoksigenik Escherichia coli (ETEC) E. Enterohemoragik Escherichia coli (EHEC) D. Enterotoksigenik Escherichia coli (ETEC) Kunci Jawaban: Kasus (vignette) Medium TSIA dirancang untuk membantu identifikasi Enterobacteriaceae dengan komposisi glukosa 0,1 %, sukrosa 1 %, laktosa 1%, ferrosulfat, ekstrak jaringan dan indikator pH. Medium ini dituang ke dalam tabung reaksi sehingga membentuk kemiringan (lereng) dengan bagian dasar yang dalam, kemudian medium diinokulasi dengan menusukkan suspensi bakteri ke dalam bagian dasar medium. Pertanyaan soal: Bagaimana perubahan yang terjadi pada media tersebut jika bakteri yang diinokulasikan hanya memfermentasi glukosa? Pilihan Jawaban : A. Dasar medium kuning, lereng merah B. Dasar medium merah, lereng kuning C. Dasar dan Lereng medium berubah menjadi kuning D. Dasar medium merah, lereng kuning disertai dengan terbentuknya gas E. Dasar medium kuning, lereng merah disertai dengan terbentuknya gas Kunci Jawaban: A. Dasar medium kuning, lereng merah Kasus (vignette) Penelitian Antimicrobial Resistance in Indonesia, Prevalence and Prevention (AMRIN Study) yang dilaksanakan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2000-2004, membuktikan sudah terdapat kuman multi-resisten seperti MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus aureus) dan bakteri penghasil ESBL (Extended Spectrum BetaLactamases), yang tidak hanya



merupakan ancaman bagi lingkungan yang berkaitan tetapi juga bagi masyarakat luas. Pertanyaan soal: Tindakan apa yang paling perlu dilakukan untuk mencegah meluasnya masalah tersebut? Pilihan Jawaban : A. Menetapkan kebijakan pengendalian resistensi antimikroba B. Menggunakan antibiotik secara bijak dan penerapan pengendalian infeksi secara benar C. Menyebarluaskan dan meningkatkan pemahaman pengendalian resistensi antimikroba D. Mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan pengendalian resistensi antimikroba E. Meningkatkan pemahaman staf medik fungsional terhadap penggunaan antibiotik secara bijak B. Menggunakan antibiotik secara bijak dan penerapan pengendalian infeksi Kunci Jawaban: secara benar Referensi: Triyono,A.W.,2013,Implementasi Program Pengendalian Resistensi Antibiotik dalam Mendukung Program Patient Safety, Hasil penelitian, Jurnal CDK,Vol 40,No 9, Hal 208 Kasus (vignette) Seorang ATLM melakukan uji daya antibakteri ekstrak sereh wangi (Cymbopogon nardus L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Pengujian tersebut menggunakan metode sumuran agar dengan pengenceran dalam beberapa konsentrasi. Pertanyaan soal: Media apakah yang tepat digunakan untuk pengujian tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Mac Conkey B. Endo Agar C. Blood Agar Plate D. Mueller Hinton Agar E. Potato dextrose Agar Kunci Jawaban: D. Mueller Hinton Agar Referensi: Jafari, B., Amirreza E., Babak M. A. and Zarifeh H. 2012.Antibacteria Activities of Lemon Grass Methanol Extract and Essence 7 and Pathogenic Bacteria. American-Eurasian J. Agric and Environ. sci., 12 (8) : 1042 – 1046 Kasus (vignette) Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun di ketahui menderita penyakit kulit dengan karakteristik terdapat lesi berbentuk vesikel kecil, mudah pecah, pinggir kemerahan pustular, seropurulen kuning mengering krusta tebal. Untuk mendukung diagnosis, ATLM melakukan kultur bakteri dari cairan vesikelnya. Pertanyaan soal: Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tersebut? Pilihan Jawaban : A. Staphylococcus aureus B. Streptococcus pyogenes C. Streptococcus pneumonia D. Streptococcus epidermidis E. Staphylococcus saprophyticus A. Staphylococcus aureus Kunci Jawaban: Referensi: Jawetz, Melnick, Adelberg., 2012, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 25,EGC, Jakarta Kasus (vignette) Pasien suspek TBC melakukan pengumpulan sputum ke laboratorium. Sebelum dilakukan pembuatan sediaan BTA, perlu dilakukan pemberian identitas/kode sediaan dengan ketentuan xx/yy/001.A Pertanyaan soal: Identitas apa yang ditunjukkan dengan kode xx ? Pilihan Jawaban : A. Fasilitas kesehatan B. Jenis kelamin C. Kabupaten/kota



D. Nomor KTP pasien suspek E. Nomor urut kedatangan pasien Kunci Jawaban: C. Kabupaten/kota Referensi: Dirjen Bina Upaya Kesehatan, 2012, Modul Pelatihan Pemeriksaan Dahak Mikroskopis TB, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Kasus (vignette) Pemeriksaan kualitas mikrobiologis untuk produk makanan, salah satunya dilakukan dengan penghitungan jumlah kuman menggunakan metode Angka Lempeng Total. Larutan yang digunakan sebagai pengencer adalah NaCl 0,85%. Pertanyaan soal: Apa alasan digunakan larutan tersebut? Pilihan Jawaban : A. mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri B. memiliki keasaman yang dapat berubah sesuai kebutuhan bakteri C. bersifat isotonis terhadap cairan di dalam sel bakteri D. memiliki indikator warna untuk mendeteksi pertumbuhan bakteri E. merupakan media universal untuk pertumbuhan bakteri Kunci Jawaban: C. bersifat isotonis terhadap cairan di dalam sel bakteri Referensi: Soemarno, 2000, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik, Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Depkes RI Kasus (vignette) Hasil pengujian dari bahan pemeriksaan berupa sisa makanan yang diduga menyebabkan keracunan, diperoleh hasil sebagai berikut :  hasil pengecatan Gram berupa bakteri Gram positif, bentuk kokus  koloni berwarna kuning pada media Manitol Salt Agar, dengan warna media berubah kuning  positif untuk uji katalase  positif untuk uji koagulase Pertanyaan soal: Apakah bakteri tersangka penyebab keracunan yang dijumpai di dalam makanan tersebut? Pilihan Jawaban : A. Escherichia coli B. Salmonella typhi C. Shigella dysenteriae D. Staphylococcus aureus E. Streptococcus sp D. Staphylococcus aureus Kunci Jawaban: Kasus (vignette) Salah satu media selektif yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri batang gram negatif adalah Triple Sugar Iron. Genus Salmonella setelah diinkubasi selama 24 jam, secara khas menghasilkan bagian miring berwarna merah dan bagian pangkal berwarna kuning. Pertanyaan soal: Senyawa apakah di dalam media yang dapat difermentasi oleh bakteri tersebut? Pilihan Jawaban : A. glukosa B. laktosa C. sukrosa D. agar E. fenol red Kunci Jawaban: A. glukosa Referensi: Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Kasus (vignette) Sebelum digunakan, dilakukan uji sterilitas dengan menginkubasikan sebanyak 5% dari stok media pada suhu 37°C selama 24 jam. Setelah inkubasi, ternyata terdapat pertumbuhan bakteri pada permukaan



media. Pertanyaan soal: Tindakan apa yang paling tepat dilakukan jika menghadapi kasus semacam itu? Pilihan Jawaban : A. Membuang stok media yang tersisa, dan melakukan pembuatan media ulang B. Melakukan sterilisasi ulang terhadap stok media yang belum digunakan C. Mengusulkan pemeriksaan dengan menggunakan media yang berbeda D. Melanjutkan pemeriksaan dengan menggunakan stok media yang ada E. Tidak melakukan pemeriksaan yang diminta Kunci Jawaban: A. Membuang stok media yang tersisa, dan melakukan pembuatan media ulang Referensi: Radji M., 2013, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Kasus (vignette) Seorang pasien dengan gejala panas tinggi, pembengkakan pada bagian leher, terbentuk pseudomembran pada kedua tonsil. Pemeriksaan usab swab perlu dilakukan untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi. Pertanyaan soal: Media apakah yang paling tepat digunakan dalam pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban : A. Cystine Tellurite Blood Agar (CTBA) B. Manitol Salt Agar (MSA) C. Thiosulfate Citrate Bile Salt (TCBS) D. Mac Conkey Agar (MCA) E. Salmonella Shigella Agar (SSA) Kunci Jawaban: A. Cystine Tellurite Blood Agar (CTBA) Referensi: 1. Radji M., 2013, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta 2. Staf Pengajar Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM, 2012, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Kedokteran, Badan Penerbit FKUI, Jakarta Kasus (vignette) Hasil pengamatan sifat hemolisis suatu bakteri pada media agar darah adalah beta hemolisis. Pertanyaan soal: Apa kemampuan khas bakteri tersebut? Pilihan Jawaban : A. Menghemolisis eritrosit B. Menghasilkan enzim proteolitik C. Menghemolisis eritrosit sebagian D. Melakukan fermentasi karbohidrat E. Menghemolisis eritrosit secara sempurna Kunci Jawaban: D. Menghemolisis eritrosit secara sempurna Referensi: 1. Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta 2. Radji M., 2013, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Kasus (vignette) Identifikasi bakteri patogen dari bahan pemeriksaan berupa feses diperoleh hasil sebagai berikut:  Batang Gram negatif  Dapat memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan gas  Reaksi IMVIC : + + - Pertanyaan soal: Apakah jenis bakteri yang terdapat dalam bahan pemeriksaan?



Pilihan Jawaban : A. Escherichia coli B. Klebsiella pneumonia C. Salmonella typhi D. Shigella dysenteriae E. Vibrio cholera A. Escherichia coli Kunci Jawaban: Referensi: 1. Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta 2. Soemarno, 2000, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik, Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Depkes RI Kasus (vignette) Hasil pemeriksaan dari feses pasien diare, menunjukkan hasil :  Koloni sedang, berwarna kuning, jernih pada media TCBS  Tidak tumbuh pada media Salmonella Shigella agar  Koloni kecil tidak berwarna pada media Mac Conkey agar  IMVIC : + - - +  TSI agar : lereng merah, dasar kuning  Sulfur/H2S negatif Pertanyaan soal: Bakteri apakah yang paling mungkin terdapat pada bahan pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban : A. Escherichia coli B. Proteus mirabilis C. Salmonella typhi D. Shigella dysenteriae E. Vibrio cholera E. Vibrio cholera Kunci Jawaban: Kasus (vignette) Hasil identifikasi bakteri secara mikroskopis menggunakan pewarnaan Gram, menunjukkan bahwa Bacillus sp berwarna ungu. Pertanyaan soal: Mengapa bisa diperoleh hasil demikian? Pilihan Jawaban : A. Bakteri tidak memiliki dinding sel, sehingga tidak dapat menahan zat warna pertama B. Lipid pada dinding sel terekstrak oleh penambahan alcohol, sehingga zat warna pertama terlunturkan C. Dinding sel bakteri tidak terpengaruh dengan adanya proses dekolorisasi maupun pemberian zat warna kedua D. Peptidoglikan pada dinding sel terdenaturasi, sehingga warna pertama tertahan di dalam sel E. Zat warna kedua terlunturkan dengan pemberian alcohol, sehingga tidak memberi warna pada sel bakteri Kunci Jawaban: D. Peptidoglikan pada dinding sel terdenaturasi, sehingga warna pertama tertahan di dalam sel Referensi: Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Kasus (vignette) Uji Voges-Proskauer (VP) pada suatu bakteri menghasilkan warna merah setelah ditambahkan reagen alfa naftol dan KOH. Pertanyaan soal: Kemampuan khusus apa yang dimiliki oleh bakteri tersebut? Pilihan Jawaban : A. menghasilkan gas H2S



B. melakukan fermentasi gula C. menggunakan sitrat sebagai sumber karbon D. mengoksidasi asam amino triptofan menjadi indol E. membentuk asetoin sebagai hasil metabolisme glukosa Kunci Jawaban: E. membentuk asetoin sebagai hasil metabolisme glukosa Referensi: 1. Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta 2. Soemarno, 2000, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik, Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Depkes RI Kasus (vignette) Seorang analis mendapat teguran keras dari atasannya, karena selama menemani pasien tersangka TBC mengambil sputum, tidak mengenakan alat pelindung diri berupa masker dan sarung tangan. Pertanyaan soal: Bagaimana cara penularan penyakit tersebut? Pilihan Jawaban : A. Dari darah yang mengandung bakteri B. Kontak langsung dengan pasien C. Melalui sputum yang dipegang D. Lewat semua cairan tubuh E. Via droplet nuclei E. Via droplet nuclei Kunci Jawaban: Referensi: 1. Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta 2. Dirjen Bina Upaya Kesehatan, 2012, Modul Pelatihan Pemeriksaan Dahak Mikroskopis TB, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Kasus (vignette) Suatu Sekolah Dasar terletak di daerah yang jauh dari laboratorium kesehatan. Di lokasi tersebut terjadi KLB keracunan, diduga akibat konsumsi jajanan anak di depan sekolah. Jarak lokasi dari laboratorium tempat pemeriksaan cukup jauh, dan besar kemungkinan terjadi kemacetan karena jalan yang dilewati sedang dalam perbaikan. Bahan pemeriksaan yang diambil berupa muntahan dan sisa makanan jajanan. Diperkirakan, bahan pemeriksaan akan sampai di laboratorium lebih dari 6 jam. Pertanyaan soal: Berapa suhu yang harus diatur supaya mendapatkan hasil pemeriksaan yang tepat? Pilihan Jawaban : A. 10 – 15 °C B. < 0°C /frozen C. 22- 30 °C D. 2 – 8 °C E. 35 – 40°C Kunci Jawaban: D. 2 – 8 °C Referensi: Staf Pengajar Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM, 2012, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Kedokteran, Badan Penerbit FKUI, Jakarta Kasus (vignette) Seorang pasien rawat inap yang datang ke rumah sakit karena luka bakar menunjukkan gejala infeksi pada hari ke-3 sejak mulai dirawat. Diduga terjadi infeksi nosokomial karena bakteri gram positif. Selanjutnya dilakukan usap luka untuk mengidentifikasi bakteri penyebabnya. Pertanyaan soal: Media selektif apa yang paling tepat digunakan? Pilihan Jawaban : A. Eosin Methylene Blue Agar B. Salmonella-Shigella Agar C. Blood Agar Plate



D. Mac Conkey Agar E. Endo Agar Kunci Jawaban: C. Blood Agar Plate Referensi: Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Kasus (vignette) Seorang pasien infeksi tenggorokan tidak kunjung sembuh dengan pemberian antibiotik standar. Dokter memberikan rujukan untuk melakukan pemeriksaan yang menunjang terapi yang paling tepat. Pertanyaan soal: Media apa yang paling tepat digunakan dalam pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban : A. Nutrient Agar B. Heart Infusion Agar C. Blood Agar Plate D. Mueller Hinton Agar E. Endo Agar Kunci Jawaban: D. Mueller Hinton Agar Kasus (vignette) Pewarnaan metode Schaeffer Fulton digunakan untuk memberi warna pada struktur khusus pada bakteri genus Bacillus. Pertanyaan soal: Apa fungsi struktur yang dimaksud? Pilihan Jawaban : A. motilitas bakteri B. pembelahan biner C. melekat pada sel hospes D. pertukaran materi genetic antar sel bakteri E. perlindungan terhadap kondisi lingkungan ekstrim Kunci Jawaban: E. perlindungan terhadap kondisi lingkungan ekstrim Kasus (vignette) Hasil penghitungan jumlah koloni tiga pengenceran dari sampel produk makanan diperoleh hasil sebagai berikut : blanko media blanko pelarut 10-3 10-4 10-5 TBUD 249 21 2 0 Volume sampel yang ditanam adalah 1 mL. Pertanyaan soal: Berapakah hasil ALT yang dilaporkan (dalam CFU/mL)? Pilihan Jawaban : A. 2,5 x 106 B. 2,1 x 106 C. 2,0 x 104 D. 1,9 x 106 E. 2,4 x 105 Kunci Jawaban: A. 2,5 x 106 Kasus (vignette) Dalam evaluasi pembuatan preparat BTA, diperoleh hasil sediaan dengan banyak bagian yang tidak rata sehingga sulit untuk diamati. Pertanyaan soal: Apa kira –kira penyebab hal tersebut? Pilihan Jawaban : A. pengambilan sputum terlalu banyak B. proses pelunturan kurang sempurna C. tahapan fiksasi berlangsung terlalu lama D. sputum yang diambil terlalu banyak mengandung air liur



E. proses mengkoil sputum dengan lidi berserabut kurang sempurna Kunci Jawaban: E. proses mengkoil sputum dengan lidi berserabut kurang sempurna Referensi: Dirjen Bina Upaya Kesehatan, 2012, Modul Pelatihan Pemeriksaan Dahak Mikroskopis TB, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Kasus (vignette) Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada media MSA menunjukkan karakter yang berbeda dibandingkan koloni Staphylococcous epidermidis. Pertanyaan soal: Apa nama komponen di dalam media yang paling penting dalam memunculkan perbedaan tersebut? Pilihan Jawaban : A. manitol B. NaCl C. phenol red D. agar E. aquades Kunci Jawaban: C. phenol red Referensi: Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Kasus (Vignette) Seorang pelajar berusia 18 tahun mengalami kram perut dan diare. Untuk memastikan penyebabnya dilakukan isolasi bakteri pada MacConkey agar dan hasilnya tumbuh koloni jernih. Pengamatan sel menunjukan berbentuk batang, gram negatif. Uji biokimia dilakukan pada Triple Sugar Iron Agar (TSIA) untuk mengidentifikasi bakteri penyebab apakah termasuk Salmonella atau Shigella. Pertanyaan soal: Manakah yang dapat menunjukkan salah satu sifat dari kedua patogen? Pilihan Jawaban : A. Produksi urease B. Produksi gas H2S C. Motilitas dalam medium D. Fermentasi laktosa E. Produksi indol Kunci Jawaban: B. Produksi gas H2S Referensi: Brock dkk. 2004. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Kasus (Vignette) Seorang bayi mengalami kelainan kulit pioderma berdasarkan diagnosis dokter. Bakteri penyebab yang dominan adalah Staphylococcus dan Streptococcus. Seorang ATLM akan mengidentifikasi bakteri tersebut dengan menginokulasikan sampel berupa pus ke dalam medium Blood Agar Darah (BAP). Setelah koloni tumbuh dilakukan uji biokimia sebagai tahap awal identifikasi. Pertanyaan soal: Uji apa yang selanjutnya perlu dilakukan untuk untuk membedakan kedua genus tersebut? Pilihan Jawaban : A. Pewarnaan Gram B. Uji katalase C. Fermentasi glukosa D. Pengamatan morfologi sel E. Pengamatan koloni Kunci Jawaban: B. Uji Katalase Referensi: Radji, M. 2009. Buku Ajar Mikrobiologi. Penerbit : EGC Buku Kedokteran, Jakarta. Kasus (Vignette) Sampel dahak dikirim ke laboratorium dengan permintaan dari dokter untuk dilakukan pemeriksaan bakteri dengan metode Ziehl Neelsen (ZN). Sampel berasal dari pasien yang mengalami batuk lebih dari 1 bulan. Adapun morfologis dahak tersebut tercampur dengan darah dan kental, berwarna kuning



kehijauan. Pertanyaan soal: Apakah bentuk dan warna bakteri yang terlihat pada pewarnaan ZN? Pilihan Jawaban : A. Basil, merah B. Basil, biru C. Diplococcus berpasangan, merah D. Coccus, ungu E. Spiral, merah Kunci Jawaban: A. Basil, merah Referensi: Vandepitte dkk. 2005. Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis. Penerbit : EGC Buku Kedokteran, Jakarta. Kasus (Vignette) Seorang pasien datang ke dokter dengan keluhan pada waktu buang air seni terasa sakit, perih dan jumlah air seni sedikit. Dokter meminta ATLM melakukan pemeriksaan jumlah bakteri pada urine untuk mendiagnosis adanya infeksi saluran kencing (ISK). Sampel urine yang telah diencerkan 1000 kali diinokulasikan pada medium Plate Count Agar (PCA) sebanyak 0,1 mL. Setelah inkubasi 1 x 24 jam, terdapat 50 koloni bakteri. Pertanyaan soal: Berapa jumlah bakteri per mL sampel? Pilihan Jawaban : A. 5,0 x 102 B. 5,0 x 103 C. 5,0 x 104 D. 5,0 x 105 E. 5,0 x 106 Kunci Jawaban: D. 5,0 x 105 Kasus (Vignette) Seorang pasien datang ke dokter dengan keluhan pada waktu buang air seni terasa sakit, perih dan jumlah air seni sedikit. Dokter meminta ATLM melakukan pemeriksaan jumlah bakteri pada urine untuk mendiagnosa adanya infeksi saluran kencing (ISK). Pertanyaan soal: Apa jenis spesimen urine yang diperiksa? Pilihan Jawaban : A. Pagi B. 24 jam C. Sewaktu D. Terminal E. Porsi-tengah Kunci Jawaban: E. Porsi-tengah Referensi: WHO 2004. Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan. Edisi 2. Penerbit : EGC Buku Kedokteran, Jakarta. Kasus (Vignette) Pasien wanita datang ke Puskesmas A untuk melakukan pemeriksaan penyebab infeksi gonore atas permintaan dokter. Bidan mengambil sampel berupa swab vagina dan diserahkan kepada ATLM. Sesuai dengan peraturan dinas kesehatan sampel dapat diperiksa di Puskesmas B sebagai rujukan pemeriksaan infeksi gonore. Pertanyaan soal: Apa yang harus dilakukan pada sampel di atas? Pilihan Jawaban : A. Difiksasi B. Ditanam pada medium agar C. Dimasukan dalam pipet pasteur D. Dibawa dengan medium Stuart



E. Dibuat apusan pada object glass Kunci Jawaban: D. Dibawa dengan medium Stuart Kasus (Vignette) Seorang ATLM mengkulturkan bakteri dari sampel cairan serebrospinal (CCS). Sampel tersebut didapatkan dari pasien yang terdiagnosa infeksi pada meningen. Pengamatan sel menunjukan diplococcus, gram negatif dan tidak berspora. Pertanyaan soal: Apa nama bakteri yang dominan menjadi penyebab infeksi di atas? Pilihan Jawaban : A. Clostridium tetani B. Neisseria meningitidis C. Staphylococcus aureus D. Streptococcus pyogenes E. Listeria monocytogenes B. Neisseria meningitidis Kunci Jawaban: Referensi: Radji, M. 2009. Buku Ajar Mikrobiologi. Penerbit : EGC Buku Kedokteran, Jakarta. Kasus (Vignette) Seorang pasien anak-anak terdiagnosa impetigo. Untuk mengetahui bakteri penyebab, sampel ditumbuhkan pada medium Blood Agar Plate (BAP). Hasilnya terdapat zona jernih di sekeliling koloni bakteri. Identifikasi lanjut dengan menginokulasikan pada medium Manitol Salt Agar (MSA). Setelah 1 x 24 jam didapatkan koloni bulat dengan diameter 2-4 mm, licin mengkilap, smooth dan berwarna kuning. Pertanyaan soal: Apa nama bakteri yang teridentifikasi? Pilihan Jawaban : A. Streptococcus faecalis B. Staphylococcus aureus C. Propionibacterium acnes D. Streptococcus pyogenes E. Staphylococcus epidermidis B. Staphylococcus aureus Kunci Jawaban: Kasus (Vignette) Seorang ibu penderita gonore diseminata melahirkan. Bayinya diduga terdiagnosis gonore. Seorang ATLM diminta untuk melakukan pemeriksaan adanya bakteri penyebab gonore pada bayi tersebut. Pertanyaan soal: Spesimen yang digunakan dalam pemeriksaan? Pilihan Jawaban : A. Darah B. Sputum C. Pus mata D. Sekret uretra E. Sekret vagina Kunci Jawaban: C. Pus mata Kasus (vignette) Seseorang datang ke rumah sakit dengan keluhan demam tinggi dan sulit napas. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menemukan lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel disertai pembengkakan kelenjar limfe pada leher. Guna penegakan diagnose, maka dilakukan uji laboratorium dengan kultur swab tenggorok dan didapatkan bakteri dengan bentuk batang gram positif dengan ujung batang berbentuk bulat (granule). Pertanyaan soal: Bakteri apakah yang sesuai dengan ciri-ciri di atas? Pilihan Jawaban : A. Corynebacterium diphtheriae B. Mycobacterium tuberculosis



C. Klebsiella pneumoniae D. Escherichia coli E. Staphylococcus aureus A. Corynebacterium diphtheriae Kunci Jawaban: Jawetz, E., Melnick J.L., Adelberg,E,a. 1996 Mikrobiologikedokteran. EGC. Referensi: Jakarta Kasus (vignette) Seorang pasien datang dengan menderita luka disertai keluhan demam tinggi dan kejang-kejang. Setelah dilakukan pengecatan Gram pada swab lukanya, ditemukan bakteri batang berwarna ungu dengan spora berada di ujung sehingga bakteri nampak seperti drumstick. Pertanyaan soal: Apa diagnosis untuk hasil pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban : A. Disentri B. TBC C. Cholera D. Tetanus E. DemamTypoid Kunci Jawaban: D. Tetanus Kasus (vignette) Seorang TLM atas permintaan dokter melakukan pemeriksaan kultur bakteri yang berasal dari sampel swab pus luka pasca operasi dari seorang pasien. Diperoleh data hasil kultur sebagai berikut: Pewarnaan Gram: bentuk bulat berwarna ungu Koloni pada agar darah: bersifat hemolisis Coagulase plasma test: positif Pertanyaan soal: Dari data hasil kultur tersebut, apakah jenis bakteri penyebab infeksi? Pilihan Jawaban : A. Pseudomonas aeruginosa B. Staphylococcus aureus C. Streptococcus viridans D. Staphylococcus saprophyticus E. Staphylococcus epidermidis B. Staphylococcus aureus Kunci Jawaban: Referensi: 1. Jawetz,E.,Melnick,J.L dan Adelbeberg.2005. Mikrobiologi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kesehatan. 2. Cappuccino, J.G and Sherman, N. 2011. Microbiology a Laboratory Manual. Ed.9. San Francisco: Benjamin Cummings. Kasus (vignette) Seorang wanita berusia 40 th didiagnosa dokter menderita gejala infeksi saluran kemih. Untuk mengetahui bakteri penyebab infeksi tersebut dokter menyarankan melakukan pemeriksaan kultur pada urin. Dari hasil kultur diperoleh data sebagai berikut : Terdapat pertumbuhan koloni berwarna merah metalik pada media Endo agar Terbentuk cincin merah pada media semi solid SIM Terjadi perubahan warna merah pada media MrVp setelah ditambah indikator metil red Pertanyaan soal: Dari data hasil kultur tersebut, apakah jenis bakteri penyebab infeksi? Pilihan Jawaban : A. Klebsiella pneumoniae B. Esherichia coli C. Pseudomonas aeruginosa D. Proteus vulgaris E. Serratia marcesens B. Esherichia coli Kunci Jawaban:



Kasus (vignette) Seorang wanita berusia 20 th diduga menderita demam tipoid. Dokter menyarankan untuk pemeriksaan kultur Gal di Laboratorium. Pertanyaan soal: Kapan waktu pengambilan darah yang tepat untuk pemeriksaan? Pilihan Jawaban : A. Minggu pertama sejak timbulnya penyakit B. Minggu kedua setelah mendapatkan terapi antibiotik C. Minggu ketiga sebelum pemberian antibiotik D. Satu bulan setelah timbulnya penyakit E. Minggu ke empat setelah mendapatkan terapi antibiotic Kunci Jawaban: A. Minggu pertama sejak timbulnya penyakit Kasus (vignette) Seorang wanita datang ke laboratorium atas anjuran dokter untuk mengetahui mengetahui adanya bakteri Esherichia coli pada susu segar yang diduga sebagai penyebab keracunan. Setelah sampel diinokulasikan dan diinkubasi pada media IMVIC terbentuk cincin berwarna merah pada media semi solid setelah ditambah reagen kovacs. Terjadinya cincin merah tersebut karena adanya enzim yang dihasilkan oleh bakteri. Pertanyaan soal: Apa nama enzim dimaksud? Pilihan Jawaban : A. Kitinase B. Triptopanase C. Lipase D. Amilase E. Urease Kunci Jawaban: B. Triptopanase Referensi: 1. Jawetz,E.,Melnick,J.L dan Adelbeberg.2005. Mikrobiologi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kesehatan. 2. Cappuccino, J.G and Sherman, N. 2011. Microbiology a Laboratory Manual. Ed.9. San Francisco: Benjamin Cummings. 3. Supardi, I. dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan. Bandung : Penerbit Alumni Kasus (vignette) Seorang petugas laboratorium mikrobiologi rumah sakit di Yogyakarta kemarin telah melakukan isolasi terhadap sampel nanah (pus) pada media agar darah, sekarang diamati ternyata didapati mayoritas koloni yang tumbuh berwarna kuning dan terbentuk zona jernih di sekitar koloni. Kemudian diambil koloni tersebut dan dilakukan pewarnaan Gram, uji katalase, dan uji koagulase, semua uji hasilnya positif. Pertanyaan soal: Apakah nama bakteri yang ditemukan oleh petugas tersebut? Pilihan Jawaban : A. Salmonella typhosa B. Staphylococcus aureus C. Streptococcus pyogenes D. Pseudomonas aeruginosa E. Mycobacterium tuberculosis B. Staphylococcus aureus Kunci Jawaban: Referensi: Jawetz; Melnick; dan Adelberg’s. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta. Kasus (vignette) Seorang petugas laboratorium mikrobiologi sedang melakukan isolasi dari sampel swab tenggorok pada media agar darah, setelah diinkubasi 37 oC selama 24 jam diamati ternyata tumbuh banyak koloni kecilkecil kelabu dengan zona jernih yang lebar di sekitar koloni. Hasil mikroskopik pewarnaan Gram tampak



sel-sel bulat berwarna ungu berderet membentuk rantai, hasil uji katalase negatif dan uji evabroth negative. Pertanyaan soal: Apakah nama bakteri yang ditemukan oleh petugas tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Streptococcus viridans B. Klebsiella pneumoniae C. Staphylococcus aureus D. Streptococcus pyogenes E. Pseudomonas aeruginosa D. Streptococcus pyogenes Kunci Jawaban: Kasus (vignette) Seorang mahasiswa tingkat akhir D3 analis kesehatan sedang menyelesaikan ujian akhir program di bakteriologi klinik dan harus melaporkan hasil identifikasi jenis bakteri yang ditemukan. Data pendukung yang didapatkan adalah koloni berwarna abu-abu di media MCA tidak meragi laktosa, mikroskopik sel bentuk basil Gram negatif, NA koloni menghasilkan pigmen hijau kebiruan, uji fermentasi karbohidrat negatif, gas H2S dan indol negatif, uji sitrat positif. Pertanyaan soal: Apakah Jenis bakteri yang terdapat di dalam sampel mahasiswa tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Escherichia coli B. Serratia marcescens C. Aerobacter aerogenes D. Klebsiella pneumoniae E. Pseudomonas aeruginosa E. Pseudomonas aeruginosa Kunci Jawaban: Kasus (vignette) Seorang petugas laboratorium medis sedang membuat sediaan mikroskopik dari bahan swab/skret, kemudian dilakukan pewarnaan Gram. Hasil pengamatan mikroskopik ditemukan bakteri bentuk kokus berpasangan berwarna merah intraseluler. Petugas tersebut kemudian melaporkan kepada dokter bakteri yang dicurigai menjadi penyebab penyakit infeksi. Pertanyaan soal: Apakah nama bakteri yang dilaporkan tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Listeria B. Bacillus C. Neisseria D. Clostridium E. Mycobacterium Kunci Jawaban: C. Neisseria Kasus (vignette) Seorang mahasiswa TLM sedang melalukan uji mutu reagen pewarna Gram dengan menggunakan bakteri uji Staphylococcus dan E.coli. Setelah dilakukan pewarnaan Gram hasilnya semua bakteri berwarna ungu. Kemudian petugas tersebut menguji mutu cat utama dan cat penutup, hasilnya kedua cat tersebut baik. Pertanyaan soal: Manakah reagen pewarna Gram yang kualitasnya jelek? Pilihan Jawaban : A. Iodium lugol B. Alkohol aceton C. Larutan fukhsin D. Larutan safranin E. Larutan kristal violet Kunci Jawaban: B. Alkohol aseton



Kasus (vignette) Seorang mahasiswa TLM sedang melakukan praktikum uji biokimia terhadap satu jenis bakteri untuk memastikan hasil identifikasi. Dengan pipet tetes melalui dinding tabung media dialirkan reagen secara perlahan, dan terbentuklah cincin merah di atas medium tersebut sehingga dinyatakan bahwa bakteri yang sedang diuji adalah spesies Escherichia coli. Pertanyaan soal: Apakah media yang digunakan untuk melakukan uji tersebut ? Pilihan Jawaban : A. BB B. BAT C. TSIA D. SC agar E. SIM medium Kunci Jawaban: E. SIM medium Kasus (vignette) Seorang mahasiswa TLM sedang memeriksa angka kuman minuman yang biasa diminum di warung makan dekat kampus. Disiapkan 5 tabung masing-masing berisi 9 ml air garam isotonis steril. Diambil 1 ml sampel dan dilakukan pengenceran sampai tabung ke 5, kemudian diambil 0,1 ml diletakkan di media PCA lalu disebarkan merata ke seluruh permukaan agar dan diinkubasi 37 oC selama 48 jam. Dua hari kemudian diamati pertumbuhan bakteri dihitung sebanyak 75 koloni, kontrol media PCA tumbuh 3 koloni. Pertanyaan soal: Berapa angka kuman dalam sampel minuman tersebut (CFU/ml)? Pilihan Jawaban : A. 7,2 X 106 B. 7,5 X 106 C. 7,2 X 107 D. 7,5 X 107 E. 7,8 X 107 Kunci Jawaban: C. 7,2 X 107 Kasus (vignette) Seorang mahasiswa analis kesehatan akan menguji pergerakan bakteri Escherichia coli pada praktikum mikrobiologi. Di meja laboratorium telah disediakan berbagai macam media di tabung antara lain: nutrient agar, gula-gula, simon sitrat agar, triple sugar iron agar, sim medium, blood broth, eva broth, dnase agar, nutrient broth, dan lainnya. Pertanyaan soal: Media apa harus diambil untuk menguji bakteri tersebut ? Pilihan Jawaban : A. TSI Agar B. Eva Broth C. SIM Medium D. Nutrient Agar E. Nutrient Broth Kunci Jawaban: C. SIM Medium Kasus (vignette) Pada praktikum mikrobiologi seorang mahasiswa diberi produk antiseptik merk X supaya diuji efektifitas daya bunuhnya terhadap kuman, dengan menghitung angka kuman di permukaan tangan sebelum dan sesudah dioles dengan antiseptik tersebut menggunakan metode cawan sebar. Hasil perhitungan jumlah koloni sebelum dan sesudah dioles antiseptik didapatkan 135 dan 43. Pertanyaan soal: Berapa persen efektifitas daya bunuh antiseptik tersebut terhadap kuman? Pilihan Jawaban : A. 24,16 B. 31,85



C. 68,15 D. 75,84 E. 213,95 Kunci Jawaban: Referensi:



C. 68,15 Jawetz; Melnick; dan Adelberg’s. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta.



Kasus (vignette) Disebutkan dalam satu referensi, bahwa klasifikasi tingkat efektivitas dari antiseptik adalah sebagai berikut:  100% sangat efektif Pada praktikum mikrobiologi seorang mahasiswa diberi produk antiseptik merk X supaya diuji efektifitas daya bunuhnya terhadap kuman, dengan menghitung angka kuman di permukaan tangan sebelum dan sesudah dioles dengan antiseptik tersebut menggunakan metode cawan sebar. Hasil perhitungan jumlah koloni sebelum dan sesudah dioles antiseptik didapatkan 135 dan 43. Pertanyaan soal: Bagaimanakah efektivitas dari antiseptik yang diuji? Pilihan Jawaban : A. Efektif B. Tidak efektif C. Cukup efektif D. Kurang efektif E. Sangat efektif Kunci Jawaban: D. Kurang efektif Kasus (vignette) Seorang mahasiswa TLM sedang melakukan isolasi bakteri dalam sampel feses pada agar darah dan diperoleh koloni kecil hemolisis tidak sempurna. Selanjutnya dilakukan uji toleransi garam dengan medium air kaldu garam 6,5% dan ternyata tumbuh/keruh (hasil uji positif). Pertanyaan soal: Apakah spesies bakteri tersebut? Pilihan Jawaban : A. Streptococcus bovis B. Streptococcus viridans C. Streptococcus equinus D. Streptococcus faecalis E. Streptococcus pneumonia D. Streptococcus faecalis Kunci Jawaban: Referensi: Harr R.R. 2002, Clinical Laboratory Science Review, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta. Kasus (vignette) Seorang wanita berumur 30 tahun mengeluhkan batuk kronis, demam, berkeringat pada malam hari, malaise, keluhan pernafasan, letih, hilang nafsu makan, dan rasa nyeri di dada. Dahak penderita mengandung darah. Guna memastikan penyakitnya, dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Pemeriksaan dilakukan dengan metode Pewarnaan Ziehl Neelsen menggunakan Fuchsin 0,3%. Hasil pengamatan dengan mikroskop didapat kuman basil tahan asam tidak tampak dengan jelas. Hasil kurang baik diduga karena kualitas dahak yang kurang baik, sehingga perlu dilakukan pengambilan ulang untuk mendapatkan kualitas dahak yang lebih baik. Pertanyaan soal: Bagaimana kualitas yang diharapkan? Pilihan Jawaban : A. Kental warna keputihan



B. Mukoid, warna hijau C. Kental warna kemerahan D. Kental warna hijau kemerahan E. Purulen dan mukoid Kunci Jawaban: E. Purulen dan mukoid Referensi: Pemeriksaan Mikroskopis TB, Kemenkes RI, 2014 Buku Panduan Nasional Pengendalian TB, 2010 Strategi Nasional Pengendalian TB, Kemenkes RI 2012 Kasus (vignette) Pengujian ketebalan sediaan BTA dilakukan dengan meletakkan preparat 4-5 cm di atas kertas bertulisan/ kertas koran, lalu dilakukan pengamatan pada tulisan di bawah preparat tersebut. Pertanyaan soal: Kapan dinyatakan sediaan itu baik? Pilihan Jawaban : A. sangat jelas terbaca B. sama sekali tidak terbaca C. samar terbaca D. ada yang terbaca ada yang tidak terbaca E. sedikit sekali terbaca Kunci Jawaban: C. samar terbaca Kasus (vignette) Pengujian kualitas sediaan BTA salah satunya dengan melihat kerataan sediaan. Dalam satu kasus, sediaan dinyatakan kurang baik karena ada bagian yang mengelupas, yang terjadi karena proses pembuatan sediaan yang kurang sempurna. Pertanyaan soal: Apa penyebab kejadian tersebut? Pilihan Jawaban : A. Fiksasi sediaan sebelum kering B. Fiksasi sediaan terlalu lama C. Fiksasi dilakukan pada saat pencucian D. Pencucian secara langsung. E. Pencucian terlalu lama Kunci Jawaban: A. Fiksasi sediaan sebelum kering



PARASITOLOGI Soal Untuk mengetahui jumlah telur cacing/gr tinja maka seorang analis medis melakukan pemeriksaan faeces secara langsung. Pertanyaan Soal: Metode apakah yang digunakan? Pilihan Jawaban : a. pengendapan centrifugasi b. pengapungan NaCl jenuh c. Kato Katz d. Harada Morri e. Pengapungan gula jenuh Kunci Jawaban: C Penuntun Praktikum Parasitologi Kedokteran FKUI Jakarta,hal.26-27 Referensi: Soal Seorang bapak periksa ke dokter dengan keluhan sangat gatal di punggung kaki, kalau digaruk sering lecet, perih, dan berdarah. Oleh dokter didiagnosa sementara bapak tersebut terinfeksi scabies. Pertanyaan Soal: Untuk menegakkan diagnosanya maka dilakukan langkah apa? Pilihan Jawaban : a. pengambilan darah dan diperiksa secara mikroskopis b. kerokan kuku + KOH 10% diperiksa secara mikroskopis c. kerokan kulit, dilakukan kultur untuk mencari Sarcoptes scabiei d. kerokan kulit + KOH 10% untuk menemukan Sarcoptes scabiei e. pemeriksaan tinja untuk menemukan Sarcoptes scabiei Kunci Jawaban: D Sordarto, Entomologi Kedokteran, EGC Jakarta, 2009, hal.29 Referensi: Soal Seorang analis medis akan melakukan pemeriksaan malaria terhadap pasien dengan membuat sediaan darah tebal dan diwarnai dengan Giemsa. Pertanyaan Soal: Bagaimanakah tahapan cara kerja yang benar? Pilihan Jawaban : a. sediaan darah tebal  dikeringudarakandihemolisisdicat giemsa b. sediaan darah tebal  dikeringudarakandifiksasi  dicat giemsa c. sediaan darah tebal difiksasi dicat giemsa d. sediaan darah tebal difiksasi dicat giemsa  dikeringudarakan e. sediaan darah tebal dihemolisis dicat giemsa  dikeringudarakan Kunci Jawaban: A Petunjuk Praktikum Parasitologi AAK 17 Agustus 1945 Referensi: Semarang. Soal Seorang ibu menderita filariasis/kaki gajah datang ke laboratorium membawa form permintaan pemeriksaan mikrofilaria dari dokter. Pertanyaan Soal: Bagaimanakah seorang analis menentukan jenis sampel dan waktu pengambilan sampelnya? Pilihan Jawaban : a. diambil sampel kerokan kulit + KOH 10 % untuk menemukan mikrofilaria b. diambil sampel urin sewaktu untuk menemukan mikrofilaria c. diambil sampel darah pada malam hari untuk menemukan mikrofilaria d. diambil sampel tinja pada malam hari untuk menemukan mikrofilaria e. diambil sampel kerokan kaki pada malam hari untuk menemukan mikrofilaria



Kunci Jawaban:



C Samidjo Jangkung, Parasitologi Medik I Helmintologi, cet.I EGC Jakarta.2002, hal. 38



Referensi: Soal Laki-laki, 38 tahun, status menikah, mengeluh gatal-gatal dan timbul bercak-bercak kemerahan dan sangat mengganggu terutama saat malam hari, sampai terkadang mengganggu tidurnya. Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat, maupun bahan-bahan alergen lainnya. Status dermatologis didapatkan pada sela-sela jari tangan dan paha kiri berupa papul eritema, dan berbentuk bulat. Pertanyaan Soal: Apakah spesies yang ditemukan? Pilihan Jawaban : A. Cimex sp. B. Phtyrus pubis C. Sarcoptes scabiei D. Ctenocephalides canis E. Pediculus humanus capitis Kunci Jawaban: C Dehghani R, Vazirianzadeh B, Hejazi SH, Jalayer N. 2009. Frequency of Sarcoptes Referensi: scabiei infestation in patients referred to the parasitology laboratory in Isfahan, Iran. Jundishapur Journal of Microbiology,2(2):65-70 Kasus (vignette) Metode pembiakan larva Pertanyaan soal: 1. Dalam suatu pemeriksaan infeksi cacing, ditemukan telur cacing tambang, untuk mengetahui cacing tambang yang menginfeksi selanjutnya sampel feses digunakan untuk mengembangbiakkan larvanya, metode yang dipakai adalah.. Pilihan Jawaban : A. Sedimentasi B. Floatasi C. Harada mori D. Natif E. Kato Kunci Jawaban: C. Harada mori Referensi: Gandahusada, S,2009, dkk, Parasitologi Kedokteran, Jakarta, FK. UI Hadidjaja, P, dkk, 2009, Dasar Parasitologi Klinik, Jakarta, FK.UI - Prianto, J, dkk, 2010, Atlas Parasitologi Kedokteran, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama Soedarto, Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Kasus (vignette) Infeksi Amoeba/ amoebiasis Pertanyaan soal: 2. Seseorang datang untuk memeriksa penyakit dengan keluhan diare berair bercampur darah, sakit perut, disertai mual dan muntah, setelah diperiksa tinjannya ditemukan parasit bentuk lonjong terdapat inti satu dengan kariosom letak sentral, ada vakuola, terdapat eritrosit dan ektoplasma membentuk peudopodium. Parasit tersebut adalah ... Pilihan Jawaban : A. Entamoeba hstolytica B. Entamoeba coli C. Endolimax nana D. Iodamoeba butschlii E. Giardia lamblia Kunci Jawaban: A. Entamoeba hstolytica



Kasus (vignette) Seorang anak berusia 8 tahun memiliki keluhan gatal-gatal pada bagian dubur pada malam hari. Dokter memberikan surat pengantar pemeriksaan laboratorium. Pertanyaan soal Metode apakah yang paling tepat untuk dilakukan pemeriksaan? Pilihan Jawaban : A. Floating method B. Direct method C. Anal swab (Cellophane tape) D. Metode Kato-Katz E. Metode kultur Harada-Mori Kunci Jawaban: C Referensi: Sutanto, I., Ismid, IS., Sjarifuddin, PK., Sungkar, S. 2015. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, ed 4. Jakarta. FKUI. Kasus (vignette) Seorang anak dilarikan ke UGD dengan keluhan demam tinggi, pusing, kejang sampai tidak sadarkan diri dan akhirnya meninggal. Menurut informasi orang tuanya, keluhan muncul 4 hari setelah anak tersebut mengikuti ekstra berenang di sekolahnya. Hasil visum menunjukkan cairan serebrospinal yang menjadi purulen, mengandung banyak sel darah merah dan terdapat amoeba yang bergerak. Pertanyaan soal Berdasarkan kasus di atas, jenis amoeba yang mungkin menginfeksi anak tersebut adalah.... Pilihan Jawaban : A. Balantidium coli B. Naegleria fowleri C. Entamoeba coli D. Dientamoeba fragilis E. Iodamoeba butschlii Kunci Jawaban: B Soal Anda sedang berpatisipasi dalam inspeksi daging di sebuah pasar. Dalam inspeksi ditemukan adanya daging sapi yang terinfeksi cysticercus bovis ditunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung kuning pada daging Pertanyaan Soal: Spesies cacing apakah yang terindikasi pada daging tersebut? Pilihan Jawaban : Hymenolepis nana A. Hymenolepis diminuta B. C. Taenia solium D. Taenia saginata Diphylobotrium latum E. Kunci Jawaban D Rererensi Prianto, J., dkk. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Gramedia; 2010 Soal Dalam sebuah acara promosi kesehatan, anda diminta untuk menyampaikan saran-saran dalam pencegahan toksoplasmosis pada masyarakat. Pertanyaan soal Manakah saran yang sebaiknya anda sampaikan? Pilihan Jawaban : A. Memandikan anjing peliharaan secara rutin tiap bulan B. Menggunakan APD saat membersihkan kotoran kucing C. Memasang jebakan dan racun tikus D. Mengadopsi kucing liar E. Membiarkan kucing perliharaan berkeliaran bebas



Kunci Jawaban B Rererensi Sutanto., dkk. Parasitologi Kedokteran Edisi IV. Jakarta: FKUI; 2011 Kasus (vignette) Di Suatu daerah yang belum tersedia fasilitas WC, terdiagnosa banyak anak usia sekolah dasarnya menderita kecacingan dengan ciri terlihat pucat, berat badan sukar naik dan uji darah laboratoriumnya mengalami anemia. Tertelusur bahwa banyak anak tersebut yang tidak menggunakan alas kaki saat bermain. Pertanyaan soal: Kemungkinan parasit apakah yang dapat menginfeksi dari perilaku anak tersebut? Pilihan Jawaban : a. A Ascaris lumbricoides b. Oxyuris vermicularis c. Trichuris trichiura d. Necator americanus e. Taenia solium Kunci Jawaban D Referensi Rosdiana Safar. 2010. Parasitologi Kedokteran.Yrama Widya.Jakarta Kasus (vignette) Seorang pasien pria datang ke laboratorium dengan membawa pengantar dari dokter untuk pemeriksaan kecacingan dan karbohidrat. Pertanyaan soal: Dari sampel feses yang akan diperiksa tersebut, maka larutan cat yang sebaiknya dipakai untuk proses diagnosa adalah ? Pilihan Jawaban : a. NaCl fisiologis b. KOH 10 % c. Lugol d. Eosin e. Hematoksilin Kunci Jawaban C Referensi Adhi Kumoro Setya. 2014. Parasitologi Praktikum Analis Kesehatan. EGC. Jakarta. Kasus (vignette) Suatu daerah banyak penduduknya yang mengalami filariasis (kaki gajah). Untuk mengetahui infeksi tersembunyi penduduk yang belum mengalami gejala filariasis (kaki gajah) Pertanyaan soal: sampel apa yang diperiksa dan kapan waktu pengambilan sampel tersebut? Pilihan Jawaban : a. Urin pagi hari b. Urin sewaktu c. Urine 2 jam PP d. Darah sewaktu e. Darah malam hari Kunci Jawaban D Referensi Rosdiana Safar. 2010. Parasitologi Kedokteran.Yrama Widya.Jakarta Vignate: Seorang perempuan berumur 45 tahun dengan profesi petani mengeluhkan kondisinya yang lemah, pucat, berat badan turun dan perut buncit. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan sebelumnya menunjukkan nilai Hb 8 g/dl. Dokter menyarankan cek feses dan ditemukan telur cacing dengan bentuk lonjong simetris, dinding 1 lapis dan bening. Pertanyaan Soal: Apakah jenis telur cacing yang ditemukan dalam feses perempuan tersebut ?



Pilihan Jawaban : a. Cacing tambang b. Thrichuris trichuria c. Ascaris lumbricoides d. Oxyuris vermicularis e. Enterobius vermicularis Kunci Jawaban: A Referensi: Prianto, J., dkk. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Gramedia; 2010 Kasus (vignette) Seorang analis akan melakukan kultur dari sampel kerokan kulit kedalam media PDA untuk menegakan diagnosa infeksi mikosis. Untuk mencegah adanya kontaminasi dari jamur kontaminan seperti Aspergillus dan Rhizopus Pertanyaan soal: kedalam media kultur tersebut perlu ditambahkan apa? Pilihan Jawaban : a. NaCl fisiologis b. Kristal violet c. Antibiotik d. Antifungi e. Actidione Kunci Jawaban E Referensi Indrawati Gandjar. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Buku Obor. Jakarta. Soal Hasil pemeriksaan feses menunjukkan positif terinfeksi oleh Soil transmitted helminthes. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan metode flotasi. Reagen yang dipergunakan adalah larutan garam jenuh. Karena apakah menggunakan reagen tersebut? Pilihan Jawaban: a. Supaya telur terawetkan b. Digunakan sebagai ganti aquadest c. Agar berat jenis telur lebih ringan d. Menjadikan morfologi telur seperti aslinya e. Agar telur dapat terendapkan di dasar tabung. Kunci Jawaban: C Zeibig, E.A. CLINICAL PARASITOLOGY: A PRACTICAL APPROACH. 2013. Referensi: Missouri.USA. Elsevier Soal Sampel darah menunjukkan adanya parasit Plasmodium vivax. Parasit ini menyebabkan penyakit yang mudah menular. Parasit ini disebarkan oleh vektor yang spesifik. Apakah penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut? Pilihan Jawaban: a. Pembersihan dan baung air besar di jamban b. Menggunakan alas kaki ketika beraktifitas c. Menghindari gigitan nyamuk d. Imunisasi hewan peliharaan e. Vaksinasi unggas Kunci Jawaban: C Referensi: Bogitsh, B.J. Human parasitology. 4th edition. 2013. Oxford. UK. Elsevier Kasus (vignete) penelitian terhadap telur cacing pada Periplaneta americana (lipas), hasil akhir ditemukan ditemukan adanya telur cacing pada lipas tersebut. Pertanyaan soal: Sebagai apakah peranan cacing pada spesies tersebut ?



Pilihan Jawaban : a. Hospes perantara b. Hospes definitif c. Hospes reservoar d. Vektor mekanik e. Zoonosis KunciJawaban: d. Vektor mekanik Referensi: Staff Pengajar Departemen Parasitologi UI. 2009. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Jakarta



IMUNOSEROLOGI Soal Seorang pasien mendapat rujukan untuk melakukan pemeriksaan widal. Ketika seorang analis melakukan pemeriksaan, didapatkan hasil aglutinasi sampai dengan penambahan 10 µl serum dan 1 tetes antigen Salmonella Pertanyaan Soal: Berapakah titer hasil pemeriksaan tersebut ? Pilihan Jawaban : a. 1/20 b. 1/40 c. 1/80 d. 1/160 e. 1/320 Kunci Jawaban: D 1. Karnen Garna Baratawidjaja , Imunologi Dasar, Edisi ke 8. Jakarta : Penerbit FKUI ; 2009 Referensi: 2. Siti Boedina Kresno, Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium , Edisi ke 4. Jakarta : Penerbit FKUI ; 2001 3. Abbas AK, Lichtman AH. Cellular And Molecular Immunology. Elsevier Science,USA. 2003. Soal Seorang analis melakukan pemeriksaan deteksi HIV pada pasien dengan prevalensi tinggi dan didapatkan hasil negatif dengan menggunakan metode rapid test. Pertanyaan Soal: Apakah tindakan yang harus dilakukan ? Pilihan Jawaban : a. Melaporkan hasil pemeriksaan kepada supervisor b. Melakukan pemeriksaan ulang dengan metode pemeriksaan lainnya c. Meminta kembali pasien untuk pengambilan spesimen d. Memberikan hasil pemeriksaan kepada pasien e. Mengecek validitas instrumen pemeriksaan Kunci Jawaban: E Soal Seorang ATLM melakukan pemeriksaan pada sampel sesuai dengan permintaan dokter. Pada pemeriksaan VDRL memberikan hasil positif, pada sampel yang sama didapatkan hasil TPHA negatif. Pertanyaan Soal: Apakah penyebab terjadinya perbedaan hasil pemeriksaan pada kedua tes tersebut? Pilihan Jawaban : a. Akurasi b. Kompleksitas c. Sensitivitas d. Spesifisitas e. Reliabilitas Kunci Jawaban: D Soal Seorang ATLM melakukan pemeriksaan Tubex pada suatu sampel sesuai dengan permintaan dokter. Hasil pemeriksaan tidak terbentuk warna. Pertanyaan Soal: Apakah tindakan yang harus dilakukan selanjutnya? Pilihan Jawaban : a. Mengulangi pemeriksaan dengan menggunakan sampel yang sama b. Mengevaluasi reagen yang digunakan untuk pemeriksaan c. Meminta kepada pasien untuk pengambilan sampel ulang d. Mengeluarkan hasil sesuai dengan hasil pemeriksaan



e. Melaporkan hasil kepada supervisor Kunci Jawaban: A Soal Seorang Analis, dengan rujukan dari dokter, melakukan pemeriksaan VDRL pada pasien yang diduga menderita Sifilis. Spesimen serum diambil langsung dari lemari es kemudian diteteskan sebanyak 40 μl pada strip. Setelah 15 menit, tidak muncul garis pada strip. Pertanyaan Soal: Apakah kesalahan yang mungkin dilakukan dalam pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban : a. Volume spesimen yang digunakan tidak mencukupi b. Metode yang digunakan tidak sesuai c. Penanganan spesimen tidak benar d. Waktu untuk pembacaan hasil kurang lama e. Strip pemeriksaan yang digunakan sudah kadaluwarsa Kunci Jawaban: C Soal Seseorang wanita usia 27 th terlambat datang bulan, telah melakukan tes kehamilan secara mandiri dengan metode stik, hasilnya adalah negative. Ia datang ke laboratorium untuk diperiksa urinnya. Laboratorium ini menggunakan metode aglutinasi, hasilnya dinyatakan positif Pertanyaan Soal: Apa yang menyebabkan perbedaan hasil dari ke dua metode itu? Pilihan Jawaban : a. Sensitivitas b. Spesifisitas c. Kompleksitas d. Homogenitas e. Validitas Kunci Jawaban: A Soal Seorang analis mengerjakan pengenceran serum secara seri dari ½ (tabung 1), selanjutnya sampai tabung 5. Kemudian dilakukan pemeriksaan ASTO semi kwantitatif. Pada label reagen tertulis sensitivitas tes adalah 200 IU/ml. Hasilnya menunjukkan positif terakhir pada tabung ke 4. Pertanyaan Soal: Berapa kadar antibodi pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban : a. 400 IU/ml b. 800 IU/ml c. 1600 IU/ml d. 3200 IU/ml e. 6400 IU/ml Kunci Jawaban: E Soal Pada pembacaan mikroskopis VDRL tampak suspensi antigen merata dan tidak ada agregasi antar partikel antigen. Pada saat yang sama dikerjakan pula control serum negative dan positif. Serum kontrol baik negative maupun positif menunjukkan tidak adanya agregasi partikel Pertanyaan Soal: Bagaimana tindakan yang tepat untuk segera menentukan hasil pada sampel itu? Pilihan Jawaban : a. Menyimpulkan hasil VDRL ragu-ragu b. Menyimpulkan hasil VDRL negative c. Memutuskan serum tidak bisa diperiksa d. Mengulang dengan reagen yang baru e. Mengulang dengan serum yang baru Kunci Jawaban: D



Soal Seorang pasien dengan demam tinggi 2 hari dirujuk dokter untuk melakukan pemeriksaan NS1 untuk mendeteksi dengue dan didapatkan hasil positif. Pertanyaan Soal: Apakah tujuan dilakukan pemeriksaan tersebut ? Pilihan Jawaban : a. Mendeteksi Ig G dalam serum penderita b. Mendeteksi IgM dalam serum penderita c. Mendeteksi antigen dalam serum penderita d. Mendeteksi agen penyebab infeksi secara kualitatif e. Mendeteksi imunitas penderita Kunci Jawaban: C Soal Seorang ATLM dari Puskesmas setempat melakukan pengambilan sampel darah dari 25 orang PSK untuk dilakukan pemeriksaan VDRL. Pertanyaan Soal: Apakah metode pemeriksaan yang dilakukan ? Pilihan Jawaban : a. Hemaglutinasi b. Fiksasi Komplemen c. Rapid Test d. Flokulasi e. ELISA Kunci Jawaban: D Soal Seorang pasien datang ke laboratorium membawa surat pengantar dokter untuk dilakukan pemeriksaan hepatitis B. TLM melakukan pemeriksaan uji serologis Rapid Test HbsAg. Pertanyaan Soal: Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pembacaan hasil tes tersebut ? Pilihan Jawaban : A. 5 menit B. 12 menit C. 10 menit D. 20 menit E. 35 menit Kunci Jawaban: D 1. Anonim. (2014). Buku Penuntun Praktikum Imunologi. Tim Imunologi Balai Referensi: Laboratorium Kesehatan. Yogyakarta. 2. Rittenhouse-Olson, K., & De Nardin, E. (2017). Imunologi dan Serologi Klinis Modern. Jakarta: EGC. Soal Pasien diduga mengidap AIDS,dilakukan pemeriksaan test serologis rapid HIV. Hasil menunjukkan Reaktif, untuk memastikan dilakukan uji antibodi terhadap virion HIV. TLM melakukan persiapan untuk uji konfirmasi yaitu pembuatan TMB subsrat dengan penambahan urea peroxidase. Pertanyaan Soal: Berapa perbandingan reagen yang dibuat? Pilihan Jawaban : A. 1:4 B. 1:10 C. 1:1 D. 2:4 E. 2:1 Kunci Jawaban: C



Soal Pasien datang ke laboratorium untuk pemeriksaan hepatitis C. TLM melakukan test rapid test HCV. Hasil pemeriksaan pada test adalah positif. Pertanyaan Soal: Bagaimana interpretasi hasil yang ditunjukkan pada test yang dilakukan? Pilihan Jawaban A. Muncul satu garis merah pada T dan tidak ada garis di C B. Muncul dua garis merah pada T dan satu garis di C C. Muncul satu garis merah pada T dan satu garis merah di C D. Muncul satu garis merah pada C dan tidak ada garis di T E. Muncul dua garis merah pada T dan dua garis merah pada C Kunci Jawaban: C Kasus (vignette) Deteksi reaksi presipitasi tergantung pada proporsi optimal antigendan antibodi. Sampel pasien mengandung banyak antibodi, tetapi pada tes antigen negatif. Pertanyaan soal: Apa yang telah terjadi pada kejadian tersebut? Pilihan Jawaban : A. Kesalahan Kinerja error B. spesifisitas Rendah C. Ada pergeseran zona kesetaraan D. Fenomena Prozone E. Reagen tidak proporsional Kunci Jawaban: C. Referensi: MARY LOUISE TURGEON, Immunology &Serology in Laboratory Medicine, 2013 Kasus (vignette) Seorang wanita 18 tahun mendapatkan vaksinasi hepatitis B untuk pertama kalinya Pertanyaan soal: Apakah respon yang terjadi pada kasus tersebut? Pilihan Jawaban : A. Innate immune B. Memory response C. Anamnestic response D. Delayed response E. Cytologic response A. Innate immune Kunci Jawaban: Kasus (vignette) Seorang wanita usia 23 tahun dari gejala dan pemeriksaan fisik diduga terinfeksi T. gondii , pada pemeriksaan laboratorium ditemukan positip adanya antibodi IgM, Pertanyaan soal: Apakah kemungkinan pada pasien dari hasil tes diatas? Pilihan Jawaban : A. Infeksi laten B. Infeksi kronik C. Infeksi sedang aktif D. Keadaan karier terhadap T. gondii E. Tidak sedang mengalami infeksi T. gondii Kunci Jawaban: B. Referensi: Abul K. Abbas, Basic Immunology, 2014 Kasus (vignette) Seorang laki-laki 54 dirujuk oleh dokter untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan kecurigaan terinfeksi sifilis stadium akhir (tersier), namun tes RPR dinatakan negative.



Pertanyaan soal: Tes apa yang harus dilakukan selanjutnya? Pilihan Jawaban : A. Ulangi RPR, kemudian melakukan Tes VDRL B. Tes treponema pada serum seperti MHA-TP C. VDRL cairan otak D. Kultur sampel darah E. Tidak ada uji laboratorium positif untuk akhir (tersier) Kunci Jawaban: B. Referensi: Abul K. Abbas,Cellular and Molecular Immunology, 2015 Soal: Sebuah laboratorium mendapat permintaan untuk pemeriksaan HIV bagi pasien yang sedang menjalani VCT. Pemeriksaan rapid test menunjukkan hasil positif. Pertanyaan soal: Apakah tindakan yang dilakukan selanjutnya? Pilihan jawaban: A. menyampaikan hasil pemeriksaan kepada keluarga pasien B. melanjutkan pemeriksaan dengan spesifitas dan sensitivitas lebih tinggi C. meminta pasien untuk kembali ke dokter D. memberi tahu hasil pemeriksaan ke dokter E. menyampaikan hasil pemeriksaan ke pasien Kunci jawaban: E Kresno, S.B. 2001. Imunologi: Diagnosis dan Pengantar Laboratorium. Fakultas Referensi: Kedokteran Universitas Indonesia. Soal: Seorang ATLM akan melakukan pemeriksaan rapid test sifilis menggunakan spesimen darah kapiler. Setelah 5 menit diteteskan darah dan buffer, hasil belum muncul. Pertanyaan soal: Apakah tindakan yang harus dilakukan oleh ATLM tersebut? Pilihan jawaban: A. menunggu 3 menit lagi B. menambahkan buffer C. melakukan sampling ulang D. memanggil pasien kembali E. menyerahkan hasil apa adanya Kunci jawaban: B Soal: Dalam sebuah pemeriksaan rapid test, seorang ATLM menggunakan urin sebagai spesimen, 15 menit kemudian muncul 2 garis pada strip dan ATLM tersebut menyatakan hasil pemeriksaan negatif. Pertanyaan soal: Apakah makna dari hasil tersebut? Pilihan jawaban: A. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang B. Dilanjutkan dengan pemeriksaan yang lebih spesifik C. Urin pasien tidak mengandung senyawa target D. Hasil pemeriksaan seharusnya positif E. Dilakukan pemeriksaan ulang dengan spesimen serum Kunci jawaban: C Soal: Seorang pasien didiagnosa kanker nosofarink. Oleh dokter dirujuk untuk pemeriksaan untuk deteksi keberadaan antibodi IgM anti-kanker. Seorang ATLM mengerjakan spesimen pasien tersebut dan hasil pemeriksaan menunjukkan IgM positif. Pertanyaan soal: Apakah metode pemeriksaan yang dilakukan?



Pilihan jawaban: A. ELISA B. PCR C. HIV rapid test D. TPHA E. TUBEX Kunci jawaban: A Soal: Seorang ATLM melakukan pemeriksaan VDRL dengan spesimen serum, didapatkan hasil pemeriksaan terjadi presipitasi. Pertanyaan soal: Apakah arti dari hasil pemeriksaan tersebut? Pilihan jawaban: A. negatif sifilis B. positif terinfeksi sifilis C. pasien pernah terpapar antigen treponemal D. perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan ELISA E. serum pasien mengandung antigen non-treponemal Kunci jawaban: E Soal: Seorang ATLM melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi Rheumatoid Factor (RF) pada spesimen menggunakan reagen lateks. Pertanyaan soal: Apakah dasar dari reaksi pemeriksaan tersebut ? Pilihan jawaban: A. aglutinasi B. presipitasi C. kolorimetri D. pengendapan E. reaksi enzim-substrat Kunci jawaban: A Soal: Dalam pemeriksaan TPHA, seorang ATLM menggunakan kit yang berisi berbagai reagen. Prosedur awal telah dilakukan, yaitu pengenceran spesimen dengan mencampur 190 μl diluen dan 10 μl serum. Selanjutnya diambil 25 μl untuk dimasukkan ke sumuran control. Pertanyaan soal: Reagen apa yang selanjutnya ditambahkan pada sumuran tersebut? Pilihan jawaban: A. Diluen B. Test Cell C. Control Cell D. Kontrol positif E. Kontrol negative Kunci jawaban: C Kasus (vignete) Seorang analis kesehatan mengerjakan pemeriksaan RPR semi kwantitatif untuk mengetahui titernya. Dilakukan pengenceran serum secara serial. Hasilnya menunjukkan positif terakhir pada tabung ke 5. Pertanyaan soal Pada pengenceran berapakah titer tertinggi sampel tersebut ? Pilihan jawaban a. 1/2 b. 1/4 c. 1/8 d. 1/16



e. 1/32 Kunci Jawaban : E Baratawidjaya KG, 2009, Imunologi Dasar, Jakarta:Balai Penerbit FK UI, Edisi ke 8 Referensi : Kasus (vignete) Pemeriksaan TPHA kualitatif dikerjakan pada mikroplate sebagai berikut : lubang sumuran 1, 3 dan 4 diisi dengan diluent sebanyak 25 µl, lubang sumuran 2 diisi dengan diluent sebanyak 100 µl, lubang sumuran 1 diisi serum sampel sebanyak 25 µl, dari lubang sumuran 1 diambil sebanyak 25 µl dimasukkan lubang sumuran 2, dicampur. Dari lubang sumuran 2 diambil sebanyak 25 µl dimasukkan lubang sumuran 3, dan dari lubang sumuran 3 diambil 25 µl Pertanyaan soal Berapakah penipisan akhir serum pada lubang sumuran 3 ? Pilihan jawaban a. 1/20 b. 1/40 c. 1/80 d. 1/160 e. 1/320 Kunci Jawaban : A Kasus (vignete) Pemeriksaan TPHA kualitatif dikerjakan pada mikroplate sebagai berikut : lubang sumuran 1, 3 dan 4 diisi dengan diluent sebanyak 25 µl, lubang sumuran 2 diisi dengan diluent sebanyak 100 µl, lubang sumuran 1 diisi serum sampel sebanyak 25 µl, dari lubang sumuran 1 diambil sebanyak 25 µl dimasukkan lubang sumuran 2, dicampur. Dari lubang sumuran 2 diambil sebanyak 25 µl dimasukkan lubang sumuran 3, dan dari lubang sumuran 3 diambil 25 µl dan dibuang Diambil lagi dari lubang sumuran 2 sebanyak 25 µl dimasukkan lubang sumuran 4, dan dari lubang sumuran 4 diambil 25 µl dan dibuang Lubang sumuran 3 ditambah 75 µl sel kontrol, lubang sumuran 4 ditambah 75 µl sel tes Pertanyaan soal Berapakah penipisan akhir serum pada lubang sumuran 4 ? Pilihan jawaban a. 1/20 b. 1/40 c. 1/80 d. 1/160 e. 1/320 Kunci Jawaban : C Kasus (vignete) Seorang analis kesehatan mengerjakan pemeriksaan RF semi kwantitatif untuk mengetahui titernya. Dilakukan pengenceran serum secara serial. Pada label reagen tertulis sensitivitas pemeriksaan adalah 8 IU/ml. Hasilnya menunjukkan positif terakhir pada tabung ke 5. Pertanyaan soal Berapakah titer sampel tersebut ? Pilihan jawaban a. 16 mg/L b. 32 mg/L c. 64 mg/L d. 128 mg/L e. 256 mg/l Kunci Jawaban : E



Kasus (vignete) Seorang teknologi laboratorium medik mengerjakan pemeriksaan ASTO semi kuantitatif untuk mengetahui titernya. Dilakukan pengenceran serum secara serial. Pada label reagen tertulis sensitivitas pemeriksaan adalah 200 IU/ml. Hasilnya menunjukkan positif terakhir pada tabung ke 7. Pertanyaan soal Berapakah titer pada sampel tersebut? Pilihan jawaban A. 160 IU/ml B. 320 IU/ml C. 640 IU/ml D. 12800 IU/ml E. 25600 IU/ml Kunci Jawaban : E Kasus (vignete) Pemeriksaan Treponema Pallidum Haemagglutination (TPHA) dikerjakan pada sebuah mikroplate, pada baris sumuran A berisi diluent dan serum, baris sumuran B berisi diluent dan serum kontrol positif, baris sumuran C bersisi diluent dan serum kontrol negatif, pada kolom sumuran nomer 3 ditambah dengan sel kontrol, sedangkan pada kolom sumuran nomer 4 ditambah sel tes, pereaksi belum kedaluwarsa Pertanyaan soal Bagaimana hasil pemeriksaan TPHA tersebut? Pilihan jawaban a. Positif b. Negatif c. Valid d. Invalid e. Intermediate Kunci Jawaban : D Kasus (vignete) Seorang ATLM Puskesmas setempat melakuakn pengambilan sampel darah 25 orang PSK untuk diperiksa kemungkinan menderita sifilis. Untuk efisiensi biaya dilakukan pemeriksaan screening terlebih dahulu Pertanyaan soal Apa parameter untuk pemeriksaan tersebut? Pilihan jawaban A. RPR B. RA C. RF D. ASTO E. TPHA Kunci Jawaban : A Kasus (vignete) Seorang analis kesehatan di laboratorium Imunologi saat bertugas menerima sampel dari bangsal kulit kelamin berupa serum dengan surat pengantar yang meminta pemeriksaan VDRL. Pada surat pengantar diagnosis sementara adalah sifilis. Pertanyaan soal Apakah dasar reaksi pemeriksaan tersebut? Pilihan jawaban A. Presipitasi B. Tes ikatan komplemen C. Aglutinasi



D. Elisa E. Flokulasi Kunci Jawaban : E Kasus (vignete) Seorang ATLM melakukan pemeriksaan VDRL dengan spesimen serum yang telah diambil kemarin dan dimasukkan dalam lemari es pada suhu 40C. ATLM tersebut langsung mengeluarkan serum dan kemudian diteteskan sebanyak 40 μl pada strip. Pertanyaan soal Apakah kesalahan yang dilakukan ATLM dalam melakukan pemeriksaan tersebut? Pilihan jawaban a. Volume spesimen yang digunakan tidak mencukupi b. Metode yang digunakan tidak sesuai c. Penanganan spesimen tidak benar d. Waktu untuk pembacaan hasil kurang lama e. strip pemeriksaan yang digunakan sudah kadaluarsa Kunci Jawaban : C Referensi : Baratawidjaya KG, 2009, Imunologi Dasar, Jakarta:Balai Penerbit FK UI, Edisi ke 8 Kresno S B, 2001, Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium , Edisi ke 4. Jakarta : Penerbit FKUI Kasus (vignete) Seorang analis kesehatan mengerjakan pemeriksaan C-RP semi kwantitatif untuk mengetahui titernya. Dilakukan pengenceran serum secara serial. Pada label reagen tertulis sensitivitas pemeriksaan adalah 6 mg/L. Hasilnya menunjukkan positif terakhir pada tabung ke 4. Pertanyaan soal Berapakah titer pemeriksaan tersebut ? Pilihan jawaban a. 12 mg/L b. 24 mg/L c. 48 mg/L d. 96 mg/L e. 192 mg/L Kunci Jawaban : D Baratawidjaya KG, 2009, Imunologi Dasar, Jakarta:Balai Penerbit FK UI, Referensi : Edisi ke 8 Kasus (vignete) Skema pemeriksaan antigen HIV dengan metode Immunochromatography Test (ICT) tertera pada gambar dibawah ini:



Pertanyaan soal Apa yang dilekatkan pada garis tes (test line) pada pemeriksaan pada metode tersebut? Pilihan jawaban a. Antibodi HIV b. Antigen HIV c. Komplemen HIV d. Anti Imunoglobulin e. Antikomplemen Kunci Jawaban : A



Kasus (vignete) Untuk menjamin pemantapan mutu internal pemeriksaan imunoserologi, maka setiap batch pemeriksaan harus selalu diikuti serum kontrol negatif. Pertanyaan soal Berfungsi sebagai apakah serum kontrol tersebut ? Pilihan jawaban A. Mengontrol sensitivitas B. Mengontrol spesifisitas C. Mengontrol kompleksitas D. Mengontrol homogenitas E. Mengontrol validitas Kunci Jawaban : B Kasus (vignete) Seorang wanita telah melakukan tes kehamilan secara mandiri dengan metode A, hasilnya adalah negatif. Ia ingin memastikan kehamilan tersebut dengan datang ke laboratorium klinik untuk diperiksa urinnya. Laboratorium klinik memeriksa tes kehamilan menggunakan metode B, dan hasilnya dinyatakan positif Pertanyaan soal Apa yang menyebabkan perbedaan hasil dari ke dua metode tersebut ? Pilihan jawaban A. Akurasi B. Presisi C. Impresisi D. Sensitivitas E. Spesifisitas Kunci Jawaban : D Kasus (vignete) Pemeriksaan Serological Test for Siphylis diantaranya pemeriksaan TPHA dan VDRL. Pemeriksaan TPHA mendeteksi antibodi treponema, sedangkan pemeriksaan VDRL mendeteksi adanya antibodi reagin, sehingga pada pemeriksaan VDRL dapat menunjukkan hasil reaksi yang positif pada serum penderita malaria Pertanyaan soal Apakah sifat yang membedakan kedua pemeriksaan tersebut ? Pilihan jawaban A. Sensitivitas B. Spesifisitas C. Validitas D. Akurasi E. Presisi Kunci Jawaban : B Kasus (vignete) Seorang Teknologi Laboratorium Medik akan melaksanakan pemeriksaan antibodi disuruh memilih suatu metode baru untuk tujuan screening. Pertanyaan soal Bagaimanakah ciri-ciri metode yang akan digunakan yang tepat untuk tujuan tersebut ? Pilihan jawaban A. Metode dengan sensitivitas tinggi B. Metode dengan spesifisitas tinggi C. Metode dengan batas deteksi kecil D. Metode dengan range deteksi besar E. Metode dengan linieritas tinggi Kunci Jawaban : A



Kasus (vignete) Skema pemeriksaan antigen HIV dengan metode Immunochromatography Test (ICT) tertera pada gambar dibawah ini:



Pertanyaan soal Apa yang dilekatkan pada garis kontrol (control line) pada pemeriksaan tersebut? Pilihan jawaban a. Antibodi HIV b. Antigen HIV c. Komplemen HIV d. Anti Imunoglobulin e. Antikomplemen Kunci Jawaban : D Kasus (vignette) Adanya gangguan sistim imunologis dapat menyebabkan terjadinya penyakit autoimun, salah satunya penyakit rheumatoid arthritis. Penentuan jumlah antibodi rheumatoid secara kuantitatif ditemukan hasil 1/32. Pertanyaan soal: Berapakah konsentrasi faktor pemeriksaan menggunakan reagen latex? Pilihan Jawaban : A. 2 B. 4 C. 8 D. 16 E. 32 Kunci Jawaban: C Kasus (vignette) Seorang pasien rawat inap anak- usia 8 tahun dengan kondisi gizi buruk, perut buncit, diare, kadar Hb 8 gr/dl, anemia, oleh dokter diminta pemeriksaan darah. Suspek infeksi kecacingan Pertanyaan soal: Apakah jenis immunoglobulin yang biasanya ditemukan pada kondisi tersebut? Pilihan Jawaban : A. Imunoglobulin A B. Imunoglobulin D C. Imunoglobulin E D. Imunoglobulin G E. Imunoglobulin M Kunci Jawaban: C Kasus (vignette) Saat ini penyakit yang menyerang sel T CD4+ dalam tubuh, merupakan salah satu penyakit menular seksual yang dapat menurunkan respon imun di dalam tubuh. Salah satu parameter pemeriksaan untuk membantu diagnosa penyakit tersebut adalah dengan menemukan antibodi pada tubuh penderita. Pertanyaan soal: Jenis pemeriksaan apakah yang digunakan untuk membantu diagnosa penyakit tersebut ? Pilihan Jawaban : A. HBsAg B. HIV C. KHAN



D. VDRL E. TPHA Kunci Jawaban: B Kasus (vignette) Seorang pasien datang di laboratorium dengan membawa form permintaan dari dokter untuk pemeriksaan RF. Fasilitas yang ada untuk pemeriksaan tersebut berupa kit yang berisi antigen latek. Pemeriksaan yang akan dilakukan tujuannya adalah determinasi semikuantitatif adanya RF secara imunologis. Pertanyaan soal: Apa dasar reaksi yang digunakan untuk pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban : A. Flokulasi B. Hemaglutinasi C. Imunokromatografi D. Aglutinasi E. Elisa Kunci Jawaban: D Kasus (vignette) Seorang pasien dilakukan pemeriksaan anti HIV oleh dokter sesuai dengan persetujuan dari pihak pasien. Pemeriksaan pertama dilakukan menggunakan metode rapid test, sensitifitas reagensia 99,9 % dan spesifitas 97 %. Pertanyaan soal: Tes apakah yang tepat untuk mengkonfirmasi kepastian hasil tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Dipilih test dengan tingkat spesifitasyang lebih tinggi dari test pertama B. Dipilih test dengan tingkat spesifitasyang lebih rendah dari test pertama C. Dipilih test dengan tingkat sensitifitas yang lebih tinggi dari test pertama D. Dipilih test dengan tingkat sensitifitas yang lebih rendah dari test pertama E. Dipilih test metode elisa dengan tingkat sensitifitas lebih tinggi dari test pertama Kunci Jawaban: A Kasus (vignette) Seorang wanita yang terlambat datang bulan, ingin memastikan apakah dirinya hamil atau tidak. Lewat pemeriksaan urin yang dilakukan sendiri di rumah menggunakan test pack, didapatkan hasil timbulnya warna merah pada garis kontrol dan juga timbul warna merah pada garis test. Pertanyaan soal: Apa yang terjadi sehingga timbul warna merah pada garis test ? Pilihan Jawaban : a. Terjadinya ikatan antara hCG pada urin sebagai antibodi dengan anti-hCG sebagai antigen. b. Terjadinya kompleks ikatan antara hCG pada urin sebagai antigen dengan anti hCG-1 dan anti hCG-2 yang mengaktifkan enzim sehingga terjadi perubahan warna. c. Terjadinya ikatan antara hCG sebagai antigen yang terdapat pada urin dengan anti hCG-1 pada garis T. d. Terjadinya ikatan antara hCG sebagai antigen yang terdapat pada urin dengan anti hCG-2 pada garis T. e. Terjadinya ikatan antara anti hCG pada urin sebagai antibodi dengan anti hCG-1 pada garis T sehingga menimbulkan perubahan warna. Kunci Jawaban: Referensi:



B Kresno, S.B. 2010. Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. FK.UI.



Kasus (vignette) Suatu daerah sedang terjadi KLB Demam Berdarah, sehingga dibutuhkan adanya infeksi virus Dengue, dengan menggunakan tes yang dapat digunakan seak panas hari pertama Pertanyaan soal: Jenis pemeriksaan apakah yang dimaksud ?



Pilihan Jawaban : a. NS 1 b. NS 7 c. IgM d. IgG e. IgE Kunci Jawaban: A Kasus (vignette) Seorang wanita muda mengalami keguguran beberapa kali. Oleh dokter dirujuk untuk melakukan pemeriksaan ada tidaknya antibodi terhadap Toxoplasma. Pertanyaan soal: Jenis antibodi apa saja yang perlu diperiksa ? Pilihan Jawaban : a. IgM b. IgG c. IgM dan IgG d. IgD e. IgE Kunci Jawaban: C Kasus (vignette) Seorang laki-laki datang ke dokter dimana dengan keluhan demam, badan terasa sakit, lemah, letih, nafsu makan berkurang. Gejala yang disampaikan pada dokter masih kurang member informasi tentang penyakit apa yang diderita. Agar mendapatkan informasi yang lebih lengkap dokter minta untuk diperiksa CRP. Pertanyaan soal: Apakah tujuan pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban : a. Mengetahui adanya inflamasi d. Diagnosa muntaber b. Diagnosa tifus e. Diagnosa demam berdarah c. Diagnosa sifilis Kunci Jawaban: A



TOKSIKOLOGI Soal Dalam analisa alcohol dalam darah dengan metode kromatografi gas.Pada saat pengambilan sampel harus dipilih pengawet yang tepat. Jika pengawetan dipakai untuk menjamin sampel tetap homogen dan tidak berpisah menjadi sel darah merah dan serum.. Pertanyaan soal: Apakah pengawet yang harus ditambahkan ? Pilihan Jawaban : A. Kalium oksalat B. Na azida 1% C. NaCl Jenuh D. Eter E. NaF Kunci Jawaban: A Referensi: Departemen Kesehatan RI, Direktorat Laboratorium Kesehatan. 2002.Pedoman Pemeriksaan Barbiturat, Benzodiazepin dan Alkohol Dalam Spesimen Manusia Dengan Metode KLT, KG dan Spektrofotometer. Jakarta Soal Dilakukan pengujian narkoba terhadap sampel urin berdasarkan surat permintaan pemeriksaan dari Kepolisian setempat dengan hasil positif terhadap penggunaan gol benzodiasepin. Pertanyaan Soal: Apakah langkah selanjutnya yang tepat dilakukan? Pilihan Jawaban : A. Menelpon polisi agar menemui dokter B. Melaporkan hasil pemeriksaan dan merekomendasikan konfirmasi C. Memberitahukan kepada keluarganya untuk dilakukan rehabilitasi D. Mengirim hasil ke kepolisian dengan amplop tertutup E. Menasehati pasien Kunci Jawaban: B Kasus (vignette) Seorang laki-laki berusia 40 tahun meninggal dunia diduga karena keracunan didapatkan tandatanda mati lemas berupa wajah, bibir dan selaput lendir mulut berwarna kebiruan dan tercium bau amandel dari rongga mulut serta tanda keracunan sianida berupa lebam mayat berwarna merah terang pada punggung dan lengan bawah bagian .Lebam mayat dapat hilang pada penekanan. Uji skrining menggunakan metode microdifusi conway dipastikan mengandung sianida. Pertanyaan soal: Spesimen apa yang paling tepat digunakan untuk metode tersebut? Pilihan Jawaban : a. Air liur b. Darah c. Feses d. Urine e. Bilasan lambung Kunci Jawaban: B. Darah Flanagan, R.J., Taylor. A., Watson. I. D. And Whelpton R., 2007, Fundamentals Of Referensi: Analytical Toxicology, John Willey & Son Ltd, West Sussex Kasus (vignette) Tuan “X” berumur 32 th, ditemukan tidak bernyawa di dalam kamarnya. Telah dilakukan outopsi dan laporan outopsi menjelaskan bahwa tidak terdapat kekerasan fisik, akan tetapi ditemukan bekas suntikan pada lengan bagian kanan dan kiri, cuping telinga, ujung ibu jari dan pada kaki, serta terdapat uedem paru-paru dengan darah. Uji skrining dilaporkan positif terhadap narkotika jenis opiat, kokain, dan benzodiazepin. Pertanyaan soal: Bahan pemeriksaan apa yang paling tepat untuk uji skrining?



Pilihan Jawaban : a. Air ludah b. Basuhan lambung c. Darah d. Jaringan paru e. Jaringan hepar Kunci Jawaban: C. Darah Referensi: BNN dan DepKes RI, 2008, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Narkotika, Psikotropika Dan Obat Berbahaya, Badan Narkotika Nasional, Jakarta Wirasuta, I M.A.G., 2005, Peran Toksikologi Forensik dalam Penegakan Hukum Kesehatan di Indonesia, dalam Wirasuta, I M.A.G., et al. (Ed.) 2005, Peran Kedokteran Forensik Dalam Penegakan Hukum Di Indonesia. Tantangan Dan Tuntuan Di Masa Depan, Penerbit Udayana, Denpasar Kasus (vignette) Seorang laki-laki pekerja di industri pelapisan logam berusia 40 tahun meninggal dunia, sebelum meninggal mengeluh pusing, nafas pendek, mulut terasa logam dan batuk darah. Dugaan sementara terkena paparan logam berat kadmium dan arsenic yang digunakan dalam industri tersebut secara terus menerus lebih dari 8 jam. Pertanyaan soal: Instrumen pemeriksaan apa yang paling tepat dan cepat untuk mengidentifikasi kedua logam berat tersebut dalam satu periode pemeriksaaan? Pilihan Jawaban : a. AAS b. HPLC c. GC-MS d. ICP-MS e. LC-MS Kunci Jawaban: D. ICP-MS Referensi: Flanagan, R.J., Taylor. A., Watson. I. D. And Whelpton R., 2007, Fundamentals Of Analytical Toxicology, John Willey & Son Ltd, West Sussex Gleason, M.N., Gosselin, R.E., and Hodge, H.C., 1957, Clinical Toxicology of Commercial Products: Acute Poisoning (Home & Farm), The williams & Wilkins Company, New York Kasus (vignette) Hasil uji kualitatif penggunaan obat terlarang dengan bahan pemeriksaan urine, diperoleh hasil pemeriksaan dengan penambahan pereaksi Marquis menghasilkan warna ungu, dengan pereaksi Mecke menghasilkan warna hijau tua. Diduga urine tersebut mengandung codein, heroin, morfin, 6 – asetilmorfin dan asetilkodein. Untuk memastikan narkotika yang terkandung maka dilakukan uji dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan diperoleh hasil sebagai berikut : Keterangan : Fase diam : Silika Gel GF 254 Fase Gerak : Etil asetat : Amoniak : Metanol (85:5:10) A : Baku Heroin B : Baku Morfine C : bahan pemeriksaan urin D : Baku 6-asetilmorfin E : Baku Codein F : Baku Asetilkodein Pertanyaan soal: Dari hasil diatas narkotika apa yang terkandung dalam bahan pemeriksaan? Pilihan Jawaban : a. Asetilkodein b. Heroin c. Kodein



d. Morfin e. 6- Asetilmorfin Kunci Jawaban: C. Kodein Referensi: BNN dan DepKes RI, 2008, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Narkotika, Psikotropika Dan Obat Berbahaya, Badan Narkotika Nasional, Jakarta Moffat, A.C., Osselton, M.D.,Widdop, B., 2011, Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons Fourth Edition, Pharmaceutical Press, London Kasus (vignette) Seorang petani berusia 58 tahun mengalami kejang-kejang, sebelumnya mengeluhkan sakit kepala, mual, kejang perut, denyut jantung lambat, sering kedutan (kejang otot). Diduga disebabkan karena terpapar pestisida organofosfat untuk membasmi serangga dengan durasi waktu yang terlalu lama. Untuk monitoring kondisinya dilakukan penetapan kadar kolinesterase. Pertanyaan soal: Bahan pemeriksaan apa yang paling tepat digunakan untuk uji tersebut? Pilihan Jawaban : a. Air liur b. Bilasan lambung c. Darah d. Feses e. Urine Kunci Jawaban: C. Darah Referensi: Flanagan, R.J., Taylor. A., Watson. I. D. And Whelpton R., 2007, Fundamentals Of Analytical Toxicology, John Willey & Son Ltd, West Sussex Gleason, M.N., Gosselin, R.E., and Hodge, H.C., 1957, Clinical Toxicology of Commercial Products: Acute Poisoning (Home & Farm), The williams & Wilkins Company, New York Raini M., 2007, Toksikologi Pestisida dan Penanganan Akibat Keracunan Pestisida, Media Litbang Kesehatan Volume XVII No 3 Kasus (vignette) Seorang remaja sedang menjalani perawatan medis dengan mengkonsumsi antibiotika jenis amoksisilin. Pertanyaan soal: Jenis napza apa yang mungkin menunjukkan hasil positif palsu pada pemeriksaan urin? Pilihan Jawaban : a. Amfetamin b. Benzodiazepin c. Kokain d. Methadone e. Opium Kunci Jawaban: C. Kokain Referensi: BNN dan DepKes RI, 2008, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Narkotika, Psikotropika Dan Obat Berbahaya, Badan Narkotika Nasional, Jakarta Soal Seorang ATLM melakukan identifikasi sianida dengan menggunakan kertas saring. Kertas ini dipakai untuk pemeriksaan masal pada pekerja yang diduga kontak dengan CN. Caranya dengan membasahkan kertas dengan ludah di bawah lidah. Pemeriksaan telah dilakukan secara duplo dan dengan control positif dan negatif. Hasil uji berwarna biru muda, kontrol positif berubah menjadi biru dan kontrol negatif tidak berwarna. Pertanyaan Soal: Apakah tindakan yang tepat dilakukan ATLM? Pilihan Jawaban : A. Mengkonfirmasi hasil pemeriksaan dengan metoda spektrofotometri AAS B. Mengkonfirmasi hasil pemeriksaan dengan control positif C. Mengkonfirmasi hasil pemeriksaan dengan metoda kromatografi gas



D. Mengkonfirmasi hasil pemeriksaan dengan control negative E. Melakukan pemeriksaan pH Kunci Jawaban: C Referensi: Sartono,2001, racun dan KerAcunan, Widya Medika, Jakarta Soal Seorang ATLM sedang melakukan pemeriksaan pb dalam urin dengan cara ke dalam urin ditambahkan H2SO4 encer sehingga terbentuk endapan PbSO 4 berwarna putih, lalu disaring. Endapan ini tak larut dalam HNO3 tetapi larut dalam HCl atau NH4-asetat. Pertanyaan Soal: Apakah urin yang tepat digunakan? Pilihan Jawaban : A. porsi tengah B. pagi C. 24 jam D. Sewaktu E. Prospandial Kunci C Jawaban: Mun’im Idries, Abdul. 2008. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Referensi: Penyidikan: Sagung Seto, Jakarta Soal Seorang ATLM sedang melakukan pemeriksaan alkohol dalam darah menggunakan metode kromatografi gas. Spesimen yang dipakai adalah 200 μL aliquot darah. Secara karakteristik, darah akan menjadi terpisah menjadi sel darah merah dan serum Pertanyaan Soal: Apakah antikoagulan yang tepat untuk mencegah hal tersebut? Pilihan Jawaban : A. heparin B. Sodium fluoride heparin C. Trisodium Citrate D.Potasium oksalat E. Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid) Kunci Jawaban: D Referensi: BNN, 2008, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Narkotika, Psikotropika dan Obat Berbahaya, BNN bekerjasama dengan DepKes Soal Seorang ATLM melakukan identifikasi amfetamin yang dicampur pada minuman. Hasil reaksi warna dengan reagen simon menghasilkan warna biru yang setelah beberapa detik warna hilang. Pemeriksaan dengan reaksi warna dilakukan secara duplo dan dengan control positif dan negative. Kontrol positif menunjukkan warna biru yang permanen, sementara control negative tidak berwarna Pertanyaan Soal: Apakah tindakan yang sebaiknya dilakukan ATLM? Pilihan Jawaban : A. Mengkonfirmasi hasil pemeriksaan dengan metoda kromatografi gas B. Mengkonfirmasi hasil pemeriksaan dengan metoda spektrofotometri AAS C. Mengkonfirmasi hasil pemeriksaan dengan control positif D. Mengkonfirmasi hasil pemeriksaan dengan control negative E. Melakukan pemeriksaan pH Kunci Jawaban: A R.J.Flanangan (et.al.),1995. Basic Analytical Toxicology. WHO Geneve Referensi: Kasus 1 Seorang analis kesehatan di Puskesmas akan mengirimkan sampel urin untuk pemeriksaan konfirmasi terhadap NAPZA ke laboratorium rujukan.



Pertanyaan soal: Apakah syarat wadah yang tepat digunakan? Pilihan Jawaban : A. Botol gelas steril, bertutup rapat B. Botol kaca gelap, bersih, bertutup asah C. Botol palstik bersih, bermulut lebar, bertutup ulir D. Botol kaca tidak tembus cahaya, steril, mudah ditutup E. Botol kaca steril yang telah dibilas desinfektan, bertutup Kunci Jawaban: E Referensi: Pedoman Pemeriksaan Laboratorium NAPZA, BNN bekerjasama dengan Dep.Kes. 2008 Kasus 2 Sampel urin untuk pemeriksaan NAPZA sebaiknya sampel segar tanpa bahan pengawet. Tetapi apabila sampel akan dikirm ke laboratorium rujukan dan pengujian akan tertunda maka sebaiknya diberi bahan pengawet. Pertanyaan soal: Bahan pengawet apakah yang tepat untuk sampel urin? Pilihan Jawaban : A. Fenol 1% B. Asam borat 1% C. Natrium azida 0,1% D. Natrium benzoat 1% E. Natrium fluorida 1% Kunci Jawaban: C Referensi: Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Toksikologi Obat, Dep.Kes. 2004 Kasus 4 Pada suatu kasus diduga seseorang minum alcohol berlebihan karena dari mulutnya tercium bau alcohol, kondisi pasien sadar. Dalam kasus ini diperlukan informasi kadar alcohol dalam darah dalam waktu yang singkat. Pertanyaan soal: Pemeriksaan manakah yang dapat berkorelasi untuk memastikan dugaan tersebut? Pilihan Jawaban : A. Test cepat terhadap alcohol pada urin B. Test cepat terhadap alcohol pada saliva C. Pemeriksaan kadar alcohol dalam darah D. Pemeriksaan kadar alcohol pada keringat E. Test alcohol pada udara pernafasan (breath test) Kunci Jawaban: Referensi:



B Pedoman Pemeriksaan Laboratorium NAPZA, BNN bekerjasama dengan Dep.Kes. 2008



Kasus 6 Seorang teknisi laboratorium telah selesai melakukan pemeriksaan terhadap specimen penyalahgunaan NAPZA yang terkait dengan kasus hukum. Pertanyaan soal: Apakah tindakan yang tepat dilakukan terhadap sisa sampel? Pilihan Jawaban : A. menyimpan sebagian sampel di almasi asam B. membuang sisa sampel ke dalam larutan desinfektan C. membuang sisa sampel ke dalam wadah sampah padat D. menyimpan sisa sampel dalam almari es suhu 40C E. meyimpan sisa sampel dalam freezer suhu -200C



Kunci Jawaban: E Referensi: Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Toksikologi Obat, Dep.Kes. 2004 Kasus 7 Seorang teknisi laboratorium di suatu Puskesmas telah melakukan pengujian morfin terhadap pada sampel urin berdasarkan surat permintaan pemeriksaan dari Polres setempat. Pemeriksaan dilakukan dengan metode ICT-strip test dan didapatkan hasil positif. Pertanyaan soal: Langkah apakah yang selanjutnya tepat dilakukan? Pilihan Jawaban : A. Langsung melaporkan hasil pemeriksaan tidak perlu merekomendasikan apapun B. Segera melaporkan hasil pemeriksaan dan merekomendasikan pemeriksaan konfirmasi C. Segera memberitahukan kepada pasien dan keluarganya untuk melakukan rehabilitasi D. Memberitahukan kepada teman-teman pasien agar menasehati pasien E. Segera membuang sisa sampel Kunci Jawaban: B Kasus 9 Seorang teknisi laboratorium melakukan pengujian pestisida dalam sampel berupa cairan lambung dengan metode KLT, menggunakan baku pembanding diazinon dan sumition. Hasil pengujian didapatkan Rf bercak diazinon 0,72 dan Rf sumition 0,48, sedangkan Rf bercak sampel 0,6. Pertanyaan soal: Bagaimanakah interpretasi hasil kromatogram tersebut ? Pilihan Jawaban : A. sampel mengandung sumition B. sampel mengandung senyawa pestsida C. sampel tidak mengandung pestisida organofosfat D. sampel tidak mengandung diasinon dan sumition E. sampel tidak mengandung senyawa pestisida Kunci Jawaban: D Kasus 10 Pada kasus dugaan keracunan Arsen, diagnosis masih dapat ditegakkan meskipun korban sudah meninggal dan sudah lama dikubur. Pertanyaan soal: Sampel apakah yang dapat diambil untuk menegakkan diagnose? Pilihan Jawaban : A. Darah beku B. Cairan jaringan C. Otak dan hati D. Rambut dan kuku E. Jaringan lemak Kunci Jawaban: D Referensi: Flanagan, Fundamental Analysis of Toxicology, Wiley, 2007 Kasus 12 Uji screening terhadap sampel berupa kristal bening putih menggunakan pereaksi tetes Marquis terbentuk warna orange – coklat. Pertanyaan soal: Zat apakah yang paling mungkin dari hasil uji tersebut? Pilihan Jawaban : A. morfin B. codein C. amfetamin D. diazepam E. luminal Kunci Jawaban: C



Referensi:



Pedoman Pemeriksaan Laboratorium NAPZA, BNN bekerjasama dengan Dep.Kes. 2008



Kasus 13 Untuk keperluan penyelidikan seringkali diperlukan pelacakan apakah seseorang yang diduga menggunakan narkotika sebagai pengguna tetap atau pengguna baru. Pertanyaan soal: Jenis sampel apakah yang tepat untuk keperluan tersebut? Pilihan Jawaban : A. urin B. darah C. kulit D. tulang E. rambut Kunci Jawaban: E Referensi: Fundamentals of Analytical Toxicology, Flanagan, 2007 Kasus 15 Hasil analisis darah seorang pasien yang bekerja di pabrik cat didapatkan data: kadar hemoglobin 6 g/dl, evaluasi apusan sel darah tepi terdapat banyak sel eritrosit dengan gambaran sebagai berikut: Ciri-ciri: Ukuran sel eritrosit lebih besar, terdapat bintikbintik biru



Pertanyaan soal: Keracunan apakah yang paling mungkin pada pasien tersebut? Pilihan Jawaban : A. Merkuri B. Plumbum C. Chromium D. Arsen E. Cadmium Kunci Jawaban: B Referensi: Clinical Toxicology Kasus (vignette) Seorang ATLM akan melakukan analisa alkohol dalam darah dengan metode kromatografi gas. Untuk menjamin sampel tetap homogen, tidak memisah menjadi serum dan sel darah merah, maka diberikan pengawet. Pertanyaan soal: Pengawet apakah yang paling cocok ditambahkan ? Pilihan Jawaban : A. Kalium oksalat B. Na azida 1% C. NaCl Jenuh D. Eter E. NaF Kunci Jawaban: A Referensi: R.J. Flanangan (et.al.),1995. Basic Analytical Toxicology. WHO Geneve



Kasus (vignette) Seorang pria mengonsumsi minuman keras lalu mengalami mual, sakit perut, sakit kepala dan gangguan penglihatan setelah 1,5 jam mengkonsumsi minuman keras. Diagnosa sementara dokter, pasien mengalami keracunan methanol. Dokter meminta pemeriksaan methanol dalam urine. Pasen tiba di laboratorium 2.5 jam setelah minum minuman keras. Pertanyaan soal: Jenis metabolit apakah yang ditemukan dalam urin pasien tersebut? Pilihan Jawaban : A. Metanol B. Formaldehida C. Etanol D. Asam format E. Asetaldehida Kunci Jawaban: D Referensi: Biomonitoring in a workplace – WHO Geneva Kasus (vignette) Seorang pria berusia 40 tahun meninggal dengan dugaan keracunan gas CO. Darah pasien dikirim ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut. Pertanyaan soal: Alat apakah yang dapat digunakan untuk pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban : a. Spektroskopi Serapan Atom b. Kromatografi Gas c. Spektrofotometer d. GCMS e. HPLC Kunci Jawaban: Referensi:



C Chada PV, Hutauruk J, 1995, Handbook of Forensic Medicine and Toxicology, Edisi 5, Widya Medika, Jakarta



Kasus (vignete): Sampel urin seorang perempuan usia 25 tahun harus di kirim oleh seorang ATLM ke laboratorium toksikologi. Pasien diduga merupakan seorang pengguna NAPZA, Pengiriman urine memakan waktu lebih dari 24 jam. Pertanyaan soal (lead in): Pertanyaan soal: Untuk menjaga mutu hasil pengujian dari kemungkinan kesalahan terkait kualitas sampel, maka bahan pengawet apakah yang harus ditambahkan untuk sampel tersebut? Pilihan Jawaban: a. Alkohol absolut (96 %) b. Na azida 1% c. NaCl Jenuh d. Eter e. NaF Kunci Jawaban: B Cooper, G. and Negrusz, A. eds., 2013. Clarke's analytical forensic toxicology. Referensi: Pharmaceutical Press. Kasus (vignete): Seorang pasien berusia 35 tahun datang ke laboratorium membawa surat pengantar dari dokter untuk diperiksa urinnya. Pada specimen urin diperiksa dengan penambahan reagen marquis di mana uji



tersebut menunjukkan warna ungu kemerah-merahan. Pertanyaan soal: Jenis opium apakah yang ditemukan pada kasus di atas? Pilihan Jawaban : a. Codein b. Morphin c. Papaverin d. Thebain e. Narkotin Kunci Jawaban: b. Morphin Referensi: Cheng, S. 1954. Double-Coloration Test for the Differentiation of Opium Alkaloids. Journal of The American Pharmaceutical Association. Vol. XLIII No. 13, 767-769. Kasus (vignete): Seorang pasien berusia 40 tahun datang ke laboratorium membawa surat pengantar dari dokter untuk diperiksa urinnya. Pada specimen urin diperiksa dengan penambahan reagen frohde di mana uji tersebut menunjukkan warna merah kecoklatan. Pertanyaan soal: Jenis opium apakah yang ditemukan pada kasus di atas? Pilihan Jawaban : a. Codein b. Morphin c. Papaverin d. Thebain e. Narkotin Kunci Jawaban: d. Thebain



SITOHISTOTEKNOLOGI Kasus (vignette) Sebuah rumah sakit mengirim sampel berupa nasopharing ke laboratorium sitohistoteknologi untuk proses pembuatan preparat jaringan. Cairan yang digunakan untuk proses fiksasi ternyata menyebabkan nasopharing rusak. Salah satu penyebab rusaknya nasopharing adalah pemilihan cairan fiksasi yang kurang sesuai. Pertanyaan soal: Cairan fiksasi yang sesuai yaitu ? Pilihan Jawaban : a. Formalin buffer10 % b. Glutaral dehide c. Bouin d. Alkohol 70% e. carnoy Kunci Jawaban d. Alkohol 70% Referensi Cormack, D.1992. Histologi. Bina Rupa Aksara. Edisi 9. Jakarta. IAPI. 2008. Pedoman Bahan untuk Pemeriksaan Histopatologi. IAPI. Jakarta Mangunsudirdjo, S. 2000. Petunjuk Laboratorium Patologi Anatomi Kedokteran. FKUI. Jakarta Spector. WG.1993. Pengantar Patologi Umum. Edisi 3. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Sutisna, H. 1993. Patologi Kumpulan Kuliah Patologi Anatomi. Edisi 1. FKUI. Jakarta. Kasus (vignette) Proses pengecatan preparat jaringan uterus menggunakan cat hematoxylin dan eosin. Setelah dicat dengan cat hematoxylin ternyata warna sitoplasma dari preparat terlalu tebal. Hal ini menyebabkan preparat sulit untuk diamati. Pertanyaan soal: Untuk mengurangi warna sitoplasma yang terlalu tebal tersebut maka dilakukan proses : Pilihan Jawaban : a. Dealkoholisasi menggunakan larutan etanol 96 % b. Deparafinisasi menggunakan larutan xylol c. Decolorisasi menggunakan larutan HCl 2N d. Dehidrasi menggunakan larutan alkohol e. Clearing menggunakan larutan xylol Kunci Jawaban



c. Decolorisasi menggunakan larutan HCl 2N



Kasus (vignette) Seorang analis menerima sampel jaringan dalam suatu wadah tertutup. Berdasarkan data-data pada formulir terdapat permintaan pembuatan sediaan histologi. Setelah wadah sampel dibuka terdapat bau busuk pada jaringan yang ternyata tidak direndam dalam suatu cairan yang benar. Pertanyaan soal: Apa sikap yang benar yang dilakukan oleh seorang analis tersebut? Pilihan Jawaban : PilihanJawaban : A. Melanjutkan pengerjaan sampel karena analis bukan yang melakukan biopsy B. Memberikan penjelasan tentang syarat sampel yang baik untuk diperiksa C. Menerima sampel dengan diberi keterangan seadanya D. Membuang sampel karena tidak memenuhi syarat E. Menolak keras karena sampel sudah busuk Kunci Jawaban B 1. Bancroft, JD. Gamble, M, (2013). Teory and practice of histological Referensi technique,Philadelphia: Elseiver 2. Kristian E., Inderiati D. (2017), Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medis (TLM): Sitohistoteknologi. PPSDMKes. 3. Handari Suntoro, 1983 Metode pewarnaan( Histologi dan Histokimia) , Bhratara Karya Aksara , Jakarta



4. Histologi Dasar, L Carlos Junqueira, Jose Carneiro, Robert O. Kelley Kasus (vignette) Seorang analis mengerjakan pembuatan preparat jaringan metode paraffin. Pertanyaan soal: Manakah urutan proses diatas yang benar? Pilihan Jawaban : A. Fiksasi-cutting-dehidrasi-clearing-infiltrasi-embeding B. Fiksasi-cutting-dehidrasi-infiltrasi-clearing-embeding C. Fiksasi-dehidrasi-cutting clearing-infiltrasi-embeding D. Fiksasi-dehidrasi-clearing-infiltrasi-embeding-cutting E. Fiksasi-cutting-dehidrasi-clearing-embeding-infiltrasi Kunci Jawaban D Kasus (vignette) Pengambilan sampel telah di lakukan oleh petugas untuk proses histoteknologi, kemudian petugas tersebut memasukkan organ tersebut ke dalam larutan jernih dengan tujuan membersihkan supaya bebas darah tetapi tidak merusak sel-sel organ tersebut. Pertanyaan soal: Apakah nama larutan tersebut? Pilihan Jawaban : A. NaCl fisiologis B. Formalin C. Alcohol 70% D. Alcohol E. Xylol Kunci Jawaban A Kasus (vignette) Supaya mudah dalam mengamati preparat jaringan yang sudah dibuat dengan metode parafin maka diperlukan proses staining. Pertanyaan soal: Apa langkah pertama yang dilakukan pada proses tersebut? Pilihan Jawaban : A. Rehidrasi B. Deparafinisasi C. Inkubasi dalam larutan eosin D. Inkubasi dalam asam-alkohol E. Inkubasi dalam larutan hematoksilin Kunci Jawaban B Kasus (vignette) Proses jaringan dimasukkan ke dalam larutan alcohol dari konsentrasi absolute, 95%, 80% kemudian 70% . Pertanyaan soal: Apa tujuan proses tersebut? Pilihan Jawaban : A. Mengawetkan jaringan B. Menjernihkan jaringan C. Mempermudah pengecoran D. Mempermudah pengamatan E. Mengisi jaringan dengan air Kunci Jawaban E Kasus (vignette) Seorang analis melakukan perendaman sampel jaringan setebal 6x6 cm dalam 10 ml larutan formalin selama 1 jam. Kemudian dilakukan proses histoteknologi lengkap dengan benar sesuai prosedur. Hasil pewarnaan tidak seperti yang diharapkan, karena tidak merata pada semua lapang pandang.



Pertanyaan soal: Apa faktor penyebab terjadinya hal itu? Pilihan Jawaban : A. Tidak dilakukan dehidrasi B. Awal staining dengan deparafinisasi C. Tidak dilakukan pengecekan terhadap Mikroskup D. Besar jaringan tidak sesuai dengan volume fiksatif E. Jenis kandungan yang ada dalam jaringan berbeda Kunci Jawaban D Kasus (vignette) Jaringan yang sebagian besar adalah protein, pada proses perendaman dalam alhokol akan berubah warna karena sifat dari protein tersebut. Perlu dilakukan penjernihan supaya dapat diamati. Pertanyaan soal: Apa nama larutan untuk proses itu? Pilihan Jawaban : A. Air B. Xylol C. Paraffin D. Alcohol E. Formalin Kunci Jawaban B Kasus (vignette) Pada proses pewarnaan dengan HE , diperlukan pewarna hematoksilin, eosin, larutan asam alcohol, ammonium karbonat, xylol. Masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Pertanyaan soal: Apa larutan di atas yang mempunyai fungsi untuk mewarnai sitoplasma? Pilihan Jawaban : A. Eosin B. Xylol C. asam alcohol D. Hematoksilin E. Ammonium karbonat Kunci Jawaban A Kasus (vignette) Anda sebagai ATLM diminta oleh dokter untuk melakukan prosesing jaringan yang dimaksudkan untuk melihat gambaran sel purkinje. Pertanyaan soal: Terdapat pada organ apa sel tersebut? Pilihan Jawaban : A. Hati B. Ginjal C. D.



Cerebrum Cerebellum



E. Ganglion Gaseri Kunci Jawaban: D. Cerebellum Referensi:



Didik Sumanto,Belajar Sitohistoteknologi untuk pemula, IAKIS Semarang Perhimpunan Spesialis PA Indonesia, 2008, Pedoman Penanganan Bahan Pemeriksaan Histologi, Jakarta Anthony L. Mescher, Histologi Dasar, edisi 12, EGC,



Soal: Seorang ATLM melakukan pemeriksaan terhadap jaringan yang sudah diwarnai menggunakan HE.



Jaringan tersebut tampak bertumpuk dan berbentuk bulat besar, transparan dengan inti berada pada bagian tepi. Pertanyaan soal: Jaringan tersebut adalah … Pilihan jawaban: A. Epitel B. Lemak C. Badan Nissl D. Microvili E. Kolagen Kunci jawaban: B Mescher, A. L. 2010. Junquiera’s Basic Histology Text and Atlas. 12th Edition. The Referensi: McGraw Hill Companies. Soal Pertanyaan Soal: Jaringan tumor yang diterima laboratorium Patologi berukuran 6x6 cm dan direndam dalam 10 ml formalin 10% sejak 24 jam yang lalu dan jaringan diletakkan dalam toples kaca tertutup. Selenjutnya akan dilakukan pemotongan makroskopis. Pemotongan yang dilakukan menemukan adanya jaringan yang membusuk pada bagian tengah jaringan. Apakah yang menyebabkan hal tersebut? Pilihan Jawaban: a. Proses fiksasi terlalu singkat b. Volume fiksatif terlalu sedikit c. Kesalahan konsentrasi fiksatif d. Pengiriman sampel yang hampa udara e. Bahan wadah sampel yang tembus cahaya Kunci Jawaban: B Referensi: Bancroft Soal Pertanyaan Soal: Pewarnaan kedua yang dilakukan pada pewarnaan rutin adalah diwarnai dengan eosin. Urutan tahapan sebelum pewarnaan eosin adalah dilakukan rehidrasi. Karena apakah dilakukan hal tersebut? Pilihan Jawaban: a. Mengurangi kekerasan jaringan b. Pelarut cat eosin adalah aquades c. Untuk melakukan proses blueing d. Agar jaringan terikat pada object glass e. Supaya tidak terjadi pengerutan jaringan Kunci Jawaban: B Referensi: Eroschenko VP. Atlas Histologi DiFiore. EGC Soal Pertanyaan Soal: Hasil prosesing dan pengecatan jaringan diperiksa untuk mengetahui kelayakan untuk dilakukan pengamatan dan dari hasil pemeriksaan mikroskopis menunjukkan terdapat gambaran kabur seperti berkabut pada sediaan yang dibuat. Apakah yang menyebabkan hal tersebut? Pilihan Jawaban: a. Fiksatif terlalu pekat b. Bahan pewarna yang salah c. Waktu clearing yang kurang d. Potongan jaringan terlalu tebal e. Embedding dengan suhu terlalu tinggi Kunci Jawaban: C



Soal Pertanyaan Soal: Pengamatan mikroskopis dari hasil pengecatan rutin jaringan menunjukkan adanya gambaran sel yang saling bertumpuk. Apakah tahapan yang perlu diperbaiki? Pilihan Jawaban: a. Dehidrasi b. Deparafinasi c. Penjernihan dengan xylol d. Perendaman larutan fiksasi e. Pemotongan dengan mikrotom Kunci Jawaban: E Soal: Seorang ATLM akan melakukan pemeriksaan terhadap jaringan yang diduga mengalami kelainan. Jaringan tersebut diwarnai dengan teknik pewarnaan yang akan mewarnai komponen jaringan berdasarkan kemampuan menyerap cat bersifat asam dan basa. Pertanyaan soal: Teknik pewarnaan yang digunakan adalah … Pilihan jawaban: A. Chromaffin B. Periodic Acid Schiff (PAS) C. Hematoxilyn-Eosin D. Giemsa E. Sudanofil Kunci jawaban: C Jusuf, A.A. 2010. Histoteknik Dasar. Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Referensi: Universitas Indonesia. Soal: Seorang ATLM akan melakukan pemeriksaan terhadap jaringan yang diduga mengalami kelainan. Setelah melakukan sejumlah tahapan teknik pembuatan preparat histologi, didapatkan preparat berisi sel-sel yang terwarnai namun tampak sitoplasma sel rusak. Pertanyaan soal: Apakah tahapan teknik yang kemungkinan tidak dijalankan dengan benar adalah … Pilihan jawaban: A. Fiksasi B. Dehidrasi C. Clearing D. Inflitasi E. Embedding Kunci jawaban: A Mescher, A. L. 2010. Junquiera’s Basic Histology Text and Atlas. 12th Edition. Referensi: The McGraw Hill Companies. Soal: Seorang ATLM menggunakan teknik pewarnaan HE terhadap spesimen jaringan. Dari pengamatan mikroskopis, tampak adanya kumpulan sel epitel kuboid. Pertanyaan soal: Apakah warna dari inti sel yang diamati? Pilihan jawaban: A. hijau B. cokelat C. kemerahan D. perak E. biru gelap Kunci jawaban: E



Kasus (vignette) Jaringan yang baru diambil dari pasien melalui operasi harus segera dimasukkan ke dalam larutan NBF 10%. Pertanyaan soal: Apa tujuan proses tersebut? Pilihan Jawaban : A. Mengeluarkan air dari dalam sel dan jaringan B. Mempertahankan keadaan sel dan jaringan seperti aslinya C. Memberikan pewarnaan awal pada jaringan D. Memadatkan jaringan supaya dapat dipotong dengan mudah E. Menjernihkan sel dan jaringan agar dapat terwarna dengan baik Kunci Jawaban: B. Mempertahankan keadaan sel dan jaringan seperti aslinya Suvarna, S.K., Layton, C., Bancroft, J.D.,2013, Bancroft’s Theory and Practice of Referensi: Histological Techniques, Churchill Livingstone Elsevier, United Kingdom Kasus (vignette) Processing jaringan dapat dilakukan secara manual maupun otomatis menggunakan alat tissue processor. Pertanyaan soal: Tahapan apa yang pertama kali dilakukan pada tissue processor? Pilihan Jawaban : A. Rehidrasi B. Clearing C. Dehidrasi D. Fiksasi E. Impregnasi C. Dehidrasi KunciJawaban: Kasus (vignette) Pengecatan HE adalah teknik pengecatan rutin di dalam pemeriksaan jaringan secara histopatologis. Pertanyaan soal: Bahan apa yang berfungsi sebagai cat pembanding dalam pengecatan tersebut? Pilihan Jawaban : A. Eosin alkohol B. Eosin 1 % C. Eosin D. Orange G E. Congo red B. Eosin 1 % KunciJawaban: Kasus (vignette) Laboratorium Patologi Anatomi menerima sampel berupa jaringan tulang yang telah difiksasi dengan NBF 10%, dengan permintaan jaringan tersebut dibuat preparat HE. Sebelum dilakukan prosesing jaringan, harus dilakukan tahap dekalsifikasi. Pertanyaan soal: Larutan apa yang harus digunakan untuk tahap tersebut? Pilihan Jawaban : A. alkohol B. asamformiat C. formalin D. paraffin E. xilol B. asamformiat KunciJawaban: Kasus (vignette) Prosesing jaringan sebelum dibuat preparat memerlukan serangkaian proses. Salah satu tahap yang harus dilakukan adalah impregnasi, yaitu masuknya paraffin ke dalam jaringan. Untuk menjamin jaringan



siap menerima parafin, perlu dilakukan satu tahap penting sebelumnya. Pertanyaan soal: Apakah nama tahap yang dimaksud? Pilihan Jawaban : A. Fiksasi B. Dehidrasi C. Clearing D. Infiltrating E. Embedding C. Clearing KunciJawaban: Kasus (vignette) Pengecatan Papanicolaou dilakukan untuk pemeriksaan sitologi di suatu laboratorium Patologi Anatomi dengan menggunakan 3 macam zat warna. Pertanyaan soal: Zat warna manakah yang berfungsi memberi warna pada inti sel? Pilihan Jawaban: A. Eosin B. Eosin alkohol C. Harris’s hematoxylin D. Mayer’s hematoxylin E. Orange G C. Harris’s hematoxylin KunciJawaban: Soal Hasil pemeriksaan sampel organ dari seorang pasien, didapatkan hasil yang kurang baik, yaitu terjadi perubahan struktur jaringan tersebut akibat adanya autolisis enzim pada jaringan tersebut. Pertanyaan Soal: Apakah tahapan yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya hal tersebut? Pilihan Jawaban : A. fiksasi B. clearing C. staining D. dehidrasi E. embedding Kunci Jawaban: A Muntiha M. 2001. Teknik Pembuatan Preparat Histopatologi dari Jaringan Hewan dengan Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (H&E). Temu Teknis Fungsional Non Referensi: Peneliti 2001 Soal Seorang wanita 41 tahun mengalami keluhan pada organ kewanitaannya. Setelah 2 minggu sejak hari terakhir menstruasi, wanita tersebut diberi tindakan papsmear. Prosesing jaringan dilakukan dalam beberapa tahap. Tahapan pertama yang dilakukan yaitu fiksasi. Pertanyaan Soal: Apakah reagen yang dapat digunakan untuk tahapan tersebut? Pilihan Jawaban : A. Akuades B. Formalin C. Alkohol D. Xilene E. HCL Kunci Jawaban: C Soal Pada pemeriksaan untuk mengetahui kandungan glikoprotein pada suatu jaringan, diperlukan slide jaringan yang dapat mendemonstrasikan hal tersebut dengan menggunakan teknik pewarnaan tertentu. Pertanyaan Soal:



Apakah teknik pewarnaan yang digunakan? Pilihan Jawaban : A. Giemsa B. Sudanofil C. Chromaffin D. Hematoxilyn-Eosin E. Periodic Acid Schiff (PAS) Kunci Jawaban: E Suvarna SK, Layton C, Bancroft JD. 2013. Bancroft’s Referensi: Theory and Practice of Histological Techniques. Churchill Livingstone Elsevier



HEMATOLOGI I Kasus (vignette) Pasien seorang pria usia 62 tahun dengan riwayat batuk beberapa minggu dengan riwayat pernah BTA positif . Dokter meminta pemeriksaan LED, bahan pemeriksaan LED (Laju Endap Darah) menggunakan antikoagulan Na Sitrat 3,8%. Pertanyaan soal: Berapa perbandingan darah dengan antikoagulan pada kasus tersebut ? Pilihan Jawaban : A. 1 : 2 B. 1 : 4 C. 2 : 1 D. 4 : 1 E. 4 : 2 Kunci Jawaban: D Referensi: Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik, cetakan ke 9 .Jakarta: PT Dian Rakyat 2009 Kasus (vignette) Andi seorang TLM di bekerja disuatu laboratorium Klinik Pratama, di laboratorium tersebut metode pengukuran kadar hemoglobin masih menggunakan cara semi otomatik yaitu cara Sianmet, Karena kehabisan reagen Drabkin Andi membuat Drabkins baru, standar hemoglobin yang ada kadarnya 16,0 g %, setelah 20 ul Standar Hb dilarutkan dengan 5,0 ml Drabkins diukur absorbsi dan mendapat nilai 0,4530. Pertanyaan soal: Berapakan faktor reagen Drabkins yang dibuat Andi tersebut ? A. 7,25 B. 11.3 C. 22,6 D. 35.3 E. 72.5 Kunci Jawaban: D Referensi: Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfa media Kasus (vignette) Dilakukan pemeriksaan hitung jenis lekosit dengan pewarnaan May Grienwald, setelah preparasi sediaan apus di cat dengan May Grienwald, hasil pewarnaan didapatkan sel lekosit dengan mononuklear, tanpa granulosit, kromatin inti memadat, siplasma biru muda. Pertanyaan soal: Apakah nama sel dengan cirri cirri tersebut diatas ? A. Monosit B. Limfosit C. plasmosit D. granulosit E. metamielosit Kunci Jawaban: B



Kasus (vignette) Petugas Phlebotomy melakukan plebotomi vena untuk pengambilam darah vena, parameter yang akan diperiksa berturut turut ialah kadar Hemoglobin, hitung sel lekosit, hitung jenis lekosit, laju endap darah dan nilai hematokrit. Pertanyaan soal: Tabung vacutainr manakan yang dipilih untuk keperluan tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Vacutainer tutup merah



B. Vacutainer tutup ungu C. Vacutainer tutup hijau D. Vacutainer tutup biru E. Vacutainer tutup abu abu Kunci Jawaban B Kasus (vignette) Pemeriksaan hitung jumlah trombosit Direk, dilakukan Dani seorang TLM dengan cara 20 ul darah ditambahkan ke dalam 3,98 ml reagen Ammonium okslat 1%, setelah dihitung dalam 160 kotak kecil didapatkan sel trombosit sebanyak 105 sel Pertanyaan soal: Hitung berapa jumlah sel trombosit dalam 1 mmk ? Pilihan Jawaban : A. 90000 sel B. 80000 osel C. 70000 sel D. 60000 sel E. 50000 sel Kunci Jawaban B Kasus (vignette) Kelianan morfologi ertrosit pada kasus thallasemia dapat memberi bahan kajian untuk mendiagnose kasus tersebut disamping pemeriksaan lainnya. Pada Thalklasemia ditemukan variasi sel eritrosit dalam benyuk dan ukuran eritrosit dan bahkan sering ditemukan beberapa benda inklusi di sediaan apus darah tepi. Pertanyaan soal: Bentuk benda inklusi apakah yang dapat ditemukan pada kasus diatas ? Pilihan Jawaban : A. Normoblas, Plasmodium, howell joly bodies B. Basophilic stippling, krenated, normoblas C. Plasmodium, cincin cabot, basophilic stippling D. Cincin cabot, retikulosit, normoblas E. Normoblas, cincin cabot, howell joly bodies Kunci Jawaban E Referensi Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik, cetakan ke 9 .Jakarta: PT Dian Rakyat 2009 Kasus (vignette) Gambaran sel eritrosit muda ini sekilas mirip dengan sel limfosit, tetapi jika dicermati ada perbedaan yang nyata dengan sel limfosit tersebut. Inti sel ini relative bulat sferis, kromatin padat sehingga hasil pewarnaan member gambaran merah keunguan yang pekat dengna sitoplasma orthokromik. Pertanyaan soal: Sel eitrosit muda manakah dengan gambaran mirip limfosit tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Normoblas asidofilik B. Normoblast basofilik C. Normoblas polikromatofilik D. Makroblas basofilik E. Mikroblas polikromatofilik Kunci Jawaban A Soal Seorang wanita 35 tahun mejalani pemeriksaan darah rutin. Dari hasil pemeriksaan LED. metode Westergren didapatkan nilai 30 mm/jam, dan nampak buffy coat setinggi 2 mm. Analis melakukan crosscheck dengan pemeriksaan Hb dan jumlah lekosit absolut sebagai lsalah satu cara mengetahui kesesuaian dan keakurasian hasil.



Pertanyaan Soal: Bagaimana kemungkinan hasil pemeriksaan kadar Hb dan jumlah lekosit absolut dengan hasil LED seperti diatas ? Pilihan Jawaban : a. Kadar Hb dan jumlah lekosit absolut normal. b. Kadar Hb normal dan lekopenia c. Kadar Hb rendah dan lekositosis d. Kadar Hb normal dan lekositosis. e. Kadar Hb rendah dan lekopenia Kunci Jawaban: C Referensi: 1. Hardjoeno H, Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik, Makasar: LEPHAS. 2003 2. Bain BJ, Bates I, Laffan MA, Levis MS, Practical Haematology 11 th.ed. London:Elsevier Churchill Livingstone, 2012. 3. Direktorat Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice), 3rd.ed. Jakarta, 2004 4. Dirjen Kefarmasian.Kemenkes RI. Indonesia.Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta:2011. Soal Seorang TLM melakukan pemantapan mutu kualitas internal dengan menggunakan spesimen kontrol. Dari hasil pemeriksaan nilai Hb terukur selalu mendapatkan 2g/dl lebih tinggi dari nilai sesungguhnya (true value) Pertanyaan Soal: Apa jenis kesalahan yang didapatkan pada kasus tersebut ? Pilihan Jawaban : a. Technical error b. Constant systematic error c. Proportional systematic error d. Random error e. Systematic error Kunci Jawaban: B Siregar CJ.Praktik Sistem Manajemen Laboratorium-Pengujian yang Baik (Good Testing-Laboratory Management System Practice). Jakarta : Penerbit Referensi: buku kedokteran, EGC. 2002 Soal Pada suatu pemeriksaan gol darah ABO system dengan cara slide dan tabung, didapatkan hasil aglutinasi halus dan tidak jelas. Untuk memastikan adanya aglutinasi, kemudian dilakukan pengamatan dibawah mikroskop dan didapatkan eritrosit dengan susunan rouleaux formation. Pertanyaan Soal: Apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapatkan kepastian hasil ? Pilihan Jawaban : a. Cukup melakukan pengamatan dibawah mikroskop untuk mengetahui adanya aglutinasi. b. Dilakukan penambahan NaCL fisilogis pada sediaan untuk membedakan rouleaux formation dengan aglutinasi c. Meminta analis lain untuk melakukan pemeriksaan ulang d. Melaporkan rouleaux formation sebagai aglutinasi e. Melaporkan rouleaux formation sebagai nonaglutinasi. Kunci Jawaban: B Calgary Laboratory Services. Medical Interpretation Guidelines, Kanada ; 2016 Referensi: Soal Seorang TLM diminta untuk melakukan pemeriksaan hitung jenis sel pada sediaan apus darah tepi, pada saat melakukan pengamatan sedian apus mendapatkan beberapa sel dengan ciri ; ukuran besar,



sitoplasma biru tua dan sempit, tidak didapatkan adanya granula, inti sel besar, kromatin halus dan nampak adanya nukleoli. Pertanyaan Soal: Apa nama sel tersebut ? Pilihan Jawaban : a. Blast cells b. Limfosit besar c. Limfosit d. Polikromathophilic normoblast e. Orthokromathophilic normoblast Kunci Jawaban: A Heckner, Atlas hematologi, 11th.ed.Freund M.editor.Jakarta; Penerbit buku kedokteran EGC; 2015 Referensi: Soal Seorang pasien datang dengan permintaan permintaan pemeriksaan darah lengkap, dan tes Plasma Protrombin Time (PPT). Sebelumnya TLM melakukan plebotomi dengan vacutainer untuk mendapatkan spesimen darah. Pertanyaan Soal: Apa jenis vacutainer yang digunakan? Pilihan Jawaban : a. Tabung bertutup merah dan tabung bertutup abu-abu b. Tabung bertutup biru terang dan tabung bertutup ungu. c. Tabung bertutup hijau dan tabung bertutup ungu d. Tabung bertutup hitam dan tabung bertutup ungu e. Tabung bertutup kuning dan tabung bertutup abu -abu Kunci Jawaban: B 1. Calgary Laboratory Services, Blood Collection Guidelines.form;https://www.calgarylabservices.com/.../bloodReferensi: collection-guideli 2. BD Vacutainer® -- The World’s Most Trusted Brand of Specimen Collection Products. Available form www.bd.com/vacutainer/ Soal Seorang laki-laki 15 tahun dengan diagnosa anemia, melakukan pemeriksaan darah rutin. Hasil pemeriksaan kadar Hb mendapatkan 5 mg/dL dan pada sediaan apus darah tepi nampak gambaran sebagai berikut :



Pertanyaan Soal: Apa Sel yang ditunjuk ? Pilihan Jawaban : a. Tear drop b. Mikrosit c. Sel crenasi d. Schistosit e. Achantosit Kunci Jawaban: Referensi:



D Heckner, Atlas hematologi, 11th.ed.Freund M.editor.Jakarta; Penerbit buku kedokteran EGC; 2015



Soal Pada pemeriksaan darah rutin seorang analis memerlukan 3 ml darah. Untuk mencegah terjadinya aglutinasi pada sampel perlu penambahan antikoagulan EDTA. Ada dua pilihan bentuk EDTA yang bisa digunakan yaitu EDTA padat atau EDTA cair 10 %. Pertanyaan Soal: Jika menggunakan EDTA padat atau cair, berapa jumlah EDTA yang diperlukan untuk mencegah pembekuan 3 ml darah ? Pilihan Jawaban : a. 1 mg EDTA padat atau 10 µL EDTA cair. b. 3 mg EDTA padat atau 0,01 ml EDTA cair c. 1-2 mg EDTA padat dan 5-10 µl EDTA cair d. 1-3 mg EDTA padat dan 5-10 µl EDTA cair e. 3 mg EDTA padat atau 0,03 ml EDTA cair Kunci Jawaban: E 1. R. Gandasoebrata. Penuntun Laboratorium Klinik. Bandung: Dian Rakyat; 1992. Referensi: 2. Direktorat Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice), 3rd.ed. Jakarta, 2004. 3. Calgary Laboratory Services, Blood Collection Guidelines.Kanada. Available form;https://www.calgarylabservices.com/.../bloodcollection-guideline. Soal Seorang TLM melakukan hitung jumlah lekosit dengan menggunakan bilik hitung. Sebelumnya dilakukan pengenceran darah dengan larutan Turk. Darah dipipet dengan pipet thoma lekosit sampai tanda 0,5 dan pengencer dipipet sampai tanda 11. Setelah diamati dengan bilik Improved Neubauer didapatkan lekosit pada kotak I= 30, kotak II= 35, kotak ke III= 28 dan kotak ke-IV= 40. Pertanyaan Soal: Berapa jumlah lekosit absolut /µl darah ? Pilihan Jawaban : a. 5500 sel / µl darah b. 6650 sel/ µl darah c. 3325 sel/ µl darah d. 4500 sel/ µl darah e. 6000 sel / µl darah Kunci Jawaban: B Soal Seorang analis diminta melakukan pemeriksaan Darah lengkap dari sampel darah EDTA yang dikirim dengan etiket : Nama : Tn. Amir Usia : 48 tahun JK : Laki-laki Sampel darah tersebut diambil pada jam 07.00 WIB dan diterima oleh Analis pada jam 09.30 WIB. Pertanyaan Soal: Pada sampel darah diatas, Jenis pemeriksaan darah lengkap apa yang dapat dipengaruhi oleh waktu tersebut ? Pilihan Jawaban : a. Jumlah lekosit, Jumlah Eritrosit, Hematokrit dan LED. b. Jumlah lekosit, Jumlah Eritrosit, Jumlah Trombosit dan LED. c. Jumlah lekosit, Jumlah Eritrosit, Jumlah Trombosit dan SAD. d. Jumlah lekosit, Jumlah Trombosit, LED dan SAD. e. Jumlah lekosit, Jumlah Trombosit, LED dan Hematokrit. Kunci Jawaban: D



FKUI. 1996. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Referensi: Sederhana, Jakarta Soal Dilakukan pemeriksaan hitung jumlah trombosit atas permintaan dokter pada sampel darah EDTA. Pemeriksaan trombosit menggunakan alat hitung otomatis dengan hasil 80.000 sel/µl darah. Untuk memastikan hasil tersebut, maka dilakukan verifikasi dengan pemeriksaan darah tepi. Pertanyaan Soal : Pada sampel darah diatas, alasan apakah yang paling tepat untuk dilakukan verifikasi alat ? Pilihan Jawaban : a. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap gumpalan trombosit. b. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap giant trombosit. c. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap satellite trombosit. d. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap fragmentasi eritrosit. e. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap fragmentasi trombosit. Kunci Jawaban: A Soal Seorang analis diminta melakukan perhitungan indeks eritrosit pada pasien yang didiagnosa menderita anemia defisiensi besi dan mendapatkan hasil sebagai berikut : MCV : 68 fl MCH : 22 pikogram. MCHC : 29 % Kemudian analis melakukan konfirmasi hasil tersebut dengan pemeriksaan SADT. Pertanyaan Soal: Pada kasus diatas, gambaran khas apa yang terlihat pada Sedian Apus Darah ? Pilihan Jawaban : a. Normositik Normokhrom b. Makrositik Normokhrom c. Mikrositik Normokhrom d. Mikrositik Hipokhrom e. Mikrositik Normokhrom Kunci Jawaban: D Referensi: Waterbury, L. 1998. Buku Saku Hematologi, EGC. Jakarta Soal Seorang analis diminta melakukan pemeriksaan darah rutin pada pasien pria usia 55 tahun yang didiagnosa menderita Multiple Myeloma dan mendapatkan hasil sebagai berikut : Kadar Hemoglobin : 8 gr/µl Jumlah Leukosit : 22.000 sel/ µl darah. LED : 110 mm/jam Kemudian analis melakukan konfirmasi hasil tersebut dengan pemeriksaan SADT. Pertanyaan Soal: Pada kasus diatas, gambaran khas apa yang terlihat pada Sedian Apus Darah ? Pilihan Jawaban : a. Cigar sel b. Elliptosis c. Rouleaux d. Spherosit e. Tear drop sel Kunci Jawaban: C Sacher, R.A, Mcpherson, R.A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium,EGC. Jakarta Referensi: Soal Seorang pasien datang dengan membawa surat pengantar dari dokter dimana pemeriksaan yang diminta adalah hitung jumlah leukosit yang diduga pasien ini mengalami infeksi. Dimana analis tersebut bekerja pada laboratorium sederhana peralatan yang ada juga sangat sederhana,



Pertanyaan Soal: Reagen apakah yang digunakan pada pemeriksaan ? Pilihan Jawaban : a. Rees ecker b. Turk c. Lugol d. Hayem e. Eosin Kunci Jawaban: B Referensi: Kowalak, Jennifer P, Welsh William, 2010, Uji Diagnostik, EGC. Jakarta Kasus (vignette) Dilakukan pemeriksaan sediaan apus darah tepi atas permintaan dari dokter, dengan diagnosa keracunan timbal. Ketika dilakukan pemeriksaan terhadap sediaan apus darah tepi, didapatkan kelainan bentuk sel eritrosit yang disebabkan oleh keracunan timbal yang kronis. Pertanyaan soal: Apakah nama kelainan bentuk sel eritrosit tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Burr sel B. Ovalosit C. sferosit D. Basophilik stipling E. eliptosit Kunci Jawaban: D Referensi: Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfa media Kasus (vignette) Seorang pasien datang ke laboratorium atas permintaan dokter. Pasien tersebut sudah masuk ke dalam ruang sampling dan membawa formulir permeriksaan. Pertanyaan soal: Apakah tindakan yang pertama dilakukan ? Pilihan Jawaban : A. Sapa pasien dan perkenalkan diri, sambil konfirmasi identitas pasien dan formulir pemeriksaan sebelum pengambilan darah B. Persiapkan pasien pada posisi duduk dan siap untuk dilakukan pengambilan darah C. Teliti jenis pemeriksaan yang akan dilakukan dan verifikasi persiapan pasien bila ada misalnya puasa, dll D. Siapkan jenis tabung pemeriksaan sesuai dengan pemeriksaan E. Tempelkan label nama atau identitas pasien pada tabung yang akan diisi spesimen darah kemudian diperlihatkan pada pasien Kunci Jawaban: A Referensi: Modul Pelatihan Nasional. Flebotomi Dasar bagi Analis Kesehatan.2012 Edisi 2. Kasus (vignette) Atas permintaan dokter, dilakukan pemeriksaan apusan darah tepi. Disiapkan tabung yang berisi EDTA cair sebanyak 400 µL dan ditambahkan sampel darah sebanyak 1 mL kemudian dihomogenkan. Setelah fiksasi preparat apusan, digenangi dengan giemsa selama 20 menit. Pada pemeriksaan mikroskopis didapatkan bentuk eritrosit yang krenasi dan trombosit yang membesar. Pertanyaan soal: Apakah yang menyebabkan kelainan tersebut terjadi ? Pilihan Jawaban : A. Pendiaman cat terlalu lama B. Buffer phospat terlalu asam C. Fiksasi tidak sempurna D. Penggunaan giemsa dengan buffer tidak tepat E. Perbandingan EDTA dengan darah tidak sesuai



Kunci Jawaban: Referensi:



E Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfa media Modul Pelatihan Nasional. Flebotomi Dasar bagi Analis Kesehatan.2012 Edisi 2.



Kasus (vignette) Atas permintaan dokter dilakukan flebotomi pada pasien perempuan berusia 55 tahun. Diketahui bahwa pasien tersebut pasca oprasi mastectomy pada sisi bagian kanan. Pertanyaan soal: Tindakan apa yang dilakukan untuk pengambilan darah ? Pilihan Jawaban : A. Melakukan flebotomi pada lengan yang sama dengan sisi mastectomy B. Melakukan flebotomi bagian punggung tangan C. Melakukan flebotomi pada lengan bagian kanan D. Melakukan flebotomi pada lengan bagian kiri E. Melakukan flebotomi darah kapiler Kunci Jawaban: D Kasus (vignette) Dilakukan flebotomi menggunakan spuit/syringe untuk pemeriksaan darah rutin, kemudian sampel darah dimasukan ke dalam tabung vakum EDTA dengan cara menusukan jarum ke dalam tabung dan disemprotkan dengan menekan pendorong suntikan. Sampel dihomogenkan dengan cara membolakbalik tabung sebanyak 8-10 kali. Pemeriksaan dikerjakan 1 jam setelah pengambilan darah. Hasil pemeriksaan menggunakan Hematology Analyzer didapatkan jumlah eritrosit sangat rendah dan nilai hemoglobin normal. Pertanyaan soal: Faktor apakah yang menyebabkan jumlah eritrosit menjadi rendah dalam kasus tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Homogenisasi kurang menyebabkan darah tidak bercampur dengan antikoagulan B. Penundaan pemeriksaan selama 1 jam C. Kesalahan penggunaan jenis antikoagulan D. Alat otomatis tidak akurat E. Sebagian eritrosit lisis Kunci Jawaban: E Kasus (vignette) Peningkatan sel darah merah yang masih mengandung RNA mengindikasikan bahwa produksi eritrosit dipercepat sedangkan penurunan sel darah merah yang masih mengandung RNA mengindikasikan produksi eritrosit oleh sumsum tulang berkurang. Atas permintaan dokter dilakukan pemeriksaan untuk menghitung sel yang masih mengandung RNA tersebut. Pertanyaan soal: cat apakah yang harus digunakan untuk menghitung sel tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Wright B. BCB C. Giemsa D. Hayem E. Turk Kunci Jawaban: B Referensi: Pedoman Interpretasi Data Klinik. 2011. Kemenkes RI Kasus (vignette) Hal yang perlu diperhatikan dalam batas waktu penyimpanan spesimen adalah suhu, jenis antikoagulan dan jenis pemeriksaan. Spesimen darah EDTA sering disimpan pada suhu kamar sebelum pemeriksaan. Pertanyaan soal: Hal apakah yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemeriksaan menggunakan specimen tersebut ?



Pilihan Jawaban : A. KED harus diperiksa dalam waktu kurang dari 6 jam B. Hitung eritrosit harus diperiksa dalam waktu kurang dari 10 jam C. Hitung trombosit harus diperiksa dalam waktu kurang dari 1 jam D. Hitung hematokrit harus diperiksa dalam waktu kurang dari 10 jam E. Pembuatan preparat apus yang belum difiksasi harus diperiksa dalam waktu kurang dari 2 jam Kunci Jawaban: C Referensi: Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfa media Kasus (vignette) Dilakukan pemeriksaan apusan darah untuk menilai morfologi sel darah (menilai plasma dan inti nucleus) untuk mengetahui jenis sel muda. Pertanyaan soal: Cat apakah yang digunakan ? Pilihan Jawaban : A. Wright B. Giemsa C. Eosin D. BCB E. Hayem Kunci Jawaban: A Kasus (vignette) Seorang pasien datang membawa formulir pemeriksaan malaria atas permintaan dokter. Kemudian dilakukan pemeriksaan apusan darah untuk mengetahui jenis dan stadium parasit darah. Pertanyaan soal: Cat apakah yang lebih baik digunakan ? Pilihan Jawaban : A. Wright B. Giemsa C. Eosin D. BCB E. Hayem Kunci Jawaban: B Kasus (vignette) Dari sampel darah EDTA yang diperoleh dilakukan pemeriksaan hitung jenis leukosit. Data yang ada diketahui bahwa pasien berusia 7 tahun dengan diagnosis infeksi cacing. Hasil pemeriksaan didapatkan salah satu jenis leukosit meningkat yang mendukung diagnosis dokter. Pertanyaan soal: Jenis leukosit apakah yang meningkat ? Pilihan Jawaban : A. Basofil B. Netrofil segmen C. Monosit D. Eosinofil E. Limfosit Kunci Jawaban: D Referensi: Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfa media Pedoman Interpretasi Data Klinik. 2011. Kemenkes RI Kasus (vignette) Dilakukan pemeriksaan darah rutin terhadap pasien dengan diagnosis demam berdarah. Dari hasil pemeriksaan menggunakan hematology analyzer didapatkan jumlah trombosit 80.000 sel/µL darah. Pertanyaan soal: Apakah yang dilakukan untuk validasi hasil tersebut ?



Pilihan Jawaban : A. Mengulangi pemeriksaan B. Mengulangi pengambilan darah C. Hasil sudah valid karena sesuai dengan diagnosis D. Melakukan konfirmasi hasil dengan apusan darah tepi E. Menyerahkan hasil tersebut kepada dokter yang bertugas Kunci Jawaban: D Kasus (vignette) Seorang pasien datang ke ruang sampling dengan membawa form pemeriksaan laboratorium dari dokter. Dalam form pemeriksaan tersebut terdapat permintaan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan kimia darah, kultur darah dan pemeriksaan hemostasis. Pertanyaan soal: Manakah urutan pengambilan sampel darah yang benar dalam kasus tersebut? Pilihan Jawaban : A. Kultur darah-Hemostasis-Kimia darah-Darah Lengkap B. Hemostasis-Kultur darah- Kimia darah-Darah Lengkap C. Kultur darah- Hemostasis-Darah lengkap-Kimia darah D. Darah Lengkap-Kultur darah-Hemostasis-Kimia darah E. Kimia darah- Kultur darah-Hemostasis-Darah Lengkap Kunci Jawaban: A Referensi: Modul Pelatihan Nasional. Flebotomi Dasar bagi Analis Kesehatan.2012 Edisi 2. Kasus (vignette) Dilakukan pemeriksaan apusan darah tepi atas permintaan dokter. Preparat tersebut difiksasi dengan metanol dan dicat menggunakan pewarnaan giemsa. Ketika dilakukan pemeriksaan dibawah mikroskop, didapatkan sel eritrosit yang berlubang pada bagian tengahnya. Pertanyaan soal: Apakah yang menyebabkan keaadaan tersebut? Pilihan Jawaban : A. Perbandingan buffer phosphate dengan giemsa tidak sesuai B. Larutan Cat terlalu asam C. Larutan Cat terlalu basa D. Kondisi klinis pasien E. Fiksasi dengan methanol tidak sempurna Kunci Jawaban: E Referensi: Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfa media Kasus (vignette) Hasil indeks eritrosit darah pasien menunjukan MCV 60 fL, MCH 30 pg, dan MCHC 33%. Kemudian dilakukan pemeriksaan Apusan Darah Tepi untuk memastikan hasil tersebut. Pertanyaan soal: Gambaran apakah yang akan terlihat dalam apusan darah berdasarkan kasus tersebut? Pilihan Jawaban : A. Mikrositik Normokrom B. Mikrositik Hipokrom C. Makrositik Hipokrom D. Normositik Normokrom E. Normositik Normokrom Kunci Jawaban: A Kasus (vignette) Dilakukan pemeriksaan darah pada pasien wanita usia 29 tahun dengan diagnosis sementara anemia. Pertanyaan soal: Jenis pemeriksaan apakah yang mendukung diagnosis tersebut? Pilihan Jawaban : A. HJL



B. Kadar Hemoglobin C. OFT D. Jumlah Trombosit E. Jumlah Leukosit Kunci Jawaban: B Referensi: Pedoman Interpretasi Data Klinik. 2011. Kemenkes RI Kasus (vignette) Seorang pasien datang membawa formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dari dokter. Berdasarkan formulir tersebut akan dilakukan pemeriksaan APTT dan PTT. Pertanyaan soal: Antikoagulan apakah yang tepat untuk pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban : A. EDTA B. Na-sitrat C. Heparin D. Oksalat E. K2EDTA Kunci Jawaban: B Referensi: Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfa media Kasus (vignette) Sampel darah pasien diterima petugas beserta form permintaan pemeriksaan dengan diagnosis Thallasemia. Berdasarkan form tersebut, petugas diminta melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kemampuan eritrosit menahan terjadinya hemolisis dalam larutan hipotonis. Pertanyaan soal: Pemeriksaan apakah yang dimaksud? Pilihan Jawaban : A. Jumlah eritrosit B. MCV C. MCH D. OFT E. MCHC Kunci Jawaban: D Kasus (vignette) Sampel darah diterima petugas beserta form pemeriksaan dengan diagnosis Anemia Hemolitik. Petugas tersebut diminta untuk melakukan pemeriksaan OFT untuk melihat ketahanan eritrosit. Pertanyaan soal: Bagaimanakah hasil pemeriksaan berdasarkan diagnosis tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Meningkat B. Menurun C. Tidak Berubah D. Tidak Berpengaruh E. Tidak menunjukan destruksi eritrosit Kunci Jawaban: A Kasus (vignette) Anda sedang bertugas di ruang pra-analitik untuk melakukan flebotomi terhadap pasien anak (13 tahun). Namun gagal kerena pasien bersikeras menolak tindakan dikarenakan takut jarum suntik. Pertanyaan soal: Hal berikut dibawah ini adalah yang harus anda lakukan dalam menghadapi pasien tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Menunggu sampai pasien berubah pikiran B. Meminta bantuan untuk memegangi lengan anak C. Meyakinkan kepada pasien bahwa tindakan tidak beresiko



D. Mencatat alasan penolakan, melaporkan kepada supervisor E. Menjelaskan kepada pasien bila tidak bersedia diperiksa laboratorium maka penyakitnya akan bertambah parah. Kunci Jawaban: D. Mencatat alasan penolakan, melaporkan kepada supervisor Referensi: Terry E. Moschandreou, Blood Cell – An Overview of Studies in Hematology, 2014 Kasus (vignette) Seorang pasien, 55 tahun, buang air besar cair sudah 6x, sakit perut, mual dan muntah. Dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pertanyaan soal: Apakah penyebab paling mungkin meningkatnya nilai hematokrit dari pemeriksaan darah rutin pada pasien tersebut? Pilihan Jawaban : A. dehidrasi B. peradangan C. berak darah D. penurunan tekanan darah E. anemia perdarahan kronis Kunci Jawaban: A. dehidrasi Referensi: Rukman Kiswari, Hematologi dan transfusi, 2014 Kasus (vignette) Keluhan utama pasien sering mengalami nyeri lambung, sering mual. Mudah lelah, sesak nafas bila naik tangga. Ada riwayat feses kehitaman. Pasien sering minum aspirin untuk mengatasi sakit kepala. Pertanyaan soal: Apakah jenis pemeriksaan yang sesuai untuk mendukung diagnosis pada pasien tersebut? Pilihan Jawaban : A. Nilai hematrokrit B. Kadar hemoglobin C. Nilai indeks eritrosit D. Kapasitas pengikatan besi total E. Apusan darah malaria Kunci Jawaban: D. Kapasitas pengikatan besi total Kasus (vignette) Anda bekerja di laboratorium patologi klinik sebuah rumah sakit. Ada permintaan segera utuk pemeriksaan terhadap pasien yang berada di ruang inap dan memerlukan istirahat penuh terkait dengan kondisi penyakitnya. Pada saat akan dilakukan pengambilan darah vena, pasien dalam keadaan tidur. Pertanyaan soal: Tindakan apa yang akan anda lakukan ? Pilihan Jawaban : A. Berkonsultasi dengan supervisor B. Menunda sampling sampai pasien bangun tidur C. Pasien dibangunkan kemudian lakukan sampling D. Segera dilakukan sampling, karena pasien yang tidurterlelap lebih mudah diambil sampelnya E. Meminta informasi dari perawat kapan pasien dibangunkan untuk evaluasi keadaan umum pasien Kunci Jawaban: C. Pasien dibangunkan kemudian sampling Referensi: Barbara J Bain, Dacie and Lewis PracticalHaematology, 2013 Kasus (vignette) Seorang wanita umur 38 tahun dirawat di unit gawat darurat karena luka berat pada bagian perut yang mungkin diderita karena kecelakaan lalu lintas. Dia dirawat di rumah sakit untuk observasi dan evaluasi lebih lanjut. Pad saat masuk, dilakukan tes darah lengkap, urinalisis, dan radiologi. Hasilnya adalah sebagai berikut;



Hemoglobin 10.5 g/dL Hct 34% Eritrosit 3.8 × 1012/L Leukosit 12.0 × 109/L Nilai Indeks eritrosit:  MCV 89.6 fL  MCH 27.6 pg  MCHC 31 g/dL Apusan darah tepi menunjukkan morfologi eritrosit dan distribusi trombosit normal. Empat puluh delapan jam setelah masuk, tes dilakukan kembali. Hasilnya adalah sebagai berikut: Hemoglobin 8.0 g/dL Hct 26% Eritrosit 2.9 × 1012/L Leukosit 15.5 × 109/L Apusan darah tepi menunjukkan morfologi eritrosit, meskipunterdapat polychromatophilia. Distribusi trombosit meningkat. Laparotomi darurat mengungkapkan bahwa pasien mengalami luka baik hati maupun limpa. Pertanyaan soal: Mengapa hemoglobin dan hematokrit pasien tersebut normal pada waktu masuk tetapi menurun setelah 48 jam? Pilihan Jawaban : A. Eritrosit mengalami lisis. B. Kadar besi seum menurun C. Kadar eritropoietin rendah D. Pembentukan rouleaux meningkat. E. Ekspansi cairan ekstravaskuler ke dalam intravaskuler Kunci Jawaban: E. Ekspansi cairan ekstravaskuler ke dalam intravaskuler Kasus (vignette) Seorang wanita umur 38 tahun dirawat di unit gawat darurat karena luka berat pada bagian perut yang mungkin diderita karena kecelakaan lalu lintas. Dia dirawat di rumah sakit untuk observasi dan evaluasi lebih lanjut. Pad saat masuk, dilakukan tes darah lengkap, urinalisis, dan radiologi. Hasilnya adalah sebagai berikut; Hemoglobin 10.5 g/dL Hct 34% Eritrosit 3.8 × 1012/L Leukosit 12.0 × 109/L Nilai Indeks eritrosit:  MCV 89.6 fL  MCH 27.6 pg  MCHC 31 g/dL Apusan darah tepi menunjukkan morfologi eritrosit dan distribusi trombosit normal. Empat puluh delapan jam setelah masuk, tes dilakukan kembali. Hasilnya adalah sebagai berikut: Hemoglobin 8.0 g/dL Hct 26% Eritrosit 2.9 × 1012/L Leukosit 15.5 × 109/L Apusan darah tepi menunjukkan morfologi eritrosit, meskipunterdapat polychromatophilia. Distribusi trombosit meningkat. Laparotomi darurat mengungkapkan bahwa pasien mengalami luka baik hati maupun limpa. Pertanyaan soal: Mengapa terjadi peningkatan jumlah leukosit setelah 48 jam kasus diatas ?



Pilihan Jawaban : A. Terjadi peradangan B. Meningkatnya hemostasis C. Masa pembentukan leukosit lebih pendek D. Kompensasi kelenjar limpa membentuk leukosit E. Banyak leukosit muda dilepaskan dalam sirkulasi Kunci Jawaban: A. Terjadi peradangan Kasus (vignette) Anda bertugas di bagian penerimaan bahan pemeriksaan. Ada rujukan dari luarkota yang dibawa oleh perugas untuk permintaan laboratorium yang bersifat segera. Pertanyaan soal: Apa yang anda lakukan pertama kali dalam menghadapi hal tersebut diatas? Pilihan Jawaban : A. Memeriksa kelengkapan dokumen rujukan B. Memastikan bahan pemeriksaan layak diperiksa C. Mengirim bahan pemeriksaan ke bagian analitik D. Memastikan alasan pemeriksaan bersifat segera E. Meminta petugas pengantar untuk menunggu hasil Kunci Jawaban: A. Memeriksa kelengkapan dokumen rujukan Referensi: GRAEME SMITH,Problem Solving in Haematology. 2010 HEMATOLOGI II Kasus (vignette) Setelah mengadakan senam masal para dosen salah satu Perguruan Tinggi, peserta senam dilakukan pemeriksaan hematologi, Pertanyaan soal: Pada hasil Hitung Lekosit, secara umum akan menunjukan hasil : Pilihan Jawaban : A. Jumlah Lekosit, secara umum mengalami penurunan, ( 4.500 – 10.000 /uL) B. Jumlah Lekosit secara umum mengalami penurunan ( 3.000 – 5.000 /uL) C. Jumlah Lekosit secara umum menunjukan nilai normal ( 7.500 – 15.000 /uL) D. Jumlah Lekosit secara umum mengalami kenaikan ( 10.000 – 30.000 /uL ) E. Jumlah Lekosit secara umum mengalami kenaikan ( 5.000 – 11.000 /uL ) Kunci Jawaban: E Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta: Alfamedia Referensi: dan Kanal Media. Kasus (vignette) Seseorang menunjukkan muka yang pucat, diindikasikan mengalami anemia, yang disebabkan oleh Defisiensi vit B12, Defisiensi asam folat Metabolisme vit B12 dan asam folat yang abnormal Pertanyaan soal: Anemi tersebut, disebut : Pilihan Jawaban : A. Anemi Pernisiosa B. Anemi Defisiensi besi C. Anemia Megaloblastik D. Anemi Penyakit Kronik E. Anemi Rfraktorik Kunci Jawaban: C Kasus (vignette) Dalam melakukan pemeriksaan Hitung Eritrosit, seorang analis menyiapkan alat dan bahan serta melakukan perhitungan.



Pertanyaan soal: Alat dan bahan yang disiapkan dan faktor perhitungannya adalah : Pilihan Jawaban : A. Mikroskop, Bilik Hitung Improved Neubauer, deg glas, larutan Gower, diencerkan 10,000 x B. Mikroskop, Bilik Hitung, Improved Neubauer, deg glas, larutan Turk diencerkan 10.000 x. C. Mikroskop, Bilik Hitung, Improved Neubauer, deg glas, larutan Hayem, diencerkan 200 x. D. Mikroskop, Bilik Hitung, Improved Neubauer, deg glas, larutan BCB, pengenceran 20 x E. Mikroskop, Bilik Hitung, Improved Neubauer, deg glas, larutan Rees Eckeer, pengenceran 20x. Kunci Jawaban: C Kasus (vignette) Ada banyak Tokoh Penemu Golongan Darah, yang sampai saat ini digunakan dalam tranfusi darah, Pertanyaan soal: Secara klinis yang dipakai sebagai pertimbangan dalam tranfusi darah adalah : Pilihan Jawaban : A. Sistem Lewi, Sistem Lutheran, Sistem Duffy B. Sistem Lewi, Sistem Lutheran, Sistem A,B,O C. Sistem A,B, O, Sistem Duffy, Sistem M,N D. Sistem A,B.O, Sistem Rhesus, Sistem M,N E. Sitem Rhesus, Sisteen Lutheran, system Wright. Kunci Jawaban: D Kasus (vignette) 12. Banyak sel Darah dan masing masing mempunyai fungsi yang penting di dalam tubuh. Pertanyaan soal: Salah satu sel yang mampu mengeluarkan histamine, menyebabkan terjadinya inflamasi,dalam peristiwa alergi dan menyebabkan peningkatan jumlah sel lain adalah : Pilihan Jawaban : A. Basofil, terjadi peningkatan eritrosit B. Eosinofil terrjadi peningkatan basofil C. Lekosit, terjadi peningkatan trombosit D. Limfosit, terjadi peningkatan monosit E. Basofl terjadi peningkatan eosinfil Kunci Jawaban: E Kasus (vignette) Dalam Tranfusi darah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sifat agglutinin atau antibodi complete atau incomplete. Pertanyaan soal: Yang dimaksud antibodi complete adalah : Pilihan Jawaban A. Antibodi yg mampu menyebabkan aglutinasi langsung (indirek ) eritrosit-eritrosit yg tersuspensi di dalam salin (Ig M) B. Antibodi yg mampu menyebabkan aglutinasi langsung (indirek ) eritrosit-eritrosit yg tersuspensi di dalam salin (Ig G) C. Antibodi yg tidak mampu menyebabkan aglutinasi langsung ( indirek ) eritrosit-eritrosit yg tersuspensi di dalam salin (Ig M) D. Antibodi yg mampu menyebabkan aglutinasi langsung ( direk ) eritrosit-eritrosit yg tersuspensi di dalam salin (Ig M) E. Antibodi yg mampu menyebabkan aglutinasi langsung ( direk ) eritrosit-eritrosit yg tersuspensi di dalam salin dengan fase anti globulin (Ig G) Kunci Jawaban: D Kasus (vignette) Pemakaian antikoagulan dalam pemeriksaan Hematologi sangat diperlukan. Tetapi dalam penggunaannya perlu diperhatikan jenis dan kosentrasinya,



Pertanyaan soal: Jika menggunakan Na EDTA terlalu sedikit bisa menyebabkan : Pilihan Jawaban : A. Terjadi mikroaggregasi, dalam hitung trombosit, jumlahnya terjadi kenaikan B. Terjadi makroaggregasi, dalam hitung trombosit, jumlahnya terjadi penurunan C. Terjadi mikroaggregasi, dalam hitung trombosit jumlahnya terjadi penurunan D. Terjadi aglutinasi, dalam hitung trombosit jumlahnya terjadi penurunan. E. Terjadi aglutinasi, dalam hitung trombosit jumlahnya terjadi kenaikan Kunci Jawaban: C Kasus (vignette) Pengambilan darah vena, paling sering dalam mempersiapkan sampel untuk pemeriksaan Hematologi Pertanyaan soal: Tempat pengambilan, antiseptik yang digunakan dan ukuran jarum untuk orang Indonesia adalah : Pilihan Jawaban : A. v. cubiti mediana (di fossa ante cubiti; terbaik ), Alkohol 70%, ukuran jarum 25 G B. v. cubiti mediana (di fossa ante cubiti; terbaik ), Alkohol 70%, ukuran jarum 25 G C. v. cubiti mediana (di fossa ante cubiti; terbaik ), Alkohol 70%, ukuran jarum 23 G D. v. pegelanagaangan - Alkohol 70%, ukuran jarum 25 G E. v. tumit, - Alkohol 70%, ukuran jarum 25 Kunci Jawaban: C Kasus (vignette) Dalam pengambialn darah kapiler ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.khususnya jika yang diambil bayi baru lahir. Pertanyaan soal: Tempat dan cara pengambilan yang perlu diperhatikan adalah : Pilihan Jawaban : A. Tumit atau ibu jari kaki, Hangatkan lokasi pengambilan darah dg kain hangat 3 menit B. Jari tangan no. 3/4, tanpa dihangatkan. C. Jari tangan no.3 / 4 , dengan dihangatkan selama 3 menit D. Cuping telinga, dengan dihangatkan selama 3 menit E. Tumit atau ibu jari kaki, tanpa dihangatkan. Kunci Jawaban: A Kasus(vignette) Ibu Yeti, 25 tahun (wiraswasta), keluhan lemas disertai muka pucat, sering pusing, penglihatan berkunang-kunang, jantung berdebar-debar (sejak 3 bulan yang lalu), suami khawatir akan ada dampaknya jika istri hamil nanti. Pada pemeriksaan fisik didapat : konjungtiva anemia, sklera tidak ikterik, dan tidak memiliki riwayat menstruasi periode panjang.Dokter menduga Ibu Yeti mengalami anemia dan meminta pasien melakukan pemeriksaan laboratorium hematologi rutin. Pertanyaan Antikoagulan apakah yang akan dipakai untuk pengambilan sampling pemeriksaan Soal: laboratorium Hematologi Rutin ? A. Natrium sitrat Pilihan B. Heparin Jawaban: C. EDTA D. Double oxalate E. Natrium fluoride Kunci Jawaban : C Referensi : Gandasoebrata, R. 2009. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta Kasus(vignette ) Seorang analis diminta melakukan pemeriksaan hitung jumlah trombosit atas permintaan dokter pada sampel darah EDTA. Pemeriksaan trombosit menggunakan alat hitung otomatis dengan hasil 80.000 sel/µl darah. Untuk memastikan hasil tersebut, analis melakukan verifikasi dengan pemeriksaan darah tepi Pertanyaan Soal Pada sampel darah di atas, alasan apakah yang paling tepat dilakukan verifikasi alat



A. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap gumpalan trombosit. B. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap giant trombosit. C. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap satellite trombosit. D. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap fragmentasi eritrosit. E. Alat hitung otomatis tidak sensitive terhadap fragmentasi trombosit. Kunci Jawaban : A Referensi : Sacher, R.A, Mc Pherson, R.A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, EGC. Jakarta Kasus (vignette) Seorang analis diminta melakukan pemeriksaan hemostasis, sebelum dilakukan pengambilan darah analis melakukan konfirmasi kepada pasien. Dari hasil konfirmasi diketahui beberapa hari ini pasien mengkonsumsi aspirin. Pertanyaan Soal Pada kasus tersebut, pemeriksaan apa yang dapat dipengaruhi oleh obat tersebut? Pilihan Jawaban A. PT B. APTT C. Agregasi trombosit D. Bleeding Time E. Rumple Leed Test Kunci Jawaban : C Referensi : Kowalak, Jennifer P, Welsh William, 2010, Uji Diagnostik, EGC. Jakarta Kasus (vignette) Seorang analis diminta melakukan perhitungan indeks eritrosit pada pasien yang didiagnosa menderita anemia defisiensi besi dan mendapatkan hasil sebagai berikut MCV : 68 fl MCH : 22 pikogram. MCHC : 29 % Kemudian analis melakukan konfirmasi hasil tersebut dengan pemeriksaan SADT. Pertanyaan Soal Gambaran khas apa yang terlihat pada penilaian 3 ‘S’ di Sediaan Apus Darah ? Pilihan Jawaban A. Normositik Normokhrom B. Makrositik Normokhrom C. Mikrositik Normokhrom D. Mikrositik Hipokhrom E. Mikrositik Hiperkhrom Kunci Jawaban : D Referensi : Waterbury, L. 1998. Buku Saku Hematologi, EGC. Jakarta Kasus (vignette) Seorang analis diminta melakukan pemeriksaan Darah lengkap dari sampel darah EDTA yang dikirim dengan etiket : Nama : Tn. Abu Usia : 49 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Sampel darah tersebut diambil pada jam 07.00 WIB dan diterima oleh Analis pada jam 09.10 WIB Pertanyaan Soal Pada sampel darah di atas, jenis pemeriksaan darah lengkap apa yang dapat dipengaruhi oleh waktu tersebut ? Pilihan Jawaban A. Jumlah lekosit, Jumlah Eritrosit, Hematokrit dan LED. B. Jumlah lekosit, Jumlah Eritrosit, Jumlah Trombosit dan LED. C. Jumlah lekosit, Jumlah Eritrosit, Jumlah Trombosit dan SAD. D. Jumlah lekosit, Jumlah Trombosit, LED dan SAD. E. Jumlah lekosit, Jumlah Trombosit, LED dan Hematokrit. Kunci Jawaban : D Referensi : FKUI. 1996. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana, Jakarta Kasus (vignette) Seorang analis yang bekerja di rumah sakit tipe B atas permintaan dokter sedang melakukan pengecatan sediaan apusan darah untuk menghitung jenis leukosit terhadap sampel darah pasien yang demam selama 4 hari dan diduga mengalami infeksi. Pertanyaan Soal : Pengecatan apakah yang digunakan untuk pemeriksaan hitung jenis lekosit pada Pilihan Jawaban:



Pilihan Jawaban :



Kunci Jawaban : Referensi : Kasus ( vignette )



Pertanyaan Soal : Pilihan Jawaban :



Kunci Jawaban : Referensi : Kasus ( vignette )



Pertanyaan Soal : Pilihan Jawaban :



Kunci Jawaban : Referensi : Kasus ( vignette )



Pertanyaan Soal : Pilihan Jawaban :



Kunci Jawaban : Referensi : Kasus ( vignette )



Pertanyaan Soal :



Sediaan Apus Darah Tepi? A. Briliant Cressyl Blue B. Eosin C. Gram D. Sudan Black E. Romanowsky E Ganda Soebrata, 2009, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Jakarta Seorang analis diminta melakukan pemeriksaan darah rutin pada pasien laki-laki usia 58 tahun. Hasil pemeriksaan didapatkan : Kadar Hemoglobin : 8 gr/µl Jumlah Leukosit : 22.000 sel/ µl darah. LED : 25 mm/jam SAD : Ditemukan 25 normoblas dalam 100 sel lekosit. Pada sampel darah di atas, berapa jumlah lekosit sebenarnya? A. 16.500 sel/ µl darah. B. 17.600 sel/ µl darah. C. 22.125 sel/ µl darah. D. 22.176 sel/ µl darah. E. 27.500 sel/ µl darah. C FKUI. 1996. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana, Jakarta, Universitas Indonesia Seorang analis sedang melakukan pemeriksaan LED terhadap 20 orang pasien CPNS atas permintaan dokter untuk General Check Up. Hasil pemeriksaan laboratorium untuk hematologi dalam batas normal. Ternyata didapatkan hasil pemeriksaan LED yang dipercepat pada 20 pasien tersebut Faktor apa saja yang dapat menyebabkan hasil tinggi palsu pada pemeriksaan LED ? A. Posisi rak LED, getaran dan pipet yang kotor B. Kehamilan, menstruasi dan jenis kelamin C. Jenis antikoagulan, jenis larutan pengencer dan teknik penghisapan D. Ukuran pipet LED E. Posisi pasien saat dilakukan pengambilan darah A Ganda Soebrata. 2009. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta Seorang anak umur 10 bulan dibawa ke IGD RS karena panas sampai 40 derajat Celsius. Dokter jaga meminta analis melakukan pengambilan sampling darah guna pemeriksaan Hematologi Rutin. Jarum ukuran berapakah yang dipakai untuk ambil sampel darah pada anak tersebut di vena mediana cubiti? A. 18 gauge B. 19 gauge C. 20 gauge D. 22 gauge E. 23 gauge E Chairlan, Estu Lestari, 2011, Pedoman Teknik Dasar Laboratorium Kesehatan, Jakarta, EGC Seorang pasien (perempuan) datang ke lab dengan membawa surat rujukan dari dokter untuk pemeriksaan hitung erytrosit dan Hb, karena ada indikasi anemia. Ternyata setelah di chek dengan metode hitung sel manual hasil erytositnya 8 juta sel/ µl darah dengan kadar Hb 7 gr/dl. Menurut saudara, faktor apakah yang menyebabkan hasil pemeriksaan hitung erytrosit ini tinggi palsu?



Pilihan Jawaban :



Kunci Jawaban : Referensi : Kasus ( vignette )



Pertanyaan Soal : Pilihan Jawaban :



Kunci Jawaban : Referensi : Kasus ( vignette )



Pertanyaan Soal :



Pilihan Jawaban :



Kunci Jawaban : Referensi : Kasus ( vignette )



Pertanyaan Soal : Pilihan Jawaban :



Kunci Jawaban : Referensi : Kasus ( vignette )



Pertanyaan Soal : Pilihan Jawaban :



A. Adanya gelembung udara dalam pipet thoma erytrosit B. Parit kamar hitung tergenangi C. Kamar hitung kering D. Pemipetan larutan pengencer lebih dari tanda 101 E. Pemipetan darah kurang dari tanda 0,5 B Gandasoebrata, R. 2009. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta Pada suatu tempat terpencil ada sebuah laboratorium di Puskesmas rawat jalan. Seorang pasien mengalami perdarahan berat dan harus segera diperiksa kadar Hb nya. Stok anticoagulant Na2EDTA sudah habis, sedangkan yang tersisa hanyalah anticoagulant heparin. Sampel darah yang bagaimanakah sehingga dapat diperiksa kadar Hb pasien tersebut dengan metode Sahli A. Darah vena dengan heparin B. Darah vena tanpa anticoagulant C. Darah kapiler dengan heparin D. Darah kapiler tanpa antikoagulant E. Dirujuk ke laboratorium lain D Gandasoebrata, R.2009. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta Seorang analis sebuah laboratorium klinik daerah kota mendapatkan tugas Medical Check Up para karyawan pabrik di daerah pinggiran. Paket pemeriksaan tersebut antara lain hematologi rutin, urine lengkap dan kimia darah. Adapun jarak antara laboratorium dengan pabrik tersebut kurang lebih 30 km. Berapakah lama maksimal stabilitas sampel yang diperbolehkan untuk pemeriksaan hematologi rutin dengan menggunakan anticoagulant Na2EDTA 10% sehingga didapatkan hasil pemeriksaan yang valid? A. 1 jam B. 2 jam C. 3 jam D. 4 jam E. 5 jam B Gandasoebrata, R.2009. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta. Dian Rakyat Seorang phlebotomis pada ruang pengambilan sampel darah, melakukan pemindahan darah dari spuit ke dalam tabung vial dengan cara ditekan tanpa melepas jarum terlebih dahulu. Hasil apakah yang akan terjadi pada pemeriksaan Hb metode Cyanmeth bila sampel tersebut tetap dipakai A. Tinggi palsu B. Lisis sampel C. Tinggi D. Rendah palsu E. Rendah B Bakta, I Made. 2011. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC Ada pasien anak umur 4 tahun mengeluh gatal di daerah anus, badan kurus padahal makan seperti biasanya dan aktivitasnya agak berkurang. Dokter menduga si anak mengalami kecacingan. Lalu dokter meminta seorang analis untuk melakukan pemeriksaan jumlah eosinofil dan tinja pada seorang pasien yang diduga terinfeksi cacing Ascaris sp. Dokter meminta saran anda, jam berapakah pasien diminta datang untuk pemeriksaan darah tersebut? A. Pagi hari pukul 7 sampai 9



Kunci Jawaban : Referensi : Kasus ( vignette )



Pertanyaan Soal : Pilihan Jawaban :



Kunci Jawaban : Referensi : Kasus ( vignette )



Pertanyaan Soal : Pilihan Jawaban :



Kunci Jawaban : Referensi : Kasus ( vignette )



Pertanyaan Soal : Pilihan Jawaban :



Kunci Jawaban : Kasus ( vignette )



Pertanyaan Soal : Pilihan Jawaban :



B. Malam hari pukul 9 sampai 10 C. Siang hari pukul 12 sampai 3 D. Boleh kapan saja karena tidak mempengaruhi hasil E. Malam hari karena siklus cacing nocturnal C Bakta, I Made. 2011. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC Seorang pasien mengeluh pada bagian customer service sebuah laboratorium klinik karena setelah dilakukan pengambilan darah pada lengannya pasien khawatir dengan warna biru pucat yang timbul. Customer servis memberikan penjelasan, bahwa warna biru di bekas tusukan jarum tersebut akan hilang dengan sendirinya dan diberikan thrombop. Kejadian tersebut pada dunia medis sering disebut dengan istilah? A. Hemokonsentrasi B. Hematome C. Hemolisa D. Cyanosis E. Hemotaxis B Child, J.A. 2010. Buku Saku Hematologi Klinik. Tangerang. Binarupa Aksara Sebagai seorang analis anda diminta melakukan pengambilan darah vena, untuk pemeriksaan darah lengkap. Metode pengambilan darah yang anda lakukan adalah menggunakan tabung vakum. Tabung dengan tutup warna apakah yang akan anda gunakan untuk melakukan pengambilan darah tersebut? A. Merah B. Ungu C. Hijau D. Kuning E. Biru B Gandasoebrata, R.2009. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta Seorang analis diminta untuk melakukan pemeriksaan masa pembekuan dengan menyediakan 4 buah tabung berdiameter 7-8 mm, spuit injeksi, stop watch, kapas, alkohol 70 % dan tourniquet. Kemudian pasien diambil darahnya 4 ml, untuk dimasukkan ke dalam masing-masing tabung sebanyak 1 ml. Hasil pembacaan dilaporkan dalam satuan menit. Menurut anda, pemeriksaan tersebut merupakan pemeriksaan masa pembekuan dengan metode apa ? A. Ivy B. Duke C. Kapiler Duke D. Lee And White E. Object glass D Seorang analis mendapatkan tugas mengecek jumlah trombosit pada pasien dengan observasi demam berdarah tiap 4 jam sekali yang dirawat inap sebuah puskesmas. Pemeriksaan jumlah trombosit dilakukan dengan metode manual menggunakan tabung karena Hematology Analyser nya sedang diperbaiki. Sebutkan salah satu larutan pengencer untuk hitung jumlah trombosit standar dari WHO yang digunakan! A. NH4 Oxalat 1 % B. Gower C. Turk D. Hayem



Kunci Jawaban : Kasus ( vignette )



Pertanyaan Soal : Pilihan Jawaban :



E. Formal Citrat A Seorang pasien anemia sedang menjalani terapi. Analis diminta dokter yang merawat melakukan pemeriksaan laboratorium guna mengetahui perkembangan terapi anemianya dengan hitung jumlah retikulosit. Hitung jumlah retikulosit juga digunakan untuk mengetahui baik tidaknya aktivitas eritropoiesis yang dapat dilaporkan dalam 0/00, 0/0 dan sel/µl darah. Pemeriksaan hitung jumlah retikulosit memerlukan pewarnaan khusus. Metode pewarnaan apakah yang paling sering digunakan untuk mewarnai dan menghitung retikulosit ini ? A. Pewarnaan Prussian Blue B. Pewarnaan Romanowsky C. Pewarnaan Supravital D. Pewarnaan Gram E. Pewarnaan Sudan Black C



Kunci Jawaban : Kasus (vignette) Pemeriksaan hemoglobin di laboratorium kesehatan ada beberapa metode salah satunya metode cyanmethemoglobin. Pada metode ini darah diencerkan dengan larutan drabkin sehingga terjadi hemolisis eritrosit dan konversi hemoglobin menjadi hemoglobinsianida atau cyanmethemoglobin. Larutan yang terbentuk selanjutnya diperiksa dengan sperktrofotometer atau colorimeter, yang absorbansinya sebanding dengan kadar hemoglobin dalam darah. Pertanyaan soal: Pada metode pemeriksaan hemoglobin di atas, jenis hemoglobin yang tidak biasa diukur adalah Pilihan Jawaban : a. Methemoglobin b. Sulfhemoglobin c. Oksihemoglobin d. Oksalathemoglobin e. Karboksihemoglobin Kunci Jawaban: B Referensi: FKUI, 1996, Hematologi, Jakarta



Kasus (vignette) Standar uji skrining pada kasus talasemia adalah dengan pemeriksaan laboratorium Tes Fragilitas Osmotic. Pada pemeriksaan Tes Fragilitas Osmotic eritrosit yang dimasukkan dalam larutan hipertonis akan mengalami krenasi (pengerutan) karena lebih banyak air yang keluar daripada yang masuk. Sedangkan eritrosit yang berada dalam lingkungan yang hipotonis menyebabkan eritrosit akan menggembung karena osmosis terjadi dari luar ke dalam eritrosit. Apabila membran plasma tidak dapat menahan tekanan tinggi intrasel karena tercapainya critical volume, maka eritrosit akan pecah dan hemoglobin akan dilepaskan. Pertanyaan soal: Pemeriksaan laboratorium di atas bertujuan untuk menilai Pilihan Jawaban : a. Warna Eritrosit b. Bentuk Eritrosit c. Ukuran Eritrosit d. Volume Eritrosit e. Ketahanan Eritrosit Kunci Jawaban: E Referensi: Guyton CA, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 9.Jakarta: EGC, 1996:529–39. Kasus (vignette) Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat dipakai sebagai penunjang diagnosis yang berkaitan dengan terapi dan prognosis. Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat



diperlukan hasil yang teliti dan cepat. Dalam perkembangannya, berbagai tes laboratorik untuk diagnosis mengalami perbaikan dan kemajuan dalam menunjang pelayanan kesehatan yang efisien, teliti dan cepat. Salah satunya ialah tes laju endap darah (LED). Ada beberapa metode yang digunakan untuk tes LED manual, tetapi metode Westergren merupakan metode yang disarankan oleh International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH). Pertanyaan soal: Metode pada pemeriksaan laboratorium di atas menggunakan antikoagulan ? Pilihan Jawaban : a. NaF b. Heparin c. Na Oxalat d. Na citrate e. Double Oxalat Kunci Jawaban: D Referensi: Ganda Soebrata, R., Penuntun Laboratorium Klinik, cetakan ke-9, Jakarta, Dian Rakyat, 1999, 19. Hardjoeno, H., dkk., Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik, Makassar Edisi ke-3, Lephas, 2003, 5. Kasus (vignette) Seorang ahli telkonologi laboratorium medik (ATLM) sedang melakukan suatu pemeriksaan di laboratorium sub unit hematologi dengan menggunakan sebuah alat atau instrument. Instrumen yang digunakan oleh ATLM tersebut mempunyai ciri-ciri terbuat dari terbuat dari kaca, pada salah satu ujungnya mengerucut, terdapat skala 0,5 – 1 – 11 pada penampangnya, ada bagian yang mengembung dan di dalamnya terdapat bola putih yang mengembung. Pertanyaan soal: Apa nama alat atau instrumen yang digunakan oleh seorang ATLM di atas? Pilihan Jawaban : a. Pipet Ukur b. Pipet Tetes c. Pipet Volume d. Pipet Thoma Eritrosit e. Pipet Thoma Leukosit Kunci Jawaban: E Referensi: Ganda Soebrata, R., Penuntun Laboratorium Klinik, cetakan ke-9, Jakarta, Dian Rakyat, 1999, 19. Kasus (vignette) Ahli Teknologi Laboratorium Medik sedang melakukan pemeriksaan Indeks eritrosit. Indeks eritrosit adalah batasan untuk ukuran dan isi hemoglobin eritriosit. Indeks eritrosit digunakan secara luas dalam mengklasifikasikan anemia atau sebagai penunjang dalam membedakan berbagai macam anemia. Bila dipergunakan bersama dengan pemeriksaan eritrosit dalam sediaan apus maka gambaran morfologi eritrosit menjadi lebih jelas. Hasil yang didapatkan ATLM tersebut, jumlah eritrosit 4.500.000 /μl, kadar hemoglobin 13 gr/dl, dan nilai hematokrit 38 vol %. Pertanyaan soal: Berapa nilai Mean Corpuscular Volume (MCV) atau Volume Eritrosit Rata-rata pada hasil pemeriksaan laboratorium di atas? Pilihan Jawaban : a. 81 fl b. 82 fl c. 83 fl d. 84 fl e. 85 fl Kunci Jawaban: D Kasus (vignette) Pemeriksaan hematologi rutin sangat penting bagi seseorang untuk mendeteksi anemia. Salah satu



parameter pemeriksaan laboratorium untuk deteksi anemia adalah pemeriksaan hemoglobin. Banyak metode yang telah ditemukan untuk pemeriksaan hemoglobin, tetapi belum ada metode pemeriksaan yang akurat 100%, mudah, dan biaya pemeriksaan yang terjangkau. Saat ini banyak tenaga klinis yang masih memakai Metode Sahli, metode tersebut sering digunakan namun kemungkinan kesalahan dengan menggunakan metode ini sebesar 10%-15%. Pertanyaan soal: Faktor yang dapat menyebabkan rendah palsu pada metode pemeriksaan di atas adalah ? Pilihan Jawaban : a. Waktu pembacaan lebih dari lima menit b. Standar warna memucat atau kekuningan c. Terdapat gelembung udara pada larutan pengencer d. Setelah pengambilan sampel darah tidak di laboratorium e. Membandingkan warna standar ditempat yang tidak terang Kunci Jawaban: E Kasus (vignette) Seorang ahli teknologi laboratorium medik ragu akan hasil perhitungan jumlah sel leukosit yang telah dia lakukan. Hasil yang dia dapat adalah terdapat 12.000 leukosit/ μl darah akan tetapi ketika menghitung slide apusan darah tepi banyak ditemukan sel darah merah atau eritrosit yang berinti. Dari hitung jenis leukosit yang dilakukan didapat tiap 100 leukosit ada 20 sel darah merah berinti. Pertanyaan soal: Berapa jumlah leukosit yang sebenarnya harus di laporkan ? Pilihan Jawaban : a. 7000 leukosit/ μl darah b. 8000 leukosit/ μl darah c. 9000 leukosit/ μl darah d. 10000 leukosit/ μl darah e. 11000 leukosit/ μl darah Kunci Jawaban: D Kasus (Vignette) Seorang ibu dengan usia 45 tahun dengan keluhan menstruasi bulan ini sangat banyak dan lama, serta badan terasa lemah sering berkunang-kunang, nyeri kepala, demam, dan jaundis berdasarkan anjuran dokter agar periksa darah dilaboratorium terhadap Darah rutin dengan hasil Hb 9 gr/dl, Hitung ery 6,2 juta dan mikrositik hipokromik, Hitung leukosit 10,000/ml, MCV 65 fL dan MCH 23 pg. Pertanyaan Soal: Apa yang harus dilakukan oleh seorang analis yang melihat hasil pemeriksaan yang demikian dan apa yang dapat disimpulkan dalam pelaporan hasil tersebut? Pilihan Jawaban: a. Hasil yang ada dapat dikeluarkan dan kesimpulan hasilnya adalah normositik hipokromik b. Hasil yang ada dapat dikeluarkan dan kesimpulan hasilnya adalah mikrositik hipokromik c. Hasil yang ada ditunda dulu dan harus melakukan pengulangan hitung erytrosit dengan sampel yang sama agar dapat disimpulkan mikrositik hipokromik d. Hasil yang ada ditunda dulu dan harus melakukan pengulangan hitung leukosit dengan sampel yang sama agar dapat disimpulkan mikrositik hipokromik. e. Hasil yang ada ditunda dulu dan harus melakukan pengulangan pemeriksaan Hb dan Hitung Erytrosit dengan sampel yang sama agar dapat disimpulkan mikrositik hipokromik. Kunci Jawaban: B Referensi: Soedarto, Prof, dr, Ph.D, Sinopsis Klinis, Penyebab, Gejlaa Klinis, Diagnosis Banding, Diagnosis Laboratoris, Terapi, Airlangga University Press, 2002 Kasus (Vignette) Pada Kasus Hemofili yang ditandai dengan perdarahan yang sukar berhenti jika ditemukan hasil PTT meningkat 55 detik, PT 15 detik, hitung trombosit 130.000/cc, CT dan BT memendek, dengan kondisi pasien dalam keadaan puasa yang lebih dari 12 jam. Pertanyaan Soal: Sebagai seorang analis dengan melihat hasil pemeriksaan tersebut maka apa yang harus dilakukan?



Pilihan Jawaban: a. Hasil dapat langsung dikeluarkan kepada pasien b. Hasil yang ada dapat dikeluarkan dan memberikan arahan kepada pasien untuk rajin mengontrolkan diri ke dokter c. Hasil yang ada dapat dikeluarkan dan menambahkan catatan hasil untuk ternyata puasanya terlalu lama lebih 12 jam sehingga jika diperlukan pengulangan maka diharuskan datang lagi esuk hari untuk diperiksa ulang. d. Hasil yang ada ditunda dulu dan menanyakan apakah ada konsumsi obat aspirin, jika benar cukup di tambahkan dalam lembar hasil sebagai catatan selanjutnya hasil diberikan. e. Hasil yang ada tidak dapat dikeluarkan dan memberikan arahan kepada pasien untuk periksa ulang. Kunci Jawaban: D Kasus (vignette) 1 Seorang analis kesehatan pada suatu laboratorium bertugas di bagian pengambilan sampel. Tahap pengambilan sampel merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mutu hasil pemeriksaan, oleh karena itu perlu dilakukan dengan baik dan benar. Pertanyaan: Apa langkah yang tepat dilakukan untuk menjamin ketepatan pasien ? Pilihan jawaban : A. Memastikan pasien bersedia diambil sampelnya B. Memastikan identitas pasien sesuai dengan identitas pada formulir C. Memastikan kondisi pasien sesuai dengan pemeriksaan yang diminta D. Memastikan pemeriksaan yang diminta sesuai dengan diagnosa E. Memastikan pemeriksaan yang diminta sesuai dengan kemampuan laboratorium Kunci Jawaban: B Referensi: Flebotomi Teori dan Praktek Untuk Laboratorium Kesehatan, Reki Usman Susilo R,Penerbit Pustaka Rasmeia Yogyakarta. Kasus (vignette) 2 Seorang analis kesehatan yang bertugas dibagian sampling kedatangan seorang pasien yang membawa blanko pemeriksaan dari dokter pengirim. Permintaan pemeriksaannya adalah darah rutin. (Hb, AL, LED, dan HJL). Pertanyaan soal : Tabung vacuteiner dengan warna tutup apakah dia yang disiapkan ? Jawaban soal : A. Hijau B. Kuning C. Ungu D. Merah E. Putih Kunci Jawaban: C Kasus (vignette) 3 Seorang pasien yang didiagnose dokter adalah kasus ITP (Iodopatic Thrombocytopenic Purpura) setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium mengenai jumlan trombosit (AT), masa perdarahan. (BT), PPT, dan APTT dan lain-lain. Pertanyaan soal : Bagaimana hasil pemeriksaan yang medukung hasil diagnose tersebut ? Pilihan Jawaban : A. AT rendah, BT normal, PPT normal, dan APTT normal B. AT rendah, BT memanjang, PPT normal, APTT normal C. AT rendah, BT memanjang, PPT memanjang, APTT normal D. AT rendah, BT normal, PPT memanjang, APTT memanjang E. AT rendah, BT normal, PPT normal, APTT memanjang Kunci Jawaban: B



Referensi:



Hematologi, Barbara Jane Bain, EGC Jakarta 2014



Kasus (vignette) 4 Seorang pasien datang ke dokter dengan gejala perdarahan lama berhenti, mudah terjadi perdarahan spontan dengan bentuk hemathros, hematoma dan hematuri. Dugaan dokter sementara adalah kasus hemofilia A. Pasien tersebut diberi rekomendasi untuk test laboratorium hemostasis. Pertanyaan soal : Pemeriksaan apa yang hasilnya tidak cocok dengan diagnosa kasus hemofilia A ?. Pilihan jawaban : A. Test Rumple Leed normal B. APTT normal C. PPT normal D. Masa pembekuan (CT) memanjang E. Masa perdarahan (BT) normal Kunci Jawaban: B Kasus (vignette) 5 Seorang pasien yang sudah mendapatkan terapi antikoagulant oral dilakukan monitoring oleh dokter dengan diperiksa PPT dan Nilai INR (Index Normalised Rasio). Pertanyaan soal : Bagaimana cara mendapatkan Nilai INR ? Pilihan jawaban : A. PPT plasma pasien dibagi PPT plasma kontrol selanjutnya dikalikan dengan nilai ISI B. PPT plasma pasien dibagi PPT plasma kontrol selanjutnya dipangkatkan dengan nilai ISI C. PPT plasma pasien dibagi PPT plasma kontrol selanjutnya dikurangi dengan nilai ISI D. PPT plasma pasien dibagi PPT plasma kontrol selanjutnya ditambahkan dengan nilai ISI E. PPT plasma pasien dikurangi PPT plasma kontrol selanjutnya dipangkatkan dengan nilai ISI Kunci Jawaban: B Kasus (vignette) 6 Seorang analis kesehatan melakukan kegiatan pengambilan darah untuk pemeriksaan hemostasis. Pengambilan dilakukan dengan model vacutainer. Pertanyaan soal : Tabung warna apa yang harus disiapkan untuk menampung darah tersebut ? Pilihan jawaban : A. Kuning B. Merah C. Biru muda D. Hijau E. ungu Kunci Jawaban: C Referensi: Flebotomi Teori dan Praktek Untuk Laboratorium Kesehatan, Reki Usman Susilo R,Penerbit Pustaka Rasmeia Yogyakarta. Kasus (vignette) 7 Pasien dari dokter dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut : PPT memanjang, APTT memanjang, AT menurun, TT memanjang. Setelah dilakukan pemeriksaan D Dimer menunjukkan hasil positip. Setelah dilihat sediaan apus darah tepi menunjukkan adanya kelainan yang spesifik. Pertanyaan soal : Apa kelainan bentuk eritrosit yang didapat pada pasien tersebut.? Pilihan jawaban : A. Frgamentasi B. Tear drop sel C. Target sel D. Mikrositik sel E. Acantosit sel



Kunci Jawaban: A Referensi: Hematologi, Barbara Jane Bain, EGC Jakarta 2014 Kasus (vignette) 8 Seorang pasien anak laki-laki yang diperiksa jumlah leukositnya didapatkan hasil 120.000/mm3 darah. Dokter menduga kasus tersebut merupakan leukemia tipe CLL. Setelah dilakukan pemeriksaan morfologi darah tepi ditemukan kelainan sel yang spesifik, seperti bentuk sel yang rusak tanpa adanya sitoplasma. Pertanyaan : Kelainan sel apakah yang dimaksud pada kasus CLL tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Adanya Smugde sel B. Adanya Anomali Pelger Huet C. Adanya Granulosit yang hipogranulair D. Adanya hieprsegmenatsi E. Adanya benda inklusi Dohle Kunci Jawaban: A Kasus (vignette) 9 Seorang plebotomi mengalami kesulitan pada proses pengambilan darah pada pasien yang menolak diambil darahnya dengan mengatakan " Saya tidak ingin Anda untuk mengambil darah saya. ": Pertanyaan soal : Manakah tindakan yang harus dilakukan jika seorang pasien di rumah sakit menolak diambil darahnya ? Pilihan jawaban : A. Meninggalkan ruangan pasien dan kembali ke laboratorium Anda B. Menginformasikan perawat pasien menolak C. Lakukan prosedur dan mengumpulkan sampel D. Hubungi dokter E. Tetap memaksa mengambil darah Kunci Jawaban: B Referensi: Flebotomi Teori dan Praktek Untuk Laboratorium Kesehatan, Reki Usman Susilo R,Penerbit Pustaka Rasmeia Yogyakarta Kasus (vignette) 10 Seorang tenaga laboratorium medik melakukan pemeriksaan jumlah retikulosit dengan metode pewarnaan supravital. Pada gambaran dimikroskop ditemukan benda inklusi eritrosit dengan bentuk titik-titik biru yang banyak pada eritrosit. Pertanyaan soal : Benda inklusi apakah yang bisa ditemukan pada pewarnaan supravital ? Pilihan jawaban : A. Cincin cabot B. Basophilic stippling C. Howel Jolly bodies D. Pappenheimer’s bodies E. Hb H Kunci Jawaban: E Referensi: Hematologi, Barbara Jane Bain, EGC Jakarta 2014 Kasus (vignette) 11 Seorang laki-laki pada saat diambil darah oleh seorang analis dilakukan pengikatan tourniquet, setelah dilakukan pemasangan alat tersebut tangan penderita mengalami kesemutan dan penegangan pembuluh darah sehingga pada lengan nampak warnya kemerahan. Pertanyaan soal : Hasil pemeriksaan apakah yang mengalami rendah palsu pemakaian tourniquet yang terlalu kuat dan terlalu lama ?



Pilihan Jawaban : A. Kadar Hb B. Jumlah lekosit C. Hematokrit D. LED E. Trombosit Kunci Jawaban: D Referensi: Penuntun Laboratorium Klinik, Gandasoebrata, Dian Rakyat, Jakarta, 1995 Kasus (vignette) 12 Seorang analis kesehatan yang bertugas mengambil sampel darah vena pada bayi. Pertanyaan soal : Berapa ukuran jarum yang direkomendasikan (Needle gauge) untuk pengambilan darah pada bayi ? Pilihan jawaban : A. 23 B. 22 C. 21 D. 19-20 E. 16-18 Kunci Jawaban: A Referensi: Modul pelatihan Nasional Flebotomi Dasar Bagai Analis Kesehatan, Edisi-2, Perhimpunan Dokter Spesialais Patologi Klinik, 2012 Kasus (vignette) 13 Seorang pasien dilakukan skrining untuk mendeteksi adanya thallasemia dengan dilakukan pemeriksaan elektroforesis Hb untuk mengetahui kadar dari tiap jenis hemoglobin. Pertanyaan : Jenis hemoglobin apakah yang kadarnya kurang dari 4 % pada orang-orang dewasa normal dan anak-anak. Pilihan jawaban : A. Hb-A1 B. Hb-A2 C. Hb-A3 D. Hb-E E. Hb-F Kunci Jawaban: D Referensi: Hematologi, Barbara Jane Bain, EGC Jakarta 2014. Kasus (vignette) 14 Seorang dokter sedang menelurusi kasus pasien anemia defisiensi besi. Untuk melihat adanya timbunan besi pada sel eritrosit dokter minta pemeriksaan pewarnaan sitokimia untuk sediaan sumsung tulang. Pertanyaan : Pengecatan apakah yang digunakan untuk membuktikan kasus tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Peroksidase B. Hemosidern C. Periodic Acid Schiff D. Fosfatase Alkali E. Acid Fosfatase Kunci Jawaban: B Referensi: Atlas Hematologi, Heckner F, Jakarta, 1993 Kasus (vignette) 15 Seorang plebotomis dalam melakukan tindakan desinfektan pada kulit yang akan ditusuk dapat menggunakan bahan-bahan desinfektan yang tersedia dilapangan. Pertanyaan soal :



Bahan antiseptik apakah yang mempunyai kelebihan aktivitas melawan bakteri mempunyai sifat yang cepat. Pilihan Jawaban : A. Hexachlorophen B. Chlorhexidin 40% C. Alkohon 70% D. Yodium 3 % E. Bentadin Kunci Jawaban: C Referensi: Modul pelatihan Nasional Flebotomi Dasar Bagai Analis Kesehatan, Edisi-2, Perhimpunan Dokter Spesialais Patologi Klinik, 2012 Kasus (vignette) 16 Seorang pasien wanita umur 56 tahun dengan pemeriksaan darah lengkap mempunyai kadar hemoglobin 10,1 gr/dl dan MCV 107 fl. Dokter minta pemeriksaan tambahan berupa morfologi darah tepi untuk membuktikan adanya defisiensi vitamin B12. Pertanyaan : Kelainan bentuk lekosit apakah yang dapat dijumpai pada pemeriksaan morfologi darah tepi ? Pilihan Jawaban : A. Hipersegmentasi B. Granula toksik C. Smudge sel D. Limposit plasma bitu E. Anaomali Pelger Huet Kunci Jawaban: A Referensi: Hematologi, Barbara Jane Bain, EGC Jakarta 2014. Kasus (vignette) 17 Pada pasien yang terjadi defisiensi faktor XIII pada hasil pemeriksaan APTT menunjukkan normal, sedangkan pada pemeriksaan PPT juga menunjukkan normal. Untuk mengetahui adanya defisiensi faktor XIII perlu dilakukan pemeriksaan khusus. Pertanyaan soal : Apa pemeriksaan yang dimaksud khusus diatas ? Pilihan jawaban : A. Substitusi test. B. Trombin test. C. Kadar fibrinogen. D. D Dimer test. E. Urea Clott Solubility Test Kunci Jawaban: E Kasus (vignette) 18 Seorang pasien yang diperiksa jumlah trombosit menunjukkan peningkatan jumlah trombosit. Setelah dilakukan test adesi terhadap trombosit menunjukkan adanya kelainan fungsi trombosit. Pertanyaan soal : Apa istilah kelainan fungsi trombosit tersebut diatas ? Pilihan jawaban : A. Trombositosis B. Trombositemia C. Trombastenia D. Trombositopati E. Trombosis Kunci Jawaban: B Kasus (vignette) 19 Seorang analis kesehatan sedang melakukan pemeriksaan D dimer untuk membantu menegakkan diagnosa pada kasus DIC (Disseminated Intravasculer Coagulation ).



Pertanyaan soal : Apa tujuan pemeriksaan D dimer tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Untuk mendeteksi adanya fibrinogen B. Untuk mendeteksi adanya cairan jaringan C. Untuk mendeteksi adanya tromboplastin plasma D. Untuk mendeteksi adanya pecahan fibrin E. Untuk mendeteksi adanya faktor inhibitor pada proses pembekuan Kunci Jawaban: D Kasus (vignette) 20 Seorang plebotomis melakukan tugasnya pengambilan darah pada pembuluh kapiler. Untuk pemilihan panjangnya lancet untuk tusukan ujung jari diperlukan ukuran yang benar. Pertanyaan soal : Berapakah ukuran panjang lancet yang diperbolehkan (tidak lebih dari) ? Pilihan Jawaban : A. 2,4 mm B. 3,2 mm C. 3,4 mm D. 3,0 mm E. 1,2 mm Kunci Jawaban: A Referensi: Modul pelatihan Nasional Flebotomi Dasar Bagai Analis Kesehatan, Edisi-2, Perhimpunan Dokter Spesialais Patologi Klinik, 2012



KIMIA KLINIK I Vignette Ada beberapa metode untuk membedakan eksudat dan transudat. Salah satu yang digunakan adalah test Rivalta. Pertanyaan Soal: Apa nama zat yang diteteskan pada sampel cairan? Pilihan Jawaban : A. NaOH B. Asam Asetat Glasial C. Etil alkohol D.NaCl E. Heparin Kunci Jawaban: B Referensi: Ganda S, 1989, Penuntun Laboratorium Klinik Vignett Abstinensia seksual dibutuhkan dalam persiapan pemeriksaan analisis sperma. Dalam analisis sperma, terdapat beberapa parameter yang dinilai. Pertanyaan Soal: Parameter apakah yang dapat terpengaruh akibat tidak terpenuhinya syarat abstinensia? Pilihan Jawaban : A. pH sperma B. adanya fruktosa C. jumlah sel darah putih D. motilitas sperma E. aglutinasi sperma Kunci Jawaban: D Referensi: Relationship between the duration of abstinentia sexualis and semen quality. www.ncbi.nlm.nih.gov Vignett Pengambilan sampel pad pemeriksaan feses dapat melalui beberapa cara dengan memperhatikan diagnosis klinik dokter. Diagnosis klinis kali ini adalah suspek oxyuriasis. Pertanyaan Soal: Metode pengambilan sampel feses apa yang paling ideal? Pilihan Jawaban : A. Rectal toucher B. Defekasi spontan C. Saline cathartic D. Schoth tape & object glass E. Gliserin catharic Kunci Jawaban: D Referensi: CDC-Enterobiasis _ diagnosis www.cdc.gov/parasites/pinworm/diagnosis.html Soal : Urobilinogen dioksidasi oleh udara menjadi urobilin yang tak dapat bereaksi dengan reagen Ehrlich, sehingga menimbulkan negative palsu. Pertanyaan Soal: Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka digunakan ….. Pilihan Jawaban : A. urin segar B. urin 24 jam C. metode carik celup D. botol penampung bermulut besar E. urin pagi Kunci Jawaban: A Referensi: Ganda S, 1989, Penuntun Laboratorium Klinik Soal : Sumbatan bilier, merupakan salah satu masalah di bidang kimia klinik. Ditemukannya feses berwarna dempul/pucat, mengindikasikan adanya sumbatan bilier ekstra hepatic. Pertanyaan Soal: Bagaimanakan hasil yang mendukung dugaan di atas? Pilihan Jawaban :



A. Peningkatan biliribun terkonjugasi B. Penurunan Indirect Bilirubin C. Peningkatan AST D. Penurunan ALP E. Peningkatan urobilinogen urin Kunci Jawaban: A Referensi: Walmsley dkk,2013, Kumpulan Kasus Patologi Klinik Soal : Plasma memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan cairan interstisiel. Pada pasien Sindroma Nefrotik, terjadi kebocoran protein yang massif melalui urin, sehingga terjadi hipoalbuminemia. Pertanyaan Soal: Apa dampak hipoalbuminemia ? Pilihan Jawaban : A. Cairan plasma tetap dalam pembuluh darah B. Cairan interstisiel dengan mudah masuk ke dalam pembuluh darah C. Permeabilitas kapiler meningkat dan meyebabkan peningkatan cairan plasma D. Cairan intraseluler keluar dari sel E. Pembuluh darah mengeluarkan rembesan plasma ke ruang interstisiel dan menyebabkan udema Kunci Jawaban: E Referensi: Sibernagl dkk, 2007. Patofisologi, EGC Kasus (Vignette) Salah satu sampel sperma yang diterima oleh petugas laboratorium dengan data identitas sampel sebagai berikut abstinensia 4 hari, cara masturbasi dibantu dengan pelicin, wadah penampung sampel botol plastic bermulut lebar bersih dan kering, dan durasi pengiriman ke laboratorium 20 menit. Pertanyaan Soal: Jika anda sebagai analis yang bertugas dibagian penerimaan sampel maka apa yang harus anda lakukan? Pilihan Jawaban: a. Sampel tetap diterima dan disarankan untuk periksa ulang lagi setelah 7 hari kemudian sebagai pembanding hasil pemeriksaan sebelumnya. b. Sampel ditolak dan disarankan untuk periksa ulang lagi setelah 1 bulan berikutnyadan disarankan agar sesuai pada lembar permohonan analisis sperma. c. Sampel ditolak dan disarankan untuk periksa ulang lagi keesokan harinya sesuai persyaratan pada lembar permohonan analisis sperma d. Sampel tetap diterima dan disarankan untuk periksa ulang lagi keesokan harinya sesuai persyaratan pada lembar permohonan analisis sperma e. Sampel ditolak dengan memberikan arahan agar diulang lagi dengan persyaratan yang sesuai pada lembar permohonan analisis sperma. Kunci Jawaban: E Referensi: Dr. Herman Wibisono, MS., Sp. And, Panduan Laboratorium Andrologi Buku Pertama, Refika Aditama, Bandung 2010. Kasus (Vignette) Hasil pemeriksaan cairan pleura yang masuk ke laboratorium adalah jumlah sel 600/ul, hitung sel PMN banyak, test Rivalta positif dan sampel berbau amis. Pertanyaan Soal: Berdasarkan data tersebut apa yang dapat dilakukan oleh petugas analis terhadap hasil tersebut serta bagaimana kesimpulan yang dapat di sertakan dalam pelaporanhasil? Pilihan Jawaban: a. Hasil dapat dikeluarkan dan kesimpulan hasilnya adalah cairan Eksudat. b. Hasil dapat dikeluarkan dan kesimpulan hasilnya adalah cairan Transudat. c. Hasil ditunda dan segera dilakukan test rivalta ulang dengan sampel yang sama dan kesimpulan hasilnya adalah cairan Eksudat. d. Hasil ditunda dan segera dilakukan test rivalta ulang dengan sampel yang sama dan kesimpulan hasilnya adalah cairan Transudat. e. Hasil ditunda dan perlu dilakukan sampling ulang untuk perbandingan hasil Kunci Jawaban: A



Referensi:



1. Sylvia Anderson Price/Lorraine mc Carty Wilson. Patofisiologi “Konsep Klinik Proses-proses penyakit”. Edisi Bagian 1. Jakarta ; EGC, 1991 2. W.F. Ganong,”Buku Ajar fisiologi kedokteran (Meview of medical Physiologi)”, Edisi. Jakarta : EGC, 1992. 3. R. Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, 2003.



Kasus (Vignette) Seorang pasien dengan keluhan diare, mual, demam, sakit bagian perut dan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap darah rutin hanya jumlah leukosit yang meningkat dan LED tinggi, sedangkan hasil pemeriksaan makrokopis faeses lendir positif dan darah positif namun pada pemeriksaan mikroskopisnya amuba negatif. Pertanyaan Soal: Apa yang harus dilakukan oleh seorang petugas analis saat melakukan analisa bahan tersebut? Pilihan Jawaban: a. Tetap mengeluarkan hasil dengan memberi arahan kepada pasien datang lagi besuk pagi membawa sampel faesesnya untuk identifikasi ulang adanya amoeba. b. Hasil pemeriksaan di tunda dan memberikan arahan kepada pasien untuk datang lagi besuk pagi membawa sampel faesesnya lagi guna identifikasi ulang adanya amoeba. c. Hasil pemeriksaan laboratorium diberikan sesuai apa adanya dan jika memginginkan pemeriksaan laboratorium ulang dipersilahkan untuk datang lagi sesuai kehendak pasien. d. Hasil pemeriksaan laboratorium diberikan sesuai apa adanya e. Hasil pemeriksaan laboratorium yang sudah ada di tunda dulu menunggu hasil pengulangan identifikasi adanya amoeba pada sampel faeses yang sama. Kunci Jawaban: E 1. Sylvia Anderson Price/Lorraine mc Carty Wilson. Patofisiologi “Konsep Klinik Referensi: Proses-proses penyakit”. Edisi Bagian 1. Jakarta ; EGC, 1991. 2. W.F. Ganong,”Buku Ajar fisiologi kedokteran (Meview of medical Physiologi)”, Edisi. Jakarta : EGC, 1992. 3. R. Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, 2003. Kasus (Vignette) Kesalahan hasil suatu pemeriksaan seperti keton urine negatif pada pasien dengan kasus Ketoasidosis Diabetik akan memberikan dampak langsung terhadap diagnosa serta pengobatan pasien, yang sangat berperan dalam hal ini adalah supervisor dalam memonitor dan evaluasi para pelaksana analis yang bekerja dalam suatu laboratorium. Pertanyaan Soal: Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang supervisor dalam hal kasus diatas? Pilihan Jawaban: a. Mempunyai kemampuan untuk menelusuri penyebab kesalahan dengan mendokumentasikan kesalahan atau masalah dan tindakan yang diambil untuk memperbaikinya melalui komunikasi dua arah. b. Memberi motivasi untuk tidak terulang kembali, memberikan rekam jejak dari keadaan yang sebenarnya dan tindakan korektif yang diambil. c. Mempunyai kemampuan untuk menelusuri penyebab kesalahan dengan mendokumentasikan kesalahan atau masalah, memberi motivasi untuk tidak terulang kembali. d. Mempunyai kemampuan untuk menelusuri penyebab kesalahan dengan mendokumentasikan, memberikan rekam jejak dari keadaan yang sebenarnya dan tindakan korektif yang diambil agar tidak terulang kembali. e. Memberi peringatan untuk tidak terulang kembali, memberikan rekam jejak dari keadaan yang sebenarnya dan tindakan korektif yang diambil. Kunci Jawaban: D Referensi: Riswanto, Muhammad Rizki, Urinalisis, Pustaka Rasmedia, Yogyakarta, 2015 Kasus (Vignette) Pada kasus Sindrom Nefrotik yang sudah mengarah ke degenerasi saluran kemih sangat diperlukan analisa mikroskopis urine selain pemeriksaan kadar protein urine.



Pertanyaan Soal: Bentuk Sel Epitel yang bagaimanakah yang dapat mendukung diagnosa tersebut di atas? Pilihan Jawaban: a. b. c. d.



sel sel epitel squamusa yang besar besar



epitel yang kecenderungan menggerombol bertumpuk-tumpuk e.



sel epitel yang bulat atau sedikit oval dan kecil



sel epitel yang bulat dan sangat besar



Sel epitel yang tersusun memanjang



Kunci Jawaban: C Kasus (Vignette) Seorang pasien dengan kondisi hiperproteinemia hasil pemeriksaan laboratorium saat itu adalah kadar Glukosa darah 70 mg/dl reduksi urine positif 1 dan protein urine positif 3 kondisi urine sangat keruh. Pertanyaan Soal: Apa yang harus anda lakukan sebagai petugas analis terhadap fenomena hasil yang demikian? Pilihan Jawaban: a. Melakukan pengulangan pemeriksaan reduksi urine dengan menggunakan sampel urine yang disentrifuge terlebih dahulu. b. Melakukan pengulangan pemeriksaan reduksi urine dengan menggunakan metode yang lain. c. Melakukan pengulangan pemeriksaan kadar gula darah dengan menggunakan sampel darah yang baru. d. Melakukan pengulangan pemeriksaan reduksi urine serta melakukan pengulangan pemeriksaan kadar gula darah dengan menggunakan sampel darah yang baru. e. Mengeluarkan hasil pemeriksaan sesuai apa adanya dan menawarkan jika pasien menginginkan untuk peemeriksaan ulang silahkan untuk datang lagi keesokan harinya. Kunci Jawaban: A Kasus (Vignette) Hasil analisa sperma pada kasus infertile yang sebelum terapi dengan kesimpulan Nekrozoosperma, dan setelah dilakukan terapi 6 bulan, dokter yang menangani kasus tersebut memohon kepada pasien agar periksa ke laboratorium untukmemastikan adanya pengaruh terapi. Pertanyaan Soal: Parameter analisa sperma yang spesifik apa yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui dan memonitor adanya pengaruh terapi yang diberikan oleh dokter dalam mengatasi masalah infertile pasien tersebut. Pilihan Jawaban: a. analisa motilitas dan konsentrasi sperma. b. analisa konsentrasi dan morfologi sperma. c. analisa volume dan kimiawi sperma. d. analisa makroskopis dan kimiawi sperma. e. analisa morfologi dan kimiawi sperma. Kunci Jawaban: B Referensi: Dr. Herman Wibisono, MS., Sp. And, Panduan Laboratorium Andrologi Buku Pertama, Refika Aditama, Bandung 2010.



Kasus (vignette) Seorang pasien rawat inap yang mengalami gangguan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa, dokter merujuk ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan elektrolit dengan sampel dari plasma. Pertanyaan soal: Antikoagulan apakah yang dipakai untuk pemeriksaan di atas ? Pilihan Jawaban : A. EDTA B. Natrium sitrat C. Heparin D. Natrium fluoride E. Double oksalat Kunci Jawaban: C Referensi: Tinjauan Klinik atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kasus (vignette) Seorang ATLM menerima sampel pemeriksaan, pada blangko order permintaan pemeriksaan yang diminta adalah pemeriksaan glukosa darah dan urin. Setelah dilakukan pemeriksaan didapat hasil glukosa darah 90 mg/dl dengan hasil glukosa urin postif. Pertanyaan soal: Tindakan apa yang seharusnya dilakukan dengan hasil tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap urin yang sama B. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap darah yang sama C. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap darah dan urin yang baru D. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap urin yang baru E. Mencari informasi pasien, apa yang diminum sebelum melakukan pemeriksaan Kunci Jawaban: A Kasus (vignette) Seorang wanita penderita Diabetes Mellitus datang ke laboratorium dengan membawa formulir permintaan pemeriksaan dari dokter untuk pemeriksaan HbA1c untuk memantau hasil pengobatan yang telah dilakukan selama ini. Analis di laboratorium melakukan pengambilan spesimen darah dari pasien tersebut untuk dilakukan pemeriksaan. Pertanyaan soal: Bahan pemeriksaan apakah yang sebaiknya dipakai pada pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban : A. Serum B. Plasma heparin C. Plasma EDTA D. Whole blood E. Darah arteri Kunci Jawaban : C Kasus (vignette) Pasien datang ke lab. Untuk diperiksakan gula darah puasa dan 2 jam PP sampel dalam bentuk serum, darah 2 jam PP diambil jam 10.00 WIB dan karena alat Error maka diperiksa jam 13.00. hasil pemeriksaan gula darah 2 jam PP lebih rendah dari hasil gula darah puasa pasien tidak minum obat diabet. Pertanyaan soal: Apa penyebab hasil seperti kasus terserbut diatas? Pilihan Jawaban : A. Sampel darah 2 jam PP, jarak waktu pengambilan sampel dengan pemeriksaan 3 jam. B. Alat error C. Pasien jalan-jalan sebelum diperiksa gula darah 2 jam PP D. Kondisi sampel tidak stabil E. Teknik mengoperasikan alat salah Kunci Jawaban : A



Kasus (vignette) Seorang analis yang bekerja di suatu laboratorium klinik swasta madya pada bagian verifikasi hasil melakukan verifikasi hasil pemeriksaan, ternyata ada hasil pemeriksaan SGOT dan SGPT seorang pasien nilainya tinggi (jauh di atas nilai normal) dan setelah dikonfirmasi dengan rujukan dari dokter yang mengirim pasien tersebut terlihat adanya kejanggalan pada hasil pemeriksaan tersebut dan melaporkannya kepada penyedia pada lab tersebut. Pertanyaan soal: Apa yang harus dilakukan oleh analis pada kondisi yang demikian ? Pilihan Jawaban : A. Tetap mengeluarkan hasil pemeriksaan tersebut B. Dilakukan pemeriksaan ulang dengan menggunakan spesimen yang sama C. Mengulang pemeriksaan dengan spesimen yang baru diambil lagi dari pasien D. Tidak melakukan pengulangan pemeriksaan E. Mengirim spesimen yang sama ke laboratorium lain untuk diperiksa kembali Kunci Jawaban : B Kasus (vignette) Seorang analis diminta melakukan pengukuran berat jenis urine dari seorang pasien. Didapatkan hasil pembacaan pada urinometer sebesar 1008, suhu tera pada urinometer 15°C dan indicator pada thermometer ruang meunjukkan angka 27°C Pertanyaan soal: Berapa berat jenis sampel tersebut? Pilihan Jawaban : A. 1010 B. 1023 C. 1008 D. 1012 E. 1035 Kunci Jawaban D Referensi Ganda Soebrata. 2009. Penuntun Laboratorium Klinik.EGC.Jakarta Kasus (vignette) Suatu sampel urine dilakukan pemeriksaan carik celup dan manual. Pada hasil pemeriksaan reduksinya terdapat perbedaan hasil dimana hasil reduksi secara Benedict hasilnya lebih tinggi derajad positifnya. Pertanyaan soal: Menurut anda mengapa hal tersebut bisa terjadi? Pilihan Jawaban : A. Reagen carik celup menggunakan prinsip pemeriksaan Hexokinase B. Reagen carik celup menggunakan enzyme Glukosa oksidase C. Reagen Benedict mendeteksi zat reduktor selain glukosa D. Reagen Benedict bersifat autoreduksi E. Reagen carik celup bersifat non enzymatic Kunci Jawaban C Kasus (vignette) Seorang Analis menerima sampel dan formulir permintaan pemeriksaan profil lipid seorang pasien. Hasil pemeriksaan didapat nilai kadar kolesterol 260 mg/dL, trigliserida 200 mg/dL dan HDL kolesterol 45 mg/dL Pertanyaan soal: Berapakah kadar LDL kolesterol dari pasien tersebut? Pilihan Jawaban : A. 102,5 mg/dL B. 175 mg/dL C. 114 mg/dL D. 150 mg/dL E. 194 mg/dL Kunci Jawaban B



Referensi



Kee J.L. 2008. Pedoman Pemeriksaan laboratorium & diagnostik. Penerbit EGC



Kasus (vignette) Analis yang bertugas di sebuah laboratorium Rumah Sakit menerima sampel yang berasal dari seorang pasien dengan diagnosis perdarahan saluran cerna bagian atas. Berdasar pengamatan secara makroskopis tidak ditemukan adanya warna yang mencurigakan pada sampel, ketika diamati secara mikroskopis juga tidak ditemukan adanya sel eritrosit. Setelah dilanjutkan dengan pemeriksaan darah samar metode Modifikasi Guajac, ternyata hasilnya positif. Pertanyaan soal: Menurut anda, bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Pilihan Jawaban : A. Pemeriksaan metode modifikasi Guajac menggunakan prinsip enzymatik B. Reagen Guajac bersifat mereduksi sampel C. Reagen mampu mendeteksi adanya Hemoglobin dalam sampel D. Reagen Guajac mengandung peroksida E. Perlakuan sampel salah Kunci Jawaban C Referensi Ganda Soebrata. 2009. Penuntun Laboratorium Klinik.EGC.Jakarta Kasus (vignette) Hilangnya hormon estrogen dapat mengakibatkan terjadinya gangguan tulang, pemeriksaan yang dilakukan sampel urin memberikan hasil negatip, dimana pada kondisi normal memberikan hasil positip satu. Pertanyaan soal: Apakah nama ion yang harus diperiksa dalam urin tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Kalium B. Natrium C. Barium D. Kalsium E. Klorida Kunci Jawaban: D Referensi: Baron DN. Kapita Selekta Patologi Klinik. Edisi 4. 1990. Jakarta. EGC Kasus (vignette) Protein Bence Jones adalah immunoglobulinmonoklonal dalam urine. Protein ini berlebihan dalam serum yang tidak dapat diabsorbsi seluruhnya oleh glomerulus ginjal sehingga keluar bersama urine. Protein ini akan terlihat sebagai kekeruhan pada suhu antara 60-80oC. Pertanyaan soal: Metode apa yang dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Asam Sulfosalisilat 20 % B. Reaksi didih Bang C. Osgood D. Asam Asetat 6% E. Esbach Kunci Jawaban: C Referensi: Gandasubrata. Penuntun Laboratorium Klinik. 2012. Jakarta. Dian Rakyat Kasus (vignette) Seorang penderita meningitis memerlukan pemeriksaan liquor cerebro spinal. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan reagen Nonne Apelt yang memberikan hasil positip berupa cincin putih. Pertanyaan soal: Unsur apakah yang ditemukan pada pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban : A. Albumin dan Globulin



B. Mikro globulin C. Mikro albumin D. Albumin E. Globulin Kunci Jawaban: D Referensi: Kee.Joyce LeFever. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik.edisi 6. 2008. Jakarta. EGC Kasus (vignette) Seorang analis melakukan pemeriksaan kontrol kadar glukosa, diperoleh hasil 115 mg/dl, dimasukkan ke dalam chart dan hasil tersebut masuk dalam range +2 SD. Hasil kontrol hari sebelumnya adalah +2SD. Kemudian melakukan pengujian terhadap 30 sampel, semua hasil pemeriksaan kadar glukosa lebih dari 200 mg/dl. Pertanyaan soal: Apa tindakan yang seharusnya dilakukan dalam menghadapi kondisi tersebut? Pilihan Jawaban : A. Melakukan pengecekan alat B. Melakukan pengecekan reagen C. Mengulangi pemeriksaan D. Mengkonsultasikan dengan penyelia E. Melakukan pengecekan alat, reagen dan mengulangi pemeriksaan Kunci Jawaban: E Referensi: Gandasubrata. Penuntun Laboratorium Klinik. 2012. Jakarta. Dian Rakyat Kasus (vignette) Pada pemeriksaan serum untuk parameter ALT/SGPT, menggunakan alat fotometer dengan metode kinetik pada panjang gelombang 340 nm. Pertanyaan soal: Apakah zat terukur pada pemeriksaan tersebut ? Pilihan Jawaban : A. NAD+ B. NADH C. Alanin D. Piruvat E. Glutamat Kunci Jawaban: B Referensi: Kee.Joyce LeFever. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik.edisi 6. 2008. Jakarta. EGC Kasus (vignette) Pada sampel urin 24 jam yang diketahui mengandung kuman E.coli, didapatkan kandungan glukosa urin kurang dari 0,03 mmol (5 mg). Hal tersebut dapat menimbulkan hasil negatip palsu. Pertanyaan soal: Dari penderita penyakit apakah sampel tersebut sering ditemukan? Pilihan Jawaban : A. Penderita diabetes mellitus B. Penderita hipertensi C. Penderita kolesterol tinggi D. Penderita trigliseride tinggi E. Penderita gagal ginjal Kunci Jawaban: A Referensi: Baron DN. Kapita Selekta Patologi Klinik. Edisi 4. 1990. Jakarta. EGC Kasus (vignette) Seorang analis menerima permintaan pemeriksaan urin untuk pemeriksaan glukosa urine secara manual dengan metode benedict, hasil pemeriksaan menunjukkan larutan berwarna kuning kehijauan.



Pertanyaan soal: Bagaimana saudara melaporkan hasil pemeriksaan tersebut ? Pilihan Jawaban : A. Positif satu B. Positif dua C. Positif tiga D. Positif empat E. Negatif Kunci Jawaban: B Referensi: R. Ganda Soebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Bandung,2013 KIMIA KLINIK II Soal Evaluasi hasil pemeriksaan glukosa darah pada pasien DM yang melakukan kontrol secara rutin diketahui sangat meningkat. Penelusuran terkait dengan proses analisa ditemukan serum yang diperiksa mengalami hemolisis. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan pengambilan spesimen dan pemeriksaan ulang. Pertanyaan Soal Apakah alasan yang membenarkan tindakan tersebut? Pilihan Jawaban A. Pertambahan intensitas warna spesimen B. Terjadinya hemokonsentrasi saat sampling C. Keterlibatan enzim intrasel dalam reaksi warna D. Peningkatan terjadi akibat keluarnya glukosa intrasel E. Perubahan komponen kimia tertentu menghasilkan glukosa Kunci Jawaban D Referensi Gandasoebrata. 2009. Penuntun Laboratorium Klinik. EGC. Jakarta Soal Seorang pasien yang didiagnosis malaria berat dirujuk untuk melakukan pemeriksaan darah dan urin. Pemeriksaan uji benzidin base metode dipstik pada urin didapatkan hasil +3 dan jumlah eritrosit pada pemeriksaan sedimen urin didapatkan sebanyak 0-1/LPK. Pertanyaan Soal Apakah alasan yang dapat menjelaskan fakta hasil tentang eritrosit tersebut? Pilihan Jawaban A. Lisis pada saat sentrifugasi B. Tidak mengendap saat disentrifus C. Mengkerut dan dibaca sebagai leukosit D. Kehilangan hemoglobin sehingga sulit dibaca E. Urin mengandung hemoglobin yang tinggi tapi rendah eritrosit Kunci Jawaban E Soal Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa rujukan pemeriksaan dari dokter. Pasien tersebut diketahui memiliki riwayat penyakit jantung koroner (PJK), sehingga dokter meminta untuk melalukan pemeriksaan profil lipid Pertanyaan Soal Pemeriksaan apakah yang membutuhkan persyaratan puasa sebelum pengambilan spesimen pada kasus tersebut? Pilihan Jawaban A. LDL B. HDL C. VLDL D. Kolesterol E. Trigliserida Kunci Jawaban E



Soal Hasil pemeriksaan urin rutin secara makroskopis diketahui bahwa urin tidak berwarna dan agak keruh. Pemeriksaan terhadap berat jenis urin didapatkan hasil yaitu 1.012 pada urinometer dengan suhu tera 26OC dan suhu urin 32OC. Pertanyaan Soal Berapa berat jenis sebenarnya dari sampel urin tersebut? Pilihan Jawaban A. 1.011 B. 1.012 C. 1.013 D. 1.014 E. 1.015 Kunci Jawaban D Soal Sampel berupa urin yang berasal dari ruangan pada suatu rumah sakit telah diterima di bagian laboratorium. Terkait adanya pekerjaan lain yang harus dikerjakan terlebih dahulu, maka sampel urin tersebut harus ditunda. Pertanyaan Soal Bagaimana suhu penyimpanan sampel tersebut agar tidak rusak? Pilihan Jawaban A. 00C B. 40C C. -200C D. -800C E. Suhu kamar Kunci Jawaban B Soal Sampel darah yang diterima dari laboratorium swasta berisi tentang rujukan pemeriksaan kreatinin. Alatalat dan reagen yang diperlukan disiapkan dan serum segera dipisahkan dengan bekuan darah. Pemeriksaan kadar kreatinin darah didapatkan hasil bahwa lebih tinggi dari angka normal. Pertanyaan Soal Organ apakah yang mengalami kerusakan berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban A. Hati B. Ginjal C. Jantung D. Pankreas E. Paru-paru Kunci Jawaban B Soal Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin lengkap. Alat dan bahan yang diperlukan segera disiapkan. Pengamatan sedimen urin pada mikroskop ditemukan adanya unsur-unsur anorganik. Pertanyaan Soal Apakah unsur yang terdapat pada urin tersebut? Pilihan Jawaban A. Eritrosit B. Leukosit C. Spermatozoa D. Silinder hyalin E. Kristal kalsium oxalat Kunci Jawaban E Soal Seorang pasien laki-laki berumur 40 tahun datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar



yang diberikan oleh dokter. Pasien diketahui memiliki riwayat penyakit liver. Pertanyaan Soal Paramater apakah yang digunakan untuk membantu diagnosa dokter terhadap penyakit tersebut? Pilihan Jawaban A. Kreatinin B. Trigliserid C. Kolesterol D. Asam urat E. SGOT/SGPT Kunci Jawaban E Soal Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat rujukan dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin. Pemeriksaan sedimen secara mikroskopis ditemukan unsur dengan ciri-ciri tidak berwarna, berbentuk batang panjang, dan berkumpul membentuk rosset.



Pertanyaan Soal Apakah nama jenis unsur kristal yang ditemukan dalam spesimen urin tersebut? Pilihan Jawaban A. Tyrosin B. Ca oxalat C. Ca phosphat D. Triple phosphat E. Amorf phosphat Kunci Jawaban C Soal Seorang pasien datang ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan analisa sperma. Hasil pemeriksaan didapatkan jumlah sperma yaitu 15 juta/ml, motilitas yaitu 40%, dan morfologi yaitu 60% Pertanyaan Soal Apakah interpretasi hasil pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban A. Azoospermia B. Oligozoospermia C. Teratozoospermia D. Asthenozoospermia E. Oligoasthenoteratozoospermia Kunci Jawaban D Soal Seorang pasien perempuan dengan usia 40 tahun datang ke laboratorium membawa rujukan dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin rutin. Hasil pemeriksaan urin secara makroskopis diperoleh bahwa urin berwarna kemerahan dan agak keruh. Pertanyaan Soal Unsur apa yang paling dominan ditemukan dalam sedimen urin tersebut? Pilihan Jawaban A. Ephitel B. Eritrosit C. Kalsium fosfat D. Silinder leukosit



E. Kalsium oksalat Kunci Jawaban B Soal Seorang pasien wanita datang ke laboratorium klinik dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin rutin dengan diagnosa kelainan faal hepar. Warna urin pasien tersebut berwarna coklat seperti teh, sehingga pemeriksaan harus dilanjutkan dengan pemeriksaan urin khusus. Pertanyaan Soal Pemeriksaan lanjutan apakah yang sesuai dengan kasus tersebut? Pilihan Jawaban A. Kalsium B. Bilirubin C. Benda keton D. Darah samar E. Protein esbach Kunci Jawaban B Soal Seorang pasien laki-laki berumur 53 tahun datang ke sebuah laboratorium di pagi hari dengan membawa rujukan pemeriksaan dari dokter. Pasien diketahui memiliki riwayat penyakit ginjal, sehingga dokter meminta untuk dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal. Pertanyaan Soal Parameter apakah yang digunakan untuk dapat membantu mendiagnosa adanya penyakit tersebut? Pilihan Jawaban A. Ureum B. Kolesterol C. Total protein D. SGOT/SGPT E. Glukosa darah Kunci Jawaban A Soal Seorang pasien wanita berusia 40 tahun didiagnosa oleh dokter mengalami infeksi saluran kemih (ISK). Pemeriksaan urin rutin di laboratorium dianjurkan oleh dokter kepada pasien untuk mendukung diagnosa terhadap penyakit tersebut. Pertanyaan Soal Apa jenis spesimen urin yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban A. Pagi B. 24 jam C. Sewaktu D. Postprandial E. Urin tampung Kunci Jawaban A Soal Hasil pemeriksaan urin rutin secara makroskopis diketahui bahwa urin berwarna kekuningan dan agak keruh. Pemeriksaan terhadap berat jenis urin didapatkan hasil yaitu 1.015 pada urinometer dengan suhu tera 27OC dan suhu urin 30OC. Pemerikaan secara kimiawi didapatkan hasil bahwa reaksi benedict yaitu positif 1 dan reaksi bang yaitu positif 2. Pertanyaan Soal Berapa berat jenis sebenarnya dari urin tersebut? Pilihan Jawaban A. 1.016 B. 1.017 C. 1.018 D. 1.019 E. 1.020



Kunci Jawaban A Soal Seorang pasien ibu hamil berumur 30 tahun datang ke laboratoium klinik swasta dengan membawa rujukan pemeriksaan dari dokter. Pasien diketahui memiliki riwayat penyakit liver, sehingga dokter meminta untuk melakukan pemeriksaan uji laboratorium. Pertanyaan Soal Paramater apakah yang digunakan untuk membantu diagnosa dokter terhadap penyakit tersebut? Pilihan Jawaban A. Ureum B. Bilirubin C. Glukosa D. Kolesterol E. Asam urat Kunci Jawaban B Soal Seorang pasien laki-laki berusia 55 tahun yang menderita diabetes mellitus datang ke laboratorium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan HbA1c. Petugas laboratorium melakukan pengambilan spesimen darah dari pasien tersebut untuk dilakukan pemeriksaan. Pertanyaan Soal Bahan pemeriksaan apakah yang sebaiknya digunakan pada pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban A. Serum B. Darah arteri C. Whole blood D. Plasma EDTA E. Plasma heparin Kunci Jawaban C Soal Seorang pasien yang diduga oleh dokter terinfeksi penyakit tuberkulosis melakukan pemeriksaan cairan pleura ke laboratorium. Sampel pemeriksaan yang diperoleh sebanyak 0,5 liter dengan ciri menyerupai serum dan diketahui memiliki jumlah fibrin dan sel yang cukup banyak. Pertanyaan Soal Termasuk jenis apakah cairan pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban A. Eksudat serosa B. Eksudat bening C. Eksudat fibrosa D. Eksudat purulen E. Eksudat hemoragik Kunci Jawaban B Soal Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa rujukan dari dokter untuk melakukan pemeriksaan profil lipid. Hasil pemeriksaan didapat kadar kolesterol total yaitu 196 mg/dl, HDL yaitu 57 mg/dl dan trigliserida yaitu 460 mg/dl. Pertanyaan Soal Bagaimanakah pelaporan nilai LDL menggunakan perhitungan dengan rumus Friedewald pada kasus tersebut? Pilihan Jawaban A. Dapat dihitung, nilai LDL adalah 56 mg/dl B. Dapat dihitung, nilai LDL adalah 139 mg/dl C. Dapat dihitung, nilai LDL adalah 159 mg/dl D. Tidak dapat dihitung, karena nilai trigliserida >300 mg/dl E. Tidak dapat dihitung, karena nilai trigliserida >400 mg/dl Kunci Jawaban E



Soal Seorang pasien laki-laki datang ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan sperma. Sampel diperoleh dengan cara masturbasi. Hasil pemeriksaan didapatkan bahwa morfologi sperma 12 jam B. Spektrofotometer belum dikalibrasi C. Kesalahan dalam prosedur pemeriksaan D. Serum tidak dipisahkan dengan eritrosit E. Menggunaan jenis spesimen yang kurang tepat Kunci Jawaban D Referensi Sacher, RA., McPherson, RA., 2004, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, ALih Bahasa: Pendit, BU, Wulandari, D., Edisi 11, EGC, Jakarta. Soal Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa blanko pemeriksaan dari dokter untuk melakukan pemeriksaan tes kehamilan. Pertanyaan Soal Jenis urin apakah yang paling baik untuk pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban A. Pagi B. 24 jam C. Kateter D. Sewaktu E. Post prandial Kunci Jawaban A Referensi Gandasoebrata, R., 2007, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Jakarta. Soal Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin lengkap. Hasil pemeriksaan makroskopis diketahui bahwa urin berwarna kuning, keruh, BJ 1,020 dan pH 8,4. Pengamatan sedimen urin secara mikroskopis didapatkan unsur anorganik dengan ciri-ciri tidak berwarna dan bentuk peti mati.



Pertanyaan Soal Apakah nama jenis unsur yang ditemukan dalam spesimen urin tersebut? Pilihan Jawaban A. Asam urat B. Triple phosfat C. Amonium urat D. Kalsium oksalat E. Kalsium karbonat Kunci Jawaban B Soal Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin lengkap. Hasil pemeriksaan makroskopis diketahui bahwa urin berwarna kuning, keruh, BJ 1,020 dan pH 5,2. Pengamatan sedimen urin secara mikroskopis didapatkan unsur anorganik dengan ciri-ciri berwarna kuning merah dan bentuk prisma. Pertanyaan Soal Apakah nama jenis unsur yang ditemukan dalam spesimen urin tersebut? Pilihan Jawaban A. Asam urat B. Triple phosfat C. Amonium urat D. Kalsium oksalat E. Kalsium karbonat Kunci Jawaban A Soal Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin rutin. Spesimen urin yang diperoleh berwarna kuning, keruh dan mempunyai pH 8,5 namun kekeruhan menjadi hilang setelah dilakukan penambahan beberapa tetes CH 3COOH disertai timbulnya gas. Pertanyaan Soal Apakah penyebab urin tersebut menjadi keruh? Pilihan Jawaban A. Asam urat B. Triple phosfat C. Amonium urat D. Kalsium oksalat E. Kalsium karbonat Kunci Jawaban E Soal Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin rutin. Spesimen urin yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung reaksi ± 2/3 tabung, kemudian dilakukan pemanasan hingga mendidih selama 30 detik dan diamati terjadinya kekeruhan. Pelaporan pemeriksaan ini yaitu negatif bila tidak terjadi kekeruahan, positif 1 (+) bila terdapat kekeruhan ringan tanpa butir-butir, positif 2 (++) kekeruhan dan tampak butir-butir, positif 3 (+++) kekeruhan berkeping-keping, dan positif 4 (++++) kekeruhan berkeping-keping besar. Pertanyaan Soal Apakah jenis pemeriksaan urin tersebut? Pilihan Jawaban A. Warna B. Protein C. Glukosa D. Berat jenis E. Kekeruhan Kunci Jawaban B



Soal Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin rutin. Spesimen urin yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml reagen, kemudian dimasukkan 5-8 tetes urin dan dipanasi hingga mendidih selama 5 menit. Pelaporan pemeriksaan ini yaitu negatif bila larutan berwarna biru, positif 1 (+) hijau kekuning-kuningan, positif 2 (++) kuning keruh, positif 3 (+++) jingga atau warna lumpur, dan positif 4 (++++) merah bata. Pertanyaan Soal Apakah jenis pemeriksaan urin tersebut? Pilihan Jawaban A. Warna B. Protein C. Glukosa D. Berat jenis E. Kekeruhan Kunci Jawaban C Soal Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin ruitn. Spesimen urin yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml reagen, kemudian dimasukkan 5-8 tetes urin dan dipanasi hingga mendidih selama 5 menit. Pelaporan pemeriksaan ini yaitu negatif bila larutan berwarna biru, positif 1 (+) hijau kekuning-kuningan, positif 2 (++) kuning keruh, positif 3 (+++) jingga atau warna lumpur, dan positif 4 (++++) merah bata. Pertanyaan Soal Apakah reagen yang digunakan untuk pemeriksaan urin tersebut? Pilihan Jawaban A. Rothera B. Fouchet C. Bennedict D. Asam asetat 6% E. Asam sulfosalicyl 20% Kunci Jawaban C Soal Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa blanko pemeriksaan dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin yang erat kaitannya dengan diagnosa penunjang glukosuria. Pertanyaan Soal Jenis urin apakah yang paling baik untuk pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban A. Pagi B. 24 jam C. Kateter D. Sewaktu E. Post prandial Kunci Jawaban E Soal Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin rutin. Spesimen urin yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml Bennedict, kemudian dimasukkan 5-8 tetes urin dan dipanasi hingga mendidih selama 5 menit. Hasil yang diperoleh yaitu larutan bewarna hijau kekuning-kuningan. Pertanyaan Soal Apakah interpretasi hasil pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban A. Negatif B. Positif 1 (+) C. Positif 2 (++)



D. Positif 3 (+++) E. Positif 4 (++++) Kunci Jawaban B Soal Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin rutin. Spesimen urin yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung reaksi ± 2/3 tabung, kemudian dilakukan pemanasan hingga mendidih selama 30 detik. Selanjutnya urin ditambah dengan larutan asam acetat 6% sehingga diperoleh hasil terdapat kekeruhan dan tampak butir-butir. Pertanyaan Soal Apakah interpretasi hasil pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban A. Negatif B. Positif 1 (+) C. Positif 2 (++) D. Positif 3 (+++) E. Positif 4 (++++) Kunci Jawaban C Soal Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin rutin. Unsur sedimen dilihat menggunakan mikroskop dan jumlahnya dilaporkan berdasarkan lapang pandang. Berdasarkan pemeriksaan ditemukan sel eritrosit sebanyak 3-6/LPB Pertanyaan Soal Bagaimanakan penggunaan lensa mikroskop pada pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban A. Lensa okuler 5 kali B. Lensa okuler 10 kali C. Lensa objektif 4 kali D. Lensa objektif 10 kali E. Lensa objektif 40 kali Kunci Jawaban E Soal Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin ruitn. Pemeriksaan sedimen urin secara mikroskopis diperoleh hasil yaitu ditemukan kristal asam urat dengan hasil positif 2 (++) Pertanyaan Soal Bagaimanakan penggunaan lensa mikroskop pada pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban A. Lensa okuler 5 kali B. Lensa okuler 10 kali C. Lensa objektif 4 kali D. Lensa objektif 10 kali E. Lensa objektif 40 kali Kunci Jawaban B Soal Seorang pasien datang ke laboratorium dengan membawa blanko pemeriksaan dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin rutin. Hasil pemeriksaan sedimen urin diperoleh hasil jumlah eritrosit 1520/LPB, leukosit 10-15/LPB, kristal tripel phospat positif 2 (++). Pertanyaan Soal Jenis urin apakah yang paling baik untuk pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban A. Pagi B. 24 jam C. Kateter D. Sewaktu



E. Post prandial Kunci Jawaban A Soal Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin rutin. Spesimen urin yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml, kemudian ditambahkan ± 1 gram (sepucuk pisau) reagen Rothera. Tabung tersebut dikocok hingga larut, kemudian dimiringkan dan dialirkan reagen ammoniumhidroksida pekat (28%) sebanyak 1-2 ml melalui dinding. Hasil yang diperoleh yaitu terbentuk warna ungu pada perbatasan kedua lapisan. Pertanyaan Soal Apa parameter pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban A. Protein B. Urobilin C. Glukosa D. Bilirubin E. Benda keton Kunci Jawaban E Soal Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan urin rutin. Spesimen urin yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml, kemudian ditambahkan 2-4 tetes lautan lugol. Tabung tersebut dikocok hingga tercampur dan ditunggu selama 5 menit, kemudian ditambahkan larutan Schlesinger sebanyak 5 ml dan dilakukan penyaringan. Hasil yang diperoleh yaitu terdapat fluoresensi hijau pada filtrat. Pertanyaan Soal Apa parameter pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban A. Protein B. Urobilin C. Glukosa D. Bilirubin E. Benda keton Kunci Jawaban B Soal Seorang pasien datang ke laboratoium dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah. Pengukuran kadar dilakukan menggunakan metode GOD-PAP pada spektrofotometer. Hasil yang diperoleh yaitu 150 mg/dl Pertanyaan Soal Apa spesimen yang dibutuhkan untuk pemeriksaan tersebut? Pilihan Jawaban A. Serum B. Darah utuh C. Plasma citrat D. Plasma EDTA E. Plasma heparin Kunci Jawaban A SOAL UKOM 1. Seorang analis melakukan pengambilan darah pasien geriatrik untuk pemeriksaan hema, glukosa, led. Saat melakukan palpasi analis merasakan pembuluh darah kecil dan agak dalam.. prosedur selanjutnya apa? A. Mengganti dengan jarum kecil. B. desinfeksi dg alkohol .. C. Memberitahu ke pasien kalau sulit untuk di ambil.. D. Memberi instruksi untuk melakukan buka tutup kepalan tangan 2. (19) Seorang Atlm melakukan pemeriksaan glukosa



3.



dengan metode god pap, di dapat abs sampel 0,250 dan abs standar 0,300 konsentrai standar 100 mg/dl. Berapakah kadar sampel A. 75 B. 83 C. 100 D. 120 E. 176 (96.) Seorang atlm mengambil sampel dari tangan untuk pemeriksaan bakteri, dan di dapatkan staphylococus sp dr pwarnaan gram. Metode lain yg bsa di gunakan untuk menentukan materi tersebut adalah



4.



5.



6.



A. Tes manitol B. Tes kaagulase C. Tes katalase D. Tes hemolisa (69.) Seorang pemadam kebakaran terkena luka bakar ringan lalu dia memutuskan untuk merawat lukanya sendiri di rumah setelah beberapa hari luka tersebut menjadi basah dan bernanah. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan bakteri pseudomonas aeroginosa. Pigmen warna apa yg dihasilkan oleh bakteri tsb A. merah B. kuning C. hijau D. coklat E. hitam (138) Sd mulya melakukan pemeriksaan feses terhadap muridnya ditemukan adanya infeksi kecacingan. Pemeriksaan dilanjutkan ke pemeriksaan imunologi dengan memeriksa immunoglobulin. Immunoglobulin apa yg berperan dalam infeksi tsb A. IgA B. IgD C. IgM D. IgG E. IgE (177.) klasifikasi bakteri berdasarkan 1. Morfologi 2. Struktur 3. Psycology . hal yg membedakan menjadi klasifikasi adalah A. Eukariotik B. Prokariotik C. Asam/basa D. Aerob/anaerob



C. Dapat diinkulasi dengan media buatan D. Hanya dapat tumbuh pada jaringan E. Menghasilkan sifat yang sama 13. (109.) Seorang keluarga pasien meminta petugas lab



E. Kokus/batang,spiral (71.) Seorang ATLM melakukan pemeriksaan urinalisa pada pasien gagal ginjal. Parameter yang diperiksa adalah protein urin kuantitatif cara esbach. Urin ditampung dengan seksama. Sampel urin yang digunakan adalah... A. Pagi B. Sewaktu C. 24 jam D. 2 porsi E. 2 jam post prandial 8. (148). Seorang ATLM melakukan pemeriksaan mikroskopik urin. Ditemukan kristal. Parameter hasil pemeriksaan penunjang ditemukan kristal adalah ... A. Kekeruhan B. Berat Jenis C. Protein D. Nitrit E. pH 9. (30.) Seorang atlm melakukan pemeriksaan hitung leukosit dg metode tabung, dipipet 400 uL larutan turk dan 20 uL darah. Fungsi asam asetat pd larutan turk adalah? A.Mewarnai leukosit B.Lisis eritrosit C.Lisis trombosit D.Menstabilkan leukosit E. Lisis eritrosit dan trombosit 10. (107.) Atlm melakukan pemeriksaan kimia yaitu urobilinogen urin dengan 5 ml urin dan beberapa tetes amoniak 10% sampai bereaksi basa dan ditambahkan 5 ml larutan seng asetat jenuh. Langkah selanjutnya yg dilakukan adalah? A. Disaring filtrat dan diteteskan yodium 1% B. Disaring filtrat dan diteteskan reagen fouchet C. Disaring kemudian endapan diteteskan yodium 1% D. Disaring kemudian endapan diteteskan reagen fouchet E. Disaring kemudian filtrat dan endapan diteteskan yodium 1% 11. (164.) Seorang Atlm melakukan pemeriksaan kimia. Perhitungan kadar LDL kolesterol didapatkan hasil kolesterol total 105 mg/dl, trigliserid 400 mg/dl, HDLkolesterol 48 mg/dl. Nilai quality kontrol total berada pada 1- SD dan sampelnya lipemik. Langkah pemeriksaan selanjutnya adalah A. Mengganti metode pemeriksaan B. Mengeluarkan hasil pemeriksaan C. Konsultasi dokter D. Evaluasi nilai kontrol kolesterol E. Mengulang pemeriksaan Kolesterol total 12. (32.) Antoni van leeuwenhoek mengemukakan teori abiogenesis yang saat ini telah di tentang oleh teori dari leuis pasteur yang menemukan percobaan mikroba dengan menggunakan labu U yang menghasilkan postulat koch. Manakah pernyataan yang benar mengenai postulat koch tersebut? A. Dapat di musnahkan B. Menginfeksi host yang sama 7.



untuk mencetak hasil lab suaminya yang sedang di rawat di RS. Namun, pada parameter HIV tidak ingin dilampirkan/dicetak dengan alasan untuk kleim asuransi. Tindakan apa yg tepat yg harus dilakukan



14.



15. 16.



17.



18.



19.



oleh ATLM dalam menyikapi hal tersebut? 1. Melaporkan pada koor lab 2. Konsultasi dengan dokter pk 3. Menjelaskan kepada pasien karna tidak dapat mencetak hasil 4. . 5. (73.) ATLM dinas shift malam. Ada pasien UGD yang ingin periksa hema rutin tetapi tidak mampu melunasi biaya pemeriksaan laboratorium sedangkan keadaan pasien demam tinggi, apa yang seharusnya dilakukan ATLM ? A. Menghubungi dokter dan memberitahu bahwa tidak bisa dilakukan pemeriksaan B. Mengantarkan pasien ke UGD untuk mencari solusi dgn dokter UGD C. Menyarankan agar ke UGD untuk berkonsultasi dgn dokter UGD D. Memberitahu pasien untuk melunasi administrasi terlebih dahulu (150.) Reagen yang digunakan untuk pemeriksaan LED ? Natrium sitrat Seorang atlm melakukan pemeriksaan glukosa urin metode carik celup, Didapatkan hasil +2. Kemudian dilakukan uji konfirmasi menggunakan metode Benedict didapat kan hasil biru.. berdasarkan hasil pengamatan tersebut.. A. Neg. B. pos 1. C. pos 2 D. pos 3 . E. pos4 (42) pereaksi pada pewarnaan BTA yang digunakan untuk penentu/diferensiasi adalah.. a. Alkohol 96% b. Alkohol 70% c. Asam sulfat 1% d. Asam sulfat & alkohol 96% e. Asam sulfat 1% & alkohol 70% (119) seorang wanita didignosa oleh dokter terkena ISK selama 2 minggu setelah dilakukan pemerisaan sedimen ada unsur yg meningkat ialah A. Sistin B. Leukosit C. Eritrosit D. Silinder hyalin E. Kristal asam urat (167) pada pmrx glukosa urin dilakukan dengan metode fehling dan didapatkan hasil positif. Untuk mendapatkan hasil semi kuantitatif harus dilakukan metode.. A. Molish B. Barfoed



20.



21.



22.



23.



24.



25.



26.



D. Di cek ulang glukosa E. Aku lupa hehe~ 27. Pasien terdiagnosis thypoid, dilakukan kultur dengan



C. Benedict D. Seliwanof E. Alfa naftol Seorang laki" berusia 50 yg mengalami rasa sakit saat berkemih, tersendat" dan kadang" mengeluarkan darah. Bagaiman hasil tes urin dengan metode carik celup? PerHitungan trombosit dgn pipet rhoma eritrosit. Dihisap 0,5 darah + reagen rees ecker 101. Dicampur dan diletakkan dibilik hitung. Perhitungan dengan 25 kotak dengan pembagian 16 bagian kecil. Hasil perhitungan 148 sel. Berapakah jumlah trombosit permilimeter ? (59.) Seorang wanita melakukan pemeriksaan protein urine. Didapatkan protein (+). Kemudian dilakukan konfirmasi dengan metode didih bang dengan mereaksikan reagen didih bang dengan bbrp ml urine. Berapa ml urine yg ditambahkan? A. 0,5, ml B. 1,0 ml C. 2,0 ml D. 4,0 ml E. 5,0 ml (136.) Seorang ATLM kesehatan akan melakukan pengambilan darah dan menghindari pengocokan tabung yang terlalu keras, dan alkohol belum kering saat dilakukan penusukan. Apa yg terjadi pada sampel bila terjadi hal tersebut? A. Hemokonsentrasi B. Hemolisis C. ... D. ... E. ... (172.) Pada suatu rumah sakit yg sedang dinas malam terdapat 2 petugas. Petugas pertama berada dibagian sampling, dan petugas kedua berada dibagian pemeriksaan. Pada saat petugas kedua melakukan pemeriksaan urine, urine no. 21 sampelnya kurang. Apa yg harus dilakukan petugas tersebut? A. Meminta petugas pertama untuk meminta sampel ulang B. Meminta pasien untuk kembali ke laboratorium C. Menghubungi dokter yg meminta bahwa sampel kurang D. Melakukan pemeriksaan dengan sampel yang ada E. Mencatat pada lembar hasil pemeriksaan (14.) Pasien diidentifikasi vibrio cholera. Media penyubur agar hasilnya optimal... A. TCBS B. TBCS C. Nutrient Agar D. Nutrient Broth E. Aku lupa hehe~ (91.) Pasien periksa urin lengkap. Hasilnya eri (+++), leuko (+), glukosa (-), protein (-), urobilinogen (+), keton (-), nitrit (-). Apa tindakan yang dilakukan? A. Mengeluarkan hasil pemeriksaan B. Meminta sampel ulang C. Uji konfirmasi untuk sedimen eritrosit sampel darah. Jenis media yg tepat untuk kultur sampel tersebut adalah? A. endo agar



28.



29.



30.



31.



32.



33.



34.



B. Mac conkey agar C. Salmonella shigella agar D. Lupa (43.) Alat diukur pada panjang gelombang 340 nm. Pada panjang gelombang tersbut zat apa yg diukur? A. NAD+ B. NADH C. Alanin D. Glutamat (120.) Pemeriksaan urin lengkap yg ditunda dari 1 jam dapat menyebabkan? A. Bakteri meningkat B. pH menjadi basa C. pH asam (44.) Anak berumur 15 th mempunyai keluhan gatal di badan dan genital pada malam hari. Teman asramanya pun mengalami juga. Dokter menyarankan tes lab. Apa bahan pemeriksaan tersebut? A. Debu B. Darah C. Plasma D. Kerokan kulit E. Kerokan kuku Pasien terdiagnosis thypoid, dilakukan kultur dengan sampel darah. Jenis media yg tepat untuk kultur sampel tersebut adalah? A. endo agar B. Mac conkey agar C. Salmonella shigella agar D. Lupa (64.) ATLM mengambil 3 ml sampel darah pasien yang di diagnosa demam thypoid. Darah tersebut kemudian dimasukkan kedalam media kaya selektif. Apakah media tsb? A. Brilliant green laktosa agar B. Salmonela shigella agar C. Media Ox Gall D. Selenite agar E. Endo agar (141.) Seorang ATLM sedang mengerjakan suspensi bakteri. Tiba2 suspensi tersebut tidak sengaja tumpah dimeja, apa yg seharusnya ATLM lakukan? A. Disiram alkohol 70% B. Disiram air kran C. Disiram detergen D. Disiram spirtus E. Disiram fenol (4.) Pada penderita anemia dengan gagal ginjal kronik dilakukan pemeriksaan retikulosit dengan menggunakan reagen BCB, dan ditemukan retikulosit di pada sediaan dan ditemukan juga eritrosit dengan tonjolan-tonjolan pada permukaan selnya dan terjadi perubahan lingkungan intraseluler dan ekstraseluler, sel tersebut dinamakan....



35.



36.



37. 38.



39.



40.



41.



A. B. C.



Sputum Feses Urine



A. Burr cell B. Eliptosit C. Leptosit D. Akantosit E. Stomatosit (81.) Pada pemeriksaan hitung leukosit dengan menggunakan pipet thomas, setelah dilakukan pencampuran darah dengan larutan di dalam pipet tsb, dibuang larutan campuran tsb 3-4 tetes. Alasan kenapa harus dibuang larutan campuran tersebut terlebih dahulu? A. Pada ujung pipet darah beku B. Darah beku C. Pada ujung pipet darah lisis D. Pada ujung pipet leukosit lisis E. Pada ujung pipet tidak mengandung darah (156.) Pasien mengeluarkan urin pukul 05.15 dan diserahkan ke lab pukul 07.30 bila dilakukan pemeriksaan urin apa yang berubah? A. Warna urin menjadi gelap B. Ph menjadi basa C. Terjadi glikolisis D. Terjadi penurunan garam phosphate E. Bakteri berkembang biak (29.) Soal mencari MCV. Yang diketahui PCV, Hb, LED, leukosit, dan eritrosit. (106.) Balita diperiksa di RS Anak Bunda dengan gejala fese berlendir. Diketahui dari MC agar koloni berwarna pink dan merupakan kelompok bakteri fermented lactose. Apa uji berikutnya? A. Urea B. Katalase C. Koagulase D. IMVIC E. TCBS (163.) Kakek mengalami batuk kronis. Ketika diperiksa dokter, hasil paru menunjukkan tidak ada keanehan. Kemudian dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kultur dahak. Kenapa pemeriksaan kultur dahak jarang dilakukan? A. Waktu lama B. Tidak sensitif dan tidak spesifik C. Sensitif tapi tidak spesifik D. Waktu lama dan berbahaya bagi pemeriksa E. Waktu lama dan tidak sensitif (13.) Seorang ATLM melakukan pengenceran leukosit menggunakan pipet thoma. Darah dipipet sampai tanda batas 0,5 kemudian dipipet larutan Turk sampai tanda batas angka 11. Lalu dimasukkan ke dalam bilik hitung dan ditemukan 52 sel pada 16 kotak II. Berapakah jumlah leukosit pada sampel? A. 1040 B. 5200 C. 10400 D. 14000 E. 52000 (55.) Seorang petani berusia 54thn mengeluh batuk, demam, penurunan berat badan, nyeri dada dan lesi di lengan yang tidak kunjung sembuh.Dokter menyarankan melakukan px.lab/ Apa spesimen yg di px.?



D. Darah E. Kulit 42. (132.) Seorang pasien membawa formulir permintaan



pemeriksaan dr dokter. Pemeriksaan yang dilakukan adlh Reumatoid Faktor. Fasilitas Lab yang tersedia untuk px adalah kit yang berisi reagen lateks. Apa reaksi dr pemeriksaan tsb? A. ELISA B. Flokulasi C. Aglutinasi D. Hemaglutinasi 43. (28.) Jarak torniquet dgn lokasi vena pungsi? A. 1-4 cm diatas vena pungsi B. 4-7 diatas vena pungsi C. 7-10 diatas vena pungsi D. 10-13 diatas vena pungsi E. 13-16 diatas vena pungsi 44. (105.) Laki2 28 th bekerja di lab keracunan metanol. Organ utama yg memproses hal tsb? A. A. Paru2 B. B. Lambung C. C. Ginjal D. D. Usus E. E. Hati 45. (163.) Knp kultur dahak jarang dilakukan? A. A. Terlalu lama B. B. Sensitif tp tdk spesifik C. C. Tdk sensitif tp spesifik D. D. Lama dan pasitif palsu E. E. Lama dan bahaya 46. (23.) Seorang ATLM mendapat pasien rujukan dengan diagnosa anemia. Sampel darah EDTA kemudian diperiksa dengan alat mikroskop dan reagen BCB 1%. apakah pemeriksaan yang dilakukan? A. Retikulosit B. Hematokrit C. Hemoglobin D. Hitung jml eritrosit E. LED 47. (100.) Seorang ATLM sedang melakukan pemeriksaan mikroskopis sedimen urin namun kesulitan membedakan eritrosit,tetesan minyak dan jamur. untuk itu ditambahkan asam asetat encer. apa yg akan terjadi setelah sedimen ditambah asam asetat encer? A. a. sedimen jernih B. b. eritrosit lisis C. c. pH menjadi asam D. d. Tetesan minyak larut E. e. tidak perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis 48. (25.) seorang ibu mengalami diare dengan lendir dan berdarah. dokter menyarankan utk melakukan pemeriksaan feses. ditemukan tropozoid entamoeba hystolitica. apa ciri khas dr tropozoid tsb? A. bergerak aktif B. ektoplasma menonjol



pewarnaan giemsa. Bahan apa yg digunakan untuk memfiksasi sediaan apus darah... A. Chloroform



C. endoplasma bergranula 49. (102.) seorang pria berumur 40 thn sebagai pemulung. mengalami gejala batuk berdarah dan berlendir. dilakukan pemeriksaan lab. didapatkan hasil BTA positif dan LED tinggi. pasien tsb terkena penyakit? 50. (162.) seorang anak umur 3 thn. memiliki gejala klinis susah napas, kalau napas butuh batuk panjang, lekosit=15500, limfosit 70%. setelah dilakukan pemeriksaab lab. Didapakan bakteri cocus positif. Bakteri apakah itu? 51. (8). Ada pasien meminta pemeriksaan urin lengkap. Hasil tes carik celup eritrosit (-),leukosit (-), protein (), glukosa (-), bj 1.010, nitrit (-), bilirubin (-), keton (++ +). Dengan hasil tersebut, petugas laboratorium ingin mengkonfirmasi hasil yang positif. Indikator apa yang digunakan pada pemeriksaan tersebut? A. Natrium nitroprussida B. Natrium carbonat C. Kalsium carbonat D. Lupa E. Lupa 52. (85.) Seorang petugas radiologi mengalami kecelakaan. Ia terkena radiasi dosis tinggi, dan mengalami kelainan sum sum tulang. Hasil dari pemeriksaan di laboratorium menunjukkan nilai hb 9, hitung jumlah leukosit 2.900, trombosit 100.000, dan pada hitung jenis leukosit didapat Limfosit 80%. Dengan hasil tersebut, anemia jenis apa yang dialami pasien? A. Anemia sideroblastik B. Anemia megaloblastik C. Anemia defisiensi besi D. Anemia aplastik E. Anemia hemolitik 53. (157.) Pemeriksaan hitung trombosit dengan cara tidak langsung (Fonio). Didapatkan hasil 100 sel trombosit dalam 1.000 eritrosit, dengan jumlah eritrosit 4.000.000 sel/ul. Berapa nilai trombosit sebenarnya? A. 400.000 B. 100.000 C. 200.000 D. Lupa E. Lupa 54. (3.) Untuk membedakan transudat atau eksudat digunakan tes? A. Bang B. Erlich C. Rivalta D. None pandi 55. (80. )Seorang wanita akan periksa kultur urin. Sampel maksimal diperiksa dalam wktu 2jam. Nah apa yg berpengaruh sama proses penyimpanan tersebut? A. Negatif palsu karena bakteri pada mati B. Positif palsu karna bakteri berkembang biak C. Ph urin jadi berubah 56. (20.) Pewarnaan wright adalah pewarnaan yg digunakan untuk sediaan apus darah. Tetapi beberapa laboratorium masih menggunakan B. Formalin C. Alkohol absolut 57. (97.) Sampel kerokan kulit di media SDA dengan



58.



59.



60.



61.



62.



63.



hasil makrokonidia dengan ujung membulat, isi sel 24, dan tidak ditemukan mikrokonidia. Jenis jamur ini adalah.. A. Mikrosporum canis B. Trycopyton rubrum C. Mikrosprorum gypseum D. Trycopyton mentagropytes (33.) Seorang wanita usia 38th bekerja sebagai petugas SPBU selama 15 th. Melakukan pemeriksaan laboratorium di dapatkan hasil Hb 7 gr/dl, trombosit 3000 koloni bakteri (17.) Seorang dokter meminta pemeriksaan laboratorium untuk membantu diagnosa terhadap pasien yang telah positif HIV. Pasien tersebut telah terkena AIDS maka pemeriksaan dilakukan terhadap salah satu sel limfosit. Apakah jenis sel limfosit yang seharusnya diperiksa? A.CD4 B.CD8 C.CD40 D.CD44 E. CD45 (94.) Seorang Ahli Teknologi Laboratorium medik di suatu Rumah Sakit seats mendapatkan seorang pasien dengan membawa pengantar untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah puasa. Didapatkan hasil pemeriksaan 200 mg/dL. Terlepas hal tersebut, ternyata pasien tinggal satu perumahan dengan analis tersebut. Maka dari itu, pasien menanyakan hasil kepada tetangganya tersebut. Apa yang harus dilakukan sebagai seorang analis? A.Membuka amplop dan memberitahu hasil kepada pasien dan merujuk pasien untuk konsultasi ke dokter B.Memberitahu kepada pasien bahwa pasien terkena Diabetes Mellitus C.Tanpa membuka amplop, analis tersebut memberitahu hasil karena masih sangat ingat dengan hasilnya D.Memberi hasil dan memberitahu untuk membawanya kembali ke dokter pengirim untuk mendapatkan penjelasan dan penanganan yang tepat E. Menyuruh pasien membeli obat DM di apotek terdekat (15) setelah seminggu terkena luka akibat kebakaran, pasien memiliki luka bernanah dan basah pada lengan, selain itu pasien menggigil dan panas. Setelah dilakukan penelitian, ditemukan bakteri gram + pada luka. Bakteri apakah yg terdapat pada luka? A. Staphylococcus aureus B. Streptococcus … hemoliticus C. Pseudomonas D. Staphylococcus pyogenes B. C. D.



30 derajat 45 derajat 50 derajat



86. (56.) Seorang remaja 15 tahun akan melakukan operasi pemasangan pen,lalu dipasang kateter urin.Hari kesembilan remaja tersebut mengeluh sakit saat berkemih dan urinnya berwarna keruh.Diduga remaja tersebut terkena penyakit isk.Penyebab dari penyakit tersebut adalah : A. Infeksi oportunistik B. Infeksi nosokomial C. Infeksi sekunder D. Infeksi primer E. Infeksi 87. (133.) Seorang wanita 46 tahun melakukan pemeriksaan urin : glukosa urin +3, pH 5,5 , Bj 1,020. Penyebabnya adalah A. Candida albicans B. Trichomonas vaginalis C. Kristal cystin D. Kristal Tyrosin 88. (70.) Dilakukan pemeriksaan trombosit dengan metode fonio.pada pemeriksaan hapusan darah didapat 1000 eritrosit dan 100 trombosit,dan didapat jmlh eritrosit 4.000.000 sel/mikrolit darah.berapa jumlah trombosit permilimeter kubik? A. 100.000 B. 200.000 C. 400.000 D. 800.000 E. 1.200.000. 89. (147.) Seorang wanita berumur 25 tahun membawa formulir permintaan pemeriksaan kehamilan lalu ATLM menjelaskan pengambilan sampel urin, urin apa yang dipakai untuk pemeriksaan? A. Urin pagi. B. Urin 48 jam. C. Urin 2 jam. D. Urin 24 jam. E. Urin Kateter 90. Pada infeksi viral, terjadi peningkatan jumlah sel leukosit. Jenis sel leukosit apakah yang meningkat? A. Basophil B. Limfosit C. Monosit D. Eosinofil E. Neutrofil segmen 91. Pemeriksaan glukosa puasa dapat menggunakan spesimen whole blood. Jenis antikoagulan apakah yang digunakan untuk pemeriksaan glukosa dengan specimen whole blood A. NaF B. Heparin C. EDTA D. Na. sitrat E. oxalat



dilakukan swab tenggorok ditemukan bakteri Gram positif c. Corynebacterium diptheriae 99. (7.) Pada saat pemeriksaan urobilinogen dengan



92. Dilakukan px golongan darah. Anti A, anti AB, dan anti D tidak terjadi aglutinasi. Ap golongan darah pasien tsb? A. O/B. A/C. B/D. AB/E. A/+ 93. Seorang pasien dengan diagnosis gastrointestinsl dengan keadan bibir kering lidah putih perut bagian bawah sakit bila ditekan. Melakukan pemeriksaan kultur. Media spesifik untuk kultur mikroorganisme adalah A. Endo agar B. Blood agar C. Mac Conkey agar D. Salmonella Shigela agar E. MBA (lupa kepanjangannya) 94. Seorang pasien batuk hendak melakukan px. bta. Setelah melakukan px hasil bta +. Bentuk kuman bta di bawah mikroskop adalah A. Bulat merah B. Bulat ungu C. Batang ungu D. Batang langsing merah E. Coccini merah 95. (40.) Sampel untuk pemeriksaan asto A. Darah perifer B. whole blood C. serum D. plasma EDTA E. plasma sitrat 96. (117.) Seorang ATLM sedang mengidentifikasi bakteri pada sampel feses anak SD. Anak SD tsb mengalami mual, muntah, diare, bahkan sampai dehidrasi yanh 2 jam sebelumnya telah mengkonsumsi minuman rasa jeruk di jajanan sekolahnya. Sampel tsb di inokulasi di media EA. Koloni di media tsb menunjukkan A. warna putih dg tepi rata B. warna logam metalik dg tepi rata C. warna merah muda dg tepi metalik D. warna putih bening dengan tepi bening 97. (57) Seorang petugas melakukan pemeriksaan glukosa urin metode benedict. Dimasukan 5 ml reagen benedict, kemudian ditambah 8 tetes urin. Lalu dipanaskan ke dalam penangas air selama 5 menit. Namun ternyata petugas lupa menghomogen kan larutan tersebut. Apa yang ter jadi? A. Larutan berwarna biru B. Larutan berwarna merah C. Terdapat satu lapisan warna D. Terdapat dua lapisan warna E. Tidak terjadi apa-apa 98. (154) Mahasiswa semester V melakukan PKL di Puskesmas. Pada hari kedua datang seorang anak dengan keluhan Tonsilitis, nyeri badan/malaise, sakit tenggorokan/sulit menelan, demam. Dan terdapat lapisan berwarna kelabu di sekitar faring. Setelah darah segar menggunakan 0,5 ml urin dan 0,5 erlich. Jika urin yg didapat tidak segar, maka yg harus dilakukan adalah A. Menambahkan reagen rothera



B. C. D. 100.



101.



102.



103.



104.



105. 106.



Menambahkan reagen lange Menambahkan reagen yodium Menambahkan reagen schlesinger (84.) Pengumpulan feses yg sesuai adalah A.Feses > 2 jam B.Pot keadaan lembab C.Defekasi spontan (27.) Seorang pasien pergi ke dokter untuk dilakukan px feses scr lgsg oleh ATLM. Didapatkan telur cacing dgn ciri2 bergaris radier dan bentuk hexacan embruo membentuk bulat lonjong. Genus apakah yang dimaksud? A. Taenia sp B. Ascaris sp C. Trichuris sp D. Enterobius sp E. Ancylostoma sp (104.) Seorg ibu pergi ke dokter utk dilakukan px feses scr lgsg dgn ciri berlendir dan bercampur drh. Hsl yg ddpt ditemukannya bentuk tropozoit Entamoeba hystolytica. Ciri dari tropozoit tsb? A. Bergerak aktif B. Ectoplasma menonjol C. Ectoplasma menonjol D. Memiliki kromosom bodies E. Memiliki satu kromatin centris (65.) Seorang ATLM melakukan pemeriksaan trombosit dan dilakukan pengenceran sebanyak 990ul ammonium oksalat dan 10ul darah, dilakukan penghitungan pada 16 kotak sedang dan ditemukan 300 sel trombosit, berapakah jumlah eritrosit per mikroliter darah ? A. 1.000.000 B. 2.000.000 C. 1.800.000 D. 4.000.000 E. 4.200.000 (142.) Seorang ATLM akan melakukan pemeriksaan darah rutin dengan sampel darah dalam tabung biru, pada tabung tertulis identitas pasien dan tertulis bahwa darah sudah diambil 1 jam yg lalu oleh petugas ATLM sebelumnya, tindakan apa yg harus dilakukan oleh ATLM ? A. Laporkan pada dokter pengirim B. Tetap lakukan pemeriksaan C. Berikan catatan pada lembar hasil D. Ambil ulang sampel (62.) Larutan turk 990 uL, darah 10uL, sel leukosit ditemukan 300 sel. Berapa jumlah sel leukosit? (63.) 1/3 eritrosit, berbatas tegas, mempunyai cincin dan inti berwarna merah di dalam eritrosit? A. Plasmodium ovale B. Plasmodium vivax



114.(67.) Diabetes melitus gestasional adalah penyakit toleransi glukosa saat terjadi kehamilan. Pemeriksaan terbaik dengan memberi glukosa 50gr glukosa dan diperiksa 1 jam kemudian.



C. Plasmodium falciparum D. Plasmodium knowlesi E. Plasmodium … 107. (12.) Seorang ATLM mendapat formulir permintaan pemeriksaan laboraroium dari rawat inap berupa urin rutin dengan parameter glukosa. Dikarnakan strip uji habis, maka sampel urin dapat ditambahkan zat yaitu... A.EDTA B.Asam borat C.Na Carbonat D.Sitrat E. Lithium heparin 108. (89.) Seorang mahasiswa asing 27 tahun memiliki gejala hematuria, anemia hipokrom mikrositik. Dokter meminta pemeriksaan laboratorium dengan sampel feses. Ditemukan stadium hypomastozigote pada feses. Apa nama genus dari hospes tersebut.... A.Silium B.Anopheles C.Glosina D.Phlebotomus 109. (74.) seorang ATLM melakukan pemeriksaan protein urin Dan mendapatkan hasil protein urin positif satu. kemudian ATLM tersebut melakukan uji konfirmasi menggunakan metode bang dengan melakukan pemanasan dan ditambahkan reagen bang didapatkan kekeruhan tanpa butiran pada urin. bagaimanakah hasil Dari pemeriksaan tersebut? A. Negative B. positif 1 C. positif 2 D. positif 3 E. positif 4 110. (151) keterangan soalnya yg anak SD dikasi bubur kacang ijo untuk pengukuran status gizi kalo ga salah nah terus dia gejalanya mual, diare, terus dilakukan pemeriksaan lab. pertanyaannya termasuk apakah uji pemeriksaan tersebut? A. uji diagnostic B. uji prognostic C. uji sensitivitas 111. uji spesifisitas 112. (177.) berikut Ini adalah 3 ciri bakteri 1. struktur 2.morfologi 3.psiologi termasuk dalam kriteria manakan bakteri tersebut? A. Eukariotik B. Prokariotik C. aerob/anaerob D. asam/basa 113.(144.) Seorang pria datanh ke laboratorium untuk diperiksa widal dan kultur darah. Media apa yg pas utk inokukasi tersebut? A. BA B. MSA C. MCA D. SSA E. TCBS Setelah diperiksa 1 jam pembebanan lbh dari 140. Pemeriksaan apa yg selanjutnya dilakukan? A. Pemeriksaan glukosa urin puasa dan 2 jan setelah makan



B.



Pemeriksaan glukosa puasa dan 2 jam setelah makan C. Pemeriksaan toleransi glukosa oral D. Pemeriksaan toleransi glukosa E. Pemeriksaan HbA1C 115.Dilakukan pemeriksaan dengan menambahkan 20 ul serum dan kemudian ditambahkan reagen salmonella o,oa,ob,oc dan h,ah,bh,ch dan hasil reaktif menunjukkan titter 1/80. Pemeriksaan apan itu? A. Rf B. TPHA C. Widal D. Asto 116.Dilakukan pemeriksaan dengan menambahkan 20 ul serum dan kemudian ditambahkan 50 ul reagen carbon bila hasil positif menunjukkan penyakit treponema polidium. Pemeriksaan apakah itu? 117.(16. )Pemeriksaan benedict, sampel urine 8 tetes. Pereaksi benedictnya berapa ml? 118.(93.) Alat glukosa punya cartridge khusus. Hasil yg tertera pada alat berasal dr ion hidrogwn yg ditangkap oleh elektroda. Nama prinsipnya apa? 119.(160.) Ibu hamil trimester 2, kena infeksi sekunder Toxoplasmosis. Jenis antibodi yg berperan apa? 120.Pasien thypoid, hasil kultur darahnya koloni bening, rata terdapat titik hitam ditengahnya. Penilaian yg tepat terhadap jenis bakteri tersebut adalah? Bentuk? Susunan? Sifat gram? 121.Protein bence jones adalah protein immunoglobulin monoklonal yg terdapat di urin. Protein ini berlebih dalam serum shg tdk dapat diabsorpsi oleh glomerulus shg terlepas ke dlm urine. Menghasilkan kekeruhan pada suhu 60-80 derajat celcius. Metode yg digunakan adalah? A. Asam sulfosalisilat 20% B. Reaksi didih bang C. Asam asetat 122.(34.) Seorang pasien berusia 65thn, dirujuk oleh doktet untuk melakukan pemeriksaan glukosa waktu dan 2 jam pp, apa persiapan yang ATLM lakukan? A. Mengambil darah vena B. Membiarkan menunggu C. Menanyakan persyaratan pengambilan sampel 123. (111.) Pasien mengalami sulit berkemih selama 1 minggu dan dokter mendiagnosa tidak ada gejala gagal ginjal, 2 hari setelah pemeriksaan, pasien diduga menderita ISK, dokter merujuk ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan kultur urin, media apa yang cocok? A. Agar coklat B. Agar nutrisi



C. Agar mac conkay D. Agar muller hilton E. Agar ( yang namanya ada jersennya) 124.(165.) Pasien melakukan pemeriksaan keton Metode carik celup dan didapati hasil 3+, dikomfirmasi dengan pemeriksaan bang dan hasilnya keruh ada kepingan A. Negatif B. pos 1 C. Pos 2 D. Pos 3 E. Pos 4 125.(26.) Seorang ATLM akan melakukan pemeriksaan kimia darah metode kolorimetri. Reagen yang digunakan berwarna biru bening. Pembacaan dilakukan menggunakan fotometer sehingga panjang gelombang yang dipakai harus mendekati serapan panjang gelombang maksimal. Tindakan apa yang harus dilakukan? A. Mengukur blanko reagen B. Mengukur blanko sampel C. Mengatur suhu pemeriksaan D. Mengatur volume pemipetan E. Menetapkan nilai faktor pemeriksaan 126.(103.) Bagaimana cara membedakan warna merah yang disebabkan trauma punksi atau yang disebabkan perdarahan pada pemeriksaan LCS? A. Dipanaskan B. Dicentrifuge C. Diukur BJ nya D. Ditambahkan asam E. Dilihat dengan mikroskop 127.(54.) Salah satu sampel utk pemeriksaan glukosa darah adlh whole blood. Sampel hrs stabil dan tidak terjadi glikogenolisis. Antikoagulan apa yg digunakan? A. NaF B. EDTA C. Heparin D. Natrium sitrat E. Ammonium oxalat 128.(131.) Wanita berumur 35 tahun sudah menikah memiliki keluhan keluarnya cairan urogenital berupa keputihan warma kuning, berbuih, panas, gatal, dan disuria. Dokter menyarankan utk melakukan px cairan vagina. Pd px ditemuka parasit dengan undigulting membran, inti lonjong, dan bergerak tersendat2. Apakah jenis parasit tsb? A. Candida albicans B. Aku lupa C. Treponema pallidum D. Neisseria gonorrheae E. Trichomonas vaginalis 129.seorang analis melakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan kimia tetapi pasien tidak melakukan puasa , pemeriksaan yang bisa dilakukan A. Kolesterol B. Ldl C. Protein D. ureum E. kreatinin



130.Seorang wanita berusia 30 tahun datang ke rs untuk melakukan px penyakit syphilis. Sampel yang digunakan untuk px sipilis A. Urin B. Darah C. Plasma edta D. Plasma heparin E. serum 131.Seorang atlm mendapatkan smpel urin dari pasien rawat jalan. Setelah dilakukan px menggunakan metode carik celup didapatkan hasil nitrit (+++) kemudian dilakukan px urobilinogen urin met manual untuk melakukan konfirmasi. Metode yang dimaksud adalah? A. Fehling B. benedict C. Fauchet D. schlesinger E. wallace diamon