4 0 557 KB
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR BILAS LAMBUNG (GASTRIC LAVAGE) Membilas lambung adalah membersihkan lambung dengan cara memasukkan air/ cairan tertentu kedalam lambung
dan
mengeluarkannya
kembalidengan
menggunakan selang penduga lambung (Naso Gastric Tube/ NGT) dilakukan pada pasien dengan indikasi: 1. Keracunan obat 2. Keracunan zat kimia 3. Keracunan makanan PENGERTIAN
4. Hematomesis
1. Membersihkan dan mengeluarkan racun/ darah dari dalam
lambung/Membuang
racun
yang
tidak
terabsorbsi setelah racun masuk saluran pencernaan 2. Mendiagnosa perdarahan lambung TUJUAN
3. Membersihkan
lambung
sebelum
prosedur
endoscopy 4. Membuang cairan atau partikel dari lambung 5. Supaya tindakan dilakukan dengan benar Mengacu pada pedoman pelayanan gawat darurat di KEBIJAKAN
PETUGAS
Rumah Sakit, Direktorat Keperawatan dan Keteknisan Medik, Dirjen Bina Pelayanan Medik DepKes RI, 2005
1. Perawat 2. Dokter
1. Keracunan obat oral kurang dari 1 jam 2. Overdosis obat/narkotik 3. Terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada saluran pencernaan atas. INDIKASI
4. Mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih lanjut. 5. Dekompresi lambungSebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi. Kontraindikasi bilas lambung adalah pasien dengan kondisi:
KONTRAINDIKASI
1. Resiko cedera jalan nafas. 2. Pendarahan gastrointestital. 3. Keracunan bahan korosif. 4. Adanya gangguan elektrolit. 1. NGT sesuai denagn ukuran yang diperlukan beserta corongnya 2. Baskom/Bengkok besar 3. Perlak/Zeil dan alasannya 4. Stetoscope 5. Spuit ukuran besar 6. Gelas ukur 7. Celemek dari karet 8. Gelas berisi air matang
PERALATAN
9. Jelly / pelican 10. Set terapi oksigen lengkap siap pakai 11. Pinset anatomi 12. Kassa / tissue 13. Obat-obatan ( sulfat Atropin, norit/ susu, yang diperlukan dalam tempatnya) 14. Air hangat/ dingin 1-2 liter Cairan yang digunakan a. Pada anak-anak ; jika menggunakan air biasa untuk
membilas
lambung
akan
berpotensi
hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya digunakan air hangat (tap water) atau cairan isotonis seperti Nacl 0,9 %. b. Pada orang dewasa menggunakan 100-300 cc sekali memasukkan, sedangkan c. pada
anak-anak
10
cc/kg
dalam
sekali
memasukkan ke lambung pasien. A. Tahap Pra Interaksi 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada 2. Mencuci tangan 3. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar B. Tahap Orientasi 1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien. C. Tahap Kerja 1. Pasang perlak dan alasnya pada dada/disamping pasien 2. Tentukan panjang selang NGT yang masuk PROSEDUR PELAKSANAAN
kedalam lambung. NGT di ukur dari epigastrium sampai pertengahan dan kemudian diberi tanda. 3. Berikan jelly pada ujung NGT 4. Tutup pangkal NGT dengan cara menekuk atau di klem 5. Masukkan selang NGT secara perlahan ke dalam lambung melalaui hidung. Bagi pasien sadar dianjurkan untuk menelan selang NGT pelanpelan sambil menarik nafas dalam 6. Periksa apakah NGT betul-betul masuk lambung dengan cara ; a. Masukan ujung NGT kedalam baskom yang berisi air,jika tidak ada gelembung Maka NGT sudah masuk kedalam lambung.
b. Masukan Udara dengan spuit 10cc dan didengarkan pada daerah lambung dengan menggunakan stetoskop.setelah yakin pasang plester pada hidung untuk memfiksasi NGT. 7. Setelah yaakin selang NGT masuk ke dalam lambung pasien, posisi diatur miring kiri tanpa bantal dan letak kepala lebih rendah 8. Pasang coong pada pangkal NGT, kemudian masukkan air/ cairan. Tunggu beberapa saat kemudian alirkan kembali cairan dari dalam keluar dan tampung di dalam ember 9. Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai dengan cairan yang keluar berwarna jernih dan tidak berbau racun 10. Jika air yang keluar sudah jernih Selang NGT dicabut secara pelan-pelan dan diletakan dalam baki 11. Setelah
selesai
pasien
dirapikan,mulut
dan
sekitarnya dibersihkan dengan tissue jelaskan pada pasien bahwa prosedur yang dilakukan telah selesai. 12. Observasi tekanan darah, nadi dan pernafasan serta respon pasien D. Tahap Terminasi 1. Melakukan evaluasi tindakan 2. Berpamitan dengan keluarga/klien 3. Membereskan alat-alat 4. Mencuci tangan 5. Mencatat perawatan
kegiatan
dalam
lembar
catatan
1. Instalasi Gawat Darurat 2. Seluruh unit kerja yang menangani pasien dengan UNIT TERKAIT
keracunan berbagai jenis racun/ zat kimia dan hematomesis, kecualikeracunan zat yang bersifat korosif.
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR(SOP) MENGHENTIKAN PERDARAHAN
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR MENGHENTIKAN PERDARAHAN PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN
Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada kasus bedah maupun non bedah. 1. Menghentikan perdarahan 2. Mencegah syok akibat perdarahan Dilakukan oleh dokter /perawat IGD yang terlatih 1. Alat Pelindung Diri (masker, handscoen,scort) 2. Kain kassa steril 3. Balut tekan 4. Kain kasa steril
PERALATAN
5. Sarung tangan 6. Tourniquet/kain 7. Plester 8. Sanksteken Blakemore Tube (SB Tube) bila memungkinkan A. Tahap Pra Interaksi 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada 2. Mencuci tangan 3. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar B. Tahap Orientasi 1. Memberikan
PROSEDUR PELAKSANAAN
salam
sebagai
pendekatan
terapeutik 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien.
C. Tahap Kerja 1. Memakai masker, sarung tangan, scort Perawat I : a. Menekan pembuluh darah proximal dari luka yang dekat dengan permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan. b. Mengatur posisi dengan meninggikan daerah posisi yang luka.
Perawat II : a. Mengatur posisi pasien b. Memakai sarung tangan kecil c. Meletakan
kain
kassa
steril
diatas
luka,kemudian ditekan dengan ujung-ujung jari d. Meletakan lagi kain kassa steril diatas kain kassa pertama, kemudian tekan dengan ujung
jari
bila
perdarahan
masih
berlangsung. tindakan ini dapat dilakukan secara berulang-ulang sesuai kebutuhan tampa mengangkat kain kassa yang ada.
2. Balut Tekan a. Meletakan kain kassa steril diatas luka b. Memasang verband balut tekan, kemudian letakan benda keras ( verban atau kayu balut) diatas luka c. Membalut luka dengan menggunakan verban balut tekan.
3. Memasang
tourniquet
untuk
luka
dengan
perdarahan hebat dan “traumatik amputasi”. a. Menutup luka uung tungkai yang putus b. (amputasi) dengan menggunakan kain kassa steril c. Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal luka, kemudian ikatlah dengan kuat. d. Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara periodic. Hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
pada
pemasangan tourniquet a. Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir
jika
tindaka
lainnya
tidak
berhasil.Hanya dilakukan pada keadaan amputasi atau sebagai “live saving” b. selama :kondisi
melakukan pasian
tindakan,perhatikan dan
tanda-tanda
vital,Ekspresi wajah perkembangan pasien
4. memasang SB Tube 1. Menyiapkan peralatan untuk memasang SB Tube 2. mengatur posisi pasien 3. Mendampingi dokter selama pemasangan SB Tube 4. Mengobservasi tanda vital pasien 5. Pemasangan SB Tube dilanjutkan dengan pengompresan dan irigasi melalui slang D. Tahap Terminasi 1. Melakukan evaluasi tindakan 2. Berpamitan dengan keluarga/klien 3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan 5. Mencatat perawatan UNIT TERKAIT
Unit gawat Darurat
kegiatan
dalam
lembar
catatan
“PROSEDUR MENGHENTIKAN PERDARAHAN” DAN “PROSEDUR MEMBILAS LAMBUNG”
MK : Keshatan Matra Laut Dosen MK: Ns.A.Miftahul K.I.,S.Kep.,M.Kep
Disusun oleh : VIRALIN AGUSTA KEIYA P07120317031
KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLTEKES KEMENKES MALUKU PRODI KEPERAWATAN MASOH TAHUN AKADEMIK 2019-2020
“PROSEDUR MENGHENTIKAN PERDARAHAN” DAN “PROSEDUR MEMBILAS LAMBUNG” MK : Keshatan Matra Laut Dosen MK: Ns.A.Miftahul K.I.,S.Kep.,M.Kep
Disusun oleh : MELDI WAIRISAL P07120317016
KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLTEKES KEMENKES MALUKU PRODI KEPERAWATAN MASOH TAHUN AKADEMIK 2019-2020