Sop Penempatan Pasien [PDF]

  • Author / Uploaded
  • desi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENEMPATAN PASIEN SOP



UPT PUSKESMAS WAGIR



No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman



: : 00 : : 1/3 drg. Prima Puspito Rini NIP. 19700712 200212 2 004



1. Definisi



:



Penempatan pasien dengan penyakit menular/sispek adalah penempatan pasien dalam satu ruangan sendiri (jika tidak tersedia) kelompokan kasus yang telah di konfirmasi secara terpisah di dalam ruangan /bangsal dengan beberapa tempat tidur dari kasus yang belum di konfirmasi /sedang di diagnosa. Bila ditempatkan dalam satu ruangan jarak dari antar tempat tidur harus lebih dari 2 m dan diantara tempat tidur harus ditempatkan mengahalang fisik seperti tirai/sekat.



2. Tujuan



:



3. Kebijakan



:



4. Referensi 5. Prosedur



: :



Menghindari penularan penyakit melalui kontak langsung,droplet,airbone,dan vehicle. Setiap pasien dengan penyakit menular/sispek harus dengan penempatan secara terpisah /kohorting 1. Airborne Precaution a. Penempatan pasien Tempatkan pasien di kamar tersendiri yang mempunyai persyaratan sebagai berikut:  Tekanan udara kamar negative dibandingkan dengan area sekitarnya  Pertukaran udara 6 – 12 kali/jam  Pengeluaran udara keluar yang tepat mempunyai penyaringan udara yang efisien sebelum udara dialirkan kearea lain di rumah sakit  Selalu tutup pintu dan pasien berada di dalam kamar  Bila kamar tersendiri tidak ada, tempatkan pasien dalam satu kamar dengan pasien lain dengan infeksi mikroorganisme yang sama atau ditempatkan secara kohort.  Tidak boleh menempatkan pasien satu kamar dengan infeksi berbeda. b. Respiratory Protection  Gunakan perlindungan pernapasan (N 95 respirator) ketika memasuki rungan pasien yang diketahui infeksi pulmonary tuberculosis







Orang yang rentan tidak dibenarkan memasuki ruang pasien yang diketahui atau diduga mempunyai measles (rubeola) atau varicella, mereka harus memakai respiratory protection (N 95) respirator.  Orang yang immune terhadap measles (rubeola), atau varicella tidak perlu memakai perlindungan pernafasan. c. Patient Transport  Batasi area gerak pasien dan transportasi pasien dari kamar, hanya tujuan yang penting saja.  Jika berpindah atau transportasi gunakan masker bedah pada pasien 2. Droplet Precautiona. a. Penempatan Pasien  Tempatkan pasien di kamar tersendiri  Bila pasien tidak mungkin di kamar tersendiri,tempatkan pasien secara kohart  Bila hal ini tidak memungkinkan, tempatkan pasien dengan jarak > 1 Meter antar TT b. Masker  Gunakan masker bila bekerja dengan dalam radius 1Meter  Gunakan masker jika masuk ruangan c. Pemindahan pasien  Batasi pemindahan dan transportasi pasien dari kamar pasien, kecuali untuk tujuan yang perlu  Untuk meminimalkan penyebaran droplet selama transportasi, pasien dianjurkan pakai masker 3. Contact Precaution a. Penempatan pasien  Tempatkan pasien di kamar tersendiri  Bila tidak ada kamar tersendiri, tempatkan pasien secara kohart  Sarung tangan dan kebersihan tangan.  Gunakan sarung tangan sesuai prosedur  Ganti sarung tangan jika sudah kontak dengan peralatan yang terkontaminasi dengan mikroorganisme  Lepaskan sarung tangan sebelum meninggalkan ruangan  Segera kebersihan tangan dengan antiseptic / antimicrobial latau handscrub  Setelah melepas sarung tangan dan kebersihan tangan



yakinkan bahwa tangan tidak menyentuh peralatan atau lingkungan yang mungkin terkontaminasi, untuk mencegah berpindahnya mikroorganisme ke pasien atau lingkungan lain. b. Gaun  Pakai gaun bersih / non steril bila memasuki ruang pasien bial diantisipasi bahwa pakaian akan kontak dengan pasien,permukaan lingkungan atau peratalan pasien di dalam kamar atau jika pasien menderita inkontaneia, diare, fleostomy,colonostomy, luka terbuka  Lepas gaun setelah meninggalkan ruangan.  Setelah melepas gaun pastikan pakaian tidak mungkin kontak dengan permukaan lingkungan untuk menghindari berpindahnya mikroorganisme ke pasien atau lingkungan lain c. Transportasi pasien  Batasi pemindahan pasien dan transportasi pasien dari kamar, hanya untuk tujuan yang penting saja. Jika pasien harus pindah atau keluar dari kamarnya, pastikan bahwa tindakan pencegahan dipelihara untuk mencegah dan meminimalkan resiko transmisi mikro- organisme ke pasien lain atau permukaan lingkungan dan peralata 6. Unit Terkait



1. Ruang rawat inap 2. Ruang rawat jalan 3. Ruang UGD