SP 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya sehingga makalah yang berjudul “HIBRIDISASI sp3” dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Dolfina C. Koirewoa, S.Pd.,M.Pd. dan bapak Drs.Jukwati, M.S selaku dosen mata kuliah Kimia Organik 1 yang telah memberikan tugas kepada kami sehingga kami dapat memahami makna dan tujuan penilaian. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa pendidikan kimia angkatan 2017 yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik. Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.



Jayapura, 20 September 2018



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling dalam menjelaskan struktur molekul seperti metana (CH4). Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk sistem-sistem kimia yang sederhana, namun pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih luas, dan sekarang ini dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk merasionalkan struktur senyawa organik. Teori hibridisasi tidaklah sepraktis teori orbital molekul dalam hal perhitungan kuantitatif. Masalah-masalah pada hibridisasi terlihat jelas pada ikatan yang melibatkan orbital d, seperti yang terdapat pada kimia koordinasi dan kimia organologam. Walaupun skema hibridisasi pada logam transisi dapat digunakan, ia umumnya tidak akurat. Sangatlah penting untuk dicatat bahwa orbital adalah sebuah model representasi dari tingkah laku elektron-elektron dalam molekul. Dalam kasus hibridisasi yang sederhana, pendekatan ini didasarkan pada orbitalorbital atom hidrogen. Orbital-orbital yang terhibridisasikan diasumsikan sebagai gabungan dari orbital-orbital atom yang bertumpang tindih satu sama lainnya dengan proporsi yang bervariasi. Orbital-orbital hidrogen digunakan sebagai dasar skema hibridisasi karena ia adalah salah satu dari sedikit orbital yang persamaan Schrödingernya memiliki penyelesaian analitis yang diketahui. Orbital-orbital ini kemudian diasumsikan terdistorsi sedikit untuk atom-atom yang lebih berat seperti karbon, nitrogen, dan oksigen. Dengan asumsi-asumsi ini, teori hibridisasi barulah dapat diaplikasikan. Perlu dicatat bahwa kita tidak memerlukan hibridisasi untuk menjelaskan molekul, namun untuk molekul-molekul yang terdiri dari karbon, nitrogen, dan oksigen, teori hibridisasi menjadikan penjelasan strukturnya lebih mudah. Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan untuk menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O (kadang kala juga P dan S). Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan dalam metana



B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain: 1.



Apa yang dimaksud dengan Hibridisasi ?



2.



Bagaimana proses Hibridisasi ?



3.



Jelaskan contoh dari Hibridisasi sp3 ?



C. Tujuan Penulisan 1.



Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hibridisasi.



2.



Untuk memahami proses Hibridisasi.



3.



Untuk mengetahui terbentuknya Hibridisasi sp3.



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Hibridisasi Hibridisasi adalah peristiwa pembentukan orbital hibrida (orbital gabungan) yang dilakukan oleh suatu atom pusat. Orbital hibrida adalah beberapa orbital (dalam suatu atom) yang tingkat energinya berbeda, bergabung membentuk orbital baru dengan tingkat energi yang sama guna membentuk ikatan kovalen. Sebagaian besar molekul dalam pembentukan ikatan kovalen, menggunakan orbital-orbital hibrida yang terbentuk melalui proses hibridisasi yang pertama kali dijelaskan oleh Lewis dan Langmuir. Proses hibridisasi merupakan suatu proses penggabungan orbital-orbital asli yang tingkat energinya berbeda menjadi orbital-orbital baru yang tingkat energinya sama. Orbitalorbital baru yang terbentuk disebut orbital hibrida. Sebelum terjadi hibridisasi, didahului dengan terjadinya eksitasi elektron dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi, sehingga diperlukan sejumlah energi agar terjadinya eksitasi.Tingkat elektronik pada keadaan tereksitasi lebih tinggi dibandingkan tingkat energi elektronik pada keadaan dasar.



B. Proses Pembentukan Hibridisasi Pembentukan ikatan dalam senyawa harus sesuai dengan aturan hibridisasi yaitu : 1.



Orbital yang bergabung harus mempunyai tingkat energi sama atau hampir sama



2.



Orbital hybrid yang terbentuk sama banyaknya dengan orbital yang bergabung.



3.



Dalam hibridisasi yang bergabung adalah orbital bukan electron



Pembentukan orbital hybrid melalui proses hibridisasi adalah sebagai berikut : 1.



Salah satu electron yang berpasangan berpromosi ke orbital yang lebih tinggi tingkat energinya sehingga jumlah electron yang tidak berpasangan sama dengan jumlah ikatan yang akan terbentuk. Atom yang sedemikian disebut dalam keadaan tereksitasi.



2.



Penggabungan orbital mengakibatkan kerapatan elektron lebih besar di daerah orbital hybrid.



3.



Terjadi tumpang tindih orbital hybrid dengan orbital atom lain sehingga membentuk ikatan kovalen atau kovalen koordinasi.



C. Hibridisasi SP3 Hibridisasi sp3 menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut pandang sebuah atom, pada pembentukan empat ikatan kovalen dengan empat atom lainnya, seperti pada CH4, CCl4, atau H3C-CH3, ternyata keempat atom lain yang terikat pada karbon tersebut tidak berada pada satu bidang datar, tetapi dalam penataan tetrahedral, yaitu menempati posisi pada keempat sudut dari suatu tetrahedron, dengan sudut ikatan sama.



Penataan seperti itu menunjukkan bahwa atom karbon tidak menggunakan orbital s atau orbital p ketika membentuk ikatan, tetapi menggunakan orbilal baru yang mempunyai tingkat energi setara. Oleh karena itu, munculah konsep hibridisasi, yaitu beberapa orbital yang berbeda tingkat energinya bergabung membentuk orbital baru ( disebut orbital hibrid) yang mempunyai tingkat energi setara.  Proses pembentukan hibridisasi sp3 Berdasarkan eksperimen diperoleh panjang dan sudut semua ikatan sama besar (109,8º). Hal ini membuktikan bahwa semua ikatan C-H dalam molekul CH 4 adalah ekivalen. Untuk menjelaskan hal ini maka diperlukan konsep hibridisasi. Contohnya pembentukan molekul CH4. Berikut konfigurasi elektron atom C pada keadaan dasar.



Dari konfigurasi elektron atom karbon pada keadaan dasar diketahui bahwa, jika atom karbon menggunakan orbital asli pada pembentukan ikatan maka hanya terbentuk CH2, yakni tumpang tindih antara orbital 2px dan 2py dari atom karbon dengan 2 orbital 1s dari 2 atom hidrogen. Oleh sebab itu, agar 4 atom hidrogen semuanya berikatan kovalen dengan atom karbon, maka diperlukan 4 buah elektron tidak berpasangan dari atom karbon. Hal ini dapat diperoleh melalui proses eksitasi atau promosi elektron dari keadaan dasar menuju keadaan tereksitasi. Konfigurasi elektron setelah tertjadi eksitasi sebagai berikut.



Setelah tereksitasi, dilanjutkan dengan proses hibridisasi untuk membentuk orbital-orbital hibrid. Berikut konfigurasi elektron setelah terjadi proses hibridisasi.



Perhatikan, setelah terjadi proses hibridisasi orbital 2s dan 3p dari atom karbon tidak memilki jarak atau pemisahan. Hal ini disebabkan tingkat elektronik kedua orbital tersebut telah setara. Orbital-orbital yang telah mengalami hibridisasi ditulis sebagai 4 orbital hibrida sp3, biasanya hanya disebut sp3. Dengan adanya 4 elektron yang belum berpasangan dari atom karbon, maka CH 4 dapat terbentuk melalui tumpang tindih orbital sp3 dengan 4 orbital 1s dari 4 atom H, berikut konfigurasi elektron atom C dalam CH 4 dan tumpang tindih orbital-orbital hibrida sp3 atom karbon dengan orbital 1s atom hidrogen ditunjukan pada Gambar



Gambar Tumpang tindih 4 orbital hibrida sp3 dari atom C dengan 4 orbital 1s dari 4 atom H. Secara ringkas konfigurasi elektron dari atom karbon sebagai atom pusat pada pembentukan ikatan kovalen dengan 4 atom hidrogen dalam CH4, sebagai berikut.



Molekul CH4 berbentuk tetrahedral. Hal ini disebabkan tumpang tindih 4 orbital hibrida sp3 dari atom C dengan 4 orbital 1s dari 4 atom H mengarah pada pojok-pojok tetrahdral. Perlu diketahui bahwa, bentuk terahedral dari molekul CH4 telah lama diketahui sebelum konsep hibridisasi dikemukakan.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Hibridisasi adalah peristiwa pembentukan orbital hibrida (orbital gabungan) yang dilakukan oleh suatu atom pusat. Orbital hibrida adalah beberapa orbital (dalam suatu atom) yang tingkat energinya berbeda, bergabung membentuk orbital baru dengan tingkat energi yang sama guna membentuk ikatan kovalen. Pembentukan orbital hybrid melalui proses hibridisasi adalah sebagai berikut : 1. Salah satu electron yang berpasangan berpromosi ke orbital yang lebih tinggi tingkat energinya sehingga jumlah electron yang tidak berpasangan sama dengan jumlah ikatan yang akan terbentuk. Atom yang sedemikian disebut dalam keadaan tereksitasi. 2. Penggabungan orbital mengakibatkan kerapatan elektron lebih besar di daerah orbital hybrid. 3. Terjadi tumpang tindih orbital hybrid dengan orbital atom lain sehingga membentuk ikatan kovalen atau kovalen koordinasi. Hibridisasi sp3 menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut pandang sebuah atom, pada pembentukan empat ikatan kovalen dengan empat atom lainnya, seperti pada CH4, CCl4, atau H3C-CH3, ternyata keempat atom lain yang terikat pada karbon tersebut tidak berada pada satu bidang datar, tetapi dalam penataan tetrahedral, yaitu menempati posisi pada keempat sudut dari suatu tetrahedron, dengan sudut ikatan sama.



DAFTAR PUSTAKA Wanibesak.



2011.



Teori



ikatan



valensi



dan



teori



orbital



molekul.



Diambil



dari



https://wanibesak.files.wordpress.com/2011/07/teori-ikatan-valensi-dan-teori-orbital-molekul.pdf pada tanggal 18 september 2018 Sardjono, Ratnaningsih Eko. Konsep-konsep Dasar Kimia Organik. Diambil dari http://repository.ut.ac.id/4577/1/PEKI4203-M1.pdf pada tanggal 18 september 2018 Sardjono, Ratnaningsih Eko. Konsep pembelajaran kimia organik.Diambil dari http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196904191992032RATNANINGSIH_EKO_SARDJONO/modul_PLPG_Organik.pdf pada tanggal 18 september 2018 Kaaffah, Intan.2011. Hibridisasi. Diambil dari https://www.scribd.com/doc/61124988/HIBRIDISASI pada tanggal 18 september 2018



Contents KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................1 BAB I..........................................................................................................................................................2 PENDAHULUAN.......................................................................................................................................2 A.



Latar Belakang.................................................................................................................................2



B.



Rumusan Masalah...........................................................................................................................2



C.



Tujuan Penulisan.............................................................................................................................3



BAB II...........................................................................................................................................................4 PEMBAHASAN.............................................................................................................................................4 A.



Pengertian Hibridisasi......................................................................................................................4



B.



Proses Pembentukan Hibridisasi......................................................................................................4



C.



Hibridisasi SP3..................................................................................................................................5



BAB III.......................................................................................................................................................9 PENUTUP...................................................................................................................................................9 A.



Kesimpulan......................................................................................................................................9



MAKALAH KIMIA ORGANIK “HIBRIDISASI SP3“



Disusun Oleh : Nurma Yunita (20170111054018) Sintia Martina Lubis (20170111054008) Ummi M. Ajeng Sari (20170111054009) Sopia Rahawarin (20150111054014)



Dosen Pembimbing : Dolfina C. Koirewoa, S.Pd,. M.Pd. Drs. Jukwati, M.S



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA 2018