Spo Ugd [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENJAHITAN LUKA (HECTING) No.Dokumen : 800/PKM-



SOP



MRS/SOP/I/2019 No. Revisi : 01 Tanggal Terbit : Januari 2019 Halaman



PUSKESMAS MARISA



Pengertian



Tujuan Kebijakan Prosedur



Unit terkait



: 1-2 Ismail Rahama, SKM NIP ; 198610052011011001



Penjahitan luka ( hecting ) : Tindakan menjahit luka ( hecting ) dengan alat yang telah disterilkan dan membersihkan luka sesuai dengan keadaan luka (luka bersih dengan Betadin dan luka kotor dengan H2O2, NaCl serta Betadin). Perawatan Luka : - Menutup luka dengan kasa steril dan menganjurkan untuk kontrol kembali 2 hari lagi. - Pemberian Antibiotika dan Analgetik. - Pemberian ATS: Penyuntikan. ATS disesuaikan dengan : - Sifat luka - Kondisi luka - Status Imunisasi. Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam melakukan pelayanan tindakan Hecting (Jahit luka) di ruang Pengobatan. 1. Pasien luka dibawa ke Ruang Tindakan ( R. Pengobatan ). 2. Petugas menyiapkan anestesi lokal dan hecting set steril. 3. Petugas mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril. 4. Petugas melakukan antiseptis pada daerah luka dan menutupnya dengan dook lubang steril. 5. Petugas melakukan anestesi dengan lidocain pada sekitar tepi luka. 6. Petugas membersihkan luka dengan betadin pada luka yang bersih dan dengan H2O2, cairan NaCl serta betadin pada luka yang kotor. 7. Petugas menjahit luka dengan alat hecting yang telah disterilkan. 8. Petugas merapikan jahitan dengan pinset cirurgis. 9. Petugas membersihkan jahitan dengan betadin. 10. Petugas menutup luka dengan kasa steril dan direkatkan dengan plester. 11. Petugas memberikan ATS bila diperlukan tergantung dari sifat luka, kondisi luka dan status imunisasi sebelumnya. 12. Petugas menganjurkan kepada pasien agar kontrol kembali setelah 2 hari lagi. 13. Petugas memberikan resep antibiotika dan analgetik untuk diambil di apotik Puskesmas. UGD PONED KIA/KB



SUNTIKAN INTRAKUTAN No.Dokumen : 820/PKM-MRS/SOP/I/2019



SOP



No. Revisi



Tanggal Terbit : Halaman



PUSKESMAS MARISA



Pengertian



Tujuan Kebijakan



Sasaran Prosedur



Unit terkait



: 01 Januari 2019



:1 Ismail Rahama, SKM NIP ; 198610052011011001



a. Memasukkan obat kedalam jaringan kulit dengan memakai jarum suntik b. Mendapatkan reaksi setempat c. Memberikan kekebalan, mis. BCG Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan intracutan a. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil b. Penyuntikan dengan menggunakan spuit sekali pakai Tenaga Medis / Paramedis dalam melakukan pelayanan tindakan Injeksi Intra Cutan a. Persiapan alat : - Bak semprit - Spuit steril 1 cc - Obat suntikan - Kapas desinfektan - Bengkok - Alat tulis / buku register pasien. b. Prosedur : - Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien/keluarga pasien - Mencuci tangan. - Membawa alat kepada pasien - Menyiapkan lingkungan - Mengatur posisi pasien - Menentukan dan menghapus hamakan/ disinfektan lokasi suntikan. - Menusukkan jarum suntik dengan sudut 15O-20O - Memasukkan obat berlahan-lahan sampai terjadi gelembung putih dalam kulit kemudian jarum dicabut - Merapikan pasien dan alat - Mendokumentasikan hasil tindakan Rawat Jalan, UGD, PUSTU/POSKESDES



PEMASANGAN KATETER No.Dokumen : 820/PKM-



SOP



MRS/SOP/I/2019 No. Revisi :0 Tanggal Terbit : Halaman



Januari 2019



:1 Ismail Rahama,SKM NIP;198610052011011 001



PUSKESMAS MARISA



Pengertian Tujuan Kebijakan



Tata cara melakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing



Prosedur



a. PERSIAPAN ALAT : Slang kateter, Kasa dalam tempatnya, Aqua jelly, Betadine, Sarung tangan, Urobag, Aquadest dalam kom, Stik pan / urinal, Spuit 5 cc, Pinset, Plester, Bengkok, Gunting, perlak b. PENATALAKSANAAN : - Memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien (mengisi inform konsen). - Mendekatkan peralatan disamping penderita - Memasang perlak dan petugas mencuci tangan - Memakai sarung tangan - Mengatur posisi pasien PADA LAKI-LAKI - Mengolesi slang kateter dengan aqua jelly - Tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak ± 60 derajat - Tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar PADA WANITA - Jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia - Tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar - Bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan dengan urine bakkunci kateter dengan larutuan Aqua/Normal Saline (20-30cc) - Mengobservasi respon pasien - Menggantungkan urobag disisi tempat tidur pasien - Memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas - Pesien dirapikan - Alat-alat dibersihkan dan dibereskan - Perawat cuci tangan - Mencatat kegiatan respon pasien pada buku rawat jalan



Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing



PEMASANGAN OKSIGEN



No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SPO/I/2019 No. Revisi



SOP



: 01



Tanggal Terbit :Januari 2019 Halaman



: 1-2



PUSKESMAS MARISA



Ismail Rahama S,KM NIP;19810052011011011001



Pengertian



Tata cara melakukan pemberian oksigen pada pasien



Tujuan Kebijakan Prosedur



Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien



Unit terkait



a. PERSIAPAN ALAT : - Tabung O2 lengkap dengan manometer - Mengukur aliran (flowmeter) - Botol pelembab berisi air steril / aquadest - Selang O2 - Plester - kapas alcohol b. PELAKSANAAN : - Atur posisi semifoler - Slang dihubungkan - Sebelum memasang slang pada hidung pasien slang dibersihkan dahulu dengan kapasa alkohol - Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup kembali - Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester) - Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advis dokter c. Hal-hal yang perlu diperhatikan : - Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah sesuai dengan instruksi? Lihat angka pada manometer - Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal kelubang hidung? Bila ujung kateter masih belum masuk maksimal, supaya posisi kateter diperbaiki - Bila memakai oksigen, tetap masih sianosis lapor dokter - Memberitahukan pada keluarga pasien untuk melapor kepada petugas bila tabung oksigen / air steril habis. UGD, PONED



PENANGANAN CEDERA KEPALA No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SPO/I/2016



No. Revisi



SOP



:0



Tanggal Terbit : Halaman



Januari 2016



: 1-2



PUSKESMAS MARISA



GAMAR, SKM NIP ; 198007062006042016



Pengertian Penanganan yang dilakukan pada kasus cedera kepala Tujuan Kebijakan Sasaran Prosedur



Unit terkait



Sebagai pedoman kerja bagi petugas medis/paramedis dalam memberikan pertolongan pertama. Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter Tenaga Medis / Paramedis dalam melakukan pelayanan penanganan cedera kepala Periksa cepat adanya kelainan A-B-C,lalu tangani segera Lakukan tindakan resusitasi A : Air Way (saluran nafas) Bebaskan saluran nafas dengan posisi, buka mulut, bersuhkan muntahan, lendir, benda asing. Perhatikan tulang leher, immobilisasi, cegah gerakan hiperekstensi, hiperlefleksi, rotasi. Semua penderita tidak sadar harus dianggap ada cedera tulang leher B : Breathing (pernafasan) Suara nafas bersih, hembusan nafas baik, gerakan nafas dada baok bila tidak baik, lakukan nafas buatan (mulut ke mulut atau pakai alat). Beri masker oksigen/nasal C : Circulation (peredaran darah) Denyut jantung negatif mungkin cardiac arrest maka lakukan resusitasi jantung Bila syok (tensi < 90 mmHg dan nadi > 100 x/menit atasi dengan infus cairan Ringer Laktat (RL), cari sumber perdarahan (tulang, thorak, abdomen, pelvis). Ingat luka di kepala orang dewasa hampir tidak pernah menyebabkan syok. Bila tensi < 90 mmHg nadi juga < 90 x/menit pikirkan kemungkinan spinal syok,batasi cairan. Hentiksn perdarahan dari luka terbuka D : Disability (kelainan neurologis dan lain-lain) - Periksa kesadaran : memakai score dari Glasglow Coma Scale - Pupil : bentuk /besarnya, reaksi cahaya - Periksa bagian tubuh lain secara cepat antara lain : nyeri/jejas di dada, perut, tungkai, panggul, leher. Posisi tidur Cegah head down ( kepala lebih rendah dari tubuh) karena dapat menyebabkan bendungan vena di kepala dan menaikkan tekanan intrakranial. Posisi yang baik ialah miring (badan menumpu pada bahu, panggul, dan lutut pada satu sisi), kecuali bila ada fraktur servical. Rawat Jalan, UGD, PUSTU/POSKESDES



PENANGANAN SYOK ANAFILATIK SOP



No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SOP/I/2019 No. Revisi



: 01



Tanggal Terbit : Januari 2019 Halaman



:1 Ismail Rahama S,KM NIP;198610052011011011001



PUSKESMAS MARISA



Pengertian Penanganan yang dilakukan pada pelayanan syok anafilaktik Tujuan Kebijakan Prosedur



Unit terkait



Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam melakukan pelayanan penanganan Syok Anafilaktik. Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter Penatalaksanaan Syok Anafilaktik : Penyuntikan Adrenalin 0,3 – 0,5 ml SC/ IM bila pasien mengalami reaksi / syok setelah penyuntikan (dengan tanda-tanda : sesak, pingsan, kelainan kulit). a. Penanganan Utama dan segera : - Hentikan pemberian obat / antigen penyebab. - Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari kepala. - Berikan Adrenalin 1 : 1000 ( 1 mg/ml ) - Segera secara IM pada otot deltoideus, dengan dosis 0,3 – 0,5 ml (anak : 0,01 ml/kgbb), dapat diulang tiap lima menit, pada tempat suntikan atau sengatan dapat diberikan 0,1 – 0,3 ml - Pemberian adrenalin IV apabila terjadi tidak ada respon pada pemberian secara IM, atau terjadi kegagalan sirkulasi dan syok, dengan dosis ( dewasa) : 0,5 ml adrenalin 1 : 1000 ( 1 mg / ml ) diencerkan dalam 10 ml larutan garam faali dan diberikan selama 10 menit. - Bebaskan jalan napas dan awasi vital sign ( Tensi, Nadi, Respirasi ) sampai syok teratasi. - Pasang infus dengan larutan Glukosa faali bila tekanan darah systole kurang dari 100 mmHg. - Pemberian oksigen 5-10 L/menit - Bila diperlukan rujuk pasien ke RSU terdekat dengan pengawasan tenaga medis. b. Penanganan Tambahan : - Pemberian Antihistamin : Difenhidramin injeksi 50 mg, dapat diberikan bila timbul urtikaria. - Pemberian Kortikosteroid : Hydrokortison inj 7 – 10 mg / kg BB, dilanjutkan 5 mg / kg BB setiap 6 jam atau deksametason 2-6 mg/kgbb. untuk mencegah reaksi berulang. Antihistamin dan Kortikosteroid tidak untuk mengatasi syok anafilaktik. - Pemberian Aminofilin IV, 4-7 mg/kgbb selama 10-20 menit bila terjadi tanda – tanda bronkospasme, dapat diikuti dengan infuse 0,6 mg /kgbb/jam, atau brokodilatator aerosol (terbutalin, salbutamol ). c. Penanganan penunjang : - Tenangkan penderita, istirahat dan hindarkan pemanasan. - Pantau tanda-tanda vital secara ketat sedikitnya pada jam pertama. Rawat Jalan, UGD, PUSTU/POSKESDES



PENANGANAN PASIEN KEJANG No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SPO/I/2019



SOP



No. Revisi



: 01



Tanggal Terbit : Januari 2019 Halaman



: 1-2



PUSKESMAS MARISA



Ismail Rahama S,KM NIP;1986100520111011001



Pengertian Kejang yang ditimbulkan karena adanya peningkatan suhu tubuh penderita. Tujuan Kebijakan Prosedur



Unit terkait



Sebagai acuan untuk penenganan penderita kejang demam. a. Dokter , perawat dan bidan yang terampil b. Obat dan peralatan yang lengkap Persiapan: Obat- obatan : valium injeksi,diazepam injeksi,stesolid rectal Alat-alat : tongue spatel yang ujungnya terbungkus kasa,bak injeksi,bengkok,kapas alcohol,was lap,air dingin,thermometer rectal dan axiler. Bahan : tabung oksigen lengkap Prosedur : 1. PEMERIKSAAN - Suhu Rectal lebih dari 38®C - Terdapat kejang klonik atau tonik klonik bilateral 2. PENATALAKSANAAN Ada 3 hal yang perlu dikerjakan : Pengobatan fase akut - Pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah dan muntahan, jalan nafas harus bebas. - Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres air dingin dan pemberian antipiretik intrarectal bila oranl tidak memungkinkan. - Kejang dihentikan dengan pemberian Diazepam, intravena atau intra rectal dosis 5 mg ( BB < 10 kg ) atau 10 mg ( BB > 10 kg ), bila kejang tidak berhenti dapat diulang 5 menit kemudian, bila kejang tidak berhenti juga, reujuk segera. - Mencari dan mengobati penyebab - Ini dilakukan untuk pasien yang mengalami serangan kejang untuk pertama kalinya (dilakukan di rumah sakit) - Pengobatan Profilaksis - Diazepam oral dosis 0,3 – 0,5 mg/kg. BB/hari dibagi 3 dosis saat pasien demam. Rawat Jalan, UGD, PUSTU/POSKESDES



PERAWATAN LUKA BAKAR No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SPO/I/2019 No. Revisi



SOP



Tanggal Terbit : Januari 2019 Halaman



PUSKESMAS MARISA



: 01



: 1-2 Ismail Rahama,SKM NIP ; 198610052011011001



Pengertian Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (misalnya : api, air panas, listrik) atau zatzat yang bersifat membakar (misalnya : asam -kuat dan basa kuat) Tujuan A. Tujuan Umum Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka bakar sesuai dengan derajatnya. B. Tujuan Khusus 1. Mencegah masukan kuman-kuman dan kotoran kedalam luka 2. Mencegah sekresi yang berlebihan 3. Mengurangi rasa sakit 4. Mengistirahatkan bagian tubuh yang luka atau sakit 5. Merawat semua derajat luka bakar sesuai dengan kebutuhan Kebijakan a. Perawat yang terampil b. Alat-alat yang lengkap Prosedur PERSIAPAN ALAT STERIL : pinset anatomi, Kassa, Pinset chirurge, Kapas, Gunting , Hand scoen, bengkok, spuit, kom kecil, NaCl BAKI/POLEY BERISI ALAT NON STERIL : Gunting balutan , SSD (silver sulfa diacin), Plester, Tempat sampah, Verban PROSEDUR : - Memberitahu pasien dan keluarga - Menilai derajat luka bakar - Bila luka bakar derajat I dan II dilakukan perawatan luka,dan bila luka bakar derajat III dan IV dirujuk. Perawat cuci tangan - Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen) - Perawat membersihkan luka bakar - Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl kemudian mengoles salep SSD dengan menggunakan kasa dijepit pinset. - Alat – alat dibereskan - Pasien pulang Unit Rawat Jalan, UGD, PUSTU/POSKESDES terkait



PENANGANAN LUKA TUSUK PAKU No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SPO/I/2019



SOP



No. Revisi



Tanggal Terbit : Januari 2019 Halaman



PUSKESMAS MARISA



: 01



: 1-2



Pengertian Tatacara mengobati luka tusuk paku - Memberi rasa aman - Mencegah komplikasi dan infeksi nosokomial Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka tusuk paku Kebijakan - Perawat yang terampil - Alat-alat yang lengkap. Sasaran Tenaga Medis / Paramedis dalam melakukan pelayanan / Penatalaksanaan mengobati luka tusuk paku Prosedur ALAT STERIL : Article I. Pinset anatomi Article II. Pinset chirurge Article III. Gunting Article IV. Bengkok Article V. Kom kecil Article VI. Kassa Article VII. Kapas Article VIII. Hand scoen Article IX. Spuit Article X. NaCl Article XI. Mess BAK BERISI ALAT NON STERIL : Article XII. Gunting balutan Article XIII. Plester Article XIV. Verban Article XV. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine) Article XVI. Tempat sampah Article XVII.Lidokain injeksi sebagai anasthesi PROSEDUR :



Unit terkait



1. Memberitahu pasien dan keluarga 2. perawat cuci tanganMengatur posisi (perawat memakai hand scoen) 3. Perawat membersihkan luka 4. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl 5. memberikan diclor ethil atau lidokain 6. membuat luka tusuk paku pada luka/ cros incisi 7. Dikeluarkan darahnya dan dibersihkan dengan bethadine 8. Tutup luka dengan kasa steril 9. Mencatat kegiatan dan hasil observasi 10.Klien dirapikan 11.Alat dibereskan dan dibersihkan 12. Perawat cuci tangan Puskesmas, Pustu/Poskesdes



PENANGANAN LUKA TUSUK PAKU No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SPO/I/2019



SOP



No. Revisi



: 01



Tanggal Terbit : Januari 2019 Halaman



: 1-2



PUSKESMAS MARISA



Pengertian



Tujuan Kebijakan Referensi Prosedur



Nebulaizer



adalah



suatu



tindakan



yang



bertujuan



untuk



mengencerkan dahak dan melonggarkan jalan nafas Sebagai acuan tindakan nebuleizer



PERSIAPAN ALAT : 1. Normal Salin 2. Air biasa 3. Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin, dexamethasone 4. Tabung oksigen lengkap dengan : sungkup nebulizer, slang O2, 5. Manometer PERSIAPAN PASIEN : 1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan 2. Pasien diatur sesuai kebutuhan PELAKSANAAN : 1. Perawat cuci tangan 2. Mengisi air pada humidifaier sampai batas lever 3. Mengisi pada tempat manometer sungkup nebulizer dengan normal salin dan bronchodilator : seperti ventolin atau (sabutamol) atau kadang diberi dexamethasone pada status asmatikus. 4. Memasang masker pada pasien 5. flowmeter dibuka (identifikasi adanya asap) 6. Observasi pasien (sesuai kebutuhan) 7. Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan 8. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan 9. Perawat cuci tangan



Unit terkait



UGD, MTBS, PONED



PEMASANGAN INFUS No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SPO/I/2016



SOP



No. Revisi



:0



Tanggal Terbit : Halaman



: 1-2



Januari 2016



PUSKESMAS MARISA



GAMAR, SKM NIP ; 198007062006042016



Pengertian



Pemasangan infuse



Tujuan



1. Sebagai acuan untuk memberikan kebutuhan atau pengobatan melalui infuse 2. Sebagai cara untuk memasukan cairan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter, perawat dan bidan terampil Tenaga Medis / Paramedis dalam melakukan pemasangan infuse



Kebijakan Sasaran Prosedur



Peralatan 1. Infus set 8. Safety Box 2. Abocath sesuai dengan kebutuhan 9. Kapas Alcohol 3. Tourniquet 10.Standar Infus 4. Cairan Antiseptik (Bethadine) 11.Plester 5. Kapas alcohol 12. Kaca steril 6. Sarung tangan steril. 7. Cairan yang dibutuhkan (NaCl 0,9%, Dextrose 5% dan 10%, Ringer Lactat RL dll. Prosedur 1. Baca instruksi dokter dan minta formulir persetujuan tindakan medis ( untuk perawat ) di ruang tindakan dan pelayanan 24 jam. 2. Jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan dilakukan. 3. Isi form persetujuan tindakan medik dan pasien diminta untuk menandatanganinya untuk RB. 4. Siapkan alat dan bahan 5. Cuci tangan lalu pakai sarung tangan 6. Tentukan daerah vena yang akan digunakan. 7. Bersihkan area dari bulu-bulu jika ada. 8. Pasang tourniquet, disinfeksi daerah penusukan 9. Tusukan jarum Abbocath dengan posisi 45O lubang jarum menghadap ke atas dan setelah tampak darah pada pangkal abocath masukan kanule perlahan lahan dan secara bersamaan jarum dikeluarkan dengan cara mendorongnya sambil tangan yang lain menahan kanule tepat ditempatnya. 10. Lepas torniquet. 11. Hubungkan kanule infuse dengan set infuse dan fiksasi kanule abocath dengan membalut kain kasa steril. 12. Sesuaikan kecepatan aliran pemberian cairan (tetesan cairan) sesuai indikasi atau sesuai instruksi dokter. 13. Buang jarum abocath kedalam Safety Box atau kotak atau plabotl. 14. Rapihkan alat-alat. 15. Lepas sarung tangan dan buang dalam sampah infeksius. 16. Cuci tangan petugas 17. Catat pada buku status dan buku register 18. Dokumen Terkait 19. Buku atau kartu status pasien. 20. Buku register Unit Pelayanan Umum 21. Lembaran resep, formulir persetujuan tindakan medis



SUNTIKAN INTRA MUSKULAR No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SOP/I/2019



SOP



No. Revisi



: 01



Tanggal Terbit : Januari 2019 Halaman



:1



PUSKESMAS MARISA



Ismail Rahama,SKM NIP ; 198610052011011001



Pengertian



Injeksi intramuskuler adalah suntikan kedalam otot



Tujuan



Sebagai acuan tindakan suntikan kedalam otot



Kebijakan



Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter



Prosedur



PERSIAPAN : 1. Disp. Spuit 2. Kapas alcohol 3. Bengkok 4. Aquabidest steril 5. Gergaji ampul 6. Tempat sampah/bengkok 7. Obat yang dibutuhkan 8. bak instrumen PELAKSANAAN : 1. Inform concern 2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan kebutuhan 3. Cocockan nama obat dan nama pasien. 4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien. 5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik. 6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik. 7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90 derajat. 8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan. 9. Obat disemprotkan perlahan-lahan 10. Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat. 11. Kulit ditekan dengan kapas alcohol sambil melakukan masase. 12. Pasien dirapikan Perhatian : Penyuntikan harus tepat dan betul, bila salah akan dapat mengenai saraf.



Unit terkait



Rawat Jalan,UGD,Pustu/Poskesdes



TATA LAKSANA DIARE



SOP



No.Dokumen



: 800/ /SOP-UKP/EP.



No. Revisi



: 00



Tanggal Terbit : Halaman



: 01



September 2017



/2017



PUSKESMAS MARISA Pengertian



Ismail Rahama, SKM NIP ; 198610052011011001



Tujuan



Diare adalah buang air besar yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih) perhari dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7 hari. Sebagai acuan penatalaksanaan tentang diare.



Referensi



Kemenkes RI Tahun 2014 tentang Pedoman tata laksana Diare.



Langkahlangkah



Lima langkah tuntaskan Diare ; 1. Oralit Osmolaritas Rendah Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan oralit.Bila tidak tersedia berikan cairan lain seperti air tajin, kuah sayur, kuah sup, Sari buah, Air teh dan Air matang. 2. Zinc Zinc terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi BAB, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan kedepan. Dosis pemberian zinc ; < 6 bulan diberikan 10 mg (1/2 tablet) >6 bulan diberikan 20mg ( 1 tablet ) Pemberian zinc diteruskan sampai 10 hari walaupun diare sudah membaik. 3. Pemberian ASI/ Makanan Bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita dan mencegah menurunnya berat badan. 4. Pemberian antibiotik hanya atas indikasi 5. Pemberian nasihat Ibu atau keluarga yang berhubungan erat dengan pasien harus diberi nasihat tentang ; - Cara memberikan oralit dan zinc di rumah - Kapan harus membawa kembali balita ke puskesmas.



Unit terkait



UGD Poli umum MTBS



TATA LAKSANA ISPA SOP



No.Dokumen



: 800/ /SOP-UKP/EP.



No. Revisi



: 00



Tanggal Terbit :



September 2017



/2017



Halaman



: 01



PUSKESMAS MARISA Pengertian



Ismail Rahama, SKM NIP ; 198610052011011001



Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari yang dapat ditularkan melalui air liur, darah, bersin maupun udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang



Tujuan



yang sehat (Depkes RI tahun 2012). Sebagai acuan penatalaksanaan bagi pasien ispa



Referensi



- Depkes



RI



tahun



2012



tentang



Buletin



Jendela



Epidemiologi Pneumonia Balita. - Kemenkes RI Tahun 2016 tentang Pedoman tatalaksana Langkahlangkah



Pneumonia Balita. Lima langkah tatalaksana anak batuk / kesukaran bernapas : 1. Menilai anak batuk / kesukaran bernapas; Menilai berarti memperoleh informasi tentang penyakit anak melalui : a. Wawancara (mengajukan pertanyaan kepada orang tua); b. Pemeriksaan



fisik



(melihat



dan



mendengarkan



pernapasan); 2. Membuat klasifikasi dan menentukan tindakan sesuai untuk dua kelompok umur balita : a. Kelompok umur yang < 2 bulan b. Kelompok umur 2 bulan – 59 bulan 3. Menentukan pengobatan dan rujukan 4. Memberikan konseling bagi orang tua 5. Memberikan pelayanan tindak lanjut Unit terkait



UGD Poli umum MTBS



PENANGANAN GASTROENTRITIS No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SPO/I/2016



SOP



No. Revisi



:0



Tanggal Terbit : Halaman



: 1-2



Januari 2016



PUSKESMAS MARISA



GAMAR, SKM NIP ; 198007062006042016



Pengertian Mengetahui gejala , tanda tingkat dehidrasi dan prinsip tindakan atau (rehidran) Tujuan Kebijakan Sasaran Prosedur



Unit terkait



Sebagai acuan tatalaksana penderita GE agar petugas menyatakan tanda , gejala ,tingkat dehidrasi dan mampu menghitung kebutuhan cairan. Sikap petugas harus mampu menyatakan tanda gejala dan tingkat dehidrasi serta mampu mengukur kebutuhan cairan bagi penderita. Petugas medis yang melakukan penanganan gastroenteritis di Puskesmas 1. Gejala yang menonjol dari GE adalah muntah dan berak serta berulang, sehingga berakibat kehilangan cairan / dehidrasi. 2. Dehidrasi secara klinik dibedakan 3 langkah : a. Dehidarasi ringan Kehilangan cairan 2 – 5 % BB b. Dehidrasi sedang Kehilangan cairan 5 -8 % BB Gambaran klinik : Turgon jelip suara serak, nadi cepat, nafas cepat, pre shok c. Dehidrasi Beratat Kehilangan cairan : 8 – 10 % BB Gambaran klinik : syok, apatis, syonotik, kejang, sampai koma 3. Prinsip tindakan adalah Rehidrasi sesuai dengan tingkatan dehidrasi: a. Dehidrasi ringan dilakukan rehidrasi peroral. b. Dehidrasi sedang dan berat dilakukan rehidrasi parenteral dengan Infus cairan. 4. Penderita di MRS kan Dalam 3 jam pertama diharapkan penderita berubah status tingkat dehidrasi menjadi dehidrasi ringan. Rawat Inap, Klinik, Pustu/Poskesdes



PELEPASAN KATETER No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SPO/I/2016



No. Revisi



SOP



:0



Tanggal Terbit : Halaman



Januari 2016



: 1-2



PUSKESMAS MARISA



GAMAR, SKM NIP ; 198007062006042016



Pengertian Kegiatan yang dilaksanakan untuk melepas kateter pada pasien Tujuan Untuk mengetahui kemampuan melepaskan kateter pada pasien yang telah dipasang kateter dan telah dianggap sembuh atau dalam batas waktu tertentu Kebijakan



Perawat yang terampil, alat kesehatan yang lengkap



Sasaran



Petugas medis dalam melakukan pelepasan kateter



Prosedur



Alat : 1. Disposable spuit 2. Bengkok 3. Pengalas 4. Sketsel 5. Sarung tangan Persiapan pasien : 1. Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien 2. Pasang sampiran



Unit terkait



Prosedur : 1. Beritahu penderita dan atur posisi dorsal recumbent 2. Memakai sarung tangan 3. Tarik isi balon kateter dengan spuit 4. Tarik kateter perlahan – lahan sambil penderita dianjurkan nafas panjang 5. Untuk penderita lali – laki atur penis sesuai anatomi uretranya sebelum ditarik kateternya 6. Bersihkan meatus uretra dengan kapas savlon 7. Tampung kateter pada bengkok 8. Rapikan penderita dan alat – alat dibereskan 9. Lepas sarung tangan 10. Cuci tangan UGD, Ruang perawatan



MENGHITUNG TANDA-TANDA VITAL PERNAPASAN



No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SPO/I/2016



SOP



No. Revisi



:0



Tanggal Terbit : Halaman



Januari 2016



: 1-2



PUSKESMAS MARISA



GAMAR, SKM NIP ; 198007062006042016



Pengertian Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menghitung jumlah pernfasan dalam satu menit Tujuan Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam menghitung jumlah pernafasan dalam satu menit guna mengetahui keadaan umum pasien dan kelainan pada fungsi pernafasan Kebijakan



Dokter/Petugas yang terampil



Sasaran



Petugas medis yang melakukan pelayanan menghhitung tanda-tanda vital pernapasan



Prosedur



Persiapan : 1. Arloji tangan dengan menggunakan penunjuk detik 2. Buku catatan dan alat tulis 3. Pasien diberi penjelasan tentang apa yang dilakukan Pelaksanaan : 1. Perawat cuci tangan dan memakai hand scoon 2. Menghitung pernafasan selama 1 menit 3. Mencatat hasil penghitungan pada buku pencatatan tanda-tanda vital 4. Bila ada kelainan segera laporkan kepada penanggung jawab ruangan 5. Perawat membuka hand scoon dan cuci tangan



Unit terkait



UGD, Ruang perawatan



MENGHITUNG TANDA-TANDA VITAL SUHU No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SPO/I/2016



SOP



No. Revisi



Tanggal Terbit : Halaman



PUSKESMAS MARISA



:0 Januari 2016



: 1-2



GAMAR, SKM NIP ; 198007062006042016



Pengertian Suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam mengukur suhu badan pasien dengan termometer yang diletakkan pada ketiak, mulut dan anus Tujuan Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam mengetahui suhu tubuh pasien untuk menentukan tindakan perawatan Kebijakan Dokter/Petugas yang terampil Sasaran Petugas medis yang melakukan pelayanan tanda-tanda vital suhu Prosedur



Persiapan : 1. Thermometer 2. 3 buah botol berisi, air sabun, disinfektan dan air Pelaksanaan : 1. Pelaksanaan pemeriksaan suhu pada ketiak : a. Perawat cuci tangan dan memakai hand scoon b. Alat-alat di dekatkan dengan pasien c. Identifikasi pasien d. Jelaskan prosedur tindakan yang dilakukan e. Periksa termometer apakah air raksa tepat pada angka dibawah 35 derajat celcius f. Atur posisi pasien sesuai dengan kondisi pasien g. Buka lengan baju pasien (bila perlu) dan ketiak harus dikeringkan terlebih dahulu h. Jepitkan termometer pada ketiak pasien dengan reservoir tepat ditengah ketiak dan lengan pasien dilipatkan ke dada (awasi dan dampingi khususnya pada penderita tidak sadar dan anak-anak) i. Setelah 5-10 menit termometer di angkat dan dibaca kemudian dicatat j. Bersihkan termometer dengan cara : k. Celupkan termometer pada air sabun l. Celupkan termometer pada air saflon m. Di lap dengan kertas tisu n. Masukkan pada botol berisi air bersih dan keringkan o. Air raksa diturunkan kembali dan termometer diletakkan pada tempatnya p. Pasien dikembalikan pada posisi semula q. Alat dibereskan lepas sarung tangan dan cuci tangan 2. Mengukur Suhu Pada Mulut a. Cuci tangan dan memakai hand scoon b. Alat-alat didekatkan pada pasien c. Identifikasi pasien d. Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan e. Periksa termometer pada suhu dibawah 35 derajat celcius f. Atur posisi pasien g. Instruksikan pasien untuk membuka mulut h. Minta pasien untuk mengangkat lidah i. Letakkan dengan hati-hati termometer dibawah lidah dibagian tengah



j. Instruksikan pasien untuk menutup mulut dan menjepit termometer dengan bibirnya dan tidak berbicara selama termometer berada dimulutnya k. Setelah 3-5 menit ambil termometer dan baca dengan teliti kemudian catat. l. Bersihkan termometer dengan cara: - Celupkan termometer pada botol berisi air sabun - Lap denga potongan tisu - Celupkan termometer pada botol berisi air disinfektan - Celupkan botol berisi air bersih dan keringkan m. Air raksa diturunkan kembali n. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan o. Pasien dikembalikan keposisi semula p. Lepas hand scoon dan cuci tangan



Unit terkait



3. Mengukur Suhu Pada Rektal : a. Cuci tangan dan memakai hand scoon b. Alat-alat didekatkan pada pasien c. Identifikasi pasien d. Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan e. Periksa termometer pada suhu dibawah 35 derajat celcius f. Atur posisi pasien dengan tidur miring pada orang dewasa dan telentang pada bayi g. Celana dalam atau popok diturunkan sampai kebawah bokongdan tutupi bagian tubuh dengan menggunakan selimut h. Dorong pantat bagian atas sehinggga anus terlihat i. Bersihkan anus terlihat j. Bersihkan anus dengan potongan tisu k. Masukan termometer kedalam anus secara perlahan dan anjurkan pasien untuk bernafas panjang dan masukkan sepanjang 3 inci untuk dewasa dan ½ inci untuk bayi sambil mengangkat kaki bayi ke atas dengan ujung termometer dipegang l. Setelah 3-5 menit termometer diambil perlahan kemudian di lap dengan tisu dan dibaca kemudian dicatat m. Rapikan pasien seperti semula n. Bersihkan termometer dengan cara: o. Celupkan termometer pada botol yang berisi air sabun p. Lap dengan tisu q. Celupkan pada botol berisi cairan disinfektan atau saflon r. Bersihkan dengan air bersih dan keringkan dengan menggunak keryas tisu s. Bereskan alat-alat t. Lepas hand scon dan cuci tangan UGD, Ruang perawatan



MENGHITUNG TANDA-TANDA VITAL TEKANAN DARAH No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SPO/I/2016



SOP



No. Revisi



:0



Tanggal Terbit : Halaman



Januari 2016



: 1-2



PUSKESMAS MARISA



GAMAR, SKM NIP ; 198007062006042016



Pengertian Suatu kegiatan tang dilaksanakan untuk melakukan pengukuran tekanan darah arteri. Tujuan Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam mengukur tekanan darah pasien. Kebijakan Dokter/Petugas yang terampil Sasaran Petugas medis yang melakukan pelayanan tanda-tanda vital tekanan darah Prosedur



Persiapan : 1. Stetoskop 2. Tensimeter 3. Buku/catatan Pelaksanaan : 1. Alat – alat didekatkan 2. Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan dan posisinya diatur sesuai kebutuhan. 3. Mengatur posisi pasien. 4. Membuka lengan baju atau digulung. 5. Letakkan tensimeter sejajar. 6. Memasang manset tensimeter pada lengan atas 2 – 3 cm diatas vena cubiti dengan pipa karetnya pada bagian luar lengan. Manset dipasang tidak terlalu kencang atau terlalu longgar. 7. Meraba denyut arteri bracialislalu stetoskope ditempatkan pada daerah tersebut. 8. Menutup skrup balon karet, pengunci raksa dibuka. Selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa di dalam gelas pipa naik. 9. Membuka skrup balon perlahan – lahan. Sambil memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan terakhir. 10. Pasien dirapikan. 11. Alat – alat dirapikan dan disimpan ditempatnya. 12. Petugas cuci tangan dan hasil dicatat



Unit terkait



UGD, Ruang perawatan



MENGHITUNG TANDA-TANDA VITAL NADI No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SPO/I/2016



SOP



No. Revisi



:0



Tanggal Terbit : Halaman



Januari 2016



: 1-2



PUSKESMAS MARISA



GAMAR, SKM NIP ; 198007062006042016



Pengertian Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menghitung denyut nadi dengan meraba : a. Arteri radialis pada pergelangan tangan b. Arteri brachialis pada siku bagian dalam c. Arteri carotis pada leher d. Arteri temporalis pada pelipis e. Arteri femolaris pada lipat paha f. Arteri dorsalis pedis pada kaki g. Arteri frontalis pada ubun – ubun bayi Tujuan



Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam menghitung jumlah denyut nadi dalam satu menit.



Kebijakan



Dokter/petugas yang terampil



Sasaran



Petugas medis yang menghitung tanda-tanda vital nadi



Prosedur



Persiapan : arloji, puls teller, buku catatan Pelaksanaan : 1. Cuci tangan 2. Alat – alat didekatkan pada pasien 3. Identifikasi pasien 4. Jelaskan prodesur yang akan dilaksanakn 5. Atur posisi pasien dengan terlentang atau duduk 6. Anjurkan pasien untuk rileks 7. Tempelkan 3 jari pada daerah arteri 8. Hitung denyut nadi selama 1 menit sambil merasakan kedalaman dan keteraturan 9. Catat hasilnya 10. Rapikan alat – alat 11. Posisi pasien dikembalikan ke posisi semula 12. Cuci tangan 13. Hasilnya dicatat



Unit terkait



UGD, Ruang perawatan



IRIGASI TELINGA No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SPO/I/2016



SOP



No. Revisi



:0



Tanggal Terbit : Halaman



Januari 2016



: 1-2



PUSKESMAS MARISA



GAMAR, SKM NIP ; 198007062006042016



Pengertian Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk membersihkan telinga dengan air hangat untuk mengeluarkan serumen atau corpus alenium Tujuan Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam membersihkan liang telinga dari kotoran Kebijakan Dokter/tenaga medis yang terampil Sasaran Petugas medis yang melakukan irigasi telinga Prosedur



Persiapan : 1. Spuit besar 2. Kom berisi air hangat 3. Pinset telinga 4. Bengkok 5. Kapas dalam tempatnya 6. Handuk 7. Perlak dan pengalas 8. Handuk Pelaksanaan : a. Perawat cuci tangan b. Pasien duduk dengan posisi kepala di miringkan sesuai dengan kebutuhan c. Alat-alat didekatkan kepada pasien d. Kain pengalas dan bengkok diletakkan diatas bahu, dibawah telinga yang akan di bersihkan e. Spuit di isi dengan air hangat f. Dengan menggunakan tangan kiri perawat daun telinga di tarik ke atas dan sedikit ke belakang. Bengkok di taruh di bawah telinga g. Ujung spuit di taruh di ujung liang telinga dan lakukan penyemprotan dengan hati-hati ke bagian sisi atas bagian telinga h. Penyemprotan dilakukan beberapa kali sampai bersih i. Setelah bersih lubang telinga dibersihkan dengan menggunakan kapas yang di pegang dengan menggunakan pinset telinga dan daerah sekitar telinga di keringkan dengan handuk j. Pasien dirapikan perawat cuci tangan k. Dokumentasikan tindakan



Unit terkait



UGD, Ruang perawatan



PENANGANAN PENDARAHAN No.Dokumen : 800/PKM-MRS/SPO/I/2016



SOP



No. Revisi



Tanggal Terbit : Halaman



PUSKESMAS MARISA



Pengertian Tujuan



Kebijakan Sasaran



:0 Januari 2016



: 1-2



GAMAR, SKM NIP ; 198007062006042016



Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk melakukan pencegahan timbulnya perdarahan lebih lanjut Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam : 1. Untuk mengontrol perdarahan 2. Untuk mempertahankan volume darah & sirkulasi yang adequat untuk oksigenasi 3. Untuk mencegah timbulnya syok Dokter/Petugas yang terampil Petugas medis yang melakukan penanganan perdarahan pada pasien



Prosedur



Unit terkait



Persiapan : 1. Kasa steril (ukuran dan jumlah sesuai dengan kebutuhan) 2. Kasa gulung / perban 3. Handschoen steril (1 pasang) 4. Duk steril / under pad steril (1 lembar) 5. Arteri klem steril dalam tempatnya 6. Gunting verband, plester 7. Hecting set (bila perlu) 8. Spalk / bidai sesuai ukuran (bila perlu), skort plastik 9. Neirbeken / bengkok 1 buah Pelaksanaan : a. Alat – alat didekatkan pada pasien b. Beritahu pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan c. Pakai skort plastic d. Cuci tangan dan pakai hand schoen e. Buka pakaian pasien bila menutupi daerah yang mengalami perdarahan dengan gunting dan pasang duk / underpad steril dibawahnya f. Kaji luka dan identifikasi asal luka,apakah dari vena atau arteri 1). Arteri : lihat apakah keluarnya perdarhan memancr, adanya pulsasi atau denyutan dan warna darah merah segar Ambil kasa steril, langsung, tekan pada daerah perdarahan dan lakukan pembebatan Segera lapor ke dokter bila perdarahan sangat banyak Siapkan arteri klem han hecting set untuk tindakan dokter bila diperlukan 2). Vena : darah keluar secara merembes dan warna merah tua Ambil kasa steril sesuai kebutuhan, lakukan penekanan kemudian balut dengan perban g. bila perdarahan terdapat pada daerah patah tulang / fraktur Ambil kasa steril sesuai dengan kebutuhan, langsung tekan pada lokasi perdarahan, kemudian bebat dengan perban Setelah itu pasang spalk / bidai anatara dua sendi ekstremitas yang fraktur h. Cek nadi pada bagian distal dari cedera, kehangatan, sensoris, capilarry refill test, motorik bila perdarahan terjadi pada ektremitas i. Cek apakah pedarahan sudah berhenti, jika perdarahan masih terus berlangsung, kasa dekat luka yang telah penuh dengan darah jangan diambil tetapi berikan tambahan kasa steril dan pertahankan tekanan serta tinggikan ekstremitas yang cedera j. Lepas handschoen dan skort plastik . k. Rapikan pasien dan rapikan alat – alat, cuci tangan UGD, Ruang perawatan