Transposisi Arteri Besar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TRANSPOSISI ARTERI BESAR Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB I (Askep Sistem cardiovaskuler ) Dosen Pengampu : Ns. Rany Agustin W, M.Kep



Oleh : Arya Dio Primandika



(19037140007)



Umar Husaen kadafi



(19037140061)



PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN UNIVERSITAS BONDOWOSO TAHUN AJARAN 2020-2021



KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-nya semata,sehinnga tugas mata kuliah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB I ( Askep Sistem cardiovaskuler ) dalam keperawatan dengan baik dan menjadi salah satu mata kuliah wajib di Program studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso. Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes sebagai ketua program studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso 2. Ibu Ns. Rany Agustin W, M.Kep sebagai dosen pengampu mata kuliah KMB I (Askep Sistem cardiovaskuler) 3. Semua pihak yang telah membantu pekerjaan makalah ini Semoga sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah ini. Bondowoso, 5 Januari 2021 Penulis



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah abnormalitas struktur makroskopis jantung atau pembuluh darah besar intratoraks yang mempunyai fungsi atau potensial yang berarti. Kelainan ini merupakan kelainan konginetal yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir. Prevalensi penyakit jantung bawaan yang diterima secara internasional adalah 0.8% walaupun terdapat banyak variasi data yang terkumpul, secara umum, prevalensi penyakit jantung bawaan masih diperdebatkan. (moons, et al.2008) Di amerika serikat, tingkat insiden PJB tercatat paling sedikit 8 kasus dari setiap 1000 kelahiran hidup atau sekitar 40.000 bayi per tahun walaupun kebanyakan gejala tidak menunjukkan gejala (asimptomatik) dan tidak terdiagnosis. Hanya 2 dari 1000 kasus yang secara umum menunjukkan gejala penyakit jantung dan dapat diterapi (sayasathid, et al. 2009). Tingkat insiden meningkat pada kasus kelahiran mati (3-4%), kasus aborsi (10-25%), dan bayi prematur (2%, tidak termasuk duktus arteriosus persisten). (sani, et al.2007). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar? 2. Apa Etiologi Transposisi Pembuluh Darah Besar? 3. Apa Manifestasi Klinis Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar? 4. Bagaimana Patofisiologi Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar? 5. Bagaimana Diagnostik Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar? 6. Bagaimana Prognostik Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar? 7. Bagaimana Penatalaksaan Medis Pada Transposisi Pembuluh Darah Besar?



1.3 Tujuan 1. Dapat Mengetahui Pengertian Transposisi Pembuluh Darah Besar. 2. Dapat Mengetahui Etiologi Transposisi Pembuluh Darah Besar. 3. Dapat Mengetahui Manifestasi Klinis Transposisi Pembuluh Darah Besar. 4. Dapat Mengetahui Patofisiologi Transposisi Pembuluh Darah Besar. 5. Dapat Mengetahui Diagnostik Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar. 6. Dapat Mengetahui Prognostik Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar. 7. Dapat Mengetahui Penatalaksanaan Medis Pada Transposisi Pembuluh Darah Besar.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Transposisi Pembuluh Darah Besar Transposisi arteri besar adalah kelainan letak dari aorta dan arteri pulmonalis. Dalam keadaan normal, aorta berhubungan dengan ventrikel kiri jantung dan arteri pulmonalis berhubungan dengan ventrikel kanan jantung. Pada transposisi arteri besar yang terjadi adalah kebalikannya. Aorta terletak di ventrikel kanan jantung dan arteri pulmonalis terletak di ventrikel kiri jantung. Darah dari seluruh tubuh yang kekurangan oksigen akan mengalir ke dalam aorta dan kembali dialirkan ke seluruh tubuh. Sedangkan darah yang berasal dari paru-paru dan kaya akan oksigen akan kembali dialirkan ke dalam paru-paru. 2.2 Etiologi Transposisi Pembuluh Darah Besar Penyebab dari kebanyakan kelainan jantung bawaan tidak diketahui. Faktor-faktor prenatal (sebelum bayi lahir) yang berhubungan dengantransposisi arteri besar adalah : 1. Rubella (campak jerman) atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil 2. Nutrisi yang buruk selama kehamilan 3. Ibu yang alkoholik 4. Usia ibu lebih dari 40 tahun 5. Ibu menderita diabetes 6. Bayi memiliki syndrom down 7. Ibu yang terpapar rodentisida dan herbisida 8. Ibu yang mengkonsumsi obat anti epylepsi Dalam beberapa dekade ini telah ditemukan beberapa mekanisme genetik yang mendasari terjadinya TGA. Namun , mutasi gen-gen ini hanya menjelaskan sebagian kecil dari kasus klinis yang ada. Mutasi gen terjadi pada: 1. Gen faktor pertumbuhan-1 ddiferensiasi 2. Gen reseptor protein hormone tiroid 3. Gen penyandi protein samar



2.3 Manifestasi Klinis Dari Pembuluh Darah Besar Mulainya sianosis tidak ketara dan sering kali tertunda, dan intensitasnya bervariasi. a. Dapat dikenali dalam usia bulan pertama, tetapi beberapa bayi dapat tetap tidak terdiagnosis selama beberapa bulan b. Bising holosistolik c. Tidak dapat dibedakan dari bising yang dihasilkan oleh VSD pada penderita dengan arteri-arteri besar terkait secara pulmonal d. Jantung biasanya membesar e. Pinggang medistinal sempit Gejala yang umum TGA meliputi: 1. Kebiruan pada kulit 2. Takipneu 3. Takikardi 4. Diaphoresis 5. Berat badan rendah 6. Suara tambahan gallop 7. Hepatomegali, yang akhirnya akan terdeteksi 2.4 Patofisiologi Dari Pembuluh Darah Besar Pada transposisi of great artery (TGA), sirkulasi sistemik dan pulmonal berjalan secara paralel. Pada sirkulasi pulmonal, darah yang kaya oksigen mengalir di aliran tertutup yang melibatkan paru-paru dan berakhir di ruang jantung kiri. Begitu pula sebaliknya aliran darah sistemik dimulai dan berakhir di ruang jantung kanan. Dalam hal ini, seseorang hanya dapat hidup apabila ada percampuran antara dua sirkulasi baik antara septumatau melalui ductus arteriosus.



2.5 Diagnostik Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan dengan stetoskop akan terdengar murmur (bunyi jantung abnormal). Pemeriksaan yang bisa dilakukan :



a. Rontgen dada Pada rontgen dada mediastinum siperior meyempit memberikan gambaran siluet jantung karakteristik berbentuk telur. Terdapat cardiomegali dengan tanda corakan vaskuler yang meningkat dapat ditemukan jika ada ventrikuler septal defect. b. Kateterisasi jantung c. EKG(elektrokardiogram) d. Echocardiografi Terlihat adanya Right Axis Deviasi (RAD) akibat adanya Right Ventikel Hypertrophy (RVH). 2.6 Prognostik Dari Transposisi Pembuluh Darah Besar Bayi dengan TGA akan membutuhkan seumur hidup tindak lanjut dengan kardiolog. Sampai pertengahan abad kedua puluh, pengobatan transposisi dibatasi untuk tindakan paliatif dan riwayat alami penyakit dengan prognosis yang buruk adalah realitas yang tak terbantahkan . pada saaat itu, harapan hidup rata-rata untuk bayi yang baru lahir dengan transposisi adalah 0,65 tahun dan tingkat kematian pada satu tahun adalah 89,3 %. Dengan munculnya teknik bedah yang lebih baru dan lebih baik serta sebagai perawatan intensif pasca operasi, skenario telah berubah. Telah dilaporkan bahwa kelangsungan hidup hampir mencapai 90% pada usia 15 tahun. Potensialitas dari modalitas bedah saat korektif juga digaris bawahi oleh tingkat 10 tahun reintervention rendah (6%) dan kelangsungan hidup bebas yang sesuai dari 88%. Namun studi terbaru telah menunjukkan sebuah kinerja berkurang, kompromi dalam fungsi kognitif, dan kualitas kesehatan yang berhubungan dengan kehidupan yang tak menguntungkan. Meski begitu, dengan perawat yang tepat, kebanyakan bayi dengan TGA tumbuh untuk memimpi sehat, hidup produktif. Perbaikan lebih lanjut karena itu diperlukan dan dapat dicapai di masa depan dengan memperkuat diagnosisi prenatal dan dengan menetapkan strategi untuk meminimalkan komplikasi bedah.



2.7 Penatalaksanaa Medis Pada Transposisi Pembuluh Darah Besar Pembedahan paliatif dilakukan agar terjadi percampuran darah. Pada suatu prosedur, suatu kateter balon (ballon septostomi) dimasukkan ketika kateterisasi jantung, untuk memperbesar kelainan septum intra atrial. Pada cara Blalock-Hanlen dibuat suatu kelainan septum atrium. Pada edwards vena pulmonale kanan direposisi sehingga darah yang teroksigenasi mengalir ke atrium kanan. Cara mustard digunakan untuk koreksi yang permanen. Septum atrium dihilangkan dan dibuat sambungan sehingga darah yang teroksigenasi dari vena pulmonal kembali ke ventrikel kanan untuk sirkulasi tubuh dan darah yang tidak teroksigenasi kembali dari vena cava ke arteri pulmonal untuk keperluan sirkulasi paru-paru. Kematian akibat kelainan ini telah berkurang secara nyata dengan adanya koreksi dan paliatif.



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian 1) Identitas Pasien: nama, umur, jenis kelamin, berat dan panjang badan lahir, berat dan tinggi badan sekarang. 2) Riwayat Kesehatan: a.



Riwayat penyakit sekarang, dan faktor pencetus.



b.



Riwayat kehamilan ibu.



c.



Riwayat penyakit dulu: Data fokus, kaji: 1. Riwayat batuk panas sering (infeksi saluran nafas), cepat lelah/ sering berhenti saat menghisap ASI/ susu/ makan (FD), banyak keringat, BB sulit naik, dan perkembangan motorik terlamba (FTT). 2. Bila pasien biru (sianosis): kaji riwayat bertambahnya sianosis saat beraktifitas; saat menghisap ASI/ susu/ menangis/ mandi pagi atau BAB, dengan suara nafas yang memburu. Kemudian lemas/ pingsan/ kejang, serta riwayat squatting. 3. Bila edema: kaji daerah edema, skala edema, intake cairan dan output 24 jam.



3) Pemeriksaan Fisik a.



Kepala: ukuran diameter kepala bayi/ anak, bentuk kepala bayi/ anak.



b.



Wajah: 1. Mata: konjungtiva, sklera, palpebra, pupil. 2. Hidung: terdapat masa/ tidak, sekret, kembang kempis cuping, epistaksis (mimisan). 3. Telinga: serumen, simetris. 4. Mulut: bibir ( sianosis, kering), tonsil, gusi, gigi (pada anak ukup usia), somatitis.



c.



Leher: JVP.



d.



Dada:



1. Inspeksi: kemerahan, kebiruan, bentuk dada, simetris, retraksi dada. 2. Palpasi: nyeri tekan (diindikasi dengan menangis pada bayi),ekspansi dada. 3. Perkusi: kaji suara perkusi dari setiap ICS 4. Auskultasi: kaji suara jantung dan paru. e.



Abdomen: asites, bising usus, lingkar perut, pemeriksaan kuadran 1 (hepar, limpa, ginjal), kuadran 2 (lambung, ginjal), kuadran 3 (kolon), kuadran 4 (kolon, appendiks).



f.



Ekstremitas: kehangatan (suhu), kelembaban, edema, kekuatan pulsasi, pengisian kapiler, warna kuku.



3.1 Diagnosa Keperawatan 1.



Penurunan curah jantung b.b akan di kembangkan



2.



Intoleran Aktivitas b.b ketidak seimbangan anatara suplai dan kebutuhan oksigen



3.



Resiko keterlambatan perkembangan



Diagnosa Keperawatan



Tujuan dan kreteria hasil



Penurunan



Setelah di lakukan tindakan



curah jantung



keperawatan selama 1x24 jam masalah keperawatan Penurunan



curah jantung dapat teratasi dengan kreteria hasil :



NIC 1. Catat tanda dan gejala penurunan curah jantung 2. Monitor tanda gejala penurunan curah jantung 3. Berikan oksigen, sesuai kebutuhan



1. Memantau denyut dan irama jantung (5) 2. Memantau nafas yang pendek (5) 3. Memantau beratnya gejala (5) Intoleran 1. Catat gaya dan fluktuasi yang luas



Aktivitas Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam



pada tekanan darah 2. Monitor tekanan darah, denyut



masalah keperawatan Penurunan



nadi, dan pernafasan sebelum,



curah jantung dapat teratasi



selama, dan setelah beraktivitas



dengan kreteria hasil :



dengan tepat



1. Saturasi oksigen ketika beraktivitas (5) 2. Frekuensi nadi ketika beraktivitas(5) 3. Frekuensi pernapasan ketika beraktivitas (5)



3. Identifikasi kemungkinan penyebab perubahan tanda tanda vital



BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Transposisi arteri besar adalah kelainan letak aorta dan arteri pulmonalis. Dalam keadaan normal aorta berhubungan dengan ventrikel kiri jantung danarteri pulmonalis berhubungan dengan ventrikel kanan jantung. Pada transposisi arteri besar yang terjadi adalah kebalikannya. Penyebab dari kebanyakan kelainan jantung bawaan tidak diketahui.Faktor-faktor prenatal (sebelum bayi lahir) yang berhubungan dengantrasposisi arteri besar adalah 1. Rubella (campak jerman) atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil 2. Nutrisi yang buruk selama kehamilan 3. Ibu yang alkoholik 4. Usia ibu lebih dari 40 tahu 5. Ibu menderita diabetes 3.2 Saran 1. Sebagai calon perawat hendaknya kita mengerti dan memahami tentang transposisi pembuluh darah besar. 2. Dengan memahami tentang transposisi pembuluh darah besar diharapkan kita dapat melaksanakan asuhan keperawatan tentang penyakit tersebut dengan benar



Daftar Pustaka https://www.scribd.com/doc/266303566/Makalah-TGAghjkl