Trauma Vaskular [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



Laporan Kasus TRAUMA VASKULAR



Disusun Oleh: Luthfi Mahfuzh



130100158



William Jonathan



140100131



Asdar Raya



140100010



Clare Anthony



140100261



Kiko Sihombing



120100046



Pembimbing: dr.Maulidya Ayudika D, Sp. BTKV



PROGRAM KEPANITERAAN KLINIK SENIOR DEPARTEMEN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019



2



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan kasus kami yang berjudul “Trauma Vaskular”. Penulisan laporan kasus ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, “dr. Maulidya Ayudika D, Sp. BTKV” yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan kasus ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk laporan kasus ini. Akhir kata, semoga laporan kasus ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan di Indonesia.



Medan, 15 Oktober 2019



Penulis



3



DAFTAR ISI Kata Pengantar …………………………………………………………..



2



BAB I Pendahuluan …………………………………..………………… 4 BAB II Tinjauan Pustaka ……………………………………………….



5



2.1 Definisi………………………………....................................



5



2.2 Patofisiologi dan faktor resiko………………………………… 6 2.3 Klasifikasi dan tanda klinis......................................................... 7 2.4 Diagnosis..................................................................................... 10 2.5 Tatalaksana................................................................................. 12 2.6 Trauma Vaskular........................................................................ 28 BAB III Status Orang Sakit …………………………………………….



24



BAB IV Follow Up ……………………………………………………… 30 BAB V Diskusi Kasus …………………………………………………… 34 BAB VI Kesimpulan …………………………………………………….



39



DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 40



4



BAB 1 Pendahuluan



1.1 Latar Belakang Peripheral arterial disease adalah suatu gangguan pada pembuluh darah, dimana terdapat sumbatan/blokade pada arteri yang berukuran besar hingga sedang, dan biasanya menyerang tungkai kaki bagian bawah. PAD meningkatkan insidensi



terjadinya



gangren



pada



kaki



dan



mengakibatkan



gangguan



penyembuhan ulkus pada kaki pada penderita diabetes. Salah satu manifestasi klinik yang khas dari PAD adalah adanya intermittent claudication,yaitu rasa nyeri yang dirasakan pada satu atau kedua kaki pada saat berjalan, dan biasanya nyeri terasa hebat pada bagian betis. Nyeri tidak hilang dengan kegiatan, dan baru akan mereda dengan istirahat. Pada pasien PAD dengan gejala tersebut, kondisinya lambat laun akan semakin memburuk. 25% pasien akan mengalami perburukan gejala dan 5% akan mengalami amputasi dalam kurun waktu 5 tahun. Sekitar 5-10% pasien akan mengalami suatu kondisi yang dikenal dengan critical leg ischemia, yaitu suatu kondisi dimana terdapat nyeri pada kaki bagian distal, ulserasi atau gangren, sehingga meningkatkan risiko kehilangan tungkai kakinya.1 Pengobatan gangren kaki yang tidak adekuat meningkatkan prevalensi terjadinya amputasi. Amputasi dapat mengakibatkan pasien kehilangan pekerjaan dan pendapatannya, meningkatkan ketergantungan pada keluarga, depresi dan penurunan dari kualitas hidup pasien.2 Pasien dengan PAD pun memiliki risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular 2-4 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien tanpa PAD. Salah satu cara untuk mendiagnosis PAD adalah dengan mengukur perbandingan tekanan darah sistolik pada pergelangan kaki dengan tekanan darah sistolik pada lengan, atau disebut juga Ankle-Brachial Index (ABI).1 Penggunaan ABI untuk mengukur sirkulasi arterial 95% sensitif dan 99% spesifik. Pengukuran ABI bersifat kuantitatif sehingga selain untuk mendiagnosis



5



PAD, ABI dapat pula digunakan untuk menentukan derajat keparahan penyakit dan progresivitas dari penyakit ini.2 1.2



Tujuan



Tujuan dari pembuatan laporan kasus ini adalah untuk melaporkan kasus trauma vascular dan membandingkannya dengan landasan teori yang sesuai. Penyusunan laporan kasus ini sekaligus untuk memenuhi persyaratan kegiatan Program Profesi Dokter (P3D) di Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.



1.3



Manfaat



Laporan kasus ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan



penulis



maupun



pembaca



khususnya



peserta



P3D



untuk



mengintergrasikan teori yang telah ada dengan aplikasi pada kasus yang dijumpai di lapangan.



6



BAB 2 Tinjauan Pustaka



2.1 Definisi Peripheral arterial disease (PAD) merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu penyakit yang menyebabkan gangguan aliran darah pada ekstremitas



yang



biasanya disebabkan



oleh proses



aterosklerosis.1



Diperkirakan lebih dari 200 juta penduduk dunia menderita PAD.2 Penyakit ini juga mempengaruhi kualitas dan harapan hidup dengan meningkatkan kejadian kardiovaskular.1,2 Arteri yang paling sering terlibat adalah femoralis dan popliteal pada ekstremitas bawah, dan brakhiocephalica atau subclavia pada ekstremitas bawah. Stenosis arteri atau sumbatan karena aterosklerosis, thrombo-embolism dan vaskulitis dapat menjadi penyebab PAD.5 Aterosklerosis menjadi penyebab paling banyak dengan kejadiannya mencapai 4% populasi usia diatas 40 tahun, bahkan 15- 20% pada usia lebih dari 70. Kondisi aterosklerosis tersebut terjadi sebagaimana pada kasus penyakit arteri koroner begitu juga dengan faktor



resiko mayor seperti merokok, DM,



dislipidemia, dan hipertensi.3



Gambar 1. Gambaran PAD dimana terjadi stenosis atau oklusi pada pembuluh darah perifer akibat atherosklerosis.3



7



2.2 Patofisiologi dan faktor risiko PAD dapat terjadi dari berbagai penyakit yang menyebabkan stenosis atau oklusi pada arteri ekstremitas bawah. Aterosklerosis merupakan penyebab utama dari PAD merupakan penyakit sistemik pada arteri dengan ukuran sedang sampai besar dimana lipid dan material fibrin terkumpul di dalam lapisan intimal.1,4 Faktor risiko aterosklerosis meliputi ras; jenis kelamin; bertambahnya usia; merokok; diabetes mellitus; hipertensi; dislipidaemia; keadaan hiperkoagulitas dan hiperviskositas; hiperhomosisteinemia; kondisi inflamasi sistemik (C-reactive protein yang tinggi) dan insufisiensi ginjal kronis.1,4,5



Gambar 2. Evolusi perubahan dinding arteri dan pembentukan plak pada hipotesis response-to-injury: 1. disfungsi endotel; 2. hipertrofi sel otot polos vaskular; 3. migrasi dan proliferasi sel-sel otot polos vascular; 4. elaborasi matriks; 5. adhesi molekul-molekul dan migrasi monosit; 6. pengambilan low-density lipoprotein (LDL) and pembentukan sel-sel busa (foam cells); 7. pembentukan trombus; 8. angiogenesis dan neovaskularisasi.5



Hipertensi ditemukan pada 55% pasien dengan PAD, selain itu hipertensi juga meningkatkan risiko berkembangnya gejala intermintent claudication sebanyak 2,5 kali lipat pada laki-laki dan 3,9 kali lipat pada perempuan. Prevalensi PAD juga 20% sampai 30% lebih tinggi pada penderita diabetes, dan risiko berkembangnya risiko menderita PAD berkorelasi dengan tingkat keparahan dan durasi penyakit diabetes. Pasien diabetes lebih mungkin untuk



8



mempunyai gejala PAD, dengan risiko bertambah 3,5 kali lipat pada laki-laki dan 8,6 kali lipat pada perempuan.5 Sindroma metabolik diperkirakan dijumpai pada 25% populasi penderita PAD. Sebuah analisis data dari tiga National Health and Nutrition Examination Surveys (NHANES, 1999-2004), yang terdiri dari 5.376 subyek yang asimtomatik dengan usia ≥40 tahun, menunjukkan bahwa sindroma metabolik dijumpai pada 38% populasi dengan PAD. Prevalensi PAD (ABI