Tugas Matkul Pemasaran Tentang Ovo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN OVO merupakan aplikasi digital finance terpadu yang dikembangkan LippoX, sudah terintegrasi dengan beberapa perusahaan Lippo, di bawah naungan LippoX sebagai perusahaan digital payment milik grup perusahaan Lippo, sebuah smart financial apps diluncurkan. Aplikasi ini mencoba mengakoodasi berbagai kebutuhan terkait dengan cashless dan mobile payment. Aplikasi OVO saat ini tersedia untuk platform Android dan iOS. OVO menggunakan sistem poin reward, yang disebut dengan OVO Point, untuk menjaga dan meningkatkan traksi pengguna. Layanan ini terbagi ke dalam dua kategori pengguna, OVO Club (pengguna biasa) dan OVO Premiim. Pembedanya adalah pada OVO Point yang didapat untuk setiap perolehan transaksi, maksimal saldo OVO Cash dan juga beberapa fitur lainnya. Di versi premium, pengguna diberikan akses untuk fitur pengelolaan pengeluaran. Selain itu ada kemudahan transfer nominal uang yang ditawarkan dalam aplikasi. Berusaha menjadi aplikasi keuangan yang bekerja secara berkesinambungan, salah satu yang turut ditawarkan adalah sistem e-money. Model uang elektronik memang sedang naik daun dewasa ini di kalangan pengguna perangkat mobile Indonesia. Berbagai bentuk sistem e-money ditawarkan. Pada aplikasi OVO, terdapat OVO Cash yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai transaksi keuangan. OVO Cash saat ini dapat digunakan untuk melakukan pembayaran di merchant Lippo, melakukan isi ulang dan pengecekan saldo, dan melakukan transfer antar rekening OVO. Selain itu pada aplikasi OVO terdapat opsi Siloam Account. Siloam Account memungkinkan pengguna OVO menyimpan dana untuk berbagai keperluan pengobatan dan berbagai transaksi lain di cabang rumah sakit Siloam. Secara garis besar, OVO ingin menjangkau layanannya sebagai sebuah simple payment system dan smart fincial services. Untuk penggunaannya sebagai media transaksi, saat ini baru di jaringan Lippo di seluruh Indonesia. Di dalam aplikasi sendiri ada beberapa gerai populer yang telah disediakan untuk mencairkan poin reward, seperti untuk pembelian makanan atau tiket bioskop. Di bawah naungan PT Visionet Internasional, aplikasi OVO akan mencoba memberikan solusi keuangan mobile terpadu, memfokuskan pada jaringan bisnis yang dimiliki grup perusahaan Lippo. Arahnya sudah sangat jelas. Setelah



melakukan layanan jual beli online, grup Lippo kini mulai serius melakukan transformasi pada sistem pembayaran digitalnya. Dari survei yang dilakukan oleh DailySocial, terkait dengan pembayaran non-tunai, para responden mengaku optimis bahwa ke depan akan menjadi bagian dari tren tersebut. Sebagai indikasi sederhana, bahwa penggarapan sistem mobile payment sedari dini memungkinkan para perusahaan untuk tetap terdepan dalam menyuguhkan kemudahan bagi para penggunanya. Pembayaran non-tunai sebelumnya menjadi pilihan dengan sistem kartu yang diterapkan baik oleh perbankan ataupun penjual (seperti kartu member kedai yang dapat di-top-up). Namun penetrasinya sangat sedikit, terbukti salah satunya dalam melakukan pembayaran misalnya, pemanfaatan kartu kredit masih minim. Mobile payment menghadirkan cara baru. Ketergantungan masyarakat dengan ponsel dan fiturnya menjadi kesempatan luar biasa menggarap segmen ini di Indonesia. Kolaborasi menjadi strategi yang tak bisa ditampik bagi para pemain di era kompetitif seperti sekarang. Perusahaan besar pun tak akan beroperasi di jalan mulus jika hanya bekerja sendirian. Hal ini juga yang disadari oleh dua brand di Indonesia, yakni OVO dan Grab. OVO, platform pembayaran dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia mengumumkan kemitraan strategis dengan beberapa perusahaan penting di Indonesia. Perusahaan yang digandeng, antara lain Bank Mandiri, Alfamart, Grab, dan Moka. Kemitraan baru ini, bersama dengan kemitraan yang telah dijalin dengan jaringan Lippo, menjadikan OVO sebagai platform pembayaran dengan penerimaan terluas di Indonesia. Dalam periode kurang dari satu tahun setelah resmi diluncurkan, dompet digital OVO tersedia di lebih dari 60 juta ponsel, dan sebentar lagi tersedia di lebih dari 350,000 gerai di 212 kota, mengungguli perusahaan dompet digital lain di Indonesia. OVO merupakan satu-satunya dompet digital yang diterima secara nasional di gerai fisik dan online, dengan penerimaan di lebih dari 90% pusat perbelanjaan di Indonesia, termasuk di antaranya hypermarket, department store, coffee shop, bioskop, penyedia parkir, dan jaringan rumah sakit terkemuka di Indonesia. Melalui kolaborasi ini, pengguna dapat melakukan top-up OVO wallet melalui ATM Mandiri, jaringan Alfamart, dan pengemudi Grab di seluruh Indonesia. OVO juga mengumumkan bahwa dalam beberapa bulan ke depan mereka akan secepatnya memperluas jangkauan teknologi QR code pada OVO wallet untuk UMKM di seluruh Indonesia. Pengguna juga dapat mengakses teknologi QR OVO melalui aplikasi OVO maupun Grab.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 OVO Indonesia OVO disebut sebagai dompet digital dengan nilai transaksi terbesar di Indonesia. Merujuk data Bank Indonesia (BI), pangsa pasar OVO mencapai 37% dari total transaksi dompet digital di Indonesia. Dalam data tersebut, total transaksi dari pembayaran digital pada semester pertama 2019 mencapai Rp 56,1 triliun. Artinya, transaksi OVO yang berafiliasi dengan Grab dan Tokopedia itu mencapai Rp20,8 triliun Empat tahun beroperasi, sistem mobile payment OVO mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Menurut Johnny Widodo, Direktur Sales & Partnership OVO, perkembangan OVO tidak lepas dari industri payment di Indonesia yang makin matang, khususnya secara ekosistem dan meningkatnya literasi masyarakat menggunakan uang non tunai.



Saat ini, ada sekitar 150-an pemain payment di Indonesia. Para pemainnya sangat variatif, dari yang fokus pada online payment, supporting payment, atau offline acceptance – termasuk formatnya dalam bentuk kartu maupun aplikasi. Selain itu, OVO juga mendapatkan momentum yang baik dari pemerintah melalui gerakan nasional non tunai atau Indonesian cashless society. Termasuk juga infrastuktur dan regulasi yang makin pro pada industri ini. Kalau digabungkan antara modern market dengan UKM, OVO saat ini sudah menguasai lebih dari 70.000 titik di 220 kota di Indonesia dan memiliki belasan juta member.Salah satu upaya memperlebar use-case, OVO menggandeng transportasi online Grab untuk metode pembayaran. Intinya, sekarang aplikasi OVO memiliki multifungsi – dari urusan



finansial



seperti



reksadana,



bayar



asuransi,



transaksi,



transfer,



hingga payment. Sementara itu, perilaku pelanggan juga mulai berubah – dari membayar dengan uang tunai menjadi tunai atau grabpay dan OVO menangkap ini sebagai peluang sekaligus secara kontinu mengedukasi non tunai.Saat ini, orang makin



percaya untuk menaruh uang virtualnya di mobile payment seperti OVO. Kepercayaan inilah yang saat ini menjadi modal utama OVO mengembangkan usecase tersebut. Dengan kepercayaan yang makin besar, makin besar juga basket size di OVO. Kegunaan aplikasi OVO sekarang ini masih didominasi untuk belanja. 2.2 Strategi Pemasaran Partnersip atau kolaborasi Marketing Partership memiliki sejumlah keuntungan,selain dikenal mudah strategi ini juga memiliki peluang yang cukup besar untung memperluas pemasaran. OVO melihat modern market merupakan sebagian kecil dari pasar yang disasar. OVO kemudian memperluas ekspansinya ke pasar trandisional, pujasera, PKL, dan UKM lainnya yang pelanggannya lebih banyak. OVO mengembangkan sistem QR payment dengan aplikasi OVO untuk menggarap pasar tersebut. Saat ini, sudah ada 25.000 titik di enam kota (Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Solo, Semarang, Jogja) untuk pembayaran sistem QR ini.Dalam menggarap pasar, OVO merasa tak bisa melakukan sendiri. Ini merupakan eranya kolaborasi. OVO sudah berkolaborasi dengan Grab, Mandiri, maupun Moka. Pengumuman kemitraan dengan Bank Mandiri, bank terbesar di Indonesia menjadi momentum penting bagi OVO untuk dapat diterima secara lebih luas lagi. Sebagai bagian dari kerjasama dengan Bank Mandiri, sebanyak 300,000 merchants yang menggunakan pembayaran melalui perangkat Mandiri, juga dapat menerima pembayaran melalui aplikasi OVO. Upaya ini memungkinkan merchants baru untuk menjangkau user base OVO di lebih dari 60 juta ponsel. Kedepannya, pengguna juga dapat melakukan top-up OVO wallet melalui seluruh jaringan elektronik dan ATM Bank Mandiri. OVO mengumumkan kemitraan dengan Alfamart, jaringan minimarket terbesar di Indonesia. Kemitraan dengan Alfamart akan memungkinkan seluruh pengguna OVO untuk melakukan top-up, membayar, dan tarik tunai 24 jam sehari di 14,000 gerai Alfamart di seluruh Indonesia. Sebagai tempat yang sering dikunjungi masyarakat, Alfamart terus melakukan pengembangan menuju pembayaran digital. Kerjasama baru ini akan membantu pemilik toko untuk menjangkau basis konsumen baru yang sudah memanfaatkan teknologi pembayaran digital.



OVO juga menandatangani perjanjian kerjasama dengan Moka, sistem point-of-sale (POS) berbasis cloud terkemuka di Indonesia. Moka, perusahaan start-up muda, membantu UMKM, mulai dari food truck hingga toko pakaian, mengganti kasir tradisional dengan sistem yang berjalan di perangkat iOS dan Android. Kemitraan baru ini membuat OVO tersedia di platform Moka yang tersedia di hampir 200 kota di Indonesia dan dapat membantu lebih dari 10,000 UMKM menerima pembayaran digital untuk pertama kalinya. Terakhir, OVO mengumumkan langkah selanjutnya dari kolaborasi yang dilakukan dengan Grab, mitra dalam teknologi dan inovasi. Setelah sebelumnya OVO wallet tersedia di aplikasi Grab, OVO wallet saat ini sudah dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk layanan transportasi Grab dan pengiriman GrabFood, untuk 60 juta pengguna. Baik Grab dan OVO memiliki misi yang sama dalam mewujudkan inklusi keuangan dan digital, dan pada hari ini, mereka membawa kolaborasi ke tahap lebih jauh. Selanjutnya, pengguna OVO dapat melakukan top-up OVO wallet melalui pengemudi Grab di seluruh penjuru Indonesia. Perjanjian ini membuat pembayaran non-tunai semudah membayar menggunakan uang tunai kepada pengemudi Grab. Para mitra juga mengumumkan ambisi terbaru mereka untuk memperluas pembayaran QR code untuk UMKM dalam beberapa bulan ke depan. Peluncuran kerjasama ini akan membuat pembayaran non-tunai yang murah dan mudah tersedia bagi warung atau gerai tradisional dan restoran di seluruh Indonesia. Biaya yang rendah dari teknologi ini memastikan bahwa pemilik usaha kecil seperti warung dapat diuntungkan dari pembayaran yang aman dan mudah, serta memiliki kesempatan untuk menjangkau basis pengguna yang lebih besar. Menjaga loyalitas tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi OVO. Sebab itu,



aneka sales



promotionpun



dibuat,



dari



bentuk



poin,



diskon, cashback, smartphone atau gold giveaway, hingga undian mobil dan jalanjalan ke Paris. OVO menargetkan perusahaan ini bisa terdaftar sebagai top ten company di IDX lima tahun mendatang. Presiden direktur OVO Indonesia, Adrian menyampaikan “Inklusi keuangan tetap menjadi salah satu tantangan terbesar bagi Indonesia saat ini. Visi kami menjadikan OVO tersedia di mana saja dan bagi siapa pun. Dengan menggabungkan keunggulan OVO dan jaringan para mitra, kami sekarang berada dalam posisi untuk membuat pembayaran non-tunai menjadi lebih mudah bagi orang Indonesia dimanapun mereka berada,



2.2 Resiko Strategi partnership yang diterapkan oleh OVO sangat tepat untuk tujuan melebarkan pasar dan brand image. Resiko yang mungkin muncul dalam strategi partnership dalam hal dompet digital adalah ketika OVO hanya bertumpu pada 1 atau 2 partner besar sedangkan dalam bisnis dompet digital semua perusahaan mampu untuk membuat dompet digitalnya masing-masing, sehingga ditakutkan sewaktu-waktu dapat putus kerjasama dan tidak memiliki partner besar yang mampu mendukung perkembangan OVO secara berkelanjutan.



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan OVO sudah tepat memilih strategi marketing partnersip dengan perusahaan besar untuk pelebaran pasar sehingga tujuan yang ingin dicapai sangat strategis. Namun perlunya terus meningkatkan kualitas dan mempererat kerjasama tersebut agar terhindar dari resiko yang akan menimbulkan kerugian untuk OVO. 3.2 Saran Saran saya adalah focus untuk bekerja sama dengan start up atau perusahan besar lainnya sehingga mampu bersaing dengan dompet digital lainnya yang berlomba bekerjasama dengan banyak startup baru. Serta tidak lupa memperkuat dan meningkatan pelayanan kepada pelanggan sehingga dapat meningkatkan minat perusahaan besar untuk dapat bekerjasama dengan ovo yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap keuntungan yang akan didapatkan oleh OVO.