TUGAS TUTORIAL I Pembaharuan Dalam Pembelajaran Di SD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS TUTORIAL I Program Studi Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Jumlah sks Nama Pengembang Nama Penelaah Tahun Pengembangan Status Pengembangan Edisi KeNo. 1.



2.



: PGSD : PDGK4505 : Pembaharuan dalam Pembelajaran di SD : 3 sks : Dr. Deni Setiawan, S.Sn., M.Hum. : : 2018 : Baru/Revisi* :



Uraian Tugas Tutorial Untuk mencapai keunggulan yang dicita-citakan, banyak pendekatan yang dapat dilakukan salah satunya apa yang dipaparkan oleh Salisbury (1996) yaitu tentang Five Technologies untuk perubahan pendidikan. Teknologi ini sudah banyak diterapkan dalam dunia bisnis dan menjadikan kegiatan bisnis menjadi lebih kompetitif dan siap terhadap perubahan. Uraikan kelima teknologi tersebut!



Perubahan sosial berdampak pada sistem pendidikan yaitu, adanya perubahan paradigma dalam pendidikan. Sampai saat ini pendidikan Indonesia telah melalui tiga paradigma, yaitu: paradigma pengajaran (teaching), pembelajaran (instruction), dan proses belajar (learning). Uraikan pemaknaan ketiga paradigma tersebut! 3. Atribut inovasi adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya laju suatu inovasi untuk diadopsi oleh anggota sistem sosial. Atribut inovasi juga dapat diartikan sesuatu yang dapat mempengaruhi suatu inovasi diterima atau tidak oleh suatu anggota sistem sosial. Zaltman mengemukakan bahwa cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh atribut inovasi sendiri. Uraikan beberapa atribut inovasi menurut Zaltman, minimal 3 atribut saja! 4. Dunia pendidikan membutuhkan inovasi terutama inovasi pembelajaran, hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa ilmu pengetahuan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Sebuah inovasi harus dapat dilaksanakan agar terjadi perubahan. Dalam penerapannya, sebuah inovasi menghadapi berbagai hambatan dan sulit diterima oleh masyarakat. Uraikan beberapa faktor penghambat inovasi pendidikan menurut Ibrahim! 5. Globalisasi dan desentralisasi dalam bidang pendidikan, merupakan isu yang menarik untuk dibicarakan di tahun 2018. Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspekaspek kebudayaan lainnya. Globalisasi dan desentralisasi memiliki dinamika dan makna mendasar yang menjadi bagian tidak terpisahkan. Uraikan dinamika dan makna globalisasi dan desentralisasi tersebut! *) Coret yang tidak perlu



Skor Maksimum 20



Sumber Tugas Tutorial Modul 1 PDGK4505



20



Modul 1 PDGK4505



20



Modul 2 PDGK4505



20



Modul 2 PDGK4505



20



Modul 3 PDGK4505



Jawaban



1. Lima teknologi baru yang dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih unggul,al : a) System Thinking (Berpikir serba Sistem) Berpikir serba sistem menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap mode di dunia pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa berpikir serba sistem



kita akan sulit untuk



mengadakan peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi berpikir sistem menghadirkan konsep sistem yang umum, dimana berbagai hal saling terkait. b) System Design (Perancangan Sistem) Desain sistem adalah teknologi dalam merancang dan membangun sistem yang baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang meningkatkan harapan. Desain sistem memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu sistem yang baru dan suatu strategi untuk perubahan. c) Quality Science (Ilmu Kualitas) Ilmu tentang kualitas merupakan teknologi yang memproduksi suatu produk atau jasa/ layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu tentang kualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam inovasi lembaga pendidikan atau sekolah. d) Change Management (Manajemen Perubahan) Salisbury mengatakan bahwa sebenarnya perubahan tidak selalu identik dengan kekacauan atau ketidakpastian. Perubahan dapat dikelola dengan tepat agar dapat diterima dan menjadi bagian dari rutinitas kegiatan sehari-hari dalam satu lembaga. Pengelolaan perubahan sebagai suatu teknologi sangat membantu para pimpinan organisasi untuk, antara lain: (1) mempersiapkan mental orang-orang dalam organisasi agar dapat menerima perubahan; (2) memahami peran setiap individu dalam proses perubahan; (3) memahami tahapan perubahan; (4) mengubah penolakan menjadi sesuatu yang bersifat konstruktif e) Instructional Technology (Teknologi Pembelajaran) Teknologi Pembelajaran adalah “satu bagian dari teknologi pendidikan – dengan asumsi sebagai akibat dari konsep instruksional sebagai bagian pendidikan – bersifat rumit dan terpadu, melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis dan mengolah masalah, kemudian menerapkan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah pada situasi dimana proses belajar terarah dan terpantau”. Rumusan tersebut mengandalkan teknologi pendidikan sebagai suatu proses – kegiatan berkesinambungan, dan merinci kegiatan yang harus dilaksanakan oleh para praktisinya. 2. Pendidikan Indonesia telah melalui tiga paradigma, yaitu:



a) Paradigma pengajaran (teaching) Dapat diartikan bahwa pendidikan hanya terjadi di sekolah, dimana sudah ada guru yang mengajar. Guru sebagai satu-satunya nara sumber yang akan mentransfer ilmu. Dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai penyaji materi artinya guru menjelaskan materi kepada siswa, sedangkan siswa menyimak dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Alat bantu mengajar yang digunakan oleh guru bersifat mendukung penjelasan guru, alat bantu tersebut ditentukan oleh guru. Contoh, guru mengajarkan pelajaran Biologi tentang hewan dan tumbuhan. Guru memberikan informasi dengan berpedoman pada buku dalam menyajikan materi, guru tidak melibatkan peran aktif siswa. b) paradigma pembelajaran (instructional). Paradigma ini lebih memberikan perhatian kepada siswa. Dalam paradigma ini guru tidak hanya sebagai satu-satunya nara sumber dan tidak hanya sebagai pengajar, namun juga sebagai fasilitator yang membantu siswa belajar. Proses komunikasi dan pendekatan sistem mulai diterapkan pada paradigma ini, sebagai proses komunikasi, guru berperan sebagai komunikator/pengirim pesan. Tugas guru sebagai komunikator adalah mengolah pesan dan menentukan penyampaian agar pesan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Penerapan pendekatan sistem yaitu guru sebagai subsistem berperan dalam merancang, mengelola dan menilai proses pembelajaran. Media digunakan sebagai sumber belajar dan guru sebagai fasilitator. c) proses belajar (learning). Paradigma ini menggali lebih dalam lagi seluruh aspek belajar, tidak hanya proses belajar yang berada dalam lingkungan pendidikan formal tapi juga di lembaga nonformal. 3. Atribut inovasi yang dikemukakan Zaltman, sebagai berikut : a) Pembiayaan (Cost), cepat lambatnya penerimaan inovasi dipngaruhi oleh pembiayaan, baik pembiayaan pada awal (penggunaan maupun pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya. Walaupun diketahui pula bahwa biasanya tingginya pembiayaan ada kaitanya dengan kualitas inovasi itu sendiri. Misalnya penggunaan modul disekolah dasar. Ditinjau dari pengembangan pribadi anak, kemandirian dalam usaha (belajar) mempunyai nilai positif, tetapi karena pembiayaan mahal maka akhirnya tidak dapat disebarluaskan. b) Balik Modal (returns to investment), Atribut ini hanya ada dalam suatu inovasi dibidang perusahaan atau industry. Artinya suatu inovasi akan dapat dilaksanakan kalau hasilnya dapat dilihat sesuai dengan modal yang telah dikeluarkan (perusahaan tidak merugi). Untuk bidang pendidikan atribut ini sukar dipertimbangkan karena hasil pendidikan tidak dapat diketahui dengan nyata dalam waktu relative singkat. c) Efisiensi,



Inovasi akan cepat diterima jika pelaksanaan dapat menghemat waktu dan juga terhindar dari berbagai masalah atau hambatan. 4. Menurut Ibrahim, 1988, faktor penghambat inovasi antara lain : a) Estimasi tidak tepat terhadap inovasi Disebabkan oleh tidak tepatnya perencanaan atau estimasi dalam proses difusi inovasi, antara lain tidak tepat dalam mempertimbangkan implementasi inovasi, kurang adanya kerja sama antar pelaksana inovasi, tidak adanya persamaan pendapat tentang tujuan yang akan dicapai, tidak jelas struktur pengambilan keputusan, komunikasi yang tidak lancar, adanya tekanan dari pemerintah untuk mempercepat hasil inovasi dalam waktu yang sangat singkat. b) Konflik dan motivasi Disebabkan oleh karena adanya masalah-masalah pribadi seperti pertentangan antara anggota tim, rasa iri antara anggota, ada anggota tim yang tidak semangat kerja, pimpinan terlalu kaku dan berpandangan sempit, kurang adanya penguatan atau hadiah terhadap anggota yang melaksanakan tugas dengan baik. c) Inovasi tidak berkembang Tidak ada upaya untuk mengembangkan inovasi disebabkan oleh lambatnya material yang diterima, alokasi dana yang tidak tepat, terjadi inflasi, pergantian pengurus yang terlalu cepat. d) Masalah keuangan Tidak memadainya dana dari pemerintah, kondisi perekonomian secara nasional mengakibatkan penundaan penyampaian dana. e) Penolakan inovasi dari kelompok tertentu Pro dan kontra dalam memandang inovasi selalu mewarnai kehadiran sebuah inovasi bahkan dapat menggiring opini masyarakat sehingga curiga dengan inovasi tersebut. f) Kurang adanya hubungan social Hubungan dimaksudkan disini adalah hubungan antara anggota kelompok pelaksana dan hubungan dengan masyarakat. 5. Maknanya berbeda. Penjelasan: bahwa makna desentralisasi tidak sama sebangun dengan makna globalisasi. Dalam konteks globalisasi, desentralisasi merupakan suatu konsekuensi Seperti dikatakan di muka, kehadiran globalisasi mengakibatkan peran pemerintahan sentral beralih, bahkan cenderung berkurang. Sebaliknya peran individu kelompok, dan lembaga semakin kuat. Kemampuan individual untuk bersama dan bekerja sama menjadi sangat tinggi baik dalam percaturan pergaulan lokal, nasional, regional dan internasional. Daya tahan satu bangsa secara politis, ekonomi, keuangan, pendidikan dan kebudayaan tidak dapat lagi sepenuhnya mengandalkan pemerintah pusat. Pemerintah pusat bukan lagi satu-satunya aktor yang mampu mengurus seluruh kehidupan rakyat. Oleh karena itu, pemberdayaan pada tingkat lokal menjadi semacam keharusan untuk menghindarkan dampak negatif globalisasi. Kreativitas dan inovasi menjadi perangkat karakteristik



individu dan lembaga, yang dipercaya dapat diwujudkan secara efektif melalui sistem desentralisasi.