5 0 1 MB
FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL UPL)
PETERNAKAN AYAM PEDAGING CLOSE HOUSE
UD. BAROKAH DESA CENDANA KEC. KUTASARI KAB. PURBALINGGA
1
Desa Cendana RT. 06 RW. 03 Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga e-mail : [email protected]
2
KATA PENGANTAR Formulir Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah yang terletak di Desa Cendana RT. 06 RW. 03 Kec. Kutasari disusun untuk memenuhi ketentuan perundangan di bidang lingkungan hidup. Formulir
tersebut
kegiatan/usaha
disusun
sebagai
pedoman
pemrakarsa
dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan pada kegiatan/usaha yang akan dilaksanakan dalam rangka meminimalkan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif yang mungkin timbul akibat usaha dan/atau kegiatan yang dilaksanakan. Penyusunan Formulir UKL-UPL mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan formulir UKL-UPL ini. Kami berharap semoga formulir ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya dalam upaya melestarikan fungsi lingkungan hidup demi kepentingan generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Purbalingga,
April 2017
Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah Desa Cendana Kec. Kutasari Kab. Purbalingga
Ali Saleh Pimpinan
1
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL PERNYATAAN PELAKSANA KATA PENGANTAR………………………………………………...........
i
DAFTAR ISI………………………………………………………….......... DAFTAR TABEL…...…………….………………………………….......... DAFTAR
ii iii iv
GAMBAR................................................................................ DAFTAR
v
LAMPIRAN............................................................................. BAB I PENDAHULUAN……….…………………………………….... A. Latar Belakang .... ………………………….
1 1
………………. B. Maksud,
Tujuan
dan
………….................. C. Dasar BAB II
Kegunaan Hukum
…….
2
..
3
…………………………………………....... URAIAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN A. Identitas
7 7
Pemrakarsa .......... ........................................... B. Rencana Usaha dan/atau
7
Kegiatan ........................…..... Nama Kegiatan..……………….………….
7
1.
……………….. 2. Lokasi
Kegiatan
……..….……….............…..
8
……………. 3. Skala Usaha / Kegiatan …….....……….........
11
…………… D. Garis
Usaha.
30
BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) ....... A. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan…………….
40
Besar
Komponen
Rencana
……...........……
….... B. Bentuk C.
Upaya
Hidup............... Bentuk Upaya
Pengelolaan Pemantauan
40
Lingkungan
50
Lingkungan
58
Hidup................ 2
D.
Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan
65
Hidup.. BAB IV. JUMLAH DAN IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN……….......
82
DAFTAR PUSTAKA..................……………………………....
83
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel
Tabel
Tabel Tabel Tabel
Tabel
1.
2.
3. 4. 5.
6.
Penggunaan Lahan Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah Desa Cendana Kec Kutasari Purbalingga …............................................. Sumber Daya Manusia Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah Desa Cendana Kec. Purbalingga ....................................................... ......... Bahan Pakan Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah ........………………............. Sarana dan Prasarana Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah ........ ………….……. Penggunaan Energi Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah Desa Cendana Kec. Purbalingga ....................................................... ......... Komponen Rencana Usaha yang diperkirakan menimbulkan dampak terhadap lingkungan............... Pengaruh Gas Amoniak pada Manusia dan Ternak..
12
14
15 23
28 38
Tabel
7.
Tabel
8.
Identifikasi Dampak yang diperkirakan akan terjadi....
46
Tabel
9.
Matrik Upaya Hidup............
50
Pengelolaan
Lingkungan
41
3
Tabel
10. Matrik Upaya Hidup...........
Pemantauan
Lingkungan
59
Tabel
11. Matrik UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah Desa Cendana Kec. Kutasari ........................................................... .
66
DAFTAR GAMBAR Halama n Gamba 1. Lokasi Kegiatan dalam Kabupaten Purbalingga........... r Gamba 2. Lokasi Kegiatan dalam Kecamatan Kutasari……........ r Gamba 3. Struktur Organisasi ...................................................... r Gamba 4. Bagan Neraca Penggunaan Air ................................... r Gamba 5. Skema Pengelolaan Air Limbah ................................. r Gamba 6 Diagram Air Uraian Rencana Kegiatan ....................... r
9 10 13 24 25 33
4
DAFTAR LAMPIRAN Lampira n Lampira n
1. Site Plan/Rencana Lokasi Pembangunan Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah 2. Denah Lokasi Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah
Lampira n
3. KTP Penanggungjawab UKL-UPL dan KTP Direktur UD. Barokah
Lampira n
4. Surat Pernyataan Kerjasama Pengelolaan Limbah
Lampira n
5. Struktur Organisasi Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah
Lampira n
6. Hasil Pemeriksaan Kualitas air permukaan dan air sumur
Lampira n
7. NPWP UD. Barokah Purbalingga
Lampira
8. Izin Lokasi
n Lampira
9. Akta Pendirian UD. Barokah
n Lampira 10 Site plan dan rekomendasi BKPRD n
. 5
Lampira 10 Sertifikat Hak Milik n . Lampira 11 Saran dan Masukan Tim Teknis Pengarah Dokumen UKL-UPL Kabupaten Purbalingga n .
SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Alamat Jabatan
: Ali Saleh : Desa Cendana RT. 06 RW. 03 Kec. Kutasari Kab. Purbalingga : Pimpinan
Selaku penanggung jawab dari : Nama Perusahaan Lokasi Kegiatan Nama Usaha/Kegiatan
: UD. Barokah : Desa Cendana RT. 06 RW. 03 Kec. Kutasari Kab. Purbalingga Jawa Tengah : Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah
Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Formulir UKL – UPL yang kami susun adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan. 2. Kami akan melaksanakan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) kegiatan peternakan ayam pedaging close house UD. Barokah yang tercantum dalam Bab III, dan bersedia melaporkan hasilnya kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga, secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali, terhitung sejak tanggal ditandatanganinya pernyataan ini. 3. Terhadap kegiatan usaha kami dapat dilakukan pengawasan oleh petugas yang memiliki Surat Tugas dari pejabat yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6
4. Bila kami terbukti mencemari lingkungan dan/atau tidak melaksanakan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) sebagaimana dimaksud diatas, kami bertanggung jawab dan bersedia dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bersedia menanggung semua kerugian serta segala resiko yang ditimbulkan oleh kegiatan kami. 5. Kami bersedia memperbaharui Formulir Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) ini apabila terjadi perubahan kapasitas dalam kegiatan operasi, perubahan pengelolaan lingkungan hidup maupun penambahan kegiatan fisik bangunan. Demikian Surat Pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Purbalingga,
April 2017
Penanggungjawab UKL – UPL Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. BAROKAH Materai Rp.6.000,-
ALI SALEH Pimpinan
7
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG Berdasarkan Pengendalian kegiatan
Undang-undang dan
dan/atau
No.
32
Tahun
Perlindungan
Lingkungan
usaha
dilakukan
yang
2009
Tentang
Hdup,
setiap
dipastikan
akan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik positip maupun negatif. Dalam rangka pengendalian dampak lingkungan akibat kegiatan dan/atau usaha diperlukan adanya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan
hidup.
Prinsip
pengelolaan
dan
pemantauan lingkungan hidup kegiatan dan/atau usaha adalah meningkatkan dan mengembangkan dampak positif yang akan terjadi serta mengurangi dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin terjadi. Salah
satu
kegiatan
dan/atau
usaha
yang
berpotensi
menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup sekitar adalah kegiatan Peternakan Ayam Pedaging Close House. Sehubungan hal tersebut UD. Barokah Desa Cendana Kec. Kutasari sebuah perusahaan Peternakan Ayam Pedaging Close House yang berlokasi di Desa Cendana RT. 06 RW. 03 Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga melakukan studi kelayakan lingkungan dengan menyusun formulir Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL). Penyusunan formulir UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah dengan jumlah populasi 90.000 ekor dengan berpedoman Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
1
dan Perbub Nomor : 49 tahun 2005 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Keg dan/atau yang Wajib dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
dan
Upaya
Pemantauan
Lingkungan Hidup. B. MAKSUD, TUJUAN DAN KEGUNAAN 1. Maksud Maksud
disusunnya
formulir
UKL-UPL
Peternakan
Ayam
Pedaging Close House House UD. Barokah adalah sebagai pedoman bagi pemrakarsa atau penanggung jawab kegiatan dan/atau usaha dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup
sehingga
akan
dapat
mengembangkan
dampak positif dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul di lingkungan sekitar kegiatan dan/atau usaha. 2. Tujuan Tujuan disusunnya formulir UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah ini adalah : a.
Mengidentifikasi kegiatan dan/atau usaha Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah yang diperkirakan berpotensi
menimbulkan
dampak
terhadap
lingkungan
sekitar. b.
Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang diperkirakan terkena dampak akibat kegiatan dan/atau usaha Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah.
c.
Sebagai acuan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup
pada
operasional
Peternakan
Ayam
Pedaging Close House UD. Barokah. d.
Sebagai instrumen pengikat bagi pihak Perusahaan untuk melakukan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
3. Kegunaan
2
Kegunaan formulir UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah: a. Bagi Pemerintah
Sebagai
bahan
untuk
melaksanakan
koordinasi
pengelolaan lingkungan hidup.
Sebagai bahan untuk membantu semua pihak dalam menciptakan kualitas lingkungan yang baik.
Sebagai
bahan
pertimbangan
untuk
membuat
keputusan. b. Bagi Masyarakat Sebagai
bahan
atau
pedoman
untuk
membantu
menciptakan kualitas lingkungan yang baik dan membantu dalam upaya pemantauan lingkungan. c.
Bagi Penanggungjawab Kegiatan
Sebagai
panduan
bagi
pemrakarsa/penanggungjawab
kegiatan dalam menangani dampak yang mungkin timbul akibat operasional peternakan ayam system close house UD. Barokah di Desa Cendana Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga.
Mewujudkan peternakan ayam system close house UD. Barokah
Desa
Cendana
Kec.
Kutasari
sebagai
kegiatan/usaha yang berwawasan lingkungan hidup.
Sebagai
instrumen
pemrakarsa/penanggungjawab
pengikat kegiatan
bagi untuk
melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. C.
DASAR HUKUM
3
Penyusunan
formulir
UKL-UPL
Peternakan
Ayam
Pedaging Close House UD. Barokah Desa Cendana Kec. Kutasari ini dilandasi beberapa peraturan perundangan antara lain: 1.
Undang-undang
Nomor
10
Tahun
1950
tentang
Pembentukan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturan – Peraturan Negara Tahun 1950 Hal 86-92); 2.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
3.
Undang-undang
Nomor
5
Tahun
1990
tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 4.
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4279);
5.
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 132);
6.
Undang-undang
Nomor
26
Tahun
2007
tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4725); 7.
Undang-undang
Nomor
18
Tahun
2008
tentang
Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4851); 8.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik 4
Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5052); 9.
Undang-undang
Nomor
32
Tahun
2009
tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik
Indonesia
Tahun
2009
Nomor
140,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5059); 10.
Undang-undang
Nomor
36
Tahun
2009
tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5063); 11.
Undang-undang
Nomor
23
Tahun
2014
tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844); 12.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838); 13.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3853); 14.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161); 15.
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 Tentang
Irigasi (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4624); 16.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);
5
17.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 112
Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan Kegiatan Domestik; 18.
Peraturan
Menteri
416/Men.kes/Per/IX/1990
Kesehatan tentang
RI
No.
Syarat-syarat
dan
Pengawasan Kualitas Air; 19.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
492/Men.kes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum; 20.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05
Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
Wajib
Dilengkapi
Analisa
Mengenai
Dampak
Lingkungan
Republik
Lingkungan; 21.
Peraturan
Menteri
Negara
Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha/Kegiatan
Yang
Wajib
Memiliki
Analisis
Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup; 22.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 Tahun 2014
tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas; 23.
Peraturan
Menteri
Pertanian
RI
Nomor
40/Permentan/OT.140/7/2011 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembibitan Ayam Ras yang Baik; 24.
Peraturan
Menteri
Pertanian
RI
Nomor
31/Permentan/OT.140/2/2014 Tahun 2014 tentang Pedoman Budi Daya Ayam Pedaging dan Ayam Petelur yang Baik; 25.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48
Tahun 1996 Tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan; 26.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
829/Menkes/SK/VII/1999
Tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perusahaan; 27.
Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah
Nomor 1 tahun 1990 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Tahun (Lembaran 6
Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Tahun 1990 Nomor 9); 28.
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah nomor 5 tahun
2007 tentang Pengendalian Lingkungan Hidup di Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Propinsi Jawa Tengah Tahun 2007 Nomor 5 Seri E Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 4); 29.
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah nomor 05 tahun
2012 tentang Perubaan atas Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah (Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Tahun 2012); 30.
Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2001
Tentang Baku Mutu Udara Ambien Propinsi Jawa Tengah; 31.
Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 12
Tahun 2010 Tentang Air Tanah; 32.
Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 5
Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Purbalingga Tahun 2011 – 2031; 33.
Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor
02
Tahun 2014 Tentang Pedoman Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 34.
Perbub Nomor : 49 tahun 2005 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Keg dan/atau yang Wajib dilengkapi dengan Upaya
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
dan
Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup
BAB II
7
URAIAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
A. IDENTITAS PEMRAKARSA 1. Nama Perusahaan
: Peternakan Ayam Pedaging
2. Alamat kantor
Close House UD. Barokah : Jl. Raya Desa Cendana RT. 06
perusahaan
RW.03 Kec.
Kutasari
Kabupaten
3. Jenis usaha / kegiatan
Purbalingga : Peternakan Ayam Pedaging Close
4. Nama Pimpinan
House : Ali Saleh
5. Kewarganegaraan
: WNI
6. Alamat Pimpinan
: Desa Cendana RT. 06 RW. 03 Kec. Kutasari Kabupaten Purbalingga
7. Nama Penanggung
: Ali Saleh
Jawab dan Jabatan 8. Alamat Penanggung
Pimpinan : Desa Cendana RT. 06 RW. 03 Kec.
Jawab 9. Jenis Perusahaan 10. Status Investasi 11. Alamat Perusahaan
Kutasari Kab. Purbalingga : UD : PMDN/Perorangan : Desa Cendana RT. 06 RW. 03 Kecamatan
12. Skala Usaha
Kutasari
Kabupaten
Purbalingga Provinsi Jawa Tengah. : 90.000 ekor.
B. RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN. 1. Nama Kegiatan. Nama Rencana Usaha dan/atau kegiatan adalah Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah yang bergerak di bidang peternakan ayam pedaging yang memproduksi ayam
8
pedaging untuk dipasarkan ke konsumen, utamanya ke Kab. Purbalingga dan kabupaten-kabupaten di sekitarnya. 2. Lokasi Kegiatan Lokasi Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah Desa Cendana Kec. Kutasari berada di Jl. Raya Cendana Desa Cendana
RT.
06
RW.
03
Kecamatan
Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah.
Kutasari
Kabupaten
Secara administrasi Desa
Cendana berbatasan dengan: - Sebelah Utara : Desa Karangjengkol - Sebelah Timur : Desa Candiwulan - Sebelah Selatan
: Desa Limbangan
- Sebelah Barat : Kab. Banyumas Lokasi peternakan ayam pedaging close house UD. Barokah berbatasan dengan: - Sebelah Utara : Soleh. - Sebelah Timur : Kali Pong. - Sebelah Selatan
: Kuat.
- Sebelah Barat : Jalan Desa Cendana. Sedangkan lokasi rencana kegiatan dan/atau kegiatan dapat dilihat pada Peta sebagai berikut :
9
Gambar 1 Lokasi Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah dalam peta Kab. Purbalingga
UD. Barokah
10
UD. Barokah
Gambar 2 Lokasi Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah dalam peta Kecamatan Kutasari
UD. Barokah
C. SKALA BESARAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN. Berdasarkan anggaran dasar, UD. Barokah memiliki modal dasar perusahaan sebesar Rp. 850.000.000,UD. Barokah (delapan ratus lima puluh 11
juta rupiah) yang semuanya merupakan modal sendiri, dengan kapasitas produksi
90.000 ekor.
yang digunakan adalah 2.300 m2.
Sedangkan luas lokasi usaha Berdasarkan besarnya modal
investasi yang dimiliki perusahaan, kapasitas produksi, dan luas lokasi usaha maka UD. Barokah menyusun Formulir UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup). pada
Peraturan
Penyusunan Formulir UKL-UPL berdasarkan
Menteri
Negara
Lingkungan
Hidup
Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan Perbub Nomor : 49 tahun 2005 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Keg dan/atau yang Wajib dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
Dokumen ini sebagai alat
untuk menjadi arahan dan dasar dalam melakukan proses kegiatan
12
peternakan ayam pedaging sehingga menghasilkan daging yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. 1. Lahan. UD. Barokah terletak di Desa Cendana RT. 06 RW. 03 Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga dengan luas lahan 2.300 m 2. Luas keseluruhan pemanfaatan lahan untuk bangunan dan kelengkapannya, dapat dilihat pada Tabel 1 berikut : Tabel 1 Penggunaan Lahan Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah Kutasari Purbalingga
NO. 1.
KET
(m²)
%
1100
47,8 %
15
0,7 %
15
0,7 %
20
0,9 %
10
0,4 %
1.140
49,6 %
2.300
100 %
Lahan Tertutup Kandang Ayam 2 lantai Rumah Jaga Dapur Gudang Pakan Ternak Kamar Mandi/WC
2.
LUAS
PENGGUNAAN
2 kandang
Lahan Terbuka Ruang Terbuka JUMLAH
Sumber : Data Primer Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah, 2017
13
Adapun site plant dari penggunaan lahan sebagaimana dimaksud di atas adalah sebagai berikut :
Jalan Desa /akses masuk Dapur Rumah jaga
Km/WC Gudang Kandang Ayam 2 lantai
Ruang terbuka
2. Deskripsi Kegiatan. a. Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja. Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah Desa Cendana Kec. Kutasari mempunyai struktur organisasi yang jelas terdiri dari :
14
Gambar 3 Struktur Organisasi Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah Kutasari Owner/Pemilik
Manager
Bagian Produksi/Kandang
Bagian Keuangan
Bagian Keamanan
Sedangkan apabila dilihat dari klasifikasinya, maka karyawan pada Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah dapat dilihat pada Tabel 2 berikut : Tabel 2 Sumber Daya Manusia
NO 1
KLASIFIKASI TENAGA KERJA Manager
2 Administrasi 3 Tenaga Kandang 4 Security/satpam JUMLAH
JENIS
PENDIDIKAN
JUMLAH
KELAMIN Laki-laki
SMA
1
Laki-laki Laki-laki Laki-laki
SMK SMA/SMP SMA
1 6 2 10
Sumber : Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah, 2017
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam suatu usaha. Jumlah karyawan pada Peternakan Ayam 15
Pedaging Close House UD. Barokah Desa Cendana Kec. Kutasari
yang berjumlah berjumlah 10 orang kesemuanya
tenaga kerja pria. Sistem perekrutan dilakukan melalui tes seleksi/interview oleh
perusahaan.
diberikan
Sebelum
pelatihan
dan
melakukan
arahan
tugas,
dalam
pekerja
menggunakan
peralatan ataupun dalam melakukan kegiatan lain sehingga kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar. Karyawan baru tidak langsung diangkat sebagai karyawan tetap, namun harus menjalani masa
training
dan kinerjanya
dievaluasi secara berkala. b. Jenis dan Kapasitas Produksi. UD. Barokah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang peternakan berupa usaha peternakan ayam pedaging dengan kapasitas 90.000 ekor dalam 2 (dua) kandang berlantai 2 dengan luas per lantai 1.100 m2. c. Pakan. 1) Pengadaan Pakan Bahan pakan yang digunakan berupa bahan pakan jadi untuk
ayam
starter
maupun
grower
ditambahkan
konsentrat. Dengan adanya penambahan konsentrat ini untuk memacu produksi.
Jumlah dan komposisi yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut : Tabel 3 Bahan Pakan yang Digunakan pada Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah No. 1. 2.
Bahan Pakan Pakan jadi Premik (vitamin, mikro
Konsumsi Per Hari 0,3024 Kg 0,09 Gr 16
mineral, growth, promotor, obat-obatan Sumber : Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah, 2017
2) Pemberian Pakan dan Minum Pakan atau makanan ternak merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kesuksesan dalam usaha ternak ayam.
Pemberian pakan ternak jadi dilakukan 2
kali dalam sehari yaitu pada pagi hari (sekitar pukul 07.00 – 08.00 WIB dan menjelang sore hari (sekitar pukul 16.00 – 17.00 WIB).
Pemberian pakan dilakukan secara
bersama dengan jumlah pakan yang diberikan sesuai dengan tahap perkembangan ternak. d. Pemeliharaan dan tekhnik pemeliharaan Jenis kegiatan utama pada peternakan ayam Pedaging close house UD. Barokah adalah pemeliharaan ayam broiler (pedaging)
dengan
kapasitas
atau
jumlah
ayam yang
dipelihara sebanyak 90.000 ekor dan ditempatkan pada kandang
2
lantai
dengan
sistem
close
house
(ayam
ditempatkan dalam kandang tertutup dengan pemakaian blower sebagai sumber udara) Peternakan
UD.
Barokah
merupakan
peternakan
ayam
dengan sistem close house sehingga dilakukan control yang sangat ketat terhadap keluar masuknya pengunjung maupun barang. Pengontrolan yang ada di peternakan ini dilakukan dengan sistem biosecurity yang meliputi : 1) Lokasi usaha memiliki pagar untuk memudahkan control keluar masuknya karyawan/pengunjung, barang serta untuk mencegah masuknya hewan lainnya.
17
2) Tamu
yang
akan
masuk
lokasi
peternakan
harus
mendapat izin dari perusahaan dan mengikuti peraturan yang ada. 3) Setiap tamu/karyawan sebelum masuk dan/atau keluar harus didisinfeksi terlebih dahulu dengan cara masuk bak celup kaki (foot bath) yang telah diberi disinfektan. 4) Peralatan/barang yang tidak bisa didisinfektan dengan cara tersebut di atas dilakukan dengan menggunakan sinar ultra violet di tempat khusus. 5) Setiap karyawan/tamu sebelum masuk ke unit/flock harus melalui
ruang
menanggalkan
sanitasi pakaian
dengan luar
dan
terlebih alas
dahulu
kaki
dan
menempatkan di lantai penyimpanan, kemudian mandi keramas dan memakai pakaian kerja khusus. 6) Sanitasi air dilakukan dengan cara clorinasi dengan konsentrasi efektif 1-3 ppm pada tempat minum ayam. Kegiatan peternakan ayam UD. Barokah dapat dibedakan menjadi
:
Penyediaan
bibit,
kegiatan
pemeliharaan
di
kandang grower, kegiatan panen, dan kegiatan pembersihan kandang. Teknis Pemeliharaan yang akan dijalankan secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Minggu Pertama (hari ke-1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah vitamin dengan dosis + 1 - 2 cc/liter air minum
dan vitamin dengan dosis + 1 cc/liter air
minum/hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama
transportasi.
Pakan
dapat
diberikan
dengan
kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya
pemberian
tidak
dibatasi.
Pakan
yang
18
diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiranbutiran kecil (crumbles).
Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan penambahan vitamin dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
Minggu Kedua (hari ke 8 -14). Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
Minggu Ketiga (hari ke 15-21). Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah vitamin dengan dosis tetap.
Minggu Keempat (hari ke 22-28). Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam.
Pertumbuhan yang normal mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor 19
atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit.
Minggu Kelima (hari ke 29-35). Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 - 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
Minggu Keenam (hari ke-36-42). Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.
e. Penyediaan Bibit. Penyediaan bibit pada UD. Barokah berasal dari bibit dalam negeri yang bebas dari penyakit menular yang dibuktikan dengan keterangan kesehatan hewan dari dokter hewan yang berwenang. f. Pemeliharaan Starter. Pemeliharaan pada periode starter adalah pemeliharaan dimulai dari DOC day old chicken) berumur 1 (satu) hari sampai dengan ayam berumur 5 (lima) hari.
Sistem
pemeliharaan periode starter disesuaikan dengan petunjuk tekhnis manajemen asal ayam bibit.
20
Pemberian pakan dengan menggunakan jenis pakan starter dengan penambahan mineral premix setiap 3 hari sekali. Pakan yang diberikan dengan kadar protein 18 – 19 % hal ini dimaksudkan untuk pertumbuhan frame ayam. Pada periode ini menggunakan sistem brooding dengan menggunakan
alat
pemanas
temperatur dan dilakukan
buatan
untuk
mengatur
seleksi terhadap ayam dengan
ketat. g. Pemeliharaan Fase Grower (Pertumbuhan). Pemeliharaan
prower
(pertumbuhan)
adalah
kegiatan
pembesaran ayam dari umur 5 (lima) hari sampai dengan umur panen.
Pakan yang digunakan adalah pakan jenis
grower. h. Kegiatan Panen dan Pembersihan Kandang Kegiatan panen dilakukan pada ayam setelah umur ayam 7 minggu
karena
bobot
pertumbuhannya
sudah
optimal.
Setelah fase pemanenan maka kandang dibersihkan. Kegiatan pembersihan/sterilisasi kandang memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pemeliharaan ayam. Tahapan kegiatan ini meliputi : 1) Membersihkan dan mengeluarkan sisa kotoran yang ditimbulkan setelah masa pemeliharaan. Kegiatan ini dilakukan
dengan
cara
menggosok,
menyapu
dan
menyemprot sisa-sisa kotoran pada masa pemeliharaan ayam. Sisa-sisa kotoran dapat berupa kotoran ayam, bulu ayam, ceceran makanan dan debu yang terdapat di dalam kandang ayam. 2) Membersihkan lantai dan dinding kandang ayam. Setelah
pembersihan
kandang
dari
kotoran
ayam
dilakukan, tahap selanjutnya adalah pembersihan lantai 21
dan dinding kandang ayam. Kegiatan pembersihan ini dilakukan dengan cara mencuci lantai dan dinding kandang menggunakan sabun cair hingga bersih. Setelah itu, dilakukan pembilasan untuk membersihkan sabun yang menempel pada lantai dan dinding kandang ayam. 3) Penyemprotan lantai, dinding dan udara kandang ayam. Tahap pembersihan selanjutnya adalah penyemprotan. Kegiatan ini meliputi penyemprotan dinding, lantai dan udara
kandang
ayam.
Penyemprotan
menggunakan
media air yang telah dicampur dengan disinfektan dengan tujuan
membunuh bibit penyakit yang mungkin
masih tersisa di dalam kandang ayam. 4) Pencucian peralatan kandang ayam Selain kegiatan pembersihan kandang ayam, tidak lupa pula
seluruh
mendukung
peralatan operasional
yang
digunakan
peternakan
ayam,
untuk turut
dibersihkan. Pembersihan peralatan meliputi tempat makan, tempat minum, terpal, kipas angin dan peralatan lain yang digunakan
selama
masa
pemeliharaan
ayam.
Pembersihan ini dilakukan dengan cara mengeluarkan seluruh dilakukan
peralatan
dari
pencucian
kandang
menggunakan
untuk sabun.
kemudian Setelah
selesai dicuci, seluruh peralatan dibilas menggunakan air dan kemudian dikeringkan. 5) Fogging kandang ayam. Setelah kegiatan pembersihan / sterilisasi kandang ayam beserta peralatannya, untuk lebih meminimalisir adanya sisa-sisa bibit penyakit yang masih tertinggal di dalam kandang, maka dilakukan Fogging. Selain berfungsi untuk membunuh bibit penyakit, Fogging juga dapat berfungsi untuk mengusir lalat yang ada di lingkungan kandang ayam. 22
Setelah
seluruh
rangkaian
pembersihan/sterilisasi
kandang dan peralatan peternakan ayam dilakukan, kandang
ayam
diistirahatkan
selama
±10-14
hari
sebelum bibit ayam yang baru dimasukkan ke dalam kandang ayam. 6) Kegiatan pembersihan kandang. Pada masa pemeliharaan ayam kegiatan yang dilakukan pada saat masa pemeliharaan ayam adalah pembersihan kotoran ayam secara rutin setiap 2 (dua) hari sekali. Kotoran ayam ini dikeluarkan dan dikumpulkan untuk kemudian pada saatnya, dijual kepada pihak ketiga. i. Sarana dan Prasarana. 1) Bangunan Kandang. Untuk mendukung operasional kegiatan usaha, kami selaku
pemilik
melengkapi
usaha
peternakan
ayam
dengan berbagai fasilitas yaitu : Sarana utama :
Kandang ayam Jumlah kandang ayam yang terdapat di peternakan ayam UD. Barokah sebanyak 2 (dua) buah dengan luas kandang lantai pertama ±1.100 m² dan kandang lantai kedua ±1.100m².
Total kapasitas kedua kandang ±
90.000 ekor ayam.
Heater (pemanas) Heater adalah alat pemanas yang berfungsi sebagai penghangat ayam pada saat ayam berusia 0-12 hari (DOC). Jumlah Heater yang terdapat pada masingmasing kandang sebanyak 8 (delapan) buah dimana penempatan
Heater
dilakukan
secara
tersebar,
disesuaikan dengan kondisi kandang dan jumlah ternak
23
yang ada, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal.
Tempat makan dan minum ayam Jumlah tempat makan ayam yang ada di dalam kandang minum
sebanyak ayam
200
buah,
berjumlah
sedangkan
sebanyak
tempat
100
buah.
Penempatan tempat makan dan minum dilakukan secara tersebar dan proporsional dengan tujuan agar pada saat ayam melakukan aktivitas makan dan minum, tidak terjadi penumpukan pada salah satu lokasi tempat makan dan minum saja, yang dapat berakibat pada pertumbuhan ayam yang tidak merata.
Kipas angin Selain fentilasi udara yang terdapat di masing-masing kandang, kami selaku pemilik peternakan ayam juga melengkapi kandang dengan kipas angin. Adanya kipas angin diharapkan mampu membantu menciptakan sirkulasi udara yang baik, sehingga ayam merasa nyaman dan pertumbuhannya sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Lampu penerangan Lampu penerangan yang terdapat di masing-masing kandang berjumlah 8 (delapan) buah dengan daya lampu 60 watt. Selain berfungsi sebagai penerangan kandang,
lampu
juga
berfungsi
untuk
membantu
menciptakan suasana hangat di dalam kandang. Sarana Penunjang : Selain fasilitas yang terdapat di masing-masing kandang ayam, kami selaku pemilik usaha juga menyediakan sarana penunjang peternakan ayam, yaitu :
Akses Jalan
24
Akses jalan ini mendukung kegiatan pengiriman bibit ayam (DOC), mobilitas karyawan dan kendaraan di dalam
lingkungan
peternakan
serta
mendukung
kegiatan pengangkutan ayam pada saat telah masuk usia
jual.
Oleh
karena
itu,
kami
akan
selalu
memperhatikan dan menjaga kualitas akses jalan, baik yang menuju lokasi peternakan ayam maupun akses jalan yang ada di lingkungan peternakan.
Vitamin
dan
obat-obatan
ternak
bahan
pakan
tambahan Vitamin dan obat-obatan diberikan secara teratur sesuai dengan kebutuhan. Pemberian vitamin dan obatobatan bertujuan agar ayam memiliki daya tahan yang baik, tidak mudah sakit, tidak mudah stres dan menjaga nafsu makan ayam sehingga pada saat panen diharapkan hasilnya bisa sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Tempat Penampungan Sampah Untuk menampung sampah domestik dan sebagai upaya mendukung kegiatan sanitasi lingkungan, kami akan
menyediakan
tempat
sampah
di
lingkungan
peternakan ayam dan selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan sementara dan selanjutnya ke tempat pembuangan
akhir.
dibuang/diberikan
Sedangkan
kepada
para
kotoran
petani
di
ayam sekitar
kandang untuk pupuk kandang.
Gudang Pakan Ternak Agar pakan ternak selalu terjaga kebersihan dan hieginitasnya hujan,
kami
serta terlindung dari panas dan akan
mengalokasikan
lahan
untuk
pembuatan gudang pakan ternak.
Fasilitas keamanan peternakan ayam
25
Untuk mendukung keamanan di lingkungan peternakan ayam, kami akan melengkapi lokasi usaha dengan pembuatan rumah jaga, pagar keliling dan pembuatan 1 (satu) akses pintu masuk keluar dengan sistem buka tutup pintu. Selain itu, juga terdapat tenaga kerja yang bertugas pada waktu malam hari, dengan sistem pengaturan shift waktu kerja, sehingga baik di lokasi maupun di lingkungan peternakan ayam selalu terjaga keamanannya.
Tabel 4 Sarana Prasarana
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis Alat Tempat Pakan Ayam Tempat Minum Ayam Penghangat/Heater Kipas Angin/blower Komputer unit Genset Apar P3K
Jumlah 200 Bh 100 Bh 8 Unit 14 Bh 10 1 2 2
Kondisi
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Sumber : Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah, 2017
2) Sarana Sanitasi. a) Penyediaan Air Bersih.
26
Penyediaan
air
bersih
diperhitungkan
dengan
mempertimbangkan kapasitas kebutuhan air untuk aktifitas kandang dan domestik seperti WC/Toilet. Sumber air bersih direncanakan menggunakan air sumur dangkal dengan kedalaman 30 m. Berdasarkan hasil pemeriksaan air sumur gali warga RT. 06 RW. 03 Desa Cendana Kecamatan Kutasari dan mengacu pada Permenkes RI Nomor 416/Menkes/Per/1990 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum menunjukkan bahwa berdasarkan sifat fisik kimia air hampir semua Sedangkan
parameter
memenuhi baku mutu.
terhadap mikrobiologinya menunjukan
bahwa kandungan ekolinya cukup tinggi yaitu 1100 MPN/100 ml sehingga termasuk kategori D (amat jelek), sehingga air disini dapat digunakan sebagai sumber baku air minum dengan syarat dilakukan pengolahan terlebih dahulu seperti perebusan terlebih dahulu. dari
Sistem penyediaan air bersih yang berasal
sumber
sumur
dan
selanjutnya
dipompakan
dengan pompa transfer ke bak penampungan air yang diletakkan di lokasi yang paling tinggi kemudian dialirkan ke seluruh lokasi sesuai dengan kebutuhan dengan dipompa ke penampungan-penampungan kecil yang sudah tersedia di setiap titik kebutuhan air. Saat operasional diperkirakan membutuhkan air bersih sebesar
10.087
liter
air/hari,
dengan
perkiraan
kebutuhan air sebagai berikut : 1) Aktivitas kamar mandi/toilet : 11 Orang x 100 liter/hari = 1.100 liter/hari. 2) Kebutuhan minum ayam = 8.850 liter/hari. 3) Kebutuhan air untuk pembersihan kandang = 6.750 liter per 7 (tujuh) minggu, sehingga perkiraan apabila dihitung per hari adalah 137 liter/hari. 27
Gambar 4 Bagan Neraca Penggunaan Air Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah
Domestik 1.100 lt/hr
Septictank
Peresapan
Produksi 8.850 lt/hr
Sumber Air (Sumur Dalam)
IPAL Pembersihan 137 lt/hr
b) Pengelolaan Air Buangan. Perencanaan
pengelolaan
air
buangan
akan
berpedoman pada sistem yang sederhana. Prakiraan volumen
air
buangan
domestik
adalah
sebagai
berikut : Total kebutuhan air (Q)
=
1.100 lier /t/hari
= 1,1 m3/hari Debit air limbah
= 0,7 x Q = 0,7 x 1,1 m3/hari = 0,77 m3/hari
Untuk
air
buangan
yang
berasal
dari
kamar
mandi/toilet dan urinoir langsung disalurkan ke dalam septictank untuk diuraikan secara anaerob.
Jika
volumen septictank terjadi overflow maka aliran akan disalurkan ke dalam peresapan.
Rencana septictank 28
berjumlah 1 buah berbentuk persegi panjang dengan lebar bak 1,5 m dan panjang 2,0 m serta kedalaman 1,5 m.
Periode pengurasan diperkirakan 10 tahun.
Untuk lebih jelasnya sistem pengelolaan air limbah (buangan) dapat dilihat pada skema berikut ini : Gambar 5 Skema Pengelolaan Air Limbah
Kamar Mandi Peresapan Dapur
Oil Cather
WC/Urinoir
Septictank
Berdasarkan hasil pemeriksaan badan air pada sungai serayu yang terletak di belakang/sebelah komplek kandang UD. Barokah menunjukkan bahwa sungai Serayu dimasukkan pada kategori sungai kelas II dan berdasarkan
PP
Nomor
82
Tahun
2001
tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air terdapat beberapa parameter yang melampaui baku mutunya. Parameter-parameter yang melampaui baku mutunya yaitu residu tersuspensi, total fosfat sebagai P, Timbal, Mangan, Air Raksa, Belerang sebagai H2S, dengan kandungan e kolli yang cukup 29
tinggi termasuk golongan E.
Hal ini dimungkinkan
karena lokasi kegiatan merupakan daerah pertanian sehingga residu dari pupuk maupun obat-obatan bisa saja terlarut di sungai tersebut ataupun oleh kegiatan lainnya yang dilakukan oleh masyarakat sekitar sungai. c) Sistem Drainase. Air hujan yang jatuh di atap bangunan akan ditangkap talang air dan dialirkan dengan sistem plumbing pipa PVC diameter 2 inchi secara gravitasi menuju ke SPAH (Saluran Pipa Air Hujan) yang dihubungkan melalui pipa outlet ke saluran drainase eksisting yang terletak di
depan
kandang
yang
merupakan
saluran
pembuangan yang cukup besar. Sedangkan pada atap dak beton yang menutupi sebagian dari bangunan akan dibuat dengan kemiringan 0,5 derajat agar dapat mencegah genangan air di permukaan atap dak beton. d) Pengelolaan Sampah Domestik. Kebersihan dan estetika menyangkut sistem pengelolaan sampah yang akan diterapkan selama operasional pengelolaan meliputi : 1) Sistem pewadahan. Menampung dalam bak penampung sampah yang dibuat permanen dan ditutup dan dibuat disetiap kandang, dan gudang selain itu juga disediakan tempat
sampah
yang
terbuat
dari
plastik
ditempatkan di setiap lantai dan dalam ruangan yang mudah dijangkau. 2) Sistem Pengumpulan. Pegawai yang ditugaskan mengelola sampah akan mengumpulkan
sampah-sampah
ke
tempat
penampungan sementara yang disediakan khusus untuk itu. 30
3) Sistem Pemilahan. Sampah yang dihasilkan berupa plastik, kertas, dan sampah-sampah
yang
berasal
dari
aktifitas
karyawan dipilah-pilah untuk dimanfaatkan / didaur ulang. 4) Sistem Pengangkutan. Proses
pengangkutan
ke
TPA
untuk
sampah
anorganik yang tidak dapat direcycle dilakukan dengan
petugas
selanjutnya
kebersihan
dibuang
di
dari
tempat
perusahaan
penampungan
sampah sementara (TPS) dan selanjutnya dibuang ke
tempat
pembuangan
akhir
(TPA)
dengan
melibatkan Dinas terkait. Upaya pengelolaan limbah padat yang berupa feses ayam akan bekerja sama dengan petani kelompok
tani
di
sekitar
tempat
usaha
dan yaitu
kelompok tani Desa Cendana Kec. Kutasari karena limbah padat dari usaha peternakan ini sangat bermanfaat untuk pupuk tanaman, namun untuk limbah padat ini dimanfaatkan dan dipanen setelah 1 periode selesai yaitu selama 1,5 bulan, sedangkan limbah padat harian akan ditampung di tempattempat sampah yang sudah disediakan dengan lokasi yang mudah terjangkau, dan jika sudah menumpuk
akan
dikelola
dengan
bekerjasama
dengan pihak desa, sedangkan limbah padat berupa bangkai
ayam
yang
mati
akan
dilakukan
penguburan di wilayah yang sudah ditentukan yaitu di lokasi peternakan yang khusus dibuat untuk hal tersebut yang letaknya di bagian belakang area peternakan.
31
Pengelolaan jaringan
sampah
listrik,
dan
AC
fasilitas
hingga
air
kerusakan
bersih, pada
bangunan fisik pihak pengelola akan dibantu oleh karyawan/staff
sebagai
pelaksana
harian
yang
khusus akan menangani bidang tersebut, disamping pula karyawan/staff lain yang menangani dalam urusan manajemen pengelola peternakan ayam Pedaging close house UD. Barokah. 3) Area Penghijauan. Pola ruang terbuka terbagi atas ruang terbuka antar bangunan lingkungan
sekitarnya
dan
bangunan.
ruang
terbuka
Penataan
area
di
dalam
penghijauan
dilakukan di semua area terbuka/kosong yang berada di sekitar
kandang
dengan
luas
60
m2
atau
14,8%.
Tanaman yang akan ditanam yaitu tanaman albasia dan jabon. 4) Penggunaan Energi Sumber dan kapasitas energi yang digunakan Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah dapat dilihat dari Tabel 5 dibawah ini : Tabel 5 Penggunaan Energi
NO
JENIS ENERGI
1.
Energi Listrik
2.
Energi Listrik
PENGGUNAAN ENERGI Penerangan, AC, Blower, dan alat-alat kelistrikan lainnya Penerangan, AC, Blower, dan alat-alat kelistrikan lainnya
SUMBER ENERGI PLN (Persero)
Genset
KAPASITAS/ DAYA BEBAN 3500 KVA
5000KVA (Digunakan untuk cadangan apabila listrik PLN 32
mati) Sumber : Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah, 2017
5) Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran. Apabila
terjadi
kebakaran,
sistem
penanggulangan
kebakaran bangunan akan menggunakan cara manual. Penanganan dengan
dengan
sistem
penyemprotan
manual
langsung
akan
pada
dilakukan
sumber
api,
menggunakan alat pemadam kebakaran jenis Portable Fire Estinguisher (CO2) berkapasitas 5 Kg berjumlah 4 buah.
Disisi lain upaya pemadaman kebakaran akan
berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Purbalingga. 6) Transportasi. a. Pengangkutan Pakan. Pengangkutan pakan yang terdiri dari pakan untuk ayam starter dan grower serta mineral tambahan lainnya menggunakan mobil. jumlah
cukup
banyak
Pakan diangkut dalam
setiap
minggunya.
Bila
persediaan pakan dalam gudang sudah menipis maka akan dilakukan pemesanan. Pengangkutannya dengan memperhatikan
tonase
jalannya
sehingga
tidak
menimbulkan kerusakan prasarana jalan. b. Pengangkutan Hasil Produksi. Kapasitas daging yang dihasilkan dari populasi 90.000 ekor ayam dalam 1 (satu) kandang berlantai 2 dalam 6 minggu
adalah 104.400 Kg.
Pengangkutan ke luar
area kandang dilakukan dengan menggunakan truck kapasitas 8 ton dengan mengingat kemampuan beban jalan. c. Transportasi Tamu dan Karyawan. 33
Transportasi tamu, karyawan diatur oleh petugas keamanan dengan memperhatikan kerawanan yang ditimbulkan terutama kerawana terhadap masuknya penyakit. 7) Hubungan Masyarakat. Untuk
menjaga
kondusifitas
usaha
maka
diperlukan
komunikasi yang terjalin dengan baik antara pengusaha dengan
masyarakat
khususnya
dengan
masyarakat
sekitar kandang dan sekitar akses keluar masuk kandang. Selain komunikasi yang harus berjalan dengan baik juga diperlukan keikutsertaan baik aktif atau pasif terhadap kegiatan yang dilaksanakan di sekitar lokasi usaha. Keberadaan
usaha
diharapkan
akan
memberikan
konstribusi yang positif bagi peningkatan perekonomian di Desa
Cendana
kesejahteraan
pada
umumnya
masyarakat
Program-program
di
sekitar
pembinaan
masyarakat
sekitar
maupun
masyarakat
sebagai
salah
serta
dari
peningkatan lokasi
pengusaha
program satu
usaha.
bantuan
wujud
dari
ke ke CSR
(Coorporate Social Responsibility) karena operasional usaha diharapkan menjadi program rutin dan terjadwal dari perusahaan sehingga masyarakat bisa mengakses langsung dan merasakan keberadaan usaha. 8) Administrasi. a. Keorganisasian. Peternakan ayam pedaging close house UD. Barokah memiliki struktur organisasi yang termanage dengan baik
sebagaimana
bagan
organisasi rapi
Administrasi
sudah
tertata
managemen
yang
jelas
dan
terlampir.
dengan
terarah
sistem sehingga
34
karyawan
sudah
mengetahui
tugas,
fungsi
dan
tanggungjawab yang harus dikerjakan. b. Ketenagakerjaan. Karyawan merupakan salah satu faktor produksi dalam suatu usaha. Jumlah karyawan yang yang dibutuhkan pada tahap operasional adalah berjumlah 10 orang yang direkrut dari sekitar lokasi usaha. c. Pendapatan Karyawan. Pendapatan karyawan disesuaikan dengan peraturan dan
perundangan
pengalaman
yang
yang
berlaku.
sudah
Namun
berjalan
maka
dari dapat
dipastikan bahwa upah yang diberikan sudah sesuai dengan Upah Minimal Kabupaten (UMK) atau bahkan Upah
Minimal
Propinsi
(UMP)
karena
disamping
komponen upah bulanan juga ada pendapatan yang diberikan berupa bonus pasca panen. D. GARIS BESAR KOMPONEN RENCANA USAHA Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan
adalah
upaya
sadar
dan
terencana
yang
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi ke dalam strategi
pembangunan
untuk
menjamin
keutuhan
fungsi
lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi kini dan generasi masa depan. Kualitas kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik langsung maupun tidak langsung.
Pada kondisi
kelestarian fungsi lingkungan yang baik, maka keberlanjutan keberadaan terjamin.
kehidupan
dan
kesejahteraan
manusia
menjadi
Di sisi lain, pada kondisi lingkungan yang buruk, 35
keberlanjutan akan terancam. Kondisi lingkungan yang memberi ancaman kerhadap keberlanjutan keberadaan kehidupan dan kesejahteraan manusia antara lain banjir, kekeringan, udara panas, potensi tanah longsor, pencemran, polusi, penyebaran penyakit, kebakaran hutan, hutan gundul dan lainnya. Dinamika
kehidupan
manusia
membutuhkan
kondisi
fungsi
lingkungan yang baik. Kelestarian fungsi lingkungan yang dinamis dan adanya interaksi antar komponen yang mendukung sistem lingkungan
yang
sesuai
dengan
daya
dukungnya,
memberi
kesempatan kepada manusia untuk mengatur kehidupan yang menjamin kesejahteraan manusia.
Pada kondisi manusia yang
terjamin kesejahteraannya karena dukungan faktor lingkungan, maka kelestarian fungsi lingkungan juga terjamin.
Hubungan
timbal balik di atas memberikan pemahaman bahwa lingkungan yang baik akan menciptakan kesejahteraan manusia yang baik. Untuk
pemenuhan
kebutuhan
dan
dinamika
kehidupannya
manusia menyelenggarakan berbagai macam aktifitas dan dapat mempengaruhi
lingkungan
lingkungan baru.
serta
memunculkan
berbagai
Salah satu lingkungan binaan adalah kegiatan
peternakan dengan produk daging, telur dan susu sebagai pemenuhan gizi yang sangat dibutuhkan untuk peningkatan kualitas hidup manusia. Kegiatan peternakan juga menghasilkan limbah berupa
kotoran yang memberikan sumbangan pada
peningkatan mutu kehidupan meningkatkan
produksi
tanaman
melalui pupuk yang dapat pangan
yang
juga
untuk
pemenuhan kebutuhan manusia. Kotoran ternak sebelum menjadi pupuk dan bermanfaat bagi manusia, dapat memberikan ancaman bagi kehidupan manusia karena kotoran manusia merupakan limbah yang mencemari lingkungan.
Kotoran ternak berpotensi menyebabkan penyakit 36
pada manusia berupa tetanus.
Selain kotoran, bahan makanan
dan sisa-sisa bahan makanan pada usaha peternakan juga menimbulkan
dampak
berupa
bau
yang
menyengat
yang
mengganggu aktifitas manusia. Hal tersebut menunjukkan bahwa potensi gangguan pencemaran pada kegiatan usaha peternakan ayam tidak hanya berasal dari kotorannya saja melainkan juga berasal dari aktifitas lain seperti pemberian pakan, pemeliharaan dan lainnya. Salah satu rencana usaha di bidang peternakan ayam Pedaging close house yang akan dibuka adalah peternakan ayam Pedaging close house UD. Barokah yang terletak di Desa Cendana RT. 06 RW. 03
Kec.
Kutasari
yang
menghasilkan
produk
berupa
ayam
pedaging. 1. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan Tata Ruang. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purbalingga,
Kecamatan
pengembangan Peternakan
I
dengan
Kabupaten
Kutasari pusat
termasuk
wilayah
pengembangan
Kawasan
Purbalingga.
Fungsi
Wilayah
Pengembangan I meliputi: peternakan unggas dan ternak lainnya.
Berdasarkan hal tersebut maka untuk Kecamatan
Kutasari merupakan wilayah yang masih memungkinkan untuk dibangun suatu peternakan termasuk di dalamnya peternakan ayam pedaging sistem close house. Lokasi usaha sudah sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku yaitu adanya persetujuan BKPRD, terlampir dalam lampiran UPL UKL ini. 2. Persetujuan Prinsip tentang Rencana Usaha. Kesesuaian lokasi Rencana Usaha UD. Barokah Desa Cendana Kec. Kutasari di Desa Cendana Kecamatan Kutasari Kabupaten 37
Purbalingga sesuai Perda Nomor 5 Tahun 2011
tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Purbalingga Tahun 2011 – 2031. 3. Komponen
Rencana
Kegiatan
yang
Dapat
Menimbulkan
Dampak Lingkungan Komponen rencana kegiatan pembangunan peternakan UD. Barokah dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang terjadi akibat
pembangunan
UD.
Barokah
diuraikan
berdasarkan
tahapan pekerjaan menjadi tahap pra konstruksi, tahapan konstruksi dan tahapan operasional.
Survey penelitian dan perijinan termasuk kegiatan pengukuran lahan dan perencanaan bangunan Pembebasan lahan Kegiatan penyiapan bahan-bahan dan fasilitas pengamanan Tahap Pra Konstruksi
Rekrutment tenaga kerja konstruksi Kegiatan cut and fillGambar terhadap tanah/lahan yang akan dibangun kandang dan prasarana lainnya 6 Mobilisasi material dan peralatan kerja Pembangunan fisik bangunan (super structure dan upper structure Diagram Air Uraian Rencana Kegiatan
Tahap Konstruksi
Tahap Operasional
UD. Barokah
Rekrutment tenaga kerja operasional kandang Rutinitas pekerjaan kandang Penggunaan air dan sanitasi Transportasi dan parkir Hubungan kemasyarakatan Administrasi
38
Komponen rencana kegiatan pembangunan UD. Barokah yang diperkirakan menimbulkan dampak terhadap lingkungan dapat diuraikan sebagai berikut : a. Tahap Prakonstruksi Kegiatan yang dilakukan pada tahap prakonstruksi meliputi : 1) Survey, penelitian dan perijinan termasuk didalamnya berupa
pengukuran
lahan
dan
perencanaan
pembangunan. Tindakan awal dari UD. Barokah dalam melakukan suatu usaha adalah proses perizinan ke pemerintah daerah yang akan digunakan sebagai tempat usaha, penentuan kegunaan wilayah, ijin lokasi dan semua ketentuan perijinan yang sudah ditetapkan pemerintah daerah yang harus dilengkapi. 2) Pembebasan lahan 39
Kegiatan
pembebasan
sebelum
kegiatan
lahan
sudah
dilaksanakan,
dilakukan
sehingga
jauh
negosiasi
besarnya ganti untung penjualan lahan sudah tidak menjadi komponen dampak. Pembayaran juga sudah dilakukan
sesuai
dengan
kesepakatan
yang
terjadi
dengan disaksikan oleh unsur wilayah setempat. 3) Kegiatan
penyiapan
bahan-bahan
dan
fasilitas
pengamanan Kegiatan penyiapan bahan dan fasilitas pengamanan yang dimaksudkan adalah untuk mempersiapkan secara fisik bahan-bahan bangunan yang akan digunakan untuk peternakan ayam dan fasilitasnya, khususnya saat awal kegiatan
konstruksi
penyediaan
mess
yaitu kerja,
pagar
pembatas
gudang/bedeng
serta untuk
menempatkan bahan material bangunan dan peralatan kerja
yang
pembangunan
akan tidak
digunakan, akan
sehingga
menggangu
proses kegiatan
masyarakat sekitarnya. b. Tahap Konstruksi Kegiatan yang dilakukan pada tahapan konstruksi yang diperkirakan
dapat
menimbulkan
dampat
terhadap
lingkungan hidup antara lain : 1) Rekruitmen tenaga kerja konstruksi Saat pelaksanaan konstruksi kebutuhan tenaga kerja dikoordinir oleh beberapa pengawas yang ditunjuk oleh pemrakarsa. Tenaga kerja konstruksi yang memerlukan syarat keahlian khusus langsung ditangani oleh tenaga ahli dari pihak pemrakarsa. Sedangkan untuk tenaga penunjang seperti keamanan, kuli angkut dan konsumsi akan diprioritaskan masyarakat sekitar.
Jumlah total
tenaga kerja konstruksi yang dibutuhkan 20 orang, 40
dimana 90 % dari tenaga kerja yang dibutuhkan akan diambil dari masyarakat sekitar. Jenis tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan konstruksi, meliputi :
Pelaksana Logistik Mandor Tukang batu Tukang kayu
Tukang besi Tukang cat Tenaga pembantu Sopir Penjaga
Selama pelaksana konstruksi, pekerja yang berasal luar daerah ditempatkan di mess/bedeng yang dibangun lengkap
dengan
fasilitas
MCK
dan
TPS
di
lokasi
pembangunan. Terkait keamanan lingkungan, bahan dan peralatan kerja dipercayakan langsung oleh beberapa tenaga keamanan dari penduduk daerah setempat. Untuk memberikan jaminan sosial selama pelaksanaan konstruksi, maka jika terjadi kecelakaan dan gangguan kesehatan, seluruh tenaga kerja mendapat jaminan asuransi kesehatan dari pengelola usaha. 2) Mobilisasi material dan peralatan Bahan
dan
material
bangunan
direncanakan
akan
mengambil dari daerah sekitar, hal tersebut untuk mendapatkan efisiensi dan akan lebih mudah dalam pengangkutannya.
Bahan-bahan material lain seperti
batu bata diambil dari lokal. material
ke
lokasi
Saat pengiriman bahan
pembangunan
akan
digunakan
kendaraan-kendaraan angkut bertonase sedang seperti truk 150 PS dan colt pick up. 3) Kegiatan persiapan awal terhadap tanah/lahan yang akan dibangun kandang dan prasarana lainnya
41
Kondisi lahan eksisting adalah berupa tanah kosong oleh karena itu, sebelum dimulainya kegiatan konstruksi perlu dilakukan pembersihan land clearing) terhadap vegetasi yang tumbuh di areal existing.
Kegiatan pembersihan
lahan dan material sisa sampah (land clearing) bertujuan untuk mempersiapkan secara fisik lahan yang rencana akan digunakan untuk pondasi bangunan dan prasarana penunjangnya termasuk untuk pemagaran keliling areal pembangunan. Kegiatan ini rencana akan dilaksanakan secara manual atau menggunakan tenaga manusia, dan juga dengan alat berat (excavator). 4) Pembangunan fisik bangunan (super structure and upper structure) Kegiatan
pembangunan
sub
structure
meliputi
pemasangan struktur pondasi bangunan, sloof, saluran drainase SPAH dan septictank. Khusus struktur pondasi menggunakan pondasi pelat beton dan pondasi pelat lajur. Sedangkan pembangunan upper structure terdiri atas pemasangan kolom dan balok, konstruksi dinding bangunan, konstruksi atap dan pemasangan genting. c. Tahap Operasional Kegiatan pada tahapan operasional yang diperkirakan akan berdampak terhadap lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi beberapa kegiatan yaitu : 1) Rekruitmen tenaga kerja operasional produksi Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk operasional peternakan ayam sistem close house UD. Barokah di Desa Cendana adalah 10 orang yang didominasi oleh tenaga kerja laki-laki sekitar 95 % atau 10 orang, sedangkan sisanya tenaga kerja wanita. Berdasarkan 42
daerah asal pekerjanya keseluruhannya dari penduduk lokal. 2) Rutinitas pekerjaan kandang a) Kegiatan pemeliharaan di kandang ayam DOC (day old chick) Adalah kegiatan pemeliharaan ayam yang berumur 1 (satu) hari sampai dengan ayam umur 1 (satu) minggu tidak menjadi permasalahan karena DOC didatangkan dalam kondisi umur tersebut.
Dalam
pemeliharaan lebih banyak dilakukan untuk tujuan penyesuaian kondisi namun tetap dilakukan seleksi terhadap ayam dengan ketat dan pemberian pakan dengan kadar protein 18-19%. Hal ini dimaksudkan untuk pertumbuhan frame ayam. b) Kegiatan di kandang Grower (pertumbuhan) Adalah kegiatan pembesaran ayam dari umur 1 (satu) minggu sampai umur 5-6 minggu di kandang grower. Pakan yang dipergunakan adalah akan jenis grower. 3) Penggunaan air dan sanitasi Penyediaan
air
diperhitungkan
mempertimbangkan
kapasitas
aktivitas
dan
kandang
mandi/toilet.
Sumber
kebutuhan
domestik air
dengan
bersih
air
seperti
untuk kamar
direncanakan
menggunakan air sumur dalam. Sistem penyediaan air bersih yang berasal dari sumber air sumur dalam selanjutnya dipompakan dengan pompa transfer ke bak penampungan air yang diletakkan di lokasi lebih atas kemudian dialirkan ke seluruh lokasi yang membutuhkan
43
dan ditampung di bak-bak penampungan kecil sesuai dengan kebutuhan di setiap titik. 4) Transportasi keluar masuknya kendaraan ke kandang dan parkir Rutinitas
kendaraan
keluar
masuk
terkait
dengan
ketersediaan fasilitas areal parkir peternakan ayam UD. Barokah, upaya pengelolaannya akan diatur semaksimal mungkin
agar
dapat
mencukupi
kebutuhan
parkir
kendaraan yang akan datang. Upaya tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan gangguan terhadap pemakai jalan yang melintas di depan peternakan. Saat rutinitas harian berlangsung akan ditempatkan petugas yang membantu mengatur sirkulasi kendaraan yang keluar masuk peternakan ayam UD. Barokah yaitu dengan mengoptimalkan tugas tenaga keamanan (satpam). Rutinitas keluar masuknya kendaraan dapat dibedakan menjadi 3 kegiatan yaitu : a) Pengadaan pakan. b) Pengangkutan produk utama dan sampingan (ayam usia panen maupun kotoran ayam). c) Transport tamu dan karyawan.
5) Kegiatan pemeliharaan penghijauan Kegiatan pemeliharaan tanaman terkait dengan faktor estetika dan keindahan peternakan ayam UD. Barokah. Upaya pemerliharaan taman dilakukan secara rutin setiap
hari
meliputi
penyiraman,
pemupukan,
penanaman tanaman sedangkan di area parkir dan dekat dengan gudang akan ditanami pohon ranting/dahan yang
rindang.
Dengan
adanya
kegiatan
ini,
maka
44
diharapkan
tingkat
kesuburan
dan
pertumbuhan
tanaman/pohon yang ada dapat selalu terjaga dengan baik,
sehingga
dapat
meningkatkan
estetika,
menciptakan kesejukan dan kenyamanan di lingkungan peternakan ayam UD. Barokah. 6) Hubungan kemasyarakatan Hubungan baik dengan masyarakat sekitar lokasi usaha sangat
penting,
karena
tanpa
adanya
dukungan
tersebut, maka usaha yang dilakukan tidak akan berjalan lancar dan kondusif. Salah satu cara menjaga hubungan baik dengan masyarakat adalah dengan melakukan program-program
yang
berlangsung
bersentuhan
dengan masyarakat serta ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. 7) Administrasi Kegiatan administrasi yang dilakukan oleh perusahaan dapat dibagi menjadi 3 yaitu : a) Keorganisasian. b) Ketenagakerjaan. c) Pendapatan.
45
Tabel 6 Komponen Rencana Usaha yang Diperkirakan Menimbulkan Dampak Terhadap Lingkungan
Tanah No
Kegiatan Fisi k
I 1. 2. II 1. 2. 3. 4. III 1. 2. 3. 4. 5. 6. IV.
Komponen Lingkungan Udara
Air
PRA KONSTRUKSI Survay, penelitian dan perijinan Pembebasan Lahan KONSTRUKSI Mobilisasi material dan peralatan Mobilisasi tenaga kerja Pembangunan perusahaan/Tahap konstruksi Demobilisasi tenaga kerja OPERASIONAL Rekrutmen tenaga kerja Rutinitas pekerjaan kandang Sanitasi dan penggunaan air Transportasi dan parkir Hubungan Kemasyarakatan Manajemen dan ketenagakerjaan PASCA OPERASI Perluasan lokasi peternakan di lokasi
Kim ia
Fisik
Kim ia
Biolog i
Bau
Kebi singan
Kualita s
Sosial, Ekonomi, Budaya, Kesehatan Masyarakat Perse Penda Kesejah Kesmas psi Patan teraan √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
41
yang ada sekarang Berhentinya operasional peternakan
√
√
√
d) BAB III e) f) DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN, g) UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) h) i) A. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN j) k) Dampak lingkungan yang terjadi karena pembangunan dan operasional Peternakan Ayam Pedaging Clo se House UD. Barokah dapat berupa dampak potensial yang bersifat negatif maupun positif. Dampak pembangunan dan operasional ditinjau berdasarkan aspek fisik-kimia, aspek biologi, dan aspek sosial, ekonomi, budaya serta aspek kesehatan masyarakat pada setiap tahapan kegiatan yang dilakukan pada pembangunan perusahaan tersebut. Berbagai dampak pada komponen lingkungan akibat pembangunan dan operasional UD. Barokah berdasarkan tahapan kegiatan yang dilaksanakan meliputi : aspek fisik kimia, aspek biologi, dan aspek sosial ekonomi, budaya serta aspek kesehatan masyarakat pada setiap tahapan kegiatan yang dilakukan. 1. Dampak Terhadap Komponen Fisik Kimia. a. Polusi Udara (bau) l)Polusi udara (bau) sangat mengganggu masyarakat yang ada di sekitar kandang peternakan ayam. Hal ini dikarenakan kurangnya manajemen dalam pengelolaan limbah dan lalu lintas ayam pasca panen.
Dampak ini 42
dalam skala yang luas akan sangat meresahkan warga karena limbah peternakan ayam tersebut menimbulkan bau yang tidak sedap. Bau yang tidak sedap ini berasal dari kandungan gas amonia yang tinggi yang terbentuk dari penumpukan feses yang masih basah dalam kondisi anaerob. Gas amonia mempunyai pengaruh buruk terhadap manusia dan ternak, hal ini dapat di lihat pada Tabel 7. m) n) o)
Tabel 7
Pengaruh Gas Amonia pada Manusia dan Ternak p)
q) r) Kadar ammoni a (ppm) s) w) 5 y) 6 aa)11 ac)25 ae)35 ag)
40
t) u) Gejala/pengaruh yang ditimbulkan pada manusia dan ternak v) x) Kadar paling rendah yang tercium baunya z) Mulai timbul iritasi pada selaput mata dan saluran napas ab) Penurunan produktivitas ayam ad)
Kadar maksimum yang dapat ditolerir selama 8 jam af) Kadar maksimum yang dapat ditolerir selama 10 jam ah) Mulai menyebabkan sakit 43
ai) 50
kepala, mual, hilang nafsu makan pada manusia aj) Penurunan drastis produktivitas ayam dan terjadi pembengkakkan ak)Fabricious
al)
am) an)
Ada banyak cara untuk mengatasi permasalahan bau yang ditimbulkan feses ayam broiler antara lain:
penggunaan zeolit pada pakan, penambahan kapur pada kotoran dan penggunaan mikroba probiotik starbio pada pakan. Penggunaan zeolit lebih dari 4% dalam pakan, memberikan kemungkinan yang lebih besar dalam menurunkan pembentukan gas amonia, tetapi perlu diperhatikan efek samping dari penggunaan zeolit yang lebih tinggi. Penambahan kapur 1% dan 3% pada kotoran ayam dapat mengurangi gas amonia. Sedangkan penggunaan mikroba starbio sebanyak 0,025%-0,05% pada pakan dapat menurunkan kadar amonia dilingkungan kandang. Untuk menurunkan bau kotoran ayam dan mengurangi kepadatan lalat bisa menggunakan Effective Organisme Sucimanah (2002). ao) ap)
Permasalahan bau juga dapat diatasi dengan memanfaatkan limbah ternak berupa kotoran ayam yang dapat
diolah menjadi biogas dan pupuk. Setiap usaha peternakan baik itu berupa sapi, ayam, kambing, kuda maupun babi akan menghasilkan kotoran yang memiliki kandungan unsur hara yang tinggi, sehingga banyak petani menggunakannya sebagai pupuk dasar. Kotoran yang dihasilkan oleh ternak ada dua macam yaitu pupuk kandang segar dan pupuk yang telah membusuk. Pupuk kandang segar adalah kotoran yang dikeluarkan oleh ternak sebagai sisa proses makanan yang disertai urine dan sisa-sisa makanan sedangkan pupuk kandang yang telah membusuk adalah pupuk kandang yang telah disimpan lama sehingga telah mengalami proses pembusukan atau penguraian oleh jasad renik (mikroorganisme) yang ada dalam permukaan tanah. 44
aq) ar)
Pupuk kandang sangat bermanfaat bagi para petani karena memiki keunggulan: menambah zat atau unsur
hara dalam tanah, mempertinggi kandungan humus di dalam tanah, mampu memperbaiki struktur tanah, dan mendorong atau memacu aktivitas kehidupan jasad renik dalam tanah. Gasbio adalah campuran beberapa gas, tergolong bahan bakar gas yng merupakan hasil fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob, dan gas yang dominan adalah gas metan (CH4) dan gas karbondioksida (CO2). Produksi gas bio dapat digunakan untuk memasak, penerangan. Pembentukan gasbio melalui tiga tahap dan pada situasi anaerob yaitu tahap hidrolisis, tahap pengasaman, dan tahap metanogenik. Pada tahap hidrolisis terjadi pelarutan bahan organik dan pencernakan bahan organik yang komplek menjadi sederhana, perubahan bentuk primer menjadi monomer. Pada tahap pengasaman komponen monomer akan menjadi bahan makanan bakteri pembentuk asam, sehingga menghasilakan asam asetat, propionate, format, laktat, alcohol dan sedikit butirat, gas karbondioksida, hydrogen dan amoniak. as) b. Peningkatan Resiko Kerusakan Jalan at)
Dampak yang mungkin timbul dari aktifitas pembangunan konstruksi dan operasional peternakan terhadap
resiko kerusakan jalan dan infrastruktur jalan lainnya dimungkinkan terjadi karena adanya pengangkutan alat berat dan material pada tahap konstruksi dan pengangkutan pakan dan hasil produksi pada tahap operasional. au)
Kuantitas dan intensitas pengangkutan yang tidak dikelola dengan baik akan meningkatkan resiko kerusakan.
Salah satu cara untuk mengatasi dampak ini adalah dengan mengatur tonase kendaraan angkut yang diusahakan sesuai dengan tonase jalan menuju ke lokasi. av) c. Penurunan Tingkat Kenyamanan aw)
Adanya limbah yang dihasilkan, peningkatan pencemaran udara akibat bau, kebisingan hilir mudik angkutan
berpotensi mengganggu tingkat kenyamanan warga masyarakat sekitar lokasi usaha dan sekitar akses jalan keluar– 45
masuk lokasi.
Tanpa pengelolaan yang baik tentu dampak–dampak ini akan menimbulkan penurunan tingkat
kenyamanan yang apabila sudah melampaui batas kewajaran dapat menimbulkan masalah sosial. ax) 2. Dampak Terhadap Komponen Biologi. ay) Salah satu dampak terhadap komponen biologi adalah timbulnya lalat. Lalat timbul karena kurangnya kebersihan kandang ayam. Lalat adalah jenis serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha ordo Diptera. Lalat ini dapat menimbulkan berbagai masalah seperti mediator perpindahan penyakit dari ayam yang sakit ke ayam yang sehat, mengganggu pekerja kandang, menurunkan produksi, mencairkan feses atau kotoran ayam yang berakibat meningkatnya kadar amonia dalam kandang. Lalat juga meresahkan masyarakat yang tinggal di pemukiman yang dekat dengan peternakan sehingga menimbulkan protes warga. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengurangi keberadaan lalat. az) ba) Ada banyak jenis lalat yang ada di permukaan bumi ini, tapi yang paling banyak merugikan manusia adalah jenis lalat rumah (musa domestika), lalat hijau (lucilia), lalat biru (calliphora vumituria), dan lalat latrine (fannia cunicularis). Selain mengganggu pemandangan lalat juga menimbulkan banyak berbagai penyakit misalnya; desentri, diare, thypoid dan colera. Penyebaran bibit dari berbagai penyakit itu hampir sama yaitu dibawa oleh lalat yang berasal dari sampah, kotoran manusia atau hewan, terutama melalui bulu-bulu badannya, kaki dan bagian tubuh yang lain dari lalat lalu hinggap pada makanan manusia. Umumnya gejala dari penyakit ini adalah perut sakit, gangguan pada usus, demam tinggi, sakit kepala dan berak darah bb) bc) Keberadaan lalat dapat diberantas dengan cara biologis, kimiawi, elektrik dan tekhnis. Secara biologis yaitu pemberantasan yang melibatkan makhluk lainnya yang merupakan predator lalat, contohnya kumbang parasit, lebah. Cara biologis lainnya dengan menggunakan hormone serangga sintesis yang dicampurkan ke dalam pakan ternak. 46
Pemberantasan lalat secara kimiawi dengan menggunakan berbagai macam racun serangga yang efektif dalam membunuh lalat. Secara elektrik yaitu dengan menggunakan lampu neon yang memiliki daya tarik pandangan lalat, sehingga lalat yang mendekati lampu akan tersetrum aliran listrik dan mati. Sedangkan secara teknis yaitu menggunakan alat penangkap lalat yang paling sederhana hingga modern. Selain usaha tersebut di atas, keberadaan lalat juga dapat diatasi dengan memelihara kotoran ayam agar tetap kering dan secara mekanik yaitu dengan biosekuriti yang meliputi manajemen kebersihan (pembersihan dan disenfeksi kandang, terutama setelah panen) dan manajemen sampah (pembuangan litter, kotoran dan bangkai ayam). bd) 3. Dampak Terhadap Komponen Ekonomi. be) Kegiatan usaha peternakan ayam yang sedang diusahakan ini tidak menimbulkan dampak negatif terhadap komponen ekonomi bahkan sebaliknya akan menimbulkan dampak-dampak yang positif pada komponen-komponen ekonomi masyarakat sekitar karena : adanya penyerapan tenaga kerja, peningkatan aktifitas ekonomi pekerja baik selama masa konstruksi sampai dengan operasionalnya. bf) 4. Dampak Terhadap Komponen Sosial dan Budaya. bg) Kegiatan usaha peternakan ayam yang sedang diusahakan ini secara umum tidak menimbulkan dampak negatif terhadap komponen sosial budaya karena
dari tahap konstruksi sampai dengan operasional, aktifitas yang terjadi
adalah aktifitas-aktifitas fisik bukan aktifitas budaya. Namun demikian dampak terhadap komponen sosial budaya ini tetap akan dikelola dengan baik. bh) 5. Dampak Terhadap Komponen Kesehatan Masyarakat. bi)
Salah satu dampak terhadap komponen kesehatan masyarakat adalah adanya kekhawatiran menyebarnya virus flu
burung Avian Infuenza (H5N1). Pemberian pedoman pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan 47
menular Influenza pada unggas akan ditingkatkan kewaspadaannya sehingga apabila dampak ini terjadi dapat diambil tindakan secara dini apabila ditemukan adanya unggas yang mati akibat virus Avian Influenza (AI).
Sebagaimana
diketahui bahwa gelala-gejala flu burung pada unggas adalah sebagai berikut; terjadi pembengkakan pada jengger, pial dan kelopak mata; warna kebiruan (sianosis) pada jengger dan pial; perdarahan di bawah kulit pada daerah kaki (tungkai, telapak kaki) dan bagian badan yang tidak berbulu sehingga tampak kemerah-merahan; keluar cairan (eksudat) dari hidung yang jernih dan kadang-kadang bercampur dengan darah; perdarahan titik (petechie) pada daerah dada, kaki dan telapak kaki; batuk bersin dan ada suara ngorok; kadang kala unggas mengalami diare; penurunan produksi pertumbuhan; dan penurunan nafsu makan. bj)
Selain usaha pengobatan, usaha untuk pencegahan penyebaran virus flu burung ini adalah dengan cara menjaga
kesehatan makanan, cuci tangan dengan air sabun setelah kontak dengan unggas dan produk unggas lainya baik sebelum makan maupun sesudah makan, menggunakan bibit ayam
yang sehat,
dan menghindari kontak dengan
sumber yang terinfeksi. bk) bl) bm) bn) bo) bp) bq) br)
Tabel 8
Identifikasi Dampak yang Diperkirakan Akan Terjadi bs)
48
bt) Sumber Dampak bw)
bu)
Jenis Dampak
bv) Besaran Dampak
TAHAP PRA KONSTRUKSI
1. Kegiatan survey lapang-an dan sosialisasi pada masyarakat sekitar dan pemilik lahan
bx) Persepsi negatif masya-rakat berpotensi menimbulkan keresahan sosial
by) Relatif kecil, yaitu tidak berdampak luas secara sosial ekonomi karena lokasi sekitar peternakan adalah lahan yang kurang produktif
2. Kegiatan pembebasan dan perubahan lahan dari lahan pertanian non irigasi/non produktif menjadi lahan peternakan
bz) Ketidakpuasan masyarakat atas pembayaran dan sistem pembayaran yang dilakukan
ca) Tidak berdampak karena tanah lokasi peternakan adalah milik sendiri dan proses pembebasan/pembelianya sudah terjadi jauh sebelum peternakan dilaksanakan dan senantiasa melibatkan warga masyarakat dan pemerintahan desa dalam perkembangan perubahanm penggunaannya
cb)
TAHAP KONSTRUKSI
1. Mobilisasi Peralatan dan material
cc) Penurunan kualitas udara sekitar lokasi pembangun-an dalam bentuk peningkatan partikel di udara
cd) Pada tahap konstruksi diperkirakan dapat menyebabkan peningkatan jumlah debu di udara sekitar lokasi peternakan hingga mencapai 5 % dari kondisi awal pada musim kemarau normal
ce)
cf) Timbulnya kebisingan
cg) Kendaraan angkutan material berupa truck dengan 49
bt) Sumber Dampak
bu)
Jenis Dampak
bv) Besaran Dampak beban 12 ton berpotensi menimbulkan kebisingan selama tahap konstruksi dan tahap operasional
ch)
2. Mobilisasi Kerja
Tenaga
cm)
3. Pembangunan Perusahaan /tahapan konstruksi
cr)
ci) Peningkatan beban kepadatan lalu lintas
cj) Kendaraan angkutan truck dan lainnya selama masa konstruksi dengan beban 12 ton mengakibatkan peningkatan resiko kerusakan jalan dan kepadatan lalu lintas
ck) Peningkatan peluang kerja bagi masyarakat sekitar
cl) Sekitar 20 orang tenaga kerja bangunan
cn) Potensi kecemburuan sosial
co) Potensi konflik sosial karena tidak ikut dipekerjakan cukup besar karena tenaga kerja yang dibutuhkan relatif banyak dalam pembanguanan
cp) Berkurangnya lahan resapan akibat pembangunan perusahaan
cq) Hilangnya kapasitas resapan tanah akibat pembangun-an perusahaan pada lahan seluas 2.300 m2 dimana sebagian besar sekitar 70 % merupakan bangunan
cs) Peningkatan kebisingan akibat
ct) Pada tahap konstruksi terjadi peningkatan 50
bt) Sumber Dampak
bu)
Jenis Dampak
bv) Besaran Dampak
intensitas aktivitas pembangunan
kebisingan pada radius 50 – 200 m di sekitar lokasi pembangunan pada jam 08.00 – 16.00
cu)
cv) Penurunan Sanitasi lingkungan
cw) Pembuangan sampah dan limbah yang tidak pada tempatnya berpotensi untuk menurunkan sanitasi lingkungan sekitar.
cx) 4. Demobilisasi Tenaga Kerja
cy) Keresahan masyarakat
cz) Tingkat keresahan masyarakat akibat dari demobilisasi pekerja karena telah selesainya proyek kegiatan pembangunan berdampak pada pengurangan pendapatan masyarakat
da)
TAHAP OPERASIONAL
1. Rekrutmen kerja
dd)
dg)
tenaga
db) Peningkatan peluang kerja bagi warga masyarakat sekitar
dc) Sekitar 10 orang tenaga kerja lokal operasional kandang
de) Peningkatan pendapatan masyarakat
df) Sejumlah 10 orang masyarakat sekitar mendapatkan tambahan penghasilan sesuai UMK
dh) Potensi kecemburuan sosial
di) Potensi konflik karena tidak
sosial ikut 51
bt) Sumber Dampak
bu)
Jenis Dampak
bv) Besaran Dampak dipekerjakan relatif karena tenaga kerja dibutuhkan relatif kecil
kecil yang
2. Rutinitas pekerjaan kandang
dj) Resiko penurunan kualitas air
dk) Besarnya limbah yang dihasilkan relatif cukup besar karena intensitas rutinnya
dl)
dm) Resiko penurunan kuantitas air permukaan
dn) Besarnya penggunaan air untuk operasional peternakan baik untuk kebutuhan kandang atau kebutuhan domestik dapat menyebabkan penurunan muka air tanah di sekitar lokasi peternakan
do)
dp) Resiko penurunan kualitas udara, bau, debu dan kebisingan
dq) Besaran dampak bersifat dinamis tergantung pada lokasinya
dr)
ds) Kecelakaan kerja
dt) Relatif kecil bila karyawan menerapkan SOP yang telah ditetapkan
du)
dv) Penurunan kesehatan karyawan
dw) Besarnya resiko penurunan kesehatan karyawan cukup dinamis tergantung posisi dan situasi
3. Sanitasi dan penggunaan air
dx) Tingkat kebersihan
dy) Relatif kecil berpengaruh terhadap kenyamanan dan kesehatan 52
bt) Sumber Dampak
bu)
Jenis Dampak
bv) Besaran Dampak pekerja
dz)
ea) Tingkat kebersihan alat kerja dan area peternakan
eb) Relatif kecil berpengaruh terhadap kenyamanan dan kesehatan pekerja
ec)
ed) Resiko pencemaran permukaan pembuangan cair
ee) 15 – 30 m3 limbah cair yang dihasilkan
air akibat limbah
ef)
eg) Penurunan muka air tanah
eh) Relatif besar karena penggunaan air dalam jumlah yang besar
ei) 4. Transportasi dan parkir
ej) Peningkatan kebisingan dan tingkat kemacetan lalu lintas akibat transportasi karyawan
ek) Cukup kecil terutama karena jumlah karyawan yang sedikit
el)
em) Peningkatan kebisingan dan tingkat kemacetan lalu lintas akibat mobilisasi material bahan baku dan produk akhir
en) Cukup kecil terutama karena jumlah karyawan yang kecil
eo)
ep) Peningkatan kerusakan jalan
eq)
Relatif kecil
53
bt) Sumber Dampak 5.
Hubungan kemasyarakatan
bu)
Jenis Dampak
bv) Besaran Dampak
er) Persepsi negatif masyarakat
es)
Relatif kecil
et)
eu) Keresahan masyarakat
ev)
Relatif kecil
ew)
ex)
Konflik sosial
ey) Hubungan pekerja dengan pengusaha, perusahaan dan masyarakat berpotensi relatif kecil untuk menjadi konflik sosial
ez)
fa) Kesempatan berusaha
fb) Operasional peternakan memberikan peluang kepada masyarakat sekitar untuk membuka usaha
fc) 6. Manajeman dan ketenaga-
fe) Perubahan sosial (masuknya kultur peternakan modern pada masyarakat agraris Desa Cendana) tidak berpotensi menimbulkan keresahan sosial
ff) Secara kualitatif relatif kecil yaitu hanya sekitar 1 5% dari total karyawan yang melakukan migrasi dari kediaman asal ke lokasi baru sekitar areal lokasi peternakan
fh) Peningkatan kepadatan penduduk pada lokasi-lokasi sekitar lokasi peternakan berpotensi
fi) Relatif kecil kontribusinya hanya sekitar kurang dari 1 % dari kepadatan awal
fd)
fg)
kerjaan
54
bt) Sumber Dampak
bu)
Jenis Dampak
bv) Besaran Dampak
menimbulkan keresahan sosial fj)
fk) Produksi limbah cair dari toilet/kamar mandi
fl) Estimasi beban limbah cair 15 m3 per hari. Estimasi beban limbah cair septictank 20 – 30 m3 per bulan
fm)
fn) Peningkatan pendapatan
fo) Sekitar 10 orang tenaga kerja operasional kandang dan administrasi fp) fq)
fr)
TAHAP PASCA OPERASI
fs) Perluasan lokasi peternakan
ft)
Rekondisi lahan
fu) Luas lahan yang beralih fungsi kearah yang lebih baik
fv) Berhentinya operasional kegiatan Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah
fw) Penghentian tenaga kerja dan berusaha
fx) Jumlah Karyawan yang dihentikan / pemutusan hubungan kerja dan berhentinya kegiatan peternakan di sekitar lokasi kegiatan
55
B. BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) fy)
Untuk meminimalisasi dampak negatif dan mengoptimalkan
dampak positif yang terjadi akibat kegiatan Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah UD. Barokah di Desa Cendana, Kecamatan Kutasari,
Kabupaten
Purbalingga,
Jawa
Tengah,
perlu
dilakukan
pengelolaan lingkungan secara konsisten. Pengelolaan lingkungan dilakukan dengan cara-cara pendekatan yang baik dan tepat guna serta didasarkan atas sifat ekonomi, kemudahan pengoperasian dan sifat efektifitasnya. Dampak yang dikategorikan dalam dampak positif akan ditingkatkan secara maksimal. Sedangkan dampak negatif yang diperkirakan akan terjadi diminimalisir sehingga kelestarian fungsi lingkungan dapat terjaga. fz)
ga)
Upaya pengelolaan lingkungan pada rencana usaha/kegiatan
dilakukan terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak. Komponen-komponen lingkungan yang terkena dampak meliputi 4 aspek yaitu aspek yaitu
fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi budaya
dan kesehatan masyarakat. Upaya pengelolaan lingkungan hidup untuk rencana usaha/kegiatan peternakan ayam pedaging sistem close house UD. Barokah meliputi : gb) gc)
Tabel 9
Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
gd) ge) Sumber Dampak
gj)
gf) Jenis Dampak
gg) Upaya Pengelolaan
gh) Loka si Pengelolaa n
gi)
Perio de Pengelolaa n
gl) Melakuka n sosialisasi dengan warga masyarakat
gm) Lokas i peternakan Desa Cendana Kec. Kutasari
gn) Pada saat survey lokasi peternakan
TAHAP PRA KONSTRUKSI
1. Kegiatan survey lapang-an dan sosialisasi pada masyarakat sekitar dan
gk) Persep si negatif masya-rakat berpotensi menimbulkan keresahan
56
ge) Sumber Dampak
pemilik lahan 2. Kegiatan pembebasa n dan perubahan lahan dari lahan pertanian non irigasi/non produktif menjadi lahan peternakan gs)
gx)
gf) Jenis Dampak
gg) Upaya Pengelolaan
gh) Loka si Pengelolaa n
Perio de Pengelolaa n
go) Ketida kpuasan masyarakat atas pembayaran dan sistem pembayaran yang dilakukan
gp) Menjalin komunikasi dan menjaga hubungan baik dengan warga masyarakat di sekitar lokasi peternakan
gq) Lokas i di sekitar rencana peternakan
gr)
gt)
gu) Memperh atikan aspirasi warga masyarakat khusunya yang terkait dengan akses dan kepentingan mereka terhadap lokasi peternakan
gv) Lokas i di sekitar rencana peternakan
gw)
gy)
gz)
hc) Lokas i peternakan dan sepanjang ruas jalan pengangkut an
hd) Setia p penganguta n material dan bahan bangunan
sosial
TAHAP KONSTRUKSI
1. Mobilisasi Peralatan dan material
gi)
ha) Penuru nan kualitas udara sekitar lokasi pembangunan dalam bentuk peningkatan partikel di udara
hb) Pengangk utan material bahan bangunan dan konstruksi dalam keadaan tertutup dan tapak roda kendaraan pengangkut dalam kondisi bersih sehingga tidak menimbulkan debu dan ceceran material pada
57
ge) Sumber Dampak
gf) Jenis Dampak
gg) Upaya Pengelolaan
gh) Loka si Pengelolaa n
gi)
Perio de Pengelolaa n
jalan sekitar lokasi peternakan he)
hf) Timbul nya kebisingan
hg) Pemakaia n kendaraan yang masih layak pakai sehingga mengurangi kebisingan
hh) Lokas i peternakan dan sepanjang ruas jalan pengangkut an
hi) Pada saat pelaksanaan konstruksi
hj)
hk) Pening katan beban kepadatan lalu lintas
hl) Diusahak an pengangkutan material tidak pada jam-jam sibuk
hm) Sepa njang ruas jalan pengangkut an
hn) Pada saat pengangkut an
ho)
hp)
hq) Mengatur dan melarang kendaraan pengangkut melakukan aktifitas bongkar muat di luar area peternakan
hr) Bahu jalan sepanjang ruas jalan pengangkut an
hs) Setia p saat kegiatan pengangkut an
ht)
hu)
hv) Kendaraa n pengangkut menyesuaikan muatannya dengan tonase jalan sehingga mengurangi resiko kerusakan jalan
hw) Sepa njang ruas jalan pengangkut an
hx) Setia p saat kegiatan pengangkut an
hy)
hz)
ia) Menempa tkan tenaga pengatur lalu lintas pada lokasi yang rawan
ib) Ruas jalan pengangkut an tertentu
ic) Setia p saat kegiatan pengangkut an
id) Pening katan
ie) jam
if) Desa Cendana
ig) p
4. Mobilisasi Tenaga Kerja
Mengatur keluar-
Setia
58
ge) Sumber Dampak
gf) Jenis Dampak
gg) Upaya Pengelolaan
gh) Loka si Pengelolaa n
gi)
Perio de Pengelolaa n
peluang kerja bagi masyarakat sekitar
masuk karyawan
Kec. Kutasari
penerimaan tenaga kerja
ih)
ii) Potens i kecemburua n sosial
ij) Melakuka n rekrutmen secara terbuka
ik) Desa Cendana Kec. Kutasari
il) Setia p penerimaan tenaga kerja
im)
in)
io) Malakuka n sosialisasi yang berkaitan dengan rekrutmen karyawan
ip) Desa Cendana Kec. Kutasari
iq) Setia p penerimaan tenaga kerja
ir) Berkur angnya lahan resapan akibat pembanguna n perusahaan
is) Meletakk an bangunan pada lokasi yang memungkinkan terjadi resapan tanah akibat pembangunan
it) Lokas i pembangun an peternakan
iu) Sela ma tahap pembangun an fisik
iv)
iw) Pening katan kebisingan akibat intensitas aktivitas pembanguna n
ix) Mengatur jadwal kerja pada jam normal sekitar lokasi pembangunan pada jam 08.00 – 16.00
iy) Lokas i pembangun an peternakan
iz) Sela ma tahap pembangun an fisik
ja)
jb) Penuru nan Sanitasi lingkungan
jc) Menyedia kan tempat sampah domestik (urinoir/WC) dan tempat sampah yang cukup
jd) Lokas i pembangun an peternakan
je) Sela ma tahap pembangun an fisik
jg) Keresa han masyarakat
jh) Melakuka n sosialisasi kepada warga masyarakat sekitar
ji) Lokas i sekitar pembangun an peternakan
jj) Pada saat tahap akhir pelaksanaan pembangun
5. Pembanguna n Perusahaan /tahapan konstruksi
jf)
4. Demobilisa si Tenaga Kerja
59
ge) Sumber Dampak
gf) Jenis Dampak
gg) Upaya Pengelolaan
gh) Loka si Pengelolaa n
gi)
Perio de Pengelolaa n an
jk)
TAHAP OPERASIONAL
4. Rekrutmen tenaga kerja
jl) Pening katan peluang kerja bagi warga masyarakat sekitar
jm) Melakuka n rekrutmen dengan prioritas tenaga kerja lokal
jn) Lokas i sekitar peternakan
jo) Sela ma tahap rekrutmen
jq) Pening katan pendapatan masyarakat
jr) Melakuka n sosialisasi kepada warga masyarakat sekitar
js) Lokas i sekitar peternakan
jt) Sela ma tahap operasional
ju)
jv) Potens i kecemburua n sosial
jw) Melakuka n sosialisasi kepada warga masyarakat sekitar
jx) Lokas i sekitar peternakan
jy) Sela ma tahap operasional
5. Rutinitas pekerjaan kandang
jz) Resiko penurunan kualitas air
ka) Melakuka n disinfecktan dengan cara chlorine diffuser ke dalam sumur dangkal
kb) Sumu r sekitar lokasi peternakan
kc) Secar a rutin setiap minggu
kd)
ke)
kf) Membuat sistem saluran pembuangan limbah yang kedap air dan melakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan
kg) Lokas i titik pembuanga n limbah
kh) Sekali disertai perawatan
ki)
kj)
kk) Membuat bak penangkap minyak dari buangan air limbah yang mengandung
kl) Lokas i titik pembuanga n limbah
km) Sekali disertai perawatan
jp)
60
ge) Sumber Dampak
gf) Jenis Dampak
gg) Upaya Pengelolaan
gh) Loka si Pengelolaa n
gi)
Perio de Pengelolaa n
minyak kn)
ko)
kp) Membuat sistem saluran pembuangan limbah yang kedap air dan melakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan
kq) Lokas i titik pembuanga n limbah
kr) Sekali disertai perawatan
ks)
kt) Resiko penurunan kuantitas air permukaan
ku) Memasan g tangki penampung air yang dilengkapi dengan switch on/off otomatis sehingga penggunaan air dapat terkontrol
kv) Lokas i peternakan
kw) Sekali disertai perawatan
kx)
ky)
kz) Membuat sumur resapan dan lubang biopori agar air hujan bisa meresap ke dalam tanah
la) Lokas i peternakan
lb) Sekali disertai perawatan
lc)
ld) Resiko penurunan kualitas udara, bau, debu, dan kebisingan
le) Mempert ahankan dan meningkakan tanaman tanaman di sekitar peternakan yang berfungsi sebagai buffer bagi debu maupun bau
lf) Lokas i peternakan
lg) Sekali disertai penyulaman dan perawatan
lh)
li)
lj) Mengusa hakan agar kondisi kotoran selalu dalam kondisi kering
lk) Lokas i peternakan
ll) Setia p hari
61
ge) Sumber Dampak
gf) Jenis Dampak
gg) Upaya Pengelolaan
gh) Loka si Pengelolaa n
gi)
Perio de Pengelolaa n
sehingga tidak menimbulkan bau, apabila kotoran basah maka cepat ditambahkan gamping agar cepat mengering dan tidak menimbulkan bau lm)
ln)
lo) Pengambi lan limbah padat kotoran ayam dilakukan secara rutin dan terjadwal
lp) Lokas i peternakan
lq) Setia p minggu
lr)
ls)
lt) Dilakukan penyemprotan disinfectan secara rutin
lu) Lokas i peternakan
lv) Tiga hari sekali
lw)
lx)
ly) Ayam yang mati dibuatkan septic tank/kuburan dengan ukuran 3 x 3 dengan kedalaman 3 m dengan tutup cor beton dengan lubang di bagian atas tempat masuk bangkai ayam dan dibuatkan tutup. Setiap minggu ditambahkan H2O2 dan kapur agar bangkai cepat membusukk dan di
lz) Lokas i peternakan
ma) Sekali disertai perawatan dan penyulaman tanaman
62
ge) Sumber Dampak
gf) Jenis Dampak
gg) Upaya Pengelolaan
gh) Loka si Pengelolaa n
gi)
Perio de Pengelolaa n
sekitarnya ditanami tanaman rindang dan berbau wangi mb)
mc) Kecela kaan kerja
md) Membuat papan pengumuman yang bersisi pentingnya keselamatan kerja
me) Lokas i peternakan
mf) Sekali disertai perawatan
mg)
mh)
mi) Melaksan akan ketentuan dalam K3 termasuk dalam penggunaan APD yang diperlukan
mj) Lokas i peternakan
mk) Setia p hari
ml)
mm)
mn) Melengka pi semua sarana dan prasarana APD yang diperlukan dalam peternakan seperti safety shoes, kaus tangan, dan helm
mo) Lokas i peternakan
mp) Sekali di awal operasional dan disertai perawatan
mq)
mr)
ms) Memberik an jaminan tenaga kerja yang merupakan hak pekerja berupa BPJS ketenagakerjaa n
mt) Lokas i peternakan
mu) Setia p hari
mv)
mw) Penuru nan kesehatan karyawan
mx) Mewajibk an bagi seluruh karyawan menggunakan
my) Lokas i peternakan
mz) Setia p hari
63
ge) Sumber Dampak
gf) Jenis Dampak
gg) Upaya Pengelolaan
gh) Loka si Pengelolaa n
gi)
Perio de Pengelolaa n
APD dalam setiap pekerjaannya na)
nb)
nc) Melakuka n biosecurity bagi setiap karyawan maupun pengunjung peternakan dan pada tempat tertentu dilakukan fumingisasi
nd) Lokas i peternakan
ne) Setia p hari
nf)
ng)
nh) Melengka pi sarana dan prasarana kesehatan sebagai lengkah awal apabila ada yang sakit
ni) Lokas i peternakan
nj) Setia p hari
nk)
nl)
nm) Memberik an jaminan kesehatan bagi karyawan dengan mengikutsertak an pada BPJS kesehatan
nn) Lokas i peternakan
no) Setia p tahun
6. Sanitasi dan penggunaan air
np) Tingka t kebersihan
nq) Melakuka n pembersihan kandang secara rutin dan teratur
nr)
ns)
nt)
nu)
nv) Menyedia kan tempat sampah yang cukup di setiap ruangan
nw)
nx)
ny)
nz)
oa) Melakuka n pemisahan sampah sesuai
ob)
oc)
64
ge) Sumber Dampak
gf) Jenis Dampak
gg) Upaya Pengelolaan
gh) Loka si Pengelolaa n
gi)
Perio de Pengelolaa n
jenisnya untuk dilakukan tindakan lebih lanjut od)
oe)
of) Limbah padat berupa kotoran ayam segera dilakukan pembersihan kemudian dimasukkan ke dalam kantong ukuran 40 Kg untuk kemudian dikelola pihak ketiga atau petani sekitar peternakan
og)
oh)
oi)
oj) Tingka t kebersihan alat kerja dan area peternakan
ok) Pembersi han dan sterilisasi alat kerja dengan menggunakan cairan disinfectan
ol) Lokas i peternakan
om) Setia p saat alat kotor dan memerlukan pembersiha n
on)
oo) Resiko pencemaran air permukaan akibat pembuangan limbah cair
op) Pembuat an septic tank dan saluran pembuangan limbah kedap air
oq) Lokas i penampung an limbah
or) Setia p bulan
os)
ot)
ou) Melakuka n pengelolaan limbah cair yang dihasilkan, limbah domestik ke septic tank, limbah bio security ke saluran pembuangan
ov) Lokas i penampung an limbah
ow) Setia p bulan
65
ge) Sumber Dampak
gf) Jenis Dampak
gg) Upaya Pengelolaan
gh) Loka si Pengelolaa n
gi)
Perio de Pengelolaa n
limbah untuk dilakukan pengelolaan sebelum dibuang ke lingkungan ox)
oy) Penuru nan muka air tanah
oz) Membuat bak penampungan air
pa) Lokas i peternakan
pb) Awal kegiatan operasional
pc)
pd)
pe) Penghem atan penggunaan air dengan memakai air secukupnya dan tidak berlebihan
pf) Lokas i peternakan
pg) Setia p hari
ph) 4. Transportasi dan parkir
pi) Pening katan kebisingan dan tingkat kemacetan lalu lintas akibat transportasi karyawan
pj) Mengatur dan melarang kendaraan perusahaan atau rekanan parkir di badan jalan dan melakukan bongkar muat di luar area perusahaan
pk) Sepa njang bahu jalan sekitar lokasi peternakan
pl) Setia p kali pengangkut an pakan atau hasil produksi
pm)
pn)
po) Memasan g penerangan jalan sepanjang jalan masuk ke peternakan sehingga jalan aman dilalui pada malam hari
pp) Lokas i peternakan dan akses jalan masuk
pq) Setia p hari
pr)
ps)
pt) Menempa tkan petugas pengatur sirkulasi keluar masuk kendaraan
pu) Akses jalan keluar masuk
pv) Wakt u tertentu Apabila dibutuhkan
66
ge) Sumber Dampak
gf) Jenis Dampak
gg) Upaya Pengelolaan
gh) Loka si Pengelolaa n
gi)
Perio de Pengelolaa n
pw)
px) Pening katan kerusakan jalan
py) Kendaraa n yang mengangkut pakan dan hasil produksi harus sesuai dengan tonase jalannya sehingga resiko kerusakan jalan dapat diminimalisir
pz) Sepa njang jalur jalan keluar/masu k
qa) Setia p hari
2. Hubungan kemasyarakatan
qb) Persep si negatif masyarakat
qc) Melakuka n pertemuan rutin dengan masyarakat, pengurs RT/RW, dan Desa
qd) Sekit ar lokasi peternakan
qe) Sela ma operasional
qf)
qg) Keresa han masyarakat
qh) Ikut terlibat secara aktif pada kegiatan yang dilaksanakan di sekitar lokasi peternakan
qi) Sekit ar lokasi peternakan
qj) Sela ma operasional
qk)
ql) Konflik sosial
qm) Menjaga hubungan baik dengan karyawan, antar karyawan, dan dengan warga masyarakat sekitar peternakan
qn) Sekit ar lokasi peternakan
qo) Sela ma operasional
qp)
qq)
qr) Membang un sarana ibadah yang memadai
qs) Sekit ar lokasi peternakan
qt) Awal oerasional dan pemeliharaa n selama operasional
qu)
qv) Kesem patan berusaha
qw) Memberik an peluang kepada masyarakat
qx) Sekit ar lokasi peternakan
qy) Sela ma operasional
67
ge) Sumber Dampak
gf) Jenis Dampak
gg) Upaya Pengelolaan
gh) Loka si Pengelolaa n
gi)
Perio de Pengelolaa n
sekitar untuk membuka usaha 3. Manajeman dan ketenagakerj aan
qz) Peruba han sosial (masuknya kultur peternakan modern pada masyarakat agraris Desa Cendana) tidak berpotensi menimbulka n keresahan sosial
ra) Memberik an sosialisasi kepada warga masyarakat yang terrdampak
rb) Sekit ar lokasi peternakan
rc) Sela ma operasional
rd)
re) Pening katan kepadatan penduduk pada lokasilokasi sekitar lokasi peternakan berpotensi menimbulka n keresahan sosial
rf) Memberik an sosialisasi kepada warga masyarakat yang terrdampak
rg) Sekit ar lokasi peternakan
rh) Sela ma operasional
ri)
rj) Produk si limbah cair dari toilet/kamar mandi
rk) Membang un sarana MCK dengan beban limbah cair 15 m3 per hari. Estimasi beban limbah cair septictank 20 – 30 m3 per bulan
rl) Di yang layak pada lokasi peternakan
rm) Sela ma operasional
rn)
ro)
rp) Membang un sarana pengolah limbah domestik berupa septic
rq) Di yang layak pada lokasi peternakan
rr) Sela ma operasional
68
ge) Sumber Dampak
gf) Jenis Dampak
gg) Upaya Pengelolaan
tank kedap air rs)
rt) Pening katan pendapatan
gh) Loka si Pengelolaa n
gi)
Perio de Pengelolaa n
rw) Sekit ar lokasi peternakan
rx) Setia p saat diperlukan
rz)
sa)
yang
ru) Sosialisas i kepada warga masyarakat sekitar lokasi peternakan rv)
ry)
TAHAP PASCA OPERASI
sb) Perluasan lokasi peternakan
sc) Rekon disi lahan
sd) Melakuka n rekondisi lahan ke keadaan semula
se) Lokas i peternakan
sf) Apabi la diperlukan
sg) Berhentin ya operasional kegiatan Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah
sh) Pengh entian tenaga kerja dan berusaha
si) Memberik an pengertian kepada karyawan yang dihentikan / dilakukan pemutusan hubungan kerja dan berhentinya kegiatan peternakan di sekitar lokasi kegiatan
sj) Lokas i peternakan
sk) Apabi la diperlukan
sl) sm) C. BENTUK UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) sn)
Untuk
mengoptimalkan kegiatan pemantauan lingkungan
serta meminimalisir dampak negatif yang terjadi akibat kegiatan UD. Barokah, perlu dilakukan pemantauan kondisi lingkungan secara konsisten.
Pemantauan
lingkungan
dilakukan
dengan
cara-cara
pendekatan yang baik dan tepat guna serta didasarkan atas sifat ekonomi, kemudahan pengoperasian dan sifat efektifitasnya. Upaya pemantauan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi secara berkala, sehingga
jika
terjadi
dampak
negatif,
dapat
secepatnya 69
dikelola/ditangani. Dampak yang dikategorikan dalam dampak positif akan ditingkatkan secara maksimal. Pemantauan lingkungan ini dilakukan terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak pada tahap operasional UD. Barokah. so) sp)
Tabel 10
sq)
Matrik
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup sr) ss) Sumber Dampak
sx)
su) Upaya Pemantauan
sv)
Loka si Pemantau an
sw) Perio de Pemantaua n
sy) Persep si negatif masya-rakat berpotensi menimbulkan keresahan sosial
sz) Observas i dan ta) wawanc ara
tb) Lokas i peternakan Desa Cendana Kec. Kutasari
tc) Pada saat survey lokasi peternakan
td) Ketida kpuasan masyarakat atas pembayaran dan sistem pembayaran yang dilakukan
te) Observas i dan wawancara
tf) Lokas i di sekitar rencana peternakan
tg) Pada saat pembebasa n lahan dan perubahan lahan
ti)
tj) Wawanc aradan aspirasi masyarakat yang terkait dengan akses dan kepentingan
tk) Lokas i di sekitar rencana peternakan
tl) Pada saat dibutuhkan dan diperlukan
TAHAP PRA KONSTRUKSI
1. Kegiatan survey lapangan dan sosialisasi pada masyarakat sekitar dan pemilik lahan 2. Kegiatan pembebasan dan perubahan lahan dari lahan pertanian non irigasi/non produktif menjadi lahan peternakan th)
st) Jenis Dampak
70
ss) Sumber Dampak
st) Jenis Dampak
su) Upaya Pemantauan
sv)
Loka si Pemantau an
sw) Perio de Pemantaua n
mereka terhadap lokasi peternakan tm)
TAHAP KONSTRUKSI
tn)
to)
1. Mobilisasi Peralatan dan material
tp) Penuru nan kualitas udara sekitar lokasi pembangunan dalam bentuk peningkatan partikel di udara
tq) Pengama tan dan wawancara
tr) Lokas i peternakan dan sepanjang ruas jalan pengangkut an
ts) Setia p penganguta n material dan bahan bangunan
tt)
tu) Timbul nya kebisingan
tv) tan
Pengama
tw) Lokas i peternakan dan sepanjang ruas jalan pengangkut an
tx) Pada saat pelaksanaan konstruksi
ty)
tz) Pening katan beban kepadatan lalu lintas
ua) Pemanta uan dan pengamatan
ub) Sepa njang ruas jalan pengangkut an
uc) Pada saat pengangkut an
ud)
ue)
uf) Pemanta uan dan pengamatan
ug) Bahu jalan sepanjang ruas jalan pengangkut an
uh) Setia p saat kegiatan pengangkut an
ui)
uj)
uk) Pemanta uan dan pengamatan
ul) Sepa njang ruas jalan pengangkut an
um) Setia p saat kegiatan pengangkut an
un)
uo)
up) Pemanta uan dan pengamatan
uq) Ruas jalan pengangkut an tertentu
ur) Setia p saat kegiatan pengangkut
71
ss) Sumber Dampak
st) Jenis Dampak
su) Upaya Pemantauan
sv)
Loka si Pemantau an
sw) Perio de Pemantaua n an
2. Mobilisasi Tenaga Kerja
us) Pening katan peluang kerja bagi masyarakat sekitar
ut) Pengatur an dan pencatatan
uu) Desa Cendana Kec. Kutasari
uv) Setia p penerimaan tenaga kerja
uw)
ux) Potens i kecemburuan sosial
uy) tan
Pengama
uz) Desa Cendana Kec. Kutasari
va) Setia p penerimaan tenaga kerja
3. Pembanguna n Perusahaan /tahapan konstruksi
vb) Berkur angnya lahan resapan akibat pembanguna n perusahaan
vc) tan
Pengama
vd) Lokas i pembangun an peternakan
ve) Sela ma tahap pembangun an fisik
vf)
vg) Pening katan kebisingan akibat intensitas aktivitas pembanguna n
vh) tan
Pengama
vi) Lokas i pembangun an peternakan
vj) Sela ma tahap pembangun an fisik
vk)
vl) Penuru nan Sanitasi lingkungan
vm) tan
Pengama
vn) Lokas i pembangun an peternakan
vo) Sela ma tahap pembangun an fisik
4. Demobilisasi Tenaga Kerja
vp) Keresa han masyarakat
vq) Wawanc ara dan pengamatan
vr) Lokas i sekitar pembangun an peternakan
vs) Pada saat tahap akhir pelaksanaan pembangun an
vv) Pengama tan dan wawancara
vw) Lokas i sekitar peternakan
vx) Sela ma tahap rekrutmen
vt)
TAHAP OPERASIONAL
1. Rekrutmen tenaga kerja
vu) Pening katan peluang kerja
72
ss) Sumber Dampak
st) Jenis Dampak
su) Upaya Pemantauan
sv)
Loka si Pemantau an
sw) Perio de Pemantaua n
wb) Lokas i sekitar peternakan
wc) Sela ma tahap operasional
bagi warga masyarakat sekitar vy)
vz) Pening katan pendapatan masyarakat
wa) ara
Wawanc
wd)
we) Potens i kecemburuan sosial
wf) Pengama tan dan wawancara
wg) Lokas i sekitar peternakan
wh) Sela ma tahap operasional
2. Rutinitas pekerjaan kandang
wi) Resiko penurunan kualitas air
wj) Pengama tan dan pendataan
wk) Sumu r sekitar lokasi peternakan
wl) Secar a rutin setiap minggu
wm)
wn)
wo) Pengama tan dan pendataan
wp) Lokas i titik pembuanga n limbah
wq) Tiga bulan sekali disertai perawatan
wr)
ws)
wt) Pengama tan dan pendataan
wu) Lokas i titik pembuanga n limbah
wv) Sekali disertai perawatan
ww)
wx)
wy) Pengama tan dan pendataan
wz) Lokas i titik pembuanga n limbah
xa) Sekali disertai perawatan
xb)
xc) Resiko penurunan kuantitas air permukaan
xd) Pengama tan dan pendataan
xe) Lokas i peternakan
xf) Sekali disertai perawatan
xg)
xh)
xi) Pengama tan dan pendataan
xj) Lokas i peternakan
xk) Sekali disertai perawatan
73
ss) Sumber Dampak
st) Jenis Dampak
su) Upaya Pemantauan
sv)
Loka si Pemantau an
sw) Perio de Pemantaua n
xl)
xm) Resiko penurunan kualitas udara, bau, debu, dan kebisingan
xn) Pengama tan dan pendataan
xo) Lokas i peternakan
xp) Sekali disertai penyulaman dan perawatan
xq)
xr)
xs) Pengama tan dan pendataan
xt) Lokas i peternakan
xu) Setia p hari
xv)
xw)
xx) Pengama tan dan pendataan
xy) Lokas i peternakan
xz) Setia p minggu
ya)
yb)
yc) Pengama tan dan oservasi
yd) Lokas i peternakan
ye) Tiga hari sekali
yf)
yg)
yh) Pengama nan dan pendataan
yi) Lokas i peternakan
yj) Sekali disertai perawatan
yk)
yl) Kecela kaan kerja
ym) Pengama tan dan observasi
yn) Lokas i peternakan
yo) Sekali disertai perawatan
yp)
yq)
yr) Pengama tan dan observasi
ys) Lokas i peternakan
yt) Setia p hari
yu)
yv)
yw) Pengama tan dan observasi
yx) Lokas i peternakan
yy) Sekali di awal operasional dan disertai perawatan
yz)
za)
zb) Pengama tan dan observasi, dan pendataan
zc) Lokas i peternakan
zd) Setia p hari
ze)
zf) Penuru nan kesehatan karyawan
zg) tan
Pengama
zh) Lokas i peternakan
zi) Setia p hari
zj)
zk)
zl)
Pengama
zm)
zn)
Lokas
Setia
74
ss) Sumber Dampak
st) Jenis Dampak
su) Upaya Pemantauan
tan
sv)
Loka si Pemantau an
sw) Perio de Pemantaua n
i peternakan
p hari
zo)
zp)
zq) tan
Pengama
zr) Lokas i peternakan
zs) Setia p hari
zt)
zu)
zv) tan
Pengama
zw) Lokas i peternakan
zx) Setia p tahun
3. Sanitasi dan penggunaan air
zy) Tingka t kebersihan
zz) tan
Pengama
aaa) Lokas i peternakan
aab) Setia p hari
aac)
aad)
aae) tan
Pengama
aaf) Kanto r dan keperluan domestik karyawan di lokasi peternakan
aag) Setia p hari
aah)
aai)
aaj) Pengama tan dan observasi
aak) Lokas i sekitar peternakan
aal) Tiga bulan sekali
aam)
aan) Tingka t kebersihan alat kerja dan area peternakan
aao) Pengama tan dan pengecheckan
aap) Lokas i peternakan
aaq) Setia p saat alat kotor dan memerlukan pembersiha n
aar)
aas) Resiko pencemaran air permukaan akibat pembuangan limbah cair
aat) Pengama tan dan pendataan
aau) Lokas i penampung an limbah
aav) Setia p bulan
aaw)
aax)
aay) tan
Pengama
aaz) Lokas i penampung an limbah
aba) Setia p bulan
abb)
abc) Penuru nan muka air tanah
abd) Pengama tan dan observasi
abe) Lokas i peternakan
abf) Awal kegiatan operasional
75
ss) Sumber Dampak
st) Jenis Dampak
su) Upaya Pemantauan
sv)
Loka si Pemantau an
sw) Perio de Pemantaua n
abg)
abh)
abi) tan
Pengama
abj) Lokas i peternakan
abk) Setia p hari
4. Transportasi dan parkir
abl) Pening katan kebisingan dan tingkat kemacetan lalu lintas akibat transportasi karyawan
abm) Pengama tan
abn) Sepa njang bahu jalan sekitar lokasi peternakan
abo) Setia p kali pengangkut an pakan atau hasil produksi
abp)
abq)
abr) tan
Pengama
abs) Lokas i peternakan dan akses jalan masuk
abt) Setia p hari
abu)
abv)
abw) Pengama tan
abx) Akses jalan keluar masuk
aby) Wakt u tertentu Apabila dibutuhkan
abz)
aca) Pening katan kerusakan jalan
acb) Pengama tan dan observasi
acc) Sepa njang jalur jalan keluar/masu k
acd) Setia p hari
5. Hubungan kemasyarakatan
ace) Persep si negatif masyarakat
acf) tan
Pengama
acg) Sekit ar lokasi peternakan
ach) Sela ma operasional
aci)
acj) Keresa han masyarakat
ack) tan
Pengama
acl) Sekit ar lokasi peternakan
acm) Sela ma operasional
acn)
aco) Konflik sosial
acp) tan
Pengama
acq) Sekit ar lokasi peternakan
acr) Sela ma operasional
acs)
act)
acu) tan
Pengama
acv) Sekit ar lokasi peternakan
acw) Awal oerasional dan pemeliharaa n selama operasional
76
ss) Sumber Dampak
st) Jenis Dampak
su) Upaya Pemantauan
Loka si Pemantau an
sw) Perio de Pemantaua n
acx)
acy) Kesem patan berusaha
acz) Pengama tan dan wawancara
ada) Sekit ar lokasi peternakan
adb) Sela ma operasional
6. Manajeman dan ketenagakerj aan
adc) Peruba han sosial (masuknya kultur peternakan modern pada masyarakat agraris Desa Cendana) tidak berpotensi menimbulkan keresahan sosial
add) Pengama tan dan wawancara
ade) Sekit ar lokasi peternakan
adf) Sela ma operasional
adg)
adh) Pening katan kepadatan penduduk pada lokasilokasi sekitar lokasi peternakan berpotensi menimbulkan keresahan sosial
adi) Pengama tan dan wawancara
adj) Sekit ar lokasi peternakan
adk) Sela ma operasional
adl)
adm) Produk si limbah cair dari toilet/kamar mandi
adn) Pengama tan dan observasi
ado) Di yang layak pada lokasi peternakan
adp) Sela ma operasional
adq)
adr)
ads) Pengama tan dan wawancara
adt) Di yang layak pada lokasi peternakan
adu) Sela ma operasional
adv)
adw) Pening katan pendapatan
adx) Pengama tan dan wawancara
ady) Sekit ar lokasi peternakan
adz) Setia p saat diperlukan
aeb)
aec)
aea) TAHAP PASCA OPERASI
sv)
77
ss) Sumber Dampak
st) Jenis Dampak
su) Upaya Pemantauan
aed) Perluasan lokasi peternakan
aee) Rekon disi lahan
aef) tan
aei) Berhentin ya operasional kegiatan Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah
aej) Pengh entian tenaga kerja dan berusaha
aek) tan
sv)
Loka si Pemantau an
sw) Perio de Pemantaua n
Pengama
aeg) Lokas i peternakan
aeh) Apabi la diperlukan
Pengama
ael) Lokas i peternakan
aem) Apabi la diperlukan
aen) aeo) aep) aeq) aer) aes) aet) aeu) aev) aew)
78
afa)
afe)
aex) aey) Tabel 11 aez) MATRIKS UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) afb) PETERNAKAN AYAM PEDAGING CLOSE HOUSE UD. BAROKAH afc) afd) aff)
afg)
afh) BE
afs)
afi)
aft)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afu)
afv)
afw)afx)
9
afn)
afo)
afz)
79
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
aga)
TAHAP PRA KONSTRUKSI
4
1. Kegiatan survey lapangan dan sosialisa si pada masyara
agb) P ersepsi negatif masyarakat berpotensi menimbulkan
agc)
agd) Melakuka n sosialisasi dengan warga masyarakat
age) Loka si peternakan Desa Cendana Kec. Kutasari
agf) Pada saat survey lokasi peternakan
agg) Observasi dan wawancara
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
7
8
agh) Lokasi peternakan Desa Cendana Kec. Kutasari
agi) Pa da saat survey lokasi peternakan
afn)
afo)
agj) Pemerintahan Desa agk) Tim perizinan
80
afe)
kat sekitar dan pemilik lahan 2. Kegiatan pembeb asan dan perubah
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
keresahan sosial
agl) K etidakpuasa n masyarakat atas
agm)
agn) Menjalin komunikasi dan menjaga hubungan baik dengan warga masyarakat di sekitar
ago) Loka si di sekitar rencana peternakan
agp)
agq) Observasi dan wawancara
agr) Lokasi di sekitar rencana peternakan
ags) Pa da saat pembebasan lahan dan perubahan
agt)
agu)
81
afe)
an lahan dari lahan pertania n non irigasi/no n produktif menjadi lahan peternak
aff)
pembayaran dan sistem pembayaran yang dilakukan
afg)
lokasi peternakan
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
lahan
82
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
ahe)
ahf)
an agv)
agw)
agx)
agy) Memperh atikan aspirasi warga masyarakat khusunya yang terkait dengan akses dan kepentingan mereka terhadap lokasi peternakan
agz) Loka si di sekitar rencana peternakan
aha)
ahb) Wawancara tentang aspirasi masyarakat khusunya yang terkait dengan akses dan kepantingan mereka terhadap lokasi peternakan
ahc) Lokasi di sekitar rencana peternakan
ahd) Pa da saat dibutuhkan dan diperlukan
83
afe)
ahg)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
ahp)
ahq) ahr)
TAHAP KONSTRUKSI
1. Mobilisasi Peralatan dan material
ahh) P enurunan kualitas udara sekitar lokasi pembangunan dalam bentuk peningkatan
ahi) Pe ngangkutan material bahan bangunan dan konstruksi dalam keadaan tertutup dan tapak roda kendaraan
ahj) Lokasi peternakan dan sepanjang ruas jalan pengangkutan
ahk) Setia p pengangutan material dan bahan bangunan
ahm) Pengamatan dan wawancara ahl)
ahn) Lokasi peternakan dan sepanjang ruas jalan pengangkutan
aho) Se tiap pengangutan material dan bahan bangunan
84
afe)
aff)
partikel udara
di
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
pengangkut dalam kondisi bersih sehingga tidak menimbulkan debu dan ceceran material pada jalan sekitar lokasi
85
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
peternakan ahs)
aht) T imbulnya kebisingan
ahu) Pe makaian kendaraan yang masih layak pakai sehingga mengurangi kebisingan
ahv) Lokasi peternakan dan sepanjang ruas jalan pengangkutan
ahw) Pada saat pelaksanaan konstruksi
ahy) ahx)
Pengamatan
ahz) Lokasi peternakan dan sepanjang ruas jalan pengangkutan
aia) Pa da saat pelaksanaan konstruksi
aib)
aic)
86
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
aid)
aie) P eningkatan beban kepadatan lalu lintas
aif) Di usahakan pengangkutan material tidak pada jam-jam sibuk
aig) Sepanjan g ruas jalan pengangkutan
aih) Pada saat pengangkutan
aij) Pemantauan aii) dan pengamatan
aip)
aiq)
air) Me ngatur dan melarang kendaraan
ais) Bahu jalan sepanjang ruas jalan pengangkutan
ait) Setia p saat kegiatan pengangkutan
aiu) dan pengamatan
aiv)
Pemantauan
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
aik) Sepanjang ruas jalan pengangkutan
ail) Pa da saat pengangkutan
aim)
ain) aio)
aiw) Bahu sepanjang ruas pengangkutan
aix) tiap kegiatan
aiy)
aiz) aja)
jalan jalan
Se saat
87
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
pengangkut melakukan aktifitas bongkar muat di luar area peternakan ajb)
ajc)
ajd) Ke ndaraan pengangkut menyesuaikan
afn)
afo)
pengangkutan
aje) Sepanjan g ruas jalan pengangkutan
ajf) Setia p saat kegiatan pengangkutan
ajh)
Pemantauan
ajg) dan pengangkatan
aji) Sepanjang ruas jalan pengangkutan
ajj) tiap kegiatan
Se saat
ajk)
ajl)
88
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
muatannya dengan tonase jalan sehingga mengurangi resiko kerusakan jalan ajm)
ajn)
ajo) Me nempatkan tenaga
afn)
afo)
pengangkutan
ajp) jalan
Ruas peng-angkutan
ajq) Setia p saat kegiatan
ajs)
Pemantauan
ajr) dan pengamatan
ajt) Ruas jalan pengang-kutan tertentu
aju) tiap kegiatan
Se saat
ajv)
ajw)
89
afe)
2. Mobilisasi Tenaga Kerja
aff)
ajx) P eningkatan peluang kerja bagi masyarakat
afg)
pengatur lalu lintas pada lokasi yang rawan
tertentu
ajy) Me ngatur jam keluar-masuk karyawan
ajz) Cendana Kutasari
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
pengangkutan
Desa Kec.
aka) Setia p penerimaan tenaga kerja
afn)
afo)
pengangkutan
akc) Pengaturan dan pencatatan akb)
akd) Desa Cendana Kec. Kutasari
ake) Se tiap penerimaan tenaga kerja
akf)
akg)
90
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
sekitar akh)
aku)
aki) P otensi kecemburua n sosial
akj) Me lakukan rekrutmen secara terbuka
akk) Cendana Kutasari
akv)
akw) Ma lakukan sosialisasi yang berkaitan
akx) Cendana Kutasari
Desa Kec.
Desa Kec.
akl) Setia p penerimaan tenaga kerja aky) Setia p penerimaan tenaga kerja
akn)
Pengamatan
akm)
ala) akz)
Pengamatan
ako) Desa Cendana Kec. Kutasari
alb) Desa Cendana Kec. Kutasari
akp) Se tiap penerimaan tenaga kerja
akq)
alc) Se tiap penerimaan tenaga kerja
ald)
akr) aks) akt) ale) alf)
91
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
dengan rekrutmen karyawan 3. Pembangun an Perusaha an /tahapan konstruksi
alg) B erkurangnya lahan resapan akibat pembanguna n
alh) Me letakkan bangunan pada lokasi yang memungkinkan terjadi resapan
ali) Lokasi pembangunan peternakan
alj) Sela ma tahap pembangunan fisik
all) alk)
Pengamatan
alm) Lokasi pembangunan peternakan
aln) Sel ama tahap pembangunan fisik
alo)
alp) alq)
92
afe)
aff)
perusahaan
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
tanah akibat pembangunan
93
afe)
alr)
aff)
als) P eningkatan kebisingan akibat intensitas aktivitas pembanguna n
alt) Me ngatur jadwal kerja pada jam normal sekitar lokasi pembangunan pada jam 08.00 – 16.00
afg)
alu) Lokasi pembangunan peternakan
afh) BE
afi)
alv) Sela ma tahap pembangunan fisik
afj)
afk) B
alx) alw)
Pengamatan
aly) Lokasi pembangunan peternakan
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
alz) Sel ama tahap pembangunan fisik
ama)
amb) amc)
94
afe)
amd)
aff)
ame) P enurunan Sanitasi lingkungan
amf) Me nyediakan tempat sampah domestik (urinoir/WC) dan tempat sampah yang cukup
afg)
amg) Lokasi pembangunan peternakan
afh) BE
afi)
amh) Sela ma tahap pembangunan fisik
afj)
afk) B
amj) ami)
Pengamatan
amk) Lokasi pembangunan peternakan
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
aml) Sel ama tahap pembangunan fisik
amm)
amn) amo)
95
afe)
4. Demobilisasi Tenaga Kerja
ana)
aff)
amp) K eresahan masyarakat
amq) Me lakukan sosialisasi kepada warga masyarakat sekitar
afg)
afh) BE
amr) Lokasi sekitar pembangunan peternakan
afi)
ams) Pada saat tahap akhir pelaksanaan pembangunan
afj)
amu) Wawancara amt)dan pengamatan
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
amv) Lokasi sekitar pembangunan peternakan
amw) Pa da saat tahap akhir pelaksanaan pembangunan
afn)
afo)
amx)
amy) amz)
TAHAP OPERASIONAL
96
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
1. Rekrut-men tenaga kerja
anb) P eningkatan peluang kerja bagi warga masyarakat sekitar
anc) Me lakukan rekrutmen dengan prioritas tenaga kerja lokal
and) Lokasi sekitar peternakan
ane) Sela ma tahap rekrutmen
anm)
ann) P eningkatan pendapatan
ano) Me lakukan sosialisasi
anp) Lokasi sekitar peternakan
anq) ma
Sela tahap
afj)
afk) B
ang)
Pengamatan
anf)dan wawancara
ans) anr)
Wawancara
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
anh) Lokasi sekitar peternakan
ani) Sel ama tahap rekrutmen
anj)
ank) anl)
ant) Lokasi sekitar peternakan
anu) ama
anv)
anw)
Sel tahap
anx)
97
afe)
any)
aff)
masyarakat
kepada warga masyarakat sekitar
anz) P otensi kecemburua n sosial
aoa) Me lakukan sosialisasi kepada warga masyarakat sekitar
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
operasional
aob) Lokasi sekitar peternakan
aoc) Sela ma tahap operasional
afn)
afo)
operasional
aoe) Pengamatan aod)dan wawancara
aof) Lokasi sekitar peternakan
aog) Sel ama tahap operasional
aoh)
aoi)
98
afe)
2. Rutinitas pekerjaan kandang
aff)
aoj) R esiko penurunan kualitas air
aok) Me lakukan disinfecktan dengan cara chlorine diffuser ke dalam sumur dangkal
afg)
afh) BE
aol) Sumur sekitar lokasi peternakan
afi)
aom) ra rutin minggu
Seca setiap
afj)
afk) B
aoo) Pengamatan aon)dan pendataan
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
aop) Sumur sekitar lokasi peternakan
aoq) Se cara rutin setiap minggu
afn)
aor)
afo)
aos)
99
afe)
aot)
aff)
aou)
aov) Me mbuat sistem saluran pembuangan limbah yang kedap air dan melakukan pengolahan sebelum dibuang ke
afg)
afh) BE
aow) Lokasi titik pembuangan limbah
afi)
aox) Sekal i disertai perawatan
afj)
afk) B
aoz) Pengamatan aoy)dan pendataan
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
apa) Lokasi titik pembuangan limbah
apb) Se kali disertai perawatan
afn)
apc)
afo)
apd)
100
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
apn)
apo)
lingkungan ape)
apf)
apg) Me mbuat bak penangkap minyak dari buangan air limbah yang mengandung minyak
aph) Lokasi titik pembuangan limbah
api) Sekal i disertai perawatan
apk) Pengamatan dan pendataan apj)
apl) Lokasi titik pembuangan limbah
apm) Se kali disertai perawatan
101
afe)
app)
aff)
apq)
apr) Me mbuat sistem saluran pembuangan limbah yang kedap air dan melakukan pengolahan sebelum dibuang ke
afg)
afh) BE
aps) Lokasi titik pembuangan limbah
afi)
apt) Sekal i disertai perawatan
afj)
afk) B
apv) Pengamatan apu)dan pendataan
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
apw) Lokasi titik pembuangan limbah
apx) Se kali disertai perawatan
afn)
apy)
afo)
apz)
102
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
lingkungan aqa)
aqb) R esiko penurunan kuantitas air permukaan
aqc) Me masang tangki penampung air yang dilengkapi dengan switch on/off otomatis sehingga penggunaan
aqd) Lokasi peternakan
aqe) Sekal i disertai perawatan
aqg) Pengamatan dan pendataan aqf)
aqh) Lokasi peternakan
aqi) Se kali disertai perawatan
aqj)
aqk) aql) aqm) aqn)
103
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
air dapat terkontrol aqo)
aqp)
aqq) Me mbuat sumur resapan dan lubang biopori agar air hujan bisa meresap ke dalam tanah
aqr) Lokasi peternakan
aqs) Sekal i disertai perawatan
aqu)
Pengamatan
aqt)dan pendataan
aqv) Lokasi peternakan
aqw) Se kali disertai perawatan
aqx)
aqy) aqz) ara) arb)
104
afe)
arc)
aff)
ard) R esiko penurunan kualitas udara, bau, debu, dan kebisingan
are) Me mpertahankan dan meningkakan tanaman tanaman di sekitar peternakan yang berfungsi sebagai buffer bagi debu
afg)
arf) Lokasi peternakan
afh) BE
afi)
arg) Sekal i disertai penyulaman dan perawatan
afj)
afk) B
ari) Pengamatan arh)dan pendataan
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
arj) Lokasi peternakan
ark) Se kali disertai penyulaman dan perawatan
afn)
arl)
afo)
arm)
105
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
maupun bau arn)
aro)
arp) Me ngusahakan agar kondisi kotoran selalu dalam kondisi kering sehingga tidak menimbulkan bau, apabila
arq) Lokasi peternakan
arr) p hari
Setia
art) Pengamatan dan pendataan ars)
aru) Lokasi peternakan
arv) tiap hari
Se
arw)
arx)
106
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
kotoran basah maka cepat ditambahkan gamping agar cepat mengering dan tidak menimbulkan bau
107
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
ary)
arz)
asa) Pe ngambilan limbah padat kotoran ayam dilakukan secara rutin dan terjadwal
asb) Lokasi peternakan
asc) p minggu
Setia
ase) Pengamatan asd)dan pendataan
asf) Lokasi peternakan
asg) Se tiap minggu
ash)
asi) asj)
ask)
asl)
asm) Dil akukan penyemprotan
asn) Lokasi peternakan
aso) Tiga hari sekali
asq) Pengamatan asp)dan oservasi
asr) Lokasi peternakan
ass) Tig a hari sekali
ast)
asu) asv)
108
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
disinfectan secara rutin asw)
asx)
asy) Ay am yang mati dibuatkan septic tank/kuburan dengan ukuran 3 x 3 dengan kedalaman 3 m
asz) Lokasi peternakan
ata) Sekal i disertai perawatan dan penyulaman tanaman
atc)
Pengamana
atb)n dan pendataan
atd) Lokasi peternakan
ate) Se kali disertai perawatan dan penyulaman tanaman
atf)
atg) ath)
109
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
dengan tutup cor beton dengan lubang di bagian atas tempat masuk bangkai ayam dan dibuatkan tutup. Setiap minggu ditambahkan H2O2 dan
110
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
kapur agar bangkai cepat membusukk dan di sekitarnya ditanami tanaman rindang dan berbau wangi
111
afe)
ati)
atu)
aff)
afg)
atj) K ecelakaan kerja
atk) Me mbuat papan pengumuman yang bersisi pentingnya keselamatan kerja
atl) Lokasi peternakan
atv)
atw) Me laksanakan ketentuan
atx) Lokasi peternakan
afh) BE
afi)
atm) Sekal i disertai perawatan
aty) p hari
Setia
afj)
afk) B
ato)
Pengamatan
atn)dan observasi
aua)
Pengamatan
atz) dan observasi
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
atp) Lokasi peternakan
aub) Lokasi peternakan
afn)
atq) Se kali disertai perawatan
atr)
auc) tiap hari
aud)
Se
afo)
ats) att)
aue) auf)
112
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
auo) Se kali di awal operasional dan disertai
aup)
auq)
dalam K3 termasuk dalam penggunaan APD yang diperlukan aug)
auh)
aui) Me lengkapi semua sarana dan prasarana
auj) Lokasi peternakan
auk) Sekal i di awal operasional dan disertai
aum)
Pengamatan
aul) dan observasi
aun) Lokasi peternakan
113
afe)
aff)
APD yang diperlukan dalam peternakan seperti safety shoes, kaus tangan, dan helm
afg)
afh) BE
afi)
perawatan
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
perawatan
114
afe)
aur)
aff)
aus)
aut) Me mberikan jaminan tenaga kerja yang merupakan hak pekerja berupa BPJS ketenagakerjaa n
afg)
auu) Lokasi peternakan
afh) BE
afi)
auv) p hari
Setia
afj)
afk) B
aux) Pengamatan auw)dan observasi, dan pendataan
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
auy) Lokasi peternakan
auz) tiap hari
Se
afn)
afo)
avb) avc)
115
afe)
avd)
aff)
ave) P enurunan kesehatan karyawan
avf) Me wajibkan bagi seluruh karyawan menggunakan APD dalam setiap pekerjaannya
afg)
avg) Lokasi peternakan
afh) BE
afi)
avh) p hari
afj)
Setia
afk) B
avj) avi)
Pengamatan
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
avk) Lokasi peternakan
avl) tiap hari
Se
afn)
afo)
avm)
avn) avo) avp)
116
afe)
avq)
aff)
avr)
avs) Me lakukan biosecurity bagi setiap karyawan maupun pengunjung peternakan dan pada tempat tertentu dilakukan
afg)
avt) Lokasi peternakan
afh) BE
afi)
avu) p hari
Setia
afj)
afk) B
avw) avv)
Pengamatan
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
avx) Lokasi peternakan
avy) tiap hari
Se
afn)
avz)
afo)
awa) awb) awc)
117
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
awm)
awn) awo) awp)
fumingisasi awd)
awe)
awf) Me lengkapi sarana dan prasarana kesehatan sebagai lengkah awal apabila ada
awg) Lokasi peternakan
awh) p hari
Setia
awj) awi)
Pengamatan
awk) Lokasi peternakan
awl) tiap hari
Se
118
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
awy) Se tiap tahun
awz)
axa) axb) axc)
yang sakit awq)
awr)
aws) Me mberikan jaminan kesehatan bagi karyawan dengan mengikutsertak an pada BPJS
awt) Lokasi peternakan
awu) p tahun
Setia
aww) awv)
Pengamatan
awx) Lokasi peternakan
119
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
kesehatan 3. Sanitasi dan pengguna an air
axd) T ingkat kebersihan
axe) Me lakukan pembersihan kandang secara rutin dan teratur
axf)
axg)
axi) axh)
Pengamatan
axj)
axk)
axl)
axm) axn) axo)
120
afe)
axp)
ayc)
aff)
axq)
ayd)
afg)
axr) Me nyediakan tempat sampah yang cukup di setiap ruangan
axs)
aye) Me lakukan pemisahan sampah sesuai jenisnya untuk
ayf)
afh) BE
afi)
axt)
afj)
afk) B
axv)
Pengamatan
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
axw)
axx)
axy)
axz) aya) ayb)
ayj)
ayk)
ayl)
aym) ayn)
axu)
ayg)
ayi) Pengamatan ayh)dan observasi
afo)
ayo)
121
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
dilakukan tindakan lebih lanjut ayp)
ayq)
ayr) Li mbah padat berupa kotoran ayam segera dilakukan pembersihan kemudian
ays)
ayt)
ayv) ayu)
Pengamatan
ayw)
ayx)
ayy)
ayz) aza) azb) azc)
122
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
dimasukkan ke dalam kantong ukuran 40 Kg untuk kemudian dikelola pihak ketiga atau petani sekitar peternakan
123
afe)
azd)
azr)
aff)
afg)
aze) T ingkat kebersihan alat kerja dan area peternakan
azf) Pe mbersihan dan sterilisasi alat kerja dengan menggunakan cairan disinfectan
azg) Lokasi peternakan
azs) R esiko pencemaran
azt) Pe mbuatan septic tank dan
azu) Lokasi penampungan limbah
afh) BE
afi)
azh) Setia p saat alat kotor dan memerlukan pembersihan
azv) p bulan
Setia
afj)
afk) B
azj)
Pengamatan
azi) dan pengecheckan
azx) Pengamatan azw)dan pendataan
azk) Lokasi peternakan
azy) Lokasi penampungan limbah
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
azl) Se tiap saat alat kotor dan memerlukan pembersihan
azm)
azn) azo) azp)
azz) Se tiap bulan
baa)
azq)
bab)
124
afe)
bac)
aff)
air permukaan akibat pembuangan limbah cair
saluran pembuangan limbah kedap air
bad)
bae) Me lakukan pengelolaan limbah cair yang
afg)
baf) Lokasi penampungan limbah
afh) BE
afi)
bag) p bulan
Setia
afj)
afk) B
bai) bah)
Pengamatan
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
baj) Lokasi penampungan limbah
bak) Se tiap bulan
afn)
bal)
afo)
bam) ban)
125
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
dihasilkan, limbah domestik ke septic tank, limbah bio security ke saluran pembuangan limbah untuk dilakukan pengelolaan
126
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
sebelum dibuang ke lingkungan bao)
bap) P enurunan muka air tanah
baq) Me mbuat bak penampungan air
bar) Lokasi peternakan
bas) Awal kegiatan operasional
bau)
Pengamatan
bat)dan observasi
bav) Lokasi peternakan
baw) Aw al kegiatan operasional
bax)
bay) baz)
127
afe)
bba)
aff)
bbb)
bbc) Pe nghematan penggunaan air dengan memakai air secukupnya dan tidak berlebihan
afg)
bbd) Lokasi peternakan
afh) BE
afi)
bbe) p hari
Setia
afj)
afk) B
bbg) bbf)
Pengamatan
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
bbh) Lokasi peternakan
bbi) tiap hari
Se
afn)
bbj)
afo)
bbk) bbl)
128
afe)
4. Transportasi dan parkir
aff)
bbm) P eningkatan kebisingan dan tingkat kemacetan lalu lintas akibat transportasi karyawan
bbn) Me ngatur dan melarang kendaraan perusahaan atau rekanan parkir di badan jalan dan melakukan bongkar muat di luar area
afg)
afh) BE
bbo) Sepanjan g bahu jalan sekitar lokasi peternakan
afi)
bbp) Setia p kali pengangkutan pakan atau hasil produksi
afj)
afk) B
bbr) bbq)
Pengamatan
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
bbs) Sepanjang bahu jalan sekitar lokasi peternakan
bbt) Se tiap kali pengangkutan pakan atau hasil produksi
afn)
afo)
bbu)
bbv) bbw)
129
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
perusahaan bbx)
bby)
bbz) Me masang penerangan jalan sepanjang jalan masuk ke peternakan sehingga jalan aman dilalui
bca) Lokasi peternakan dan akses jalan masuk
bcb) p hari
Setia
bcd) bcc)
Pengamatan
bce) Lokasi peternakan dan akses jalan masuk
bcf) tiap hari
Se
bcg)
bch) bci)
130
afe)
aff)
pada hari bcj)
bck)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
malam
bcl) Me nempatkan petugas pengatur sirkulasi keluar masuk kendaraan
bcm) Akses jalan keluar masuk
bcn) Wakt u tertentu Apabila dibutuhkan
bcp) bco)
Pengamatan
bcq) Akses jalan keluar masuk
bcr) W aktu tertentu Apabila dibutuhkan
bcs)
bct) bcu) bcv)
131
afe)
bcw)
aff)
bcx) P eningkatan kerusakan jalan
bcy) Ke ndaraan yang mengangkut pakan dan hasil produksi harus sesuai dengan tonase jalannya sehingga resiko kerusakan
afg)
afh) BE
bcz) Sepanjan g jalur jalan keluar/masuk
afi)
bda) p hari
Setia
afj)
afk) B
bdc) Pengamatan bdb)dan observasi
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
bdd) Sepanjang jalur jalan keluar/masuk
bde) tiap hari
Se
afn)
bdf)
afo)
bdg) bdh) bdi)
132
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
jalan dapat diminimalisir 5. Hubung-an kemasyarakatan
bdj) P ersepsi negatif masyarakat
bdk) Me lakukan pertemuan rutin dengan masyarakat, pengurs RT/RW, dan
bdl) Sekitar lokasi peternakan
bdm) Sela ma operasional
bdo) bdn)
Pengamatan
bdp) Sekitar lokasi peternakan
bdq) Sel ama operasional
bdr)
bds) bdt)
133
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
bec) Sel ama operasional
bed)
bee) bef)
Desa bdu)
bdv) K eresahan masyarakat
bdw) Iku t terlibat secara aktif pada kegiatan yang dilaksanakan di sekitar lokasi peternakan
bdx) Sekitar lokasi peternakan
bdy) Sela ma operasional
bea) bdz)
Pengamatan
beb) Sekitar lokasi peternakan
beg)
134
afe)
beh)
aff)
bei) K onflik sosial
bej) Me njaga hubungan baik dengan karyawan, antar karyawan, dan dengan warga masyarakat sekitar
afg)
bek) Sekitar lokasi peternakan
afh) BE
afi)
bel) Sela ma operasional
afj)
afk) B
ben) bem)
Pengamatan
beo) Sekitar lokasi peternakan
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
bep) Sel ama operasional
beq)
ber) bes)
bet)
135
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
peternakan beu)
bev)
bew) Me mbangun sarana ibadah yang memadai
bex) Sekitar lokasi peternakan
bey) Awal oerasional dan pemeliharaan selama operasional
bfa) bez)
Pengamatan
bfb) Sekitar lokasi peternakan
bfc) Aw al oerasional dan pemeliharaan selama operasional
bfd)
bfe) bff)
136
afe)
bfg)
aff)
bfh) K esempatan berusaha
bfi) Me mberikan peluang kepada masyarakat sekitar untuk membuka usaha
afg)
bfj) Sekitar lokasi peternakan
afh) BE
afi)
bfk) Sela ma operasional
afj)
afk) B
bfm)
Pengamatan
bfl) dan wawancara
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
bfn) Sekitar lokasi peternakan
bfo) Sel ama operasional
afn)
bfp)
afo)
bfq)
137
afe)
6. Manajeman dan ketenaga kerjaan
aff)
bfr) P erubahan sosial (masuknya kultur peternakan modern pada masyarakat agraris Desa Cendana)
bfs) Me mberikan sosialisasi kepada warga masyarakat yang terrdampak
afg)
bft) Sekitar lokasi peternakan
afh) BE
afi)
bfu) Sela ma operasional
afj)
afk) B
bfw)
Pengamatan
bfv)dan wawancara
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
bfx) Sekitar lokasi peternakan
bfy) Sel ama operasional
afn)
bfz)
afo)
bga)
138
afe)
aff)
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
tidak berpotensi menimbulka n keresahan sosial bgb)
bgc) P eningkatan kepadatan penduduk pada lokasi-
bgd) Me mberikan sosialisasi kepada warga masyarakat
bge) Sekitar lokasi peternakan
bgf) Sela ma operasional
bgh) Pengamatan bgg)dan wawancara
bgi) Sekitar lokasi peternakan
bgj) Sel ama operasional
bgl)
139
afe)
bgm)
aff)
lokasi sekitar lokasi peternakan berpotensi menimbulka n keresahan sosial
yang terrdampak
bgn) P roduksi limbah cair
bgo) Me mbangun sarana MCK
afg)
bgp) layak
afh) BE
Di pada
yang lokasi
afi)
bgq) Sela ma operasional
afj)
afk) B
bgs) Pengamatan bgr)dan observasi
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
bgt) layak
Di pada
yang lokasi
bgu) ama
Sel
afn)
bgv)
afo)
bgw)
140
afe)
aff)
dari toilet/kamar mandi
dengan beban limbah cair 15 m3 per hari. Estimasi beban limbah cair septictank 20 – 30 m3 per bulan
afg)
peternakan
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
peternakan
afn)
afo)
operasional
141
afe)
bgx)
aff)
bgy)
bgz) Me mbangun sarana pengolah limbah domestik berupa septic tank yang kedap air
afg)
bha) Di layak pada peternakan
afh) BE
yang lokasi
afi)
bhb) Sela ma operasional
afj)
afk) B
bhd) Pengamatan bhc)dan wawancara
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
bhe) Di layak pada peternakan
yang lokasi
bhf) Sel ama operasional
afn)
afo)
bhg)
bhh)
142
afe)
bhi)
aff)
bhj) P eningkatan pendapatan
bhk) So sialisasi kepada warga masyarakat sekitar lokasi peternakan
afg)
bhm) Sekitar lokasi peternakan
afh) BE
afi)
bhn) Setia p saat diperlukan
afj)
afk) B
bhp) Pengamatan bho)dan wawancara
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
bhq) Sekitar lokasi peternakan
bhr) Se tiap saat diperlukan
afn)
bhs)
afo)
bht)
bhl) bhu)
TAHAP PASCA OPERASI
143
afe)
aff)
1. Perluasan lokasi peternaka n
bhv) ekondisi lahan
R
2. Berhentinya operasion al kegiatan Peternak
bif) P enghentian tenaga kerja dan
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
bhw) Me lakukan rekondisi lahan ke keadaan semula
bhx) Lokasi peternakan
bhy) Apab ila diperlukan
bhz)
bia)
big) Me mberikan pengertian kepada karyawan yang
bih) Lokasi peternakan
bii) Apab ila diperlukan
bij)
bik)
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
Pengamatan
bib) Lokasi peternakan
bic) Ap abila diperlukan
bid)
bie)
Pengamatan
bil) Lokasi peternakan
bim) Ap abila diperlukan
bin)
bio)
144
afe)
an Ayam Pedaging Close House UD. Barokah
aff)
berusaha
afg)
afh) BE
afi)
afj)
afk) B
afl)afm) PE L RIODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
afn)
afo)
dihentikan / dilakukan pemutusan hubungan kerja dan berhentinya kegiatan peternakan di sekitar lokasi kegiatan
145
bip) biq)
bir) bis) bit) biu) biv) biw) bix) biy) biz) bja)
146
D.
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP bjb)
Institusi pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
yang terkait formulir UKL-UPL adalah sebagai berikut ; bjc)
1.
Institusi pelaksana adalah UD. Barokah Purbalingga
sebagai insitusi pemrakarsa kegiatan. bjd)
2. Insitusi pengawas adalah ; a. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga; b. Bappelitbangda Kabupaten Purbalingga; c. Dinas Pekerjaan Umum dan PR Kabupaten Purbalingga; d. Disperindag Kabupaten Purbalingga; e. Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga; f. Dinhub Kabupaten Purbalingga; g. Dinas Tenaga Kerja KabupatenPurbalingga; h. Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Purbalingga; i. DPMPTSP Kabupaten Purbalingga; j. Kantor Satpol PP Kabupaten Purbalingga; k. Kecamatan Kutasari; l. Desa Cendana;
bje)
2. Insitusi pengawas adalah ; a. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga; b. Bappelitbangda Kabupaten Purbalingga; c. Dinas/Instansi
lain
sesuai
dengan
peraturan
perundangan yang berlaku. bjf) bjg) bjh) bji) bjj) bjk) bjl) bjm) 147
bjn)
bjq)
bjo) BAB IV bjp) JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN bjr) bjs)
bjt) Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan usaha perlu adanya identifikasi jenis izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup berdasarkan tentang pengelolaan lingkungan hidup dari rencana kegiatan Peternakan Ayam Pedaging Close House UD. Barokah Desa Cendana Kec. Kutasari Kab. Purbalingga maka dengan ini kami uraikan izin PPLH yang dibutuhkan sebagai berikut: 1. Izin Lingkungan. 2. Rekomendasi UKL UPL. bju) bjv) bjw) bjx) bjy) bjz) bka) bkb) bkc) bkd) bke) bkf) bkg) bkh)
148
bki) bkj) bkk) bkl) bkm)
bkn)
DAFTAR PUSTAKA bko)
bkp) Alaerts, G dan Santika, S.S. 1987. Metoda Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya. bkq) Davis, M.L., and D.A. Cornwell. 1991. Introduction to Environmental Engineering. Second edition. Mc-Graw-Hill, Inc. New York. bkr) Kementrian Negara Lingkungan Hidup. 2012. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta. bks) Kementrian Negara Lingkungan Hidup. 2009. Undangundang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta. bkt) Pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 05 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah. Pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Semarang. bku) Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air. Jakarta bkv) bkw) bkx) bky) bkz) bla) blb) blc) bld) ble) blf)
149
blg) blh) bli) blj) blk)
bll) RADAR BANYUMAS, RABU, 26 APRIL 2017 blm)
150
bln)
151