10 0 9 MB
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL – UPL PERTAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATU GAMPING
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
2017
PT. OCEAN VALLEY INTERNATIONAL i 14-15, Jl. Pangeran Jayakarta 141-Blok Jakarta Pusat
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
LEMBAR PENGESAHAN
Nomor Tanggal
: :
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL – UPL) Kegiatan:
PERTAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATU GAMPING DI DESA KOLONO DAN GERESA KECAMATAN BUNGKU TIMUR KABUPATEN MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH Disusun Oleh:
PT. OCEAN VALLEY INTERNATIONAL
Disetujui Oleh:
KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MOROWALI
Drs. F A J A R Pembina TKt. I Nip. 19700228 199103 1 008
ii
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .........................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
vii
BAB I IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN 1.1. Pemrakarsa ............................................................................... 1.2. Penyusun ..................................................................................
I-1 I-1
BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5.
Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ................................. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ................................ Skala/Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan .................. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ...... Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal ...................................
II-1 II-1 II-2 II-4 II-26
BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 3.1. Dampak Lingkungan ................................................................. 3.2. Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup ...........
III-1 III-3
BAB IV JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKA BAB V SURAT PERNYATAAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iv
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Koordinat Lokasi ........................................................................
II-1
Tabel 2.2. Komposisi Tenaga Kerja Konstruksi............................................
II-10
Tabel 2.3. Kebutuhan Alat Berat .................................................................
II-11
Tabel 2.4. Jadwal Pelaksanaan Rencana Kegiatan ......................................
II-25
Tabel 2.5. Rata – Rata Curah Hujan Bulanan di Lokasi Studi Tahun 2006 – 2015 ....................................................................
II-26
Tabel 2.6. Hasil Pengukuran Kualitas Udara...............................................
II-27
Tabel 2.7. Prediksi Erosi ............................................................................
II-31
Tabel 2.8. Erosi yang Ditoleransikan dan Indeks Bahaya Erosi ...................
II-31
Tabel 2.9. Prediksi Sedimentasi ................................................................
II-32
Tabel 2.10. DAS di Lokasi Sudi ...................................................................
II-33
Tabel 2.11. Hasil Pengamatan Transportasi Darat ......................................
II-37
Tabel 2.12. Jenis Vegetasi di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan ...................
II-37
Tabel 2.13. Jenis Fauna Darat di Sekitar Lokasi Proyek .............................
II-39
Tabel 2.14. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Desa Kolono dan Geresa .
II-40
Tabel 2.15. Jenis Usaha di Desa Kolono dan Geresa ...................................
II-41
Tabel 2.16. Sarana Kesehatan dan Tenaga Kesehatan di Kecamatan Bungku Timur ........................................................
II-47
Tabel 2.17. Banyaknya Penderita Penyakit Menurut Jenis Penyakit di Kecamatan Bungku Timur Tahun 2016 ....................................
II-48
Tabel 3.1. Matriks Identifikasi Dampak ......................................................
III-1
Tabel 3.2. Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan .....................................
III-2
Tabel 3.3. Matriks Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
III-4
v
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
DARTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Lokasi .............................................................................
II-3
Gambar 2.2. Peta RTRW Kabupaten Morowali ............................................
II-5
Gambar 2.3. Peta IPPIB...............................................................................
II-6
Gambar 2.4. Peta Kawasan Hutan .............................................................
II-7
Gambar 2.5. Lebar Jalan Angkut Dua Lajur pada Jalan Lurus ...................
II-12
Gambar 2.6. Potongan Melintang Jalan yang Ditimbun ..............................
II-12
Gambar 2.7. Potongan Melintang yang Jalan yang Digali ............................
II-13
Gambar 2.8. Lapisan Konstruksi Jalan .......................................................
II-13
Gambar 2.9. Spesifikasi Jalan Angkut Dua Lajur Pada Tikungan ...............
II-19
Gambar 2.10. Sudut Maksimum Penyimpangan Kendaraan .......................
II-19
Gambar 2.11. Grafik Rata – Rata Curah Hujan di Lokasi Studi Tahun 2006 – 2015 ..............................................................
II-27
Gambar 2.12. Peta Kelas Lereng .................................................................
II-29
Gambar 2.13. Peta Jenis Tanah ..................................................................
II-30
Gambar 2.14. Peta DAS ..............................................................................
II-35
Gambar 2.15. Peta Geologi ..........................................................................
II-36
Gambar 2.16. Grafik Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin ..........
II-40
Gambar 2.17. Peta Sampel dan Studi .........................................................
II-49
Gambar 3.1. Peta Lokasi UKL – UPL ...........................................................
III-20
vi
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. IUP Eksplorasi Lampiran 2. Rekomendasi Kesesuaian RTRW Lampiran 3. Hasil Analisis Kualitas Udara Lampiran 4. Administrasi Tim Penyusun Lampiran 5. Dokumentasi Lokasi Sekitar Lampiran 6. Dokumentasi Survey Lampiran 7. Rekapitulasi Peta Lampiran 8. Expose Dokumen UKL-UPL
vii
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
BAB I IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN
1.1. Pemrakarsa Identitas pemrakarsa kegiatan ini yaitu sebagai berikut: a. Nama Pemrakarsa
: PT. OCEAN VALLEY INTERNASIONAL
b. Alamat pemrakarsa
: Jl. Pangeran Jayakarta 141-Blok 14-15 Jakarta Pusat
c. Penanggung Jawab
: CAKRA MEGA TJUANTA
d. Jabatan Penanggung Jawab
: Direktur
e. Alamat Penanggung Jawab
: Pakubowono Resd B. 12 E Kelurahan Gunung Kecamatan Kebayoran Baru Kota Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta
1.2. Penyusun Penyusunan dokumen ini dilakukan oleh pemrakarsa dengan meminta bantuan pihak lain yang merupaka penyusun perorangan. Adapun identitas tim penyusun yaitu sebagai berikut: a. Ketua Tim
: Darsan, SP.,MP (Sertifikasi ATPA, Sertifikas Amdal A dan B, Tenaga Ahli Fisik – Kimia/Tanah)
b. Anggota 1) Wayer
: Haris
Sauntiri,
ST
(Ahli
Pemetaan
Lingkungan
Pemetaan/Ahli Muda Teknik Lingkungan) 2) Samsul Husen, S.KM (Ahli Kesehatan Masyarakat)
Identitas Pemrakarsa dan Penyusun
I-1
dan
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
2.1. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Nama rencana usaha dan/atau kegiatan ini yaitu “Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping”. 2.2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Secara administrasi, lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan ini yaitu: Desa
: Kolono dan Geresa
Kecamatan
: Bungku Timur
Kabupetean : Morowali Provinsi
: Sulawesi Tengah
Koordinat lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan sebagaimana disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Koordinat Lokasi No
0
1 2 3 4 5 6 7 8
122 122 121 121 122 122 122 122
Bujur Timur ' 0 0 59 59 0 0 0 0
'' 0,9 0,9 47,2 47,2 38,2 38,2 51,1 51,1
0
2 2 2 2 2 2 2 2
Lintang Selatan ' 40 39 39 39 39 39 39 40
'' 2,8 49,6 49,6 22,4 22,4 49,2 49,3 2,8
Sumber: IUP Eksplorasi PT. Ocean Valley Internasional, 2016 Adapun batas – batas lokasi recana usaha dan/atau kegiatan yaitu: Utara
: Hutan
Selatan
: Permukiman Desa Kolono dan Geresa
Timur
: Kebun Campuran
Barat
: Kebun Campuran
Peta lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan selengkapnya disajikan pada Gambar 2.1. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-1
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
2.3. Skala/Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Skala/besaran rencana usaha dan/atau kegiatan ini yaitu mencakup kegiatan pertambangan batuan pada lahan seluas 194,8 ha dengan prediksi cadangan batuan sebesar 19.031.960 m3. Prediksi ini berdasarkan hasil penyelidikan pada kegiatan eksplorasi sebelumnya dimana rata – rata cadangan batuan yaitu 97.700 m3/ha. Pada kegitan ini direncanakan pembangunan dan pengoperasian mesin pemecah batu (stone crusher) dengan kapasitas 450.000 m3/tahun. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analaisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, rencana usaha/kegiatan ini termasuk bidang energi dan sumber daya mineral yang merupakan kegiatan eksploitasi (operasi produksi) mineral bukan logam atau meneral batuan. Karena kapasitas rencana kegiatan ini ≤ 500.000 m3, maka rencana kegiatan ini tidak wajib Amdal hanya wajib UKL – UPL.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-2
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Gambar 2.1. Peta Lokasi
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-3
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
2.4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan 2.4.1. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Tata Ruang Penyusunan UKL – UPL wajib sesuai dengan rencana tata ruang sebagaimana diamanatkan pada Pasal 14 (2) PP Nomor 17 tahun 2012. Analisis kesesuaian RTRW dilakukan melalui analisis spasial berupa overlay peta lokasi kegiatan dengan peta RTRW Kabupaten Morowali. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa lokasi rencana kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping oleh PT. Ocea Valley International di Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali telah sesuai dengan RTRW Kabupaten Morowali (RTRWK) Tahun 2012 – 2023. Bukti formal kesesuaian RTRW tersebut yaitu Surat Rekomendasi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pemanfaatan Ruang
Kabupaten Morowali Nomor:
650/27/REK-RTRWK/DPUPRD/V/2017, yang dikeluarkan di Bungku tanggal 22 Mei 2017. Rekomendasi RTRW ditetapkan berdasarkan hasil evaluasi kunjungan lapangan dengan berpedoman pada Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penetapan Ruang, Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Morowali Tahun 2012 – 2032, serta Peraturan Bupati Morowali Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Penetapan Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) Ruang Milik Jalan (Rumija) dan Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasjalan). Peta RTRW Kabuaten Morowali disajikan pada Gambar 2.2. Analisis spasial lokasi rencana kegitan juga dilakukan terhadap Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB) Revisi XI sebagaimana pada Lampiran Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK. 6347/MenLHK-PKTL/IPSDH/PLA.1/11/2016 Tanggal 21 November 2016. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan lokasi lokasi rencana kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping oleh PT. Ocean Valley International di Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali berada diluar PIPPIB. Hasil analisis spasial terhadap peta kawasan hutan menunjukkan bahwa sebagian besar lokasi rencana kegiatan ini berada dalam APL. Peta PIPPB selengkapnya disajikan pada Gambar 2.3. dan peta kawasan hutan sebagaimana disajikan pada Gambar 2.4.
Rencana Usaha
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Gambar 2.2. Peta RTRW Kabupaten Morowali
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-5
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Gambar 2.3. Peta IPPIB
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-6
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Gambar 2.4. Peta Kawasan Hutan
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-7
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
2.4.2. Penjelasan Mengenai Persetujuan Prinsip atas Rencana Kegiatan Secara prinsip rencana kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping di Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali dapat dilaksanakan. Hal ini berdasarkan IUP Eksplorasi PT. Ocean Valley International Nomor: 540/635/DISESDM-G.ST/2016, tanggal 25 Agustus 2016, Surat Rekomendasi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pemanfaatan Ruang Kabupaten Morowali Nomor: 650/27/REK-RTRWK/DPUPRD/V/2017, tanggal 22 Mei 2017, hasil analisis PIPPIB Revisi XI sebagaimana pada Lampiran Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK. 6347/MenLHK-PKTL/IPSDH/PLA.1/11/2016 Tanggal 21 November 2016 dan hasil analisis peta kawasan hutan. 2.4.3. Uraian Mengenai Komponen Rencana Kegiatan yang Dapat Menimbulkan Dampak Lingkungan Komponen rencana kegiatan yang dapat menimbulkan dampak lingkungan diuraikan berdasarkan tahapan proyek. Tahapan proyek rencana kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping di Desa Kolono dan Geresa Kacamatan
Bungku Timur Kabupaten Morowali oleh
PT.
Ocean
Valley
International terdiria atas tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi. a. Tahap Pra Konstruksi 1) Perizinan Pada tahap ini pemrakarsa akan melakukan pengurusan perizinan untuk memenuhi
segela
perizinan
yang
disyaratkan
dalam
rangka
kegiatan
pertambangan dan pengolahan batu gamping. Perizinan tersebut berupa Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Pertambangan, Rekomendasi Kesesuaian Lokasi Kegiatan dengan RTRW, Izin Lingkungan, Izin Operasi dan perizinan – perizinan lainya. Kegiatan perizinan ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku. 2) Sosialisasi Sebelum melakukan kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping, pemrakarsa akan melakukan sosialisasi kegiatan yang dimaksud. Sasaran utama kegiatan sosialisasi ini yaitu masyakat disekitar lokasi proyek yakni masyarakat Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku Timur. Sosialisasi dilakukan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-8
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
menyampaikan rencana kegiatan termasuk beberapa hal penting lainya seperti mekanisme perekrutan tenaga kerja, pengupahan tenaga kerja dan pembebasan lahan milik masyarakat. Sosialisasi dilakukan dengan metode pertemuan langsung antara pemrakarsa dengan masyarakat yang difasilitasi dan melibatkan beberapa stakeholder terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Morowali, Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Morowali, pihak keamanan (kepolisian), pemerintah desa dan kecamatan serta tokoh masyarakat setempat. 3) Pembebasan lahan Pembebasan lahan akan dilakukan oleh pemrakarsa pada lokasi sebagaimana yang termuat dalam Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Batuan yang dimiliki. Untuk efisiensi dan efektifitas pembebasan lahan maka sebelumnya akan dilakukan identifikasi status dan kepemilikan lahan. Pada masyarakat yang teridentifikasi sebagai pemilik lahan selanjutnya dilakukan pertemuan secara langsung untuk membicarakan dan menyepakati rencana pembebasan lahan yang akan dilakukan. Proses identifikasi dan pertemuan dengan masyarakat pemilik lahan akan melibatkan Badan Pertanahan Nasional, Pemerintah Desa Kolono dan Geresa, Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan pihak keamana setempat. Lahan yang berada pada Hutan Produksi memerlukan persetujuan dalam bentuk izin pinjam pakai kawasan hutan sebagaimana yang disebutkan dalam Peraturan Menteri Kehutanan P50/MENLHK/SETJEN/KUM.I/VI/2016 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan, sedangkan lokasi yang beradap pada APL atau yang diakui atu diklaim oleh masyarakat sekitar sebagai lahan garapan, sistem pemanfaatan lahan dilakukan dengan sistem dan mekanisme musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama akan harga tanah dengan memperhatikan harga yang tercantum dalam NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) atas tanah. b. Tahap Konstruksi 1) Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi Penerimaan tenaga kerja konstruksi akan dilakukan oleh pemrakarsa untuk memenuhi kebutuhan dam progres kegiatan konstruksi rencana pertambangan dan pengolahan batu gamping. Oleh karena itu pemrakarsa akan merekrut tenaga kerja konstruksi dengan beberapa komposisi dan spesifikasi keahlian dan tingkat
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-9
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
pendidikan. Adapun komposisi tenaga kerja yang dibutuhkan yaitu sebagaimana disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Komposisi Tenaga Kerja Konstruksi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Pekerja Mandor Kepala Tukang Batu Kepala Tukan Kayu Kepala Tukan Besi Tukang Batu Tukang Kayu Tukang Besi Juru Las Operator Alat Berat Operator Chain saw Mekanik Elektrik Buruh Kasar/Helper Sopir Keamanan Staf Perencana Juru Gambar/GIS Total
Pendidikan Minimum D3 SMK/SMU SMK/SMU SMK/SMU SD SD SD SMK/SMU SMK SMP D3 D3 SD SD SD S1 D3
Jumlah 3 1 1 1 8 5 5 3 10 5 3 3 16 12 2 2 1 81
Sumber: PT. Ocean Valley International, 2017 Penerimaan tenaga kerja konstruksi PT. Ocean Valley International akan dilakukan dan diinformasikan secara terbuka serta akan memprioritaskan tenaga kerja lokal khususnya masyarakat Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur sesuai spesifikasi tenaga kerja yang telah disyaratkan. Hak dan kewajiban tenaga kerja yang direkrut akan dijelaskan dan dimuat dalam kontrak kerja yang akan ditandatangani sebelum pelaksanaan kegiatan konstruksi. 2) Mobilisasi Peralatan dan Material Pada tahap ini pemrakarsa akan memobilisasi segala peralatan yang dibutuhkan dalam rangka konstruksi rencana pertambangan dan pengolahan batu gamping. Peralatan tersebut termasuk jenis alat berat. Adapun kebutuhan peralatan yang dibutuhkan PT. Ocean Valley International diantaranya yaitu sebagaimana disajikan pada Tabel 2.3.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-10
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Tabel 2.3. Kebutuhan Alat Berat No Nama Alat Jumlah (Unit) 1 Dump truck 10 2 Excavator 5 3 Bulldozer 1 4 Wheel Loader 1 6 S.W Roller 1 7 Motor Greeder 2 8 Compactor 2 9 Processing Plant 1 10 Timbangan 1 Sumber: PT. Ocean Valley International, 2017 Untuk kebutuhan konstruksi juga dibutuhan material berupa semen, pasir sirtu dan batuan. Material yang tidak tersedia dilokasi proyek akan dimobilisasi dari tempat lain yang terdekat. Mobilisasi peralatan dan material akan melintasi Jalan Trans Sulawesi kemudian masuk kedalam lokasi pertambangan melalui jalan tambang. 3) Pembangunan Sarana dan Prasaran Penunjang Sarana dan prasarana penunjang yang akan dibangun pada tahap ini diantaranya yaitu jalan tambang, base camp tenaga kerja konstruksi, bangunan kantor, mess karyawan, bangunan utilitas energi, tempat ibadah, poskeamanan, Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Berbahaya dan Beracun (LB3) dan kolam pengendapan lumpur (sedimen pond). a) Jalan Tambang Jalan tambang berfungsi sebagai jalan penghubung antara jalan utama dengan lokasi Basecamp, Stockpile, Stone Crusher, work shop dan kantor serta menuju lokasi penambangan. Jalan tambang diperlukan baik selama masa konstruksi maupun selama masa operasi dan pemeliharaan. Jalan tambang ini biasanya dibuat mulai dari jalan terdekat yang sudah ada menuju lokasi Basecamp, Stockpile, Stone Crusher, work shop, kantor dan lokasi penambangan. Klasifikasi jalan masuk sesuai dengan klasifikasi dan kebutuhan lalu lintas ke lokasi rencana kegiatan. Jalan masuk akan dibuat dengan perkerasan batuan yang diperoleh dari sekitar lokasi rencana kegiatan. Jalan tambang yang lebar diharapkan akan membuat lalu lintas pengangkutan lancar dan aman. Dalam perhitungan untuk lebar jalan tambang yang lurus dan tikungan berbeda, karena pada posisi membelok kendaraan akan membutuhkan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-11
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
ruang gerak yang lebih lebar akibat jejak ban depan dan belakang yang ditinggalkan di atas jalan melebar. Disamping itu, perhitungan jalan perlu mempertimbangkan jumlah lajur, yaitu lajur tunggal untuk jalan satu arah atau lajur ganda untuk jalan dua arah. Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan jalur ganda atau lebih, menurut Aasho Manual Rural High Way Design, harus ditambah dengan setengah lebar alat angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan. Spesifikasi jalan tambang selengkapnya sebagaimana ditampilkan pada Gambar 2.5. - 2.8.
Gambar 2.5. Lebar Jalan Angkut Dua Lajur pada Jalan Lurus
Gambar 2.6. Potongan Melintang Jalan yang Ditimbun
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-12
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Gambar 2.7. Potongan Melintang yang Jalan yang Digali
Gambar 2.8. Lapisan Konstruksi Jalan b) Bangunan Kantor Bangunan kantor tambang merupakan bagian dari infrastruktur tambang yang digunakan untuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi dari kegiatan operasi penambangan pada lokasi tersebut. Sarana perkantoran sebagai pusat pengendalian dari kegiatan-kegiatan penambangan, baik kegiatan operasional di lapangan maupun kegiatan administrasi dan kearsipan. Ukuran bangunan kantor disesuaikan dengan jumlah karyawan yang bekerja. Lokasi bangunan kantor dipilih berdasarkan kemudahan jalan masuk dan keluar daerah pertambangan. Beberapa fasilitas yang disediakan dalam kantor antara lain: fasilitas jaringan listrik, fasilitas jaringan air/ sumber air bersih, fasilitas jaringan komunikasi, Fasilitas computer dan lain-lain. c) Mess Karyawan Mess karyawan yang akan dibangun seluruhnya seluas 300 m² terdiri dari bangunan mess senior staf house seluas 100 m² dan bangunan karyawan staf seluas 200 m². Bangunan karyawan non staf terdiri dari 2 unit masing-masing dengan luas 120 m². Tiap – tiap unit terdiri dari 6 kamar tidur berukuran 2,5 x 3 m, ruang istirahat dengan ukuran 3 x 6 m, teras dengan ukuran 2 x 20 m, Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-13
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
selasar dengan ukuran 1,5 x 20 m dan dilengkapi dengan MCK dengan 3 buah kamar mandi berukuran 2 x 2,5 m, serta dapur. d) Bangunan Utilitas Energi • Untuk
Stasiun BBM mencukupi
kebutuhan
bahan
bakar
operasi
pertambangan
dan
pengolahan batuan di lokasi, maka perlu dibangun stasiun pengisian BBM, terdiri dari 2 tanki bahan bakar yang mempunyai kapasitas 100.000 liter. Dari tanki BBM disalurkan melalui pipa menuju ruang pelayanan yang mengatur pemakaian bahan bakar. Luas bangunan untuk stasiun BBM ini adalah 100 m² (10 x 10 m). •
Bangunan Gardu Listrik/Genset
Bangunan gardu pembangkit listrik dibuat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik untuk beberapa kepentingan. Luas bangunan adalah 9 m² (3 x 3 m). Sebagai pondasi genset digunakan pondasi beton bertulang. Pondasi ini dibuat untuk meredam getaran yang ditimbulkan oleh mesin genset. •
Bangunan Instalasi Air
Luas bangunan untuk instalasi air ini adalah 40 m² (8 x 5 m), yang disediakan untuk keperluan penyediaan air minum dan kebutuhan sehari – hari sperti untuk pencucian kendaraan dan bengkel alat-alat berat. Stasiun pompa air ini harus dapat menyediakan air bersih dan sehat yang memenuhi kualitas kesehatan. e) Bangunan Utilitas Mekanik •
Bengkel tambang
Bengkel merupakan infrastruktur yang digunakan untuk alat-alat berat yang memerlukan perbaikan dan perawatan. Letak bangunan ini diusahakan tidak terlalu jauh dari lokasi penambangan agar alat-alat berat yang memerlukan perbaikan dapat dengan cepat diperbaiki. Bangunan ini juga dilengkapi dengan peralatan bengkel alat berat. Kontruksinya dari kayu dengan atap asbes. Luas lahan yang direncanakan adalah : Bengkel beratap (workshop)
= 15 x 20 m = 300 m²
Bengkel tidak beratap
= 15 x 30 m = 450 m²
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-14
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
•
PT. Ocean Valley International
Gudang Peralatan
Bangunan ini digunakan sebagai tempat menyimpan suku cadang alat-alat berat dan peralatan tambang lainnya dan termasuk dalam bangunan workshop dengan luas lahan 10 x 10 m². f)
Tempat Ibadah
Bangunan tempat ibadah berupa mushola yang berukuran 8 x 5 m, terdiri dari ruang sholat, ruang penjaga dan tempat wudhu. g) Pos Keamanan Pos keamanan akan dibangun pada setiap lokasi yang strategis yang membutuhkan pengamanan khusus yaitu di daerah perkantoran, perumahan, pengolahan, stockpile, dan gudang bahan peledak. Pos keamanan yang akan dibangun sebanyak 3 buah masing-masing berukuran 3 x 3 m. h) Pembangunan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Berbahaya dan Beracun (LB3) Dalam rangka kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping yang menggunakan alat berat, memungkinkan adanya LB3 berupa oli dan sisa-sisa pelumas lainnya yang merupakan LB3 cair. Penangan yang akan dilakukan berupa penyimpanan dalam bak penampungan sementara limbah B3 dengan mengacu pada PP No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun. Bak penyimpanan limbah B3 dibuat dari beton kedap air dengan ukuran 2 x 1 x 1 m. Penanganan LB3 akan mengikuti regulasi yang mengatur pengelolaan limbah B3 tersebut. Mulai dari teknis atau tata cara penyimpanan limbah oli bekas dan dokumen pengangkutan saat menyerahkan kepada pengumpul yang berizin. pemrakarsa akan membangun TPS Limbah B3 sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan serta memilih lokasi pada tapak proyek yang bukan merupakan daerah yang bebas banjir dan telah melalui pengurugan sehingga aman dari kemungkinan banjir serta jarak minimum antara lokasi dengan fasilitas umum adalah 2 km meter. Bangunan TPS LB3 akan dibuat terpisah dengan bangunan lain dengan jarak minimal 20 meter. Penanganan Limbah B3 berdasarkan Kep. Bappedal No. 1 Tahun 1995 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis dan Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-15
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Adapun tatacara cara penyimpanan LB3 yang dilakukan oleh PT. Ocean Valley International akan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: -
Karakteristik pelumas bekas yang disimpan;
-
Kemasan disesuaikan dengan karakteristik pelumas bekas dapat berupa drum;
-
Pola penyimpanan akan dibuat dengan sistem blok, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap setiap kemasan jika terjadi kerusakan dan apabila terjadi kecelakaan dapat segera ditangani;
-
Lebar gang antar blok harus akan diatur sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan untuk lalu lintas manusia, dan kendaraan pengangkut (forklift);
-
Penumpukan kemasan akan mempertimbangkan kestabilan tumpukan kemasan. Jika berupa drum (isi 200 liter), maka tumpukan maksimum 3 (tiga) lapis dengan tiap lapis dialasi dengan palet dan bila tumpukan lebih dan 3 (tiga) lapis atau kemasan terbuat dan plastik, maka harus dipergunakan rak;
-
Lokasi peyimpanan akan dilengkapi dengan tanggul disekelilingnya dan dilengkapi dengan saluran pembuangan menuju bak penampungan yang kedap air. Bak penampungan dibuat mampu menampung 110 % dari kapasitas volume drum atau tangki yang ada di dalam ruang penyimpanan, serta tangki harus diatur sedemikian sehingga bila terguling tidak akan menimpa tangki lain;
-
Mempunyai tempat bongkar muat kemasan yang memadai dengan lantai yang kedap air.
Secara detail, rencana penanganan penyimpanan limbah oli bekas sebagai berikut: -
Penyimpanan kemasan akan dibuat dengan sistem blok. Setiap blok terdiri atas 2 (dua) x 2 (dua) kemasan, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap setiap kemasan sehingga jika terdapat kerusakan kecelakaan dapat segera ditangani;
-
Lebar gang antar blok harus memenuhi persyaratan peruntukannya. Lebar gang untuk lalu lintas manusia minimal 60 cm dan lebar gang untuk lalu lintas kendaraan pengangkut (forklift) disesuaikan dengan kelayakan pengoperasiannya;
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-16
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
-
PT. Ocean Valley International
Penumpukan kemasan limbah B3 harus mempertimbangkan kestabilan tumpukan kemasan. Jika kemasan berupa drum logam (isi 200 liter), maka tumpukan maksimum adalah 3 (tiga) lapis dengan tiap lapis dialasi palet (setiap palet mengalasi 4 drum). Jika tumpukan lebih dan 3 (tiga) lapis atau kemasan terbuat dari plastik, maka harus dipergunakan rak;
-
Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan terluar terhadap atap dan dinding bangunan penyimpanan tidak boleh kurang dari 1 (satu) meter;
-
Kemasan – kemasan berisi limbah B3 yang tidak saling cocok akan disimpan secara terpisah, tidak dalam satu blok, dan tidak dalam bagian penyimpanan yang sama. Penempatan kemasan harus dengan syarat bahwa tidak ada kemungkinan bagi limbah-limbah yang tersebut jika terguling/tumpah akan tercampur/masuk ke dalam bak penampungan bagian penyimpanan lain.
Bangunan tempat penyimpanan LB3 akan dibangun dengan ketentuan – ketentuan sebagai berikut: -
Memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai dengan jenis, karakteristik dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan/akan disimpan;
-
Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak langsung;
-
Dibuat tanpa plafon dan memiliki sistem ventilasi udara yang memadai untuk mencegah terjadinya akumulasi gas di dalam ruang penyimpanan, serta memasang kasa atau bahan lain untuk mencegah masuknya burung atau binatang kecil lainnya ke dalam ruang penyimpanan;
-
Memiliki sistem penerangan (lampu/cahaya matahari) yang memadai untuk operasional penggudangan atau inspeksi rutin. Jika menggunakan lampu, maka lampu penerangan harus dipasang minimal 1 meter di atas kemasan dengan sakelar (stop contact) harus terpasang di sisi luar bangunan;
-
Dilengkapi dengan sistem penangkal petir;
-
Pada bagian luar tempat penyimpanan diberi penandaan (simbol) sesuai dengan tata cara yang berlaku;
-
Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air, tidak bergelombang, kuat dan tidak retak;
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-17
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
-
PT. Ocean Valley International
Lantai bagian dalam dibuat melandai turun kearah bak penampungan dengan
kemiringan
maksimum
1%.
Pada
bagian
luar
bangunan,
kemiringan lantai diatur sedemikian rupa sehingga air hujan dapat mengalir kearah menjauhi bangunan penyimpanan; -
Sarana lain yang harus tersedia adalah: peralatan dan sistem pemadam kebakaran, pagar pengaman, pembangkit listrik cadangan, fasilitas pertolongan pertama, peralatan komunikasi, gudang tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan pintu darurat dan Alarm.
i)
Pembangunan Sedimen Pond
Sediment pond (kolam pengendap) yaitu tempat untuk menangkap run-off dan menahan air ketika tanah dan kotoran lain dalam air mengendap menjadi sedimen. Kolam pengendap diperlukan karena air keluaran yang mengandung banyak Total Suspended Solid atau residu tersuspensi yang melampaui baku mutu kualitas keluaran air. Secara garis besar kolam pengendap bisa dibuat dengan membangun tanggul penahan atau menggali lubang untuk tampungan air atau sedimen. Kolam pengendap berbeda dengan sebuah dam dimana bertujuan untuk menahan air hanya selama untuk mengendapkan material tersuspensi, setelah air jernih, air tersebut bisa dialirkan. Kolam pengendap juga harus dipelihara, dimana bila sediment telah mengendap dan mencapai kadar air tertentu dimana bisa dibuang, maka pembuangan atau pengerukan kolam dilakukan. Kolam pengendap selain sebagai tempat untuk mengendapkan material tersuspensi, di area tambang juga berfungsi sebagai penampungan air limbah yang mengandung logam berat (Fe dan Mn) dan air yang mengandung asam (pH < 6), dimana di dalam tampungan tersebut dilakukan perlakuan penetralan air limbah atau tercemar sehingga bisa menjadi normal sesuai ambang batas baku mutu yang disyaratkan oleh Pemerintah. Di kolam pengendap tersebut bisa dilakukan treatment berupa pengapuran, pemberian alum, aerasi, dan perlakuanperlakuan lainnya sesuai dengan kondisi kandungan limbahnya. Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar daripada lebar jalan lurus. Untuk jalur ganda, maka lebar jalan minimum pada tikungan didasarkan pada: -
Lebar jejak ban.
-
Lebar juntai atau tonjolan (overhang)
alat angkut bagian depan dan
belakang pada saat membelok. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-18
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
-
Jarak antara alat angkut atau kendaraan pada saat bersimpangan.
-
Jarak dari kedua tepi jalan.
Spesifikasi jalan angkut dua lajur pada tikungan sebagaimana disajikan pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9. Spesifikasi Jalan Angkut Dua Lajur Pada Tikungan Jari – jari tikungan jalan angkut berhubungan dengan kontruksi alat angkut yang digunakan, khususnya jarak horizontal antara poros roda depan dan belakang memperlihatkan jari-jari lingkaran yang dijalani roda belakang dan roda depan berpotongan di pusat C dengan besar sudut sama dengan sudut penyimpangan roda depan, selengkapnya sebagaimana pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10. Sudut Maksimum Penyimpangan Kendaraan
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-19
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Adapun spesifikasi jalan tambang yang direncanakan oleh PT. Ocean Valley International adalah sebagai berikut: -
Lebar daerah penguasaan (ROW) : 12 m
-
Jumlah jalur
: 2 buah
-
Lebar perkerasan normal
: 4 meter
-
Lebar bahu jalan
: 1 meter
-
Lereng melintang perkerasan
:2%
-
Lereng melintang bahu jalan
:4%
-
Kebebasan minimum samping
: 1,5 – 3,5 meter
-
Kebebasan minimum atas
: 4,5 meter
Jalan tambang juga dilengkapi saluran drainase tepi dan saluran melintang di tempat-tempat tertentu, disesuaikan dengan topografi jalur alan dan intensitas hujan yang diperkirakan. Kapasitas saluran drainase harus dapat menampung dan mengalirkan air untuk mengurangi pengaruh negative air terhadap jalan. Khusus untuk jalan pengalihan dari jalan yang ada di sekitar kolam penenang, klasifikasi dan spesifikasi jalan mengikuti jalan yang sudah ada. j)
Stockpile
Stockpile berfungsi sebagai lokasi penampungan sementara material hasil penambangan maupun material hasil pengolahan stone crusher. Stockpile dibuat dengan pemadatan dan penutupan permukaan dengan material batuan. 4) Konstruksi Stone Crusher Pemasangan komponen-komponen Stone Crusher dilakukan oleh teknisi yang berpengalaman dengan dibantu oleh tenaga kerja non skill yang telah direkrut sebelumnya. Besaran Stone Crusher yang dibangun disesuaikan dengan kebutuhan material yang akan diolah oleh pemrakarsa. Stone Crusher dibuat untuk mengolah material batuan berukuran besar yang akan ditambang oleh pemrakarsa menjadi material yang sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan oleh pabrik/smelter nikel yang membutuhkan. 5) Pemutusan Hubungan Kerja Tenaga Kerja Konstruksi Pemutusan hubungan kerja konstruksi dilakukan setelah kegiatan konstruksi pertambangan telah selesai. Pemutusan hubungan kerja konstruksi dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku dengan memperhatikan dan memenuhi hak – hak tenaga kerja yang akan diputuskan. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-20
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Selain itu juga akan memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan yang termuat dalam kontrak kerja yang telah disepakati dan ditandatangan pada tahap penerimaan tenaga kerja konstruksi. Dari jumlah total tenaga kerja konstruksi, tidak semua akan dilakukan pemutusan hubungan kerja, beberapa tenaga kerja konstruksi akan dilanjutkan mejadi tenaga kerja operasi terutama pada tenaga kerja yang memiliki skill tertentu dalam pemeliharaan sarana dan prasarana serta konstruksi stone crusher yang telah dibanguan. c. Tahap Operasi 1) Penambangan dan Pengolahan Batu Gamping Penambangan dan pengolahan batu gamping merupakan kegiatan utama yang direncanakan oleh PT. Oceal Valley International di Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali. Pada tahap ini ada beberapa komponen kegiatan yang dilaksanakan yakni pembukaan (land clearing), penambangan batuan, penyimpanan sementara batuan hasil penambangan, pengangkutan dan pengoperasian stone crusher. •
Pembukaan (Land Clearing)
Kegiatan pembukaan lahan penambangan dilakukan yaitu membersihkan front kerja dari pohon, akar atau rumput. Kemudian juga dilakukan pembersihan dan pengupasan top soil pada permukaan. Pembukaan lahan dilakukan dengan tidak melakukan pembakaran sebagaimana yang diamanatkan dalam Keputusan DitjenBun No. 38/KB.110/SK/DJ-Bun/05.95 tentang Pembukaan Lahan Tanpa Bakar. Pada tahapan ini juga dilakukan pembuatan Sediment Pond, sump serta Mining Boundaries sebagai mekanisme perlindungan lingkungan terhadap gangguan kualitas air yang bersumber dari front penambangan. Khusus top soil akan ditempatkan di pinggiran lokasi yang selanjutnya digunakan untuk keperluan reklamasi dan revegetasi. Pekerjaan galian dan pengurugan yang akan dilakukan sesuai dengan kondisi lahan. Untuk daerah yang terlalu tinggi dari elevasi yang direncanakan perlu dilakukan pekerjaan galian. Sedangkan untuk area yang lebih rendah akan diurug dengan material yang memenuhi kriteria tanah urug untuk selanjutnya dipadatkan. Apabila tanah galian di lokasi memenuhi kriteria tanah urug, maka hasil galian tersebut ditempatkan di lokasi sementara untuk selanjutnya
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-21
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
digunakan sebagai tanah urug. Tetapi apabila tidak memenuhi syarat, maka hasil galian akan dibuang ke luar lokasi. •
Penambangan Batuan
Penambangan batuan yang terdiri dari material batuan akan dilakukan dengan menggunakan alat berat yang terdiri dari 1 Dozer dan 3 unit excavator PC-200 serta 6 unit dump truck kapasitas 18 ton sebagai fasilitas pemuatan material tambang untuk selanjutnya dibawa ke lokasi stockpile. Adapun jenis tambang akan dikelola yakni material batuan dengan kadar gamping tinggi yang nantinya akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan smelter nikel/industry baja yang sedang beroperasi di Kabupaten Morowali khususnya dan daerah lain pada umumnya. Metode penambangan yang diterapkan yaitu metode tambang terbuka quarry, penambangan dimulai pada lokasi dekat areal pengolahan sampai area yang jauh dari lokasi pengolahan yang mengarah pada batas akhir IUP. •
Penyimpanan Sementara Batuan Hasil Penambangan
Hasil penambangan kemudian disimpan sementara pada stockpile. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dan memperlancar kegiatan penambangan batuan. Penyimpanan ini berada tidak jauh dari titik lokasi penambangan. Setelah tertumpuk cukup banyak, batuan hasil penambangan kemudian diangkut. •
Pengangkutan dan Pengoperasian Stone Crusher
Pengankutan yang dimaksud pada tahapan ini yaitu pengangkutan batuan hasil penambangan dari lokasi stockpile ke lokasi stone crusher. Pengangkutan akan menggunakan jalan tambang yang telah dibuat pada tahap konstruksi. Material penambangan yang telah diangkut selanjutnya dilakukan pengolahan pada unit Stone Crusher. Tujuan dari pengolahan pada unit Stone Crusher adalah untuk mendapatkan material hasil pengolahan berupa suplit (batu pecah) berbagai ukuran, pasir batu dan abu batu. Pengoparasian Stone Crusher oleh pemrakarsa pada dasarnya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pabrik/smelter nikel ataupun pabrik baja, namun tidak menutup kemungkinan pemrakarsa juga akan melayani kebutuhan masyarakat dan proyek yang dilaksanakan di sekitar lokasi rencana
kegiatan.
Peruntukan
material
hasil
pengolahan
diantaranya
dipergunakan untuk kebutuhan lapisan pondasi jalan agregat kasar dan lapisan pondasi jalan agregat halus, suplit sebagai bahan campuran pekerjaan beton pada jembatan dan box culvert. Sebelum batuan hasil pengolahan dipasarkan/dijual Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-22
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
pada pihak yang membutuhkan, maka material hasil pengolahan tersebut akan ditampung dan disimpan pada lokasi stockpile yang telah disediakan. 2) Pengoperasian Sarana dan Prasaran Penunjang Sejalan dengan kegiatan penambangan dan pengolahan batu gamping, sarana dan prasarana juga di operasikan atau digunakan. Hal ini dalam rangka menunjang kelancaran kegiatan penambangan dan pengolahan batu gamping yang merupakan kegiatan utama dalam proyek ini. 3) Reklamasi, Revegetasi dan Penataan Lahan Pasca Tambang Pada beberapa lokasi yang telah ditambang, kegiatan reklamasi, revegetasi dan penataan lahan langsung dilaksanakan. Tujuannya yaitu untuk memulihkan kualitas lahan yang terdegradasi selama kegiatan penambangan. Reklamasi dilakukan dengan mengembalikan top soil yang telah dipisahkan sebelumnya pada kegiatan pembukaan lahan dan pengupasan top soil. Revegetasi dilakukan dengan memanfaatkan tanaman yang lebih mudah beradaptasi pada lahan pasca tambang berupa tanaman pioner dan tanaman cover crop seperti Mucuna pruriens, Centrosema virginianum dan Colopogonium mucunoides. Sedangkan untuk lahan yang telah selesai ditambang namun tidak dapat direklamasi karena kekurangan material over burden dan top soil maka lahan tersebut dibentuk sedemikian rupa agar menyerupai kolam/embung sebagai wadah penampungan air hujan yang nantinya dapat berfungsi sebagai cadangan air tanah bagi daerah – daerah disekitarnya. Kegitan ini didesain sebaik mungkin untuk memberikan nilai estetika yang merupaka salahsatu tujuan penataan lahan pasca tambang. d. Tahap Pasca Operasi 1) Demobilisasi Peralatan Dengan selesainya kegiatan operasi pertambangan dan pengolahan batu gamping, segala
peralatan
yang
digunakan
kemudian
didemobilisasi.
Demobilisasi
dilakukan dari lokasi proyek ke lokasi kantor atau gudang yang disediakan oleh PT. Ocean Valley International. Demobilisasi akan menggunakan jalur seperti kegiatan mobilisasi yakni dari jalan tambang kemudian melalui Jalan Trans Sulawesi.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-23
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
2) Penanganan Tenaga Kerja Penangan tenaga kerja pada bagia ini termasuk pemutusan hubungan kerja. PHK dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku dengan
memperhatikan
dan
memenuhi
hak
–
hak
tenaga
kerja
serta
memperhatikan dan memenuhi segala ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja yang telah disepakati dan ditandatangan bersama oleh pemrakarsa dan tenaga kerja yang bersangkutan.
Pemrakarsa juga akan memfasilitasi tenega
kerja yang diputuskan agar dapat menajadi tenaga kerja pada perusahaan yang lainnya pada kegiatan pertambangan yang sama. 3) Penyerahan Aset Beberapa aset perusahaan utamanya aset yang tidak bergerak seperti jalan, jembatan dan lain sebagainya, akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Morowali sesuai dengan ketentuan perundang – undangan yang berlaku. Ringkasan komponen rencana kegiatan yang dapat menyebabkan dampak lingkungan kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping di Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali oleh PT. Ocean Valley International yaitu sebagai berikut: a. Tahap Pra Konstruksi 1) Perizinan 2) Sosialisasi 3) Pembebasan lahan b. Tahap Konstruksi 1) Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi 2) Mobilisasi Peralatan dan Material 3) Pembangunan Sarana dan Prasaran Penunjang 4) Konstruksi Stone Crusher 5) Pemutusan Hubungan Kerja Tenaga Kerja Konstruksi c. Tahap Operasi 1) Penambangan dan Pengolahan Batu Gamping 2) Pengoperasian Sarana dan Prasaran Penunjang 3) Reklamasi, Revegetasi dan Penataan Lahan Pasca Tambang
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-24
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
d. Tahap Pasca Operasi 1) Demobilisasi Peralatan 2) Penanganan Tenaga Kerja 3) Penyerahan Aset Rencana pelaksanaan rencana kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping PT. Ocean Valley International direncanakan selama 5 (lima) tahun sesuai batas perizinan pada umumnya. Namun demikian jika cadangan bahan tambang masih tersedia dan layak tambang maka perizinan akan dilakukan perpanjangan. Jadwal pelaksanaan rencana kegiatan selama 5 (lima) tahun sebagaimana disajikan pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Jadwal Pelaksanaan Rencana Kegiatan No
Tahapan dan Jenis Kegiatan
a
Tahap Pra Konstruksi
1
Perizinan
2
Sosialisasi
3
Pembebasan Lahan
b
Tahap Konstruksi
1
Penerimaan Tenaga Konstruksi
2
4
Mobilisasi Peralatan dan material Pembangunan Sarana dan Prasarana penunjang Konstruki stone crusher
5
PHK TK Konstruksi
c
d
Tahap Operasi Penambangan dan pengolahan batu gamping Pengoperasian sarana dan prasarana penunjang Reklamasi, revegetasi dan penataan lahan pasca tambang Tahap Pasca Operasi
1
Demobilisasi Peralatan
2
Penanganan Tenaga Kerja
3
Penyerahan Aset
3
1 2 3
Tahun 2017
2018
2019
2020
2021
2022
Sumber: PT. Oceal Valley International, 2017 Ket:
= Pelaksanaan Kegiatan
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-25
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
2.5. Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal 2.5.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia a. Iklim Iklim memiliki peranan penting dalam mempengaruhi serta menunjang kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping terutama kaitanya dengan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Sebagai contoh yaitu peningkatan run – off sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Dengan mengetahui kondisi curah hujan, kegitan pembukaan lahan dapat dihindari pada saat – saat musim hujan sehingga ran – off tidak erosif. Kondisi curah hujan di lokasi studi dapat digambarkan berdasarkan data rata – rata curah hujan bulanan pada pencatatan di Stasiun BMKG Bubung Kabupaten Luwuk Provinsi Sulawesi Tengah selama 10 tahun (tahun 2006 – 2015) sebagaimana disajikan pada Tabel 2.5. dan grafik rata – rata curah hujan sebagaimana disajikan pada Gambar 2.11. Tabel 2.5. Rata – Rata Curah Hujan Bulanan di Lokasi Studi Tahun 2006 – 2015 Tahun
Bulan Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
2006
114
78
182
147
61
612
43
69
40
10
21
118
2007
40
65
155
199
151
150
236
140
21
13
75
129
2008
85
164
170
198
183
158
467
342
95
112
197
127
2009
233
91
138
164
74
123
61
49
7
10
66
48
2010
54
3
94
107
203
126
78
182
94
89
65
273
2011
126
287
80
147
116
153
255
57
105
23
63
92
2012
129
144
174
149
158
274
215
146
66
58
94
158
2013
34,2
80,2
61,6
103,2
100,2
120,1
178,5
71,6
58,7
40,5
61,6
102,4
2014
64,8
69,4
100,3
129,2
50,9
233
111,2
200,8
2,2
7,8
44,6
59,7
2015
119,8
61,5
57,6
165
26,7
177
139
23
3
0
33
93,9
Sumber: BMKG Bubung Luwuk, 2016
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-26
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
700
Januari
600
Februari
500
Maret April
400
Mei
300
Juni
200
Juli Agustus
100
September 0 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Oktober
Gambar 2.11. Grafik Rata – Rata Curah Hujan di Lokasi Studi Tahun 2006 – 2015 B. Kualitas Udara Kualitas udara dianalisis dengan parameter Sulfur Dioksida (SOx), Nitrogen Dioksida (NOx), Karbon Monoksida (CO), Suhu, Debu dan Kebisingan. Jika bandingkan dengan baku mutu udara sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, dari semua parameter udara tersebut menunjukkan bahwa tidak melebihi baku mutu. Hasil pengukuran kualitas udara selengkapnya sebagaimana disajikan pada Tabel 2.6. Tabel 2.6. Hasil Pengukuran Kualitas Udara No 1 2 3 4 5 6
Parameter Sulfur Dioksida (Sox) Nitrogen Dioksida ( Nox) Karbon Monoksida (CO) Suhu Debu Kebisingan (dΒ)
Waktu Pengambilan 1 jam 1 jam 1 jam °C 1 jam 1 jam
Hasil (µg/Mm³) U-01 U-02 5,8 8,4 100 110 600 700 33,6 33,5 4,8 5,7 46-54 45-51
Baku Mutu (µg/Mm³) 900 400 30.000 90 perumahan & Pemukiman = 55 dΒ Industri = 70 dΒ Perkantoran & Perdagangan = 65 dΒ, Pemerintahan & Fas. Umum= 60 dΒ
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium, 2017 Koordinat Sampel: U-01: 020 40' 13,60'' S 1220 00' 52,80'' E U-02: 020 39' 37,16'' S 1220 00' 34,88'' E Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-27
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
C. Lahan 1) Penggunaan Lahan dan status kawan Jenis penggunaan lahan di lokasi studi pada umunya merupakan hutan. Hanya sebagian kecil kebun masyarakat dengan kondisi merupakan bekas kebun yang tidak terrawat. Hasil analisis spasial menunjukkan bahwa sebagian besar lokasi studi merupakan Areal Penggunaan Lain (APL), sisanya merupakan kawasan lindung lainnya. Pada kawasan lindung ini, pemrakarsa perlu menyelesaikan segala perizinan yang diperlukan berupa pinjam pakai kawasan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.16/2014 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan. 2) Topografi dan Kelerengan Topografi dan kelerengan di lokasi IUP Eksplorasi PT. Ocean Valley International di Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali terdiri dari beberapa kelas. Hasil survey lapangan dan analisis spasial menunjukkan bahwa ketinggia tempat di lokasi studi yaitu 100 – 700 mdpl. Kemudian tingkat kelerengan terdiri atas kelerengan 0 – 15% seluas 87,7 ha (44,92%) dan kelerengan 15 – 30% seluas 107,3 ha (55,08%). Peta kelas lereng selengkapnya sebagaimana disajikan pada Gambar 2.12. 3) Tanah Tanah merupakan tubuh alam bebas yang bersumber dari pelapukan bahan induk dari batuan induk dengan berbagai karakteristik fisik, kimia dan biologi padanya. Hasil survey lapangan dan analisis peta jenis tanah menunjukkan bahwa jenis tanah di lokasi studi merupaka podsolik merah kuning (PMK), termasuk sub order udalt. Jenis tanah ini umumnya berkembang diatas batuan kuarsa, gamping dan kapur. Secara fisik sangat cocok bagi berbagai jenis tanaman pertanian namun secara kimia umumnya terdapat beberapa jenis unsur hara esensial dengan kadar yang rendah. Peta jenis tanah di lokasi studi selengkapnya disajikan pada Gambar 2.13.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-28
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Gambar 2.12. Peta Kelas Lereng
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-29
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Gambar 2.13. Peta Jenis Tanah
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-30
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
4) Erosi Besarya erosi yang terjadi di lokasi IUP PT. Ocean Valley International diprediksi dengan menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation). Formulasinya dapat digunakan rumus dari Wischmeier dan Smith (1978) dalam Banuwa (2013) sebagai berikut : A=RKLSCP Dimana: A R K L S C P
= = = = = = =
Banyaknya tanah yang tererosi (ton/ha/tahun) Faktor erosivitas hujan (joule/ha/tahun) Faktor erodibilitas tanah (ton/joule) Faktor panjang lereng (m) Faktor kecuraman lereng (%) Faktor pengelolaan tanaman Faktor pengolahan tanah (tindakan konservasi)
Sebelum adanya kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping, prediksi erosi yang terjadi di lokasi studi yaitu sebagaimana disajikan pada Tabel 2.7. Tabel 2.7. Prediksi Erosi
0,04
A (ton/ha/thn) 2,48
Luas (Ha) 78,22
Rerata Imbang (ton/thn) 1,00
0,0006
0,09
116,58
0,05
No
UL
R
K
LS
CP
1
S-1
748,03
0,50
0,17
2
S-2
748,03
0,49
0,41
Jumlah
1,05
Sumber: Hasil Analisis, 2017 Koordinat sampling = S-1: 020 40' 00,7'' S 1220 00' 43,6'' E S-2: 020 39' 29,9'' S 1220 00' 29,8'' E Hasil analisis menunjukkan bahwa rerata imbang prediksi erosi yang terjadi di lokasi studi adalah 1,05 ton/tahun. Berdasarkan kriteria erosi, besaran prediksi erosi tersebut termasuk kelas I (sangat rendah) dengan kriteria sangat baik. Dengan demikian maka Indeks Bahaya Erosi (IBE) termasuk harkat rendah. IBE diperoleh dari nilai erosi yang ditoleransikan. Hasil analisis erosi yang ditoleransikan dan indeks bahaya erosi selengkapnya sebagaimana disajikan pada Tabel 2.8. Tabel 2.8 Erosi yang Ditoleransikan dan Indeks Bahaya Erosi No
UL
KE (mm)
1
S-1
570
Sub Order Tanah Udult
2
S-2
623
Udult
MPT (tahun)
BV
Etol (Ton/ha/tahun)
A (ton/ha/thn)
IBE
Harkat
300
1,11
16,87
2,48
0,15
Rendah
300
1,01
16,78
0,09
0,01
Rendah
Sumber: Hasil Analisis, 2017 Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-31
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
5) Sedimentasi Kondisi rona lingkungan hidup awal sedimentasi dihitung menggunakan metode Sediment Delivery Ratio (SDR). SDR merupkan rasio antara jumlah sedimen yang terangkut ke dalam sungai terhadap jumlah erosi yang terjadi di DAS yang disebut sebagai rasio pelepasan sedimen. Metode penetapan SDR berdasarkan penelitian empiris dikemukakan oleh Boyce (1975) dalam Kodoatie dan Sugianto (2002) dengan persamaan sebagai berikut : SDR = 0,41 A-0,3 dimana SDR adalah rasio pelepasan sedimen dan A adalah luas DAS (km2). Sedangkan cara memperkirakan besarnya hasil sedimentasi menurut SCN National Engineering Handbook (DPMA, 1984 dalam Asdak, 2002) adalah sebagai berikut : Y = E (SDR) A dimana Y adalah hasil sedimen persatuan luas, E adalah erosi total, SDR adalah rasio pelepasan sedimen, dan A adalah luas DAS. Prediksi sedimentasi tanpa adanya kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping sebagaimana disajikan pada Tabel 2.9. Tabel 2.9. Prediksi Sedimentasi No 1 2
Satuan Lahan S-1 S-2
E (ton/ha/thn) 2,48 0,09
A (km2) 0,22 7,8 0,20 11,7 Total SDR
Y (ton/ha/thn) 4,290 0,203
Luas (Ha) 78,22 116,58
Rerata Imbang 0,02 0,001 0,02
Sumber: Hasil Analisis, 2017 Koordinat sampling = S-1: 020 40' 00,7'' S 1220 00' 43,6'' E S-2: 020 39' 29,9'' S 1220 00' 29,8'' E D. Hidrologi Keadaan hidrologi di lokasi studi terdiri atas sumber-sumber air yang berasal dari air tanah, air permukaan dan air hujan. Sebagai daerah yang merupakan daerah berbukit dan bergunung – gunung. Air tanah pada umumnya diperoleh dari air yang berasal dari mata air yang berasal dari pegunungan yang mempunyai jenis flora dan pepohonan yang cukup rapat. Secara umum kuantitas air terutama air permukaan di wilayah studi cukup baik, hal ini didukung oleh adanya kondisi jenis flora dan pepohonan yang cukup rapat. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-32
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Pada wilayah studi tidak terdapat sungai yang mengalir sepanjang tahun namun terdapat beberapa aliran kecil yang berair pada saat hujan (intermiten). Daerah studi terletak pada 4 (empat) wilayah tangkapan air (catchment area) yaitu DAS Laroue, DAS Laronsangi, DAS Lasoni dan DAS Nambo dengan luasan yang bervariasi sebagaimana disajikan pada Tabel 2.10. dan peta DAS selengkapnya disajikan pada Gambar 2.14. Tabel 2.10. DAS di Lokasi Sudi No 1 2 3 4
Nama DAS DAS DAS DAS DAS
Laroue Laronsangi Lasoni Nambo
Luas DAS (Ha) 423.08 27262.38 2590.34 345.57
Jumlah
Luas DAS dalam IUP Ha % 78.51 40.30 115.11 59.09 0.29 0.15 0.89 0.46 194.8 100.00
Sumber: Hasil Analisis Spasial, 2017 E. Geologi Lokasi studi termasuk dalam Formasi Tokala (TRJt) dan aluvium (Qa). Formasi Tokala merupakan batugamping klastika, batupasir sela, wake, serpih, napal dan lempung pasiran dengan sisipan argilit. Batugamping klastika, berwarna kelabu muda, kelabu sampai merah jambu, berbutir halus, sangat padu, serta memiliki perlapisan yang baik, dengan kekar yang diisi urat kalsit putih kotor. Umumnya telah mengalami pelipatan kuat; tidak jarang ditemukan sinklin dan antiklin, serta lapisan yang hampir tegak (melebihi 80o). Setempat terdaunkan. Batupasir sela, berukuran halus sampai kasar, berwarna kelabu kehijauan sampai merah kecoklatan terakat lempung dan oksida besi lunak, setempat padat, mengandung sedikit kuarsa, berlapis baik. Wake, berwarna kelabu kehijauan sampai kecoklatan, berbutir sedang sampai kasar, terekat lempung. Perlapisan berkisar dari tidak jelas sampai baik. Di beberapa tempat tampak perlapisan bersusun; tebal lapisan mencapai 50 cm. Serpih dan napal, berwarna kelabu sampai kekbu tua, memiliki perlapisan baik, tebal lapisan antara 10 - 20 cm. Lempung pasiran, berwarna kelabu sampai kecoklatan, perlapisan baik, tebal lapisan antara 1 - 10 cm berselingan dengan batuan yang disebutkan terdahulu. Argilit, menunjukkan kesan rijang, berwarna kelabu, beberapa sisipan. Batugamping, mengandung fosil Halobia, Amonit dan belemnit yang diperkirakan berumur Trias - Jura Awal dan lingkungan laut dangkal (neritik).
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-33
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Formasi Tokala tersingkap di bagian selatan dan tenggara Lembar. Sedang nama formasi berdasarkan pada tempat singkapan yang baik di G. Tokala, Lembar Batui. Satuan batuan ini berketebalan melebihi 1000 m, secara selaras tertindih Formasi Nanaka dan secara tektonik bersentuhan dengan batuan ultramafik. Formasi Aluvium (Qa) : lumpur, lempung, pasir, kerikil, dan kerakal. Lempung, berwarna coklat muda sampai coklat tua; kelabu tua sampai kehitaman berselingan dengan pasir, kerikil dan kerakal. Sebagian endapan danau agak padat. Tebal lapisannya beberapa cm sampai puluhan cm. Pasir, berwarna coklat, berbutir halus sampai kasar, perlapisan buruk dan tidak padat. Tebalnya dari beberapa cm sampai puluhan cm. Setempat membentuk struktur perlapisan bersusun, mengandung sisa tumbuhan. Kerikil dan kerakal, bersifat lepas dan kemas terbuka; komponennya berukuran sampai 5 cm, membulat-tanggung sampai membulat, terdiri atas kepingan batuan ultramafik, sedimen malih, kuarsit, batugamping terdaunkan dan rijang. Aluvium berupa endapan sungai, rawa, danau dan pantai; diperkirakan berumur Plistosen - Holosen. Sebarannya terdapat di sepanjang tepi danau dan pantai timur Lembar Bungku. Peta geologi lokasi studi selengkapnya sebagaimana disajikan pada Gambar 2.15.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-34
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Gambar 2.14. Peta DAS
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-35
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
PETA GEOLOGI
Gambar 2.15. Peta Geologi
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-36
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
f. Transportasi Data transportasi darat disekitar lokasi proyek diperoleh melalui pengamatan langsung dilapangan. Pengamatan transportasi darat dilakukan di Desa Geresa yakni pada jalan poros yang merupaka Jalan Trans Sulawesi. Hasil pengamatan transportasi darat selengkapnya sebagaimana disajikan pada Tabel 2.11. Tabel 2.11. Hasil Pengamatan Transportasi Darat No
Jenis Kendaraan
1 2 3
Sepeda motor Sedan, jeep, pick up, minibus Bus, tangki 2 sumbu, truck
Jumlah/jam Kendaraan Smp 181 162,9 51 51 17 30,6
smp 0,9 1 1,8
Sumber: Hasil Pengamatan, 2017 Koordinat Pengamatan: 020 40' 15,8'' S 1220 00' 53,3'' E 2.5.2. Komponen Biologi a. Flora Darat Inventarisasi
flora
yang
dilakukan
disekitar
rencana
lokasi
kegiatan
pertambangan dan pengolahan batu gamping dilakukan dengan metode pengamatan langsung. Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa di lokasi studi terdapat dua kelompok jenis flora yang tumbuh yaitu vegetasi non budidaya dan vegetasi
budidaya.
Daftar
lengkap
dari
hasil
inventarisasi
komponen
vegetasi/flora non bididaya di lokasi proyek sebagaimana disajikan pada Tabel 2.12. Tabel 2.12. Jenis Vegetasi di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Lokal Nangka Rotan Kayu Besi Beringin Aren Jambu Mete Kayu kolaka Kume Londrong Macaranga daun lebar Mirip Ketapang Pisang Hutan Palm Pandan Hutan
Spesies Artocarpus heterophyllus Calamus trachycoleus Metrosideros petiolata Ficus benjamina L. Arenga pinnata Anacardium occidentale Maranthes corymbosa Drypentes longifolia Koordersiodendron pinnatum Macaranga gigantean Semecarpus cuneiformis Musa balbisiana Palmaceae sp2 Freycinetia sp. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-37
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
No 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Nama Lokal Mirip pohon asam Cendana Waru Daun gerigi kecil Beringin Gamal Rumput-rumputan Cemara Laut Mangga hutan Meranti Kelapa Jambu-jambu Ketapang Kedondong Laut Bambu Rambat Kayu Angin Jati Ponto Belimbing Wuluh Eha Singi/dongi Cabai Pisang Cengkeh Pala Pepaya Kakao/Coklat
PT. Ocean Valley International
Spesies Desmanthus virgatus Santalum album Hibiscus tiliaceus Thea lanceolata Ficus benjamina Glirisidea sepium Gramineae Casuarina equisetifolia Buchanania sp Shorea sp Cocos nucifera L. Syzygium sp. Terminalia catapa Nothopanax fruticosum miq Gigantochloa sp Casuarina sumatrana Tectona grandis Buchanania arbirences Averrhoa bilimbi Castanopsis buruana Dolichandrone spathscea Capsicum. Sp Musa Sp. Syzygium aromaticum Myristica fragrans Carica papaya L. Theobroma cacao L.
Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2017 Tingkat
keanekaragaman
dapat
digunakan
untuk
menyatakan
struktur
komunitas. Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman jenis tinggi jika komunitas itu disusun oleh banyak spesies (jenis) dengan kelimpahan spesies yang sama atau hampir sama. Sebaliknya jika komunitas itu disusun oleh spesies yang sangat sedikit, serta hanya sedikit spesies yang dominan, maka keanekaragaman jenisnya rendah. Keanekaragaman jenis di suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh banyaknya jenis, tetapi juga oleh banyaknya individu dari setiap jenis. Selanjutnya nilai kualitas lingkungan biotik (flora) dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa parameter di antaranya kerapatan pohon/ha, keanekaan flora, dan jenis yang dilindungi undang-undang.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-38
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
b. Fauna Darat Berdasar hasil pengamatan pada lokasi yang sama dengan flora darat dan wawancara dengan masyarakat serta studi pustaka, fauna darat yang ada di sekitar rencana lokasi usaha pertambangan dan pengolahan batu gamping sebagaimana disajikan pada Tabel 2.13. Tabel 2.13. Jenis Fauna Darat di Sekitar Lokasi Proyek NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Lokal Ayam Hutan Walet polos Pipit Babi Hutan Jangkrik Kera Kelelawar Katak Kadal Biawak Nyamuk hutan Laba-laba tanah Kaki Seribu
Spesies Gallus gallus Collocalia vanikorensis Ptilinopus bernteinii Sus scrofa Neoxabea bipunclata geer Macaca ochreata Myotis adversus Rana sp Mabuya multifasciata Varanus bengalensis Aedes stimulans Wlker Lycosa sp Polydesmid millipede
Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2017 2.5.3. Komponen Sosio-Ekonomi-Budaya a. Kependudukan Jumlah penduduk Kecamatan Bungku Timur pada tahun 2014 yaitu 8.388 jiwa kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi 8.515 jiwa. Untuk Desa Kolono, jumlah penduduk pada tahun 2015 yaitu 1.735 jiwa, merupakan desa dengan jumlah penduduk paling banyak di Kecamatan Bungku Timur. Sementara itu, jumlah penduduk Desa Geresa tahun 2015 yaitu 622 jiwa. Luas wilayah Desa Kolono yaitu 48 km2 sehingga kepadatan penduduknya yaitu 36 jiwa/km2. Kemudian luas wilayah Desa Geresa yaitu 17 km2 sehingga kepadatan penduduknya yaitu 37 jiwa/km2. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Kolono dan Geresa sebagaimana disajikan pada Gambar 2.16.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-39
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
1000 800 600 400 200 0 Laki-Laki Perempuan
Kolono 832
Geresa 306
903
316
Gambar 2.16. Grafik Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin b. Pendidikan Peningkatan kualitas pendidikan sangat dipengaaruhi sarana dan prasarana pendukung dalam penyelenggaraan pendidikan. Di Desa Kolono dan Geresa terdapat beberapa sekolah dengan guru dan mirid sebagaimana disajikan pada Tabel 2.14. Tabel 2.14. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Desa Kolono dan Geresa Desa Kolono Geresa
TK 1 1
Desa Kolono Geresa
TK 4 4
Desa Kolono Geresa
TK 72 26
Jumlah Sekolah SD SLTP 1 1 1 0 Jumlah Guru SD SLTP 16 23 13 0 Jumlah Murid SD SLTP 246 244 120 0
SLTA 1 0
SMK 1 0
SLTA 23 0
SMK 12 0
SLTA 282 0
SMK 59 0
Sumber: BPS, 2016 c. Agama Sebagaimana umumnya Etnis Bungku yang beragama Islam, maka agama yang dipeluk oleh seluruh warga Desa Kolono dan Geresa adalah agama Islam, sehingga untuk menunjang kegiatan peribadatan dan pembinaan agama di lingkungan masyarakat, terdapat 2 buah masjid di Desa Kolono dan 1 masjid di Desa Geresa yang dibawah pengelolaan Pegawai Sara dan Pengurus Masjid, beberapa Tempat Pengajian Al-Qur’an (TPA) yang dikelola oleh guru mengaji. Sementara untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-40
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
urusan Nikah, Talaq, Cerai dan Rujuk (NTCR) diangkat seorang Pegawai Pembantu Pencatat Nikah, Talaq, Cerai dan Rujuk (P3NTCR) yang merupakan perwakilan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bungku Timur. d. Mata Pencaharian Penduduk Mata pencaharian sebagian besar masyarakat Desa Kolono dan Geresa adalah petani baik petani tanaman musiman maupun tanaman perkebunan seperti kelapa dalam, kakao, cengkeh dan pala. Mata pencaharian selanjutnya yaitu nelayan dimana Desa Kolono dan Geresa berbatasan langsung dengan garis pantai Teluk Tolo. Sebagian masyarakat juga berprofesi sebagai pedang termasuk perdagangan hasil bumi antar pulau. Data BPS (2016) menunjukkan bahwa di Desa Kolono terdapat 10 kios/toko dan di Desa Geresa terdapat 11 kios/toko. Di Desa Kolono dan Moramo juga terdapat beberapa orang PNS/ASN. Terdapat beberapa jenis usaha yang digeluti masyarakat di Desa Kolono dan Geresa. Data selengkapnya sebagaimana disajikan pada Tabel 2.15. Tabel 2.15. Jenis Usaha di Desa Kolono dan Geresa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jenis Usaha Industri kecil Industri rumah tangga Kerajinan kayu Kerajinan anyaman Tukang kayu Tukang jahit Tukang cukur Bengkel las Bengkel motor
Jumlah (Unit) Kolono 4 15 3 1 26 1 0 2 4
Geresa 3 17 3 1 20 3 2 1 1
Sumber: BPS, 2016 e. Tingkat Pendapatan Indikator kemakmuran atau kesejahteraan suatu masyarakat adalah besarnya pendapatan masyarakat dapat dilihat melalui jenis mata pencaharian/pekerjaan yang digelutinya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa sebagian besar masyarakat Desa Kolono dan Geresa memiliki pendapatan Rp 750.000,- sampai Rp 2.500.000,-/bulan disusul Rp 2.500.000,- sampai Rp 4.500.000,-/bulan kemudian diatas Rp 4.500.000,-/bulan dengan jumlah yang relatif kecil.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-41
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
d. Pola Pemilikan dan Penggunaan Lahan Hasil survey di lokasi studi, diperoleh data dan informasi bahwa pola kepemilikan lahan sebagian besar penduduk sudah memiliki sertifikat. Selain itu, ada pula bukti kepemilikan lahan berupa Surat Keterangan Kepemilikan Tanah (SKPT). Bukti kepemilikan lahan hanya sebatas surat – surat dari pemerintah desa ataupun kesaksian tokoh-tokoh masyarakat dan warga lainnya dan bukti pembayaran pajak (PBB). e. Sosial Budaya Pada lokasi rencana lokasi kegiatan ditemukan kenyataan bahwa nilai budaya dan adat istiadat setempat masih begitu kuat eksistensinya dimasyarakat, baik dalam konteks hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, maupun manusia dengan lingkungannya. Dalam hal hubungan manusia dengan Tuhannya, baik masyarakat Etnis Bungku sebagai masyarakat lokal maupun suku – suku pendatang lainnya sangat meyakini mengenai adanya kekuatan yang lebih tinggi yang mengatasi kekuatan manusia dan alam yaitu kekuatan Tuhan semesta alam. Oleh karena itu, mereka meyakini bahwa manusia harus taat dan patuh terhadap Tuhan yang Maha Kuasa. Segala perilaku dan tindakan, terlepas itu kemudian ditaati atau dipatuhi, selalu didasari oleh kesadaran mengenai adanya Tuhan. Kenyataan seperti ini didapati pada semua warga Desa Kolono dan Geresa. Dalam wujudnya yang paling nyata, misalnya ketika mereka membuka lahan perkebunan mereka meyakini bahwa berhasil tidaknya usaha tersebut tergantung pada kehendak Tuhan. Selain percaya kepada Tuhan, masyarakat di daerah ini pula masih mempercayai mengenai adanya mahluk halus dan tabu (pantangan). Sebagai contoh, masyarakat masih percaya bahwa pada sebagian kawasan baik di hutan atau di laut dihuni oleh mahluk-mahluk halus sehingga untuk memasukinya diperlukan ritual – ritual tertentu. Dalam hal hubungan manusia dengan manusia, di kalangan masyarakat Desa Kolono dan geresa masih menjunjung tinggi adat istiadat setempat, seperti orang tua harus dihormati dan orang seusia harus saling menghargai. Adat istiadat seperti ini masih cukup melekat kuat baik di kalangan orang tua maupun di kalangan generasi muda. Mereka pun memiliki konsepsi bahwa pendatang atau orang baru harus menjunjung tinggi adat istiadat masyarakat setempat atau yang punya kampung, sehingga dengan demikian mereka pula akan memberikan penghargaan yang setara. Dalam wujudnya yang paling nyata mengenai adat Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-42
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
tersebut yaitu ketika seorang anak muda yang melintas didepan orang tua akan mengatakan tabe (permisi) sambil membungkukkan badan, tegur sapa yang ramah dikalangan golongan seusia, sikap menghargai pendatang atau orang baru sembari memberikan senyum, mengajak mengobrol, mengajak minum air panas, atau membantu sebisanya jika ada yang minta tolong. Solidaritas sosial baik atas dasar hubungan kekerabatan maupun hubungan kedaerahan masih cukup kuat dikalangan masyarakat di daerah ini. Solidaritas sosial atas dasar kekerabatan dikalangan masyarakat Etnis Bungku maupun suku – suku lain nampak dalam acara perkawinan, kerja kebun atau penggalangan dana sumbangan untuk pembangunan tempat ibadah dan pendidikan. Begitu pula solidaritas sosial atas dasar kedaerahan juga cukup menonjol. Hal ini nampak dalam pergaulan sehari – hari yang cukup akrab tanpa menampakkan unsur etnis. Kenyataan pula menunjukkan bahwa banyak pekerjaan seperti kerja sama membangun rumah dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat yang tidak melihat status sosialnya, baik kaya mapun miskin, baik tokoh masyarakat maupun masyarakat biasa. Dalam hal perkawinan, walaupun masyarakat seluruhnya beragama Islam, tetapi dalam penyelenggaraan upacara perkawinan tetap dilaksanakan secara adat bersamaan tuntunan dalam agama Islam. Hal ini nampak dalam proses pelamaran dan perkawinan. Unsur agama hanya nampak pada pengucapan Ijab Qabul/janji dan sumpah kedua mempelai, sedangkan adat terdapat pada keseluruhan
proses
perkawinan.
Perkawinan
semacam
ini
tidak
saja
diberlakukan pada perkawinan dikalangan masyarakat Desa Kolono dan Geresa sendiri saja tetapi pula diberlakukan bagi orang lain yang menikahi perempuan warga Desa Kolono dan Geresa. Bahkan pada beberapa kasus orang luar yang melangsungkan prosesi pernikahan di Desa Kolono dan Geresa menggunakan adat masyarakat lokal yang menjadi pasangannya. Dikalangan warga masyarakat Etnis Bungku maupun suku-suku lain, upacara adat yang dilakukan pada waktuwaktu tertentu antara lain setelah panen dan membangun rumah. Dalam upacara mendirikan rumah baru, penduduk menyediakan makanan tradisional. Apabila terjadi sengketa baik antara individu maupun kelompok, khususnya perkara yang bersifat perdata seperti sengketa tanah, kebun, tumbuh – tumbuhan dan lain-lain, dapat diselesaikan oleh seorang tokoh adat bersama – sama dengan aparat pemerintah desa setempat maupun kecamatan. Dalam konteks ini media Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-43
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
penyelesaiannya adalah melalui proses musyawarah yang dipimpin oleh tokoh adat dan disaksikan oleh aparat pemerintah. Sedangkan untuk perkara – perkara yang bersifat pidana seperti perkelahian atau pencurian, masyarakat masih memilih penyelesaian di desa setempat, dan dapat diselesaikan bersama tokoh – tokoh masyarakat, tokoh agama, maupun tokoh pemuda. Kemudian pihak – pihak yang bertikai atau yang mencuri dapat dikenakan denda sesuai ketentuan yang berlaku di desa, dan apabila persoalan tersebut tidak dapat diselesaikan di desa, kemudian kepala desa akan melaporkan kepada aparat kepolisian setempat. Karakteristik Masyarakat Karakteristik masyarakat di Desa Kolono dan Geresa secara garis besar dapat dibagi dua kelompok, yakni karakteristik masyarakat bekerja sebagai pegawai (masyarakat modern), serta karateristik petani, masyarakat nelayan, dan gabungan antara petani dan nelayan. Karakteristik masyarakat bekerja sebagai pegawai dilembaga pendidikan dan kesehatan baik sebagai PNS/ASN maupun sebagai honorer yang pada umumnya mereka yang mempunyai sumberdaya manusia dan skill sesuai bidang profesi masing-masing. Setiap aktivitasnya telah diatur oleh instansi yang menaunginya, secara otomatis mereka akan terbiasa hidup disiplin dan mematuhi aturan dan karakteristik masyarakat petani terdapat pada kelompok masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari hasil-hasil pertanian, perkebunan jangka panjang dan hasil laut. Bagi kelompok ini sumberdaya (basis material) yang paling utama adalah tanah (land) dengan suatu sistem kepemilikan (kepenguasaan) baik yang berdasarkan hukum positif (ipso jure) maupun yang berdasarkan hukum adat (ipso facto) maupun perairan laut. Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan masyarakat yang terdapat di Desa Kolono dan Geresa meliputi kelembagaan masyarakat yang bersifat modern, sementara itu yang bersifat tradisional seperti misalnya lembaga adat. Kelembagaan masyarakat yang bersifat modern tersebut meliputi Pemerintah Desa, BPD, PKK dan Persatuan Pemuda serta lembaga bentukan masyarakat lainnya baik yang bersifat formal maupun informal. Lembaga-lembaga ini sangat berperan namun demikian peran pemerintah desa tetap menjadi ujung tombak dalam hal urusan pemerintahan. Sementara lembaga yang bersifat tradisional yakni Ketua Adat yang berperan menyelasaikan hal-hal yang sifatnya mengandung adat istiadat di kampung, seperti halnya perkawinan, acara pesta rakyat dan lain – lain. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-44
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Pemerintah Desa tidak saja mengurusi hal – hal yang berkaitan dengan kegiatan pemerintahan, tetapi pula mengurusi masalah – masalah
kemasyarakatan
lainnya seperti ketenagakerjaan, pertanahan, sengketa masyarakat, dan lain-lain. Di kalangan masyarakat, masalah yang dihadapi terlebih dahulu dilaporkan kepada Pemerintah Desa, setelah Pemerintah Desa belum menyelesaikan masalah, baru langsung melaporkannya ke Pemerintah Kecamatan. Dalam konteks urusan pemerintahan desa sendiri, Pemerintah Desa belum maksimal menyelesaikan masalah – masalah yang terjadi dalam masyarakat, berhubung kurang harmonisnya hubungan antara sesama Pemerintah Desa maupun tokoh – tokoh masyarakat lainnya, masih ada miskomunikasi antara sesama pemerintah desa dan tokoh-tokoh pemuda maupun tokoh – tokoh masyarakat. Badan
Pemberdayaan
Desa (BPD)
yang
sangat diharapkan
menengahi persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat, namun kenyataannya BPD masih kesulitan mencari titik temunya karena faktor belum harmonisnya hubungan beberapa elemen – elemen masayarakat yang terkait di dalamnya. Selama ini pemerintah Bungku Timur (TRIPIKA) dan lembaga bentukan masyarakat sangat komunikatif dengan masyarakat setempat, akhirnya semua persoalan dapat diselesaikan melalui TRIPIKA dan lembaga tersebut sebagai mediator bila terjadi permasalahan. Kepemimpinan Otoritas yang bersifat legal formal merupakan sumber kepemimpinan yang paling efektif dibandingkan dengan otoritas yang bersifat informal. Para tokoh yang memegang peranan penting dimasyarakat adalah mereka yang memiliki kekuasaan secara formal dalam struktur pemerintahan, sedangkan mereka yang tidak memiliki kedudukan secara formal dalam struktur pemerintahan tidak memiliki peran yang begitu efektif dimasyarakat. Diantara mereka yang dianggap sebagai tokoh pemimpin karena kedudukannya dipemerintahan adalah Kepala Desa. Seorang Kepala Desa memiliki peranan yang cukup signifikan ditengah – tengah masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa seorang Kepala Desa dianggap sebagai penguasa wilayah sebagaimana halnya seorang camat, bupati atau gubernur. Di desa – desa dalam wilayah Bungku Timur seorang Kepala Desa memegang peran yang sangat sentral sehingga segala kegiatan tidak saja yang bersifat administratif tetapi juga politis harus disetujui oleh Kepala Desa.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-45
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Kepala Desa dianggap sebagai salah satu jabatan formil di desa, sehingga seorang Kepala
Desa
dipandang
sebagai
tokoh
yang
memiliki
otoritas
untuk
mengendalikan masyarakat, walaupun seseorang yang menjabat sebagai Kepala Desa adalah dari golongan muda atau bukan dari keturunan yang terhormat atau pula orang luar yang bukan penduduk lokal tetapi karena jabatannya, maka ia akan lebih cenderung dipatuhi oleh masyarakat dibandingkan dengan mereka yang lebih tua, golongan peapua dan penduduk asli di kampung tersebut. Apabila seseorang telah berhenti sebagai Kepala Desa, maka dengan sendirinya pula penghargaan masyarakat terhadapnya menjadi hilang. Selain dari kepemimpinan yang berdasarkan pada otoritas legal formal, terdapat pula
kepemimpinan
yang
bersumber pada
otoritas
informal,
walau
ini
kenyataannya kurang efektif. Mereka yang termasuk dalam kategori ini adalah seorang Imam Desa yang memiliki kekayaan tertentu, seorang mantan pejabat baik pemerintahan, kepolisian atau militer, tokoh adat, seorang muda yang memiliki pendidikan relatif tinggi dan guru sekolah. Mereka ini cenderung dipandang terhormat oleh masyarakat walaupun masyarakat belum tentu patuh terhadap saran atau perintah dari mereka. Dalam perjamuan atau suatu pesta misalnya mereka akan diperlakukan lebih dibanding dengan anggota masyarakat lainnya dan mereka diberi porsi perhargaan setingkat dibawah Tripika. 2.5.4. Komponen Kesehatan Masyarakat a. Sumberdaya Kesehatan Perbaikan
pemeliharaan
kesehatan
rakyat
dilaksanakan
dalam
usaha
peningkatan kemampuan tenaga kerja bagi keperluan pembangunan serta meningkatkan
terwujudnya
kesejahteraan
rakyat.
Kesehatan
merupakan
kebutuhan manusia Indonesia yang utama sebagai ukuran kualitas hidup yang mendasar, sehingga perlu dijaga keseimbangan antara kemajuan dibidang teknologi dengan kondisi lingkungan hidup pada tingkat yang tidak akan memberikan pengaruh yang merugikan bagi kesehatan masyarakat. Pembangunan berwawasan lingkungan kesehatan perlu dijaga kelestariannya dengan melalui penyelenggaraan upaya kesehatan menyeluruh dan terpadu untuk menuju sehat tahun 2020. Sehat adalah hak asasi manusia, karenanya perlu dijaga dan diperlihara agar kita dapat selalu berkarya dalam masyarakat. Kesehatan bukanlah segalanya tetapi tanpa kesehatan segalanya tidak ada artinya. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-46
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Pada tahun 2015 di Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali penyediaan sarana kesehatan semakin meningkat baik kualitas maupun kuantitas. Data sarana kesehatan
dan
tenaga kesehatan
di
Kecamatan
Bungku
Timur
selengkapnya disajikan pada Tabel 2.16. Tabel 2.16. Sarana Kesehatan dan Tenaga Kesehatan di Kecamatan Bungku Timur No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3.
Fasilitas Kesehatan Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Apotek Pos KB Poskesdes Tempat Praktek Dokter Toko Obat/Jamu Tenaga Kesehatan Dokter Umum Bidan Desa Paramedis
Jumlah 1 buah 3 buah 11 buah 1 buah 9 Buah 6 Buah 1 Buah 1 Buah 2 Orang 16 Orang 21 Orang
Sumber: BPS, 2015 b. Kondisi Kesehatan Masyarakat Hasil wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat di lokasi rencana tapak kegiatan terkait pola hidup bersih dan sehat diperoleh data sebagai berikut: 1)
Sumber air yang digunakan masyarakat berasal dari jaringan pipa yang bersumber dari pegunungan dibelakang desa;
2)
Perumahan warga pada umumnya permanen dan semi permanen;
3)
Pembuangan sampah RT dilakukan di tempat pembuangan sampah, di lahan kosong, dan/atau di lahan pertanian;
4)
Jamban keluarga menggunakan jamban sendiri dan jamban umum;
5)
Sumber air untuk mencuci berasal dari jaringan pipa;
Untuk aspek Kesmas tidak lepas dari kondisi kesehatan masyarakat Kecamatan Bungku Timur dan Kabupaten Morowali secara umum. Banyaknya penyakit yang diidap warga Kecamatan Bungku Timur sebagaimana disajikan pada Tabel 2.17.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-47
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Tabel 2.17. Banyaknya Penderita Penyakit Menurut Jenis Penyakit di Kecamatan Bungku Timur Tahun 2016 No. 1 2 3 4 5 6
Jenis Penyakit Gasteritis (Penyakit Lambung) Hypertensi Esensial (Darah Tinggi) Polimialgia Reumatik Influenza Gastro Enteritis Diabetes Miletus Jumlah
Jumlah Kasus 118 89 21 99 30 11 368
Sumber: Dokumen UKL – UPL Puskesmas Plus Bahomotefe, 2016 Pengumpulan data primer dan sekunder yang dituangkan dalam rona lingkungan hidup awal ini dapat dipetakan sebagai peta sampel dan studi sebagaimana disajikan pada Gambar 2.17.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-48
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Gambar 2.17. Peta Sampel dan Studi
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
II-49
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Rencana Usaha
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
3.1. Dampak Lingkungan Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari rencana kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping oleh PT. Ocean Valley International di Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur diidentifikasi dengan beberapa pendekatan berupa matriks interaksi, analogi dan diskusi atau interaksi kelompok. Matriks identifikasi dampak sebagaimana disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Matriks Identifikasi Dampak No
Komponen Lingkungan
I 1 2 3 4 5 II 1 2 III 1 2 3 4 5 6 IV 1 2 3 Ket: Pra 1. 2. 3.
Prakonstruksi 1 2 3
GE0 – FISIK - KIMIA Kualitas udara Kebisingan Tanah Kualitas air permukaan Lalu lintas darat BIOLOGI Flora darat Fauna darat SOSIAL – EKONOMI – BUDAYA Sikap dan persepsi Keresahan masyarakat Kesempatan kerja Peluang berusaha Pendapatan masyarakat PAD x KESEHATAN MASYARAKAT Derajat kesehatan Sanitasi lingkungan Vektor penyakit x = Menunjukkan ada dampak
Konstruksi: Perizinan Sosialisasi Pembebasan Lahan
Tahapan/Komponen Kegiatan Konstruksi Operasi Pasca Operasi 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 x x
x x
x x x x
x
x x
x
x x x
x x
x x
x x x
x
x
Konstruksi: 1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi 2. Mobilisasi Peralatan dan Material 3. Pembangunan Sarana dan Prasaran 4. Konstruksi Stone Crusher 5. PHK Tenaga Kerja Konstruksi
x
x x x x x
x x
x
x
x x x x x x x x x
Operasi: 1. Penambangan dan Pengolahan Batu Gamping 2. Pengoperasian Sarana dan Prasaran Penunjang 3. Reklamasi, Revegetasi dan Penataan Lahan
x x
x Pasca Operasi: 1. Demobilisasi Peralatan 2. Penanganan Tenaga Kerja 3. Penyerahan Aset
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-1
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Matriks interaksi menampilkan interaksi komponen rencana kegiatan sebagai sumber dampak dengan komponen lingkungan yang akan terpapar. Penentuan ada tidaknya dampak selanjutnya digunaka metode analogi pada rencana kegiatan yang sama pada lingkup wilayah Kabupaten Morowali. Selain itu juga dilakukan diskusi dengan beberapa ahli yang berkompoten serta dengan pemrakarsa.
Berdasarkan
hal
tersebut
diperoleh
dampak
lingkungan
sebagaimana disajikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Tahapan/Komponen Kegiatan Tahap Pra Konstruksi 1. Perizinan 2. Sosialisasi 3. Pembebasan lahan
Tahap Konstruksi 1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
2. Mobilisasi Peralatan dan Material
3. Pembangunan Sarana dan Prasaran Penunjang 4. Konstruksi Stone Crusher 5. Pemutusan Hubungan Kerja Tenaga Kerja Konstruksi
Tahap Operasi 1. Penambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Dampak Lingkungan 1. 1. 2. 1. 2. 3.
Peningkatan PAD Sikap dan persepsi masyarakat Keresahan masyarakat Sikap dan persepsi masyarakat Keresahan masyarakat Peningkatan pendapatan masyarakat
1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 1. 2. 1. 2. 3. 4.
Sikap dan persepsi masyarakat Keresahan masyarakat Peningkatan kesempatan kerja Peningkatan pendapatan masyarakat Penurunan kualitas udara Peningkatan kebisingan Gangguan lalulintas darat Peningkatan peluang berusaha Peningkatan pendapatan masyarakat Penurunan derajat kesehatan masyarakat Penurunan sanitasi lingkungan Penurunan kualitas udara Peningkatan kebisingan Peningkatan kebisingan Penurunan sanitasi lingkungan Sikap dan persepsi masyarakat Keresahan masyarakat Hilangnya mata pencaharian masyarakat Penurunan pendapatan masyarakat
1. Penurunan kualitas udara 2. Peningkatan kebisingan 3. Peningkatan erosi dan sedimentasi 4. Penurunan kualitas air permukaan 5. Gangguan flora darat 6. Gangguan fauna darat 7. Peningkatan peluang berusaha 8. Peningkatan pendapatan masyarakat 9. Peningkatan PAD 10. Penurunan derajat kesehatan masyarakat 11. Penurunan sanitasi lingkungan 12. Peningkatan vektor penyakit
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-2
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Tahapan/Komponen Kegiatan 2. Pengoperasian Sarana dan Prasaran Penunjang 3. Reklamasi, Revegetasi dan Penataan Lahan Pasca Tambang Tahap Pasca Operasi 1. Demobilisasi Peralatan
2. Penanganan Tenaga Kerja
3. Penyerahan Aset
PT. Ocean Valley International
Dampak Lingkungan 1. Penurunan sanitasi lingkungan 1. Peningkatan populasi flora darat 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 1.
Penurunan kualitas udara Peningkatan kebisingan Gangguan lalulintas darat Sikap dan persepsi masyarakat Keresahan masyarakat Hilangnya mata pencaharian masyarakat Penurunan pendapatan masyarakat Peningkatan aset daerah
3.2. Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Matriks upaya pengelolalaan dan pemantauan lingkungan hidup rencana kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping oleh PT. Ocean Valley International di Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali disajikan pada Tabel 3.3. dan peta pengelolaan dan pemantauan lingkunan hidup sebagaimana disajikan pada Gambar 3.1.
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-3
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Tabel 3.3. Matriks Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Sumber Dampak
Jenis Dampak
Tahap Pra Konstruksi 1. Perizinan 1. Peningkatan PAD
2. Sosialisasi
1. Sikap, persepsi dan keresahan masyarakat
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Besaran Dampak
Bentuk UKL
Jumlah pajak perizinan yang diwajibkan pada pemrakarsa
Pemrakarsa mematuhi dan menyelesaikan seluruh biaya perizinan sesuai dengan besaran dan waktu yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku
Minimal terdapat 1 (satu) orang masyarakat di Desa Kolono dan Geresa yang memberikan sikap, persepsi dan keresahan dari kegiatan sosialisasi
•
•
•
•
3. Pembebasan lahan
1. Sikap, persepsi dan keresahan masyarakat
Minimal terdapat 1 (satu) orang masyarakat di Desa Kolono dan Geresa yang memberikan sikap, persepsi dan keresahan dari kegiatan
•
•
Mensosialisasikan rencana kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping kepada masyarakat sekitar secara langsung dengan informasi yang terbuka dan lengkap; Melakukan pendekatan dan komunikasi (dialog) secara langsung dengan masyarakat sekitar; Meminta bantuan pemerintah desa dan kecamatan serta tokoh masyarakat setempat dalam mendukung kegiatan sosialisasi; Melakukan koordinasi dengan pihak keamanan untuk melakukan tindakantindakan preventif yang diperlukan Mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar dan terkhusus pemilik lahan mengenai mekanisme dan besaran nilai tanah yang akan dibebaskan; Melakukan pendekatan dan komunikasi (dialog) secara
Lokasi
Periode
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL
Lokasi
Periode
Pemda Kabupaten Morowali
Sekali, selama proses pengurusan perizinan
Pengumpulan data primer dan sekunder yang bersumber dari instansi pemerintah terkait dengan perpajakan perizinan
Pemda Kabupaten Morowali
Sekali, selama proses pengurusan perizinan
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Selama kegiatan sosialisasi
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Sekali, selama kegiatan sosialisasi
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Selama kegiatan pembebasan lahan
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Sekali, selama kegiatan pembebasan lahan
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali
a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; BPN Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-4
Ket
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Besaran Dampak
Bentuk UKL
pembebasan lahan
•
•
•
•
2. Peningkatan pendapatan masyarakat
Sejumlah nominal yang diterima masyarakat dari pembebasan lahan
•
•
Tahap Konstruksi 1. Penerimaan 1. Sikap, Tenaga Kerja persepsi dan Konstruksi keresahan masyarakat
Minimal terdapat 1 (satu) orang masyarakat di Desa Kolono dan Geresa yang memberikan sikap, persepsi
langsung dengan masyarakat pemilik lahan dalam rangka rencana pembebasan lahan; Pembebasan lahan dengan melibatkan instansi terkait seperti BPN Kabupaten Morowali; Meminta bantuan pemerintah desa dan kecamatan serta tokoh masyarakat setempat dalam pembebasan lahan; Pembebasan lahan dilakukan secara langsung kepada pemilik lahan tanpa melalui perantara; Melakukan koordinasi dengan pihak keamanan untuk melakukan tindakantindakan preventif. Pembayaran Ganti Rugi tanah sesuai NJOP dan/atau kesepakatan bersama antara masyarakat pemilik lahan dengan pemrakarsa; Pembayaran pembebasan lahan dilakukan secara langsung tanpa melalui perantara
Memberikan informasi penerimaan tenaga kerja konstruksi secara terbuka dan jelas; • Memberikan penjelasan jumlah dan mekanisme pengupahan tenaga kerja yang direkrut •
Lokasi
Periode
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Selama kegiatan pembebasan lahan
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Selama kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL
PT. Ocean Valley International Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; BPN Kab. Morowali
Lokasi
Periode
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Sekali, selama kegiatan pembebasan lahan
a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; BPN Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; BPN Kab. Morowali
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Selama kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi
a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali;
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-5
Ket
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Sumber Dampak
Jenis Dampak
dan keresahan dari kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi
2. Mobilisasi Peralatan dan Material
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Besaran Dampak
Bentuk UKL
Lokasi
Periode
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL
Lokasi
Periode
secara jelas termasuk deskripsi pekerjaan yang akan ditugaskan; • Membuat kontrak kerja secara tertulis yang berisi hak dan kewajiban tenaga kerja konstruksi
2. Peningkatan kesempatan kerja
Sebesar jumlah • Penerimaan tenaga tenaga kerja kerja mengutamakan konstruksi yang tenaga kerja lokal akan direkrut khususnya yang berdomisili di Desa Kolono dan Geresa • Mempermudah persyaratan yang dibutuhkan dalam rekruitmen tenaga kerja konstruksi
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Selama kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Selama kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi
3. Peningkatan pendapatan masyarakat
Sejumlah upah yang diperoleh tenaga kerja konstruksi
•
Pengupahan minimal sebesar UMR Kab. Morowali; • Pengupahan dilakukan tepat waktu
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Selama kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Selama kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi
1. Penurunan kualitas udara
Parameter kualitas udara tidak melebihi baku mutu sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah
• Penyiraman
Ruas jalan dan permukiman yang dilalui dalam mobilisasi peralatan dan material Desa Kolono
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan
Pengamatan dan pengukuran secara langsung terhadap beberapa parameter kualitas udara
Ruas jalan dan permukiman yang dilalui dalam mobilisasi peralatan dan material Desa Kolono
Setiap 6 bulan
air pada lokasi yang berpotensi menimbulkan debu; • Kendaraan berjalan pelan – pelan pada daerah yang berdebu, dengan kecepatan kendaraan max 40
PT. Ocean Valley International Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-6
Ket
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Besaran Dampak Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
2. Peningkatan kebisingan
Tingkat kebisingan tidak melebihi baku mutu sebagaimaan tercantum dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep48/MENLH/19 96 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
3. Gangguan lalulintas darat
Terjadinya kemacetan dan kecelakaan lalulintas pada jalur mobilisasi peralatan dan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Bentuk UKL km/jam; • Perawatan
kendaraan bermotor secara berkala. • Membuat Standard Operating Procedure (SOP)/Work Instruction (WI) untuk menangani kualitas udara; • Pengangkutan material dilakukan dengan menggunakan dump truk yang layak pakai; • Menutup bak dump truk pada saat mengangkut material terutama material timbunan. • Kegiatan mobilisasi peralatan dan material dilakukan pada siang hari atau kalau dilakukan pada malam hari perlu disosialisasikan pada masyarakat sekitar; • Pengaturan kecepatan kendaraan yang melintas didaerah permukiman dengan kecepatan kendaraan max 40 km/jam; • Mengoperasikan kendaraan yang laik pakai; • Mengatur frekuensi lalulintas kendaraan; • Pengaturan jadwal pengoperasian kendaraan • Membuat Standard Operating Procedure (SOP)/Work Instruction (WI) untuk menangani kebisingan • Mengatur jadwal kendaraan pengangkutan peralatan dan material; • Membuat rambu – rambu lalulintas
Lokasi
Periode
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL
Lokasi
Periode
dan Geresa Kecamatan Bungku Timur
PT. Ocean Valley International Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali
dan Geresa Kecamatan Bungku Timur
selama kegiatan berlangsung
Ruas jalan dan permukiman yang dilalui dalam mobilisasi peralatan dan material Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
Pengamatan dan pengukuran secara langsung menggunakan Sound Level Meter
Ruas jalan dan permukiman yang dilalui dalam mobilisasi peralatan dan material Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur
Setiap 6 bulan
a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali
Ruas jalan dan permukiman yang dilalui dalam mobilisasi
Setiap saat selama kegiatan mobilisasi pealatan dan material
Pengamatan / pengukuran langsung di lapangan
Ruas jalan dan permukiman yang dilalui dalam mobilisasi
Setiap 6 bulan
a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali;
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-7
Ket
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Besaran Dampak material minimal satu kali
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Bentuk UKL terutama disekitar lokasi proyek
4. Peningkatan peluang berusaha
Sejumlah armada yang merupakan usaha masyarakat yang dilibatkan dalam mobilisasi peralatan dan material
• Memberikan
5. Peningkatan pendapatan masyarakat
Sejumlah upah yang diterima oleh masyarakat yang terlibat dalam kegiatan mobilisasi peralatan dan material
6. Penurunan derajat kesehatan masyarakat
Minimal terdapat 1 (satu) orang masyarakat disekitar jalan jalur mobilisasi peralatan dan material yang mengalami ISPA, sakit mata dan gangguan pendengaran
Lokasi
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode
Bentuk UPL
peralatan dan material Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur
Lokasi
Periode
peralatan dan material Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Sekali, selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Setiap 6 bulan
• Pembayaran
upah masyarakat yang terlibat dalam kegiatan mobilisasi peralatan dan material minimal sebesar UMR Kab. Morowali; • Pembayaran dilakukan secara langsung dan tepat waktu
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Sekali, selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Setiap 6 bulan
• Membagikan
Ruas jalan dan permukiman yang dilalui dalam mobilisasi peralatan dan material Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
•
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder; • Analisis data dilakukan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif
Ruas jalan dan permukiman yang dilalui dalam mobilisasi peralatan dan material Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur
Setiap 6 bulan
kesempatan pada masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan mobilisasi peralatan materia terutama yang memiliki armada atau kendaraan pengangkutan
masker kepada masyarakat sekitar yang dilalui jalur mobilisasi terutama pada musim kemarau; • Melakukan penyiraman terutama pada jalan jalur mobilisasi yang berpotensi menimbulkan bangkitan debu;
PT. Ocean Valley International Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Dinas Perhubungan Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Perhubungan Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Kesehatan Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-8
Ket
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Bentuk UKL
Lokasi
Periode
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL
Lokasi
Periode
• Berperan
aktif dalam mensosialisasikan PHBS pada masyarakat sekitar
3. Pembanguna n Sarana dan Prasaran Penunjang
7. Penurunan sanitasi lingkungan
Sejumlah ceceran material pada ruas jalan jalur mobilisasi peralatan material
• Menutup
Ruas jalan dan permukiman yang dilalui dalam mobilisasi peralatan dan material Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Ruas jalan dan permukiman yang dilalui dalam mobilisasi peralatan dan material Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur
Setiap 6 bulan
1. Penurunan kualitas udara
Parameter kualitas udara tidak melebihi baku mutu sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara Tingkat kebisingan tidak melebihi baku mutu sebagaimaan tercantum dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep48/MENLH/19 96 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
• Menggunakan
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
Pengamatan dan pengukuran secara langsung terhadap beberapa parameter kualitas udara
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
Pengamatan dan pengukuran secara langsung menggunakan Sound Level Meter
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan
2. Peningkatan kebisingan
rapat bak damp truck yang digunakan dalam mobilisasi material;
peralatan terutana mesin – mesin yang laik pakai; • Melakukan penyiraman pada tempat – tempat yang potensial menimbulkan bangkitan debu
• Menggunakan
peralatan terutama mesin – mesin yang laik pakai; • Konstruksi sarana dan prasarana penunjang tidak dilakukan pada malam hari, itupun kalau dilakukan harus disosialisasikan terlebih dahulu dengan masyarakat sekitar
PT. Ocean Valley International Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Kesehatan Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Kesehatan Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Kesehatan Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-9
Ket
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Sumber Dampak
Jenis Dampak
4. Konstruksi Stone Crusher
1. Peningkatan kebisingan
2. Penurunan sanitasi lingkungan
5. Pemutusan Hubungan Kerja Tenaga Kerja konstruksi
1. Sikap, persepsi dan keresahan masyarakat
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Besaran Dampak Tingkat kebisingan tidak melebihi baku mutu sebagaimaan tercantum dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep48/MENLH/19 96 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan Terdapat ceceran material dan timbulan sampah sisa – sisa konstruksi stone crusher
Minimal terdapat 1 (satu) orang masyarakat Desa Kolono dan Geresa yang memberikan sikap, persepsi dan keresahan karena kegiatan pemutusan hubungan kerja
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Lokasi
Periode
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali
Bentuk UKL
Lokasi
Periode
• Pada
konstruksi stone crusher menggunakan peralatan terutama mesin – mesin yang laik pakai; • Kegiatan konstruksi tidak dilakukan pada malam hari, itupun kalau dilakukan harus disosialisasikan terlebih dahulu dengan masyarakat sekitar
Lokasi konstruksi stone crusher
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
Pengamatan dan pengukuran secara langsung menggunakan Sound Level Meter
Lokasi konstruksi stone crusher
Setiap 6 bulan
• Menyiapkan
Lokasi konstruksi stone crusher
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Lokasi konstruksi stone crusher
Setiap 6 bulan
a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Kesehatan Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Kesehatan Kab. Morowali
Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku Timur Kabupeten Morowali
Sekali, selama kegiatan pemutusan hubungan kerja tenaga kerja konstruksi
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku Timur Kabupeten Morowali
Setiap 6 bulan
a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa
tempat pembuangan sampah sementara (TPS) disekitar lokasi konstruksi; • Memanfaatkan seefisien mungkin sisa – sisa bahan/material konstruksi • Memisahkan sampah organik dan anorganik; • Menerapkan disiplin membuang sampah pada tempatnya kepada seluruh tenaga kerja; • Secara berkala mengumpulkan sampah dari TPS untuk selanjutnya dibuang ke TPA; • Sampah kegiatan konstruksi dibuang ke TPA, dan sisa bahan/material disimpan rapi • Memberikan informasi PHK secara terbuka dan jelas jauh sebelum pelaksanaan PHK; • PHK dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku;
Bentuk UPL
PT. Ocean Valley International
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-10
Ket
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Besaran Dampak
Bentuk UKL
Lokasi
Periode
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL
Lokasi
Periode
tenaga kerja konstruksi
Tahap Operasi 1. Penambangan dan Pengolahan Batu Gamping
2. Hilangnya mata pencaharian masyarakat
Sejumlah • Memfasilitasi tenaga tenaga kerja kerja konstruksi yang konstruksi yang diputuskan untuk diputuska dapat bekerja ditempat lain sesuai pengalaman kerja yang dimiliki; • Memberikan surat keterangan pengalaman kerja pada tenaga kerja konstruksi yang diputuskan
Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku Timur Kabupeten Morowali
Sekali, selama kegiatan pemutusan hubungan kerja tenaga kerja konstruksi
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku Timur Kabupeten Morowali
Setiap 6 bulan
3. Penurunan pendapatan masyarakat
Sejumlah pendapatan tenaga kerja konstruksi yang diputuskan
• PHK
dilakukan dengan memperhatikan dan memenuhi hak – hak tenaga kerja; • Membayarkan pesangon karyawan yang diPHK sesuai ketentuan.
Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku Timur Kabupeten Morowali
Sekali, selama kegiatan pemutusan hubungan kerja tenaga kerja konstruksi
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku Timur Kabupeten Morowali
Setiap 6 bulan
1. Penurunan kualitas udara
Parameter kualitas udara tidak melebihi baku mutu sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
• Penyiraman
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
Pengamatan dan pengukuran secara langsung terhadap beberapa parameter kualitas udara
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan
pada lokasi yang berpotensi menimbulkan debu; • Kendaraan berjalan pelan – pelan pada daerah yang berdebu, pengaturan kecepatan kendaraan max 40 km/jam; • Mengoperasikan kendaraan yang laik pakai; • Perawatan kendaraan bermotor secara
PT. Ocean Valley International Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-11
Ket
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Sumber Dampak
Jenis Dampak
2. Peningkatan kebisingan
3. Peningkatan erosi dan sedimentasi
Besaran Dampak Pencemaran Udara Tingkat kebisingan tidak melebihi baku mutu sebagaimaan tercantum dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep48/MENLH/19 96 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Peningkatan erosi sebesar 63,13 ton/tahun dan sedimentasi sebesar 1,26 ton/tahun
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Bentuk UKL
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL
Lokasi
Periode
PT. Ocean Valley International Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi
Periode
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
Pengamatan dan pengukuran secara langsung menggunakan Sound Level Meter
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan
a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
Pengumpulan data primer dan sekunder. Prediksi erosi dilakukan dengan menggunakan persamaan USLE menurut Wischmeier dan Smith (1978) dalam Banuwa (2013) sebagai berikut: A = R x K x LS x C x P Analisis sedimentasi dilakukan dengan menggunakan metode Sediment Delivery Ratio (SDR) oleh Boyce (1975) dalam Kodoatie dan Sugianto (2002) dengan persamaan: SDR = 0,41 A-0,3
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan
a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali
berkala • Pembukaan
lahan, pengupasan top soil dan tanah penutup dilakukan pada siang hari atau kalau dilakukan pada malam hari perlu disosialisasikan pada masyarakat sekitar; • Pengaturan kecepatan kendaraan yang melintas didaerah permukiman dengan kecepatan kendaraan max 40 km/jam; • Mengoperasikan kendaraan yang laik pakai; • Mengatur frekuensi lalulintas kendaraan; • Pengaturan jadwal pengoperasian kendaraan. • Pembukaan lahan, pengupasan top soil dan tanah penutup tidak dilakukan sekaligus; • Pembukaan lahan pada lahan dengan kimiringan > 15% segera diratakan untuk menekan laju run-off; • Penanaman tanaman penutup tanah (cover crop) berupa Mucuna pruriens, Centrosema virginianum dan Mucuna pruriens pada lahan terbuka yang tidak dimanfaatkan; • Pembuatan kolam pengendapan lumpur atau sediment trap; • Pembuatan saluran drainase untuk menghindari genangan dan mengalirkan air dengan kecepatan yang tidak erosif.
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-12
Ket
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Sumber Dampak
Jenis Dampak 4. Penurunan kualitas air permukaan
5. Gangguan flora darat
6. Gangguan fauna darat
Besaran Dampak Kualitas air permukaan melebihi baku mutu sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Minimal terdapat 1 (satu) jenis flora darat yang terganggu dari kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping
Minimal terdapat 1 (satu) jenis fauna darat yang terganggu dari kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Bentuk UKL
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Lokasi
Periode
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali
Lokasi
Periode
• Pembuatan
kolam pengendapan lumpur atau sediment trap; • Pembuatan dan pengaturan drainase agar aliran permukaan tidak mengarah pada sumber – sumber air permukaan
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
Sapling air permukaan kemudian dianalisis di Laboratorium
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan
• Memperhatikan
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
Identifikasi jenis – jenis flora darat secara langsung di lapangan
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan
a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; UPTD Kehutanan Prov. Sulteng; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; UPTD Kehutanan Prov. Sulteng
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
Identifikasi jenis – jenis fauna darat secara langsung di lapangan
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan
a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; UPTD Kehutanan Prov. Sulteng; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan:
keberadaan flora darat khususnya yang endemik dan dilidungi dilokasi proyek sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1997 Tentang Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang ilindungi; • Meminimalkan pembukaan lahan yakni hanya pada lokasi yang diperlukan; • Melakukan revegetasi setelah kegiatan pertambangan; • Memasang rambu – rambu perhatian perlindungan flora darat • Memperhatikan keberadaan fauna darat khususnya yang endemik dan dilindungi dilokasi proyek sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1997 Tentang Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi ; • Meminimalkan pembukaan lahan
Bentuk UPL
PT. Ocean Valley International
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-13
Ket
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Bentuk UKL yakni hanya pada lokasi yang diperlukan; • Membuat penangkaran fauna darat tertentu; • Memasang rambu – rambu perhatian perlindungan fauna darat. • Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membuka usaha di sekitar lokasi proyek
7. Peningkatan peluang berusaha
Sejumlah usaha masyarakat yang baru terkait kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping
8. Peningkatan pendapatan masyarakat
Sejumlah upah masyarat sekitar yang terlibat dalam kegiatan operasional dan dari usaha yang dibentuk dan terjalin dengan pemrakarsa
• Melibatkan
9. Peningkatan PAD
Sejumlah pajak yang dibayarkan pemrakarsa kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali
• Pemrakarsa
armada/kendaraan angkut milik masyarakat sekitar dalam kegiatan pertambangan dengan mekanisme kontrak kerjasama
mematuhi dan melaksanakan pembayaran pajak operasi pertambangan dan pengolahan batu gamping
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi
Periode
Bentuk UPL
Lokasi
Periode
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Selama kegiatan pertambanga n dan pengolahan batu gamping
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Selama kegiatan pertambanga n dan pengolahan batu gamping
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali
Setiap 6 bulan
Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali
Selama kegiatan pertambanga n dan pengolahan batu gamping
Pengamatan pada instansi terkait perpajakan daerah Kabupaten Morowali
Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali
Setiap 6 bulan
PT. Ocean Valley International Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup DLH Daerah Kab. Morowali; UPTD Kehutanan Prov. Sulteng
a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-14
Ket
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Bentuk UKL
Lokasi
Periode
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL
Lokasi
Periode
10. Penurunan derajat kesehatan masyarakat
Minimal terdapat 1 (satu) orang masyarakat dan/atau pekerja yang mengalami ISPA, sakit mata dan telinga
• Membagikan
masker kepada masyarakat sekitar dan pekerja terutama pada musim kemarau; • Melakukan penyiraman terutama pada jalan jalur mobilisasi yang berpotensi menimbulkan bangkitan debu; • Berperan aktif dalam mensosialisasikan PHBS pada masyarakat sekitar
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan
11. Penurunan sanitasi lingkungan
Terdapat ceceran material dan timbulan sampah
• Menyiapkan
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan
12. Peningkatan vektor penyakit
Terdapat vektor penyaki berupa genangan di lokasi proyek
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
•
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder; • Analisis data dilakukan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan
tempat pembuangan sampah sementara (TPS) disekitar lokasi pertambangan; • Memisahkan sampah organik dan anorganik; • Menerapkan disiplin membuang sampah pada tempatnya kepada seluruh tenaga kerja; • Secara berkala mengumpulkan sampah dari TPS untuk selanjutnya dibuang ke TPA; • Sampah kegiatan operasi dibuang ke TPA, dan sisa bahan/material disimpan rapi • Pembukaan lahan pengupasan top soil dan tanah penutup diupayakan tidak menimbulkan cekungan; • Membuat saluran drainase pada tempat – tempat yang berpotensi sebagai vektor penyakit;
PT. Ocean Valley International Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Kesehatan Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Kesehatan Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Kesehatan Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Kesehatan Kab. Morowali
a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Kesehatan Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-15
Ket
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Bentuk UKL
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi
Periode
Bentuk UPL
Lokasi
Periode
tempat pembuangan sampah sementara (TPS) disekitar lokasi sarana dan prasarana penunjang; • Memisahkan sampah organik dan anorganik; • Menerapkan disiplin membuang sampah pada tempatnya kepada seluruh tenaga kerja; • Secara berkala mengumpulkan sampah dari TPS untuk selanjutnya dibuang ke TPA • Melakukan revegetasi pada lahan – lahan pasca tambang; • Tanaman revegetasi diupayakan jenis tanaman yang sebelumnya berkembang pada lokasi tersebut
Sekitar lokasi sarana dan prasarana penunjang
Setiap saat selama pengoperasia n sarana dan prasarana penunjang
Pengamatan secara langsung di lapangan
Sekitar lokasi sarana dan prasarana penunjang
Setiap 6 bulan
Lokasi pertambanga n IUP PT. Ocean Valley International
Setiap saat selama tahap kegiatan reklamasi, revegetasi dan penataan lahan pasca tambang
Survey dan observasi langsung di lapangan yang didukung oleh data sekunder
Lokasi pertambanga n IUP PT. Ocean Valley International
Setiap 6 bulan
• Penyiraman
Ruas jalan dan permukiman yang dilalui dalam demobilisasi peralatan yakni Desa Kolono dan Geresa
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama
Pengamatan dan pengukuran secara langsung terhadap beberapa parameter kualitas udara
Ruas jalan dan permukiman yang dilalui dalam demobilisasi peralatan yakni Desa Kolono dan Geresa
Setiap 6 bulan
• Berperan
aktif dalam mensosialisasikan PHBS
2. Pengoperasia n Sarana dan Prasaran Penunjang
1. Penurunan sanitasi lingkungan
Terdapat timbulan sampah di sekitar sarana dan prasarana penunjang
3. Reklamasi, Revegetasi dan Penataan Lahan Pasca Tambang
1. Peningkatan populasi flora darat
Terdapat tanaman revegetasi yang tumbuh pada lahan pasca tambang
Tahap Pasca Operasi 1. Demobilisasi 1. Penurunan Peralatan kualitas udara
Parameter kualitas udara tidak melebihi baku mutu sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 41
• Menyiapkan
air pada lokasi yang berpotensi menimbulkan debu; • Kendaraan berjalan pelan – pelan pada daerah yang berdebu, dengan kecepatan kendaraan max 40 km/jam;
PT. Ocean Valley International Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Kesehatan Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Kesehatan Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Kesehatan Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; UPTD Kehutanan Prov. Sulteng; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali UPTD Kehutanan Prov. Sulteng a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-16
Ket
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Besaran Dampak Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
2. Peningkatan kebisingan
Tingkat kebisingan tidak melebihi baku mutu sebagaimaan tercantum dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep48/MENLH/19 96 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
3. Gangguan lalulintas darat
Terjadinya kemacetan dan kecelakaan lalulintas pada jalur demobilisasi peralatan minimal satu kali
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Bentuk UKL • Perawatan
kendaraan bermotor secara berkala. • Membuat Standard Operating Procedure (SOP)/Work Instruction (WI) untuk menangani kualitas udara; • Demobilisasi dilakukan dengan menggunakan dump truk yang layak pakai; • Menutup bak dump truk pada saat demobilisasi • Kegiatan demobilisasi peralatan dilakukan pada siang hari atau kalau dilakukan pada malam hari perlu disosialisasikan pada masyarakat sekitar; • Pengaturan kecepatan kendaraan yang melintas didaerah permukiman dengan kecepatan kendaraan max 40 km/jam; • Mengoperasikan kendaraan yang laik pakai; • Mengatur frekuensi lalulintas kendaraan; • Pengaturan jadwal pengoperasian kendaraan • Membuat Standard Operating Procedure (SOP)/Work Instruction (WI) untuk menangani kebisingan • Mengatur jadwal kendaraan pengangkutan peralatan; • Membuat rambu – rambu lalulintas terutama disekitar lokasi proyek
Lokasi
Periode
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL
Lokasi
Periode
Kecamatan Bungku Timur
PT. Ocean Valley International Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali
Kecamatan Bungku Timur
kegiatan berlangsung
Ruas jalan dan permukiman yang dilalui dalam demobilisasi peralatan yakni Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur
Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung
Pengamatan dan pengukuran secara langsung menggunakan Sound Level Meter
Ruas jalan dan permukiman yang dilalui dalam demobilisasi peralatan yakni Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur
Setiap 6 bulan
a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali
Ruas jalan dan permukiman yang dilalui dalam demobilisasi peralatan yakni Desa Kolono dan Geresa Kecamatan
Setiap saat selama kegiatan mobilisasi pealatan dan material
Pengamatan / pengukuran langsung di lapangan
Ruas jalan dan permukiman yang dilalui dalam demobilisasi peralatan yakni Desa Kolono dan Geresa Kecamatan
Setiap 6 bulan
a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Perhubungan Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-17
Ket
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Besaran Dampak
Bentuk UKL
Lokasi
Periode
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL
Bungku Timur
2. Penanganan Tenaga Kerja
1. Sikap, persepsi dan keresahan masyarakat
2. Hilangnya mata pencaharian masyarakat
Minimal terdapat 1 (satu) orang masyarakat di Desa Kolono dan Geresa yang memberikan sikap, persepsi dan keresahan dari kegiatan penanganan tenaga kerja
•
Sejumlah tenaga kerja operasi yang diputuska
•
•
•
•
3. Penurunan pendapatan masyarakat
Sejumlah pendapatan tenaga kerja operasi yang diputuskan
Memberikan informasi PHK secara terbuka dan jelas jauh sebelum pelaksanaan PHK; PHK dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku; Memperhatikan dan memenuhi hal – hak tenaga kerja sebagaimana yang tertuang dalam kontrak kerja yang ditandatangani pada saat penerimaan tenaga kerja Memfasilitasi tenaga kerja operasi yang diputuskan untuk dapat bekerja ditempat lain sesuai pengalaman kerja yang dimiliki; Memberikan surat keterangan pengalaman kerja pada tenaga kerja operasi yang diputuskan
• PHK
dilakukan dengan memperhatikan dan memenuhi hak – hak tenaga kerja; • Membayarkan pesangon karyawan yang diPHK sesuai ketentuan.
Lokasi
Periode
Bungku Timur
Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku Timur Kabupeten Morowali
Sekali, selama kegiatan penanganan tenaga kerja
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku Timur Kabupeten Morowali
Setiap 6 bulan
Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku Timur Kabupeten Morowali
Sekali, selama kegiatan penanganan tenaga kerja
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku Timur Kabupeten Morowali
Setiap 6 bulan
Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku Timur Kabupeten Morowali
Sekali, selama kegiatan penanganan tenaga kerja
Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder
Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku Timur Kabupeten Morowali
Setiap 6 bulan
PT. Ocean Valley International Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinas Perhubungan Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali
a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-18
Ket
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Sumber Dampak
3. Penyerahan Aset
Jenis Dampak
1. Peningkatan aset daerah
Besaran Dampak
Sejumlah aset tidak bergerak milik pemrakarsa
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Bentuk UKL
• Melakukan
penyerahan beberapa aset perusahaan utamanaya aset yang tidak bergerak; • Penyerahan aset dilakukan sesuai ketentuan perundang – undangan yang berlaku.
Lokasi
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International
Periode
Sekali, selama kegiatan penyerahan aset
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL
Pengamatan secara langsung di lapangan dan pengambilan data pada beberapa instansi terkait
Lokasi
Lokasi IUP PT. Ocean Valley International dan instansi terkait
Periode
Setiap 6 bulan
PT. Ocean Valley International Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali; Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: DLH Daerah Kab. Morowali
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
III-19
Ket
U K L- U P L P erta m b a n g a n d a n P e n g ola h a n B at u G a m p i n g
P T. O c e a n V alle y I nter n a tio n al
G a m b ar 3.1. Peta Lo k asi U K L – U P L
D a m p a k Li n g k u n g a n y a n g D iti m b u l k a n d a n U p a y a P e n g e ol a a n Li n g k u n g a n H i d u p S e r a U p a y a P e m a n t a u a n Li n g k u n g a n H i d u p
III- 2 0
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemant
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
BAB IV JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN
Berdasarkan pengelolaan dan pemantauan, terdapat sejumlah jenis izin Perlindungan
dan
Pengelolaan
lingkungan
hidup yang
dibutuhkan
oleh
pemrakarsa dalam rangka kegiatan pertambangan dan pengolehan batu gamping oleh PT. Ocean Valley International di Desa Kolono dan Geresa Kacamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali yakni: 1. Izin penyimpanan sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3); 2. Izin pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3)
Jumlah dan Jenis Izin PPLH yang Dibutuhkan
IV-1
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2016. Dokumen UKL – UPL Puskesma Plus Bahomotefe. Kabupaten Morowali. Arsyad, S., 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor. ________., 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor. Asdak, C., 2002. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Banuwa. I. S., 2013. Erosi. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. BPS. 2016. Kecamatan Bungku Timur Dalam Angka 2016. BPS Kabupaten Morowali. Bungku. Fachrul, M., 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara, Jakarta. Kodoatie. R. J dan Sugianto., 2002. Banjir. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Mey, D., 2003. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kakao Di Wilayah Kecamatan Buru Utara Selatan Kabupaten Buru Propinsi Maluku. Tesis. Program Pasca Sarjana Ilim-Ilmu MIPA. Program Studi Geografi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Sinulingga, 1990. Dasar Konservasi Konservasi, IPB Press, Bogor.
Tanah
dan
Perencanaan
Pertanian
Peraturan Perundang – Undangan: Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1997 Tentang Jenisjenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 Tentang Pengelolaan limbah berbahaya dan beracun.
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.16/2014 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Keputusan DitjenBun No. 38/KB.110/SK/DJ-Bun/05.95 tentang Pembukaan Lahan Tanpa Bakar. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan.
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Lampiran 1. IUP Eksplorasi
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Lampiran 2. Rekomendasi Kesesuaian RTRW
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Lampiran 3. Hasil Analisis Kualitas Udara
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Lampiran 4. Administrasi Tim Penyusun a. Darsan, SP.,MP CURRICULUM VITAE Nama Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Alamat Rumah Telp.rumah/Hp Alamat e-mail
: : : : : :
IDENTITAS DIRI Darsan, SP., MP. Mataoleo, 6 Juni 1987 Laki-laki Jl. Bunga Kana, No. 3 Kamaraya, Kendari 081245553775 [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI Tahun Lulus 2011 2015
Tahun 2007 2007 2010 2010 2011 2012 2014
2014
2015 2015
2015
2016
Program Pendidikan
Perguruan Tinggi
Jurusan/Program Studi
Sarjana Magister
Universitas Halu Ole Kendari Universitas Halu Ole Kendari
Pertanian/ Ilmu Tanah Pertanian/ Agronomi
PELATIHAN/KURSUS Pelatihan Pelatihan Dasar Survey Semester Cinta Alam Latihan Dasar Kepemimpinan Pelatihan Survey Pemilukada Pada Jaringan Suara Indonesia Basic Training HMI Cabang Kendari Pelatihan Menghadapi Politik Uang Demi Melindungi Hak-Hak Dasar Warga Pelatihan Mengelola Hidup Merencanakan Masa Depan (Mhmmd) Pelatihan Gis Untuk Survey Pertambangan Skala Kecil di Sulawesi Tenggara
Penyelenggara HIMAILTA- UHO, Kendari HIPPEMASURA, Kendari JSI, Kendari HMI, Kendari IDRAP, Kendari
MHMMD, Kendari Charles Darwin University, The Australian National University dan UHO, Kendari Desktop Training Landscape Monitoring, Hydrological Analysis, Charles Darwin University, Field Surveys and Community Workshop The Australian National University dan UHO, Kendari ESQ Basic Training Bimbingan Dr. (HC) Ari Ginanjar Agustian di UHO, Kendari Universitas Halu Oleo Kursus Dasar-Dasar Amdal (AMDAL A) oleh Pusat Penelitan dan Puslitbang LH LP2M Pengembangan Lingkungan Hidup Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin, Kendari Seminar Nasional “Biodiversitas Tanah dan Evaluasi Lahan FAPERTA-UHO, Kendari Pertanian Kakao Rakyat untuk Keberlanjutan Industri Kakao”Program Penelitian MP3EI Tahun 2015 : Integrasi Komunitas Fauna Tanah dalam Analisis Sumberdaya Lahan Kakao Rakyat untuk Mewujudkan Sasaran Pro-Lingkungan MP3EI. Pendidikan dan Pelatihan Penyusun Dokumen Mengenai Dampak Puslitbang LH LP2M Lingkunga (AMDAL B) Universitas Hasanuddin, Makassar
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Tahun 2010 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016
PT. Ocean Valley International
PENGALAMAN MENYUSUN AMDAL/UPL-UKL DAN PENELITIAN LINGKUNGAN Judul Status Penyusunan Dokumen UKL-UPL PT. Billy Indonesia di Kabupaten Bombana Asisten Tenaga Prov. Sultra Ahli Tanah Studi Amdal Pertambangan Nikel PD. Aneka Usaha (BUMD) Di Kecamatan Poli- Asisten Tenaga Polia Kabupaten Kolaka Prov. Sultra Ahli Tanah Studi Amdal Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Produksi (UPHHK-HTI) Asisten Tenaga PT. Sinar Ceria Sejati Kabupaten Kolaka Ahli Tanah Studi Amdal Pembangunan PLTA Sungai Lasolo Kabupaten Konawe Utara Prov. Asisten Tenaga Sultra Ahli Tanah Pemantauan Lingkungan Pertambangan PT. Stargate Pasific Resource Asisten Tenaga Kabupaten Konawe Utara Prov. Sultra, Ahli Tanah Pemantauan Lingkungan Pertambangan PT. Konutara Sejahtera Kabupaten Asisten Tenaga Konawe Utara Prov. Sultra Ahli Tanah Pemantauan Lingkungan Pertambangan PT. Karyatama Konawe Utara (KKU) Asisten Tenaga Kabupaten Konawe Utara Prov. Sultra Ahli Tanah Studi Amdal Pembangunan Kantor Bupati Kabupaten Kolaka Timur Prov. Sultra Asisten Tenaga Ahli Tanah Penyusunan Dokumen UKL-UPL Gudang Obat RS. Bahteramas. Prov. Sultra Tenaga Ahli Tanah Penyusunan Dokumen Amdal PT. Bumi Gemilang Perdana Kec. Toili Barat Kab. Tenaga Ahli Banggai Prov. Sulawesi Tengah Penyusunan Dokumen Amdal PT. Gemilang Mandiri Perkasa Kec. Toili dan Toili Tenaga Ahli Barat Kab. Banggai Prov. Sulawesi Tengah Penyusunan Dokumen Amdal PT. Gemilang Mandiri Perkasa Kec. Nuhon dan Tenaga Ahli Simpang Raya Kab. Banggai Prov. Sulawesi Tengah Penyusunan Dokumen Amdal Irigasi Tongauna di Kec. Ueesi Kab. Kolaka Timur Asisten Tenaga Prov. Sultra Ahli Tanah Penyusunan Dokumen Pemantauan Lingkungan Hidup PT. Stargate Pasific Tenaga Ahli Resources Kab. Konawe Utara Prov. Sultra Tanah Penyusunan Dokumen Amdal Bendungan Pelosika di Kecamatan Asinua Kab. Tenaga Ahli Konawe, Prov. Sultra Oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Tanah Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Kolaka Timur, Tenaga Ahli Prov. Sultra Tanah Studi Amdal Pembangunan Smelter Nickel PT. Milenium Jaya Smeltindo. Tenaga Ahli Kabupaten Kolaka, Prov. Sultra Tanah Studi Amdal Pembangunan Smelter PT. Surya Saga Utama di Kecamatan Tenaga Ahli Kabaena Utara Kab. Bombana Tahun 2015 Tanah Studia Amdal Pembangunan Pabrik dan Perkebunan Kelapa Sawit Oleh PT. Tenaga Ahli Madindra Inti Sawit di Kab. Kolaka, Prov. Sultra Tanah Pemantauan Lingkungan Hidup Pertambangan Bijih Nikel PT. Stargate Pasific Tenaga Ahli Resources, Kab. Konawe utara, Prov. Sultra Tanah Studi Amdal Pembangunan Jaringan Transmisi 150 KV pada Proyek PLTU Tenaga Ahli Kendari-3 (2x50) MW, di Kab. Konawe Selatan dan Kota Kendari, Oleh PT. DSSP Tanah Power Kendari
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Tahun 2016 2016
2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016
2016 2017
2017
2017
2017
2017
2017 2017
PT. Ocean Valley International
PENGALAMAN MENYUSUN AMDAL/UPL-UKL DAN PENELITIAN LINGKUNGAN Judul Pemantauan Lingkungan Hidup Pertambangan Bijih Nikel PT. Stargate Pasific Resources, Kab. Konawe utara, Prov. Sultra Studi Amdal Pembangunan Jaringan Transmisi 150 KV pada Proyek PLTU Kendari-3 (2x50) MW, di Kab. Konawe Selatan dan Kota Kendari, Oleh PT. DSSP Power Kendari Penyusunan UKL-UPL Terminal Mina-Minanga, Oleh Dishub Kab. Buton Utara, Prov. Sultra Penyusunan Dokumen UKL-UPL Perkebunan Kelapa Sawit PT. Cahaya Idola Tunggal Rona Alam (PT. CITRA) Kab. Morowali. Prov. Sulteng Studi Amdal Pembangunan Bendungan Loea di Kab. Kolaka Timur, Prov. Sultra oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Studi Amdal Pembangunan RSUD Kab. Buton Selatan (tipe C) di Kab. Buton Selatan, Prov. Sultra Studi Amdal Pembangunan Kantor Bupati Buton Selatan di Kab. Buton Selatan, Prov. Sultra Studi Amdal Pembangunan Daerah Irigasi Bonggo 3.200 ha di Distrik Bonggo Kabupaten Sarmi Provinsi Papua. Oleh Balai Wilayah Sungai Papua Studi Amdal Pembangunan Jaringan Air Baku di Distrik Jagebob dan Tanah Miring Kabupaten Merauke Provinsi Papua. Oleh Balai Wilayah Sungai Papua Studi Amdal Pembangunan Jaringan Air Baku Kota dan Kabupaten Jayapura Provinsi Papua. Oleh Balai Wilayah Sungai Papua UKL-UPL Pembangunan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tenggah. Oleh BLHD Kabupaten Morowali Studi Amdal Pengembangan dan Pengoperasian Bandar Udara Bade di Distrik Edera Kabupaten Mappi Provinsi Papua Studi Amdal Rencana Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit di Kecamatan Wolasi, Kolono, Kolono Timur dan Moramo Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Oleh PT. Tiran Sulawesi UKL-UPL Penambangan dan Pengolahan Batu Gunung di Desa Laroenai Kecamatan Bungku Pesisir Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Oleh PT. Aset Sulawesi UKL-UPL Penambangan dan Pengolahan Batu Gunung di Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Oleh PT. Rezky Utama Unsongi UKL-UPL Pembangunan Stockpile Bahan Tambang di Desa Mapila Kecamatan Kabaena Utara Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Oleh PT. Almharig Studi Amdal Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit di Kecamatan Kolono, Kolono Timur, Moramo dan Wolasi Kabupaten Konawe Selatan. Oleh PT. Tiran Sulawesi Studi Amdal Perkebunan Kelapa Sawit di Desa Lawali Kecamatan Asera Kabupaten Konawe Utara. Oleh PT. Barong Baragas Energy UKL-UPL Pertambangan Dan Pengolahan Batuan Di Desa Topogaro Kec.
Status Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Tanah Anggota Tim Penyusun Anggota Tim Penyusun Anggota Tim Penyusun Tenaga Ahli Tanah Anggota Tim Penyusun Anggota Tim Penyusun Ketua Tim Penyusun Ketua Tim Penyusun Anggota Tim Penyusun Anggota Tim Penyusun Anggota Tim Penyusun Ketua Tim
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Tahun
2017
PENGALAMAN MENYUSUN AMDAL/UPL-UKL DAN PENELITIAN LINGKUNGAN Judul Bungku Barat Kab. Morowali Prov. Sulteng oleh PT. Good Mining AnugeraH Indonesi UKL-UPL Pertambangan Dan Pengolahan Batuan Di Desa Topogaro Kec. Bungku Barat Kab. Morowali Prov. Sulteng oleh PT. Logam Jaya Utama
Tahun 2010 2010 2010 2011 2011 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2013
2013 2013 2014
2014 2014
PT. Ocean Valley International
PENGALAMAN KERJA/PENELITIAN LAIN Judul Kegiatan Survey Perilaku Pemilih di Indonesia. Oleh Jaringan Suara Indonesia (JSI) di Prov. Sultra. Survey Sosial Kemasyarakatan. Oleh Jaringan Isu Publik (JIP) di Prov. Sultra. Quick Count Pilkada di Kabupaten Konawe Selatan, Muna dan Bombana oleh Suara Indonesia (JSI) Studi Identifikasi Sifat Fisik Tanah yang Berkembang diatas batuan Ultrabasa pada Lereng Selatan Osu Doule Kec. Puriala Kab. Konawe Prov. Sultra Survey Perilaku Pemilih di Indonesia. Oleh Jaringan Suara Indonesia (JSI) di Prov. Sultra. Quick Count Pilkada di Kabupaten Bombana. Penyusunan RTSP Daerah Transmigrasi di Desa Lebota Kecamatan Kabaena Timur Kabupaten Bombana Prov. Sultra Studi Kelayakan Pariwisata Pantai Sousu Kecamatan Wangi-Wangi Timur Kabupaten Wakatobi Prov. Sultra Perkebunan Kelapa Sawit PT. Utama Agrindo Mas Survey Perilaku Pemilih di Indonesia. Oleh Lembaga Poling Indonesia (LPI) di Prov. Sultra. Evaluasi Padi Sawah Existing Dan Potensi di Kabupaten Konawe Selatan Oleh LEMLIT UHO dan Dinas Pertanian Kab. Konsel Quick Count Pilkada di Kabupaten Buton. Oleh Jaringan Suara Indonesia (JSI) Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kakao di Kecamatan Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara Oleh LEMLIT UHO dan BAPPEDA-PM Kab. Butur Penyusunan RTSP Daerah Transmigrasi di Desa Pohorua Kabupaten Muna Prov. Sultra, Penyusunan RTSP Daerah Transmigrasi di Desa Amohola Kabupaten Konawe Selatan Prov. Sultra, Studi Peran Tanaman Penutup Tanah dan Metode Aplikasi Pupuk Organik terhadap Sifat Kimia, Fauna dan Aktivitas Mikroba Tanah Pasca Penambangan Bijih Nikel Pemetaan Potensi Lahan Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Konawe Selatan Oleh Faperta UHO dan BAPPEDA Kab. Konsel Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3E) Kabupaten Muna Tahun 2014-2025 Oleh PPLH-KESDM dan BAPPEDA Kab. Muna
Status Penyusun Ketua Tim Penyusun
Posisi Surveyor Surveyor Surveyor Peneliti Surveyor Tenaga Ahli Tanah Ketua Tim Tanah Assisten Manager Sorveyor Anggota Tim Tanah Surveyor Anggota Tim Tanah Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Tanah Peneliti
Surveyor Lapangan Tenaga Ahli
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
2014 2015
2015 2015 2015
2015
PT. Ocean Valley International
PENGALAMAN KERJA/PENELITIAN LAIN Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Peyusunan Data Base Sub Das Tamboli di Kec. Samaturu Kab. Kolaka Oleh BP DAS Sultra Survey, Investigasi dan Desain (SID) Daerah Irigasi (D.I) Lambale Kab. Buton Utara, Prov. Sultra Oleh PT. Aria Jasa Konsultan Survey, Investigasi dan Desain (SID) Daerah Irigasi (D.I) Tinabite Kab. Bombana, Prov. Sultra Oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Survey, Investigasi dan Desain (SID) Daerah Irigasi (D.I) Lampeapi Kab. Konawe Kepulauan, Prov. Sultra Oleh PT. Satyakarsa Mudatama Penyusunan Rencana Pengembangan Prasarana Transportasi (Feasibility Study Airport City) Prov. Sultra Oleh BAPPEDA Prov. Sultra dan PT. Anterobumi Survey, Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah di Kabupate Merauke Seluas 3000 Ha Prov. Papua Oleh PT. Pillar Pusaka Inti
2016
Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Tanah Pertanian Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Tanah Pertanian Tenaga Ahli Tanah Asisten Tenaga Ahli Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Ketua Tim Tanah
Studi Survey Tanah dan Evaluasi Lahan Tanaman untuk Pengembangan Tanaman Pangan dan Perkebunan di Kab. Buton Utara 2016 Survei dan Investigasi Kegiatan Perluasan sawah di Prov. Sultra. Oleh. Fakultas Pertanian UHO, Kendari 2016 Studi Detail Desain Daerah Irigasi Ladongi Oleh BWS Sulawesi IV, di Kab. Kolaka Timur, Prov. Sultra 2016 Audit Lahan Pertanian Pangan di Kabupaten Konawe Utara Prov. Sultra Studi Evaluasi Lahan Lokasi Rencana Pengmbangan Tambak di Kecamatan 2016 Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. Oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV 2017 Pemetaan Saluran dan Petak Tersier Daerah Irigasi (D.I) Ladongi Ketia Tim Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tengggara Demikian curriculum vitae ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Kendari, 16 Juli 2017 Yang Bersangkutan,
Darsan, SP., MP.
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
b. Wayer Haris Sauntiri, ST CURRICULUM VITAE
I.
DATA PRIBADI
1.
Nama
:
WAYER HARIS SAUNTIRI, ST
2.
Tempat/Tanggal Lahir
:
Kendari, 23 Maret 1983
3.
Alamat
:
Jln. Adi Sucipto No. 5 Desa Sarimulyo (SP. B) Kecamatan Kabangka Kabupaten. Muna Prov. Sulawesi Tenggara
4.
E-mail
:
[email protected]
5.
Telepon
:
0823-4746-9655
6.
Pendidikan Terakhir
:
S1 Teknik Lingkungan
7.
NPWP
:
72.349.648.5-811.000
8.
Kualifikasi
Tenaga :
Ahli Muda Teknik Lingkungan/LPJK-Astekindo
Ahli/Asosiasi 9.
No. Reg. Kompetensi
:
1077758
II.
KURSUS/SEMINAR/PELATIHAN
1.
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Strategi Pemasyarakatan Open Source Software di Sulawesi Tenggara 2007
2.
Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Literasi Komputer Berbasis ICT, Jenjang Menengah Oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Tenaga Kependidikan Pertanian Cianjur 7 Juli - 12 Agustus 2010
III. RIWAYAT PEKERJAAN 1.
Tahun 2007 s/d 2014 Tenaga Ahli Lingkungan CV. IDEALL MULTI DESIGN Consultant;
2.
Tahun 2007 s/d 2009 Pendiri, Pengurus dan Pengajar Sanggar Teknologi Informasi dan Komunikasi (Telematika) Sultra;
3.
Tahun 2009 s/d 2011 Staf Pengajar Jurusan Teknik Komputer Jaringan SMK Neg. 1 Kabangka;
4.
Tahun 2009 s/d 2011 Ketua Jurusan Teknik Komputer Jaringan SMK Neg. 1 Kabangka;
5.
Tahun 2013 s/d 2014 Tenaga Ahli GIS/Pemetaan CV. IDEALL MULTI DESIGN Consultant;
6.
Tahun 2015 s/d Sekarang Tenaga Ahli Lingkungan dan GIS/Pemetaan PT. IDEALL MULTI DESIGN Consultant.
IV. KEAHLIAN LAIN 1.
Menginstalasi dan Mengoperasikan Komputer dan Internet berbasis Windows dan Linux.
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
2.
PT. Ocean Valley International
Mengoperasikan Software Pemetaan Arch GIS, Global Mapper, SAS Planet, Map Source dan Envi;
3.
Pembibitan dan Pemeliharaan Tanaman Perkebunan, Kehutanan dan Hortikultura.
V.
PENELITIAN
1.
Analisis COD, pH, H2S, PO4 Dan NO3 Pada Influen dan Efluen IPAL Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Kendari, 2007
VI. KARYA TULIS 1. Mengenal Teknik Internetworking PC yang dimuat Pada Rubrik Teknologi Informasi dan Komunikasi Harian Kendari Pos, Sabtu 8 Maret 2008; 2. Mengenal Teknologi Broad Band Acces ADSL, WiFi dan WiMax yang dimuat pada Rubrik Teknologi Informasi dan Komunikasi Harian Kendari Pos, Sabtu 15 Maret 2008. VII. PENGALAMAN KERJA Tahun 2016 1. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Perkebunan Kelapa Sawit oleh PT. Cahaya Idola Tunggal Rona Alam (CITRA) di Desa Larobenu, Umpanga, Bahoea Reko-reko, Wosu dan Lanona Kecamatan Bungku Barat dan Bungku Tengah Kabupaten Morowali. (Anggota Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) 2. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Pembangunan Perumahan Kota Bahodopi (Bahodopi Residence) dan Sarana Penunjangnnya oleh PT. Soliwu Cipta Persada di Desa Bahodopi Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali. (Anggota Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) 3. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Penambangan Batuan, Pengoperasian Stone Crusher dan AMP PT. Surya Baru Cemerlang di Desa Pandauke Kec. Mamosalato Kab. Morowali Utara. (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan); 4. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Morowali di Desa Bahoruru Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali. (Anggota Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) 5. Keg. Penyusunan Laporan Semester I tahun 2016 Kegiatan Perkebuna Kelapa Sawit CV. Ismul Azam di Desa Matano, Tanjung Harapan, Tanona dan Lalemo Kabupaten Morowali
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Tahun 2015 1. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Pembangunan dan Pengoperasian PLTA/M Tomata 10-12 MW oleh PT. Buminata Energi Perkasa di Desa Tomata, Kecamatan Mori Atas, Kabupaten Morowali Utara. (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) 2. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Pembangunan Tembok Laut (Sea Wall) oleh Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kab. Morowali di Kelurahan Matano, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali. (Anggota Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) 3. Perencanaan Terpadu Pantai Kota Bungku oleh Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kabupaten Morowali (Ahli Lingkungan) Tahun 2014 1. Keg. Penyusunan UKL-UPL Rencana Penambangan Batuan dan Pengoperasian Stone Crusher oleh Saudara Riki Agil Syahri di Desa Ipi Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) 2. Keg. Penyusunan UKL-UPL Rencana Penambangan Batuan dan Pengoperasian Stone Crusher oleh Saudari Rosmina T di Desa Torete Kecamatan Bungku Pesisir Kabupaten Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) 3. Keg. Penyusunan UKL-UPL Rencana Penambangan Batuan dan Pengoperasian Stone Crusher oleh Saudari Marini Abdul Rahman di Desa Torete Kecamatan Bungku Pesisir Kabupaten Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) 4. Keg. Penyusunan UKL-UPL Rencana Penambangan Batuan oleh Saudari Dedi Syam Darmanto di Desa Dampala dan Siumbatu Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) Tahun 2013 1.
Keg. Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Rencana Kegiatan Pembangunan Pabrik Bijih Nikel dan fasilitas Pendukungnya Oleh PT. Sulawesi Mining Investment di Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali (Anggota Tim/Ahli Lingkungan)
2.
Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Jalan Hauling PT. Indoberkah Jaya Mandiri Ruas Jalan Trans Sulawesi – Lokasi Tambang di desa Torete Kec. Bungku Pesisir Kab. Morowali. (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan).
3.
Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Pelabuhan Khusus (Jetty) PT. Asia Prima Nikel di Desa Torete Kec. Bungku Pesisir Kab. Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan)
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
4.
PT. Ocean Valley International
Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Pelabuhan Khusus (Jetty) PT. Virgo Artha Prima di Desa Torete Kec. Bungku Pesisir Kab. Morowali (Anggota Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan)
5.
Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Pelabuhan Khusus BBM CV. Ansafar Wirakarya di Tetalo Desa Nambo Kec. Bungku Timur Kab. Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan).
6.
Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Klinik Pratama Yayasan Zeteo Majesty Beteleme Kec. Lembo Kabupaten Morowali Utara (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan).
7.
Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Penambangan Bijih Nikel DMP PT. Dwi Mitra Sejahtera di Desa Dampala Kec. Bahodopi, Kabupaten Morowali Utara. (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan)
8.
Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Stone Crusher dan Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Surya Baru Cemerlang di Desa Bahomante Kec. Bungku Tengah Kab. Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan)
9.
Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Lokasi Penambangan Material Galian C PT. Karya Anuntolufu di desa IPI Kec. Bungku Tengah Kab. Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan)
10. Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Lokasi Penambangan Material Galian C, Stone Crusher dan Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Mutu Utama Konstruksi di desa Buleleng Kec. Bungku Pesisir Kab. Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) Tahun 2012 1. Keg. Penyusunan AMDAL Keg. Pertambangan Bijih Nikel oleh PT. Total Prima Indonesia di Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Prop. Sulawesi Tengah, (Anggota Tim/Ahli Lingkungan) 2.
Keg. Penyusunan Adendum AMDAL Keg. Pertambangan Bijih Nikel oleh PT. Bintangdelapan Mineral di Kecamatan Bahodopi Kab. Morowali Prop. Sulawesi Tengah, (Anggota Tim/Ahli Lingkungan).
3.
Kegiatan Penyusunan Dokumen Status Lingkungan Hidup (SLHD) Kab. Morowali Tahun 2012. (Ketua Tim/Ahli Lingkungan).
4.
Kegiatan Penyusunan UKL-UPL Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel oleh PT. Duta Nethindo di Desa Lalampu, Kecamatan Bahodopi Kab. Morowali Prop. Sulawesi Tengah, (Anggota Tim/Ahli Lingkungan).
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Tahun 2011 1. Keg. Penyusunan UKL/UPL Keg. Penambangan Bijih Nikel oleh PT. Cipta Perkasa Sejati di Desa Lalampu Kec. Bahodopi, (Ahli Lingkungan) 2. Keg. Penyusunan UKL/UPL Keg. Pembangunan Reklamasi Pelabuhan Khusus oleh PT. Total Prima Indonesia di Desa Tangofa Kec. Bungku Selatan, (Anggota Tim/Ahli Lingkungan) Tahun 2010 1.
Keg. Penyusunan UKL/UPL Keg. Pembangunan Reklamasi Pelabuhan Khusus PT. Stargate Pasific Resources di Desa Torete Kec. Bungku Selatan, (Anggota Tim/Ahli Lingkungan)
2.
Keg. Penyusunan AMDAL Keg. Pertambangan Bijih Nikel oleh PT. Stargate Pasific Resources di Kecamatan Bungku Selatan Kab. Morowali Prop. Sulawesi Tengah, (Ahli Lingkungan)
Tahun 2008 1. AMDAL Pertambangan Nikel Lokasi Ds. Torete Kec. Bungku Selatan Kab. Morowali Prov. Sulawesi Tengah oleh PT. TEKNIK ALUM SERVICE, (Anggota Tim/Ahli Lingkungan) 2. UKL dan UPL Pembangunan Dermaga PT. TEKNIK ALUM SERVICE di Desa. Torete Kab. Morowali Prov. Sulawesi Tengah, (Anggota Tim/Ahli Lingkungan)
Sarimulyo, 18 Juli 2017
WAYER HARIS SAUNTIRI, ST
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
c. Samsul Husen CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI 1.
Nama
:
SAMSUL HUSEN, S.KM
2.
Tempat/Tanggal Lahir
:
Palangga, 03 Desember 1988
3.
Alamat
:
Kec. Palangga Kab. Konawe Selatan
4.
Pendidikan Terakhir
:
S1 Kesehatan Masyarakat
PENGALAMAN KERJA Tahun 2017 1.
Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Penambangan Batuan, CV. Rezky Utama di Desa Unsongi Kec. Bungku Timur Kab. Morowali (Ahli Kesehatan Masyarakat);
2. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Penambangan Batuan, CV. Asset Sulawesi di Desa Laroenai Kec. Bungku Pesisir Kab. Morowali (Ahli Kesehatan Masyarakat); 3. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Penambangan Batuan, PT. Kapur Prima Perkasa di Desa Lamontoli Kec. Bungku Selatan Kab. Morowali (Ahli Kesehatan Masyarakat); 4. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Pembangunan dan Pengoperasian Puskesmas seKabupaten Morowali olwh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Morowali (Ahli Kesehatan Masyarakat);
Palangga, 18 Juli 2017
SAMSUL HUSEN, S.KM
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Lampiran 5. Dokumentasi Lokasi Sekitar
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
Lampiran 6. Dokumentasi Survey
Sampling Tanah
PT. Ocean Valley International
UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
PT. Ocean Valley International
Sampling Kualitas Udara