4 0 3 MB
Polaris PowerPoint Template
Jun Akizaki The Power of PowerPoint – thepopp.com
TORAJA
Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi
Selatan. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo (Jalan/ Kepercayaan Leluhur).
RUMAH TONGKONAN tong.kon | duduk bersama sama
TONGKONAN Tongkonan atau rumah untuk tempat tinggal dalam arti tidur, makan, istirahat, di mana pada umumnya mempunyai tado’-tado’ (teras depan),
tado’ (ruang tamu), ba’ba atau tambing (ruang tidur) dan lambun (dapur). Jenis unit lainnya adalah alang se-macam lumbung berbentuk mirip dengan tongkonan tetapi lebih kecil dan hanya terdiri dari satu ruang di atas untuk menyimpan padi.
Secara detail arsitektur, Tongkonan dan alang atau lumbung
TONGKONAN
mempunyai beberapa tipe atau jenis yang meskipun secara keseluruhan bentuknya sama tetapi ada perbedaan dalam besaran (ukuran), tata ruang (denah), bentuk, bahan, konstruksi, dekorasi dan lain-lain aspek arsitektural
Kosmologi Utara dinamakan Ulunna Langi, merupakan penjuru paling utama dan tempat yang dianggap paling mulia. Di sinilah rumah Tongkonan menghadap. Bagian timur dinamakan Mataalo, dianggap sebagai bagian kedua dari penjuru bumi karena merupakan tempat lahirnya terang atau kehidupan dan kebahagiaan. Sementara bagian barat dinamakan Mattampu, adalah bagian ketiga dari penjuru bumi dimana matahari terbenam dan datangnya kegelapan Bagian selatan dinamakan Pollona Langi, bagian ini dianggap rendah diri penjuru bumi karena merupakan tempat melepaskan segala yang kotor.
6
The Power of PowerPoint - thepopp.com
Alam Kabupaten Toraja Utara merupakan kawasan perbukitan dan memiliki suhu udara yang cukup dingin. Pada zaman dahulu, Nenek Moyang Tongkonan Kesu mendirikan rumah di atas tebing (kini menjadi area pekuburan) untuk menghindari musuh, kemudian seiring dengan perkembangan zaman, Nenek Moyang Tongkonan Kesu lalu mendirikan Tongkonan pertama yang berada di
TATA LETAK
lokasi yang ada saat ini. Bangunan utama yang ada di kampung, yaitu rumah Tongkonan dan deretan alang yang
memiliki pola yang sama dengan bangunan rumah tinggal yang ada disepanjang jalan menuju ke perkampungan Ke’te Kesu Sejarah awal terbentuknya kampung Ke’te Kesu berasal dari sistem sosial masyarakat, budaya dan tradisi yang dilakukan berdasarkan kepercayaan . Aluk Todolo menjadi hal yang mempengaruhi terbentuknya ruang-ruang fisik kampung Toraja, sehingga hal ini juga yang
mempengaruhi terbentuknya struktur dan pola ruang kampung tradisional suku Toraja.
Halaman tengah di antara deretan alang dan tongkonan, mempunyai funsgi Halaman tengah di antara deretan alang dan tongkonan, mempunyai funsgi majemuk,
majemuk, antara lain tempat bekerja, menjemur padi, tempat bermain anak-
TATA LETAK TATA LETAK
antara lain tempat bekerja, menjemur padi, bermain anak-anak selain pula menjadi
anak,pengikat” dan selain itupenyatu menjadi “ruang pengikat” dan penyatu dalam kompleks. “ruang dan dalam kompleks. Yang terpenting dalam kaitan dengan Aluk halaman ini menjadi kegiatan ritual YangTodolo, terpenting dalam kaitantempat denganmelangsungkan Aluk Todolo,berbagai halaman ini menjadi terutama dalam upacara kematian atau pe-makaman jenasah.
tempat melangsungkan berbagai kegiatan ritual terutama dalam upacara kematian atau pe-makaman jenazah.
BENTUK Tongkonan merupakan rumah adat yang berbentuk rumah panggung dari kayu. Kolong di bagian bawah rumah biasanya dipakai sebagai kandang
kerbau. Bentuk atap rumah tongkonan melengkung dan dilapisi ijuk hitam. Ada yang mengatakan bentuknya seperti perahu telungkup atau tanduk kerbau
Jadi rumah adat Toraja sebenarnya berasal dari sebuah perahu
BENTUK RUMAH TONGKONAN
yang dirubah dan dijadikan sebuah rumah. Itu sebabnya bentuk dari atap rumah adat Toraja berbentuk seperti sebuah perahu. Tongkonan terbagi tiga di mana terlihat sebagai
Mengapa rumah adat Toraja berbentuk seperti perahu karena
menifestasi dari kosmologi adanya dunia atas, dunia
pada zaman dahulu nenek moyang warga Toraja bermigrasi
tengah dan dunia bawah. Selain itu terlihat jelas adanya
menggunakan perahu, namun karena dalam perjalanan perahu
personifikasi rumah terdiri dari kepala, badan dan kaki.
yang digunakan untuk bermigrasi untuk mencari daratan baru itu
Bagian-bagian dari konstruksi hingga detail dan kecil
kandas ditengah jalan, sehingga dibuatlah rumah dari perahu tersebut. Itu sebabnya rumah adat Toraja yang kita lihat sekarang
mempunyai sebutan baku, juga sebagai personifikasi di
berbentuk seperti sebuah perahu. Budaya ini mengadopsi dari
mana rumah seperti manusia juga mempunyai bagian
budaya cina secara arsitektur, yaitu membangun rumah dari
bagian dengan sebutan dan fungsi masing masing.
sebuah perahu.
Tongkonan atau rumah adat Toraja, selalu berbentuk segi empat. Tata letak atau denah rumah
DENAH
adat Toraja sangat ditentukan oleh kosmologi Aluk Todolo dengan faktor utama arah matahari terbit (tempat para Dewa) dan matahari tenggelam (tempat bersemayam arwah leluhur). Arah matahari terbit dipandang sebagai bagian dari kelahiran dan kehidupan.
DENAH TONGKONAN Lantai utama di atas kolong dibagi menjadi tiga bagian : depan disebut paluang, tengah disebut Sali, sambung.
belakang disebut
DENAH TONGKONAN LEGENDA
A. Tangdo.
1.Ariri
5.Eran (tangga).
B. Paluang.
2.Kundai
6.Dapo’ (dapur
C. Sali.
3.Tulak somba
7.Ba’ba sade
D. Sambung.
4.Lentong Garopang.
8.Jenasah 9.Tempat tidur
14
The Power of PowerPoint - thepopp.com
PEMBAGIAN RUANG RUMAH TONGKONAN
Tangdo
Paluang
Sali
teras
kamar tidur anak perempuan
kamar tidur anak laki laki
Pada kolong bagian depan terdapat teras
Kemudian ada kamar tidur untuk anak
disebut tangdo, fungsinya untuk duduk-duduk,
perempuan yang namanya paluang, ketinggian
bagian yang biasa terdapat pada arsitektur adat tropis sebagi ruang peralihan luardalam
salih dijadikan sebagai tempat tidur dari anak laki-laki pada malam hari dan
dari kamar tidur ini sama dengan sumbung
namun berbeda dengan salih yang lebih rendah.
merupakan dapur sekaligus tempat makan pada pagi dan siang harinya.
PEMBAGIAN RUANG RUMAH TONGKONAN
Sambung kamar ayah dan ibu sumbung, yang terdiri dari kamar ayah dan ibu yang sekaligus dijadikan kamar mayat atau kamar penyimpanan mayat sebelum akhirnya mayat ditaruh didalam batu. Biasanya apabila yang meninggal adalah sang istri maka suami akan tidur disamping sang istri begipula sebaliknya. Sumbung itu sendiri memiliki ketinggian yang berbeda dari ruangan lainnya.
STRUKTUR RUMAH TONGKONAN
Dari segi konstruksi, jumlah dan besaran kolom dapat
disebut over design, artinya terlalu kuat untuk menyangga bagian di atasnya. Di antara tiang kolong, yaitu di tengah agak ke belakang ada yang disebut a’riri posi (tonggak pusat) dihias dan diukir berbeda dengan lainnya. A’riri posi
KONSTRUKSI
yang artinya adalah tonggak pusat, dalam adat Toraja lambang dari menyatunya manusia dengan bumi. Biasanya berukuran 22×22 Cm, dibagian atas sedikit mengecil sekitar 20×20 Cm. Dari segi konstruksi bentuk me-lengkung hiperbolik lebih menguntungkan karena konstruksi atap pada bagian punggung semuanya menerima gaya tarik yang sesuai dengan kekuatan bahan bangunan yaitu dari kayu dan bambu.
Kolom atau penopang pada rumah adat Toraja, biasanya langsung bertopang pada dinding dan tidak menggunakan kolom atau tiang sebagai penyangganya. Kemudian rumah mereka dibuat tinggi dan tidak rata dengan tanah Tiang pada Bangunan Rumah Tongkongan terbuat dari kayu
KONSTRUKSI
uru, bentuk kolom persegi empat. Selain itu, juga kayu nibung agar tikus tidak dapat naik ke atas. Mungkin serat dari kayu ini sangat keras dan sapat. Kolom disisi barat dan
timur jaraknya pertemuan dan banyak, agar kuat untuk orang-orang yang datang saat upacara kematian. Pondasi pada Rumah Tongkongan sendiri menggunakan sistem konstruksi pas (knock down) yang menggunakan
sistem sambungan tanpa paku dan penggantinya dengan menggunakan alat penyambung. Sedangkan untuk bahan pondasi konstruksi tersebut terbuat dari batu gunung.
LEGENDA 1.Lentong Garopang.
4.Roroan baba.
7.Tangdan Lambe’
2.Lentong bamban.
5.Roroan lambe’
8.Pata’
3.A’riri posi.
6.Tangdan
9.Pangngosokan
10.Sali.
16.Kadang pamiring
21. Pangngoton
11.Sangkinan Rinding.
17. Pata’sere
22. Takek longa
12.Rinding.
18. Tulak sumba
24. Katar
13.Pangngosokan Rinding. 19. Katorok.
25. Rampan long
14.Sambo Rinding.
26. Bantuli
15.Sangka’
20. Parampak.
Illustrasi pembebanan potongan melintang dan memanjang pada bagian kepala
Illustrasi pembebanan potongan melintang dan memanjang pada bagian tengah
Illustrasi pembebanan potongan melintang dan memanjang pada bagian kaki
LONGA Ujung-ujung atap dari tongkonan dan alang menjorok ke muka dan ke belakang sedikit mengecil di ujung-ujungnya
KONSTRUKSI LONGA Perbanding-an
antara
panjang
longa
dan badan tongkonan lebih kurang 1 : 1,4 yaitu misalnya panjang tongkonan 10 M,
maka panjang longa sekitar 7 M dan panjang atap manjadi 24 M. Longa disangga oleh tiang tinggi disebut tulak somba.
Penutup Atap Penutup Atap terbuat dari batang bamboo yang sudah dibelah kecil kecil dan kemudian dirakit sedemikian rupa. Setelah rakitan bamboo ini, baru kemudian dilapisi oleh ijuk.
SIMBOL Rumah adat Toraja identik dengan ukiran-ukiran pada tiap sisi dinding rumahnya. Tiap ukiran pada dindingpun mempunyai arti dan makna sendiri-sendiri.
•Dalam
adat
Toraja
hanya
rumah
bangsawan tertinggilah yang boleh mengukir dinding rumahnya. •Sedangkan untuk bangsawan rendah biasanya rumah mereka hanya dicat berwarna hitam tanpa diukir. •Untuk rumah orang biasa rumahnya tidak dicat dan juga tidak diukur.
•Dan untuk para budak rumah mereka biasanya terbuat dari bambu bukan dari
kayu
seperti
rumah
pada
bangsawan dan orang biasa lainnya.
WARNA Warna yang identik dari adat Toraja yang biasanya digunakan untuk mewarnai ukiran dari rumah-rumah mereka adalah merah, putih,
kuning dan hitam. Semua warna berasal dari pewarna alami, warna merah diambil dari tanah liat, putih dari kulit-kulit siput, warna kuning diambil dari kunyit dan yang terakhir warna hitam diambil dari arang.
Keterikatan Bentuk – Konstruksi - Estetika Bentuk
rumah
adat
tongkonan
yang
menyerupai
perahu
karena
mempertahankan adat nenek moyangnya, membawanya kepada suatu konstruksi yang menarik pada keseluruhan bagian dalam rumah tongkonan dari bagian pondasi sampai ke atap. Atap yang melengkung menerima gaya tarik yang sesuai dari sistem konstruksi yang ada dibawahnya. Ketahanan konstruksi dan bentuk ini pada akhirnya membawa estetika yang elok, unik, dan membawa rumah tongkonan menjadi sesuatu yang mudah dikenali namun tidak mudah terlupakan.
TUGAS INDIVIDU
Apa yang dapat kami pelajari dari rumah adat Tongkonan
?
KONSTRUKSI Kolom dan balok pada rumah Tongkonan disatukan dengan konstruksi pen-lubang. Yaitu ada kayu yang dibolongi lalu ada kayu yang dimasukkan ke dalamnya. Untuk dinding kayu dari rumah adat Toraja sendiri memiliki cara yang disebut tominaah, mereka menggunakan kayu uruh yang banyak terdapat di daerah sekitar mereka tinggal.. Mereka pergi ke hutan untuk mencari pohon yang sesuai kemudian dipotong, lalu didiamkan di dalam lumpur atau air yang mengalir selama satu tahun atau lebih, fungsinya untuk menghindari kayu dari rayap. Setelah direndam selama satu tahun kayu diangkat lalu dipotong-potong, kemudian dijemur selama satu sampai dua bulan. Ketahanan kayu yang sudah melewati tahapan-tahapan ini bisa bertahan hingga 70 tahun lamanya. Lalu atap tongkonan itu terbuat dari belahan-belahan bambu, yang ditumpuk banyak sehingga jadi tebal. Ada opsi tambahan yaitu melapisi atap bambu tersebut dengan ijuk.
DENAH Sebenarnya denah pada rumah Tongkonan ini mempunyai kaitan erat dengan kosmologi yang dianut Masyarakat Toraja. Misalnya dapur diarahkan menghadap timur, karena timur dianggap sebagai kehidupan/kelahiran. Sedangkan bagian barat adalah tempat mayat disemayamkan sementara. SIMBOL DAN FILOSOFI Ada berbagai simbol di dalam adat Masyarakat Toraja. Salah satu yang saya suka ada bagaimana rumah Tongkonan selalu didasari warna hitam, sedangkan warna hitam melambangkan kematian. Jadi ada anggapann bahwa kehidupan berdasar kematian, yang dimaksud adalah bahwa kita harus ingat selama hidup ini suatu saat kita pasti akan mati. Salah satunya adalah Tallu Lolona. Yang artinya di mana manusia, hewan, dan tumbuhan kurang lebih diciptakan secara bersamaan. Sehingga kita harus saling menghargai dan menghormati antar makhluk hidup. Sehingga dalam perencanaan arsitektu, seorang arsitek harus memahami dampak lingkungan dari karya arsitektur yang dibangun.
KESIMPULAN Prinsip Arsitektur Nusantara sebenarnya sudah memikirkan permasalahan arsitektur di Indonesia. Misal yang paling sederhana rumah Tongkona menghadap utara. Yang sebenarnya memiliki tujuan agar cahaya terik
matahari
tidak
secara
langsung
masuk.
dikembangkan/dimofikasi dengan teknologi sekarang.
Jadi,
arsitektur
nusantara
seharusnya
bisa
Imanuel Septiandy 17.A1.0038
Dari rumah adat Tongkonan ini, bentuk yang unik dan memorable dapat diimbangi dengan konstruksi yang kuat dan tahan gempa sehingga tidak hanya menghasilkan suatu estetika yang khas
dan otentik namun juga didukung dengan firmitas yang kokoh. Tentunya, hal inilah yang harus dipertimbangkan oleh
Arsitektur Nusantara mengajarkan banyak hal baik yang sejatinya bisa
banyak arsitek saat ini. Bagaimana di dalam mendesain sesuatu, tidak
diterapkan oleh arsitek saat ini. Arsitektur Nusantara bukanlah hal yang
boleh hanya memperhatikan keindahan bentuk namun mengabaikan
kuno melainkan suatu seni khas Nusantara yang berharga bagi
kekokohan konstruksi pada bangunan, karena hal ini akan berakibat fatal
perkembangan arsitektur di Indonesia jika dipertahankan. Suatu karya
bagi penghuni ataupun pengguna dari bangunan itu sendiri jika suatu saat
arsitektur yang mampu merespon kondisi alam dengan baik namun dilain
bangunan dikenai oleh gempa atau beban yang kuat.
sisi juga memberikan suatu keindahan yang khas dan memorable. Itu
Dalam membangun rumah adat Tongkonan, para leluhur
yang seharusnya diterapkan oleh arsitek saat ini di dalam mendesain, ide
menggunakan material yang ramah lingkungan serta diambil dari
ide yang tidak hanya mementingkan keindahan dan kemegahan saja
lingkungan sekitarnya (baik dari pondasi, dinding, ataupun penutup
namun juga responsif terhadap keadaan alam / iklim yang ada.
atap)
Sebagai seorang arsitek, sudah seharusnya memperhatikan material apa yang akan digunakan di dalam membangun sesuatu. Penggunaan material yang ramah lingkungan haruslah menjadi perhatian yang serius karena jika tidak, banyak yang akan dirugikan oleh adanya bangunan tersebut, baik merugikan pengguna maupun lingkungan sekitarnya. .
Stefan Yoga Hardanta 17.a1.0052
Indonesia memiliki ragam kebudayaan dan suku-suku didalamnya, tetapi banyak masyarakat yang tidak mengenal kebudayaan apa saja yang ada dinegerinya. Salah satu contohnya adalah Toraja, suku yang berdiam di provinsi Sulawesi Selatan ini memiliki banyak kebudayaan-kebudayaan yang unik. Dari mulai suku-suku, bahasa, adat perkawinan, upacara adat kematian, makanan khas, dan objek wisata yang beragam dan unik. Inspirasi rumah tradisional membuat hunian modern sesuai dengan iklim tropis. Hal tersebut tidak lain, karena rumah tradisional didesain mengacu kondisi iklim setempat. Ruang lebar, jendela mengelilingi dinding maupun plafon yang tinggi, merupakan ciri khas struktur bangunan beberapa rumah tradisional di Tanah Air. Desain dan struktur membuat sirkulasi udara maupun cahaya bebas masuk sehingga ruangan terasa lebih lega. Desain rumah tradisional tersebutlah yang dicoba ditransformasikan ke hunian modern. Maksudnya tidak lain, agar bangunan dapat menyatu dengan iklim tropis di Tanah Air.
Sebagai calon Arsitek nanti, tentunya kita tidak bisa meninggalkan kekhasan dari arsitektur nusantara yang kita miliki.
Rizky Kurniawan 17.A1.0062
Imanuel Septiandy 17. A1. 0038 Stefan Yoga Hardanta 17. A1. 0052 Rizky Kurniawan 17. A1. 0062