Valuasi Arus Kas Terdiskonto [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

 Valuasi Arus Kas Terdiskonto (Discounted Cash Flow Valuation)



VALUASI ARUS KAS TERDISKONTO (DISCOUNTED CASH FLOW VALUATION) Arus Kas Ganda – Nilai Mendatang (multiple cash flow – future value) Yang dimaksud dengan arus kas ganda adalah arus kas yang terdiri dari lebih satu periode. Contoh 1 : Misalkan anda menginvestasikan uang sebesar Rp 500 juta saat ini dan Rp 600 juta setahun lagi. Dengan tingkat pengembalian sebesar 9% per tahun, berapa yang akan anda peroleh 2 tahun lagi? 0 1 2 ------------------------------------| | | 600 juta ---Rp 654 juta (dibungakan selama 1 periode dari periode 1 ke periode 2 (t=1) 500 juta -------------------Rp 594,05 juta (dibungakan selama 2 periode dari periode 0 ke periode 2 (t=2) ----------------Total Rp 1.248,05 juta Nilai Mendatang tahun kedua (FV2) = Rp 500 juta x (1+9%)^2 + Rp 600 juta x (1+9%) ^1 = Rp 594,05 juta + Rp 654 juta = Rp 1.248,05 juta Berapa banyak yang akan anda miliki di akhir tahun kelima jika anda tidak melakukan tambahan investasi? Cara pertama : 0 1 2 3 4 5 -----------------------------------------------------------------------------------------------| | | | | |



500 juta ----------------------------------------------------------------------->Rp 769,31 juta (t=5) 600 juta ------------------------------------------------------>Rp 846,95 juta (t=4) ----------------Total Rp 1.616,26 juta Nilai Mendatang tahun kedua (FV5) = Rp 500 juta x (1+9%)^5 + Rp 600 juta x (1+9%) ^4 = Rp 769,31 juta + Rp 846,95 juta = Rp 1.616,26 juta Cara kedua : 2 3 4 5 ---------------------------------------------------------| | | | 1.248,05 juta --------------------------------Rp1.616,26 juta (dibungakan selama 3 periode dari periode 2 ke periode 5 (t=3) Nilai Mendatang tahun kedua (FV5) = Rp 1.248,05 juta x (1+9%)^3 = Rp 1.616,26 juta



Contoh 2: Misalkan anda merencanakan untuk menyimpan uang sebesar Rp 100 juta pada tahun pertama dan Rp 300 juta pada tahun ketiga. Berapa uang anda pada akhir tahun kelima di tabungan jika tingkat bunga 8%? 0 1 2 3 4 5 ----------------------------------------------------------------------------------------------| | | | | | 100 juta ------------------------------------------------------- Rp 136,05 juta (t=4) 300 juta ---------------> Rp 349,92 juta (t=2) ----------------Total Rp 485,97 juta Nilai Mendatang tahun kedua (FV5) = Rp 100 juta x (1+8%)^4 + Rp 300 juta x (1+8%) ^2 = Rp 136,05 juta + Rp 349,92 juta = Rp 485,97 juta



Arus Kas Berganda – Nilai Sekarang (Multiple Cash Flow – Present Value)



Anda sedang mempertimbangkan suatu investasi yang akan membayar anda sebesar Rp 1 miliar pada akhir tahun pertama, Rp 2 miliar pada akhir tahun kedua dan Rp 3 miliar pada akhir tahun ketiga. Jika anda ingin memperoleh hasil sebesar 10% atas uang anda, seberapa banyak yang anda akan bayarkan? 0 1 2 3 -----------------------------------------------------| | | | Rp 909,09 juta - Rp 1 m/(1,1)^1 Rp1.652,89juta ----------------Rp 2 m /(1,1)^2 Rp2.253,94juta ------------------------------------ Rp 3 m/(1,1)^3 ____________ Rp4.815,93juta Nilai sekarang yang anda bersedia bayar PV = Rp 1 miliar / (1,1)^1 + Rp2 miliar / (1,a)^2 + Rp 3 miliar / (1,1)^3 = Rp 1 miliar x 0,9091 + Rp 2 miliar x 0,8264 + Rp 3 miliar x 0,7513 = Rp 909,09 juta + Rp 1.652,89 juta + Rp 2.253,94 juta = Rp 4.815.93 juta Keputusan atas dasar Arus Kas Terdiskonto Pialang anda menelpon dan memberitahu bahwa dia memiliki peluang investasi yang menarik. Jika menginvestasikan Rp 100 juta sekarang, anda akan memperoleh Rp 40 juta pada akhir tahun pertama dan Rp 75 juta pada akhir tahun kedua. Jika anda menginginkan hasil sebesar 15% pada investasi tersebut, apakah anda akan mengambil investasi tersebut? PV (nilai sekarang) = PV cash inflow – PF cash outflow PV cash inflow = nilai sekarang dari dana yang diterima. = Rp 40 juta / (1+15%)^1 + Rp 75 juta / (1+15%)^2 = Rp 40 juta x 0,86965 + Rp 75 juta x 0,75614 = Rp 34,78 juta + Rp 56,71 juta = Rp 91,49 juta PV cash ouflow = nilai sekarang dari dana yang dikeluarkan = Rp 100 juta PV = Rp 91,49 juta – Rp 100 juta = -Rp 8,51 juta. Karena nilai sekarang dari investasi tersebut negative (artinya nilai sekarang dari pengeluaran dana lebih besar dari nilai sekarang dari dana yang diterima) maka anda tidak akan mengambil investasi tersebut. Menabung untuk Pensiun Anda ditawarkan peluang dengan menyisihkan uang anda untuk pensiun. Anda akan menerima pembayaran tahunan sebesar Rp 25 juta setiap tahun selama lima tahun mulai tahun ke-40. Berapa yang anda bayar untuk investasi tersebut, jika anda menghendaki bunga sebesar 12%? PV = Rp 25 juta/(1+12%)^40 + Rp 25 juta /(1+12%)^41+Rp 25 juta/(1+12%)^42+Rp 25 juta(1+12%)^43 + Rp 25 juta (1+12%)^44 PV = Rp 25 jutax0,0107 + Rp 25 jutax0,00960 + Rp 25 juta x 0,00857 + Rp 25 juta x 0,00765 + Rp 25 jutax0,00683 = Rp 0,27 juta + Rp 0,24 juta + Rp 0,21 juta + Rp 0,19 juta + Rp 0,17 juta = Rp 1,08 juta.



Anuitas dan Perpetuitas -



Anuitas – rangkaian terbatas dari pembayaran dalam nilai yang sama yang terjadi pada selang waktu yang tetap 3 ciri dari anuitas : rangkaian terbatas (finite series) artinya punya jangka waktu (lawannya tidak terbatas alias selamanya);



-



-



1. 2. 3.



pembayaran dalam jumlah yang sama (equal payment) jadi kalau ada 1 saja pembayaran yang berbeda nilainya maka perhitungan anuitas tidak berlaku dan selang waktu (interval) yang tetap artinya tidak ada selang waktu yang lompat. Misalnya : selang waktu 1,2,3,4,5 dstnya, tidak boleh 1,3,4,5 dstnya (tidak ada yang kedua). Anuitas terbagi dua : Anuitas Biasa (ordinary annuity) : anuitas yang pembayaran pertamanya pada akhir periode (t=1) Annuity due : anuitas yang pembayaran pertamanya pada awal periode (t=o) Perpetuitas – rangkaian tidak terbatas dari pembayaran dalam nilai yang sama 2 ciri dari anuitas : rangkaian tidak terbatas (infinite series) artinya jangka waktunya tidak terbatas alias selamanya; pembayaran dalam jumlah yang sama (equal payment) jadi kalau ada 1 saja pembayaran yang berbeda nilainya maka perhitungan anuitas tidak berlaku dan yang menarik di sini tidak dikenakan syarat selang waktu (interval) yang tetap. Hal ini disebabkan walaupun ada selang waktu yang tidak tetap, dengan waktu yang tak terbatas, maka hal tersebut dapat diabaikan. Rumus dasar : Perpetuitas PV = C / r Anuitas Biasa (pembayaran pada akhir periode) PV = C x [ 1- (1+r)^-t)]/r FV = C x [(1+r)^t – 1]/r Jumlah pembayaran (angsuran) untuk anuitas biasa C= PV / [ 1- (1+r)^-t)]/r C = pembayaran yang nilainya sama (equal payment) r = tingkat diskonto (discount rate) t = banyaknya periode Contoh Anuitas Undian Anda memenangkan undian senilai Rp 10 miliar. Jumlah uang yang dibayarkan secara cicilan tiap akhir tahun sebesar Rp 333.333.333 selama 30 tahun. Jika tingkat diskonto 5%, berapa nilai undian itu sebenarnya saat ini? PV = C x [ 1- (1+5%)^(-30)]/5% = Rp 333.333.333 x 15,3724 = Rp 5.124.150.337 Membeli rumah Anda ingin membeli sebuah rumah, dan saat ini anda memiliki Rp 200 juta juta untuk menutupi kebutuhan uang muka dan biaya komisi. Diperkirakan biaya komisi sebesar 4% dari nilai pinjaman. Gaji tahunan anda Rp 360 juta dan bank bermaksud memberikan pinjaman hipotek dengan angsuran sebesar 28% dari penghasilan bulanan anda. Bunga pinjaman sebesar 6% setahun dengan perhitungan bunga majemuk bulanan (monthly compounding = 0,5% / bulan) selama 30 tahun dengan tingkat suku bunga tetap. Berapa banyak uang yang dipinjamkan bank kepada anda? Berapa harga penawaran anda atas rumah tersebut? Pinjaman bank Penghasilan bulanan = Rp 360 juta / 12 = Rp 30 juta Pembayaran pinjaman hipotek maksimum per bulan = 28% x Rp 30 juta = Rp 8,4 juta. Jumlah periode pembayaran = 30 tahun x 12 = 360 kali Bunga pinjaman = 6% / 12 bulan = 0,5% Nilai sekarang dari total pinjaman = PV = C x [ 1- (1+0,5%)^(-360)]/0,5% = Rp 8,4 juta x 166,7916 = Rp 1.401,05 juta Jadi jumlah uang yang dipinjamkan bank = Rp 1.401,05 juta Biaya komisi = 4% x Rp 1.401,05 = Rp 56,04 juta. Uang Muka = Rp 200 juta – Rp 56,04 juta = Rp 143,96 juta Harga penawaran atas rumah tersebut = Rp 1.401,05 + Rp 143,96 juta = Rp 1.545,01 juta Menghitung Nilai Pembayaran / Angsuran (C) Misal anda ingin meminjam Rp 200 juta untuk membeli sebuah mobil baru. Anda dapat meminjam dengan tingkat suku bunga 8% / tahun. Jika anda ingin membayar angsuran selama 4 tahun, berapa nilai angsuran anda setiap bulannya? Jumlah periode = 4 tahun x 12 bulan /tahun = 48 periode (1 bulan = 1 periode) Bunga / bulan = 8% / 12 = 0,6667% C = PV / [ 1- (1+r)^-t)]/r = Rp 200 juta / [ 1 – (1+0,66667%)^(-48))/0,6667% = Rp 4.882.600. Jumlah angsuran / bulan = Rp 4.882.600 Menghitung jumlah pembayaran Misalkan anda meminjam Rp 2 miliar rupiah dengan tingkat suku bunga pinjaman 5%, dan anda akan melakukan pembayaran tahunan sebesar Rp 734,42 jua. Berapa lama waktu untuk melunasi pinjaman tersebut?



PV = C x [ 1- (1+r)^-t)]/r Rp 2 miliar = Rp 734,42 juta x [1 – (1+5%)^t]/5% 2,723237385= [1 – (1+5%)^t]/5% 2,723237385 x 5% = 1 – (1+5%)^t 0,136161869 = 1 – (1+5%)^t 0,863838131= (1+5%)^t t = ln 0,863838131/ ln 1,05 = 3 Menghitung tarif diskonto (trial and error) Misalkan anda meminjam Rp 100 juta dari orang tua anda untuk membeli sebuah mobil. Anda setuju untuk membayar Rp 2.075.800 / bulan selama 60 bulan. Berapakah tingkat suku bunga bulanannya? PV = C x [ 1- (1+r)^-t)]/r Rp 100.000.000 = Rp 2.075.800 x [1 – (1+r)^t]/r 48,1741979 = [1 – (1+r)^60]/r Misal r1 = 1 % --- 44,95503841 r2 = 0,7%-- 48,85587164 -----------------------0,3% = 3,900833236 r = 1% - (48,1741979 - 44,95503841)/ 3,900833236 x 0,3% = 0,0075243 (0,75%) atau = 0,7% + (48,85587164 - 48,1741979) / 3,900833236 x 0,3% = 0,0075243 (0,75%) Tingkat bunga nya = 0,75% / bulan atau 9% /tahun



-



Prinsip untuk mencari tingkat diskonto dengan menggunakan proses coba-coba (trial and error process) Pilihlan suatu tingkat bunga dan hitung nilai sekarang dari pembayaran berdasarkan tingkat suku bunga tersebut. Bandingkan antara nilai sekarang hasil perhitungan (computed PV) di atas dengan jumlah pinjaman sebenarnya (actual loan amount). Jika computed PV > loan amount, maka tingkat diskonto (bunga) nya terlalu rendah Jika computed PV < loan amount, maka tingkat diskonto (bunga) nya terlalu tinggi Sesuaikan tingkat diskonto dan ulang prosesnya hingga computed PV = loan amount Anuitas untuk Nilai Mendatang (Future Value) Misalkan anda mulai menabung untuk masa pensiun senilai Rp 2 juta / tahun. Jika tingkat suku bunga 7,5% , berapa yang akan anda miliki pada akhir tahun ke-40? FV = C x [ ((1+r)^t – 1)/ r] = Rp 2 juta x [ ((1+7,5%)^40 – 1) / 7,5%] = Rp 2 juta x 227,2565196 = Rp 454.513.039. Annuity Due Anda anda menabung untuk membeli sebuah rumah baru sebesar Rp 10 juta / tahun dengan hasil sebesar 8%. Pembayaran pertama dilakukan hari ini. Berapa yang akan anda miliki pada akhir tahun ke 3? FV = C x [ ((1+r)^t – 1)/ r](1+r) = Rp 10 juta x [ ((1+8%)^3 – 1) / 8%]x(1+8%) = Rp 10 juta x 3,506112 = Rp 35.061.120 Anuitas Bertumbuh (Growing Anuity) PV = C / (r – g) x [ 1 – ((1+g)/(1+r))^t]



Contoh : Sebuah lembaga dana pensiun menawarkan untuk membayar sebesar Rp 20 juta / tahun selama 40 tahun dan meningkatkan pembayaran tahunannya sebesar 3% setiap tahun. Berapa nilai sekarang dari dana pensiun tersebut jika tingkat diskonto sebesar 10%. PV = C / (r – g) x [ 1 – ((1+g)/(1+r))^t] PV = Rp 20 juta / (10% - 3%) x [ 1 – ((1+3%)/(1+10%))^40] = Rp 20 juta x 0,927925509 = Rp 265.121.574 Perpetuitas Bertumbuh Merupakan suatu aliran arus kas yang bertumbuh terus sampai waktu tak terhingga. PV = C / (r-g)



Contoh : Dividen yang diharapkan diterima tahun depan adalah Rp 1.300, dan dividen tersebut diharapkan terus bertumbuh 5% / tahun sampai selamanya. Jika tingkat diskonto 10%, berapa nilai sekarang dari seluruh dividen yang dijanjikan. PV = C / (r-g) = Rp 1.300 / (10%-5%) = Rp 26.000



Bunga Tahunan Efektif / Effective Annual Rate (EAR) Adalah suku bunga sebenarnya yang dibayar (atau diterima) setelah dilakukan perhitungan nilai majemuk yang terjadi selama tahun tersebut. Jika ingin dilakukan perbandingan investasi dengan periode kemajemukan yang berbeda, perlu dihitung EAR dan menggunakannya untuk perbandingan. Tingkat Suku Bunga Tahunan / Annual Percentage Rate (APR) Ini adalah tingkat suku bunga tahunan yang diakui (dikutip) secara legal. Secara definisi , APR = tingkat suku bunga per periode dikali dengan jumlah periode dalam setahun Konsekuensinya, untuk mendapat tingkat suku bunga per periode, digunakan persamaan : Tingkat suku bunga per periode = APR / jumlah periode per tahun Namun jangan pernah membagi tingkat suku bunga efektif dengan jumlah periode dalam setahun – karena hal ini tidak akan menghasilkan tingkat bunga per periode. Menghitung APR Berapa APR jika tingkat suku bunga bulanannya 0,5%? Jawab : 1 tahun = 12 bulan sehingga APR = 0,5% x 12 = 6% Berapa APR jika tingkat suku bunga setengah tahunan sebesar 0,5% Jawab : 1 tahun = 2 kali setengah tahun (2 x semester) sehingga APR = 0,5% x 2 = 1% Berapa tingkat suku bunga bulanan jika APR sebesar 12% dengan perhitungan bunga majemuk bulanan? Jawab : tingkat suku bunga bulanan = 12% / 12 bulan = 1% / bulan Hal-hal yang perlu diingat Kita selalu perlu memastikan bahwa tingkat suku bunga dan periode waktunya sesuai. Jika kita sedang menggunakan periode tahunan (1 tahun = 1 periode), kita perlu tingkat suku bunga tahunan. Jika kita sedang menggunakan periode bulanan (1 tahun = 12 bulan = 12 periode), kita perlu tingkat suku bunga bulanan. Jika APR didasarkan atas perhitungan majemuk bulanan, maka harus digunakan periode bulanan atau bila digunakan tingkat suku bunga secara sesuai jika pembayarannya lebih dari sebulan. Contoh menghitung EAR Misal anda ingin memperoleh hasil 1% / bulan untuk uang Rp 1 juta yang anda investasikan saat ini. Berapa APR nya? Jawab : 1 tahun = 12 bulan Sehingga APR = 1% x 12 bulan = 12%. Berapakah yang akan diperoleh secara efektif? FV = Rp 1 juta x (1+1%)^12 = Rp 1.126.800. EAR = (Rp 1.126.800 – Rp 1 juta) / Rp 1 juta = 0,1268 = 12,68% Misalnya, anda menaruh uang anda pada rekening lain dan memperoleh bunga 3%/kuartal. Berapa APR nya? Jawab : 1 tahun = 4 kuartal Sehingga APR = 3% x 4 = 12% Berapa yang diperoleh secara efektif? FV = Rp 1 juta x (1+3%)^4 = Rp 1.125.500 EAR = (Rp 1.125.500 – Rp 1 juta) / Rp 1 juta = 0,1255 = 12,55%. Rumus EAR EAR = (1 + APR/m)^m – 1 Dimana APR adalah tingkat suku bunga resmi M adalah jumlah periode majemuk per tahun Membuat Keputusan dengan EAR Anda sedang membanding perkiraan 2 rekening tabungan. Yang satu memberikan bunga 5,25% dengan tingkat bunga majemuk harian. Rekening yang lain memberikan 5,3% dengan tingkat bunga majemuk setengah tahunan. Rekening mana yang seharusnya digunakan? EAR untuk rekening yang : Pertama = (1 + 5,25%/365) ^ 365 – 1 = 5,39% Kedua = (1 + 5,3%/2) ^ 2 – 1 = 5,37% Dengan demikian anda dapat memilih rekening pertama yang memberikan hasil yang lebih besar. Bukti : jika anda menginvestasikan Rp 100 juta pada setiap rekening tabungan, berapakah jumlah tabungan di setiap rekening setelah 1 tahun? Rekening yang : Pertama = Rp 100 juta x (1 + 5,25%/365)^365 = Rp 105,39 juta. Kedua = Rp 100 juta x (1 + 5,3%/2) ^ 2 = Rp 105,37 juta. Dengan demikian nilai pada rekening tabungan pertama lebih besar Rp 200.000 dibanding rekening tabungan kedua.



Menghitung APR dari EAR APR = m [(1 + EAR)^(-m) – 1] Menghitung pembayaran dengan APR Misal anda ingin membeli sebuah sistem computer baru dan toko yang menjualnya membolehkan anda untuk membayar secara bulanan. Biaya sistem computer seluruhnya bernilai Rp 3,5 miliar. Lama periode pinjamannya untuk 2 tahun, dan tingkat suku bunga nya 16,9% dengan perhitungan bunga majemuk bulanan. Berapa pembayaran bulanan anda? Jumlah periode = 2 tahun x 12 bulan = 24 bulan atau 24 periode. PV = Rp 3,5 miliar = C x [(1-(1+16,9%/12)^(-24)] / (16,89% / 12) C = Rp 172,88 juta. Nilai Sekarang dengan Majemuk bulanan Misal : anda menyimpan Rp 500.000 juta sebulan ke sebuah rekening yang memiliki APR 9%, didasarkan atas tingkat bunga majemuk bulanan. Berapa yang akan anda terima di rekening tersebut dalam waktu 35 tahun? Jumlah periode = 35 tahun x 12 bulan = 420 bulan atau 420 periode. FV = Rp 500.000 x [((1+9%/12)^(-420) - 1] / (9% / 12) = Rp 1.470.892.200 C = Rp 172,88 juta. Nilai Sekarang dengan Majemuk Harian Anda membutuhkan Rp 15 juta dalam 3 tahun untuk membeli sebuah mobil baru. Jika anda dapat menyimpan uang ke rekening bank yang membayar APR sebesar 5,5% didasarkan atas perhitungan bunga majemuk harian, berapa yang anda perlu simpan? FV = PV(1 + r)^t Rp 15.000.000 = PV (1+0.055/365)^3(365) PV = Rp 12.718.560 Majemuk Berkelanjutan (Continuous Compounding) Terkadang perhitungan investasi atau pinjamannya didasarkan atas majemuk berkelanjutan. Rumusnya adalah : EAR = e^q – 1 E adalah fungsi khusus yang biasanya ditulis dengan e^x Misalnya : berapa EAR dari 7% dimajemukkan secara berkelanjutan? EAR = e^7% - 1 = 0,0725 = 7,25%



Jenis-jenis Pinjaman



1.



Pinjaman diskon murni (Pure Discount Loan) Treasury Bills (TB, surat berharga pemerintah Amerika Serikat) merupakan contoh dari jenis pinjaman ini. Jumlah pokok pinjaman dibayar kembali pada tanggal tertentu di masa mendatang tanpa adanya pembayaran bunga secara berkala. Contoh : jika TB akan membayar Rp 10 juta dalam waktu 12 bulan dan tingkat suku bunga pasar 7%, berapa harga TB di pasar? FV = PV(1 + r)t Rp 10.000.000 = PV (1+0.07) PV = Rp 9.345.790 Harga TB di pasar RP 9.345.790



2.



Pinjaman Hanya Bunga (Interest Only-Loan) Misalkan : pinjaman hanya bunga memiliki masa waktu pinjaman selama 5 tahun dengan tingkat suku bunga 7%. Pokok pinjaman sebesar Rp 10 juta. Bunga dibayarkan setiap tahun. Bagaimana dengan aliran arus kasnya? Tahun 1-4 : jumlah bunga yang dibayar = 7% x Rp 10 juta = Rp 700.000 / tahun. Tahun 5 : Bunga + Pokok Pinjaman = Rp 700.000 + Rp 10.000.000 = Rp 10.700.000. Aliran aruas kas ini serupa dengan arus kas pada obligasi perusahaan.



3.



Pinjaman Diamortisir dengan Pembayaran Pokok Pinjaman Tetap (Amortized Loan with Fixed Principal Payment) Contoh : Pinjaman berjangka 10 tahun dengan bunga 8% dengan pokok pinjaman senilai Rp 50 juta. Pada perjanjian dicatat perusahaan harus membayar pokok pinjaman Rp 5 juta / tahun ditambah bunga untuk tahun tersebut. (dalam ribuan rupiah) Tahun Saldo Awal Bunga 1 50.000 4.000 2 45.000 3.600 3 40.000 3.200 4 35.000 2.800 5 30.000 2.400 6 25.000 2.000 7 20.000 1.600 8 15.000 1.200



Pokok 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000



Total 9.000 8.600 8.200 7.800 7.400 7.000 6.600 6.200



Saldo Akhir 45.000 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000



9 10 4.



10.000 5.000



800 400 22.000



5.000 5.000



5.800 5.400



5.000 0



Pinjaman Diamortisasi dengan Pembayaran Tetap (Amortized Loan with Fixed Payment) Setiap pembayaran mencakup beban bunga dan mengurangi pokok. Misalkan : pinjaman dengan waktu pengembalian selama 10 tahun dibayar tahunan. Bunga 8% dan pokok pinjaman sebesar Rp 50 juta. Berapa pembayaran tahunan? Pembayaran dilakukan di belakang. C = PV / PVaIF PVaIF = [(1-(1+r)^(-t)]/r] = [(1- (1+8%)^(-10)]/8% = 6,7101 C = PV / PVaIF = Rp 50 juta / 6,7101 = Rp 7.451.474 (dalam ribuan rupiah) Tahun Saldo Awal Total Pembayaran Bunga Pokok Pinjaman 1 50.000,00 7.451,47 4.000,00 3.451,47 2 46.548,53 7.451,47 3.723,88 3.727,59 3 42.820,93 7.451,47 3.425,67 4.025,80 4 38.795,13 7.451,47 3.103,61 4.347,86 5 34.447,27 7.451,47 2.755,78 4.695,69 6 29.751,58 7.451,47 2.380,13 5.071,35 7 24.680,23 7.451,47 1.974,42 5.477,06 8 19.203,17 7.451,47 1.536,25 5.915,22 9 13.287,95 7.451,47 1.063,04 6.388,44 10 6.899,51 7.451,47 551,96 6.899,51 Totals 74.514,74 24.514,74 50.000,00



-



Saldo Akhir 46.548,53 42.820,93 38.795,13 34.447,27 29.751,58 24.680,23 19.203,17 13.287,95 6.899,51 0,00



Alasan-alasan lain APR berbeda dengan EAR APR bisa berbeda dengan EAR karena dasar perhitungan bunga yang berbeda yakni : Flat basis annual rest basis reducing balance basis Contoh : Seorang debitur mengajukan pinjaman ke bank. Tingkat suku bunga bank 12%, namun pihak bank tidak memberitahunya dasar kalkulasi bunganya. Data di bawah adalah rincian dari pinjaman. Berapa EAR jika digunakan flat basis, annual rest basis dan reducing balance basis? Pinjaman Rp 100 juta. Dibayar kembali dalam waktu 3 tahun melalui cicilan dalam jumlah yang sama sebanyak 36 kali. Berapa EAR? Basis Datar (Flat Basis) Untuk perhitungan bunga, pokok pinjaman tidak dikurangi dengan pembayaran angsuran. Bunga dibebankan atas seluruh pokok pinjaman selama 3 tahun. Pembayaran bulanan =[Rp 100 juta + (Rp 100 juta x 12% x 3)] / 36 = Rp 3.777.780 PV = C x [(1- 1/(1+r)^t)/t] r = discount rate setahun Rp 100.000.000 = Rp 3.777.780 x [(1- 1/(1+r/12)^36)/ (r/12)] r = 21,2% = APR EAR = (1+ APR /12)^12 – 1 = 23.39% Flat rate 12% setara dengan EAR 23,39% Dasar Sisa Tahunan (Annual Rest Basis) Untuk perhitungan bunga, pokok pinjaman hanya akan dikurangi oleh nilai angsuran di akhir tahun. Bunga dibebankan pada awal tahun. PV = C [1-(1+r)^t/r] Rp 100 juta = C x [1-(1+12%)^3/12%] C = Rp 41.634.900 Berdasarkan pembayaran bulanan sebesar Rp 3.469.580, berapakah tingkat suku bunga efektif yang dibebankan? PV = C x [(1- 1/(1+r)^t)/t] r = discount rate setahun Rp 100.000.000 = Rp 3.469.580 x [(1- 1/(1+r/12)^36)/ (r/12)] r = 15,06% = APR EAR = (1+ APR /12)^12 – 1 = 16,1468 % Dasar Saldo Menurun (Reducing Balance Basis) Untuk perhitungan tingkat suku bunga, pokok pinjaman akan berkurang saat pembayaran cicilan dilakukan. PV = C [1-(1+r)^t/r] r = 12%/12 = 1% Rp 100 juta = C x [1-(1+1%)^36/1%] C = Rp 3.321.430 APR = 12%



EAR = (1+APR/12)^12 - 1 =12.6825% Ini merupakan dasar terbaik untuk debitur (peminjam)



Posted 10th April 2013 by Sang Pemulung Kisah 0



Add a comment  Apr 7



Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money) Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money) Definisi ___________________________________________________________ garis waktu | | | | | | | | PV FV Nilai sekarang (present value = PV) – uang di awal garis waktu Nilai mendatang (future value = FV) – uang di akhir garis waktu Tingkat bunga (interest rate = r) – tarif tukar antara uang di awal dan di akhir. Nama lainnya : tarif diskonto (discount rate), biaya modal (cost of capital atau opportunity cost fo capital), tarif hasil diharapkan (required return). Nilai Sekarang (PV) Contoh 1 Anda menginvestasikan Rp 1.000.000 (t = 0) pada awal tahun pertama (periode 0) dengan tingkat bunga 5% per tahun. Berapa nilainya di akhir tahun pertama (periode = t = 1)? Bunga = Rp 1.000.000 x 5% = Rp 50.000 Nilai di akhir tahun pertama = pokok + bunga = Rp 1.000.000 + Rp 50.000 = Rp 1.050.000 atau Nilai Mendatang (FV) = Rp 1.000.000 x (1 + 5%) = Rp 1.050.000 Misalkan anda tidak menarik uangnya pada akhir tahun pertama, berapa uang anda pada akhir tahun kedua (t = 2)? FV = Rp 1.000.000 x (1+5%) x (1 + 5%) = Rp 1.102.500. Rumus Dasar FV = PV(1 + r)^t FV = future value = nilai mendatang PV = present value = nilai sekarang r = tingkat bunga (dinyatakan dalam decimal atau persentase) t = jumlah periode FV interest factor = factor bunga FV = FVIF= (1 + r)^t



-



Bunga Sederhana dan Bunga Majemuk Pada contoh di atas , nilai pada akhir tahun kedua dengan : bunga sederhana (simple interest) = Rp 1.000.000 + Rp 50.000 + Rp 50.000 = Rp 1.100.000 bunga majemuk (compound interest) = Rp 1.000.000 x (1+5%) x (1+5%) = Rp 1.102.500 Efek dari bunga majemuk, terdapat selisih bunga sebesar Rp 1.102.500 – Rp 1.100.000 = Rp 2.500 yang berasal dari bunga tahun pertama (Rp 50.000) = 5% x Rp 50.000 = Rp 2.500 Contoh 2 : Misalnya anda menginvestasikan Rp 1.000.000 pada contoh 1 selama 5 tahun. Berapa nilai uang anda pada akhir tahun ke lima? FV dengan bunga sederhana = Rp 1.000.000 + Rp 50.000 + Rp 50.000 + Rp 50.000 + Rp 50.000 + Rp 50.000 = Rp 1.250.000 FV dengan bunga majemuk = Rp 1.000.000 x (1+5%) ^ 5 = Rp 1.276.300 Efek majemuknya kecil, bila jumlah periodenya kecil. Dengan semakin lamanya periode, maka dampak selisih bunganya akan semakin besar. Contoh 3 : Misalnya saudara anda mendepositokan sebesar Rp 1.000.0000 200 tahun lalu dengan bunga 5,5%. Berapakah nilai investasinya saat ini? FV dengan bunga sederhana = Rp 1.000.000 + 200 x Rp 1.000.000 x 5,5% = Rp 12.000.000 FV dengan bunga majemuk = Rp 1.000.000 x (1+5,5%)^200 = Rp 44.718.980.000 Dengan demikian terdapat selisih bunga sebesar Rp 44.706.980.000



Contoh 4 : Misalnya perusahaan anda ingin meningkatkan unit penjualan computer sebesar 15% per tahun untuk 5 tahun ke depan. Jika perusahaan anda menjual 3 juta unit computer saat ini, berapa computer yang akan dijual pada tahun kelima? FV dengan nilai majemuk = 3.000.000 x (1+15%)^5 = 6.034.072 unit. Nilai Sekarang FV = PV(1 + r)^t PV = FV / (1 + r)^t Saat kita berbicara tentang mendiskontokan, kita ingin mendapatkan nilai sekarang dari beberapa nilai di masa mendatang. Contoh nilai sekarang : 1 periode Jika anda memerlukan Rp 10.000.000 di akhir tahun sebagai uang muka pembelian sebuah mobil baru. Jika anda ingin memperoleh hasil 7% , berapa yang harus diinvestasikan saat ini? PV = Rp 10.000.000 / (1,07)^1 = Rp 9.345.790 Contoh 2 : Anda ingin mulai menabung untuk kuliah anaknya dan anda memperkirakan bahwa anaknya akan perlu dana sebesar Rp 1.500.000.000 dalam 17 tahun. Jika anada merasa yakin bisa memperoleh bunga 8% per tahun, berapa yang perlu anda investasikan saat ini? PV = Rp 1.500.000.000 / (1,08)^17 = Rp 405.403.400 Contoh 3 : Orang tua anda telah merencanakan dana sekolah 10 tahun lagi senilai Rp 196.715.100. Jika hasil yang diharapkan 7% per tahun, berapa yang harus diinvestasikan oleh orang tua anda? PV = RP 196,715.100 / (1.07)^10 = Rp 99.999.800 = Rp 100.000.000 Hubungan Nilai Sekarang – Lamanya Periode Pada tingkat bunga yang ditentukan – makin lama periode waktunya, semakin rendah nilai sekarangnya. Berapa nilai sekarang dari Rp 500.000 yang akan diterima pada tahun kelima? ke sepuluh? Tingkat diskonto 10%. Untuk yang 5 tahun : PV = Rp 500.000 / (1,10)^5 = Rp 310.460 Untuk yang 10 tahun : PV = 500.000 / (1,10)^10 = Rp 192.770 Persamaan Nilai Sekarang Dasar PV = FV / (1 + r)^t Terdapat 4 variabel dalam persamaan ini yaitu : PV, FV, r dan t. Jika kita mengetahui 3 variabel, kita dapat mencari nilai variable yang keempat. Tingkat Diskon Seringkali kita ingin mengetahui tingkat bunga investasi, untuk itu kita mengatur ulang persamaan PV untuk mendapatkan nilai r sbb : FV = PV(1 + r)^t r = (FV / PV)^1/t – 1 Contoh : Anda sedang mencari sebuah investasi yang akan menghasilkan Rp 1,2 miliar jika anda ingin menginvestasikan Rp 1 miliar saat ini. Berapa tingkat bunga yang diharapkan? r = (Rp 1,2 miliar / Rp 1 miliar) ^1/5 – 1 = 0.03714 = 3.714% Misalkan anda ditawarkan suatu investasi yang akan menghasilkan nilai ganda (dua kali lipat) dalam 6 tahun. Anda memiliki Rp 10 juta untuk diinvestasikan. Berapa tingkat bunga yang dikenakan? r = (Rp 20.000.000 /Rp 10.000.000)^1/6 – 1 = 0,1225 = 12.25% Contoh lain : Misalkan anda memiliki putra yang berusia 1 tahun dan anda ingin menyediakan dana sebesar Rp 750.000.000 selama 17 tahun untuk keperluan kuliahnya. Saat ini anda memiliki Rp 50.000.000. Berapa tingkat bunga untuk memperoleh Rp 750 juta saat anda memerlukannya? r = (Rp 750.000.000 /Rp 50.000.000)^1/17 – 1 = 0,1727 = 17,27% Mencari jumlah periode Dimulai dengan persamaan dasar untuk mencari nilai “t” (ingat perhitungan “ln”) FV = PV(1 + r)t t = ln (FV / PV) / ln (1 + r) Contoh : Anda ingin membeli sebuah mobil baru, dan anda ingin membayar Rp 20.000.000. Jika anda ingin menginvestasikan 10% per tahun dan anda saat ini memiliki Rp 15.000.000, berapa lama waktu yang diperlukan sebelum anda memilki cukup uang untuk membayar tunai mobil tersebut. t = ln (Rp 20.000.000 / Rp 15.000.000) / ln (1 + 0,1) =3,02 tahun Contoh lain : Misalnya anda ingin membeli sebuah rumah baru. Anda saat ini memiliki Rp 15.000.000 dan anda sudah menghitung bahwa anda perlu uang muka sebesar 10% dan tambahan 5% dari jumlah pinjaman untuk biaya penutupan. Diasumsikan tipe rumah yang anda inginkan senilai Rp 150.000.000 dan tingkat hasil yang anda peroleh sebesar 7,5% / tahun. Berapa lama waktu yang dibutuhkan sebelum anda memiliki cukup dana untuk uang muka dan biaya penutupan? Berapa banyak yang anda perlu miliki di masa mendatang?



Jawab : Uang muka = 10% x Rp 150.000.000 = Rp 15.000.000 Biaya penutupan – 5% x (Rp 150.000.000 – Rp 15.000.000) = Rp 6.750.000 Total dana yang diperlukan di masa mendatang = Rp 15.000.000 + Rp 6.750.000 = Rp 21.750.000 Jumlah waktu yang diperlukan = t = ln( Rp 21.750.000 / 15.000.000) / ln( 1+7,5%) = 5,14 tahun Aturan Main Praktis Aturan 72 dapat memperkirakan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melipatgandakan jumlah uang. Rumus waktu untuk melipatgandakan keuangan = 72 / tingkat bunga per tahun Contoh : jika tingkat bunga = 9% /tahun, maka perlu waktu 8 tahun untuk melipatgandakan uang. Waktu untuk melipatgandakan uang = 72 / 9% = 8 tahun. Jika waktu yang diperlukan untuk melipatgandakan uang adalah 8 tahun, maka tingkat bunganya = 9% / tahun Tingkat bunga / tahun = 72 / 8 tahun = 9%



Posted 7th April 2013 by Sang Pemulung Kisah 0



Add a comment  Apr 7



Perencanaan Keuangan Jangka Panjang



Pertumbuhan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan Jangka Panjang



1. 2. 3. 4.



1. 2. 3. a. b. c.



1. 2. 3. 4.



1. 2. 3.



1.



2.



Elemen-elemen Perencanaan Keuangan Pembelian (investasi) dalam aset-aset tetap baru yang ditentukan dalam keputusan penganggaran modal (capital budgeting) Tingkat pinjaman (financial leverage) yang ditentukan dalam keputusan struktur modal (capital structure) Pembayaran dividen kepada para pemegang saham yang ditentukan dalam keputusan kebijakan dividen (dividend policy). Persyaratan likuiditas yang ditentukan dalam keputusan modal kerja bersih (net working capital) Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Proses Perencanaan Keuangan Jangka waktu : dibedakan antara keputusan jangka pendek (biasaya paling lama 12 bulan) dan jangka waktu yang lebih panjang (lebih dari setahun). Agregasi – kombinasikan keputusan-keputusan penganggaran modal menjadi satu proyek besar. Asumsi dan skenario Buatlah asumsi-asumsi yang realistic (masuk akal) tentang berbagai variable penting. Jalankan beberapa scenario dengan membuat variasi atas asumsi-asumsi yang dipakai dalam angka yang masuk akal. Buatlah sekurang-kurangnya skenario-skenario terburuk, normal dan terbaik. Peran (Tujuan) Perencanaan Keuangan Membantu manajemen dalam melihat kaitan antara berbagai keputusan. Memberikan kerangka sistematis bagi manajemen dalam mengembangkan dan memanfaatkan berbagai peluang. Membantu manajemen dalam mengantisipasi hal-hal yang sangat tidak diinginkan dengan mengidentifikasi hasil-hasil yang mungkin terjadi dan membuat rencana-rencana cadangan. Membantu manajemen dalam menentukan apakah tujuan-tujuan yang ingin dicapai layak dan tidak bertentangan satu dengan yang lain. Bahan-Bahan Dasar dalam membuat Model Perencanaan Keuangan Proyeksi penjualan karena keluar masuknya kas banyak yang secara langsung tergantung dari tingkat penjualan (yang sering diperkirakan dengan menggunakan tingkat pertumbuhan penjualan) Hubungan antara perkiraan-perkiraan neraca dan laba-rugi dengan penjualan. Asumsi-asumsi ekonomi tentang kondisi ekonomi di masa mendatang. Hasil dari Model Perencanaan Keuangan Proyeksi laporan keuangan (projected / pro forma financial statements) yang : Memperlihatkan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai pembelian aset yang diperlukan. Memproyeksikan dana yang bisa dihasilkan dari dalam perusahaan Menghitung variable penyeimbang (plug variable atau jumlah dana eksternal yang diperlukan / external funds needed) guna menutupi kekurangan pendanaan dari dalam perusahaan. Manajemen harus memutuskan jenis pembiayaan yang akan digunakan untuk menyeimbangkan neraca.



-



a. -



b. -



1. 2.



3. 4.



Salah satu alat yang digunakan dalam membuat perencanaan keuangan adalah Pendekatan Persentase Penjualan (Percentage of Sales Approach) yang dapat dihitung dengan menggunakan 2 cara yakni : metode neraca proyeksi dan metode rumus. Yang perlu diperhatikan dalam neraca (laporan posisi keuangan) dan rugi laba : Beberapa perkiraan berubah secara langsung dengan berubahnya penjualan (perkiraan spontan) Beberapa perkiraan berubah secara tidak langsung dengan berubahnya penjualan (perkiraan non spontan) Beberapa perkiraan tidak berubah sama sekali (non spontan) Perkiraan Spontan dan Non Spontan pada : Laporan Laba Rugi Jika semua perkiraan laba-rugi yang berada di atas angka laba bersih dalam laporan laba rugi berubah secara langsung dengan perubahan penjualan, maka persentase laba terhadap penjualan akan tetap (rasio margin bersih tetap). Jika semua perkiraan di atas angka laba bersih berubah secara langsung dengan perubahan penjualan dan jika rasio retensi (retention ratio / plowback ratio) tetap, maka persentase tambahan laba ditahan terhadap penjualan juga bersifat tetap. Jika beban depresiasi dan bunga tidak berubah secara langsung dengan perubahan penjualan, maka rasio margin bersih tidak tetap) Pembagian dividen merupakan keputusan manajemen dan mungkin tidak terkait langsung dengan perubahan penjualan. Hal ini akan mempengaruhi jumlah laba ditahan. Neraca (posisi keuangan) Awalnya diasumsikan seluruh aset termasuk aset tetap berubah secara langsung dengan perubahan penjualan. Utang Usaha akan berubah secara langsung dengan berubahnya penjualan. Utang Wesel (Notes Payable), utang jang panjang (long-term debt) dan ekuitas umumnya tidak berubah secara langsung terkait dengan perubahan penjualan karena mereka tergantung dari keputusan manajemen tentang struktur modal. Perubahan jumlah laba ditahan merupakan hasil dari keputusan pembagian dividen. Langkah-Langkah Menyusun Proyeksi Amati Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi yang terakhir. Perhatikan hubungan setiap perkiraan dengan penjualan (apakah spontan atau tidak spontan terhadap perubahan penjualan). Buat proyeksi laba-rugi. Dimulai dengan membuat proyeksi penjualan dengan menggunakan rumus : Penjualan proyeksi = penjualan saat ini x ( 1 + tingkat kenaikan). Untuk setiap perkiraan spoantan, hitung angka proyeksinya. Jumlah tambahan laba bersih yang ditahan akan tercermin pada laporan posisi keuangan (di bagian ekuitas) Buat proyeksi posisi keuangan (neraca) untuk setiap perkiraan spontan. Hitung angka proyeksi untuk setiap perkiraan tersebut. Hitung jumlah dana yang dibutuhkan dari sumber eksternal (EFN) CV Tetap Mencoba Laporan Laba Rugi Tahun 2012 (dalam miliaran rupiah) Penjualan Beban Pokok Penjualan (80% dari penjualan)



1.000 800 --------200



Laba Sebelum Pajak Pajak (34% dari penjualan)



68 ---------132



Laba Bersih (13.2% dari penjualan) Tambahan atas laba ditahan Dividen



===== 88 44



Profit Margin = laba bersih / penjualan = 132/1.000 = 0,132 atau 13,2% Dividend payout ratio = dividend / laba bersih = 44/132 = 0,3333 atau 33,33% Retention ratio = 1 – dividend payout ratio = 1 – 0,333 = 0,6667 atau 66,67% bisa juga dihitung dengan menggunakan rumus = laba yang ditahan / laba bersih = 88/132 = 0,6667 CV Tetap Mencoba Laporan Posisi Keuangan Per : 31 Desember 2012 (dalam miliaran rupiah) Aset Aset Lancar



% dari



Kas & setara kas Piutang usaha Persediaan Jumlah Aset Lancar



160 16% 440 44 600 60 1.200 120%



Aset Tetap Neto



1.800



Liabilitas dan Ekuitas Liabilitas Jangka Pendek % dari penjualan penjualan Utang usaha 300 30% Utang wesel 100 t/t Jumlah Liabilitas Jk Pendek 400 t/t Utang Jangka Panjang



800



t/t



800 1.000



t/t t/t



Jumlah liabilitas & ekuitas 3.000



t/t



180% Ekuitas Saham biasa Laba ditahan



Jumlah aset



3.000



300%



Jika penjualan naik Rp 1 maka (lihat perkiraan yang dalam persentase) kas naik Rp 0,16; piutang usaha naik Rp 0,44, persediaan naik Rp 0,60, aset tetap naik Rp 1,8, jumlah aset naik Rp 3 dan utang usaha naik Rp 0,30.



1. 2. 3. 4. 5.



Contoh perhitungan Jumlah Dana Eksternal (EFN) yang dibutuhkan : Perusahaan beroperasi secara penuh. Setiap jenis aset naik secara proporsional dengan kenaikan penjualan. Utang (usaha dan utang lainnya di luar utang wesel) akan naik secara proporsional dengan kenaikan penjualan. Rasio margin laba 13,2% dan pembayaran dividen 33,33% tetap Penjualan tahun 2013 naik 25% alias 25% x Rp 1.000 miliar = Rp 250 miliar. CV Tetap Mencoba Laporan Laba Rugi Proyeksi Tahun 2013 (dalam miliaran rupiah) Penjualan (proyeksi) Beban Pokok Penjualan (80% dari penjualan) Laba Sebelum Pajak Pajak (34% dari penjualan)



1.250 1.000 --------250 85 ---------165



Laba Bersih (13.2% dari penjualan)



====== Tambahan atas laba ditahan = 66,67% x 165 = 110 (tercermin di laporan posisi keuangan) Dividen = 33,33% x 165 = 55 CV Tetap Mencoba Laporan Posisi Keuangan Proyeksi Per : 31 Desember 2013 (dalam miliaran rupiah) Aset Aset Lancar Kas & setara kas (16% x 1.250) Piutang usaha (44% x 1.250) Persediaan (60% x 1.250) Jumlah Aset Lancar Aset Tetap Neto (180% x 1.250)



Jumlah aset



-



Liabilitas dan Ekuitas Liabilitas Jangka Pendek 200 Utang usaha (30% x 1.250) 550 Utang wesel 750 Jumlah Liabilitas Jk Pendek 1.500 Utang Jangka Panjang 2.250 Ekuitas Saham biasa Laba ditahan (1.000 + 110) 3.750



Jumlah liabilitas & ekuitas =====



375 100 475 800 800 1.110 3.185 =====



Dengan demikian jumlah dana eksternal (EFN) yang dibutuhkan adalah selisih antara proyeksi jumlah aset (Rp 3.750 miliar) dengan proyeksi jumlah liabilitas & ekuitas (Rp 3.185 miliar) yakni sebesar Rp 565. Dengan demikian, dengan memproyeksikan kenaikan penjualan sebesar 25% (Rp 250 miliar), perusahaan harus mencari dana ekternal (EFN / plug variable) sebesar Rp 565 miliar untuk membiayai kenaikan asetnya. Untuk itu perusahaan dapat menggunakan kombinasi dari variabel-variabel penyeimbang (plug variables) sbb : meminjam utang wesel tambahan meminjam utang jangka panjang menerbitkan saham biasa mengurangi pembayaran dividen Misalkan : CV Tetap Mencoba tidak bermaksud menerbitkan saham lagi sehingga semua kebutuhan dana eksternal akan dicari dari pinjaman. CV Tetap Mencoba akan mengeluarkan utang wesel sebesar Rp 225 miliar dan utang jangka panjang sebesar Rp 340 miliar. Dengan demikian proyeksi laporan posisi keuangannya menjadi sbb : CV Tetap Mencoba Laporan Posisi Keuangan Proyeksi Per : 31 Desember 2013 (dalam miliaran rupiah) Aset Aset Lancar Kas & setara kas (16% x 1.250) Piutang usaha (44% x 1.250) Persediaan (60% x 1.250) Jumlah Aset Lancar Aset Tetap Neto (180% x 1.250)



Liabilitas dan Ekuitas Liabilitas Jangka Pendek 200 Utang usaha (30% x 1.250) 550 Utang wesel (+225) 750 Jumlah Liabilitas Jk Pendek 1.500 Utang Jangka Panjang (+340) 2.250 Ekuitas



375 325 700 1.140



Jumlah aset



3.750



Saham biasa Laba ditahan (1.000 + 110)



800 1.110



Jumlah liabilitas & ekuitas =====



3.750 =====



Metode Rumus EFN = kenaikan aset – kenaikan liabilitas spontan – kenaikan laba ditahan = kekurangan yang harus dicari dari dana eksternal = (A* / S) dS - (L* / S) dS - M S1 b Dimana : A*/S = aset yang berubah secara spontan terhadap penjualan awal L*/S = liabilitas yang berubah secara spontan terhadap penjualan awal S = penjualan awal S1 = nilai proyeksi penjualan untuk tahun depan dS = kenaikan penjualan M = rasio margin laba b = rasio retensi Catatan : rumus ini harus digunakan secara hati-hati. Periksalah apakah rasio margin laba nya berubah atau tidak. Jika berubah, maka gunakanlah rasio margin laba yang baru. EFN = (A* / S) dS - (L* / S) dS - M S1 b =(3000 / 1000) x 250 - (300 / 1000) x 250 – 0,132 x (1250) x 0,6667 = 750 - 75 - 110 = 565 Bila EFN bertanda negative, maka jumlah dana internal perusahaan melebihi jumlah kenaikan aset. Bila perusahaan beroperasi kurang dari kapasitas penuh (misal pada contoh di atas beroperasi pada kapasitas 70%) maka perusahaan harus mencari nilai penjualan dengan kapasitas penuhnya yakni : Penjualan kapasitas penuh = penjualan actual / persentase kapasitas = Rp 1.000 miliar / 70% = Rp 1.429 miliar. Dengan jumlah aset yang ada sekarang, penjualan dapat meningkat sampai RP 1.429 miliar sebelum tambahan aset tetap dibutuhkan. Karena penjualan diproyeksikan hanya sebesar Rp 1.250 miliar, maka tambahan aset tetap baru tidak diperlukan. Dengan demikian jumlah dana eksternal yang dibutuhkan menjadi berubah. Persahaan tidak perlu menambah aset tetapnya sebesar Rp 450 miliar. Dengan demikian jumlah kebutuhan dana eksternal yang perlu dicari tinggal sebesar Rp 565 miliar – Rp 450 miliar = Rp 115 miliar. Bagaimana bila penjualan meningkat dari Rp 1.000 miliar menjadi Rp 1.500 miliar? Berapa jumlah tambahan aset tetap yang diperlukan? Target ratio = Aset Tetap / Penjualan Kapasitas Penuh = 1.800 / 1.429 = 1,26 Dengan target ratio tersebut , maka jumlah aset tetap yang diperlukan sebesar 1,26 x Rp 1.500 miliar = Rp 1.890 miliar. Dengan demikian tambahan aset tetap yang dibutuhkan sebesar Rp 1.890 miliar – Rp 1.800 miliar = Rp 90 miliar.



1. 2.



Tingkat Pertumbuhan dan Pendanaan Eksternal Pada tingkat pertumbuhan rendah, jumlah dana yang tersedia dari sumber internal (yakni dengan menggunakan laba ditahan) mungkin melampaui jumlah investasi dalam aset yang dibutuhkan. Namun saat tingkat pertumbuhan meningkat, sumber dana dari dalam perusahaan tidak akan cukup dan perusahaan harus mencari dana dari pasar uang dan modal. Mengamati hubungan antara tingkat pertumbuhan dengan pendanaan eksternal yang diperlukan merupakan alat yang berguna dalam perencanaan jangka panjang. Terdapat 2 tingkat pertumbuhan yang berguna dalam perencanaan keuangan yakni : Tingkat Pertumbuhan Internal (Internal growth rate) Tingkat Pertumbuhan Berkelanjutan (Sustainable growth rate) Tingkat Pertumbuah Internal Merupakan tingkat pertumbuhan dimana perusahaan dapat membiayai kenaikan asetnya dengan menggunakan laba ditahan sebagai satusatunya sumber dana alias perusahaan sama sekali tidak menggunakan dana dari luar. Rumusnya : b x ROA Internal Growth Rate = -----------------1 – b x ROA ROA = return on assets (tingkat pengembalian aset) = laba bersih / total aset (pada contoh di atas 132 /3.000 = 0,044) b = retention ratio = plowback ratio = 1- d = laba yang ditahan / laba bersih (pada contoh di atas 0,6667) Sehingga internal growth rate nya = 0,6667 x 0,044 / ( 1 – 0,6667 x 0,044) = 3,02% Artinya bila tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan hanya mencapai 3,02%, maka kebutuhan dana untuk membeli asetnya cukup dibelanjai dengan dana internal (laba ditahan). Tingkat Pertumbuhan Berkelanjutan (sustainable) Merupakan tingkat pertumbuah di mana perusahaan dapat membiayai kenaikan asetnya baik dengan dana internal dan dana eksternal sehingga dapat mempertahankan rasio utangnya. Rumusnya : b x ROE Sustainable Growth Rate = -----------------1 – b x ROE ROE = return on equity (tingkat pengembalian ekuitas) = laba bersih / total ekuitas (pada contoh di atas 132 /1.800 = 0,0733) Sehingga sustainable growth rate nya = 0,6667 x 0,0733 / ( 1 – 0,6667 x 0,0733) = 5,14% Artinya bila tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan sebesar 5,14%, maka rasio utangnya tidak berubah.



1. 2. 3. 4.



Faktor-Faktor yang Menentukan Tingkat Pertumbuhan Margin laba yang menunjukkan efisiensi dalam operasi perusahaan Perputaran aset yang menunjukkan efisiensi penggunaan aset penggunaan dana pinjaman (financial leverage) yang menunjukkan rasio utang yang optimal Kebijakan dividen yakni seberapa besar laba yang diberikan kepada pemegang saham dibanding dengan yang ditahan / diinvestasikan kembali dalam perusahaan.