Video Ceramah Riview [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME CERAMAH Pof. Dr. KH. Nasaruddin umar, MA Tema : Mengetuk Pintu Langit Menebar Damai di Bumi dalam Menjaga NKRI dalam Rangka Memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1442 H



Nama : UMMUL AIMANAH Nim : C1C020076



PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI



surah yang membahas tentang isra mi’raj yaitu surah al-isra terutama dalam ayat 1. Arti dari isra itu sendiri yaitu perjalanan horizontal nabi Muhammad saw dari mekah ke palestina namun arti dari mi’raj tidak dapat dijelaskan/ dijangkau oleh akal manusia. Suarah al-isra ini diapit oleh dua surah lainnya sebelum surah al-isra terdapat surah an-nahl yang membahas mengenai lebah surah ini juga sering disebut sebagai surah kecerdasan intelektual karena dalam surah ini Allah swt mendemonstrasikan bagaimana serangga kecil bisa menciptakan sarang dan memproduksi madu yang bisa menyebuhkan berbagai penyakit. Setelah surah an-nahl baru lah kita masuk ke surah al-isra yang membahas mengenai isra m’iraj nabi Muhammad saw dan setelah surah ini terdapat surah al-khafi atau sering juga disebut sebagai surah kecerdasaan spiritual. Hampir semua ayat dalam surah al-khafih tidak bisa di jangkau oleh akal manusia. Bagaimana bisa masuk akal ada orang yang tidur selama 309 tahun. Nabi musa disuruh belajar pada orang yang sama sekali tidak popular pada waktu itu tapi ternyata ia menjadi guru dari nabi yang paling cerdas dan dari peristiwa ini bisa kita ambil pelajaran bahwa jangan sekali-kali memandang remeh pada orang yang tidak popular. Boleh saja dia tidak popular di dunia namun bisa jadi ia merupakan orang yang paling popular di langit. Ilmu yang paling dalam itu bisa saja berasal dari orang yang tidak popular. Apabila dalam suatu surah diawali dengan kata subhana atau tabarokah yang artinya maha suci itu mengisyaratkan ada sesuatu yang tidak bisa di jangkau oleh akal namun bisa dipahami melalui keyakinan. Jadi kita tidak perlu mempertanyakan bagaimana nabi bisa mencapai ke sidratulmuntaha dan kendaraan apa yang digunakan nabi. Karena itu semua kehendak Allah swt. Dalam surah al-isra ayat 1 Allah mengatakan biabdihi dan potongan ayat ini mengisyaratkan bahwa yang bisa mi’raj itu bukan hanya nabi Muhammad saw namun siapa pun hamba yang Allah swt kehendaki. Hamba yang bisa mi’raj ini yaitu hamba yang menempel (dekat) pada Allah. Untuk menempel (dekat) pada Allah kita harus selalu sujud kepada Allah sujud disini dalam artian kita menyerahkan seluruh nya kepada Allah yang maha agung di tengah segala kompleksitas problem anak manusia/ kita selalu dekat dengan Allah dalam keadaan apapun.



Sholat itu adalah bagaimana kita menghubungkan diri kita kepada Allah swt tapi jika sholat kita tidak konek dengan tuhan maka sujud kita tidak meninggalkan bekas sujud, bekas sujud bukan berarti ada tanda/bekas hitam pada dahi nya. Tanda-tanda sujud itu tergambar pada muka kita. Untuk khusyuk dalam sholat kita harus khusyuk dulu dalam whudu nya dan kita juga harus menghayati setiap membasuh anggota wudhu karena jika wudhu kita khusyuk maka dosa-dosa yang telah kita lakukan /perbuat dengan anggota dari wudhu niscara akan luntur juga berbarengan dengan air yang membasuh anggota wudhu tersebut dan dalam sholat pun kita akan bisa khusyuk. Setelah berwudhu kita harus menjaga wudhu kita (jangan melakukan atau mengucapkan hal-hal yang tidak sepantasnya karena hal itu dapat membatalkan wudhu kita pada hakikat nya wudhu kita memang tidak batal tapi energy pada wudhu itu sudah hilang) karena dengan menjaga wudhu kita maka kita akan bisa khusyuk dalam sholat. Hamba yang bisa mendaki langit itu yaitu hamba yang tidak musyrik dan syarat selanjut nya yaitu kita juga harus menciptakan kualitas lailiyah. Lailiyah dalam bahasa arab diartiakan sebagai malam hari namun bisa juga di maksud dengan menghadirkan rasa ketenangan, kedamaian, kekhusyukan, kehangatan, kerinduan, kepasrahan maksud dari liliyah disini yaitu kita mampu menghadirkan



rasa ketenangan, kedamaian,



kekhusyukan, kehangatan, kerinduan, kepasrahan itulah situasi batin yang bisa mengorbitkan anak manusia ke atas. Kualitas yang paling bagus untuk mendaki langit itu adalah lailiyah (malam hari) bukan haria (siang hari). Siang itu yang aktif akal pikiran sedangkan malam itu yang aktif kecerdasan emosional kita itu lah mengapa di waktu lailiyah yang paling bagus karena di waktu malam kita lebih gampang khusyuk dalam melakukan ibadah dari pada di siang hari.itulah mengapa sholat lebih banyak di waktu malam hari dari pada siang hari. Jika kita ingin mendaki langit syarat selanjutnya kita siapkan tempat sujud. Harus kita ingat untuk bisa mendaki ke langit kita harus benar-benar menciptakan kualitas yang istimewah. Maka dari itu kita harus mempermanenkan tempat sujud kita (dalam artian kita harus menetapkan suatu tempat/ruangan di dalam rumah sebagai tempat ibadah kita). Dan kita juga harus membersihkan hati dan pikiran kita dari apapun itu karena jika kita



memiliki hati dan pikiran yang kotor tidak mungkin kita bisa mendaki langit. Jika kita melakukan semua itu maka insyaallah apa yang kita inginkan dan harapkan akan terwujud.