5 Makalah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TERAPI KOMPLEMNETER PENGOBATAN FARMAKOLOGI “JAMU”



Disusun Oleh :



Kelompok 5



1. Restyany Novyarsy Pasombo



(152191160)



2. Rita Sesmita Pitarini



(152191161)



3. Intan Pratiwi



(152191164)



4. Risma Ramadhanty



(152191165)



FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN REGULER TRANSFER TAHUN AJARAN 2019/2020



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah sesuai waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Terapi Komplementer di Semester 1 tahun akademik 2019/2020. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya. Wassalamu Alaikum Wr. Wb.



Ungaran,



September 2019



Penyusun



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR....................................................................................ii DAFTAR ISI...................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar



Belakang



1 1.2 Tujuan 2 1.3 Manfaat



3



BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Jamu........................................................................................4 2.2 Jenis-Jenis Jamu, Khasiat, Bahan Baku, dan Cara Pengolahan............4 2.3 Efek Samping........................................................................................10 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan............................................................................................12 3.2 Penutup dan Saran..................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi untuk kesehatan. Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan serian (generik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan dapat



diterapkan



sesuai



dengan



norma



yang



berlaku



dimasyarakat



(Biofarmaka IPB, 2013). Sebagian besar masyarakat mengkonsumsi jamu karena percaya memberikan manfaat yang cukup besar terhadap kesehatan baik untuk pencegahan dan pengobatan terhadap suatu penyakit maupun dalam hal menjaga kebugaran dan kecantikan dan meningkatkan stamina tubuh. Sampai saat ini keberadaan jamu terus berkembang. Hal ini terlihat pada permintaan terhadap jamu yang terus mengalami peningkatan. (Biofarmaka IPB, 2013) Badan Pengawasan Obat dan Makanan (2004) mengelompokkan obat herbal menjadi tiga bentuk sediaan yaitu sediaan jamu, sediaan herbal terstandar dan sediaan fitofarmaka. Persyaratan ketiga sediaan berbeda yaitu untuk jamu pemakaiannya secara empirik berdasarkan pengalaman, sediaan herbal tersandar bahan bakunya harus distandarisasi dan sudah diuji farmakologi secara eksperimen, sedangkan sediaan fitofarmaka sama dengan obat modern, bahkan harus distandarisasi dan harus melalui uji klinik. (Badan POM, 2004) Dalam pemasarannya jamu disajikan dalam bermacam-macam jenis, diantaranya jamu gendong, jamu godokan, serbuk seduhan, pil dan cairan.



Satu jenis jamu disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara 5 sampai 10 macam, bahkan bisa lebih. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris, jamu juga harus memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu (Suharmiati et al., 2006). Jamu gendong adalah jamu dalam bentuk cair yang dijual penjajah dalam botol yang diletakkan dalam keranjang yang digendong di punggung belakang menggunakan kain, dan jamu ini dijual dari rumah ke rumah (Pratiwi, 2005). Jamu gendong dikemas dalam botol dalam bentuk cair yang tidak diawetkan dan diedarkan tanpa penandaan. Hal ini memungkinkan jamu gendong dapat diproduksi oleh siapa saja yang menghendakinya. Pengolahannya dilakukan dengan cara merebus seluruh bahan atau dengan mengambil sari yang terkandung dalam bahan baku, kemudian mencampurkannya dengan air matang. Jamu gendong dibuat dalam skala industri rumah tangga yang menggunakan peralatan sederhana dan memanfaatkan tenaga manusia pada pengolahannya. Hal ini memungkinkan kurangnya kebersihan selama proses pembuatan sehingga diduga dapat menyebabkan tercemarnya jamu gendong yang diproduksi (Suharmiati, 2005). Jamu gendong merupakan salah satu obat tradisional yang sangat diminati masyarakat karena selain harganya terjangkau dan mudah diperoleh, jamu gendong juga mudah dijumpai, baik di kota maupun di desa. Usaha jamu gendong terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang banyak menggunakan jamu sebagai minuman penyegar atau obat penyakit ringan. Jamu telah menjadi bagian budaya dan kekayaan alam Indonesia (Suharmiati, 2003). 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui Definisi Jamu 2. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Jamu, Khasiat, Bahan Baku, dan Cara Pengolahan 3. Untuk mengetahui Efek samping Jamu bagi ibu hamil



1.3 Manfaat 1. Mengetahui Definisi Jamu 2. Mengetahui Jenis-Jenis Jamu, Khasiat, Bahan Baku, dan Cara Pengolahan 3. Mengetahui Efek samping dari Jamu bagi ibu hamil



BAB II TINJAUAN TEORI



2.1 Definisi Jamu Jamu Obat tradisional Indonesia yang dikenal sebagai Jamu, telah digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan dan mengatasi berbagai penyakit sejak berabad-abad yang lalu jauh sebelum era Majapahit. Ke depan pengembangan dan pemanfaatan obat bahan alam/obat herbal Indonesia ini perlu mendapatkan substansi ilmiah yang lebih kuat, terutama melalui penelitian dan standarisasi sehingga obat herbal Indonesia dapat diintegrasikan dalam sistem pelayanan kesehatan nasional (WHO 2002). Jamu adalah obat tradisional yang berasal dari bahan tumbuh–tumbuhan, hewan dan mineral dan atau sediaan galeniknya atau campuran bahan – bahan tersebut yang belum dibekukan dan dipergunakan dalam upaya pengobatan berdasarkan pengalaman. Bentuk sediaan berwujud sebagai serbuk seduhan, rajangan untuk seduhan dan sebagainya. Istilah penggunaannya masih memakai pengertian tradisional seperti galian singset, sekalor, pegal linu, tolak angin dan sebagainya. Sedangkan fitofarmaka adalah sediaan obat yang telah dibuktikan keamanannya dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku. Istilah cara penggunaannya menggunakan pengertian farmakologik seperti diuretik, analgesik, antipiretik dan sebagainya (Sumarny 2002). 2.2 Jenis-Jenis Jamu, Khasiat, Bahan Baku, dan Cara Pengolahan a. Jamu beras kencur 1. Manfaat



Jamu beras kencur dipercaya dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh. Dengan membiasakan minum jamu beras kencur, tubuh akan terhindar dari pegal-pegal dan linu yang biasa timbul bila bekerja terlalu payah. Selain itu, banyak pula yang berpendapat bahwa jamu beras kencur dapat merangsang nafsu makan, sehingga selera makan meningkat dan tubuh menjadi lebih sehat. 2. Bahan baku Dalam pembuatan jamu beras kencur, terdapat beberapa variasi bahan yang digunakan, namun terdapat dua bahan dasar pokok yang selalu dipakai, yaitu beras dan kencur. Kedua bahan ini sesuai dengan nama jamu, dan jamu ini selalu ada meskipun komposisinya tidak selalu sama di antara penjual jamu. Bahan-bahan lain yang biasa dicampurkan ke dalam racikan jamu beras kencur adalah biji kedawung, rimpang jahe, biji kapulogo, buah asam, kunci, kayu keningar, kunir, jeruk nipis, dan buah pala. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan seringkali mereka juga mencampurkan gula buatan. 3. Cara pengolahan Pada umumnya tidak jauh berbeda, yaitu direbus dan dibiarkan sampai dingin, kemudian disediakan sesuai kebutuhan. Mula-mula beras disangan, selanjutnya ditumbuk sampai halus. Bahan-bahan lain sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi atau batu. Kedua bahan ini kemudian dicampur, diperas, dan disaring dengan saringan atau diperas melalui kain pembungkus bahan. Sari perasan bahan dicampurkan ke dalam air matang yang sudah tersedia, diaduk rata. Selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol. b. Jamu Kunir Asam 1.



Manfaat Jamu kunir asam dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu 'adem-ademan atau seger-segeran' yang dapat diartikan sebagai jamu untuk menyegarkan tubuh atau dapat membuat tubuh menjadi dingin. Ada pula yang mengatakan bermanfaat untuk



menghindarkan dari panas dalam atau sariawan, serta membuat perut menjadi dingin. Seorang penjual jamu mengatakan bahwa jamu jenis ini tidak baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil muda sehubungan dengan sifatnya yang memperlancar haid. Ada pula penjual jamu yang menganjurkan minum jamu kunir asam untuk melancarkan haid. 2. Bahan baku Penggunaan bahan baku jamu kunir asam pada umumnya tidak jauh berbeda di antara pembuat. Perbedaan terlihat pada komposisi bahan penyusunnya. Jamu dibuat dengan bahan utama buah asam ditambah kunir/kunyit, namun beberapa pembuatnya ada yang mencampur dengan sinom (daun asam muda), temulawak, biji kedawung, dan air perasan buah jeruk nipis. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan seringkali mereka juga mencampurkan gula buatan, serta dibubuhkan sedikit garam. 3. Cara pengolahan Pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu direbus sampai mendidih dan jumlahnya sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), dimasukkan ke dalam air mendidih dan direbus sampai mendidih beberapa saat. Selanjutnya, ditambahkan gula (atau pemanis buatan) sampai diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi). Rebusan yang diperoleh dibiarkan sampai agak dingin, kemudian disaring dengan saringan. Rebusan yang sudah disaring dibiarkan dalam panci dan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan. c. Jamu Cabe Puyang 1. Manfaat Jamu cabe puyang dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu 'pegal linu'. Artinya, untuk menghilangkan cikalen, pegal, dan linu-linu di tubuh, terutama pegal-pegal di pinggang. Namun, ada pula yang mengatakan untuk menghilangkan dan menghindarkan



kesemutan, menghilangkan keluhan badan panas dingin atau demam. Seorang penjual mengatakan minuman ini baik diminum oleh ibu yang sedang hamil tua. 2. Bahan baku Bahan dasar jamu cabe puyang adalah cabe jamu dan puyang. Tambahan bahan baku lain dalam jamu cabe puyang sangat bervariasi, baik jenis maupun jumlahnya. Bahan lain yang ditambahkan antara lain temu ireng, temulawak, jahe, kudu, adas, pulosari, kunir, merica, kedawung, keningar, buah asam, dan kunci. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan kadangkala mereka juga mencampurkan gula buatan serta dibubuhkan sedikit garam. 3. Cara pengolahan



Pada umumnya tidak jauh berbeda, yaitu pertama-tama air direbus sampai mendidih dan dibiarkan sehingga dingin, jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi atau batu. Seluruh bahan ini kemudian diperas melalui saringan ke dalam air matang yang sudah tersedia. Selanjutnya, ramuan yang diperoleh diaduk rata kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol. d. Jamu Pahitan 1.



Manfaat Jamu pahitan dimanfaatkan untuk berbagai masalah kesehatan. Penjual jamu memberikan jawaban yang bervariasi tentang manfaat jamu ini, namun utamanya adalah untuk gatal-gatal dan kencing manis. Penjual yang lain mengatakan manfaatnya untuk 'cuci darah', kurang nafsu makan, menghilangkan bau badan, menurunkan kolesterol, perut kembung/sebah, jerawat, pegal, dan pusing.



2. Bahan baku Bahan baku dasar dari jamu pahitan adalah sambiloto. Racikan pahitan sangat bervariasi, ada yang hanya terdiri dari sambiloto, tetapi ada pula yang menambahkan bahan-bahan lain yang rasanya juga pahit



seperti brotowali, widoro laut, doro putih, dan babakan pule. Ada pula yang mencampurkan bahan lain seperti adas dan atau empon-empon (bahan rimpang yang dipergunakan dalam bumbu masakan). 3. Cara pengolahan Pembuatan jamu pahitan adalah dengan merebus semua bahan ke dalam air sampai air rebusan menjadi tersisa sekitar separuhnya. Cara ini dimaksudkan agar semua zat berkhasiat yang terkandung dalam bahan dapat larut ke dalam air rebusan. Sebagai hasil akhirnya, diperoleh rebusan dengan rasa sangat pahit. Khusus jamu pahitan, tidak diberikan gula atau bahan pemanis lain. Sebagai penawar rasa pahit, konsumen minum jamu gendong lain yang mempunyai rasa manis dan segar seperti sinom atau kunir asam. e. Jamu Kunci Sirih 1. Manfaat Jamu kunci suruh dimanfaatkan oleh wanita, terutama ibu-ibu untuk mengobati keluhan keputihan (fluor albus). Sedangkan manfaat lain yaitu untuk merapatkan bagian intim wanita (vagina), menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim dan perut, serta dikatakan dapat menguatkan gigi. 2. Bahan baku Bahan baku jamu ini sesuai dengan namanya, yaitu rimpang kunci dan daun sirih. Biasanya selalu ditambahkan buah asam yang masak. Beberapa penjual jamu menambahkan bahan-bahan lain yang biasa digunakan dalam ramuan jamu keputihan atau jamu sari rapat seperti buah delima, buah pinang, kunci pepet, dan majakan. Dalam penelitian ini, ditemukan bahan lain yang ditambahkan, yaitu jambe, manis jangan, kayu legi, beluntas, dan kencur. Sebagai pemanis digunakan gula pasir, gula merah, dan dibubuhkan sedikit garam. 3. Cara pengolahan Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu air direbus sampai mendidih sesuai dengan kebutuhan. Bahan-



bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), diperas, disaring, dan dimasukkan ke dalam air matang yang sudah didinginkan. Selanjutnya, ditambahkan gula sesuai kebutuhan, sampai diperoleh rasa manis sesuai selera dengan cara dicicipi. Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan. f. Jamu Kudu Laos 1. Manfaat Menurut sebagian besar penjual jamu, khasiat jamu kudu laos adalah untuk menurunkan tekanan darah. Tetapi, ada pula yang mengatakan untuk melancarkan peredaran darah, menghangatkan badan, membuat perut terasa nyaman, menambah nafsu makan, melancarkan haid, dan menyegarkan badan. 2. Cara pengolahan Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu yaitu pertama-tama air direbus sampai mendidih sejumlah sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu kemudian diperas dan disaring dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin. Selanjutnya ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi). Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan. g. Jamu Uyup-uyup/Gepyokan 1. Manfaat Jamu uyup-uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan untuk meningkatkan produksi air susu ibu pada ibu yang sedang menyusui. Hanya seorang penjual jamu yang mengatakan bahwa ada khasiat lain, yaitu untuk menghilangkan bau badan yang kurang sedap, baik pada ibu maupun anak dan 'mendinginkan' perut. 2. Bahan baku dan cara pengolahan



Bahan baku jamu uyup-uyup sangat bervariasi antar pembuat jamu, namun pada umumnya selalu menggunakan bahan empon-empon yang terdiri dari kencur, jahe, bangle, laos, kunir, temulawak, puyang, dan temugiring. Cara pengolahan, yaitu semua bahan dicuci bersih tanpa dikupas, selanjutnya empon-empon dirajang (diiris tipis) ditambah bahan-bahan lain dan ditumbuk kasar, lalu diperas serta disaring. Perasan dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin. Selanjutnya ditambahkan gula (atau pemanis buatan) sampai diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi). h. Anton-anton muda Khasiat: Untuk menjaga agar wanita hamil muda (1 s/d 6 bulan) tetap sehat dan tidak banyak muntah-muntah, menghilangkan lesu, lemah i. Anton-anton tua Khasiat: Untuk menjaga kesehatan wanita hamil 7 bulan keatas yang sering merasa capai, lelah, pucat. 2.3 Efek samping Jamu a.



Infeksi lambung Buat orang yang memiliki penyakit asam lambung harus berhati-hati nih, dalam mengonsumsi jamu. Terutama jamu tradisional yang ditambahkan dengan zat kimia, seperti obat jenis asam matenamat atau fenibutason. Dapat menyebabkan diare, bahkan infeksi pada dinding lambung.



b. Sakit kepala Jamu yang mengandung zat sildenafil dalam kadar yang tinggi akan mengiritasi saraf serta menghambat laju aliran darah ke kepala, sehingga menyebabkan sakit kepala. c. Sembelit Zat kimia pada jamu bisa mengikat dan menyerap cairan tubuh serta air disaluran kandung kemih. Zat tersebut juga dapat mengeringkan feses di dalam tubuh, yang berakibat kamu akan menjadi sulit untuk buang air besar secara normal.



d. Kehilangan nafsu makan Kandungan dexamethasone dan CTM yang ditambahkan pada jamu akan menyebabkan seseorang kehilangan nafsu makannya, bahkan bisa menurunkan berat badan dan berkurangnya imunitas tubuh. e. Gagal ginjal akut Jamu yang terbuat dari bahan herbal yang dipadukan dengan obat jenis Fenibutason dalam kadar yang tinggi, akan memiliki resiko racun yang berakibat dapat merusak ginjal secara perlahan. Tidak hanya itu, ginjal juga akan merasakan menderita tekanan dan kelelahan karena terus bekerja menyaring racun atau zat kimia fenibutason yang ada pada jamu supaya tidak membahayakan bagian tubuh lainnya. f. Pelebaran pembuluh darah wajah Zat kimia yang dicampur dengan bahan herbal bisa menyebabkan pelebaran pembuluh darah diseputar wajah yang diakibatkan oleh penolakan dalam darah. g. Kram perut , Nyeri dada dan mual Jamu yang mengandung zat kimia jenis sibrutamine bisa menyebabkan kram perut dengan nyeri yang luar biasa pada dada. Parahnya lagi, zat kimia dapat langsung menyebabkan serangan mual mendadakan yang akan membuat kamu pingsan. Menurut dr. Hasnah Siregar, Sp.OG, jamu bisa dikonsumsi oleh ibu hamil karena bisa memberikan manfaat bagi tubuh dan janin. Namun, pengonsumsiannya harus dibatasi agar sesuai dengan anjuran. Jamu yang tidak terbuat dari bahan alami atau yang dijual dalam bentuk kemasan masih ada kemungkinan mengandung bahan kimia. Ibu hamil yang mengonsumsi jamu jenis ini bisa mengalami keguguran, melahirkan secara prematur, dan kontraksi tidak wajar pada rahim. Bahan Jamu yang Diperbolehkan dan Dilarang berdasarkan American Pregnancy



Bahan



jamu



yang



masih



diperbolehkan



untuk



dikonsumsi



berdasarkan American Pregnancy terdiri dari: 1. Jahe (meringankan mual) 2. Daun peppermint (meringankan mual dan kembung) 3. Daun raspberry merah (menurunkan rasa sakit saat melahirkan) Sementara itu bahan jamu yang tidak diperbolehkan dikonsumsi adalah 1. kencur, 2. rosemary, 3. ginseng. Tiga bahan ini berdampak buruk pada kehamilan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Jamu bisa dikonsumsi oleh ibu hamil asal diawasi dan bahannya tidak berbahaya. Namun, kalau Anda ragu saat akan minum jamu, lebih baik tidak dilakukan dan diganti dengan minuman atau suplemen sesuai anjuran dokter.



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi untuk kesehatan. Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan serian (generik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat (Biofarmaka IPB, 2013). 3.2 Penutup dan Saran Saya sadar bahwa makalah yang saya susun masih banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu saya  mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang positif dan membangun, guna penyusunan makalah saya berikutnya agar dapat tersusun lebih baik lagi. Semoga dengan adanya makalah ini, sebagai tenaga medis mampu . Terima kasih semoga bermanfaat.



DAFTAR PUSTAKA



http://scholar.unand.ac.id/15662/2/bab%201.pdf https://abstrak.uns.ac.id/wisuda/upload/H3513035_bab2.pdf http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2961/6 https://doktersehat.com/minum-jamu-tradisional-saat-hamil-bolehkah/ http://ourlz.blogspot.com/2013/11/makalah-jamu-dan-khasiatnya.html?m=1